Anda di halaman 1dari 97

REHABILITASI DI.

GLAPAN TIMUR

SPESIFIKASI TEKNIS

A. PEKERJAAN PERSIAPAN

A. 1. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan Rehabilitasi DI. Glapan Timur terletak di Kabupaten Grobogan
dapat dilihat pada album gambar.

A. 2. RUANG LINGKUP KONTRAK


Pekerjaan konstruksi termasuk Rehabilitasi Jaringan Irigasi yang ada dan
bangunannya meliputi :
a) Pekerjaan Persiapan
b) Rehabilitasi Saluran Irigasi
c) Rehabilitasi Bangunan Air
d) Rehabilitasi bangunan fasilitas lainnya
e) Pelaporan

A. 3. MASUK KE DAERAH KERJA


a) Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses PPK, wakil sah PPK, Pengawas
Pekerjaan dan/atau pihak yang mendapat ijin dari PPK ke lokasi kerja dan lokasi
lainnya dimana pekerjaan ini sedang atau akan dilaksanakan.
b) Penyedia harus dianggap telah menerima kelayakan dan ketersediaan jalur akses
menuju lapangan. Penyedia harus berupaya menjaga setiap jalan atau jembatan
dari kerusakan akibat penggunaan / lalu lintas penyedia atau akibat penyedia.
Kecuali ditentukan lain maka :
1) Penyedia harus bertanggung jawab atas pemeliharaan yang mungkin
diperlukan akibat penggunaan jalur akses.
2) Penyedia harus menyediakan rambu atau petunjuk sepanjang jalur akses dan
mendapatkan perijinan yang mungkin disyaratkan oleh otoritas terkait untuk
penggunaan jalur, rambu dan petunjuk.
3) Biaya karena ketidaklayakan atau tidak tersedianya jalur akses untuk
digunakan oleh penyedia, harus ditanggung penyedia.
4) PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang mungkin timbul akibat
penggunaan jalur akses.

-1
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

c) PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang mungkin timbul selain penggunaan
jalur akses tersebut.

A. 4. GAMBAR-GAMBAR
A.4.1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap
a) Gambar Kontrak/ Gambar Tender (Tender Drawing)
Semua gambar-gambar yang diterima oleh Penyedia Jasa pada awal
pekerjaan adalah gambar kontrak/ gambar tender. Tidak ada tambahan
biaya khusus untuk maksud tersebut di atas.
b) Gambar-gambar Pelaksanaan/Gambar Kerja (Contruction Drawing).
Setelah penandatangan Kontrak, Penyedia Jasa harus membuat gambar
pelaksanaan berdasarkan gambar Kontrak atau dengan perubahan-
perubahan seperlunya sesuai dengan pelaksanaan di lapangan nantinya.
Pada bagian-bagian tertentu untuk memperjelas dalam pelaksanaan harus
dibuat gambar-gambar detail dengan skala kecil. Gambar-gambar
tambahan bila dirasa perlu harus dibuat oleh Penyedia Jasa, guna
memperjelas dalam pelaksanaan.
Penyedia Jasa wajib menggunakan gambar-gambar kontrak/ gambar tender
sebagai dasar untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan/ gambar
kerja. Gambar-gambar ini dibuat lebih detail untuk pekerjaan tetap. Dan
untuk pekerjaan khusus seperti pekerjaan beton dapat memperlihatkan
penampang melintang dan memanjang beton. Pengaturan batang
pembesian termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi
beton. Tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
Khusus untuk gambar Pembesian Penyedia Jasa harus mengajukan
gambar bestat pembesian.
Semua gambar baik bentuk maupun ukurannya harus berskala namun
Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan dengan
mengukur skala pada gambar tapi harus mengajukan dimensi/angka yang
tertera dalam gambar.
Gambar-gambar pelaksanaan/ gambar kerja dan gambar pekerjaan
sementara yang disiapkan oleh penyedia jasa, harus diperiksa oleh Direksi,
Tenaga Ahli Konsultan Supervisi pekerjaan dan disetujui serta
ditandatangani oleh Tenaga Leader Konsultan Supervisi serta Pejabat
Pembuat Komitmen dengan paraf pelaksana teknik sebelum dilaksanakan.

-2
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

Semua biaya yang dikeluarkan untuk maksud tersebut di atas menjadi


tanggungan Penyedia Jasa.
c) Penyedia jasa harus menyediakan 3 (tiga) set rangkap gambar pelaksanaan
secara lengkap di lapangan untuk di distribusikan ke Direksi Lapangan,
Konsultan Supervisi dan Penyedia Jasa.
Pekerjaan yang dilaksanakan sebelum ada persetujuan Pengguna Jasa
adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Pengguna Jasa
terhadap gambar-gambar tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab
Penyedia Jasa atas kebenaran gambar tersebut.

A.4.2. Gambar - gambar Pekerjaan Sementara


a) Umum
Semua gambar untuk pekerjaan sementara yang disiapkan oleh Penyedia
Jasa harus terinci dan disetujui oleh ketua tim konsultan supervisi dan
diketahui oleh Direksi Pekerjaan dan Pejabat Pembuat Komitmen sebelum
tanggal program pelaksanaan atau dalam waktu yang telah ditentukan
dalam kontrak. Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan
sementara seperti kisdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan
sebagainya.
Gambar tersebut diusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam pelaksanaan
konstruksi harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen sebanyak
3 (tiga) set dengan ukuran gambar sesuai petunjuk Direksi.
b) Gambar Tata Letak Bangunan-Bangunan Sementara
Tiga puluh (30) hari setelah pengumuman pemenang, Penyedia Jasa harus
mengajukan kepada Direksi lay out (tata letak) bangunan-bangunan
pendukung sebanyak 3 (tiga) set untuk mendapat koreksi dan
pesetujuannya. Gambar lay out tersebut harus mencantumkan, letak kantor
Direksi, letak gudang, bangunan, penimbunan, bengkel dan fasilitas-fasilitas
lain yang diperlukan selama dalam pelaksanaan. Ukuran gambar sesuai
dengan petunjuk Direksi.
c) Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang ditinggalkan Penyedia
Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan dengan
pekerjaan tetap. Secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen untuk mendapat persetujuan, 7 (tujuh) hari sebelum
tanggal dimulainya pelaksanaan.

-3
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

A.4.3. Gambar-gambar yang sebenarnya terbangun/terpasang/Purna Bangun (As


Built Drawing).
Selama masa pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyimpan
satu set gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada
gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan
kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian
dicap “sudah dilaksanakan”.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh
Direksi dan akan diperiksa tiap hari oleh Pihak yang ditunjuk untuk melakukan
pengawasan pekerjaan tersebut, apabila ditemukan hal-hal yang tidak
memuaskan dan tidak dilaksanakan, diperbaiki kembali selambat-lambatnya 6
(enam) hari kerja.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai (penyerahan pertama/PHO), Penyedia
Jasa harus menyerahkan gambar pelaksanaan yang telah dicap “sudah
dilaksanakan” , disiapkan oleh penyedia jasa, harus diperiksa oleh Direksi,
Tenaga Ahli Konsultan Supervisi pekerjaan dan disetujui serta ditandatangani
oleh Tenaga Leader Konsultan Supervisi serta Pejabat Pembuat Komitmen
dengan paraf pelaksana teknik dan menyerahkan Gambar terpasang (as built
drawing) kepada Pejabat Pembuat Komitmen, masing-masing dalam 3 (tiga) set
ukuran A3 berikut softcopynya dalam bentuk flashdisk.
A.4.4. Penandatangan dan Persetujuan Gambar
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi gambar-gambar untuk
disahkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulai pekerjaan yang
dimaksud.
Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah penerimaan hardcopy dari Penyedia Jasa
satu copy dikembalikan kepada Penyedia Jasa dengan diberi suatu keterangan
sebagai berikut:
a. Disetujui
b. Disetujui dengan catatan
c. Dapat disetujui setelah direvisi
d. Ditolak
Bila gambar dicap dengan tanda (a) atau (b) sebagaimana tersebut di atas,
Penyedia Jasa sudah dapat memesan atau memulai pekerjaan sesuai dengan

-4
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

gambar. Satu set copy gambar yang telah disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen dapat diletakkan pada Direksi Keet Penyedia Jasa.
Bila gambar dicap dengan tanda (c), Penyedia Jasa harus mengadakan
perbaikan-perbaikan/revisi dan kemudian menyerahkan hasil revisi tersebut
sebanyak 3 (tiga) copy kepada Direksi, yang sudah disetujui oleh Pejabat
Pembuat Komitmen guna mendapat persetujuannya. Waktu yang diberikan
kepada Penyedia Jasa untuk mengadakan revisi maksimum 7 (tujuh) hari
setelah gambar dikembalikan dari Direksi, begitu seterusnya sampai gambar
dinyatakan diterima dicap (a) atau (b).
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan memulai pekerjaan, sebelum gambar
tersebut disetujui oleh Direksi. Direksi dapat meminta kepada Penyedia Jasa
untuk menambah detail-detail gambar yang dirasa perlu, tanpa tambahan biaya.
A.4.5. STANDAR

Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-


ketentuan dari Standar Nasional Indonesia (SNI).
Bila terdapat pasal-pasal pekerjaan yang tidak terdapat dalam Standar
Nasional Indonesia, maka dapat dipakai standar lain dan atau referensi lain
yang disetujui oleh Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut dan
sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang sepenuhnya diperinci di sini atau tidak
dicakup oleh Standar Nasional Indonesia haruslah bahan dan mutu pekerjaan
kelas utama.
Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut menetapkan apakah semua
atau sebagian bahan yang dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam
pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan keputusan Direksi dalam hal ini
pasti dan menentukan.

A. 5. PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN


A.5.1. Program Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan
syarat-syarat kontrak dengan menggunakan Critical Path Methode (CPM)
network. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart dan
daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan:
1) Urutan Pekerjaan.
2) Mulai tanggal paling awal.
-5
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

3) Mulai tanggal paling akhir.


4) Waktu yang diperlukan.
5) Waktu float.
6) Jumlah tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan.
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan
sementara dan tetap kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan
persetujuan gambar-gambar pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan
dan juga kelonggaran dengan adanya hari liburan umum atau keagamaan.
Critical Path Methode (CPM) network yang dibuat oleh Penyedia Jasa harus
disampaikan kepada Direksi Pekerjaan.

A.5.2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan


Sebelum tanggal 1 (satu) setiap bulan atau pada suatu waktu yang
ditentukan Direksi, Penyedia Jasa harus menyerahkan laporan kemajuan
bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan terdahulu sebanyak 3 (tiga)
salinan laporan dan softcopy-nya serta dalam bentuk scan untuk laporan
yang sudah disahkan.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
a) Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
b) Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun
prosentase rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan
yang dicapai pada bulan laporan.
c) Daftar tenaga buruh setempat.
d) Daftar perlengkapan konstruksi peralatan dan bahan di lapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
e) Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap harus
diuraikan sebagai berikut :
1. Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan beton (setelah dilaksanakan
uji kuat tekan beton).
2. Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan.

-6
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

3. Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan (apabila


ada).
4. Jumlah volume dari pekerjaan pasangan batu yang diselesaikan.
5. Jumlah banyaknya bangunan dan lain-lain.
f) Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa
laporan.
g) Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan dibutuhkan
pembayaran yang diperlukan pada bulan berikutnya.
h) Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan selama bulan laporan.

A.5.3. Rencana Kerja harian, Mingguan dan Bulanan


Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Kerja
Mingguan yang disetujui oleh Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut setiap akhir minggu dan untuk minggu-minggu berikutnya. Rencana
tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi lainnya
yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan tanah,
pengangkutan bahan dan peralatan serta lain-lain yang diminta.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian
secara tertulis untuk semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi dan
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut setiap hari maupun untuk hari-hari
berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah, pekerjaan beton
dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan. Penyedia Jasa
harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistem bar-chart pada
akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana Kerja ini harus
memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama
dengan volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan kepada
Direksi pada hari ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.

A.5.4. Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan.


Rapat tetap antara Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut dan
Penyedia Jasa diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam dua minggu pada
tempat dan waktu yang telah disetujui oleh Direksi dan Konsultan Supervisi
pekerjaan tersebut. Maksud dari pada rapat ini membicarakan kemajuan
pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk seminggu

-7
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera


diselesaikan. Sedangkan rapat bulanan diadakan sebulan sekali dipimpin oleh
Pejabat Pembuat Komitmen dihadiri oleh Penyedia Jasa, Direksi dan atau
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.

A. 6. BAHAN DAN PERLENGKAPAN YANG HARUS DISEDIAKAN OLEH PENYEDIA


JASA
A.7.1. Umum
Apabila Penyedia Jasa mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan
tidak sesuai dengan Spesifikasi teknis, Penyedia Jasa harus segera
memberitahukan kepada Direksi dan Konsultan Supervisi untuk mendapatkan
persetujuan.

A.7.2. Perlengkapan Konstruksi


Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi
yang diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila
Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut memandang belum sesuai
dengan Kontrak, maka Penyedia Jasa harus segera memenuhi
kekurangannya dalam penyediaan semua perlengkapan dan peralatan,
lengkap dengan spare parts yang cukup dan memeliharanya agar pekerjaan
dapat dikerjakan dengan sempurna.

A.7.3. Bahan Pengganti


Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan
tersebut tidak tersedia di pasaran maka dapat digunakan bahan pengganti
dengan mendapat ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen. Harga satuan
dalam volume pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan
harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti dan kualitas
bahan pengganti minimal sama dengan bahan yang diganti.

A.7.4. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan


Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau
lebih tempat yang ditentukan Direksi :
a) Tempat produksi dan pembuatan,

-8
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

b) Tempat pengaspalan (jika ada), dan


c) Lapangan.
Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut
perlengkapan dan bahan kepada Pejabat Pembuat Komitmen sesuai yang
dimintanya untuk tujuan pemeriksaan, tetapi bagaimanapun juga tidak
meringankan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya untuk menyediakan
perlengkapan dan bahan sesuai dengan spesifikasi.

A.7.5. Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen 3
(tiga) set spesifikasi yang lengkap, brosur asli dan data bahan dan
perlengkapan untuk mendapat persetujuan, dan harus disediakan sesuai
dengan Kontrak dalam waktu 30 (tiga puluh) hari dari sejak penerimaan Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK). Persetujuan dari spesifikasi, brosur asli dan
data bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari tanggung
jawabnya dalam hubungannya dengan Kontrak.

A. 7. SURVEY DAN PENGUKURAN PEKERJAAN


A.7.1. Bench Mark
Tanda dasar untuk Proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan
dengan Saluran / bangunan seperti terlihat pada Gambar/sesuai petunjuk
Direksi. Ketinggian dari Bench Mark ini adalah didasarkan pada titik tetap
utama.
Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terletak pada Gambar diberikan
kepada Penyedia Jasa sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu
Bench Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting layout
pekerjaan. Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran/pemeriksaan atas
ketelitiannya. Pengguna Jasa tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian
Bench Mark yang lain begitu juga dengan titik referensinya.
Penyedia Jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk
kemudahannya, tetapi setiap Bench Mark sementara yang didirikan, rencana
dan tempatnya harus disetujui oleh Direksi dan akan merupakan ketelitian
yang berhubungan dengan Bench Mark yang didirikan oleh Direksi/ Konsultan
Supervisi pekerjaan tersebut.

-9
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

A.7.2. Permukaan Tanah Asli untuk Tujuan Pengukuran


Muka tanah yang terlihat pada gambar dianggap betul sesuai dengan
Kontrak. Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka
tanah, sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai bekerja,
Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi secara tertulis untuk
menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka
tanah tersebut.
Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Penyedia
Jasa akan mengukur dan mengambil lokasi ketinggian lokasi pekerjaan,
dengan menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui Direksi.
Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang
disetujui Bersama (Direksi, Konsultan Supervisi dan Penyedia Jasa
Konstruksi).

A.7.3. Peralatan untuk Pengukuran


Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran
untuk dipakai sendiri sesuai petunjuk Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut. Alat dan perlengkapan itu harus baik dan layak dipakai dan
sebelumnya harus di check oleh Direksi dan harus diganti jika hilang atau
rusak. Semua alat-alat dan perlengkapan itu tetap menjadi milik Penyedia
Jasa. Dalam menggunakan alat pengukuran terlebih dahulu dilakukan
kalibrasi alat sebelum pemakaian dan dibuktikan dengan berita acara.
Penjelasan secukupnya harus diserahkan bersama penawaran, untuk
memungkinkan Direksi menilai mutu daripada alat-alat dan perlengkapan
yang akan disediakan Penyedia Jasa. Alat-alat dan perlengkapan itu tidak
boleh ditukar dalam waktu pelaksanaan kontrak, kecuali dengan ijin atau
perintah Direksi.

A. 8. PEKERJAAN SEMENTARA
A.8.1. Umum
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan, spesifikasi,
pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk
pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara
dimana Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan di lapangan,
pertama-tama diserahkan kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan

- 10
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

persetujuan sesuai dengan prosedur dalam Spesifikasi Teknis. Apabila


Penyedia Jasa bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara
di luar daerah lapangan seperti terlihat pada Gambar, semua biaya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah
dan sebagainya, ditanggung oleh Penyedia Jasa dan biayanya sudah
termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan.
Keterlambatan tidak akan meringankan Penyedia Jasa terhadap tanggung
jawab untuk memenuhi ketentuan dalam Kontrak. Dalam hal tersebut tidak
diberikan perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan.

A.8.2. Lapangan Kerja


Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan bebas
biaya pembebasan tanah. Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan
pekerjaan sementara pada lokasi seperti pada gambar atau seperti petunjuk
Direksi. Penyedia Jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak
buahnya pada tanah yang sudah dibebaskan, termasuk arah jalan masuk
yang disetujui Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut sehingga
mengurangi kerusakan. Sebelum diterimanya pekerjaan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, tanah harus dikembalikan ke keadaan semula. Penyedia
Jasa bertanggung jawab langsung kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk
semua kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik
milik Pejabat Pembuat Komitmen atau orang lain. Penyedia Jasa mengganti
kerugian terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut
sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.

A.8.3. Kantor, Perumahan Staf, Gudang, Bengkel, Pemondokan Buruh dsb


(tergantung kondisi dan keperluan pekerjaan)
Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara dan memindahkan bangunan
sementara seperti kantor, perumahan staf, gudang, bengkel, pemondokan
buruh dan memindahkan bangunan sementara lainnya setelah selesai
pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan sebuah bangunan yang terdiri dari 3
ruang/ secukupnya serta satu toilet dan kamar mandi.

- 11
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

Kantor tersebut harus dibangun dengan baik, tahan air dan dilengkapi dengan
jendela untuk memberikan penerangan yang cukup untuk setiap ruang dan
diberi fasilitas air minum, alat penerangan, pembuangan dan alat komunikasi.
Penyedia Jasa supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan
sementara secara umum kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan
pada waktu yang ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai
sebelum mendapatkan persetujuan Direksi.
Perumahan staf dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan fasilitas
yang layak.

A.8.4. Pekerjaan Pengeringan selama Pelaksanaan


Gambar, metode pelaksanaan pekerjaan, pengeringan dibuat oleh Penyedia
Jasa dan dimintakan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Pengeringan
air harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan saluran, drainase dan
bangunan atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi / Direksi. Penyedia Jasa
harus memasang, memelihara semua pipa dan peralatan lain yang diperlukan
untuk pengeringan air agar lokasi pekerjaan bebas dari air sehingga
pekerjaan konstruksi dapat dilakukan sesuai dengan syarat-syarat. Penyedia
Jasa bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir atau
kegagalan pengeringan air atau pekerjaan pengamanan.
Kisdam, semua tanggul atau pengeringan air sementara harus segera
dibongkar atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu
kelancaran aliran air setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan saluran
selesai.
Cara pengeringan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapat
persetujuan Direksi dan Konsultan Supervisi, dan tidak boleh mengganggu
jalannya air yang dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang
ada.
Apabila pelaksanaan pekerjaan berada di bawah muka air tanah, air tersebut
supaya dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian.
Pengeringan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara
kestabilan dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan
konstruksi dikerjakan pada keadaan kering.

- 12
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

A.8.5. Pengalihan Sementara dari Saluran Irigasi yang ada


Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengganggu aliran irigasi yang ada
selama pelaksanaan pekerjaan. Bila pengalihan sementara dari saluran irigasi
yang ada merupakan satu-satunya penyelesaian masalah, maka Penyedia
Jasa supaya menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk
mendapatkan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Setelah rencana itu
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen, pelaksanaan pekerjaan pengalihan
sementara harus sesuai dengan rencana yang telah disetujui.
Penggunaan bahan untuk kisdam sesuai dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan.

A. 9. KEAMANAN DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN


A.9.1. Umum
Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama
pelaksanaan pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan
lapangan, bahan peledak dan bensin, pemagaran sementara, keamanan dan
pencegahan kebakaran, dibuat dan dipelihara oleh Penyedia Jasa atas biaya
Penyedia Jasa. harus bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan
kesehatan.

A.9.2. Sistem Pengawasan Keamanan


Penyedia Jasa supaya mengatur sistim pengawasan keamanan dan
organisasinya dan diserahkan untuk mendapatkan persetujuan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen. Sistim pengawasan keamanan dengan
kapasitas peralatan dan tenaga yang cukup untuk menghindari kecelakaan
dan kerusakan terhadap manusia dan barang milik yang bersangkutan.
Sistem pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program
yang disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di Negara
Indonesia.

A.9.3. Peraturan Kesehatan


Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih
dan keadaan sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk
penggunaan tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui

- 13
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

oleh Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan pekerjaan


tersebut dan oleh Penguasa setempat.
Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil
langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja
tetap bersih.

A. 10. FOTO-FOTO
Penyedia Jasa harus menyerahkan foto untuk laporan progress pekerjaan (foto 0%,
50% dan 100%) pada lokasi yang ditentukan oleh Direksi.
Minimum tiga gambar harus diambil pada tiap lokasi pada titik yang sama untuk
memperlihatkan keadaan sebelum mulai pekerjaan, keadaan dalam tahap konstruksi
dan keadaan dalam penyelesaian. Foto-foto pada tiap lokasi dan titik pengambilan
yang sama diambil dengan arah tertentu dan tetap, ketiga keadaan tersebut di atas
dengan latar belakang yang mudah dipakai sebagai tanda dari lokasi tersebut.
Ketiga gambar untuk tahapan itu harus diletakkan dalam album disertai dengan
tanggal pengambilan, softcopy foto yang bersangkutan harus diserahkan dalam
Flash disk.
3 (tiga) set album harus diserahkan kepada Direksi pada penyelesaian pekerjaan,
beserta foto pendukung pelaksanaan pekerjaan.
Pengambilan foto harus memakai papan tulis atau kertas informasi lokasi, untuk
mempermudah memberi notasi pada lokasi pekerjaan.
Penyedia Jasa wajib melaksanakan foto dokumentasi dengan Drone sebelum mulai
pelaksanaan, saat pelaksanaan, dan setelah selesai pelaksanaan.

A. 11. MUTUAL CHECK


A.11.1. Sistem Pekerjaan
Sistem Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah kontrak harga satuan (Unit Price).

A.11.2. Pelaksanaan Mutual Check


a) Pelaksanaan Mutual Check 0% diadakan berpedoman pada gambar
tender drawing/Kontrak.
b) Mutual Check 0 % dilaksanakan oleh Penyedia Jasa bersama – sama
dengan Direksi / Konsultan Supervisi yang diteliti dan disahkan oleh Tim
Mutual Check 0% yang dibentuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

- 14
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

c) Uraian Pekerjaan Mutual Check yang dilaksanakan Penyedia Jasa adalah


sebagai berikut :
1. Pengukuran kembali semua kegiatan-kegiatan pekerjaan dengan
mencocokkan kembali pada titik tetap dengan ketelitian 10 √d. mm.
2. Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali (Uitzet) profil
memanjang dan melintang dengan mengikuti Standar Penggambaran
Tender Drawing.
3. Membuat gambar-gambar bangunan dengan mengikuti Standar
Penggambaran Tender Drawing (termasuk gambar detail).
4. Membuat perhitungan Hidrolis (dengan persetujuan Konsultan
Supervisi), apabila ada perubahan bentuk.
5. Membuat perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan RAB perubahan
tambahan/ pengurangan.
d) Semua produk-produk hasil Mutual Check/Uitzet (data pengukuran
kembali, gambar-gambar, Bill of Quantity, RAB tambahan
biaya/pengurangan biaya) disampaikan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen untuk selanjutnya diteliti/diperiksa kebenarannya dan setelah
mendapat persetujuan maka Penyedia Jasa dapat melaksanakan
pekerjaan tersebut.
e) Dari hasil pengukuran kembali/Uitzet akan didapat perbandingan volume
dengan Tender Drawing.
f) Gambar-gambar hasil Uitzet adalah sebagai dasar untuk Pelaksanaan
Konstruksi Lapangan.
g) Semua gambar – gambar hasil mutual check diperbanyak 3 kali dan
sesuai petunjuk Direksi.

A.11.3. Mutual Check 100%


a) Mutual Check 100 % dilaksanakan oleh Penyedia Jasa bersama – sama
dengan Direksi / Konsultan Supervisi yang diteliti dan disahkan oleh Tim
Mutual Check 100% yang dibentuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
b) Dari hasil Mutual Check 100 % dengan gambar terpasang (Asbuilt
Drawing) sebagai dasar pembayaran volume pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan.
c) Semua gambar-gambar terpasang (Asbuilt Drawing) dibuat rangkap 3
(tiga) dan sesuai petunjuk Direksi.

- 15
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

A.11.4. Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check


a) Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check akan diatur/ditentukan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen.
b) Segala ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam Mutual Check ini
akan ditentukan kemudian oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

A.11.5. Penilaian dan Pembayaran


Semua pengeluaran yang timbul untuk semua kebutuhan Mutual Check
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

A. 12. PERALATAN UTAMA YANG DIBUTUHKAN

Kepemilikan
No. Jenis Kapasitas Jumlah
/ Status

1. Excavator 0,8 m3 4 unit Sewa/


Milik Sendiri
2. Buldozer 5 ton 4 unit Sewa/
Milik Sendiri
3. Dump Truck ≥ 4 m3 4 unit Sewa/
Milik Sendiri
4. Pompa ≥  3” 4 unit Sewa/
Milik Sendiri

5. Concrete ≥ 350 ltr 4 unit Sewa/


Mixer Milik Sendiri

6. Concrete ≥ 5,5 HP 4 unit Sewa/


Vibrator Milik Sendiri

7. Bar Cutter 1 unit Sewa/


Milik Sendiri
8. Bar Bending 1 unit Sewa/
Milik Sendiri

- 16
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

A. 13. STRUKTUR ORGANISASI PENGGUNA JASA

A. PROJECT MANAGER adalah :


Seorang Project Manager mempunyai tugas dan tanggung jawab :

1. Membuat perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek.


2. Melakukan koordinasi kedalam (team proyek, manajemen, dll) dan keluar.
3. Mengatur kegiatan operasional pelaksanaan proyek.
4. Melaksanakan kegiatan operasional pelaksanaan proyek.
5. Mengontrol pelaksanaan operasional pelaksanaan proyek

B. SITE MANAGER adalah :


Seorang Site Manager mempunyai tugas dan tanggung jawab :

1. Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan


pengawasan teknis segera setelah kontrak fisik ditandatangani.
2. Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan, untuk
menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data
pendukung yang diperlukan.
3. Bekerjasama dengan pihak pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan.
4. Melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait dilokasi proyek.

- 17
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

5. Membantu tim di lapangan dalam mengendalikankegiatan-kegiatan kontraktor,


termasuk pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaan pekerjaan.
6. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan
bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium serta menyusun
rencana kerjanya.
7. Memeriksa hasil laporan pengujian serta analisanya.

C. QUALITY CONTROL adalah :


Seorang Quality Control mempunyai tugas dan tanggung jawab :

1. Mempelajari dan memahami penugasan sebagai seorang Quality Control


Engineer
2. Mempelajari dan menguasai spesifikasi teknis dan standar praktis yang
berlaku
3. Menyiapkan dan memelihara peralatan pengukuran, pemeriksaaan dan
pengujian, serta memastikan bahwa masa kalibrasi peralatan yang digunakan
masih berlaku dan layak pakai.
4. Melaksanakan pemeriksaan atau pengujian bahan / meterial yang akan
digunakan dalam pekerjaan

D. AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI adalah :


Seorang Ahli Manajemen Konstruksi mempunyai tugas dan tanggung jawab :

1. Menerapkan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) proyek.


2. Mengelola manajemen lingkungan proyek.
3. Mengelola manajemen ruang lingkup proyek
4. Mengelola manajemen waktu proyek
5. Mengelola manajemen mutu proyek
6. Mengelola manajemen biaya proyek
7. Mengelola manajemen SDM proyek
8. Mengelola manajemen komunikasi proyek
9. Mengelola manajemen resiko proyek
10. Mengelola manajemen pengadaan proyek
11. Mengelola manajemen integrasi proyek
12. Mengelola manajemen keuangan proyek
13. Mengelola manajemen klaim proyek.

- 18
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

E. AHLI K3 KONSTRUKSI adalah :


Seorang Ahli K3 Kontruksi mempunyai tugas dan tanggung jawab :

1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3


Konstruksi
2. Mengelola dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
3. Mengelola program K3
4. Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3

F. AHLI GEODESI adalah :


Seorang Ahli Geodesi mempunyai tugas dan tanggung jawab :

1. Menerapkan Ketentuan UUJK, K3, Lingkungan dan Kode Etik Profesi


2. Menganalisis pekerjaan persiapan geodesi
3. Merencanakan pekerjaan survey awal
4. Mengevaluasi dan menetapkan sumber daya dan teknologi yang sesuai
dengan tingkat kesulitan
5. Mengevaluasi rencana kerja pekerjaan geodesi
6. Mengelola pelaksanaan pekerjaan geodesi
7. Melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan geodesi
8. Menyusun laporan hasil pekerjaan geodesi
9. Mengelola komunikasi ditempat kerja dengan pihak lain.

G. AHLI GEOLOGI adalah :


Seorang Ahli Geologi mempunyai tugas dan tanggung jawab :
2. Menerapkan UUJK, SMK3
3. Menganalisa data Geoteknik
4. Merencanakan survey lokasi
5. Mengevaluasi dan Menetapakan data daerah yang akan diselidiki
6. Merencanakan sumber daya penyelidikan geoteknik
7. Merencanakan Dampak Lingkungan
8. Melakukan pengendalian pekerjaan penyelidikan Geoteknik Melakukan
analisa hasil penyelidikan Geoteknik untuk pekerjaan SDA
9. Membuat laporan dan rekomendasi hasil penyelidikan Geoteknik

- 19
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

H. KOORDINATOR PELAKSANA adalah :


Seorang Koordinator Pelaksana mempunyai tugas dan tanggung jawab :

1. Mempelajari penugasan sebagai seorang pelaksana lapangan.


2. Mempelajari dokumen kontrak
3. Membuat rencana pelaksanaan pekerjaan
4. Mempelajari gambar kerja (shop drawing)
5. Melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan
6. Mengatur pelaksanaan operasional pekerjaan
7. Mengawasi memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan

I. ADMINISTRASI adalah :
Seorang Administrasi mempunyai tugas dan tanggung jawab :

1. Menyelenggarakan Administrasi Keuangan.


2. Mengurus Dana Operasional Kerja.
3. Membuat dan mengevaluasi Cash Flow secara Berkala.
4. Mengendalikan biaya tidak langsung.
5. Mencatat semua biaya pengeluaran sesuai sistem yang ditetapkan dan
penyajian laporan- laporan untuk keperluan Perpajakan dan Perbankan serta
laporan ekstern dan intern lainnya tepat pada waktunya.
6. Menyeleksi keabsahan bukti-bukti pengeluaran yang akan dibukukan.
Membuat prosedur yang menyangkut keuangan : Akuntansi, Perpajakan, SPJ
dll.
7. Membuat laporan keuangan secara berkala.

- 20
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

B. PEKERJAAN TANAH
Bagian I. Pembersihan

B. I. 1. PEMBERSIHAN
a) Semua daerah di sekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan
oleh Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut, harus dibersihkan dari
segala pohon-pohon, semak-semak sampah dan bahan lain yang mengganggu
dan bahan-bahan itu harus dibuang, kecuali bila ada ketentuan lain yang
disetujui oleh Direksi/Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut. Umumnya hanya
pohon-pohon yang mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam
spesifikasi ini yang harus dibuang, dan ditumpuk di tempat-tempat yang ditunjuk
oleh Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut di sepanjang tepi jalan
atau batas tanah. Pagar-pagar, dinding-dinding, bangunan-bangunan
reruntuhan dari tempat-tempat pekerjaan harus dibuang menurut persetujuan
Direksi/Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.
b) Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, kemudian mengisi lobang dan
dipadatkan dan memindahkan dari tempat semua bahan-bahan yang timbul
akibat pembersihan lapangan.
c) Penyedia Jasa diminta untuk memulai pembersihan jauh sebelum pekerjaan
pembangunan dimulai.
d) Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang berguna dan
peralatan dikumpulkan.
e) Semua kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik umum atau
Perorangan yang diakibatkan pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa harus diperbaiki atau diganti biaya Penyedia Jasa.
f) Semua pengeluaran yang timbul akibat dari pekerjaan tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.

- 21
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

Bagian II. Pekerjaan Penggalian Tanah

B. II. 1. GALIAN PADA PONDASI BANGUNAN (Galian Tanah Manual)


a) Sebelum mengadakan kegiatan galian pondasi, Penyedia Jasa diwajibkan
memperhitungkan struktur tanah dan bangunan (bila ada) lokasi yang akan
digali. Metode galian penyedia jasa harus dipertimbangkan terhadap struktur
tanah sekitar lokasi dan alat gali yang digunakan. Dasar dan sisi galian, dimana
akan didirikan bangunan harus selesai dengan rapi menurut duga/tingkat dan
dimensi yang tertuang pada gambar bestek. Jika waktu penggalian material
yang digali melampaui garis dan tingkat yang telah ditentukan, galian yang
melampaui batas tadi harus ditimbun lagi seluruhnya dengan material yang
terpilih kemudian ditumbuk atau digilas lapis demi lapis yang tebalnya tidak
lebih dari 15 cm dengan dan atas biaya Penyedia Jasa.
b) Jika tanah pondasi asli (natural foundation) terganggu atau longgar karena
pekerjaan-pekerjaan penggalian Penyedia Jasa, ia harus dipadatkan dengan
menumbuknya atau menggilasnya atau jika Direksi/Konsultan Supervisi
pekerjaan tersebut menghendakinya ia harus dipindahkan atau diganti dengan
bahan yang terpilih yang seluruhnya harus dipadatkan.
c) Jika pada suatu tempat penggalian bangunan atau penggalian untuk bangunan
lainnya yang dikehendaki dipakai bahan yang tidak cocok, untuk pondasi
menurut ketentuan Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut, maka
Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut akan memerintahkan secara
tertulis untuk memindahkan barang-barang yang tidak cocok tersebut dan
dipadatkan seluruhnya dengan menumbuknya atau menggilasnya lapis demi
lapis yang tebalnya tidak boleh lebih dari 15 cm. Semua biaya yang diakibatkan
adanya perintah Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut menjadi beban
dan tanggung jawab Penyedia Jasa.
d) Penyedia Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa
Pembangunan. Cara menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan
pembuangan air harus dengan cara yang dapat disetujui oleh Direksi /
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.
e) Penyedia Jasa harus menjamin adanya perlatan yang stand by (siap) dan
cukup di lapangan setiap waktu guna menghindari terputusnya kontinuitas
pengeringan air.

- 22
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

f) Selama pekerjaan berlangsung, Direksi/ Konsultan Supervisi menganggap perlu


untuk membuat kemiringan, tingkatan, ukuran galian yang sudah ditentukan
dan penyedia jasa tidak berhak memperoleh tambahan biaya yang melebihi
harga satuan yang dicantumkan dalam Rencana Biaya Pekerjaan (BOQ).
g) Galian terbuka lain yang dilaksanakan atas kehendak Penyedia Jasa sendiri,
misalnya membuang material galian, atau untuk keperluan lain, harus sesuai ijin
dan petunjuk Direksi, dan biayanya ditanggung oleh Penyedia Jasa dan bukan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
h) Apabila Penyedia Jasa melaksanakan galian lebih, untuk maksud dan alasan
tertentu, kecuali sudah diperintahkan itu menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa dan bukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Semua galian yang
diperintahkan itu harus ditimbun dengan material lain sesuai dengan petunjuk
Direksi dan biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
i) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan ukuran yang lengkap seperti yang
disyaratkan dan harus selesai sesuai dengan batas dan tahapan yang diijinkan,
kecuali pada ujung-ujung batuan yang tajam, diijinkan adanya penyimpangan,
asalkan tidak lebih dari 20 cm dan permukaan yang tidak tertutup dengan
beton, harus diratakan sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut.
j) Bila terjadi keruntuhan/kerusakan tanah dan bangunan disekitar lahan galian
akibat kecerobohan dan kekurang telitian metode pelaksanaan, maka seluruh
resiko menjadi tanggungan Penyedia Jasa.
k) Pejabat Pembuat Komitmen akan membayar pada Penyedia Jasa biaya
timbunan untuk mengisi kembali galian tambahan pada patahan yang
disebabkan sifat-sifat batuan tersebut, yang bukan disebabkan kesalahan
Penyedia Jasa, sesuai saran dari Direksi. Pembayarannya sesuai dengan
Harga Satuan yang dicantumkan dalam Rencana Biaya Pekerjaan (BOQ).
l) Pengukuran (untuk pembayaran) setiap klasifikasi material galian terbuka harus
dibuat menurut batas, tingkatan dan ukuran yang ditunjukan dalam gambar atau
sesuai dengan petunjuk Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.
Pengukuran tersebut didasarkan pada permukaan tanah asli sebelum galian
hingga permukaan galian seperti disebut di atas. Klasifikasi material yang digali
ditentukan Direksi berdasarkan analisa dan pertimbangan Direksi/Konsultan
Supervisi pekerjaan tersebut.

- 23
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

m) Pembayaran dilakukan berdasarkan kuantitas yang diukur dengan metode


survai, sebelum pekerjaan galian dimulai hingga galian selesai dilaksanakan.
Oleh karena itu Penyedia Jasa harus melaksanakan survai pengukuran
sehingga bisa diketahui dimensi dan elevasi permukaan asli dan permukaan
pada akhir galian. Penyedia Jasa harus menyerahkan usulan garis besar yang
akan digali, potongan melintang dan metode survai yang digunakan, 7 (tujuh)
hari sebelum dimulainya survai pengukuran. Garis dan titik-titik pokok harus
ditetapkan lebih dahulu yang dihubungkan dengan elevasi pada bangunan yang
permanen.
n) Pembayaran untuk setiap klasifikasi galian pada galian terbuka dilakukan
sesuai dengan harga satuan per meter kubik seperti dicantumkan pada
Rencana Biaya Pekerjaan. Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya semua
tenaga kerja, peralatan dan material yang diperlukan untuk pekerjaan galian
termasuk perlindungan terhadap kemiringan, pencegahan terhadap erosi dan
pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan galian.
o) Harga satuan dalam Rencana Biaya Pekerjaan bagi setiap klasifikasi material
dan penempatan galian terbuka ini, tidak termasuk semua biaya pemindahan
material dan penempatan galian ke lokasi pembuangan (Disposal Area). Tetapi
material galian yang menurut Direksi/Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut
bisa dipakai pada bangunan permanen, akan diletakan pada tempat
penimbunan seperti terlihat pada gambar atau langsung diangkut dan
ditempatkan pada lokasi bangunan permanen sesuai petunjuk Direksi /
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.

B. II. 2. PENGGALIAN SALURAN DAN PEMBUANGANNYA (Galian Tanah dengan


Alat)
a) Penggalian saluran harus sesuai dengan Dimensi yang ada pada gambar.
b) Tanah galian dari saluran primer, sekunder, saluran pembuang dan saluran
jalan harus ditempatkan pada lokasi pembuangan (Disposal Area) sesuai
petunjuk Direksi/Konsultan Supervisi, lokasi pembuangan (Disposal Area)
terlebih dahulu dilakukan pengukuran luas lokasi.
c) Kelebihan galian yang tidak dibutuhkan untuk pekerjaan tanah, baik setempat
atau di tempat lain dimana volume galian dan timbunan tidak seimbang di
sepanjang saluran, harus diletakkan pada tempat tanggul buangan terpisah, di
luar pekerjaan tanah permanen. Tanggul buangan ini harus dibentuk menurut

- 24
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

ukuran yang ditunjuk dalam gambar atau menurut Direksi/ Konsultan Supervisi
pekerjaan tersebut dan harus dibentuk sedemikian rupa sehingga rata, rapi
dan stabil. Penyedia Jasa harus menyiapkan rencana pekerjaan tanah tersebut
bagi setiap bagian dari pekerjaan dengan detail lokasi dan program penggalian
dari saluran dan membuang tanahnya sebagai timbunan tanggul.
d) Penyedia Jasa harus mengajukan usul rencana pelaksanaan pekerjaan tanah
tersebut selambat-lambat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal yang dimaksud
sebagai pemberitahuan kepada Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut.
e) Sedang untuk galian batu atau tanah keras dapat digunakan peralatan khusus
(alat pemecah batu / breaker ) atau peralatan yang sebanding, atau yang
diperlukan sesuai dengan pelaksanaan sesuai petunjuk Direksi / Konsultan
Supervisi.
f) Pembuangan Tanah dengan jarak tertentu menggunakan Dump Truck serta
Buangan pada disposal area diratakan dan dipadatkan dengan Buldozer / baby
roller.

B. II. 3. LUASNYA PENGGALIAN


Luasnya penggalian tanah harus diusahakan sekecil mungkin sesuai gambar
bestek. Penggalian dimulai pada muka tanah dengan keharusan mengambil
kelebaran yang sesuai menurut petunjuk pada gambar atau sesuai yang ditentukan
oleh Direksi/Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut, dan secara vertikal ke bawah
dan setelah itu menggali untuk menambah luas.
Cara dan metode galian tidak boleh membahayakan bangunan/lahan pekerjaan.
Pembangunan saluran terbuka dan pipa selalu harus dibatasi pada panjang yang
telah mendapat persetujuan Direksi lebih dahulu secara tertulis. Pekerjaan pada
setiap panjang yang sudah disetujui, diselesaikan sampai disetujui
Direksi/Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut sebelum pekerjaan selanjutnya
dimulai.

- 25
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

C. BETON
Bagian I. Bahan

C. I. 1. SEMEN
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus mempunyai mutu setara
Semen Portland, atau type lain yang disetujui oleh Direksi. Semen yang dipakai
harus produksi dalam negeri dan sesuai dengan SNI 15-2049-2004 atau standar
lain yang setara atau lebih tinggi.
Penyedia Jasa harus menyediakan contoh semen apabila diminta oleh Direksi,
keduanya yaitu contoh dari gudang Penyedia Jasa dilapangan dan dari pabrik, atau
Penyedia Jasa harus menguji semennya menurut SNI 15-2049-2004 atau standar
lain yang setara atau lebih tinggi.
Penyedia Jasa harus membangun fasilitas yang akan melindungi beton dari kondisi
basah, lembab dan pengaruh matahari yang bisa mengurangi mutu dari semen
yang akan dipergunakan. Semen harus diletakkan minimum 30.00 cm di atas lantai
dan penataannya tidak boleh melebihi 20 zak semen pada arah vertikal yang bisa
mengakibatkan pengerasan beton dengan waktu penyimpanan optimal 60 hari
kalender. Semen yang telah disimpan selama 90 hari harus lebih prioritas untuk
dipergunakan, kecuali apabila hasil test yang dilakukan baik. Bilamana Semen
Portland telah mengeras, maka tidak boleh dipakai untuk campuran beton.

Penyedia Jasa harus menginformasikan secara periodik setiap tanggal 1 awal bulan
data-data sebagai berikut :
- Rencana pengadaan semen yang baru selama bulan yang akan jalan.
- Jumlah persediaan semen yang ada di lapangan sampai saat itu.
- Jumlah semen yang dipakai selama periode 1 (satu) bulan.
- Data lain yang dianggap perlu oleh pihak Direksi

C. I. 2. BAHAN AGREGAT
a) Umum
Pengadaan atau produksi material agregat halus dan agregat kasar (split atau
kerikil) yang berasal dari lokasi quarry atau daerah lain harus sepengetahuan
Direksi. Material yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan akan diuji secara
periodik minimum 1 (satu) minggu sekali atau setiap pengecoran 1,000.00 M3
beton atau setiap penggantian sumber material, akan diambil waktu pengujian

- 26
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

yang paling cepat.

Apabila Penyedia Jasa akan mengambil material kerikil dari sumber lain selain
daerah Quarry yang telah disepakati sebelumnya, maka Penyedia Jasa harus
mengadakan pengujian yang hasilnya harus diserahkan kepada pihak Direksi.
Biaya seluruh pengujian akan menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Penyedia
Jasa. Pada areal dimana material akan diambil untuk dipakai, maka Penyedia Jasa
harus membersihkan areal tersebut dari tanaman, akar, sampah, rumput, lempung,
dan sebagainya. Proses pengadaan material mulai dari penyaringan, pencucian,
dan lain-lain sampai dengan tersedianya material kerikil/split yang memenuhi
spesifikasinya akan dikerjakan dengan sepengetahuan dan persetujuan dari pihak
Direksi.

Biaya produksi kerikil yang dikehendaki oleh Spesifikasi ini harus sudah termasuk
dalam analisa harga satuan pada BOQ untuk berbagai item pekerjaan beton
dimana material agregat/kerikil dipakai. Analisa harga satuan ini harus sudah
mencakup semua biaya pembayaran royalti galian C, penggalian, penanganan,
tahap prosesing, transportasi sampai dengan penyimpanan material.

Tiap jenis material pasir, kerikil, batu merah, dan batu harus disimpan dalam petak
terpisah dan terpelihara dan aman dari hal-hal yang merusak.

b) Agregat Halus
Pengertian material halus yang dipergunakan adalah material dengan ukuran
maksimum 5 mm. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir.
Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila
menurut pendapat Direksi, pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya.

Apabila tidak ditentukan/disarankan pada Trial-Mix Design, maka gradasi kelolosan


saringan material agregat halus untuk campuran beton adalah sebagai berikut :

Ukuran Saringan (mm) Prosentase yang lolos (%)


10 100
5 90 - 100
2.5 80 - 100

- 27
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

Di 1.2 50 - 90
sa 0.6 25 - 65
m 0.3 10 - 35
pi 0.15 2 - 10
ng
hal tersebut di atas, bahan aggregat halus, yang tercantum harus mempunyai
modulus kehalusan (fine modulus) tidak lebih kecil dari 2.30 atau tidak lebih besar
dari 3.10. Apabila variasi modulus kehalusan lebih besar 0.20 dari harga yang
ditetapkan untuk beton, bahan agregat halus harus ditentukan lain untuk
mengimbangi perbedaan dalam tingkatan ukuran bahan dalam bagian beton.
Kondisi maksimum dimana material pasir tidak dapat dipakai akan mengikuti nilai
sebagai berikut :

Persentase
Item
terhadap Berat
Kandungan lumpur 1.0
Material lolos saringan 0.088 mm 3.0
Material di atas saringan 0.297 mm dan 3.0
mengambang di air atau SG < 1.95

Jumlah persentase material yang diterima adalah sebagaimana disebut diatas atau
apabila debu batu yang bebas dari lempung atau lanau, maka persentasenya bisa
mencapai 5% dari berat.
c) Agregat Kasar
Pengertian material kasar yang dipergunakan adalah material dengan ukuran lebih
besar dari 5 mm dan mempunyai gradasi yang baik Bahan batuan (kerikil) harus
memenuhi persyaratan dan bergradasi baik dengan diameter maximum tergantung
dari klas betonnya. Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang
baik, maka bahan batuan harus diambil dari lokasi setempat yang menurut
penilaian Direksi adalah yang terbaik. Penyedia Jasa harus mengirim contoh
material apabila dibutuhkan oleh Direksi. Disamping itu Penyedia Jasa harus
membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan ASTM - AASHTO atau
ekivalennya secara rutin dengan frekuensi yang disetujui Direksi serta mengirimkan
kepada Direksi setiap copy laporan test. Apabila test abrasi dibutuhkan oleh
Direksi, maka Penyedia Jasa harus melakukannya.

- 28
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

Bahan batuan untuk beton tahan abrasi minimum mempunyai berat spesifik (SG)
lebih besar dari 2,58 dan nilai tanah harus kurang dari 15% apabila diuji menurut
ASTM - AASHTO atau ekivalennya yang disetujui oleh Direksi. Ukuran maksimum
aggregat kasar harus 40 (empat puluh) mm pada bangunan struktur dan 20 (dua
puluh) mm dalam bangunan tipis lainnya, kecuali untuk beton cyclop sesuai
dengan yang diperintahkan oleh Direksi.

Gradasi kelolosan saringan untuk aggregat kasar harus dipisahkan dalam ukuran
yang telah ditetapkan, atau mengacu pada kelolosan sebagai berikut :
Ayakan Ukuran aggregat kasar (mm)
(mm) 40 - 5 25 – 5 20 - 5 15 - 5
50 100 - - -
40 90 – 100 - - -
30 - 100 - -
25 - 95 – 100 100 -
20 35 – 70 - 90 – 100 100
15 - 30 – 70 - -
10 0 – 10 - 25 – 35 -
5 0–5 0 – 10 - -
2,5 - 0–5 - -

Bahan-bahan yang merugikan yang tercampur dalam bahan pengisi tidak boleh
lebih dari batas yang ditentukan di bawah ini :
Item Persentase terhadap Berat
Gumpalan tanah liat 0.25
Partikel lunak 5.0
Bahan yang hilang dengan pencucian 1.0
Bahan dengan SG < 1.95 1.0
C. I. 3. AIR
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan adukan beton harus disetujui
oleh Direksi dan memenuhi Pasal 9 Standar Nasional Indonesia Peraturan Umum
Untuk Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI). Serta pada waktu pemakaian, air
harus terhindar dari bahan-bahan yang bisa mengotorkan air diantaranya:
a) Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan dari semen yang melebihi dari 30
menit, atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus / Silinder lebih dari 20
- 29
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

persen, apabila dites sesuai Standar yang diminta oleh Direksi/Konsultan


Supervisi pekerjaan tersebut.
b) Mencegah tercapainya kekuatan kubus / silinder percobaan yang ditentukan
dalam 28 hari untuk beton klas tertentu.
Menurut SNI S-04-1989-F, air sebagai bahan campur beton untuk bangunan
sebaiknya memenuhi syarat sebagai berikut :
a) Air harus bersih
b) Tidak mengandung lumpur, minyak, dan benda melayang lainnya, yang dapat
dilihat secara visual. Benda - benda tersuspensi ini tidak boleh lebih dari 2 gram
per liter.
c) Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton
(asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15 gram / liter.
d) Tidak mengandung khlorida (CL) lebih dari 0,5 gram / liter. Khusus untuk beton
pratekan kandungan khlorida tidak boleh dari 0,05 gram per liter.
e) Tidak mengandung senyawa sulfat (sebagai SO3) lebih dari 1 gram / liter.

C. I. 4. Bahan Additive
Penyedia Jasa bisa memakai bahan additive dalam pelaksanaan untuk mempercepat
proses konstruksi, apabila dianggap perlu. Penyedia Jasa harus memberi tahu kepada
pihak Direksi, sumber pabrikasi bahan additive dan alasan pemakaian penggunaan
additive. Semua biaya pemakaian bahan additive ini, bila adasudah menjadi tanggung
jawab penyedia jasa. Penyedia Jasa tidak akan meminta biaya tambahan untuk
pemakaian bahan additive tersebut dalam pelaksanaan konstruksi beton.
Tes pemakaian bahan additive dalam campuran harus dibuat oleh Penyedia Jasa
dengan biaya sendiri dan hasilnya dikirim ke Direksi. Apabila lebih dari satu jenis bahan
additive yang akan dipakai dalam pelaksanaan pembetonan, maka bahan additive
tersebut harus dicampur dulu dengan air sebelum dicampur dalam Alat Pencampur
(Molen, Car Mix, Batching Plant atau alat lainnya).
Batas minimum atau maksimum slump yang diijinkan pada beton akibat adanya
pemakaian bahan additive, bisa diubah oleh Direksi ketika ada ijin penggunaan
pemakaian bahan additive.

a. Additive Pengurang Udara (Air-Entraining Admixture)


Additive jenis ini bisa dipergunakan dengan catatan berikut. Bahan
additive yang dipakai akan sesuai dengan ASTM C260 atau ekuivalennya.

- 30
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

Bahan additive harus mempunyai konsistensi yang seragam dalam setiap


wadahnya dan dari setiap pengirimannya. Estimasi jumlah pemakaian
bahan additive ini dalam campuran beton adalah sebagai :
Ukuran maksimum Total Bahan Additive
Kerikil Kasar (mm) (persentase dari volume
beton)
20 6.0 + 1
40 4.5 + 1
Bahan additive ini akan dipergunakan tidak boleh melebihi 12% berat.
Pencampuran bahan additive dalam beton, terlebih dahulu dicampur
dalam air secara proportional.

b. Bahan Additive Untuk Pengurang Air (Water Reducing Admixtures)


Bahan additive yang dipakai akan sesuai dengan ASTM C494 Type D atau
ekuivalennya. Bahan additive harus mempunyai konsistensi yang seragam
dalam setiap wadahnya dan dari setiap pengirimannya. Pemakaian bahan
additive harus mempunyai pengaruh yang sejalan dengan additive
diatas dan pencampurannya dicampur dengan air terlebih dahulu
sebelum dicampur dalam campuran beton. Jumlah pemakaian bahan
additive ini harus melalui persetujuan pihak Direksi.

c. Tempat Penyimpanan Bahan Additive


Bahan-bahan ini harus disimpan di tempat yang tahan air dan resapan air.
Penyimpanan harus diatur sedemikian sehingga bahan additive ini
langsung dipakai. Bahan additive yang telah habis masa berlakunya, harus
ditandai dan tidak dipakai untuk campuran beton.

C. I. 5. PENYIMPANAN BAHAN BANGUNAN


a. Semua semen harus dikirim ke tempat pekerjaan dalam karung kertas yang
ditandai, utuh dan ditutup sepatutnya atau bungkusan lainnya yang disetujui.
Semua semen harus disimpan dalam gudang tidak terpengaruh oleh
kelembaban cuaca.
b. Lantai dari gudang harus dinaikkan di atas permukaan tanah untuk
mencegah pengisapan air. Penyimpanan di tempat terbuka dapat diizinkan
pada pekerjaan kecil dengan persetujuan tertulis dari Direksi, dalam hal
- 31
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

mana selalu harus ditempatkan di atas tempat yang dilindungi dengan tutup
yang tahan air.
Masing-masing kiriman semen harus disimpan terpisah sedemikian, sehingga
ada jalan masuk dengan mudah untuk pemeriksaan dan pengujian.
c. Setelah disetujui Direksi penggunaan semen harus menurut urutan
pengiriman.
d. Tiap-tiap jenis bahan batuan pasir dan kerikil maupun batu merah, kapur dan
batu-batu harus disimpan dalam petak yang terpisah atau di halaman yang
tanahnya ditutup dengan lembaran logam atau tutup lainnya yang keras dan
bersih, yang harus bisa kering sendiri dan dilindungi dari pencampuran
dengan tanah atau benda-benda lainnya yang merusak.
e. Tulangan baja harus disimpan jauh dari tanah dan diganjal untuk mencegah
perubahan bentuknya.

Bagian II. Kelas dan Mutu

C. II. 1. KELAS DAN MUTU BETON (ganti SNI 28 47 2013 )


Kelas dan mutu dari bahan beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia
NI-2-P.B.I 1971, menurut tabel di bawah ini :
Bm Kategori Pengawasan Terhadap
Bk S = 46 Dari
No Mutu Bangunan Kwalitas Kekuatan
KG/ KG/
(Tujuan) Agregat Tekanan
CM2 CM2
I BO - - Non Pemeriksaan Tidak ada
Strukturil dengan mata Pengujian
II B1 - - Strukturil Pemeriksaan Tidak ada
dengan teliti Pengujian
K.125 125 200 Strukturil Pengujian Pengujian
mendetail akan diadakan
dengan analisa
ayakan
K.175 175 250 Strukturil Pengujian Pengujian
mendetail akan diadakan
dengan analisa
ayakan

- 32
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

K.225 225 300 Strukturil Pengujian Pengujian


mendetail akan diadakan
dengan analisa
ayakan
III >K.225 > 225 > 300 Strukturil Pengujian Pengujian
mendetail akan diadakan
dengan analisa
ayakan

k = Kekuatan tekan beton karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana dari


sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya
kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja.
b = Kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji
(kg/cm²)
 bm = Kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm2)

Menurut Rumus :
N b
 bm =  ------
1 N
N = Jumlah seluruh nilai hasil pemeriksa atau jumlah seluruh benda uji
yang diperiksa yang harus diambil minimum 20 buah.
s = deviasi standar (kg/cm2)

s
 b bm 
1 1 2

N 1
k = bm – 1,64 s
Jika tidak ditentukan lain, yang diartikan dengan kekuatan tekan beton
senantiasa ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji
kubus yang bersisi 15 (+0,06) cm pada umur 28 hari.
Untuk mutu campuran beton K 225 digunakan ukuran kerikil maksimal 20 mm
dengan nilai slump 8 – 12 cm dan dilakukan pengujian terhadap tekanan beton.

- 33
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

C. II. 2. KOMPOSISI / CAMPURAN BETON (ganti SNI 28 47 2013 )


a) Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil/batu pecah, air seperti
yang ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam perbandingan yang
serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada ketentuan yang baik/tepat.
b) Untuk beton mutu BO fc’ 8,30 MPa (setara K 100) yang biasa untuk pekerjaan
non strukturil dipakai perbandingan dari semen portland, terhadap pasir dan
agregat kasar tidak boleh kurang dari 1:3:5. Banyaknya semen untuk tiap m3
sedikitnya harus 247 kg.
c) Untuk beton mutu B.1 dan fc’ 10,38 MPa (setara K 125), campuran nominal dari
semen portland, pasir dan kerikil/batu pecahan harus digunakan dengan
perbandingan volume 1:2:3 atau 1 : 1½ : 2 ½. Banyaknya semen untuk tiap m3
beton harus tidak kurang dari 276 kg.
d) Beton Cyclop fc’ 14,53 MPa (setara K175) dengan perbandingan mortar beton
60 % dan batu 40%. Ukuran diameter batu antara 15 – 20 cm.
e) Untuk mutu fc’ 14,53 MPa (setara K 175) dan mutu-mutu lainnya yang lebih
tinggi harus dipakai “campuran yang direncanakan” (designed mix). Campuran
yang direncanakan diketemukan dari percobaan-percobaan campuran untuk
memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan. Banyaknya semen untuk
tiap m3 beton paling tidak harus 326 kg.
f) Untuk mutu fc’ 18,68 MPa (setara K225) dan mutu-mutu lainnya yang lebih
tinggi harus dipakai “campuran yang direncanakan” (designed mix). Campuran
yang direncanakan diketemukan dari percobaan-percobaan campuran untuk
memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan. Banyaknya semen untuk
tiap m3 beton paling tidak harus 371 kg.
g) Untuk mutu fc’ 24,90 MPa (setara K300) dan mutu-mutu lainnya yang lebih
tinggi harus dipakai “campuran yang direncanakan” (designed mix). Campuran
yang direncanakan diketemukan dari percobaan-percobaan campuran untuk
memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan. Banyaknya semen untuk
tiap m3 beton paling tidak harus 413 kg.
h) Tingkat agregat yang kasar untuk kelas II derajat K 125 dan untuk kelas III
derajat K 175 beton berada dalam batas yang ditentukan dalam NI-2-1971
klausul 3.4. dan Penyedia Jasa harus memperoleh derajat yang patut apabila
diminta oleh Direksi dengan mengkombinir ukuran agregat yang profesional,
agar supaya diperoleh derajat yang sepatutnya.

- 34
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

i) Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton-beton yang dipakai untuk


berbagai pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu ke waktu
selama berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat
dan beton yang dihasilkan. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang
tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan, juga mempunyai
kepadatan yang tepat, kekedapan, awet dan kekuatan yang dikehendaki
dengan tidak memakai semen terlalu banyak.
j) Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak
boleh melampaui 0.55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan melampaui
0.60 (dari beratnya) untuk kelas-kelas lainnya.
k) Pengujian dari beton akan dilakukan oleh Direksi/Konsultan Supervisi untuk
melakukan pengawasan pekerjaan tersebut dan perbandingan-perbandingan
campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan atau penghematan yang
dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan
dan Penyedia Jasa tidak berhak atas penambahan kompensasi disebabkan
perubahan yang demikian.

C. II. 3. SELIMUT BETON


Selimut beton bertulang minimum diukur dari sisi luar batang tulangan harus sesuai
dengan gambar atau tabel di bawah ini, kecuali ditentukan dalam gambar atau
permintaan Direksi Pekerjaan.

Selimut Beton Bertulang


No. Jenis Pekerjaan (cm)
Dalam Luar Disentuh
1 Plat 1.0 1.5 2.0
2 Dinding 1.5 2.0 2.5
3 Balok 2.0 2.5 3.0
4 Kolom 2.5 3.0 3.0
5 Bangunan yang masuk dlm tanah atau
5.0 nampak atau terpengaruh cuaca
atau kena goresan

- 35
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

C. II. 4. PERLENGKAPAN MENGADUK


Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian yang cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-
masing bahan pembentukan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara
pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan Direksi dan Konsultan
Supervisi pekerjaan tersebut.

C. II. 5. M E N G A D U K
a) Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu “Concrete Mixer” atau sesuai petunjuk Direksi selama
sedikitnya 1½ menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah
yang penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin
pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1.5 m3. Direksi/Konsultan Supervisi
pekerjaan tersebut berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil
adukan dengan susunan ketentuan dan warna yang merata/seragam.
b) Beton harus seragam dalam komposisi dari adukan ke adukan, kecuali bila
dimintakan adanya perubahan dalam komposisi. Dalam pekerjaan mencampur
adukan beton, air harus dituangkan lebih dahulu. Pengadukan yang berlebih-
lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan
konsistensi beton yang dikehendaki tidak diperkenankan.
Hasil adukan dituangkan pada tempat tertentu yang dapat terjaga mutunya.
C. II. 6. S U H U
Suhu beton sewaktu dicor/dituang tidak boleh lebih dari 32 derajat celcius.
Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27 C dan 32 C, beton harus
diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton melebihi 32
C, sebagai yang ditetapkan oleh Direksi/Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut,
Penyedia jasa harus mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat, mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari bila
perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu di bawah 32 C.

C. II. 7. CETAKAN (BEKESTING)


a) Cetakan haruslah dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan
ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar atau
seperti ditetapkan Direksi/Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.
- 36
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

b) Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang


dikehendaki harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari logam,
lembaran plywood tebal 12 mm atau 18 mm, papan kayu yang dipress atau dari
papan yang dipress halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki
untuk menghasilkan permukaan yang sempurna seperti terperinci di sini.
c) Cetakan maksimal sebanyak 4 (Empat) kali penggunaan.
d) Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan air.
Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu ataupun dari
logam dan harus di dalam segala hal benar-benar berbentuk dan berukuran
yang tetap pada tempat dan bentuknya selama pembebanan dan
berlangsungnya pekerjaan vibrasi pemadatan beton.
e) Usaha yang sesuai dan efektif harus dilaksanakan pada pembuatan cetakan
untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah yang tepat
untuk menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan, sisi pinggiran
tersebut atau kerusakan-kerusakan permukaan beton yang telah diselesaikan.
f) Semua cetakan yang dibangun harus kuat, alat-alat dan usaha-usaha yang
sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan
dari beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, semua
material untuk mempermudah melepaskan cetakan harus dipakai hanya setelah
disetujui oleh Direksi/Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut. Penggunaan
minyak cetakan harus berhati-hati agar tidak kontak dengan besi beton yang
mengakibatkan kurang daya lekat.
g) Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga
dicegah pengembangan atau lain gerakan selama penuangan beton. Hal
tersebut dapat dicegah selama pengecoran beton pada pilar-pilar beton
(Concrete Piers), kaki-kaki logam (Metal Pedestral) atau dengan cara-cara lain
yang disetujui. Penyangga cetakan (Perancah) harus bersandar pada fondasi
yang baik sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama
pelaksanaan.

C. II. 8. PENGECORAN
a) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan
beton, pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekangan dan pengikatan
dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran
yang telah disetujui oleh Direksi/Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.

- 37
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

b) Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada tempat


pengecoran beton, lantai kerja harus bersih dari air yang menggenang,
reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan
yang menyerap dengan rata hingga kelembaban (air) dari beton yang baru dicor
tidak akan diserap.
c) Permukaan-permukaan beton yang lebih dahulu dicor yang mana beton baru
akan dicor, permukaan lama telah begitu mengeras sehingga beton baru tidak
akan berpadu dengan sempurna, ditentukan di sini sebagai “Construction
Joints” (hubungan konstruksi/ pelaksana). Permukaan Construction Joints
harus bersih dan lembab ketika ditutup dengan beton baru atau adukan.
Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, beton-beton yang
mengelupas atau rusak, bahan-bahan asing yang menutupinya. Permukaan-
permukaan Construction Joints harus dibersihkan dengan cara-cara yang
disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya dengan penyemprotan air dengan
tekanan udara segera sebelum pengecoran beton baru. Pembersihan dan
pencucian harus dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran
beton. Semua genangan-genangan air harus dibuang dari permukaan
Construction Joints sebelum beton baru dicor.
d) Semua Construction Joints atau expansion joints seperti ditunjukkan pada
gambar harus dibersihkan seluruhnya dari kelebihan-kelebihan beton atau
material dengan menggaruk atau cara lain yang disetujui Direksi/Konsultan
Supervisi pekerjaan tersebut.
e) Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat
dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan
yang menyebabkan perubahan nilai slump.
f) Beton dicor dilaksanakan pada waktu Direksi dan Konsultan Supervisi
pekerjaan tersebut serta Pelaksana Penyedia Jasa atau (Quality Control) ada di
tempat kerja. Setelah permukaan disiapkan baik - baik, permukaan -
permukaan Construction Joints dimana beton baru akan dicorkan harus dilapisi
dengan penutup yang terbuat dari adukan semen (air semen) atau ditutup
dengan lapisan spesi/mortar harus mempunyai perbandingan semen dan pasir
seperti campuran beton yang bersangkutan kecuali ditentukan lain, demikian
juga konsistensinya.

- 38
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

Adukan harus dihamparkan merata dan harus rata juga pada permukaan yang
tidak beraturan. Beton harus segera dicor saat adukan yang masih baru (fresh).
Dalam pengecoran beton pada Construction Joints yang telah dibentuk,
penjagaan khusus harus dijalankan untuk menjamin agar beton yang baru
menjadi rapat betul dengan permukaan joints (sambungan) dengan
pembobokan memakai alat-alat yang cocok.
g) Pencampuran/penumbukan kembali beton tidak diperkenankan. Beton yang
sudah mengeras dalam hal mana pengecoran yang tepat untuk dituang/dicor
harus diusahakan agar pengangkutannya ke tempat posisi terakhir sependek
mungkin. Sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan
antara kerikil dan spesinya.
h) Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints), semua
penuangan beton harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan umumnya
tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran
dengan tebal lapisan-lapisan 50 cm tidak dapat memenui spesifikasi-spesifikasi
ini.
Semua pertemuan/sambungan dan hubungan konstruksi dengan permukaan
beton, harus dibuat menerus dan rata atau tegak jika tidak ditentukan di dalam
kontrak, jumlah dan lokasi dari hubungan konstruksi harus dimintakan
persetujuan Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.
i) Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sedemikian sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar.
j) Direksi berhak membatalkan pengecoran beton pada beberapa kejadian
sebagai berikut:
1. Bila pelaksanaan pencampuran belum mulai dalam 30 menit setelah semen
dituangkan pada pasir dan kerikil.
2. Bila lebih dari 30 menit berlalu antara penuangan dari mixer dan
pengecoran beton tanpa menggerak-gerakan mixer.
3. Bila lebih dari 1,5 jam berlalu antara penuangan semen pada pasir dengan
kerikil dan pengecoran beton.
4. Bila keenceran beton (slump) berkurang 2,5 cm atau dianggap oleh Direksi
tidak benar selama waktu setelah penuangan dari mixer dan sebelum
pengecoran beton.

- 39
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

5. Beton harus disimpan dengan cara sedemikian rupa agar tidak terjadi
penguraian dan dicor dengan tidak memukul keras pada penulangan,
sambungan atau bekisting yang dibuat.
k) Beton tidak diijinkan dijatuhkan bebas lebih dari 1,5 m dan tinggi yang lebih dari
1,5 m harus diturunkan melalui saluran miring atau terjunan yang disetujui oleh
Direksi agar tidak menimbulkan penguraian pada waktu pelaksanaan
pengecoran.
l) Pengecoran beton di air tidak diijinkan, kecuali dengan persetujuan khusus dari
Direksi. Untuk pekerjaan ini maka campuran dan pengecoran beton harus
menurut ketentuan sebagai berikut:
1. Banyaknya semen tidak kurang dari 400 kg/m3 beton.
2. Banyaknya pasir yang dibutuhkan biasanya 45 % sampai 50 % dari berat
bahan pengisi (pasir dan kerikil).
3. Diameter maksimum kerikil harus 40 mm.
4. Kekelahan (slump) beton harus antara 10±2 cm.
5. Tidak ada air mengalir yang diijinkan.
6. Air harus dipompa keluar sampai selesai pengecoran beton.
m) Ember-ember beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada
slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana
mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,035 m3
sekali tuang. Ember beton harus mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-
alat lainnya dimana diperlukan, terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
n) Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada ketentuan
lain dari yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh
Direksi/Konsultan Supervisi untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut.
o) Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan tertentu, sehingga ia
bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua
permukaan-permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan. Dalam
pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala, alat penggetar (vibrator) harus
mengenai bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah.
Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immersion
teroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaran permenit.
Peralatan yang digunakan
Site Mix concrete mixer beton
concrete vibrator

- 40
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

Ready Mix concrete mixer truck


concrete vibrator

C. II. 9. WAKTU DAN CARA-CARA PEMBUKAAN CETAKAN


a) Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus dikerjakan dengan
hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton.
Segera sesudah cetakan-cetakan dibuang, permukaan beton harus diperiksa
dengan hati-hati. Permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera
diperbaiki sampai disetujui Direksi.
b) Umumnya diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan dibuka untuk
dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya;
tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran serta 14 hari untuk dek-
dek jembatan.

C. II. 10. PERAWATAN (CURING)


a) Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan disini. Direksi/
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut berhak menentukan cara perawatan
bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
b) Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera sesudah
beton cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya
dengan bahan yang dibasahi air atau dengan pipa-pipa berlubang-lubang,
penyiram mekanis atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar
permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus
memenuhi maksud-maksud spesifikasi-spesifikasi air untuk campuran beton.
Peralatan yang digunakan
Truk Tangki Air (mobile) (apabila diperlukan)

C. II. 11. PERLINDUNGAN (PROTECTION)


Penyedia Jasa harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Direksi.
Permukaan beton yang terbuka kecuali permukaan-permukaan yang tertutup oleh
white pigmentod sealing compound, harus dilindungi terhadap sinar-sinar matahari
yang langsung paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.

- 41
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

Perlindungan semacam itu harus dibuat effective dan dapat dilaksanakan sesudah
pengecoran beton tanpa cetakan atau sesudah pembukaan cetakan-cetakan.

C. II. 12. PENYELESAIAN-PENYELESAIAN DAN PENYEMPURNAAN


a) Penyempurnaan-penyempurnaan beton harus dilaksanakan oleh tukang yang
ahli dan disaksikan oleh Direksi/Konsultan Supervisi untuk melakukan
pengawasan pekerjaan tersebut. Permukaan-permukaan beton akan diuji/dites
oleh Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut dimana perlu untuk
menentukan apakah ketidak teraturan permukaan berada dalam batas-batas
yang ditentukan di sini. Ketidak teraturan digolongkan sebagai sekonyong-
konyong (abrupt) atau lambat laun (gradual).
Offiset yang disebabkan oleh pemindahan atau penempatan cetakan yang
salah yang membentuk garis-garis, yang disebabkan mata kayu lepas pada
cetakan atau kerusakan lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidak teraturan
yang sekonyong-konyong (abrupt) dan akan diuji dengan menggunakan
pengukuran langsung.
Semua ketidak teraturan lainnya dapat dianggap sebagai ketidak teraturan yang
gradual dan akan diperiksa dengan mempergunakan template, terdiri dari alat
dengan pinggiran yang lurus atau melengkung untuk permukaan yang
melengkung.
Panjang template tersebut harus 1,5 m untuk pengujian permukaan hasil
cetakan dan 3 m untuk permukaan yang tidak pakai cetakan. Sebelum
menerima pekerjaannya, Penyedia Jasa harus membersihkan semua
permukaan yang terbuka dari kerak-kerak dan karat yang tidak nampak kecuali
bila ditentukan secara lain.
b) Permukaan dalam yang tidak bercetakan harus dibuat miring untuk drainase
seperti ditunjukkan pada gambar-gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.
Bila tidak ditentukan secara lain tingkat-tingkat penyelesaian untuk permukaan
yang tidak bercetakan adalah sebagai berikut :
Permukaan yang tidak bercetakan yang akan ditutup dengan urugan (backfill)
atau dengan beton harus diselesaikan dengan meratakannya secara
memuaskan dan penambalan untuk menghasilkan permukaan yang sama.
Penyelesaian dengan sendok baja yang keras (hard steel trowel) harus dipakai
terhadap permukaan yang tidak bercetakan yang terbuka atau mudah terkena

- 42
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

air yang mengalir, kecuali permukaan dek jembatan yang akan menjadi jalan
lalu lintas orang-orang berjalan kaki atau kendaraan harus diselesaikan dengan
memakai tangan atau perlengkapan yang digerakkan dengan mesin.
Peralatan dan troweling harus dimulai segera sesudah permukaan yang
diratakan telah cukup keras menghasilkan permukaan yang bebas dari bekas-
bekas plesteran dan harus sama dalam susunannya. Ketidakrataan pada
permukaan tidak diperkenankan lebih dari 6 mm untuk ketidakrataan yang
gradual dan bekas-bekas pahatan atau ketidakrataan yang sekonyong-
konyong.

C. II. 13. PERBAIKAN PERMUKAAN BETON


a) Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak menurut gambar atau
ternyata ada permukaan yang rusak atau keluar dari garis sesuai dengan
spesifikasi ini, harus dibuang dan diganti oleh Penyedia Jasa atas bebannya
sendiri kecuali bila Direksi memberikan izinnya untuk menambal tempat yang
rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah
tercantum dalam pasal-pasal berikut.
b) Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri
dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena keropos,
lubang-lubang baut, ketidak rataan oleh pengaruh sambungan-sambungan
cetakan dan bergeraknya cetakan.
Ketidak rataan dan bengkok harus dibuang dengan pemahat atau dengan alat
lain dan seterusnya digosok dengan batu gurinda. Semua lubang harus terus
menerus dibasahi selama 24 jam sebelum di cor, dan seterusnya
disempurnakan.
c) Cacat lubang-lubang baut angker dan tempat cukilan dari sarang kerikil yang
akan diperbaiki, harus diisi dengan spesi/mortel tambalan yang kering yang
disusun dari satu bagian semen portland dengan dua bagian pasir beton
bersama dengan bahan pengisi yang susut, yang disetujui oleh Direksi/
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut, dalam jumlah yang diperinci oleh
pabrik dan dengan air yang cukup sehingga sesudah bahan-bahan spesi
dicampur akan melekat satu sama lain dan apabila diremas-remas menjadi bola
dan ditekan dengan tangan tidak akan mengeluarkan air. Spesi penambal harus
dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang tipis dan selalu dipadatkan dengan alat
yang cocok.

- 43
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

Ketelitian diharapkan pada pengisian baut-baut angker dan lubang-lubang pipa


hingga seluruhnya dapat diisi penuh dengan spesi yang padat.

C. II. 14. PENGUJIAN BETON


a) Penyedia Jasa harus melakukan tes beton sesuai prosedur yang disyaratkan
oleh Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.
b) Bila pengecoran beton untuk bangunan permanen, Penyedia Jasa harus
melaksanakan “Slump Test” pada waktu mulai menuangkan beton. Slump Test
harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur standar. Kecuali diperintahkan lain
oleh Direksi, untuk pengecoran dengan sistem talang/chute slump harus lebih
dari 50 mm dan tidak boleh lebih dari 100 mm. Sedang untuk pengecoran
dengan concrete pump slump tidak boleh lebih dari 120 mm.
c) Percobaan beton dari hasil mixdesain yang terdiri dari Kerikil, pasir, semen (Pc)
dan kandungan air harus dilakukan sesuai prosedur standar dengan
persetujuan Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut. Khususnya
kubus beton yang dibentuk dalam cetakan tidak kurang dari 150 mm kubus.
d) Setiap 40 m3 pengecoran beton paling sedikit harus membuat 6 kubus/ silinder
dibuat dari masing-masing pengecoran untuk diuji, 3 sampel diuji umur 7 hari
dan 3 sampel diuji umur 21 hari berdasarkan peraturan yang berlaku (SNI.
8724 2013)
e) Jika volume per hari pengecoran kurang dari 40 m3 tetap membuat 6 kubus/
silinder dibuat dari masing-masing pengecoran untuk diuji, 3 sampel diuji umur
7 hari dan 3 sampel diuji umur 21 hari berdasarkan peraturan yang berlaku.
f) Penyedia Jasa harus membuat catatan-catatan untuk tiap pengujian, yang
memberikan keterangan secukupnya. Penyedia Jasa harus membuat catatan
dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut dalam rangkap tiga, dan menyerahkan kepada Direksi/Konsultan
Supervisi untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut tidak lebih dari 3
hari sesudah tiap percobaan selesai dilaksanakan.
g) Seluruh biaya yang dibutuhkan untuk pengujian beton menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.

C. II. 15. MENGAWASI DAN MENCAMPUR BAHAN


a) Penyedia Jasa harus membuat secara akurat perbandingan dari beton berdasar
ukuran volume.

- 44
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

b) Banyaknya air pada campuran beton yang terdiri dari batuan, pasir dan semen
di dalam mesin pengaduk mekanis, banyaknya harus menurut jumlah paling
kecil yang diperlukan untuk memperoleh hasil slump test yang telah ditentukan.
Alat pengukur air harus dapat menunjukkan secara akurat volume yang diminta
dan harus didesign sedemikian rupa sehingga supply air akan secara otomatis
berhenti kalau jumlah air yang dikehendaki sudah disalurkan ke dalam alat
pencampur beton. Dan kemudian bahan-bahan beton harus benar-benar
tercampur.
c) Bahan-bahan harus dibalikkan paling sedikit dua kali dalam keadaan yang
kering, dan paling sedikit tiga kali sesudah air telah dicampurkan, sampai
campuran beton mencapai warna dan kekentalan yang sama.
Penyedia Jasa harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan tempat
bahan-bahan untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus
diserahkan untuk mendapat persetujuan Direksi, sebelum alat pencampur dan
bahan-bahan diletakkan.

C. II. 16. MENGANGKAT, MENEMPATKAN DAN MEMADATKAN BETON


a) Beton harus dibawa sedemikian rupa sehingga sampai di tempat penuangan,
masih mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan yang dibenarkan dan
tidak terjadi penambahan atau pengurangan apapun sejak meninggalkan
tempat adukan.
b) Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Direksi dan Konsultan supervisi
yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut atas
pengaturan yang diusulkannya, sebelum pekerjaan pembetonan dimulai.
c) Beton tidak diijinkan untuk dijatuhkan atau digelincirkan secara tak
terkendalikan dari ketinggian lebih dari 1,5 m tanpa harus diaduk lagi.
Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat sambungan
cor yang disediakan sebelum permulaan pembetonan.
d) Penyedia Jasa harus memperhatikan pemadatan beton dengan tujuan untuk
menghasilkan beton rapat air dengan kepadatan tinggi. Pemadatan harus
dilakukan dengan tidak mengakibatkan bergeraknya tulangan dan cetakan.
Jumlah dan jenis alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa
pembetonan, harus dengan persetujuan Direksi dan Konsultan Supervisi
pekerjaan tersebut.

- 45
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

C. II. 17. SAMBUNGAN MEN”COR” BETON


a) Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus
diserahkan kepada Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut untuk
mendapatkan persetujuan pekerjaan berlangsung.
b) Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengaruh
dari penyusutan dan suhu dapat diperkecil. Dimana pekerjaan beton
memanjang atau meluas dan jika menurut pendapat Direksi dan Konsultan
Supervisi pekerjaan tersebut mungkin dilaksanakan, maka Penyedia Jasa harus
mengatur rencana pelaksanaan sedemikian rupa, sehingga beton sudah
mempunyai umur 4 minggu sebelum beton baru diletakkan terhadapnya.
c) Sambungan cor harus rapat air dan pemberhentian pengecoran sejauh
mungkin dapat dilaksanakan pada tempat gaya lintang yang terkecil.
Pemberhentian pengecoransambungan harus disetujui oleh Direksi dan
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut. Sebelum beton yang baru dicor
disamping beton sudah mengeras, beton yang lama harus dibersihkan dari
batuan-batuan di atas seluruh penampangnya dan meninggalkan permukaan
kasar tak teratur serta bebas dari buih semen.
d) Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada saat hari Pelaksanaan harus
tidak lebih dari 1,5 m dan ukuran mendatar harus tidak lebih dari 7 m tanpa
mendapat persetujuan lebih dahulu dari Direksi dan Konsultan Supervisi
pekerjaan tersebut.

Bagian III. Tulangan Baja

C.3.1. Umum
Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan polos, digilas
panas, sesuai dengan SKSNI T- 15-1991-03 atau standar lain yang setara atau
yang lebih tinggi yang disetujui oleh pihak Direksi / Konsultan Supervisi, dan
harus memenuhi ketentuan standar serta ketentuan-ketentuan dibawah ini :
Besi Polos Besi Ulir Kekuatan
29 – 53 49 – 63 Tarik, kg/mm2
24 atau lebih 30 atau lebih Titik Leleh, kg/mm2
20 atau lebih 14 atau lebih Penambahan panjang, %

Diameter rata-rata dari tulangan yang dipilih dari setiap contoh kiriman dengan ukuran
- 46
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

yang sama tidak boleh lebih besar atau lebih kecil dari 2 (dua) % dari diameter yang
ditentukan. Tulangan - tulangan harus bebas dari sisik, minyak, kotoran dan
kerusakan-kerusakan struktur.

Untuk tiap pengiriman batang baja lunak yang diserahkan ke tempat pekerjaan,
Penyedia Jasa harus menyediakan untuk tiap-tiap pembuatan kepada Direksi /
Konsultan Supervisi suatu hasil pemeriksaan dari laboratorium yang disetujui oleh
Direksi / Konsultan Supervisi. Untuk tiap kiriman tulang anyaman baja yang dikirim ke
tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi / Konsultan
Supervisi satu kutipan yang diakui dari catatan-catatan pemeriksaan dan pengujiannya
yang berhubungan dengan pemuatan-pemuatan dari mana kiriman itu dibuat.

Penyedia Jasa harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan, jika
dibutuhkan oleh Direksi / Konsultan Supervisi. Batang-batang baja yang telah
bengkok, tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan lagi untuk dipakai dipekerjakan
tanpa persetujuan Direksi dan Konsultan Supervisi. Tulangan baja harus disimpan jauh
dari tanah yang diganjal untuk mencegah perubahan bentuknya.

C.3.2. Penempatan Tulangan


Tulangan harus dipasang dan dikuatkan dalam posisi yang pasti/tetap sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar dan tidak berubah pada posisinya didalam cetakan tanpa
pergeseran selama proses penggetaran, pengisian dan penumbukan beton ditempat.

Penyedia Jasa harus menyediakan semua ganjal pengatur jarak yang diperlukan atas
biayanya sendiri untuk memelihara tulangan beton dalam posisi yang tepat. Setiap
pengikat, sambungan, atau sambungan sengkang tulangan harus kencang sehingga
tulangan-tulangan benar-benar kokoh. Sebelah dalam bagian-bagian yang
melengkung harus bersentuhan langsung dengan tulangan-tulangan disekitar mana
akan tercapai kekuatan yang baik. Tulangan-tulangan harus diikat bersama-sama
dengan menggunakan kawat baja hitam yang harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi / Konsultan Supervisi, dan pengikat harus dililit kuat-kuat dengan tang. Ujung
kawat ikat yang bebas harus dilipat kedalam. Jika tulangan beton telah dipasang dan
telah siap untuk dilakukan pengecoran, maka harus diperiksa dulu oleh Direksi /
Konsultan Supervisi dan tidak boleh dilakukan pengecoran sampai tulangan beton
disetujuinya. Penyedia Jasa harus melaporkan kepada Direksi / Konsultan Supervisi

- 47
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

selambat- lambatnya 24 (dua puluh empat) jam sebelumnya, untuk meminta dilakukan
pemeriksaan atas penulangan yang telah disiapkan.

C.3.3. Penyiapan Gambar Tulangan Beton


Penyedia Jasa atas biayanya sendiri harus menyiapkan semua gambar detail tulangan
beton berdasakan gambar-gambar yang diberikan oleh pemberi tugas. Gambar-
gambar tulangan beton ini harus meliputi gambar penempatan tulang, gambar
pembengkokan tulangan, daftar besi dan gambar-gambar penulangan lainnya yang
mungkin diperlukan untuk memudahkan pembuatan dan pemasangan besi tulangan.
Semua gambar penulangan yang direncanakan oleh Penyedia Jasa harus diajukan
kepada Direksi / Konsultan Supervisi untuk mendapat persetujuan.

C.3.4. Sambungan Tulangan Beton


Jika dianggap perlu untuk menyambung batang tulangan pada titik-titik lain dari pada
yang diperlihatkan dalam gambar, posisi dan metode penyambungan harus ditetapkan
berdasarkan perhitungan kekuatan dan disetujui oleh Direksi / Konsultan Supervisi.
Dalam hal sambungan lewatan, panjang lewatan harus memenuhi ketentuan gambar
atau tabel di bawah ini
Diameter 10 13 16 19 22 25 28 32
Tulangan (mm)
Panjang 60 60 60 65 75 85 95 100
sambungan
lewatan min.
(cm)
Batang tulangan harus diikat pada beberapa tempat di atas sambungan lewatan
dengan menggunakan kawat besi pengikat dengan diameter 0.9 milimeter atau
pengikat yang cocok. Untuk sambungan lewatan, diperlukan kait pada batang tulangan
polos dan kait tidak diperlukan pada batang tulangan yang berulir.

C.3.5. Daftar Bengkokan


Penyedia Jasa harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam
gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan tulangan yang tepat untuk dipakai dalam
pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh Direksi / Konsultan
Supervisi kepada Penyedia Jasa harus diperiksa dan diteliti.Tulangan baja harus
dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan bengkokan atau

- 48
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh tukang yang
berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokkan
dengan mesin pembengkok yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi /
Konsultan Supervisi. Ukuran pembengkok harus sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia NI-2, PBI 1971 kecuali jika ditentukan lain, atau diperintahkan oleh Direksi /
Konsultan Supervisi. Bentuk-bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan
gambar, tidak boleh menyambung tulang tanpa persetujuan Direksi / Konsultan
Supervisi.

Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam
Kilogram (Kg) yang akan dimasukkan dalam mata pembayaran pembesian atau
tulangan berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan
dari Direksi / Konsultan Supervisi.

C.3.6. Pemasangan
Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada
tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa
tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada waktu pengecoran beton.
Pengelasan tempel dengan adanya persetujuan Direksi / Konsultan Supervisi lebih
dahulu dapat diijinkan untuk menyambung tulangan-tulangan yang saling tegak lurus,
tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan. Penggunaan ganjal, alat
perenggang dan kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi / Konsultan Supervisi.
Perenggang dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti mutu
beton yang akan dicor. Perenggang tulangan dari besi beton dan kawat harus sepadan
dengan bahan tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara.

C.3.7. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran dan penempatan tulangan dibuat dalam perencanaan
berat jadi/terpasang sesuai dengan gambar atau atas petunjuk Direksi / Konsultan
Supervisi. Satuan berat jadi, kecuali ditentukan lain selama pelaksanaan, maka
standard berat besi adalah sebagai berikut :
Diameter (mm) 10 12/13 16 19 22 25
Berat Besi Polos (kg/m) 0.617 0.888 1.580 2.23 2.98 3.85

Besi stagger, besi penstabil plastic cone, kawat pengikat, paku atau bahan lainnya
- 49
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

yang digunakan untuk menyambung pada pelaksanaan pembesian yang merupakan


bagian dari metode pelaksanaan tidak diukur untuk dibayar, sesuai dengan gambar
atau petunjuk dari Direksi / Konsultan Supervisi.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam
Kilogram (Kg) yang akan dimasukkan dalam mata pembayaran pembesian atau
tulangan berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan
dari Direksi / Konsultan Supervisi Pekerjaan.
Mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam Kilogram (Kg)
berdasar kemajuan pekerjaan yang telah dicapai dilapangan dengan pengesahan dari
Direksi / Konsultan Supervisi Pekerjaan

C.3.8. PEMBESIAN (BESI BETON)


a. Semua besi beton, untuk semua konstruksi digunakan besi beton U-24 dan U-40
sesuai dengan peruntukan besi beton yang digunakan, kecuali ada keterangan
khusus dalam kontrak atau sesuai petunjuk Direksi/ Konsultan Supervisi.
b. Semua pemakaian besi beton, misalnya aturan sambungan-sambungan letak,
dan lain-lain harus mengikuti SNI 2847 2013.
c. Semua biaya yang dikeluarkan untuk pemotongan, pembengkokan dan
pemasangan sudah termasuk dalam harga satuan besi beton.
d. Harga satuan besi beton dinyatakan dalam tiap kg besi beton terpasang.

C.3.9. PEMASANGAN DOWEL


Bahan dowel untk pekerjaan precast lining beton dengan besi polos diameter 16 mm
dan panjang 160 mm, dipasang flexible pada kedua sisinya. Harga satuan
pemasangan dowel sama dengan harga satuan tulangan dalam satuan kilogram (kg).

- 50
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

D. PASANGAN BATU
Bagian I. Bahan-bahan

D.I.1. BATU KALI / BATU GUNUNG / BATU BELAH


Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti
pasangan batu kali atau batu belah haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama
dan homogen dan tidak berpori menurut persetujuan Direksi/Pihak yang ditunjuk
untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut dan bersih dari campuran besi,
noda-noda, lubang pasir, cacat atau ketidak sempurnaan lainnya. Batu tersebut
harus diambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi.
Semua persediaan batu untuk pasangan batu di lapangan harus diperlakukan
sedemikian rupa sehingga cukup lembab pada saat akan dipergunakan. Batu-batu
yang dipergunakan dalam pekerjaan atau bagian pekerjaan harus memiliki ukuran
yang mendekati seragam agar tidak terdapat rongga-rongga besar di antara batu.

D.I.2. ADUKAN (CAMPURAN)


a. Adukan untuk pasangan batu terdiri dengan perbandingan 1 Pc : 4 Ps seperti
disebutkan dalam Spesifikasi atau gambar untuk masing-masing pekerjaan.
b. Jika tidak ditentukan lain, adukan yang dipakai untuk pasangan batu menurut
perbandingan isi harus terdiri dengan perbandingan 1 Pc : 4 Ps untuk pekerjaan
biasa, dan dengan perbandingan 1 Pc : 3 Ps untuk pasangan kedap air atau
lainnya yang diperintahkan oleh Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.
c. Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan pasangan. Pasir
haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang memungkinkan
untuk menghasilkan adukan yang baik.
d. Air yang dipakai untuk membuat adukan haruslah sesuai dengan standar atau
menurut petunjuk Direksi. Hanya air yang baik yang dapat dipakai untuk
menghasilkan seperti apa yang ditentukan.
e. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga
jumlah dari setiap bahan adukan bisa ditentukan secara tepat dan disetujui oleh
Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut.
f. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan adukan
tidak dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali dari adukan
tidak diperkenankan.

- 51
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

D.I.3. KERIKIL LANDASAN (GRAVEL BACKING)


Kerikil landasan harus terdiri dari kerikil sungai yang bersih, keras dan tahan lama
atau pecahan batu dengan gradasi baik, dari 50 mm sampai 100 mm, kesemuanya
menurut persetujuan Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.

D.I.4. SARINGAN KERIKIL


a. Saringan kerikil dengan pembagian butir tertentu harus terdiri dari bahan yang
mengandung silikat, bersih keras dan tahan lama serta bebas dari lapisan yang
melekat, seperti tanah liat.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung besi belerang, batu bara, mika, batu
lempung atau bahan-bahan lainnya yang berpori atau rapuh.
b. Kerikil harus terdiri dari butiran bulat dan harus mempunyai pembagian butir
sedemikian sehingga memenuhi syarat-syarat seperti di bawah ini :
1. 50% berukuran antara 5 sampai 8 kali dari bahan yang ia lindungi.
2. Keragamannya harus dengan bahan yang ia lindungi. “Keseragaman” ialah
perbandingan antara yang berukuran 60% dengan yang berukuran 10%
(ukuran”X” persen dari suatu bahan seperti ditentukan dalam pasal ini adalah
ukuran lubang ayakan yang dapat meloloskan “X” % dari contoh bahanyang
diayak).
Penyedia Jasa harus mengadakan pengujian terhadap butir jika Direksi/
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut membutuhkannya, untuk meyakinkan
syarat-syarat Spesifikasi tetap diikuti.

D.I.5. SARINGAN PASIR


Saringan untuk pasir pada umumnya harus sesuai dengan ketentuan Standar
Nasional Indonesia untuk bahan batuan halus, tetapi harus merupakan pasir kasar
dan mudah dilalui air menurut persetujuan Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan
tersebut.

D.I.6. PENYIMPANAN BAHAN-BAHAN


Semen untuk adukan harus disimpan seperti petunjuk dari Direksi di atas beton atau
lembaran logam atau lantai kayu untuk mencegah tergenang dari air, dan juga harus
dilindungi dengan atap atau penutup yang tahan air lainnya.

- 52
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

D.I.7. PENYELESAIAN SAMBUNGAN


Kecuali jika ditentukan lain, sambungan yang kelihatan harus disiar rata dan halus
dengan adukan perbandingan 1 Pc : 3 Ps, pada waktu pekerjaan sedang
berlangsung, dengan menjaga supaya dijamin adanya keseragaman warna.
Selanjutnya sambungan yang tidak kelihatan harus diisi rata dengan adukan.

Bagian II. Pasangan Batu Kali

D.II.1. UKURAN BATU


a. Pasangan batu harus dari batu yang dipecahkan dengan palu besar yang
berukuran sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup.
b. Setiap batu harus antara ø10 cm s.d ø 20 cm atau dengan berat 6 kg s.d 15 kg,
akan tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi/
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut, ukuran maksimum harus memperhatikan
tebal dinding, harus pula memperhatikan batasan seperti tercantum di atas.

D.II.2. LANTAI KERJA PASANGAN BATU


Dimana ditunjukkan pada gambar-gambar, Penyedia Jasa harus menyediakan dan
meletakkan lantai kerja pasangan batu yang telah ditetapkan dan sesuai petunjuk
Direksi.

D.II.3. ALAS DAN SAMBUNGAN


Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipakai
dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah tegangan pokok.
Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan
pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya,
serta tidak boleh ada batu yang berimpit satu sama lain.
Pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua batu baru selesai dipasang.

D.II.4. PASANGAN BATU PADA PERMUKAAN


a. Pasangan batu pada permukaan yang kelihatan harus menyatukan batu belah
yang dipasang dengan paling sedikit satu batu pengikat untuk tiap-tiap meter
persegi. Pekerjaan ini harus naik secara bersama-sama dengan pasangan bagian
dalam agar supaya batu pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.

- 53
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

b. Batu-batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya adukan
tidak kurang dari pada rata-rata 10 mm. Semua pekerjaan batu pada permukaan
yang kelihatan harus disiar, jenis siar yang digunakan dengan persetujuan
Direksi/ Konsultan Supervisi.

D.II.5. PIPA PERESAPAN


Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus
dilengkapi dengan suling-suling. Suling-suling apabila saluran terletak dalam galian
(untuk saluran dalam timbunan suling-suling tak perlu dipasang). Suling-suling harus
dibuat dari pipa PVC dengan diameter 50 mm dengan panjang 25 cm dan jarak
antara pipa suling-suling sesuai dengan petunjuk Direksi pekerjaan.
Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan.
Saringan ini bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup
dengan geotekstil non woven.

D.II.6. SAMBUNGAN GERAK SEDERHANA


Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar sambungan gerak sederhana harus
dibuat/ dipasang pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk tahan
air. Umumnya sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana terdapat suatu
penyambungan dengan bangunan lama yang akan mempunyai tingkat penurunan
(settlement) yang berbeda.
Sambungan gerak sederhana harus dibentuk dengan memasang susunan batu yang
terdiri dari batu bergradasi sebagai filter di belakang pasangan batu pada bagian
sambungan, setinggi sambungan tadi.
Filter ini harus terdiri dari batu dan kerikil terpilih, dan baik untuk menahan hilangnya/
hanyutnya bahan filter dan harus di bagian luas diberi lapisan penutup ijuk setebal 30
mm atau geotextil membrane yang diijinkan.

D.II.7. PERLINDUNGAN PERAWATAN


Dalam membangun pekerjaan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan
dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai. Penyedia Jasa harus
memenuhi persyaratan-persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk beton.
Pekerjaan pasangan jangan dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang cukup
lama sehingga mengakibatkan adukan larut. Adukan yang dipasang akan larut
karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya

- 54
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

diteruskan. Pekerja tidak dibolehkan berdiri di atas pasangan batu atau pasangan
batu kosong yang belum mantap.

D.II.8. URUGAN KEMBALI DAN URUGAN DI BELAKANG PASANGAN BATU


Sebelum mengurug kembali pada bagian muka pasangan yang tidak kelihatan,
pasangan batunya harus dilapisi mortar dengan adukan dengan perbandingan 1 Pc :
4 Ps setebal 20 mm.
Urugan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan
Supervisi pekerjaan tersebut dan bahan urugan dari tanah eks galian yang
dipadatkan lapis demi lapis dengan alat stamper.

Bagian III. Plesteran

D.III.1. PEKERJAAN PLESTERAN (Ban-banan)


Bila diperintahkan, pasangan batu kali diplester dengan adukan dengan
perbandingan 1 Pc : 3Ps. Campuran untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi
persyaratan untuk bahan dan campuran. Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 lapis
sampai jumlah ketebalan 2 cm dan dihaluskan dengan air semen. Pasangan harus
diplester pada bagian atas dari dinding.

D.III.2. PEKERJAAN SIARAN


Sebelum pekerjaan siaran dimulai, semua bidang sambungan diantara batu muka
harus dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus dibersihkan
dengan memakai kawat dibasahi. Adukan untuk siaran harus campuran dengan
perbandingan 1 Pc : 2 Ps kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Pekerjaan Siaran dapat dibagi atas :
1. Siaran Tenggelam (masuk ke dalam 1 cm)
2. Siaran Rata (rata dengan muka batu)
3. Siaran Timbul (timbul tebal 1 cm lebar 2 cm, kecuali ditentukan lain sama
pekerjaan siaran harus siaran timbul).

- 55
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

Bagian IV. Pekerjaan Perlindungan

D.IV.1. PENYIAPAN PERMUKAAN TANAH UNTUK LANTAI KERJA


Penyedia Jasa harus menyiapkan permukaan galian tanah untuk pondasi dengan
lapisan lantai kerja menurut ukuran yang ditentukan. Kemudian penyaringan kerikil
seperti ditentukan, ditekankan ditempatkan di atas permukaan tanah tersebut,
dengan ketebalan yang sesuai dengan gambar untuk membuat permukaan yang rata
dan sejajar dengan permukaan yang direncanakan untuk lantai kerja.

D.IV.2. LANTAI KERJA PASANGAN BATU


Dimana ditunjukkan pada gambar-gambar, Penyedia Jasa harus menyediakan dan
meletakkan lantai kerja pasangan batu yang telah ditetapkan dan sesuai dengan
petunjuk Direksi.

Bagian V. Lining

D.V.1. LINING PASANGAN BATU


Pekerjaan lining pasangan batu pada saluran harus dikerjakan sesuai dengan
penjelasan pada gambar dan mendapat pesetujuan dari Direksi/ Konsultan Supervisi
pekerjaan tersebut.
Untuk pekerjaan rehabilitasi yang menyambung pasangan lama sebaiknya mengikuti
kondisi pasangan batu yang ada.

D.V.2. LINING BETON


Bahan lining beton menggunakan beton ready mix dengan mutu sesuai dengan
gambar yang ditetapkan atau yang disetujui oleh Direksi/ Konsultan Supervisi.
Adukan beton untuk lining saluran harus dipadatkan untuk mencapai kuat desak dan
kepadatan (density) tidak kurang 98% dari nilai yang dicapai pada uji coba campuran
beton dengan tipe yang sama. Beton harus bebas dari sarang tawon, perhatian
khusus pada tepi luar lining harus dilakukan untuk menjamin beton telah dipadatkan
dengan baik. Pemadatan beton untuk lining saluran dapat dilaksanakan dengan alat
getar cetakan (external vibrator) mekanik atau manual. Metoda pemadatan dan alat
yang dipergunakan harus diusulkan oleh penyedia Jasa kepada Pejabat Pembuat
komitmen untuk dipelajari dan disetujui sebelum digunakan. Tidak diperbolehkan

- 56
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

menggunakan alat getar intern atau internal vibrator untuk pemadatan beton lining
saluran.
E. PEKERJAAN METAL / BAJA KONSTRUKSI
Bagian I. Bahan-bahan dan Mutu

E.I.1. MATERIAL
a) Baja konstruksi (plat dan profil) harus baik, baru dari pabrik yang resmi dan
setaraf dengan S.t. (DIN 17100-1966).
b) Stank dan batang ulir untuk gate/pintu harus setaraf dengan S.t. 60 (DIN 17100-
1966).
c) Besi tuang harus bebas cacat/retak : perbaikan retak-retak dengan las atau
lainnya tidak diperkenankan.
d) Baut, keliling dan washers harus dari pabrik resmi dan setaraf U.st. 36-1 (DIN
1711-1968). Baut dan keling yang tersentuh air harus digalvanisir.
e) Las harus dikerjakan dengan halus, rapi, penuh dan bersih, kelihatan jelek atau
las yang tidak sempurna dan sebagainya akan ditolak.
f) Kawat las yang dipakai adalah “Unimatic” 6000 (AC-DC) dengan kekuatan tarik
4.760 kg/cm2 atau type yang sama.
g) Pipa besi untuk sandaran harus ukuran standar pipa dengan “heavy duty
galvanized coating”.

E.I.2. SPESIFIKASI UNTUK BANGUNAN PINTU DAN PINTU SORONG


E.I.2.1. Bangunan Pintu.
a) Pintu harus dibuat dengan konstruksi las yang sempurna. Daun pintu
untuk bagian (sisi) hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan
horizontal harus diklem kuat pada permukaan plat sedemikian hingga
pada waktu selesai mengelas jarak antara plat dan batang tidak lebih dari
1 mm.
Bagian batang/palang pada daun pintu, harus dilas menerus di dua sisi
sedemikian hingga tidak ada air yang bocor diantara bagian-bagian
tersebut.
b) Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat
dinding, rangka, ambang, stang ulir gear dan kunci / gembok yang
dibutuhkan. Semua bagian daripada pintu harus cocok dengan as built
drawing

- 57
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

c) Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambah kuat pada bangunan


dengan baut berjangkar / angkur, dan semua rongga yang ada antara
rangka dan bangunan harus diisi mortar 1 PC : 3 Ps (difinish/aci). Disetujui
oleh Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.
d) Semua pembuatan konstruksi harus sedemikian sehingga pintu bebas
dari puntiran, bengkok dan deformasi lain sesuai petunjuk Direksi dan
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.
e) Pemakaian karet atau bahan lain untuk seals guna perapat pada pintu-
pintu harus sesuai dengan yang diijinkan yang mempunyai effectivitas
keawetan sesuai cuaca Indonesia dan teredam dalam air secara kontinu,
dan keterbukaan pada sinar matahari dimungkinkan pemakaian bahan
karet sintetis atau plastik yang memenuhi persyaratan.
Bahan perapat diatas harus sedemikian sehingga mudah dipasang atau
diganti, dan baut-baut dipakai harus tahan terhadap korosi.
f) Semua bagian harus dibuat secara presisi sesuai standar Industri untuk
memudahkan perakitan, pemasangan dan pemindahan. Semua dimensi
yang ada digambar.

E.I.2.2. Pintu Sorong


a) Pintu sorong dapat dioperasikan dan harus diserahkan dengan tangkai,
dan kunci, gear, serta kopling.
Tarikan yang dibutuhkan tidak boleh keras dari 10 kg untuk membuka
atau menutup pintu dan las roda setang harus pada elevasi 0,90 m (tinggi
stang pintu) diatas bangunan atau platform dimana operator akan berdiri.
b) Tangkai ulir dan gear harus dibuat presisi sangat tepat.
Gear harus dari besi tulang atau selubung/rangka las dilengkapi tutup
untuk pemberian pelumas dari gear.
c) Pintu sorong harus seluruh shop-assmembled (rakitan pabrik) ukuran plat
dan profil pintu harus sesuai dengan gambar perencanaan teknik irigasi
(KP).
d) Pembuatan, pengadaan, pemasangan Hoist Roda Utama dan Bevel Gear
harus sesuai dengan gambar.
e) Pembuatan dan pemasangan Base Frame, dratstang, Transmission Shaft
harus sesuai dengan gambar.

- 58
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

E.I.2.3. Spesifikasi Teknik Umum


a) Gambar kerja dan perhitungan.
1) Penyedia Jasa harus menyerahkan dengan penawarannya detail
spesifikasi dari semua peralatan-peralatan yang harus dipasang pada
penerimaan (acceptance) dari penawaran, spesifikasi yang diserahkan
harus dimasukkan dalam Dokumen kontrak.
2) Penyedia Jasa juga harus menyiapkan detail gambar kerja 3 set untuk
semua bagian pekerjaan dalam bentuk yang dikehendaki Direksi dan
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut, untuk setiap bagian pekerjaan
tersebut.
3) Untuk pekerjaan pintu baru Penyedia Jasa harus membuat
perhitungan-perhitungan untuk semua bangunan, hubungan
sambungan-sambungan jas jangkar, baut dan sebagainya, meskipun
terlihat dalam gambar. Perhitungan tersebut harus dibuat sesuai
standar-standar Perencanaan Teknik pintu air (KP) yang akan
diberikan oleh Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut.
Penyedia Jasa harus menyerahkan perhitungan tersebut 4 minggu
setelah dimulainya pekerjaan, sebanyak 2 set untuk disetujui Direksi.
Dalam penyerahan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan
dalam waktu 4 minggu semua gambar kerja, perhitungan-perhitungan
dan sebagainya dalam 4 set komplit dengan semua perubahan,
tambahan yang telah dikerjakan dalam pemasangan dan
pembuatannya.

b) Persetujuan gambar dan perhitungan


Jika setiap saat setelah persetujuan diberikan oleh Direksi ditemukan
bahwa ada gambar-gambar dan dokumen-dokumen kontrak, perubahan-
perubahan dan tambahan-tambahan sesuai dengan perhitungan Direksi,
harus dibuat oleh Penyedia Jasa dan pekerjaan harus dilaksanakan
sesuai sesuai petunjuk Direksi, tanpa tambahan biaya menurut
perhitungan Penyedia Jasa.

- 59
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

c) Penyiapan bahan-bahan
a) Semua kegiatan sedapat mungkin dilakukan di dalam/sekitar wilayah
(proyek).
b) Mutu dan penyelesaian harus sesuai dengan kenyataan praktek
dalam pekerjaan konstruksi baja modern. Bahan pada pekerjaan besi
harus dijaga bersih dan terlindung dari pengaruh cuaca sejauh
memungkinkan dalam praktek. Lubang baut harus betul-betul bulat.
Ukuran dari lubang baut harus tidak lebih dari 2 mm lebih besar dari
diameter nominal (ditetapkan) dari baut dan harus menciptakan
putaran yang pas dengan baut.
Jika mungkin, mesin dengan “a fixed driling line” harus digunakan.
Lubang-lubang pada dasar plat untuk baut lebih besar 0,25 mm.
Gerigi-gerigi pada permukaan luar harus dihilangkan.
c) Panjang uliran baut harus sedemikian sehingga seluruh diameter
tangkai berada dalam daerah geser (shearzone).
Baut harus menonjol paling tidak satu panjang uliran dengan minimum
3 mm dan maksimum 10 mm setelah penggeseran dari mur. Di bawah
mur pada baut jangkar dan di bawah semua kepala baut dan mur,
harus dilengkapi “heavy duty washer”.
Jika baut digunakan dalam permukaan yang miring, harus
menggunakan “bevelled washer”. Kepala dari mur harus diputar benar,
dengan kunci Inggris yang cocok dan dengan panjang tidak kurang
dari 0,30 m.
d) Sebelum dimulainya pengelasan, Penyedia Jasa harus membuat dan
menyerahkan kepada Direksi untuk disetujui, program lengkap yang
menunjukkan :
- Type pengelasan.
- Klasifikasi bahan untuk pengelasan, termasuk ukuran-ukuran
yang diperlukan untuk mewujudkan dimensi spesifikasi setelah
pengelasan. Sesudah pengelasan, semua ceceran las harus
dibersihkan dan semua lubang, pori dan berkas-berkas terbakar
harus diperbaiki.

Diameter kawat las dan aliran listrik yang dipakai harus memenuhi
ketentuan di bawah ini :

- 60
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

Tebal plat Diameter kawat las Aliran Listrik


(mm) (mm) (A)
2-4 3/32” (2,381 mm) 35-90
4-6 1/8” (3,175 mm) 60-125
9-10 5/32” (3,870 mm) 95-160
11-15 5/32” (3,870 mm) 95-160
15-20 3/16” (4,763 mm) 120-200

d) Pemasangan
Penyedia Jasa harus memasang semua bagian dari pekerjaan seperti
pada gambar kerja yang disetujui atau atas petunjuk Direksi/ Konsultan
Supervisi pekerjaan tersebut di tempat pekerjaan, termasuk semua alat-
alat pelengkap seperti baut jangkar, penahan, seal (penguat) dan
sebagainya.
1. Semua bagian yang ditanam dan dalam beton harus ditumpu kuat
(rigid) dan diteliti/tepat sebelum dan selama pengecoran.
Dinding plat, sandaran dan ambang harus di injeksi seperti
ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi/ Konsultan
Supervisi pekerjaan tersebut.
Di injeksi harus dilaksanakan dengan metode yang disetujui Direksi/
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut dan harus menjamin
kesatuan yang utuh.
2. Pada penyelesaian pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan
dirapikan oleh Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus memindahkan semua kelebihan bahan-bahan
dari tempat pekerjaan atau seperti ditunjukkan Direksi.
Semua gear-reducer tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak
pelumas, sesuai syarat dari pembuat/pabrik. Gear-reducer terbuka
harus diberi gemuk kwalitas baik pada giginya (graphite grease).
Semua pelumas dan zat pencuci harus disediakan Penyedia Jasa
tanpa tambahan biaya.
3. Penyedia Jasa harus menyediakan persediaan pelumas yang cukup
untuk jangka waktu pemeliharaan selama setahun untuk semua
bagian pekerjaan dari kontrak ini.

- 61
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

E.I.2.4. Modifikasi Pintu


Modifikasi pintu romijn menjadi pintu sorong, bahan material untuk frame pintu
menggunakan frame pintu lama, meja dan daun pintu bawah romijn dibongkar
diganti menjadi daun pintu baru sesuai dengan dimensi yang ditetapkan
dalam gambar.
Harga satuan pekerjaan modifikasi pintu termasuk pembongkaran,
penggantian daun Pintu, pengecatan, pemasangan kembali dan pelumasan.
Spesifikasi pengecatan seperti pada Bagian II Pekerjaan Pengecatan.

E.I.2.5. Test dan Garansi


a) Pada saat penyelesaian pekerjaan, peralatan harus siap untuk ditest,
dihadapkan Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut sebelum
penyerahannya untuk membuktikan bisa dioperasikan dengan
memuaskan.
b) Jika ada bagian dari pekerjaan gagal dioperasikan sesuai ketentuan
Direksi dan Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut, beberapa perubahan
harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa sesuai ketentuan Direksi dan
Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut tanpa pembayaran ekstra.
c) Pada saat penyerahan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan
garansi tertulis selama jangka waktu pemeliharaan untuk semua
pekerjaan, meliputi perbaikan dari semua kekurangan dan kerusakan
yang mungkin terjadi dalam jangka waktu tanpa biaya tambahan.

Bagian II. Pengecatan

E.II.1. BAHAN-BAHAN UNTUK PENGECATAN


Roda gigi kuningan, bidang-bidang baja yang dikerjakan halus dan bidang-bidang
baja yang setelah pemasangan di lokasi akan bersentuhan secara putar atau geser,
dan juga tali-tali kawat tidak akan dicat.
Setelah pembersihan selesai, maka bidang-bidang demikian harus dilapisi dengan
lembaran plastik untuk menjaga terhadap kerusakan kecil dan korosi selama
pengangkutan dan penyimpanan di lokasi. Selimut plastik ini dilepas sebelum
peralatan itu dipasang.

- 62
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

Jika tidak ditentukan lain bahan cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia
PUBI-1982. Semua bahan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi dan
contoh dari tiap-tiap cat dan bahan campuran yang diusulkan untuk dipakai, harus
diserahkan kepada Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan
pekerjaan tersebut untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang harus dikirim ke
tempat pekerjaan dalam kaleng atau drum dengan segel yang masih utuh. Cat yang
telah kaduluwarsa seperti yang dituliskan pada kaleng tidak boleh dipakai, bahan cat
seperti itu harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Cat harus seluruhnya
diaduk dibawah pengawasan seorang mandor yang berwenang dengan cara yang
dibenarkan oleh Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut dan tidak boleh
diberikan kepada tukang cat sebelum cat dan bidang yang akan dicat selesai
dipersiapkan betul-betul. Seluruh pekerjaan harus diselesaikan dalam warna dan
corak seperti diperintahkan oleh Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan
pengawasan pekerjaan tersebut dan jika diperlukan, Penyedia Jasa harus membuat
Variasi warna dari tiap-tiap lapisan cat.

E.II.2. PELAKSANAAN PENGECATAN PEKERJAAN BAJA


Kecuali ditentukan lain permukaan baja yang akan dicat harus dibersihkan dengan
sikat kawat.
a) Sebelum pemasangan di pabrik, semua permukaan dari pekerjaan baja yang
akan selalu bersentuhan atau tidak kelihatan setelah pemasangan di pabrik harus
dibersihkan dan dicat dengan satu lapis cat dasar kecuali permukaan yang akan
dilas.
b) Sebelum pengiriman dari pabrik, permukaan harus dibersihkan dan dikerjakan
atau dicat sebagai berikut :
1. Yang dikerjakan dengan mesin, satu lapisan cat campuran timah putih dan
lilin atau dengan vernis tahan karat atau plastik yang disetujui.
2. Yang bersentuhan dengan pekerjaan baja lainnya ketika pemasangan
dilapangan, dua lapis cat dasar, kecuali ditentukan lain.
3. Yang akan bersentuhan dengan beton,aspal, termakadam atau bitumen
penahan air, tidak perlu pengerjaan apa-apa atau pengecatan.
4. Yang akan bersentuhan dengan pekerjaan batu, satu lapis cat dasar.
5. Semua permukaan lainnya jika tidak ditentukan lain, satu lapisan cat dasar
sesudah diadakan pemeriksaan di pabrik oleh Direksi/ Konsultan Supervisi.

- 63
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

c) Sebelum pemasangan di lapangan, permukaan yang diterangkan dalam B (b) di


atas, harus dibersihkan dan dilapisi dengan satu lapis cat dasar, sebelum
dilaksanakan penyambungannya.
d) Sesudah pemasangan di lapangan, permukaan harus dibersihkan sampai
mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut dan
kemudian dikerjakan sebagai berikut :
1. Bila untuk bagian-bagian mekanik; dibersihkan dengan larutan dan kemudian
dibersihkan dan digosok mengkilap.
2. Bila kontak dengan beton; dibersihkan dengan dikerok dan disikat dengan
sikat baja, sesaat sebelum diselubungi beton.
3. Bila kontak dengan aspal; termakadam atau pengendap air dari bitumen;
dibersihkan dan dilapisi dengan bitumen panas.
4. Bila kontak dengan batu bata; pasangan batu atau bila tertutup oleh beton
setebal kurang dari 4 cm; dicat satu kali dengan cat bitumen.
5. Bila kontak dengan kayu; dibersihkan dan dicat dengan 2 lapis cat dasar dan
2 lapis campuran bitumen; lapisan terakhir harus dicatkan sebelum kayu
dipasang.
6. Bagi permukaan-permukaan tersebut dalam b (5) di atas yang sebelumnya
sudah diberi cat dan menjadi rusak karena pasangan, maka harus diperbaiki
dengan cara membersihkan bagian-bagian yang rusak sampai disetujui
Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut,
bila perlu sampai mencapai logamnya. Kemudian tepi dari cat yang masih
utuh digosok dengan amplas dan dicat dengan cat dasar satu kali.

Tiap lapis penambal harus melampui cat yang semula dan tidak rusak selebar
minimum 5 cm. Kecuali ditentukan lainnya, maka semua permukaan yang
sudah diberi cat dasar, akan dilapisi cat dasar lagi dan kemudian dengan 2
lapis cat penutup.

E.II.3. PENGECATAN DAUN PINTU/SCHOT BALK


Kecuali disyaratkan lain, maka pekerjaan baja kontruksi dan alat-alat pengatur air
dan lain sebagainya harus disiapkan dan diberi cat dasar menurut ketentuan dengan
tata cara sebagai berikut :
a) Terbuka terhadap pengaruh iklim terlindung atau tidak :
1. Untuk pekerjaan pintu baru harus dibersihkan dengan sand blasting.
2. Dua lapis cat dasar epoxsi dengan ketebalan 2x100 micron.
- 64
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

3. Dua lapis cat finish tipe polyrethane dengan ketebalan 50-60 micron.
b) Terbuka terhadap pengembunan berat atau bila terbenam dalam air, termasuk
semua pintu :
1. Untuk pekerjaan pintu baru harus dibersihkan dengan sand blasting.
2. Dua lapis cat dasar epoxsi dengan ketebalan 2x100 micron.
3. Dua lapis bitumen kental atau dua lapis cat karet, berchlor atau dua lapis cat
oksida terbatu bara.
c) Pintu geser tegak, katup-katup dan lain-lain alat yang dibuat dari besi tuang harus
dilapisi dengan dua lapis cat bitumen atau yang sepertinya, bagaimana
ditunjukkan oleh Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan
pekerjaan tersebut.

Bagian III. Pemeriksaan dan Perakitan

E.III.1. PEMERIKSAAN BAHAN & MUTU


Direksi/ Konsultan Supervisi pekerjaan tersebut atau pejabat yang bertugas
mengadakan pemeriksaan terhadap bahan-bahan, mutu pekerjaan pabrik, percobaan
perakitan di pabrik, harus dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan. Pemeriksaan itu
meliputi :
a) Pemeriksaan baja atau bahan lain yang dipakai untuk memastikan bahwa bahan
di atas sesuai dengan standar. Laporan percobaan kimia dan fisika yang
dilakukan pemeriksaan terhadap bahan yang dipakai harus ditunjukkan
pemeriksaan.
b) Memeriksa ukuran.
c) Memeriksa pekerjaan las dan mengujinya bila diperlukan.
d) Memeriksa pembersihan dan pengecatan dari pekerjaan baja.
e) Percobaan perakitan dan mengujian hasilnya.
f) Memeriksa cara pengepakan untuk pengiriman.

E.III.2. PENGERJAAN DI LAPANGAN


Penyedia Jasa harus melakukan pekerjaan baja selengkapnya dan menyediakan
perancah sementara serta persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan. Sebelum pelaksanaan dimulai di lapangan Penyedia Jasa harus
menyampaikan kepada Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan
pekerjaan tersebut untuk mendapat persetujuan, cara yang diusulkan untuk

- 65
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

pelaksanaan pekerjaan baja serta melaksanakan pengaturan dan pencegahan


terhadap kecelakaan seperti yang ditunjukkan oleh Direksi/ Konsultan Supervisi
pekerjaan tersebut.

E.III.3. PERMUKAAN YANG BERSENTUHAN


Kecuali ditentukan lain, jika logam dipasang permanen pada permukaan logam lain
permukaan logam yang bersentuhan harus dicat dengan dua lapis cat bitumen,
segera sebelum pemasangan.
Aluminium tidak boleh di pasang pada beton basah atau pasangan batu, atau
dipasang tetap pada beton yang masih mudah. Bila perlu untuk menghubungkan
aluminium dengan baja atau besi tulang, kedua permukaan harus dipisahkan dengan
bahan pemisah yang disetujui tebalnya tidak kurang dari 1,5 mm.
Bila aluminium batang atau bangunan baja dipasang dalam pasangan batu, bata atau
beton, permukaan yang bersentuhan harus dicat lebih dahulu dan bahan sambungan
harus diberi seng.

E.III.4. PEMASANGAN BAGIAN-BAGIAN


Untuk pemasangan bagian-bagian pekerjaan baja yang tercantum dalam pekerjaan
beton atau pasangan batu yang permanen, maka bagian-bagian di atas angkur, plat
perletakan dan lain-lain harus lebih dahulu dari pada bagian lain.

E.III.5. PERENCANAAN, PERHITUNGAN DAN GAMBAR


Gambar dan Spesifikasi menunjukkan macam logam yang dibutuhkan dan ukuran-
ukuran pokoknya. Penyedia Jasa harus merencanakan semua bangunan dan pintu-
pintu dilengkapi dengan penjelasan perhitungan dan gambar-gambar dari pabrik dan
diserahkan kepada Direksi sebelum dibuat oleh pabrik.
Tiga rangkap dari setiap gambar harus dibuat, dan setiap perubahan dilakukan oleh
Direksi harus dibuat gambarnya tanpa pembayaran ekstra.
Pabrik dilarang melakukan pembuatan sebelum menerima persetujuan Direksi
secara tertulis dengan telah memberi tanda persetujuan pada setiap set dari tiga set
yang di buat. Penyedia Jasa juga harus menyediakan gambar kerja yang
menunjukkan usulan dan metode pelaksanaan/pemasangan peralatan tersebut yang
akan digunakan dan gambar tersebut harus mendapat persetujuan seperti gambar-
gambar yang akan dikerjakan pabrik di atas, sebelum Penyedia Jasa memulai
pelaksanaannya pada bangunan yang bersangkutan.

- 66
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

Apabila ukuran tebal dari bagian-bagian pintu tercantum di dalam gambar bestek,
ukuran tebal di atas dianggap sebagai ukuran minimum yang diperkenankan.
Pintu-pintu besi terlebih dahulu harus diperiksa oleh Direksi/ Konsultan Supervisi
tersebut ke pabrik, sebelum dikirim ke lapangan.

E.III.6. PIPA BESI GALVANIS UNTUK SANDARAN


Pipa besi lunak galvanisir harus memenuhi Standar Nasional Indonesia PUBI.
Sambungan ulir harus sesuai dengan persetujuan mengenai sambungan.
Sambungan ulir harus dari besi tuang digalvanisir dengan “beaded pattern thread”.
Setelah penyambungan dan pemasangan dari sandaran lengkap, dan bangunan
yang bersangkutan telah selesai, besi sandaran tersebut harus dibersihkan dari sisa-
sisa beton dan dicat.
Pada ujung pipa sandaran harus ditutup dengan dop.

- 67
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

F. PEKERJAAN PEMANCANGAN
Bagian I. Bahan-bahan dan Mutu

F.I.1. Umum
F.I.2.1. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud dalam Sub-bagian E ini adalah pengadaan
tiang pancang ukuran 15x15 cm dengan panjang 1 buah minipile 3
meter dan pemancangannya harus sesuai dengan ketentuan dalam
Spesifikasi ini, dan dengan penetrasi atau kedalaman pemancangan
yang harus sesuai dengan gambar kerja atau kondisi lapangan atas ijin
konsultan supervisi dan direksi pekerjaan.
F.I.2.2. Tipe Tiang Pancang
a. Beton Pra-cetak (tiang pancang)
Tipe tiang pancang yang dipergunakan dalam pekerjaan rehabilitasi
irigasi ini adalah tiang pancang beton precast tiang pancang sesuai
dengan yang ditunjukkan pada gambar.
Penyedia Jasa wajib mengadakan kunjungan pabrikasi Tiang
pancang bersama Direksi dan Konsultan Supervisi pada saat
produksi dan hasilnya dilaporkan ke Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Pemancangan
1) Pemancangan mengugunakan punggung bucket excavator.
2) Pemancangan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana
dan atas petunjuk direksi.
c. Pengukuran dan pembayaran tiang pancang
1) Pengukuran untuk bahan tiang pancang dilakukan berdasarkan
meter panjang tiang pancang, sedangkan pengukuran
pemancangan tiang pancang dilakukan berdasarkan meter
panjang yang terpancang.
2) Pembayaran untuk bahan tiang pancang dilaksanakan sesuai
dengan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, harga
satuan tersebut harus termasuk biaya transportasi sampai
dilokasi pemancangan.

- 68
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

3) Pembayaran pemancangan sesuai dengan Daftar Kuantitas dan


Harga.

F.I.2.3. Jaminan Mutu


Kualitas bahan bangunan, kinerja dan produk akhir harus dimonitor dan
dikendalikan sesuai dengan ketentuan dan standar-referensi.

F.I.2.4. Toleransi
a. Lokasi
Tiang pancang harus diletakkan sesuai dengan gambar. Penyimpangan
kepala tiang pancang ke arah samping (lateral displacement) tidak boleh
melebihi 75 mm ke segala arah dari posisi yang ditetapkan.

b. Kemiringan
Perbedaan dari arah tegak/ vertikal atau arah sesuai desain, tidak boleh
melebihi 20 mm per meter panjang (1:50).

c. Lengkungan (Bow)
Lengkungan untuk tiang pancang yang dicetak di tempat (cast-in place
concrete pile) harus tidak boleh melebihi 0,01 panjang tiang pancang, ke
segala arah. Lengkungan lateral untuk tiang pancang baja harus tidak
boleh lebih dari 0,0007 panjang kotor tiang pancang baja.

F.I.2.5. Penyerahan/ Penyampaian


Sebelum pelaksanaan pekerjaan pemancangan, Penyedia Jasa wajib
menyerahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, pernyataan/ usulan
sebagai berikut:
a. rincian program pekerjaan pancangan;
b. rincian metoda yang diusulkan untuk pemancangan tiang pancang,
termasuk peralatan yang akan dipergunakan. Perhatian harus
diberikan kepada pembatasan suara berisik dan polusi lainnya dari
peralatan tersebut yang harus minimal.

- 69
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

c. perhitungan desain, termasuk formula pemancangan, indikasi daya


dukung tiang pancang yang dipancang menggunakan peralatan
yang diusulkan oleh Penyedia Jasa.

F.I.2.6. Penyimpanan dan Perlindungan Material


Unit beton bertulang atau beton precast harus disimpan bebas dari
permukaan tanah dengan bantalan kayu yang tidak amblas kedalam
tanah yang basah atau kering akibat beban. Bila unit-unit tersebut
ditumpuk, tinggi tumpukan tidak boleh lebih dari 2 m dengan bantalan
kayu diantara tumpukan. Bantalan kayu harus ditempatkan dengan
jarak tidak boleh lebih dari 20% panjang unit tersebut dari kedua
ujungnya.

F.I.2.7. Kualitas Pekerjaan dan Perbaikannya


a. Bila toleransi yang disyaratkan pada Sub-bagian E-1.5 dilampaui,
Penyedia Jasa harus melaksanakan dengan biaya sendiri,
pekerjaan perbaikan yang dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.
b. Setiap tiang pancang yang rusak karena cacat internal atau
kesalahan pelaksanaan pemancangan, yang dipancang keluar dari
lokasi yang sesuai rencana atau yang dipancang dibawah elevasi
yang ditetapkan dalam gambar atau ditentukan Pejabat Pembuat
Komitmen, harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa dengan biaya
sendiri.
F.I.2. Tiang Pancang Beton Pra-Cetak
F.I.2.1. Umum
Tiang pancang harus didesain, dicor dan dirawat, untuk mencapai
kekuatan yang cukup kuat menahan beban pada saat pengangkutan,
perlakuan dan pemancangan tanpa cacat atau kerusakan.
Tiang pancang persegi harus bersudut tumpul. Tiang pancang yang
berongga akan dipergunakan bila diperlukan.

- 70
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

Penulangan dengan besi beton harus dilakukan untuk menahan beban


akibat dari pengangkutan, penumpukan, dan pengangkutan selain
beban akibat dari pemancangan dan beban sesuai desain. Tebal
selimut beton harus lebih dari 40 mm dan untuk tiang pancang yang
berhubungan dengan air laut atau bahan yang corrosive lainnya, tebal
selimut beton harus tidak kurang dari 50 mm.

F.I.2.2. Sambungan (Splicing)


Pada umumnya penyambungan tiang pancang tidak diperbolehkan.
Tetapi, bila perpanjangan tiang pancang tidak dapat dihindarkan, besi
tulangan memanjang harus sepenuhnya dilas pada ujungnya. Beton
dari tiang pancang asli/ pertama harus dipotong agar besi beton
muncul sepanjang tidak kurang dari 200 mm untuk mencegah beton
retak sewaktu dilaksanakan pengelasan besi beton.
Tambahan besi beton harus ditempatkan dengan teliti dan dijaga
posisinya selama pengelasan sedang berlangsung. Beton yang baru
harus dicor dan dirawat dengan baik sesuai ketentuan dalam
Spesifikasi ini, sebelum pekerjaan pemancangan dilanjutkan. Sebagai
alternatif, sambungan khusus atau proprietary joint, yang disetujui
Pejabat Pembuat Komitmen/Konsultan Supervisi dapat dipergunakan.

F.I.2.3. Sepatu Tiang Pancang


Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang datar atau
runcing (pointed co-axial shoes) apabila akan dipancang menembus
batu, kerikil kasar, lempung berbatu, dan lapisan tanah lainnya yang
dapat merusak ujung tiang pancang. Sepatu tersebut dapat terbuat dari
baja atau besi cor. Untuk tanah lempung (uniform clay) atau pasir,
mungkin tidak diperlukan sepatu. Daerah sekitar ujung sepatu harus
sedemikian sehingga tekanan terhadap beton tiang pancang harus
dalam batas aman yang disetujui Pejabat Pembuat
Komitmen/Konsultan Supervisi.

- 71
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

F.I.2.4. Pembuatan dan Perawatan


Untuk menetapkan waktu kapan tiang pancang dapat dipindahkan,
diangkat atau diangkut dapat dilakukan dengan membuat 3 (tiga)
benda- contoh/ benda-uji yang diambil dari campuran beton tiang
pancang yang dicor setiap hari dan dengan cara perawatan beton yang
sama sebagai tiang pancang.
Tiang pancang dapat dipindahkan, bila hasil uji kokoh-desak terhadap
benda uji menunjukkan bahwa kekuatan beton tiang pancang lebih
besar dari tekanan yang akan dialami tiang pancang pada saat
dipindahkan, ditambah dengan kelonggaran yang diperlukan karena
dampak/ tekanan dinamis dan dikalikan dengan faktor keamanan yang
semuanya dengan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen/Konsultan
Supervisi.
Pemancangan tidak diijinkan sebelum tiang pancang berumur 28 hari
sejak pembuatan/ pengecoran beton.
F.I.2.5. Pengupasan Kepala Tiang Pancang
Beton tiang pancang harus dikupas sedemikian sehingga sisa beton
tiang pancang akan tertanam 50 mm – 70 mm di dalam pile cap. Untuk
tiang pancang beton bertulang, besi beton yang terkupas harus cukup
panjang sehingga tiang pancang akan kokoh menyatu dengan pile cap
sebagai satu kesatuan yang monolit.
Pengupasan tiang pancang beton harus dikerjakan dengan berhati-hati
agar tidak memecahkan beton atau merusak tiang pancang yang
tersisa. Setiap retakan atau cacat pada beton harus dipotong dan
dibuang dan menggantinya dengan beton baru yang menyatu dengan
beton yang lama.

F.I.3. Pemancangan

F.I.3.1. Umum
Tiang pancang dapat dipancang menggunakan setiap jenis alat
pancang (hammer), dengan ketentuan bahwa penetrasi mencapai

- 72
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

kedalaman yang direncanakan untuk mencapai kapasitas/ daya dukung


yang ditetapkan, tanpa kerusakan pada tiang pancang.
Hammer, vibro mammer, helmet, dolly dan tiang pancang harus satu
garis sumbu (coaxial) dan harus terletak dengan tepat satu terhadap
yang lainnya.
Dalam memilih ukuran hammerdan vibro hammer, harus diperhatikan
apakah tiang harus dipancang berdasarkan resistensi yang
disyaratkan, atau berdasarkan kedalaman yang direncanakan. Pukulan
(stroke) drop hammer atau single acting hammer atau harus dibatasi
1,20 m dan lebih baik 1,0 m. Pukulan yang pendek dan perhatian
khusus harus dilakukan bila terdapat kemungkinan bahaya rusaknya
tiang.

Kondisi demikian dapat dipelajari dari contoh sebagai berikut:


- Bila pada awal pemancangan tiang pancang, dijumpai lapisan
tanah keras di dekat permukaan tanah yang harus ditembus;
- Bila dijumpai lapisan yang sangat lunak/ lembek sampai kedalaman
yang sangat dalam, sehingga diperoleh penetrasi yang sangat
besar pada setiap pukulan hammer;
- Bila tiang pancang secara tiba-tiba diperkirakan telah mencapai
lapisan batu atau lapisan tanah yang sebenarnya tidak dapat
ditembus.
- Penggetaran pada pemancangan pertama harus dilakukan dengan
softblow driving untuk memastikan bahwa arah pemancangan
sudah benar.
- Mulainya pemancangan untuk setiap tiang pancang adalah
penggetaran berlangsung kontinyu sampai tiang pancang
mencapai kedalaman yang direncanakan.
F.I.3.2. Tiang Cacat
Prosedur pemancangan harus tidak berakibat rusaknya tiang pancang
dari beton, kayu atau besi. Pemaksaan agar tiang pancang dapat
mencapai posisi atau kedalaman yang direncanakan akan dianggap

- 73
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Konsultan Supervisi sebagai upaya


yang berlebihan dan tidak diijinkan.

- 74
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

G. FASILITAS UNTUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN

G.1. PAPAN OPERASI (PAPAN EKSPLOITASI)


Papan operasi harus dibuat dan dipasang pada lokasi yang ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan. Papan dan tiang-tiangnya harus dibuat dari kayu kelas satu / pipa
galvanis dan harus dipasang pada beton cor kelas K.175, papan harus sesuai
dengan penjelasan dari Album Gambar Standar Perencana Irigasi atau sesuai
dengan petunjuk Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan
pekerjaan tersebut.

G.2. MISTAR DUGA MUKA AIR (PEILSCHAL)


a) Skala duga untuk pengukuran permukaan air atau pengaturan bukaan pintu harus
dipasang sesuai dengan petunjuk Direksi pekerjaan.
b) Mistar duga muka air dibuat dari plat baja tebal 4 mm dilapisi cat email dengan
pembagian skala 10 cm sesuai dengan penjelasan dari album standart
Perencanaan Irigasi.
c) Mistar duga muka air yang dipasang di hulu bangunan pengukur dibuat dengan
tanda-tanda garis dan huruf timbul tenggelam.

G.3. PATOK HEKTOMETER (HM)


Patok HM dipasang setiap 100 meter di sepanjang saluran induk / sekunder. Ukuran
15 x 15 tinggi 100 cm menggunakan konstruksi beton bertulang dengan mutu K-175,
dan harus sesuai dengan penjelasan dari Album Gambar Standar Perencana Irigasi
atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Pihak yang ditunjuk untuk melakukan
pengawasan pekerjaan tersebut.

- 75
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

H. SPESIFIKASI KHUSUS

H.1. Sambungan dengan Pasangan Batu yang ada (lama)


Sebelum pasangan batu baru dilaksanakan, maka permukaan pasangan batu lama
harus dibuat kasar terlebih dahulu, dibersihkan dari noda, kotoran dan debu, disikat
dan disiram (dibasahi) dengan air sampai jenuh.
Pasangan batu baru dilaksanakan, apabila pasangan batu lama sudah bersih dari
noda, kotoran, debu, berbentuk kasar dan cukup basah.

H.2. Bongkaran Pasangan Lama


a) Pekerjaan bongkaran pasangan lama sesuai petunjuk Direksi dengan
memperhatikan gambar-gambar konstruksi yang ada dalam dokumen tender.
Dalam proses pembongkaran hendaknya mengutamakan keselamatan pekerja
dan menggunakan alat sesuai dengan kebutuhan. Penyedia jasa harus selalu
melakukan koordinasi dengan Direksi dan Konsultan Supervisi.
b) Bahan-bahan bekas bongkaran yang tidak diperbolehkan dipakai dalam
pekerjaan, harus segera di buang dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan
oleh Direksi dan Konsultan Supervisi.
c) Kerusakan yang diakibatkan kelalaian Penyedia Jasa untuk pekerjaan bongkaran
merupakan tanggung jawab dan resiko Penyedia Jasa.

H.3. Pasangan memakai batu bekas


a) Hasil pembersihan 1 m3 pasangan batu yang dibongkar, menghasilkan 0,55 m3
batu yang bisa digunakan kembali.
b) Bentuk batu muka menyesuaikan pasangan yang lama.

H.4. Bongkaran Beton Bertulang


a) Pekerjaan bongkaran beton bertulang lama harus sesuai petunjuk Direksi/
Konsultan Supervisi dengan memperhatikan gambar-gambar konstruksi yang ada
dalam dokumen tender. Dalam proses pembongkaran hendaknya mengutamakan
keselamatan pekerja dan menggunakan alat sesuai dengan kebutuhan. Penyedia
jasa harus selalu melakukan koordinasi dengan Direksi.
b) Bahan-bahan bekas bongkaran beton bertulang lama tidak diperbolehkan dipakai
dalam pekerjaan, harus segera di buang dan ditempatkan pada lokasi yang
ditetapkan oleh Direksi.

- 76
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

c) Kerusakan yang diakibatkan kelalaian Penyedia Jasa untuk pekerjaan bongkaran


merupakan tanggung jawab dan resiko Penyedia Jasa.
d) Hasil bongkaran beton bertulang harus dituangkan dalam Berita Acara bersama
Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan serta dilengkapi sket
gambar hasil bongkaran dan dilampirkan dokumentasi.

H.5. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pekerjaan bongkaran (batu dan beton) sesuai dengan harga
satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dilakukan berdasarkan jumlah meter kubik
(m³) lengkap di tempat dan diterima.
Kuantitas untuk pembayaran pekerjaan bongkaran (batu dan beton) diukur
sebagaimana disyaratkan di atas akan dibayar dengan Harga Kontrak untuk Mata
Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga. Harga dan pembayaran ini harus sudah dianggap kompensasi penuh untuk
tenaga kerja, peralatan, pembuangan hasil bongkaran dan biaya tambahan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan.

H.6. Bongkaran Beton Precast


a) Pekerjaan bongkaran beton precast lama harus sesuai petunjuk
Direksi/Konsultan Supervisi dengan memperhatikan gambar-gambar konstruksi
yang ada dalam dokumen tender. Dalam proses pembongkaran hendaknya
mengutamakan keselamatan pekerja dan menggunakan alat sesuai dengan
kebutuhan. Penyedia jasa harus selalu melakukan koordinasi dengan Direksi.
b) Bahan-bahan bekas bongkaran precast lama tidak diperbolehkan dipakai dalam
pekerjaan, harus segera ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan oleh Direksi.
c) Kerusakan yang diakibatkan kelalaian Penyedia Jasa untuk pekerjaan bongkaran
merupakan tanggung jawab dan resiko Penyedia Jasa.
d) Hasil bongkaran precast lama harus dituangkan dalam Berita Acara bersama
Penyedia Jasa, Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan serta dilengkapi sket
gambar hasil bongkaran dan dilampirkan dokumentasi.
e) Penyimpanan precast linning dalam posisi harus aman dari kerusakan dan
kehilangan.

- 77
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

H.7. Siaran dan Plesteran pada Pasangan Batu yang ada (lama)
a) Pekerjaan siaran pada pasangan batu lama dilaksanakan setelah pasangan batu
lama bersih dari debu, lumpur dan kotoran lainnya; dan sesudah itu cukup disiram
(dibasahi) dengan air bersih.
b) Siaran lama harus dibongkar (dibetel) sampai batas spesi pasangan batu lama,
kemudian pekerjaan siar dilaksanakan.
c) Plesteran yang baru dilaksanakan setelah permukaan pasangan batu lama bersih
dari noda, kotoran dan permukaan cukup kasar (dibetel), kemudian dibasahi
dengan air .
d) Acian pada plesteran dilaksanakan setelah plesteran bersih dari kotoran, aacian
menggunakan PC dibuat sedemikian rupa sehingga permukaan plesteran
menjadi halus dan rata digosok dengan kertas bekas kantong semen. Acian pada
sudut runcing dibuat sedemikian rupa sehingga bentuk sudut baik dan lurus
secara vertikal maupun horizontal demikian pula pada sisi dengan bentuk
lengkung
H.7.1. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pekerjaan siaran, plesteran dan acian pada pasangan batu
yang ada (lama) atau pasangan batu baru sesuai dengan harga satuan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dilakukan berdasarkan jumlah meter persegi (m2)
lengkap di tempat dan diterima.
Kuantitas untuk pembayaran pekerjaan siaran, plesteran dan acian pada
pasangan batu yang ada (lama) atau pasangan batu baru diukur
sebagaimana disyaratkan di atas akan dibayar dengan Harga Kontrak untuk
Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran ini harus sudah dianggap
kompensasi penuh untuk tenaga kerja, material, peralatan, dan biaya
tambahan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan.

H.8. Administrasi Pabrikasi Pintu Air


a) Persyaratan pabrikasi pintu air meliputi, akte perusahaan, NPWP, SIUP, TDP dan
ISO 2000.
b) Mempunyai referensi pekerjaan pembuatan pintu air yang pernah dilaksanakan.
c) Mempunyai kelengkapan workshop pintu air dan peralatan (mesin bubut, mesin
las, mesin potong, alat sand blasting, dll)
d) Mempunyai personel khusus pintu air.

- 78
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

e) Penyedia Jasa wajib mengadakan kunjungan pabrikasi pintu bersama Direksi/


Konsultan Supervisi pada saat produksi dan hasilnya dilaporkan ke Pejabat
Pembuat Komitmen.
f) Lingkup pekerjaan pintu air meliputi design/gambar kerja, pengadaan material,
pabrikasi, sandblast dan painting, pengiriman material, pemasangan dan test
commisioning.

H.9. Pengecatan kembali Pintu-pintu Air yang ada (pintu lama)


a) Pintu air yang lama harus dibersihkan dari noda, kotoran, debu, lumpur dan
pelumas serta kotoran lainnya.
b) Seluruh bidang permukaan pengecatan harus diamplas/disikat kawat baja dan
bersih dari cat yang lama serta bebas dari noda-noda lainnya.
c) Apabila bidang permukaan yang ada, dicat ulang, masih terhalang dengan noda-
noda seperti oli, karet, maka hal ini harus disikat terlebih dahulu dengan minyak
pelarut khusus.
d) Kerangka pintu air harus dicat dasar terlebih dahulu (cat epoxi).
e) Pengecatan dilakukan dua kali.

H.10. Pengecatan Pintu-pintu Air Baru


a) Material pintu harus dibersihkan dari kotoran debu, minyak, pelumas.
b) Permukaan kerangka pintu harus dibersihkan dengan cara sand blasting.
c) Primer Coat tipe epoxi jota mastic 80 ketebalan 2x100 micron.
d) Finish Coat tipe polyrethane, hard top xp ketebalan 50-60 micron.
e) Pengecatan dilakukan dua kali.
f) Ketebalan cat harus diukur dengan alat ukur DFT (Drain Filler Thickness) secara
random.
g) Semua prosedur disesuaikan dengan standarisasi prosedur pengecatan
berdasarkan data teknis.

H.11. Pembongkaran Dan Pemasangan Kembali Pintu – Pintu Air.


a) Pembongkaran pintu lama yang kelak akan dipasang kembali, harus
dilaksanakan secara hati-hati dengan membetel pasangan batu (dinding) lama.
b) Pembongkaran, pengangkutan, penyimpanan dan pemasangan kembali harus
dilaksanakan secara hati-hati, tidak menimbulkan kerusakan, perubahan
bentuk/ukuran dari pintu yang dibongkar tersebut.

- 79
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

c) Kerusakan yang timbul akibat pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa yang bersangkutan.
d) Pintu bekas bongkaran yang tidak dipakai dikirim ke BBWS Pemali Juana c.q
Bagian Aset Milik Negara.
e) Biaya mobilisasi dari lokasi kegiatan ke gudang BBWS Pemali Juana menjadi
tanggung jawab penyedia jasa.

H.12. Proses Pembayaran Pintu


Semua pekerjaan pintu air sudah diperhitungkan dengan faktor pajak yang berlaku.
Prosentase Pembayaran Pintu :
1. Pengesahan Gambar Desain Pintu : 2,5 %
2. Pengadaan Material Pintu : 27,5 %
3. Pabrikasi, sandblast dan painting, Pengiriman Pintu sampai lokasi : 20 %
4. Painting, Pemasangan : 30 %
5. Test Commisioning : 20 %

H.13. Pekerjaan Beton K.175, K. 225, dan K. 300


a) Komposisi campuran bahan ditentukan dari hasil trial mix/mix design dari
laboratorium yang terakreditasi
b) Pencampuran bahan harus menggunakan Mesin pengaduk beton/Concrete Mixer
(molen) untuk pekerjaan beton cor insitu dan beton Ready Mix pada lokasi yang
dapat dijangkau oleh truk Mixer dan atas persetujuan Direksi.
H.13.1 Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pekerjaan Beton K.100, K.175, dan K. 225 sesuai dengan
harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dilakukan berdasarkan jumlah
meter kubik (m3) lengkap di tempat dan diterima.
Kuantitas untuk pembayaran pekerjaan Beton K.100, K.175, dan K. 225 diukur
sebagaimana disyaratkan di atas akan dibayar dengan Harga Kontrak untuk Mata
Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga. Harga dan pembayaran ini harus sudah dianggap kompensasi penuh
untuk tenaga kerja, material, peralatan, dan biaya tambahan yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan.

H.14. Pekerjaan Beton Precast mutu K.300


a) Produk pabrikan dengan disertakan brosur asli spesifikasinya.

- 80
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

b) Proses pembuatan harus dilaksanakan di pabrik yang sudah menerapkan


standard mutu ISO 9001 : 2000.
c) Penyedia Jasa wajib mengadakan kunjungan pabrikasi Beton Precast bersama
Direksi/ Konsultan Supervisi pada saat produksi dan hasilnya dilaporkan ke
Pejabat Pembuat Komitmen.
d) Pengiriman beton precast sampai ke lokasi pekerjaan harus dapat tetap terjaga
keutuhannya.
e) Ukuran precast beton sesuai yang tertera dalam gambar.
f) Sambungan Lining kearah horizontal dengan sambungan alur ( male dan female )
, sambungan kearah vertikal dengan sambungan dowel D = 16 mm L = 160 mm,
lubang Dowel minimum 18 mm.
g) Perhitungan volume Dowel dimasukkan dalam perhitungan pekerjaan pembesian.
h) Tanah dibelakang Lining beton/precast diwajibkan dipadatkan dengan memakai
alat pemadat.
i) Pemasangan tiang pancang menggunakan excavator PC200, tripod atau tacle.
j) Pengukuran dan pembayaran beton precast :
1. Pengukuran untuk bahan dan pemasangan lining precast sesuai dengan
harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dilakukan berdasarkan
jumlah / buah yang terpasang termasuk biaya pemasangan transportasi.
Ukuran lining precast sesuai yang tertera didalam gambar.
2. Pembayaran untuk bahan tiang pancang dilaksanakan sesuai dengan harga
satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, harga satuan tersebut harus
termasuk biaya transportasi sampai dilokasi pemasangan.
3. Pembayaran untuk bahan linning precast dilaksanakan sesuai dengan harga
satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, harga satuan tersebut harus
termasuk biaya transportasi sampai di lokasi gudang.
4. Pembayaran untuk pemancangan tiang pancang dihitung dalam meter
panjang yang dipancang sesuai dengan yang tertera didalam Daftar Kuantitas
dan Harga.
5. Pembayaran untuk bahan dan pemasangan precast dilaksanakan sesuai
dengan yang tertera didalam Daftar Kuantitas dan Harga.

H.15. Pekerjaan Woven Geotekstil


a) Jenis woven, bahan dasar polyprophylene
b) Tipe : BW 250,

- 81
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

c) Persiapan tanah dasar


1. Sebelum geotekstil digelar tanah dasar harus bebas dari benda-benda tajam.
2. Pemadatan tanah dasar dengan alat pemadat (vibro/baby roller) yang
memadai atas petunjuk Direksi
d) Penggelaran dan penyambungan :
1. Geotekstil secara umum digelar melintang arah tanggul.
2. Geotekstil digelar diatas tanah dalam keadaan terhampar tanpa gelombang (
tanah dibawahnya harus diratakan).
3. Penyambungan geotekstil satu dengan yang lain dapat dilakukan dengan
cara saling melewati (overlap) atau dengan cara dijahit dengan benang
khusus geotekstil sesuai dengan petunjuk Direksi.
4. Penjahitan geotekstil dapat dilakukan dilapangan menggunakan mesin jahit
portable dan benang khusus geotekstil.
e) Pengukuran dan pembayaran Woven geotekstil :
1. Pengukuran untuk bahan woven geotekstil sesuai dengan yang terpasang
dalam satuan meter persegi (m2).
2. Pembayaran untuk woven geotekstil sesuai dengan Daftar Kuantitas dan
Harga.
f) Penyebaran dan penempatan agregat/tanah timbunan
1. Setelah geotekstil selesai disambung dan rapi, diatasnya
ditebar/menempatkan agregat/tanah timbunan.
2. Penempatan agregat/timbunan tanah dilakukan dengan cara mendorong maju
tumpukan tanah/agregat, sehingga lapisan geotekstil tidak tergilas langsung
oleh truk pengangkut tanah/agregat maupun alat berat untuk meratakan.
3. Ketebalan tanah timbunan sesuai dengan yang tertera dalam gambar dan
atas sesuai dengan petunjuk Direksi.
g) Pemadatan tanah
1. Setelah agregat/tanah diratakan,pemadatan agregat/tanah timbunan dapat
dilakukan dengan menggunakan vibrator roller dan alat lainnya disesuaikan
dengan kondisi lapangan dan ketebalan hamparan lapisan agregat/tanah
timbunan atas petunjuk Direksi.
2. Ketebalan timbunan lapis demi lapis dengan ketebalan 50 cm yang
dipadatkan dengan vibrator roller.
h) Pengukuran dan pembayaran Penghamparan dan Pemadatan Tanah :

- 82
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

1. Pengukuran untuk bahan timbunan/isian woven geotekstil sesuai dengan


volume yang terpasang dalam satuan meter kubik (m3).
2. Pembayaran untuk timbunan/isian woven geotekstil sesuai dengan Daftar
Kuantitas dan Harga. Pembayaran tersebut sudah termasuk biaya
penghamparan dan pemadatan.

H.16. Pekerjaan non Woven Geotekstil


a) Berat massa (nominal mass) : 200 gram/m2
b) Kuat tarik (tensile strength) : 15 kN/m atau 1,5 ton/m2
c) Ukuran lubang effective opening size) : 0.10 mm
Pengukuran dan pembayaran non Woven Geotekstil :
a) Pengukuran untuk bahan non woven geotekstil sesuai dengan volume yang
terpasang dalam satuan meter persegi (m2).
b) Pembayaran untuk non woven geotekstil sesuai dengan Daftar Kuantitas dan
Harga. Pembayaran tersebut sudah termasuk biaya pemasangan.

H.17. Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik


H.17.1 Umum
Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan penyelidikan Geoteknik harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/Konsultan Supervisi.

H.17.2 Pelaksanaan

Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik yang dilakukan antara lain :


a) Bor Tangan (Hand Bor) , dilakukan untuk pengambilan sampel undisturbed
dan mengetahui struktur tanah dibawah permukaaan .
b) Sondir , dilakukan untuk mengetahui kedalaman tanah keras. Nilai batas
minimal ketahanan Konus harus mencapai 150 kg/cm² atau kedalaman
mencapai 20m.
c) Sumur Uji (Test Pit) , dilakukan untuk pengambilan sample terganggu
(disturbed) untuk bahan timbunan di lokasi Bor Area.
d) Uji Laboratorium, terdiri dari :
Uji Sifat Fisik Tanah (Index Properties) terdiri dari :
- Uji Berat jenis
- Uji Berat Isi (Unit density)
- Uji Kadar air

- 83
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

- Grain Size
- Batas – batas Konsistensi (Atterberg Limit)
- Uji Kekuatan Geser Tanah (Direct Shear Test dan Triaxial)

H.17.3 Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk kegiatan penyelidikan Geoteknik, Sondir, Btangan, Test Pit
dalam satuan titik (ttk) sedangkan pekerjaan laboratorium tanah dalam satuan
sample dengan Harga Satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga lengkap di
tempat dan diterima.

Pembayaran dilakukan berdasarkan kuantitas pekerjaan penyelidikan


Geoteknik yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas akan dibayar dengan
Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran yang sesuai dengan Daftar Kuantitas
dan Harga (BOQ). Harga dan pembayaran tersebut harus sudah dianggap
kompensasi penuh untuk biaya sewa alat, biaya mobilisasi, biaya pengujian,
dan upaya lainnya kecuali bila sudah ditetapkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga serta biaya tambahan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
yang diuraikan.

H.18. Pekerjaan Dewatering


H.18.1 Umum
Sebelum pelaksanaan pengeringan saluran, Kontraktor harus mengajukan
rencana / metode kerja dan gambar pembuatan kistdam. Rencana tersebut
harus diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan Supervisi.
Dan ditandatangani oleh PPK.

H.18.2 Pelaksanaan
Kontraktor harus memasang kistdam dan memeliharanya selama
pelaksanaan rehabilitasi DI Bodri pada saluran induk, saluran sekunder
,maupun bangunan pelengkapnya. Kistdam dipasang dan diatur posisinya
sedemikian rupa sehingga tidak mudah jebol dan berfungsi maksimal.

Pemompaan untuk dewatering dilaksanakan untuk mengeringkan lokasi


pekerjaan dengan pompa berkapasitas minimal 5 kW, sehingga lokasi
pekerjaan dapat di kerjakan. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk
pembuatan kistdam, antara lain :
a. Bambu
- 84
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

b. Karung Plastik Uk. 43X65 cm di isi pasir urug


c. Plastik
d. Kawat
e. Tali Rafia

H.18.3 Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pekerjaan pembuatan kistdam sesuai dengan harga
satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dilakukan berdasarkan jumlah
meter kubik (m³) terpasang lengkap di tempat dan diterima.

Pengukuran untuk pekerjaan dewatering (pemompaan) sesuai dengan harga


satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dilakukan berdasarkan jumlah hari
pelaksanaan lengkap di tempat dan diterima.

Kuantitas untuk pembayaran kistdam yang diukur sebagaimana disyaratkan di


atas akan dibayar dengan Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran yang
terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
dan pembayaran ini harus sudah dianggap kompensasi penuh untuk
penyediaan bahan, pemasangan, tenaga kerja, peralatan dan biaya
tambahan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan.

Kuantitas untuk pembayaran pekerjaan dewatering (pemompaan) yang diukur


sebagaimana disyaratkan di atas akan dibayar dengan Harga Kontrak untuk
Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran ini harus sudah dianggap
kompensasi penuh untuk sewa alat, bahan bakar dan oli, pipa, upah tenaga
kerja dan biaya tambahan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
yang diuraikan.

H.19. Pekerjaan Beton Pracetak ( Linning Precast, U-ditch, Box culvert, Buis beton,
dan Minipile)
H.19.1 Umum

a) Penyedia Jasa sebelum melaksanakan pekerjaan beton pracetak agar


terlebih dahulu mengajukan gambar desain, rencana kerja, pabrik yang
akan ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan beton precast, dan
disertakan brosur asli spesifikasinya.

- 85
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

b) Proses pembuatan harus dilaksanakan di pabrik yang sudah menerapkan


standard mutu ISO 9001 : 2000.

c) Buis beton yang dipergunakan adalah buis beton tidak bertulang seperti
yang tertera di dalam Gambar Pelaksanaan, dengan kualitas baik dan
diterima oleh Direksi.

d) Yang termasuk dalam pekerjaan beton pracetak antara lain :


- Linning precast K.300
- U-ditch K.300
- Box Culvert K.300
- Buis beton
- Minipile K.400

H.19.2 Pelaksanaan

a) Pengiriman beton pracetak sampai ke lokasi pekerjaan harus dapat


tetap terjaga keutuhannya.

b) Sambungan lining adalah sambungan male-female dan sisi yang lain


sambungan dengan dowel Φ = 16 mm, panjang 150 mm seperti yang
terlihat didalam Gambar Pelaksanaan.

c) Kemiringan dan elevasi dinding saluran sesuai dengan yang tertera di


dalam Gambar Pelaksanaan. Sebelum pelaksanaan pemasangan lining
precast , tanah dibawah lining precast harus diratakan sedemikian rupa
dengan menggunakan alat perata / pemadatan sederhana , sehingga
tidak ada metrial tanah yang terlepas. Diatas tanah harus diberi lapisan
pasir dengan tebal sesuai Gambar Pelaksanaan. Pasir yang
dipergunakan adalah sejenis pasir pasang. Penyusunan precast sesuai
dengan yang tertera di dalam Gambar Pelaksanaan atau atas petunjuk
Direksi/Konsultan Supervisi. Apabila terjadi kekurang rapatan dalam
pemasangan antara precast satu dengan yang lain, maka pada alur
tersebut harus diisi dengan spesi 1pc:2 psr.

d) Penyedia Jasa dalam melaksanakan pemasangan buis beton harus


sesuai dengan Gambar Pelaksanaan, antar buis beton dibalut dengan
pasangan batu 1pc:4psr atau atas perintah Direksi/Konsultan Supervisi.

- 86
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

e) Penyedia Jasa dalam melaksanakan pemasangan U-ditch maupun box


culvert harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan, sambungan antara
U-ditch maupun box culvert dipergunakan lapisan swelling water stop.

H.19.3 Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran

a) Pengukuran untuk pengadaan bahan dan pemasangan lining precast


sesuai dengan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
dilakukan berdasarkan jumlah / buah yang terpasang lengkap ditempat
dan diterima. Ukuran lining precast sesuai yang tertera didalam
Gambar Pelaksanaan.

b) Pengukuran untuk pengadaan dan pemasangan material di bawah


lining precast dengan ketebalan sesuai gambar pelaksanaan dengan
harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dilakukan berdasarkan
jumlah meter kubik (m³) terpasang lengkap di tempat dan diterima.

c) Pengukuran untuk pengadaan tiang pancang / minipile dengan harga


satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dilakukan berdasarkan
jumlah buah (bh) terpasang lengkap di tempat dan diterima.

d) Pengukuran untuk pemancangan tiang pancang / minipile dengan


harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dilakukan berdasarkan
meter panjang (m’) yang tertanam di dalam tanah diukur dari ujung
tiang pancang sampai dengan permukaan tanah lengkap di tempat dan
diterima.

e) Pengukuran untuk pengadaan precast U-ditch, box culvert ,buis beton


dengan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dilakukan
berdasarkan jumlah buah (bh) terpasang lengkap di tempat dan
diterima.

Pembayaran

a) Kuantitas Linning Precast yang diukur sebagaimana disyaratkan di


atas akan dibayar dengan Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran
yang sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga (BOQ). Harga dan

- 87
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

pembayaran tersebut harus sudah dianggap kompensasi penuh untuk


biaya produksi, pengangkutan dari pabrik , upah tenaga, peralatan dan
juga biaya perataan tanah di bawah lining precast, , perapatan antar
Lining precast (pengisian nat) dan upaya lainnya kecuali bila sudah
ditetapkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga serta biaya tambahan
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan.

b) Kuantitas timbunan pasir bawah lining yang diukur sebagaimana


disyaratkan di atas akan dibayar dengan Harga Kontrak untuk Mata
Pembayaran yang sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga (BOQ).
Harga dan pembayaran tersebut harus sudah dianggap kompensasi
penuh untuk pengadaan, pengangkutan, upah tenaga, peralatan dan
upaya lainnya kecuali bila sudah ditetapkan dalam Daftar Kuantitas
dan Harga serta biaya tambahan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan.

c) Kuantitas precast U-ditch , box culvert , buis beton yang diukur


sebagaimana disyaratkan di atas akan dibayar dengan Harga Kontrak
untuk Mata Pembayaran yang sesuai dengan Daftar Kuantitas dan
Harga (BOQ). Harga dan pembayaran tersebut harus sudah dianggap
kompensasi penuh untuk pengadaan, pengangkutan dari pabrik dan
pengangkutan lokal, upah tenaga, peralatan dan upaya lainnya kecuali
bila sudah ditetapkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga serta biaya
tambahan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang
diuraikan.

H.20. Pekerjaan Nomenklatur


a) Penyediaan nomenklatur
Dalam penyediaan nomenklatur ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara
lain :
1. nomenklatur terbuat dari bahan marmer atau batu alam atau bahan lain yang
disetujui oleh direksi pekerjaan
2. Bentuk dan dimensi nomenklatur sesuai dengan apa yang ditunjukkan dalam
gambar rencana

- 88
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

3. nomenklatur diukir nama, nomor, tahun pembuatan dan lambang kementerian


pekerjaan umum dan perumahan rakyat atau keterangan lain yang telah
disetujui direksi pekerjaan
b) Pemasangan nomenklatur
1. nomenklatur dipasang ditempat yang sesuai dengan apa yang ditunjukkan
gambar rencana, biasanya dipasang di parapetatau dengan persetujuan
direksi.
2. nomenklatur dipasang secara manual menggunakan alat bantu dan
menggunakan adukan semen sebagai perekat. setelah itu, finishing dengan
membersihkan papan nama jembatan dari kotoran-kotoran seperti sisa
adukan semen atau yang lainnya.
c) Pengadaan dan Pemasangan Nomenklatur
1. Bahan yang digunakan adalah marmer dengan ukuran sesuai dengan disain
atau ditentukan oleh Direksi, sedangkan ukuran 40 x 60 x 1,5 cm.
2. Untuk menulis huruf harus dipahat dan dicat warna biru atau sesuai dengan
perintah Direksi dan permukaan dalam kondisi rata.
3. Dalam pemasangannya harus tenggelam / rata dengan permukaan dan diberi
spesi 1 PC : 2 PS sebagai bahan perekat.
d) Perhitungan dan Pembayaran
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan
telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan ( Unit )
Buah.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya Umum dan
keuntungan.

H.21. Pekerjaan Urugan Kembali Pasir-Batu (Sirtu)


a) Lingkup Pekerjaan
Urugan kembali sirtu akan ditempatkan pada lokasi-lokasi yang berbatasan
dengan bangunan-bangunan atau pada kaki-kaki pada tempat-tempat tertentu
seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan/Konsultan Supervisi. Urugan sirtu mencakup pengadaan material dari
luar lokasi atau material lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan
Supervisi.

- 89
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

Sebelum urugan sirtu harus ditempatkan dan dipadatkan dalam lapisan-lapisan


memanjang dan menerus dengan tebal sesudah dipadatkan tidak lebih dari 200
mm. kecuali ditetapkan lain timbunan sirtu harus dipadatkan sampai dengan 85 %
kepadatan kering maksimum sebagaimaan ditetapkan dalam uji kepadatan
laboratorium.
Sebelum melaksanakan urugan kembali yang berdekatan dengan bangunan-
bangunan, tempatnya harus dibersihkan dari sisa bekisting dan pekerjaan
sementara lainnya. Pemadatan harus dilaksanakan dengan peralatan yang
menggunakan tangan yang sesuai untuk mencapai kepadatan yang ditentukan
tanpa merusak bangunan-bangunan. Material timbunan harus dibasahi atau
diijinkan untuk dikeringkan agar dapat dicapai kadar air optimum untuk
pemadatan.
Kecuali ditentukan lain atau diijinkan oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Supervisi,
urugan kembali yang berdekatan dengan beton tidak boleh dilaksanakan sebelum
sekurang-kurangnya empat belas (14) hari setelah pengecoran beton.
Pemadatan material untuk urugan kembali yang ditempatkan di atas beton yang
tertanam tidak boleh dilaksanakan dengan alat pemadatan getar, kecuali dengan
persetujuan sebelumnya dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Supervisi.

b) Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran harus dilakukan dalam meter kubik (m3)
sebagaimana volume yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Supervisi. Tidak ada pengukuran
yang dilaksanakan melebihi batas yang ditetapkan.

c) Pembayaran
Pembayaran urugan kembali sirtu harus dilaksanakan berdasarkan harga satuan
seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap
termasuk seluruh kompensasi untuk menyediakan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, perlengkapan, alat-alat dan lain sebagainya, untuk menyelesaikan
pekerjakan-pekerjaan dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya
sesuai dengan semua persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi.

- 90
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

H.22. Pekerjaan Acian


Sebelum mengerjakan acian, pastikan plesteran rata, tidak ada lagi lubang serta
sudah benar-benar kering. Pekerjaan acian paling baik dilakukan setelah plesteran
berumur sekitar 2-3 minggu, di mana tidak lagi terjadi penyusutan.
Acian yang dilakukan saat plesteran masih basah berpotensi menimbulkan
kerusakan, seperti retak rambut. Meski begitu, sebelum acian diterapkan, permukaan
plesteran harus dibasahi. Agar plesteran tidak menyerap air dari acian dan
membuatnya kering terlalu cepat sehingga daya rekatnya berkurang.
Ketebalan acian idealnya sekitar 1-3 mm. Pelapisan acian dengan ketebalan 3 mm
sebaiknya dilakukan dua kali. Lapisan kedua diterapkan beberapa hari setelah
lapisan pertama mengering.
Gunakan roskam khusus acian untuk mengaplikasikan pasta semen. Lakukan
dengan gerakan searah. Setelah selesai, haluskan dengan cara menyapukan kuas
basah dan menggosoknya dengan kertas semen.

H.23. Pekerjaan Dilatasi Aspal Pasir


Dilatasi Aspal Pasir adalah material berbasis aspal yang berguna untuk mengisi
celah atau gap dari dua bidang konstruksi yang mungkin bergerak dan bisa juga
dipergunakan sebagai bahan aspal. Sebagai pengisi celah, memiliki sifat kedap air
agar dapat melindungi konstruksi dari kerusakan akibat cuaca. sangat sesuai
diaplikasikan pada retakan, celah antar slab beton, delatasi gedung, sambungan
jembatan dan lain-lain. Mempunyai daya rekat yang baik, titik lembek yang tinggi, dan
mudah diaplikasikan dilapangan. Kedalaman celah 10 mm.
Dilatasi Aspal Pasir ini harus dapat memutus hubungan antar segmen.

H.24. Perancah
Material yang digunakan Bambu Ø 8 -10 cm, Panjang 4 m dengan pengikat Paku 5
cm dan 7 cm dan Tambang Ijuk atau Plastik.
Persyaratan-persyaratan atau ketentuan–ketentuan umum tentang penggunaan
perancah dirangkum sebagai berikut:
a) Perancah ditujukan untuk memberikan platform sebagai tempat kerja yang aman
di ketinggian.
b) Hanya orang yang terlatih di bawah pengawasan orang yang berkualifikasi
(kompeten dan bersertifikasi) sebagai pemancang yang boleh membangun,
memodifikasi, atau membongkar perancah.

- 91
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

c) Untuk menghilangkan paparan risiko jatuh dari ketinggian, perancah harus


dilengkapi dengan permukaan kerja dan pegangan tangan (handrail). Handrail
terpasang sepanjang sisi terbuka dan juga di bagian ujung platform.
d) Sistem penahan jatuh (fall arrest system) harus dipakai ketika membangun,
memodifikasi, atau membongkar perancah.
e) Komponen perancah harus lurus dan bebas dari bengkokan, penyok, karatan,
dan tandatanda kerusakan lainnya.
f) Tangga tempat jalan masuk harus disediakan pada setiap perancah.
g) Ketika orang berlalu lalang di bawah perancah, perancah harus dilengkapi
dengan jaring berlubang, dengan maksimum diameter lubang ½ inch, diantara
papan dan pagar pengaman untuk mencegah benda jatuh.
h) Jangan ada bahaya tersandung di atas permukaan perancah.
i) Beban tidak boleh berlebihan berada diatas perancah.
j) Perancah harus mampu menyokong beratnya sendiri ditambah 4 kali dari beban
peruntukannya. Beban peruntukannya adalah jumlah orang, peralatan, dan
bahan-bahan yang tersimpan atau digunakan di atasnya.
k) Perancah harus diinspeksi setelah pemasangan atau dimodifikasi oleh Direksi
pekerjaan/Konsultan Supervisi.
l) Perancah harus bebas dari jalur kabel listrik. Jarak minimum perancah ke jalur
kabel listrik adalah 10 ft / 3 m.
m) Permukaan atau tempat jalan (walkway) orang di atas perancah tidak boleh licin
yang dapat menyebabkan orang tergelincir.

H.25. Pekerjaan Pintu Angkat


a) Spesifikasi pada Huruf E. Pekerjaan Metal / Baja Konstruksi, juga berlaku untuk
pekerjaan Pintu Angkat.
b) Sebelum pelaksanaan pekerjan, Penyedia Jasa harus mengajukan Gambar
Desain Pintu yang diperiksa Direksi / Tenaga Ahli Konsultan Supervisi dan
disetujui Team Leader Konsultan Supervisi / PPK Irigasi dan Rawa III.
c) Dalam Pengajuan gambar desain pintu untuk dilengkapi dengan detail dimensi,
jenis profil, material yang dipergunakan.
d) Pintu angkat harus dapat dioperasikan secara ringan, bidang gesek antara pintu
dengan frame harus halus.
e) Pemasangan pintu angkat harus dalam posisi vertikal dan horizontal yang baik,
dan frame pintu dilas dengan angkur yang telah dipasang terlebih dahulu.

- 92
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

f) Pengukuran dan Pembayaran :


1) Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran pintu angkat dengan harga satuan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dilakukan berdasarkan jumlah dengan satuan
buah, yang terpasang lengkap di tempat dan diterima.
2) Pembayaran
Kuantitas pembuatan pintu angkat yang di ukur sebagaimana disyaratkan di
atas akan dibayar dengan harga kontrak untuk mata pembayaran yang sesuai
dengan Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga dan Pembayaran tersebut harus sudah dianggap kompensasi penuh
untuk pemasangan, pengadaan, pengangkutan, pengetesan, upah tenaga,
peralatan, pelumasan, dan upaya lainnya kecuali bila sudah ditetapkan dalam
Kuantitas dan Harga serta biaya tambahan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan.
H.26. Pelaksanaan Keamanan ,Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K.3)
H.26.1 Personil
Penyedia Jasa harus menyiapkan personil sebagai berikut:
a) Petugas Harian Keselamatan
Petugas harian keselamatan adalah petugas keselamatan untuk
pemeliharaan dan pemasangan alat-alat keselamatan (Safety), rambu-
rambu, spanduk dll.
- Sehat jasmani dan rohani.
- Pendidikan minimal SLTA.
- Telah mengikuti pengarahan untuk kegiatan harian keselamatan
(safety).
- Jumlah minimal 1 (satu ) orang.
b) Safety Officer
- Sehat jasmani dan rohani.
- Pendidikan minimal SLTA.
- Jumlah minimal 1 (satu ) orang, untuk setiap jumlah pekerja 50 orang
- Memiliki sertifikat pendidikan K3
- Pengalaman kerja dibidang K3 minimal 2 tahun
Tugas dan tanggung jawab Safety Officer secara umum adalah :

- 93
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

- Merancang program: membuat dan merencanakan program


keselamatan dan kesehatan kerja untuk mengurangi kecelakaan dan
cedera lain yang terkait dengan pekerjaan.
- Membuat dan memelihara/menyimpan antara lain format : catatan
laporan tentang prosedur dan ketaatan terhadap keselamatan dan
kesehatan perusahaan, termasuk kecelakaan, tindakan pencegahan
dan pelanggaran dan catatan atau laporan lain seperti data keamanan
bahan atau material produksi dan bentuk catatan lainnya.
- Bertanggung jawab untuk mengevaluasi insiden kecelakaan dan
cedera yang mungkin terjadi di tempat kerja dan merencanakan
perubahan dan langkah lain untuk mencegahnya.
- Mengelola laporan yang dibutuhkan untuk manajemen perusahaan
untuk mempertahankan dan merencanakan perubahan-perubahan di
masa depan.
c) Flagman
Flagman adalah seorang karyawan dari kontraktor/subkontraktor yang
ditugaskan untuk melindungi pekerja yang bekerja di jalan umum atau di
jalan proyek serta masyarakat umum yang bersinggungan dengan area
pekerjaan proyek.
Syarat Flagman :
- Berbadan sehat dan tidak sedang menderita penyakit yang dapat
mengganggu pekerjaan yang bersangkutan.
- Pendidikan minimal SLTP
- Memahami peraturan-peraturan umum lalu lintas
d) Petugas P3K
Petugas P3K di tempat kerja adalah pekerja/buruh yang ditunjuk oleh
pengurus/pengusaha dan diserahi tugas tambahan untuk melaksanakan
P3K di tempat kerja.
Bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat, dengan syarat-
syarat sebagai berikut :
- memiliki lisensi dari Kepala Instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat;
- sehat jasmani dan rohani;
- bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K;

- 94
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

- memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar di bidang P3K di tempat


kerja yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan;
- bekerja pada perusahaan yang bersangkutan.
Petugas P3K di tempat kerja mempunyai tugas :
- melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja;
- merawat fasilitas P3K di tempat kerja;
- mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan; dan melaporkan
kegiatan P3K.
- petugas P3K di tempat kerja harus menggunakan tanda khusus yang
mudah dikenal oleh pekerja/buruh yang membutuhkan pertolongan.
H.26.2 Peralatan Pelindung Diri.
Penyedia jasa harus menyiapkan peralatan pelindung diri antara lain:
- Helm kerja untuk karyawan dan tamu sesuai standart
- Sepatu Lapangan untuk karyawan dan tamu sesuai standart
- Rompi Lapangan untuk karyawan dan tamu
H.26.3 Rambu-Rambu.
Penyedia jasa harus menyiapkan rambu-rambu antara lain:
- Papan Pengumuman K.3
- Rambu Petunjuk
- Rambu Larangan
- Rambu Peringatan
- Rambu kewajiban
- Poster
- Spanduk
H.26.3 Pengaman Kerja.
Penyedia jasa harus menyiapkan pengaman kerja antara lain:
- Safety Line
- Alat Pemadam Api Ringan (APAR) , minimal berat 3,50 kg
H.26.4 Peralatan Komunikasi dan Dokumentasi
- Alat Komunikasi (HT, Pulsa dll)
- Kamera
H.26.5 Asuransi
Penyedia Jasa harus mengikutsertakan asuransi karyawan ke BPJS
Ketenagakerjaan & Kesehatan Kerja

- 95
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

H.27 Pengukuran dan Pembayaran


Pembayaran untuk pekerjaan pelaksanaan K3 dibayar dengan Mata Pembayaran
tersendiri.

- 96
REHABILITASI DI. GLAPAN TIMUR

I. PENUTUP

a) Segala sesuatu yang belum tercantum dalam spesifikasi teknik ini yang masih termasuk
dalam lingkup pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyelesaikan sesuai
dengan petunjuk/perintah Pejabat Pembuat Komitmen, sesudah atau selama pekerjaan
berlangsung.
b) Setiap metode pelaksanaan pekerjaan yang belum tercantum dalam spesifikasi teknik ini
harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia atau referensi lain yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi.
c) Hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Namun demikian harus dalam
surat tertulis yang disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
d) Penyedia Jasa diharuskan mengutamakan keselamatan kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan.

PPK Irigasi dan Rawa III


SNVT PJPA Pemali Juana

Lesty Arlensietami, ST. M.Eng


NIP. 19820427 200604 2 003

- 97

Anda mungkin juga menyukai