Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

( TERM OF REFERENCE )

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Perhubungan.


Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Perhubungan Udara/
Direktorat Bandar Udara
Program : Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Udara
Hasil (Outcome) : Tahapan Pembangunan Prasarana Bandar Udara Dalam Rangka
Pemenuhan Standar Keselamatan & Keamanan serta Peningkatan
Kapasitas
Lokasi Kegiatan : Bandar Udara Morowali Sulawesi Tengah
Kegiatan : Pembangunan rehabilitasi dan pemeliharaan prasana bandar udara
Indikator Kinerja Kegiatan : Gedung Workshop
Jenis Keluaran (Output) : Pembangunan Gedung Workshop
Volume Keluaran (Output) : 320
Satuan Ukur Keluaran (Output) : M2

A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan
Hidup Bandar Udara.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2001 tentang keamanan dan Keselamatan Penerbangan
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 9, tambahan lembaran Negara nomor 4075).
d. Peraturan pemerintah Nomor 70 tahun 2001 tentang Kebandarudaraan (Lembaran Negara Tahun
2001 Nomor 128, tambahan lembaran Negara nomor 4146).
e. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
f. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 69 Tahun 2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan
Nasional.
g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 Tahun 2013 tentang Standar Biaya Tahun 2014 di
Lingkungan Kementerian Perhubungan.
h. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 47 tahun 2002, tentang spesifikasi Operasi Bandar
Udara.
i. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 48 tahun 2002, tentang Penyelenggaraan Bandar
Udara Umum
j. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 22 tahun 2002, tentang Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil (CASR).
k. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 29 Tahun 2014 tentang Manual Standar
Teknis dan Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil – Bagian 139 (Manual Of
Standard CASR Part 139) Volume I Bandar Udara (Aerodromes).
l. Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SE 7 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan Fasilitas
Sisi Udara Bandar Udara.
m. Keputusan Direktur Jenderal perhubungan Udara Nomor : SKEP/161/IX/03 tentang petunjuk
pelaksanaan Perencanaan/Perancangan Landas Pacu, Taxi Way, Apron pada Bandar Udara
n. Keputusan Direktur Jenderal perhubungan Udara Nomor : SKEP/347/XIII/03 tentang Standar
Rancang bangun dan /Rekayasa fasilitas dan peralatan Bandar Udara.
o. Referensi Teknis Nasional
1) Standar Nasional Indonesia;
2) Peraturan dan Standar lain yang relevan;
p. Standar Internasional
1) ICAO Annex 14 beserta manualnya yang terdiri dari :
a) Aerodromes Design Manual (Doc 9157)
b) Aerodromes Planning Manual (Doc 9184)
c) Airport Service Manual (Doc 9137)
2) FAA;
3) American Standard Testing Manual (ASTM);
4) ASHTO;
5) Dan standar lain yang relevan dengan jenis pekerjaan.

2. Gambaran Umum

Kabupaten morowali sebagai bagian dari kabupaten baru yang masuk dalam lingkup wilayah provinsi
sulawesi tengah memerlukan adanya penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang baik dan
mencukupi. Untuk moda transportasi udara diperlukan adanya pembangunan bandar udara sebagai
fasilitas transportasi yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik
turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi,
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan
fasilitas penunjang lainnya.Bandar Udara Morowali diharapkan dapat didarati pesawat dengan jenis
F.50, C-212, DASH-7, A 200, CN 235 dan ATR 72-500.Bandar Udara merupakan pintu gerbang pada
suatu daerah.Bandar Udara Morowali adalah bandar udara baru yang dibangun untuk mendukung
perkembangan kabupaten pada umumnya.Pelaksanaan pembangunan bandara morowali mengacu
pada ketentuan penetepan lokasi yang ditetapkan oleh keputusan menteri perhubungan nomor : 10
tahun 2008 dan rencana induk tahun 2007.pemerintah daerah kabupaten morowali telah melaksanakan
pembebasan lahan seluas 154 ha, sesuai dengan kebutuhan bandara sampai dengan tahap ultimate.

3. Latar Belakang Usulan Kegiatan

Pada saat ini di Bandara Morowali belum mempunyai Gedung Workshop, maka perlu dilakukan
pembangunan gedung tersebut guna menampung peralatan fasilitas bengkel., sehingga penunjang
operasional khususnya di bidang pelayanan keselamatan penerbangan dapat berjalan dengan aman

A. PENERIMA MANFAAT

Manfaat pembangunan Bandar Udara Morowali adalah untuk meningkatkan perekonomian wilayah,
menyediakan suasana yang kondusif untuk berinvestasi dan mengantisipasi era perdagangan bebas, serta
menjaga stabilitas pertahanan dan keamanan nasional.
Dengan adanya pembangunan / pengembangan serta pemenuhan standar pada bandar udara morowali,
maka seluruh masyarakat / seluruh elemen pengguna jasa kebandarudaraan akan menerima manfaatnya
karena akan memudahkan dan meningkatkan kelancaran jalur transportasi untuk berhubungan dengan
kota-kota lainnya
B. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN

1. Metode Pelaksanaan.
Adapun metode pelaksanaan kegiatan dilakukan secara kontraktual dengan mengacu kepada
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah dengan
semua perubahannya beserta petunjuk teknisnya.

2. Tahapan pelaksanaanpekerjaan.
Pada awal pelaksanaan pekerjaan, kontraktor dapat memulai pekerjaan setelah menerima Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) dengan kegiatan persiapan pekerjaan meliputi :
 Pekerjaan mobilisasi alat
 Pekerjaan pengukuran awal dan pembuatan profil design
 Pengujian-pengujian awal material/bahan yang hendak dipakai atau digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan di laboratorium independen atau yang ditunjuk.

- Tahapan Pekerjaan Fisik


Tahapan pekerjaan fisik adalah tahapan pekerjaan dimana pekerjaan konstruksi dilaksanakan
setelah pekerjaan persiapan dilakukan. Tahapan ini dilaksanakan dengan durasi waktu pekerjaan
sesuai dengan kontrak yang telah disetujui.

- Tahapan pengawasan
Pelaksanaan pengawasan ini dilakukan dari mulai awal mobilisasi s/d masa pelaksanaan dan
pemeliharaan oleh konsultan pengawas, untuk menjaga mutu hasil pekerjaan dan pelaksanaan
sesuai dengan rencana kerja yang telah diajukan.

- Tahapan pemeliharaan
Tahapan pemeliharaan ini adalah tahapan dimana terdapat mutu pelaksanaan pekerjaan kurang
baik yang tidak sesuai dengan rencana kerja dan spesifikasi untuk dilakukan perbaikan dan di
tahapan ini merupakan tahapan perawatan hasil pekerjaan dengan jangka waktu yang telah
ditetapkan dalam kontrak.

2.1 LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan Pembangunan Gedung Workshop Secara umum, kontraktor pelaksana terpilih dalam
melakukan pembangunan perlu mengikuti tahap-tahapan pekerjaan sebagai berikut:
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pek. Mobilisasi dan Demobilisasi
2 Pek. Pengukuran Sebelum dan Sesudah Pekerjaan
Termasuk Profil Design
3 Pek. Quality Controll
4 Pek. Barak Kerja / Gudang / Papan Nama Proyek

2.2 HASIL / PRODUK YANG DIHARAPKAN


a. Terwujudnya Fasilitas Gedung Workshop

b. Dokumen laporan pelaksanaan kegiatan Pekerjaan Perluasan Gedung Workshop


Kontraktor pelaksana yang terpilih harus mendokumentasikan dan melaporkan setiap kemajuan
Pekerjaan Pembangunan Gedung Workshop Terminal yang mencakup:
Laporan-laporan perkembangan pekerjaan yang terdiri dari laporan awal, antara dan laporan final.
Foto-foto pekerjaan dari 0% sampai dengan 100%, berwarna minimal ukuran kartu pos, foto-foto
tersebut mencakup minimal enam peristiwa yaitu (i) sebelum pekerjaan dimulai,
(ii) pelaksanaan pengukuran (iii) pelaksanaan pekerjaan beton, (iv) pelaksanaan pembuatan
kanopi,
(iii)
2.3 PERSYARATAN PENYEDIA :

1, MEMILIKI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI (IUJK)


2, MEMILIKI SERTIFIKAT BADAN USAHA (SBU)
a. Jenis Kegiatan : Pelaksana Kontruksi
b. Kualifikasi : Kecil
c. Klasifikasi : Bangunan gedung
d. Bangunan Gedung : Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Gedung Lainya
(BG009)
3,KEBUTUHAN TENAGA AHLI
Penyedia Jasa bertanggung jawab menyiapkan tenaga ahli yang diusulkan dalam penyusunan kegiatan
ini. Adapun kebutuhan tenaga dengan kualifikasi keahlian dan pengalaman professional dalam
bidangnya masing-masing adalah sebagai berikut :
Pengala
Jumla
No. Uraian Kualifikasi SKA/SKT man
h
Tahun
TENAGA SKT
Pelaksana Bangunan Memiliki Sertifikat Pelaksana Bangunan 1 -
Gedung/Pekerjaan Gedung Gedung/Pekerjaan Gedung
1
(SMK Sederajat / S I Teknik TA.022
Sipil)
Memiliki Sertifikat K3 1
2 Petugas K3 Konstruksi
Konstruksi
4, KEBUTUHAN PERLATAN
Penyedia Jasa harus menyiapkan peralatan minimal yang dipersyaratkan sebagai berikut :
No. Urauian Kualifikasi Jumlah
Peralatan inti
Bukti Kepemilikan / Surat 3
1 Dump Truck 5 Ton
Perjanjian Sewa dan Uji Kir
Bukti Kepemilikan / Surat 1
2 Tackel
Perjanjian Sewa
Bukti Kepemilikan / Surat 1
3 Conrete Mixer
Perjanjian Sewa
Bukti Kepemilikan / Surat 1
4 Las Blended
Perjanjian Sewa
Bukti Kepemilikan / Surat 1
5 Vibrator/Stamper
Perjanjian Sewa
5, Penyedia Membuat Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
Identifikasi Bahaya antara lain :
- Pembersihan Lokasi : Reruntuhan,tertusuk Benda Tajam
- Galian Tanah Pondasi : Tertusuk Benda Tajam, Kena pacul
- Pasangan Dinding Batu Bata : Reruntuhan Batu
- Pekerjaan Baja : Terkena Serpihan Baja,tertimpa Potongan Baja
- Instalasi Listrik : Tersengat Listrik

ii. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN

Dalam melaksanakan Pekerjaan Pembangunan Gedung Workshop diharapkan dapat diselesaikan dalam
waktu 6 (enam) bulan atau 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender dengan masa pemeliharaan selama
6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender.

Berikut rencana kurun waktu untuk mencapai keluaran kegiatan dari mulai penerimaan DIPA sampai
dengan Serah Terima Akhir Pekerjaan (PHO) :

2020 2021
No. Uraian Kegiatan
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penerimaan DIPA 2021


2 Proses Lelang
3 Tanda Tangan Kontrak
4 Pelaksanaan Pekerjaan
Serah Terima Pertama
5
Pekerjaan

iii. PAGU ANGGARAN BIAYA YANG DIPERLUKAN

Seluruh biaya dari kegiatan ini berasal dari dana APBN dengan jumlah pagu Rp. 2.274.924.000,- (Dua
Milyar Dua Ratus Tujuh Puluh Empat Juta Sembilan Ratus Dua Puluh Empat Ribu Rupiah) tertera
dalam Harga Perkiraan Sendiri ( HPS )

Morowali, 28 Desember 2020


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
KANTOR UPBU MOROWALI

HASWAN, SE
Penata Muda ( III/a )
NIP. 19860729 201012 1 002

Anda mungkin juga menyukai