Anda di halaman 1dari 63

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

BAB.I.PEKERJAAN PERSIAPAN
Bagian I. Umum
1. Data Pekerjaan
Pekerjaan : PERENCANAAN PERENCANAAN REKONSTRUKSI
TANGGUL BANJIR/PENGAMANAN SUNGAI KP.RAJA
KEC.BENDAHARA
Lokasi : Kabupaten Aceh Tamiang, Prov. Aceh
Tahun Anggaran : 2023ker/ PPKSNVT PJSA Serayu Opak/
PPK Sungai dan Pantai II
2. Ruang Lingkup Kontrak
Ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga yang tercantum dalam
dokumen.
I.1. Lokasi Pekerjaan
Lokasi PERENCANAAN PERENCANAAN REKONSTRUKSI TANGGUL
BANJIR/PENGAMANAN SUNGAI KP.RAJA KEC.BENDAHARA
Ruang Lingkup Kontrak Meliputi :
a) Pekerjaan Persiapan
- Pembersihan Lapangan
- Pengukuran dan Pemasangan Patok
- Direksi Keet + Gudang
- Pengujian Boring Test
- Mobilisasi/Demobilisasi

b) PEKERJAAN STEEL SHEET PILES


- Pengadaan Steel Sheet Piles = 400 mm x 1250 mm x 13 mm
- Penetrasi Steel Sheet Piles = 400 mm x 1250 mm x 13 mm
- Besi Baja IWF 300 x 150 x 6,5 x 9,0mm - 12 M
- Pengelasan

c) PEKERJAAN BETON
- Sloof 40 x 100 Cm
- Balok 30 x 50 cm
- Ring Balok 40 x 100 cm
- Plat Dinding T.20 cm
- Balok 30 x 150 cm

d) PEKERJAAN REHAB TANGGUL


- Pekerjaan Galian tanah
- Urugan Kembali Bekas Galian
- Pekerjaan Timbunan
- Pasir Urug Dibawah Sloof
- Pasangan Batu dengan Mortar 1:4
- Plasteran
- Pondasi Tapak
- Kolom 30 x 30 cm
- Sloof 30 x 85 Cm
- Ring Balok 20 x 30 Cm
- Acian Ring Balok

e) PEKERJAAN AKHIR
1
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

- Pembersihan Akhir Pekerjaan

I.2 Jalan Masuk Sementara


Penyedia Jasa akan melaksanakan dan memelihara jalan-masuk sementara termasuk
drainasi dan bangunan silang untuk fasilitas aliran yang diperlukan untuk pelaksanaan
Pekerjaan. Pembongkaran dan pemindahan dari bangunan-bangunan sementara ini akan
dilaksanakan dengan persetujuan Pengguna Jasa.
Setiap jalan eksisting yang akan digunakan sebagai jalan kerja harus direhabilitasi,
diperbaiki dan dipelihara oleh Penyedia Jasa.

Setiap jalan masuk yang dibangun baru harus mempunyai total lebar 5 m dan
dilaksanakan dengan perkerasan pasir-batu .
Sedikitnya tidak kurang dari 30 hari sebelum Penyedia Jasa memulai pelaksanaan
beberapa bagian jalan sementara. Penyedia Jasa akan menyampaikan secara rinci
kepada Pengguna Jasa untuk persetujuannya termasuk :
1) Perencanaan jalan kerja sementara termasuk drainasi dan fasilitas persilangan
dengan aliran; dan
2) Metode pelaksanaan dan jadwal waktu pelaksanaan dari semua jalan kerja
sementara.
Penyedia Jasa tidak boleh memulai pelaksanaan dari setiap jalan masuk sementara
sebelum mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa. Persetujuan tersebut tidak akan
membebaskan Penyedia Jasa dari tugas atau tanggungjawabnya sesuai dalam Kontrak.
Penyedia Jasa akan melaksanakan jalan masuk sementara sesuai dengan gambar-
gambar dan program pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa. Penyedia
Jasa akan bertanggung jawab untuk memperbaiki dengan biayanya sendiri atas
beberapa kerusakan pada jalan masuk termasuk jalan-jalan eksisiting pada rute-rute
jalan-masuk yang disebabkan oleh lalu lintas dari peralatan berat dan truk-truk yang
digunakan oleh Penyedia Jasa untuk pelaksanaan pekerjaan. Dalam menyelesaikan
Pekerjaan, jalan masuk sementara kecuali ditentukan lain harus dibongkar, lokasi
dikembalikan seperti kondisi semula sesuai dengan perintah dari Pengguna Jasa.

1. 3. Gambar-gambar
1.3.1 Gambar-gambar pekerjaan tetap
a) Gambar Kontrak/ Gambar Tender (Tender Drawing)
Semua gambar-gambar yang diterima oleh penyedia jasa pada awal
pekerjaan adalah gambar kontrak/ gambar tender. Setelah perjanjian kontrak
ditandatangani, Penyedia Jasa harus mempersiapkan dan membuat gambar
pelaksanaan (Construction Drawing). Penyedia Jasa harus bekerja
berdasarkan pada gambar pelaksanaan.
Semua gambar-gambar (gambar pelaksanaan/kerja, gambar pekerjaan
sementara) yang disiapkan oleh Penyedia Jasa, harus diperiksa dan disahkan
oleh Pengguna Jasa dan Konsultan Supervisi sebelum pekerjaan yang
dimaksud dimulai.

2
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

Sebagai koreksi dari Pengguna Jasa dan Konsultan Supervisi dapat


menghasilkan gambar-gambar yang sama atau berbeda dengan gambar
tender.

b) Gambar-gambar Pelaksanaan / Gambar Kerja (Contruction Drawing).


Penyedia Jasa akan membuat semua gambar-gambar yang akan digunakan
untuk pelaksanaan (“Construction Drawing”). Gambar- gambar itu harus
berdasarkan gambar yang terdapat pada Dokumen Pemilihan dan harus
menunjukkan detail-detail yang cukup untuk tujuan pelaksanaan.
Gambar-gambar Pelaksanaan harus mencakup semua pekerjaan, tetapi
tidak dibatasi hal-hal sebagai berikut :
1. Situasi yang harus menunjukkan detail-detail alinemen horizontal;
2. Potongan-memanjang yang menunjukkan elevasi permukaan tanah asli,
profil-profil desain;
3. Potongan-melintang yang menunjukkan elevasi permukaan tanah
asli, desain akhir permukaan pekerjaan tanah dan data yang relevan
lainnya.
Demikian pula gambar-gambar pelaksanaan untuk setiap bangunan harus
dibuat dengan cara yang sama , didasarkan pada gambar- gambar dalam
Dokumen Pemilihan (yang menampakkan secara umum atau bentuk
typical), yang disesuaikan dengan kondisi–kondisi setempat.
Disamping akan digunakan untuk pelaksanaan Pekerjaan, Gambar- gambar
Pelaksanaan akan digunakan sebagai dasar untuk pengukuran kuantitas dan
pembayaran. Penyedia Jasa harus yakin bahwa gambar
- gambar tersebut berisi detail-detail yang cukup, dan semua elevasi
permukaan tanah asli yang digambarkan adalah elevasi-elevasi yang telah
disetujui oleh Pengguna Jasa.
1.3.2 Gambar-gambar Pekerjaan Sementara
Dalam waktu 30 hari setelah diterimanya Surat Perintah Kerja, Penyedia Jasa akan
menyerahkan pada Pengguna Jasa 3 (tiga) set gambar - gambar untuk diperiksa dan
disetujui, yang menunjukkan Pekerjaan- pekerjaan Sementara yang utama.
Gambar-gambar tersebut harus menunjukkan lokasi-lokasi dan detail-detail yang
berhubungan dengan komponen-komponen utama dari sarana pelaksanaan, kantor,
bangunan gudang kerja, fasilitas perumahan, daerah gudang, dan lain-lain,
yang diusulkan Penyedia Jasa untuk dibangun di lapangan atau tempat-tempat lain
yang ditetapkan.
Disamping itu, gambar-gambar tersebut juga harus menunjukkan tempat
pembongkaran material dan peralatan yang diusulkan Penyedia Jasa untuk dibawa ke
lapangan, dan kapasitas untuk tiap item utama dari sarana kontruksi tersebut.
Bila terjadi perubahan yang berkaitan dengan item tersebut diatas pada saat pembuatan
atau sesudah item tersebut beroperasi, Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar-
gambar revisi yang menunjukkan perubahan itu kepada Pengguna Jasa untuk diperiksa
dan disetujui secara tertulis.
1.3.3 Gambar-gambar Purna Laksana (As Built Drawing).
3
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

Selama dalam tahap pelaksanaan, Penyedia Jasa harus menjaga/melangsungkan


pemutakhiran gambar- gambar purna laksana dari semua jenis pekerjaan yang telah
diselesaikan. Setiap gambar-gambar harus menunjukkan perubahan- perubahan yang
disahkan, yang telah dibuat terhadap gambar Pelaksanaan yang disetujui, dengan
maksud agar gambar-gambar tersebut merupakan potret yang benar dari kondisi
sebagaimana dilaksanakan dari setiap pekerjaan permanen. Format gambar-gambar
purna laksana harus disetujui Pengguna Jasa.
Gambar-gambar purna laksana harus selalu tersedia guna inspeksi bulanan ke lokasi
yang dilakukan oleh Wakil Pengguna Jasa, dan jika bukan gambar yang mutakhir,
Penyedia Jasa harus memperbarui (memutakhirkan) gambar-gambar tersebut dalam
waktu 6 (enam) hari-kerja.
Sesudah seluruh bagian Pekerjaan Permanen yang digambarkan di dalam Gambar
Kontrak selesai dilaksanakan, gambar Purna-laksana dari bagian pekerjaan permanen
tersebut, setelah disetujui oleh Pengguna Jasa, harus ditandatangani bersama oleh
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa atau wakil-wakilnya.
Gambar-gambar purna-laksana harus dibuat pada kertas yang dapat direproduksi dan
berkualitas baik, sehingga dapat dicopy dengan hasil yang jelas dan dapat dibaca.
Seperangkat gambar purna laksana yang telah jadi harus diserahkan kepada
Pengguna Jasa untuk diperiksa dan disetujui dalam waktu 30 hari setelah pekerjaan-
pekerjaan itu diselesaikan.
Sebelum pembayaran akhir dibuat, Penyedia Jasa harus menyediakan 5 (lima) set
gambar Purna-laksana dan Gambar Kerja yang telah direvisi dan lengkap dan
memberikan gambar yang paling baru yang menunjukkan
pelaksanaan sebagaimana yang benar-benar dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut
adalah sebagai berikut :
1. 4 (empat) set cetakan pada kertas berkualitas baik, ukuran A-3;

1.3.4 Penandatanganan dan Persetujuan Gambar


Penyedia Jasa disarankan untuk menyiapkan Gambar-gambar dan mengajukan
gambar-gambar tersebut kepada Pengguna Jasa sedini mungkin untuk menghindari
penundaan pekerjaan lapangan, karena tidak tersedianya gambar-gambar yang telah
diperiksa dan disetujui Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa harus menyerahkan Gambar-gambar pelaksanaan atau Gambar- gambar
Kerja kepada Pengguna Jasa untuk diperiksa dan disetujui, dalam hal ini paling tidak
60 hari sebelum waktu dimulainya pelaksanaan atau fabrikasi untuk jenis pekerjaan–
pekerjaan tertentu. Untuk barang yang harus dibuat di luar lapangan dan diangkut ke
lapangan harus diserahkan lebih awal dari pada batas minimum 60 hari yang
disebutkan di atas, untuk memberikan waktu yang cukup untuk pemeriksaan,
persetujuan, pembuatan, pengiriman dan penerimaan di lapangan.
4 (empat) set cetakan yang jelas terbaca, untuk tiap gambar harus diserahkan kepada
Pengguna Jasa dengan lembar pengiriman standar. Format lembar pengiriman harus
disetujui oleh Pengguna Jasa.
Dalam waktu 30 hari kerja setelah menerima cetakan gambar yang diserahkan oleh
Penyedia Jasa, Pengguna Jasa akan mengembalikan satu salinan yang ditandai dan
ditanda tangani serta komentar-komentar yang tergantung pada apakah gambar
tersebut masih harus direvisi atau disetujui.
4
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

Setelah menerima gambar yang sudah disetujui, Penyedia Jasa berhak untuk memulai
pekerjaan yang tercakup dalam setiap gambar, mentaati perintah- perintah setiap
koreksi jika ditunjukkan pada gambar oleh Pengguna Jasa dan, harus menyerahkan
terlebih dahulu, dengan lembar penyerahan, 4 (empat) cetakan untuk setiap gambar
yang sudah dikoreksi, bila ada, kepada Pengguna Jasa.

Semua gambar yang telah diperiksa dan disetujui harus disimpan di kantor lapangan
Penyedia Jasa dengan urutan yang sesuai dan dalam sistem pengarsipan gambar yang
terkontrol dengan baik.

Bila diperlukan perbaikan dari gambar yang diajukan oleh Penyedia Jasa, Penyedia
Jasa akan membuat koreksi yang diperlukan dan atau revisi-revisi pada gambar tepat
pada waktunya dan akan menyerahkan kembali gambar tersebut kepada Pengguna Jasa
dengan cara yang sama menjadi gambar baru, dalam 4 salinan. Bila gambar-gambar
yang dikembalikan telah diserahkan kembali untuk disetujui, Pengguna Jasa akan
berusaha dengan keras untuk menyelesaikan pemeriksaan dan atau persetujuannya
terhadap gambar itu dalam waktu 15 hari kerja; namun hal ini tergantung pada
jumlah dan tingkat kesulitan koreksi/revisi yang harus diperiksa. Prosedur ini akan
berlanjut sampai gambar-gambar akhirnya disetujui.
Pengguna Jasa berhak untuk meminta detail-detail tambahan dan meminta Penyedia
Jasa untuk membuat perubahan-perubahan yang diperlukan pada gambar
pelaksanaan/gambar kerja untuk disesuaikan dengan syarat-syarat dan maksud dari
spesifikasi tanpa biaya tambahan.
Setiap Pekerjaan yang telah dilaksanakan sebelum gambar-gambar pelaksanaannya
disetujui oleh Pengguna Jasa akan menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan
Pengguna Jasa terhadap gambar Penyedia Jasa tidak akan melepaskan/membebaskan
Penyedia Jasa dari kewajibannya dalam mentaati Spesifikasi, tanggung jawab untuk
memenuhi metode pelaksanaan, dan lain-lain.

1.3.5 Standar
Seluruh material dan peralatan yang disediakan berdasarkan kontrak atau untuk fabrikasi
peralatan yang dimasukkan dalam pekerjaan harus memenuhi standarisasi dan
spesifikasi masing-masing yang ditunjukan dalam Dokumen dan dalam hal ini,
standarisasi dan spesifikasi memberi alternatif seperti yang ditafsirkan dan disetujui oleh
Pengguna Jasa.
Bila standar-standar untuk material dan perlengkapan/alat-alat tidak dinyatakan dalam
Spesifikasi, mereka harus menyesuaikan dengan standar yang sesuai dan umum
digunakan seperti standar dari Inggris (yang selanjutnya disebut BS) yang paling baru
dan sesuai, standar masyarakat Amerika untuk tes material (selanjutnya disebut A S
T M), standar Indonesia seperti SNI, PUBI, PBI, SNI, dan
lain-lain atau standar lain yang disetujui Pengguna Jasa. Standar diatas adalah standar
yang disyahkan dalam Kontrak, yang dapat digunakan oleh Penyedia Jasa, tanpa terlebih
dahulu mendapatkan ijin dari Pengguna Jasa.
Apabila Penyedia Jasa mengajukan standar dan spesifikasi yang sama atau material
dan peralatan yang sama, Penyedia Jasa harus menyatakan ciri-ciri perubahan yang
pasti dan harus menyerahkan standar yang lengkap, spesifikasi, informasi dan data untuk
5
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

material dan peralatan yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan dari Pengguna
Jasa. Penyerahan standar tersebut harus tepat waktu dan kelalaian untuk
melaksanakan hal atau pembelian untuk setiap material dan peralatan yang sama yang
diajukan sebelum disetujui Pengguna Jasa akan menjadi resiko Penyedia Jasa.
Segala biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa dalam mentaati persyaratan dalam
pasal ini harus dianggap termasuk dalam harga satuan yang dimasukan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.

1.4 Program Pelaksanaan dan Laporan


1.4.1 Program Pelaksanaan
Dalam 14 (empat belas) hari setelah menerima Surat Penunjukan, Penyedia Jasa akan
mengajukan kepada Pengguna Jasa jadwal waktu pelaksanaan untuk seluruh Pekerjaan
dan Pekerjaan Sementara yang akan dilaksanakan berdasar Kontrak, dengan memakai
metode lintasan kritis (CPM), atau yang disetujui Pengguna Jasa, bersama dengan
disket dan sistem perangkat lunaknya.
Jaringan kerja CPM harus menunjukkan usulan urutan pelaksanaan dan hubungan yang
sesuai antara kegiatan-kegiatan dalam jaringan kerja dan harus memasukkan
kelonggaran waktu dan sumber-sumber untuk melengkapi pekerjaan.
Bersama dengan jaringan kerja CPM , Penyedia Jasa akan mengajukan lembar data
secara rinci untuk tiap- tiap kegiatan dalam jaringan kerja atau batasan-batasan yang
berisi data berikut :
1.4.1.1 Nama kegiatan;

Pekerjan : PERENCANAAN REKONSTRUKSI TANGGUL


BANJIR/PENGAMANAN SUNGAI KP.RAJA
KEC.BENDAHARA

1.4.1.2 Jangka waktu Kegiatan;


Hal-hal berikut harus sudah termasuk dalam perhitungan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan dan daftar dari semua
kelonggaran waktu dan jangka waktu, yang dapat dipakai,
termasuk :
 pengukuran, pematokan;
 persiapan dan persetujuan
gambar-gambar;
 persetujuan benda-benda uji atau
uji coba;
 pengapalan bahan-bahan;
 pemasangan item-item khusus;
 kemungkinan penundaan dikarenakan banjir atau kondisi cuaca yang buruk;
6
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

 libur keagamaan;
 beberapa faktor lain yang mempengaruhi jangka waktu.
1.4.1.3 Sumber-sumber yang dipekerjakan termasuk :
 Jumlah tenaga kerja termasuk perincian oleh perusahaan, tenaga ahli
atau pengawas apa saja , pengawas tenaga asing dan sebagainya;
 Sarana-kontruksi dan peralatan termasuk tipe ,buatan, kapasitas dan jumlah.
Jadwal waktu pelaksanaan harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga keseluruhan
pekerjaan akan diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan dalam appendik I
pada penawaran. Sesudah disetujui oleh Pengguna Jasa , jadwal waktu pelaksanaan
beserta lembar-lembar lampirannya, harus digunakan sebagai acuan bagi Program
Pelaksanaan dan tidak diijinkan diadakan perubahan, kecuali ada perpanjangan
waktu yang diperbolehkan berdasarkan kontrak. Program yang disetujui harus
menjadi dasar acuan untuk membandingkan kemajuan yang dicapai terhadap yang
direncanakan. Juga akan digunakan untuk mengetahui apakah suatu pekerjaan telah
selesai tepat pada waktunya.
Program Pelaksanaan yang Disetujui akan dimonitor secara ketat dan kemajuan
semua kegiatan diperbarui dalam kurun waktu tertentu, dengan maksud untuk membuat
dasar acuan untuk penyiapan laporan kemajuan.
Bila menurut pendapat Pengguna Jasa, kemajuan pekerjaan tidak sesuai dengan
Program Pelaksanaan yang Disetujui, Pengguna Jasa mempunyai hak meminta kepada
Penyedia Jasa untuk menambah sumber-sumber atau waktu kerjanya yang sesuai
Pasal 43 dari Syarat Umum Kontrak. Untuk selanjutnya, atas permintaan Pengguna
Jasa, Penyedia Jasa akan membuat jadwal yang telah diperbaiki/disesuaikan dengan
maksud untuk mengejar ketinggalan terhadap program pelaksanaan yang telah
disetujui., yang harus secara terus menerus dijadikan dasar monitoring kemajuan
pekerjaan dan syarat untuk penentuan penyesuaian penambahan atau pengurangan.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam memenuhi dengan kebutuhan
pada Ayat ini akan dianggap termasuk dalam harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.

1.4.2 Laporan Kemajuan Pelaksanaan


(1) Pada akhir setiap pergantian pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan laporan
rinci dalam bentuk yang disetujui oleh Penngguna Jasa, yang menunjukkan staf
Pengawas dan jumlah pekerja dari berbagai kelas/tingkatan yang dipekerjakan oleh
Penyedia Jasa di lapangan selama pergantian, bahan-bahan, peralatan dan sarana
kontruksi yang digunakan, ketinggian air dan sebagainya; yang mungkin
diperlukan oleh Penngguna Jasa. Pada setiap akhir minggu, Penyedia Jasa harus
menyerahkan 5 copy laporan mingguan berdasarkan atas laporan harian yang
diterangkan diatas kepada Penngguna Jasa.
(2) Sebelum hari kesepuluh tiap bulannya, Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 copy
laporan kemajuan/progres bulanan dalam bentuk yang telah disepakati oleh
Penngguna Jasa secara rinci tentang kemajuan pelaksanaan selama bulan
sebelumnya. Laporan tersebut harus mencakup, tetapi tidak dibatasi hal-hal berikut
:
1. Prosentase pekerjaan secara total yang diselesaikan sampai dengan akhir
laporan bulanan dengan memakai kegiatan-kegiatan (dan sub-kegiatan) dalam
7
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

jaringan kerja CPM yang telah ditetapkan sebagai program kerja yang telah
disetujui;
2. Jumlah waktu yang tersisa untuk memyelesaikan keseluruhan pekerjaan dan
untuk setiap kegiatan jaringan kerja.
3. Pada setiap kegiatan atau sub-kegiatan dalam jaringan kerja dibuat daftar yang
menunjukkan :
 Prosentase rencana yang akan diselesaikan sampai akhir perioda pelaporan;
 Prosentase aktual yang diselesaikan sampai akhir periode pelaporan;
 Jangka waktu yang tersisa untuk menyelesaikan kegiatan atau sub-kegiatan;
 Penjelasan yang tepat tentang kemajuan pekerjaan termasuk
metode perbaikan yang di usulkan.
4. Jadwal kegiatan yang akan dimulai dalam jangka 2 (dua) bulan berikutnya
dengan perkiraan tanggal dimulai dan diselesaikannya kegiatan tersebut.
5. Daftar tenaga kerja berdasarkan perusahaan atau posisi yang digunakan
selama periode pelaporan.
6. Daftar sarana pelaksanaan, peralatan dan bahan-bahan di lapangan yang
digunakan dalam pelaksanaan Pekerjaan termasuk yang tiba di atau
dipindahkan dari lapangan. Daftar tersebut harus memperlihatkan kegiatan
mana yang sedang dilakukan setiap harinya, tidak bekerja atau rusak/cacat.
7. Total volume Pekerjaan permanen untuk item-item seperti berikut
tetapi tidak dibatasi untuk :
a. Total volume pekerjaan galian yang diselesaikan;
b. Total volume pekerjaan berbagai klasifikasi timbunan yang diselesaikan;
c. Total volume pekerjaan berbagai kelas mutu beton yang diselesaikan;
d. Total volume pekerjaan pasangan-batu yang diselesaikan;
e. Total jumlah bangunan-bangunan yang diselesaikan/termasuk prosentasi bagian
jembatan dan gorong-gorong yang diselesaikan.
8. Item-item utama untuk pekerjaan sementara yang dilaksanakan
selama peiode pelaporan.
9. Daftar jumlah pembayaran yang diterima per tanggal dan jumlah tagihan yang
diajukan tetapi belum dibayarkan.
10. Uraian secara rinci semua faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan
pekerjaan dan solusi yang diusulkan Penyedia Jasa.
11. Masalah-masalah lain yang mungkin diperlukan berdasar Kontrak atau
pernyataan tentang masalah-masalah yang timbul dari atau sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan selama periode pelaporan.
12. Foto kemajuan pelaksanaan.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa yang berkaitan dengan sub-
pasal ini harus dianggap termasuk dalam harga satuan yang dimasukan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
1.4.3 Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan
Pertemuan rutin antara personil inti dari Penngguna Jasa dan Penyedia Jasa harus
diadakan setiap minggu atau tiap dua mingguan, pada waktu yang telah disetujui kedua
belah pihak. Tujuan dari pertemuan ini adalah membicarakan kemajuan yang telah
8
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

dicapai, rencana kerja untuk minggu berikutnya dan masalah- masalah yang ada
yang berakibat langsung terhadap kegiatan kerja yang segera dilaksanakan.

1.5 Bahan dan Perlengkapan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
1.5.1 Umum
Penyedia Jasa akan menyediakan semua bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan. Semua bahan dan peralatan yang merupakan bagian
dari Pekerjaan Permanen harus dalam keadaan baru dan sesuai dengan standar yang
ditetapkan dalam Spesifikasi atau Standar
1.5.2 Sarana Pelaksanaan
Penyedia Jasa akan menyediakan sarana pelaksanaan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian dan perbaikan dapat dilakukan secara effisien.
Jika dipertimbangkan perlu, untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Kontrak,
Pengguna Jasa akan memerintahkan Penyedia Jasa untuk mengirim tambahan sarana
dan peralatan. Semua sarana dan peralatan yang disediakan oleh Penyedia Jasa
harus lengkap dengan semua suku cadangnya dan Penyedia Jasa harus meyimpan
dalam jumlah yang cukup semua suku cadang untuk sarana dan peralatannya guna
menjamin pelakasanaan Pekerjaan yang efisien.
Setiap saat jumlah dan jenis sarana dan peralatan harus dalam kondisi dapat
dioperasikan dengan baik, dan tidak kurang dari jumlah yang ditunjukkan dalam Jadwal
Pelaksanaan yang telah Disetujui .
1.5.3 Bahan Pengganti
Penyedia Jasa harus berupaya semaksimal mungkin untuk menyediakan bahan- bahan
yang ditetapkan, kecuali jika bahan-bahan yang ditetapkan tidak tersedia karena alasan
diluar batas kemampuan dari Penyedia Jasa, bahan-bahan pengganti boleh digunakan,
dengan ketentuan bahwa tidak boleh menggunakan bahan pengganti tersebut tanpa
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pengguna Jasa.
Harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga tidak akan disesuaikan untuk
menambah biaya antara bahan-bahan yang dipilih dan bahan-bahan pengganti yang
benar-benar disediakan.
1.5.4 Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan
Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau lebih tempat
yang ditentukan Pengguna Jasa :
1.5.4.1 Tempat produksi dan pembuatan
1.5.4.2Tempat pengapalan
1.5.4.3Lapangan

Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan dan


bahan kepada Pejabat Pembuat Komitmen sesuai yang dimintanya untuk tujuan
pemeriksaan, tetapi bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari tanggung
jawabnya untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan spesifikasi.
1.5.5 Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa akan menyampaikan kepada Pengguna Jasa sebanyak 3 (tiga) set
Spesifikasi lengkap, brosur, data yang lengkap dari bahan-bahan/ material dan sarana
9
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

yang akan diadakan sesuai Kontrak dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari dari
sesudah menerima Surat Perintah Kerja.
Persetujuan terhadap semua Spesifikasi, brosur dan data, dalam bentuk apapun tidak
membebaskan
Penyedia Jasa dari segala tanggungjawabnya dalam hubungannya dengan Kontrak.
Semua biaya diadakan oleh Penyedia Jasa dalam memenuhi kebutuhan pada pasal
ini yang dianggap sudah termasuk dalam harga satuan yang dimasukan dalam Daftar
Kuntitas dan Harga.
1.6 Survey dan Pengukuran Pekerjaan
1.6.1 Bench Mark
Bench mark dasar untuk Proyek haruslah benchmark-benchmark yang ditentukan oleh
Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa harus melakukan konfirmasi terhadap ketelitian dari setiap benchmark-
benchmark yang lain dengan melakukan survai pengecekan terhadap benchmark-
benchmark dasar tersebut. Dalam hal bench mark tersebut rusak yang disebabkan
aktivitas pelaksanaan, benchmark tersebut harus disimpan oleh Penyedia Jasa dengan
biaya sendiri.
Penyedia Jasa akan membuat Bench Mark sementara (Temporary bench mark/TBM)
dengan interval tidak lebih dari 500 m sepanjang lokasi pekerjaan. Desain dan lokasi
dari masing-masing TBM harus disetujui Pengguna Jasa. Elevasi-elevasi semua TBM
harus dibuat dan disetujui oleh Pengguna Jasa sebelum TBM tersebut digunakan untuk
survey pra pelaksanaan atau kemajuan pekerjaan. Untuk pengukuran beda ketinggian
menggunakan waterpass dan pengukuran koordinat xy menggunakan total station.

1.6.2 Permukaan Tanah Asli untuk Tujuan Pengukuran


Sebelum melakukan survai permukaan tanah asli yang akan dicantumkan dalam
gambar-gambar pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Pengguna
Jasa paling lambat 20 hari sebelumnya dengan maksud ,bahwa Pengguna Jasa atau
Wakilnya dapat menyaksikan dan membuktikan ketinggian yang akan
digunakan/ditetapkan. Ketinggian permukaan asli yang ditetapkan harus mendapat
persetujuan dari Pengguna Jasa.

1.6.3 Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Survey dan Pengukuran


Biaya semua pekerjaan survei yang dibutuhkan untuk pematokan ,pengukuran dan
modifikasi gambar- gambar dan untuk ketentuan yang lain-lain yang dibutuhkan oleh
Pengguna Jasa untuk pengecekan pematokan dan pelaksanaan survei pengukuran yang
diuraikan dalam pasal ini, akan ditanggung oleh Penyedia Jasa dan dimasukan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
1.7 Pekerjaan Sementara
1.7.1 Umum
Semua pekerjaan sementara akan dioperasikan, dipelihara dan secara bertahap
dibongkar oleh Penyedia Jasa, kecuali ditentukan lain dalam Kontrak.
1.7.2 Lokasi/Lapangan
Penyedia Jasa harus membatasi, sejauh dapat dilakukan, perpindahan pekerja- pekerja
10
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

dan peralatan ke lapangan termasuk rute-rute jalan masuk yang sudah disetujui oleh
Pengguna Jasa dengan maksud untuk meminimalkan kerusakan tanaman dan hak milik,
dan akan berusaha sekuat tenaga untuk menghindari kerusakan tanah. Bekas roda
kendaraan dan garutan akibat roda kendaraan harus diperbaiki dan kerusakan lahan
harus dikembalikan semaksimal mungkin seperti kondisi aslinya.
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab langsung pada Pemilik pekerjaan untuk
beberapa pelanggaran atau kerusakan yang tidak perlu atau kerusakan tanaman atau
lahan sebagai akibat pengoperasian, apakah tanaman atau lahan tersebut milik Pemilik
Pekerjaan atau orang lain dan akan mengganti rugi kepada Pemilik atau orang lain
terhadap semua kerugian-kerugian dan tuntutan-tuntutan untuk setiap kerusakan dan
kerugian.
1.7.3 Kantor Penyedia Jasa, Kantor Lapangan, Gudang, Bengkel, Barak
Tenaga Kerja dan Lain- Lain
Penyedia Jasa akan menyediakan, menjaga dan mengoperasikan semua bangunan-
bangunan dan halaman – halaman kerja seperti Kantor Penyedia Jasa, kantor lapangan,
gudang-gudang, bengkel-bengkel, barak tenaga kerja dan bangunan- bangunan
sementara dan halaman-halaman kerja lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan dan memindahkannya pada saat selesai pekerjaan.
Kantor Penyedia Jasa harus mempunyai luas minimum 140 m2, termasuk ruang
pertemuan. Penyedia Jasa akan menyampaikan perencanaan lapangan/lokasi dan secara
umum untuk bangunan-bangunan sementara dan permanen pada Pengguna Jasa untuk
persetujuannya dalam periode ditentukan. Pelaksanaan bangunan tersebut tidak boleh
dimulai sebelum proposal tersebut disetujui Pengguna Jasa.
Fasilitas kantor yang memadai akan disediakan di lokasi untuk wakil Pengguna Jasa dan
stafnya.
Kantor staf Penyedia Jasa di lapangan dan barak tenaga kerja akan disediakan dengan
semua pelayanan yang diperlukan untuk drainasi, lampu penerangan jalan- jalan, jalan
setapak, tempat-tempat parkir, pagar, sanitasi, dapur masak, pencegahan kebakaran,
dan perlengkapan pemadam kebakaran sesuai dengan ketentuan dalam Syarat Umum
Kontrak.
Penyedia Jasa juga harus menyediakan system penyediaan air yang memadai untuk
kantor Penyedia Jasa, kantor staf , barak tenaga kerja, bengkel dan tempat- tempat lain
di lapangan/lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa akan mengatur sendiri untuk penyediaan
listrik untuk kantor Penyedia Jasa, kantor staf, barak tenaga kerja, bengkel, gudang dan
kantor test laborat. Kantor Penyedia Jasa akan dilengkapi dengan telepon dan faximail
dalam keadaan operasi
1.8 Keamanan dan Pemeriksaan Kesehatan
1.8.1 Umum
Semua pengawasan terhadap keselamatan, kesehatan dan keamanan yang diperlukan
untuk pelaksanaan seperti, dan tidak dibatasi, antara lain pengaturan sanitasi,
pembersihan lahan di lokasi, bahan bakar minyak, pagar sementara, peraturan-peraturan
keamanan dan pencegahan kebakaran akan dibangun dan dipelihara oleh Penyedia jasa
dengan biaya sendiri. Penyedia Jasa akan bertanggungjawab atas semua keselamatan
dan kesehatan dan pengawasan keamanan dan akan menyampaikan pada Pengguna Jasa
untuk mendapatkan persetujuan, organisasi dan aturan-aturan untuk tujuan tersebut.
Penyedia Jasa akan membuat pengaturan untuk pertolongan setiap kecelakaan yang
11
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

secara kebetulan terjadi di lapangan dalam bentuk unit pertolongan pertama yang
sesuai dengan persyaratan-persyaratan. Dan harus bertanggung jawab dan
menanggung semua biaya yang berhubungan dengan pelayanan pertolongan pertama
tersebut termasuk pengiriman/pengangkutan dengan ambulans untuk pekerja yang
terluka atau sakit kerumah sakit. Pertolongan pertama juga harus disediakan untuk
Pemilik dan Pengguna Jasa, tanpa dipungut biaya, juga untuk pekerja-pekerjanya di
lapangan.
1.8.2 Sistem Pengaturan Keamanan
Penyedia Jasa akan membangun sebuah sistem pengaturan keamanan dan organisasinya
untuk pekerjaan- pekerjaan dan menyampaikan program kepada Pengguna Jasa untuk
persetujuannya. Sistem kontrol keamanan akan mempunyai kapasitas peralatan, fasilitas
dan personil yang memadai untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan bagi orang-
orang dan harta benda terkait.
Sistem kontrol keamanan akan dioperasikan sesuai dengan program yang desetujui
yang disusun berdasarkan aturan–aturan dan hukum di Indonesia.
Pengguna Jasa atau Wakil Pengguna Jasa berhak untuk memerintah Penyedia Jasa
dalam pengoperasian sistem tersebut dari waktu ke waktu, jika dianggap perlu menurut
Pengguna Jasa.
1.8.3 Peraturan Kesehatan
Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan keadaan
sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan tenaga yang
dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa/Pihak yang
ditunjuk untuk melakukan pengawasan pekerjaan tersebut dan oleh Penguasa
setempat.
Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil langkah-
langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja tetap bersih.
Penyedia jasa harus menyediakan alat pelindung diri yang terdiri
atas :
 Topi pelindung
 Pelindung mata
 Pelindung Telinga
 Pelindung pernafasan dan mulut
 Sarung tangan
 Baju Rompi
 Sepatu Pelindung
 Body harmes
 Jaket pelampung
 Rompi keselamatan
 Pelindung jatuh
 Dll
Apabila penyedia jasa akan menambahkan / mengurangi alat pelindung maka harus
dengan persetujuan pengguna jasa. Serta penyedia jasa harus melengkapi area
pekerjaan dengan rambu-rambu petunjuk, informasi dan keselamatan.

1.9 Foto-foto
Penyedia Jasa harus menyerahkan foto untuk laporan progress pekerjaan (foto 0%,25%,
50%,75% dan 100%) pada lokasi yang ditentukan oleh Pengguna Jasa.
12
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

Minimum tiga gambar harus diambil pada tiap lokasi pada titik yang sama untuk
memperlihatkan keadaan sebelum mulai pekerjaan, keadaan dalam tahap konstruksi dan
keadaan dalam penyelesaian. Foto-foto pada tiap lokasi dan titik pengambilan yang
sama diambil dengan arah tertentu dan tetap, ketiga keadaan tersebut di atas dengan
latar belakang yang mudah dipakai sebagai tanda dari lokasi tersebut.
Ketiga gambar untuk tahapan itu harus diletakkan dalam album disertai dengan tanggal
pengambilan, softcopy foto yang bersangkutan harus diserahkan dalam album terpisah
(Harddisk/SSD). dan membuat video pelaksanaan pekerjaan mulai awal sampai akhir.
3 (tiga) set album harus diserahkan kepada Pengguna Jasa pada penyelesaian pekerjaan,
beserta foto pendukung pelaksanaan pekerjaan.
Pengambilan foto harus memakai papan tulis Uk. 40 x 60 cm, untuk mempermudah
memberi notasi pada lokasi pekerjaan.

1.10 Mobilisasi dan Demobilisasi


1.12.1. Ruang Lingkup
Mobilisasi dan Demobilisasi dalam Daftar Kuantitas dan Harga (“Bill of Quantities”)
dimaksudkan pengangkutan Sarana Pelaksanaan yang akan digunakan ke Lapangan
berdasarkan pada jadwal pelaksanaan yang disampaikan setelah penerimaan Surat
Perintah Kerja. Mobilisasi peralatan berat dan peralatan lainnya, sesuai dengan jadwal
yang diserahkan juga termasuk dalam mobilisasi.
Penyedia Jasa diperbolehkan dengan ijin dari Pengguna Jasa, setiap saat selama
pelaksanaan pekerjaan melakukan perubahan, pengurangan dan/atau peningkatan
sarana pelaksanaan dan personil. Mobilisasi untuk semua peralatan yang diperlukan
untuk memulai pekerjaan harus selesai dalam waktu 60 hari sesudah surat
penunjukkan.
Demobilisasi akan termasuk pemindahan semua peralatan dari lokasi.

1.12.2. Pengukuran dan Pembayaran Mobilisasi dan Demobilisasi

Pengukuran dan pembayaran mobilisasi dan demobilisasi adalah menggunakan


“lumpsum”. Harga “lumpsum” yang akan dibayarkan adalah sebagai berikut :
a. 70 % apabila semua perlengkapan ditunjukkan dalam jadwal Pelaksanaan yang
telah Disetujui, sampai di lokasi;
b. 30 % apabila kegiatan-kegiatan telah selesai dan peralatan telah dipindahkan dari
lokasi.
Harga “lumpsum” akan sudah dianggap termasuk kompensasi penuh untuk setiap
biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk mobilisasi dan demobilisasi.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam memenuhi kebutuhan pada
pasal ini yang dianggap sudah termasuk dalam jumlah “lump sump” yang dimasukan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
BAB II. PEKERJAAN TANAH
2.1 Umum

13
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

2.1.1 Sifat-sifat Lapisan Tanah


Penyedia Jasa harus menguasai, berdasarkan semua data yang tersedia yang
berkaitan dengan pekerjaan tanah dan sifat-sifat lapisan tanah serta bahan-bahan yang
akan digali dan digunakan sebagai bahan timbunan, hal-hal sebagai berikut:
 Situasi umum ditempat pekerjaan;
 Hambatan/permasalahan yang ada ditempat itu;
 Aliran air sungai;
 Permukaan tanah;
 Kemungkinan terjadinya banjir;
 Kewajiban-kewajibannya untuk pembelokan aliran dan pengamanan air
berdasar Bab 6.10 Spesifikasi Umum;
 Kerikil dan batu;
 Muka air tanah dan air sungai, batuan lepas atau batuan masif;
 Pohon-pohon, semak-semak, kayu dan kotoran;
 Rintangan dari bermacam-macam jenis dan material alami dalam bentuk
apapun.

Harga satuan di dalam Daftar Kuantitas dan Harga harus mencerminkan perkiraan
Penyedia Jasa.

2.1.2 Dimensi, Batas dan Ketinggian Pekerjaan-pekerjaan Tanah


Semua pekerjaan tanah harus dilaksanakan menurut dimensi, batas dan ketinggian
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau seperti ukuran dan ketinggian lain
sebagaimana ditentukan oleh Pengguna Jasa. Dimensi dan batas yang berdasarkan pada
atau yang berhubungan dengan permukaan tanah, harus ditunjukkan kepada Pengguna
Jasa sebelum dimulai pekerjaan tanah di suatu lokasi.
Untuk keperluan spesifikasi tersebut, penentuan ketinggian permukaan tanah asli harus
mengikuti permukaan tanah atau permukaan dasar sungai sebelum memulai pekerjaan
tanah, sesuai dengan yang tercantum pada pasal 5 dalam Spesifikasi Umum.
Penyedia Jasa harus melengkapi dan bertanggung jawab penuh untuk penetapan posisi
pekerjaan-pekerjaan dan menetapkan dalam jumlah yang memadai titik-titik tetap dan
titik-titik ikat. Survai yang akan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa digambarkan pada pasal
5 dalam Spesifikasi Umum.
2.1.3 Metode Penggalian
Penyedia Jasa harus melaksanakan semua pekerjaan-pekerjaan galian dalam kondisi jenis
material apapun yang mungkin akan dihadapi dan dengan suatu metode-metode atau
gabungan dari beberapa metode yang menurut pertimbangan Penyedia Jasa yang paling
cocok berdasarkan pada batasan-batasan yang ada.
Penyedia Jasa harus memberi pertimbangan pada permasalahan-permasalahan, lokasi
dan jalan masuk yang menuju ke lokasi pembuangan tanah, lokasi penimbunan dan
lokasi “stock pile” dan semua faktor-faktor lainnya yang berkaitan.
Sejauh dapat dilaksanakan jalan masuk dan jalan angkut harus dibatasi pada jalan-jalan
pelayanan ketempat kerja atau rute-rute lainnya yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa,
untuk membatasi seminimal mungkin gangguan terhadap penduduk di sekitar pekerjaan.
2.1.4 Pengangkutan Material Hasil Galian

14
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

Pengangkutan material-material hasil galian ke tempat timbunan tanggul, urugan


kembali, “stock pile” atau pembuangan kelebihan material ataupun material yang tidak
memenuhi syarat harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang telah
disetujui Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa harus mengangkut material melalui rute yang terdekat antara tempat
penggalian dan tempat penimbunan atau tempat pembuangan material untuk membatasi
seminimal mungkin gangguan terhadap penduduk di sekitar lokasi kerja.
2.1.5 Pembuangan Bahan Hasil Galian
Bahan galian yang tidak memenuhi syarat atau kelebihan material hasil galian dibuang di
lokasi kaki tanggul luar kecuali ditentukan lain atas perintah dari Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa harus merapikan dan meratakan permukaan timbunan tanah buangan yang
tidak beraturan pada profil, pada ketinggian dan permukaan yang disetujui oleh
Pengguna Jasa. Lokasi timbunan tanggul yang sudah jadi tidak boleh dipakai untuk
penimbunan sementara hasil galian kecuali disetujui Pengguna Jasa secara tertulis.
Penyedia Jasa juga harus memelihara aliran air yang diakibatkan oleh longsoran puncak-
puncak timbunan / gundukan tanah.
2.2 Pembersihan Lapangan
2.2.1 Lingkup
Pekerjaan yang tercakup dalam pasal ini harus termasuk penyediaan semua tenaga kerja
dan bahan-bahan serta peralatan Penyedia Jasa untuk pelaksanaan semua pekerjaan-
pekerjaan yang diperlukan untuk pembersihan lapangan.
Pembersihan tersebut harus sudah termasuk penebangan dan pencabutan akar pepohonan,
semak- semak dan hutan belukar, kotoran-kotoran, akar-akar dan tunggul-tunggul, tanam-
tanaman, membongkar bangunan-bangunan dan penghalang lainnya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Pengguna Jasa.
Semua bahan-bahan hasil dari pembersihan lapangan yang dapat terbakar harus dibakar,
disingkirkan dari lapangan kecuali ditentukan lain atas perintah dari Pengguna Jasa.
Semua material-material yang mudah terbakar hasil permbersihan lapangan harus dibuang
/ disingkirkan dari lokasi pekerjaan kecuali ditentukan lain atas perintah dari Pengguna
Jasa.
Lobang-lobang akibat dari pembersihan lapangan harus diisi dengan bahan-bahan yang
disetujui Pengguna Jasa dan dipadatkan lapis demi lapis sampai mencapai kepadatan
kering yang minimal sama dengan kepadatan tanah sekitarnya.

Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan Pengguna Jasa sebelum memulai pekerjaan
pembersihan lapangan.
2.2.2 Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran
Pembersihan lapangan harus berdasarkan pada jumlah luasan dalam meter persegi
(m2) sebagaimana ditunjukkan pada gambar dan ditentukan pada pasal ini atau
sebagaimana diperintahkan Pengguna Jasa.
b. Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan pembersihan harus dilakukan berdasarkan harga
satuan yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus mencakup
15
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

semua biaya-biaya untuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,


sarana, alat-alat bantu dan lain- lain untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua
persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi ini.
2.3 Kupasan (Stripping)
2.3.1 Lingkup
Pekerjaan kupasan harus terdiri dari pembuangan semua bahan-bahan organik seperti
rumput- rumputan, tanah permukaan dan akar-akar tanaman dari daerah dimana
pekerjaan timbunan tanggul akan dikerjakan. Pekerjaan kupasan harus dilaksanakan
sampai pada kedalaman dan batas sebagaimana ditunjukkan pada gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Pengguna Jasa. Semua hasil galian tanah permukaan
kecuali yang mungkin akan dipergunakan atau dicadangkan sesuai dengan perintah
Pengguna Jasa, harus dibuang dengan cara sebagaimana diterangkan untuk tanah-
tanah yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan kembali. Kedalaman kupasan 10
cm, kecuali ditetapkan lain yang ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan oleh
Pengguna Jasa.
2.3.2 Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran akan dilakukan berdasarkan jumlah luasan dalam
meter persegi (m2) sebagaimana ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana
ditentukan oleh Pengguna Jasa.
b. Pembayaran
Pembayaran untuk kupasan akan dilakukan berdasarkan harga satuan yang
dimasukkan didalam Daftar Kuantitas dan Harga harus mencakup semua biaya-
biaya untuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, sarana pelaksanaan,
alat-alat bantu dan lain-lain untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan teknik
pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua persyaratan yang
ditentukan dalam spesifikasi ini.
2.4 Galian Tanah Biasa pada Bantaran Sungai
2.4.1 Umum
Pekerjaan galian tanah biasa yang harus dilaksanakan di bantaran sungai berupa
pendalaman dan pelebaran dari sungai yang ada. Pekerjaan galian harus dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa sesuai
dengan batas- batas, permukaan dan dimensi sebagaimana ditunjukkan dalam gambar
atau atas petunjuk Pengguna Jasa.
2.4.2 Toleransi untuk pekerjaan perapian
Permukaan-permukaan yang digali harus dirapikan sampai pada batas-batas
permukaan- permukaan sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau sampai pada
batas-batas permukaan- permukaan lain yang mungkin ditentukan oleh Pengguna
Jasa. Tampang lintang pekerjaan galian yang sudah selesai dilaksanakan harus
memenuhi toleransi berikut :

a). Kelebihan kedalaman galian pada saluran/palung 500 mm;


b). Kekurangan kedalaman galian pada 0 mm;
16
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

saluran/palung
c). Kelebihan lebar galian pada saluran/palung 500 mm;
d). Kekurangan lebar galian pada saluran/palung 0 mm.

2.4.3 Galian yang melampaui batas yang ditentukan


Dalam hal terjadi kelebihan tanah galian, yang disebabkan oleh atau alasan apapun,
kecuali karena diperintahkan oleh Pengguna Jasa, Penyedia Jasa harus, dengan biaya
sendiri, memperbaiki galian sampai batas dan ketinggian yang diperlukan, dengan
material yang disetujui dan dengan cara yang disetujui oleh Pengguna Jasa. Apabila
kelebihan galian tidak mengganggu pada aliran sungai dan tidak mengganggu
keindahan, Pengguna Jasa akan melakukan kebijaksanaan tidak menuntut untuk
memperbaiki kelebihan galian tersebut.
2.4.4 Inspeksi dan Survei
Penyedia Jasa akan melakukan pengukuran untuk pekerjaan yang sedang dilaksanakan
dengan cara dan disaksikan oleh Pengguna Jasa atau Wakilnya.
Pengguna Jasa akan melakukan pemeriksaan terhadap kemajuan pekerjaan dan
pengukuran pekerjaan yang sudah diselesaikan dengan dibantu oleh Penyedia Jasa yang
harus menyediakan perahu, tukang perahu, pekerja-pekerja, material-material dan lain-
lain yang diperlukan untuk digunakan oleh Pengguna Jasa.
2.4.5 Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran akan dilakukan dalam meter kubik (m3), sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana ditentukan oleh Pengguna Jasa.
Tidak ada pengukuran yang akan dilakukan untuk kelebihan galian, termasuk kelebihan galian yang
dilakukan dengan sengaja untuk pengendapan lumpur yang diijinkan selama masa kontrak, kecuali hal
tersebut dibuat bedasarkan perintah dari Pengguna Jasa.

b. Pembayaran
Galian dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jarak angkut, yaitu:

A0 : galian yang digunakan untuk timbunan atau yang harus dibuang sejauh <
100 m ke lokasi timbunan atau ke tempat pembuangan;
A1 : galian yang digunakan untuk timbunan atau yang harus dibuang sejauh 100 m
≤ L ≤ 1 km ke lokasi timbunan atau ke tempat pembuangan dalam kondisi sudah diratakan
dan dipadatkan;
A2 : galian yang digunakan untuk timbunan atau yang harus dibuang sejauh 1
km≤ L ≤ 2 km ke lokasi timbunan atau ke tempat pembuangan dalam kondisi sudah
diratakan dan dipadatkan;
Jarak angkut untuk material hasil galian baik yang digunakan untuk timbunan atau
yang harus dibuang, dengan cara apapun, harus didefinisikan sebagai jarak antara
pusat berat dari tempat galian dan pusat berat dari tempat pembuangan atau tempat
penimbunan melalui jalan kerja terdekat yang dapat dilalui dan disetujui
sebelumnya oleh Pengguna Jasa.
Untuk jarak angkut yang melebihi dari yang disebutkan di atas, jika diperlukan,
17
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

akan dihitung berdasarkan atas analisa harga satuan dari Penyedia Jasa yang
digunakan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan menyesuaikan jarak angkut
yang diperlukan.
Pembayaran untuk galian tanah yang terdiri dari berbagai jenis material, dengan
kedalaman di atas atau dibawah air, harus dilakukan berdasarkan harga satuan per
meter kubik yang dimaksud di dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus
dianggap termasuk konpensasi untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, material-
material, peralatan, alat bantu dan sebagainya, untuk menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai semua
persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi ini.
2.5 Penimbunan
2.5.1 Umum
Timbunan tanah harus termasuk pengadaan material yang memenuhi syarat yang
didapatkan dari galian alur sungai, pemotongan alur sungai, atau galian dari tempat
lainnya dan digunakan untuk maksud sebagai berikut :
a. Timbunan tanggul dan daerah-daerah rendah yang berdekatan dengan sungai dan
anak- anak sungai;
b. Pembangunan tanggul tanah atau tanggul-tanggul lain seperti ditentukan dalam (item
a);
c. Urugan kembali;

d. Penimbunan umum untuk lokasi lainnya sebagaimana ditunjukkan dalam gambar


atau seperti yang ditentukan oleh Pengguna Jasa.
Semua urugan dan timbunan harus dilaksanakan sesuai dengan batas-batas dan
ketinggian- ketinggian seperti ditunjukkan dalam gambar atau ditetapkan oleh Pengguna
Jasa. Material untuk tanah timbunan tidak boleh tercampur dengan tonggak-tonggak,
semak-semak, rumput liar, akar, tanah berumput, gumpalan tanah dalam ukuran
melebihi 7.5 mm atau material lainnya yang mudah membusuk. Tumpukan material di
lereng tanggul tidak diperbolehkan
2.5.2 Penghamparan dan Kadar Air Timbunan
Sebelum memulai pekerjaan timbunan, Penyedia Jasa akan melaksanakan, dengan
pengawasan langsung dan sampai diterima oleh Pengguna Jasa, dalam pelaksanaan
penimbunan itu tidak diperlukan pemadatan.
Setiap hari pada akhir pekerjaan, atau apabila pekerjaan dihentikan berhubung sesuatu
hal, maka bidang permukaan tanah timbunan harus dibuat miring ke arah tepi untuk
memperlancar aliran air.
2.5.3 Timbunan yang Berbatasan dengan Bangunan
Timbunan yang berdekatan dengan bangunan-bangunan harus ditempatkan sedemikian
sehingga tidak merusak bangunan-bangunan.
Kecuali apabila ditentukan lain, timbunan yang berdekatan dengan beton tidak boleh
dilaksanakan sebelum empat belas (14) hari setelah pengecoran beton.
2.5.4 Percobaan Timbunan (Trial Embankment)
18
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

Sebelum semua pekerjaan timbunan dimulai, Penyedia Jasa harus memperagakan


kepada Pengguna Jasa, dengan melakukan percobaan timbunan, kemampuan
penghamparan, dari peralatan yang akan digunakan.
Jika jenis material yang berbeda dijumpai selama pelaksanaan, percobaan timbunan
untuk material baru tersebut harus dilakukan sebagaimana ditentukan oleh Pengguna
Jasa.
Penyedia Jasa diijinkan mengadakan percobaan timbunan pada jalur dan pada
lapisan bawah dari setiap lokasi akhir timbunan dengan ketentuan bahwa semua
persyaratan dalam spesifikasi dipenuhi. Jika percobaan timbunan tersebut tidak
memenuhi persyaratan minimum dalam spesifikasi, lapisan tersebut harus dibuang dan
dibangun kembali sampai spesifikasi minimum yang diperlukan tercapai.
Kecuali ditentukan lain oleh Pengguna Jasa, panjang minimum untuk percobaan
timbunan adalah 50 m dan lebarnya adalah seluruh lebar timbunan. Percobaan timbunan
dapat dilaksanakan pada lokasi timbunan hanya setelah diijinkan oleh Pengguna Jasa.
2.5.5 Uji Tanah
Uji material yang akan digunakan sebagai bahan timbun harus dilakukan oleh Penyedia
Jasa untuk menetapkan sifat-sifat tanah, keserasian hubungan antara kepadatan kering
dan kadar air optimum dan lain-lain. Laporan resmi dari semua pengujian akan
dipersiapkan Penyedia Jasa untuk mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa.
Pengujian akan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dengan menggunakan laboratorium
sendiri atau laboratorium lainnya atas persetujuan Pengguna Jasa sebelum dimulai
pekerjaan tanah dan setiap saat jika terjadi perbedaan sifat-sifat tanah. Pengujian akan
mencakup tetapi tidak dibatasi hal- hal sebagai berikut :
a. Kepadatan kering dan Pemadatan (AASHTO T 99);
b. Penyebaran ukuran butiran (gradasi butiran);
c. Berat jenis;
d. Kadar air;
e. Batas plastis;
f. Uji Geser langsung (Direct Shear Test).

Hasil uji tersebut harus diserahkan kepada Pengguna Jasa untuk memperoleh
persetujuan. Uji kadar air lapangan dari timbunan yang dipadatkan harus dikerjakan
pada tiap-tiap lapisan dengan frekwensi sebagaimana diperintahkan oleh Pengguna Jasa
dengan minimum satu pengujian untuk setiap 400 m3.
Penyedia Jasa akan menyiapkan rencana uji tanah dalam kaitannya dengan rencana
pelaksanaan pekerjaan tanah dan diserahkan kepada Pengguna Jasa untuk memperoleh
persetujuan.
2.5.6 Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran harus dilakukan dalam meter kubik (m3)
sebagaimana volume yang ditunjukkan pada gambar atau ditetapkan oleh
Pengguna Jasa. Pengukuran tidak akan dilakukan diluar batas timbunan yang
ditetapkan.
b. Pembayaran
Kegiatan timbunan yang akan dibayar meliputi beberapa jenis timbunan, yaitu:
A0 : Timbunan dilaksanakan dengan bahan timbunan yang berasal dari hasil
19
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

galian;
Al : Timbunan dilaksanakan dengan bahan timbun yang bukan berasal dari
hasil galian (dari luar).
Pembayaran untuk timbunan harus dilakukan berdasarkan harga satuan seperti tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap termasuk seluruh kompensasi
untuk penyediaan semua tenaga kerja, bahan timbunan, peralatan, alat bantu dan
sebagainya, untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dan dengan teknik pelaksanaan
terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua persyaratan yang dijelaskan dalam
spesifikasi.

2.6 Timbunan Tanah Kembali


2.6.1 Lingkup
Timbunan tanah kembali mencakup material-material yang memenuhi syarat dalam
spesifikasi untuk timbunan yang tercakup dalam Sub-pasal 1.6.1., yang harus
ditempatkan berdekatan dengan jembatan atau bangunan-bangunan lainnya seperti
ditunjukan dalam gambar atau sebagaimana ditentukan oleh Pengguna Jasa.
Urugan kembali harus ditempatkan secara lapis demi lapis memanjang dan menerus. Sebelum
melaksanakan urugan kembali yang berdekatan dengan bangunan-bangunan, lokasi yang akan
diurug harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan pekerjaan sementara lainnya.

2.6.2 Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran harus dilakukan dalam meter kubik (m 3) dari
volume yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana ditentukan oleh
Pengguna Jasa. Tidak ada pengukuran yang akan dilaksanakan melebihi batas
timbunan yang diijinkan.
b. Pembayaran
Pembayaran untuk urugan kembali harus dilakukan berdasarkan harga satuan
seperti tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap termasuk
seluruh kompensasi untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan, alat bantu dan sebagainya untuk menyelesaikan pekerjaan dan dengan
teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua persyaratan yang
ditentukan dalam spesifikasi ini.
2.7 Urugan Kembali Pasir-Batu (Sirtu)
2.7.1 Lingkup
Urugan kembali sirtu akan ditempatkan pada lokasi-lokasi yang berbatasan dengan
bangunan- bangunan atau pada kaki-kaki pada tempat-tempat tertentu seperti
ditunjukkan dalam gambar atau seperti ditentukan oleh Pengguna Jasa. Urugan sirtu
mencakup pengadaan material dari luar lokasi atau material lain yang disetujui.
Urugan kembali sirtu harus ditempatkan dan dipadatkan dalam lapisan-lapisan
memanjang dan menerus dengan tebal sesudah dipadatkan tidak lebih dari 200 mm.
Kecuali ditetapkan lain timbunan sirtu, harus dipadatkan sampai dengan 95% kepadatan
kering maksimum sebagaimana ditetapkan dalam uji kepadatan laboratorium.
Sebelum melaksanakan urugan kembali yang berdekatan dengan bangunan-bangunan,
tempatnya harus dibersihkan dari semua sisa bekisting dan pekerjaan sementara lainnya.
Pemadatan harus dilaksanakan dengan peralatan yang menggunakan tangan yang sesuai, untuk
20
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

mencapai kepadatan yang ditentukan tanpa merusak bangunan-bangunan. Material urugan harus
dibasahi atau diijinkan untuk dikeringkan supaya dapat dicapai kadar air optimum untuk
pemadatan. Kecuali ditentukan lain atau diijinkan oleh Pengguna Jasa, urugan kembali yang
berdekatan dengan beton tidak boleh dilaksanakan sebelum sekurang-kurangnya empat belas
(14) hari setelah pengecoran beton. Pemadatan material untuk urugan kembali yang ditempatkan
di atas beton yang tertanam tidak boleh dilaksanakan dengan alat pemadatan getar, kecuali
dengan persetujuan sebelumnya dari Pengguna Jasa.
2.7.2 Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran harus dilakukan dalam meter kubik (m 3)
sebagaimana volume yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana
ditentukan oleh Pengguna Jasa. Tidak ada pengukuran yang dilaksanakan
melebihi batas yang ditetapkan.
b. Pembayaran
Pembayaran urugan kembali sirtu harus dilaksanakan berdasarkan harga satuan
seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap
termasuk seluruh kompensasi untuk penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan, alat-alat dan lain sebagainya, untuk menyelesaikan pekerjaan-
pekerjaan dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan
semua persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi.
2.8 Pengupasan Bertangga untuk Tanggul yang Ada
2.8.1 Lingkup Pekerjaan
Pengupasan bertangga untuk tanggul yang ada harus dikerjakan pada garis dan
batas-batas permukaan sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimanan
diperintahkan oleh Pengguna Jasa, dengan cara yang tidak mengakibatkan retak pada
permukaan tanggul yang dikupas. Jika terjadi keretakan atau kerusakan
l ainnya,harusdiperbaikisampaidapat diterima dengan baik oleh Pengguna Jasa dan
seluruh biaya akibat perbaikan tersebut menjadi beban Penyedia Jasa.
Sesudah pengupasan bertangga dilaksanakan, tidak diperbolehkan menempatkan atau
meningggalkan semak-semak, akar-akar atau bahan-bahan lain yang mudah
membusuk atau material-material yang tidak memenuhi syarat pada permukaan
lereng tanggul yang sudah dikupas tersebut.
2.8.2 Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pengupasan bertangga untuk tanggul yang ada harus dibuat dengan
luasan dalam meter persegi (m2) sesuai dengan batas-batas permukaan-permukaan,
ukuran-ukuran dan syarat-syarat lain yang ditunjukkan dalam gambar dan atau luasan
yang ditetapkan diatas dan telah disahkan oleh Pengguna Jasa.
Harga satuan yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga harus sudah termasuk
seluruh biaya-biaya material, peralatan, alat dan tenaga kerja yang diperlukan untuk
pekerjaan galian, pemadatan, pengangkutan, pembuangan material galian seperti yang
diperintahlan oleh Pengguna Jasa dan semua lain-lain yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan.
2.9 Urugan Tanah untuk Timbunan Jalan Inspeksi
2.9.1 Lingkup Pekerjaan
21
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

Bab ini mencakup pekerjaan timbunan untuk jalan inspeksi termasuk oprit-oprit.
Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemuatan, pengangkutan material dari lokasi
pengambilan atau penyimpanan, pembongkaran material dilokasi, pengadaan semua
tenaga kerja, material dan sarana kerja, dan pelaksanaan semua pekerjaan untuk
pemeriksaan timbunan jalan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar dan
ditentukan oleh Pengguna Jasa.

2.9.2 Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran untuk item pekerjaan yang relevan yang tercantum dalam
Bill Quantities.
Seluruh biaya yang berkaitan dengan Penyedia Jasa didalam memenuhi keperluan harus
dimasukkan didalam masing-masing Kontrak Harga Satuan tercantum dalam Bill
Quantities. Tidak ada klaim untuk biaya tambahan yang akan dipertimbangkan oleh
Pengguna Jasa.
2.10 Penimbunan dengan Material random
2.10.1 Lingkup Pekerjaan
Rongga yang terdapat diantara timbunan yang dipadatkan yang berada pada bagian
bawah revetment dan pada bagian bawah pondasi tanggul seperti ditetapkan dalam
Sub-Pasal 1.6. atau lokasi lain yang diperintahkan oleh Pengguna Jasa harus ditimbun
dengan material random seperti ditunjukkan dalam Gambar- gambar dan seperti yang
diperintahkan oleh Pengguna Jasa.
Material untuk timbunan random akan diperoleh dari galian alur atau galian
lainnya yang menurut pendapat Pengguna Jasa tidak memenuhi syarat untuk
pekerjaan tanggul. Jika material yang diperlukan tidak mencukupi, maka material
yang sama akan diperoleh dari daerah pengambilan material yang lokasinya paling dekat
dengan tempat pekerjaan atau seperti yang ditentukan oleh Pengguna Jasa.
Timbunan material random harus ditumpahkan ditempat yang direncanakan seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar-gambar dan seperti yang diperintahkan oleh Pengguna Jasa
dengan menggunakan dump truk atau alat penggusur tanah lainnya atau peralatan
dumping seperti buldozer. Harus dijaga agar pada saat menumpahkan material random
tidak mengakibatkan kerusakan terhadap urugan yang telah dipadatkan, tanggul atau
bangunan-bangunan lain. Material yang ditumpahkan harus dihamparkan/diratakan
dengan memakai bulldozers, sedemikian sehingga kelihatan rapi.
2.10.2 Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk timbunan dengan material random harus dikerjakan dengan volume
dalam meter kubik (m3) material timbunan yang ditempatkan dilokasi-lokasi yang telah
ditentukan, seperti tercantum dalam Gambar-gambar dan selanjutnya disyahkan oleh
Pengguna Jasa.
Seluruh biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa termasuk peralatan, alat-alat,
material- material dan pekerja-pekerja yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan harus dimasukkan dalam harga satuan yang terantum dalam
22
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

Daftar Kuantitas dan Harga, dan tidak ada klaim untuk setiap tambahan biaya yang
harus dipertimbangkan oleh Pengguna Jasa.
2.11 Daerah Pengambilan Material
2.11.1 Lingkup Pekerjaan
Semua material-material yang dibutuhkan untuk pelaksanaan timbunan tanggul, semua jenis-
jenis urugan kembali termasuk penimbunan sungai lama, bangunan permanen dan timbunan
untuk jalan inspeksi, dimana tidak tersedia dari galian-galian alur sungai atau tidak layak
untuk pelaksanaan menurut spesifikasi ini, harus diambil dari daerah-daerah pengambilan
material yang telah direncanakan atau disetujui.
Terlepas dari hal diatas, Penyedia Jasa tidak harus selalu mendapatkan material-material
timbunan dari daerah pengambilan tanah yang telah ditentukan dan berhak mengusulkan
daerah pengambilan tanah selain yang telah ditentukan tersebut. Dalam hal pengusulan,
prosedur berikut untuk setiap daerah pengambilan material yang diusulkan, harus
dilaksanakan sebelum mendapatkan material-material yang akan diambil dari daerah
pengambilan material tersebut.
1. Pengujian tanah oleh Penyedia Jasa atas biaya sendiri, satu set dari seri item-
item pengujian sebagai berikut setiap pengambilan material sebesar 50.000 m 3
atau kurang dari setiap daerah pengambilan material.
a. Uji kepadatan tanah/Proctor;
b. Uji penyebaran ukuran butir;
c. Uji berat jenis;
d. Uji kadar air;
e. Uji kepadatan kering;
f. Uji batas plastis;
g. Uji geser triaxial.
2. Pemeriksaan Pengguna Jasa dari hasil uji dan keputusannya atas klasifikasi
material-material yang dapat diambil dari setiap daerah pengambilan material.
Untuk lahan daerah-daerah pengambilan material yang diusulkan Penyedia Jasa.
Eksplorasi didaerah pengambilan mateial menunjukkan bahwa material-material ini
bervariasi secara alamiah dan tertekstur serta mengandung berbagai kadar air.
Muka air tanah yang ditemukan di sekitar tempat ekplorasi, ditunjukkan dalam catatan
ekplorasi dan tanggalnya. Tidak tercatatnya muka air tanah atau kadar air dalam catatan
ekpolrasi disekitar tempat pengambilan , bagaimanapun tidak menyatakan bahwa muka
air tanah atau berbagai kadar air tidak akan dijumpai disekitar tempat explorasi tersebut.
Tipe peralatan yang dipakai dan kegiatan-kegiatan Penyedia Jasa dalam penggalian materi
ditempat penggalian material misalnya harus menghasilkan campuran untuk setiap tipe material
yang seragam ditempat pengambilan material.
Lokasi-lokasi dan luas semua tempat pengambilan material didalam daerah pengambilan materi
harus diusulkan oleh Penyedia Jasa yang akan menyerahkan jadwal program penggalian
bersama Gambar-gambar ynag diperlukan yang telah dipersiapkan berdasarkan hasil survai yang
dilakukan dan Pengguna Jasa berhak merubah batas daerah-daerah pengambilan material untuk
mendapatkan material yang paling layak, meminimalkan pengupasan, atau karena alasan-alasan
lain.
Untuk menghindari pembentukan genangan-genangan ditempat pengambilan tanah selama
kegiatan galian, sesudah galian selesai, maka parit parit drainasi yang menghubungkan tempat
galian ke saluran pembuangan tedekat akan dibuat oleh Penyedia Jasa, jika menurut pendapat
Pengguna Jasa parit-parit drainasi tersebut diperlukan.
23
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

Bila suatu tempat penggalian material akan digali di dekat tempat penimbunan dan di
bawah elevasi permukaan air normal, lebar bantaran tidak kurang dari 6 m harus
dipenuhi antara kaki timbunan dan tepi dari tempat penggalian material, dengan
kemiringan lereng empat berbanding satu kearah dasar dari tempat penggalian
material. Kemiringan galian permukaan tempat pengambilan didekat sungai tetapi di
atas muka air normal harus dibentuk tidak boleh lebih curam dari 4 : 1. Ditempat lainnya
Penyedia Jasa tidak diharuskan untuk menggali hingga mencapai batas-batas dan
permukaan yang telah ditetapkan tetapi permukaan tersebut harus ditinggalkan dalam
kondisi layak dan memadai serta memerlukan perataan seperti pengarahan Pengguna
Jasa, untuk keperluan pengukuran dalam pembayaran. Tempat pengambilan material
harus dioperasikan dan dibiarkan dalam kondisi sedemikian rupa sehingga tidak
merusak pemanfaatan lahan atau merusak penampilan dari suatu bagian pekerjaan atau
tanah milik Employer atau lainnya. Permukaan material yang tidak dipakai, harus
ditinggalkan dalam kondisi layak dan memadai.

2.11.2 Jalan, Bangunan dan Jaringan Utilitas di Daerah Pengambilan Material


Jalan-jalan, Bangunan-bangunan dan utilitas-utilitas pelayanan lain di dalam areal
Proyek, jika ada, harus dipindahkan oleh instansi terkait atau oleh Penyedia Jasa seperi
pengarahan oleh Pengguna Jasa. Sebelum relokasi jalan, Penyedia Jasa tidak diijinkan
menggali material- material selebar duapuluh (20) m dari as jalan. Penyedia Jasa akan
melakukan kegiatan- kegiatannya.dengan cara minta ijin secara kontinu memakai jalan
dan menjamin keselamatan umum sampai pemindahan jalan selesai. Penyedia Jasa
harus minta ijin untuk hal-hal lain yang diperlukan kepada instansi terkait untuk
mengusulkan pemindahan jalan ini.
Bangunan-bangunan yang berlokasi didaerah pengambilan material akan dibongkar oleh
yang terkait. Sebelum melaksanakan pembongkaran bangunan-bangunan, Penyedia Jasa
harus mengamankan adanya kerusakan akibat kegiatan Penyedia Jasa. Penyedia Jasa
harus minta ijin kepada instansi terkait dalam membongkar bangunan-bangunan
tersebut.
Kabel-kabel pembangkit tenaga listrik, pipa-pipa saluran dan kabel-kabel telepon yang
melintang daerah pengambilan material, jika ada, dan seperti tercantum dalam Gambar-
gambar akan dipindahkan oleh yang terkait atau oleh Penyedia Jasa seperti pengarahan
oleh Pengguna Jasa. Sebelum memindahkan kabel-kabel yang diperlukan, Penyedia Jasa
tidak dijinkan menggali material-material selebar dua puluh (20) m dari as pipa
pembangkit tenaga listrik atau kabel telepon. Penyedia Jasa akan melakukan kegiatan-
kegiatannya dengan cara sedemukian untuk mencegah suatu campur tangan dengan
atau kerusakan kabel-kabel yang diperlukan dan minta ijin kepada instansi terkait untuk
maksud memindahkan kabel-kabel yang diperlukan ini.
2.11.3 Kadar Air dan Drainasi
Kadar air material timbunan, sebelum dan selama pemadatan harus sesuai dengan
sub pasal 1.6.2. Sejauh dapat dilaksanakan, material harus dipersiapkan pada kondisi
tersebut ditempat pengambilan material sebelum penggalian. Jika diperlukan
pembasahan akan dilakukan di tempat pengambilan material yaitu dengan mengairi
paling sedikit tujuh (7) hari sebelum kegiatan-kegiatan penggalian, atau atas pilihan
Penyedia Jasa, pembasahan boleh ditambah ditempat terpisah. Jika pembasahan
24
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

dilakukan di tempat pengambilan material untuk material timbunan sebelum penggalian,


perawatan harus dilakukan agar pembasahan material seragam dan menghasilkan kadar
air yang diperlukan selama pemadatan, mencegah aliran air hujan yang berlebihan dan
pengumpulan air ditempat rendah. Penyedia Jasa diingatkan untuk mengontrol secara
hati-hati penggunaan air dan pengecekan kedalaman dan jumlah penyerapan air untuk
menghindari kelebihan pemberian air.
Jika disuatu lokasi di tempat pengambilan material untuk material timbunan,
sebelum atau selama kegiatan penggalian, terjadi pembasahan yang berlebihan, seperti
yang ditentukan Pengguna Jasa, maka langkah- langkah yang harus diambil yaitu;
mengurangi kadar air dengan melakukan seleksi saat penggalian untuk menjamin
pengeringan material, dengan penggalian dan penempatan ditempat penimbunan
material sementara untuk material yang mengandung kadar air terlalu banyak, dan
dengan penggalian parit-parit drainasi, untuk memberikan tambahan waktu untuk
perawatan atau pengeringan yang memadai atau dengan cara lain yang telah disetujui.
Tempat pengambilan material untuk pasir tidak memerlukan pengeringan sebagai
suatu prasyarat tetapi jika diperlukan sebagai suatu prasyarat untuk drainasi dan
menurunkan permukaan air dibawah elevasi penggalian material (Drainasi dapat
dilakukan dengan suatu metode yang disetujui, termasuk dengan menurunkan
permukaan air didaerah tempat pengambilan material, sebelum menggali atau
menimbun material). Jika setelah penggalian material timbunan pasir mempunyai kadar
air yang lebih besar dari kebutuhan untuk penempatan dan pemadatan timbunan, maka
material tidak boleh ditempatkan ditempat timbunan, tetapi harus ditempatkan
sementara ditempat penimbunan material dan dijinkan untuk mendrainasi atau
mengeringkan sampai kadar air berkurang secukupnya sehingga memenuhi syarat
untuk ditempatkan di tempat penimbunan.
Dalam suatu kejadian, Penyedia Jasa akan memerlukan galian material yang layak
secukupnya di sebagian daerah pengambilan material untuk menyelesaikan pekerjaan
berdasarkan spesifikasi ini tanpa memperhatikan apakah kondisi yang sangat basah yang
dijumpai diakibatkan oleh air tanah , hujan, kesulitan drainasi, atau alasan lain. Untuk
meminimalkan kegiatan-kegiatan dengan material yang telalu basah, Penyedia Jasa akan
diberi ijin untuk memanfaatkan sebagian dari daerah pengambilan material yang
mengandung material kering yang telah ditetapkan sebagai tempat pengambilan
material yang layak hingga mencapai luas yang lebih besar, dan dilaksanakan sesuai
dengan material layak yang diperoleh.
Penyedia Jasa tidak berhak mendapatkan pembayaran tambahan di atas harga satuan
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga karena syarat untuk galian parit
drainasi, untuk memberikan tambahan waktu untuk perawatan atau pengeringan, untuk
tempat penimbunan material dan penanganan kembali galian material yang telah
disimpan sementara ditempat penimbunan material ; penundaan atau peningkatan biaya
oleh karena penimbunan material; rendahnya kemampuan lalu lintas di derah
pengambilan material, jalan-jalan angkutan, atau tempat penimbunan; penurunan
efisiensi peralatan yang dipilih untuk dipergunakan oleh Penyedia Jasa atau karena suatu
kegiatan-kegiatan lain atau kesulitan-kesulitan yang disebabkan oleh material yang
terlalu basah.
Tidak ada pembayaran tambahan melebihi harga satuan yang tecantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga yang harus dilaksanakan karena adanya beberapa variasi dalam
perbandingan antara material basah dan kering yang diperlukan untuk digali agar
25
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

mendapatkan material layak yang memadai.


2.11.4 Pengupasan dan Pembuangan
Tempat pengambilan material harus dibersihkan dan dikupas. Kegiatan pengupasan
harus dibatasi hanya pada tempat pengambilan yang disetujui oaleh Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa harus berhati-hati melaksanakan pengupasan di lokasi pengambilan
material yang telah disetujui antara lain ; batu-batu besar, humus, lempengan rumput,
lempung dan bahan- bahan lain yang tidak layak untuk maksud/tujuan penggalian di
tempat pengambilan material. Kotraktor harus menjaga agar permukaan yang telah
dikupas bebas dari tumbuh- tumbuhan, sampai kegiatan galian di tempat pengambilan
material selesai dan tidak akan diberikan biaya tambahan atas harga satuan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga dikarenakan syarat ini.
Material hasil pengupasan yang layak bisa dipakai dan yang tidak (untuk bahan yang
mengandung humus) harus diseleksi selama kegiatan pengupasan, ditimbun sementara
di dekat tempat pengambilan material jika diperlukan, ataupun dihampar pada bagian-
bagian dari tempat pengambilan material yang selesai digunakan berdasarkan
pengarahan Pengguna Jasa.
Jika terdapat material-material yang tidak layak atau tidak diperlukan untuk konstruksi
permanen, maka material tersebut harus ditinggalkan di tempat atau digali dan dibuang
seperti diperintahkan oleh Pengguna Jasa. Pembayaran untuk kupasan dan pembuangan
material yang tidak layak tersebut harus termasuk dalam penawaran harga satuan per
meter kubik sperti tercantum dalam disetujui Daftar Kuantitas dan Harga untuk
pekerjaan galian dan pengupasan tempat pengambilan material.

2.11.5 Galian dan Pengangkutan


Penyedia Jasa harus menggali semua bagian-bagian tempat pengambilan material
berdasarkan rencana penggalian yang telah disetujui.
Material-material yang dibawa ke tempat penimbunan harus sesuai dengan hasil
pencampuran dari material yang diperoleh dari hasil galian yang kira-kira seragam
dengan ketinggian sampai permukaan yang ditetapkan ditempat pengambilan material.
Galian dangkal dapat diijinkan didalam daerah pengambilan material, bila material tidak
berlapis-lapis dengan kandungan kadar air yang layak. Penyedia Jasa akan memuat,
mengangkut dan membongkar material-material menuju ke lokasi penimbunan yang
telah ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa tidak berhak untuk mendapatkan pembayaran tambahan diatas harga
satuan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga sehubungan penetapan oleh
Pengguna Jasa atas variasi dari daerah pengambilan dimana material didapatkan,
kedalaman galian yang diperlukan, atau wilayah atau lokasi perolehan material
timbunan.
2.11.6 Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran pelaksanaan pengambilan bahan timbunan dibuat
berdasarkan ukuran volume dalam meter kubik timbunan yang dibuat berdasarkan
material dari tempat pengambilan material.

26
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

2.12 Penggalian pada Alur Sungai (Lempung Keras)


2.12.1 Lingkup Pekerjaan
Lempung keras mungkin ditemui pada penggalian sudetan di daerah perbukitan.
Lempung keras dimaksud adalah lapisan lempung kokoh yang dapat dihancurkan oleh
bulldozer yang dilengkapi ripper (pembongkar) dengan kapasitas 200 HP sebelum
dapat digali secara efisien, seperti ditentukan oleh Pengguna Jasa.
2.12.2 Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran akan menunjuk pada Pasal 2.15.2.
2.13 Pembongkaran Bangunan yang Ada
2.13.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan-pekerjaan pembongkaran termasuk penghancuran, pemotongan,
pengangkutan pembuangan hasil bongkaran bangunan-bangunan yang ada seperti
berikut, tetapi tidak terbatas pada :
a. Tembok penahan;

b. Pelindung tebing alur sungai;

c. Bangunan-bangunan lainnya.

Pekerjaan ini juga termasuk pengamanan material yang masih diperlukan dan urugan
kembali lubang- lubang, sumuran dan daerah yang permukaannya turun.
Sebelum memulai pembongkaran, Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran yang
dihadiri Pengguna Jasa atau wakil Pengguna Jasa untuk mengukur dimensi bangunan-
bangunan yang ada dan menyerahkan hasil pengukuran kepada Pengguna Jasa untuk
diverifikasi dan disetujui pelaksanaan pembongkaran tersebut.
Pekerjaan-pekerjaan pembongkaran harus dilakukan hati-hati pada tembok penahan dan
pasangan batu yang ada, pelindung-pelindung tebing dan bangunan-bangunan beton
dengan menggunakan alat-alat pemotong yang memadai untuk menghindari cacat dan
kerusakan terhadap bangunan dan material- material yang ditinggalkan sesudah
pembongkaran. Seluruh biaya-biaya yang terjadi akibat kerusakan disebabkan kelalaian
atau kealpaan Penyedia Jasa akan menjadi beban yang bersangkutan.
Kerusakan- kerusakan pada tembok penahan pasangan batu, pelindung-pelindung
tebing dan beton harus diperbaiki dengan baik sehingga memuaskan dan diterima baik
oleh Pengguna Jasa atas biaya Penyedia Jasa. Material hasil bongkaran harus dibuang
oleh Penyedia Jasa ketempat pembuangan yang ditentukan atau sesuai petunjuk
Pengguna Jasa.
Rongga-rongga dan lubang-lubang yang terjadi akibat pembongkaran harus diurug dan
dipadatkan dengan material yang dapat diterima sampai batas-batas ketinggian-
ketinggian yang direncanakan.
Semua material yang dapat diselamatkan, harus diangkut, tanpa mengakibatkan
kerusakan yang tidak perlu, dalam bentuk bagian-bagian atau potongan-potongan yang
dapat diangkut dengan mudah oleh Penyedia Jasa dan disimpan ditempat yang
ditentukan dalam daerah proyek sesuai petunjuk Pengguna Jasa. Semua material yang
diperoleh dari hasil pembongkaran akan tetap menjadi hak pemilik.
27
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

2.13.2 Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran termasuk pembongkaran, pemotongan, pengangkutan dan pembuangan
akan dilakukan berdasarkan volume dalam meter kubik dari hasil bongkaran material
sampai batas- batas permukaan dan ketinggian-ketinggian sebagaimana tercantum dalam
Gambar-gambar yang telah disahkan oleh Pengguna Jasa.
Pembayaran kepada Penyedia Jasa akan dilakukan sesuai Harga Satuan dalam kontrak
per meter kubik (m3) seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga terhadap
volume seperti yang telah ditentukan diatas dan disetujui oleh Pengguna Jasa.
Harga Satuan yang tercantum dalam item-item yang bersangkutan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga sudah termasuk semua biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
pembongkaran, pemotongan, pengangkutan, pengemasan, pembuangan dan pengurugan
serta pemadatan rongga-rongga dan lubang-lubang, termasuk peralatan, alat-alat,
material-material, tenaga kerja, pengisian, pembongkaran, pengangkutan,
pembuangan dan lain-lain.

BAB III. PEKERJAAN


BETON
3.1 Umum
Pasal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton termasuk materialnya untuk bangunan-
bangunan yang strukturnya terdiri dari beton masa (mass concrete) maupun beton
bertulang yang harus dilaksanakan Penyedia Jasa sesuai sesuai dengan kewajibannya.
Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan uraian di bawah ini, dan atau yang
ditunjukkan dalam gambar maupun yang diperintahkan oleh Pengguna Jasa. Kegiatan
pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan kehadiran Pengguna Jasa atau Wakilnya.
Selambat-lambatnya tiga puluh (30) hari sebelum peralatan untuk pekerjaan beton yang
akan digunakan oleh Penyedia Jasa untuk pengolahan, penakaran, pencampuran,
pengangkutan, pengecoran beton dan membuat adukan pasangan (mortar), Penyedia
Jasa harus menyerahkan job mix formula, bagan alir, gambar dan uraian tertulis untuk
menghasilkan pengelolaan yang benar dan effisien dari peralatan yang akan digunakan
dan menghasilkan metode pelaksanaan pengecoran beton yang memenuhi spesifikasi
yang ditentukan dalam kontrak.
Jika Penyedia Jasa ingin membeli beton jadi (ready mix) atau mortar dari pabrik,
Penyedia Jasa harus memberi tahu Pengguna Jasa secara tertulis, selambat-lambatnya tiga
puluh (30) hari sebelum dimulainya pekerjaan beton sesuai dengan jadwal
pelaksanaan yang telah disetujui. Pemberitahuan tersebut mencakup uraian lengkap
tentang pabrik beton, nama supplier, tempat dan kemampuan dari Batching Plant,
alat-alat pendukung, pengalaman beserta keandalannya untuk menghasilkan beton
berkualitas baik, tepat waktu dan lain-lain untuk mendapatkan persetujuan Pengguna
Jasa. Tanpa persetujuan Pengguna Jasa, Penyedia Jasa tidak boleh menggunakan
peralatan untuk pengolahan dan/atau membeli serta mendatangkan beton jadi dari pabrik
atau supplier.
Semua persiapan pengamanan yang memadai harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa,
sehingga air buangan dari pengolahan maupun perawatan beton yang mengandung
endapan-endapan bahan-bahan tidak boleh langsung di buang ke sungai dan di
dilimpahkan ke tempat disekitar pekerjaan.

28
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

3.2 Semen dan Bahan-bahan Pembantu


3.2.1 Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton maupun mortar adalah jenis-jenis yang
memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-8 dan SNI
2049-90-A atau ASTM nomor C150, dan/atau atas persetujuan Pengguna Jasa.
Sebelum pemesanan semen, Penyedia Jasa harus memberi tahukan terlebih
dahulu secara rinci kepada Pengguna Jasa tentang semen yang akan digunakan.
Semen harus dikirim ke lokasi pekerjaan dengan disertai sertifikat mutu dan lulus
pengujian dari pabriknya. Setibanya di lapangan, sertifikat tersebut harus diserahkan ke
Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa harus menyediakan sarana penyimpanan semen dengan baik.
Tanki besi dan bak penyimpanan semen pada batching plant harus kedap air dan
konstruksinya harus sedemikiaan rupa sehingga tidak memungkinkan adanya simpanan
mati. Jika Pengguna Jasa memperkirakan bahwa ada simpanan mati pada bak atau silo,
maka bak atau silo itu harus dikosongkan dan dibersihkan.
Semen yang dikemas dalam kantong harus dikirim sesuai dengan persetujuan dari
Pengguna Jasa dan harus disimpan dalam gudang yang kedap air serta dilengkapi
dengan sarana untuk menyerap kelembaban, dan harus mendapat persetujuan Pengguna
Jasa. Penempatan semen harus diatur agar ada jalan longgar untuk pemeriksaan, serta
ditandai dengan nomor-nomor identitas masing-masing pengirim semen, sedemikian
rupa sehingga untuk semen yang pertama masuk harus dapat dikeluarkan yang pertama
pula.
Semen harus disimpan di gudang yang mempunyai lantai dengan ketinggian + tiga
puluh (30) cm diatas permukaan tanah. Diantara masing-masing tumpukkan semen
harus diberi jarak yang cukup. Satu tumpukkan tidak boleh lebih dari tiga belas (13) sak,
sesuai dengan pengarahan Pengguna Jasa, bila penyimpanannya diperkirakan lebih
lama dari enam puluh(60) hari Semen tidak boleh disimpan di lapangan lebih lama dari
sembilan puluh (90) hari untuk pemakaian pekerjaan tetap kecuali hasil pengujian
menunjukkan masih memenuhi syarat. Jika semen rusak dalam pengiriman, penanganan
atau penyimpanan maka harus disingkirkan dari tempat kerja.

Penyedia Jasa harus menjamin agar selalu tersedia cukup semen di lokasi pekerjaan dan
harus melaporkan secara periodik (setiap tanggal 10 tiap bulan) kepada Pengguna Jasa,
tetapi tidak dibatasi, hal-hal berikut:
 Persediaan semen di lapangan pada akhir bulan sebelumnya;
 Penerimaan semen dalam bulan sebelumnya;
 Semen yang telah digunakan pad periode bulan sebelumnya;
 Data lainnya yang dianggap perlu oleh Pengguna Jasa.
3.2.2 Bahan-bahan Pembantu
Penyedia Jasa diijinkan secara tertulis oleh Pengguna Jasa untuk menggunakan bahan
pembantu yang diperlukan guna memperbaiki kelancaran pelaksanan, penyelesaian
akhir dan mutu dari pekerjaan beton dan adukan mortar dengan persetujuan Pengguna
Jasa.
Bahan pembantu jenis air-entraining admixture atau lainnya dapat dipakai untuk
semua beton kecuali ditentukan lain oleh Pengguna Jasa. Bahan pembantu harus sesuai
29
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

dengan ASTM nomor C. 260 atau yang setara dan disetujui oleh Pengguna Jasa, dengan
pengecualian untuk air-entraining admixture, Penyedia Jasa harus memberi tahu
Pengguna Jasa atas usul penggunaan bahan pembantu ini baik sebagai set-retarding,
water reducing ataupun mempercepat pengentalan beton termasuk sumber dari mana
bahan diperoleh, sekurang- kurangnya sembilan puluh (90) hari sebelum waktu yang
direncanakan untuk penggunaan bahan pembantu tersebut. Penyedia Jasa harus
menyampaikan kepada Pengguna Jasa data teknis dan contoh-contoh bahan pembantu
yang akan dipergunakan.
Semua pengujian bahan pembantu harus diakukan oleh Penyedia Jasa dengan biaya
sendiri dan hasilnya harus diserahkan kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan
persetujuan.
Banyaknya bahan pembantu yang dipakai pada masing-masing adukan beton dan pada
bagian dari pekerjaan beton yang akan menggunakan bahan pembantu akan ditentukan
oleh Pengguna Jasa. Batas-batas maksimum slump maupun berkurangnya slump selama
pengangkutan, waktu yang diijinkan untuk beton tetap berada dialat pengaduk (mixer)
dan waktu pengadukan dapat dirubah oleh Pengguna Jasa bila persetujuan penggunaan
bahan pembantu diberikan.
Semua biaya penggunaan bahan pembantu harus sudah termasuk dalam harga satuan
kontrak per meter kubik dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk pekerjaan beton
dimana bahan pembantu akan digunakan dan tidak ada pembayaran terpisah untuk item
yang sama harus dipertimbangkan oleh Pemilik.
3.3 Agregat
3.3.1 Umum
Material untuk membuat agregat halus dan kasar dapat berupa pasir/krikil alam sebagai hasil
desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir/batu pecah buatan yang dihasilkan
dari pemecahan batu yang disetujui oleh Pengguna Jasa, kecuali jika Penyedia Jasa ingin
membeli beton jadi dari pabrik.

Dalam hal Penyedia Jasa ingin membeli agregrat dari sumber lain seperti dari
pabrik atau supplier, Penyedia Jasa harus menyerahkan hasil uji, data dan informasi
lainnya tentang sifat-sifat fisik dan kimiawi
serta mutu agregrat yang akan dibeli dan dipakai sekurang-kurangnya tiga puluh
(30) hari sebelum agregrat itu digunakan kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan
persetujuan.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan atau pembelian agregrat beton harus
sudah dimasukkan dalam harga satuan dalam kontrak per meter kubik yang disebutkan
pada masing-masing item untuk beton dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3.3.2 Agregrat Halus
Agregrat halus adalah agregrat yang mempunyai ukuran butir maksimum lima (5) mm
dan bahannya bersifat keras.
Agregrat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat
halus harus bersifat kekal (tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca
seperti panas matahari dan hujan).
Agregat halus harus tidak boleh mengandung lumpur (butiran-butiran yang dapat
melalui ayakan 0,063 mm) lebih dari 5%. Apabila kadar lumpur melampaui 5%, maka
30
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

agregat halus harus dicuci.


Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak yang harus
dibuktikan dengan percobaan Abrams-Harder (dengan larutan NaOH). Agregat
halus yang tidak memenuhi percobaan warna ini dapat juga dipakai asal kekuatan tekan
adukan agregat tersebut
pada umur 7 dan 28 hari tidak kuran dari 95% dari kekuatan adukan agregat yang sama
tetapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air,
pada umur yang sama.
Agregrat halus di uji terhadap “sodium sulphate soundness” sesuai dengan SNI 1750-
90-A untuk lima (5) putaran dan harus menunjukkan kehilangan maksimum tidak boleh
lebih dari sepuluh (10%) persen.
Agregrat halus yang dapat menyebabkan perubahan warna pada permukaan beton tidak
boleh digunakan untuk beton yang ekpose.
Gradasi agregrat yang digunakan sesuai PBI 1971 N.1.2 harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

 sisa di atas ayakan 4 mm, harus minimum 2% berat;


 sisa di atas ayakan 1mm, harus minimum 10% berat;
 sisa di atas ayakan 0.25 mm, harus berkisar antara 80%-90% berat.

Ayakan yang dipakai Standar persentase berdasar bobot


dengan yang lolos dari setiap ayakan (%)
ukuran lubang rata-rata

¾” 100
No.
4 90 –
No. 10 100

No. 16 80 –
100
No. 30
50 – 90
No. 50
25 – 65
No. 100
10 – 35
2-10
Modulus kehalusan butir dari agregrat halus harus berkisar antara 2.5 sampai 3.3.

Prosentasi dari bahan yang merugikan agregrat halus tidak boleh lebih dari nilai-nilai
berikut:

Jeni Persentasi berat (%)


s
31
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

- Gumpalan lempung 1.0


- Material yang lolos dari ayakan ukuran 0,063 mm 5
- Material yang tertahan dari ayakan ukuran 0.297 0.5
mm dan mengapung didalam cairan yang
mempunyai berat jenis 1.95

Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali
dengan petunjuk- petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui dan atas
persetujuan dari Pengguna Jasa.

3.3.3 Agregrat Kasar


Agregrat kasar adalah agregrat yang mempunyai ukuran butir minimum lima (5) mm
dan bahannya bersifat keras.
Agregrat kasar untuk pekerjaan beton dapat berupa krikil sebagai hasil desintegrasi
alam dari batuan- batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu,
dengan sifat-sifat karakteristik yang hampir sama, dengan ukuran butir antara 5 mm –
40 mm.

Agregrat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat
kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-
butir pipih \/ tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir
agregat kasar harus bersifat kekal (tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh
cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan
terhadap berat kering). Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus
dicuci. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat reaktif alkali. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa
dengan bejana penguji Rudeloff dengan beban penguji 20 t , harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut;
- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 – 19 mm lebih dari 24% berat,
- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 – 30 mm lebih dari 22% berat,

atau dengan mesin Pengaus Loas Angelos, tidak boleh terjadi kehilangan berat
lebih dari 50%.
Aggregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila
diayak dengan susunan ayakan ISO, dengan ukuran lubang berturut-turut ; 31,5 – 16 –
8 – 4– 2 – 1 –0,500 – 0,250 mm, harus memenuhi syarat-syarat berikut;
 sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0% berat;
 sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98%;
 sisa antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah
maksimum 60% dan minimum 10% berat.
Penanganan dan penyimpanan agregat kasar harus sedemikian rupa sehingga dicegah
segregasi atau masuknya benda-benda asing kedalam bahan agregat. Pengguna Jasa
berhak untuk meminta agar agregat kasar harus disimpan di dalam “platform” terpisah
32
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

yang memadai.

3.4 Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton, adukan mortar serta air untuk mencuci agregat
harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan harus mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa.

Air yang digunakan pembuatan dan perawatan beton serta pembuatan adukan mortar
harus bebas dari minyak, asam, garam-garam, alkali, bahan-bahan organis atau bahan-
bahan lain yang merusak beton dan/atau baja tulangan Bila diminta oleh Pengguna Jasa
contoh air harus diambil dari tempat yang diusulkan dan ibandingkan dengan air
suling.Air tersebut dapat dipakai, apabila kekuatan tekan mortar semen + pasir dengan
memakai air itu pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90% dari kekuatan tekan
mortar dengan memakai air suling pada umur yang sama.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk pengujian dan pemakaian air yang akan digunakan
untuk adukan beton dan mortar serta pencucian agregat harus sudah termasuk
dalam harga satuan masing-masing item dalam harga satuan kontrak permeter kubik
untuk beton maupun mortar seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3.5 Adukan Beton
3.5.1 Komposisi
Beton harus terbuat dari campuran semen, air, agregat halus, agregat kasar dan obat
semen / bahan campuran tambahan, jika diperlukan, yang telah disetujui oleh
Pengguna Jasa dan diaduk dengan sempurna dan diatur sesuai dengan kekentalan yang
benar.
3.5.2 Kelas-kelas Beton
Tipe/jenis beton yang digunakan dibagi menjadi enam (6) kelas yang diantaranya juga
termasuk beton kurus (untuk lantai kerja). Masing-masing kelas beton yang
digunakan harus sesuai dengan spesifikasi, seperti ditunjukan dalam gambar ataupun
sesuai dengan yang diperintahkan oleh Pengguna Jasa.
Berbagai kelas beton yang digunakan diklasifikasikan berdasar atas pengujian kekuatan
desak silinder (15x30) pada umur 28 hari, perbandingan antara air - semen maksimum
maupun ukuran maksimum dari agregat kasar seperti yang tersaji dibawah ini:

Rekomendasi Kelas Beton

Kelas Beton Ukuran Kuat tekan Maksimum


maksimum karakteristik kubus Rasio air
Agregat kasar semen (%)
(mm) Usia 28 hari

A (K 350) 25 350 45
B (K 225) 25 225 50
C (K 225)
40 225 50
D (K 175)
E (K 175) 25 175 55
F (K 125) 40 175 55

33
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

Banyaknya air yang digunakan dalam beton dapat diubah oleh Pengguna Jasa
selama dalam batas-batas yang telah ditentukan, yang sesuai dengan perbandingan air
semen yang diperlukan guna menjamin beton mudah untuk dikerjakan, mempunyai
kekentalan yang benar, termasuk pula pertimbangan akibat penggunaan bahan
campuran tambahan/obat semen, jika digunakan,beserta kemungkinan variasi dari
besarnya kadar air maupun gradasi agregat yang akan dicampur.
Slump adukan beton harus diambil serendah mungkin, dengan masih memungkinkan
pemadatan yang menggunakan dengan alat-alat yang disetujui untuk pekerjaan
itu, tetapi dalam setiap kelas beton besarnya slump tidak boleh melebihi batasan
seperti tersebut dibawah ini :

Penggunaan beton Slump Slump


Kela pada Minim Maksim
s Bangunan- um um (mm)
Beto bangunan sungai (mm)
n

A Tiang pancang beton bertulang 100 140


B Lantai & balok jembatan, bangunan Sluiceway dan 120 160
lantai beton untuk Hoist, Bangunan Syphon serta
beton-beton pelindung Pilar dan Abutment jembatan
maupun Abutment bendung Bagian pondasi
bangunan pengaman (Revetment)
C Beton massa untuk tubuh bendung, pelat beton 80 120
D Pada bangunan permanen sungai 80 120
E Beton untuk lantai kerja 80 120
3.5.3 Campuran beton pendahuluan
Penyedia Jasa harus mengajukan beberapa macam usulan campuran beton yang
diharapkan sesuai dengan ketentuan mutu beton dalam spesifikasi. Penyedia Jasa
harus melaksanakan pekerjaan pencampuran beton dengan adukan sesuai dengan
takaran bahan- bahan yang diuji lebih dahulu di laboratorium yang telah disetujui oleh
Pengguna Jasa dengan menggunakan jumlah contoh yang memadai serta bisa
mewakili campuran agregat dan semen yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan. Penyedia Jasa harus mempekerjakan tenaga ahli yang mampu dan
berkualitas yang sesuai untuk merencanakan campuran beton, mengawasi dan
mengarahkan semua kegiatan pekerjaan beton mulai tahap persiapan sampai dengan
tahap pengecoran beton.
Pada waktu pelaksanaan bila tipe semen atau jenis agregat berubah ataupun
komposisi gradasi dari agregat berubah, sedang hasil uji kekuatan tekan tidak bisa
memenuhi standar, maka adukan baru harus dibuat sesuai dengan cara / prosedur
seperti di atas.
3.5.4 Adukan Percobaan untuk Beton
Sekurang-kurangnya (30) tiga puluh hari sebelum pelaksanaan pekerjaan beton untuk
34
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

bangunan dimulai, Penyedia Jasa harus memulai mencoba adukan yang akan
digunakan untuk
masing-masing kelas beton dengan pengawasan Pengguna Jasa atau Wakilnya. Adukan
percobaan untuk beton dengan menggunakan semua jenis agregat, takaran dan alat
pengaduk beton yang sesuai dengan alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan. Adukan percobaan itu harus sepenuhnya berdasarkan hasil sifat-sifat
campuran beton pendahuluan.

3.5.5 Penakaran (Batching)


Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan penakar dan pengaduk, yang mampu
mengaduk agregat, semen, bahan pembantu dan air menjadi adukan yang homogen dan
mengeluarkannya tanpa adanya segregasi. Alat-penakar/pengaduk ini juga harus
dapat mengantisipasi kemungkinan adanya kadar air agregat yang berubah secara cepat
maupun kemungkinan perubahan berat bahan yang sedang ditakar.
Banyaknya masing-masing bahan untuk pembuatan beton harus dilakukan dengan
perbandingan berat untuk masing-masing bahan, kecuali untuk air dan bahan pembantu
yang dapat diukur dengan perbandingan volume ataupun perbandingan berat.
Bila tidak ditentukan lain oleh Pengguna Jasa maka bahan-bahan harus ditimbang
dengan ketelitian yang sudah mempertimbangkan kemungkinan adanya kesalahan-
kesalahan kecil dari operator pelaksana maupun kesalahan dari skala timbangannya
sendiri:

Semen : boleh lebih sampai dengan dua persen (+ 2%)


Agregat halus: boleh lebih sampai dengan dua persen (+ 2 %)
Agregat kasar: boleh lebih sampai dengan tiga persen (+ 3%)
Air : boleh lebih sampai dengan satu persen (+ 1%)
Bahan tambah (“admixture”) boleh lebih sampai dengan satu persen (+
1%)

Timbangan semen harus menggunakan timbangan yang mempunyai pembagian skala terkecil
tidak lebih dari dua (2) kg dan untuk timbangan agregat tidak boleh lebih dari sepuluh (10) kg.
Pada waktu peneraan atau perbaikan maka koreksi berat yang ditunjukkan pada setiap angka
skala tidak boleh lebih besar nol koma dua persen (0.2%) dari skala maksimum timbangan. Pada
setiap waktu saat pengoperasian, berat yang ditunjukkan pada satu titik pada timbangan tidak
boleh lebih besar nol koma empat persen (0.4%) dari tanda maksimum timbangan.
Penyedia Jasa harus menyediakan alat untuk pengujian beban standar dan alat untuk
memeriksa ketelitian timbangan.
Catatan tertulis yang tercetak atau gafik berikut ini harus selalu diletakkan dekat
dengan alat untuk masing-masing penakaran :
(a) berat dari material agregat dan semen;
(b) jumlah dari air yang dipakai;
(c) jumlah dan jenis dari bahan-campuran tambahan yang diguakan.

3.5.6 Pengadukan Beton


(1) Mengaduk beton dengan mesin-aduk (mixer)
Mesin-aduk bisa berupa drum berputar atau sudu berputar dengan drum-pengaduk atau
35
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

sudu-pemutar harus dioperasikan merata pada kecepatan mengaduk sebagaimana yang


dianjurkan oleh pabriknya. Sudu pengumpan dan pengaduk dari mesin-aduk harus
diperbaiki atau diganti bila ada bagian yang aus lebih dari dua puluh (20) mm.
Mesin- aduk dan truk-aduk yang telah ditempeli kerak beton yang telah mengeras tidak
boleh digunakan.
Jika dipakai semen curah dan volume takaran setengah (0.5) meter kubik atau lebih
maka timbangan dan berat corong semen harus dipisah dan dibedakan antara corong
agregat dan corong lainnya. Mekanik pengeluran dari corong timbangan untuk semen
curah harus dikunci pada saat pembukaan khususnya bila banyaknya semen dalam
corong- corong berkurang lebih dari satu persen (1%) atau bertambah berat lebih dari
tiga persen (3%) dibandingkan dengan banyaknya berat semen yang sudah ditetapkan.

Bila agregat mengandung air melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk


menghasilkan saturated dry condition, contoh-contoh material harus diambil lagi
dari masing-masing agregat dan kadar-air diukur lagi untuk masing-masing jenis
agregat, kemudian kadar air dan takaran agregat harus
diperhitungkan/dipertimbangkan kembali.
Material campuran beton harus dimasukkan dengan baik ke dalam mesin-aduk,
dengan urutan air harus masuk lebih dulu baru kemudian semen dan agregat.
Semua air harus sudah masuk didrum dalam waktu sepertiga dari waktu
pengadukan seperti yang disyaratkan.
Semen harus ditakar dan dimasukkan ke dalam mesin-aduk dengan cara
sedemikian rupa sehingga berat semen tidak berkurang, karena tertiup angin atau
menggumpal di permukaan corong atau di tempat lain yang bisa mengubah
jumlah semen seperti yang disyaratkan dalam adukan beton.
Semua beton harus diaduk sekurang-kurangnya 1,5 menit (90 detik) setelah
semua bahan termasuk air berada dalam mesin-aduk. Selama waktu pengadukan
mesin-aduk harus terus berputar sesuai dengan putaran rencana.
Mesin-aduk harus berputar secara otomatis sesuai dengan alat pengatur-waktu
yang dapat diatur dan dikunci oleh Pengguna Jasa. Alat pengatur-waktu dan
mekanik pengeluaran harus saling terkait, sehingga selama pengoperasian secara
normal, adukan tidak akan dikeluarkan secara otomatis sampai waktu yang
ditetapkan terpenuhi.

Penakaran yang pertama dari bahan beton yang dimasukkan ke dalam mesin
aduk harus mengandung sedikit kelebihan semen, pasir dan air atau penakaran
mortar dengan perbandingan yang sama untuk beton dengan tujuan melapisi
bagian dalam drum tanpa mengurangi kandungan mortar dalam adukan.
(2) Bila berhenti mengaduk selama satu jam atau lebih, maka mesin aduk
harus dicuci bersih
(3) Mengaduk beton dengan tangan tidak diperbolehkan.
(4) Beton jadi (Ready-mix).
Beton jadi yang dibeli dari supplier boleh digunakan setelah mendapatkan
persetujuan tertulis dari Pengguna Jasa. Persetujuan ini tidak mengikat dengan
tanpa alasan, karena Penyedia Jasa harus menunjukkan bahwa bahan beton yang
dibeli memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi ini.
Persyaratan yang ditetapkan seperti pengambilan contoh, adukan pendahuluan,
36
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

pengujian dan mutu beton untuk berbagai kelas beton harus tetap diikuti.

3.6 Peralatan untuk Pengangkutan dan Pengecoran Beton


3.6.1 Umum
Metode dan jenis peralatan yang digunakan untuk pengangkutan dan pengecoran beton
harus sedemikian sehingga beton mempunyai komposisi dan konsistensi yang
diperlukan, dan tidak akan menyebabkan segregasi yang berarti dari agregat kasar, atau
menyebabkan kehilangan slump melebihi dua puluh lima (25) mm, atau kehilangan
kandungan udara sebelum konsolidasi melebihi satu (1%) persen pada adukan beton.
Dalam hal beton diangkut dan atau dicor dengan salah satu dari tipe peralatan yang
disebutkan di bawah ini maka alat-alat yang digunakan harus dipasang dan ditangani
sesuai dengan uraian berikut :
3.6.2 Molen
Molen yang digunakan adalah molen dengan kapasitas 0,5 m³. Namun apabila
penyedia jasa akan menggunakan molen dengan kapasitas yang lebih kecil atau lebih
besar maka harus dengan persetujuan pengguna jasa.
3.6.3 Corong Luncuran
Pengecoran beton dengan corong-luncuran (chute) tidak diijinkan kecuali mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pengguna Jasa. Bila disetujui, corong harus
mempunyai penampang yang bersudut bulat dan harus mempunyai kemiringan yang
tetap, sehingga beton dapat meluncur tanpa segregasi. Bagian bawah harus diberi alat-
penuntun atau drop-chute atau alat-penuntun dengan corong yang tidak melebihi satu
setengah (1.5) meter tingginya untuk mencegah segregasi saat jatuhnya campuran
beton. Corong luncuran harus dilindungi dari sinar matahari langsung.
3.6.4 Ban Berjalan (Belt Conveyor)
Adukan beton tidak boleh diangakut dengan alat ban-berjalan (belt conveyor), kecuali
mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa. Jika diijinkan, alat ban-berjalan harus
digunakan dengan syarat-syarat bahwa alat harus dilindungi dari hujan, angin dan sinar
matahari, dan suatu corong- khusus dengan chute tegak harus dipasang di ujung
masing-masing alat ban berjalan untuk membatasi jatuhnya adukan beton yang akan
dicor dengan tinggi-jatuh maksimal satu setengah (1.5) m.
Rincian lengkap tentang katalog dari pabrik, cetak biru dan sebagainya utnuk
masing- masing
tipe dari alat-alat di atas harus diserahkan kepada Pengguna Jasa. Semua alat-alat itu
harus dioperasikan dan dipelihara sesuai dengan buku-petunjuk dari pabrik.
Alat tipe lain dari yang disebut di atas harus mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa
sekurang- kurangnya tiga puluh (30) hari sebelum digunakan.
3.7 Pengecoran Beton
3.7.1 Umum
Beton tidak boleh dicor/ditempatkan sebelum pemasangan bekisting, bagian-bagian
yang perlu dipasang di dalam beton dan persiapan permukaan beton selesai dilakukan
oleh Penyedia Jasa dan diperisksa oleh Pengguna Jasa.

37
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

Kecuali bila disetujui oleh Pengguna Jasa, beton tidak boleh dicor pada waktu
hujan atau tergenang air dan dalam segala hal tidak boleh dicor dalam air yang
mengalir.
Selama proses ini sarana komunikasi antara lokasi pengadukan dan lokasi pengecoran,
bila dianggap perlu harus disediakan, dioperasikan dan dirawat oleh Penyedia Jasa
seperti yang ditentukan oleh Pengguna Jasa. Tidak ada pembayaran tersendiri atau
tambahan pembayaran kepada Penyedia Jasa sebagai biaya tambahan untuk tersedianya
sarana komunikasi.
3.7.2 Persiapan Pengecoran
Sebelum kegiatan pengecoran dimulai semua permukaan yang akan ditempati
adukan beton harus dibersihakan dan tidak boleh ada minyak, lumpur, bahan organis,
potongan-kayu, segala macam lapisan cat, kotoran atau bahan-bahan lain yang bisa
membusuk. Pembersihan ini bisa dilakukan dengan menggunakan kompresor udara
atau air atau alat-alat lain yang sesuai dan mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa.

Semua permukaan bekisting dan bahan-bahan yang akan tinggal/tertanam di dalam


cor- coran harus dibersihkan. Permukaan pondasi cadas yang akan diberi adukan beton
harus dibasahi dan jika ada genangan air harus dikeringkan terlebih dahulu.
Permukaan tanah, pasir atau krikil yang akan ditempati adukan beton untuk
pondasi harus dibersihkan dari genangan air , aliran air, potongan kayu atau bahan
kotoran lainnya. Permukaan tanah atau pasir dan krikil harus dalam keadaan lembab
sebelum adukan beton untuk pondasi dicor/ditempatkan.
Permukaan construction joint (sambungan pelaksanaan untuk batas pengecoran) yang
akan ditempati adukan beton baru sebelumnya harus dibersihkan dan dibasahi serta
harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengguna Jasa. Kegiatan pembersihan
harus meliputi
pembersihan untuk semua kotoran, sisa-sisa adukan yang lepas, maupun cat-cat dan
benda- benda lainnya.
Permukaan semua sambungan pelaksanaan harus dibersihkan dari kelebihan adukan
sebelumnya maupun benda-benda asing lainnya dengan jalan menyikat, memahat atau
dengan cara lain yang disetujui oleh Pengguna Jasa. Sambungan pelaksanaan harus
diisi karet (joint filler) atau material yang sesuai dengan petunjuk Pengguna Jasa.
3.7.3 Suhu Adukan Beton Selama Pengecoran
Suhu adukan beton selama waktu pengecoran tidak boleh lebih dari tiga
puluh dua (320C) derajat Celcius. Penumpukan agregat harus terlindung dan terhindar
dari cuaca panas atau material agregat dapat juga disemprot dengan air. Air untuk
adukan harus cukup dingin atau campuran beton diisolasi, jika diperlukan, untuk
menjaga suhu adukan-beton di bawah batas-batas yang telah ditetapkan.

3.7.4 Pengecoran Beton di dalam Air


Beton tidak boleh di cor di bawah air kecuali hal tersebut tidak dapat dihindari dan
dalam hal ini harus mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa dan harus dilakukan
dengan pengawasan yang ketat dan teliti.
Banyaknya semen untuk setiap kelas beton yang dicor di dalam air harus ditambah,
sehingga faktor air- semen dalam adukan tidak lebih dari 0,47. Slump harus dijaga tidak
38
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

boleh melebih sepuluh (10) cm untuk menghindari segregasi. Beton harus dituangkan
hari-hati dalam gumpalan yang kompak pada posisi yang tepat dengan bantuan
penuntun ataupun alat bucket yang bisa dibuka dari bawah atau alat lain yang disetujui
oleh Pengguna Jasa. Usulan secara rinci untuk pengecoran dalam air harus dibuat oleh
Penyedia Jasa untuk mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa.
3.7.5 Pengecoran
Penyedia Jasa harus memberitahu Pengguna Jasa, waktu dan tempat dimana akan
dilakukan pekerjaan pengecoran beton. Pengecoran beton hanya boleh dilakukan pada
waktu Pengguna Jasa atau wakilnya hadir di tempat pekerjaan.
Adukkan-beton yang terlambat dicor dan sudah mulai mengeras atau kecuali dapat
diperbaiki dengan menambah air atau menurunkan slump sebesar dua puluh lima
(25) mm atau lebih sesuai dengan persetujuan Pengguna Jasa, harus dibuang ke tempat
yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa dan biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan
adukan dan pembuangannya
ditanggung oleh Penyedia Jasa.

Sejauh masih bisa dilaksanakan beton harus dicurahkan langsung ke tempat


pengecoran dan tidak perlu dilewatkan jalan lain untuk menghindari segregasi.
Metode dan alat-alat yang dipakai untuk mencurahkan beton ke dalam bekisting
harus sedemikian rupa sehingga tidak akan menghasilkan agregat kasar terpisah dari
adukan lainnya. Penyedia Jasa harus menggunakan cara yang cocok untuk menjaga agar
besi dan bekisting tidak bergeser dari tempatnya. Tinggi jatuh adukan beton harus tidak
melebihi satu setengah (1,5) meter.
Semua adukan harus dicurahkan lapis demi lapis secara horisontal dengan tebal lapisan
tidak melebihi empat puluh (40) cm. Pengguna Jasa berhak untuk meminta tebal lapisan
kurang dari empat puluh (40) cm bilamana diperlukan. Bila ditetapkan pada tebal 40 cm
sesuai dengan spesifikasi, tinggi satu bagian yang dicor harus ditetapkan seperti
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan pengarahan dari Pengguna Jasa.
3.7.6 Pemadatan dan Proses Pengerasan Adukan Beton
Masing-masing lapisan adukan harus dipadatkan segera setelah adukan di cor dan
dibiarkan berkonsolidasi dengan menggunakan peralatan yang sesuai, sehingga
beton dapat dipadatkan sampai batas yang memungkinkan. Pengecoran lapisan
adukan berikutnya tidak boleh dilakukan sebelum lapisan yang adukan sebelumnya
dikerjakan secara lengkap.
Umumnya, beton harus dipadatkan dengan alat penggetar mekanik atau pneumatik tipe
penggetar dalam yang bekerja dengan kecepatan sekurang-kurangnya tujuh
ribu (7.000) putaran per menit (RPM). Sewaktu dibenamkan ke dalam adukan,
kepala penggetar harus dibenamkan dalam beton secara vertikal dan sekurang-
kurangnya lima (5) cm kedalam lapisan dibawahnya. Jika sulit menggunakan penggetar
dalam, beton boleh digetarkan dengan tipe penggetar eksternal seperti yang akan
diuraikan berikut atau dipadatkan dengan menusuk- nusuknya dengan tongkat seperti
pengarahan Pengguna Jasa.
Pemadatan beton pada bagian struktur yang terbuka harus menggunakan alat-
penggetar tipe pembenaman, jika dipakai alat-penggetar bekisting heavy duty harus
mendapatkan persetujuan sebelumnya dari Pengguna Jasa sebelum dilaksanakan.
39
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

Penggetar bekisting harus ditempelkan secara kuat ke bekisting selama pemadatan, dan
harus dapat dilepaskan dengan cepat dan ditampelkan kembali keposisi lain pada
bagian bekisting dan harus bekerja dengan kecepatan sekurang-kurangnya delapan ribu
(8.000) putaran per menit (RPM) sewaktu dipakai untuk menggetarkan beton.

Alat-penggetar harus digunakan secara sistematis dengan pengaturan interval tertentu,


daerah yang terpengaruh tidak boleh bertumpang tindih sehingga beton dapat
dipadatkan secara merata dengan sebaik-baiknya.
Pemadatan pada masing-masing lapisan bagian beton yang baru dicor dan
berhubungan dengan beton yang telah mengeras, maka penggetar harus digunakan
lebih lama dan ditusukkan lebih dalam berdekatan/sepanjang bagian yang
berhubungan. Kepala penggetar tidak boleh menyentuh bagian yang telah mengeras
dan dinding bekisting.
3.8 Perawatan Beton dan Perlindungan
3.8.1 Umum
Semua beton yang sudah dicor harus dirawat sesuai dengan spesifikasi dan seperti yang
diperintahkan oleh Pengguna Jasa. Penyedia Jasa harus menyerahkan cara/metode
perawatan beton untuk mendapatkan persetujuan Pengguna Jasa, sebelum dimulainya
pengecoran. Perawatan harus segera dilakukan supaya beton tidak kehilangan
kelembabannya.
Beton harus dilindungi dari hujan deras selama dua belas (12) jam pertama, air
mengalir selama empat belas (14) jam pertama dari sinar matahari langsung untuk
tiga (3) hari pertama.
Semua beton harus dilindungi secara memadai terhadap kemungkinan gangguan akibat
adanya lalu lintas, kebakaran atau panas yang berlebihan termasuk panas yang
dihasilkan dari pengelasan besi. Cara-cara perawatan berikut ini dapat dilaksanakan.
3.8.2 Cara Perawatan Kelembaban
Beton harus dijaga tetap lembab terus menerus dengan menjaga kadar airnya sekurang-
kurangnya selama tujuh (7) hari pertama.
Seluruh permukaan beton harus dijaga tetap lembab dengan cara membasahi dengan air
memakai alat nozzle, kain, kapas, keset, karpet basah, tanah atau lapisan pasir yang
juga bisa dipakai untuk menahan kelembaban. Pada waktu perawatan selesai,
permukaan beton harus dibersihkan dari bahan-bahan yang digunakan selama
perawatan.
3.8.3 Cara Perawatan dengan Larutan Kimia
Perawatan permukaan beton yang terbuka/ekpose dapat dilakukan dengan cairan curing
compund sesuai dengan ASTM C309, PBI 1971 N.1.-2 atau yang setara, setelah
mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa.
Larutan kimia tersebut harus digunakan dengan cara disemprotkan dengan tekanan
sedemikian rupa sehingga menutup seluruh permukaan beton dengan lapisan yang
merata, dan harus mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga lapisan ini akan
mengeras dalam waktu tiga puluh (30) menit sesudah pemakaian. Banyaknya larutan-
kimia yang digunakan harus sanggup menutup rapat seluruh permukaan beton. Mesin
semprot harus dilengkapi dengan meteran penunjuk tekanan pada waktu pengoperasian
dan alat untuk mengendalikan tekanan.
40
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

Curing compound harus digunakan untuk beton yang permukaannya langsung


dilakukan finishing segera setelah kelembaban dari permukaannya hilang, tetapi
penggunaannya harus dilakukan sebelum mulai terjadinya penyusutan akibat kering
atau retak yang besar mulai tampak. Jika terjadi keterlambatan pada pemakaian
curing compound mungkin akan terjadi pengeringan yang menimbulkan retakan pada
permukaan, penyemprotan air dengan semburan halus memakai nozzle harus dimulai
segera dan harus dilakukan terus menerus sampai pemakaian bahan kimia dapat
dimulai. Bila lapisan bahan kimia rusak karena sebab-sebab tertentu sebelum masa
berakhirnya tujuh (7) hari pertama, maka bagian yang rusak segera diperbaiki dengan
tambahan bahan kimia. Curing compound tidak boleh mengeras selama disimpan, dan
tidak boleh dilarutkan atau dirubah dengan cara apapun selain sesuai standar dari
pabrik. Pada saat digunakan, bahan kimia harus berupa adukan yang merata.
Jika bahan-kimia tidak digunakan selama seratus dua puluh (120) hari sesudah tanggal
pembuatannya Pengguna Jasa bisa meminta pengujian tambahan sebelum bahan
tersebut digunakan untuk menentukan apakah bahan tersebut masih memenuhi
persyaratan.
3.8.4 Cara Perawatan dengan Membiarkan Bekisting Tetap pada Tempatnya
Beton yang memakai bekisting bisa dirawat dengan membiarkan bekisting tetap berada
ditempatnya. Bekisting harus tetap berada ditempatnya sampai sekurang-kurangnya
tujuh
(7) hari pertama, kecuali untuk bagian struktur yang mempunyai ketebalan lebih tebal
dari lima puluh (50) cm, bekisting harus dibiarkan ditempatnya sekurang-kurangnya
lima (5) hari. Bekisting kayu harus tetap basah dengan penyiraman air selama masa
perawatan.

3.9 Penyelesaian Akhir (Finishing) permukaan beton


3.9.1 Umum
Tingkatan dan syarat-syarat penyelesaian akhir/finishing dari permukaan beton harus
dilaksanakan sebagaimana yang ditetapkan pada pasal ini atau seperti ditampakkan
dalam gambar. Finishing pada permukaan beton harus dilakukan oleh tukang ahli dan
berpengalaman.
Kecuali sudah ditetapkan bahwa pada bagian-bagian tertentu tidak diperlukan adanya
kegiatan inspeksi, maka finishing atas permukaan beton harus dilakukan hanya bila
dihadiri oleh Pengguna Jasa. Bila diperlukan Pengguna Jasa akan meminta pengujian
pada permukaan beton untuk menentukan apakah kekasaran permukaan masih dalam
batas yang ditetapkan. Kekasaran permukaan beton bisa digolongkan sebagai kasar
atau halus. Bekas yang ditinggalkan oleh bekisting yang kurang rapat atau tidak lurus
atau geblekan bekisting yang jelek bisa dianggap sebagai kekasaran kasar dan akan
diuji dengan pengukuran langsung. Semua kekasaran yang lain akan dianggap
kekasaran yang halus dan akan diuji dengan menggunakan pelat yang mempunyai sisi
lurus, sedang untuk permukaan yang melengkung akan diuji dengan pelat yang
mempunyai sisi melengkung yang setara dengan arah lengkungan bagian yang akan
diuji.
3.9.2 Permukaan yang Tampak
Permukaan beton yang memakai bekisting yang akan menerima bahan-timbun atau
41
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

beton yang akan dicorkan disitu. Koreksi kekasaran pada permukaan yang diukur
seperti uraian sebelumnya harus hanya diperlukan untuk cekungan yang melebihi tiga
puluh (30) mm. Permukaan yang memakai bekisting yang akan terbuka (“exposed”)
secara tetap dan bila diperlukan dengan penampilan yang menarik. Kekasaran
permukaan yang diukur seperti uraian sebelumnya tidak boleh melebihi sepuluh (10)
mm untuk yang kasar dan dua puluh (20) mm untuk yang “halus”. “Plywood”
harus digunakan untuk penyelesaian tersebut.
3.9.3 Penyelesaian Akhir pada Lantai Beton Monolit
Penyelesaian akhir untuk lantai beton monolit yang tampak pada gambar, maka
pengecoran adukan beton harus berjalan secara terus-menerus setebal dan seluas pelat
tanpa mengalami perubahan adukan. Air- adukan harus sedikit mungkin, untuk
menghasilkan pengecoran yang sempurna jumlah air akan ditetapkan oleh Pengguna
Jasa. Sesudah pengecoran beton selesai, lantai dan permukaan lain harus disetrika
dengan setrika kayu pada permukaan yang benar dan pada elevasi seperti tampak
dalam gambar. Bila ditunjukkan dalam gambar atau dalam spesifikasi ini, permukaan
lantai harus diselesaikan dengan steel trowel. Penyetrikaan harus sedikit mungkin
selaras dengan upaya mempertahankan permukaan yang licin dan padat dan tidak boleh
diteruskan sampai saat adukan mulai mengeras untuk menghindari kelebihan bahan
halus terikat dalam penggosokan ini. Penambahan air, semen kering, atau spesi kering
di atas permukaan beton untuk membantu finishing tidak diijinkan.
3.9.4 Penyelesaian Akhir pada Permukaan Beton Untuk Pelat Jembatan
Sesudah beton di cor pada tempatnya, beton harus dipadatkan dan permukaannya harus
diratakan dengan papan dan diseterika dengan kasut kayu atau kasut kulit kayu. Alat
pembentuk bagian tepi harus digunakan pada semua sisi tepi dan semua expansion
joints.
Permukaan tidak boleh menonjol atau melompong lebih dari tiga (3) mm dibawah
penggaris lurus sepanjang tiga (3) m. Permukaan harus mempunyai tekstur kerikil agar
tidak menyebabkan pengguna / pemakai terpeleset bila basah.

3.10 Pengendalian Mutu


3.10.1 Umum
Pengujian-pengujian yang harus dilakukan untuk kontrol mutu, dengan standar uji dan
frekuensinya harus sesuai dengan Sub-pasal 2.3. Tambahan pengujian berikut
harus juga dilakukan oleh Penyedia Jasa.
3.10.2 Uji Kekuatan Tekan
Selama pembuatan dan pengecoran beton, sekurang-kurangnya harus diambil dua (2)
contoh setiap hari dan sekurang-kurangnya satu (1) contoh setiap lima puluh (50) meter
kubik. Masing-masing contoh harus terdiri dari enam (6) silinder untuk diuji. Tiap
contoh harus terdiri dari enam (6) silinder dengan ukuran berdiameter sepuluh (10) cm
dan
panjang dua puluh (20) cm dengan standar perawatan dan diuji pada umur tujuh (7) hari
untuk tiga (3) silinder pertama dan diuji dua puluh delapan (28) hari untuk sisa tiga
(3) silinder yang lainnya sesuai dengan persyaratan ASTM C.39/C.42 atau ASHTO
42
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

T.23. Jika ukuran maksimum agregat adalah empat puluh (40) mm, maka silinder harus
berukuran diameter lima belas (15) cm dengan panjang tiga puluh (30) cm.

Kekuatan tekan-beton memenuhi jika rata-rata tiga (3) hasil uji kekuatan tekan yang
berurutan adalah sama atau melebihi kekuatan yang telah ditetapkan dan tidak ada
hasil uji yang nilainya dibawah kekuatan yang disyaratkan.
Hasil pengujian dievalusi secara statistik, evaluasi harus dilakukan untuk sepuluh (10)
hasil rata-rata berkeseimbangan menurut basis seperti berikut :
a). Probabilitas dari uji kekuatan tekan yang kurang dari 100 % kekuatan yang
disyaratkan (specified strength) dalam Sub-pasal 2.5.2 disini harus tidak boleh dari
dua puluh lima (25%) persen;
b). Probabilitas dari uji kekuatan tekan yang kurang dari delapan puluh (80%) persen
dari kekuatan yang disyaratkan (specified strength) dalam Sub-pasal 2.5.2 disini
harus tidak lebih dari lima (5%) persen.
Bila dianggap perlu oleh Pengguna Jasa, kekuatan tekan dari beton yang sudah dicor
harus dicek dengan metode schmidt hammer. Frekuensi dari pengujian harus sesuai
dengan petunjuk dari Pengguna Jasa.
3.10.3 Uji Slump
Uji slump harus dilakukan sebelum pengecoran dan pada waktu pengambilan contoh
pengujian atau jika diperintahkan oleh Pengguna Jasa. Pengujian harus sesuai dengan
ASTM C.143, AASHTO T119 atau SNI-1972-90-F.

3.10.4
3.10.5 Pengujian Bahan Beton
Penyedia Jasa harus melakukan pengujian untuk bahan beton yang akan digunakan
dengan spesifikasi serta frekuensi yang ditentukan dan diarahkan oleh Pengguna Jasa
sebagai berikut :

Aggregat JIS AASHTO SNI Standards


- Sieving analysis for coarse, fine E T-27 1968-90-F
aggregate and for stone fineness 11+C136
- Organic impurities in fine aggregate C 40 T-21 1755-90-A

- Specific gravity and water C 128 T-84 1970-90- F


absorption test in fine
Aggregate

- Specific gravity and water C 127 T-85 1969-90- F


absorption test in coarse aggregate
43
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

- Los Angeles abrasion test


C 131 T-96 03-2417-
- Soundness of aggregates by use
1991
of Sodium
Sulphate C 88 T-104 1758-90-A

CEMEN JIS AASHTO SNI

Fineness test on cement C 150 T-128 15-2530-1991


Strength test on mortar specimens C 150 T-106 M-111-1990-03

3.10.6 Catatan Pengecoran Beton dan Pengujian


Catatan yang teliti dan mutakhir yang menunjukkan tanggal, waktu, cuaca dan
suhu lapangan (bila berbagai lokasi pekerjaan yang berbeda-beda), harus
dilakukan oleh Penyedia Jasa dan laporan quality control harus diserahkan
setiap bulan kepada Pengguna Jasa untuk evaluasi dan catatan proyek. Penyedia
Jasa juga harus mencatat senua hasil pengujian beton dan harus diberi tanda /
kode dari hasil uji lokasi/tempat contoh itu diambil.
3.11 Toleransi untuk Konstruksi Beton
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk menyetel dan
mempertahankan bekisting dalam batas-batas toleransi, sehingga menjamin
pekerjaan yang sudah jadi masih berada dalam batas toleransi yang ditetapkan
berikut ini. Pekerjaan beton yang melampaui batas toleransi yang telah
ditetapkan dalam tabel berikut harus diperbaiki atau dibongkar dan diganti, atas
biaya dari Penyedia Jasa.

Toleransi untuk Bangunan Beton


1. Bangunan beton monolit
 Menyimpang dari sumbu yangtelah ditetapkan…5 cm
 Menyimpang dari bentuk profil yang telah ditetapkan 5 cm
 Variasi ketebalanBoleh lebih tipis2.5 % atau kurang dari 1 cm Boleh
lebih tebal 5% atau kurang dari 1 cm
 Variasi ukuran dimensi.. 0.5 cm
2. Bangunan-bangunan umum
(1) Variasi yang diijinkan untuk ketidak dataran dari pelat, balok, batang
melintang terhadap ketentuan dalam gambar
Untuk permukaan yang terbuka setiap panjang 3 meter 1 cm
44
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

Untuk permukaan yang tidak terlihat setiap panjang 3 meter …,,5 cm

(2) Bergesernya dimensi penampang dari kolom-kolom, pilar-pilar, pelat-pelat,


tembok- tembok, balok-balok serta bagian bangunan seperti yang
tercantum pada bagian (1) diatas, boleh
Menyempit 1 cm
Melebar 2 cm
(3) Variasi ketebalan dari pelat-pelat jembatan
Berkurang sampai dengan 1 cm
Lebih tebal sampai dengan 2 cm
(4) Pondasi telapak
(a) Variasi dan dimensi mendatar
Boleh berkurang sampai dengan 1 cm
Boleh lebih besar sampai dengan 5 cm
(b) Kesalahan penempatan atau penyimpangan
eksentrisitas sekitar 2% dari lebar telapak, tidak boleh
lebih besar dari 5 cm
(c) Pengurangan ketebalan 5 %

(5) Variasi dalam ukuran ataupun penempatan lokasi pelat dan tembok- tembok
5 cm
(6) Penyimpangan atau ketidak dataran dari bagian ambang atau dinding
disamping bangunan pintu serta sambungan kedap-air yang sejenis
0.1 %
3. Penempatan dari besi penguat
(1) Variasi dari ketebalan selimut penutup 10 %
(2) variasi jarak antar tulang 2 cm

4. Peletakan dari beton pracetak


(1) Pergeseran jarak dari sumbu yang ditetapkan maksimum sebesar 1% dari panjang
beton pracetak atau tidak boleh lebih dari 5 cm
(2) Pergeseran tinggi dari ketinggian yang sudah ditetapkan maksimum sebesar 1% dari
panjang beton pracetak atau tidak boleh lebih besar dari 5 cm.
(3) Variasi dari ketidak dataran unit beton pracetak saat diletakkan secara vertikal untuk
tiap jarak 3 m maksimum 1 cm

3.12 Pekerjaan Bekisting


3.12.1 Umum
Pekerjaan bekisting harus termasuk penyediaan, pemasangan dan pembongkaran
bekisting untuk pekerjaan beton dengan kekuatan yang cukup, lengkap dengan
semua pengikat-pengikat yang diperlukan, penyokong dan sebagainya sesuai dengan
syarat-syarat yang ditetapkan dibawah ini.
Bingkai bekisting harus mempunyai kehalusan dan kekasaran yang diperlukan untuk
memenuhi syarat- syarat toleransi dengan penyelesaian akhir sebagaimana yang
ditetapkan di bawah ini dan bingkai bekisting harus dikerjakan sedemikian
sehingga jika ada sambungan horisontal tidak menerus sampai seluruh permukaan
45
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

bekisting. Bekisting harus benar-benar lurus dan sesuai dengan elevasi, kedap mortar
dan cukup kaku untuk menahan kemungkinan pelenturan yang terjadi akibat
tekanan bahan adukan- beton. Permukaan lengkung harus dibentuk dengan tali
busur yang dibuat sesuai dengan lengkungan yang tampak dalam gambar atau ditulis
dalam spesifikasi yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa. Permukaan semua
bekisting yang berhubungan langsung dengan beton harus bersih, kaku dan
cukup kedap air untuk mencegah kehilangan mortar. Penyedia Jasa
bertanggungjawab terhadap kelengkapan pembuatan bekisting, tetapi tipe, bentuk,
ukuran, kualitas dan kekuatan semua bahan untuk pembuatan bekisting harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengguna Jasa. Semua bekisting harus
dikerjakan sedemikian rupa, sehingga pada waktu membuka bekisting, tidak terjadi
kerusakan pada betonnya.
Semua sambungan yang expose, tepi dan sudut-sudut luar dipingul sekurang-
kurangnya dua (2) cm dengan sudut empat puluh lima (45) derajat, kecuali bila
disyaratkan lain dan diperintahkan oleh Pengguna Jasa. Sudut dalam harus dipotong
seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan permintaan Pengguna
Jasa.
3.12.2 Persyaratan Bahan
Semua bahan untuk pembuatan bekisting harus mendapat persetujuan Pengguna Jasa.
Kayu harus padat, lurus, tidak lapuk, tidak ada mata kayu yang lepas. Sebelum dibuat
bingkai untuk bekisting, kayu harus diserut lurus merata baik lebar maupun
tebalnya. Bekisting yang digunakan untuk beton yang dilewati air mengalir yang
nantinya akan sepenuhnya terexpose, harus diberi lapisan pada bagian bidang yang
bersentuhan dengan beton dengan plywood atau kayu lain dan harus tidak rusak dan
atau cacat, sehingga tidak meninggalkan bekas yang tidak baik pada permukaan
betonnya.
Bila digunakan plywood, tidak boleh terpuntir, tidak keriting dan dikerjakan dengan
lem khusus yang kedap air. Bahan-bahan yang dipakai sejauh mungkin harus mudah
didapatjan di lapangan, sedang untuk lembaran plywood harus memiliki lebar dan
panjang yang merata.
Lapisan papan kayu harus dipilih baik jenis maupun mutunya atau bila diperlukan
harus dilapisi dengan bahan pelindung supaya tidak terjadi kemungkinan terpuntir
akibat tambahan bahan kimia atau kemungkinan perubahan warna pada
permukaan betonnya. Lapisan bekisting harus dipilih sedemikian rupa sehingga
tahan terhadap puntiran, karena pembebanan dan penggeseran sewaktu pengecoran.
3.12.3 Penempatan dan Persiapan
Bekisting harus ditempatkan sedemikian sehingga tanda sambungannya pada permukaan
beton menjadi bagian dari satu alignment yang lurus baik kearah horizontal maupun
vertikal, dengan sambungan antara permukaan masing-masing bekisting harus halus. Semua
bagian tepi dan pojok dari beton yang terbuka secara permanen harus dipingul seperti
ditunjukkan dalam gambar.
Sebelum ditempatkan adukan beton semua bekisting harus kaku, kencang dan harus
benar-benar bersih dari semua potongan kayu-kayu, bubuk gergaji, debu, bongkahan
mortar kering, maupun benda-benda asing lainnya, dan bila ada kelebihan air harus
disingkirkan. Permukaan bekisting harus dilapisi dengan minyak atau lapisan lain
yang disetujui oleh Pengguna Jasa yang tidak akan meninggalkan warna pada beton.
46
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

Bekisting yang sudah ditinggalkan cukup lama dan sudah mulai kering harus dilabur
kembali permukaannya dengan oli seperti yang diarahkan oleh Pengguna Jasa.
Bekisting untuk permukaan yang menerus dipasang untuk lapisan berikutnya harus
dijaga kekakuan dan kekedapannya untuk seluruh permukaan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya kebocoran mortar dari adukan beton serta untuk
menjaga kelurusan bagian permukaannya.
Bekisting yang dipakai lebih dari satu kali harus dirawat dalam keadaan yang mudah
diperbaiki dan dibersihkan sebelum digunakan lagi. Apabila memungkinkan
bekisting untuk bidang luar dari tembok harus dibersihkan dengan splash boards.
3.12.4 Pembukaan Bekisting
Penyedia Jasa tidak boleh membuka bekisting sampai beton telah mengeras dan
mempunyai cukup kekuatan untuk menahan beban sendiri maupun beban kerja yang
akan disangganya dengan aman. Pembukaan bekisting harus mendapat persetujuan
dari Pengguna Jasa dengan suatu cara agar agar tidak merusak beton dan umumnya
bekisting harus dibiarkan tidak kurang dari empat puluh delapan (48) jam sesudah
beton dicor atau atas perintah Pengguna Jasa.
3.12.5 Perancah (Penyangga)
Perancah / penyangga harus dilaksanakan dalam kedudukan yang baik untuk
menyangga bekisting sebelum menempatkan adukan beton dan harus dipertahankan
tidak terjadi goyangan akibat beban berat beton basah selama penyiraman atau beban-
beban yang lain.
Biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan pada pasal ini harus dimasukkan dalam
harga-satuan per meter persegi (m2) untuk pekerjaan bekisting dan dalam harga
satuan per meter kubik (m ) untuk pekerjaan perancah seperti yang ditentukan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
3.13 Besi Beton dan Perlengkapan Lainnya
3.13.1 Persyaratan untuk Bahan Besi Beton
Penyedia Jasa harus menyediakan alat pemotong, pembengkok dan memasang semua besi
beton seperti yang ditunjukan dalam gambar atau seperti petunjuk Pengguna Jasa. Kecuali
bila ditunjukkan lain dalam gambar, besi beton yang akan dipakai adalah besi polos dari
pabrik yang mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa dan memenuhi standar SD 295,
SNI 2052-89-A atau setara yang disetujui. Semua besi beton harus tidak keropos/berkarat
dan mengelupas, tidak berminyak, tidak bergemuk atau lapisan-lapisan lainnya yang bisa
merusak atau mengurangi kekuatan ikatannya dengan beton. Besi beton harus diambil
contohnya oleh Pengguna Jasa di pabrik atau tempat penjualnya atau kedua-duanya.
Penyedia Jasa harus memberi tahu Pengguna Jasa jauh-jauh hari untuk memungkinkan
pengambilan contoh oleh
Pengguna Jasa guna pengujian besinya. Pengguna Jasa bisa memilih dua atau lebih contoh
dari masing-masing ukuran secara random yang mewakili lima (5) ton atau bagian dari
padanya dari masing-masing ukurannya dan memerintahkan Penyedia Jasa untuk
mengambil contoh yang dipilih untuk diuji pada laboraturium yang desetujui Pengguna
Jasa atas biaya dari Penyedia Jasa. Besi beton baru boleh dipasang di lokasi jika sesudah
hasil pengujian laboratorium diterima dan disetujui oleh Pengguna Jasa. Dalam segala hal ,
izin dari Pengguna Jasa tidak membebaskan Kontrakor terhadap tanggung jawabnya untuk
menyediakan dan memasang besi beton yang sesuai di dalam beton. Pembayaran harus
didasarkan pada jumlah berat (kg).

47
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

3.13.2 Pembuatan dan Perakitan


Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar-gambar pemotongan dan pembengkokkan
besi kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan persetujuannya. Semua
pembengkokkan dan pemotongan besi beton harus mengikuti standar pelaksanaan
yang telah disetujui dan berdasarkan atas gambar yang telah disetujui seperti yang
ditetapkan di atas. Membengkok besi dengan cara dipanaskan tidak diperbolehkan
kecuali mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengguna Jasa. Ijin bisa diberikan
atas permohonan khusus yang diajukan oleh Penyedia Jasa dalam penggunaan
metode kerja yang menjamin bahwa besi beton yang akan dipakai tidak akan
mengalami kerusakkan. Ijin tersebut tidak membebaskan Penyedia Jasa dari
tanggung jawabnya atas kekurangan yang mungkin timbul dan terjadi nantinya. Besi
beton harus diikat kuat-kuat pada posisinya secara teliti, sehingga tidak bergerak
bila dilakukan pengecoran beton ataupun bergeser akibat penggetaran. Besi horisontal
harus ditahan dengan blok beton precast atau kursi besi yang ditempatkan sedemikian
rupa, sehingga besi ini dapat dijaga tetap berada di tempatnya dan berada pada elevasi
yang benar.
Persilangan besi dan overlap batang besi harus diikat kuat-kuat dengan kawat
besi beton berdiameter tidak kurang dari 0,9 mm. Tebal selimut beton minimum
yang diukur dari tulangan, harus antara lima (5) sampai sepuluh (10) cm seperti yang
ditunjukan dalam gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Pengguna Jasa.
Ketebalan minimum penutup beton maupun jarak antara besi seperti yang
ditunjukkan dalam gambar bila menurut pendapat Pengguna Jasa kurang tepat, dapat
diubah selama pelaksanaan.
Besi beton harus dipasang overlap dengan panjang overlap tidak kurang dari dua
puluh lima (25) kali diameter dari ukuran terbesar besi atau seperti yang diarahkan
oleh Pengguna Jasa. Tempat overlap dari batang besi itu harus mendapat persetujuan
dari Pengguna Jasa.
3.13.3 Batang Jangkar/Angkur (Dowel Bars)
Penyedia Jasa harus menyediakan bahan untuk batang jangkar/angkur, memotong
dan menempatkan semua batang jangkar/angkur seperti yang ditunjukkan dalam
gambar atau pada tempat yang diperlukan atas perintah dari Pengguna Jasa..
Pemotongan dan penempatan angkur harus sesuai seperti petunjuk Pengguna Jasa.
Angkur harus disediakan untuk struktur jembatan seperti yang terdapat dalam
gambar atau yang diarahkan oleh Pengguna Jasa.
3.13.4 Pengisi Sambungan (Joint Filler)
Sebelum pemasangan expansion joint filler Penyedia Jasa harus menyerahkan
contoh bahan yang akan digunakan, disertai dengan sertifikat pengujian, spesifikasi
dari pabrik dan cara-cara pemasangan pada expansion joint filler yang
diperlukan/diinginkan untuk mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa harus memotong joint filler untuk menutup bidang sambungan yang diperlukan
pada beton. Bila dipasang pada bidang vertikal joint filler harus diletakkan di sisi bidang
yang sudah selesai terlebih dahulu dengan bahan joint filler yang telah disetujui dimana
permukaan masing-masing bagian dari joint filler sekurang-kurangnya empat puluh (40)
mm dari bagian tepi. Sambungan dari joint filler harus dibuat dari perekat yang bisa
ditempelkan secara dingin sehingga mortar dari beton tidak akan merembes
melalui bidang beton yang lain. Jumlah sambungan harus diusahakan sesedikit
48
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

mungkin dan jika memungkinkan menggunakan sambungan buatan pabrik.


Kekedapan dari sambungan dan struktur dimana joint filler digunakan menjadi
tanggung-jawab Penyedia Jasa.

3.13.5 Penahan Air (Water Stop)


Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang penahan air seperti
ditunjukkan dalam gambar atau perintah dari Pengguna Jasa dan/atau seperti yang
ditetapkan pada pasal ini. Penahan air yang akan dipakai harus mempunyai
karakteristik fisik sesuai syarat-syarat dalam standar ASTM, Flexible Polyvinyl
Chloride (PVC) Water Stop, atau bahan yang setara yang disetujui oleh Pengguna
Jasa.
Penahan air harus dibuat dari bahan plastik dengan resin dasar yang harus berupa
polyvinyl cloride. Semua penahan air harus dicetak atau dicor dengan setiap
bagian penampangnya harus padat serta rata dan tidak ada keropos atau ketidak
sempurnaan lainnya. Penahan air harus terdiri dari tipe 3- bulb baik untuk sambungan
konstraksi maupun sambungan pelaksanaan. Penahan air harus simetris, dengan
bentuk dan ukuran untuk kedua tipe di atas harus sesusai dengan persyaratan berikut:

Dimensi Tipe A (tipe 3- Tipe B (tipe 3-


Lebar 300 200
Tebal
Toleransi : lebar + 3 % 9 5
tebal +
10%

Penyambungan penahan air harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi pabrik dan
sesuai instruksi Pengguna Jasa. Penyambungan khusus untuk menyatukan keping-
kepingan penahan air digunakan disemua pertemuan penahan air.
Penahan air harus dipasang dengan lebar yang sama dengan bahan yang
ditanam dalam beton pada masing-masing sisi sambungan. Penyedia Jasa harus
menempatkan penahan air secara berhati-hati dan pemadatan beton disekitar penahan
air harus dijamin bahwa penahan air tidak akan rusak, dan terjadi lekatan yang
sempurna antara beton dengan bidang penahan air yang tertanam.
Penyedia Jasa harus mengganti atau memperbaiki dengan biaya sendiri setiap penahan
air yang sobek, berlubang atau rusak. Penyedia Jasa harus melengkapi semua
penyokong dan pengikat yang diperlukan untuk penempatan penahan air atas
perintah dari Pengguna Jasa.
Kekedapan air dari sambungan dan struktur dimana penahan air dipasang harus
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan
dan tenaga yang mampu untuk melaksanakan semua pekerjaan yang diperlukan
sehingga hasilnya memuaskan, sesuai dengan spesifikasi dan perintah dari Pengguna
Jasa.

3.14 Pengukuran dan Pembayaran


49
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

3.14.1 Beton
a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaani beton harus dilakukan berdasarkan
volume beton yang sebenar-benarnya dicor dalam meter kubik (m3) sesuai
garis batas struktur seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti
yang ditentukan oleh Pengguna Jasa.
Pengukuran beton terhadap bagian sisi dari setiap penggalian tanpa
menggunakan bekisting perantara harus dilakukan hanya di dalam garis
yang wajib dibayar atau garis yang ditunjukkan dalam struktur.
Tidak ada potongan yang dibulatkan atau pinggir yang dipingul atau
ruangan yang ditempati oleh logam, saluran listrik atau ruangan kosong
atau barang penting lainnya yang luas penampangnya kurang dari 0.05 m2.
b. Pembayaran
Pembayaran harus dilakukan untuk jumlah meter kubik (m 3) beton yang
telah dicor sesuai hasil pengukuran dengan cara sebagaimana diuraikan di
atas untuk masing-masing harga satuan kontrak per meter kubik seperti yang
tercantum di Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus disetujui oleh
Pengguna Jasa termasuk semua kompensasi untuk penyediaan semua tenaga
kerja, bahan-bahan, perlengkapan, alat-alat dan sebagainya untuk
menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan perintah dari Pengguna Jasa dan
syarat-syarat dalam spesifikasi.

3.14.2 Pekerjaan Bekisting

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan bekisting harus dilakukan
berdasarkan luas permukaan cetakan beton dalam meter persegi (m2),
ditentukan oleh dimensi dari struktur- struktur beton sebagaimana
ditunjukkan pada gambar atau atas petunjuk Pengguna Jasa.
b. Pembayaran
Pembayaran harus dilakukan untuk jumlah meter persegi (m 2) yang
dihasilkan dari pengukuran seperti syarat-syarat diatas, untuk masing-
masing harga satuan per meter persegi yang dinyatakan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dan harus disetujui termasuk kompensasi penuh
untuk penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan, alta-
alat dan sebagainya untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan perintah
dari Pengguna Jasa dan syarat- syarat dalam spesifikasi.
3.14.3 Besi Beton
a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran besi beton harus dilakukan berdasarkan
berat besi yang sebenar- benarnya terpasang dalam metrik kilogram (kg)
yang dihitung dari panjang dan jumlah batang seperti tampak dalam gambar
atau atas petunjuk Pengguna Jasa diubah keberat untuk ukuran batang
yang terdaftar dengan mengalikan satuan berat per linier meter. Besi
50
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

overlap yang ditunjukkan dalam gambar atau diminta oleh Pengguna


Jasa harus dibayar sesuai dengan harga satuan dalam kontrak. Bila ada
tambahan besi dalam overlap melebihi yang diperlukan untuk kemudahan
kerja Penyedia Jasa maka tidak akan ada pembayaran tambahan.

b. Pembayaran
Pembayaran harus dilakukan untuk jumlah metrik kilogram (kg) yang
dihasilkan dari pengukuran seperti syarat-syarat di atas untuk masing-
masing harga satuan kontrak per metrik kilogram yang dinyatakan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, dan telah mendapat pengesahan dari
Pengguna Jasa,termasuk kompensasi penuh untuk penyediaan semua tenaga
kerja, bahan- bahan, peralatan, alat-alat dan sebagainya untuk
menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan perintah dari Pengguna Jasa dan
syarat-syarat dalam spesifikasi.
3.14.4 Perlengkapan lain-lainnya
3.14.4.1 Penahan Air (Waterstop)
Waterstop yang digunakan adalah waterstop dengan ukuran 150 mm.
a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran penahan air harus dilakukan berdasarkan
penahan air yang sebenar-benarnya terpasang dalam linier meter (m) yang
dihitung dengan ukuran dan panjang seperti tampak dalam gambar atau
seperti petunjuk Pengguna Jasa. Dalam menghitung volume tidak termasuk
panjang overlap pada sambungan.
b. Pembayaran
Pembayaran harus dilakukan untuk jumlah linier meter (m) hasil
pengukuran seperti syarat- syarat diatas sesuai harga satuan kontak per
meter yang dinyatakan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan telah
mendapat pengesahaan dari Pengguna Jasa, termasuk kompensasi penuh
untuk penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan, alat-
alat dan sebagainya, untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan
perintah dari Pengguna Jasa dan syarat-syarat dalam spesifikasi.
3.14.4.2 Batang Angkur (Dowel Bar)
a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran batang angkur harus dilakukan berdasarkan
kenyataan jumlah batang (bh) seperti ditunjukan dalam gambar atau atas
petunjuk Pengguna Jasa.
b. Pembayaran
Pembayaran harus dilakukan berdasarkan batang sesuai hasil
pengukuran dan syarat-syarat di atas untuk masing-masing harga satuan,
harga per batang seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
dan harus disetujui oleh Pengguna Jasa termasuk kompensasi penuh untuk
penyediaan semua tenaga
51
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

kerja, bahan-bahan, peralatan, alat-alat dan sebagainya untuk


menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan perintah dari Pengguna Jasa dan
syarat-syarat dalam spesifikasi.

BAB IV. PASANGAN BATU

4.1 Pasangan Batu


4.1.1 Lingkup
Pasal ini mencakup ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan
pasangan-batu. Ketentuan- ketentuan dalam pasal ini berlaku baik untuk
pekerjaan pasangan batu yang digunakan dalam pekerjaan sesuai dengan
gambar ataupun yang ditentukan dalam pasal-pasal ini atau Spesifikasi Teknik
lainnya atau bilamana atas persetujuan Pengguna Jasa harus dipergunakan pada
pelaksanaan.
4.1.2 Batu Pasangan
Batu yang dipergunakan untuk pekerjaan pasangan harus batu yang berasal dari
sungai atau batu pecah dari hasil pemecah batu yang berbentuk mendekati
persegi dengan kualitas yang telah disetujui dan bebas dari lapisan dan cacat
lainnya.
Batu- batu yang dipergunakan harus memiliki berat jenis tidak kurang dari 2,5
ton/m3, keras, bersih, awet, tidak lapuk dan tidak mengandung bahan organik.
Semua batu untuk pekerjaan pasangan batu yang ditimbun sementara di
lapangan harus dijaga sedemikian rupa, sehingga dalam kondisi agak basah pada
saat akan dipergunakan. Batu harus disusun sedemikian rupa untuk
menghilangkan rongga-rongga besar antara batu-batu yang berdekatan. Ukuran
batu untuk pekerjaan pasangan batu 150– 200 mm. Khusus untuk dinding tipis
, ukuran batu tidak boleh lebih dari 2/3 (dua per tiga) dari tebal dinding.
Batu-bulat tidak diperbolehkan sama sekali untuk pasangan batu. Semua batu
minimal harus mempunyai 2 bidang permukaan yang pecah dan tidak boleh
menggunakan jenis batu putih.
4.1.3 Mortar untuk Pekerjaan Pasangan Batu
4.1.3.1 Material
a. Portland Semen (PC)
Portland Cement harus diadakan oleh Penyedia Jasa dan ketentuan-
ketentuan yang diatur dalam bab 2.2. diberlakukan.

b. Pasir
Pasir harus diadakan oleh Penyedia Jasa dan ketentuan-ketentuan yang diatur
dalam bab 2.3. diberlakukan. Gradasi pasir yang akan digunakan harus
52
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Ayakan persegi empat US standart Sieve Prosentase lolos thd.vol. berat


4 100
8 95-100
16 70-90
30 40 –75
50 20-40
Pasir halus harus dipergunakan untuk mortar pada pekerjaan plesteran
c. Air
Air harus diadakan oleh Penyedia Jasa. Semua material, kecuali air
harus dicampur dalam kotak yang kuat dan rapat air atau dalam alat
pengaduk yang disetujui oleh Pengguna Jasa sampai campuran tersebut
kira-kira berwarna sama dan untuk selanjutnya air ditambahkan dan
pencampuran dilanjutkan.
4.1.3.2 Perbandingan Campuran Mortar
Mortar untuk pekerjaan pasangan batu harus terdiri dari satu (1) bagian
Portland Cement (P.C) dan empat (4) bagian pasir.
Metode untuk mengukur material untuk mortar harus sedemikian rupa,
sehingga bagian-bagian yang ditentukan dari material mortar dapat dikontrol
dan dapat dijaga dengan teliti selama berlangsungnya pekerjaan.
Banyaknya air yang dipergunakan setiap mortar harus sesuai dengan
kebutuhan.

4.1.3.3 Pencampuran
Mortar harus dicampur minimal selama dua menit di dalam mixer
mekanis tipe drum atau alat pengaduk (mixer) yang setara, dan
dengan persetujuan dari Pengguna Jasa.

Alat pengaduk harus diputar dengan kecepatan sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik dan jumlah total material yang dicampur dalam setiap pencampuran
tidak boleh melebihi kapasitas alat pengaduk yang ditetapkan oleh pabrik.
Jumlah air yang terukur harus secara berangsur-angsur dimasukkan ke dalam
alat pengaduk, sebagian sebelum memasukkan material kering dan sebagian
lagi segera setelah selesai memasukkan material yang sama.
Seluruh isi drum harus dikeluarkan sebelum pencampuran berikutnya dimulai
dan setiap waktu bagian dalam drum harus dijaga dari penumpukan material.
Drum harus secara seksama dibersihkan sebelum mengganti campuran atau
pada saat pekerjaan pencampuran telah berhenti. Pengadukan dengan cara
manual tidak diperbolehkan.
4.1.3.4 Pengangkutan
53
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

Perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan untuk pengangkutan dan


penempatan adukan mortar harus sedemikian sehingga kehilangan unsur-unsur
bahan tidak terjadi.
Mortar harus diaduk atau dikerjakan dengan interval waktu tertentu untuk
mencegah pemisahan. Mortar yang tidak ditempatkan dalam waktu tiga
puluh
(30) menit setelah penambahan air yang pertama kali pada adukan mortar
harus dibuang. Kecuali untuk keperluan memelihara suhu pada bahan mortar,
pemanasan kembali mortar tidak diperbolehkan.
4.1.3.5 Pasangan Batu Percobaan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan pasangan batu, Penyedia Jasa harus
membuat pasangan batu percobaan untuk pekerjaan dinding, lantai, perkuatan
tebing dan lain-lain, dengan disaksikan oleh Pengguna Jasa atau Wakilnya di
lokasi pekerjaan seluas + 1 (satu) m2 lengkap dengan pekerjaan
siarannya. Pelaksanaan pasangan batu selanjutnya harus dilaksanakan minimal
sama atau lebih baik dari pasangan batu percobaan di atas yang kualitas dan
kerapiannya sudah disetujui oleh Pengguna Jasa.

4.1.3.6 Pemasangan
Permukaan tanah fondasi harus diberi mortar secara merata setebal minimum 5
cm sebelum pasangan batu ditempatkan.
Batu harus dibersihkan dan dibasahi dengan seksama sebelum dipasang.
Pemasangan harus dengan tangan untuk memastikan setiap batu terbungkus
dengan mortar pada semua permukaannya kecuali permukaan terluar yang
harus terbuka dan terpasang dengan baik, kira-kira 5 sampai 10 mm dengan
mortar.
Batu harus dipasang pada tempatnya sedemikian rupa, sehingga mortar dapat mengisi
penuh semua sambungan/rongga.

Batu harus dipukul dan diletakkan ke dasar dengan palu baja dan batu
yang pecah harus diambil, dibersihkan dan dipergunakan kembali dengan
mortar baru.
Sambungan-sambungan batu harus secara mudah dapat diisi mortar dan
harus diperkuat dengan menggeser dan menguncikan potongan batu kedalam
sambungan.
Permukaan pasangan batu bagian dalam yang akan berhubungan dengan
tanah harus diberi braben (mortar) untuk meratakan permukaannya.
Pemasangan batu pada bagian tampak (expose) harus sedemikian sehingga
bentuk dan ukuran seragam mendekati bentuk bulat. Jarak antar batu tidak
boleh lebih dari 2 cm dan tidak boleh saling bersentuhan satu dengan yang
lainnya.
4.1.3.7 Pekerjaan Penyelesaian

Batu harus direbahkan sehingga dimensi terpanjang sejajar dengan kemiringan


permukaan tebing. Permukaan pasangan-batu harus sedemikian rupa sehingga
permukaan batu-batu yang tampak berpenampilan baik dan beraturan.
54
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

4.1.3.8 Perawatan
Permukaan terbuka dari pasangan batu yang telah selesai harus dijaga tetap
lembab dan dalam keadaan basah selama sedikitnya lima hari setelah pekerjaan
selesai.
4.1.3.9 Sambungan-sambungan
Sambungan-sambungan tegak kecuali yang tampak pada gambar harus diatur
pada setiap jarak 10 m atau lebih dan/atau atas perintah dari Pengguna Jasa.

4.1.4 Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pasangan batu harus didasarkan
pada volume per meter kubik (m3) yang dihitung berdasarkan gambar
pelaksanaan dan atau / atas perintah Pengguna Jasa.

b. Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan pasangan batu harus berdasarkan harga satuan
setiap meter kubik (m3), yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga
dan harus dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk penyediaan
tenaga kerja, material, perlengkapan prasarana, alat-kerja dsb.untuk
menghasilkan pekerjaan yang lengkap, memenuhi syarat dan dengan
teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan
dalam Spesifikasi.

4.2 Plesteran
4.2.1 Persiapan Permukaan
Permukaan yang akan diplester harus dibersihkan, bebas dari material lepas,
minyak, cat, kotoran dan bahan-bahan lain yang dapat menghalangi lekatan
yang baik antara plesteran dan pasangan batu. Permukaan yang diplester dengan
semen mortar dengan perbandingan campuran satu (1) bagian semen (P.C) dan
tiga (3) bagian pasir, tebal 2 cm, harus dijaga agar terus menerus lembab
selama sedikitnya dua (2) jam dan kemudian dibiarkan sampai lapisan basah
pada permukaan hilang.
Plester yang rusak, menggembung harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya
Penyedia Jasa dengan cara sedemikian sehingga pada saat pekerjaan selesai,
plesteran tersebut harus halus dan berpenampilan baik.
4.2.2 Penerapan Plesteran
Plesteran dilaksanakan dalam dua lapisan terdiri dari lapis garuk dan lapis
akhir harus diterapkan pada pekerjaan plesteran semen.
Lapisan garuk harus penuh dan tebal dan harus ditempatkan dengan cukup
tenaga untuk membentuk kunci yang yang baik. Lapisan garuk harus disapukan
bersilang untuk mendapatkan pemasangan awal dan harus dijaga tetap basah
55
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

dengan semprotan halus selama dua hari, dan kemudian dibiarkan


mengering.
Lapis akhir (kedua) harus diterapkan di atas lapisan garuk setelah dipelihara
selama dua hari. Segera sebelum pelaksanaan lapis akhir, lapis garuk harus
dibasahi lagi dengan semprotan halus. Lapis akhir harus pertama-tama
diapungkan pada permukaan dengan benar dan rata, kemudian diolah
sedemikian rupa, sehingga akan memaksa partikel pasir turun kedalam plesteran
sampai permukaan halus mengkilap dan bebas dari bidang kasar, bekas
pemeriksaan atau noda lainnya. Lapis akhir harus dijaga tetap basah dengan
semprotan halus selama sedikitnya dua hari, dan harus dijaga dari pengeringan
yang terlalu cepat.
Semen mortar harus dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan plesteran.
Ketebalan plesteran harus seminimal mungkin, dan dalam segala hal cukup
menghilangkan kekasaran permukaan.
4.2.3 Pekerjaan Penyelesaian
Plesteran lapis akhir harus benar dan dikerjakan sampai permukaan rata tanpa
gelombang atau noda-noda dalam bentuk apapun.
Tidak boleh terdapat permukaan kasar yang tidak beraturan dan permukaan
yang menggelombang tidak boleh lebih dari 1 mm, diukur dengan
mempergunakan sisi pengganti atau plat sepanjang 1 mm untuk pengujian.
4.2.4 Pengukuran dan Pembayaran
4.2.4.1 Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran plesteran akan didasarkan pada luas bidang
(m2) yang diperoleh dari gambar dan / atau perintah Pengguna Jasa.
4.2.4.2 Pembayaran
Pembayaran untuk plesteran didasarkan pada harga satuan per meter-persegi (m2)
yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap sudah
termasuk semua kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material,
perlengkapan peralatan, prasarana, alat-kerja dan sebagainya untuk menghasilkan
pekerjaan yang lengkap, memenuhi syarat dan dengan teknik pelaksanaan terbaik
dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan dalam spesifikasi.

4.3 Pekerjaan Siaran (Pointing)


Permukaan pasangan batu yang nampak harus disiar dengan mortar semen.
Sebelum memulai pekerjaan siaran, semua sambungan permukaan pasangan batu harus
digaruk sebelum mortar ditempatkan.
Permukaan siaran adalah tipe tenggelam. Semen mortar dengan perbandingan campuran
satu (1) bagian semen (P.C) dan dua (2) bagian pasir, harus dipergunakan untuk
pekerjaan siaran.
Tebal siaran harus seminimal mungkin, dan dalam segala hal harus cukup untuk
menghilangkan ketidak beraturan.

4.3.1 Pengukuran dan Pembayaran

4.3.1.1 Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran siaran akan didasarkan pada luas bidang
56
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

(m2) yang diperoleh dari gambar dan / atau atas perintah Pengguna Jasa.
4.3.1.2 Pembayaran
Pembayaran untuk siaran didasarkan pada harga satuan per meter-
persegi (m2) yang dimaksudkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus
dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja,
material, perlengkapan peralatan, prasarana, alat- kerja dan sebagainya untuk
menghasilkan pekerjaan yang lengkap, memenuhi syarat dan dengan teknik
pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan dalam
Spesifikasi.

4.4 Lobang-lobang Drainasi/Suling-Suling


4.4.1 Umum
Semua pipa yang digunakan untuk lubang-lubang drainase harus dari jenis dan
kwalitas terbaik dan dengan menggunakan pipa PVC Ø 2”. Semua perlengkapan
yang dibuat harus berdasarkan rekomendasi dari pabrik yang memiliki reputasi
baik. Semua material yang ditunjukkan dalam gambar, harus disediakan oleh
Penyedia Jasa dengan jenis dan kualitas terbaik dan mendapatkan persetujuan
dari Pengguna Jasa.
4.4.2 Material
Pipa Polyvinyl-Chloride ( PVC ) dan sambungan fitting harus memenuhi
persyaratan dalam ASTM Designation D 2729.
Material tersebut harus bebas goresan, retak, gelembung dan/atau cacat lainnya.
Lubang - lubang drainasi harus dibuat sebagaimana ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai dengan perintah dari Pengguna Jasa.
Pipa PVC atau lubang drainasi dengan diameter 50 mm, harus dipasang di
dalam dinding penahan maupun abutment sebanyak satu buah setiap dua (2)
m2 luas dinding yang akan ditunjukkan oleh Pengguna Jasa.
Pipa PVC dengan panjang secukupnya ditanam dalam bangunan dengan ujung
pada sisi tanahnya ditutup ijuk dan didalamnya diisi dengan kerikil berukuran
maksimal 10 mm.

4.4.3 Pengukuran dan Pembayaran

4.4.3.1 Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran lubang-lubang drainase harus didasarkan
pada panjang yang diperoleh dari gambar dan atau atas perintah Pengguna
Jasa.
4.4.3.2 Pembayaran
Pembayaran untuk lubang-lubang drainasi harus berdasarkan pada harga
satuan setiap meter panjang (m) yang terdapat dalam Daftar Kuantitas
dan Harga dan harus dianggap sudah termasuk penutup ijuk dan isian
kerikil dan semua kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material,
perlengkapan peralatan, prasarana, alat-kerja dan sebagainya untuk
57
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

menghasilkan pekerjaan yang lengkap, memenuhi syarat dan dengan


teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua
ketentuan dalam Spesifikasi.

BAB V. TIANG PANCANG/STEEL SHEET PILES

5.1 Umum
Sheet Pile adalah dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi untuk menahan tanah
dan untuk menahan masuknya air ke dalam lubang galian.
Manfaat Sheet Pile
Karena pemasangan yang mudah dan biaya pelaksanaan yang relatif murah, turap
banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan, seperti :
1. Dinding penahan tanah misalnya pada tebing jalan raya atau tebing sungai
2. Penahan tebing galian misalnya pada pembuatan fondasi langsung atau pondasi
menerus, dan pembuatan basement
3. Bangunan-bangunan di pelabuhan misalnya dinding dermaga dan dok kapal
4. Bendungan elak.

5.2 Pengadaan Turap Sheet Pile


Kondisi Bahan
Didalam Memulai Pekerjaan, Mempersiapkan kebutuhan Material Perlu
pengecekan terhadap kebutuhan volume di lapangan.
1) Sheet Pile Yang digunakan bersertifikasi uji laboratorium dari pabrik.
5.3 Kondisi Peralatan
1) Sebelum memulai pekerjaan pemancangan, kesiapan peralatan beserta
kelengkapannya harus bisa diyakini berfungsi sebagaimana mestinya,dan
mendapat persetujuan tertulis Pengawas.
5.4 Identifikasi

1) Sebelum dipindahkan dari tempat penyimpanan/gudang, tiang dalam bentuk


pipa dan sheet-pile harus diberi tanda-tanda/identifikasi. Sebelum dipancang
tiang harus diperiksa terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan untuk
dipancang.

2) Untuk mengetahui masuknya tiang ke dalam tanah maka setiap tiang harus
58
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

diberi tanda dengan cat minimum pada setiap meternya.


5.5 Pekerjaan Pemancangan Turap Steel Sheet Pile
Pelaksanaannya akan dijelaskan seperti dibawah ini :
1. Persiapan Lokasi Pemancangan Mempersiapkan lokasi dimana alat
pemancang akan diletakan, tanah haruslah dapat menopang berat alat.
Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan
tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum
pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak
terganggu oleh penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambar
kerja.

2. Persiapan Alat Pemancang Pelaksana harus menyediakan alat untuk


memancang tiang yang sesuai dengan jenis tanah dan jenis tiang pancang
sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus masuk pada kedalaman
yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan,tanpa
kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan tanah
terlebih dahulu. Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis crane, diesel
atau hidrolik. Berat palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari
jumlah berat tiang beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer
berat palu tidak boleh kurang dari setengah jumlah berat tiang total beserta
topi pancangnya ditambah 500 kg dan minimum 2,2 ton.

3. Pemacangan Sheet Pile harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel.
Tiang pancang Sheet Pile diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu
ditarik sehingga tiang pancang masuk pada bagian alat.

4. Pemancangan Sheet Pile harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau


penetrasi tertentu sesuai dengan perencana atau Direksi Pekerjaan.
59
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

Selanjutnya dilakukan pemancangan di titik berikutnya dengan langkah yang


samak sehingga tiang pancang masuk pada bagian alat.

5.6 Pekerjaan Pemotongan Top Level


a. Pemotongan Tiang Pancang Sheet Pile

1. Untuk pemotongan tiang pancang digunakan tenaga manual, dan hasil


potongan dikumpulkan serta dibuang ke area yang telah ditentukan.
2. Untuk ikatan antara Tiang pancang dengan Lantai Konstruksi ditambahkan
besi pada tiang pancang.

b. Pelaksanaan test yang dilakukan adalah:


 PDA Test
 Loading Test
 Tensioned Load Test

c. Pemasangan Angkur Pemasangan angkur ini bertujuan sebagai tempat perletakan


guide beam agar berdiri sejajar dengan garis titik kelurusan yang sudah
ditentukan oleh para surveyor.

d. Pemasangan Guide beam Guide beam mi adalah tempat pancang berdiri tegak
yang sengaja di desain dan digunakan untuk membantu menegakkan pancang
CCSP agar mempermudah proses pernancangan ketika akan dipukul
menggunakan hammer atau vibro.

e. Proses Pengangkatan Tiang Pancang CCSP Pengambilan tiang pancang CCSP


untuk dipasang pada posisi pemancangan harus diperhitungkan terhadap momen
karena berat sendiri.

f. Untuk tiang pancang CCSP yang panjang perlu diambil dengan beberapa titik,
untuk mengurangi pan jang tiang yang tidak terdukung. Pengangkatan tiang
pancang CCSP menggunakan Crawler Crane HP55 dengan posisi titik angkat
sesuai dengan perhitungan sehingga tidak terjadi patah pada saat pengangkatan.

g. Pemancangan

1) Menggunakan Hydraulic Hammer


2) Menggunakan Vibratory Hammer

h. Proses Pelepasan Guide Beam

Setelah proses pemancangan berada pada ketinggian yang sesuai dengan tinggi
guide beam, unttik memperlancar proses pemancangan sampai pada tanah keras,
maka terjadi pelepasan guide beam. Karena guide beam itu sendiri hanya
berfungsi sebagai frame atau penyanggah agar letak pancang tetap stabil pada
saat pemukulan hal itu dikarenakan pancang terlalu panjang, sehingga perlu
bantuan untuk menyanggah agar pancang tetap tegak lurus.

60
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

i. Proses Pengukuran Kembali Terhadap Kelurusan


Setelah pelepasan guide beam dan pancang CCSP benar-benar berada pada posisi
tegak lurus, hal itu tidak membuat para surveyor diam saja. Maka para Surveyor
melakukan pengukuran atau membidik kembali titik-titik yang sudah ditentukan
di awal pekerjaan apakah letak pancang benar benar lurus dan tegak,sehingga
tidak akan mengalami sled ing yang ditimbulkan karena struktur tanah dan
mengakibatkan pancang sewaktu-waktu bergeser karena tanah yang berhubungan
dekat dengan air. Batas toleransi elevasi pergeseran pancang adalah + 10 cm.
j. Proses Pemukulan Kembali Setelah pelepasan Guide Beam
Setelah proses pelepasan guide beam dan pengukuran terhadap kelurusan
pancang maka langkah selanjutnya adalah melanjutkan pemukulan pancang
CCSP dengan menggunakan alat pancang yan sesuai kebutuhan untuk mencapai
tanah keras. Pancang CCSP mi didesain dengan panjang 10 meter dan
direncanakan untuk proses pembuatan Capping beam dengan sisa pancang + 3.5
meter. Sedangkan kedalaman tanah mencapai tanah keras ± 6.5 meter. O!eh
karena itu, CCSP didesain dengan panjang 10 meter agar menghasilkan sisa
pancang yang seragam.

5.7 pemasangan kanal UNP

a. Pemasangan Wale Steel CNP dan Tie rod


Setelah proses pemancangan selesai, maka langkah selanjutnya adalah memasang
Wale Steel CNP dan Tie rod agar pancang tidak lari atau bergeser karena sifat
tanah jika terkena air maka akan berubah sewaktu-waktu. Untuk menghindari
kejadian tersebut maka dilakukan pemasangan Wale Steel CNP yang panjangnya
sekitar ± 6 meter karena hanya per segmen saja yaitu berisi 6 buah pancang.
Letaknya di belakang pancang, serta dilakukan bersamaan dengan pemasangan
Tie rod yang letaknya didepan pancang, berfungsi mengunci pancang yang saling
berhadapan.

b. Pekerjaan Pemotongan Sisa Pancang CCSP


Setelah proses pemancangan CCSP, pasti ada tiang pancang yang tersisa diatas
elevasi rencana, ha] mi karena karakteristik tanah setiap titik berbeda-beda,
sehingga pencapaian tiang pancang ke dalam tanah keras ikut berbeda juga.
Untuk menyetarakan tiang pancang tersebut dengan gambar bestek, maka satu-
satunya cara adalah dengan cara penghancuran tiang pancang menggunakan palu
(hammer).
5.7.1 Pengukuran dan Pembayaran
5.4.7.1 Tiang Pancang Permanen Pengadaan
a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran harus didasarkan pada meter panjang (m)
yang sebenarnya diadakan diukur sepanjang sumbu tiang pancang dari kaki tiang
pancang sampai kepala tiang pancang.
b. Pembayaran
Pembayaran akan didasarkan pada harga satuan yang dimasukan kedalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap sudah termasuk semua kompensasi
61
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

untuk penyediaan tenaga kerja, material, peralatan, prasarana-konstruksi, alat


bantu dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap dan memenuhi
syarat dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan
semua ketentuan dalam Spesifikasi ini.

ALAT BERAT YANG


DIPERGUNAKAN

6.1 Excavator Long Arm 160 – 200 HP


Excavator yang dipergunakan untuk galian badan sungai dan untuk galian pada
retaining wall dan revetment.
6.2 Dump Truck
Untuk mengangkut hasil galian atau tanah buangan disarankan menggunakan
Dump Truck dengan kapasitas 5 ton.
6.3 Stamper
Untuk Memadatkan tanah timbunan maka digunakan stamper jenis kodok 5 Hp.

6.4 Mobile Crane


Untuk menurunkan tiang pancang diperlukan mobil crane dengan
kapasitas angkut 10 ton.
6.5 Crane

Untuk mengangkat tiang pancang diperlukan crane on track dengan


kapasitas 35 ton.
6.6 Bulldozer
Untuk perataan dan penghamparan tanah memakai bulldozer kapasitas
D.3
6.7 Pile Driver + Hammer
Untuk kegiatan pemancangan minipile menggunakan pile driver +
hammer 25 HP

BAB VIII. PENUTUP

8.1. Penutup
a) Segala sesuatu yang belum tercantum dalam spesifikasi teknik ini yang masih
termasuk dalam lingkup pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyelesaikan
sesuai dengan petunjuk/perintah Pejabat Pembuat Komitmen, sesudah atau selama
pekerjaan berlangsung.
b) Hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan
akan dibicarakan dan diatur oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Namun demikian
harus dalam surat tertulis yang disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
62
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIK

c) Penyedia Jasa diharuskan mengutamakan keselamatan kerja dalam pelaksanaan


pekerjaan.

63

Anda mungkin juga menyukai