Anda di halaman 1dari 52

SPESIFIKASI TEKNIK

A. SYARAT-SYARAT UMUM
1. Umum
- Penyedia jasa harus melindungi pengguna jasa dari tuntutan atas paten,
lisensi serta hak cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang
digunakan atau disediakan oleh penyedia jasa untuk dan selama
pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Jaringan irigasi.
- Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan
bahwa, semua barang dan bahan yang akan dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan adalah baru, belum dipergunakan.

2. Ruang Lingkup Kontrak


Ruang lingkup spesifikasi terdiri dari beberapa hal, antara lain :
1. Pekerjaan Tanah
2. Pekerjaan Beton
3. Pekerjaan Pasangan Batu Kali
4. Pekerjaan Plesteran

3. Jalan Akses Ke Daerah Kerja


Jalan masuk ke daerah kerja ialah menggunakan jalan-jalan setempat yang ada
yang berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan daerah proyek.
Penyedia jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan
hukum yang berhubungan dengan pengguna jalan dan arah angkutan umum dan
bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat penggunaan tersebut. Penyedia
jasa harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada, memperbaiki dan
memperkuat jembatan beton sehinga memenuhi kebutuhan pengangkutan,
sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya. Semua pekerjaan yang
dimaksudkan penyedia jasa untuk dikerjakan dalam hubungannya dengan jalan
dan jembatan harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu
lalulintas dan harus mendapat persetujuan Direksi, perlu pengaturan sebaik-
baiknya dengan pemerintah setempat dan Badan Swasta bila diperlukan.

1
Penyedia jasa dapat menggunakan tanah yang dibebaskan oleh penggunan jasa
untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja, apabila penyedia jasa
membutuhkan jalan masuk demi kemajauan pekerjaan. Dalam hal ini penyedia
jasa diminta membuat permohonan tertulis kepada Direksi jauh sebelumnya,
sehingga tambahan pembebasan tanah dapat dilakukan. Pengguna jasa tidak
bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau bangunan yang
digunakan oleh penyedia jasa selama pelaksanaan pekerjaan. Apabila penyedia
jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Direksi harus
dikerjakan oleh penyedia jasa atas bebannya sendiri dan harga untuk semua
pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga Kontrak

4. Gambar-Gambar Yang Dimiliki Penyedia Jasa


Gambar-gambar yang harus disiapkan penyedia jasa adalah :
4.1. Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap
(a) Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh penyedia jasa haruslah
gambar-gambar yang telah ditanda tangani dan Disetujui oleh
Direksi, apabila ada perubahan harus diserahkan kepada Direksi
untuk mendapat persetujuan sebelum program pelaksanaan
dimulai.

(b) Gambar-gambar Pelaksanaan


Penyedia Jasa harus membuat gambar-gambar pelaksanaan
pekerjaan di lapangan (shop drawing). Gambar-gambar tersebut
harus dibuat berdasarkan gambar-gambar pelelangan dan
penjelasan pekerjaan yang diberikan. Gambar-gambar pelaksanaan
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh Direksi
Lapangan dan banyaknya harus sesuai dengan kontrak.

(c) Gambar-gambar Bengkel / Gedung

2
Gambar-gambar bengkel atau gedung disiapkan oleh penyedia jasa
untuk keperluan penyimpanan peralatan dan bahan-bahan milik
penyedia jasa.

(d) Penyedia jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar


lengkap di lapangan.
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan
Direksi adalah menjadi resiko penyedia jasa. Persetujuan Direksi
terhadap gambar-gambar tersebut tidak akan meringankan
tanggung jawab penyedia jasa atas kebenaran gambar tersebut.

4.2. Gambar-Gambar Pekerjaan Sementara


(a) Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh penyedia jasa harus terperinci,
dan diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan
pekerjaan atau dalam waktu yang telah ditentukan dalam Kontrak.
Gambar-gambar harus menunjukan detail dari pekerjaan
sementara. Gambar Perencanaan yang diusulkan penyedia jasa yang
dipakai dalam pelaksanaan Konstruksi (sah) juga harus diserahkan
kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap.
(b) Gambar-gambar untuk Pekerjaan Sementara yang ditinggalkan.
Penyedia jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang
berkaitan dengan pekerjaan tetap secara lebih mendetail dan
diserahkan kepada Direksi untuk mengubah dan mendapat
persetujuan sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.

4.3. Gambar-Gambar Purnalaksana / Terlaksana


Selama masa pelaksanaan, penyedia jasa harus memelihara 1 set gambar
yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar
yang memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan sesuai dengan
kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar
kemudian dicap “sudah dilaksanakan”. Gambar-gambar yang
dilaksanakan akan diperiksa/Disetujui tiap bulan di lapangan oleh

3
Direksi, apabila ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak
dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa kembali selama 6 (enam)
hari kerja. Gambar purna laksana (As Built Drawing) harus dibuat di atas
kalkir yang berkualitas baik bila pekerjaan telah diselesaikan 100 %.
Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan berita acara serah
terima ke I (PHO), penyedia jasa harus sudah menyerahkan gambar
purnalaksana (As Built Drawing) yang terdiri dari satu set gambar
lengkap dengan ukuran A1, beserta 1 (satu) set copy blue print dan 3
(tiga) set copy dalam ukuran A3 yang diperkecil dari ukuran A1. Satuan
pembayaran untuk item kegiatan pengukuran dan penggambaran adalah
lumpsum bulanan, yang sudah mencakup semua biaya pengadaan/sewa
peralatan, pengadaan tenaga, alat bantu lainnya dan reproduksi gambar
sesuai kebutuhan.

5. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus mempergunakan dan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari Normalisasi Standar Indonesia dari edisi/revisi
terakhir atau standar internasional yang secara substantial setara atau lebih
tinggi dari standar nasional yan disyaratkan.
Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada dalam Standar Indonesia, maka
dapat dipakai British Standard yang sesuai dengan spesifikasi ini.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau
dicakup oleh Standard Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas
utama. Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian yang dipesan
atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan sesuai untuk pekerjaan
tersebut, dan keputusan Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.
Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang
diajukan oleh Penyedia jasa, maka penyedia jasa harus menjelaskan secara
tertulis kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi
Pekerjaan menetapkan setuju atau tidak terhadap pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
6. Bahan Dan Perlengkapan Yang Harus Disediakan Oleh Penyedia Jasa
6.1. Umum

4
Penyedia jasa harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang tercantum dalam kontrak,
semua bahan dan perlengkapan yang merupakan bagian dari pekerjaan
harus baru dan sesuai dengan standar yang diberikan dalam spesifikasi
atau standar dalam Spesifikasi Umum. Bila penyedia jasa dalam
mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak sesuai dengan
suatu standar seperti tersebut diatas, penyedia jasa harus segera
memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan tertulis
dari Direksi.

6.2. Perlengkapan Konstruksi


Penyedia jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi
yang diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila
Direksi memandang belum sesuai dengan Kontrak, maka penyedia jasa
harus segera memenuhi kekurangannya, dalam penyediaan semua
perlengkapan dan peralatan harus lengkap dengan spare parts yang
cukup dan memeliharanya agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan
lancar dan baik.

6.3. Bahan Pengganti


Penyedia jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan
tersebut tidak tersedia dipasaran maka dapat digunakan bahan pengganti
dengan mendapat ijin tertulis dari Direksi. Harga satuan dalam volume
pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga
antara bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti.

6.4. Pemeriksaan Bahan Dan Perlengkapan


Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh penyedia jasa akan
dilakukan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada
salah satu atau lebih tempat yang ditentukan Direksi :
a. Tempat produksi dan pembuatan
b. Lapangan

5
Penyedia jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut
perlengkapan dan bahan kepada pengguna jasa sesuai yang dimintanya
untuk tujuan pemeriksaan, tetapi tidak mengurangi tanggung jawab
penyedia jasa untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan
spesifikasi.

7. Laboratorium Dan Perlengkapannya


Pengujian harus memenuhi standar yang tercantum di dalam spesifikasi.
Bilamana hasil pengujian tidak memuaskan, kontraktor harus melakukan
pekerjaan perbaikan dan peningkatannya jika diperlukan oleh Direksi, dan
harus melengkapi dan menunjukan terpenuhinya spesifikasi.
Seluruh biaya yang diperlukan oleh penyedia jasa dalam memenuhi syarat mutu
spesifikasi (Test Tanah, Agregat dan Beton, Besi dan lain-lain) selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung merupakan tanggung jawab kontraktor.

8. Program Pelaksanaan Dan Laporan


8.1. Program Pelaksanaan
Penyedia jasa harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan
Syarat-syarat Kontrak. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk
yaitu Bar - Chart dan Network Planning yang dilengkapi dengan daftar
yang memperlihatkan setiap kegiatan :
i) Mulai tanggal paling awal
ii) Mulai tanggal paling akhir
iii) Waktu yang diperlukan
iv) Waktu float
v) Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan
pekerjaan sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan
untuk persiapan dan persetujuan gambar-gambar, pengiriman peralatan
dan bahan kelapangan dan juga kelonggaran dengan adanya hari libur
umum maupum keagamaan.

6
8.2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Sebelum tanggal lima tiap bulan atau pada suatu waktu yang
ditentukan oleh Direksi, penyedia jasa harus menyerahkan 5 (lima)
salinan laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh
Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama
bulan yang terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
1. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai
pada bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan
pada bulan berikutnya.
2. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun
prosentase rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan
yang dicapai pada bulan laporan.
3. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan
ramalan tanggal permulaan dan penyelesaiannya.
4. Daftar tenaga setempat
5. Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan
yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah
datang dan dipindahkan dari lapangan.
6. Jumlah volume pekerjaan merupakan bagian pekerjaan tetap harus
diuraikan.
7. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa
laporan.

8. Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan


pembayaran yang diperlukan bulan berikutnya.
9. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang
timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama
bulan laporan.

7
8.3. Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan
dibuatkan album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan
foto, lokasi dan penjelasan foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal
dibuat 3 seri foto yaitu : sebelum pelaksanaan, pada saat pelaksanaan
dan setelah selesai dilaksanakan, dimana arah pengambilan melalui satu
titik yang sama. Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi foto-foto
yang dibuat oleh tukang foto yang berpengalaman. Foto-foto harus
berwarna dan ditujukan sebagai laporan/pencatatan tentang
pelaksanaan yaitu pada awal pertengahan dan akhir suatu bagian
tertentu dari pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi. Pada setiap
tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari
titik dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Bilamana mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya
suatu tanda khusus untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut. Foto
negatif dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah apapun.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat
rencana/denah yang menunjukan lokasi, posisi dari kamera juga arah
bidikan yang kemudian diserahkan kepada Direksi untuk disetujui.

Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi


dengan suatu set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode
tersebut. Juga pada akhir pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus
diserahkan kepada Direksi dalam album-album. Foto-foto ditempelkan
dalam album secara beraturan menurut lokasinya masing-masing. Tiap

8
obyek harus lengkap tahapnya yakni 0 %, 50 % dan 100 % dan
ditempelkan pada satu halaman. Semua album menjadi milik Pemberi
Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan/dipinjamkan kepada
siapapun.

8.4. Rencana Kerja Harian, Mingguan Dan Bulanan


Penyedia jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Kerja
Mingguan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir minggu dan
untuk minggu berikutnya. Rencana tersebut harus sudah termasuk
pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi lainnya yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan, pengangkutan dan peralatan
dan lain-lain yang diminta Direksi.
Penyedia jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian
secara tertulis, semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap
hari maupun untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup
pekerjaan tanah, pekerjaan beton dan kegiatan lain yang berhubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan. Penyedia jasa harus menyediakan
Rencana Kerja Bulanan dengan sistem bar-chart pada akhir bulan dan
untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus memperlihatkan
tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan volume
pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan pada Direksi pada hari
ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.

8.5. Rapat Bersama Untuk Membicarakan Kemajuan Pekerjaan


Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia jasa diadakan seminggu sekali
pada waktu yang telah disetujui oleh ketiga belah pihak. Maksud dari
rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan,
pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas
permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.

9. Survey Dan Pengukuran Pekerjaan


9.1. Bench Mark

9
Tanda dasar proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan
dengan lokasi pekerjaan seperti terlihat pada Gambar Konstruksi.
Ketinggian dari Bench Mark ini adalah didasarkan pada titik tetap
utama. Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada
gambar yang diberikan kepada penyedia jasa sebagai referensi.
Sebelum menggunakan suatu Bench Mark dan titik referensi kecuali
Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan, penyedia jasa perlu
melakukan pengukuran pemeriksaan untuk kepuasan sendiri atas
ketelitiannya. Pengguna Jasa tidak akan bertanggung jawab atas
ketelitian Bench Mark yang lain begitu juga dengan titik referensinya.
Penyedia jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk
kemudahannya, tetapi tiap Bench Mark sementara yang didirikan
merupakan rencana dan tempatnya Disetujui oleh Direksi dan akan
merupakan ketelitian yang berhubungan dengan Bench Mark yang
didirikan oleh Direksi.

9.2. Permukaan Tanah Asli Untuk Tujuan Pengukuran


Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai
dengan Kontrak. Apabila terjadi keraguan dari penyedia jasa kebenaran
dari muka tanah, sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum
mulai bekerja penyedia jasa memberitahukan kepada Direksi secara
tertulis untuk menyelesaikan dan melaksanakan pengukuran kembali
ketinggian muka tanah tersebut. Dalam segala hal sebelum memulai
pekerjaan tanah, penyedia jasa akan mengukur dan mengambil
ketinggian terhadap daerah yang diduduki, dengan menggunakan Bench
Mark atau titik referensi yang Disetujui oleh Direksi. Ketinggian muka
tanah yang ditentukan perlu mendapat persetujuan Direksi.
Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian
yang disetujui.
10. Pekerjaan Sementara
10.1. Umum
Penyedia jasa akan bertanggung jawab terhadap perencanaan,
Spesifikasi, pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan

10
sementara untuk pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari
pekerjaan sementara dimana penyedia jasa bermaksud untuk
melaksanakan pekerjaan dilapangan, pertama-tama diserahkan kepada
Direksi untuk mendapat persetujuan sesuai dengan prosedur dalam
spesifikasi Umum. Apabila penyedia jasa bermaksud mengajukan
alternatif untuk pekerjaan sementara diluar daerah lapangan seperti
terlihat pada Gambar, semua biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan
sebagainya, ditanggung oleh penyedia jasa dan biaya sudah termasuk
pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan. Keterlambatan
tidak akan meringankan penyedia jasa terhadap tanggung jawab untuk
memenuhi ketentuan dalam Kontak. Dalam hal tersebut tidak diberikan
perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan.

10.2. Lapangan Kerja


Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk
pelaksanana pekerjaan, dijamin oleh Pemberi Tugas dan bebas dari
biaya pembebasan tanah. Penyedia jasa sedapat mungkin
melaksanakan pekerjaan sementara pada tanah tadi seperti pada
gambar atau seperti petunjuk Direksi. Penyedia jasa hendaknya
membatasi kegiatan peralatan dan anak buahnya pada tanah yang
sudah dibebaskan, termasuk arah jalan masuk yang disetujui Direksi
sehingga mengurangi kerusakan tanaman/penggunaan dan kerusakan
tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum
diterimanya pekerjaan oleh Pemberi Tugas tanah harus dikembalikan
kekeadaan semula. Penyedia jasa bertanggung jawab langsung kepada
Pemberi Tugas untuk semua kerusakan misalnya kerusakan tanaman
atau tanah hasil galian baik milik Pemberi Tugas atau orang lain.
Penyedia jasa mengganti kerugian terhadap semua kehilangan dan
tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam
Kontrak.

11
10.3 Kantor Penyedia Jasa, Perkampungan, Gudang, Bengkel,
Pemondokan Buruh dan sebagainya.
Penyedia jasa harus menyediakan, memelihara mengerjakan dan
memindahkan bangunan sementara lainnya setelah selesai pekerjaan,
supaya diserahkan kepada Pemberi Tugas. Penyedia jasa supaya
meyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan sementara secara
umum kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada waktu yang
ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum
mendapat persetujuan Direksi. Perkampungan staf penyedia jasa dan
pemondokan buruh harus dilengkapi dengan semua pelayanan yang
perlu seperti saluran pembuang, penerangan, jalan, gang, tempat
parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan kebakaran
dan peralatan pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan
dalam kontrak. Penyedia jasa supaya juga melengkapi keperluan air
bersih dan penerangan yang cukup untuk kantor Penyedia Jasa,
perkampungan stafnya, pemondokan buruh, bengkel dan tempat
lainnya didaerah kerja.

11. Hari Kerja Dan Jam Kerja


1. Hari-hari libur
Dalam pengaturan orang-orang yang dipekerjakannya, penyedia jasa haus
menghormati perayaan resmi, hari-hari libur dan upacara keagamaan atau
lainnya sesuai dengan penetapan hari libur nasional oleh Menteri Agama
dan yang ditentukan oleh Pemerintah setempat. Penyedia jasa harus
membuat pengaturan khusus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan bila
terjadi keadaan yang mendesak, sehingga rencana kerja mengharuskan
pekerjaan berlangsung terus selama perayaan atau hari libur tersebut.

2. Pekerjaan malam hari atau hari Minggu


Pekerjaan permanen tidak diperbolehkan dilakukan pada malam hari, pada
hari Minggu, atau hari libur resmi tanpa ijin tertulis dari Direksi Pekerjaan,
kecuali :

12
a. Pekerjaan itu tidak dapat dihindari
b. Mutlak perlu demi keamanan jiwa atau harta benda aau demi keamanan
pekerjaan.
c. Apabila ada ketentuan-ketentuan yang sebaliknya, tercantum dalam
Kontrak, atau
d. Sebagaimana yang selanjutnya ditetapkan disini.
Dalam hal demikian, penyedia jasa harus dengan segera memberitahu
Direksi Pekerjaan, dengan ketentuan bahwa Pasal ini tidak berlaku untuk
pekerjaan yang menurut kebiasaan dilakukan secara bergilir atau dengan
penggiliran ganda.

12. Keamanan
12.1. Umum
Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama
pelaksanaan pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan,
pembersihan lapangan, bahan peledak dan bensin, pemagaran
sementara, keamanan dan pencegahan kebakaran, dibuat dan
dipelihara oleh penyedia jasa atas biaya sendiri. Penyedia jasa harus
bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan pemeriksaan
kesehatan dan menyerahkan tata tertib dan organisasi untuk
mendapatkan persetujuan Direksi. Tidak ada pembayaran tambahan
dalam hal ini semua biaya sudah termasuk dalam harga Kontrak.

12.2. Sistim Pengawasan Keamanan


Penyedia jasa supaya mengatur sistem pengawasan keamanan, keadaan
organisasinya dan diserahkan untuk mendapat persetujuan Direksi.
Sistem pengawasan kemanan dengan kapasitas peralatan dan tenaga
yang cukup untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan terhadap
manusia dan barang milik yang bersangkutan dengan Direksi. Sistim
pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang
disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di
Indonesia.

13
12.3. Peraturan Kesehatan
Penyedia jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan
bersih dan keadaan sehat serta memperlengkapi/memelihara
kemudahan untuk penggunaan tenaga yang dipekerjakan pada suatu
tempat yang telah disetujui oleh Direksi dan oleh penguasa setempat.
Penyedia jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil
langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan
kerja tetap bersih.

12.4. Bahan Peledak Dan Bensin


Penyedia jasa hendaknya membuat peraturan untuk mengangkut dan
menyimpan/mengendalikan bahan peledak dan bensin seaman mungkin
untuk melindungi masyarakat sesuai dengan hukum dan peraturan
keamanan yang berlaku. Penyedia jasa harus memiliki semua Surat
Keterangan yang diperlukan, koordinasi dengan pejabat yang
berwewenang,membayar semua biaya yang diperlukan untuk
pemindahan /penyimpanan bahan peledak dan bahan bakar dari suatu
tempat ketempat lainnya. Penyedia jasa supaya menyediakan dan
memasang rambu tanda bahaya yang cukup dan memberikan
peringatan kepada masyarakat mengenai bahaya yang mungkin timbul
sehubungan dengan bahan peledak. Penyedia jasa harus yakin bila
hendak melakukan peledakan bahwa daerah yang akan diledakan
benar-benar kosong dari semua penduduk, orang jalan kaki dan lalu
lintas kendaraan. Penyedia jasa harus memasang papan peringatan
pada setiap jalan masuk kedaerah tersebut sehingga jelas batas daerah
bahaya dan daerah aman dari peledakan. Tempat gudang bahan
peledak harus Disetujui oleh Direksi. Gasolin diatas tanah dan tanki gas
minyak tanah tidak diperbolehkan diletakkan pada batas
perkampungan atau lebih dekat dari pada 100 m kebangunan yang ada
dilapangan. Penyedia jasa tidak diperbolehkan menggunakan bahan
peledak tanpa persetujuan tertulis dari Direksi dan bertanggung jawab
pada saat pelaksanaan peledakan.

14
12.5. Pencegahan Kebakaran
Penyedia jasa harus melakukan pencegahan dan melindungi api yang
terjadi pada atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala
yang diperlukan/peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, untuk
siap digunakan pada semua bangunan air dan bangunan gedung atau
pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan
tempat tinggal, pemondokan buruh dan bangunan gedung lainnya.
Penyedia jasa akan memelihara peralatan dan perlengkapan pemadam
kebakaran yang dibutuhkan dalam keadaan baik sampai pekerjaan
diterima oleh Pemberi Tugas. Penyedia jasa akan berusaha keras untuk
memadamkan kebakaran yang terjadi dilapangan kerja, dalam hal ini
penyedia jasa menyediakan perlengkapan yang mutlak diperlukan dan
tenaga buruh yang dipekerjakan dilapangan termasuk peralatan dan
tenaga Sub-Penyedia Jasa.

13. Gangguan Dan Keadaan Darurat


A. Selama berlangsungnya pekerjaan, Direksi sewaktu-waktu berwenang untuk
memerintahkan secara tertulis :
a. Penyingkiran bahan dari lapangan yang menurut Direksi tidak sesuai
dengan pekerjaan / Kontrak,
b. Penggantian bahan dengan bahan yang tepat dan sesuai, dan
c. Penyingkiran dan pelaksanaan ulang suatu pekerjaan atau bagian
daripadanya, yang bahan atau mutu pekerjaannya menurut pendapat
Direksi Pekerjaan tidak sesuai dengan Kontrak, meskipun sebelumnya
telah dilakukan pengujian, atau telah dilakukan pembayaran angsuran,
untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tersebut. Apabila dalam
pengujian akhir membuktikan atau menunjukkan adanya kesalahan
B. Dalam hal terjadi kelalaian penyedia jasa dalam melaksanakan hal tersebut
diatas, maka pengguna jasa berhak mempekerjakan orang lain untuk
melaksanakan perintah tersebut. Semua pengeluaran sebagai
konsekuensinya atau pertabahan biayanya harus ditanggung oleh penyedia

15
jasa, dan pengguna jasa dapat menahan pembayaran uang yang menjadi hak
penyedia jasa, sampai penyedia jasa membayar pengeluaran tersebut.
C. Perbaikan Mendesak
Apabila sebagai akibat dari kecelakaan, atau kegagalan, atau peristiwa lain
yang timbul sehubungan dengan pekerjaan, atau bagian dari pekerjaan, baik
selama pelaksanaan pekerjaan maupun selama masa Pemeliharaan, menurut
pendapat Direksi Pekerjaan, segera diperlukan penanggulangan, atau
pembuatan pekerjaan lain atau perbaikan yang mendesak untuk
pengamanan, dan penyedia jasa tidak sanggup atau tidak bersedia dengan
segera melaksanakan pekerjaan atau perbaikan tersebut, pengguna jasa
dapat mepekerjakan atau membayar pihak ketiga atau pekerja-pekerjanya
sendiri. Apabila pekerjan atau perbaikan itu seharusnya dilakukan oleh
penyedia jasa dengan biaya penyedia jasa sendiri sesuai dengan ketentuan
dalam Kontrak, maka semua biaya dan ongkos yang wajar sebagaimana
dikeluarkan oleh pengguna jasa dalam melakukan perbaikan tersebut, jika
diminta, harus dibayar kembali oleh penyedia jasa kepada Pengguna jasa,
atau dapat dipotong oleh pengguna jasa dari uang yang merupakan hak atau
menjadi hak penyedia jasa. Dengan ketentuan bahwa Direksi Pekerjaan
segera setelah terjadinya keadaan mendesak tersebut, dalam kesempatan
pertama memberitahukan perihal tersebut secara tertulis kepada penyedia
jasa.
D. Tidak ada Tanggung Jawab Atas Resiko Khusus.
a) Penyedia jasa tidak bertanggung-jawab atas akibat apapun yang timbul
dari resiko khusus yang dirujuk dalam ayat Ayat b) Pasal ini, baik dengan
cara pembayaran ganti rugi atau cara lain, untuk atau mengenai :
i. Kehancuran atau kerusakan pekerjaan, kecuali pekerjaan yang
dinyatakan salah berdasarkan ketentuan Pasal sebelumnya
(Pembersihan pekerjaan yang tidak baik dan bahan yang memenuhi
syarat) sebelum terjadinya resiko khusus tersebut.
ii. Kehancauran atau kerusakan harta benda, baik milik Pengguna Jasa
atau milik Pihak Ketiga, atau
iii. Cedera atau meninggalnya seseorang.
b) Resiko Khusus

16
i. Perang, Perang terbatas (baik perang yang dinyatakan ataupun
tidak), penyerbuan, tindakan musuh asing.
ii. Radiasi yang mengakibatkan ionisasi atau radioaktif dari bahan bakar
nuklir, limbah nuklir atau komponen nuklir lain yang berbahaya.
iii. Gelombang tekanan yang disebabkan oleh pesawat terbang atau alat
penerbangan yang bergerak dengan kecepatan suara atau diatas
kecepatan suara.
iv. Keributan, kekacauan, huru-hara, kecuali yang semata-mata terjadi
pada pekerja penyedia jasa atau sub-penyedia jasanya yang timbul
sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan.
v. Pemberontakan, revolusi, kebangkitan atau perebutan kekuasaan
militer atau perebutan kekuasaan atau perang saudara.
c) Kerusakan pekerjaan dan sebagainya karena resiko khusus apabila :
i. Pekerjaan atau bahan atau barang lain yang diperuntukkan menjadi
bagian pekerjaan permanen, berada dilapangan atau didekat
lapangan atau dalam pengangkutan ke lapangan, atau
ii. Peralatan penyedia jasa yang dipergunakan dipekerjaan atau
penggunaannya bagi keperluan pekerjaan.

Menderita kehancuran atau kerusakan disebabkan oleh resiko khusus


tersebut, maka penyedia jasa berhak memperoleh pembayaran sesuai
Kontrak bagi pekerjaan permanen yang telah dilaksanakan dengan benar,
dan bagi bahan atau barang lain yang diperuntukkan menjadi bagian
pekerjaan permanen yang hancur atau rusak karena penyebab tersebut,
dan sejauh diwajibkan oleh Direksi Pekerjaan atau yang diperlukan untuk
penyelesaian, berhak atas pembayaran untuk :
 Memperbaiki kehancuran atau kerusakan pekerjaan, dan
 Mengganti atau memperbaiki bahan atau peralatan penyedia jasa
tersebut

Dan Direksi Pekerjaan harus menetukan suatu penambahan pada Harga


Kontrak sesuai wewenang dan Direksi Pekerjaan menetapkan harga, yang
dalam hal biaya penggantian peralatan Penyedia Jasa haruslah

17
memperhatikan harga pasar yang pantas bagi peralatan konstruksi
sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, dan memberitahukan
hal itu kepada Penyedia Jasa dengan tembusan kepada pengguna Jasa.
d) Proyektil, peluru, dan lain-lain.
Kehancuran, kerusakan, kecelakaan atau kehilangan jiwa yang
diakibatkan oleh peledakan atau benturan dimanapun dan kapanpun
yang terjadi akibat ranjau, bom, meriam, granat, atau proyektil lain,
peluru mesiu atau bahan peledak peperangan, harus dianggap sebagai
konsekuensi dari resiko khusus tersebut.
e) Biaya tambahan yang timbul karena resiko khusus
Pengguna jasa harus membayar kembali kepada penyedia jasa biaya
pelaksanaan pekerjaan, yang ditimbulkan oleh atau sebagai konsekuensi
dari resiko khusus, atau akbat yang bersangkut-paut dengan resiko
khusus tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut :
i. Secepat mungkin setelah penyedia jasa mengetahui adanya biaya
tersebut, harus segera memberitahukan hal itu kepada Direksi
Pekerjaan.
ii. Harus tetap tunduk kepada ketentuan berkenaan dengan pecah perang
yang tercantum dalam ayat f) dibawah ini.

Maka setelah berkonsultasi dengan pengguna jasa dan penyedia jasa, dan
Direksi Pekerjaan menentukan besarnya biaya yang harus ditambahkan
kepada Harga Kontrak, kecuali jika :
 Penyedia jasa berhak memperoleh pembayaran berdasarkan ketentuan
lain dalam Kontrak, dan atau
 Biaya tambahan yang diakibatkan oleh biaya pembangunan kembali
pekerjaan yang dinyatakan salah berdasarkan ketentuan Pasal
sebelumnya (Pembersihan pekerjaan yang tidak baik dan bahan yang
tidak memenuhi syarat

Direksi pekerjaan harus memberitahukan hasil perhitungan biaya


tambahan tersebut kepada penyedia jasa dengan tembusan kepada
Pengguna Jasa.

18
f) Pecah Perang
Jika selama masa berlakunya Kontrak terjadai pecah perang, baik perang
yang dinyatakan atau tidak, di bagian dunia manapun yang nyata-nyata
berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan, baik secara finansial atau
lainnya, maka penyedia jasa harus tetap berusaha sebaik mungkin untuk
menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan, sampai Kontrak diputus
berdasarkan ketentuan dalam Pasal ini. Pengguna jasa berhak memutus
Kontrak sewaktu-waktu setelah pecahnya perang, dengan pemberitahuan
secara tertulis kepada penyedia jasa. Begitu pemberitahuan secara
tertulis tersebut diberikan, maka Kontrak berakhir, kecuali mngenai hak
kedua pihak berdasarkan Pasal ini dan mengenai berlakunya Syarat
Kontrak perihal Penyelesaian Perselisihan, namun tanpa menghilangkan
hak salah satu pihak, karena tidak dipenuhinya Syarat Kontrak yang
dilakukan oleh pihak yang lain sebelumnya.
g) Penyingkiran peralatan pada waktu Kontrak diputus.
Jika Kontrak diputus sesuai dengan ketentuan ayat f) diatas Penyedia
jasa harus secepatnya menyingkirkan semua peralatan penyedia jasa dari
lapangan dan harus memberikan fasilitas yang sama kepada sub-penyedia
jasanya untuk melakukan hal tersebut.

14. Asuransi
Semua kegiatan dan peralatan serta tenaga kerja yang terlibat dalam
pelaksanaan paket pekerjaan ini sebaiknya diasuransikan pada Lembaga
Asuransi yang bonafide yang sebelumnya mendapat persetujuan dari Direksi.
Biaya yang diperlukan penyedia jasa dalam penyediaan asuransi ini, harus
dianggap sudah termasuk dalam dalam BoQ.

15. KECELAKAAN DAN KESEHATAN


a. Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi
beban Kontraktor.

19
b. Sehubungan dengan pasal ini, Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak P3K
terisi menurut kebutuhan, lengkap dengan seorang Petugas yang telah terlatih
dalam soal – soal mengenai pertolongan pertama.
c. Terhadap kecelakaan – kecelakaan yang timbul akibat bencana alam, segala
perongkosannya menjadi beban Kontraktor.
d. Kebakaran-kebakaran yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor.
e. Sehubungan dengan butir –butir diatas pada Kontraktor diwajibkan
menyediakan alat pemadam kebakaran jenis ABC (segala jenis api), pasir dalam
bak kayu, galah – galah secukupnya serta pemeliharaannya.
f. Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya.
g. Sejauh tidak disebutkan dalam Spesifikasi Teknik ini maka Kontraktor harus
mengikuti semua ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan
/Instansi Pemerintah C.Q. Undang – undang Kesehatan Kerja dan lain
sebagainya termasuk semua perubahan – perubahan yang hingga kini tetap
berlaku.

16. Kegiatan Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi


Berdasarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2014
tentang Pedoman Sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum telah mengaturmengenai SMK3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum, tugas, tanggungjawab dan wewenang serta biaya
penyelenggara SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, namun demikian
belum mengatur mengenai rincian kegiatan penyelenggara SMK3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum yang mencakup:

1. Penyiapan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K);


2. Sosialisasi dan Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
3. Alat Pelindung Kerja;
4. Alat Pelindung diri;
5. Asuransi dan perijinan;
6. Personil K3;
7. Fasilitas sarana kesehatan;
8. Rambu-rambu dan

20
9. Lain-lain terkait pengendalian risiko K3;

17. Lain-Lain
Pekerjaan dibawah ini tidak termasuk dalam Kontrak tetapi merupakan
pekerjaan yang menjadi kewajiban penyedia jasa untuk melaksanakan atau
mengerjakan.
1. Papan Proyek
a. Penyedia jasa harus membuat, memasang dan memelihara minimal
2(dua) buah papan proyek. Papan tanda proyek harus menunjukkan dan
memuat nama pengguna jasa pekerjaan / proyek dan nama penyedia
jasanya, nama proyek disertai perkiraan jumlah hari pelaksanaan.
b. Lokasi pemasangan ditunjukkan oleh Direksi dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan. Jika pekerjaan telah
selesai dan telah diserahterimakan, maka papan nama proyek harus
dicabut oleh penyedia jasa.
2. Jamuan Tamu
Jamuan Tamu yang meninjau atau memeriksa pekerjaan dalam batas yang
wajar
3. Semua pekerjaan yang telah disebutkan dalam spesifikasi, tetapi tidak
termasuk dalam daftar harga satuan pekerjaan (unit price) dalam Daftar
Kuantitas (Bill of Quantities), maka harus dilaksanakan oleh penyedia jasa.

B. SYARAT-SYARAT KHUSUS

1. Mobilisasi
1.1 Mobilisasi peralatan, bahan maupun tenaga kerja ke lokasi proyek. Pelaksanaan
harus sudah bisa memperhitungkan semua biaya yang diperlukan dalam
rangkaian kegiatan untuk mendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti
bila pekerjaan telah selesai.
1.2 Penyedia Jasa harus melakukan mobilisasi personil sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut :

21
a. Mobilisasi Personil Penyedia Jasa yang memenuhi jaminan kualifikasi
(sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya (pembangunan, pemeliharaan
berkala, atau pemeliharaan rutin)
b. Peyedia Jasa harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari
kebutuhan tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu
memberikan pelatihan yang memadai
1.3 Mobilisasi Fasilitas dan Peralatan
Penyedia Jasa harus memobilisasi fasilitas dan peralatan sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Jika diperlukan, maka menyediakan sebidang lahan yang diperlukan untuk
basecamp/ kantor direksi pelaksanaan pekerjaan di sekitar lokasi proyek,
Kantor Direksi dalam paket kontrak ini adalah suatu bangunan untuk
keperluan Direksi dilapangan, dilengkapi dengan fasilitas penerangan yang
cukup dan air bersih (bila diperlukan). Kantor Direksi dilengkapi dengan
data-data tentang pekerjaan /proyek, seperti : buku tamu, buku laporan
harian dan lain-lain. Untuk menunjang kelancaran pekerjaan Direksi maka
kontraktor harus mengadakan barang dan perlengkapan kantor yang akan
dipergunakan oleh Direksi dan barang perlengkapan tersebut akan
dipergunakan oleh Direksi selama masa kontrak, akan menjadi milik proyek
setelah selesai pekerjaan. Penempatan dan pembuatan base camp dilakukan
sekaligus serta pembuatan kantor lapangan didekat lokasi pekerjaan.
b. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan di
mana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.

2. Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa
pada saat akhir Kontrak termasuk pemindahan dan pembongkaran semua
instalasi, peralatan dan perlengkapan serta semua bahan-bahan lebihan, dan
pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum
pekerjaan dimulai.

22
3. Pembersihan Lapangan
Pemborong harus membersihkan lapangan kerja untuk saluran dan bangunan
yang ada dan semua tumbuhan dan bamboo, termasuk pohon-pohon.
Pemborong harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan
tanah dan dipadatkan kemudian membuang dari tempat pekerjaan semua
bahan-bahan hasil pembersihan lapangan.

4. Pekerjaan Tanah
4.1. GALIAN
a. Umum
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan
menurut ukuran ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau
menurut ukuran dan ketinggian lain, yang mungkin akan diperintahkan
oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan
ketinggian tanah, atau jarak harus ditunjukkan kepada Direksi lebih
dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang
dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah tinggi
“permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum
pekerjaan tanah dimulai.

b. Galian Tanah Tenaga Manusia


Luasnya daerah penggalian dengan menggunakan tenaga manusia
ditentukan oleh direksi setelah mengukur bentuk profil luasan yang harus
dikerjakan, dengan menggunakan alat bantu seerti Cangkul, Skop.

c. Galian Untuk bangunan


Penggalian tanah untuk bangunan termasuk pekerjaan galian dari semua
tanah, kerikil, dan batuan kasar harus dilaksanakan dengan cara yang
paling aman hingga mencapai elevasi yang disetujui Konsultan Supervisi
dan Mengetahui Direksi. Kecuali ditunjukan dengan jelas pada gambar

23
atau telah ditetapkan. Pekerjaan galian tanah untuk bangunan harus
dilaksanakan dengan kemiringan dan dimensi sebagai berikut :

Bangunan di atas tanah


Uraian
biasa
Kemiringan Galian 1 V : 1.5 H
Jarak datar dari tepi pondasi 0.50 m
Lebar berm pada saat ketinggian 3 m 1.00 m

Selama pelaksanaan pekerjaan ada kemungkinan dirubah oleh Konsultan


Supervisi dan Direksi pekerjaan bilamana dianggap perlu atau diinginkan
untuk mengubah kemiringan galian atau dimensi galian dari ketentuan
yang telah ditetapkan, setiap penambahan ataupun pengurangan dari
total volume galian sebagai akibat dari perubahan tersebut akan
diperhitungkan dalam pembayaran dasar dan kemiringan tepi galian
dimana konstruksi akan ditempatkan/harus diselesaikan dengan rapih
dan teliti dengan ukuran-ukuran yang tepat seperti yang ditetapkan
dalam gambar atau ditetapkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi, dan
permukaan dasar galian disiapkan sedemikian rupa, dibasahi dan
dipadatkan atau digilas dengan alat yang cocok untuk menjamin pondasi
yang kuat. Apabila terdapat material alam pada lokasi galian pondasi
yang mengganggu selama pelaksanaan penggalian, maka hal tersebut
harus dipadatkan ditempat atau disingkirkan atau diganti dengan tanah
timbunan yang sesuai atau beton atas biaya penyedia jasa. Pekerjaan
galian tanah untuk bangunan akan diukur sebagai dasar pembayaran
hingga mencapai elevasi yang diperlihatkan dalam gambar atau bila tidak
diperlihatkan dalam gambar sampai mencapai garis elevasi sesuai dengan
syarat-syarat yang disebutkan disini, dengan tidak mengindahkan
banyaknya galian yang sesungguhnya dilaksanakan. Dasar perhitungan
volume untuk pembayaran akan dihitung sampai mencapai elevasi yang
disebutkan, dan tidak ada pembayaran akan diperhitungkan untuk
penggalian dan pembersihan dari material di luar dimensi / ukuran yang

24
disebutkan, kecuali penggalian dan pembersihan tersebut ditetapkan
oleh Konsultan Supervisi dan Direksi .
Luasnya penggalian harus sekecil mungkin menurut Konsultan Supervisi
dan Direksi , untuk pekerjaan bangunan. Penggalian dimulai dari muka
tanah dengan harus mengambil lebar yang cukup sesuai gambar atau
ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi dan Direksi. Perbaikan /
pembangunan saluran terbuka dan saluran tertutup (pipa) harus dibatasi
panjangnya dan harus mendapat persetujuan Direksi lebih dahulu secara
tertulis. Kecuali persetujuan secara nyata dari Konsultan Supervisi dan
Direksi, pekerjaan pada setiap panjang yang sudah disetujui harus
diselesaikan dan memuaskan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi,
sebelum pekerjaan selanjutnya dimulai.

4.2. a. Timbunan Tanah Kembali


Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah kembali dari hasil
galian adalah kegiatan penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di
belakang bangunan dengan mempergunakan bahan timbunan dari hasil
galian yang secara spesifikasi teknis bahan tersebut dapat dipertanggung
jawabkan. Penimbunan dan pemadatan tanah isian di bangunan boleh
dilakukan secara hati-hati dengan menggunakan alat yang diijinkan oleh
Direksi. Penimbunan dilaksanakan secara lapis berlapis dengan ketebalan
hamper sesuai dengan spesifikasi alat yang digunakan. Bila tidak ada
instruksi lain dari Direksi maka Penyedia Jasa wajib menggunakan tanah
hasil galian untuk penimbunan tanag isian. Bila material tanah hasil
galian bangunan tidak cukup maka kontraktor diperbolehkan
menggunakan material timbunan dari luar (borrow area) atas ijin Direksi.

5. Pekerjaan Beton
Semua pekerjaan beton yang akan dilaksanakan akan mengacu pada Spesifikasi
Teknis ini, Dokumen Kendali Mutu, dan Gambar Kerja yang Disetujui oleh Direksi.
Semua pekerjaan beton harus melalui persetujuan dari Konsultan Supervisi dan
Direksi. Tidak lebih dari 2 (dua) bulan setelah pengadaan peralatan seperti

25
concrete mixer dan concrete vibrator untuk pelaksanaan beton, Penyedia Jasa
harus mengirim Diagram Alir, Gambar dan Rencana Kerja untuk pekerjaan dan
penempatan beton / mortar dengan mengacu pada Dokumen ini. Apabila
spesifikasi peralatan yang akan dipergunakan pada pelaksanaan pekerjaan di
lapangan tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi, maka Penyedia Jasa harus memberikan alternatif jenis peralatan atau
metode kerja yang menghasilkan produk yang setara dengan yang diusulkan oleh
pihak Direksi. Penyedia Jasa tidak akan menuntut biaya tambahan lebih yang
diakibatkan oleh kegiatan pelaksanaan pencampuran, transportasi dan
penempatan beton sebagai dikehendaki oleh Spesifikasi ini.

5.1. Bahan-Bahan
a. Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus mempunyai mutu
setara Semen Portland, atau type lain yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi. Dalam satu campuran , hanya satu merk semen
portland yang boleh digunakan, kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Jika di dalam satu proyek digunakan lebih dari satu merk semen, maka
Penyedia jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai
dengan merk semen yang digunakan.

b. Aggregat
a) Ketentuan Agradasi Agregat
- Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang
diberikan, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut
harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan.
- Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat
terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan
atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya
dimana beton harus dicor.

26
b) Sifat-sifat Agregat
- Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral, atau dari pengayakan dan pencucian (jika
perlu) kerikil dan pasir sungai.
- Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya bila
contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur yang
berhubungan.

c. Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak,
garam, asam, basa, gula atau organis. Air harus diuji sesuai dengan; dan
harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6817-2002 Air yang diketahui
dapat diminum dapat digunakan. Jika timbul keraguan atas mutu air
yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan,
maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen
dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air
suling. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan mortar dengan
air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan
mortar dengan air suling pada periode perawatan yang sama.

d. Bahan Tambah Kimia (Admixture)


Pemakaian bahan tambah kimia harus terlebih dahulu mendapat ijin PPK,
dan bahan tambah yang korosif tidak boleh digunakan:
1) Air-entraining admixtures, harus sesuai dengan ASTM C260 atau JIS
A6204.
2) Water reducing admixtures, harus sesuai ASTM C260 atau JIS A6204.
Pemakaian bahan tambah kimia : air-entraining, water reducing, super
plasticizer, set accelerator, retarder dan sebagainya akan diperintahkan
oleh PPK sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di tempat pekerjaan,
Penyedia harus menyediakan dan memakai bahan tambah atas beban

27
biaya sendiri. Bila PPK memerintahkan pemakaian bahan tambah dalam
uji coba campuran beton, Penyedia wajib melaksanakan dengan biaya
sendiri

5.2 Persyaratan Kerja


a. Uji Coba Campuran dan Proporsi Campuran
Sesudah usulan penggunaan semen, agregat dan air untuk campuran beton
disetujui PPK, Penyedia wajib membuat dan melakukan uji-coba campuran
beton untuk semua tipe beton yang akan dipakai di pekerjaan sebelum
pekerjaan beton dilaksanakan.
Uji coba campuran juga dimaksudkan untuk menunjukkan : kemudahan
pengerjaan beton dan tidak terjadinya proses segregasi selama
pengangkutan beton, kandungan semen yang minimum tetapi menghasilkan
beton dengan kuattekan sesuai rencana, kemudahan dalam pengerjaan
serta daya tahan beton yang baik.
Penyedia wajib menyerahkan data hasil uji coba campuran termasuk
proporsi campuran dan kuat tekan beton dengan umur 7 hari, 14 hari, dan
28 hari kepada PPK untuk dikaji dan disetujui.
Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis
mengenai rencana pelaksanaan pencampuran atau pengecoran setiap jenis
beton untuk mendapatkan persetujuannya paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal pelaksanaan, seperti yang disyaratkan disertai dengan metode
pengecoran, kapasitas peralatan yang digunakan, tanggung jawab personil
dan jadwal pelaksanaannya

b. Cetakan beton
Jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka acuan dari tanah harus dibentuk
dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara
manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas
harus dibuang sebelum pengecoran beton.
Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan membentuk
beton sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat dari kayu, besi atau

28
bahan lainnya yang cukup kuat sesuai dengan ukuran–ukuran yang ada di
dalam gambar.
Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat sendiri
adukan beton, penggetaran beton, beban konstruksi, angin dan tekanan
lainnya dengan tidak berubah bentuk.
Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar cetakan
sesuai dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan, walaupun demikian penyerahan
tersebut kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui, tidak mengurangi
tanggung jawab Kontraktor bagi keberhasilannya.
Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus bebas dari
sampah, paku, alur–alur, belahan, atau cacat–cacat lainnya. Mengisicelah–
celah sambungan cetakan beton harus berhati–hati dan dilaksanakan
sedemikian rupa agar sanggup mengembang dibawah pengaruh kelembaban
beton tanpa menimbulkan perubahan bentuk cetakan, celah–celah harus
diisi secukupnya untuk mencegah hilangnya air semen. Bagaimanapun
penggunaan kertas dengan tegas dilarang.
Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan, pembuangan
air dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat sedemikian rupa hingga
dapat dengan mudah ditutup sebelum pengecoran dimulai.
Sebelum pengecoran beton semua baut–baut harus dipasang pada posisinya,
semua yang diperlukan dan alat–alat lain untuk menutup lubang harus
dipasang pada cetakan. Tidak diperbolehkan membuat lubang didalam
beton tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.
Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga cetakan tidak diijinkan
dilakukan pada dinding beton yang akan tampak.
Lubang–bekas ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah cetakan
dibongkar.
Jika batangan logam digunakan untuk menyangga cetakan ujungnya tidak
boleh kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang terbentuk. Semua
permukaan cetakan yang menempel dengan beton harus dilumasi dengan oli
untuk memastikan bahwa cetakan dapat dibuka dengan mudah.

29
Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan dipasang dan
harus berhati–hati mencegah pelumas jangan sampai mengenai besi
tulangan. Sebelum pengecoran dan pembesian semua celah–celah cetakan
yang telah diisi dengan dempul harus dibersihkan dan dikeringkan. Bila
cetakan beton dibuat dan siap untuk pengecoran maka harus diperiksa oleh
Direksi Pekerjaan. Tidak diperkenankan mengecor bila cetakan belum
disetujui Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan sekurang-
kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum cetakan siap untuk diperiksa.
c. Pencampuran Beton
Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan bahan
additive bila diperlukan, dicampurkan bersama – sama dan digunakan untuk
menghasilkan kekuatan yang diharapkan.
Beton diklasifikasikan berdasarkan tekanan pada 7 hari dan umur 28 hari
dengan ukuran maksimum agregat dan dibuat mengikuti tabel di bawah ini :

Kuat Kuat Perkiraan


Ukuran Nilai faktor
tekan tekan kebutuhan
agregat air semen
Tipe beton umur 7 umur 28 semen
maksimum maksimum
hari hari (kg/m3)
( mm ) (%)
(kg/cm2) (kg/cm2)

A fc’ = 22,5, 330 (350)


147 225 40 (20) 50
Mpa (K-225)

B fc’ = 15 Mpa 310


114 175 40 50
(K-175)

c. Penakaran
Penyedia Jasa harus menyediakan alat penakar yang disetujui Direksi
Pekerjaan dan harus memelihara serta mengoperasikan peralatan seperti
yang diperlukan agar secara tepat mengontrol dan menentukan jumlah dari
masing–masing bahan yang dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak 1 (satu) hingga 5
(lima) meter kubik atau lebih per jam secara keseluruhan dengan
mencampurkan agregat, semen, bahan additive (bila perlu), dan air menjadi
suatu campuran yang merata tanpa pemisahan–pemisahan. Juga mampu

30
mengimbangi perubahan–perubahan kadar air dari agregat, serta merubah
berat material–material yang ikut tercakup.
Jumlah masing–masing bahan yang membentuk beton tersebut dapat
ditentukan dengan timbangan kecuali jumlah air yang diukur dengan
takaran. Meskipun demikian material beton dapat juga diukur secara
volume, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa juga harus menyediakan penguji berat yang standar dan
peralatan lain yang diperlukan untuk mengecek operasi dan tiap – tiap skala
pengukuran pengaduk tersebut, serta melakukan pengujian periodik
terhadap perubahan harga pengukuran dalam pekerjaan–pekerjaan adukan

d. Mesin Pengaduk Beton


Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk yang berpenakar dalam
waktu yang tidak lebih dari satu setengah menit, kecuali sejumlah air yang
diperlukan sudah ada dalam alat pengaduk tersebut.
Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat waktu
pencampuran terlampaui. Waktu pencampuran adukan yang volumenya lebih
besar dari 0,75 m3 harus ditambah seperempat menit pada setiap
penambahan 0,5 m3.
Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi kapasitas
maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang dianjurkan pabrik
pembuatnya. Alat tersebut dapat menghasilkan beton dengan kekentalan dan
warna yang merata secara menerus dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum melakukan
pekerjaan. Pencampuran pertama setelah pembersihan, tidak boleh digunakan
dalam pekerjaan. Blades penumbuk yang ada dalam alat pencampur perlu
diganti bila telah aus menjadi 2 cm.

e. Mencampur Beton dengan Tenaga manusia


Pekerjaan mencampur beton dengan manual tidak diijinkan kecuali jika
situasi tidak memungkinkan untuk menggunakan mesin pencampur setelah
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

31
Dalam keadaan seperti itu, beton harus diaduk dengan tangan, sedekat
mungkin ke lokasi dimana beton akan ditempatkan. Harus dilakukan dibak
pengaduk yang bersih dan kedap air. Jika bak dibuat dari kayu, maka sela–sela
kayu harus ditutup agar tidak ada kehilangan air dari adukan.
Semua agregat dan semen harus diaduk–aduk dalam keadaan kering sekurang–
kurangnya 3 kali. Kemudian air ditambahkan berangsurangsur dipuncak
adukan, selanjutnya agregat kembali diaduk dalam keadaan basah, sekurang–
kurangnya 3 (tiga) kali sebelum adukan diangkat ketempat pengecoran

5.3 Pelaksanaan Pengecoran


Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis
paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan
pengecoran beton jika pengecoran beton telah ditunda lebih dari 6 jam
(final setting).
Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan
tanggal serta waktu pencampuran beton. Direksi Pekerjaan akan memberi
tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan,
tulangan dan mengeluarkan persetujuan tertulis untuk memulai
pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia Jasa tidak
boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi Pekerjaan.
Walaupun persetujuan untuk memulai pengecoran sudah diterbitkan,
pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan jika Direksi Pekerjaan atau
wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan
pengecoran secara keseluruhan.
Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air
atau diolesi pelumas di sisi dalamnya yang tidak meninggalkan bekas.
Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga penempatan dan
penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya pemisahan butiran.
Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu, berurutan
mulai dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat menyatu dengan lapisan
dibawahnya, adukan beton digetar dari lapisan bawah dengan alat
penggetar (vibrator).

32
Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi tulangan
dan bagian – bagian yang ditanam, cetakan dan perancah belum diperiksa
dan disetujui Direksi Pekerjaan secara tertulis.
Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai terjadi
pemisahan butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar cetakan cukup
rapat, dicor terlebih dahulu lapisan selimut beton setebal 3 cm, dengan
spesi yang sama dengan yang dibutuhkan oleh beton diatasnya.
Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari yang
ditentukan oleh Direksi, kelebihan ini harus segera dibuang. Semua
pengecoran harus selesai dalam waktu 60 menit telah keluar dari mesin
pengaduk, kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi.
Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika ditentukan atau
disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul selama pengecoran harus segera
dibuang. Beton jangan dicor diatas beton lain yang baru saja dicor selama
lebih dari 30 menit, kecuali jika ada konstruksi sambungan yang akan
ditentukan kemudian.
Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harus
ditempatkan pada posisi yang benar secara vertikal maupun horizontal,
dengan permukaan dibuat kasar atau bergerigi untuk menahan gesekan dan
membentuk ikatan sambungan beton berikutnya, seperti yang diinginkan
oleh Direksi Pekerjaan .
Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat kasar atau
disambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan beton harus tetap
lembab dan dilindungi dengan mortel semen (perbandingan berat) 1 : 2
setebal 1 cm.
Beton harus dicor pada posisi dan urutan – urutan seperti yang ditunjukkan
dalam gambar, atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan. Beton yang dicor
ditempatkan langsung pada cetakannya sedemikian rupa untuk menghindari
pemisahan butiran dan penggeseran tulangan beton, acuan, atau bagian –
bagian yang tertanam, serta membentuk lapisan – lapisan yang tidak lebih
tebal dari 40 cm padat.
Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai sambungan ditentukan
pada gambar atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.

33
Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan kereta dorong
lebih tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh Direksi Pekerjaan untuk
menjatuhkan ketempat penampungan sementara dan kemudian diambil lagi
dengan sekop sebelum dicorkan.
Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan sebelumnya
atau mengikuti petunjuk Direksi dan harus dikerjakan secara menerus
sampai dengan selesai. Bila perlu Penyedia Jasa harus bekerja lembur untuk
mencapai target tersebut.

5.4 Mengangkut, Menempatkan Dan Memadatkan Beton


Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai ditempat
penuangan, beton masih merupakan mutu yang ditentukan oleh kekentalan
yang memenuhi, dan tidak terjadi penambahan atau pengurangan apapun
sejak meninggalkan tempat adukan. Penyedia jasa harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Mengetahui Direksi atas
pengaturan yang direncanakan, sebelum pekerjaan pembetonan dimulai.
Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1.50
m, ketebalan beton dalam tuangan tidak boleh lebih dari 1,0 m untuk satu
kali pengecoran. Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai
ketempat sambungan cor yang direncanakan sebelumnya. Penyedia jasa
harus mengingat pemadatan dari beton adalah pekerjaan yang penting
dengan tujuan untuk menghasilkan beton rapat air dengan kepadatan
maximum. Pemadatan harus dibantu dengan penggetar mekanis dari dalam
atau dari luar acuan yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang
cocok untuk menjamin kepadatan yang tepat dan memadai. Lama
penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segresi pada hasil pemadatan
yang diperlukan.

5.5 Sambungan Pelaksanaan


Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus
diserahkan kepada Konsultan Supervisi dan Direksi untuk mendapat
persetujuan sebelum mulai dengan pengecoran. Tempat sambungan harus

34
ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengaruh dari penyusutan dan suhu
sangat diperkecil. Dimana pekerjaan beton panjang atau luas dan menurut
Konsultan Supervisi dan Direksi pelaksanaannya lebih praktis, maka
Penyedia Jasa harus mengatur rencana pelaksanaan sedemikian rupa,
sehingga sebelum beton baru dicorkan menyambung yang lama, beton
sudah berumur 4 minggu. Sambungan cor harus rapat air, dan harus
dibentuk dalam garis-garis lurus dengan acuan yang kaku tegak lurus pada
garis tegangan pokok dan sejauh mungkin dapat dilaksanakan, pada tempat
gaya lintang/geser yang terkecil. Sambungan itu merupakan jenis
pertemuan biasa, kecuali jika jenis lain dikehendaki oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi. Sebelum yang baru dicor disamping beton yang sudah
mengeras, beton yang lama harus dibersihkan dari batuan diatas seluruh
penampangnya dan meninggalkan permukaan kasar yang bersih serta bebas
dari buih semen. Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada satu kali
pengecoran harus tidak lebih dari 1,0 m dan ukuran mendatar harus tidak
lebih dari 7 m, meskipun tanpa adanya persetujuan lebih dahulu dari
Konsultan Supervisi dan Mengtahui Direksi.

5.6 Pekerjaan Akhir


a. Pembongkaran cetakan
 Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom
yang tipis dan bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah
pengecoran beton tanpa mengabaikan perawatan. Acuan yang
ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau
bangunan busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian kuat tekan
beton menunjukkan paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan
beton.
 Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk

35
pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok pengarah
(parapet), dan permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar
dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih
dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca dan tanpa mengabaikan
perawatan.

b. Perawatan Beton
Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan
dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton
harus dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin
dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang
ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada
semen dan pengerasan beton.
Pekerjaan perawatan harus segera dimulai setelah beton mulai
mengeras (sebelum terjadi retak susut basah) dengan menyelimutinya
dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air
ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 7 hari. Semua
bahan perawatan atau lembaran bahan penyerap air harus menempel
pada permukaan yang dirawat.
Jika acuan kayu tidak dibongkar maka acuan tersebut harus
dipertahankan dalam kondisi basah sampai acuan dibongkar, untuk
mencegah terbukanya sambungan-sambungan dan pengeringan beton.
Permukaan beton yang digunakan langsung sebagai lapis aus harus
dirawat setelah permukaannya mulai mengeras (sebelum terjadi retak
susut basah) dengan ditutupi oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm
paling sedikit selama 21 hari.
Beton semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi, harus
dibasahi sampai kuat tekannya mencapai 70 % dari kekuatan rancangan
beton berumur 28 hari.

6. PEMBESIAN
6.1 Umum

36
Tulangan besi untuk beton harus batang besi yang bulat , digilas panas,
sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03 atau standar lain yang setara atau yang
lebih tinggi yang disetujui oleh pihak Konsultan Supervisi dan Mengetahui
Direksi, dan harus memenuhi ketentuan standar serta ketentuan-ketentuan
dibawah ini :

Uraian Besi Polos Besi Ulir


Kekuatan Tarik, kg/mm2 29 – 53 49 – 63
Titik Leleh, kg/mm2 24 atau lebih 30 atau lebih
Penambahan panjang, % 20 atau lebih 14 atau lebih

Untuk tulangan dengan diameter lebih kecil atau sama dengan 10 mm (dia ≤
10 mm) digunakan besi polos, untuk diameter lebih besar dari 10 mm (dia >
10 mm) digunakan besi ulir. Diameter rata-rata dari tulangan yang dipilih
dari setiap contoh kiriman dengan ukuran yang sama tidak boleh lebih kecil
2 (dua) % dari diameter yang ditentukan. Tulangan-tulangan harus bebas
dari sisik, minyak, kotoran dan kerusakan-kerusakan struktur.

Untuk tiap pengiriman batang besi tulangan yang diserahkan ke tempat


pekerjaan, penyedia jasa harus menyediakan untuk Konsultan Supervisi dan
Direksi suatu hasil pemeriksaan dari laboratorium. Untuk tiap kiriman
tulang anyaman besi yang dikirim ke tempat pekerjaan, penyedia jasa harus
menyerahkan kepada Direksi satu kutipan yang diakui dari catatan-catatan
pemeriksaan dan pengujiannya yang berhubungan dengan pemuatan-
pemuatan dari mana kiriman itu dibuat.

Penyedia jasa harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan,


jika dibutuhkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi. Batang-batang besi
yang telah bengkok, tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan lagi untuk
dipakai tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan Mengetahui Direksi.
Tulangan besi harus disimpan jauh dari tanah yang diganjal untuk mencegah
perubahan bentuknya.

37
6.2 Penempatan Tulangan
Tulangan harus dipasang dan dikuatkan dalam posisi yang pasti / tetap
sesuai yang ditunjukan dalam gambar dan tidak berubah pada posisinya
didalam cetakan tanpa pergeseran selama proses penggetaran, pengisian
dan penumbukan beton ditempat. Semua ujung yang bebas dari tulangan
bulat yang licin harus dibuat kait sebagaimana ditunjukan dalam gambar
atau menurut petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Penyedia
jasa harus menyediakan semua ganjal pengatur jarak yang diperlukan atas
biayannya sendiri untuk memelihara tulangan beton dalam posisi yang
tepat. Setiap pengikat, sambungan, atau sambungan sengkang tulangan
harus kencang sehingga tulangan-tulangan benar-benar kokoh. Sebelah
dalam bagian-bagian yang melengkung harus bersentuhan langsung dengan
tulangan-tulangan disekitar mana akan tercapai kekuatan yang baik.
Tulangan-tulangan harus diikat bersama-sama dengan menggunakan kawat
besi hitam yang harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisi
dan Mengetahui Direksi Pekerjaan, dan pengikat harus dililit kuat-kuat
dengan tang. Ujung kawat ikat yang bebas harus dilipat kedalam. Jika
tulangan beton telah dipasang dan telah siap untuk dilakukan pengecoran,
maka harus diperiksa dulu oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan
dan tidak boleh dilakukan pengecoran sampai tulangan beton mendapat
persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Mengetahui Direksi. Penyedia jasa
harus melaporkan kepada Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan
selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam sebelumnya, untuk meminta
dilakukan pemeriksaan atas penulangan yang telah disiapkan.

6.3 Penyiapan Gambar Tulangan Beton


Penyedia Jasa atas biayanya sendiri harus menyiapkan semua gambar detail
tulangan beton berdasakan gambar-gambar yang diberikan oleh pemberi
tugas. Gambar-gambar tulangan beton ini harus meliputi gambar
penempatan tulang, gambar pembengkokan tulangan, daftar besi dan
gambar-gambar penulangan lainnya yang mungkin diperlukan untuk
memudahkan pembuatan dan pemasangan besi tulangan. Semua gambar

38
penulangan yang direncanaan oleh Kontrator harus diajukan kepada
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan.

6.4 Sambungan Tulangan Beton


Jika dianggap perlu untuk menyambung batang tulangan pada titik-titik
lain dari pada yang diperlihatkan dalam gambar, posisi dan metode
penyambungan harus ditetapkan berdasarkan perhitungan kekuatan dan
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

Dalam hal sambungan lewatan, panjang lewatan harus memenuhi ketentuan


gambar atau tabel di bawah ini :

Diameter Tulangan
10 12 16 19 22 25 28 32
(mm)
Panjang sambungan
60 60 60 65 75 85 95 100
lewatan min. (cm)

Batang tulangan harus diikat pada beberapa tempat di atas sambungan


lewatan dengan menggunakan kawat besi pengikat dengan diameter 0.9
milimeter atau pengikat yang cocok. Untuk sambungan lewatan, diperlukan
kait pada batang tulangan polos dan kait tidak diperlukan pada batang
tulangan yang berulir.

6.5 Daftar Bengkokan


Penyedia jasa harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan
dalam gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan tulangan yang tepat untuk
dipakai dalam pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh
Direksi kepada Penyedia Jasa harus diperiksa dan diteliti. Tulangan besi
harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan
bengkokan atau kerusakan lainya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin
oleh tukang yang berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm atau
lebih harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok yang direncanakan
untuk itu dan Disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkok harus sesuai

39
dengan Standar Nasional Indonesia SKSNI T-15-1991-03 kecuali jika
ditentukan lain, atau diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi.
Bentuk-bentuk tulangan besi harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak
boleh menyambung tulang tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan
Mengetahui Direksi.

6.7 Pemasangan
Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan
ukuran/dimensi yang ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah
disepakati. Besi tulangan harus dipasang pada lokasi dan posisi yang tepat
sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada cetakan beton.
Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain
sebagai suatu rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah
bentuk dan diikat dengan kuat pada cetakan dengan posisi yang tepat dan
tidak mudah bergeser selama proses penuangan dan pemadatan beton.
Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan
beton, tidak diijinkan mencuat keluar permukaan beton.
Penyedia jasa harus menempatkan dan memasang tulangan besi dengan
tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus
ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada waktu
pengecoran beton.
Batu tahu untuk membentuk selimut beton, dibuat dari beton pra-cetak
dengan kuat desak tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang, dengan
tebal sesuai dengan desain tebal selimut beton diikat kuat pada cetakan
dengan kawat dan disiram air sesaat sebelum beton dituang.
Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan harus
dibersihkan dari material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton
hasil pengecoran sebelumnya yang menempel/mengeras dan bahan lainnya
yang dapat melemahkan ikatan dengan beton.
Penyedia wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum
pelaksanaan penuangan beton, kepada PPK untuk melakukan pemeriksaan

40
kesiapan pelaksanaan secara menyeluruh dan memberi persetujuan bila
semuanya sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi.

6.7 Pengukuran Dan Pembayaran


Kecuali untuk beton pracetak, besi tulangan diukur dalam satuan berat ton
untuk setiap jenis/tipe besi tulangan bulat-polos atau bulat-ulir,
berdasarkan berat yang dihitung untuk besi tulangan dengan ukuran
diameter dan panjang yang ditunjukkan dalam daftar dan gambar
pembesian/penulangan yang disetujui PPK.
Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar
pembayaran, ketentuan berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan
JIS G3112 harus diikuti sbb:
Besi Bulat-Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31

Besi Bulat-Polos
Diameter (mm) 8 10 12 16 19 22 25 28 32
Berat (kg/m) 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31

Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar di atas,
PPK akan menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di lokasi pekerjaan
berdasarkan ketentuan dalam standar SNI atau JIS.

Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit,


pengikat dan keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada
cetakan, tidak diperhitungkan dalam pembayaran. Besi tulangan untuk
overlap sambungan yang dinyatakan dalam gambar atau yang diperintahkan
oleh Engineer akan diperhitungkan dalam pembayaran.

Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga


satuan yang ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk masing-masing tipe besi bulat-ulir dan besi bulat-polos. Harga satuan
tersebut sudah termasuk biaya dan ongkos untuk pekerja, peralatan,

41
material, alat penyediaan, pemasangan dan penyetelan besi tulangan dan
semua pekerjaan pendukung yang disebut dalam Spesifikasi ini.

7. PEKERJAAN BEKISTING
Bekisting harus dipergunakan apabila diperlukan, untuk menjaga agar beton dan
bentuknya sesuai dengan yang diinginkan. Bekisting terbuat dari kayu, besi atau
bahan material yang memadai dan telah disetujui yang mana harus cukup kuat,
dan dapat memenuhi syarat bentuk, garis dan dimensi yang sesuai dengan
gambar. Bentuk bekisting harus memiliki penguat dan penopang agar dapat
menahan tekanan yang dihasilkan akibat pemasangan dan pengadukan beton,
beban konstruksi, angin dan gaya lainnya tanpa mengalami deformasi/melendut.
Kontraktor harus menyerahkan lampiran mengenai segala informasi mengenai hal
diatas untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Mengetahui
Direksi sebelum memulai perkejaan. Tetapi segala kepatuhan Kontraktor atau
persetujuan yang diberikan Konsultan Supervisi dan Mengetahui Direksi kepada
Kontraktor tidak melepaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap keberhasilan
pekerjaan.
Permukaan bekisting yang akan bersentuhan dengan beton harus bebas dari bahan
luar yang menempel, paku dan sejenisnya, alur, batu-batuan kecil dan bahan
gangguan lainnya. Pertemuan pada bekisting harus disambung dengan hati-hati
dan diatur sehingga dapat mengembang dan menyesuaikan apabila terjadi
pengembangan pada beton tanpa menyebabkan terjadinya deformasi. Celah pad
bekisting harus diisi dengan dempul kaca dan bekisting harus tidak tembus air
untuk menjaga agar tidak keluarnya air dari beton. Tetapi penggunaan alumunium
foil tidak diijinkan.
Pembukaan (jika diperlukan) pada pengecekan bagian dalam bentuk dan
pemindahan air yang dipergunakan untuk pencucian akan diijinkan sehingga
bentuk dapat dibuka dengan mudah sebelum pengecoran beton.
Sebelum pengecoran beton, semua baut dan sejenisnya harus tepat pada
posisinya, dan alat-alat lain yang diperlukan untuk menutup lubang, membuka dan
lain-lain, harus terpasang baik.

42
Permukaan semua bekisting yang akan menempel pada beton harus dirawat
dengan minyak pelumas tanpa noda yang Disetujui oleh Direksi. Pelumas harus
digunakan pada bekisting sebelum pemasangan dari penulangan dan cara
pelaksanaan harus diperhatikan dengan baik agar tulangan tidak bersentuhan
dengan pelumas. Sebelum memasukkan beton dan penggunaan pelumas, semua
lapisan dalam bekisting harus sudah benar-benar bersih dan dibasahi.
Ketika bekisting dibuat dan disiapkan untuk pelaksanaan, maka Konsultan
Supervisi dan Direksi akan melakukan pemeriksaan dan tidak ada beton yang boleh
dimasukkan sebelum mendapat ijin dari Konsultan Supervisi dan Mengetahui
Direksi. Untuk mencegah terjadinya keterlambatan, Kontraktor wajib
memberitahukan kepada Konsultan Supervisi dan Direksi secepatnya untuk
mendapat persetujuan agar pekerjaan dapat dilaksanankan.
Pekerjaan perancah sudah termasuk dalam pekerjaan ini, semua biaya untuk
pekerjaan perancah harus terhitung dalam perkerjaan Bekisting.

7.1 Pembongkaran Bekisting


Kontraktor harus bertanggung jawab penuh apabila terjadi kelebihan waktu pada
beton untuk mencapai kekuatan yang diijinkan sebelum bekisting dibuka.
Meskipun demikian, bekisting tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Konsultan
Supervisi dan mengetahui direksi, dan pada kasus manapun juga paling tidak
setelah tiga (3) hari waktunya lewat, baru bekisting dapat dibuka.
Sambungan pada bekisting diharuskan dibuka dengan tidak menggunakan palu
atau sejenisnya dan tanpa mengganggu posisi dan kedudukan beton

7.2 Pembobotan dan Pembayaran


Pembobotan untuk pembayaran dilakukan dalam meter persegi dari luas daerah
yang diperlukan bekisting yang sesuai dengan gambar, spesifikasi dan seperti yang
diarahkan Konsultan Supervisi dan Direksi. Perhitungan termasuk semua jenis
pekerjaan yang berhungan untuk pembuatan bekisting ataupun pekerjaan
tambahan yang menurut Konsultan Supervisi dan Direksi sangat diperlukan.
Pembayaran untuk bekisiting beton dihitung berdasarkan ketentuan diatas dalam
harga satuan per meter persegi. Harga satuan sudah termasuk biaya peralatan

43
tambahan, pekerja, material dan alat-alat konstruksi, termasuk pelumas,
penegakan dan pembongkaran bekisting, perancah dan semua pekerjaan yang
bersangkutan dengan pekerjaan ini.

8. PEKERJAAN PASANGAN
8.1. Bahan-Bahan
a. Batu
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar
seperti pasangan batu atau lapisan lindung batu, haruslah batu yang bersih
dan keras, tahan lama dan sejenis menurut persetujuan Direksi dan bersih
dari campuran besi, noda-noda, lubang-lubang, pasir, cacat atau tidak
sempurna lainnya serta memiliki spesific gravitu tidak kurang dari 2,5. Batu
tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui Konsultan Supervisi dan
mengetahui Direksi.
Pasangan batu terdiri dari batu sungai atau gunung dan setiap batu harus
mempunyai berat antara 6 kg sampai 25 kg, akan tetapi batu yang lebih
kecil dapat dipakai atas persetujuan Konsultan Supervisi dan mengetahui
Direksi. Ukuran maksimum harus memperhatikan tebal dinding, tetapi
harus memperhatikan batasan berat seperti tercantum diatas. Sebagai
contoh : sebuah batu berukuran 0.20 x 0.20 x 0.25 m3 akan mempunyai
berat kira-kira 25 kg. Pasangan batu kali menggunakan adukan 1 : 4.
Satuan pembayaran adalah m3 yang harga satuannya dibedakan antara
pekerjaan pasangan batu kali pada umumnya dan pasangan batu kali untuk
bangunan-bangunan tersier yang memerlukan tenaga kerja lebih besar
untuk mengangkut material karena lokasinya umumnya berada ditengah
sawah dan tidak bisa dimasuki kendaraan / mobil.

b. Semen Mortar
Semen yang digunakan harus Portland Cement yang telah disetuji
Direksi, baru tidak ada bagian – bagian yang membatu dan dalam zak

44
tertutup. Semen yang digunakan hanya boleh satu jenis dan merek yang
sama kecuali jika ditentukan oleh Direksi/pengawas. Tidak diijinkan
pencampuran mortar dengan cara manual (dengan tangan), Penyedia
harus menyediakan mixer bermesin untuk mencampur bahan-bahan
mortar secara mekanis dengan perbandingan berdasarkan volume.
Pencampuran mortar dilakukan hanya terbatas untuk kebutuhan sesaat
sehingga tidak ada sisa mortar yang tidak dipakai dalam waktu cukup
lama, mortar yang tidak digunakan selama 45 menit setelah dicampur air
harus dibuang dari lokasi pekerjaan.

a. Mortar untuk Pasangan Batu


Berdasarkan perbandingan semen-pasir untuk mortar, pasangan batu
dibedakan dalam 3 (tiga) tipe ialah Tipe-A, Tipe-B dan Tipe-C sbb:
Tipe Pasangan Perbandingan Semen-
Asal Batu
Batu Pasir (dalam volume)

Tipe-A 1 PC : 3 pasir quarry

Tipe-B 1 PC : 4 pasir quarry

Tipe-C 1 PC : 4 pasir bongkaran pasangan batu


lama

Pasangan batu Tipe-A dipakai pada bagian bangunan dibawah muka air
untuk menahan abrasi dan benturan dengan batu yang dibawa aliran air.
Pasangan batu Tipe-B dan Tipe-C untuk pekerjaan pasangan batu
lainnya. Penyedia wajib mendapat persetujuan dari PPK sebelum
menggunakan batu hasil pembongkaran bangunan lama untuk pasangan
batu Tipe-C.

b. Mortar untuk Siar dan Plester

Mortar untuk pekerjaan siar harus dari semen-pasir dengan perbandingan


campuran (volume) 1 PC: 2 pasir.
Mortar untuk pekerjaan plester harus dari semen-pasir dengan
perbandingan campuran (volume) 1 PC : 3 pasir.

45
c. Pasir
Pasir yang digunakan harus yang baik dan telah disetuji Direksi. Pasir
harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton ,Pasir
haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang
memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik. Pasir yang
digunakan harus kasar, tajam, bersih, bebas dari tanah liat, lumpur atau
campuran – campuran lainnya.

d. Air
Air yang dipakai untuk membuat adukan harus yang bersih dan sesuai
kebutuhan

8.2 Adukan
Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan pasangan batu harus
dibuat dari semen portland dan pasir dengan perbandingan isi 1 : 4 atau
seperti ditentukan dalam gambar untuk tiap jenis pekerjaan. (Selanjutnya
dipakai singkatan PC untuk semen portland, Ps untuk pasir (Agregat Halus),
Kr untuk kerikil, dalam kode perbandingan suatu adukan).
Air harus diberikan dalam jumlah cukup/sesuai untuk menghasilkan adukan
yang baik. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah
sedemikian rupa sehingga jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol
dan ditentukan secara tepat sesuai persetujuan Konsultan Supervisi dan
Mengetahui Direksi. Apabila menggunakan mesin pengaduk (mixer), bahan
adukan kecuali air harus dicampur lebih dahulu didalam mesin selama
paling tidak 2 menit. Pengadukan yang dilakukan dengan tangan (manual)
tidak diperbolehkan dalam pekerjaan ini kecuali seizin dengan Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Adukan harus dicampur sebanyak yang
diperlukan untuk dipakai, dan adukan yang tidak dipakai selama 30 menit
harus dibuang. Pemakaian kembali adukan tersebut tidak diperkenankan.
Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir hari kerja.

8.3 Penyimpanan Dari Bahan-Bahan

46
Semen dan pasir untuk adukan harus disimpan ditempat yang terlindung
yang bisa mempengaruhi sifat-sifat mekanik dan sifat fisik material. Dan
juga harus dilindungi dengan atap atau penutup lain yang tahan air.

8.4 Alas Dan Sambungan


Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum
dipasang dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah
tegangan utama. Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan
diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal
adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu
berimpit satu sama lainnya. Batu pasak tidak boleh disisipkan sesudah
semua batu selesai dipasang.

8.5 Sambungan Gerak Sementara


Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar, perlu diadakan
sambungan gerak sederhana pada bagian pasangan batu yang tidak
direncanakan untuk menahan air. Umumnya sambungan gerak sederhana
dibutuhkan bilamana terdapat satu penyambungan dengan bangunan lama
dan bangunan baru serta bangunan lama akan mempunyai nilai penurunan
(settlement) yang berbeda. Sambungan gerak sederhana dapat dibentuk
dengan memasang susunan batuan yang terdiri dari batuan bergradasi
(saringan kerikil atau filter) dibelakang pasangan batu pada bgian
sambungan setinggi sambungan tadi. Saringan ini harus terdiri dari batu
dan krikil terpilih dan baik. Untuk menahan longsornya saringan ini harus
diberi lapisan penutup ijuk setebal 3 cm atau geotextile membrane.

8.6 Urugan/Timbunan Kembali


Sebelum melaksanakan "Urugan/Timbunan Kembali" pada muka pasangan
batu yang tak kelihatan, pasangan batunya harus diplester kasar (berapen)
dengan adukan 1PC : 4Psr setebal 2 cm. Urugan tidak boleh dilaksanakan
sebelum mendapat persetujuan Konsultan Supervisi dan Mengatahui Direksi

47
dan bahan urugan harus pasir yang kasar dan mudah dilalui air. Kerikil yang
teratur ukurannya sehingga dapat mencegah kehilangan pasir harus
dipasang pada akhir lubang pembuang air.

8.7 Pemasangan Batu


Pasangan batu tidak boleh dikerjakan sebelum PPK menyetujui bahan
bangunan yang dipakai, gambar kerja dan metoda kerja serta penyelesaian
pekerjaan pondasi sesuai dengan ketentuan dan syarat yang ditetapkan
dalam Spesifikasi ini.
Batu yang akan dipasang, permukaannya harus disiram air sampai cukup
basah sebelum diberi mortar.
Pasangan batu harus tersusun sedemikian rupa sehingga antara batu dengan
batu terisi spesi secara homogeny, sehingga batu-batu tersebut tidak saling
berhimpitan / bersentuhan.
Penyedia harus menuang mortar dengan tebal tidak kurang dari 3 cm pada
permukaan tanah pondasi yang telah disiapkan sebelumnya dan tidak ada
genangan air. Bila ternyata pondasi tergenang air, Penyedia dengan
biayanya sendiri harus mengeringkannya dengan pompa. Permukaan tanah
pondasi harus bersih dari lumpur dan cacat/rusak akibat penempatan batu,
bila pasangan batu dikerjakan dalam kondisi yang tidak memenuhi syarat,
maka pasangan batu tersebut harus dibongkar dan dipasang kembali dengan
yang baru setelah pondasi dipersiapkan dengan baik, biaya akibat dari
kejadian ini menjadi tanggung jawab Penyedia.
Pemasangan batu untuk pekerjaan pasangan batu harus dikerjakan secara
manual/dengan tangan dan setiap batu harus sepenuhnya diselimuti mortar
sehingga seluruh rongga sambungan di antara batu terisi mortar. Batu harus
dipadatkan dengan cara dipukul dengan martil, bila pecah harus
dibersihkan untuk digunakan lagi. Bila rongga di antara batu terlalu besar,
harus diisi dengan batu-batu yang lebih kecil sebagai pasak /baji.
Pasangan batu untuk pekerjaan lining saluran, pemasangannya harus
diawali dari bawah/pondasi dan maju ke atas/tebing saluran.
Pasangan batu tegak atau miring harus diberi lubang/pipa drainasi untuk
setiap 4 (empat) m2 kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja atau

48
perintah PPK. Pemasangan pipa weep hole diatas harus mengikuti
ketentuan dan syarat dalam Spesifikasi ini.
Permukaan pasangan batu harus rata dengan toleransi tidak lebih dari 2
(dua) cm. Seluruh pekerjaan pasangan batu termasuk siar dan plester harus
dirawat dalam keadaan lembab sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi
ini Pasal C-5.2. Pekerjaan urugan kembali dikerjakan dengan
memperhatikan ketentuan dalam Spesifikasi ini Pasal B-5 setelah pasangan
batu selesai dilaksanakan dan diterima dengan baik oleh PPK.

8.8 Siaran 1:2


Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 Psr, kecuali ditentukan lain
oleh Konsultan Supervisi dan Direksi. Sebelum pekerjaan siaran dimulai
semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek sebelum
adukan mengeras (atau dibetel untuk pasangan lama). Pekerjaan siar dapat
dibagi atas :
a. Siar tenggelam (masuk kedalam + 1 cm dari permukaan batu).
b. Siar rata (rata dengan permukaan batu).
c. Siar timbul (timbul 1 cm, lebar tidak kurang 2 cm)

8.9 Plesteran 1:3


Sedapat mungkin digunakan mesin pengaduk (Concrete Mixer) dan
peralatan yang memadai. Persiapan dilakukan dengan pembersihan
permukaan – permukaan yang akan diplester dari kotoran – kotoran dan
bahan – bahan lain yang dapat merusak plesteran. Permukaan atas dari
tembok, pilar, tembok penahan tanah/pangkal bendung/pangkal jembatan
dan lain-lain atau permukaan pasangan batu yang diperlihatkan dalam
gambar atau atas perintah PPK, harus diplester dengan mortar campuran 1
PC:3 pasir dengan lebih dahulu membuang mortar di antara batu sedalam 3
cm membersihkannya dengan sikat baja.

49
8.10 Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Pasangan Batu
a. Pasangan Batu Tipe A, B dan C
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pasangan batu Tipe-A, B dan C
dilakukan dengan satuan ukuran volume dalam meter kubik (m3) yang
dihitung dari dimensi bangunan berdasarkan gambar kerja atau perintah
PPK termasuk besi tulangan, pipa dan weep hole.
Pembayaran pekerjaan pasangan batu dilakukan berdasarkan harga
satuan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah
termasuk semua biaya dan ongkos untuk pekerja, material, peralatan,
pengeringan dan semua pekerjaan pendukung yang diperlukan.
Pembayaran pekerjaan pasangan batu Tipe-C tidak termasuk harga batu.
b. Siaran
Pengukuran untuk pekerjaan siar dilakukan dengan satuan ukuran luas
dalam meter persegi (m2) yang dihitung dari luas permukaan pasangan
batu berdasarkan gambar kerja.
Pembayaran untuk pekerjaan siar dilakukan berdasarkan harga satuan
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk
semua biaya dan ongkos untuk pekerja, material, peralatan, pengeringan
dan semua pekerjaan pendukung yang diperlukan.
c. Plesteran
Pengukuran untuk pekerjaan plester dilakukan dengan satuan ukuran
luas dalam meter persegi (m2) yang dihitung dari luas pekerjaan plester
berdasarkan gambar kerja.
Pembayaran untuk pekerjaan plester dilakukan berdasarkan harga satuan
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk
semua biaya dan ongkos untuk pekerja, material, peralatan, pengeringan
dan semua pekerjaan pendukung yang diperlukan.

9. PEKERJAAN LOGAM DAN KAYU


9.1 BAHAN-BAHAN DAN MUTU PEKERJAAN

a. Pengadaan Pintu Air

50
Dimensi dari Pintu Angkat yang diperlukan ditunjukkan pada gambar.
Sudah termasuk pemasangannya dan harus Disetujui oleh Direksi

b. Rencana, Perhitungan dan Gambar

Gambar-gambar pemborong dan Specifikasi menunjukkan macam logam


yang dibutuhkan dan ukuran-ukuran pokoknya. Sub Kontraktor harus
merencanakan semua bangunan-bangunan dan pintu-pintu dan
dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan perhitungan dan gambar-
gambar dari pabrik dan diserahkan kepada Konsultan Supervisi dan
Direksi dari semua peralatan yang akan didatangkan sebelum pabrik
melaksanakannya,

Gambar rangkap tiga harus dibuat, dan setiap perubahan yang dilakukan
oleh Konsultan Supervisi dan Direksi harus dibuat tanpa pembayaran
extra.

Apabila ukuran dan ketebalan dari bagian-bagain pintu tercantum


didalam gambar bestek, ukuran dan ketebalan diatas dianggap sebagai
ukuran dan ketebalan minimum yang diperkenankan.

c. Kayu

Kayu yang dipakai sesuai dengan perstujuan Konsultan Supervisi dan


Mengetahui Direksi.

(a) Persyaratan Bahan


 Semua kayu yang dipakai harus kering, berumur tua, lurus tidak
retak, tidak bengkok dan mempunyai derajat kelembaban
kurang dari 15% serta memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam PKKI 1970 - NI.5;
 Semua kayu harus terlebih dahulu diawetkan dengan bahan anti
rayap (perendaman garam wolfman).
 Sebelum kayu dipesan untuk dikerjakan terlebih dahulu
mengajukan contoh kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
(b) Pekerjaan Konstruksi
Semua kayu yang digunakan untuk konstruksi Gazebo dan Saung
Tani adalah kayu minimal kelas kuat II / kayu sekualitas kapur dan
bangkirai dengan ukuran sesuai gambar kerja :

51
 Kolom utama kayu dengan ukuran terpasang 15/15 kelas kuat II
/ sekualitas bangkirai atau sejenis.
 Sloof dan Balok kayu dengan ukuran terpasang 8/12 kelas kuat II
/ sekualitas bangkirai atau sejenis.
 Lantai kayu dan menggunakan kayu papan ukuran 2/20 kelas
kuat II / sekualitas bangkirai atau sejenis.
 Pegangan gazebo menggunakan kayu papan ukuran 5/7 kelas
kuat II / sekualitas bangkirai atau sejenis.
 Kaki kuda-kuda batang tarik dan tekan, 8/12 kayu kelas kuat II
/ sekualitas bangkirai atau sejenis.
 Kaso kuda-kuda 5/7 kayu kelas kuat II / sekualitas bangkirai
atau sejenis.
 Papan listplank dengan uk. 2/20 dari papan listplank,
 Semua ukuran tersebut adalah ukuran jadi.
(c) Pelaksanaan Pekerjaan:
 Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata
dan licin hingga memberikan penyelesaian yang baik dan
sedikit penghalusan.
 Khusus untuk pekerjaan atap pada Saung Tani, perkuatan kuda-
kuda mengunakan tambahan aksesoris klem kuda-kuda dan baut
untuk perkuatan sambungan kayu sesuai dengan gambar.
 Pemasangan sambungan Permukaan kayu yang tampak (papan
lisplank, skoor) harus diserut rata dan licin, setiap sambungan
konstruksi diatas agar diperhatikan adanya pen/joint yang
berfungsi sebagai pengunci.
 Pekerjaan kayu yang tidak rata, melentur, bengkok
harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya kontraktor

52

Anda mungkin juga menyukai