Anda di halaman 1dari 144

Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS

A. PENDAHULUAN

1. Penyedia Jasa harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak cipta
yang melekat pda barang, bahan, dan jasa yang digunakan atau disediakan Penyedia Jasa
untuk pelaksanaan Pekerjaan.

2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan
oleh Penyedia Jasa, Penyedia Jasa harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi
Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan setuju
atau tidak.

3. Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan Penyedia Jasa
tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan,
maka Penyedia Jasa harus tetap memenuhi ketentuan standar yang disyaratkan dalam
Dokumen Kontrak.

4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para
calon penawar untuk dapat menyusun Penawaran yang realistis dan kompetitif, sesuai
dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan atau persyaratan lain dalam Penawaran mereka.

5. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua
barang dan bahan yang akan digunakan dalam Pekerjaan adalah baru, belum digunakan,
dari tipe/model yang terakhir diprodusir/dikeluarkan, dan termasuk semua
penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan.

6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar nasional (SNI, SII,
SKSNI, dsb) untuk barang, bahan, dan jasa/pengerjaan/fabrikasi dari edisi atau revisi
terakhir, atau standar internasional (ISO, dsb)/standar negara asing (ASTM, dsb)
padanannya (equivalennya) yang secara substantif sama atau lebih tinggi dari standar
nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan, dan
pengerjaan/jasa/fabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar internasional atau
standar negara asing.

7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan
penggunaan standar satuan ukuran lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak
dapat dielakkan.

8. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi tidak terbatas pada :


1). Lingkup Pekerjaan, termasuk ketentuan angka 8 diatas
2). Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk Kontrak
3). Spesifikasi Umum :
a. Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya :
i. UU tentang Lingkungan;
ii. UU tentang keselamatan kerja;
iii. UU/PP/SK Bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja;
iv. UU/PP tentang Galian C
v. Perda terkait; dsb.
b. Dokumen Acuan (berupa Standar-Standar) dengan memperhatikan
ketentuan tersebut pada angka 6 dan 7 di atas.
c. Alinyemen dan survai
d. Hari kerja dan jam kerja.
e. Gangguan dan keadaan darurat.

ST - 1
Spesifikasi Teknis

f. Penyingkiran material berlebih

4). Spesifikasi Khusus :


a. Lapangan
b. Bangunan/Desain/Pengerjaan spesifik
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik
d. Perancah
e. Pengaturan lalu-lintas
f. Pengendalian Lingkungan

5). Spesifikasi untuk masing-masing mata pekerjaan


a. Apabila ketentuan untuk salah satu bagian Pekerjaan menggunakan dasar
standar pengerjaan atau standar fabrikasi tertentu, dengan beberapa
perubahan, maka pertama-tama harus dicantumkan ketentuan berikut :
PERUBAHAN :
Ketentuan ini didasarkan pada standar ...................................................
(satu atau lebih standar pengerjaan atau standar pabrikasi)
Perubahan-perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
(i) Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan bagian
dari Spesifikasi, akan ditampilkan dalam huruf kursif.
(ii) Kata-kata yang akan dihapus dari standar dan bukan merupakan bagian
dari Spesifikasi, akan ditampilkan dengan huruf yang dicoret (strike out)
sehingga kata-kata/kalimat salah dari standar yang digunakan masih
dapat dibaca
b. Lingkup Pekerjaan
c. Dokumen Acuan (Standar-standar) yang digunakan
d. Uraian ketentuan-ketentuan untuk Mata Pekerjaan yang bersangkutan
apabila tidak digunakan standar tertentu

B. BAGIAN UMUM

1. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan berada pada Kab. Hulu Sungai Tengah

2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :
- Pekerjaan Persiapan;
- Pekerjaan Tanah;
- Pekerjaan Beton

3. Jalan Masuk Daerah Kerja

 Jalan masuk menuju ke lokasi pekerjaan melalui daerah kerja ialah menggunakan
jalan-jalan setempat yang ada, jalan raya, jalan desa yang berdekatan dengan proyek
dapat dilalui oleh kendaraan Roda 4
 Penyedia Jasa hendaknya berpegangan pada semua peraturan dan ketentuan hukum
yang berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung jawab
terhadap kerusakan dan akibat penggunaan jalan tersebut. Penyedia Jasa harus
memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada, sehingga memenuhi kebutuhan
pengangkutannya, sejauh yang dibutuhkannya untuk pekerjaannya.

ST - 2
Spesifikasi Teknis

 Apabila Penyedia Jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Direksi
harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa atas bebannya sendiri, dan harga untuk semua
pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga Kontrak.

4. Gambar-Gambar Yang Disiapkan Penyedia Jasa


4.1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap
a. Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah gambar-
gambar yang telah ditanda tangani oleh Direksi, dan apabila ada perubahan
harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum program
pelaksanaan dimuali.

b. Gambar-gambar pelaksaan
Penyedia Jasa harus menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar ini dibuat detail untuk
pekerjaan konstruksi dan dimana mungkin dapat memperlihatkan bentuk dan
potongan-potongan konstruksi serta lay out dari konstruksi itu sendiri.

c. Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap


dilapangan dan ke Direksi
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah
menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar
tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran
gambar tersebut.

4.2. Gambar-gambar Pekerjaan Sementara


a. Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terperinci, dan
diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal program pelaksanaan atau dalam
waktu yang telah ditentukan dalam kontrak.
Gambar konstruksi yang diusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam
pelaksanaan konstruksi juga harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga)
rangkap.

b. Gambar-gambar untuk Pekerjaan Sementara yang ditinggalkan.


Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan
dengan pekerjaan tetap, secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi
untuk mengubah dan mendapat persetujuan, sebelum tanggal dimualinya
pelaksanaan.

4.3. Gambar-gambar yang sebenarnya terbangun/terpasang (As Built Drawing)


 Selama masa pelaksanaan Penyedia Jasa harus memelihara satu set gambar
yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang
memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak,
sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian di cap
“Sudah dilaksanakan”
 Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh
Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila ditemukan hal-hal
yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa
kembali selama 6 (enam) hari kerja.

ST - 3
Spesifikasi Teknis

5. Standar

Semua bahan dan mutu pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Normalisasi
Standar Indonesia

6. Program Pelaksanaan dan Laporan

6.1. Program Pelaksanaan

Penyedia Jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai Syarat-syarat


Kontrak. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu barchart + kurva S
dan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan :
 Mulai tanggal paling awal
 Mulai tanggal paling akhir
 Waktu yang diperlukan
 Waktu float
 Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
Aktifitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan sementara
dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan persetujuan
gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan kelapangan dan juga kelonggaran
dengan adanya hari libur umum maupun keagamaan.

6.2 Jam Kerja

Sebelum memulai pelaksanaan, Penyedia Jasa akan memberitahukan kepada Direksi


tentang pengaturan Jam Kerja Normal dan waktu kerja yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan, dimana jam kerja tersebut mendapat persetujuan dari
Direksi.

6.3 Rapat Bersama untuk Membicarakan Kemajuan Pekerjaan

Rapat Tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan sebulan sekali pada waktu
yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedah dilakukan, pekerjaan yang diusulkan
untuk bulan selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera
diselesaikan.

6.4 Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan

 Penyedia Jasa harus menyerahkan 4 (empat) rangkap Rencana Kerja Mingguan


yang disetujui oleh Direksi setiap akhir minggu dan untuk minggu-minggu
berikutnya. Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan
konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan
bahan, pengangkutan bahan dan peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi.
 Penyedia Jasa harus menyerahkan 4 (empat) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun
untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah,
pekerjaan bronjong dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
 Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistem
barchart pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini
harus memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama
dengan volume pekerjaannya rencana kerja ini harus diserahkan keapda Direksi
pada hari ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan

ST - 4
Spesifikasi Teknis

6.5 Laporan Quality Assurance dan Rencana Mutu Kontrak.

 Penyedia jasa harus mengisi fomulir Quality Assurance yang ditetapkan oleh
pengguna jasa dan harus disetujui oleh Direksi.

 Penyedia Jasa harus melaksanakan sistem pengendalian dan kepastian kualitas


yang menjamin ketentuan-ketentuan dalam kontrak khususnya kualitas
pekerjaan dipenuhi/diikuti dengan baik sesuai dengan ketentuan dalam Syarat-
Syarat Umum Kontrak, Pasal 17 Program Mutu.
 Paling lambat 28 (dua puluh delapan) hari sesudah SPMK diterbitkan, Penyedia
Jasa wajib menyerahkan rincian Program Mutu kepada PPK yang dengan jelas
menguraikan organisasi, prosedur pelaksanaan pekerjaan, prosedur intruksi
kerja, sumber daya dan mekanisme yang direncanakan untuk menjamin kualitas
pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak termasuk format kerja dan
prosedur pengendalian kualitas dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari
dilapangan.
 Penyedia Jasa harus menyerahkan metoda kerja kepada PPK guna mendapat
persetujuan sebelum pekerjaan dilaksanakan. Metoda kerja tersebut harus secara
rinci menguraikan pekerjaan penunjang, bahan dan peralatan yang digunakan,
tahapan dan urutan pekerjaan, pengendalian kualitas dan prosedur pengujian
serta langkah-langkah untuk keselamatan kerja.

6.6 Laporan Pelaksanaan Pekerjaan

Sebelum tanggal sepuluh tiap bulan atau tiap waktu yang ditentukan Direksi
Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 (lima) salinan Laporan Kemajuan Bulanan
dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail
kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
 Prosentasi kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentasi rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
 Prosentasi dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada
bulan berikutnya.
 Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaiannya.
 Daftar tenaga buruh.
 Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang
dandipindahkan dari lapangan.
 Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap harus
diuraikan sebagai berikut :
a. Jumlah volume pekerjaan untuk berbagai pekerjaan.
b. Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan galian dan timbunan
c. Jumlah banyaknya bangunan, dll
 Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
 Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan
pembayaran yang diperlukan pada bulan berikutnya.
 Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksaan pekerjaan selama bulan laporan.

7 Dokumentasi/Foto

ST - 5
Spesifikasi Teknis

 Penyedia Jasa harus menyerahkan dokumentasi berupa foto-foto selama jangka


waktu kontrak. Pengambilan foto tersebut dilakukan dari awal kegiatan
pelaksanaan pekerjaan dan pada foto-foto tersebut harus dilampirkan pada
laporan kemajuan pekerjaan bulanan sesuai dengan yang tercantum dalam
kontrak.
 Foto tersebut dilengkapi dengan keterangan ringkas dan tanggal pengambilan.
 Biaya untuk pembuatan foto tersebut tidak dilakukan secara terpisah tetapi sudah
termasuk dalam harga satuan lump sum berbagai item pekerjaan yang ada dalam
daftar kuantitas dan harga.

8 Bahan dan Perlengkapan Yang Harus Disediakan Oleh Penyedia Jasa


8.1 Umum

 Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan yang


diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan kecuali yang tercantum dalam kontrak,
semua bahan dan perlengkapan yang merupakan bagian dari pekerjaan harus baru
dan sesuai dengan standar dalam spesifikasi umum.
 Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak
sesuai dengan suatu standar seperti tersebut diatas. Penyedia Jasa harus segera
memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari
direksi.

8.2 Perlengkapan Konstruksi

Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang


diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi
memandang belum sesuai dengan kontrak, maka Penyedia Jasa harus segera
memenuhi kekurangannya, dalam penyediaan semua perlengkapan dan peralatan
harus lengkap dengan spare parts yang cukup dan memeliharanya agar pekerjaan
dapat dikerjakan dengan sempurna.

8.3 Bahan Pengganti

Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut tidak
tersedia dipasarkan maka dapat digunakan bahan pengganti dengan mendapat ijin
tertulis dari Direksi. Harga satuan dalam volume pekerjaan tidak akan disesuaikan
dengan adanya pertambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan
pengganti.

8.4 Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan

 Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau lebih
tempat yang ditentukan Direksi.

 Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan


dan bahan kepada Pengguna Jasa sesuai yang dimintanya untuk tujuan
pemeriksaan, tetapi bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari
tanggung jawabnya untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan
Spesifikasi

9 Survey dan Pengukuran Pekerjaan

ST - 6
Spesifikasi Teknis

9.1 Bench Marks

 Tanda dasar titik referensi untuk pelaksanaan adalah Bench Mark yang
didasarkan pada titik tetap utama. Bench Mark yang lain dan titik referensi yang
terlihat pada gambar yang diberikan kepada Penyedia Jasa sebagai referensi.
Sebelum menggunakan suatu Bench Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark
dasar untuk setting out pekerjaan, Penyedia Jasa perlu melakukan pengukuran
pemeriksaan untuk kepuasan sendiri atas ketelitiannya. Pengguna Jasa tidak akan
bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang lain begitu juga dengan titik
referensinya.

 Penyedia Jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk


kemudahannya, tetapi setiap Bench Mark sementara yang didirikan merupaka
rencana dan tempatnya disetujui oleh Direksi dan akan merupakan ketelitian yang
berhubungan dengan Bench Mark yang didirikan oleh Direksi.

9.2 Permukaan Tanah Asli Untuk Tujuan Pengukuran

 Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan
kontrak. Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka tanah,
sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum mulai bekerja Penyedia Jasa
memberitahukan keapda Direksi secara tertulis untuk menyesuaikan dan
melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut.
 Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Penyedia Jasa
akan mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki
pekerjaan, dengan menggunakan Bench Mark atau titik refreres yang disetujui
Direksi pada saat Wakil Direksi berada. Ketinggian muka tanah yang ditentukan
perlu mendapat persetujuan Direksi. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat
berdasarkan ketinggian yang disetujui.

9.3 Bantuan Pengukuran Staff Direksi

 Penyedia Jasa bekerjasama dengan Direksi dalam pemeriksaan setting out dan
dalam melaksanakan pengukuran untuk mengetahui secara pasti kemajuan
pekerjaan yang diperlukan dalam proses pembayaran.
 Dalam pemasangan patok yang cukup, tiang, pinggir yang lurus, penyangga,
cetakan profil dan lain-lain yang perlu untuk pemeriksaan setting out dan
pengukuran kemajuan pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi. Semua
biaya untuk bahan dan buruh untuk maksud tersebut diatas merupakan beban
Penyedia Jasa dan biaya tersebut sudah termasuk dalam harga satuan didalam
pekerjaan lain-lain pada daftar volume pekerjaan.

10 Pekerjaan Sementara

10.1 Umum

Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, spesifikasi,


pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk
pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana
Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan dilapangan, pertama-tama
diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sesuai dengan prosedur
dalam spesifikasi umum. Apabila Penyedia Jasa sementara di luar daerah lapangan

ST - 7
Spesifikasi Teknis

seperti terlihat pada gambar, semua biaya yang dibuthkan untuk melaksanakan
termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan sebagainya, ditanggung oleh Penyedia
Jasa dan biayanya sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar volume
pekerjaan. Keterlambatan tidak akan meringankan Penyedia Jasa terhadap tanggung
jawab untuk memenuhi ketentuan dalam kontrak. Dalam hal tersebut tidak
diberikan perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan.

10.2 Lapangan Kerja

Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan, dijamin oleh Pengguna Jasa dan bebas dari biaya pembebasan tanah.
Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada tanah tadi
pada gambar atau seperti petunjuk Direksi. Penyedia Jasa hendaknya membatasi
kegiatan peralatan dan anak buahnya pada tanah yang dibebaskan, termasuk arah
jalan masuk yang disetujui Direksi sehingga mengurangi kerusakan
tanaman/pemilikan dan kerusakan tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya
diperbaiki. Sebelum diterimanya pekerjaan oleh Pengguna Jasa tanah harus
dikembalikan ke keadaan semula. Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung
kepada Pengguna Jasa atau orang lain, Penyedia Jasa mengganti kerugian terhadap
semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan
dalam Kontrak.

10.3 Kantor Penyedia Jasa, Perkampungan, Gudak, Bengkel, Pemondokan buruh,


dsb

 Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara, mengerjakan bangunan


sementara seperti kantor Penyedia Jasa, perkampungan, stafnya, gudang,
bengkel, pondokan buruh dan bangunan sementara lainnya. Setelah selesai
pekerjaan, supaya diserahkan kepada pemberi tugas.
 Penyedia Jasa supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan
sementara secara umum kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada
waktu yang diterapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum
mendapat persetujuan Direksi.
 Perkampungan staff Penyedia Jasa dan pemondokan buruh harus dilengkapi
dengan semua pelayanan yang perlu seperti saluran pembuang, penerangan,
jalan, gang, tampat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan
kebakaran dan peralatan pencegahan sesuai dengan batas yang ditentukan
dalam kontrak.
 Penyedia Jasa supaya juga melengkapi keperluan air bersih dan penerangan
yang cukup untuk kantor, perkampungan stafnya, pemondokan buruh, bengkel
dan tempat lainnya daerah kerja.

11 Keamanan dan Pemeriksaan Kesehatan


11.1 Umum

Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan


pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan, bahan peledak
dan bensin, pemagaran sementara, keamanan dan pencegahan kebakaran, dibuat
dan dipelihara oleh Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus
bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan, dan
menyerahkan peraturan dan organisasi untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

ST - 8
Spesifikasi Teknis

Tidak ada pembayaran tambahan, dan dalam hal ini semua biaya sudah termasuk
dalam harga Kontrak.

11.2 Peraturan Kesehatan

Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan
keadaan sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan
tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi dan oleh
pengusaha setempat.
Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil langkah-
langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja tetap bersih.

11.3 Pencegahan Kebakaran

Penyedia Jasa harus melakukan setiap pencegahan dan melindungi api yang terjadi
pada atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang
diperlukan/peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan pada
semua bangunan air dan bangunan tempat tinggal, pemondokan buruh dan
bangunan lainnya.
Penyedia Jasa harus berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di
lapangan kerja. Dalam hal ini Penyedia Jasa menyediakan perlengkapan yang
mutlak diperlukan dan tenaga buruh yang dikerjakan dilapangan, termasuk
peralatan dan tenaga Sub Penyedia Jasa.

ST - 9
Spesifikasi Teknis

C. BAGIAN TEKNIS

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. Pekerjaan Pembersihan

Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memelihara Pekerjaan bebas


dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran, sampah, yang diakibatkan oleh operasi
pelaksanaan. Pada saat selesainya pekerjaan semua sisa bahan bangunan dan bahan-
bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan, dan mesin-mesin harus
disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang nampak harus dibersihkan dan proyek
ditinggal dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.

a. Pembersihan Selama Pelaksanaan

 Kontraktor harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin


bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas
dari akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang
diakibatkan oelh operasi-operasi di tempat kerja dan memelihara tempat kerja
dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.
 Kontraktor harus menjamin bahwa rumput yang tumbuh pada berm lama atau
yang baru dikerjakan dan pada talud samping dipangkas dan dipelihara
sedemikian rupa sehingga ketinggiannya maksimum 3 cm.
 Bilamana dianggap perlu, Kontraktor harus menyemprot bahan dan sampah
yang kering dengan air untuk mencegah debu atau pasir yang beterbangan.
 Kontraktor harus menjamin bahwa rambu jalan dan sejenisnya dibersihkan
secara teratur agar bebas dari kotoran dan bahan lainnya.
 Kontraktor harus menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan
bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.
 Kontraktor harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di
tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah
dan Undang-Undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku.
 Kontraktor tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan
proyek tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
 Kontraktor tidak diperkenankan membuang limabh berbahaya, seperti cairan
kimia, minyak, atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.

b. Pembersihan Akhir

 Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. Kontraktor juga harus mengembalikan
bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen
Kontrak ke kondisi semula.
 Pada saat pembersihan akhir, semua struktur harus diperiksa ulang untuk
mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan
akhir. Lokasi yang diperkeras di tempat kerja dan semua lokasi diperkeras
untuk umum yang bersebelahan langsung dengan tempat kerja harus disikat
sampai bersih. Permukaan lainnya harus digaru sampai bersih dan semua
kotoran yang terkumpul harus dibuang.

c. Pengukuran dan Pembayaran

 Pembayaran pekerjaan pembersihan dilakukan berdasar harga penawaran lump-


sum untuk pekerjaan pembersihan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

ST - 10
Spesifikasi Teknis

 Bila item pekerjaan pembersihan tersebut tidak terdapat dalam Daftar Kuantitas
dan Harga, maka segala beaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa guna
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Penyedia Jasa.

2. Pekerjaan Pengukuran dan Penggambaran

 Pekerjaan Pengukuran/Penggambaran diharuskan sesuai dengan persyaratan-


persyaratan dalam syarat dan ketentuan survey pengukuran baik pemetaan,
potongan memanjang dan melintang, titik dasar pengukuran akan ditentukan oleh
Direksi.
 Penyedia Jasa diharuskan membuat patok-patok (Bouplank) yang telah ditetapkan
dilapangan dan berdasarkan ukuran-ukuran (Bouplank) tersebut Penyedia Jasa
dapat melaksanakan pekerjaan dimaksud.
 Apabila Direksi masih memandang perlu pemasangan/penambahan patok-patok
pertolongan yang lebih detail, maka Penyedia Jasa harus melaksanakannya atas
biaya penyedia jasa.

Pengukuran dan Pembayaran

 Semua beaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam
beaya lump-sum untuk Pekerjaan Pengukuran dan Penggambaran sesuai seperti
yang diuraikan pada bagian Umum di atas dalam Spesifikasi ini.yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
 Bila item pekerjaan/beaya lump-sum diatas tidak tercantum dalam Daftar Kuntitas
dan Harga, segala beaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan
untuk kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen,
dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab
sepenuhnya Penyedia Jasa.

3. Pembuatan Fasilitas Sementara Kontraktor (Kantor, Direksi keet, Base camp dll).

 Penyedia Jasa harus membuat/menyediakan fasilitas kerja berupa barak kerja


seperti Kantor, gudang, bengkel, rumah/mess, ataupun fasilitas lainnya
dilapangan.
 Penyedia Jasa harus memelihara fasilitas kerja tersebut diatas selama pelaksanaan
pekerjaan.
 Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan/peralatan, tenaga dan alat bantu
lainnya yang diperlukan jumlahnya sesuai yang dibutuhkan.

Pengukuran dan Pembayaran

 Semua beaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam
beaya lump-sum untuk Pekerjaan Fasilitas Lapangan sesuai seperti yang diuraikan
pada bagian Umum di atas dalam Spesifikasi ini.yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
 Bila item pekerjaan/beaya lump-sum diatas tidak tercantum dalam Daftar Kuntitas
dan Harga, segala beaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan
untuk kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen,
dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab
sepenuhnya Penyedia Jasa.

4. Administrasi, Photo dan Dokumentasi

ST - 11
Spesifikasi Teknis

Administrasi, photo dan dokumentasi meliputi pekerjaan-pekerjaan :


 Pencetakan gambar-gambar rencana pelaksanaan (Construction Drawing), gambar-
gambar kerja dan hasil kerja (As Built Drawing)
 Pembuatan laporan-laporan berupa laporan harian, mingguan, bulanan dan laporan
lainnya.
 Cuci cetak film (dokumentasi)
 Buku Cetakan, tamu, dll

Pengukuran dan Pembayaran

 Semua beaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam
beaya lump-sum untuk Pekerjaan Administrasi, Photo dan Dokumentasi sesuai
seperti yang diuraikan pada bagian Umum di atas dalam Spesifikasi ini.yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

 Bila item pekerjaan/beaya lump-sum diatas tidak tercantum dalam Daftar Kuntitas
dan Harga, segala beaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan
untuk kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen,
dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab
sepenuhnya Penyedia Jasa.

5. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat

 Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan yang cukup di lapangan sesuai dengan
daftar yang diajukan pada saat penawaran.
 Penyedia Jasa tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan kalau kebutuhan
peralatan untuk pekerjaan tersebut belum tersedia secara keseluruhan, sesuai jadwal
pelaksanaan
 Penyedia Jasa harus benar - benar memperhitungkan kapasitas dari tiap-tiap
peralatan guna tercapainya waktu dan kualitas dari pekerjaan yang dimaksud.
 Peralatan yang digunakan harus dalam keadaan baik dan jalan sehingga tidak
menghambat kelancaran/kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang mengakibatkan
terlambatnya penyelesaian pekerjaan.
 Disamping peralatan tersebut diatas, kontaktor diwajibkan
mendatangkan/menyediakan peralatan–peralatan penting lainnya untuk menunjang
pelaksanaan pekerjaan di lapangan sehinggga pekerjaan dapat selesai sesuai urutan
kegiatan pelaksanaan.
 Pembongkaran tempat kerja oleh Kontraktor pada akhir periode Pelaksanaan,
termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik
Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula
sebelum Pekerjaan dimulai. Dalam hal ini pemindahan peralatan dari tanah milik
Pemerintah tidak akan mengurangi kewajiban Kontraktor untuk menyediakan
semua sumber daya yang diperlukan selama periode pemeliharaan seperti
keuangan, manajemen, peralatan, pekerja dan bahan.

Pengukuran dan Pembayaran

 Pengukuran kemajuan mobilisasi dan demobilisasi alat akan ditentukan oleh


Direksi Pekerjaan atas dasar jadwal kemajuan mobilisasi dan demobilisasi yang
lengkap dan telah disetujui seperti yang diuraikan pada bagian Umum di atas dalam

ST - 12
Spesifikasi Teknis

Spesifikasi ini.
 Pembayaran atas dasar harga lump sum menurut jadwal pembayaran yang diberikan
di bawah, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan dan pemasangan semua peralatan, dan untuk semua pekerja, bahan dan
perkakas, dan biaya lainnya yang perlu untuk menyelesaikan semua pekerjaan dari
Spesifikasi ini. Walaupun demikian Direksi Pekerjaan dapat setiap saat selama
pelaksanaan pekerjaan memerintahkan Penyedia jasa untuk menambah peralatan
yang dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan harga lump sum untuk
mobilisasi dan demobilisasi.
Pembayaran biaya lump sum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai berikut:
a) 50% (lima puluh persen) bila mobilisasi 50% selesai, dan pelayanan atau fasilitas
pengujian laboratorium telah lengkap dimobilisasi.
b) 20% (dua puluh persen) bila semua peralatan utama berada di lapangan dan
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
c) 30% (tiga puluh persen) bila demobilisasi selesai dilaksanakan.
Bilamanan Penyedia Jasa tidak menyelesaikan mobilisasi dan demobilisasi sesuai
dengan salah satu dari kedua batas waktu yang disyaratkan maka jumlah yang disahkan
oleh Direksi Pekerjaan untuk pembayaran adalah presentase angsuran penuh dari harga
lump sum Mobilisasi dan Demobilisasi dikurangi sejumlah dari 1% (satu persen) nilai
angsuran untuk setiap keterlambatan satu hari dalam penyelesaian sampai maksimum
50 (lima puluh) hari.

6. Pengeringan

 Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan pengeringan dilokasi


pekerjaan guna menjamin mutu, kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan
dengan membuat bangunan sementara yang berupa tanggul, bangunan/saluran
pengelak, bangunan pengamanan, penyediaan pompa air, dan lainnya untuk
memindahkan aliran air sehingga tidak menggenangi lokasi pekerjaan dan
membongkar/membersihkannya bila pekerjaan telah selesai dikerjakan.
 Segala beaya yang dikeluarkan untuk upaya pengeringan ini, kecuali bila sudah
disediakan secara tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia
Jasa.

Pengukuran dan Pembayaran

 Semua beaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam
beaya lump-sum untuk Pekerjaan Pengeringan sesuai seperti yang diuraikan pada
bagian Umum di atas dalam Spesifikasi ini.yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.
 Bila item pekerjaan/beaya lump-sum diatas tidak tercantum dalam Daftar Kuntitas
dan Harga, segala beaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan
untuk kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen,
dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab
sepenuhnya Penyedia Jasa.

II. PEKERJAAN TANAH

A. Penebasan dan Pembersihan Semak Belukar (Clearing Grubbing)

(1) Lingkup Pekerjaan

ST - 13
Spesifikasi Teknis

Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah pekerjaan pembersihan dan pembongkaran
tanah dari pangkal/tunggul bentang pohon, gelondongan kayu, belukar dan tanaman lain
serta bahan non-organik yang berupa pagar, bangunan, fondasi, puing dan kotoran
lainnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar kerja atau dalam batas wilayah
garis sempadan daerah/lokasi pekerjaan.

Penyedia Jasa wajib terlebih dahulu mendapat persetujuan PPK sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan terutama batas daerah yang akan ditebas dan dibersihkan, dan pohon,
bangunan dan obyek lainnya yang tidak boleh diganggu/dirusak serta metoda kerja yang
harus menjaga keutuhan tanaman dan bangunan diluar batas daerah kerja. Bila metoda
tebas-bakar dipilih Penyedia Jasa dalam pelaksanaan pekerjaan, maka pengendalian,
keamanan, dan penilaian atas aspek lingkungan harus diperhatikan.

Bila lahan dalam batas wilayah garis sempadan didominasi tanaman yang tingginya
kurang dari 2.0 m atau tanaman dengan diameter batas setinggi dada (DSD) kurang dari
10 cm, maka pembukaan dan pembersihan lahan didaerah tersebut tidak dapat
dikategorikan sebagai pekerjaan ”penebasan dan pembersihan semak belukar” dalam
Spesifikasi Teknik ini, tetapi sebagai pekerjaan stripping sesuai dengan ketentuan dalam
Pasal B ialah pengupasan tanah organik: lapisan rumput, tanah bagian atas, akar-akaran
dan bahan non-organik yaitu sisa bangunan, fondasi dan lain-lain serta
mengeluarkannya dari lokasi pekerjaan.

(2) Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran pekerjaan ini dilaksanakan dalam satuan luas meter persegi yang diukur
dalam batas wilayah garis sempadan dan pembayaran untuk pekerjaan ini dilakukan
berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.

B. Pengupasan Tanah Lapis Atas (Stripping)

(1) Lingkup Pekerjaan

Yang dimaksud dengan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas (stripping) adalah
pengupasan tanah lapis atas yang banyak mengandung bahan organik: rumput, akar-
akaran maupun bahan non-organik: sisa bangunan fondasi dan lain-lain dan membuang
material hasil kupasan tersebut dari lokasi pekerjaan saluran dan bangunan dan lokasi
pengambilan tanah bahan timbun (borrow-pit) atau lokasi lain sesuai dengan gambar
kerja atau printah PPK.
Pengupasan lapisan tanah bagian atas dilaksanakan setebal 20 cm atau sesuai dengan
gambar kerja kecuali bila ditentukan lain oleh PPK. Penyedia Jasa sebelum
melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan PPK tentang
batas wilayah yang tanah lapisan atasnya akan dikupas dan lokasi pembuangan material
hasil kupasan.

(2) Pengukuran dan Pembayaran

Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan m-kubik (m3) yang dihitung dari
elevasi permukaan tanah asli sampai elevasi batas kupasan sesuai dengan gambar kerja
yang telah disepakati.

ST - 14
Spesifikasi Teknis

Pembayaran pekerjaan pengupasan lapisan tanah bagian atas ini dilakukan berdasarkan
harga satuan yang ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga kecuali
dilokasi borrow-pit pengupasan tanah lapisan atas tidak dibayar.

C. Galian

Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan, tanah biasa dan galian batu
termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya perlakuannya, jalan akses dan
bangunan penunjang (separator, relokasi, bangunan pengaman dan lain-lain) yang diperlukan
serta pengangkutan material hasil galian kelokasi yang disepakati untuk tempat pembuangan
akhir atau penimbunan sementara (stock piling) sebelum dimanfaatkan lebih lanjut.

Penyedia Jasa wajib menyerahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan digali, metoda kerja
pekerjaan galian termasuk peralatan yang digunakan, pengangkutan ke lokasi pembuangan
akhir atau penampungan sementara sebelum pemanfaatan untuk bahan timbun, paling lambat
30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan galian.

Penyedia Jasa wajib melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan bersama PPK
sesudah pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukar selesai dikerjakan atau waktu
yang lain sesuai dengan perintah PPK yang hasilnya berupa gambar hasil pengukuran yang
menunjukkan elevasi muka tanah, tampang memanjang dan melintang harus diserahkan
kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan. Gambar-gambar hasil pengukuran pra-
konstruksi diatas untuk selanjutnya dipergunakan sebagai acuan dan dasar perhitungan
kuantitas pekerjaan galian.

Penyedia Jasa wajib mencegah dari kerusakan dan melindungi tanah dibawah elevasi galian
pekerjaan permanen: saluran dan bangunan agar tetap dalam keadaan yang baik, kerusakan
tanah pada tanah pondasi tersebut yang disebabkan oleh kesalahan Penyedia Jasa harus segera
diperbaiki dengan beayanya sendiri.

Dalam hal pekerjaan galian melampaui batas yang ditetapkan dalam gambar kerja (gambar
hasil pengukuran pra-konstruksi) Penyedia Jasa dengan beayanya sendiri harus menimbun
bagian tersebut dengan bahan timbun yang disetujui PPK.

Penyedia Jasa harus memberitahu PPK bila pekerjaan galian telah selesai dikerjakan untuk
dilakukan pemeriksaan guna persetujuan sebelum pekerjaan lanjutan/bangunan irigasi
dilaksanakan.

1. Klasifikasi Galian

Pekerjaan galian diklasifikasikan sebagai pekerjaan galian tanah dan pekerjaan galian
batu sebagai berikut:

1.1 Galian Tanah

Pekerjaan galian tanah yang dimaksud adalah galian tanah, sedimen/ endapan, pasir,
kerikil, kerakal, atau batu yang dapat digali dengan mudah tanpa menggunakan alat
khusus (ripper) atau peledakan termasuk upaya penanganannya,
pembentukan/perapian lubang galian agar sesuai dengan lokasi, jalur, elevasi,
kelandaian dan dimensi seperti yang telah ditetapkan dalam gambar atau
petunjuk/perintah PPK, serta pengangkutan material hasil galian ke lokasi
pembuangan akhir atau lokasi penampungan sementara sebelum dipergunakan
sebagai tanah bahan timbun.

ST - 15
Spesifikasi Teknis

Galian tanah diklasifikasikan dalam 5 (lima) tipe galian sesuai dengan kondisi dan
lokasi daerah penggalian sebagai berikut:

Tipe-A : galian untuk saluran, jalan, drainasi dan galian tanah biasa lainnya yang
berada diatas permukaan air.

Tupe-B : galian tanah endapan, longsoran/puing/debris, diatas permukaan air


untuk normalisasi saluran.

Type-C : galian untuk fondasi bangunan irigasi dan bangunan pelengkap.

Type-D : galian dibawah permukaan air pada saluran tanpa upaya pengeringan/
pemompaan.

Type-E : galian dasar sungai untuk pembangunan bendung, tanggul sungai, dan
fasilitas lainnya, dimana tanah dilokasi galian mengandung banyak
kerikil, kerakal dan batu.

Semua tipe pekerjaan galian tersebut termasuk penanganannya dilokasi pembuangan


akhir/sementara : penghamparan dan pemadatan, perapian dan fasilitas drainasi:

ST - 16
Spesifikasi Teknis

(a) Galian Bangunan

Dimensi galian bangunan irigasi dan bangunan pelengkap yang diperhitungkan


dalam pembayaran pekerjaan tersebut dibatasi sesuai dengan ketentuan dibawah
ini, kecuali apabila karena suatu sebab ditentukan lain oleh PPK.

Kemiringan
Bangunan di lokasi
atau Kondisi Galian
tanah biasa
Dimensi
- Tebing/talud galian 1:1.0 - pasir dan kerikit
yang terbuka untuk 1:0.5 - bukan pasir dan
sementara kerikil
- Tebing/talud galian 1:1.0 sampai 1:1.5 - diatas muka air
yang terbuka secara 1:2.0 - dibawah muka air
permanen
- Jarak horizontal
batas galian dari tepi
0.5 m -
luar fondasi
bangunan
- Lebar berm pada
setiap 3.0 m 0.5 m -
kedalaman galian

Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk tidak mendapat tambahan pembayaran


bila galian dilaksanakan melampaui batas-batas diatas tanpa persetujuan PPK
dan harus menimbun dan memadatkannya dengan bahan timbun yang disetujui
PPK dengan beaya ditanggung Penyedia Jasa.

Profil galian : dasar dan tebing yang telah selesai digali harus dirapikan dan
dipadatkan dan diperiksa PPK untuk mendapat persetujuan sebelum bangunan
diatasnya, konstruksi beton atau pasangan batu dilaksanakan, demikian pula bila
sewaktu-waktu tebing galian longsor akibat kegiatan peralatan berat atau sebab
lain karena kelalaian Penyedia Jasa.

Bila dalam metoda kerja galian diperlukan penimbunan sementara tanah hasil
galian (stock-piling) sebelum tanah tersebut diangkut kelokasi penimbunan
permanen sebagai tanggul atau bangunan permanen lainnya sehingga berakibat 2
(dua) kali kerja atau double-handling, maka beaya yang dikeluarkan oleh
Penyedia Jasa untuk kegiatan tersebut, dianggap sudah termasuk dalam harga
satuan pekerjaan galian atau timbunan.

(b) Galian Borrow Pit


Tanah yang baik untuk pekerjaan timbunan tipe-B dan Tipe-C harus diambil dari
borrow-pit yang disetujui PPK, dan Penyedia Jasa berkewajiban membayar
segala pengeluaran beaya untuk pengadaan tanah bahan timbun tersebut
termasuk beaya pembelian/ganti rugi kepada pemilik tanah, pajak galian tipe-C,
royalti, perijinan dan pengeluaran lainnya.

Penyedia Jasa wajib menyerahkan hasil uji laboratorium untuk tanah dilokasi
borrow-pit yang diusulkan kepada PPK guna mendapatkan persetujuan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum kegiatan galian borrow-pit dilaksanakan.

Kegiatan galian borrow-pit boleh dilakukan hanya bila telah mendapatkan


persetujuan PPK dan sesudah pekerjaan penebasan dan pembersihan semak

ST - 17
Spesifikasi Teknis

belukar pada Pasal A, dan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas pada Pasal B,
telah selesai dilaksanakan sehingga dijamin bahwa tanah bahan timbun benar-
benar sudah bersih dan bebas dari bahan organik.

Penyedia Jasa wajib memperhatikan dan menjaga kadar air/moisture content dari
tanah untuk bahan timbunan tersebut agar memenuhi persyaratan dan tidak
melampaui batas-batas nilai yang telah diidentifikasi dalam uji laboratorium.
Penyedia Jasa sebaiknya melakukan upaya tersebut di lokasi borrow-pit dengan
membangun sistem drainasi dan membuat kemiringan tertentu pada permukaan
galian agar tetap kering.

Penyedia Jasa wajib mendapatkan persetujuan dari PPK berkaitan dengan


kedalaman dari galian sebelum kegiatan pengambilan tanah untuk bahan timbun
dilaksanakan. Kecelakaan yang terjadi di borrow-pit dianggap sebagai kelalaian
Penyedia Jasa dalam menjamin keselamatan kerja.

Segala beaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk melaksanakan seluruh


kegiatan diatas dalam pengadaan tanah untuk bahan timbun, dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan timbunan tanah dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.

1.2. Galian Batu

(a) Galian Tipe-F, Galian Batu Lunak


Galian tipe-F, galian batu lunak adalah galian batu yang dapat dilaksanakan
dengan menggunakan peralatan bantu tertentu misalnya ripping dozer, pick
hammer dan giant breaker tanpa menggunakan metoda kerja peledakan/blasting.

Bila Penyedia Jasa menggunakan metoda kerja peledakan karena untuk


kemudahan dan kelancaran pelaksanaan, maka beaya tambahan yang dikeluarkan
termasuk keselamatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

Pekerjaan galian tipe-F, sudah termasuk pengangkutan batu hasil galian ke lokasi
pembuangan yang disediakan Penyedia Jasa dan disetujui PPK.

(b) Galian Tipe-G, Galian Batu Keras


Galian tipe-G, galian batu keras adalah galian batu yang berada dilokasi
pekerjaan berupa lapisan batuan masif, padat, dan kokoh atau berupa batuan lepas
dengan volume masing-masing lebih dari 1.0 meter kubik dengan diameter lebih
dari 0.30 m yang tidak dapat dipisahkan tanpa peledakan atau dengan bulldozer
dan peralatan berat lainnya. Batuan seperti ini dapat disebut juga sebagai ”sound-
rock” yang karena keras dan susunan teksturnya tidak dapat dipecah dengan hand
pick-hammer.

Klasifikasi batu tersebut diatas akan diputuskan oleh PPK berdasarkan kondisi di
lapangan, antara lain bila perlu dilakukan uji-coba produktivitas peralatan.

Pekerjaan galian batu tipe-G, dianggap sudah termasuk beaya untuk


pengangkutan batu hasil galian ke lokasi pembuangan yang disediakan Penyedia
Jasa dan disetujui PPK.

2. Pemanfaatan, Penampungan Sementara (Stock piling) dan Pembuangan


Tanah/Batu Hasil Galian

ST - 18
Spesifikasi Teknis

2.1 Pemanfaatan dan Pembuangan Tanah Hasil Galian


(a) Bila PPK berpendapat bahwa tanah hasil galian tipe-A, tipe-D dan tipe-E
memenuhi syarat sebagai bahan timbun sesuai dengan ketentuan dalam
Spesifikasi ini, maka tanah hasil galian tersebut harus dimanfaatkan untuk
bangunan permanen seperti tanggul, timbunan jalan, saluran dan bangunan.

Bila berdasarkan hasil uji laboratorium tanah hasil galian terdiri dari 2 (dua) jenis
tanah yang memenuhi dan tidak memenuhi spesifikasi sebagai tanah bahan
timbun, Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan galian wajib berupaya agar
kedua jenis tanah tersebut tidak bercampur bila tanah yang memenuhi spesifikasi
akan dipergunakan dalam konstruksi sesuai dengan perintah.

Tanah hasil galian yang memenuhi syarat pada umumnya sebagai berikut:
• diameter butiran (partikel) maksimum 100 mm
• Pasticity Index (PI), lebih besar dari 15%.

Tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbun:
• Tanah lapis atas yang mengandung banyak bahan organik.
• Plasificity Index (PI) kurang dari 15%.
• Liquid Limit (LL) lebih dari 50%
• Diameter butiran lebih dari 100 mm
• Batu lunak dan batu keras.

Persetujuan PPK terhadap pemanfaatan tanah hasil galian untuk keperluan


pekerjaan permanen, tanggul, urugan kembali dan lainnya akan diberikan
berdasarkan hasil uji laboratorium tanah galian yang dikerjakan dan diserahkan
oleh Penyedia Jasa, tidak hanya persyaratan diatas.

Bila tanah yang sudah disepakati sebagai bahan timbun terlalu basah dengan
kandungan air melampaui kadar air optimum hasil uji laboratorium (Standard
Practor Test), maka tanah tersebut harus ditampung untuk sementara waktu
dilokasi yang disediakan Penyedia Jasa dan disetujui PPK yang dilengkapi
dengan fasilitas drainasi, guna mendapat perlakuan khusus: penghamparan,
pengeringan dan lain-lain untuk menurunkan kadar airnya sampai memenuhi
persyaratan sebagai tanah bahan timbunan.

Kelebihan tanah hasil galian harus dibuang ke lokasi pembuangan yang


disediakan Penyedia Jasa dan telah disetujui PPK. Penimbunan tanah buangan
paling tinggi 2.0 m dan tidak diperbolehkan mengganggu jaringan drainasi
disekitarnya. Bila dianggap perlu Penyedia Jasa wajib menutup timbunan hasil
buangan dengan tanah yang baik bila menurut PPK timbunan hasil galian tersebut
berdampak negatip terhadap lingkungan disekitarnya, beaya yang dikeluarkan
untuk keperluan ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

(b) Hasil galian tanah endapan tipe-B dari pekerjaan normalisasi saluran harus
dibuang di lokasi yang disediakan Penyedia Jasa diluar daerah kerja sesuai
dengan ketentuan seperti yang diuraikan diatas.

2.2 Pembuangan Batu Hasil Galian


Batu lunak hasil galian tipe-F dan batu keras hasil galian tipe-G harus dibuang keluar
daerah kerja dilokasi yang disediakan Penyedia Jasa, kecuali bila ditentukan lain oleh
PPK.

ST - 19
Spesifikasi Teknis

Penimbunan batu hasil galian tersebut harus dibatasi paling tinggi 2.0 m dan tidak
diperbolehkan mengganggu jaringan drainasi dan tidak berdampak negatip terhadap
lingkungan disekitarnya dengan beaya menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia
Jasa.

2.3 Pemilahan dan Pembuangan Tanah Borrow Pit


Lokasi borrow pit dan pemanfaatan tanahnya sebagai tanah bahan timbunan harus
mendapat persetujuan PPK sebelum galian borrow pit dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dalam Pasal 1.1.(b) dan bila berdasarkan hasil uji laboratorium tanah
borrow pit ternyata terdiri dari tanah yang memenuhi syarat dan tanah yang tidak
memenuhi syarat sebagai bahan untuk timbunan maka Penyedia Jasa wajib
melaksanakan pemilahan pada waktu penggalian tanah borrow pit sehingga tanah
yang akan dimanfaatkan untuk timbunan/pekerjaan permanen tidak terkontaminasi
dan membuang tanah yang tidak memenuhi syarat sebagai bahan timbunan di lokasi
yang disediakan Penyedia Jasa sesuai dengan ketentuan dalam Pasal C.2.1.(a).

3. Pengukuran dan Pembayaran

3.1 Galian Tanah

(a) Pekerjaan galian tanah tipe-A, tipe-D, dan tipe-E diukur dalam satuan meter
kubik (m3) galian tanah dan kupasan tanah lapisan atas, sesuai dengan dimensi
dan kemiringan yang ditunjukkan dalam gambar kerja dan telah diselesaikan
dengan rapi.

Pembayaran untuk pekerjaan galian tanah tipe-A, tipe-D dan tipe-E dilaksanakan
sesuai dengan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah
termasuk beaya untuk pekerja, peralatan, bahan bangunan dan semua pekerjaan
penunjang dan upaya lain untuk kelancaran pelaksanaan yang diperlukan untuk
pekerjaan galian, pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan atau lokasi
penampungan sementara (stock-pile), perapian tebing galian, jalan akses
sementara, pengeringan/pemompaan dan lain-lain.

(b) Pekerjaan galian tanah tipe-B diukur dalam satuan meter kubik (m3) galian tanah
endapan (sedimen) pekerjaan normalisasi saluran yang diperhitungkan
berdasarkan hasil pengukuran (setting-out survey), gambar kerja dan pekerjaan
yang telah diselesaikan dengan rapi.

Pembayaran pekerjaan galian tipe-B dilaksanakan berdasarkan harga satuan


dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk semua beaya untuk
pekerja, peralatan, bahan dan pekerjaan penunjang dan upaya lain yang
diperlukan untuk kelancaran pekerjaan galian, angkutan dan pembuangan tanah
hasil galian termasuk landasan kerja untuk alat berat diatas tanah lembek, jalan
akses sementara, relokasi saluran/bangunan pengelak, parsisi,
pengeringan/pemompaan dan lain-lain.

3.2 Galian Bangunan, Galian Tipe-C

Galian bangunan sebagai salah satu jenis pekerjaan dalam Daftar Kuntitas dan Harga,
diukur dalam satuan meter kubik (m3) yang diperhitungkan dari permukaan tanah asli
atau permukaan tanah yang telah dikupas lapisan atasnya sampai ke garis dan elevasi
galian yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dalam spesifikasi ini.

ST - 20
Spesifikasi Teknis

Pembayaran pekerjaan galian bangunan/galian tipe-C dilaksanakan berdasarkan harga


satuan pekerjaan ini dalam Daftar Kuantitas dan Harga, tetapi bila tidak ada jenis
pekerjaan galian bangunan/galian tipe-C dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka
harga untuk pekerjaan ini dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan
beton dalam Daftar Kunatitas dan Harga.

Harga satuan pekerjaan ini sudah termasuk semua beaya untuk pekerja, peralatan,
bahan, pengukuran, angkutan dan pembuangan, perapian dan pencegahan dari
longsoran tebing, perapian, penampungan sementara dan pemanfaatannya sebagai
bahan untuk timbunan tanah dan pekerjaan lainnya kecuali bila ditetapkan secara
terpisah dalam Daftar Kuantitas dan Harga ialah jalan akses sementara, relokasi
saluran dan pengamanannya, pengeringan, pekerjaan partisi dan lain-lain.

3.3 Galian Batu


Galian batu lunak dan galian batu keras diukur dalam satuan meter kubik (m 3) yang
diperhitungkan mulai dari permukaan batu sampai ke garis dan elevasi galian yang
sudah dirapikan sesuai dengan gambar kerja. Penetapan tentang jenis galian batu
lunak dan galian batu lunak sesuai ketentuan dalam spesifikasi ini, garis batas antara
kedua jenis galian batu ditetapkan oleh PPK.

Pembayaran untuk galian batu lunak dan galian batu keras akan dilakukan sesuai
dengan harga satuan jenis pekerjaan tersebut dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Harga tersebut dianggap sudah termasuk semua beaya untuk pekerja, peralatan,
bahan, pengukuran, galian, angkutan dan pembuangan, perapian dan pencegahan
longsoran tebing galian dan upaya lainnya kecuali bila sudah ditetapkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga misalnya jalan akses sementara, relokasi saluran dan bangunan
pengelak/pengaman, pengeringan/pemompaan, partisi dan lain-lain.

Harga satuan pekerjaan galian batu keras sudah termasuk beaya untuk peledakan batu
dan upaya lainnya yang diperlukan kelancaran pelaksanaan.

ST - 21
Spesifikasi Teknis

3.4 Galian Borrow-Pit

Galian tanah borrow pit diukur dalam satuan meter kubik (m 3) untuk tanah timbunan
yang dipadatkan sebagai pekerjaan timbunan (permanen) tipe-B dan tipe-C, sesuai
dengan ketentuan dalam spesifikasi ini.

Pembayaran untuk galian tanah borrow-pit sudah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan timbunan tipe-B dan tipe-C.

D. Timbunan Tanah dari luar dipadatkan

1. Jenis Timbunan

Pekerjaan timbunan tanah adalah semua jenis pekerjaan timbunan tanah yang
dilaksanakan untuk terwujudnya konstruksi permanen : saluran, jalan inspeksi, pekerjaan
timbunan bagian dari bangunan irigasi dan bangunan pelengkap yang tanahnya berasal
dari pekerjaan galian atau borrow-pit dan berdasarkan hasil uji laboratorium memenuhi
syarat dan spesifikasi teknik serta sudah mendapat persetujuan PPK sebelum pekerjaan
timbunan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa wajib menyampaikan metoda kerja pekerjaan timbunan kepada PPK
termasuk semua kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk
mendapatkan persetujuan sebelum dilaksanakan.

Pekerjaan timbunan harus dilaksanakan sesuai dengan jalur, dimensi, elevasi dan
kemiringan timbunan yang ditetapkan dalam gambar kerja yang telah disepakati. Kecuali
bila ada ketentuan lain, Penyedia Jasa harus menambah timbunan tambahan (extra
filling), lima persen (5%).

1) Jenis Timbunan Berdasarkan Jarak Angkut

Tipe-A : pekerjaan timbunan dengan tanah yang berasal dari pekerjaan galian
disekitarnya.

Tipe-B : pekerjaan timbunan dengan tanah yang berasal dari borrow-pit atau
dari pekerjaan galian dengan jarak angkut sesuai dengan yang
ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Kecuali bila ada
ketentuan lain, pada umumnya semua jenis pekerjaan timbunan
termasuk kategori tipe-B ini.

Tipe-C : pekerjaan timbunan dengan tanah yang secara khusus mendapat


persetujuan PPK, berasal dari borrow-pit dengan jarak angkut sesuai
dengan yang ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Kecuali bila ada ketentuan lain, pekerjaan timbunan tipe-C hanya untuk
tujuan khusus yang disetujui PPK dan sesuai dengan yang tiperlihatkan
dalam gambar kerja.

Tipe-D : pekerjaan timbunan di lokasi dengan tanah fondasi yang lembek dan
muka air tanah yang tinggi, tanah untuk bahan timbunan berasal dari
borrow-pit dengan jarak angkut sesuai dengan yang ditentukan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga. Timbunan tipe-D hanya diterapkan

ST - 22
Spesifikasi Teknis

dibagian pekerjaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau


atas perintah PPK.

2) Jenis/Kelompok Pekerjaan Timbunan Berdasarkan Pemadatan


Pemadatan Biasa/Normal (Tipe-A1,B1,C1,D1):

Pekerjaan timbunan tanah untuk saluran, tanggul, jalan, timbunan untuk bangunan
irigasi dan bangunan pelengkap dan konstruksi permanen lainnya yang
diperintahkan PPK.

Tingkat kepadatan untuk kelompok pekerjaan timbunan dengan pemadatan biasa


harus tidak boleh kurang dari 95% kepadatan kering maksimum (95% MDD,
maximum dry density) sesuai dengan ketentuan dalam ASTM D-698.

Kelompok pekerjaan timbunan dengan pemadatan biasa terdiri dari 3 (tiga) golongan
ialah :

(i) Tipe-A1, menggunakan tanah dari hasil pekerjaan galian


(ii) Tipe-B1, dan D1, menggunakan tanah dari borrow-pit
(iii) Tipe-C1, menggunakan tanah yang secara khusus mendapat persetujuan PPK
berasal dari borrow-pit disekitar lokasi pekerjaan.

Pemadatan Ringan (Tipe-A2, B2, C2, D2)

Pekerjaan timbunan tanah untuk mengganti tanah yang asli, sebagai bangunan
penyangga beban (counter-weight) dan pekerjaan timbunan lainnya sesuai dengan
perintah PPK.

Tingkat kepadatan untuk pekerjaan timbunan dengan pemadatan ringan harus tidak
boleh kurang dari 85% kepadatan kering maksimum (85% MDD, maximum dry
density).

Pekerjaan timbunan dengan pemadatan ringan terdiri dari 3 (tiga) golongan:


(i) Tipe-A2, menggunakan tanah dari hasil pekerjaan galian
(ii) Tipe-B2 dan D2, menggunakan tanah dari borrow-pit.
(iii) Tipe-C2, menggunakan tanah yang secara khusus mendapat persetujuan PPK
berasal dari borrow pit disekitar lokasi pekerjaan.

2. Penghamparan, Perlakuan dan Pemadatan

2.1 Uji Coba Timbunan

Sebelum pekerjaan timbunan untuk konstruksi yang permanen akan dilaksanakan,


Penyedia Jasa wajib terlebih dahulu mengerjakan uji coba pelaksanaan pekerjaan
timbunan dilapangan menggunakan tanah bahan timbunan, peralatan, tenaga kerja
dan metoda kerja yang sudah mendapat persetujuan PPK sebelumnya.

Uji coba timbunan ini dimaksudkan guna memilih metoda kerja untuk pekerjaan
timbunan yang efisien berdasarkan jumlah peralatan yang dipergunakan, tebal lapisan
yang dipadatkan, jumlah lintasan alat pemadat serta tingkat kepadatan yang dicapai
yang harus memenuhi Spesifikasi Teknik ini.

ST - 23
Spesifikasi Teknis

Metoda kerja yang disetujui oleh PPK tidak dapat dipakai alasan bagi Penyedia Jasa
untuk lepas tanggung jawab terhadap tingkat kepadatan dan kinerja pekerjaan
timbunan.

Apabila karena suatu sebab perlu dilakukan perubahan metoda kerja atau tanah bahan
timbunan dari lokasi borrow pit lainnya, Penyedia Jasa wajib melakukan uji coba
timbunan ulang.

Bila uji coba timbunan tersebut dilaksanakan dilokasi tanggul, saluran, jalan atau
pekerjaan permanen lainnya, maka hasil uji coba tersebut dapat dibayar sebagai
bagian dari pekerjaan timbunan bila menurut pertimbangan PPK telah memenuhi
persyaratan. Sebaliknya bila hasil tes kepadatan uji coba timbunan tidak memenuhi
ketentuan dalam Spesifikasi ini, maka timbunan hasil uji coba tersebut harus
dibongkar oleh Penyedia Jasa dari lokasi pekerjaan.

2.2 Fondasi Timbunan

(1) Tipe-A, Tipe-B dan Tipe-C


Sebelum timbunan tanah dilaksanakan, permukaan tanah fondasinya harus
terlebih dulu dikupas sesuai dengan ketentuan dalam Pasal B, Spesifikasi Teknik
ini. Selanjut permukaan tanah yang telah dibersihkan dari humus dan bahan
organik lainnya, dicangkul/dibajak sedalam tidak kurang dari 15 cm merata pada
seluruh permukaan, sebelum lapis pertama (1) tanah bahan timbunan
dihamparkan.

Beaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk pekerjaan diatas dianggap
sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan timbunan yang ditawarkannya
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

(2) Tipe-D
Untuk pekerjaan timbunan dengan tanah fondasi yang lembek dan muka air tanah
yang tinggi, sesudah perlakuan terhadap permukaan tanah fondasi selesai
dikerjakan seperti yang dijelaskan dalam Pasal D.2.2.(1) maka upaya pengeringan
dengan pompa air perlu dilaksanakan paling tidak 2 (dua) jam sebelum pekerjaan
timbunan dikerjakan.

Selama pekerjaan timbunan dikerjakan, tinggi muka air tanah harus tetap dijaga
paling sedikit 30 cm dibawah permukaan timbunan, dan bila permukaan tanah
timbunan tergenang maka permukaan tanah tersebut harus dikupas setebal paling
sedikit 5 cm atau sesuai dengan perintah PPK dan kemudian dicangkul/dibajak
selama 15 cm seperti yang telah diuraikan dalam Pasal (2.2.(1).

2.3 Penghamparan, Pengendalian Kadar Air, dan Pemadatan Tanah


(1) Penyedia Jasa wajib menyerahkan metoda kerja termasuk peralatan yang
dipergunakan kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan sebelum timbunan
tanah dikerjakan. Sebelum timbunan lapisan pertama dihampar dipermukaan
tanah fondasi, perlakuan terhadap permukaan tanah fondasi seperti diuraikan
dalam Pasal D.2.2.(1) harus terlebih dahulu diselesaikan.

Permukaan tanah asli atau timbunan lama harus dibuat bertangga sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau perintah PPK sebelum penghamparan
tanah bahan timbunan dikerjakan.

ST - 24
Spesifikasi Teknis

Untuk lereng timbunan lama yang akan digali dengan bertangga, terlebih dahulu
permukaan lereng tersebut harus dikupas dan dibersihkan dari bahan organik,
setelah selesai baru kemudian dibuat bertangga, sehingga tanggul yang baru dapat
sepenuhnya menyatu dengan tanggul/timbunan yang lama.

Penghamparan tanah bahan timbunan secara mendatar dengan tebal tidak boleh
lebih dari 30 cm atau harus sesuai dengan hasil uji coba timbunan seperti telah
diuraikan dalam Pasal D.2.1 Tanah yang berbentuk bongkah-bongkah harus
dipecah-pecah sebelum dipadatkan. Tidak diperkenankan memperlebar timbunan
tanah dengan cara mencurahkan tanah lepas dari atas timbunan lama.

(2) Kadar air tanah bahan timbunan harus dijaga agar disekitar kadar air optimum dengan
toleransi + 3% sampai -5% dari kadar air optimum hasil uji laboratorium atau
ketentuan lain atas perintah PPK berdasarkan soil-properties tanah tersebut.

Pemadatan harus dikerjakan hingga tingkat kepadatan timbunan mencapai 95%


kepadatan kering maksimum untuk pemadatan biasa/normal dan 85% untuk pemadatan
ringan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal D.1.2).

Untuk lereng timbunan yang akan diperkuat dengan lapisan/talud beton, sebelum talud
beton dipasang/dicor, lereng timbunan terlebih dahulu harus dirapikan dan dipadatkan
dengan tamping-rammer atau alat lain yang disetujui PPK sesuai dengan dimensi yang
ditunjukkan dalam gambar kerja.

3. Pengukuran dan Pembayaran

3.1 Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan timbunan tipe-A1,A2,B1,B2,C1,C2 dan D
dilakukan dalam satuan meter-kubik (m3) timbunan padat yang diukur berdasarkan
tampang memanjang, tampang melinang, elevasi, kemiringan, dan jarak sesuai dengan
gambar kerja yang telah disepakati dan hasil pengukuran prestasi kerja yang terakhir
termasuk timbunan tipe D, dengan memperhatikan settlement dan subsidence tanah
fondasi yang masih berlanjut.

3.2 Pembayaran
(a) Tipe-A1 dan Tipe-A2
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga termasuk beaya untuk upah, bahan, peralatan serta semua beaya yang
dikeluarkan Penyedia Jasa untuk kelancaran dan kemudahan dalam pelaksanaan
pekerjaan antara lain: penampungan sementara, platform alat berat diatas tanah
lembek, pengendalian kadar air dan pemadatan, pembentukan dan perapian
timbunan dan lain-lain.

(b) Tipe-B1 dan Tipe-B2


Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga termasuk beaya untuk menyediakan borrow-pit, angkutan, pembuangan,
penampungan sementara, platform alat berat diatas tanah lembek, penghamparan,
pengendalian kadar air dan pemadatan, pembentukan dan perapian timbunan dan
segala beaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk kelancaran dan kemudahan
dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk beaya untuk upah, bahan, peralatan,
perijinan, royalty dan lain-lain.

(c) Tipe-C1 dan Tipe-C2

ST - 25
Spesifikasi Teknis

Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan


Harga termasuk beaya untuk penyediaan borrow-pit, angkutan, pembayaran,
penampungan sementara, platform alat berat diatas tanah lembek, penghamparan,
pengendalian kadar air dan pemadatan, pembentukan dan perapian timbunan dan
segala beaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk kelancaran dan kemudahan
dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk upah, bahan, peralatan, perijinan, royalti
dan lain-lain.

(c) Tipe-D
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan Daftar Kuantitas dan Harga
termasuk beaya untuk penyediaan borrow-pit, angkutan, pembuangan,
penampungan sementara, platform alat berat diatas tanah lembek, penghamparan,
pengendalian kadar air dan pemadatan, pembentukan dan perapian timbunan dan
segala beaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa untuk kelancaran dan kemudahan
dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk upah, bahan, peralatan, perijinan, royalti
dan lain-lain.

E. Timbunan/Urugan Kembali
Pekerjaan urugan kembali harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja yang disepakati atau
atas perintah PPK, berdasarkan tujuannya urugan kembali digolongkan dalam 2 (dua) tipe,
ialah:

Tipe-A : urugan kembali untuk bangunan :bendung, saluran irigasi dan drainasi dan di
lokasi lain sesuai dengan perintah PPK dengan pemadatan biasa/normal
seperti yang diuraikan dalam Pasal D.1.2) Spesifikasi Teknik ini.

Tipi-B : urugan kembali tanpa pengendalian pemadatan yang ketat, dimaksudkan


untuk saluran pengelak sementara dan lokasi lain yang ditetapkan PPK.

Penyedia Jasa wajib menyampaikan metoda kerja, bahan dan peralatan yang direncanakan
akan digunakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan urugan
kembali dilaksanakan:

Tipe-A : - tanah bahan timbunan harus berasal dari tanah hasil pekerjaan galian atau
dari borrow-pit yang memenuhi syarat sebagai tanah bahan timbun
berdasarkan hasil uji laboratorium dan atas persetujuan/perintah PPK.

- dikerjakan paling sedikit 14 (empat belas) hari sesudah pekerjaan beton


untuk struktur selesai dilaksanakan.

- dikerjakan lapis demi lapis dengan tebal lapisan berdasarkan hasil uji coba
yang tergantung dari material/ tanah bahan timbunan, peralatan yang
dipergunakan dan jumlah lintasannya.

- pada umumnya tebal lapisan urugan kembali yang telah dipadatkan tidak
boleh lebih dari 15 cm.

- kadar air tanah bahan timbunan berkisar antara + 3% sampai -5% dari
kadar air optimum berdasarkan hasil uji laboratorium dengan tingkat
kepadatan 95% kepadatan kering maksimum sesuai dengan kriteria ASTM
D-968.

ST - 26
Spesifikasi Teknis

- pemadatan dengan menggunakan vibro-roller diatas bangunan sampai


jarak 0.50 m diatas bangunan tidak diperkenankan kecuali telah
mendapatkan persetujuan PPK.

Tipe-B. : tanah bahan timbunan berasal dari tanah hasil pekerjaan galian dilokasi
bangunan atau lokasi lain sesuai persetujuan PPK.

Pengukuran untuk pekerjaan urugan kembali tipe-A dilakukan dalam satuan meter kubik (m 3)
yaitu volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan galian dan dinding/permukaan
paling luar bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan yang tidak melampaui elevasi
permukaan tanah asli atau berdasarkan data hasil pengukuran sebelum dan segera setelah
pekerjaan urugan kembali selesai dikerjakan diatas fondasi tanah lembek dimana settlement
dan land subsidence masih terus berlanjut atau sesuai perintah PPK.

Kecuali bila ditetapkan lain oleh PPK, beaya untuk urugan kembali tipe-B sudah termasuk
dalam harga Lamp Sum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Tapi bila berdasarkan perintah
PPK, pembayaran pekerjaan urugan kembali tipe-B harus dilakukan berdasarkan harga
satuan maka pembayarannya dilakukan berdasarkan volume pekerjaan tersebut yang
diperoleh dari data pengukuran sebelum dan sesudah selesainya pekerjaan yang memuaskan
PPK.

Pembayaran pekerjaan urugan kembali dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk beaya untuk : galian, angkutan, re-
handling, penghamparan, pengendalian kadar air, pemadatan, perapian dan beaya lain
termasuk, upah, bahan, peralatan serta pekerjaan penunjangnya.

F. Perkerasan Jalan

Pada umumnya jalan yang akan dibangun atau ditingkatkan adalah jalan inspeksi, kecuali
bila diperlukan jalan penghubung dan jalan akses/masuk ke lokasi jaringan irigasi.
Konstruksi perkerasan jalan, tampang melintang sesuai dengan yang diperlihatkan dalam
gambar lelang.

G. Gebalan Rumput

Permukaan timbunan dan galian tanah harus ditutup dengan gebalan rumput sesuai dengan
gambar kerja atau perintah PPK: Rumput yang ditanam berasal dari lokasi yang telah
disetujui, dengan kondisi baik, hidup, tidak bercampur dengan tanaman liar dan dengan tebal
lapisan tanah tidak kurang dari 5 cm dan rumput tidak boleh dari 10 cm.

Gebalan rumput harus ditanam dan dipaku dengan tusuk bambu secara menerus pada seluruh
permukaan timbunan dan galian sesuai gambar kerja, dengan lebar tambahan/ekstra 20 cm
pada kaki, berm dan puncak tanggul serta disiram segera setelah ditanam dan selanjutnya
secara teratur sampai gebalan rumput tumbuh dengan baik dan memuaskan PPK.

Penyedia Jasa wajib menyerahkan metoda kerja penanaman gebalan rumput kepada PPK
untuk mendapatkan persetujuan sebelum dikerjakan dan bertanggung jawab untuk
pemeliharaannya agar tetap tumbuh dan bebas dari gulma sampai penyerahan (Take-Over
Certificate) dilaksanakan.

Pengukuran untuk pekerjaan gebalan rumput dilakukan dalam satuan luas (m 2) permukaan
tanah yang digebal.

ST - 27
Spesifikasi Teknis

Pembayaran pekerjaan gebalan rumput dilakukan berdasarkan harga satuan per m 2 yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan jadwal pembayaran sebagai berikut:

- sesudah selesai penanaman gebalan umput : 50%


- sesudah penyerahan pertama pekerjaan,atau sesuai dengan perintah PPK : 50%

Harga satuan tersebut termasuk beaya untuk : upah, pengadaan gebalan rumput, peralatan,
pengangkutan, pemeliharaan dan segala beaya yang diperlukan Penyedia Jasa untuk
kelancaran dan kemudahan pelaksanaan pekerjaan.

H. Pengangkutan Tanah Bahan Timbunan dan Sisa Galian

Penyedia Jasa wajib menyerahkan metoda kerja untuk pengangkutan tanah bahan timbunan
dari lokasi borrow-pit dan/atau galian serta pembuangan sisa galian dan/atau tanah yang tidak
memenuhi syarat sebagai bahan timbunan kelokasi pembuangan yang disediakan oleh
Penyedia Jasa, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum dikerjakan kepada PPK untuk
mendapatkan persetujuan.

Metoda kerja tersebut dilampiri dengan peta rencana pemindahan tanah secara mekanis (earth
moving work plan) dilengkapi jalur/lintasan jalan untuk transportasi tanah.

Harga satuan untuk pekerjaan galian dan timbunan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga, sudah termasuk beaya untuk angkutan.

I. Toleransi Pekerjaan Tanah

Dimensi, elevasi dan kemiringan pekerjaan tanah setelah selesai dirapikan dapat diberi
toleransi seperti daftar dibawah ini kecuali bila ditetapkan lain oleh PPK.

(a) Saluran irigasi dan drainasi termasuk bangunan pelengkapnya:


- permukaan dasar : - 5 cm, + 0 cm
- lebar dasar : - 0 cm + 5 cm
- lebar puncak : - 0 cm, + 5 cm
- jalur : ± 5 cm
- kemiringan memanjang: ± 0,1%

(b) Jalan
- permukaan jalan : - 0 cm, + 5 cm
- lebar jalan : - 0 cm, + 10 cm
- jalur : ± 5 cm

(c) Galian bangunan


- dasar galian : + 0 cm, - 5 cm

J. Uji Laboratorium untuk Bahan dan Pekerjaan Selesai

Uji laboratorium untuk bahan timbunan dan urugan sebelum pelaksanaan pekerjaan dan
untuk pengendalian mutu selama pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh Penyedia
Jasa menggunakan laboratoriumnya di lapangan atau laboratorium lain yang disetujui PPK
dengan disaksikan/diawasi oleh PPK.

Penyedia Jasa wajib melaksanakan uji SPT (Standard Cone Penetration Test) pada dasar
galian untuk memastikan kesesuaian tanah sebagai fondasi sebelum dilakukan pengecoran
beton.

ST - 28
Spesifikasi Teknis

Hasil uji laboratorium untuk semua bahan bangunan yang akan dipergunakan untuk pekerjaan
harus disampaikan oleh Penyedia Jasa kepada PPK untuk dikaji dan disetujui.

Uji laboratorium yang akan dikerjakan Penyedia Jasa, metoda baku untuk uji laboratorium
yang akan digunakan dan frekuensi uji laboratorium untuk bahan bangunan selama
pelaksanaan sampai selesainya pekerjaan harus secara rinci mengikuti tabel berikut ini atau
sesuai perintah PPK
Uji laboratorium untuk pekerjaan tanah
Nilai yang Frekuensi Uji
Uji Laboratorium Metoda Baku
disyaratkan Laboratorium
ASTM C127 1. Sebelum tanah bahan
Specific Gravity ASTM C 128 - timbun digunakan
ASTM D 854 2. Sesudah kejadian:
JIS 1203 or - (i) setiap 50.000 m3 atau
Natural Moisture Content ASTM ZD 2216- (ii) sekali setiap bulan
51 (iii) perubahan lokasi
Liquid Limit ASTM D423 - borrow-pit
Plastic Index - > around 15% (iv) setiap ada perubahan
Moisture/Density tanah bahan timbunan
ASTM D2216 -
Relationship
Unconfined Compression
JIS 1216 -
Test
Permeability Test As directed by the Engineer
1. Setiap 10 km panjang
subgrade atau setiap
seksi/bagian panjang
For road jalan.
California Bearing Ratio
AASHTO T193 metalling 30% 2. Perkerasan Jalan :
(CBR)
minimum (i) untuk setiap sumber
material baru
(ii) paling sedikit sekali
sebulan.
Pada setiap dasar galian
Cone Penetration Test AASHTO T206 -
untuk bangunan
* 2 kali sehari (pagi, sore)
Field Density Test ASTM D1556 > 95% MDD pada setiap lokasi
pekerjaan, atau
* setiap 250 m3 pekerjaan
OMC + 3%, - rehabilitasi saluran, atau
Field Moisture Test ASTM D2216
5% * sesuai perintah PPK

III PEKERJAAN BETON

1. Semen dan Agregat Beton

Semen dan agregat yang akan dipergunakan untuk beton termasuk supliernya harus terlebih
dahulu diusulkan oleh Penyedia Jasa dilampiri hasil uji laboratorium kepada PPK guna
mendapatkan persetujuan sebelum dipergunakan.

Semen dan agregat harus disimpan dan dirawat dengan baik untuk memelihara kualitasnya,
dan meskipun sebelum realisasi pengadaan bahan tersebut telah mendapat persetujuan PPK

ST - 29
Spesifikasi Teknis

tetapi masih perlu diperiksa dan diuji laboratorium lagi sebelum dipergunakan sebagai
campuran beton.

Semen dan agregat yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknik
ini harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh dipergunakan untuk
campuran beton.

1.1 Semen

1.1.1 Umum

Semen yang dipergunakan adalah Ordinary Portland Cement yang sesuai dengan
ketentuan AASHTO M85 Type-1. Penyedia Jasa wajib menyerahkan hasil uji
laboratorium yang dibuat produsen (mill certificate) kepada PPK untuk setiap 100
ton PC yang dikirim ke lokasi pekerjaan.
Meskipun sudah ada mill certificate, Penyedia Jasa wajib melakukan uji
laboratorium sesuai dengan standar AASHTO T105 dan T 106 untuk meyakinkan
semen tersebut memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini.

1.1.2 Penyimpan Semen di Lokasi

Semen harus ditaruh dalam kantong kertas yang kuat dan tahan terhadap
bantingan dengan nama produsen, tipe semen, bulan dan tahun produksi harus
dicetak jelas pada kantong.

Segera setelah sampai di lokasi, semen harus disimpan di gudang yang kering,
hujan tidak bocor, beralaskan balok kayu dan ventilasi udara yang baik untuk
mencegah kerusakan semen akibat udara yang lembab. Semen yang sudah
menunjukkan tanda-tanda kerusakan, mulai menggumpal dan mengeras harus
segera dibuang dari lokasi dan tidak boleh dipakai.

Penyedia Jasa wajib menyampaikan gambar rencana gudang semen dan metoda
penyimpanannya kepada PPK untuk dikaji dan disetujui. Tumpukan semen tidak
boleh lebih dari 13 (tiga belas) kantong, dan bila penyimpanan akan lebih dari 2
(dua) bulan, tumpukan semen tidak boleh lebih dari 7 (tujuh) kantong.

Semen yang telah disimpan digudang lebih dari 1 (satu) bulan pada musim hujan
dan lebih dari 3 (tiga) bulan pada musim kemarau harus segera dikeluarkan dari
gudang dan tidak boleh dipergunakan. Penyimpanan dan pemakaian semen dari
gudang harus berdasarkan FIFO, first in-first out, dan kantong-kantong semen
ditata sedemikian sehingga memudahkan aksesibilitas untuk pemeriksaan.

1.2 Agregat Beton

1.2.1 Umum

Agregate beton harus berasal dari batu yang padat, keras dan awet, bebas dari
segala kotoran, bahan organik, kontaminasi bahan kimia dan bahan perusak
lainnya. Bila perlu PPK akan memerintahkan pencucian supaya bersih dan
menolak agregat yang tidak memenuhi Spesifikasi ini.

1.2.2 Agregat Kasar

ST - 30
Spesifikasi Teknis

Agregat kasar untuk campuran beton harus berasal dari produksi peralatan
pemecah batu (stone-crusher) atau kerikil dari sungai yang bersih, padat, keras,
awet, dan memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi ini.
Agregat kasar harus berukuran nominal maksimum 40 mm, tetapi untuk beton
pra-cetak dan beton dengan besi tulangan yang rapat atau sesuai dengan perintah
PPK, maksimum 20 mm. Susunan gradasi butiran agregat kasar harus memenuhi
ketentuan seperti dibawah ini, dengan analisa saringan sesuai ketentuan
AASHTO T27:

Persen lolos (%), berdasarkan berat


Lubang saringan
Ukuran nominal 40 Ukuran nominal 20
(mm)
mm mm
50 100 -
40 95~100 -
25 * 100
20 35~70 90~100
10 10~30 20~55
5 0~5 0~10
2.5 - 0~5

Ambang batas kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton harus
memenuhi ketentuan sbb:
Uji laboratorium Nilai Maksimum
(%)
Kadar lumpur, sesuai AASHTO T 112 0.25
Kehilangan bila diuji sesuai AASHTO T 112 1.0
Persen agregat dengan specific gravity kurang dari 1.95 1.0

Sifat pisik agregat kasar harus memenuhi ketentuan.


Nilai yang
Karakteristik Agregat Standar Uji
diijinkan
Berat jenis (specific grafity) AASHTO T85 Lebih dari 2,55
Kehilangan akibat abrasi AASHTO T96 Kurang dari 30%
Kekekalan (soundness) AASHTO T104 Kurang dari 12%
Ketahanan alkali-silika Cara kimia Akan ditetapkan
(JIS 1145)

1.2.3 Agregat Halus

Agregat halus untuk campuran beton harus berasal dari produksi peralatan
pemecah batu (stone-crusher) atau pasir sungai, pasir galian yang berbentuk
tajam, padat, keras, awet, bersih dari segala jenis kotoran, bahan organik, lumpur
dan partikel yang berpengaruh buruk pada beton.

Susunan gradasi butiran agregat halus harus memenuhi ketentuan dibawah ini,
dengan analisa saringan sesuai ketentuan AASHTO T27.
Lubang Saringan Persen Lolos (%)
(mm) Berdasarkan Berat
10 100
5 90 ~ 100
2,5 80 ~ 100
1,2 50 ~ 90
0,6 25 ~ 65

ST - 31
Spesifikasi Teknis

0,3 10 ~ 35
0,15 2 ~ 10

Bila modulus halus butir (MHB) agregat halus bervariasi lebih dari 0,2
dibandingkan dengan MHB material beton, maka perbandingan material beton
harus dimodifikasi. Untuk setiap tambahan variasi MHB ± 0,1 kandungan pasir
dalam material beton harus disesuaikan dengan ± 0,5 % berat.

Kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton tidak boleh lebih dari :
Nilai
Uji laboratorium
Maksimum (%)
Kadar lumpur, AASHTO T 112 1,0
Kehilangan bila diuji sesuai AASHTO T 112 3,0
Persen agregat dengan specific gravity kurang dari 1.95 1.0

Sifat pisik agregat halus harus memenuhi ketentuan:


Nilai yang
Karakteristik Agregat Standar Uji
diijinkan
Berat (specific gravity) AASHTO T84 Lebih dari 2,55
Penyerapan air AASTHO T84 Kurang dari 3,0%
Kehilangan akibat abrasi AASHTO T96 Kurang dari 30%
Kekekalan (soundness) AASHTO T104 Kurang dari 10%
Akan ditetapkan
Ketahanan alkali-silika Cara kimia
(JIS 1145)

1.2.4 Penyimpanan Agregat

Penyedia Jasa wajib menyerahkan rencana penyimpanan agregat dan cara


penanganan/ perlakuannya kepada PPK untuk dikaji dan disetujui sebelum
pekerjaan beton dilaksanakan. Usulan rencana penyimpanan agregat tersebut
harus cukup rinci untuk menunjukkan bahwa agregat akan terjaga dari
kontaminasi dan memenuhi ketentuan dalam spesifikasi ini.

Penyimpanan agregat kasar harus terpisah dari agregat halus, baik dilokasi
sumber agregat/quarry maupun dilokasi base-camp/batching plant dan harus
dijaga dari kemungkinan terjadi kontaminasi dengan agregat atau material lain.
Agregat yang berasal dari sumber/quarry yang berbeda atau agregat dengan
susunan gradasi butiran yang berbeda, tidak boleh disimpan bersama-sama.
Penyimpanan dan penanganan/perlakuan agregat harus dilakukan tanpa berakibat
segregasi butiran.

Di tempat pekerjaan beton misalnya lining saluran dan lain-lain, Penyedia Jasa
harus menyediakan alas dari anyaman bambu atau bahan lainnya untuk tempat
menyimpanan sementara agregat dalam jumlah yang tidak banyak agar tidak
bercampur dengan tanah disekitarnya atau terkontaminasi dengan bahan lain.

1.3 Air

Penyedia Jasa wajib menyampaikan rencana sumber air yang akan digunakan untuk
campuran beton kepada PPK untuk dipelajari dan disetujui sebelum pelaksanaan
pekerjaan beton. Bila dipandang perlu oleh PPK, kualitas air yang akan digunakan,
dipastikan dengan uji laboratorium sesuai dengan ASTM C70 atau SNI yang sesuai.

1.4 Bahan Tambah Kimia (Admixture)

ST - 32
Spesifikasi Teknis

Pemakaian bahan tambah kimia harus terlebih dahulu mendapat ijin PPK, dan bahan
tambah yang korosif tidak boleh digunakan:

(a) Air-entraining admixtures, harus sesuai dengan ASTM C260 atau JIS A6204.
(b) Water reducing admixtures, harus sesuai ASTM C260 atau JIS A6204.

Pemakaian bahan tambah kimia : air-entraining, water reducing, super plasticizer, set
accelerator, retarder dan sebagainya akan diperintahkan oleh PPK sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan di tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan dan
memakai bahan tambah atas beban beaya sendiri. Bila PPK memerintahkan pemakaian
bahan tambah dalam uji coba campuran beton, Penyedia Jasa wajib melaksanakan
dengan beaya sendiri sesuai Pasal II.2.1

2. Campuran Beton

2.1 Uji Coba Campuran dan Proporsi Campuran

Sesudah usulan penggunaan semen, agregat dan air untuk campuran beton disetujui
PPK, Penyedia Jasa wajib membuat dan melakukan uji-coba campuran beton untuk
semua tipe beton yang akan dipakai di pekerjaan sebelum pekerjaan beton
dilaksanakan.

Uji coba campuran juga dimaksudkan untuk menunjukkan : kemudahan pengerjaan


beton dan tidak terjadinya proses segregasi selama pengangkutan beton, kandungan
semen yang minimum tetapi menghasilkan beton dengan kuat tekan sesuai rencana,
kemudahan dalam pengerjaan serta daya tahan beton yang baik.

Penyedia Jasa wajib menyerahkan data hasil uji coba campuran termasuk proporsi
campuran dan kuat tekan beton dengan umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari kepada PPK
untuk dikaji dan disetujui.

Proporsi campuran untuk setiap tipe beton akan diputuskan PPK berdasarkan hasil dari
uji coba campuran dan uji laboratorium (testing) yang dikerjakan Penyedia Jasa, dan
selama pelaksanaan pekerjaan PPK mungkin akan me-modifikasi proporsi campuran
untuk mendapatkan beton dengan kepadatan, kemudahan pengerjaan, kekentalan
campuran dan kuat tekan yang maksimum dengan perbandingan air/semen yang
minimum.

Proporsi campuran yang telah disetujui PPK, segera dikonversikan pada proporsi setiap
bahan di lapangan, agregat dan semen diukur berdasarkan beratnya sedang air dan
bahan tambah kimia berdasarkan volumenya.

Beton yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan diklasifikasi berdasarkan hasil


uji kuat tekan benda uji beton berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan panjang
30 cm dengan umur beton 28 hari sesuai AASHTO T22 dan AASHTO T23 sebagai
berikut :

Kuat tekan umur 28 Ukuran Perkiraan Kisaran


Rasio
hari (kg/cm2) maksimum kandunga nilai
Tipe beton maksimum
Kubik Silinder agregate n semen slump
air/semen
15 cm 15cmx30cm (mm) (kg/cm3) (cm)
0,40 420
Tipe-K450 450 400 -
(approx) (approx)

ST - 33
Spesifikasi Teknis

Tipe-K400 400 330 20 0,45 400 2~5


Tipe-K350 350 290 20 0,45 365 2~5
20 0,60 350
Tipe-K300 300 250 2~5
15(shotcrete) 0,35 ~ 0,50 400
5 ~ 15
Tipe -A (K225) 260 225 40 (20 mm)* 0,50 330 (7,5~12,
5)*
Tipe-B (K175) 200 175 40(20 mm)* 0,50 300 5 ~ 12
Tipe-B Lining 200 175 20 0,50 300 5 ~ 12
Tipe-C (K125) 145 125 40 0,55 250 5~7,5
Tipe-D(K100) 115 100 20 0,55 200 7,5~10

* untuk beton pracetak dan beton fiber baja


** beton 1:2:3 yang ditunjukkan dalam gambar seharusnya beton tipe-B
*** tipe beton yang ditunjukkan dalam gambar tetapi tidak sesuai dengan tipe-tipe beton
tersebut diatas harus ditetapkan oleh PPK.
Nilai slump campuran beton harus serendah mungkin yang akan memungkinkan
pemadatan yang baik dengan alat yang disepakati untuk pekerjaan beton. Tidak
diijinkan menambahkan air untuk mengurangi kekentalan beton.

Kalau tidak ditentukan dalam gambar atau diperintahkan PPK, tipe beton dan
penggunaannya dilokasi pekerjaan sbb:

Tipe Beton Penggunaan di Pekerjaan


Tipe K450 Balok beton pracetak pratekan I atau T
Tipe K450 Beton pratekan untuk balok jembatan atau beton pracetak
sesuai dengan gambar atau perintah PPK.
Tipe K350 Beton pratekan untuk lantai jembatan atau sesuai dengan
gambar atau perintah PPK.
Tipe K300 Shotcrete dll
Tipe A (K225) Balok dan lantai jembatan, beton pracetak, lining terowong
dll.
Tipe B (K175) Fondasi jembatan, pangkal dan pilar selain balok dan lantai
jembatan
Tipe B Lining (K175) Lining saluran
Tipe C (K125) Beton masif, tubuh bendung dll
Tipe D (K100) Beton lantai kerja

2.2 Pencampuran dan Pengadukan Mekanis


(Concrete Batching Plant)

Lokasi untuk penempatan batching & mixing plant harus disepakati oleh Penyedia Jasa
dan PPK. Sebelum pemasangan batching & mixing plant, Penyedia Jasa wajib
menyerahkan rencana penyimpanan/penimbunan agregat, penyampuran dan
pengadukan campuran beton kepada PPK untuk persetujuan. Penyedia Jasa juga wajib
menyerahkan rincian data dan tipe mixer serta mesin yang akan digunakan, rencana
pengangkutan beton dari batching & mixing plant ke lokasi pekerjaan dimana beton
akan dituang/dicor.

Batching plant harus mempunyai fasilitas penampung/bin yang terpisah untuk semen,
agregat halus, dan agregat kasar serta kotak/hopper dilengkapi alat penimbang dengan
skala yang mampu dengan teliti menimbang berat semen, agregat halus dan agregat
kasar.

ST - 34
Spesifikasi Teknis

Semen dan agregat harus dicampur berdasarkan berat sedang air diukur dalam volume
kecuali bila ditentukan lain oleh PPK. Peralatan untuk mengukur berat dan volume
harus selalu dalam kondisi baik dan ketelitian tinggi selama dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan dan secara periodik dilakukan kalibrasi sesuai perintah PPK.
Material beton harus dicampur berdasarkan desain campuran beton (mix design) yang
telah disetujui PPK dengan toleransi sebagai berikut:
- semen : ± 2%
- agregat halus : ± 2%
- agregat kasar : ± 3%
- air : ±1%
- bahan tambah : ± 1%

Penyedia Jasa wajib menyediakan alat penguji berat (timbangan) dan alat bantu lainnya
yang diperlukan untuk memeriksa ketelitian timbangan. Penyedia Jasa setiap bulan
wajib memeriksa ulang ketelitian alat penimbang dan setiap 6 (enam) bulan harus
dikalibrasi oleh institusi yang berwenang.

2.3 Pengadukan (Pencampuran) Beton

Mixer dengan drum pencampuran & pengaduk beton baik yang dapat berputar
horizontal maupun miring harus selalu dalam keadaan bersih dengan kondisi yang baik
setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan. Drum tersebut harus dapat berputar dengan
kecepatan yang sesuai dan disetujui PPK, pengadukan yang terus-menerus tidak
diijinkan.

Sebelum semen dan agregat dimasukkan kedalam drum, terlebih dahulu air untuk
campuran beton dimasukkan kedalam drum sebanyak kurang lebih 10% jumlah air
yang diperlukan untuk campuran beton, selanjutnya sisa air ditambahkan berangsur-
angsur selama pengadukan sehingga seluruh air untuk campuran beton sudah
dimasukkan kedalam drum sebelum seperempat waktu yang diperlukan untuk
pengadukan berakhir. Pengadukan beton dilanjutkan sampai warna dan kekentalan
campuran beton terlihat merata. Untuk mixer dengan kapasitas 750 liter pengadukan
campuran beton dilanjutkan tidak kurang dari 1,5 menit setelah seluruh volume air
dimasukkan. Untuk setiap kenaikan kapasitas mixer sebanyak 500 liter, waktu
pengadukan beton perlu ditambah paling sedikit 15 detik.

Volume campuran beton yang akan diaduk tidak boleh melebihi kapasitas mixer yang
dipergunakan. Sebelum campuran beton yang baru akan dimasukkan kedalam drum,
semua campuran beton lama harus dikeluarkan sehingga tiada sisa yang tertinggal
dalam drum. Bila karena suatu sebab pelaksanaan pekerjaan beton berhenti selama
lebih dari 20 menit, mixer beserta perlengkapannya harus dicuci dengan air bersih. Sisa
beton lama yang mungkin masih tertinggal harus dibersihkan dengan memutar drum
yang berisi agregat dan air, sebelum dipergunakan untuk pengadukan beton yang baru.

Penyedia Jasa wajib memeriksa mixer setiap hari dan memperbaiki kerusakan yang ada
sehingga mixer selalu dalam keadaan baik, bersih dan siap untuk operasi.

2.4 Truk Mixer

Penggunaan truk mixer untuk pelaksanaan pekerjaan beton harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari PPK dengan drum yang mampu berputar sesuai rekomendasi
pabriknya.

ST - 35
Spesifikasi Teknis

Pengadukan beton dalam truk mixer harus mulai dilakukan dalam waktu tidak lebih
dari 30 (tiga puluh) menit setelah seluruh semen dan agregat dimasukkan dalam mixer,
penuangan/pengecoran beton di tempat pekerjaan harus selesai dilaksanakan tidak lebih
dari 1 (satu) jam sesudah air dimasukkan dalam mixer.

2.5 Pengadukan Beton dengan Portable Mechanical Mixer

Pengadukan beton dengan cara manual (tenaga manusia) tidak diperkenankan. Bila
kondisi lokasi pekerjaan hanya memungkinkan penuangan/pengecoran beton dengan
volume yang sedikit, maka pengadukan beton menggunakan portable mechanical mixer
dapat dilaksanakan dengan persetujuan PPK.

Campuran semen, agregat halus, agregat kasar dan air boleh dibuat berdasarkan
volume, Penyedia Jasa harus menyediakan kotak yang kuat dan bagus sebagai sarana
pengukur volume yang cukup teliti dan harus mendapatkan persetujuan PPK sebelum
dipergunakan disetiap portable mechanical mixer.

Kira-kira 10% dari air yang diperlukan bagi campuran beton, harus sudah dimasukkan
kedalam drum sebelum semen dan agregat dimasukkan, dan sisa air dituangkan
kedalam drum berangsur-angsur selama proses pencampuran dan pengadukan sedang
berlangsung. Seluruh volume air yang diperlukan untuk campuran beton harus sudah
dituangkan kedalam drum pada menit pertama pengadukan. Waktu terbaik untuk
pengadukan seharusnya ditetapkan berdasarkan hasil uji/tes, tetapi umumnya tidak
boleh kurang dari 3 (tiga) menit.

Penyedia Jasa wajib menjamin bahwa pengawas dan pekerja benar-benar sudah terlatih
dengan baik dalam penggunaan portable mechanical mixer dengan produksi beton yang
berkualitas dan memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini.

2.6 Sisa Beton

Penyedia Jasa wajib menyampaikan kepada PPK sisa harian volume beton untuk setiap
tipe beton termasuk berat semen yang dipergunakan di setiap lokasi pekerjaan
permanen maupun pekerjaan non permanen.

3. Pengangkutan dan Penuangan/Pengecoran Beton

3.1 Umum
Penyedia Jasa sebelum melaksanakan pekerjaan beton baik untuk pekerjaan permanen
maupun non-permanen wajib menyampaikan metoda kerja pengangkutan dan
penuangan beton kepada PPK untuk dipelajari dan disetujui. Metoda kerja tersebut
harus menguraikan secara rinci seluruh kegiatan pelaksanaan pekerjaan beton yang
meliputi akses menuju ke lokasi kerja dan sekitarnya, material, peralatan dan pekerja,
metoda, tahapan dan urutan kegiatan, pemadatan dan perawatan beton, dan kegiatan
pembuatan benda uji dan uji laboratorium yang akan dikerjakan.

Tidak diijinkan melaksanakan pengecoran beton sebelum metoda kerja diatas disetujui
PPK.

Tidak diijinkan melaksanakan kegiatan pembetonan jika: hasil pekerjaan galian,


cetakan, pemasangan besi tulangan dan bagian konstruksi/material yang nantinya akan
tertanam dalam beton dan lain-lain belum diperiksa dan disetujui PPK termasuk
keamanan akses menuju dan sekitar lokasi pekerjaan.

ST - 36
Spesifikasi Teknis

Segera setelah pencampuran dan pengadukan beton dilaksanakan beton harus diangkut
ke lokasi kerja dengan metoda yang menjamin keberlanjutan pengiriman beton dengan
aman bebas dari separasi dan kontaminasi serta kemudahan dalam pengerjaan
(workability) pada waktu dan tempat pengecoran.

Semua beton harus sudah dituangkan/dicor dan dipadatkan dalam waktu 1 (satu) jam
sejak pencampuran/pengadukan dan beton yang sudah mulai mengeras dilarang
digunakan untuk pekerjaan.

3.2 Limitasi Cuaca


Penuangan/pengecoran beton pada hari hujan tidak diperkenankan. Bila mulai turun
hujan atau akan segera turun hujan pada saat penuangan beton sedang berlangsung,
maka pelaksanaan pekerjaan harus diberhentikan dan sambungan konstruksi harus
dibuat dan perawatan beton untuk bagian pekerjaan yang sudah diselesaikan harus
dilaksanakan. Dalam hal dilakukan penundaan pekerjaan pembetonan sesudah mulai
turun hujan, permukaan beton yang sedang dalam proses mengeras harus ditutup
dengan rapat dan dilindungi dari curah hujan dengan upaya/cara yang disetujui PPK
untuk mencegah hilangnya semen atau terjadinya sarang tawon pada permukaan beton
serta mencegah kerusakan lain akibat hujan dan aliran air hujan.

Bila penuangan/pengecoran beton dilakukan dalam kondisi cuaca sedemikian sehingga


menimbulkan kekhawatiran temperatur beton akan meningkat sampai melampaui 32 0C,
Penyedia Jasa wajib menyiapkan langkah dan upaya yang efektip misalnya
mendinginkan lebih dahulu agregat dan air untuk campuran beton, melindungi lokasi
kerja dengan tenda atau melaksanakan penuangan beton diwaktu malam untuk menjaga
temperatur beton dibawah 320C.

Bila kualitas beton dinilai PPK tidak memenuhi ketentuan spesifikasi ini karena
Penyedia Jasa mengabaikan ketentuan diatas, atau karena ketidak hati-hatiannya atau
karena sebab-sebab lain, maka beton tersebut harus dibongkar dan dibuang serta dicor
ulang dengan mengikuti ketentuan dalam Spesifikasi ini hingga memuaskan PPK
dengan beban beaya Penyedia Jasa.

3.3 Penyiapan Fondasi


3.3.1 Fondasi untuk Bangunan

Sebelum penuangan beton dilaksanakan diatas fondasi yang sudah terlebih


dahulu disiapkan dengan baik, Penyedia Jasa wajib membersihkan dan
membuangan dari segala kotoran dan benda-benda lepas : oli, cat dan material
sejenisnya, lumpur, gumpalan tanah, puing-puing dan genangan air sampai
memuaskan PPK dan harus menjaga permukaan fondasi selalu bersih dan tidak
ada genangan air selama pelaksanaan penuangan/pengecoran beton. Penuangan
beton tidak boleh dilaksanakan sebelum pekerjaan galian dan penyiapan fondasi
diperiksa dan fisetujui PPK.

Bila dalam gambar kerja ditunjukkan adanya beton untuk lantai kerja , maka
beton lantai kerja harus dituang/dicor lebih dahulu dengan persetujuan PPK
sebagai pekerjaan persiapan pelaksanaan penuangan adukan beton
konstruksi/bangunan.

Bila adukan beton akan dituang diatas fondasi batu, maka permukaan batu
tersebut harus terlebih dahulu dikasarkan (chipping), dicuci dan dibersihkan
dengan tujuan agar terbentuk ikatan yang kuat dengan menuangkan mortar

ST - 37
Spesifikasi Teknis

sebelum pengecoran adukan beton. Proporsi pasir/semen untuk mortar harus


sama dengan proporsi pasir/semen termasuk bahan tambah untuk adukan beton
per meter kubik. Penuangan adukan beton pada beton lantai kerja tidak perlu
didahului dengan mortar.

Bila adukan beton dituang diatas beton lama atau pasangan batu, maka
permukaan beton lama atau pasangan batu harus lebih dahulu dikasarkan
(chipping), disikat dengan sikat baja atau sesuai dengan perintah PPK, dan harus
dibersihkan dari segala kotoran dan benda-benda lepas: oli, cat dan material
sejenisnya, lumpur, gumpalan tanah, puing-puing dan genangan air. Sebelum
adukan beton segar dicor, permukaan beton lama atau pasangan batu harus
terlebih dahulu disiram air agar lembab dan dituang mortar atau bahan lain yang
disetujui PPK.

3.3.2 Fondasi Lining Saluran

(1) Umum
Pekerjaan tanah untuk saluran harus dirapihkan dan seluruh permukaannya
baik dasar maupun tebing saluran harus dipadatkan secara baik dengan
dimensi dan kemiringan sesuai gambar kerja yang disepakati.

Genangan air tanah pada saluran galian, harus dicegah selama pelaksanaan
pekerjaan lining beton sedang berlangsung dan sampai waktu beton sudah
cukup mengeras sehingga tidak rusak akibat tergenang air.

Semua komponen bangunan : weep hole, under drain dan flap valve harus
sudah terpasang sesuai dengan gambar kerja dan ketentuan-ketentuan dalam
Spesifikasi ini sebelum pengecoran beton untuk lining saluran. Sesaat
sebelum adukan beton dituang, permukaan tanah harus dibasahi agar air
dalam adukan beton tidak banyak terserap tanah.

(2) Plastik
Pada bagian saluran dimana akan dipasang under-drain, sesudah perapian
dan pemadatan permukaan tanah ditutup/dilapis dengan plastik tebal 0.15
mm yang telah mendapat persetujuan PPK, sebelum pengecoran beton untuk
lining saluran dilaksanakan.

3.4 Penuangan Adukan Beton

Sebelum penuangan adukan beton kedalam cetakan dilaksanakan, segala kotoran, debu,
paku, kawat, batu atau puing dan lain-lain harus dibuang dan dibersihkan, selanjutnya
permukaan cetakan dibasahi dengan air atau bahan kimia lain dan dihindari adanya
genangan air pada cetakan dan lokasi pengecoran.

Adukan beton harus dituang sedekat mungkin dengan lokasi akhir beton itu berada,
guna mencegah perubahan posisi besi tulangan, cetakan, atau komponen bangunan
yang akan tertanam dalam adukan beton. Penuangan adukan beton dilaksanakan lapis
demi lapis mendatar dengan tebal lapisan tidak melebihi 30 cm. Penuangan adukan
beton harus dikerjakan menerus diantara sambungan konstruksi yang telah disetujui.

Penuangan adukan beton dapat dikerjakan menggunakan talang-luncur atau pompa


dengan tinggi jatuh tidak lebih dari 1 (satu) meter. Bila tinggi jatuh melampaui 1,5 (satu
setengah) meter, maka penuangan adukan beton harus menggunakan pipa. Pipa tersebut

ST - 38
Spesifikasi Teknis

harus selalu penuh dengan adukan beton selama pelaksanaan penuangan beton dan
ujung pipa harus selalu terbenam dalam adukan beton segar.

Bila diperlukan kemiringan yang tajam, talang luncur harus dilengkapi dengan papan-
papan pencegah segregasi atau talang luncur yang pendek-pendek dengan arah yang
berbalikan untuk mencegah segregasi.

Penuangan adukan beton menggunakan pompa dapat dilakukan dengan persetujuan


PPK, penempatan dan pengoperasian pompa harus diatur sedemikian rupa agar
getarannya tidak merusak adukan beton yang masih segar dan baru dalam proses
mengeras (setting). Bila adukan beton dituang dan dialirkan menggunakan alat
mekanik/pneumatis dengan tekanan tertentu, alat tersebut harus sesuai dengan
pelaksanaan pekerjaan dan dengan kapasitas yang cukup. Pengoperasian pompa harus
dilaksanakan sedemikian sehingga aliran adukan beton berlangsung terus menerus
tanpa adanya rongga-rongga udara. Adukan beton tidak boleh dituang digenangan air
atau air mangalir, dan air yang berakumulasi selama pelaksanaan pekerjaan harus
dibuang keluar lokasi kerja.

Adukan beton tidak boleh dituang pada beton yang sudah dituang/dicor terlebih dahulu
lebih dari 30 menit kecuali bila dibuat siar pelaksanaan (construction joint) pada bagian
tersebut sesuai ketentuan dalam spesifikasi ini. Bila karena suatu sebab penuangan
beton terpaksa dihentikan, maka siar pelaksanaan harus dibuat secara horizontal atau
vertikal sesuai dengan keperluan, dilengkapi dengan pengunci untuk menahan gaya
geser, dan pasak untuk memperkuat ikatan antar bagian konstruksi sesuai dengan
perintah PPK.

Sebelum pekerjaan pembetonan dilanjutkan, permukaan beton harus dipotong atau di-
chipping untuk menghilangkan lapisan semen dan pasir halus (laitance) dan
memunculkan agregat beton, dan permukaan beton harus disiram air sehingga jenuh.
Bahan pengikat (bonding-agent) harus dituang sebelum pengecoran adukan beton yang
baru. Semua bahan yang akan dipakai dan cara penggunaannya harus mendapat
persetujuan PPK.

Bila PPK menilai bahwa kecil kemungkinan penuangan adukan beton dapat dikerjakan
dengan baik disebabkan oleh sempitnya jarak antara besi tulangan dan banyaknya
benda yang akan terpendam dalam beton, tipisnya segmen beton dan lain-lain, Penyedia
Jasa harus menambahkan superplasticizer kedalam adukan beton untuk menambah
keenceran adukan beton dengan beayanya sendiri. Sebelum penggunaan plasticizer
Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada PPK rincian datanya termasuk spesifikasi,
cara penggunaan, kemudahan dalam penggunaanya, susunan kimia dan lain-lain untuk
mendapat persetujuan.

Kecuali bila diperintahkan lain oleh PPK, Penyedia Jasa dengan beayanya sendiri harus
menggunakan bahan tambah air entraining admixture (AE-admixture) dalam
pelaksanaan pekerjaan lining saluran untuk menambah kemudahan dalam pengerjaan
adukan beton dan menambah kedap air.

Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada PPK rincian data AE-admixture termasuk
spesifikasi, cara penggunaan, kemudahan dalam penggunaannya, susunan kimia dan
lain-lain untuk mendapat persetujuan.

4. Penggetaran dan Pemadatan Beton

4.1 Bangunan Beton Bertulang

ST - 39
Spesifikasi Teknis

Beton untuk bangunan harus dipadatkan menggunakan vibrator mekanik atau elektrik
yang sebelum digunakan harus mendapat persetujuan PPK. Vibrator yang dipakai harus
berdiameter yang sesuai dengan jarak besi tulangan, frekuensi tinggi dan harus
dioperasikan oleh operator yang berpengalaman.

Pemadatan beton harus dikerjakan dengan hati-hati dan teliti dimulai dari bagian sudut
cetakan, disekitar besi tulangan dan peralatan/benda yang dipasang dalam beton
sehingga beton benar-benar padat dan tidak ada rongga-rongga atau sarang tawon.
Pemadatan harus merata, tidak terjadi kontak antara vibrator dengan cetakan dan besi
tulangan serta harus dicegah pemadatan yang berlebihan.

Alat penggetar/poker vibrator harus dimasukkan kedalam adukan beton segar dengan
jarak yang teratur berkisar antara 10 (sepuluh) kali diameter tongkat vibrator yang
dipakai antara satu lubang dengan lubang berikutnya dengan kedalaman sedemikian
sehingga adukan beton segar yang sedang dipadatkan menyatu dengan beton yang dicor
sebelumnya. Vibrator dicabut pelan-pelan segera sesudah tidak muncul lagi gelembung
udara dipermukaan adukan beton yang sedang dipadatkan atau tidak lebih dari 30 (tiga
puluh) detik sejak saat dimasukkan kedalam adukan beton segar. Pencabutan vibrator
harus dilakukan secara vertikal dan dengan perlahan-lahan agar tidak terbentuk rongga-
rongga udara.

Penyedia Jasa wajib menyediakan vibrator cadangan selama penuangan beton, atau
pelaksanaan pekerjaan akan dihentikan oleh PPK. Penundaan pelaksanaan pekerjaan
akibat hal tersebut adalah tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa dalam
menyelesaikan pekerjaan seluruhnya.

4.2 Beton untuk Lining Saluran

Adukan beton untuk lining saluran harus dipadatkan untuk mencapai kuat desak dan
kepadatan (density) tidak kurang 98% dari nilai yang dicapai pada uji coba campuran
beton dengan tipe yang sama. Beton harus bebas dari ”sarang tawon”, perhatian khusus
pada tepi luar lining harus dilakukan untuk menjamin beton telah dipadatkan dengan
baik.

Pemadatan beton untuk lining saluran dapat dilaksanakan dengan alat getar cetakan
(external vibrator) mekanik atau manual. Metoda pemadatan dan alat yang
dipergunakan harus diusulkan oleh Penyedia Jasa kepada PPK untuk dipelajari dan
disetujui sebelum digunakan.

Tidak diperbolehkan menggunakan alat getar intern (internal vibrator) untuk


pemadatan beton lining saluran.

5. Perawatan Beton (Curing)


5.1 Umum
Perawatan beton yang baru dituang harus dipahami sebagai bagian yang integral dari
seluruh proses penuangan beton. Beton segar harus dirawat dalam keadaan selalu
lembab/basah selama tidak kurang dari 7 (tujuh) terus-menurus sejak beton tersebut
dituang.

Perawatan beton harus menggunakan curing compound, kecuali bila ditentukan/


diperintahkan lain oleh PPK.

ST - 40
Spesifikasi Teknis

Perawatan beton yang dikerjakan tidak sesuai dengan ketentuan, dianggap sebagai
pelanggaran/cacad yang dapat berakibat seluruh pelaksanaan pekerjaan beton
dihentikan oleh PPK sampai Penyedia Jasa memperbaikinya.

Cetakan beton yang dibuat dari kayu harus selalu dibasahi/disiram air selama masa
perawatan beton masih berlangsung. Sedang cetakan beton yang terbuat dari bahan
metal yang menghadap sinar matahari harus diberi naungan, atau dicat putih atau
dilindungi selama periode perawatan. Bila cetakan beton dibongkar sebelum masa
perawatan 7 (tujuh), cara perawatan lanjutan yang sudah disepakati harus dikerjakan
oleh Penyedia Jasa sampai selesainya masa perawatan beton selama 7 (tujuh) hari.

Penyedia Jasa harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan PPK tentang metoda
kerja perawatan beton, curing compound yang akan dipakai dan penyediaan material
tersebut dilapangan dalam jumlah yang cukup sebelum pekerjaan penuangan beton
dilaksanakan.

5.2 Perawatan Basah

Perawatan basah adalah cara perawatan beton dengan menggenangi atau menyiramkan
air ke seluruh permukaan beton. Untuk menjaga kelembaban pada permukaan beton
dapat dilakukan dengan menutupinya dengan karung guni yang selalu dalam keadaan
basah. Penutupan dengan karung guni basah atau material lain harus dilakukan sesegera
mungkin sesudah pekerjaan finishing selesai dikerjakan dan tidak ada kemungkinan
yang berakibat rusaknya permukaan beton tersebut. Penutupan dengan karung basah
harus berlanjut sampai beton berumur 7 (tujuh) hari.

Pemakaian limbah/serbuk kayu tidak diijinkan karena dikhawatirkan dapat berakibat


merusak warna beton.

Metoda perawatan beton yang dapat berakibat kondisi beton berubah-ubah basah dan
kering, tidak dapat disetujui karena dianggap cara perawatan beton yang tidak benar.

5.3 Curing compound

Bila disetujui PPK, dapat dipakai liquid membrane curing compound yang memenuhi
ketentuan AASHTO M 148, Type 2 atau yang identik, untuk perawatan awal dan akhir
beton struktur dan lining.

Bila karena suatu sebab selaput curing compound pada permukaan beton rusak dalam
masa perawatan beton, permukaan yang rusak tersebut harus segera dipoles/disemprot
ulang dengan curing compound yang baru. Pemakaian curing compound pada
permukaan beton harus dilakukan segera setelah tidak lagi terlihat kilauan air pada
permukaan beton tersebut atau segera sesudah cetakan beton dibongkar.
Bila pemakaian curing compound harus ditunda, perawatan dengan pembasahan harus
dilakukan pada permukaan beton sampai perawatan dengan curing compound dapat
dilaksanakan.

Sebelum dipakai, curing compound harus terlebih dahulu diaduk merata kemudian
disemprotkan dengan halus ke permukaan beton menggunakan peralatan semprot
sebagai lapis pertama. Penyemprotan kedua kalinya dilakukan dengan arah tegak lurus
terhadap arah penyemprotan pertama. Dosis untuk setiap penyemprotan harus tidak
kurang dari 1 liter curing compound untuk setiap 3,6 meter luas permukaan beton.
Pemakaian curing compound pada bagian sambungan harus dilakukan dengan hati-hati

ST - 41
Spesifikasi Teknis

sehingga ikatan antara beton dengan besi tulangan dan pemasangan joint sealer tidak
terganggu.

6. Finishing Permukaan Beton

Pekerjaan finishing pada permukaan beton harus dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam
spesifikasi ini atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar atau perintah PPK.

6.1 Beton dengan Permukaan Pra-bentuk (Formed Surfaces)


Permukaan beton harus bagus, utuh dan bebas dari sarang tawon, tonjolan/benjolan,
serta cacad-cacad lainnya. Semua sudut permukaan beton (exposed arises) harus
bersudut tumpul atau bulat. Bila berdasarkan hasil pemeriksaan segera sesudah
pembongkaran cetakan perlu segera dilakukan perbaikan terhadap permukaan beton
maka segala upaya perbaikan permukaan beton tersebut (finished surface concrete)
harus dengan persetujuan PPK.

Bila setelah pembongkaran cetakan dijumpai kesalahan dalam pengerjaan beton atau
cacad-cacad atau bila hasil uji laboratorium, uji kuat desak, menunjukkan kualitas beton
jelek maka atas perintah PPK, pekerjaan tersebut harus dibongkar dan diganti oleh
Penyedia Jasa atas beaya sendiri.

6.2 Unformed Surfaces

Pekerjaan beton untuk bangunan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar, mendatar,
bulat atau ber-texture.

Pekerjaan finishing pada lining beton untuk saluran dikerjakan segera sesudah beton
cukup mengeras, dihaluskan dan diratakan dengan tangan guna mendapatkan
permukaan lining beton yang halus dan rata.

7. Uji Coba Pengerjaan Lining Beton Saluran

Penyedia Jasa wajib menyerahkan metoda kerja untuk uji coba pelaksanaan pekerjaan
lining beton saluran termasuk personel, peralatan dan material beton kepada PPK untuk
dikaji dan disetujui sebelum uji coba tersebut dilaksanakan. Untuk maksud uji coba diatas,
Penyedia Jasa harus menyiapkan 4 (empat) panel lining beton untuk tebing saluran dan 2
(dua) panel lining beton untuk dasar saluran dengan tujuan untuk memastikan bahwa
ketentuan dalam spesifikasi ini diikuti dengan baik oleh Penyedia Jasa dalam pelaksanaan
pekerjaan lining beton saluran yang sesungguhnya nanti dilapangan.

Uji kuat desak beton lining dilakukan dengan mengambil contoh benda uji dari setiap panel
tebing dan dasar saluran masing-masing 1 (satu) contoh benda uji dengan diameter 100 mm
(concrete coring) sesuai dengan ketentuan dalam ASTM C-42, ditambah dengan uji kuat
desak contoh benda uji berbentuk silinder yang diambil pada saat pengecoran beton sesuai
dengan ketentuan dalam Pasal III-9.1, Uji Laboratorium Selama Pelaksanaan.

Berdasarkan evaluasi hasil uji coba pengerjaan lining beton saluran, bila ternyata tidak
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, PPK akan memerintahkan Penyedia Jasa
melakukan modifikasi metoda kerja, peralatan yang dipergunakan dan personel yang
melaksanakan uji coba tersebut. Dengan pengertian bahwa modifikasi dan perubahan yang
diperintahkan PPK tersebut tidak mengurangi tanggung jawab Penyedia Jasa dari segala
kewajibannya dalam kontrak.

ST - 42
Spesifikasi Teknis

Bila karena suatu sebab, material dan metoda kerja dirubah, Penyedia Jasa wajib melakukan
uji coba pengerjaan lining beton saluran lagi untuk memastikan bahwa perubahan tersebut
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini.

8. Toleransi Pekerjaan Beton

Bila gambar dan Spesifikasi ini tidak menyebutkan tentang toleransi, maka toleransi yang
ditentukan dalam pasal ini dapat dipergunakan. Pekerjaan beton yang melampaui toleransi
yang diijinkan dalam Pasal ini, harus diperbaiki atau dibongkar dan diganti dengan beaya
ditanggung oleh Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap penempatan/pemasangan serta pengawasan/


penjagaan posisi cetakan beton, besi tulangan, dan barang/peralatan yang akan terpasang
dalam beton dalam batas-batas toleransi yang ditetapkan. Toleransi yang diijinkan untuk
pekerjaan beton, kecuali ditentukan dalam gambar harus mengikuti ketentuan sebagai
berikut:

Toleransi
Item
yang diijinkan
1. Sipon monolit, gorong-gorong, flume
(1) terhadap sumbu/jalur yang ditetapkan 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) yang ditetapkan 1 cm
(3) perbedaan tebal beton yang terbesar antara:
• minus 2,5 % atau 1 cm
• plus 5% atau 1 cm
(4) perbedaan dari diameter bersih (dalam) 0,5 %

2. Bendung, pilar pintu, pangkal jembatan, pilar jembatan,


transisi untuk inlet & outlet, saluran pembuangan (waste
way) dan bangunan pelimpah, bangunan kontrol (check
structure), bangunan terjunan, bangunan bagi (division
structure), turn out dan bangunan sejenis:
(1) terhadap sumbu/jalur yang ditetapkan 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) yang ditetapkan 1 cm
(3) perbedaan terhadap arah vertikal/tegak lurus, atau
perbedaan terhadap garis permukaan kolom, pilar
dinding dan tangga:
• exposed 1 cm setiap 3 m
• tertimbun/terbenam urugan 5 cm setiap 3 m

3. Lain-lain
(1) Perbedaan dari arah datar atau dari kemiringan
terhadap ketentuan dalam gambar untuk lantai, kolom,
alur horizontal dan susunan tangga.
• exposed 1 cm setiap 3 m
• tertimbun/terbenam urugan 5 cm setiap 3 m
(2) Perbedaan dimensi tampang melintang dari kolom,
pilar, lantai, dinding, balok dan bagian sejenis dari
bangunan pada 3.(1)
• minus 1 cm
• plus 2 cm
(3) Perbedaan tebal beton lantai jembatan
• minus 1 cm
• plus 2 cm

ST - 43
Spesifikasi Teknis

Toleransi
Item
yang diijinkan
(4) Footing (fondasi)
(a) perbedaan dimensi (lebar, panjang)
• minus 1 cm
• plus 5 cm
(b) kesalahan penempatan atau eksentris, % terhadap 2%, tidak lebih dari
lebar footing kearah kesalahan 5 cm
(c) kekurangan tebal 5%

(5) Perbedaan ukuran dan lokasi bukaan lantai dan 5 cm


dinding
(6) Deviasi dari arah vertikal atau datar untuk sill dan 0.1%
dinding

4. Penempatan/Pemasangan Besi Tulangan


(1) Perbedaan tebal selimut beton 10%
(2) Perbedaan jarak besi tulangan 2 cm

5. Pemasangan/penempatan beton pracetak (panjang=L)


(1) terhadap sumbu/jalur 1%L,tidak lebih
dari 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) 1%L, tidak lebih
dari 2 cm
(3) perbedaan terhadap arah vertikal untuk beton pracetak 1 cm setiap 3 m
yang dipasang tegak.

9. Uji Mutu Beton

Penyedia Jasa wajib melakukan uji mutu beton di laboratorium miliknya kecuali ditentukan
tersendiri dalam Spesifikasi ini. Uji mutu beton tersebut adalah uji mutu semen dan agregat
beton, uji kuat desak contoh benda uji berbentuk silinder yang diambil selama pelaksanaan
pengecoran beton, juga uji kuat desak contoh benda uji yang diambil dari lining beton
(concrete coring).

Bila tidak ditentukan lain, uji mutu material beton dan pekerjaan beton yang telah selesai
dikerjakan, dilakukan sesuai dengan ketentuan dan frekuensi seperti yang diuraikan
dibawah ini. Tetapi, Penyedia Jasa wajib melaksanakan uji mutu diatas dengan frekuensi
yang lebih tinggi/banyak, bila PPK berpendapat bahwa material beton yang berada dilokasi
kerja atau pekerjaan beton yang telah selesai dikerjakan tidak memenuhi Spesifikasi ini.

9.1 Uji Mutu Beton Selama Pelaksanaan


Standar uji yang dipakai untuk uji mutu seperti disebut dibawah ini, atau ketentuan dan
frekuensi yang ditetapkan PPK.

Material & Uji Mutu Standar *) Frekuensi


1. Semen
Sertifikat pabrik Setiap 100 ton semen
(1) Soundness ASTM C151
(2) Time of setting ASTM C191
(3) Compressive strength ASTM C109 sesuai yang ditentukan PPK
(4) False set ASTM C451

ST - 44
Spesifikasi Teknis

Material & Uji Mutu Standar *) Frekuensi


(5) Firmness test ASTM C184

(1) Setiap sebelum uji-coba


2. Agregat kasar campuran, dan
(1) Gradation ASTM C 136 (2) Setiap 500 m3 material
(2) Loss test (washing) ASTM C128 dari setiap quarry yang
(3) Specific gravity ASTM C131 dikirim ke lokasi kerja,
(4) Loss by abrasion ASTM C535 dan
(5) Soundness ASTM C88 (3) Setiap kali ganti quarry.

3. Agregat halus
(1) Gradation ASTM C 136 (1) Setiap sebelum uji coba
(2) Loss test (washing) - compuran,dan
(3) Specific gravity ASTM C128 (2) Setiap 500 m3 material
(4) Loss by abrasion ASTM C131 dari setiap quarry yang
(5) Soundness ASTM C535 dikirim ke lokasi kerja,
(6) Water absorption ASTM C88 dan
(3) Setiap kali ganti quarry

4. Beton
(1) Slump ASTM C143 (1) 2 (dua) kali/hari untuk
setiap tipe beton yang
dicor dilokasi kerja,
(2) Setiap bagian/segmen
pekerjaan untuk
pengecoran beton,
(3) Setiap compuran/adukan
beton (batching).
(2) Kuat desak ASTM C39 Satu sample terdiri dari 6
(campresive strength) ASTM C192 (enam) benda uji silinder
untuk setiap tipe beton yang
dicor setiap hari atau setiap
bagian (segment)
(3) Air content ASTM C231 Setiap uji coba compuran
(trial mix) dan setiap 3 (tiga)
bulan untuk setiap tipe beton.
(4) Density (canal lining) 100 mm coring, 1 (satu) coring setebal lining
ASTM C42 per 100 m3 beton yang dicor
(5) Kuat desak (canal 100 mm coring 1 (satu) coring setebal lining
lining) ASTM C42 per 100 m3 beton yang dicor.

(6) Toleransi Lihat Pasal C-8 Setiap bagian yang sudah


selesai.
(7) Batching Plant (a) uji berat dan volume
sekali sebulan
(b) kalibrasi setiap 6 bulan
*) Untuk nilai yang diijinkan (permissable value), lihat gambar & spesifikasi.

Untuk setiap 100 (seratus) m3 beton yang dicor secara terus menerus setiap hari harus
diambil 3 (tiga) sample dan tidak kurang dari 1 (satu) random sample. Benda uji harus
berbentuk silinder dengan diameter 15 (lima belas) cm dan tinggi 30 (tiga puluh) cm

ST - 45
Spesifikasi Teknis

yang akan diuji kuat desak setelah dirawat selama 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh
delapan) hari. Hasil uji kuat desak harus dianalisa secara statistik dengan 2 (dua)
metoda sebagai berikut:

(1) Metoda Sampling


Metoda sampling diterapkan untuk bagian tertentu dari suatu blok/lot pekerjaan,
dan penetapan mutu beton secara keseluruhan untuk blok/lot tersebut dilakukan
berdasarkan data hasil uji laboratorium seluruh bagian dari blok/lot tersebut.

Metoda ini dterapkan untuk pekerjaan bangunan skala besar, atau pekerjaan dengan
volume beton besar, atau atas perintah PPK.

(a) Hasil uji kuat desak harus tidak kurang dari 80% kuat desak yang ditetapkan
desain (ck) dengan probabilitas lebih dari 5%. Kuat desak yang memenuhi
syarat ini (m) diperoleh dengan rumus:

m = 0,. ck + Ka.s ............................... (a)

dimana, m : kuat desak rata-rata beton umur 28 hari dari seluruh hasil uji
per bagian blok/lot yang dilaksanakan secara berturutan.
Ka : probabilitas distribusi normal
S : standard deviasi.

(b) Hasil uji kuat desak harus tidak dari ck dengan probalitas 25%.

m = ck + Kb. S .................................. (b)

dimana, Kb : probabilitas distribusi normal

(2) Metoda Pemeriksaan


Metoda pemeriksaan diterapkan untuk bangunan skala kecil, dan kualitas beton
harus ditetapkan berdasarkan nilai rata-rata kuat desak beton dibandingkan dengan
nilai yang diijinkan atau atas perintah PPK.

Standard deviasi diperoleh hasil uji laboratorium dan jika hasil yang diperoleh
memenuhi rumus (a) dan (b), kualitas beton dinilai memenuhi spesifikasi dengan
menggunakan rumus (c) dan (d) sebagai berikut:

  0.8ck  Ka. V .......... ......( c)


  ck  Kb. V .......... .......... ..( d )

dimana,  : kuat desak beton rata-rata


V : hasil uji yang menunjukkan distribusi impartial
Ka,Kb : koefisien untuk penilaian

ST - 46
Spesifikasi Teknis

1.6
1.5
1.4
1.3
1.2

Acceptance judgment
coefficient Ka, Kb
1.1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
5 10 20 30 50 100 200
Num ber of test values (n)

Acceptance Judgment Coefficient

Uji slump harus dilakukan sesaat sebelum penuangan beton dikerjakan dan
selanjutnya pada setiap saat pengambilan benda uji untuk kuat desak dan saat-saat
lain bila diperintahkan PPK.
Semua uji/tes diatas harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan dalam standar yang
dijelaskan dalam spesifikasi ini.

9.2 Pemeriksaan Pekerjaan Selesai

Penyedia Jasa wajib melakukan pemeriksaan yang menyeluruh dan teliti bersama PPK
pada pekerjaan saluran irigasi, drainasi dan bangunan irigasi yang sudah selesai, dan
bila air sudah mengalir di jaringan irigasi untuk memastikan ada/tidak ada kebocoran.
Penyedia Jasa harus memastikan penyebab kebocoran dan mengerjakan perbaikan yang
diperlukan sebelum dapat diterima dengan baik oleh PPK.

10. Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Beton

Pengukuran prestasi pekerjaan beton untuk semua tipe beton harus dilakukan dalam meter
kubik (m3) beton yang dituangkan untuk bangunan sesuai dengan dimensin yang
ditunjukkan dalam gambar kerja. Tidak ada pengurangan volume beton yang ditempati besi
beton, besi profil atau benda/peralatan lainnya yang terpendam dalam beton.

Pembayaran untuk semua tipe beton dilakukan berdasarkan harga satuan yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus sudah diperhitungkan
termasuk beaya untuk pekerja, material, alat peralatan, penuangan beton, pemadatan, dan
perawatan termasuk bahannya, bahan tambahan baik bersifat kimia (admixture) maupun
mineral (additive), pekerjaan penyelesaian/finishing dan semua pekerjaan non-permanen
untuk akses dan pendukung, tanggul pelindung dan pengaman, saluran pengelak, relokasi
dan pengamanan serta pengeringan kecuali pekerjaan non-permanen (general-items), uji
laboratorium yang diharuskan dalam spesifikasi dan pekerjaan perbaikan lainnya.

11. Pekerjaan Cetakan Beton (Begesting Beton)


11.1 Umum

Penyedia Jasa bertanggung jawab sepenuhnya untuk desain dan pelaksanaan


pekerjaan cetakan beton termasuk perancah (false work/scaffolding), dan wajib

ST - 47
Spesifikasi Teknis

menyerahkan desain dan metoda kerja kepada PPK guna mendapat persetujuan paling
lambat 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan cetakan beton tersebut dilaksanakan
termasuk gambar kerja, dan perhitungan teknis, rincian dari material dan produk
pabrik yang akan dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan cetakan.

Pekerjaan cetakan beton dapat dibuat dari kayu atau besi dengan desainnya harus
menjamin bahwa konstruksi cetakan dan perancah dengan penguat, penyekat,
penopang dan pendukung cukup kuat sehingga tidak terjadi deformasi yang besar
karena menahan adukan beton yang masih plastis atau karena metoda kerja
penuangan dan pemadatan beton atau karena timbulnya beban tambahan yang semula
tidak diperhitungkan.

Penyedia Jasa wajib menyerahkan desain dan metoda kerja untuk pembuatan cetakan
beton kepada PPK guna mendapat persetujuan sebelum dilaksanakan. Desain cetakan
dan perancah harus memuat rincian dasar perhitungan, beban dan tegangan yang
ditanggung konstruksi, asumsi, sifat dan karakteristik material yang dipakai, rincian
konstruksi yang diusulkan termasuk ukuran balok, papan penyekat, penopang,
penguat dan perancah. Metoda kerja penuangan beton, pemadatan, perawatan dan
lain-lain harus sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini.

Penyedia Jasa tidak diperkenankan melakukan pengadaan material sebelum


memperoleh persetujuan PPK.

Cetakan harus dibuat dengan cukup teliti sehingga memperlihatkan bentuk beton
seperti yang diuraikan dalam metoda kerja diatas. Penyedia Jasa juga harus
memperhatikan perlunya penyesuaian terhadap terjadinya penyusutan,
pemampatan/penurunan (settlement) atau lendutan/defleksi yang mungkin terjadi
selama pelaksanaan sehingga beton yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan
dimensi dan toleransi yang disyaratkan.

Cetakan harus dilapisi dengan plywood yang baru atau metal dengan persetujuan
PPK, sehingga akan diperoleh permukaan beton yang halus dengan texture, warna
dan penampilan yang seragam. Metal pelapis cetakan tidak boleh berkarat yang
dikhawatirkan akan menempel pada permukaan beton dan dengan sabungan yang
baik sehingga tidak meninggalkan bekas atau cacad pada permukaan beton.

Berdasarkan pengukuran dan pembayarannya, cetakan beton dibedakan dalam 3 tipe


cetakan tergantung dari tinggi dari dinding bangunan atau tinggi dari dasar atau
permukaan tanah seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan perintah
PPK:

Tipe-A1 : Cetakan tanpa penopang untuk bangunan beton/tembok beton


dengan tinggi kurang atau sama dengan 1.0 m yang diukur dari
dasar atau permukaan tanah.

Tipe-A2 : Cetakan dengan penopang, penyokong dan perancah yang agak


berat, untuk bangunan beton dengan tinggi dinding lebih dari 1.0
m dan kurang atau sama dengan 5.0 m yang diukur dari dasar atau
permukaan tanah. Pengukuran untuk pembayaran cetakan tipe ini
harus dimulai dari 0.0 m sampai puncak dinding dimana cetakan
tipe-A2 dipasang.

Tipe-A3 : Cetakan dengan penopang, penyokong dan perancah yang berat,


untuk bangunan beton tinggi dinding lebih dari 5.0 m yang diukur

ST - 48
Spesifikasi Teknis

dari dasar atau permukaan tanah. Pengukuran untuk pembayaran


cetakan tipe ini harus dimulai dari 0.0 m sampai puncak dinding
dimana cetakan tipe-A3 dipasang.

Dalam hal tinggi cetakan dalam satu bagian/segmen pekerjaan bervariasi, maka tinggi
rata-rata yang dihitung dari gambar kerja dapat dipakai sebagai dasar untuk
menetapkan tipe cetakan.

Semua sudut beton exposed harus ditutup dengan pengisi/listel berbentuk segitiga
dengan ukuran tidak kurang dari 1 cm x 1 cm x 1 cm untuk mencegah mortar
mengalir keluar dan mempersiapkan permukaan yang halus dan lurus atau dengan
cara lain sesuai perintah PPK. Pengisi segitiga/listel dibuat dari kayu kualitas baik,
lurus dan dengan permukaan yang dihaluskan.

Lubang-lubang yang disediakan pada cetakan untuk tujuan pemeriksaan kondisi


didalam cetakan dan untuk membuang air yang dipakai untuk mencuci cetakan, harus
dapat dengan mudah ditutup sebelum pekerjaan penuangan beton dikerjakan.
Seringkali untuk memperkuat cetakan dilakukan dengan memasang baut atau
penguat/pengunci (clamp) dalam jumlah yang cukup kuat untuk mencegah cetakan
mengembang. Baut dan clamp yang dipakai harus dari jenis dan tipe yang dapat
dipotong dibawah permukaan beton 2 cm atau lebih sehingga tidak ada metal sedalam
3 cm dari permukaan beton.

Seluruh permukaan cetakan yang bersinggungan/kontak dengan beton harus dilapisi


dengan bahan kimia (non-staining releasing agent) agar cetakan dapat dilepas dengan
bersih dan mudah. Pemolesan permukaan cetakan dengan bahan kimia dikerjakan
sebelum besi tulangan dipasang, dan harus dijaga agar non-staining releasing agent
tidak mengotori besi tulangan. Sebelum penuangan beton dilaksanakan, cetakan harus
dibersihkan dan dibasahi dengan baik.

Penuangan beton tidak diijinkan untuk dilaksanakan sebelum seluruh besi tulangan,
waterstop, joint element, anchor, imbedded item dan lain-lain sudah dipasang
Penyedia Jasa dengan baik sesuai gambar kerja dan diperiksa serta disetujui PPK.

11.2 Pembongkaran Cetakan


Cetakan yang dipasang vertikal untuk bangunan, tidak boleh dibongkar lebih cepat
dari 3 (tiga) hari atau 72 (tujuh puluh dua) jam sesudah beton dituangkan.

Cetakan dengan perancah/penopang/penguat sementara untuk balok dan lantai beton


harus dijaga tetap berada pada tempatnya selama paling sedikit 10 (sepuluh) hari atau
sampai beton telah mencapai kuat desak paling sedikit 85% dari kuat desak menurut
desain.

Cetakan untuk lining beton saluran dapat dibongkar 24 (dua puluh empat) jam
sesudah adukan beton dituang.

11.3 Pengukuran dan Pembayaran Cetakan

Pengukuran dilakukan berdasarkan luas (m 2) cetakan untuk masing-masing tipe


cetakan : tipe-A1, tipe-A2 dan tipe-A3, yang diukur adalah luas bersih permukaan
cetakan tempat beton berada berdasarkan gambar termasuk permukaan beton pada
konstruksi beton dan pekerjaan-pekerjaan lainnya

ST - 49
Spesifikasi Teknis

Pembayaran pekerjaan cetakan beton dilaksanakan berdasarkan harga satuan cetakan


dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang meliputi harga dimana cetakan digunakan.
Harga satuan tersebut harus termasuk harga/beaya untuk pekerja, peralatan, material
dan semua pekerjaan yang berkaitan termasuk pekerjaan pemasangan dan
pembongkaran cetakan, penopang, perancah dan lain-lain.

Cetakan beton untuk beton lantai kerja, beton pracetak dan sebagainya, tidak dibayar
dan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan beton bersangkutan.

12. Besi Tulangan

12.1 Umum

Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos dan besi ulir
yang memenuhi ketentuan standar JIS atau ASTM A615, Grade 60 atau SII 0376-84,
dengan karakteristik sebagai berikut:

Property Besi Ulir Besi Polos


Tensile strength (kg/mm2) 45-57 45-57
Yield point (kg/mm2) 30 atau lebih 30 atau lebih
Elongation (%) 16 atau lebih 18 atau lebih

Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan PPK untuk pengadaan besi tulangan yang
akan dipergunakan dan menyerahkan sertifikat produksi pabrik setiap pengirimannya
ke lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa dengan beaya sendiri harus melakukan uji material
bila diminta PPK dengan prosedure baku uji yang disetujui PPK.

Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada
seluruh panjangnya dengan yang disetujui PPK. Dua besi tulangan dengan diameter
yang sama yang diambil secara random dari besi tulangan yang dikirim ke lokasi
kerja harus tidak boleh berbeda lebih dari 2% (dua persen) dari diameter yang
disyaratkan. Besi tulangan harus bersih dari karat, oli, kotoran dan tidak cacad.

12.2 Gambar Pembesian

Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan daftar besi dan
pembengkokannya kepada PPK untuk mendapat persetujuan sebelum pemasangannya
di lokasi pekerjaan.

12.3 Pemasangan Besi Tulangan

Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan ukuran/dimensi
yang ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah disepakati. Besi tulangan harus
dipasang pada lokasi dan posisi yang tepat sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada
cetakan beton.

Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain sebagai suatu
rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah bentuk dan diikat dengan
kuat pada cetakan dengan posisi yang tepat dan tidak mudah bergeser selama proses
penuangan dan pemadatan beton.

Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan beton, tidak
diijinkan mencuat keluar permukaan beton.

ST - 50
Spesifikasi Teknis

Batu tahu untuk membentuk selimut beton, dibuat dari beton pra-cetak dengan kuat
desak tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang, dengan tebal sesuai dengan
desain tebal selimut beton diikat kuat pada cetakan dengan kawat dan disiram air
sesaat sebelum beton dituang.

Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan harus dibersihkan dari
material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil pengecoran sebelumnya
yang menempel/mengeras dan bahan lainnya yang dapat melemahkan ikatan dengan
beton.
Penyedia Jasa wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum
pelaksanaan penuangan beton, kepada PPK untuk melakukan pemeriksaan kesiapan
pelaksanaan secara menyeluruh dan memberi persetujuan bila semuanya sesuai
dengan ketentuan dalam spesifikasi.

12.4 Penyambungan Besi Tulangan

Semua besi tulangan harus dipasang dengan susunan dan panjang seperti pada
gambar kecuali bila ditentukan dan disetujui berbeda oleh PPK.

Kecuali yang sudah ditetapkan dalam gambar penyambungan besi tulangan lainnya
tidak diperkenankan tanpa persetujuan PPK. Penyambungan harus dilakukan dengan
overlap sepanjang mungkin.

Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung harus sesuai dengan
gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap harus tidak kurang
dari 30 (tigapuluh) diameter besi tulangan. Untuk penyambungan dengan cara
overlap, besi tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat sedemikian sehingga
tebal selimut beton tetap memenuhi ketentuan.

12.5 Selimut Beton

Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut beton sesuai dengan
ketentuan dalam gambar, atau atas perintah PPK.

12.6 Pengukuran Pembayaran Besi Tulangan

Kecuali untuk beton pracetak, besi tulangan diukur dalam satuan berat ton untuk
setiap jenis/tipe besi tulangan bulat-polos atau bulat-ulir, berdasarkan berat yang
dihitung untuk besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang yang ditunjukkan
dalam daftar dan gambar pembesian/penulangan yang disetujui PPK.

Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar pembayaran,
ketentuan berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan JIS G3112 harus diikuti
sbb:
Besi Bulat-Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31

Besi Bulat-Polos
Diameter 8  10  12  16  19  22  25  28  32
(mm)
Berat 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31
(kg/m)

ST - 51
Spesifikasi Teknis

Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar diatas, PPK akan
menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di lokasi pekerjaan berdasarkan
ketentuan dalam standar SNI
Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat dan
keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak
diperhitungkan dalam pembayaran. Besi tulangan untuk overlap sambungan akan
diperhitungkan dalam pembayaran, yaitu sebesar 0,5 x panjang besi tulangan
sambungan.

Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan yang
ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dimana tulangan
digunakan, akan meliputi harga yang tepat dimana tulangan digunakan untuk masing-
masing tipe besi bulat-ulir dan besi bulat-polos di tempat-tempat pemakaian akhir di
dalam konstruksi beton tulang dan pekerjaan-pekerjaan lainnya. Harga satuan
tersebut sudah termasuk beaya dan ongkos untuk pekerja, peralatan, material, alat
penyediaan, pemasangan dan penyetelan besi tulangan dan semua pekerjaan
pendukung yang disebut dalam Spesifikasi ini. Adapun dalam hal besi tulangan yang
telah selesai dirakit/dipasang tidak dapat diperhitungkan untuk pembayarannya,
namun demikian rakitan tersebut dapat diprogres sebagai kemajuan pekerjaan.
Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan atas selesainya
pekerjaan beton dimana besi tulangan tersebut menjadi satu kesatuan dengan beton
tersebut.

13. Benda Terkubur/Terpendam Beton

Penyedia Jasa wajib memastikan benda-benda dan peralatan yang akan terkubur/terpendam
adukan beton harus sudah terpasang dengan kuat dan tepat pada posisinya sesuai gambar,
sebelum pelaksanaan penuangan beton. Semua benda-benda tersebut harus bersih dan bebas
dari kotoran, oli, mortar dan bahan lain yang berakibat buruh pada beton.

14. Sambungan

14.1 Sambungan Konstruksi

Sambungan konstruksi hanya dilaksanakan pada lokasi yang ditetapkan dalam


gambar kerja, sesuai dengan Spesifikasi ini, atau yang disetujui PPK, kecuali dalam
kondisi yang tidak diduga sebelumnya, penghentian atau penundaan penuangan beton
yang tidak dapat dihindari.

Sebelum adukan beton yang baru akan dituangkan pada beton lama yang sudah
dituang sebelumnya di lokasi sambungan konstruksi, beton lama harus sudah berumur
tidak kurang dari 24 jam. Permukaan beton lama harus dibersihkan dari pasta semen,
selaput semen-pasir dan cacad-cacad, dengan disemprot air bertekanan, sand blasting,
chipping, atau sikat baja sehingga terlihat agregat beton lama yang bersih dan terikat
kuat.

Setelah permukaan beton lama selesai dipersiapkan, beton harus dibuat jenuh air
selama 4 (empat) jam sebelum penuangan beton baru. Bahan pengikat beton
(bonding-agent) harus dituang pada permukaan beton lama sebelum penuangan

ST - 52
Spesifikasi Teknis

mortar dan beton baru dilaksanakan. Semua bahan dan pemakaiannya harus mendapat
persetujuan PPK terlebih dulu. Sesaat sebelum penuangan beton baru, cetakan harus
diperiksa terpasang kuat/erat pada beton lama dan permukaan sambungan disaput
tipis dengan mortar campuran 1 pasir : 2 semen ke seluruh permukaan.

14.2 Sambungan Eskpansi

Sambungan eskpansi harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi


ini di lokasi dan desain yang dirinci dalam gambar kerja.

Bila ditentukan dalam gambar kerja atau sesuai perintah PPK, waterstop atau pipa
PVC untuk besi-pasak harus terkubur dengan tepat dan baik dalam beton yang
dituang pertama kali: Filler yang akan dipakai untuk sambungan ekspansi harus
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, Pasal H-5, dan harus dipotong sesuai
dengan bentuk permukaan sambungan dan dipasang pada permukaan beton lama
dengan baik sehingga tidak akan bergeser pada saat penuangan beton baru sedang
dikerjakan.

Segera sesudah cetakan dibongkar, sambungan ekspansi harus diperiksa, adukan


beton dan mortar yang melekat pada sambungan harus dipotong dengan hati-hati dan
dibuang.

Seluruh permukaan luar dan dalam dari sambungan ekspansi harus dibersihkan dan
dipersiapkan untuk pemasangan joint sealant. Bahan untuk sealant harus sesuai
dengan bahan untuk filler dan mudah dipasang untuk sambungan mendatar ataupun
tegak. Penggunaan sealant berikut primer yang diperlukan harus sesuai dengan
petunjuk/panduan dari produsen bahan tersebut.

14.3 Sambungan Kontraksi

Sambungan kontraksi harus ditempatkan dan dikerjakan dengan rinci sesuai dengan
gambar kerja atau perintah PPK. Sambungan kontraksi dikerjakan dengan
menuangkan beton pada salah satu sisi sambungan dan dibiarkan sampai mulai
mengeras sebelum penuangan beton pada sisi yang lainnya dilaksanakan. Untuk
menghindarkan ikatan antara kedua beton, permukaan beton pada lokasi sambungan
kontraksi dicat dengan oli atau bahan lainnya yang disetujui PPK. Bila ditentukan
dalam gambar atau atas perintah PPK, waterstop dapat dipasang.

14.4 Sambungan Lining Beton

14.4.1 Umum

Penyedia Jasa wajib menyerahkan metoda kerja kepada PPK untuk dipelajari
dan disetujui sebelum uji coba pembuatan lining beton termasuk sambungan
dilaksanakan. Uji coba tersebut guna memastikan bahwa metoda kerja yang
diusulkan untuk pembuatan sambungan lining beton, pemasangan filler, dan
bituminous sealant dilakukan sesuai ketentuan dalam Spesifikasi serta
menghasilkan konstruksi sambungan yang awet dan kedap air.

Sambungan mendatar dan miring mengikuti permukaan saluran harus


dikerjakan sesuai dengan lokasi dan dimensi yang ditunjukkan gambar kerja
atau sesuai perintah PPK. Permukaan beton yang dituang pertama kali, yang
terletak pada lokasi sambungan harus dicat dengan oli atau dicat dengan
bahan lain yang disetujui PPK.

ST - 53
Spesifikasi Teknis

Sambungan harus diisi dengan filler dari campuran aspal dan pasir dengan
lebar 10 mm sesuai dengan gambar atau perintah PPK.

Sambungan harus diisi aspal-pasir dan dipadatkan secukupnya sampai


dengan 20 mm dari permukaan lining beton yang akan diisi dengan filler
berbahan campuran mortar-pasir, 1PC: 4 pasir, dengan lebar 10 mm dan
kedalaman 20 mm sesuai dengan gambar kerja atau perintah PPK. Penyedia
Jasa wajib menyerahkan rincian material yang akan dipergunakan kepada
PPK untuk mendapatkan persetujuan sebelum pengadaan material tesebut
dilakukan.

14.4.2 Aspal – Pasir

Filler berbahan aspal-pasir dengan tebal 10 mm harus dipasang pada setiap


jarak 12 m arah memanjang saluran seperti yang ditunjukkan gambar kerja
atau sesuai perintah PPK.

(1) Material
i) Aspal
Material harus sesuai dengan standar Bina Marga, dan harus dengan
tipe penetrasi 40-50.

ii) Agregat halus


Agregat halus (pasir) yang dipergunakan sebagai bahan filler
campuran aspal-pasir harus mengikuti ketentuan pasal III.1.2.3
dengan modulus kehalusan butiran 1,2 ~ 2,5 dan dengan ukuran
maksimum partikel 5 mm dan susunan gradasi butiran sesuai dengan
pasal III.1.2.3.
iii) Filler
Filler adalah tepung batu kapur (lime stone powder) yang memenuhi
standar Bina Marga atau slaked-lime yang memenuhi ketentuan sbb:
a. Specific gravity minimum : 2,34 AASHTO T37-55
b. Water content maksimum : 1,0% ASTM D546-55
c. Berat material lewat saringan 0,074 mm : 65% AASHTO T27.
Bahan filler harus dalam keadaan kering dan bersih dari kotoran,
bahan organik serta bahan lain yang dapat berakibat buruk bagi
filler.

(2) Perbandingan Campuran


Perbandingan campuran aspal-pasir harus ditentukan PPK berdasarkan
kisaran campuran masing-masing bahan sesuai dengan hasil uji di lokasi
kerja:
Perbandingan Campuran Berdasar Berat (%)
Aspal Agregat Halus Filler
25±5 70±5 Kira-kira 1%~8%
Uji lapangan untuk proporsi campuran aspal-pasir harus dikerjakan
dengan cara uji pemasangan yang sebenarnya pada lokasi pekerjaan
dilapangan. Bila campuran aspal-pasir dengan perbandingan tertentu
berhenti mengalir dalam waktu 24 jam sesudah
penempatannya/pemasangannya, maka perbandingan campuran tersebut
dapat ditetapkan sebagai perbandingan campuran yang digunakan untuk
seluruh pekerjaan.

ST - 54
Spesifikasi Teknis

(3) Penggunaan di Lapangan


Temperatur aspal-pasir pada saat pencampuran dan pemasangan harus
berkisar antara 1800C sampai 2000C dan dipasang dilokasi sambungan
yang dalam keadaan sepenuhnya kering. Pencampuran dilaksanakan
dengan cara pertama kali aspal dipanasi sampai mencair kemudian
dimasukkan filler dan dicampur dengan aspal. Terakhir, pasir yang
sudah dipanasi dimasukkan dan dicampur dengan aspal. Pencampuran
aspal-pasir dilaksanakan dengan waktu yang sesuai dengan waktu yang
ditetapkan dalam uji lapangan.
Campuran aspal-pasir dituang dan dipadatkan sehingga-pasir mengisi
seluruh ruang sambungan dan melekat erat pada beton dan fondasi tanpa
adanya rongga atau lubang yang tertinggal.

14.5 Pengukuran dan Pembayaran Konstruksi Sambungan

14.5.1 Sambungan Konstruksi; Ekspansi dan Kontraksi

Beaya yang diperlukan untuk pembuatan sambungan konstruksi; ekspansi;


kontraksi termasuk bonding agent untuk bangunan dan lining beton pada
saluran diperhitungkan sudah termasuk dalam harga satuan untuk beton
tersebut yang dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga kecuali
waterstop, besi tulangan untuk pasak (dowel-bar), filler dan sealant yang
dibayarkan secara terpisah sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini.

14.5.2 Sambungan Lining Beton

Beaya untuk sambungan lining beton sudah harus diperhitungkan dalam


harga satuan beton pada pekerjaan lining beton saluran. Tidak ada
pembayaran untuk pengecatan dengan oli atau bahan lain pada permukaan
beton, joint sealant, aspal-pasir-filler dan lainnya sesuai ketentuan dalam
Pasal III-14.4.

15. Beton Pracetak

15.1 Pipa Beton Bertulang


Kecuali bila ditentukan lain dan disetujui PPK, Penyedia Jasa harus menggunakan
pipa beton bertulang pracetak dengan konstruksi sambungan ”tongue and groove”
yang dibeli dari produsen yang disetujui PPK. Tipe beton untuk pipa beton bertulang
precetak harus minimum tipe-A sesuai dengan ketentuan dalam Pasal III-2. Penyedia
Jasa wajib menyerahkan rincian dari campuran beton, gambar desain pipa termasuk
susunan besi tulangan yang dipasang, dimensi pipa, rincian pembesian, cetakan dan
metoda perawatan dan pemadatan yang dilaksanakan dipabrik selain kuat desak pipa
dan kapasitas beban pipa dan data hasil uji lainnya yang diminta PPK. Sebelum
memberikan persetujuan, PPK akan memeriksa material, tata kerja dan kualitas
produk di lokasi pabrik.

Secara perodik PPK harus diperkenankan memeriksa peralatan produksi untuk


memastikan metoda produksi; material dan pengerjaan pipa beton bertulang telah
sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi. Penyedia Jasa secara teratur dengan
persetujuan PPK, menyiapkan contoh material yang dipakai untuk dilakukan uji
laboratorium guna menjamin kualitas pipa memenuhi persyaratan sepanjang proses
produksi.

ST - 55
Spesifikasi Teknis

PPK akan melakukan pemeriksaan terhadap pipa beton bertulang yang telah dikirim
di lokasi kerja sebelum pipa tersebut dipasang, bila diketemukan cacad atau
kerusakan, pipa tidak dapat diterima.

Penyedia Jasa dengan persetujuan PPK dapat membuat pipa beton bertulang dilokasi
pekerjaan sesudah rincian desain dan perhitungan pipa tersebut diperiksa dan
disetujui PPK. Material yang dipakai untuk pipa beton precetak dan pengerjaannya
harus sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini dan harus disetujui PPK. Cetakan
atau mould untuk pipa beton bertulang harus sesuai dengan bentuk dan dimensi yang
ditetapkan dalam gambar atau perintah PPK.

15.1.1 Pemasangan dan Penyambungan Pipa Beton Pracetak

Galian dan urugan kembali serta beton lantai kerja untuk pelaksanaan
pemasangan pipa beton pracetak harus mengikuti syarat dan ketentuan dalam
Spesifikasi ini.

Pipa beton pracetak harus diletakkan dengan teliti dan baik sesuai dengan
jalur dan kemiringan yang ditetapkan dalam gambar kerja dan untuk menjaga
agar posisinya tidak berubah perlu ditopang, diganjal dan dipasa sementara
menggunakan balok kayu. Bagian dalam pipa harus dibersihkan dari puing-
puing dan bila pembersihan tersebut sudah selesai kedua ujung pipa ditutup
dan hanya dibuka untuk pemasangan pipa berikutnya.

Pipa beton pracetak diletakkan dengan bagian ”groove” dari ujung pipa
berada dibagian hulu dan diberi ruang yang cukup untuk pemasangan mortar
pada sambungan pipa. Mortar untuk sambungan pipa dibuat dari campuran
dengan perbandingan volume 1PC: 3 pasir dan ditambah dengan ”hydrated
lime” 10% dari berat semen. Kuat desak mortar umur 28 hari harus tidak
kurang dari 50 kg/cm2.

Sebelum memasang pipa yang berikutnya, Penyedia Jasa harus menuangkan


mortar semen PC dengan merata pada separo dari bagian dasar ”tongue”
sambungan pipa yang sudah terpasang lebih dahulu. Pada saat yang sama
Penyedia Jasa harus menuangkan mortar semen PC dengan merata pada
separo bagian atas ”groove” pipa yang akan dipasang berikutnya. Mortar
harus cukup tebal sehingga sambungan ”groove & tonge” terbentuk dengan
baik dan kuat.

Sesudah pipa beton pracetak terpasang dengan baik, Penyedia Jasa harus
mengisi bagian/ruangan yang tersisa dari sambungan dengan mortar sehingga
terbentuk gelang sekeliling sambungan. Penyedia Jasa harus membersihkan
dan menghaluskan bagian dalam dari sambungan pipa dan merawat mortar
dibagian luar sambungan agar tetap lembab selama tidak kurang dari 2 (dua)
hari atau sesuai perintah PPK untuk diurug kembali.

Penyedia Jasa tidak diijinkan untuk melaksanakan urugan kembali sebelum


PPK melakukan pemeriksaaan dan memberikan persetujuan.

Penyedia Jasa harus melaksanakan urugan kembali dengan pemadatan


disekeliling dan atas pipa beton pracetak sesuai dengan ketentuan dalam
Spesifikasi ini. Khusus untuk pemadatan tanah urugan dibagian separo bawah
pipa harus dilaksanakan dengan baik dan hati-hati dengan kepadatan yang
memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini.

ST - 56
Spesifikasi Teknis

15.1.2 Pengukuran dan Pembayaran Pipa Beton Pracetak

Pengukuran pipa beton pracetak dilakukan berdasarkan ukuran panjang atau


meter (m) pipa yang dipasang. Jumlah panjang yang dimaksud adalah
jumlah panjang pipa beton pracetak dengan diameter tertentu yang benar-
benar dipasang dilokasi pekerjaan termasuk seluruh konstruksi sambungan
dan tidak diberikan kelonggaran untuk hubungan antara pipa dengan
tembok/dinding dan bangunan.

Pembayaran pekerjaan pipa beton pracetak dilakukan berdasarkan harga


satuan pekerjaan tersebut yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk setiap ukuran diameter pipa. Pembayaran sudah termasuk beaya dan
ongkos untuk penyediaan, pemasangan, pekerja, material, alat dan peralatan,
penyiapan pondasi dan sambungan pipa serta pekerjaan pendukung lainnya
yang dilakukan untuk kemudahan, kelancaran dan penyelesaian pelaksanaan
pekerjaan. Pembayaran untuk pekerjaan galian dan urugan kembali dilakukan
terpisah sesuai dengan jenis pekerjaan yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

15.2 Alternatif Pelaksanaan Beton Pracetak

Beton pracetak dapat diaplikasikan untuk bagian/elemen dari bangunan.

Bila Penyedia Jasa bermaksud mengerjakan bagian/elemen dari bangunan beton


dengan beton pracetak dan bukan dituang setempat, Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada PPK untuk mendapat persetujuan, rincian dari perhitungan,
modifikasi dimensi dan spesifikasi beton yang diusulkan dalam perubahan
pelaksanaan tersebut.

Penyedia Jasa juga harus menyerahkan metoda kerja pembuatan beton pracetak,
pengangkutan, penyimpanan, penempatan dan penyetelan dilokasi pekerjaan. PPK
kemungkinan menyetujui usulan tersebut dengan atau tanpa modifikasi, dan Penyedia
Jasa akan dibayar untuk beton pracetak tersebut dengan harga semula, bila tidak ada
perubahan cara pelaksanaan, dan berdasarkan gambar serta harga satuan semula/asli
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Beton pracetak diproduksi per unit, metoda kerja dan kualitas beton yang dihasilkan
harus sesuai dengan ketentuan dan syarat dalam Spesifikasi teknis ini.

ST - 57
Spesifikasi Teknis

ST - 58
Spesifikasi Teknis

VI. PEKERJAAN HIDRO-MEKANIKAL

1. Umum

1.1 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini akan meliputi perencanaan, perhitungan desain, gambar-gambar,


pengadaan material, pembuatan/fabrikasi, perakitan, pengetesan di pabrik, finising,
pengecatan, pengepakan, asuransi, pengangkutan, dan pengiriman ke Site,
pemasangan, pengetesan uji coba dan pengetesan akhir serta perbaikan bila ada yang
rusak termasuk material yang berhubungan dengan pekerjaan Hidromekanikal yang
berada di Saluran Induk, Sekunder hingga Tersier serta Saringan sampah untuk irigasi
sesuai dengan spesifikasi umum yang ditetapkan yang semua akan dilaksanakan oleh
Kontraktor sebagai berikut :

(a) Penggantian dan/atau penyediaan baru set lengkap Pintu-pintu Sorong baja dan
Pintu-pintu Angkat (Hand Gate) serta pintu-pintu ukur Crump-de Gruyter dengan
masing-masing Rangka pengarah/Guide frame dan Pengangkat/Hoist untuk jaringan
Irigasi dan Pembuang/Drainage, mencakup masing-masing bukaan lebar dan tinggi
pada masing-masing ukuran sebagaimana ditunjukkan dalam gambar desain tipikal
serta dalam Tabel Detail khusus untuk Pintu-pintu.

(b) Penggantian dan/atau penyediaan baru set lengkap Saringan sampah/Trashrack


untuk jaringan Irigasi dan Pembuang/Drainage (apabila ada), mencakup masing-
masing bukaan lebar dan tinggi pada masing-masing ukuran sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar desain tipikal trashrack.

(c) Penggantian dan/atau penyediaan baru set lengkap pintu sekat (Stoplog) yang
terdiri dari beberapa block kayu/wooden stoplog dan mencakup masing-masing
bukaan lebar dan tinggi pada masing-masing ukuran sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar desain tipikal balok sekat.

(d) Set lengkap pintu-pintu flap dengan masing-masing rangka pengarah untuk jaringan
pembuang/Drainage system, bila ada.

(e) Satu (1) lot peralatan pemeliharaan/maintenance dan kunci-kunci (tools)


sebagaimana ditetapkan dalam Spesifikasi.

( f) Satu (1) lot suku cadang (spare parts) untuk peralatan sebagaimana ditetapkan
dalam Spesifikasi.

Lingkup pekerjaan ini akan termasuk juga penyediaan dan pemasangan semua
peralatan mekanikal dan berkaitan dengan lingkup pekerjaan yang akan dikerjakan
nanti. Pekerjaan akan termasuk juga penyediaan peralatan maintenance dan tools,
dan memberikan pedoman / petunjuk kepada staff proyek.

Semua harus sesuai dengan Spesifikasi yang ada, disertai gambar-gambar dan
program.
Spesifikasi-spesifikasi untuk pembongkaran pintu-pintu yang ada/lama dan lain-lain untuk
penggantian pekerjaan-pekerjaan hidromekanikal/elektrikal harus sesuai dengan Sub-
Klause H-2.6 Sub-bagian disini.

1.2 Pelatihan untuk Staff Proyek

ST - 59
Spesifikasi Teknis

Selama masa dari mulai pelaksanaan pekerjaan pemasangan di lapangan hingga


selesainya pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor akan memberikan secara penuh petunjuk
atau pelatihan yang berkenaan dengan detail-detail pengoperasian, maintenance dan
perbaikannya kepada para staf proyek dari Direksi pekerjaan yang nantinya akan
diberi tanggung jawab untuk melaksanakan operasi dan pemeliharaan peralatan
hydromekanikal. Kursus/pelatihan akan diberikan dalam bahasa Indonesia. Biaya
pelatihan dapat dimasukan dalam harga satuan pengadaan dan pemasangan peralatan
hidromekanikal yang terdapat dalam Bill of Quantities dan tidak ada pembayaran
terpisah akan diadakan untuk jasa ini.

1.3 Perencanaan Dasar dan Standar – Standar

1.3.1 Standar - Standar

Kecuali ditentukan lain dalam Spesifikasi ini atau oleh Engineer , standar-standar
yang dipakai untuk semua peralatan, material dan detail-detail pemasangan selain
Japanese Industrial Standard (JIS) yang diberikan oleh Japanese Standard
Association of Japan dan American Society for Testing and Materials (ASTM)
adalah :

(a) International Organization for Standardization (ISO)


(b) American Institute of Steel Construction (AISC)
(c) Indonesian National Standard (SLI, SII, SPLN)
(d) Deutsches Institute fur Normalisierung (DIN)
(e) American Welding Society (AWS), dan
(f) Standar-standar setempat yang diakui dan berbadan hukum.

Standar-standar nasional atau internasional lain yang mungkin dapat diterima


sebagaimana kebutuhan yang ada yang ditentukan oleh Engineer, setara dengan atau
lebih baik dari yang diberikan Japanese Industrial Standards untuk mendukung standar
yang sudah ditetapkan dan tahapan perhitungannya adalah konversi sistim metrik.

Kecuali ditentukan lain, Desain fabrikasi, pemasangan dan test-test peralatan harus
sesuai dengan ketetapan-ketetapan yang dapat dipakai dari : “ Technical Standard for
Gates and Penstocks “ yang dikeluarkan oleh Hydraulic Gate and Penstock
Assciation in Japan.

Bilamana Dokumen Kontrak ada suatu konflik/perbedaan dengan salah satu atau semua
standard-standard dan kode yang ada diatas, Dokumen Kontrak yang menentukan dan
diutamakan sebagaimana pengesahan dari Engineer.

1.3.2 Perencanaan dan Tegangan-tegangan kerja

Perencanaan, ukuran-ukuran dan material-material semua bagian dari rencana harus


sedemikian rupa sehingga tidak akan mengalami kerusakan dibawah kondisi yang sangat
tidak sesuai, maupun mengalami pembengkokan/defleksi dan getaran-getaran/vibration
yang mana berpengaruh terhadap operasi peralatan. Peralatan mekanik harus dibuat
sedemikian rupa untuk menghindari kelengkatan dikarenakan adanya karat atau korosi.

Semua bagian-bagian yang mana akan dibongkar atau mungkin harus dibongkar, untuk
tujuan perbaikan atau penggantian harus dipelihara dengan memasang bahan anti
karat/korosi. Tipe , material dan ukuran semua bahan peyambung harus diseleksi agar
aman menahan terhadap tenaga kinetik dan beban/muatan thermal maksimum serta beban

ST - 60
Spesifikasi Teknis

yang diakibatkan oleh pekerja pada saat pemasangan atau perpindahan selama umur
peralatan.

Semua perencanaan harus sebegitu rupa, hingga pemasangan, penggantian dan


pemeliharaan umum mungkin dikerjakan dengan waktu dan pengeluaran biaya yang
minimum. Toleransi-toleransi yang dipakai untuk dimensi/ukuran dan penyelesaian harus
diseleksi dalam pertimbangan khusus sesuai fungsi bagian-bagian dan diperlukan
keakuratan/ketelitian untuk mendapatkan pengoperasian yang tepat serta kerapatan
sekat/tight sealing.

Dimanapun mungkin semua bagian yang serupa/setara, termasuk suku cadang, harus dibuat
standar ukuran dan dapat dipertukarkan. Bagian-bagian seperti itu harus dari material dan
pembuatan yang sama dan harus dibuat semacam toleransi untuk memungkinkan
pergantian atau penggantian dari suku cadang dilakukan lebih mudah dan cepat.

Struktur dasar baja atau frame dimana perlu harus disediakan untuk meneruskan semua
beban yang dibebankan ke pondasi beton oleh berbagai bagian dari peralatan. Dasar-dasar
seprti itu atau kerangka harus disuplai lengkap dengan baut-baut angkur yang sesuai dan
harus sebanding sehingga tekanan-tekanan dari pondasi beton menjadi dalam
tekanan/beban yang diijinkan.

Semua rencana harus didesain untuk meminimalkan resiko dari konsekwensi kerusakan
dan kebakaran, untuk mencegah masuknya binatang kecil, debu dan kotoran, serta
kebetulan kontak dengan bagian-bagian listrik yang hidup atau bergerak. Perencanaan
harus mampu dari pengoperasian secara terus menerus dengan minimum perhatian dan
pemeliharaan dalam beberapa kondisi yang luar biasa kemungkinan menghadapi iklim
tropis.

Informasi lengkap berkaitan dengan asumsi –asumsi perencanaan, pembebanan dan kondisi
pengoperasian, defleksi dan satuan tegangan-tegangan yang digunakan dalam perencanaan
harus diberikan dengan gambar-gambar dan lembar hitungan yang tepat oleh Kontraktor ke
Engineer.

Kontraktor harus mempertimbangkan untuk mendapatkan pengujian Spesifikasi dan


bersama Gambar-gambar untuk dapat disetujui dengan perencanaan dan rencana pekerjaan,
seperti itu akan cukup untuk menjamin ketahanan dan keamanan dalam pengoperasian,
bebas dari beban/tegangan tak semestinya, pembuangan yang memadai dan lain-lain yang
perlu guna suatu pengoperasian yang memuaskan dari perencanaan.

Sebaiknya dicatat bahwa Gambar-gambar dan Spesifikasi hanya menunjukan tipe umum
dari peralatan dan penentuan ukuran/dimensi dan tidak dimaksudkan untuk menetapkan
detail-detail yang tepat dari peralatan untuk dilengkapi. Suatu masa tenggang diperlukan
dalam bangunan ini untuk pelurusan/penjajaran dan grouting bagian-bagian yang ditanam
selain dari pada yang ditunjukan dalam Gambar dan Spesifikasi yang harus ditetapkan oleh
Kontraktor dan mendapatkan persetujuan dari Engineer.

1.3.3 Satuan Ukuran

Didalam semua koresponden, rencana teknis, Gambar-gambar dan Spesifikasi didalam atau
dibawah Kontrak, satuan-satuan metrik harus dipakai sebagai sebuah peraturan. Pada
gambar-gambar atau brosur cetakan dimana satuan-satuan lain harus digunakan, ukuran
setara metrik harus ditandai.

ST - 61
Spesifikasi Teknis

1.3.4 Tropikalisasi

Didalam pemilihan material dan penyelesaian akhir yang harus diberikan pada kondisi
kelembaban tropis dengan peralatan yang mana akan dikerjakan. Kotraktor akan
menyerahkan detail-detail praktisnya yang mana mendapat jaminan dan rekomendasinya
untuk diterapkan pada bagian-bagian perencanaan yang mana mungkin dipengaruhi oleh
kondisi tropis dan kondisi setempat. Material-material dan penyelesaian akhir yang dipakai
harus disetujui oleh Engineer sebelum mulai kerja.

1.3.5 Perubahan Material atau Peralatan

Kontraktor tidak akan membuat suatu perubahan pada peralatan atau material untuk
dimasukan kedalam rencana dari yang ditetapkan atau termasuk dengan Spesifikasi-
spesifikasi ini tanpa persetujuan tertulis dari Engineer. Perubahan-perubahan seperti itu
atau perubahan yang sama sekali tidak akan merusak untuk kepentingan pemakai dan tidak
akan mengakibatkan suatu penambahan Harga Kontrak.

1.3.6 Papan dan Label

Kontraktor akan menyuplai dan memasang paling sedikit satu (1) pelat nama yang dibuat
dari perunggu atau baja tahan korosi/karat dalam lebar kira-kira 500 mm dengan tinggi 400
mm, untuk setiap item BQ dari perencanaan untuk ditetapkan dibawah Kontrak ini. Semua
papan nama, papan instruksi dan lampu-lampu indikasi pada bok dan peralatan, termasuk
papan nama diatas, harus dalam bahasa Indonesia. Kontraktor akan menyerahkan surat-
surat dan dalam kalimat bahasa Indonesia semua papan dan label-label kepada Direksi
Pekerjaan.

Kecuali sebaliknya kalau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan atau Engineer, semua
penetapan dan ketentuan pelat nama pada bagian elektrik harus dalam bahasa Indonesia.

1.4 Gambar-gambar dan dokumen yang harus disediakan oleh Kontraktor

1.4.1 Gambar-gambar dan Dokumen-dokumen

Dokumentasi tehnik sebagaimana diperlukan didalam Spesifikasi sebaiknya agar


ditinjau dan dapat persetujuan dari Engineer dibawah syarat-syarat dalam kontrak.
Kontraktor pertama-tama akan menyerahkan sebuah master list gambar-gambar dan
dokumen-dokumen untuk diperlengkapi dalam kontrak untuk persetujuan Engineer,
secara jelas menunjukkan judul (biasanya berisi nama-nama karyawan, nama Proyek,
no. Kontrak, item pekerjaan dan seterusnya), cara penomoran, ukuran dan jumlah
gambar, dimensi dan bentuk title block serta bibliographynya, dll.

Biaya persiapan gambar-gambar, dokumen dan lain-lain akan disediakan pada


section ini akan dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam Bill of Quatities pada
harga yang pantas dan tidak ada pembayaran terpisah akan dibuat.

Sebelum pembuatan peralatan untuk pekerjaan hidromekanikal dan pekerjaan-


pekerjaan konstruksi lapangan dimulai, Kontraktor harus mengajukan Kriteria Desain,
Perhitungan Desain, Spesifikasi-spesifikasi, Gambar kerja dalam detail, dan Diagram
kerja yang menunjukkan semua detail-detail peralatan dan material-material yang
akan digunakan kepada Engineer dan Direksi Pekerjaan untuk dimintakan persetujuan
sesuai dengan Klause 26 dari Spesifikasi Umum.

ST - 62
Spesifikasi Teknis

Prosedur penyerahan Gambar-gambar dan Dokumen-dokumen untuk persetujuan,


penanganan nya, As-built darwing (gambar final) akan mengikuti pada Klausal-klausal 4
dan 26 dari Spesifikasi Umum, kecuali sebaliknya ditetapkan lain disini.

1.4.2 Jumlah diperlukan dari Gambar – Gambar dan Dokumen

Jumlah dari gambar – gambar dan data elektronik (bila ada) untuk diserahkan ke
Engineer, harus sesuai Bagian Umum. Jumlah data-data untuk diserahkan ke Engineer
harus sebagai berikut :

Deskripsi Jumlah Keterangan


Dalam bahasa
1 Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan 7
Indonesia
2 Petunjuk Prosedur-Prosedur Test 3
3 Petunjuk Pemasangan 3
4 Spesifikasi Pengecatan 3
5 Prosedur Pengelasan 3

Selanjutnya salinan-salinan dari gambar-gambar khusus dan dokumen untuk


disediakan dengan biaya dari Kontraktor sendiri bilamana diminta oleh Engineer atau
Direksi Pekerjaan.
1.4.3 Target Penyerahan Gambar-Gambar dan Dokumen
(a) Sebelum memulai konstruksi yang berkaitan dengan bangunan-bangunan sipil :
- Gambar-gambar denah umum dari semua rencana.
- Gambar-gambar detail dan data yang berkaitan untuk pekerjaan Sipil seperti
gambar yang menunjukkan blockout (secondary concrete) dan pondasi dari
rencana, kondisi-kondisi pembebanan, ukuran dan lokasi batang - batang
angkur, hook, sistim pengkabelan tanah (grounding wiring system) dan
seterusnya.
(b) Sebelum memulai pabrikasi rencana
- Umum dan gambar-gambar kerja pabrik, calculation sheet dan data.
(c) Persetujuan berikut dari gambar-gambar untuk komponen-komponen utama dari
rencana :
- Petunjuk-petunjuk Pemasangan dalam Sub klause VI-1.5.2 “ Petunjuk untuk
Pekerjaan-Pekerjaan Pemasangan “
- Prosedur Pengetesan di Bengkel / Pabrik dan di Lapangan / Site dalam Sub
Klause VI-1.5.3 “ Petunjuk Prosedur-Prosedur Test “
- Spesifikasi-spesifikasi Pengecatan, rencana warna dan contoh pengecatan
dalam Sub-klause VI-1.6.10 “ Pembersihan, Pengecatan dan Perlindungan “
- Petunjuk-Petunjuk pengoperasian dan Pemeliharaan dalam Sub klause
VI-1.5.1 “ Petunjuk-petunjuk Operasi dan Pemeliharaan “
- Daftar Suku cadang-suku cadang dalam Sub-Klause VI-1.10 “ Suku cadang -
Suku cadang “

ST - 63
Spesifikasi Teknis

- Daftar Peralatan Pemeliharaan dan Kunci-kunci dalam Sub klause VI-1.11 “


Peralatan Pemeliharaan dan Kunci-kunci “
(d) Sebelum tiga (3) bulan dari memulai pekerjaan pabrikasi :
- Dokumen-dokumen Kualifikasi untuk prosedur pengelasan dan untuk
pengelas dan kualifikasi operator pengelasan dalam Sub klause VI-1.6.8 “
Pengelasan “

1.5 Buku-Buku Petunjuk


1.5.1 Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan (O.P)
Kontraktor harus menyerahkan kepada Engineer petunjuk-petunjuk umum yang
menggambarkan cara yang benar dari pengoperasian dan pemeliharaan dari semua
rencana yang diadakan dibawah Sub-bagian ini dengan referensi khusus untuk suatu
yang utama dikembangkan terakhir ini. Buku petunjuk pemeliharaan harus dalam bahasa
Indonesia.
Buku-buku Petunjuk akan memasukkan suatu yang dapat dipisah dan bagian lengkap
yang menggambarkan prosedur-prosedur pengoperasian yang normal dan emergensi
untuk pengontrolan dari rencana , dan akan memasukkan gambar-gambar diagramatic
yang mudah dibaca dari semacam prosedur-prosedur pengoperasian guna
memudahkan pengertian dari gambaran keterangan yang diberikan.
Buku-buku petunjuk / pedoman akan menggambarkan dan memberikan penjelasan
dalam detail metode dan prosedur untuk perakitan, penyetelan, pengoperasian dan
pembongkaran dari setiap komponen, sistim dan mesin dan penggunaan alat peralatan
yang perlu untuk pekerjaan-pekerjaan semacam itu. Petunjuk pemeliharaan akan
menggambarkan atas item-item inspeksi rutin dari setiap komponen dan pelumasan
dengan frekwensi yang dianjurkan dari pekerjaan semacam itu. Kemungkinan gejala-
gejala yang mana menunjukkan kondisi ketidak beresan dari setiap komponen versus
kriteria yang diperbolehkan daripadanya dan ukuran pembanding oleh karena itu akan
juga dimasukkan dalam buku petunjuk.
Kontraktor harus, dalam mempersiapkan buku petunjuk, memperhitungkan kekurangan
pengalaman dan ketidaktahuan dari personil pengoperasi, dengan tipe dari peralatan.
Buku petunjuk juga akan memasukkan sebuah daftar lengkap dari semua gambar-
gambar yang disiapkan untuk rencana dalam bagian ini, spesifikasi pengecatan yang
disetujui, daftar kunci-kunci (tools) , daftar suku-cadang, daftar bagian-bagian untuk
masing-masing komponen dari item peralatan dengan catalog-katalog yang diperlukan,
dan seterusnya. Daftar bagian-bagian yang akan memasukkan kode dan nomor-nomor
seri dan petunjuk pemesanan pembuatnya. Daftar bagian-bagian harus detail untuk
hanya peralatan yang disediakan dan tidak akan memasukkan referensi umum atau
gambaran dari peralatan yang sama yang mana adalah dari model yang sama tetapi
berbeda hanya dalam detail.
1.5.2 Petunjuk-Petunjuk untuk Pekerjaan Pemasangan
Kontraktor akan menyerahkan kepada Engineer untuk persetujuan buku petunjuk /
pedoman untuk pekerjaan pemasangan dari perencanaan untuk dilaksanakan di Lapangan /
Site.
Buku petunjuk akan menggambarkan dan memberikan penjelasan dalam detail
metode-metode dan prosedur-prosedur untuk pemasangan dari rencana, penggunaan
fasilitas-fasilitas konstruksi dan alat-alat pengukuran bersama dengan kapasitasnya dan
jumlah kebutuhan, bengkel lapangan untuk disediakan untuk pekerjaan pemasangan
dan keterangan-keterangan yang perlu lainnya pada pekerjaan pemasangan.

ST - 64
Spesifikasi Teknis

1.5.3 Petunjuk-Petunjuk Prosedur Pengetesan


Kontraktor akan menyerahkan kepada Engineer untuk persetujuan, selama atau
dengan segera berikut penyerahan gambar-gambar, instruksional prosedur-prosedur
pengetesan, penggambaran setiap pengetesan untuk dilakukan di Bengkel Kontraktor
dan di Site dalam waktu yang disebutkan pada Klause VI -1.4.6 “Gambar-Gambar
dan Dokumen untuk disediakan oleh Kontraktor “.Prosedur-prosedur pengetesan akan
menetapkan sikwen dari pengetesan-pengetesan, persiapan peralatan dan prosedur-
prosedur pengoperasian untuk diikuti dan prosedur-prosedur detail untuk melakukan
pengetesan-pengetesan, toleransi-toleransi untuk dimensi dan / atau kontrol -kontrol
kwalitas dan item-item yang perlu lainnya untuk pengetesan-pengetesan. Prosedur-
prosedur pengetesan akan dipersiapkan secara terpisah untuk pengetesan- pengetesan
yang akan dilakukan di Bengkel dan di Site / lapangan. Prosedur- prosedur ini akan
diserahkan dan di distribusikan dalam cara yang sama sebagaimana gambar-gambar.
1.6 Pekerjaan-Pekerjaan Struktur dan Mekanikal
1.6.1 Umum
Semua material-material harus baru, macam-macam jenisnya dan seperti yang
biasanya dan sesuai untuk pekerjaan yang bersifat seperti itu. Semua material -
material harus mengikuti Japanese Industrial Standard (JIS) atau American Society
for Testing and Materials (ASTM) yang terakhir kecuali sebaliknya ditentukan atau
disetujui oleh Engineer.
Semua kecakapan pekerja harus yang tingkatan sangat tinggi untuk seluruh
pekerjaan-pekerjaan guna menjamin kelancaran dan pengoperasian bebas dari vibrasi
dibawah segala kemungkinan kondisi pengoperasian, dan desain, dimensi-dimensi dan
material-material dari semua bagian-bagian rencana harus seperti itu tegangan -
tegangan untuk yang mana mungkin persoalan membuat besar kemungkinan distorsi,
pemakaian tak semestinya, atau kerusakan kedalam kondisi-kondisi yang berat yang
dijumpai dalam tugas.
Semua bagian-bagian dari rencana harus sesuai dengan dimensi-dimensi yang
ditunjukan dan akan dibuat sesuai dengan “ GAMBAR DISETUJUI “.
Semua sambungan-sambungan, data permukaan, dan pencocokkan komponen-
komponen akan dibuat dan semua tuangan-tuangan akan diberi tanda pada
permukaan untuk mur-mur. Penyelesaian-penyelesaian yang dibuat akan ditunjukkan
dalam gambar.
Semua ulir-ulir, baut-baut, tiang-tiang dan mur-mur serta galur-galur / ulir drat untuk
pipa-pipa harus memenuhi standar-standar yang terakhir dari International
Organization for Standardization (ISO) meliputi komponen-komponen dan harus
mengikuti standar-standar untuk ukuran metrik. Kontraktor harus menggunakan
semata-mata standar-standar dan sistim ukuran yang diterima dan dimasukkan dalam
kontrak.

1.6.2 Jalan, Tangga dan Handrail


Tempat jalan, Tangga, dan handrail-handrail pengaman yang memadai / mencukupi dan
pelindung-pelindung akan disediakan pada dan sekitar setiap peralatan, dimana
diperlukan, untuk memberikan jalan masuk dan perlindungan dari semua gerakan /
perpindahan dan bagian-bagian elektrikal. Item-item semacam akan direncana untuk
memudahkan perpindahan dengan mudah untuk ijin bebas jalan masuk ke berbagai
macam bagian dari peralatan.
1.6.3 Pekerjaan Mesin

ST - 65
Spesifikasi Teknis

(1) Umum
Semua toleransi-toleransi, kelonggaran-kelonggaran dan ukuran-ukuran untuk metal
yang cocok antara bagian-bagian berbentuk silinder biasa harus memenuhi sesuai
dengan JIS atau standar-standar lain yang setara disetujui untuk tingkatan yang sama
sebagaimana ditunjukkan atau sebaliknya.
Penyediaan permesinan yang mencukupi harus disediakan diatas tempat landasan /
bantalan guna menjamin permukaan yang benar dari alat-alat yang kokoh.
Permukaan-permukaan bantalan harus benar dan tepat guna menjamin kontak
langsung. Journal dan permukaan-permukaan luncuran harus halus dan semua
permukaan-permukaan harus dihaluskan dengan kehalusan yang cukup dan akurasi
guna menjamin pengoperasian yang tepat pada saat dipasang. Bagian-bagian yang
masuk ke suatu mesin harus hati-hati dan secara akurat dibuat. Semua lubang-lubang
yang dibor untuk baut-baut harus secara akurat ditempatkan dan dibor dari template-
template.
(2) Permukaan-permukaan dihaluskan
Permukaan-permukaan dihaluskan harus ditunjukkan pada gambar-gambar Kontraktor
dan harus sesuai dengan standar JIS yang tepat atau setara lain yang disetujui.
Pemenuhan permukaan yang ditetapkan akan ditentukan dengan pikiran dan perasaan
dan dengan pemeriksaan visual dari pekerjaan diperbandingkan pada contoh-contoh
standar kekasaran, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari standar-standar yang
ditetapkan diatas.
(3) Permukaan-permukaan tidak dihaluskan
Sejauh yang dapat diterapkan, semua pekerjaan-pekerjaan akan disusun untuk
memperoleh machining yang tepat diantaranya permukaan-permukaan tidak
dihaluskan.
Bilamana ada ketidak sesuaian yang besar antara permukaan-permukaan tidak
dihaluskan diantaranya, itu harus dikelupas/ditatah dan digerinda halus, atau
dimachining, untuk menjamin alignment/pelurusan yang tepat. Permukaan- permukaan
tidak dihaluskan harus betul pada garis-garis dan ukuran-ukuran yang ditunjukkan
pada gambar-gambar dan harus dikelupas atau digerinda bebas dari tonjolan-tonjolan
dan bintik-bintik kasar. Penurunan-penurunan atau lubang-lubang yang tidak
mempengaruhi kekuatan atau kegunaan dari bagian-bagian yang mungkin dipenuhi
dalam suatu cara yang disetujui.
(4) Pin-pin dan Lubang-lubang Pin
Lubang-lubang pin akan dibor untuk diukur, halus dan lurus, dan pada sudut-sudut
yang benar untuk as / poros dari member.
Pengeboran akan dikerjakan setelah bagian dijamin kuat di posisinya. Pin-pin akan
dikeraskan dan baja gerinda dan sungguh-sungguh ditahan pada posisinya. Roda-roda
atau roller untuk dipakai di pintu-pintu harus dapat dipasang pada pin-pin yang bisa dilepas
dan mempunyai bantalan dan ring kuningan yang dapat melumasi sendiri dengan merata.
1.6.4 Penyeimbangan ( Balancing )
Semua bagian-bagian yang berputar harus betul-betul diseimbangkan keduanya secara
statis dan dinamis sehingga pada saat berputar pada kecepatan-kecepatan normal dan
pada suatu beban hingga maksimum, harus tidak ada vibrasi yang berlebihan
dikarenakan kurang seimbang dan rencana akan beroperasi dengan kemungkinan
sedikit jumlah kegaduhan.

ST - 66
Spesifikasi Teknis

1.6.5 Pipa-pipa kaliber kecil


Pipa baja tanpa sambungan dan / atau pipa tembaga akan digunakan untuk saluran
saluran minyak / oil. Pipa baja Galvanis atau pipa tembaga akan digunakan untuk
semua saluran - saluran udara atau gas. Pipa baja akan digunakan untuk saluran air.
Semua kebutuhan-kebutuhan stud-stud, baut-baut, ulir-ulir, mur-mur, ring-ring, gasket -
gasket, packing, penopang-penopang, dll , diperlukan pada sambungan-sambungan
dengan bidang pemasangan dari sistim perpipaan, yang akan disediakan oleh
Kontraktor.
Semua gasket-gasket dan balutan / packing harus dari material yang disetujui dan dari
suatu tipe yang telah betul-betul disetujui untuk kondisi-kondisi pelayanan, untuk
yang mana menjadi subjek.
Pipa-pipa harus dipasang pada lokasi-lokasi, elevasi-elevasi, dan jalur-jalur yang
ditunjukkan pada “GAMBAR DISETUJUI“. Semua jalur-jalur / lines harus dilandaikan
/ dimiringkan untuk memberikan pengaliran pada tempat yang rendah.
Dimana sebuah cabang tidak dapat dialiri melalui peralatan tetap, sebuah katup
aliran akan disediakan pada suatu tempat yang mudah dicapai.
Semua pipa-pipa akan dicocokan dan dipasang untuk memasukkan tekanan-tekanan
minimum ke pipa, pengepasan-pengepasan dan struktur-struktur yang berhubungan,
dan pemasangan harus sesuai dengan pengerjaan perpipaan terbaik.
Penyatuan-penyatuan pipa, sambungan-sambungan fleksibel dan pembongkaran flens
harus dicocokkan dimana perlu untuk fasilitas pemasangan atau pemeliharaan
peralatan, sebagaimana ditunjukkan dan disetujui oleh Engineer.
Kontraktor akan menyediakan dan memasang semua penggantung-penggantung pipa,
bracket-bracket dan penopang-penopang yang diperlukan untuk menopang pipa-pipa,
termasuk pengeboran dan penggrotingan untuk expansion anchor dan suatu pekerjaan
insidentil untuk penyetingan seperti angkur-angkur tanam atau disisipkan masuk ke
betonan.
Kecuali ditentukan lain, penopang-penopang pipa akan diberi spasi pada maksimum
dua (2)-meter center untuk baja dan satu (1)- meter center untuk tembaga.
Penggantung-penggantung pipa untuk pipa tembaga harus tembaga-diplat dan dari
suatu tipe yang disetujui.
Tempat bergerak vertikal akan ditopang dengan cara jepitan / klem-klem pipa atau
pegangan-pegangan pada setiap lantai / dasar. Penggantung-penggantung dan
penopang-penopang harus dicat. Penopang-penopang pipa untuk ditanam didalam
konkret / beton yang akan dibuat dari material, yang mana tidak akan memperburuk,
memperlemah atau penyebab kerusakan pada pipa.
1.6.6 Sambungan Bagian-Bagian Struktur
Sambungan-sambungan diantara masing-masing bagian struktur akan dibuat dengan
cara pembautan, pengelasan atau pengelingan dan direncana dalam suatu cara agar
semua tenaga-tenaga disalurkan dengan suatu metode penyambungan seperti
pembautan, pengelingan atau pengelasan. Tidak ada pertimbangan muatan khusus
dengan tipe-tipe yang berbeda dari penyambungan yang akan disetujui.
Bilamana baut-baut tipe bantalan digunakan, itu harus proporsional agar bagian tak
berulir dari baut-baut akan menahan beban pada lubang-lubang reamer dari material-
material bersama dengan ring-ring yang mempunyai minimum ketebalan lima (5)
milimeter.
Untuk semua permukaan-permukaan kemiringan, ring-ring yang diserong harus
disediakan. Sambungan-sambungan baut daya regang tinggi tidak akan diijinkan

ST - 67
Spesifikasi Teknis

untuk dipasang pada daun pintu mengingat korosi dan akan dibatasi untuk
sambungan-sambungan pada kondisi-kondisi kering. Untuk sambungan-sambungan
baut daya regang tinggi, mur-mur pengunci dan ring-ring harus disediakan.
Semua tepi-tepi plat untuk dilas harus telah dipersiapkan tepi / pinggir dengan alat
mesin atau metode-metode lain yang disetujui supaya sesuai dengan tipe dari las
yang dikerjakan.
1.6.7 Pekerjaan baja ditanam, terbuka, dll.
Kecuali kalau sebaliknya secara spesifikasi yang ditetapkan dalam Spesifikasi-
Spesifikasi dan Gambar-Gambar pada bagian ini, batang - batang angkur, plat-plat
angkur, pekerjaan-pekerjaan baja ditanam, pipa-pipa, conduit-conduit dan sleeve-
sleeve dihubungkan dengan dan diperlukan untuk pemasangan dari rencana akan
disediakan dan dipasang oleh Kontraktor dibawah bagian ini selain dari itu untuk
diset didalam konkret utama atau dipendam didalam tanah. Material-material disini
akan disediakan dan dipasang oleh Kontraktor pada bagian lain. Kontraktor akan
menunjukkan lokasi dan detail-detail lengkap dari semua komponen-komponen yang
ditanam pada gambar-gambarnya dan harus bertanggung jawab untuk kelengkapannya
dan akurasi dari gambar-gambarnya.
Suatu pengangkuran material-material yang mana diset kedalam pondasi-pondasi
konkret ( concrete ) tidak akan dicat atau dilapisi kecuali kalau sebaliknya disetujui.
Selama pemasangan dari semua pipa-pipa baja yang ditanam, bukaan-bukaan dari
ujung setiap pipa akan disumbat dengan penutup-penutup yang sesuai yang mana
akan dilepas setelah penyelesaian.

1.6.8 Pengelasan
(1) Umum
Semua pengelasan akan dikerjakan salah satunya dengan manually dengan proses
shielded metallic arc atau automatically by shielded arc atau metode submerged arc.
Kontraktor akan menyiapkan dan menyerahkan sebuah prosedur pengelasan untuk
persetujuan Engineer. Setelah prosedur pengelasan telah disetujui, Kontraktor akan
mencatat pada gambar khusus yang mana setelah itu menjadi satu dengan gambar-
gambar Kontrak. Ukuran-ukuran las dan tipe-tipe akan ditunjukkan pada semua
gambar-gambar kontraktor dimana pengelasan dikerjakan.
Pemerikasaan yang bersifat tidak merusak semacam Radiographic atau Ultrasonic,
atau Magnaflux atau pemeriksaan Dye Penetrated akan dilakukan oleh Kontraktor
dimana diperlukan dengan standar-standar, Spesifikasi-Spesifikasi ini atau kriteria-
kriteria rencana yang dipakai. Semua las-las yang mana dipandang penting oleh
Engineer, mungkin persoalan disebabkan tegangan penuh didalam plat berimpitan,
atau yang mana didalam pandangan Engineer atau Inspector, tidak menampakkan
untuk memenuhi standar-standar pengelasan, harus ditest yang bersifat tidak merusak.
Ukuran-ukuran yang sesuai akan disediakan untuk menunjukkan arus pengelasan dan
arc voltage pada semua waktu-waktu selama pengerjaan-pengerjaan pengelasan.
Kecuali sebaliknya khusus ditetapkan, bagian-bagian dilas membutuhkan penyelesaian
dimesin harus dilas secara penuh sebelum diselesaikan.
Semua las-las biasanya akan dibuat terus menerus dan kedap air. Minimum dimensi
throat dari las fillet (fillet weld) harus 4.5 milimeter. Plat-plat akan disambung
dengan pengelasan harus dengan teliti memotong untuk ukuran dan di roll dengan
tekanan untuk lengkungan yang sesuai yang mana harus terus menerus dari ujung

ST - 68
Spesifikasi Teknis

dengan koreksi by blow tidak akan diijinkan. Dimensi-dimensi dan bentuk pinggir
untuk disambung harus seperti itu untuk memberikan peleburan yang cermat dan
penetrasi penuh dan pinggiran plat-plat harus dibentuk secara tepat untuk
menyesuaikan berbagai kondisi pengelasan. Permukaan plat-plat untuk suatu jarak 25
milimeter dari pinggiran yang dilas harus seluruhnya dibersihkan dari semua karat ,
gemuk dan kerak agar metal betul-betul bersih.
(2) Kualifikasi Prosedur Pengelasan
Tehnik pengerjaan pengelasan, penampilan dan kwalitas dari las-las yang dibuat dan
metode-metode yang digunakan dalam pekerjaan perbaikan yang rusak / cacat, akan
mengikuti syarat-syarat American Welding Society (AWS) Standard D.1.1, atau
standar-standar lain, sebagaimana diusulkan dalam Tender dan kemudian dimasukkan
dalam Kontrak atau standar lain yang disetujui oleh Engineer.
(3) Kualifikasi Tukang Las dan Operator-Operator Pengelasan
Semua pengelas-pengelas dan operator-operator las yang ditugaskan untuk pekerjaan -
pekerjaan pengelasan harus telah lulus suatu test kualifikasi, dalam enam (6) tahun
sebelumnya, untuk tukang las dan operator-operator pengelasan, sesuai dengan JIS Z
3801 dan / atau Z 3841 atau standar-standar setara lainnya yang disetujui. Kontraktor
akan memberi Engineer copy-copy sertifikat report-report dari hasil-hasil physical test
dari contoh-contoh yang dilas dalam test-test kualifikasi.
Bilamana, dalam pandangan Engineer, pekerjaan dari suatu pengelas pada suatu
waktu kelihatan diragukan, akan diharuskan untuk lulus test kualifikasi ulang yang
pantas. Semua biaya-biaya dari test kualifikasi ulang akan ditanggung oleh
Kontraktor.

(4) Electrode-Elektrode Pengelasan


Elektrode-elektrode pengelasan harus mengikuti JIS Z 3211 atau Z 3212, meliputi tipe
hydrogen rendah atau setara lain yang disetujui.
Weld metal tipe anti karat, dimana digunakan dalam air berjalan untuk menjaga
terhadap lubang poros, harus dari steel nickel chromium. Tipe, chemical composition
dan jumlah welding rod JIS untuk maksud ini harus sesuai dengan persetujuan dari
Engineer.
(5) Perbaikan
Bilamana kecakapan kerja tidak memuaskan bagi Engineer, pengelasan harus dikupas
untuk sound metal, ditest dan perbaikan las, atas persetujuan Engineer. Pekerjaan
pengelasan yang mengandung semacam kerusakan harus diperiksa dan ditest semua
sepanjang alur las dengan metode yang sama yang digunakan pertama sebagaimana
diinstruksikan oleh Engineer untuk memuaskannya.
1.6.9 Pelumasan
Ketentuan akan dibuat untuk pelumasan semua bearing-bearing, termasuk ball dan
roller-roller bearing, dengan sistim pressure Gun. Semua pelumasan nipple-nipple
harus dengan mudah dapat dicapai.
Dimana hal mudah dicapai untuk sebuah bearing untuk maksud-maksud pelumasan
adalah begitu berat, suatu ketentuan harus dibuat untuk pelumasan yang jauh atau
jalan yang aman untuk titik- titik pelumasan. Ball dan roller bearing harus
dimasukkan dalam block / kerangka yang rapat kedap debu untuk penggunaan
didalam ruang terbuka dan dalam ruang/ kerangka kedap air untuk penggunaan dalam
daun pintu.

ST - 69
Spesifikasi Teknis

Semua bearing-bearing/bantalan dan tempat gigi-gigi harus diberi grease / gemuk dan
minyak oli dan kaleng pengisi oli harus disediakan dimana diperlukan untuk mencegah
kelebihan oli atau gemuk yang menetes ke lantai/deck.
Oli dan grease harus dari suatu tipe yang mudah didapat di Indonesia sebagaimana
yang disetujui oleh Engineer. Tipe yang ada di Indonesia harus dicari oleh
Kontraktor itu sendiri.

1.6.10 Pembersihan, Pengecatan dan Perlindungan Cat


(1) Umum
Rencana pengecatan harus memasukkan persiapan permukaan-permukaan metal,
pemakaian cat, perlindungan dan pemanasan lapisan-lapisan cat, sebaik penyediaan
semua alat-alat, pekerja-pekerja dan material-material yang perlu untuk seluruh
pekerjaan pengecatan.
Rencana pewarnaan pengecatan terakhir harus disetujui oleh Engineer. Kontraktor
akan mengusulkan rencana warna untuk peralatan dan akan menyerahkan contoh-
contoh cat.
Contoh keping warna akan dimasukkan dengan spesifikasi-spesifikasi pengecatan yang
disetujui untuk tiap-tiap tipe yang terakhir.
Semua warna lapisan-lapisan dasar harus cocok dengan warna lapisan cat terakhir
(finish coat). Cat harus sebuah product dari pabrik pembuat yang bereputasi dan
harus dikirim didalam kaleng / blek yang disegel dari pabriknya, disimpan dibawah
penutup dan digunakan dalam waktu penyimpanan dan sesuai dengan metode yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya.
Kontraktor akan menyiapkan dan menyerahkan spesifikasi-spesifikasi pengecatan
untuk persetujuan dari Engineer dalam cara yang sebagaimana yang ditetapkan dalam
Klause VI-1.4 “ Gambar-Gambar dan Dokumen-Dokumen untuk disediakan oleh
Kontraktor . “
Spesifikasi-spesifikasi pengecatan akan meliputi jadwal pengecatan, pernyataan pabrik
pembuatnya dari physical dan performance characteristic untuk material- material cat
untuk dipilih, dan prosedur-prosedur yang direkomendasikan pabrik pembuatnya untuk
persiapan permukaan yang akan dicat, penggunaan, instruksi-instruksi perlakuan,
peralatan, kondisi ambient, petunjuk pencampuran, keamanan dan instruksi
penyimpanan, dan seterusnya.
Prosedur-prosedur juga akan mencakup suatu keperluan-keperluan khusus untuk
perbaikan-perbaikan dilapangan untuk lapisan-lapisan cat yang rusak dan pelapisan
cat sambungan-sambungan di lapangan.
Untuk bagian-bagian yang pada akhirnya dipendam didalam konkrete harus
dibersihkan dan dilindungi, sebelum keluar dari pabrik pembuatnya, dengan sebuah
cucian semen Portland atau metode lain yang disetujui. Sebelum akan dipasang harus
sepenuhnya tanpa kelupas dan dibersihkan dari semua karat dan bahan pengikut.
(2) Persiapan Permukaan
Semua oli, parafin, grease dan kotoran harus dibuang dari permukaan-permukaan
yang akan dicat, dengan penggosokkan permukaan-permukaan dengan kain bersih
yang dicelupkan kedalam mineral pelarut. Berikut pembersih pelarut, percik-percik
las, terak, kotoran kecil, karat lepas dan kerak pabrik serta bahan-bahan asing lain
harus dibuang dengan shot atau grit-blasting pada “ Sa 2 ½ “ dari Swedish Standard
SIS 055900 atau SSPC-SP 10 dari Steel Structures Painting Council Manual Volume

ST - 70
Spesifikasi Teknis

2. Perhatian khusus akan diberikan untuk pembersihan pojok - pojok dan pertemuan
sudut – sudut.
Permukaan-permukaan yang dibersihkan dengan semburan angin / peledakan akan
menunjukkan permukaan plat yang rusak-rusak semacam keropeng-keropeng atau
congkelan-congkelan tajam harus diperbaiki dalam suatu cara disetujui sebelum
pengecatan. Setelah blast cleaning, permukaan-permukaan berdebu disapu atau
disembur angin dengan kompresor angin bebas dari air atau minyak yang
mengganggu. Semua permukaan-permukaan yang akan dicat harus betul-betul kering,
bersih dan bebas dari kelembaban uap sebelum hingga selama pengecatan. Bilamana
bentuk-bentuk karat atau permukaan menjadi terkontaminasi dalam interval antara
pembersihan dan pengecatan, pengecatan ulang pada derajat yang sama harus
diperlukan.
(3) Prosedur Penggunaan
Penggunaan lapisan pelindung akan dilakukan di Bengkel Kontraktor dan / atau
bengkel lapangan, bilamana mungkin. Pekerjaan pengecatan di Site pemasangan akan
dibatasi untuk lapisan - lapisan Touch-up untuk area-area yang rusak dan lapisan-
lapisan untuk bagian-bagian pengelasan lapangan.
Semua cat, kapan digunakan, harus memberikan lapisan tipis / film yang memuaskan
dan licin serta permukaan yang rata. Cat harus seluruhnya diaduk, disaring, dan
dijaga pada konsistensi yang sama selama pekerjaan pengecatan. Cat tidak akan
dikerjakan bilamana temperatur dari metal atau udara sekitar dibawah 10 derajat
Celsius dan metalnya diatas 50 derajat Celsius, atau bilamana humidity diatas 90 %,
atau bilamana ancaman-ancaman akan hujan sebelum lapisan dicat menjadi kering.
Setiap lapisan cat harus dilindungi selama periode awal pengeringan terhadap
kemungkinan dari kondensasi penguapan atau kontaminasi bahan asing. Semua
pekerjaan-pekerjaan pengecatan kuwas dan / atau airless spraying.
Pada saat material lapisan cat diterapkan dengan spraying, alat yang cocok harus
disediakan untuk mencegah pemisahan selama pengerjaan pelapisan. Bebas minyak
dan kelembaban udara / embun harus dikeluarkan dari jalan masuk udara dari semua
peralatan spraying. Setiap lapisan harus sama dan bebas dari lobang-lobang, kerutan-
kerutan dan cacat-cacat lainnya. Waktu antara selama pelapisan-pelapisan harus tidak
kurang dari minimum maupun lebih dari maksimum waktu pelapisan ulang yang
ditetapkan oleh pabrik pembuat cat.
Cat akan diterapkan agar supaya ketebalan pada suatu titik tidak kurang dari pada
yang ditentukan dalam spesifikasi-spesifikasi pengecatan yang disetujui.
Permukaan-permukaan yang tidak diperlukan untuk dicat, tetapi berdekatan dengan
permukaan-permukaan yang mana akan dibersihkan dan dicat, harus cukup dilindungi
selama pembersihan dan pengecatan.
Perbaikan-perbaikan pada area-area yang rusak dari lapisan cat harus dilakukan
dengan tepat sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi pengecatan yang disetujui.
Dikarenakan sifat mudah terbakar dan sifat mengadung racun dari material-material
lapisan cat, Kontraktor akan melakukan tindakan pencegahan untuk eliminir sesuatu
kesehatan atau bahaya keamanan bahwa kemungkinan meningkat selama pelaksanaan
pengecatan. Asap dan pengelasan tidak akan diperbolehkan dalam 10 m dari tempat
dimana pengecatan sedang dilakukan.
Pekerjaan baja dimana untuk dilas, hanya primer akan berlanjut diatas area las.
Lapisan-lapisan cat selanjutnya akan ditahan 150 mm dari las dan setelah pengelasan
sempurna.

ST - 71
Spesifikasi Teknis

Primer / Cat dasar harus bebas dari uap / asap baracun atau semacamnya dibuang
selama pengelasan.
Kemungkinan lain, pelindung sementara disetujui semacam pita mungkin disediakan
sebagai suatu alternatif untuk dasar area-area melas. Pinggiran-pinggiran lapisan-
lapisan cat bengkel tak terlindung diatas pelepsan pita harus diperlakukan sesuai
dengan petunjuk dari pabrik pembuat untuk menjamin pelekatan pada lapisan cat
yang dipergunakan di Site. Pengecatan harus dihentikan 75 mm dari tepi area-area
yang berhadapan untuk baut-baut penjepit pergesekkan kekuatan tinggi. Pengecatan
diatas atau sekitar semacam baut-baut akan disempurnaka sebagaimana ditentukan
setelah pemasangan.
(4) Permukaan-permukaan tidak dicat
Perunggu, kuningan, permukaan bagian-bagian dimesin dari roda-roda gigi,
permukaan-permukaan ferrous ditutup, permukaan didalam rolling atau contact sliding
setelah pemasangan lapangan dan tali-tali hoist tidak akan dicat. Semua permukaan-
permukaan baja tahan karat untuk bearing-bearing dan bagian-bagian machinery juga
tidak akan dicat. Pada penyelesaian pembersihan, permukaan- permukaan yang tidak
dicat akan dicat dengan suatu material lapisan cat pencegah karat atau suatu
adhesive plastic film untuk melindungi permukaan-permukaan dari kerusakan
mekanikal minor dan korosi selama pengiriman dan penyimpanan di Site. Material
lapisan cat harus dibuang lagi setelah pemasangan lapangan peralatan.
Fitting-fitting tak terpasang, pin, baut-baut, dan mur-mur harus di oli dan dibungkus
dengan kertas tahan embun/uap atau dilindungi dengan cara-cara lain yang disetujui.
(5) Jadwal Pengecatan
Satu lapisan primer epoxy resin zinc rich dan dua atau tiga lapisan-lapisan dari
coal-tar epoxy resin paint, total dry film ketebalan 0.45 —0.60 milimeter atau 0.28
— 0.34 mm , akan diberikan untuk item-item berikut :
Permukaan terbuka dari semua guide frames dan embedded frame yang mana tidak
dibuat dari plat-plat baja tahan karat Permukaan dalam dari semua pintu-pintu Daun
Pintu Pembagi, Sekunder, Sadap dan Offtake Saringan sampah tetap pada
Irigasi/Drainase (bila ada)
Satu lapisan primer epoxy resin zinc rich, dua lapisan-lapisan non-bleed type tar
epoxy resin paint sebagai lapisan bawah, satu lapisan epoxy resin micaceous iron
oxide paint sebagai suatu lapisan menengah dan dua lapisan-lapisan dari chlorinated
rubber paint sebagai lapisan-lapisan akhir, total dry film ketebalan 0.45 — 0.60
milimeter, akan diberikan untuk item – item berikut :
Semua daun-daun pintu dan stop log selain dari yang disebutkan diatas,
Semua Lifting beam (bila ada)
Semua kelengkapan dogging/tambat (bilamana ada)
Semua jembatan-jembatan inspeksi dan handrail,
Permukaan terbuka dari peralatan hoisting, monorail cranes (bila ada)
Semua permukaan-permukaan tidak diselesaikan dari metal ferrous kecuali itu
ditentukan diatas harus diberikan satu lapisan primer zinc rich dan empat lapisan-
lapisan chlorinated rubber paint (dua lapisan-lapisan dibawah, satu lapisan menengah
dan satu lapisan akhir) sampai mempunyai total dry film ketebalan 0.15 — 0.18
milimeter.
Peralatan komersial selain dari pada yang disebutkan diatas kemungkinan di cat sesuai
dengan praktek standar pabrik yang harus disetujui Engineer.

ST - 72
Spesifikasi Teknis

(6) Inspeksi/Pemeriksaan
Semua pekerjaan pengecatan harus diperiksa oleh Kontraktor sendiri sesuai dengan
prosedur test yang disetujui yang ditetapkan dalam Sub-klause VI-1.5.3 “ Petunjuk
Prosedur Test “ atas persetujuan Engineer.
Berikut pemeriksaan visual pada permukaan-permukaan yang telah dicat, ketebalan
dry film pelapisan akan dichek pada banyak spot-spot dari area yang dicat sebisa
mungkin untuk membuktikan ketebalan keseluruhan untuk menentukan minimum
ketebalan dengan Electro magnetic thickness meter. Selanjutnya, untuk maksud
pengukuran secara kontinyu dari lapisan-lapisan, area-area yang dilapisi akan
diperiksa dengan pin hole detector (“Holiday “ detector). Pemeriksaan cat-cat yang
mengelupas juga akan dilakukan untuk area-area yang dicat.
1.7 Asuransi
Kontraktor harus mengasuransikan Pekerjaan-pekerjaan dalam nama-nama gabungan
dari Kontraktor dan Direksi Pekerjaan untuk nilai penggantian penuh mereka
sebagaimana ditetapkan dalam Klausal dari Kondisi Kontrak. Asuransi harus
mencakup semua kehilangan, kerugian-kerugian (korban jiwa), kerusakkan, kerusakkan
pekerjaan yang mana mungkin timbul diluar selama pengiriman dari tempat pabrik
pembuat sampai ke site dan pekerjaan-pekerjaan instalasi / pemasangan dari pekerjaan-
pekerjaan hingga periode pertanggung jawaban kerusakan.
Biaya asuransi dari asuransi semua resiko pemasangan, asuransi pertanggung jawaban
pihak ketiga, asuransi kompensasi pekerja-pekerja dan asuransi pertanggung jawaban
kendaraan mobil untuk pekerjaan-pekerjaan yang mencakup dibawah Sub-bagian disini
harus dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam satuan harga yang ada dalam Bill of
Quantities.
Asuransi untuk transportasi harus Marine Cargo Insurance dan Institute Cargo
Klausal (all risk) dengan Klausal pengganti khusus dan akan mencakup Inland
transportation (Transportasi Darat). Asuransi akan mencakup nilai penggantian penuh
dari rencana selama marine dan transportasi darat dari gudang penyimpanan pabrik
pembuat sampai pengiriman ke gudang penyimpanan di Site. Nilai masa pertanggung
jawaban penuh tidak akan kurang dari pada C.I.F. atau nilai ex-Factory plus sepuluh
(10 %) percen dari padanya.
Marine Cargo Insurance harus efektif dan kontinyu untuk periode penuh hingga
rencana deliveri ke gudang penyimpanan di Site.

1.8 Pengepakan, Pengiriman dan Penyimpanan

1.8.1Pengepakan

Masing-masing item harus dipak dengan sebaik-baiknya atau dilindungi untuk


pengiriman dengan kapal / shipment dari tempat pabrik pembuat hingga ke Site.
Setiap peti kemas akan berisi sebuah daftar paket dalam sebuah amplop tahan air
dan sebuah copy dalam rangkap tiga akan diserahkan kepada Engineer sebelum
pengiriman.
Semua item-item dari material harus diberi tanda dengan jelas untuk memudahkan
identifikasi terhadap daftar paket.

Semua peti-peti kemas, paket dan lain-lain, harus diberi tanda dengan jelas pada sisi
luar untuk menunjukkan berat total, untuk menunjukkan dimana berat muat dan
posisi yang benar dari sling-sling dan akan memuat suatu tanda pengenal yang
berhubungan dengan mereka untuk dokumen-dokumen pengapalan yang tepat.

ST - 73
Spesifikasi Teknis

Peti-peti kemas yang mana tidak dapat diberi tanda sebagaimana diatas harus
mempunyai label-label metal / logam dengan penandaan yang perlu padanya. Label-
label logam harus aman dicantelkan pada paket dengan kawat baja yang kuat atau
yang setara. Engineer akan berhati-hati benar untuk memeriksa paket / peti kemas
sebelum pengiriman ke Site. Kontraktor harus sepenuhnya bertanggung jawab untuk
penjaminan bahwa pemaketan sesuai / pantas untuk pengangkutan dan semacam
pemeriksaan tidak akan membebaskan Kontraktor dari pertanggung jawaban untuk
suatu kehilangan atau cacat atau kerusakan akibat kesalahan pengepakan.

Semua material-material pengepakan akan tinggal milik Kontraktor dan harus dibuang
/ dibersihkan dari Site pada kesempatan secepatnya dan dibuang pada tempat / area-
area yang mana dinstruksikan oleh Engineer.
Tanda-tanda pengapalan akan terdiri dari informasi-informasi berikut dalam urutan
dan dalam kerangka yang sepadan dengan ukuran dari container :

(a) Penerima Barang : ________________


(b) No. Kontrak : ________________
(c) Pelabuhan / Lokasi tempat tujuan : ________________
(d) Jumlah Item, bila dapat dipakai, urutan
nomor paket, dan jumlah per paket : ________________
( e ) Deskripsi isi muatan : ________________
( f ) Berat kotor dan berat bersih, dalam - : ________________
kubik.

1.8.2 Pengiriman

Kontraktor akan mengirim semua rencana termasuk peralatan Kontraktor yang akan
disediakan dibawah Sub-bagian ini ke lokasi Site dalam waktu yang cukup untuk
pekerjaan persiapan dan pemasangan sesuai dengan Jadwal waktu pelaksanaan
(Construction Time schedule). Tidak ada bagian dari rencana dan Peralatan
Kontraktor yang akan dikirim ke Site hingga persetujuan tertulis yang telah diperoleh
dari Engineer untuk pengiriman.

Pemberitahuan seperti pengiriman akan diberikan kepada Direksi Pekerjaan dan


kepada Engineer dalam tertulis tidak lebih dari empat belas (14) hari sebelum untuk
tanggal pengapalan / pengiriman yang sebenarnya untuk suatu peralatan untuk
dikapalkan/dikirimkan. Setiap pemberitahuan harus memasukkan sebuah dartar
pengapalan/pengiriman lengkap isi muatan dari setiap paket untuk dikirim dan
menunjukkan tanggal yang diperkirakan dari pengiriman dan nomor seri untuk setiap
komponen untuk digunakan guna identifikasi dan copy-copy dari polis asuransi yang
diatur untuk itu.
Kontraktor akan bertanggung jawab untuk menyambut di Site dari pengiriman –
pengiriman untuk tujuan Kontrak.
Kontraktor harus pada pertanggung jawabanya memeriksa muatan-muatan di Site atas
datangnya barang-barang dan akan melaporkan secara khusus tertulis, jumlah, kondisi,
kerusakan, bilamana ada dari barang-barang tersebut kepada Direksi Pekerjaan dan
kepada Engineer dalam tiga (3) hari setelah kedatangan.

1.8.3 Penyimpanan di Site

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua pemeliharaan rutin, yakni ;


pelumasan, pemeriksaan, dan pengaturan dari semua peralatan sesuai rencana, hingga
pengeluaran Sertifikat Serah terima.

ST - 74
Spesifikasi Teknis

Kontraktor akan menyusun atas pengeluaran-pengeluarannya untuk perlindungan


penyimpanan atau perlindungan-perlindungan lain dari semua material-material dan
peralatan terhadap korosi dan kerusakan mekanikal. Suatu korosi atau kerusakan
yang mungkin terjadi pada suatu item dari rencana harus dibuat baik sebelum alat
itu dipasang.
Kontraktor akan menyediakan semua drainage dan perlindungan cuaca untuk gudang
penyimpanan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari Engineer.

Kebutuhan minimum dari semua item harus meletakan diatas block-block kayu yang
mana dasar ketinggian sedikitnya 150 mm diatas lantai atau permukaan tanah. Tidak
ada item-item yang akan diletakkan langsung diatas lantai atau tanah.

Semua muatan-muatan yang berisi mesin-mesin/peralatan penting dan bagian- bagian


elektrik harus disimpan didalam gudang yang mana harus disediakan oleh kontraktor.
Item-item tahan cuaca dan bagian-bagian baja struktur mungkin disimpan dalam
ruang terbuka, tetapi dalam semua hal harus dilindungi untuk persetujuan Engineer.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mencukupi semua perlindungan.

1.9 Pengujian dan Pemeriksaan (Tests and Inspection)

1.9.1 Umum

Selama pembuatan, konstruksi dan setelah pekerjaan pemasangan dari setiap item
dari rencana dalam bagian ini, Kontraktor harus melakukan test-test sebagaimana
digambarkan / ditentukan dalam prosedur-prosedur pengetesan untuk membuktikan
akurasi pemasangan dan untuk membuktikan kecukupan dari material-material dan
pekerja-pekerja.

Kontraktor harus memberikan Engineer pemberitahuan tertulis data pengetesan-


pengetesan tidak kurang dari empat belas (14) hari sebelumnya.

Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan-peralatan, meteran-


meteran, material-material, dan lain-lain yang perlu untuk melakukan test-test dan
sepenuhnya harus bertanggung jawab terhadap test-test.

Suatu kerusakan ditemukan selama test-test harus diperbaiki dan dilakukan oleh
Kontraktor dan ditest hingga memenuhi Spesifikasi-Spesifikasi. Tidak ada bagian dari
rencana yang akan dipertimbangkan dapat diterima hingga test-test berhasil sesuai
Spesifikasi-spesifikasi.

Biaya pembuatan-pembuatan suatu pengetesan yang diperlukan dalam bagian ini


akan dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam harga-harga yang pantas didalam Bill
of Quantity dan tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat.

1.9.2 Pemeriksaan Material dan Pengujian (Material Inspection and Test)

Material-material, bagian-bagian dan pemasangan-pemasangan dari padanya, dimasukan


kedalam rencana yang akan ditest, kecuali sebaliknya ditunjuk, sesuai dengan metode
yang bersifat terbaik untuk tipe khusus dan tingkatan pekerjaan. Bilamana pabrik
pembuat berkeinginan untuk menggunakan material stock tidak dibuat secara khusus
untuk diperlengkapi peralatan, data-data yang mencukupi agar material semacamnya
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang ditetapkan disini, akan diperlengkapi, yang
mana dalam test-test yang sebenarnya pada material- material disini mungkin

ST - 75
Spesifikasi Teknis

dilepaskan. Laporan-laporan test pabrik yang disahkan (Certified mill test reports)
dari tempat-tempat dan bagian-bagian yang akan dapat diterima.

Saksi-saksi pengetesan-pengetesan dan pemeriksaan material mungkin dibuat di


tempat pabrik/pembuat oleh inspector yang ditunjuk oleh Engineer, kecuali sebaliknya
ditetapkan.
Kesaksian dan pemeriksaan seperti itu akan diadakan sebagai begitu turut
mencampuri sedikit mungkin dengan operasi pembuatan. Kontraktor bagaimanapun
harus memenuhi dengan suatu permohonan yang beralasan dibuat oleh inspector
berkenaan metode pengetesan atau koreksi dari pembuatan yang kurang sempurna.

Kontraktor akan melengkapi, bebas biaya, semua bagian test, dan lain-lain,
pemotongan dan dimesin untuk ukuran-ukuran, bentuk-bentuk dan dimensi-dimensi
sebagaimana ditunjukan oleh Engineer. Pengetesan dari contoh-contoh akan dilakukan
oleh Kontraktor atas biaya dan pengeluarannya, dan akan ditunjukkan sesuai dengan
petunjuk-petunjuk prosedur pengetesan yang disetujui.

Bagian-bagian test itu menunjukan material yang diapkir / reject akan disimpan dan
menjadi milik dari Direksi Pekerjaan.

Pelepasan dari pemeriksaan oleh Engineer/Inspector tidak akan membebaskan


Kontraktor dari suatu pertanggung jawabanya untuk penyediaan material dan
pekerjaan dapat diterima kepada Engineer.

1.9.3 Pengujian di Bengkel pabrik (Tests at Manufacturer’s Shop)

Semua item-item peralatan akan dirakit/dipasang di bengkel/pabrik sebelum


pengkapalan / pengiriman lewat darat dan test-test akan diperlihatkan oleh Kontraktor
sebagaimana mungkin diperlukan untuk mempertunjukkan guna kepuasan Engineer
atas kecukupan peralatan dan bagian-bagian komponennya. Semua test-test akan
disimulasikan untuk kondisi-kondisi pengoperasian normal sedekat mungkin.
Semua bagian-bagian yang dibongkar harus secara tepat diberi tanda yang sesuai dan
di drip / pahat untuk menjamin perakitan / pemasangan yang benar di Site.

Test-test dibengkel pabrik/pembuat harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan-


kebutuhan paragraph yang sesuai dari peralatan pada bagian ini dan petunjuk-
petunjuk prosedur pengetesan yang disetujui.

1.9.4 Pengujian di Site / Lapangan (Tests at Site)

Kontraktor akan membongkar peralatan dari paketnya dan akan memeriksa peralatan
untuk kerusakan sebagaimana ditentukan dalam Sub-Klause VI-1.8.2 “ Pengiriman “.
Kontraktor akan memperbaiki atau mengganti suatu bagian yang rusak dari peralatan,
atas persetujuan Engineer. Selama konstruksi dan setelah pemasangan dari setiap
item peralatan, peralatan kontrol, sistim perpipaan dan lain-lain, test-test akan
dilakukan sebagaimana ditetapkan dalam bagian ini, untuk menentukan akurasi dari
pemasangan dan menjamin kecukupan peralatan dan pekerja. Semua test-test akan
dibuat atas persetujuan Engineer.

1.9.5 Pengujian pada Penyelesaian (Tests on Completion)

Setelah suatu bagian atau keseluruhan rencana dibawah bagian ini telah dipasang
lengkap seluruhnya, disetel, ditest dan disetujui dan bagian-bagian dibawah bagian-
bagian lain untuk pengoperasian rencana dipasang sepenuhnya, Kontraktor akan

ST - 76
Spesifikasi Teknis

melakukan test-test pada penyelesaian dalam kehadiran Direksi Pekerjaan/Proyek dan


Engineer untuk mempertunjukkan bahwa rencana telah dipasang dengan benar, semua
penyetelan/penyesuaian yang perlu dan penyetingan dibuat, dan bebas dari vibrasi
dan kebocoran dibawah beban, dan memenuhi spesifikasi dalam semua hal.

1.9.6 Pengujian Kebocoran Air (Watery Test)

Test kebocoran air akan dilakukan bersaman dengan test berair (watery test).
Pemancaran atau kebocoran yang terpusat pada suatu titik dilokalisir tidak akan
dibolehkan, sekalipun kurang dari pada tingkat kebocoran air praktis. Penyekat-
penyekat/seals pada tempat-tempat demikian akan disetel/diatur atau dibuat baik
sebagaimana diperlukan.
Tingkat kebocoran air yang diijinkan untuk setiap pintu, stoplog dan katup
irrespective dari tekanan hidroliknya akan dinilai berdasarkan pada kriteria berikut :
Untuk pintu-pintu dan stoplog : 200 cc / menit per satu (1) meter -
dari panjang penyekatan/sealing.

1.9.7 Pengujian dan Laporan-Laporan Pemeriksaan (Test and Inspection Reports)

Kecuali sebaliknya ditentukan, Kontraktor akan menyerahkan kepada Engineer semua


test-test dan laporan-aporan pemeriksaan sesuai dengan hal-hal berikut :

Tempat pengujian Jumlah Waktu penyerahan


Atau pemeriksaan laporan setelah pengujian

Bengkel kerja / Pabrik 6 Sebelum permintaan untuk


pengiriman pengapalan / angkuatan
darat dalam 14 hari.
Site 6

1.10 Suku Cadang ( Spare Part )

Kontraktor harus melengkapi satu (1) lot Suku cadang-suku cadang sebagaimana
daftar dalam Sub-Klause VI-1.12 dan sebagaimana terdaftar dalam analisa Harga Satuan
( unit price ).
Suatu suku cadang yang disediakan harus dipaket atau dijaga dalam suatu cara
sebagaimana untuk penyimpanan yang pantas / semestinya dalam suasana di Site
untuk suatu periode tidak kurang dari lima (5) tahun, dan setiap bagian harus
dengan jelas ditandai dengan gambaran dan kegunaan pada bagian luar dari paking /
paket.

Suku cadang-suku cadang yang juga disediakan harus dikirim kedalam suatu
penyimpanan-penyimpanan sebagaimana mungkin ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan dan
pengiriman tidak akan dianggap lengkap hingga paket-paket telah dibuka oleh
Kontraktor, isi-isinya dichek oleh seorang perwakilan dari Direksi Pekerjaan dan
barang-barang dilindungi ulang dan dipaket ulang oleh Kontraktor untuk kepuasan
dari Direksi Pekerjaan dan dipasang kedalam unit-unit atas kehendak Direksi
Pekerjaan.

1.11 Peralatan Pemeliharaan dan Kunci – Kunci / Tools

Kontraktor harus melengkapi satu (1) lot peralatan pemeliharaan / maintenance dan
kunci-kunci / tools yang mencukupi untuk pemeliharaan yang sebaiknya dari semua

ST - 77
Spesifikasi Teknis

rencana yang disediakan dibawah bagian ini sebagaimana daftar dalam Sub-Klause VI-
1.12 dan terdaftar dalam Analisa Harga Satuan.
Peralatan pemeliharaan dan kunci-kunci harus memasukkan, tetapi tidak akan dibatasi
untuk :

( a ) Satu (1) lot Kunci-kunci/Tools untuk penggunaan umum semacam ; set Kunci
inggris, Waterpas besi, Tang pemotong, set Kunci pas

( b ) satu (1) lot Kunci-Kunci pekerjaan bongkar muat barang semacam ; block-
block pengungkit / lever blocks, chain block/takal rantai, snatch blocks/
pengencang, dan tali-tali baja / wire rope

( c ) Satu (1) lot instrumen-instrumen pengukuran semacam; Electro magnetic paint


thicness meter tipe Digital, jangka lengkung, penggaris plat baja, pengukur
ketebalan / thickness gauge dan stop watch.

( d ) Satu (1) lot Tester-tester semacam ; insulation tester, universal tester.

( e ) Suatu kunci-kunci dan peralatan lain yang dapat direkomendasikan.

( f ) Satu (1) lot bahan terpakai habis seperti gemuk/grease.

Peralatan pemeliharaan dan kunci-kunci harus dikirim dengan rencana, dalam cabinet-
kabinet yang dapat dikunci dipasang dibagian dalam sehingga kunci-kunci mungkin
aman tersimpan dalam suatu cara yang baik.

1.12 Daftar Spare Parts dan Peralatan Maintenance dan Tools

Spare Parts (Suku Cadang) dan Peralatan Maintenance (Pemeliharaan) dan Tools
(Kunci-Kunci) untuk disediakan sesuai dengan Sub-Klause VI-1.10 dan VI-1.11 ini
harus sebagai berikut :

TIPE /
NO. DESKRIPSI JUMLAH KETERANGAN
UKURAN
‘I. Pintu-Pintu Irigasi :
‘1. Penyekat karet pintu 2 set - Set lengkap dengan
untuk : plat klem dan baut-
Pintu-pintu B : 1.45 - P-Ø35/15/85 baut & mur anti
m, H : 0.82 m (sekat karat.
Pintu-pintu B : 1.40 tepi/sekat 2 set - Material/bahan dari
m, H : 1.24 m atas) dan/atau karet alami.
Pintu-pintu B : 1.30 tipe L. 2 set
m, H : 0.98 m - Tipe I–
Pintu-pintu B : 1.25 15x100 2 set
m, H : 0.92 m (sekat
Pintu-pintu B : 1.20 bawah) 2 set
m, H : 0.99 m

Set lengkap gigi-gigi - Untuk pintu-pintu


‘2 kerucut/serong dan - 2 set tipe pengangkat dua
pinyon (2) spindle ulir.
‘3 Pompa gemuk/grease - 2 bh

ST - 78
Spesifikasi Teknis

TIPE /
NO. DESKRIPSI JUMLAH KETERANGAN
UKURAN
‘4 Pentil gemuk/Nipple - 50 bh
grease
‘5 Roda pemutar pintu Ø 700 2 bh
’6 Minyak gemuk/grease - 40 kg
‘7. Cat pelapis akhir Galon 2 galon Bahan cat : Hempell

1.13 Ukuran-Ukuran Pembayaran

1.13.1 Umum

Pembayaran untuk Pekerjaan-Pekerjaan yang tercakup dalam Bagian ini akan dibuat
pada Kontrak Lump sum untuk Item Nos. dalam Bill of Quantities, Yang mana
harga-harga akan merupakan kompensasi penuh untuk biaya-biaya semua pekerja-
pekerja, alat-alat kunci, peralatan dan material-material termasuk perencanaan,
pembuatan, pengangkutan, pemasangan, pengecatan, penyetelan, pengetesan dan
semua ongkos-ongkos tambahan serta pekerjaan-pekerjaan tambahan yang perlu untuk
keberhasilan penyelesaian pekerjaan-pekerjaan.

1.13..2 Ukuran Pembayaran

(1) Ukuran pembayaran untuk Pekerjaan-Pekerjaan yang ditetapkan dalam Sub-


bagian VI harus dibuat sebagai berikut :

(i) Pembayaran hingga tujuh puluh (70 %) percent dari Kontrak unit price
atau lump sum price atas kedatangan / tibanya hingga ke Site dan
disetujui oleh Engineer asalkan ;

Kontraktor telah menyerahkan kepada Engineer untuk persetujuan


faktur-faktur terperinci, daftar-daftar paket, faktur-faktur pembayaran, bill
of lading, dan sertifikat asuransi.

Sebelum pengapalan / pengiriman peralatan dan material, gambar- gambar


dan / atau sertifikat-sertifikat test harus telah diserahkan oleh Kontraktor
dan disetujui oleh Engineer.

Kontraktor telah dengan semestinya menyimpan peralatan atau material -


material dan telah diserahkan sebuah penerimaan detail dan / atau
laporan kerusakan.
Engineer telah menyetujui penerimaan dan / atau laporan kerusakan dan
penegasan penyimpanan yang semestinya / sebaik-baiknya dari peralatan
dan material-material.

(ii) Pembayan hingga tiga puluh (30 %) percent dari Kontrak lump sum
price terhadap penyelesaian yang penting / substantial dari pemasangan
yang disetujui oleh Engineer.

(2) Ukuran dan pembayaran untuk pekerjaan-pekerjaan yang ditetapkan dalam


Sub-Klause VI-1.10 “ Suku cadang “ dan dalam Sub-Klause VI-1.11 “
Peralatan Pemeliharaan dan Kunci-Kunci “ dalam Sub-bagian ini akan dibuat
pada Kontrak Lump sum sebagai berikut :

ST - 79
Spesifikasi Teknis

(i) Pembayaran seratus (100 %) percent dari lump sum atas kedatangan /
tibanya dari semua peralatan dan bagian-bagian hingga ke Site yang
disetujui oleh Engineer dibawah kondisi – kondisi yang sama disebutkan
dalam Sub-Klause G-1.13.2 (1) ( i ) diatas.

2. Kriteria Desain dan Keterangan - Keterangan


2.1. Muatan -Muatan Rencana ( Design Loads )

2.1.1 Umum

Beban-beban / muatan-muatan harus betul-betul dipertimbangkan didalam


mendesain dari suatu perencanaan sebagaimana ditetapkan dalam bagian ini.
Plant, peralatan dan struktur harus direncana / didesain dengan gabungan-
gabungan dari muatan-muatan ini sebagaimana digambarkan dalam detail
dalam Sub-Klause VI-2.1.2, VI-2.1.3 dan VI-2.1.4 dari Sub-bagian ini dalam
kondisi normal dan kondisi -kondisi pembebanan lebih yang mana ditentukan
oleh frekwensi terjadinya muatan-muatan dan kemungkinan dari kejadian yang
kebetulan/tak terduga.

Beban-beban yang ditetapkan disini akan betul-betul dipertimbangkan sebagai


minimum dan kebutuhan-kebutuhan yang perlu dan muatan-muatan dan
gabungan- gabungannya selain dari yang ditetapkan harus diuji oleh Kontraktor
dalam desain detail dari Rencana.

i. Daun Pintu, Stoplog dan Saringan sampah

Daun pintu, stoplog dan saringan sampah akan didesain untuk gabungan dari
muatan-muatan berikut :

(a) Beban Hidrostatis


Beban hidrostatis akibat perbedaan tinggi muka air antara sisi - sisi hulu dan
sisi- sisi hilir dari pintu, stoplog dan saringan sampah.

(b) Beban tekanan Sedimentary.


Beban tekanan sedimentary/ endapan akan dihitung dengan persamaan dan
nilai – nilai :
Pe = Ce . W 1. d
Dimana,

Pe : Tekanan sedimen horisontal pada kontak “ d “ (tf/m 2)


Ce : Koefisien tekanan sedimentary 0.6
W1 : Satuan berat sedimen didalam air 1.2 tf / m³
d : Kedalaman sedimen pada titik kontak ( m )

(c) Berat mati


(d) Beban angin

ST - 80
Spesifikasi Teknis

Beban angin harus pada tekanan angin basic 300 kgf / m² untuk sebuah area
vertikal yang sudah diperhitungkan dengan factor-aktor bentuk perkalian
sebagai berikut :

- Untuk permukaan bidang : 1.2


- Untuk sebuah permukaan berbentuk silinder : 0.7
- Untuk bagian kisi-kisi, pada sisi depan : 1.6
- Untuk bagian kisi-kisi, pada sisi belakang : 1.2

(e) Beban pengoperasian dari pengangkat / hoist


(f) Tekanan air dinamis pada waktu gempa bumi.
Tekanan air dinamis pada waktu gempa bumi akan dihitung dengan rumus
Westergaard sebagai berikut :
Pd = 7 Wo . k x ( H x h )½ / 8
Dimana ;
Pd : Tekanan air dinamis pada acting point “ h “ : ( tf / m² )
Wo : Berat spesifik dari air : 1.0 tf / m³
k : Intensitas seismic : 0.15
H : Kedalaman air dari dasar pondasi : (m)
h : Kedalaman air dari muka air pada acting point :( m )
(g) Tenaga inertia pada waktu gempa
Tenaga inertia pada waktu gempa harus perkalian berat mati dengan
intensitas seismic yang ditetapkan ( f ) diatas.
(h) Variasi tekanan air dan tenaga vibrasi disebabkan oleh aliran air semacam
tenaga uplift, tenaga down-pull ( tarikan kebawah ), dll.

2.1.3 Pengangkat ( Hoist )

(1) Untuk tipe Stationary ( tetap )

Alat pengangkat tipe stationary akan didesain untuk kombinasi dari beban – beban
berikut :
(a) Berat mati dari daun pintu dan berat ballast, bila ada
(b) Tenaga pergesekkan akibat perputaran dan / atau bagian-bagian sliding / luncur.
(c) Tenaga pergesekkan akibat penyekat-penyekat karet (rubber seals)
(d) Tenaga pergesekkan akibat sediment , bila ada.
(e) Buoyancy/ daya apung
(f) Tenaga Uplift / angkat dan tenaga down-pull/ tarik kebawah.
(g) Semua beban-beban yang ditentukan oleh kondisi macet pintu pada waktu
operasi pengangkatan / naik.

Tenaga penutupan dari semua pintu-pintu kecuali untuk dioperasikan itu dengan
hoist tipe spindle harus mempunyai suatu kelonggaran lebih dari 25 % terhadap
semua tenaga-tenaga keatas / naik semacam tenaga-tenaga pergesekkan dan buoyancy,
dll. dalam suatu bukaan-bukaan pintu dibawah suatu permukaan air. Bilamana ada
suatu kekurangan dari tenaga penutupan, ballast / pemberat (untuk penyeimbang )
mungkin disediakan pada daun pintu. Ballast akan dibuat dari baja atau material-
material lain yang disetujui oleh Engineer kecuali untuk konkret / beton dibuat
ballast.

(2) Untuk Tipe Moveable (gerak)

Alat pengangkat tipe moveable akan didesain untuk kombinasi dari beban – beban
berikut disamping itu untuk tipe stationary ditetapkan dalam (1) diatas :

ST - 81
Spesifikasi Teknis

(a) Tenaga inertia dan / atau tenaga centrifugal akibat pengereman atau
memulai dari pengangkatan dan travelling operation.
(b) Beban angin
- 40 kgf / cm² dibawah kondisi pengoperasian
- 300 kgf / Cm² pada posisi storing.
(c) Beban seismik.

2.1.4 Peralatan Lain

(a) Jembatan inspeksi, jalan kecil / setapak,


tangga, deck lantai / platform, dll : Beban desak 300 kgf/m²
(b) Anak tangga ladder : Beban vertikal 180 kgf
(c) Handrail : Beban horisontal 30kgf

2.2 Material - Material

2.2.1 Umum

(1) Umum

Semua material-material dari rencana tercakup dalam bagian ini harus baru dan
berkwalitas tinggi, terutama sekali dipilih guna memenuhi kewajiban yang
diperlukan untuk pengoperasian yang tepat dari rencana, dan ditunjukkan
sepenuhnya didalam gambar-gambar detail Kontraktor untuk persetujuan.
Material-material harus memenuhi dengan kebutuhan-kebutuhan dalam Japanese
Industrial standards (JIS) yang terakhir atau American Sociaty for Testing and
Materials (ASTM) yang terdaftar disini atau yang setara dan / atau kwalitas lebih
baik atau sebagaimana yang telah disetujui sebelumnya oleh Engineer, kecuali
sebaliknya ditetapkan.

(2) Tuangan - tuangan

Semua tuangan-tuangan timbangan 226.8 kilogram (500 pound) atau lebih harus
mempunyai kupon test yang dicantelkan dari yang mana contoh-contoh test
mungkin dipersiapkan. Jumlah, ukuran, dan lokasi dari kupon-kupon test harus
persetujuan dari Engineer. Material cacat atau ditemukan material-material yang
rendah mutunya untuk itu ditetapkan harus direject / diapkhir dan segera sesudah
dikeluarkan, dan tidak akan digunakan lagi dalam suatu bagian dari rencana.

Semua tuangan-tuangan harus padat, bunyi dan benar susunanya, dari kesempurnaan
penyelesaian dan dari kondisi dan kwalitas yang sama, bebas dari lubang-lubang
pukulan, porosity, noda / bintik-bintik dalam, penyusutan, retakan -retakan atau cacat /
kerusakan yang merugikan, dan harus dibersihakan dengan memuaskan untuk tujuan
yang diharapkan. Semua tuangan-tuangan harus dichek untuk kerusakan-kerusakan
sebelum final machining.

Tuangan tidak akan boleh diperbaiki, di plug / sumbat, atau dilas tanpa seijin dari
Engineer.
Semacam ijin akan diberikan hanya bilamana kerusakan-kerusakan kecil dan tidak
merugikan mempengaruhi kekuatan material, penggunaan atau kemampuan mesin
tuangan-tuangan. Pemisahan berkelebihan dari kotoran-kotoran atau logam campuran
(alloy) pada titik-titik kritis didalam tuangan yang menyebabkan untuk direject /
diapkhir. Potongan-potongan tipis yang terbesar dengan desain harus digambungkan
kemanapun suatu perubahan dalam potongan terjadi.

ST - 82
Spesifikasi Teknis

Permukaan-permukaan yang tidak melalui proses machining dan tak terlindung


dalam pemasangan final harus dibalut untuk menyediakan suatu penampilan yang
memuaskan sehingga tidak akan memerlukan permukaan yang halus di Site sebelum
pengecatan.

(2) Tempaan
Batang-batang dari yang mana tempaan dibuat harus mencetak dalam cetakan -
cetakan logam. Kecakapan kerja harus tingkat utama dalam setiap hal dan tempaan
harus bebas dari semua kerusakan-kerusakan yang mempengaruhi kekuatan dan daya
kemampuan, termasuk kelim, pipa-pipa, cacat, retakan-retakan, kerak-kerak, sirip-
sirip, porosity, noda-noda dalam, termasuk nonmetal yang berkelebihan dan
pemisahan.

Potongan-potongan tipis yang terbesar dengan desain harus digabungkan kemanapun


suatu perubahan dalam potongan terjadi. Semua permukaan-permukaan selesai dari
tempaan harus mulus / halus dan bebas dari tanda-tanda perkakas.

Tempaan harus benar-benar bersih ditandai dengan nomor yang ditekan dalam
semacam lokasi agar supaya dapat dilihat / dibaca dengan jelas pada waktu tempaan
dipasang dalam suatu satuan lengkap.

2.2.2 Plat-Plat baja, Batang -Batang dan Pipa-Pipa dan lain-lain

(a) Plat-plat baja untuk plat pintu / skin plate JIS G 3106, SM 400 B ,
bagian-bagian utama struktur, kecuali - SM 490 B atau ASTM
untuk bentuk baja diroll dari daun pintu. A 516 Grade 60,70
(b) Plat-plat baja untuk struktur-struktur umum/ JIS G 3101,SS 400 atau
biasa. ASTM A 36
(c) Bentuk Baja JIS G 3192 dan
JIS G3101,SS400
atau ASTM A 6
(d) Baut-baut baja, Mur dan Ring-ring JIS B1180, B 1181 dan
B1256atauASTMA 633
Dan A 675
(e) Baut-baut baja hexagon kekuatan tinggi, JISB1186 atau ASTM
mur-mur hexagon. A 325

(f) Baut-baut, mur-mur dan Ring-ring baja JISG4303, 4304, 4305


tahan korosi 4306, dan 4307 atau
ASTM A276 , Tipe 316
(g) Pla-plat baja tahan korosi, baut-baut , JIS G4303, 4304, 4305,
dan lain-lain. 4306 ASTM A 167,
dan 4307 atau

(h) Plat-plat clad baja tahan korosi JIS 3601 atau ASTM
A 264 , tipe 304
2.2.3 Tuangan - Tuangan

(a) Tuangan-tuangan besi JIS G5501,FC250 atau


ASTM A 48 , No. 25
(b) Tuangan-tuangan baja JIS 5101 , SC 410 atau
( to be fully annealed ) ASTMA27/AU–60– 30
(c) Tuangan-tuangan baja carbon daya regang JISG 5111,SCMnCr 3B
tinggi dan Tuangan-tuangan baja alloy rendah atau ASTM A 148 /A

ST - 83
Spesifikasi Teknis

dan 148 / M.
(d) Tuangan-tuangan Bronze / perunggu JIS H 5111 , BC 3 atau
ASTM B 584 , C 90500
(e) Tuangan-tuangan fosfor perunggu JIS H 5113, PBC 2 atau
ASTM B 505, C 90700

2.2.4 Tempaan - Tempaan

(a) Tempaan-tempaan baja carbon JISG3201,SF490A atau


ASTM A668, ClasE 50
2.2.5 Penyekat Karet untuk Pintu

Penyekat-penyekat ( seals ) akan didesain dan dipasang betul-betul suatu cara agar
itu dapat diatur / disetel , kedap air dan harus dengan mudah dapat dilepas dan
diganti.

Penyekat-penyekat harus dibentuk / dicetak. Penyekat-penyekat extruded tidak akan


diperbolehkan. Dimana penyekat-penyekat dipasang lengkung, dan akan diklem /
dijepit dalam suatu harapan yang mana akan membentuk pada radius yang tepat
sebelum lubang-lubang dipersiapkan dan dibor, dan ujung-ujungnya dipotong.
Lubang-lubang dalam bagian-bagian yang berkaitan dari pemasangan-pemasangan
penyekat harus dibor dengan hati-hati, penggunaan sebuah template, untuk menjamin
penandaan yang t6epat pada waktu satuan-satuan penyekat dipasang. Penyekat-
penyekat akan disambung pada sudut-sudut untuk menyediakan kontinyuitas
penyekatan dari pintu-pintu. Daya regang/rentang dari semua sambungan-sambungan
harus tidak kurang dari 50 persen dari daya regang dari material yang tanpa
sambungan.

Semua sekrup-sekrup penyetelan / setting, baut-baut dan ring-ring untuk penguncian


penyekat-penyekat dan pemasangan penyekat dalam tempat yang harus baja tahan
korosi. Penyekat-penyekat akan dibuat dari natural / alam atau karet sintetis yang
cocok untuk tingkatan-tingkatan temperatur dan kondisi-kondisi di Site dan harus
dari suatu material itu telah terjamin berhasil dalam penggunaan-penggunaan yang
serupa. Material-material penyekat akan mempunyai physical properties berikut
sebagaimana ditentukan dengan test-test yang dibuat sesuai dengan standar-standar
yang bersangkut-paut :

Sifat / Karakteristik Batasan-Batasan


- Daya regang / Kuat lentur : Minimum 210 kgf / cm²
- Elastisitas : Minimum 450 %
- Durometer Hardness ( Shore, type A ) : 60 sampai 70
- Berat Jenis : 1.1 sampai 1.3
- Daya serap air ( 70○ C selama 48 jam ) : Maksimum 5 % dari berat
- Compression Set ( as a percent dari total : Maksimum 30 %
original defleksi )
- Daya regang setelah teroksidasi : Minimum 80% dari -
( 70º C selama 48 jam ) regangan sebelum oksidasi

2.2.6 Berbagai macam Material-Material Lain


(a) Bantalan/bearing dengan pelumasan JIS H 5102, tuangan -
sendiri digabungkan dengan pelumas kuningan daya tinggi, HBsC4
gemuk padat.atau ASTM B 22, Alloy E,
Min. HB 210 dengan
pelumas gemuk padat.

ST - 84
Spesifikasi Teknis

(b) Stranded wire ropes JIS G 3525, Grade G, 6 x 37


( galvanized ) konstruksi atau
6 x WS (36)atau ASTM A 603
(c) Saluran pipa baja untuk pipa–pipa udara JIS G 3452 SGP
dan air ( galvanized )
(d) Saluran pipa baja untuk jaringan listrik JIS C 8305 atau ANSI C 80.1
(galvanized)- bilamana ada.

2.3 Tegangan -Tegangan Perencanaan

2.3.1 Daun-Daun Pintu dan Stoplog, Rangka-Rangka Pengarah, Saringan sampah, dan
Struktur-Struktur Baja Lain

Tegangan-tegangan yang bekerja untuk bagian-bagian baja struktural tidak akan


melebihi tegangan rencana yang diijinkan sebagaimana ditunjukkan dalam tabel
berikut dibawah kondisi pembebanan normal :

(1) Material–Material baja ( dengan ketebalan Plat 40 milimeter atau kurang )

Satuan tegangan : kgf / cm²

Tegangan diijinkan SS 400 dan SM 400 SM 490

1.Tegangan regang aksial 1,200 1,600


( per luas penampang bersih )
2.Tegangan kompresif axial Pada kondisi : Pada kondisi :
( per luas penampang kotor ) ( l / r ) = < 20, 1,200 ( l / r ) = < 15, 1,600
Pada kondisi : Pada kondisi :
20 < ( l / r ) = < 93, 15 < ( l / r ) = < 80,
1,200-7.5 { ( l / r ) – 20 } 1,600-11.2{(l/r– 15}
Pada kondisi : Pada kondisi :
93 < ( l / r ), 80 < ( l / r ),
10,000,000/{6,700 + (l/r)²} 10,000,000/{5,000 + (l/r)² }

Dimana , l : Panjang tekuk struktur ( cm )


r : Radius putaran luas penampang struktur ( cm )

Bagian sambungan kompresif 1,200 1,600

3. Tegangan regang tekuk 1,200 1,600


( per luas penampang bersih )
Tegangan kompresif tekuk Pada kondisi Pada kondisi
( per luas penampang kotor ) ( l / b ) = < ( 9 / K ), ( l / b ) = < ( 8 / K ),
1,200 1,600
Pada kondisi Pada kondisi
( 9 / K ) < ( l / b ) = < 30, ( 8 / K )< (l / b)=< 30,
1,200–11 {(Kl / b )–9} 1,600–16 {Kl /b)– 8 }
Dimana , b : Lebar flens kompresif ( cm )
L : Jarak penguat flens kompresi ( cm )
K : { 3 + ( Aw / 2 Ac ) }½
Aw : Luas penampang plat web ( cm² )
Ac : Luas penampang flens kompresif ( cm² )
Dalam kasus ( Aw / Ac ) < 2, K diambil sebagai 2

ST - 85
Spesifikasi Teknis

Pada kondisi flens kompresif itu langsung dilas pada plat daun pintu (skin plate), dan
seterusnya. 1,200 1,600

4. Tegangan geser / Shearing 700 900


stress ( per luas penampang kotor )
5. Tegangan bantalan / Bearing 1,800 2,400
stress.

Catatan :
1) Dalam kasus ketebalan melebihi 40 mm, tegangan yang diijinkan untuk kondisi
pembebanan normal dari bagian-bagian baja struktur harus diatur / disesuaikan
sebagai berikut :
Untuk SS 400 dan SWM 400 : Tegangan diijinkan diatas dikalikan 0.92
Untuk SM 490 : Tegangan diijinkan diatas dikalikan 0.94

2) Bilamana material baja selain dari pada yang disebutkan dalam tabel diatas
digunakan, tegangan rentang / lentur yang diijinkan untuk kondisi pembebanan
normal tidak akan melebihi 50 persen dari kekuatan minimum yield point atau
kekuatan ketahanan / daya tahan material baja yang digunakan, manapun yang
paling kecil. Semua tegangan – tegangan diijinkan lainnya harus menurut
perbandingan dihitung sesuai dengan tabel diatas berdasarkan pada tegangan-
tegangan rentang yang diijinkan.

( 2 ) Material – Material Baja anti karat

Tegangan diijinkan SUS 304 SUS 304 L

1. Tegangan regang aksial 1,050 900


( per luas penampang bersih )
2. Tegangan kompresif aksial Pada kondisi : Pada kondisi :
( per luas penampang kotor ) ( l / r =< 19, 1,050 ( l / r ) = < 21, 900
Pada kondisi : Pada kondisi :
19 < ( l / r ) = < 96, 21 < ( l / r ) = < 104,
1,050-6.0{ ( l / r ) – 19 } 900-4.7{(l /r) – 21 }
Pada kondisi : Pada kondisi :
96 < ( l / r ), 104 < ( l / r ),
9,700,000 / { 7,200 + ( l / r )² } 9,700,000/{8,400+(l / r )² }

Dimana , l : Panjang tekuk struktur ( cm )


r : Radius putaran luas penampang struktur ( cm )

Bagian sambungan kompresif 1,050 900


3. Tegangan regang tekuk 1,050 900
( per luas penampang bersih )
Tegangan kompresif tekuk Pada kondisi : Pada kondisi :
( per luas penampang kotor ) ( l / b ) = < ( 10 / K ), ( l / b ) = < ( 10 / K ),
1,050 900
Pada kondisi : Pada kondisi :
( 10 / K ) < ( l / b ), ( 10 / K ) < ( l / b ),
1,050 – 9{(Kl / b) –10} 900 – 7{(Kl/b) – 10 }

Dimana , b : Lebar flens kompresif ( cm )


L : Jarak penguat flens kompresi ( cm )

ST - 86
Spesifikasi Teknis

K : { 3 + ( Aw / 2 Ac ) }½
Aw : Luas penampang plat web ( cm²)
Ac : Luas penampang flens kompresif ( cm²)
Dalam kasus ( Aw / Ac ) < 2 , K diambil sebagai 2.

Pada kondisi flens kompresif langsung dilas pada plat daun pintu ( skin plate ),
dan seterusnya. 1,050 900
4. Shearing stress / tegangan 600 500
geser ( per luas penampang kotor )
5. Bearing stress / tegangan 1,600 1,350
bantalan.

Catatan :
1) Bilamana material baja selain dari pada yang disebutkan dalam tabel diatas
digunakan, tegangan rentang / lentur yang didijinkan untuk kondisi pembebanan
normal tidak akan melebihi 50 % dari kekuatan minimum yield point atau
kekuatan ketahanan / daya tahan material baja yang digunakan, manapun yang
paling kecil. Semua tegangan-tegangan diijinkan lainnya harus menurut
perbandingan dihitung sesuai dengan tabel diatas berdasarkan pada tegangan-
tegangan rentang yang diijinkan

( 3 ) Baja Tuangan dan Tempaan


Satuan tegangan : kgf / cm²

Tegangan diijinkan SF 440 A / SC 450 S 25 C SCS 13

1. Tegangan regang aksial 1,150 1,350 950


2. Tegangan kompresif aksial 1,150 1,350 950
3. Tegangan tekuk 1,150 1,350 950
4. Tegangan geser 650 800 550
5. Tegangan bantalan 1,750 2,050 1,450

Catatan :
1) Bilamana material baja selain dari pada yang disebutkan dalam tabel diatas
digunakan, tegangan rentang / lentur yang diijinkan untuk kondisi pembebanan
normal tidak akan melebihi 50 persen dari kekuatan minimum yield point
atau kekuatan ketahanan / daya tahan material baja yang digunakan, manapun
yang paling kecil. Semua tegangan-tegangan diijinkan lainnya harus menurut
perbandingan dihitung sesuai dengan tabel diatas berdasarkan pada tegangan-
tegangan rentang yang diijinkan.

( 4 ) Kelingan / Rivet

Tegangan-tegangan geser / shearing dan bantalan / bearing dari shop rivet tidak akan
melebihi 0.8 dan 1.7 kali dari tegangan rentang yang diijinkan dari berturut-turut
material baja dasar. Tegangan-tegangan geser dan bantalan yang diijinkan dari site
rivet/kelingan setempat harus 80 % dari itu untuk kelingan bengkel/shop rivet.

2.3.2 Bagian – Bagian Mesin

Tegangan-tegangan rencana yang diijinkan dari semua bagian-bagian mesin dari alt
pengangkat (hoist) harus mempunyai factor-faktor keamanan / safety factor (SF)
terhadap ultimate strength material baja untuk tingkat kapasitas alat pengangkat
dalam kondisi pembebanan normal.

ST - 87
Spesifikasi Teknis

FS untuk FS untuk FS untuk


Material
Tegangan rentang Tegangan kompresi Tegangan geser
Baja di-roll untuk umum 5
5 8.7
atau struktur dilas.
Baja karbon tempaan 5 5 8.7
Baja karbon untuk penggunaan
5 5 8.7
Struktur mesin
Baja tahan karat 5 5 8.7
Baja karbon tuangan 5 5 8.7
Besi abu-abu tuangan 10 3.5 17
Tuangan perunggu 8 8 10

Tegangan satuan tidak akan ada dalam kasus melebihi sembilan puluh (90) persen
dari kekutan yield point minimum atau kekuatan ketahanan / daya tahan dari matetrial
yang digunakan manapun yang paling sedikit dibawah akibat beban dari kemacetan /
gangguan atau tenaga putaran rotor-terkunci dari motor pengangkat / hoist, manapun
yang paling besar.

2.3.3 Elemen Batang / Jeruji Saringan Sampah

Tegangan pada elemen-elemen batang ( Bar elements ) dari saringan sampah tidak
akan melebihi tegangan kritis berikut dibawah kondisi pembebanan normal :

fcr = 0.6 fy ( 1.23 - 0.0153 L / t )

Dimana ,
fcr : Tegangan kritis diijinkan ( kgf / cm²)
fy : Kekuatan minimum yield point atau kekuatan ketahanan / daya
tahan dari material, manapun yang paling sedikit ( kgf / cm²)
L : Panjang tak didukung/ditopang laterally dari bar elements (cm) ,
tetapi tidak akan melebihi 70 t.
t : Ketebalan dari bar elements (cm), dikurangi toleransi korosi
sebagaimana ditetapkan.

2.3.4 Tegangan Beton / concrete

Tegangan-tegangan geser dan bantalan beton yang diijinkan tidak akan melebihi 70
dan 7 kgf / cm² berturut – turut. Tegangan adhesive yang diijinkan dari batang-
batang angkur harus 7 kgf / cm² untuk round dan 14 kgf / cm² untuk perubahan
bentuk berturut-turut.

2.3.5 Gabungan Tegangan yang diijinkan dan Kondisi Pembebanan lebih

Tegangan-tegangan yang diijinkan dalam masalah pembebanan lebih mungkin


dinaikkan dengan 50 % dari pada untuk kondisi pembebanan normal. Dalam tidak
ada masalah, bagaimanapun, suatu tegangan akan melebihi 90 % dari kekuatan
minimum yield point atau kekuatan ketahanan / daya tahan dari material yang
digunakan, manapun yang paling kecil.

Tegangan gabungan akan diuji dengan rumus berikut sebagaimana dikembangkan


oleh Mises, Hencky dan Huber :

ST - 88
Spesifikasi Teknis

fg = ( fx² + 3 fq² )½
fg = ( fx² + fy² - fx.fy + 3 fq² )½
Dimana ,
fg : Tegangan gabungan ( kgf / cm²)
fx : Tegangan langsung (ketegangan dipertimbangkan sebagai positif)
( kgf / cm²)
fy : Tegangan langsung acting tegak lurus pada as / poros fx.
( Ketegangan dipertimbangkan sebagai positif ) ( kgf / cm²)
fq : Tegangan geser ( kgf / cm²)

Tegangan-tegangan yang diijinkan untuk tegangan-tegangan gabungan dari tegangan


biaxial atau tegangan utama triaxial tidak akan melebihi 110 % dari tegangan rentang
axial yang diijinkan untuk kondisi pembebanan normal.

2.4 Ketebalan-Ketebalan Minimum

Ketebalan dari bagian-bagian utama struktur harus tidak kurang dari pada nilai-nilai
berikut termasuk toleransi korosi, kecuali sebaliknya terutama sekali ditetapkan disini
:

Bagian- – bagian Minimum Ketebalan ( mm )


(a) Daun Pintu / Stoplog : bentang 2.00 m atau lebih
- Plat daun, semua plat–plat baja lain dan merupakan girder/beams 9.0
- Baja bentuk/steel shape 6.0

(b) Rangka pengarah/Sponing untuk pintu / stoplog : bentang 2.00 m atau lebih
- Plat baja dan merupakan girder / beams 9.0
- Baja bentuk/steel shapes 6.0

(c) Pengangkat tipe stasioner untuk pintu / stoplog : bentang 2.00 m atau lebih
- Plat Baja dan merupakan girder / beams 9.0
- Baja bentuk/steel shapes 6.0

(d) Daun Pintu / stoplog lain, guide frame dan hoist stationary
- Plat daun,semua plat-plat baja lain dan merupakan girder/beams 9.0
- Baja bentuk/steel shapes 6.0

(e) Elemen Jeruji saringan sampah 10.0

(f) Plat baja tahan korosi dari guide frames/pengarah


- Plat penyekat pada sisi dan lintel beams 6.0
- Plat penyekat pada sill beams 9.0
- Trak dan plat bantalan/bearing 9.0
- Lain-lain 6.0

(g) Plat-plat penutup dan proteksi untuk pengangkat/hoist. 3.0

Ketebalan minimum dari bagian–bagian komponen lain dan bagian-bagian secondary


harus 6.0 mm termasuk toleransi korosi pada prinsipnya, kecuali sebaliknya disetujui
oleh Engineer.

ST - 89
Spesifikasi Teknis

2.5 Perbandingan Kerampingan Kritis

Perbandingan kerampingan kritis untuk bagian-bagian kompresi utama harus kurang


dari 120, dan 150 untuk bagian-bagian secondary. Perbandingan dikatakan untuk
bagian-bagian ketegangan boleh dinaikkan hingga 200 dan 240 berturut-turut.

2.6 Defleksi Maksimum

Perbandingan defleksi terhadap bentang penopang dari setiap komponen dari rencana
tidak akan melebihi nilai-nilai berikut dibawah kondisi rencana normal.

Komponen Defleksi Maksimum


Beam utama horisontal dari semua daun pintu 1 / 800
Beam utama horisontal dari daun stoplog dan lifting beam 1 / 800
Beam penopang intermediate dari saringan sampah 1 / 600
Beam runway dan girder dari moveable hoist 1 / 1,200
Beam utama dari jembatan inspeksi 1 / 600
Komponen – komponen lain 1 / 1,000

2.7 Batasan / Kelonggaran Korosi


Batasan / kelonggaran korosi untuk peralatan dan struktur-struktur harus sebagai
berikut :

Peralatan / Struktur Batasan Korosi ( mm )


( a ) Pintu Pembilas/Scouring dan
Pengambilan/ intake :
- plat daun/skin plate 2.0
- semua bagian daun pintu lain 2.0
( b ) Pintu Penguras sedimen (bila ada) :
- plat daun/skin plate 1.0
- semua bagian daun pintu lain 0.0
( c ) Balok sekat/Stoplog 0.0
( d ) Pintu-pintu irigasi & pembuang/drainase :
- plat daun/skin plate 2.0
- semua bagian daun pintu lain 2.0
( e ) Saringan Sampah/Trashrack :
- elemen jeruji/element bars 2.0

ST - 90
Spesifikasi Teknis

2.8 Koefisien Gesekkan

Untuk tujuan rencana perencanaan, koefisien pergesekkan tidak akan kurang dari
pada nilai berikut :

Pergesekkan static Pergesekkan


kinetic
( starting ) ( sliding atau
Rolling )

Penyekat logam 0.6 0.4


Penyekat karet 1.5 0.7
Penyekat permukaan kuningan 0.5 0.2
Penyekat permukaan Fluoro-karbon 0.2 0.1
Bantalan/bearing pelumasan sendiri-
( Oiles bearing ) 0.2 0.1
Bantalan gulung atau bantalan peluru 0.02 0.01
Antara logam dan endapan 0.4 -
Antara baja dan baja tak berkarat 0.5 -
Worm dan worm roda 0.07 0.05
Drat spindel dan mur 0.2 0.2

2.9 Mekanikal Efisiensi

Untuk tujuan perencanaan pintu-pintu dan alat angkat stoplog (stoplog hoist),
mekanikal efisiensi tidak akan lebih dari nilai-nilai berikut :

Bagian-bagian Mekanikal Efisiensi


Spur gear dari wheel dan pinion per satu set 0.95
Bevel gear dari wheel dan pinion per satu set ( oil bath ) 0.97
Worm reduce 0.50
Sprocket dengan chain driving ( per masing – masing ) 0.95
Pinion gear dan rack spindle hoist 0.95

2.10 Peralatan Mekanikal dan Bagian - Bagiannya

Peralatan mekanikal dan bagian-bagiannya untuk rencana harus memenuhi kebutuhan-


kebutuhan berikut kecuali sebaliknya khusus disebutkan :

(1) Kelengkapan gigi-gigi

Semua gigi-gigi / gears harus dipotong pakai mesin dengan mesin hobbing, dari solid
blanks dan, bagaimanapun mungkin, harus dibuat pas / tepat pada shaft-shaftnya /
porosnya. Kebutuhan-kebutuhan minimum untuk material-material adalah sebagai
berikut :

Wheels/Roda Rolled atau forged steel


Pinyon/Gigi kerucut Rolled atau forged steel
Roda Worm Baja dengan bronze rim
Worm Baja atau baja tempa

Dimana gigi worm adalah digunakan sebagai penggerak gerakan pertama, itu
akan direncana untuk mempunyai beban sama dan tingkatan waktu sebagai motor

ST - 91
Spesifikasi Teknis

penggerak dan untuk mempunyai kerangka / blok-blok mesin kedap oli yang dapat
dipindahkan dengan pelumasan plug oli, keran saluran buang, saluran keluar uap air/
embun dan indikator level oli. Kenaikan temperatur dari oil bath, ketika diukur dengan
thermometer, harus tidak melebihi 40 derajat Celsius.
Semua roda-roda gigi dan pinyon-pinyon harus ditutup rapat sempurna dengan baja
atau pelindung-pelindung metal lain, kecuali kalau dilindungi dengan hasil baik
dengan struktur-struktur yang berdekatan untuk keamanan.
Kunci-kunci penting dalam menyusun gigi harus betul-betul dipaskan / dicocokan dan
dijamin bahwa itu tidak boleh bekerja longgar / goyah.

(2) Kopling-Kopling

Kopling-kopling tipe gigi fleksibel dengan maksud untuk pengaturan dilapangan harus
disediakan dimana as / poros-poros penggerak diperlukan untuk disambung.

(3) Bantalan-Bantalan / Bearings

Bantalan-bantalan bushed / ring perunggu akan digunakan untuk semua as-as / shafts
kecepatan rendah, dan ball kecepatan tinggi atau bantalan-bantalan roller akan
digunakan untuk semua lokasi-lokasi lain.

As-as / shafts dan bantalan-bantalan / bearing akan dipotong sehingga panjangnya tidak
melebihi satu dan satu setengah kali diameter as untuk bantalan-bantalan perunggu /
bronze agar supaya tidak melebihi suatu tegangan bantalan yang diijinkan pada luas
yang sudah diperhitungkan.

(4) Kunci-kunci dan Jalan Kunci

Kunci-kunci dan jalan kunci akan direncana sesuai dengann standar-standar yang
berkaitan. Dimana kunci-kunci meruncing digunakan, itu akan disediakan dengan
sebuah gib head atau perlengkapan-perlengkapan lain yang sesuai untuk memudahkan
pengambilan kembali. Feather keys harus dijamin dalam posisinya dengan cara
menyekerup masuk berlawanan melalui kunci.

(5) Paku – Paku Semat / Dowels

Box-box gigi dan bantalan-bantalan yang mana harus lurus secara akurat akan
ditopang pada posisinya dengan cara pengepasan paku-paku semat selama perakitan /
pemasangan.

(6) Kelengkapan Pengoperasian Manual

Kelengkapan pengoperasian manual akan disediakan untuk alat pengangkat pintu tipe
stationary. Tenaga operasi pada alat pengoperasian manual harus kurang dari 10 kgf /
orang dibawah kondisi perencanaan normal. Diameter dari handle harus 300 hingga
600 milimeter maksimum yang mana akan ditempatkan pada kira-kira 0.60 hingga
0.90 meter ketinggian dari lantai pelayanan / operation deck. Pengoperasian secara
manual akan dilakukan dibawah kondisi terputusnya hubungan dari sistim
elektrikalnya, sehingga sistim penggerak elektrik ( Elektric Actuator ) pintu tidak biasa
jalan.

ST - 92
Spesifikasi Teknis

(7) Kerangka Dasar Struktur dari Alat Pengangkat

Kerangka dasar struktur dari alat pengangkat pintu / hoist harus dari konstruksi baja
dilas akan menggunakan bentuk-bentuk struktur di-roll dan plat-plat. Baut-baut
angkur yang diperlukan dan mur-mur untuk kerangka-kerangka dasar akan disediakan
oleh Kontraktor.

(8) As-As Pemutar ( Torque Shafts )

Tenaga putaran poros-poros / as akan diselesaikan yang bersifat steel shaftings.


Diameter dari shaft / as -as tidak akan kurang dari pada 50 milimeter. Sudut distorsi
tidak akan melebihi 0.25-deg. / m untuk tingkat tenaga putaran rencana.

(9) Spindel-spindel Pengangkat ( Hoist Spindles )

Spindel-spindel akan mempunyai bentuk bulat dengan diameter minimum 60 mm atau


bentuk rack dan akan dibuat dari baja tahan korosi yang mana harus dibuat dengan
mesin pemotong denag bentuk gear rack atau dilas dengan bentuk rack pin pada
panjang yang diperlukan. Tutup-tutup spindel akan disediakan guna mencegah spindel
dari karat, kotoran dan hujan / air.

(10) Penopang-Penopang Spindel ( Spindle Supports )

Penopang-penopang spindel untuk setiap alat pengangkat mekanis / elektrik akan


disediakan pada posisi-posisi yang tepat untuk menghindari spindel bengkok /
melengkung akibat tenaga penurunan yang berlebihan dari pengangkat-pengangkat /
hoist dibawah kemacetan pintu dalam posisi pintu tertutup penuh. Baut-baut tahan
korosi, mur-mur dan ring-ring akan digunakan untuk perlengkapan tetap dari
penopang.

(11) Indikator Posisi Mekanikal

Indikator-indikator posisi tipe mekanikal, kecuali sebaliknya kalau tidak dicatat, akan
dipasang pada setiap alat pengangkat, dan harus dapat dibaca dengan mudah tipe
dial untuk memutar kira-kira 300 derajat untuk full travel. Plat dial harus dari baja
anti karat / stainless steel atau kuningan / brass dengan digravir atau lainnya, dan
bagian-bagian utama dari indicator-indikator akan dibuat dari material-material anti
korosi / karat yang mana dimasukkan dalam ruang kedap debu dan tahan cuaca
terlindung. Indikator-indikator harus mampu dibaca dengan akurat tegak lurus dari
peralatan bukaan dengan 1.0 centimeter.

3 Pintu-Pintu dan Pengangkat untuk Jaringan Irigasi dan Pembuang

3.1 Lingkup

Klausal ini meliputi perencanaan, pembuatan, penyediaan, pengujian, penyelesaian,


pengecatan, pengiriman ke Site, pemasangan, pengujian site dan commissioning semua
pintu-pintu sorong baja dan pintu-pintu romyn baja dengan asesorisnya untuk dilaksanakan
dan diselesaikan oleh Kontraktor sesuai dengan Spesifikasi-spesifikasi dan Gambar-Gambar
ini.

ST - 93
Spesifikasi Teknis

3.2 Muatan-Muatan Perencanaan

Muatan perencanaan harus sesuai pada ketentuan ini dalam Sub-klause VI-2.3, Kriteria dan
Partikular.

3.3 Pintu-Pintu Sorong dan Pengangkat

3.3.1 Umum

Kontraktor akan merencanakan, menyediakan dan memasang set-set lengkap dari pintu-
pintu sorong baja dan pintu-pintu dioperasikan tangan (bilamana ada) tipe persegi empat
dengan rangka-rangka pengarah dan pengangkatnya sebagaimana ditunjukan pada Gambar-
Gambar atau ditunjukan oleh Engineer. Pintu-pintu ini direncanakan untuk dipasang pada
bangunan pembagi, bangunan offtake, wasteway dan lain-lain supaya mengatur dan
menghentikan aliran air masuk / keluar. Semua bagian-bagian dari pintu-pintu ini dan
kelengkapanya dipakai dari pekerjaan-pekerjaan yang harus di-desain,dibuat, disediakan,
ditest, diselesaikan, dicat dan dikirim ke site, dipasang dan ditest site sebagaimana
ditetapkan dalam Sub-bagian ini.

Jumlah dari masing-masing tipe pintu akan ditunjukan pada Bill of Quantity, final tipe dan
jumlah yang akan dipakai di site akan diputuskan atas persetujuan Engineer.

Kontraktor akan melakukan perhatian khusus dalam merencanakan dan


pembuatan/fabrication dari semua tipe pintu-pintu untuk menghindari vibrasi selama suatu
kondisi peng-operasian. Susunan pintu-pintu harus sebagaimana ditunjukkan pada gambar-
gambar, dan semua bagian-bagian dari pintu sorong atau harus sesuai kebutuhan-kebutuhan
yang ditetapkan atau ditunjukan oleh Engineer.

3.3.2 Beban-Beban dan Tegangan-Tegangan Perencanaan


(1) Kondisi dan Beban Perencanaan
(a) Daun Pintu (Gate leaf)
Kondisi dan beban perencanaan untuk dipertimbangkan pada dasarnya harus
mengikuti kebutuhan yang ditetapkan dalam Sub-klause VI-2.1.2 diatas dan
perencanaan pintu akan mempertimbangkan juga kondisi berikut :
(i) Tekanan air
Tekanan air ditimbulkan oleh ketinggian muka air pada pintu-pintu akan
ditunjukan pada Gambar-Gambar.
(ii) Beban-Beban Lain
Reaksi akibat beratnya sendiri. Semua muatan-muatan dibebankan selama
memulai, penaikkan atau penurunan pintu.

(b) Rangka Pengarah


Beban-beban pada rangka pengarah pada dasarnya harus mengikuti kebutuhan-
kebutuhan yang ditetapkan dalam Sub-klause VI-2.1.2 diatas dan akan
mempertimbangkan beban-beban bantalan, beban-beban penyekat / seal dan
semua lainnya sebagian besar akibat kesalahan pengoperasian dari pintu dan
pengangkatnya.
Rangka-rangka pengarah harus mampu mentransfer beban-beban pintu ke
betonan/concrete dan atau bangunan-bangunan batu masonry.

(c) Pengangkat
Pengangkat-pengangkat akan direncanakan untuk menaikan, menurunkan dan
mengangkat pintu dalam suatu posisi antara posisi ditutup penuh dan posisi

ST - 94
Spesifikasi Teknis

dibuka penuh. Tinggi pengangkatan dari pengangkat/hoist akan ditunjukkan


sebagaimana pada gambar. Tingkat kapasitas dari pengangkat/hoist dan
spindel ulir pada dasarnya harus mencukupi kebutuhan yang ditetapkan dalam
Sub-klause VI-2.1.3 dan mampu untuk menaikkan atau menurunkan pintu pada
berbagai kerugian sebagian besar gabungan dari beban-beban.

(2) Beban-Beban Perencanaan

(a) Bagian Struktur baja


Tegangan-tegangan yang diijinkan untuk pembebanan normal dari bagian
struktur baja harus untuk SS 400 dan SM 400 yang ditetapkandalam Sub-klause
VI-2.3.1 diatas.

Sub-klause VI-2.3.5 diatas menetapkan tegangan yang diijinkan dibawah


kondisi pembebanan lebih (kondisi pembebanan masa pendek) dan tegangan-
tegangan yang diijinkan untuk dipertimbangkan tegangan dari biaxial atau
tegangan utama triaxial.

Bilamana suatu material baja (pada ketebalan 40mm atau kurang) selain dari
pada SS 400 atau SM 400 ada dipakai, tegangan regang yang diijinkannya
untuk kondisi pembebanan normal akan dihitung berdasarkan rumus/formula
berikut sesuai dengan hasil batas kekuatan yang dijamin dari material baja yang
digunakan.

Ta = Ty / ( Fm x Fs )
Dimana ;
Ta = Tegangan regang yang diijinkan (kgf/cm2)
Ty = hasil batas kekuatan yang dijamin (kgf/cm2)
Fm = Faktor material, yakni 1.00 kecuali 1.05 dapat dipakai untuk
material-material yang mempunyai hasil batas kekuatan 60 kgf/cm2
dan lebih.
Fs = Faktor keamanan, 2.00

Minimum ketebalan dari bagian-bagian baja struktur utama dari pintu harus
enam (6) millimeter untuk plat-plat baja dan lima (5) millimeter untuk bagain-
bagian baja , berturut-turut. Perbandingan tipis kritis harus sebagaimana
ditetapkan dalam Sub-klause VI-2.5.

(b) Bagian mesin


Semua bagian-bagian mesin dari pengangkat atas kondisi pembebanan normal
dari tingkat kapasitas kondisi pembebanan akan di-desain berdasarkan pada
faktor-faktor keamanan yang ditetapkan dalam Sub-klause VI-2.3.2 diatas.

(c) Tegangan concrete


Tegangan-tegangan bantalan concrete yang diijinkan tidak akan lebih dari yang
ditetapkan dalam Sub-klause VI-2.3.4.
Tegangan-tegangan kompresif yang diijinkan dari pekerjaan masonry tidak
akan lebih dari lima belas (15) kgf/cm2.

ST - 95
Spesifikasi Teknis

3.3.3 Detail-Detail Pintu

(1) Daun Pintu

Daun pintu akan terdiri dari plat pintu (skin plate), beam-beam utama, karet-karet sekat atau
penyekat logam keras (bila ada), sepatu pengarah tepi, tap baji (tapered wedges bila ada),
kelengkapan pengangkat dan komponen-komponen lain yang perlu.
Pintu-pintu harus dari tipe sorong dan semua dari konstruksi baja dilas. Bentang bersih dan
tinggi pintu harus sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar-Gambar.

Detail-detail pembuatan dan konstruksi dari pintu, tidak ditetapkan disini, akan dibuat oleh
Kontraktor atas persetujuan Engineer.

(2) Plat pintu (skinplate)

Plat pintu akan ada disisi hulu. Minimum ketebalan plat pintu harus enam (6) millimeter,
termasuk batasan korosi dua (2) millimeter. Ketebalan yang dibutuhkan dari plat pintu akan
ditentukan sesuai dengan DIN 19704. Plat pintu barangkali tidak dipertimbangkan untuk
bertindak sebagai bagian dari beam utama.

(3) Beam Utama

Beam-beam utama horizontal harus dari baja potongan berasal dari balok (gider) plat yang
mempunyai suatu batasan korosi dua (2) millimeter. Defleksi beam harus kurang dari 1 /
800 dari bentang penopang pintu dibawah beban penuh. Ketentuan harus dibuat untuk
membuang air dari bagian-bagian beam horizontal. Beam utama bawah harus disusun
untuk menjaga jarak minimum dari 75 mm dari sisi bawah plat pintu guna menghindari
ketidak sempurnaan penutupan akibat sediment pada beam ambang (sill beam).

(4) Penyekat-Penyekat

Penyekat-penyekat harus dari perunggu atau penyekat karet sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar-Gambar atau sebagaimana diinstruksikan oleh Engineer dan di-kelem ke plat pintu
dari pintu dengan menggunakan kelem plat baja yang tahan korosi dan / atau baut-baut
material kuningan, mur dan ring-ring. Penyekat-penyekat karet utamanya harus memenuhi
syarat-syarat sebagaimana yang ditetapkan dalam Sub-klause VI-2.2.5 didalam ini.

(5) Block-Block Bantalan

Block-block bantalan baja tahan korosi akan disediakan pada permukaan sisi tanah dari
pintu sorong untuk menunjang dan meneruskan gaya beban-beban pada daun pintu ke
rangka pengarah.

(6) Sepatu Pengarah Tepi

Dua (2) sepatu pengarah tepi dibuat dari baja tahan korosi akan disediakan di setiap sisi dari
pintu untuk membatasi gerakan menyamping dari pintu.

(7) Tap Baji (Tapered Wedge)

Empat (4) tap baji akan disediakan untuk menekan daun pintu ke rangka pengarah guna
menjamin suatu penutupan yang sempurna dari penyekat karet dengan plat penyekatan pada
posisi ditutup penuh. Tap baji akan dibuat dari baja tahan korosi, tuangan perunggu atau
material-material yang disetujui lainnya.

ST - 96
Spesifikasi Teknis

(8) Toleransi-Toleransi

Daun pintu harus dibuat secara akurat /teliti dan dipasang dalam toleransi-toleransi berikut:

Point untuk diukur Toleransi (mm)

- Lebar pintu ± 5
- Tinggi pintu ± 5
- Kedalaman pintu ± 4
- Perbedaan panjang diagonal ± 5
- Bentang sepatu tepi ± 5
- Jarak antara block-block bantalan ± 5
- Penyekatan antara penyekat karet tepi ± 6
- Ketinggian penyekatan ± 5
- Kerataan dari block-block bantalan ± 0.5 /m

Toleransi-toleransi yang tidak ditetapkan disini akan ditentukan oleh Kontraktor, atas
persetujuan Engineer.

3.3.4 Detail Rangka Pengarah

Setiap rangka pengarah akan terdiri dari sebuah beam ambang, beam atas dan rangka track
dan komponen-komponen lain yang perlu untuk kelengkapan pemasangan dari rangka
pengarah dan pengoperasian pintu yang memuaskan.

Ambang (sill) dan rangka-rangka track dari pintu akan disediakan dengan plat-plat baja
tahan korosi yang di-mesin terhadap yang mana daun-daun pintu dan karet-karet penyekat,
bilamana ada, harus meluncur dan kontak. Plat-plat akan memanjang dari permukaan
ambang ke atas dari pintu dimana itu posisi dinaikkan penuh dan disediakan dengan
pengelasan.

Detail-detail pembuatan dan konstruksi dari rangka pengarah, tidak ditentukan disini, akan
dibuat oleh Kontraktor atas persetujuan Engineer.

(1) Beam Ambang

Beam ambang harus betul untuk membentuk dan bebas dari puntiran dan lengkungan serta
akan di-desain untuk mampu meneruskan semua beban-beban yang diterapkan padanya ke
beton/concrete dan/atau bangunan-bangunan batu masonry, tanpa dan defleksi.

(2) Rangka Track

Rangka track harus mampu meneruskan beban air dari daun-daun pintu ke bangunan
beton/concrete. Permukaan-permukaan rangka track harus benar dan rata. Maksimum
penyimpangan permukaan dari teori bidang harus tambah atau kurang satu (1) millimeter
pada suatu panjang tiga (3) meter. Permukaan harus seuai dimesin dan mempunyai
kekerasan yang cukup untuk mencegah pemakaian yang berlebihan.

(3) Beam Atas

Beam atas akan disediakan pada bagian atas dari rangka track tepid dan akan menopang
pengangkat spindle. Beam atas akan dipasang ke rangka-rangka track sisi dengan

ST - 97
Spesifikasi Teknis

memakai baut-baut, mur dan ring-ring, dan harus dapat dibongkar pada saat pekerjaan
pemeliharaan mendatang. Beam atas harus mampu menopang beban pengangkatan.

3.3.5 Detail-Detail Pengangkat (Hoist Details)

(1) Umum

Pengangkat-pengangkat akan dioperasikan secara manual tipe spindle ulir, sesuai


dipasang pada beam-beam atas dari rangka pengarah untuk menaikkan, menurunkan dan
mengangkat pintu-pintu. Pengangkat-pengangkat akan terdiri dari rangka berdiri dengan
rangka dasar peralatan mekanikal, yakni as tenaga putaran, bantalan-bantalan, gigi
reduser, spindle ulir, handle peng-operasian manual, indikator-indikator posisi pintu
mekanik, dan lain-lain dan semua komponen-komponen lain yang perlu untuk peng-
operasian yang efisen dan tepat. Pengangkat-pengangkat akan di-desain untuk tingkat
beban pengangkatan pada tegangan-tegangan unit diijinkan yang ditetapkan dan faktor-
faktor keamanan , serta mampu tegak menahan beban-beban akibat dari suatu tenaga
peng-operasian manual 50 kgf pada kgf per manusia untuk tingkat beban pengangkatan.
Diameter handle harus 700 milimeter maksimum. Untuk tujuan perencanaan pengangkat-
pengankat , koefisen-koefisen gesekan harus mengikuti syarat-syarat yang ditetapkan
dalam Sub-Klause VI-2.8 disini.

Detail-detail konstruksi pengangkat, tidak ditetapkan disini, tetapi akan dibuat oleh
Kontraktor atas persetujuan Engineer.

(2) Peralatan Mekanikal

(a) Bantalan
Bantalan harus dari ball / peluru dapat digrease ulang pelurusan sendiri, atau
tipe bidang.

(b) Reducer gear


Semua gear-gear, kecuali worn gear reducer itu harus dari tuangan perunggu
fosfor, harus tuangan dari baja tempa dengan mesin pemotong gigi.
Bilamana worn gear digunakan, penopang-penopangnya harus cukup kuat
untuk mencegah gerakan-gerakan yang tidak semestinya. Gear-gear akan
mempunyai rumah-rumah yang dapat dipindahkan dengan syarat mudah
dicapai untuk pelumasan.

( c) Kopling
Kopling akan disediakan , bila ada , dengan maksud untuk penyetelan
dilapangan, dan dengan alat yang sesuai untuk perlengkapan permanen ke as-
as setelah penyetelan di lapangan.

(d) Spindle Ulir


Spindle-spindle ulir harus dari baja tempa atau material-material lain yang
disetujui dan di-mesin potong pada bagian ulir. Spindle-spindle akan
disambung dengan flange joints dan terdiri dari flen-flen penopang pintu dan
penopang-penopang tengah yang dapat dipindahkan untuk mencegah tekukan
bila perlu. Mur-mur kunci (stopper) akan disediakan guna membatasi jalan
gerak ke-atas dan ke-bawah dari spindle.

(e) As penggerak
As penggerak akan diselesaikan pengasan baja komersial.

ST - 98
Spesifikasi Teknis

(f) Handle operasi manual


Setiap pengangkat akan disediakan dengan sebuah handle pengoperasian
manual yang mana dapat mengangkat beban penuh yang direncanakan.
Tenaga-tenaga manual dari alat pengangkat harus kurang dari 50 kgf untuk
tingkat beban pengangkat. Alat-alat pengunci akan disediakan untuk
menghindari kemungkinan kejahatan operasi dari pengangkat oleh seseorang
selain dari pada operator yang sah.

3.3.6 Perakitan dan Test Bagian-bagian

(1) Pintu dan Rangka Pengarah

Pintu-pintu dengan penyekat-penyekat karet atau perunggu akan dirakit di bengkel.


Bagian-bagian lain dari pintu akan dirakit di masing-masing pintu di site, kecuali
ditentukan lain Engineer. Saat dirakit, ukuran-ukuran, toleransi-toleransi dan akurasi
pelurusan harus diperiksa. Suatu kesalahan dan salah pelurusan ditemukan harus
secepatnya dibetulkan. Penyekat-penyekat karet atau perunggu akan diletakan pada
posisinya selama perakitan di bengkel.

Rangka-rangka track, beam-beam atas dan beam-beam ambang untuk rangka-rangka


pengarah harus diperiksa kelurusannya. Semua ukuran-ukuran rangka pengarah, itu
sesuai untuk ukuran-ukuran pintu, harus diperiksa dan suatu kesalahan-kesalahan dan
salah pelurusan ditemukan harus dibetulkan. Semua bagian-bagian harus diberi
kode/ditandai dengan jelas sebelum dibongkar untuk pengiriman.

(2) Pengangkat

Setiap pengangkat harus lengkap dirakit dibengkel dan ditest dibawah tingkat beban
untuk kelancaran dan performa yang tepat. Semua unit-unit akan diperiksa untuk
menjamin bahwa semua jarak dan toleransi-toleransi yang perlu telah diadakan dan tidak
ada jepitan terjadi pada suatu bagian yang bergerak.

Semua bantalan-bantalan harus diperiksa dengan teliti. Semua grease dan minyak
pelumasan dibutuhkan untuk performa test-test akan disediakan.
Suatu kerusakan oleh pengoperasian yang tak benar ditemukan harus dibetulkan,
dan seluruh pengetesan harus diulang.

3.3.7 Pemasangan dan Test-Test di Site

(1) Rangka Pengarah

Rangka pengarah akan dirakit dan dipasang dalam block-out sesuai dengan Gambar-
Gambar, dibawa ke batas dan diratakan dalam toleransi-toleransi yang ditetapkan dan
betul-betul dijamin kuat di-tempatnya. Penjajaran baut-baut atau kelengkapan yang perlu
lainnya akan digunakan untuk memasang rangka-rangka pengarah pada suatu posisi yang
tepat dan sesuai.

Sambungan-sambungan dengan rangka-rangka pengarah, material-material angkur dan


alat-alat penjajaran harus betul-betul ketat dan kuat untuk memegang rangka pengarah
terjamin pada posisinya pada saat beton / concrete sedang dimasukkan kedalam block-
out. Penguat tambahan akan disediakan dimana perlu untuk menjamin pelurusan yang
diperlukan.

ST - 99
Spesifikasi Teknis

Ketelitian yang sangat akan diambil untuk menjamin bahwa permukaan penyekat terletak
pada suatu dudukan yang benar dalam toleransi-toleransi yang ditetapkan untuk panjang
seluruh. Penempatan beton/concrete pada block-out tidak akan diteruskan hingga rangka-
rangka pengarah telah dirakit lengkap dan dijamin. Selama penempatan concrete,
pejajaran/pelurusan dan toleransi-toleransi akan diperiksa dan kegiatan perbaikan akan
diambil bilamana menunjukan bahwa pemindahan telah terjadi.

(2) Daun Pintu

Daun-daun pintu akan dirakit lengkap dandipasang sesuai dengan detail-detail yang
ditunjukkan pada gambar-gambar konstruksi dan gambar kerja. Pintu-pintu akan dirakit
dan dipasang dalam toleransi-toleransi yang perlu untuk memenuhi toleransi-toleransi
yang ditetapkan.

(3) Pengangkat

Sebelum perakitan , semua permukaan-permukaan bantalan , journal, grease-grease


dan/atau alur-alur minyak harus dibersihkan dengan hati-hati dan dilumasi dengan grease
atau minyak yang disetujui. Setelah perakitan, setiap sistim pelumasan harus diperiksa.

Setiap pengangkat, lengkap dengan semua asesoris, akan dirakit dan dipasang sesuai
dengan gambar. Pengangkat-pengangkat akan ditempatkan dan disetel sehingga mereka
dalam suatu pelurusan yang benar dengan pelengkap angkat dari pintu-pintu.

Setelah pemasangan pengangkat-pengangkat dan sebelum penyambungan ke pintu,


pengangkat-pengangkat akan dioperasikan dan diperikas untuk operasi yang tepat.
Setelah penyelesaian test diatas, spindle ulir akan disambung ke pintu-pintu dan
pengangkat-pengangkat akan di-test, pada waktu yang mana indikator-indikator posisi
akan disetel dan di-test untuk peng-operasian yang tepat.
Suatu kerusakan atau pengoperasian yang tidak benar ditemukan selama pengetesan
harus dibetulkan, dan seluruh pengetesan harus diulang.

3.3.8 Pintu Angkat (Hand Gate)

Kontraktor akan menyediakan dan memasang pintu angkat pada pengatur (turnouts) atau
(pengatur utama dari saluran tersier) sebagai ditunjukkan pada gambar-gambar atau
sebagai ditunjukan oleh Engineer. Pintu angkat akan terdiri dari plat pintu datar dan
bagian penopang untuk ditanam kedalam dasar concrete. Plat pintu akan menyorong
kedalam bagian-bagian penopang yang di-angkur kedalam dasar concrete dengan baut-
baut sebagaimana ditunjukkan pada gambar-gambar. Suatu bagian-bagian dari beam-
beam horizontal, bila ada, betul-betul akan di-angkur ke betonan/concrete. Semua
material-material yang dipakai dalam pembuatan dan pemasangan pintu-pintu angkat
akan mengikuti dengan spesifikasi-spesifikasi ini Sub-bagian VI“ Pekerjaan
Hidromekanikal dan Elektrikal “dan harus dipasang dan disekat untuk menjamin
memperkecil kebocoran air melalui pintu.

3.4 Pintu-Pintu Ukur Crum-de Gruyter

3.4.1 Umum

Kontraktor akan menyediakan dan memasang pintu-pintu Crump-de Gruyter sebagaimana


ditunjukkan pada Gambar-Gambar yang ditunjukkan oleh Engineer. Pintu-pintu ukur
Crump-de Gruyter di-rencanakan untuk dipasang di bangunan-bangunan pengambilan
(intake), bangunan pembagi (division), bangunan offtake untuk saluran tersier, dan

ST - 100
Spesifikasi Teknis

lainnya supaya mengatur dan mengukur aliran air masuk dan menghentikan / menutup air
melalui bangunan-bangunan pintu.

Semua bagian-bagian dari pintu-pintu ukur Crump-de Gruyter dan asesoris yang dipakai
untuk pekrjaan-pekerjaan ini akan direncanakan , dibuat , diadakan , ditest, diselesaikan,
dicat, dan dikirim ke Site, dipasang dan test site sebagaimana ditetapkan dalam Sub-
Klause 3.4 ini.

Kontraktor akan melakukan perhatian khusus dalam perencanaan dan pembuatan dari
semua tipe pintu-pintu untuk menghindar vibrasi selama kondisi pengoperasian.

Susunan pintu-pintu akan ditunjukkan pada gambar-gambar, dan semua bagian-bagian


dari pintu Crump-de Gruyter akan mengikuti syarat-syarat yang ditetapkan atau diatur
oleh Engineer.

3.4.2 Tegangan dan Muatan Perencanaan

(1) Kondisi-Kondisi dan Muatan perencanaan

(a) Pintu
Pintu-pintu akan direncanakan dibawah kondisi-kondisi berikut :
(i) Tekanan air
Tekanan air dihasilkan oleh ketinggian muka air pada pintu-pintu akan
ditunjukan pada gambar-gambar.
(ii) Muatan-muatan lain
Reaksi akibat beratnya sendiri. Semua muatan-muatan dibebankan
pada waktu memulai, penaikan dan penurunan pintu.
(b) Rangka pengarah
Muatan-muatan pada rangka-rangka pengarah akan dari beban-beban
bantalan (bearing) , beban-beban penyekat dan beban-beban lain sebagian
besar akibat operasi yang tidak sesuai dari pintu dan pengangkat-
pengangkatnya.

Tingkat kapasitas pengangkat –pengangkat dan spindle ulir harus mencukupi


untuk menaikkan atau menurunkan pintu-pintu dibawah sebagian besar
gabuangan dari beban-beban yang merugikan.

(2) Tegangan Perencanaan

Tegangan-tegangan perencanaan harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam


Sub-klause VI-2.3 diatas.

3.4.3 Detail-Detail Pintu

Daun pintu akan terdiri dari rangka pengangkat, plat pintu atas, plat pintu bentuk
lengkung semi linkaran bawah , plat-plat tepi, plat-plat diapragma vertikal, plat penguat
horizontal, penyekat metal dan komponen lain yang perlu.

Pintu harus dari tipe sorong (slide) dan semua dilas dan konstruksi dibaut. Bentang
bersih dan tinggi bersih pintu dan lain-lain akan ditunjukkan pada gambar-gambar.

Detail-detail konstruksi pintu , untuk pembuatan tidak ditetapkan disini , akan dibuat oleh
Kontraktor atas persetujuan Engineer.

ST - 101
Spesifikasi Teknis

Minimum ketebalan dari plat pintu harus delapan (8) milimeter. Plat-plat penguat
horizontal akan dilas ke plat pintu dan plat-plat pinggir tepi. Plat-plat penguat horizontal
harus diberi lobang pembuangan.

Setiap pintu akan disediakan dengan sebuah penunjuk posisi pintu untuk memungkinkan
operator pintu mengatur dan mengukur pengeluaran air melalui bangunan pintu.

Alat ukur penunjukan posisi pintu, tanda skala ukuran dalam centimeter, akan dipasang
pada plat penopang yang ditempelkan pada rangka pengarah, sebagaimana ditunjukkan
pada gambar. Alat ukur akan bekerja bersama dengan rangka pengangkat dimana tepi
atas akan bergerak sebagai pointer untuk menunjukan bukaan-bukaan pintu.

Plat-plat skala penunujuk posisi pintu harus dari material perunggu yang digrafir dengan
graduation. Skala penunjuk posisi pintu akan disediakan dengan lubang-lubang slot untuk
menyediakan pengaturan vertikal dari skala dan akan dipasang ke plat penopang dengan
baut ulir kepala kuningan di bor dan lubang diatas pada plat penopang.

3.4.4 Detail-detail Rangka pengarah

Suatu rangka pengarah baja akan terdiri dari beam ambang, beam atas, rangka track
dengan alur dan semua komponen-komponen yang perlu lainya untuk pemasangan
seluruh rangka pengarah dan operasi yang memadai dari pintu.

Rangka-rangka track akan disediakan dengan penyekat perunggu fosfor yang di-mesin
dan plat-plat luncur. Plat-plat akan memanjang dari level ambang/sill ke atas pintu
dimana posisi dinaikkan penuh dan di- pasang dengan baut-baut kuningan.

Kebutuhan-kebutuhan untuk rangka pengarah akan sesuai pada item-item yang berkaitan
dari Sub-Klause VI-3.3.4 diatas.

3.4.5 Detail-detail Pengangkat

Pengangkat akan dioperasikan secara manual tipe spindle ulir, dipasang yang sesuai pada
beam atas dari rangka pengarah untuk menaikkan, menurunkan dan mengangkat pintu.
Pengangkat akan terdiri dari bantalan, spindle ulir, handle pengoperasian manual, dan
lain-lain dan semua komponen-komponen yang perlu lainnya untuk pengoperasian yang
tepat dan efisien.
Pengankat akan mengikuti syarat-syarat dari Sub-Klause VI-3.3.5 diatas.

3.4.6 Perakitan dan Pengetesan bagian-bagian

(1) Pintu dan Rangka pengarah

Pintu-pintu dengan penyekat perunggu akan dirakit didalam bengkel. Bagian-bagian lain
dari pintu akan dirakit pada setiap pintu di site, kecuali diperintahkan lain oleh Engineer.
Pada saat dirakit, ukuran-ukuran,toleransi-toleransi dan pelurusan yang akurat akan
diperiksa. Suatu kesalahan dan salah pelurusan/penjajaran ditemukan harus dibetulkan
secepatnya. Penyekat-penyekat perunggu akan dipasang pada posisinya pada waktu
perakitan di bengkel.

Rangka-rangka pengarah akan diperiksa pelurusannya dan kerataannya. Semua ukuran-


ukuran dari rangka pengarah yang berhubungan dengan ukuran pintu akan diperiksa dan
suatu kesalahan dan salah pelurusan ditemukan akan dibetulkan. Bagian-bagian akan
diberi kode/tanda dengan jelas sebelum dibongkar untuk pengiriman.

ST - 102
Spesifikasi Teknis

(2) Pengangkat-Pengangkat

Setiap pengangkat harus lengkap dirakit di bengkel dan ditest dibawah tingkat beban untuk
kelancaran dan performa yang sesuai/tepat. Semua unit-unit akan diperiksa untuk
menjamin bahwa semua jarak-jarak yang perlu dan toleransi-toleransi telah disediakan dan
tidak ada lengkung /bengkok terjadi pada suatu bagian yang bergerak.

Semua bantalan-bantalan akan diperiksa secara teliti. Semua grease/gemuk dan / atau
minyak pelumasan dibutuhkan untuk performa dari test-test harus dilengkapi. Suatu
kesalahan atau ketidak sesuaian pengoperasian ditemukan harus dibetulkan, dan seluruh
test-test harus diulang.

3.4.7 Pemasangan dan Pengetesan di Site

(1) Rangka Pengarah

Rangka-rangka pengarah akan dirakit dan dipasang dalam bloc-out sesuai dengan Gambar-
Gambar, membawa ke garis dan perataan dalam toleransi-toleransi yang ditetapkan dan
dijamin kokoh pada tempatnya. Baut-baut pelurusan /alignment dari kelengkapan yang
perlu lainnya akan digunakan untuk memasang rangka pengarah disuatu posisi yang akuart
dan sesuai.

Sambungan dengan rangka pengarah, material-material angkur dan kelengkapan pelurusan


benar-benar diketatkan untuk memegang rangka pengarah terjamin pada posisinya pada
saat betonan/concrete akan diletakkan dalam bloct-out. Penguat-penguat akan disediakan
dimana perlu untuk menjamin pelurusan yang diperlukan.

Perhatian yang sangat akan diperlukan untuk menjamin bahwa rangka track dan
permukaan penyekat terletak pada posisi yang benar dalam toleransi-toleransi yang
ditetapkan untuk panjang seluruh. Penempatan concrete dalam block-out tidak akan
diteruskan hingga rangka pengarah telah dirakit lengkap dan dijamin. Selama penempatan
concrete/betonan, pelurusan dan toleransi-toleransi harus diperiksa, dan kegiatan perbaikan
akan dilakukan bilamana bacaan-bacaan menunjukkan bahwa pemindahan telah terjadi.

(2) Pintu-Pintu

Pintu harus lengkap dirakit dan dipasang sesuai dengan detail-detail yang ditunjukkan pada
konstruksi dan gambar-gambar kerja. Pintu akan dirakit dan dipasang dalam toleransi-
toleransi yang perlu untuk memenuhi toleransi yang ditetapkan.

(3) Pengangkat

Sebelum perakitan, semua permukaan-permukaan bantalan, journal, alur-alur grease


dan/atau minyak harus dibersihkan dengan cermat dan dilumasi dengan suatu
grease/gemuk atau minyak/oli yang disetujui. Setelah perakitan, setiap sistim pelumasan
harus diperiksa.

Setiap pengangkat, lengkap dengan semua asesorisnya, akan dirakit dan dipasang sesuai
dengan Gambar-Gambar. Pengangkat akan ditempatkan dan disetel untuk bahwa benar-
benar lurus/sejajar dengan kelengkapan angkat dari pintu.

ST - 103
Spesifikasi Teknis

Setelah pemasangan dari pengangkat dan sebelum penyambungan ke pintu, pengangkat


akan dioperasikan dan diperiksa untuk peng-operasian yang tepat. Setelah penyelesaian
test diatas, spindle ulir akan disambung ke pintu dan pengangkat harus diperiksa, pada
waktu yang mana penunjuk posisi harus disetel dan ditest untuk peng-operasian yang
tepat/sesuai.

Suatu kerusakan atau pengoperasian yang tidak benar ditemukan selama pengetesan
harus dibetulkan, dan seluruh pengetesan harus diulang.

3.5 Pintu Kepak/Flap (bila ada)

3.5.1 Umum

Kontraktor akan merencana, menyediakan dan memsang set lengkap pintu flap dengan
rangka pengarah pada saluran keluar tambahan dan/atau bangunan pembuang.

Pintu akan digunakan untuk menyuplai dan/atau pembuangan air tepi tnggul ke tepi sungai
dan mencegah kerusakan akibat dari tepi sungai ke tepi tanggul selama banjir. Pintu harus
secara otomatis akan membuka dan menutup dengan adanya perbedaan tinggi muka air
antara hulu dan hilir pada pintu.
Kontraktor akan melakukan perhatian khusus dalam merencanakan dan membuat pintu-
pintu untuk menjamin pergerakan pintu yang bisa diandalkan dengan perbedaan muka air
yang minimum dan menghindari suatu kebocoran dibawah kondisi pintu tertutup.

Susunan dan daftar ukuran pintu-pintu harus ditunjukan dalam gambar-gambar.

3.5.2 Beban-Beban dan Tegangan-Tegangan Perencanaan

Tegangan-tegangan perencanaan akan mengikuti sebagaimana ditetapkan dalam Sub-


Klause H-2.3, “ Kriteria Perencanaan dan Partikular “

3.5.3 Data Perencanaan

Kondisi-kondisi dan beban perencanaan untuk dipertimbangkan secara mendasar akan


mengikuti keperluan yang ditetapkan dalam Sub-Klause H-2.1.2 dan itu akan
mempertimbangkan juga kondisi-kondisi berikut :

(1) Pintu
Kondisi-kondisi beban normal
Beban Hidrostatis
Ketinggian air (air tepi sungai) yang ditetapkan sebagai muka air banjir (FWL) dalam
gambar.
Air belakang (air tepi daratan) bawah ambang dari gorong-gorong pembuang.
Beban mati dari pitnu.

(2) Rangka Pengarah

Pembebanan pada rangka pengarah pada dasarnya akan mengikuti kebutuhan yang
ditetapkan dalam Sub-Klause H-2.1.2 dan akan mempertimbangkan beban-beban
bantalan dan semua beban-beban lain akibat operasi pintu yang sangat tidak sesuai.
Rangka-rangka pengarah dan angkur-angkur harus mampu mentransfer beban pintu
ke bangunan beton/concrete.

ST - 104
Spesifikasi Teknis

3.5.4 Detail-detail Pintu

(1) Umum

Pintu-pintu harus dibuat dari besi tuang dan terdiri dari plat pintu, penyekat-penyekat,
penggantung dan lengan dan semua komponen-komponen lain yang diperlukan.

Penyangga sementara yang cukup harus disediakan untuk mengangkat pintu secara kuat
dalam posisi yang tepat selama pemasangan di lapangan.

Rantai-rantai pengangkat harus disediakan dengan angkur-angkurnya untuk tujuan-tujuan


pemeriksaan dan pemeliharaan.

Detail-detail dari konstruksi pintu, tidak ditetapkan disini, akan dibuat oleh Kontraktor atas
persetujuan Engineer.

(2) Plat Pintu

Plat pintu harus pada tepi sungai (tekanan samping) dari pintu dengan lentikular atau
bentuk datar.

(3) Lengan dan Penggantung

Sisi penggantung dan lengan harus disediakan pada kedua sisi dari pintu untuk menopang
pintu dan menjalankan pintu membuka atau menutup. Lengan dan penggantung serta
tempat ring-ring harus mempunyai pin-pin dari baja tahan karat.

(4) Penyekat-Penyekat

Penyekat-penyekat pintu harus dari penyekat karet tipe P atau bentuk lain yang disetujui
diklem ke daun pintu menggunakan klem plat baja tahan karat dan baut-baut, mur serta
ring-ring tahan karat. Penyekat-penyekat karet pada dasarnya akan memenuhi ketentuan
sebagaimana yang ditetapkan dalam Sub-Klause VI-2.2.5 ini.

(5) Toleransi-Toleransi

Pintu-pintu harus secara akurat/teliti dibuat dan dipasang dalam toleransi-toleransi


berikut :

Point-point untuk diukur Toleransi (mm)


Ketebalan daun pintu ±1
Bentang lengan penggantung ±4
Diameter karet penyekat ±4

Toleransi-toleransi tidak ditetapkan disini, akan ditetapkan oleh Kontraktor atas


persetujuan Engineer.

3.5.5 Detail Rangka Pengarah

(1) Umum
Rangka pengarah akan terdiri dari rangka penyekat, bracket penggantung dan semua
komponen-komponen lain yang diperlukan untuk kelengkapan dan pemasangan yang
memuaskan dari rangka pengarah.

ST - 105
Spesifikasi Teknis

Detail-detail konstruksi dari rangka pengarah tidak ditetapkan disini, akan dibuat oleh
Kontraktor dengan persetujuan Engineer.

(2) Rangka Penyekat

Rangka-rangka penyekat untuk pintu flap harus dari besi tuang dan mempunyai dudukan
penyekat sirkular yang anti karat.

Permukaan-permukaan dudukan penyekat harus selesai mulus dan benar-benar dalam


toleransi yang ditetapkan pada waktu perakitan.

Rangka-rangka penyekatan harus diangkur kuat dengan baut-baut dan mur-mur merata
yang tahan karat pada bangunan beton untuk menopang daun pintu dan mentransfer semua
beban-beban yang dikenakan pada bangunan beton.

(3) Bracket engsel penggantung

Bracket engsel penggantung harus disediakan untuk menopang dan mengarahkan pintu
bergerak keluar atau kedalam tanpa bengkok dan rekatan dengan pin-pin, tempat ring-ring
dan mur-mur pengunci baja tahan karat.

(4) Toleransi-Toleransi

Rangka pengarah harus secara akurat/teliti dibuat dan dipasang dalam toleransi-toleransi
berikut :

Point-ponit untuk diukur Toleransi (mm)


Diameter ±4
Kerataan permukaan penyekat ± 0.5

Toleransi tidak ditetapkan disini, akan ditentukan oleh Kontraktor atas persetujuan
Engineer.

3.5.6 Saringan Sampah tetap

(1) Umum

Beberapa Saringan sampah tetap (bila ada) akan dipasang pada bangunan Irigasi/Drainase
oleh Kontraktor. Susunan dari saringan-saringan sampah ini akan ditunjukkan dalam
gambar-gambar tipikal. Data umum untuk perencanaan dari saringan sampah akan
diberikan sebagaimana Data Perencanaan disini.

ST - 106
Spesifikasi Teknis

(2) Data Perencanaan

Saringan sampah akan direncanakan untuk kondisi-kondisi berikut :

Lokasi
Tetap Tetap
Tipe
(Fixed Trashrack) (Fixed Trashrack)
Jumlah
Bentang Bersih
Tinggi Vertikal
Kemiringan
Jarak
Batang/Jeruji
Tinggi Rencana

(3) Detail Saringan Sampah (Trashrack Details)

Saringan sampah (trashrack) akan terdiri dari panel-panel saringan sampah, rangka
penopang terendam dan semua komponen-komponen lain yang perlu. Panel saringan
sampah akan dipasang pada rangka-rangka penopang terendam dengan baut-baut, mur dan
ring-ring tahan karat.

Elemen Bar / batang dari panel saringan sampah harus batang-batang potongan segi empat
panjang. Semua elemen-elemen batang akan disambung melintang dengan baut-baut
penyambung, mur dan pipa jarak (pipe spacing) dan kuat fixed nempel pada rangka
penopang. Ketebalan minimum dari elemen bar harus 10 mm.

Panel-panel saringan sampah akan dipasang dalam toleransi-toleransi berikut :

Toleransi-Toleransi
Point – point untuk diukur
(mm)
Lebar panel ± 5
Tinggi panel ± 5
Jarak bar (batang) ± 2
Kelurusan elemen bar/jeruji ± 1/m
Kerataan lateral/kesamping
± 2/m
dari permukaan saringan.

3.5.7 Perakitan dan Pengetesan di Bengkel

Setiap pintu dan rangka pengarah termasuk penyekat-penyekat harus dirakit di bengkel
dalam posisi perkiraan sebagaimana akan dipasang di Site. Pada saat dirakit, pintu dan
rangka pengarah harus di chek untuk dimensi, toleransi, dan keakuratan kelurusan dan
performa yang tepat dan mulus.

Suatu kesalahan dan ketidak lurusan ditemukan harus dibetulkan. Bagian-bagian harus
diberi tanda secara jelas sebelum dibongkar untuk dikirim.

ST - 107
Spesifikasi Teknis

3.5.8 Pemasangan dan Pengetesan di Site

(1) Rangka Pengarah

Rangka-rangka pengarah harus dirakit dalam block out sesuai dengan “ Gambar-Gambar
Disetujui “, menyetujui dan memeriksa dalam toleransi yang ditetapkan dan betul-betul
terjamin ditempatnya. Pelurusan baut-baut atau kelengkapan-kelengkapan lain yang
diperlukan yang akan dipakai untuk pemasangan rangka pengarah pada posisi yang betul-
betul sesuai.

Sambungan-sambungan antara rangka pengarah, material-material angkur dan peralatan


pelurusan harus dapat diatur dan benar-benar kencang untuk menahan rangka pengarah
betul-betul pada posisinya pada saat betonan/concrete dimasukan kedalam block-out.
Penguat-penguat tambahan harus disediakan dimana diperlukan untuk menjamin pelurusan
yang diperlukan.

Penempatan betonan dalam block-out tidak akan dilakukan hingga rangka pengarah telah
lengkap dirakit dan dijamin. Selama dan setelah penempatan betonan, pelurusan dan
toleransi-toleransi harus di chek dan kegiatan perbaikan harus diambil bilamana terlihat
bahwa salah penempatan telah terjadi.

(2) Pintu-Pintu

Pintu-pintu lengkap dengan engsel penggantung, lengan dan penyekat-penyekat harus


dirakit dan dipasang sesuai dengan “ Gambar-Gambar Disetujui “ dalam toleransi-toleransi
yang ditetapkan. Penyekat-penyekat karet harus dipasang pada setiap daun pintu dan harus
diatur untuk memperoleh kerapatan air yang efektif pada rangka penyekat dari rangka
pengarah.

(3) Pengetesan di Site

Setelah selesai pekerjaan pemasangan di Site, Kontraktor akan menunjukan pengetesan-


pengetesan sesuai dengan prosedur pengetesan yang disetujui. Pengetesan-pengetesan
akan termasuk tetapi tidak terbatas pada :

- Pemeriksaan dengan pengukur feeler gauge dari penyekatan yang memuaskan dari
semua penyekat-penyekat.
- Pemeriksaan pemasangan yang memuaskan dari semua komponen-komponen.
- Pengechekan operasi yang memuaskan dibawah kondisi kering/tanpa ada air.
- Pengechekan operasi yang memuaskan dibawah kondisi permukaan air yang sesuai.
- Pengechekan kebocoran air pada saat pintu ditutup dibawah permukaan air yang
sesuai.

Suatu cacat/kerusakan atau pengoperasian yang tidak benar ditemukan harus segera
dibetulkan dan seluruh pengetesan harus diulang untuk memuaskan Engineer.

3.5.9 Pengetesan pada Penyelesaian akhir.

Setelah pengetesan-pengetesan di Site selesai lengkap dan telah disetujui oleh Engineer
dan struktur yang berhubungan dengan bagian-bagian yang lain seluruhnya dipasang, test-
test berikut harus ditunjukkan oleh Kontraktor sebagai Pengetesan padaa Penyelesaian
akhir :

ST - 108
Spesifikasi Teknis

(a) Pemerikasaan pengoperasian yang memuaskan dibawah suatu kondisi permukaan


air yang sesuai.
(b) Pemeriksaan kebocoran air pada saat pintu ditutup penuh dibawah suatu kondisi
permukaan air yang sesuai.

Suatu cacat/kerusakan atau pengoperasian yang tidak benar ditemukan harus segera
dibetulkan dan seluruh pengetesan harus diulang untuk memuaskan Engineer.

ST - 109
Spesifikasi Teknis

VII. PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Pekerjaan Beronjong

(1) Umum

Pekerjaan bronjong untuk proteksi sungai seperti yang tertera didalam gambar.

(2) Persyaratan Bahan / Material

Bahan untuk bronjong berupa kawat besi galvanis dan batu keras serta tahan lama.
Diameter kawat 4,0 mm dan/atau 2,8 mm dan difabrikasi (produksi pabrik) sesuai
dengan SII : 0381 - 80 dan PUBI 1982. Lobang anyaman bronjong 80 mm x 100
mm Diameter batu pengisi lebih besar dari ukuran lobang anyaman brojong dan
berat jenisnya harus lebih dari 2,5 ton/m3.

(3) Metoda kerja


Bronjong 0,5m x 1,5m x 3,0m atau yang ditentukan oleh Direksi dipasang di
lapangan sesuai dengan gambar. Batu-batu yang telah memenuhi persyaratan
diisikan serta dirapatkan sehingga secara praktis dapat mengurangi rongga-rongga
antar batu pengisi bronjong. Setelah pekerjaan isian selesai, lobang-lobang isian
bronjong ditutup dengan anyaman kawat besi-galvanis.
Masing-masing bronjong dirangkai kuat-kuat terhadap sesamanya dengan
menggunakan kawat besi-galvanis yang sama seperti yang digunakan untuk
membuat bronjong. Apabila bronjong memerlukan pondasi, maka bahan dan
metoda kerja akan ditentukan oleh Direksi.

(4) Pengukuran Pembayaran

Besarnya pengukuran volume pekerjaan bronjong untuk pembayaran dihitung


dengan satuan meter kubik atas volume batu-batu yang diisi kan ke dalam bronjong
kawat baja galvanis dalam garis-garis, tingkatan-tingkatan dan dimensi-dimensi
seperti yang tertera pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi. Besarnya
pembayaran pekerjaan bronjong dihitung atas dasar besarnya volume pekerjaan yang
dihitung seperti diatas dan menggunakan harga satuan per meter kubik sesuai yang
tertera pada daftar kuantitas pekerjaan, didalam harga satuan sudah termasuk
kompensasi penuh semua ongkos jasa pekerja, bahan/material, peralatan dan
pekerjaan penempatan/pemasangan

2. Pekerjaan Pasangan Bata

1. Bahan
a. Semua bata merah harus dari mutu kelas satu, padat, keras, matang
pembakarannya, benar ukurannya, mempunyai ujung persegi
b. Semua Bata untuk satu bangunan sebaiknya harus berasal dari satu pabrik.
Bata yang digunakan ex lokal dengan persetujuan Direksi

c. Semen, pasir (agregat halus) dan pasir harus mengikuti ketentuan dalam
pasal pekerjaan beton atau pekerjaan plesteran

ST - 110
Spesifikasi Teknis

2. Pemasangan
a. Batu bata sebelum di pasang harus dibasahi terlebih dahulu dan bersih dari
kotoran (direndam dalam air hingga buihnya habis). Batu bata harus
dipasang tegak lurus dengan bantuan bentangan benang yang sifat datar.
b. Pemasangan dinding batu dilaksanakan secara bertahap, setiap tahap
terdiri maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom
praktis.
c. Pembuatan lobang pada pasangan bata untuk steiger sama sekali tidak
diperkenankan. Pasangan batu bata yang berbatasan dengan kolom
beton/baja, harus di beri angker.
d. Semua angker, pipa-pipa, peralatan dan lain-lain yang akan ditanam dalam
dinding batu bata, harus dipasang pada saat pekerjaan pasangan batu bata
dilaksanakan. Sisa-sisa adukan yang berserakan pada saat pemasangan
harus dibersihkan.
e. Setelah bata terpasang, adukan, naas/siar harus dikerok rapih dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian di siram air.
Bangunan menggunakan bata merah pasangan ½ bata pada dinding
keliling da sekat dinding dalam kecuali untuk dinding km/w ¼ bata.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar kerja dan RAB.
3. Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan pasangan dinding keliling bangunan dan sekat dalam ruang
pasangan ½ bata dengan campuran 1:4, pada dinding wc dan cansteen wudhu
pasangan ½ bata dengan campuran 1 : 2 .

3. Pekerjaan Plesteran
3.1 Jenis Plesteran
a. Jenis Plesteran
1. Jenis plesteran untuk pekerjaan penyelesaian disesuikan dengan
bestek/gambar kerja/RAB
2. Untuk adukan plesteran penggunaan porland semen, dan air dalam segala
hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan atau berdsarkan
campuran yang dicantumkan pada tiap item pekerjaan dalam bestek/gambar
kerja/RAB
3. Khusus pasir, digunakan pasir pasang dengan gradiasi tidak lebih dari 
0,35 mm, bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik organis maupun
lumpur, tanah, garam dan sebagainya.
b. Mencampur
Adukan harus di campur di dalam alat pencampur atau dicampur dengan
tangan di atas permukaan yang keras. Tidak diperbolehkan memakai adukan
yang mulai mengeras dengan membubuhkannya kembali.

3.2 Penggunaan Jenis Plesteran

a). Plesteran kasar (Barapen)


Permukaan pasangan natu yang terendam di dalam tanah (harus kedap air)
harus diplester dengan menggunakan adukan P1.

ST - 111
Spesifikasi Teknis

b). Plesteran Halus


1) Untuk Penyelesaian / penutup permukaan pasangan bata yang tidak
tertutup atau ditutup dengan bahan lain, harus diplester secara halus, rapih,
rata dan tidak boleh lebih dari 1,5 cm.
2) Plesteran dengan adukan P2 adalah untuk penutup permukaan pasangan
bata yang menggunakan 1 : 4
3) Untuk diperhatikan bahwa pekerjaan plesteran dinding dapat dilaksanakan
sesudah semua bahan/alat yang harus tertanam dalam dinding, misalnya
pipa-pipa listrik, pipa air dan sebagainya selesai dikerjakan,.
4) Permukaan sama dengan pasangan yang diplester harus bebas dari segala
kotoran, kemudian disiram air.
5) Bagian-bagian dinding yang mendapat plesteran adalah suatu permukaan
dinding yang berhadapan langsung dengan sisi luar dan dalam, sehingga
pada dinding rangkap hanya dua permukaan yang diplester dengan adukan
P2.
6) Plesteran halus (acian) dipakai campuran pc dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran
berumur 8 hari (kering benar).

c). Plesteran Beton


Semua permukaan beton yang terlihat misalnya kolom-kolom, luifel, plat
beton sunscreen/listplank dan sebagainya harus diplester dengan adukan 1 : 4
Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering, diusahakan agar
jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak
melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.

3.3 Syarat-syarat Pelaksanaan

1 Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan


sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi, dan persyaratan tertulis
dalam Uraian dan Syarat Pekerjaan ini.
2 Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau
pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Direksi sesuai Uraian Syarat
Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
3 Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam
gambar arsitektur terutama dalam gambar detail dan gambar potongan
mengenai ukuran tebal / tinggi / peil dan bentuk profilnya.
4 Untuk mengerjakan plesteran dinding, dinding bata dan permukaan beton
harus diberikan cukup waktu. Tidak boleh memulai pekerjaan plesteran
sampai tembok dinding betul-betul kering.
5 Permukaan beton harus dikasarkan dengan jalan I dipahat atau di palu, lemak
atau minyak yang melekat harus dibasahi dengan air hingga tetap lembab, hal
ini untuk menghindari retak-retak rambut.
6 Semua permukaan/ bidang yang akan diplester harus disikat kasar (besi)
terutama pada bidang-bidang yang berlumut, permukaan-permukaan harus
dibasahi dengan air.

ST - 112
Spesifikasi Teknis

7 Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan


instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
8 Untuk Beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-
lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester.
9 Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan
difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan
plesteran).
10 Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya
diberi alur-alur garis horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan
yang lebih baik terhadap bahan finishingnya.
11 Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping playwood setebal 9 mm untuk patokan keratan
bidang.
12 Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom
yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.
Tebal plesteran minimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi
kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya
pada bagian pekerjaan yang diijinkan Direksi.
13 Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam
satu bidang datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm
dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
14 Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau
cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi,
kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan
Kontraktor.
15 untuk menghindari retak-retak rambut.Kelembaban plesteran harus dijaga
sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi
dari terik panas matahari langsung dengan bahan - bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air secara cepat.
16 Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran
harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Direksi dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
17 Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu
menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.

3.4 Perbaikan dan Pembersihan

1 Selama pemasangan dinding batu bata / beton bertulang belum finish, Kontraktor
wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran
bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
wajib diperbaiki.
2 Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
3 Membetulkan semua pekerjaan yang cacat harus dilaksanakan dengan
membongkar bagian tersebut sampai berbentuk bujur sangkar
4 Pekerjaan yang sudah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat lainnya.

ST - 113
Spesifikasi Teknis

5 Sewaktu-waktu dengan teratur, selama pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan,


semua permukaan yang menjadi kotor dalam melaksanakan pekerjaan harus
dibersihkan.

3.5 Plesteran dinding Bangunan


Untuk plesteran dinding keliling dan dinding sekat dalam bangunan tebal 15 mm
dengan campuran 1 : 4, untuk kamar mandi menggunakan campuran 1 : 2.

4. Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela

1. Bahan Kusen, pintu jendela dan ventilasi


Semua Kusen, daun pintu, rangka daun pintu memakai kusen Almunium,
kecuali untuk km/wc pintu panil ulin, untuk lebih jelas ukuran, bahan dan
lain-lain dapat dilihat pada atau berdasarkan gambar kerja dan RAB.
2. Pelaksanaan Pemasangan
1. Untuk pekerjaan pintu / jendela / ventilasi ini, perlu diperhatikan rencana
gambar dan bestek
2. Kosen-kosen pintu, jendela, ventilasi dibuat dari ulin yang berkwalitet baik .
3. Rangka/bingkai daun pintu, jendela, ventilasi dibuat sesuai dengan bahan
kosen.
4. Pekerjaan kusen-kusen, rangka / bingkai daun pintu, jendela, ventilasi /
penerangan harus dibuat dengan pabrikasi. Bagian bawah tiang kusen pintu
harus sampai tertanam pada lantai.
5. Bahan kaca untuk pintu menggunakan kaca dengan tebal 5 mm , dengan
ketentuan sesuaikan dengan rencana gambar dan rencana anggaran biaya.
6. Bahan kaca yang akan dipasang, harus diperiksakan dahulu kepada Direksi
dan bila disetujui barulah boleh dipasang.
7. Pemasangan kaca tidak boleh terlalu rapat, harus ada kelonggaran 2 - 3
mm, sehingga terhindar pecahnya kaca akibat pemuaian.
8. Untuk Jendela menggunakan bahan teralis besi yang cukup kuat, dan harus
diperiksakan dahulu kepada Direksi dan bila disetujui barulah boleh
dipasang.
9. Pemasangan list untuk mengunci kaca, harus dibuat sedemikian rupa,
sehingga tidak mengakibatkan terlepasnya kaca.

5. Pekerjaan Atap dan Plafon

A. Pekerjaan Plafond
1. Bahan plafond baru diperkenankan dipasang setelah diperiksa dan
disetujuipengawas lapangan, bahwa rangka penggantung langit-langit telah
terpasang dengan baik dan kokoh.
2. Plafond yang dipasang adalah kalsiboard, di pasang pada tempat yang
ditentukan pada gambar rencana. Untuk mencegah menumpuknya kotoran
disela-sela plafond maka pemasangan dikerjakan tanpa adanya nat, yaitu
sambungan di roll tip dan di kompon dihaluskan.
3. Plafon menggunakan bahan kalsiboard.

ST - 114
Spesifikasi Teknis

B. Pekerjaan Rangka dan Penutup Atap


9.1. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan tenaga kerja, alat – alat dan
bahan
a. Rangka atap menggunakan baja WF 700x300, gording baja profil C 12
dan baja ringan pada atap entrance, atap bagian belakang serta atap
kanopi, bahan atap dan pemuung menggunakan bahan atap metal setara
sakura.
b. Rangka plafond pasangan kayu lanan ukuran 60/60 cm
c. Plafond menggunakan pasangan bahan kalsiboard ukuran 1200x2400 mm
dengan tebal 3,5 mm.
d. List plafond menggunakan gypsum profil dan lisplank menggunakan
bahan kalsiplank 1,2/20.
e. Penutup atap bahan dan nok metal setara sakura roof

2. Berikut pemasangan penutup atap dan insulasinya dan perlengkapannya.

1) Prosedur Umum
a. Contoh Bahan.
Contoh dan brosur bahan – bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini
harus diserahkan lebih dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa
dan disetujui, sebelum pengadaan bahan – bahan ke lokasi proyek.
b. Gambar Detail Pelaksanaan.
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus membuat dan
menyerahkan kepada Pengawas Lapangan, Gambar Detail Pelaksanaan
yang mencakup ukuran-ukuran, cara pemasangan dan detail lain yang
diperlukan, untuk diperiksa dan disetujui.
c. Pengiriman dan Penyimpanan.
 Bahan – bahan harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh,
baru dan tidak rusak serta dilengkapi tanda pengenal yang jelas.
 Bahan – bahan harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung
dari segala kerusakan.

2) Bahan - Bahan
a. Umum.
Semua bahan – bahan yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini harus
seluruhnya
dalam keadaan baru berkualitas baik secara telah disetujui Pengawas
Lapangan.
b. Genteng Metal
 Genteng Metal yang dipakai jenis metal roof dengan dengan ketebalan
miniman 0,30 mm terbuat dari material dasar metal galvalum dengan
jaminan anti karat dari pabrik pembuatnya, berikut bubungan dan
flasingnya.
 Pemasangan genteng sesuai dengan standar yang disaratkan oleh pabrik
sesuai dengan jenis yang dipilih, warna akan ditentukan kemudian.
 Sekrup galvanized dengan ring logam dan karet.

ST - 115
Spesifikasi Teknis

 Sekrup Baja harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh fabrikan setara
dengan ITW Buildex CTEKS 12-14 x 45 HGS

3 ) Pelaksanaan Pekerjaan

a. Umum.
 Sebelum pemasangan penutup atap dimulai, semua rangka, seperti kuda-
kuda, reng, harus sudah terpasang dengan baik .
 Penutup atap metal sebelum dibawa ke lapangan, harus terlebih dulu
disesuaikan bentuk serta ukurannya sesuai dengan yang tertera dalam
gambar kerja.
 Jarak antar penutup atap metal harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat genteng metal yang digunakan. Sebelum pemasangan
dilakukan, kontraktor harus mengajukan gambar shop drawing yang
menggambarkan tentang metode dan cara pemasangannya kepada
konsultan pengawas minimal lima hari sebelum pekerjaan tersebut akan
dilaksanakan.

b. Pemasangan.
 Pemasangan penutup atap genteng dan kelengkapannya harus
dilaksanakan sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya
dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Gambar Kerja.
 Penutup atap genteng (bila ditunjukkan dalam Gambar Kerja) harus
dipasang dengan baik, dimulai dari bagian tepi bawah menuju ke atas
sesuai kemiringan atap yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
 Pemasangan insulasi atap harus dilaksanakan dengan rapi, kuat dan
kencang Pemasangan insulasi dipasang dengan over laping minimal 5 cm
tiap masing-masing lembarannya.

6. Pekerjaan Sanitasi
Pekerjaan sanitasi disini ada beberapa item pekerjaan yaitu :
1. Pekerjaan pasangan kloset dan bak mandi keramik
2. Pekerjaan pasangan kran air stailless floor drain
3. Pekerjaan pasangan/pemasangan urinoir dan wastafel
4. Pekerjaan septick tank
5. Pekerjaan resapan.
Untuk pekerjaan sanitasi, perpipaan/instalasi atau untuk lebih jelas dapat
dilihat/disesuikan/berdasarkan bestek/gambar kerja/RAB

7. Pekerjaan Kunci/Alat Penggantung


A. Pekerjaan Kunci dan Alat Penggantung
1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.

ST - 116
Spesifikasi Teknis

b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh


pemasangan pada daun pintu kayu, seperti yang ditunjukan/disyaratkan
dalam detail gambar.
2 Persyaratan Bahan

Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang


tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau
penggantian 'hardware' akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib
melaporkan hal tersebut kepada Owner untuk mendapatkan persetujuan.

3 Perlengkapan Pintu dan Jendela

a. Pekerjaan Engsel
1. Untuk daun jendela menggunakan engsel ukuran 3” dipasang sekurang-
kurangnya 2 buah dan untuk pintu-pintu panil pada umumnya
menggunakan engsel pintu ukuran 4”, dipasang sekurang-kurangnya 3 bh
untuk setiap daun pintu dengan menggunakan sekrup kembang dengan
warna yang sama. Jumlah engsel harus diperhitungkan menurut beban
berat daun pintu, tiap beban maksimal memikul 20 Kg.

2. Engsel dan alat-alat penggantung lainnya harus dari kwalitas terbaik dan
terbuat dari bahan anti karat (dari bahan pelat)/kuningan.
3. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan Owner.

b. Pekerjaan Kunci dan Penggantung Pintu


1. Untuk daun pintu kayu/kaca dipergunakan kunci tanam 2 ( dua ) slagg.
2. Semua kunci tanam harus terpasang dengan baik, kuat dan rapi pada
rangka daun pintu, dipasang setinggi 90 cm dari lantai dan sesuai dengan
petunjuk direksi lapangan.

Sebelum mengadakan pembelian/pemasangan, kontraktor harus mengajukan contoh-


contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan direksi lapangan.

11.4 Persyaratan Pelaksanaan

a. Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel


bawah dipasang + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel
tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

b. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm dari


permukaan pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua
engsel tersebut.

c. Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.

d. Pemasangan lockcase, handle dan backplate closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Direksi . Apabila

ST - 117
Spesifikasi Teknis

hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan


biaya.

e. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

8. Pekerjaan Lantai

A. Pekerjaan Lantai
1. Lapisan Dasar
Pekerjaan pemasangan bahan lantai dilaksanakan setelah pekerjaan-pekerjaan,
plesteran dinding, pengecatan, pemasangan langit-langit selesai dikerjakan.
2. Tegel / Keramik
Keramik lantai bangunan yang di pakai adalah ukuran 40 x 40 cm, untuk lantai
km/wc keramik anti selip ukuran 20 x 20 cm dan dinding km/wc keramik ukuran 20 x
20 cm, dengan tebal standard produksi dalam negeri dikerjakan sesuai pada gambar
kerja dan RAB.
3. Pelaksanaan Pemasangan
1. Jenis adukan/perekat di pakai 1 : 4, semua keramik yang akan dipasang 24 jam
sebelumnya bagian bawah keramik harus dibersihkan, kemudian dilebur
dengan acian air semen dan di pilih keramik yang tidak retak dan cacat.
2. Pemasangan keramik harus rata dan garis-garis nad keramik yang bersilang
harus merupakan sudut 90 derajat, garis nad keramik dengan garis nad olint
harus satu garis, lebar nad (celah) antara keramik dengan keramik maksimum
3 mm
3. Setelah pasangan legal selesai seluruhnya nad-nad tersebut diisi dengan
perekat air semen kental, disapukan keseluruh nad-nad sampai penuh dan rata.
Kemudian membersihkan permukaan lantai dengan serbuk gergaji.
4. Selama proses pengeringan, lantai tidak boleh diinjak dan dibebani, maka
setelah selesai seluruhnya pemasangan harus tertutup.
5. Sedapat mungkin dalam pelaksanaan pemasangan tegel, dihindarkan
pemotongan-pemotongan keramik atau seminim mungkin, maka pemotongan
harus rapi dan betul.

9. Pekerjaan Pengecatan
1. Bahan
a. Semua cat harus digunakan dan dipoleskan sesuai dengan perincian / aturan dari
pabrik
b. Cat harus di aduk benar-benar sebelum digunakan
c. Cat kayu yang dipakai untuk pengecatan harus yang mengandung sintetis (synthetic
resin)
1. Untuk dinding luar dan dalam, langit-langit dan sebagainya harus memakai cat
tembok
2. Untuk kusen, bingkai jendela, jalusi, pintu dan listplank menggunakan Cat Kilap .
3. Warna dikonsultasikan terlebih dahulu pada owner.

ST - 118
Spesifikasi Teknis

d. Selambat-lambatnya 2 (dua) Minggu sebelum pekerjaan pengecatan, pemborong


mengajukan daftar bahan pengecatan kepada pengawas lapangan/pemberi tugas
untuk dipilih dan disetujui.
e. Segera setelah pemberi tugas menentukan warna pilihannya, pemborong
menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh atas biaya
pemborong.

2. Persiapan Pelaksanaan
a. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit dan lantai telah
selesai dikerjakan.
b. Kemudian bidang yang di cat harus dicuci dan dijaga agar tidak ada debu
c. Selanjutnya mengikuti ketentuan dalam pasal berikut :

3. Pekerjaan Pengecatan kayu.


1. Semua permukaan kayu yang berhubungan dengan plesteran diberi dasar meni dari
merk yang disetujui oleh pengawas lapangan.
2. Bidang yang harus di cat terlebih dahulu harus diberi sebagai cat dasar 1 kali (cat
acrylic primer undercoat), kemudian didempul kayu lobang-lobang/pori-pori terisi
penuh.
3. Setelah bidang yang akan di cat di dempul dan telah dihaluskan dengan ampelas besi
halus dan dibersihkan, kemudin di cat akhir 2 kali jalan hingga rata dengan kuas.
4. Pengecatan harus diselesaikan dengan baik, rapih sehingga terbentuk bidang yang
utuh, rata dan tidak ada bentuk gelombang udara dan bidang cat di jaga terhadap
pengotoran.
5. Kayu yang telah di cat, kemudian tergores lagi, harus diadakan pengecatan kembali /
perbaikan.

4. Pekerjaan Pengecatan Tembok


1. Setelah pekerjaan plesteran dinding selesai dikerjakan dengan selesai rapih dan rata,
yang mana antara selesai pekerjaan plesteran dengan pengecatan tembok harus diberi
waktu secukupnya untuk pengeringan dengan sempurna. Setelah pengeringan dengan
sempurna dan yang mana juga plesteran yang rusak telah dirapikan kembali.
Kemudian permukaan plesteran / tembok dibersihkan dengan ampelas hingga
mendapatkan permukaan yang benar-benar rata dan licin.
2. Setelah kita mendapatkan permukaan dinding yang baik /licin, baru kemudian dimulai
pekerjaan pengecatan tembok dengan alat roller.
3. Pekerjaan pengecatan dianggap selesai apabila dinding sudah merupakan bidang yang
utuh, rata, licin dan tidak ada bagian yang belang dan bidang di jaga dari pengotoran-
pengotoran.

ST - 119
Spesifikasi Teknis

5. Pekerjaan Pengecatan dan Lain-lainya


a. Pengecatan harus diselesaikan dengan baik, rapih sehingga terbentuk bidang yang
utuh, rata dan tidak ada bentuk gelombang udara dan bidang cat di jaga terhadap
pengotoran.
b. Bidang yang telah di cat, kemudian tergores lagi, harus diadakan pengecatan kembali /
perbaikan.
Untuk semua pekerjaan pencecatan pada lingkup pekerjaan yang ada pada pekerjaan
teknis perencanaan, lebih jelasnya dapat dilihat/disesuikan/berdasarkan masing-
masing sub bagian yang ada di dalam bestek/gambar kerja/RAB

10. Pekerjaan Lampu dan Instalasi Listrik


Untuk lebih jelas pekerjaan instalasi lampu, jenis, model, type,ukuran, jarak lampu,
struktur/konstruksi, instalasi dan lain-lainya dapat dilihat/disesuaikan/berdasarkan
bestek/gambar kerja/RAB.
Pendahuluan
a. Yang dimaksud dengan pekerjaan listrik adalah penyambungan daya, pengadaan dan
pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak sehingga diperoleh satu
instansi yang lengkap dan baik, setelah di uji dengan seksama dan siap untuk
dipergunakan (menyala).
Pekerjaan Listrik di sini meliputi :
a. Penyediaan dan pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak berikut ardennya.
b. Penyediaan dan pemasangan panel penerangan
c. Penyediaan dan pemasangan kap lampu penerangan.
d. Penyediaan dan pemasangan hubungan tanah
e. Penyedian gambar kerja, pemasangan instalasi listrik penerangan dan stop kontak.
f. Melakukan pengetesan terhadap instalasi yang telah selesai, dilakukan bersama-
sama pihak-pihak yang berwenang (PLN) disaksikan oleh direksi. Hasilnya
dituangkan dalam sertifikat tanda “Keur instalasi baik”

b. Persyaratan bagi instalasi pelaksana


1. Memiliki pas PLN serta surat-surat izin yang harus ada dari instansi-instansi sesuai
dengan peraturan pemerintah daerah setempat, maupun surat-surat izin lain yang di
minta oleh direksi.
2. Dalam pekerjaan pelaksanaan, harus memenuhi ketentuan yang telah digariskan
dalam gambar rencana baik segi ukuran, kwalitet bahan maupun jumlahnya.
3. Sehubungan dengan adanya pekerjaan ini, instalatif harus menghubungi PLN terlebih
dahulu, untuk kelancaran pembangunan sampai pada hari penyerahan dengan hasil
tes akhir yang memuaskan.
4. Sebelum memulai pekerjaan, instalatur hendaknya membuat rencana kerja (time
schedule) yang disesuaikan dengan disiplin lain.
Juga disertakan jumlah tenaga pelaksana dan tenaga ahlinya.

ST - 120
Spesifikasi Teknis

c. Syarat Pelaksana

1. Pekerjaan harus memenuhi semua peraturan yang tercantum dalam PUTL serta
aturan-aturan tambahan
2. Peralatan kerja harus lengkap untuk mendapatkan hasil kerja dengan mutu baik serta
tidak merusak material bahan instalasi. termasuk pula keamanan bagi pekerja
pelaksana yang harus mengikuti peraturan dari Departemen Tenaga Kerja hingga
keselamatan kerja.
3. Pekerjaan selesai apabila :
a. Semua sistem dipasang sesuai dengan rencana, tidak menyimpang, baik dalam
pemenuhan fungsinya dan telah menyala.
b. Ada surat pengesahan atau sertifikat hasil test baik dari PLN setempat.
4. Gambar rencana merupakan gambar untuk keperluan lelang.
Instalatir hendaknya terlebih dahulu mengajukan gambar kerja instalasi yang harus
terlebih dahulu disetujui oleh Direksi sebelum pekerjaan dimulai. Selanjutnya
gambar ini pula yang harus diajukan untuk mendapatkan persetujuan dari PLN.
Direksi dan perencana masing-masing mendapat tembusan dari gambar ini.
5. Setelah pekerjaan selesai, instalatur harus membuat 3 (tiga) lembar gambar revisi (as
built drawing) gambar ini kelak akan digunakan bagi keperluan pemeliharaan instalasi
kemudian diserahkan kepada pengawas pelaksana dan perencana.

6. Surat keur baik dari PLN harus diperoleh secara prusedur yang benar. Biaya-biaya
yang diperlukan untuk hal itu menjadi tanggungan pemborong berikut biaya
penyambungan (BP) atas nama Proyek.

d. Bahan Instalasi
1. Semua bahan yang dipasang harus dalam keadaan baru dan baik serta sebelumnya
harus mendapat persetujuan tertulis dari direksi.
2. Bahan-bahan sesuai dengan kondisi alam tropis dan memenuhi pasal-pasal dalam
PUTL.
3. Wiring di plafond menggunakan 2,4 mm NYM yang diklem PVC khusus untuk NYM
a. Penyambungan kabel hanya boleh dalam box terminal kabel.
b. Kabel dalam dinding harus disertai pipa union maksimum  ¾ “ yang di klem kuat
sebelumnya plester ditutup.
c. Penyambungan kabel diarmatur lampu luar dengan kontak sekrup dan kabel harus
berlebihan sedikit panjangnya. Kabel NYK dan kabel harus berlebihan sedikit
panjangnya. Kabel NYY dipakai untuk instalasi lampu luar. Diberi pipa
penghubung bila kabel menyeberang jalan lintas kendaraan.
d. Lampu-lampu hendaknya dipasang dari type sejenis dan mudah dalam
pemeliharaan serta tahan lama.

4. Lampu PL warna putih dengan daya Watt disesuaikn dengan bestek/gambar


kerja/RAB.
5. Warna Tube lampu TL harus cool white
6. Pemasangan saklar adalah inbow pada dinding dengan dos PVC (pada dinding
tembok) setinggi 140 cm dari lantai.
7. Stop kontak dipasang secara setinggi 50 cm dari lantai

ST - 121
Spesifikasi Teknis

8. Panel distribusi dipasang menempel ditembok dengan plat 1,6 mm minimal dengan
tinggi bagian atas 170 cm dari lantai.

e. Hubungan Tanah (Arde)

1. Saluran alat-alat yang terbuat dari logam dalam keadaan normal tidak bertegangan
harus dihubungkan dengan hubungan tanah.
2. Hantaran hubungan tanah harus paling sedikitnya mempunyai luas penampang 8 mm
3. Titik-titik pertambahan harus terbuat dari kawat tembaga jenis BC dengan pelindung
pipa galvanized ukuran  1” yang ditanamkan tegak lurus ke dalam tanah paling
sedikit dengan panjang 6 m atau sampai mencapai muka air tanah.

11. Pemeriksaan Bahan-bahan


a. sesuai bahan bangunan dan bahan serta pekerjaan lainnya dalam lingkup pekerjaan
tersebut, maka pengawas pelaksana memerintahkan mengambil contoh bahan-bahan
tersebut yang dipertentangkan ditempat pekerjaan oleh pemborong dan Bila mana
terdapat perselisihan pendapat antara pemborong dan pengawas pelaksanaan atas
mengirimkan contoh-contoh tersebut kelaboratorium pemeriksaan bahan-bahan serta
menganti bahan-bahan yang rusak/vegetasi yang rusak/mati. Sementara itu pekerjaan
boleh berjalan terus dengan catatan apabila ternyata bahan yang dipermasalahkan
tidak memenuhi syarat, pekerjaan harus dibongkar kembali dan diganti dengan bahan
yang disetujui oleh pengawas pelaksana. Segala biaya pembongkaran dan
pemasangan kembali menjadi resiko pemborong.
b. Semua biaya pemeriksaan menjadi tanggung jawab pemborong.
c. Semua bahan yang akan dipergunakan, terlebih dahulu pemborong harus memeriksa
contoh untuk mendapat persetujuan pengawas pelaksana
d. Contoh yang sudah disetujui pengawas pelaksana akan dipergunakan sebagai standart
bahan-bahan yang akan dipergunakan selanjutnya.

12. Papan Nama Proyek

Penyedia Jasa diwajibkan membuat papan nama proyek dengan ukuran 1,00x1,20 m dan
memasangnya pada tempat yang mudah terlihat didekat lokasi proyek atas persetujuan Direksi.
Pekerjaan ini sudah harus dilaksanakan paling lambat 14 hari setelah dimulainya pelaksanaan
pekerjaan

a) Dokumentasi
Penyedia Jasa diwajibkan membuat foto dokumentasi berwarna dimulai sejak :
 Pelaksanaan pada saat 0%, 50% dan 100% pada tidak tetap, arah yang sama (latar
belakang) antara 0%, 50% dan 100%
 Pada tempat (lokasi) pekerjaan yang penting pengambilan foto dilaksanakan
minimal 3X atau dari arah Hulu ke Hilir, atau samping kiri ke kanan atau dari muka
ke belakang.
 Hasil foto dokumentasi tersebut dicetak dengan ukuran 4 R dalam rangkap 6
(enam) berikut klisenya dilampirkan pada Berita Acara Kemajuan Fisik

b) Laporan-laporan
 Penyedia jasa diwajibkan membuat laporan kegiatan pekerjaan dan membuat
catatan kejadian yang terjadi dilapangan, penyedia jasa sebelum pelaksanaan
dimulai sudah membuat Form Laporan sesuai Form yang telah ditentukan

ST - 122
Spesifikasi Teknis

 Laporan dibuat oleh Penyedia Jasa terlebih dahulu diperiksa oleh Pengawas
Lapangan dan disetujui oleh Direksi.

Adapun Laporan-laporan yang harus dibuat Penyedia Jasa :

1. Laporan Harian (Form C3.01)


Dalam Laporan Harian ini memuat kejaidan yang terjadi setiap harinya serta
pekerjaan yang diselenggarakan tiap harinya, penyediaan tenaga, penyediaan
bahan, penyediaan alat yang didatangkan.
2. Laporan Mingguan (Form C3.02)
Laporan ini memuat jumlah tenaga, hari kerja keadaan cuaca ataupun kejadian-
kejadian lain yang terjadi selama 1 (satu) minggu.
3. Laporan Mingguan (Form C3.03)
Laporan ini memuat kemajuan/realisasi fisik selama 1 (satu) minggu mengenai
bagian/jenis pekerjaan yang telah atau sedang dilaksanakan.
4. Laporan Bulanan
Laporan ini dibuat untuk mengetahui sejauh mana kemajuan pekerjaan ini dapat
terealisasi guna untuk mengantisipasi terjadinya keterlambatan yang terjadi
dilapangan dan laporan ini memuat semua hal-hal yang terjadi secara menyeluruh.
5. Buku-buku
Penyedia Jasa harus menyediakan dan mengisi buku daftar pekerjaan, dan buku
tamu yang setiap harinya harus berada dilapangan.

Semua Laporan tersebut sebelum disampaikan secara periodik sudah harus diperiksa oleh
Pengawas Lapangan dan diketahui oleh Direksi
Segala biaya yang timbul akibat pembuatan laporan tersebut sudah termasuk dalam harga
penawaran/pada salah satu item penawaran.

13. Balok Sekat, Kayu

Kayu untuk balok-sekat (stop-log) harus berkualitas baik sesuai dengan PKKI kayu kelas
II dan harus mendapat persetujuan PPK. Kayu harus dipilihkan dari jenis kayu yang
sesuai dengan tujuan penggunaannya sebagai balok-sekat yang harus tahan terhadap
cuaca, kuat, kering, lurus, tidak bergetak, bergelombang bercabang, kebusukan dan cacad
lainnya.

Kayu yang dipergunakan harus sudah digergaji menjadi balok-balok dan dipersiapkan
untuk balok-sekat paling sedikit 1 (satu) bulan sebelum dipakai dengan dimensi sesuai
desain dan disimpan ditempat yang terlindung dari cuaca dengan tinggi tumpukan kayu
secukupnya.

Balok-sekat kayu untuk bangunan bagi, pengambilan, check, sipon, terjunan dan
bangunan lainnya harus dibuat dan dicat dengan bahan bituminous yang telah disetujui
PPK sesuai dengan gambar kerja atau perintah PPK.

Pemotongan, pembentukan dan penyelesaian balok-sekat harus dilaksanakan oleh


Penyedia Jasa sesuai dengan perintah PPK. Pekerjaan besi untuk balok-sekat harus
dibuat dan diselesaikan (surface finished) sesuai dengan ketentuan dalam Pasal H-2 dan
H-3 spesifikasi ini.

Setelah pembuatan balok-sekat kayu selesai dikerjakan dan disetujui PPK, Penyedia Jasa
harus memasangnya pada bangunan irigasi bersangkutan guna meyakinkan ukurannya

ST - 123
Spesifikasi Teknis

tepat dan sesuai dengan bangunannya dan bila terdapat cacad-cacad dalam pemasangan
harus diperbaiki kemudian disimpan di gudang PPK.

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pembuatan balok-sekat kayu dilakukan dalam


satuan ukurang volume dalam meter kubik (m 3) yang diukur berdasarkan ukuran/dimensi
yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai perintah PPK.

Pembayaran pekerjaan pembuatan balok-sekat harus dilakukan berdasarkan harga satuan


yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, sudah termasuk beaya untuk pekerja,
material, peralatan, pekerjaan besi dan pengangkutan.

14. Pekerjaan Besi

(1) Umum
Selain gambar pekerjaan besi yang terdapat dalam Dokumen Lelang, tidak akan ada
gambar lagi yang diberikan, Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk desain dan
penyelesaian seluruh gambar yang diperlukan untuk pabrikasi dan pemasangan/
penyetelan pekerjaan besi sesuai dengan gambar dan spesifikasi atau perintah PPK.

Kecuali hydro-mechanical and elekctrical works dalam sub-bagian G dari spesifikasi


ini, seluruh pekerjaan besi harus dipersiapkan/disediakan dan dipasang dibangunan
sesuai dengan gambar. Pekerjaan besi ini dibedakan dalam 5 (lima) tipe pekerjaan
besi sbb:

(a) Pekerjaan besi yang terpendam dalam beton: balok besi, pelat dan bout-angker untuk
pekerjaan pintu.

(b) Konstruksi besi untuk saringan sampah (trash-rack) di sipon, besi untuk anak
tangga, besi untuk balok sekat, balok besi untuk jembatan, jeruji besi dll.

(c) Pipa besi untuk tangga atau jembatan (hand-rail)


(d) Sambungan ekspansi untuk jembatan
(e) Pembongkaran pintu besi (lama)
Penyedia Jasa wajib menyiapkan desain dan gambarnya dan diserahkan kepada PPK
untuk diperiksa dan disetujui sebelum dilaksanakan, pengadaan pekerjaan besi tanpa
persetujuan PPK menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

(2) Pengelasan
Pekerjaan pengelasan harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan American Welding
Society (AWS) atau ketentuan lain yang setara dan berlaku di Indonesia. Persiapan
dan tatacara pengelasan harus dibuat rinci dan diserahkan Penyedia Jasa kepada PPK
untuk disetujui sebelum pekerjaan pengelasan dilaksanakan.

Setiap juru las harus menyiapkan/menyerahkan contoh hasil las yang dikerjakannya
sebelum pekerjaan pengelasan yang sebenarnya dilaksanakan dan selama jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan permintaan PPK.

Pekerjaan pengelasan tidak diijinkan untuk dilaksanakan sebelum tatacara


pengelasan, kecakapan/kemampuan juru las, dan sistem uji kualitas hasil pengelasan
diterima disetujui PPK.

ST - 124
Spesifikasi Teknis

(3) Galvanisasi
Semua pekerjaan besi yang berada diudara terbuka kecuali yang dicat atau
ditentukan lain harus digalvanisasi. Galvanisasi harus dikerjakan dengan ”hot dip
process,” dan semua besi kecuali kawat baja harus dilapisi material Zinc tidak
kurang dari 550 gram zinc per meter persegi luas permukaan besi. Proses galvanisasi
harus tidak berakibat buruk terhadap sifat/karakter besi. Semua pekerjaan pemboran,
penempaan, pemotongan dan pembengkokan komponen besi harus selesai
dikerjakan sebelum pekerjaan galvanisasi dilaksanakan, semua bagian besi yang
berhubungan dengan oli, tidak perlu digalvanisasi.

14.1 Pekerjaan Besi Terpendam Beton

Pekerjaan besi yang akan terpendam dalam beton, harus dipersiapkan dari bahan
berkualitas baik dan dipasang oleh Penyedia Jasa sesuai dengan gambar kerja atau
perintah PPK.

Setelah konstruksi beton selesai dikerjakan, bagian dari besi yang terpendam dalam
beton yang berada di udara terbuka harus dicat sesuai dengan ketentuan dalam Pasal
H-3 seluruh permukaannya, kecuali pelat dan bout angker yang dipasang untuk
pemasangan dan penempatan pintu.

Pekerjaan besi yang terpendam dalam beton untuk kemudahan dan kelancaran
pemasangan pintu, tidak akan dibayar, beaya untuk pekerjaan tersebut sudah harus
diperhitungkan dalam beaya setiap pintu yang ada dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

14.2 Pekerjaan Konstruksi Besi

Pekerjaan konstruksi besi untuk saringan sampah di in-let sipon, besi untuk anak
tangga, besi untuk susuran tangan bukan pipa galvanis, kolom dan atap untuk lantai
operasi, balok jembatan dll harus disediakan dan dipasang sesuai dengan gambar atau
perintah PPK.

Bahan besi untuk konstruksi diatas harus berkualitas baik dan mendapat persetujuan
terlebih dulu dari PPK sebelum digunakan, besi untuk tangga dan anak tangga harus
dibuat dari besi bulat diameter 19 mm dengan kualitas yang sama dengan besi polos
untuk tulangan beton dan pelat baja yang berkualitas baik. Sesudah pekerjaan
konstruksi besi diatas selesai dilaksanakan harus dicat sesuai dengan ketentuan dalam
Pasal VII-3.

Pengukuran untuk pekerjaan konstruksi besi dilakukan dengan satuan ukuran berat
dalam kilogram (kg) berat dari besi polos, pelat, balok dll. yang dipasang sesuai
dengan gambar kerja atau perintah PPK. Pembayaran untuk pekerjaan ini dilakukan
berdasarkan harga satuan yang ada dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah
termasuk beaya untuk pekerja, material, peralatan, pembuatan, pengangkutan,
perlakuan, pemasangan dan pengecatan.

ST - 125
Spesifikasi Teknis

14.3 Pipa Galvanis

Penyedia Jasa berkewajiban menyediakan dan memasang pipa galvanis untuk susuran
tangan (jembatan) pada bangunan bagi, intake, kantong lumpur, gorong-gorong,
talang, jembatan dll. yang ditetapkan dalam gambar. Pipa galvanis yang akan
dipasang berdiameter seperti yang ditetapkan dalam gambar kerja sbb: 150 mm, 125
mm, 100 mm, 75 mm, 50 mm dan 25 mm.

Pipa galvanis yang dipakai harus pipa galvanis yang berkualitas produksi pabrik
dengan ruputasi yang baik dan memenuhi ketentuan sesuai dengan JIS G3442 atau SII
0161-81 atau BS 1387/67. Pipa galvanis harus dipasang sesuai dengan gambar dan
dilas sesuai gambar atau perintah PPK, bagian pipa yang berada diudara terbuka harus
dicat sesuai dengan ketentuan dalam Pasal H-3 spesifikasi ini.

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pipa-galvanis harus dilakukan dengan


satuan ukuran panjang dalam meter (m) pipa galvanis yang benar-benar dipasang
sesuai dengan gambar kerja atau perintah PPK. Bila diperlukan berat pipa galvanis
harus diperhitungkan dengan memperhatikan daftar dibawah ini.

(inch) 6 5 4 3 2 1
Diameter nominal
(mm) 150 125 100 75 50 25
Diameter luar (mm) 165,2 135,4 109,8 83,4 56,8 31,4
Tebal nominal (mm) 5,0 4,2 4,1 3,6 3,0 3,0
Berat (kg/m) 19,8 14,51 11,38 7,77 4,24 2,28

Pembayaran pekerjaan pipa galvanis dilakukan berdadarkan harga satuan pekerjaan


ini yang ada dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah diperhitungkan beaya
untuk pekerja, material, peralatan, angkutan, pemasangan dan pengecatan dan beaya
lainnya yang diperlukan untuk kemudahan, kelancaran dan penyelesaian pekerjaan.

14.4 Bantalan (Bearing) Jembatan

Penyedia Jasa wajib menyiapkan dan memasang bantalan jembatan tipe laminated
elastomeric bridge bearing pad atau steel bearing shoe sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar dan ketentuan dalam spesifikasi ini.

Bantalan (bearing) yang rusak sewaktu dalam pengangkutan, pemasangan dan


pelaksanaan pekerjaan, harus desingkirkan dari lokasi kerja dan diganti dengan yang
baru atas tanggung jawab dan beaya dari Penyedia Jasa.

14.4.1 Material

(1) Elastomeric Bridge Bearing Pad


Material bantalan jembatan harus terbuat karet sentetis berlapis baja atau 100%
Virgin polyehloropreme synthetic rubber yang memenuhi ketentuan dalam
ASTM D3182 sampai D3190 termasuk D3192 atau yang setara dengan lapisan
baja atau rolled carbon steel sheets yang memenuhi ketentuan ASTM A570 atau
AASHTO N183 (ASTM A36).

ST - 126
Spesifikasi Teknis

Semua material yang dipergunakan dalam proses pembuatan bantalan (bearing)


jembatan harus material yang baru dan bukan barang bekas. Proses
penyatuan/pulkanisir komponen-komponen bearing harus dikerjakan dalam
kondisi panas dengan tekanan yang menghasilkan ikatan yang kuat antara
komponen secara menyeluruh pada setiap permukaannya tanpa adanya
gelembung udara lebih dari 0.25 mm dalam bearing. Bantalan jembatan hanya
boleh berasal dari produksi satu pabrik.

Laminated elastromeric bearing pad harus dicetak satu persatu sesuai dengan
ukurannya dengan setiap sudut atau ujungnya dibulatkan dengan jari-jari tidak
lebih dari 9 mm untuk setiap sudut dan tidak lebih dari 6 mm untuk setiap
ujungnya. Seluruh bagian pinggir dari baja harus terbungkus dengan elastomer
setebal tidak kurang dari 4 mm tetapi tidak lebih dari 6 mm.

(2) Bantalan Baja (Steel Bearing Shoe)


Material steel bearing shoe sebagai bantalan jembatan harus berasal dari rolled
steel yang memenuhi ketentuan AASHTO atau ketentuan lain yang setara
Reinforcing steel plate lamination untuk bantalan jembatan harus sesuai dengan
ketentuan dalam AASHTO M183. Bagian pinggir/tepi dari pelat harus dijaga
agar tidak terkena cacad/luka. Seluruh permukaan pelat baja harus terbungkus
elastomer untuk mencegah karat. Bantalan baja harus diletakkan dengan hati-
hati diatas pangkal atau pilar jembatan tepat pada posisinya sesuai dengan
gambar yang diterbitkan Ditjen Bina Marga” Spesifikasi Konstruksi Jembatan,
Tipe Balok T, Bentang s/d 25 m untuk Beban BM 100”.

14.4.2 Pemasangan Bantalan (Bearing)

Penyedia Jasa harus menyerahkan metoda kerja pemasangan bantalan jembatan


Elastomeric Bearing dan Steel Bearing Shoes kepada PPK untuk mendapatkan
persetujuan.

Bantalan jembatan harus diberi tanda yang jelas menunjukkan garis sumbu
memanjang dan melintang, nomor tipe, dan lokasi masing-masing dilokasi pekerjaan.
Semua bantalan jembatan harus dipasang mendatar ke segala arah dan dengan garis
sumbu memanjangnya sejajar dengan sumbu jembatan/bangunan kecuali bila
ditentukan berbeda dalam gambar.

Dasar bantalan (bearing bed) harus terbuat dari bahan non-shrink grout yang
memenuhi ketentuan ASTM C1107, Grade A, kecuali bila ditentukan lain dan
disetujui PPK.Tipe dan tebal dasar bantalan harus diusulkan Penyedia Jasa kepada
PPK untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan pemasangan bantalan
jembatan dilaksanakan.

14.4.3 Pengukuran dan Pembayaran Bantalan Jembatan

Pengukuran untuk bantalan jembatan dilakukan dalam satuan jumlah dari setiap tipe
bantalan jembatan yang dipasang di lokasi pekerjaan.

Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan pekerjaan yang ada dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Pembayaran tersebut harus sudah diperhitungkan termasuk

ST - 127
Spesifikasi Teknis

beaya untuk pekerja, material, alat dan peralatan, penyediaan, pengangkutan, dan
pemasangan dan pekerjaan penunjang lainnya untuk kelancaran dan kemudahan
pelaksanaan pekerjaan serta perlengkapan lainnya yang ditunjukkan atau yang tidak
ditunjukkan dalam gambar.

14.5 Sambungan Ekspansi untuk Jembatan

Penyedia Jasa harus membuat, menyediakan dan memasang dengan teliti sabungan
ekspasi untuk jembatan sesuai dengan gambar dan ketentuan ini.

Sambungan ekspansi untuk jembatan harus terbuat dari baja lunak. Seluruh
permukaan logam harus dicat satu kali dengan prime coat dan 3 (tiga) kali dengan cat
epoxy resin dengan tebal 0,45 mm ~ 0,60 mm setelah cat mengering. Sebelum dicat,
seluruh permukaan logam harus dibersihkan sesuai dengan rekomendasi pabrik cat.

Pengukuran untuk pembayaran sambungan ekspansi untuk jembatan dilakukan


dengan satuan jumlah pasangan sambungan yang dilaksanakan.

Pembayaran untuk sambungan ekspansi untuk jembatan dilaksanakan berdasarkan


harga satuan yang ada dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang diperhitungkan sudah
termasuk beaya untuk pekerja, bahan dan peralatan termasuk penyediaan,
pengangkutan dan pemasangan sambungan ekspansi, semua angker dan item
pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk pabrikasi dan pemasangan.

14.6 Pembongkaran Pintu Lama dan Konstruksi Baja

Sebelum pekerjaan perbaikan bangunan lama dilaksanakan, pintu lama, instalasi


listrik, saringan tampah dan komponen pintu lainnya dibongkar dan disimpan di
gudang yang akan ditetapkan PPK.

Bangunan lama, beton dan pasangan batu harus dibongkar sesuai dengan gambar
kerja atau perintah PPK dan dibuang ke lokas yang sesuai dengan ketentuan Pasal D-
9.1 Spesifikasi ini. Semua besi: daun pintu, alat angkat/hoist, kerangka pengarah
(guide-frame) dan lain-lain adalah milik PPK.

Pengukuran untuk pekerjaan pembongkaran pintu lama dan lainnya, harus dilakukan
dengan satuan ukuran jumlah (set) dan ukurang pintu yang dibongkar sesuai dengan
gambar kerja. Pembayaran untuk pekerjaan ini dilakukan berdasarkan harga satuan
pekerjaan pembongkaran pintu lama yang ada dalam Daftar Kuantitas dab Harga yang
sudah termasuk beaya untuk pekerja, material, peralatan, pengangkutan ke lokasi
yang direncanakan, chipping bangunan lama dan pekerjaan lainnya yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan ini.

Pembayaran untuk pekerjaan pembongkaran pasangan batu atau beton bangunan lama
harus dibayar secara terpisah sesuai dengan ketentuan dalam Pasal D-9 Spesifikasi ini.

ST - 128
Spesifikasi Teknis

15 Pengecatan

15.1 Urutan Pengecatan

Penyediaan dan pemakaian cat dan material untuk pengecatan besi dan kayu kecuali
untuk pintu dengan kelengkapannya, harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa sesuai
dengan rekomendasi tentang pemakaian cat tersebut dilokasi tertentu/khusus yang
dikeluarkan oleh produsen cat. Penyediaan dan pemakaian cat untuk pintu dan
perlengkapannya harus dilaksanakan mengikuti ketentuan dalam Bagian G, Hydro-
mechanical Work dan Bagian VII, Pasal 15.2 Coating. Kualitas cat dan material untuk
pengecatan harus mendapat persetujuan PPK.

Cat awal, undercoat harus dengan warna yang berbeda/khusus sedang warna
pengecatan terakhir, finishing colour, harus disetujui PPK sebelum dikerjakan.
Pengecatan harus dikerjakan pada permukaan yang benar-benar bersih dan kering,
dengan kondisi udara yang tidak lembab atau pada siang hari, sehingga pada saat
proses pengelasan sedang berlangsung tidak terjadi pengembunan melainkan
penguapan.

Pengecatan awal harus dikerjakan segera sesudah permukaan besi, kayu dll. selesai
dipersiapkan dan dibersihkan. Pengecatan tidak dapat dilakukan bila permukaan yang
akan dicat terlalu panas untuk jenis cat yang dipakai. Permukaan yang baru selesai
dicat harus dilindungi dari terik matahari untuk mencegah retak dan lecet.

Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi pabrik, tanggung waktu pengecatan antara
lapisan cat yang baru selesai dikerjakan dengan pengecatan lapis berikutnya paling
sedikit 24 jam. Sesudah pekerjaan pengecatan selesai, Penyedia Jasa wajib
membersihkan bekas-bekas cat dan mengecat ulang pada bagian yang kurang baik.
Permukaan luar pengecatan harus dilindungi dari cuaca sampai catnya benar-benar
kering dan mengeras.

Pekerjaan besi kecuali pintu dan kelengkapannya harus dipersiapkan sesuai dengan
letak/posisinya dalam konstruksi sbb:

(a) Pekerjaan besi yang berada dibawah muka air


Permukaan besi dibersihkan dari kerak, karat dan kotoran lainnya dengan cara
sand-blasting sampai seluruh permukaan terlihat putih-bersih sesuai perintah
PPK dan ketentuan dalam Spesifikasi ini. Dalam waktu kurang dari 4 (empat)
jam setelah pekerjaan sand-blasting selesai dikerjakan, permukaan besi harus
dicat untuk lapis pertama dengan cat yang terlebih dahulu sudah disetujui PPK.

(b) Pekerjaan besi yang berada diatas muka air


Permukaan besi selain besi tulangan harus dicat di lokasi pembuatan dengan
primer yang sudah disetujui PPK dan sesaat sebelum diproses untuk pekerjaan
harus dibersih dari karat dengan sikat baja.

Kecuali bila tidak ditentukan tersendiri, beaya untuk pengecatan tangga & anak
tangga dan pekerjaan besi yang lainnya harus sudah diperhitungkan termasuk dalam
harga satuan pekerjaan tersebut, yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

ST - 129
Spesifikasi Teknis

15.2 Coating

15.2.1 Umum

Pekerjaan pengecatan bangunan besi harus sudah termasuk pekerjaan persiapan


permukaan besi, penggunaan cat, perawatan dan pengeringan lapisan cat (coating),
pekerja, peralatan dan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pengecatan.

Pekerjaan coating diklasifikasikan sbb:


- Coating baru dan perbaikan coating yang rusak berat
- Perbaikan coating yang rusak ringan.

Klasifikasi pekerjaan coating tersebut diatas harus ditentukan oleh PPK berdasarkan
hasil evaluasi terhadap kondisi coating yang akan diperbaiki.

Dalam hal perbaikan coating yang rusak berat, seluruh coating lama harus dihapus
sekaligus dari permukaan besi, diikuti dengan pembersihan dan selanjutnya pekerjaan
coating yang harus dikerjakan dengan mengikuti ketentuan dalam spesifikasi ini.
Dalam hal perbaikan coating yang rusak ringan, hanya pada bagian coating lama yang
rusak saja yang harus dihapus, diikuti dengan pembersihan dan primer coat untuk
bagian tersebut, diakhiri dengan pekerjaan coating seluruh permukaan besi yang
dikerjakan sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi ini.

15.2.2 Persiapan Permukaan Besi untuk Coating

(1) Coating Baru dan Perbaikan Coating Rusak Berat


Permukaan yang akan dicat/coated harus dibersihkan dari kotoran pelumas,
parafin, grease dan kotoran lainnya dengan kain yang telah dicelupkan terlebih
dahulu kedalam cairan pelarut.

Sesudah dibersihkan dengan cairan pelarut, kotoran yang masih tersisa: sisa-
sisa/percikan las, terak, karat, kerak dan kotoran lain harus dibersihkan dengan
sand-blasting sesuai dengan Swedish Standard SIS 055900 atau SSPC – SP 10.
Pembersihan pada bagian pojok dan sudut lancip harus mendapat perhatian
khusus. Permukaan besi yang memperlihatkan cacad-cacad, bopeng, luka dll
harus diperbaiki dengan cara yang disetujui PPK sebelum pengecatan/coating
dikerjakan.

(2) Perbaikan Coating Rusak Ringan


Semua kotoran yang dapat berupa pelumas, parafin, grease dan kotoran lain
harus dibersihkan dari permukaan yang akan dicat/coated, menggunakan kain
yang terlebih dulu dicelupkan kedalam cairan pelarut.
Sesudah dibersihkan dengan cairan pelarut, kotoran yang masih tersisa berupa
sisa-sisa/percikan las, terak, karat, kerak dan kotoran lainnya harus
dibuang/dibersihkan menggunakan sikat baja atau sand blasting untuk bagian
yang rusak. Perhatian khusus harus diberikan pada pembersihan di bagian pojok
dan yang bersudut lancip.

ST - 130
Spesifikasi Teknis

(3) Perawatan sesudah Pembersihan


Sesudah sand blasting atau pembersihan dengan sikat baja selesai dikerjakan,
permukaan besi harus dibersihkan dengan disemprot udara bertekanan dari
kompresor. Seluruh permukaan besi yang akan dicat/coated harus kering, bersih
dan bebas dari kelembaban sebelum dan selama proses pengecatan berlangsung.

Jika terdapat karat atau permukaan besi terkena kontaminasi, sesudah


dibersihkan dan sebelum pengecatan dilaksanakan, pembersihan permukaan
tersebut harus diulangi seperti semula.

15.2.3 Prosedur Pengecatan

Pengecatan/coating pekerjaan besi harus dikerjakan di bengkel kerja di lokasi


pekerjaan milik Penyedia Jasa atau tempat lain yang disetujui PPK.
Pengecatan/coating di lokasi pemasangan pekerjaan besi tersebut dilaksanakan hanya
untuk bagian-bagian cat yang rusak atau bekas pengelasan.

Pengecatan/coating harus dikerjakan menggunakan kuas yang halus/bagus atau


dengan sprayer tanpa angin, sehingga menghasilkan lapisan cat/coat yang halus dan
merata diseluruh permukaan besi. Pengecatan/coating tidak diperbolehkan bila
kelembaban udara sekitar lokasi melebihi 90% atau dalam keadaan akan terkena
curahan air hujan sebelum permukaan cata mengering. Permukaan cat harus
dilindungi terhadap kelembaban dan pengembunan serta kontaminasi dengan bahan-
bahan lain.

Bila coating dikerjakan dengan menggunakan sprayer, cara pelaksanaan harus


sedemikian sehingga tidak terjadi segregasi bahan coating. Perlengkapan masin
sprayer harus bersih dan bebas dari menyak dan embun.
Lapisan cat/coating harus seragam dan bebas dari pori-pori (lubang), kerut-kerut dan
cacad-cacad lainnya. Tenggang waktu antara pengecatan lapisan pertama dan
berikutnya harus mengikuti ketentuan pabrik/produsen cat tersebut.

Pengecetan harus dikerjakan dengan teliti sehingga ketebalan lapisan cat sesuai
dengan ketentuan dalam spesifikasi yang telah disetujui. Permukaan yang tidak akan
di cat/coat tetapi berdekatan dengan permukaan yang akan dibersihkan dan dicat/coat,
harus dilindungi selama proses pembersihan dan pengecatan sedang berlangsung.

15.2.4 Rencana Pengecatan

Coating Baru dan Perbaikan Coating Rusak Berat:

Primer coating dilaksanakan dengan pengecatan satu lapis epoxy risen dan under
coating dengan pengecatan dua lapis cata non-bleed type tar epoxy resin. Untuk
bagian pekerjaan besi yang tidak terendam air, permukaannya harus dicat setebal 250
micron dengan satu lapis cat epoxy risen micaceous iron exide dan untuk yang
terendam air dicat setebal 450 micron.

ST - 131
Spesifikasi Teknis

Perbaikan Coating Rusak Ringan :

Primer coating dilaksanakan hanya pada bagian pekerjaan besi yang rusak dan butuh
perbaikan (rusak) sedang untuk bagian overlay tidak perlu primer coating.
Perbaikan coating yang rusak ringan dan tidak terendam air dilaksanakan dengan
pengecatan setebal 200 micron untuk overlay dan 250 micron untuk bagian yang
rusak, sedang untuk pekerjaan besi yang terendam air dicat setebal tidak kurang dari
400 micron untuk overlay dan 450 micron untuk bagian coating yang rusak ringan.

Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana pengecatan/coating termasuk spesifikasi


bahan cat/coating, metoda pengecatan, rencana kerja dan jadwal pekerjaan lainnya
yang berkaitan dengan penyelesaian pekerjaan pengecatan kepada PPK untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pelaksanaan pengecatan.

Semua permukaan besi termasuk bout ulir yang terlihat selama pengangkutan atau
selama menunggu pemasangan atau pengecatan/coating harus dibersihkan dan dilapisi
larutan bensin, atau bahan pencegah karat.

15.2.5 Pengepakan

Semua barang yang dibuat dipabrik harus dipak dan dilindungi dengan baik untuk
pengiriman/pengangkutan dari lokasi pabrik kelokasi pekerjaan dengan cara yang
disetujui PPK.

15.2.6 Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran pekerjaan pengecatan/coating untuk pembayaran dilakukan dengan


satuan ukuran luas dalam meter persegi (m2) permukaan besi yang benar-benar
dicat/coating sesuai dengan gambar kerja atau atas perintah PPK.

Pembayaran pekerjaan pengecatan/coating dilakukan berdasarkan harga satuan


pekerjaan tersebut yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga per meter
persegi yang telah dikerjakan dan selesai dengan baik. Pembayaran tersebut sudah
termasuk beaya yang dikeluarkan untuk upah pekerja, peralatan, material, perancah
dan pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan dan penyelesaian
pengecatan/coating dengan baik.

16 PVC Waterstops

16.1 Lingkup Pekerjaan

Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang waterstops yang terbuat dari bahan
polyvinyl-chloride dengan bentuk dan ukuran/dimensi sesuai dengan lokasi pekerjaan
dan berdasarkan gambar kerja atau perintah PPK. Untuk mempermudah pelaksanaan
pemasangan waterstop dalam cetakan beton dapat dilakukan dengan memakai
watestop dengan sayap atau flange yang terpisah, tetapi, sebelum beton untuk bagian
akhir sambungan dituang/dicor, bagian sayap atau flange tersebut harus
disambungkan terlebih dahulu dengan metoda yang disetujui PPK sehingga tidak ada
beton atau mortar mengalir ke celah diantara 2 (dua) flange tersebut.

ST - 132
Spesifikasi Teknis

16.2 Pembuatan

Penyedia Jasa harus menyediakan material, peralatan dan sumber daya listrik yang
diperlukan untuk sambungan flange dan pemasangan waterstop. Sambungan flange
yang dibuat kerja dapat dilakukan dengan memotong waterstop sesuai dengan
keperluan, memanasi ujung-ujungnya sehingga meleleh dan menyambungnya kembali
sesuai dengan yang direncanakan.

Pemanasan ujung sambungan harus dikerjakan dengan peralatan untuk


penyambungan yang telah memperoleh rekomendasi dari produsen waterstop
bersangkutan atau dengan peralatan thermostatically controlled electric device lain
yang disetujui PPK.

Waterstop yang akan dipasang di lokasi dimana terdapat perubahan arah/sumbu harus
dipotong dan disambung dilokasi tersebut untuk mencegah distorsi dan tekukan pada
wed atau flange.

Pemasangan waterstop khususnya ditempat pertemuan 2 (dua) lembar waterstop


harus dikerjakan dengan hati-hati sehingga kedua sumbunya berimpitan. Penyedia
Jasa harus merawat, menjaga dan mengamankan waterstop selama pelaksanaan
seluruh pekerjaan sedang berlangsung.

Bila sesudah penuangan/pengecoran beton selesai dikerjakan, dijumpai perubahan


posisi atau bentuk waterstop, beton disekitar waterstop harus dibongkar untuk
membetulkannya dan selanjutnya beton dicor ulang dengan beaya menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa.

16.3 Material

Waterstop harus terbuat dari bahan senyawa elastometric plastic, 100% PVC
(polyvinyl-chloride). Produk tersebut harus padat, homogen (serba sama), tidak
berongga/berlubang atau cacad lainnya.

Waterstop yang dipakai harus memenuhi syarat pisik sbb:

- Specific gravity : 1,33 ± 0,03, pada temperatur 230C


- Tensile strength : 1,55 ~ 1,76 kg/cm, pada temperatur 230C
- Ultimate elengation : 360% ~ 400%, pada temperatur 230C
- Brittleness : - 480C
- Durometer : 65 - 75

Penyedia Jasa harus menyerahkan rincian material yang akan dipakai kepada PPK
untuk mendapat persetujuan sebelum pengadaan material PVC waterstop tersebut.

16.4 Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan PVC waterstop dilakukan


dengan satuan ukuran panjang, meter (m), waterstop yang telah dipasang dengan baik
diukur sepanjang sumbunya sesuai gambar kerja. Pembayaran pekerjaan PVC

ST - 133
Spesifikasi Teknis

waterstop dilakukan berdasarkan harga satuan pekerjaan tersebut yang tercantum


dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

17 Pengisi dan Penutup Sambungan


(Joint Filler dan Sealant)

Bahan pengisi dan penutup sambungan (joint filler and sealant) harus disediakan dan
dipasang pada sambungan ekspansi sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi ini dan
Sub Bagian C. Penyedia Jasa wajib menyediakan semua bahan dan peralatan yang
diperlukan untuk penggunaan dan penempatan filler serta pemasangan sealant pada
sambungan beton.

Penyedia Jasa wajib menyampaikan rincian material yang akan dipergunakan dalam
konstruksi sambungan ekspansi kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan sebelum
pekerjaan tersebut dilaksanakan.

Lempengan joint filler harus dipasang pada seluruh permukaan sambungan beton
sepenuhnya tanpa adanya celah atau ruangan diantara bagian joint filler atau
permukaan beton. Pemakaian paku untuk pemasangan joint filler tidak diperbolehkan.

Joint filler yang dipakai harus dibuat dari bahan campuran aspal dengan bahan filler
atau tepung mineral dan harus memenuhi sifat pisik sbb:

- compressive strength at half thick compressed : lebih dari 90 kgf/cm2


- recovery : 65% ~ 90%
- protrusion at half thick compressed : 3 ~ 10 mm
- bending stress at deflection of 10 mm : 3 kgf ~ 15 kgf
- thickness at filler board : 20 mm.

Seluruh permukaan sambungan ekspansi baik eksternal maupun internal harus ditutup
dengan flexible joint selant yang secara kimiawi sesuai dengan bahan filler.
Pemasangan sealant tersebut menggunakan alat khusus sampai kedalaman 25 mm
dari permukaan.

Pada sambungan ekspansi dari lantai jembatan yang telah diisi dengan joint filler
masih terdapat celah dengan lebar 20 mm dan kedalaman 60 mm atau sesuai dengan
gambar kerja, celah tersebut harus diisi dengan aspal cair yang panas diatas joint filler
pada seluruh penampang melintangnya sesuai dengan gambar kerja atau perintah
PPK.

Pengukuran untuk pembayaran joint filler harus dilakukan dalam satuan ukuran luas,
meter persegi (m2), dari permukaan sambungan yang diisi dengan joint filler.
Pembayaran untuk joint filler dilakukan berdasarkan harga satuan yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah dipertimbangkan termasuk beaya untuk
menempatkan dan memasang joint filler seperti yang diuraikan di atas termasuk
semua beaya untuk pengadaan, pengangkutan, upah pekerja, peralatan, material, dan
pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut.

Pengukuran untuk pembayaran joint filler harus dilakukan dalam satuan ukuran
panjang dalam meter (m), bahan joint sealant yang telah terpasang diukur berdasarkan

ST - 134
Spesifikasi Teknis

dimensi dalam gambar kerja. Pembayaran untuk joint sealant dilakukan berdasarkan
harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah
termasuk beaya untuk pengadaan, penyediaan, penempatan dan pemasangan joint
sealant dan pengisian aspal cair panas sesuai dengan uraian diatas berikut beaya untuk
upah pekerja, alat dan peralatan, material dan pekerjaan lain untuk penyelesaian
pekerjaan ini.

18 Pasak Besi (Dowel Bar)

Pasal besi harus dipasang pada sambungan ekspansi sesuai dengan gambar kerja atau
perintah PPK. Pasak besi harus terbuat dari besi bulat polos yang harus dan memenuhi
syarat sebagai besi tulangan seperti diuraikan dalam Sub-bagian C dari Spesifikasi ini.

Setengah dari panjang pasak besi harus terbungkus dengan pipa PVC atau bahan
lainnya yang disetujui PPK untuk mencegahnya menjadi satu kesatuan dengan beton
disekitarnya dan harus dipasang pada setiap jarak sesuai dengan gambar kerja atau
perintah PPK. Sedang setengah dari panjang pasak besi lainnya menjadi satu kesatuan
yang kokoh dengan beton dari sisi sambungan yang lain.

Pengukuran untuk pembayaran pasak besi dilakukan berdasarkan jumlah besi pasak
yang terpasang pada konstruksi sambungan ekspansi sesuai dengan gambar kerja atau
perintah PPK. Pembayaran pasak besi dilakukan berdasarkan harga satuan pekerjaan
tersebut yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk beaya
untuk pengadaan, dan pemasangan pasak besi sesuai dengan uraian diatas serta beaya
untuk pengadaan, penyediaan dan pemasangan material pembungkus besi-pasak atau
pipa PVC.

19 Pipa PVC

Pipa polyvinyl chloride, PVC, dipakai untuk berbagai tujuan dengan diameter yang
berbeda-beda sesuai yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan
perintah PPK. Tujuan dan diamter masing-masing pipa PVC yang ditetapkan dalam
spesifikasi ini sbb:

(i) weep hole :  50 mm


(ii) drain pipe for bridge :  100 mm
(iii) under drain :  100 mm
(iv) drain pipe/intake pipe etc. :  50 mm ~  400 mm

Pipa PVC harus pipa yang baru dari kelas dan kualitas yang bagus sesuai dengan
ketentuan SNI kelas AZ tipe (i) ~ tipe (iii) dan kelas VW berdasarkan JIS K 6742,
tipe (iv) yang diproduksi berdasarkan JIS K 6747-1975 atau standar yang setara
lainnya yang disetujui PPK. Pipa PVC harus dipasang pada tempat dan posisi yang
tepat disetiap bangunan sesuai dengan gambar kerja atau perintah PPK dan tidak
boleh berubah selama pelaksanaan penuangan beton sedang berlangsung

Kecuali bila ditentukan lain, pengukuran untuk pembayaran pipa PVC harus
dilakukan dengan satuan ukuran panjang, meter (m), panjang pipa PVC yang telah
terpasang dari ujung ke ujung yang lain dan tidak ada toleransi untuk sambungan atau

ST - 135
Spesifikasi Teknis

jumlah pipa yang terpasang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau
perintah PPK.

Pembayaran untuk pengadaan dan pemasangan pipa PVC dilakukan berdasarkan


harga satuan pekerjaan bersangkutan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, yang sudah diperhitungkan termasuk beaya untuk pengadaan, pengangkutan,
penyambungan dan pemasangan pipa PVC seperti uraian diatas, upah pekerja,
material dan peralatan.

19 Pematus Dinding dan Pematus Lantai

19.1 Lingkup Pekerjaan

Pipa pematus yang dipasang pada dinding penahan tanah, lining saluran atau dibawah
lantai bangunan/bendung dimaksudkan untuk mengurangi gaya angkat dan gaya
dorong akibat dari tekanan air tanah terhadap bangunan tersebut.

Dalam spesifikasi ini diuraikan ketentuan untuk 2 (dua) jenis pematus : (i) pematus
untuk dinding (wall drain) dan (ii) pematus untuk lantai bangunan under drain.

Pematus untuk dinding diletakkan dibalik dinding/tembok, miring atau vertikal,


sebagai bagian dari urugan (back fill) sedang pematus untuk lantai bangunan
diletakkan dibawah lantai saluran yang dilining atau gorong-gorong atau terowong
air, lantai bendung dan bangunan lain dengan galian yang dalam.

19.2 Pematus Dinding

Pematus dinding terdiri dari filter pasir-kerikil bergradasi serta pipa pematus yang
terdiri 2 (dua) tipe seperti diuraikan dalam spesifikasi ini. Kecuali bila ditetapkan
berbeda dengan gambar kerja atau perintah PPK, pematus dinding harus dibuat untuk
setiap 4 (empat) m2 luas permukaan lining pasangan batu, dinding pasangan batu dan
dinding beton.

19.3 Pematus Lantai Bangunan, Pipa Pematus dll.

Pematus lantai terdiri dari filter pasir-kerikil bergradasi pipa PVC dengan diamter 100
mm yang diberi lubang-lubang/perforasi atau sesuai dengan gambar kerja, yang
dilengkapi dengan katup dan dipasang dibawah lantai flume, saluran intake, kantong
lumpur dll. Denah pematus untuk lantai bangunan dan letak pipa PVC tersebut harus
sesuai dengan gambar kerja atau perintah PPK.

Pipa pematus atau drain pipe/drain tube terdiri dari filter pasir-kerikil bergradasi atau
kerikil/butiran beton yang dibungkus geotextile, pipa PVC yang berperforasi dengan
diameter 150 mm ~ 400 mm sesuai dengan gambar kerja untuk pekerjaan terowong
atau sesuai dengan perintah PPK.

Lubang-lubang perforasi yang dibuat pada pipa PVC harus berdiameter 5 mm dengan
jarak 100 mm yang biaxial kearah memanjang atau sesuai perintah PPK.

ST - 136
Spesifikasi Teknis

19.4 Lubang Keluar (Wheep Hale)

Dua tipe lubang keluar atau weep hole : (i) weep hole sederhana, pipa PVC diameter
50 mm atau sesuai dengan gambar kerja dan (ii) weep hole dengan bola, pipa PVC
diameter 50 mm yang dilengkapi dengan bola sebagai kutup untuk mencegah aliran
air dari saluran.

Weep hole seherhana dipasang pada dinding/tembok pasangan batu sedang weep hole
dengan bola dipasang pada dinding vertikal lining saluran atau flume, tembok penahan
tanah dari beton bertulang, saluran dengan lining dll.

Pipa PVC untuk weep hole harus diberi lubang perforasi yang disetujui sehingga
tidak berakibat butiran pasir filter mengalir keluar, sesuai dengan gambar kerja atau
perintah PPK. Pipa weep hole harus dilengkapi dengan filter dari pasir bergradasi dan
kerikil, dan inlet weep hole pada sisi tanah urugan harus dibungkus dengan ijuk atau
chemical filter membrane sesuai dengan ketentuan atau sesuai perintah PPK.

19.5 Katup (Flap Valve)

Katup yang dipasang pada pematus lantai bangunan underdrain harus katup tipe pipa
PVC yang dibuat berdasarkan gambar kerja. Diameter pipa PVC harus 100 mm atau
berdasarkan gambar kerja dan ditempatkan di lokasi yang tepat sesuai gambar kerja
atau perintah PPK.

19.6 Pasir-Kerikil Bergradasi

Pasir-Kerikil bergradasi harus terdiri dari campuran pasir dan kerikil dengan susunan
gradasi yang sesuai dengan ketentuan dengan cara pembayaran yang sama.

19.7 Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran untuk pembayaran pipa PVC ber-perforasi untuk pematus lantai


underdrain dan pipa pematus (drainpipe/tube) dilakukan dengan satuan ukuran
panjang, meter (m), dari panjang pipa yang terpasang dari ujung ke ujung, untuk
setiap diameter pipa yang berbeda dengan tidak ada toleransi untuk sambungannya.

Pembayaran untuk pipa PVC ber-perforasi dilakukan berdasarkan harga satuan


pekerjaan tersebut yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah
termasuk semua beaya untuk menyediakan, mengangkut, menyambung, perforasi, dan
pemasangan pipa PVC, penyediaan komponen sambungan, tikungan dan semua
asesoris lainnya seperti uraian diatas, upah pekerja, material dan peralatan.
Penyediaan dan pemasangan filter disekeliling pipa perforasi akan dibayar tersendiri
sesuai dengan harga satuannya yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Pengukuran untuk pembayaran weep hole dan katup dilakukan dengan satuan ukuran
jumlah weep hole yang terpasang sesuai dengan gambar kerja atau perintah PPK.
Pembayaran untuk pengadaan dan pemasangan katup (diameter 100 mm), pipa PVC
untuk weep hole dengan katup bola (diamter 50 mm) dan weep hole sederhana dengan
pipa PVC (diameter 50 mm) dilakukan berdasarkan harga satuannya yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, harga satuan tersebut sudah termasuk semua beaya

ST - 137
Spesifikasi Teknis

untuk penyediaan, pengangkutan, pembuatan dan pemasangan katup bola dan


katupnya, filter membrane dan pekerjaan lainnya sesuai dengan uraian diatas juga
beaya untuk upah pekerja, material dan peralatan.

20 Pengaspalan (Asphalt/Cement Pavement)

Pengaspalan dikerjakan untuk jalan inspeksi, lantai jembatan, permukaan atas gorong-
gorong dan bagian lain yang diperlukan sesuai dengan gambar kerja atau perintah
PPK.

Pengaspalan harus dikerjakan dengan tebal dan dimensi sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar kerja dan harus sesuai dengan Spesifikasi Bina Marga No.
01/ST/No.01/ST/BM/1972, dan atas perintah PPK.

Aspal yang dipakai harus yang sesuai dengan pekerjaan ini dan memenuhi ketentuan
dalam Spesifikasi Bina Marga Pasal 7.03(b).6. Agregat untuk beton aspal harus terdiri
dari batu pecah atau campuran batu pecah dan pasir, yang harus keras, padat,
awet/tahan lama-cuaca, tidak terdiri dari lapis-lapis batu, tidak mengandung materi
organik dan bahan lain yang dapat berakibat buruk terhadap aspal/pekerjaan.

Susunan gradasi agregat untuk pekerjaan pengaspalan harus well graded sbb:

Ukuran Saringan Persentase Berat Lolos


(mm) (%)
20 100
10 74~92
5 48~70
2,5 30~53
0,6 15~30
0,3 10~20
0,074 4~0

Filler yang dipakai untuk beton aspal harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Bina
Marga No. 01/ST/N.01/ST/BM/1972 Pasal 7.03(b).4

Kecuali ditentukan lain oleh PPK, beton aspal harus terdiri dari well graded
aggregate, dan filler yang dicampur dalam kondisi panas dan dipadatkan.

Permukaan base coarse terlebih dahulu harus dibersihkan kemudian dilapisi aspal
panas 600C ~ 700C tebal 1 (satu) milimeter sebelum beton aspal dituangkan.

Beton aspal harus secepatnya dituangkan segera sesudah lapisan aspal panas pada
permukaan base coarse selesai dikerjakan. Beton aspal panas harus dituang,
diratakan dengan baik pada seluruh permukaan base coarse dan dipadatkan dengan
mesin gilas (road-roller) dengan metoda kerja yang sudah disetujui PPK sehingga
kepadatan beton aspal memenuhi syarat tidak kurang dari 97% Standard Density.

Metoda pengambilan dan pembuatan benda uji campuran beton aspal dan beton aspal
padat harus mengikuti ketentuan AASHTO T 168 dan AASHTO T245.

ST - 138
Spesifikasi Teknis

Kecuali bila ditentukan lain, pengukuran untuk pembayaran pekerjaan perkerasan


jalan dengan beton aspal dilakukan dengan satuan ukuran luas, meter persegi (m 2),
beton aspal yang diukur sesuai dengan gambar kerja.

Pembayaran perkerjaan perkerasan jalan dengan beton aspal harus dilaksanakan


berdasarkan harga satuan pekerjaan tersebut yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga yang diperhitungkan sudah termasuk beaya untuk pekerja, material,
peralatan, pelapisan aspal pada permukaan base coarse pencampuran material beton
aspal, pengangkutan, perataan, pemadatan serta pekerjaan lain yang perlu untuk
kelancaran dan penyelesaian pekerjaan perkerasan jalan dengan beton aspal.

20 Perkerasan Jalan- Kerikil (Gravel Metalling)

20.1 Material Sub-base dan Base

(1) Material untuk Sub-base


Material yang dipakai untuk pembuatan sub-base harus bahan granular yang
keras, padat, awet/tahan cuaca & waktu, berasal dari kerikil alamiah/sungai,
quarry atau berasal dari batu pecah, bersih, tidak mengandung bahan organik,
lempung, atau bahan lain yang berakibat buruk.

Susunan gradasi butiran bahan granular untuk gravel metalling harus memenuhi
kriteria ASTM D 1248-68 sbb:

Ukuran Saringan Persentase Berat Lolos


(mm) (%)
50 100
40 70~100
25 55~85
9,5 40~70
0,425 10~30
0,075 5~15

Material granular untuk sub-base harus memiliki sifat pisik yang memenuhi
ketentuan sbb:

Sifat Pisik / Properties Ketentuan/Nilai


Plasticity Index material lolos saringan
0,425 mm sesuai dengan ketentuan ASTM D Kurang dari 10
424
Soaked CBR, AASHTO T193, at maximum Untuk material lolos saringan
dry density sesuai dengan ketentuan ASTM 20 mm, minimum 20%.
D2216

(2) Material untuk Base


Material granular untuk base coarse harus keras, kuat, padat, dan awet yang
berasal dari kerikil sungai/quarry/alamiah atau dari batu pecah, bersih, tidak
mengandung lumpur/lempung dan material lain yang berakibat buruk.

ST - 139
Spesifikasi Teknis

Susunan gradasi material granular untuk base coarse harus memenuhi criteria
ASTM D1248-68 sbb:

Ukuran Saringan Persentase Berat Lolos


(mm) (%)
40 100
25 80~100
20 70~90
4,75 35~60
0,425 10~24
0,075 4~16
Material granular yang dipakai untuk sub-base dan base coarse harus memiliki
sifat pisik yang memenuhi ketentuan sbb:

Sifat Pisik / Properties Ketentuan/Nilai


Plasticity Index material lolos saringan
0,425 mm sesuai dengan ketentuan ASTM D Kurang dari 6
424
Soaked CBR, AASHTO T193, at maximum Untuk material lolos saringan
dry density sesuai dengan ketentuan ASTM 20 mm, minimum 80%.
D2216

20.2 Metoda Kerja Sub-base & Base Coarse

Material granular untuk sub-base, base coarse, dan beton aspal harus dikerjakan
sesuai dengan ukuran/dimensi yang ditentukan dalam gambar kerja atau perintah PPK
sbb:

(a) Penyedia Jasa wajib menyerahkan metoda kerja untuk penempatan,


penghamparan dan pemadatan material granular untuk sub-base & base coarse
kepada PPK untuk mendapat persetujuan sebelum dikerjakan.

(b) Material granular untuk sub-base dan base coarse tidak boleh ditempatkan,
dihampar dan dipadatkan pada waktu hari hujan.

(c) Permukaan yang akan dipasang material untuk sub-base dan base coarse harus
dipersiapkan dengan baik dan disetujui PPK sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan sepanjang paling sedikit 100 m. Kerusakan yang terjadi pada
permukaan tersebut akibat dari air, pelaksanaan pekerjaan, atau karena sebab lain
harus segera diperbaiki sesuai dengan perintah PPK dengan beaya ditanggung
oleh Penyedia Jasa sebelum pekerjaan gravel metalling dilaksanakan.

(d) Bila lapisan sub-base dan base coarse kurang dari 150 mm, material granular
untuk pekerjaan tersebut harus dihampar dan dipadatkan hanya 1 (satu) lapis
saja. Sedang bila lapisan sub-base dan base coarse lebih dari 150 mm material
granular untuk pekerjaan tersebut harus dihampar dan dipadatkan dengan 2 (dua)
atau lebih lapisan dengan tebal yang sema.

ST - 140
Spesifikasi Teknis

(e) Pamadatan harus menggunakan peralatan pemadat yang sudah disetujui PPK
sebelum pelaksanaan pekerjaan. Pemadatan dilaksanakan dimulai dari
tepi/pinggir sepanjang hamparan material granular terus berlanjut dan bergeser
ke bagian tengah dari hamparan yang harus dikerjakan segera setelah pekerjaan
penghamparan dan peralatan selesai dikerjakan.

(f) Pemadatan material sub-base dan base coarse harus dilakukan dengan vibro
roller sehingga relative-density telah mencapai lebih dari 95.% yang diuji sesuai
ketentuan dalam JIS A1224.

20.3 Pengukuran dan Pembayaran Gravel Metalling

Kecuali kalau tidak ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga atau diperintahkan
PPK, beaya untuk pekerjaan sub-base dan base coarse sudah termasuk dalam beaya
untuk pekerjaan pengaspalan dan perkerasan jalan (road metalling). Dalam hal
pengukuran dan pembayaran ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka
pengukuran dan pembayaran pekerjaan sub-base dan base coarse dilakukan dalam
satuan ukuran volume meter kubik (m3) yang dihitung berdasarkan dimensi, ukuran
dan ketentuan dalam gambar kerja atau sesuai perintah PPK.

21 Papan/Pelat Ukur (Staff Gauge)

Papan ukur harus dipasang pada bangunan intake dan pada dinding kantor lumpur,
bangunan bagi, bangunan kontrol (check), bangunan ukur, dan bangunan pengambilan
seperti yang ditentukan dalam gambar kerja atau sesuai perintah PPK.

Papan/pelat ukur harus terbuat dari pelat aluminium seperti yang ditentukan dalam
gambar kerja atau perintah PPK, dengan tebal pelat aluminium 1 (satu) mm, dan
panjang per unit pelat ukur 1(satu) m yang diukur vertikal. Skala harus diperlihatkan
dengan garis-garis yang jelas dan pelat ukur harus dipasang dengan kuat seseuai
ketentuan dalam gambar kerja atau perintah PPK.

Pada papan/pelat ukur yang dipasang menempel pada dinding yang miring, maka
garis-garis skala ukur harus disesuaikan sedemikian sehingga yang akan terbaca dari
skala tersebut adalah kedalaman air yang terukur vertikal.

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan penyediaan dan pemasangan papan/pelat


ukur harus dilakukan dengan satuan panjang, meter (m), panjang pelat ukur yang
dipasang sesuai dengan gamar kerja atau perintah PPK.

Pembayaran untuk pekerjaan papan/pelat ukur dilakukan berdasarkan harga satuan


pekerjaan tersebut yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, yang sudah
termasuk semua beaya untuk penyediaan, pemasangan pelat ukur sesuai dengan
uraian diatas.

22 Patok km & hm dan Papan Operasi

Patok-patok kilometer (km) dan hektometer (hm) harus disediakan dan dipasang
sepanjang saluran sesuai gambar kerja untuk menunjukkan akumulasi panjang saluran
diukur mulai dari bangunan intake.

ST - 141
Spesifikasi Teknis

Patok kilometer (km) harus dibuat dari beton pracetak dengan ukuran 30 cm x 30 cm
dan panjang 1,50 m sedang patok hektometer dari beton pracetak ukuran 10 cm x 10
cm dan panjang 1,0 m. Patok-patok km & hm harus dipasang di tanah sesuai perintah
PPK. Semua angka harus tercetak dengan jelas kedalam beton pracetak dan dicat
dengan merata dan baik.

Papan operasi harus dibuat dan dipasang sesuai dengan ketentuan dalam gambar
kerja. Pengukuran untuk pembayaran patok-patok km & hm dan papan operasi harus
dilakukan dengan satuan jumlah dari masing-masing item yang dipasang. Pembayaran
untuk penyediaan dan pemasangan patok km & hm dan papan operasi, dilakukan
berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, yang
diperhitungkan sudah termasuk semua beaya untuk penyediaan/pembuatan,
pengangkutan, pemasangan dan pengecatan termasuk pekerjaan lain yang diperlukan
untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan tersebut.

23 Papan Nama Bangunan

Penyedia Jasa wajib menyediakan dan memasang papan nama bendung dilokasi
bendung dan papan nama bangunan untuk setiap bangunan dengan ukuran sesuai
dengan ketentuan dalam gambar kerja dilengkapi dengan nama nomor referensi dan
lokasi setiap bangunan, dan bila diperlukan juga untuk saluran.

Kecuali kalau tidak ditentukan dalam gambar atau perintah PPK, papan nama
bendung dan bangunan harus terbuat dari mortar semen atau batu marmer yang
dipasang pada sayap bendung atau lining saluran atau bangunan irigasi sesuai dengan
ketentuan dalam gambar kerja atau perintah PPK dan harus selalu dipasang di lokasi
yang berhadapan dengan jalan inspeksi.

Huruf harus dicetak dengan huruf timbul yang rapi dan dicat dengan jelas. Bila
menggunakan batu marmer harus dengan ukuran 800 mm x 300 mm x 25 mm untuk
saluran dan bangunan individual, sedang untuk bendung dan bangunan utama
menggunakan batu marmer ukuran 4000 mm x 1000 mm x 50 mm. Batu marmer yang
digunakan harus yang berkualitas baik, keras, padat dengan textur dan warna yang
merata dan sesuai dengan perintah PPK.

24 Pipa -Talang Air

Pipa yang dipakai untuk talang air harus pipa baja spiral atau pipa baja gulungan yang
dilas yang keduanya terbuat dari baja yang sesuai dengan ketentuan JIS G 3443 STW
400 atau sesuai dengan ketentuan dari PPK. Penyedia Jasa wajib menyerahkan kepada
PPK untuk mendapat persetujuan tentang gambar kerja yang menunjukkan rincian
struktur pengelasan pipa dan rincian struktur cincin penguat, katup pipa dll. Penyedia
Jasa wajib melaksanakan beberapa kegiatan uji/tes termasuk pemeriksaan dimensi
pipa, permukaan potongan pelat baja, lendutan/defleksi pipa, uji las, uji tekanan
hidraulik, uji kebocoran, uji ketebalan cat/coating dan pemeriksaan akhir/final
berdasarkan metoda uji yang diusulkan Penyedia Jasa, jadwal dan tatacara yang
disetujui PPK.

ST - 142
Spesifikasi Teknis

Cat yang dipergunakan untuk pengecatan pipa-talang harus epoxy resin yang
memenuhi ketentuan dalam Pasal H-3.2.

Pengukuran untuk pembayaran pipa-talang air dilakukan dengan satuan ukuran


panjang, meter (m), pipa yang di pasang berdasarkan gambar kerja atau perintah PPK.
Pembayaran untuk pekerjaan ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang diperhitungkan sudah termasuk semua beaya
untuk pekerja, peralatan, pembuatan, pemasangan & penyetelan, peluncuran dan
penempatan pipa pada dudukannya dan pekerjaan pendukung lainnya yang diperlukan
untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan pipa-talang air.

27 Perbaikan Pintu Air Lama

Pekerjaan perbaikan pintu lama pada jaringan irigasi primer dan sekunder diperlukan
pada lokasi yang ditunjukkan dalam gambar atau diperintahkan PPK dengan tujuan
guna memulihkan fungsinya seperti semula sebagai pengatur, pembagi, pembilas,
penguras dll., termasuk penyediaan dan pemasangan komponen pintu air yang baru
karena rusak atau hilang, pengecatan, penyetelan alat/batang pengangkat, pelumasan
dan sebagainya.

Pekerjaan pintu air harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pada pasal-pasal yang
sesuai dengan Spesifikasi ini. Penyedia Jasa wajib menyerahkan usulan metoda kerja
perbaikan pintu air kepada PPK guna mendapat persetujuan sebelum dilaksanakan
yang termasuk gambar kerja, rencana kerja, metoda kerja dan jadwal kerja dll.

Pengukuran dan pembayaran pekerjaan perbaikan pintu air lama harus dilaksanakan
berdasarkan harga & beaya lump-sum pekerjaan bersangkutan yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.

Lining Baru

Lining baru diukur dalam meter kubik (m 3) pekerjaan lining baru yang
dikerjakan di lokasi kerja berdasar data survey lapangan dan gambar.
Pembayaran untuk lining baru dilakukan berdasarkan harga satuan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah diperhitungkan
termasuk semua beaya untuk pekerja, material, alat & peralatan, penuangan
beton, pemadatan dan perawatan beton, pengeringan dan pekerjaan lain yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan ini.

Joint Sealing
Tidak ada pembayaran yang dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan
Joint Sealant dan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan
pembongkaran dan pembangunan kembali lining saluran lama.

ST - 143
Spesifikasi Teknis

D. PENUTUP

1. Kontraktor yang mempergunakan bahan-bahan, alat-alat dan segala sesuatunya yang


diperlukan untuk pekerjaan ini, dianjurkan semaksimal mungkin menggunakan produksi
Dalam Negeri.

2. Dalam hal upaya penyedia jasa menyelesaikan seluruh pekerjaan ini, tidak dibatasi oleh
peralatan dan personil yang ada dalam dokumen pengadaan ini. Penyedia jasa dapat
mepergunakan atau menambah jumlah, jenis dan kapasitas peralatan serta personil
semaksimal mungkin tanpa diberikan tambahan biaya.

ST - 144

Anda mungkin juga menyukai