BAB I SPESIFIKASI
UMUM
KOORDINATOR PENGAWAS
Pelaksana Pengawas Petugas K3 Konstruksi
Mutu
PENGAWAS
PEMBANTU PENGAWAS
Bulan
No. Uraian
4 5 6 7 8 9 10 11
PEKERJAAN SALURAN
I.
PENGELAK
Galian tanah biasa
Timbunan Tanah Kembali Dipadatkan
Beton K 225
Pembesian
Bekisting Non Expose (multiflex 18
mm)
PEKERJAAN BANGUNAN
II.
EMBUNG DAN PELENGKAP
Pembersihan (Clearing)
Galian tanah biasa
Timbunan Tanah dipadatkan, dibentuk
dan dirapikan dari Hasil Galian
Buangan tanah dengan jarak < 1 km
Beton K 225
Pembesian
Bekisting Expose (multiflex 18 mm)
Bekisting non Expose (Multiflex 18
mm)
Beton K-125
Beton Lantai Kerja
Pasangan Batu Kali 1 : 4
Pasangan Batu Kosong
Urugan pasir
Urugan batu kerikil
Gebalan rumput
Pipa perforated drain dia 2"
Shotcrete
Pipa galvanis 2 inch
Pasangan Water Stop PVC lebar 150 mm
Pemasangan Wiremesh 8 mm
Jembatan Jalan Akses
III. PEKERJAAN INTAKE
Pintu air B=1 m, H=1m, H1=10 m
Peil scale
Pelampung fiber
Pipa HDPE dia 4"
Pipa galvanis anti karat
Galian tanah biasa
Beton Lantai Kerja
Timbunan Tanah dirapikan dari Hasil
Galian
Pembuangan tanah dengan jarak < 1 km
Accessories sambungan
V. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pembangunan Rumah Jaga
Penataan Landscape
Nomenkelatur
Kapasitas
No Jenis Alat Jumlah Kepemilika/Status
Minimum
1 Excavator 0,9 m3 3 Milik
sendiri/sewa~beli/sewa
2 Bulldozer 12 ton 2 Milik
sendiri/sewa~beli/sewa
3 Vibro roller 10 ton 1 Milik
sendiri/sewa~beli/sewa
4 Dump truck 4 m3 3 Milik
sendiri/sewa~beli/sewa
BAB II PERSYARATAN
BAHAN
2.1. Umum
Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi
ketentuan-ketentuan yang dicantumkan di bawah ini.
Bilamana akibat salah satu dan lain hal bahan yang disyaratkan tidak dapat
diperoleh, pemborong boleh mengajukan usul perubahan tenaga ahli/direksi
sepanjang mutunya paling tidak sama atau lebih tinggi dari apa yang disyaratkan.
Tenaga ahli/Direksi akan menilai dan memberikan persetujuan secara tertulis.
Sepanjang memenuhi persyaratan teknis, pemborong diwajibkan mempergunakan
bahan-bahan produksi dalam negeri.
2.2. Material Batuan (Rock Fill Materials)
2.2.1. Umum
Material yang dipakai sebagai rockfill material hendaknya mempunyai kualitas yang
terbaik. Seorang tenaga ahli akan melaksanakan segala macam test yang diperlukan
untuk membuktikan bahwa material-material tersebut mempunyai kualitas yang
baik dan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.
Setelah test-test tersebut selesai dilakukan, tenaga ahli tersebut mempunyai hak
untuk menolak atau mengapkir material-material yang ternyata hasil testnya tidak
memuaskan.
2.2.2. Kualitas dari Rockfill Material
Material batuan yang dipakai dalam konstruksi ini hendaknya cukup keras untuk
dihempaskan dan digilas oleh peralatan-peralatan mekanik, tanpa menjadi pecah
atau tercerai-berai.
Material tersebut hendaknya homogen, tidak terjemur maupun terendam air dan
bebas dari retakan-retakan. Proporsi dari elemen-elemen yang terpilih yang lolos dari
lubang saringan 5 mm² hendaknya tidak mencapai 10% dari berat totalnya.
Di atas 5 mm tidak disyaratkan suatu gradasi tertentu. Meskipun demikian distribusi
dari partikel-partikel yang sesuai dengan dimensinya akan cenderung memberikan
ruang kosong yang minimum.
2.3. Material Filter
2.3.1. Kualitas Material Filter
Material filter bendungan hendaknya diambil dari quarry yang ditentukan oleh
tenaga ahli. Material-material tersebut akan diangkat dari quarry di atas kemudian
diproses dalam crushing plant yang disediakan. Filter ini hendaknya terdiri dari
partikel-partikel yang tahan lama. Juga hendaknya tidak mengandung lempeng-
lempeng tipis atau butiran yang tidak dibutuhkan dan yang mudah larut atau zat-zat
organik dalam jumlah yang berarti.
2.3.2. Timbunan dari Filter
Filter hendaknya didirikan di atas lapisan setebal 30 cm setelah pemadatan. Setiap
segregasi harus dihindari secara teliti untuk memadatkan hasil yang homogen.
Setiap lapisan hendaknya dipadatkan dengan peralatan berat, traktor setidak-
tidaknya 10 ton yang memadatkan seluruh permukaan lapisan. Traktor tersebut
akan hilir mudik sebanyak yang dikehendaki dengan baik.
Pelaksana dapat mengusulkan suatu metode yang lain, seperti pemadatan dengan
motor penggetar (Vibrator), selama ia dapat menjamin suatu hasil yang sama dengan
metode yang ditentukan tenaga ahli.
2.4. Batu
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti
pasangan batu atau lapisan lindung batu, haruslah batu yang bersih dan keras, tahan
lama dan sejenis menurut persetujuan Direksi dan bersih dari campuran besi, noda-
noda, lubang-lubang, pasir, cacat atau ketidaksempurnaan lainnya. Batu tersebut
harus diambil dari sumber yang disetujui Direksi.
2.4.1. Ukuran Batu
Pasangan batu harus terdiri dari batu yang dipecahkan dengan palu secara kasar
dan berukuran sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup. Setiap
batu harus mempunyai berat antara 6 Kg sampai 25 Kg, akan tetapi batu yang lebih
kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi. Ukuran maksimum harus
memperhatikan tebal dinding, tetapi harus memperhatikan batasan berat seperti
tercantum di atas. Sebagai contoh : sebuah batu berukuran 0,20 x 0,20 x 0,25 m³
akan mempunyai berat kira-kira 25 Kg.
2.5. Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Portland Cement, harus
produksi dalam negeri dan sesuai dengan PBI-1971, NI-2. Pemborong harus
menyediakan contoh semen apabila diminta oleh Direksi, keduanya yaitu contoh
dari gudang Pemborong di lapangan dan dari pabrik atau Pemborong harus
menguji semennya menurut PBI 1971 (NI-2).
Portland Cement yang disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi
persyaratan teknis penyimpanan, bilamana Portland Cement telah mengeras, maka
tidak boleh dipakai untuk campuran.
Saringan (mm)
30 25 20 15 10 5 2,5
% 100 90-100 30-70 0-10 0-5
2.7. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat adukan harus dari
sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi Pasal 9 Standar Nasional
Indonesia PUBI.
2.8. Zat Tambahan
Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air sebagaimana
ditentukan. Tidak boleh ada campuran bahan-bahan lain dengan beton atau
adukan tanpa persetujuan Direksi. Pemborong boleh memakai zat pelambat untuk
memudahkan persiapan pembuatan sambungan-sambungan cor, bagaimana
susunan zat pelambat dan cara pemakaiannya harus mendapat persetujuan
Direksi.
2.9. Tulangan
Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan digilas panas,
sesuai dengan PBI 1971 seperti ditunjukkan gambar-gambar. Dan khusus pada
pekerjaan jembatan kendaraan tulangan pokok/utama harus memakai baja ulir.
Untuk tiap-tiap pengiriman batang baja lunak yang diserahkan ke tempat pekerjaan,
pemborong harus menyediakan untuk tiap-tiap pembuatan kepada Direksi suatu
hasil pemeriksaan dari laboratorium yang disetujui oleh Direksi.
Untuk tiap-tiap kiriman tulangan anyaman baja yang dikirim ke tempat pekerjaan,
pemborong harus menyerahkan kepada Direksi satu kutipan yang diakui dari catatan-
catatan pemeriksaan dan pengujiannya yang berhubungan dengan pemuatan-
pemuatan darimana kiriman itu dibuat.
Pemborongan harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan, jika
dibutuhkan oleh Direksi. Tulangan pada waktu pengecoran beton harus bersih dan
bebas dari kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas. Batang-batang
baja yang telah menjadi bengkok, tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan lagi untuk
dipakai dipekerjakan tanpa persetujuan Direksi.
2.10. Penyimpanan Bahan-bahan Bangunan
Semua semen harus dikirim ke tempat pekerjaan dalam karung kertas yang
ditandai, utuh dan tertutup sepatutnya atau bungkusan lainya yang disetujui.
Semua semen harus disimpan dalam gudang tidak terpengaruh oleh cuaca,
dilengkapi khusus untuk maksud-maksud tersebut.
Lantai dari gudang harus dinaikkan di atas permukaan tanah untuk mencegah
pengisapan air. Penyimpanan di tempat terbuka dapat diijinkan pada pekerjaan
kecil dengan penguasaan tertulis dari Direksi dalam hal mana selalu harus
ditempatkan di atas tempat yang dilindungi dengan tutup yang tahan air menurut
persetujuan Direksi.
Masing-masing kiriman semen harus disimpan terpisah sedemikian, ada jalan
masuk dengan mudah untuk pemeriksaan dan pengujian. Setelah disetujui Direksi
penggunaan semen harus menurut urutan pengiriman.
Tiap jenis batuan pasir dan kerikil maupun batu merah dan batu-batu harus
disimpan dalam petak-petak terpisah atau di halaman yang tanahnya ditutup
dengan lembaran logam atau tutup lainnya yang keras dan bersih, yang harus bisa
kering sendiri dan dilindungi dari percampuran dengan tanah atau benda-benda
lainnya yang merusak.
Tulangan baja harus disimpan jauh dari tanah yang diganjal untuk mencegah
perubahan bentuknya.
BAB III
PEKERJAAN TANAH DAN PEKERJ AAN PAS ANGAN
Batu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus terdiri dari bagian-bagian
batuan keras tahan lama dengan sifat-sifat sebagai berikut :
Batu untuk pasangan batu kosong harus bersudut, berbobot tidak kurang
daripada 40 kg dan mempunyai dimensi minimum 300 mm.
c. Alas
Alas harus berupa bahan urugan, bahan keras, tahan lama, bersih dan bebas
dari bahan organik, dengan grading pilihan jadi pondasi tanah tidak bisa keluar
melalui alat atau melalui pasangan batu kosong.
3.9. Geomembran
3.9.1. Umum
Untuk pekerjaan geotextile ini untuk type atau jenis dari bahan geotekstil harus
sesuai dengan yang telah ditentukan digambar perencanaan atau oleh Direksi.
Pekerjaan geotextile terdiri dari pengadaan serta penerapan pemasangan yang
merupakan penghamparan pada lokasi-lokasi yang diarahkan oleh Direksi.
Standart rujukan geotextile mempunyai sifat teknis sesuai dengan desain seperti :
a. Sifat mekanis
Tensile strength, dimensi = N/m
Elongation, dimensi =%
Tear strenght, TrapeZoidal tear test, dimensi =N
Burst strength, CBR pucture test, dimensi KN = KN
b. Sifat hidraulis
Permeability test
4.1. Umum
4.1.1. Acuan ( BETON MENGUNAKAN MUTU BETON SNI DENGAN BETON
BACING PLAN/ READY MIXED )
Acuan harus dibuat dari bahan yang tetap kaku selama pengecoran dan
pengerasan dari beton dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang
diperlukan. Pemborong harus menyerahkan rencana rencana dan
penjelasan tentang acuan dan harus membuat contoh-contoh acuan untuk
mendapat pengesahan Direksi.
Acuan harus dipasang dengan sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan
ukuran yang benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam gambar. Cara
pendukungan yang akan menghasilkan lubang-lubang atau tali-tali kawat yang
membentang pada seluruh lebar dari permukaan ke permukaan beton tidak
dibenarkan. Acuan penutup harus dibuat pada permukaan beton, dimana
kemiringannya lebih curam dari 1 : 3 (1 atas 3).
Acuan untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya
bahan-bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika
dibutuhkan oleh Direksi acuan untuk permukaan beton yang kelihatan harus
sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya
garis atau kelihatan terputus.
Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan
dibersihkan. Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi sudah memeriksa
dan memberi persetujuan terhadap acuan yang telah dibangun. Untuk pembetonan
di cuaca panas atau kering, pemborong harus membuat rencana acuan dan
membukanya, sehingga permukaan-permukaan beton dapat terlihat untuk dimulai
perawatan sesegera mungkin.
Acuan hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dan pekerjaan pembukaan setelah
mendapat ijin harus dilaksanakan di bawah pengawasan seorang mandor yang
berwenang. Harus diberi perhatian yang besar pada waktu pembukaan acuan
untuk menghindari kegoncangan atau pembalikan tegangan beton.
Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usul pemborong untuk membuka
acuan belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau dengan
alasan lainnya, maka ia boleh memerintahkan pemborong untuk menunda
pembukaan acuan dan pemborong tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan
tersebut.
Acuan beton hanya bisa digunakan 2 kali pemakaian saja.
Untuk beton dengan semen Portland biasa waktu paling sedikit untuk pembukaan
acuan pada cuaca normal ( > 15 C ) harus menurut daftar di bawah ini :
Muka sisi balok, lantai dan dinding 7 hari
Bagian bawah/penopang pelat/balok beton 21 hari
4.1.2. Perancah
Tiang-tiang cetakan harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan harus mudah
distel dengan baji. Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak satu sambungan
yang tidak disokong ke arah samping.
Bambu tidak boleh digunakan untuk tiang-tiang perancah, stabilitas perlu dipikirkan
terutama terhadap berat sendiri beton, serta beban-beban lain yang timbul selama
pengecoran seperti akibat getaran alat penggetar, berat pekerja dan lain-lain.
4.1.3. Pekerjaan Permukaan
Untuk penyelesaian permukaan beton dibedakan dua jenis, sebagaimana diuraikan
berikut :
1. Penyelesaian kasar
Penyelesaian kasar dari beton adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh cor yang
menggunakan cetakan dari kayu yang digergaji baik dan disambung-sambung
dengan tajam dan siku-siku.
Permukaan beton yang diacu dengan penyelesaian kasar, harus teratur bebas dari
tonjolan tapi tetap agak kasar dan dengan tanda-tanda dari sambungan, mata-mata
kayu masih tampak.
Permukaan beton yang tanpa acuan dan ditentukan dengan penyelesaian kasar,
harus digaruk rata dengan kayu lis tetapi dengan mutu yang sama seperti muka beton
yang diacu dan dengan penyelesaian kasar.
2. Penyelesaian halus
Penyelesaian halus adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh pemakaian papan kayu
rata, plywood atau pelat baja untuk acuan. Muka beton yang diacu dan
diselesaikan dengan halus harus bebas dari tanda-tanda kayu, lekuk-lekuk dan
lain-lain kesalahan pemotongan. Pola dari papan cetak harus teratur, muka beton
yang diacu dengan penyelesaian halus harus digaruk kemudian digosok halus
dengan penggosok kayu atau baja sampai rata dan dengan mutu yang sama
seperti yang diacu. Kecuali ditentukan lain, maka penyelesaian halus harus dituntut
untuk permukaan beton yang tetap kelihatan.
Muka beton yang terbuka, kedap air harus digosok halus dengan cetok baja sampai
halus. Muka beton yang tampak lainnya harus digosok dengan penggosok/lepa
kayu sampai halus.
Pekerjaan menggosok harus dilakukan setelah beton cukup keras agar tidak terjadi
timbulnya air dengan butiran halus di permukaan. Muka beton tidak boleh diperbaiki
tanpa ijin Direksi sesudah dibongkar cetakannya.
Kelas-kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batasan dari bahan-
bahan pokok untuk tiap kelas, harus sesuai dengan Standar Indonesia PBI 71, NI-2
dan sifat-sifatnya yang terpenting diberikan dalam tabel berikut :
Berat
Ukuran Berat min.
max. Peng
max. dari dari PC
Kelas dari air Tingkat Pemakaian awas
kerikil tiap m³
tiap kg an
(mm) beton (kg)
PC (kg)
K300 20 350 0,40 - Beton prestres pratekan
- Tiang-tiang beton bertulang
Ketat
- Bagian beton bertulang pracetak
- Lapisan beton tahan abrasi/aus
K225 20 330 0,50 - Beton bertulang untuk konstruksi
besar utama dan pelat beton Ketat
pracetak
K175 40 275 0,55 - Beton bertulang
- Beton masa Ketat
- Pipa
K125 40 250 0,60 - Beton masa Ketat
B0 - Lantai kerja Ketat
ringan
Bila dipandang perlu oleh Direksi, perbandingan campuran beton pada saat
pekerjaan berlangsung pemborong tidak boleh merubah perbandingan campuran
bahan-bahan tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
Pada pekerjaan ini material beton yang akan digunakan disarankan memakai beton
siap pakai (Ready mixed concrete) seperti yang ditentukan dalam standart
ASTM C94-94 atau dry mix yang penggunaannya harus dengan persetujuan
direksi dan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam spesifikasi.
b. Perbandingan campuran
Pemborong tidak boleh merubah perbandingan atau sumber bahan yang sudah
disetujui tanpa persetujuan dari Direksi lebih dahulu.
Persetujuan dari Direksi tentang campuran yang diusulkan tidak akan diberikan
sebelum pemborong mengadakan percobaan campuran dengan pengujiannya
untuk tiap kelas beton dan telah menyerahkan keterangan lengkap hasil
percobaannya tentang mutu pekerjaan (faktor kepadatan dan slump), kekuatan dan
berat jenis kepada Direksi untuk persetujuannya. Pemborong tidak boleh mulai
dengan pekerjaan sebelum usul campuran tersebut disetujui.
c. Campuran percobaan (trial mixes)
Pemborong harus membuat campuran percobaan untuk setiap klas beton dengan
memakai alat-alat yang sama yang akan dipakai dipekerjakan. Campuran
percobaan akan diijinkan bila kekuatan dari uji kubus yang diambil dari tiap kelas
beton memenuhi syarat-syarat Spesifikasi untuk masing-masing kelas beton
memenuhi syarat-syarat Spesifikasi untuk masing-masing kelas beton. Pembuatan
contoh dan pengujiannya harus memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-2, PBI
1971.
4.1.5. Pengujian Beton
Pemborong harus melaksanakan pengujian beton menurut prosedur yang
digariskan, dalam Standar Nasional Indonesia, NI-2, PBI 1971. (Untuk setiap
jumlah 5 m³ pengecoran dalam satu tempat dibuat minimal 3 buah contoh beton).
Pemborong harus mengambil contoh beton untuk test kubus dari campuran
percobaan dan dari tempat penuangan beton pada pekerjaan kemudian dirawat
seperlunya dan menyerahkan kepada laboratorium yang disetujui untuk diadakan
pengujian sesuai diperintahkan.
Kubus-kubus harus dibuat dalam cetakan 15 cm x 15 cm x 15 cm seperti
disyaratkan dalam Standar Nasional Indonesia, NI-2, PBI 1971. Pemborong harus
menjaga untuk menghindari kerusakan pada kubus-kubus uji sepanjang tahap
pengujian.
Selama pengecoran pemborong harus selalu melakukan Slump Test pada saat
memulai pengecoran. Test-test itu harus dilakukan berdasar Standard Nasional
Indonesia, NI-2, PBI 1971. Kecuali ditentukan lain, maka hasil test harus sesuai
dengan tabel 4.4.1 dari Standar Nasional Indonesia, NI-2, PBI 1971.
Pemborong harus pasti bahwa untuk tiap test dibuat laporan, yang menjelaskan hasil-
hasil tersebut dalam satuan metrik. Pemborong diwajibkan membuat laporan itu
dengan format yang disetujui Direksi dan penyerahannya dilakukan dalam rangkap
tiga tidak lebih dari 3 hari setelah test itu dilaksanakan.
Pemborong harus juga menyerahkan laporan tekanan udara, temperatur beton dan
bahan-bahan beton untuk mendapat persetujuan dari Direksi. Pemborong harus
menyediakan peralatan dan tenaga dilapangan untuk melaksanakan percobaan
kubus, slump dan juga alat pencatat temperatur.
4.1.6. Mengawasi dan Mencampur Bahan Beton
Pemborong harus mencampur dengan hati-hati bahan-bahan dari tiap kelas beton
dengan perbandingan berdasar ukuran volume. Air harus ditambahkan pada bahan
batuan, pasir dan semen di dalam mesin pengaduk mekanis, banyaknya harus
menurut jumlah paling kecil yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh.
Alat pengukur air harus menunjukkan banyaknya air yang diperlukan dan di
rencana agar secara otomatis berhenti bila jumlah air tersebut sudah dialirkan ke
dalam campuran. Dan kemudian bahan-bahan beton seluruhnya harus benar-benar
tercampur. Beton pracampur boleh digunakan dengan mendapat persetujuan
Direksi lebih dahulu. Apabila pencampuran beton klas K-125 diijinkan dilakukan
dengan tenaga manusia, maka semen, batuan dan pasir harus dicampur dasar
lantai kayu yang rapat. Bahan-bahan harus diaduk paling sedikit dua kali dalam
keadaan kering dan paling sedikit tiga kali sesudah air dicampurkan, sampai
campuran beton mencapai warna dan kekentalan yang sama/merata. Pemborong
harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan tempat bahan-bahan untuk
memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan untuk mendapat
persetujuan Direksi, sebelum alat pencampur dan bahan-bahan ditempatkan.
4.1.7. Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton
Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai di tempat penuangan,
beton masih mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan yang memenuhi,
dan tak terjadi penambahan atau pengurangan apapun sejak meninggalkan tempat
adukan. Pemborong harus mendapat persetujuan Direksi atas pengaturan yang
direncanakan, sebelum pekerjaan pembetonan dimulai. Beton tidak diperbolehkan
untuk dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,5 m, ketebalan beton dalam tuangan tidak
boleh lebih dari 1,0 m untuk satu kali pengecoran.
Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat sambungan cor
yang di rencana sebelumnya. Pemborong harus mengingat pemadatan dari beton
adalah pekerjaan yang penting dengan tujuan untuk menghasilkan beton rapat air
dengan kepadatan maximum. Pemadatan harus dibantu dengan pemakaian mesin
penggetar dari jenis tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan bergetarnya tulangan dan
acuan. Jumlah dan jenis alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa
pembetonan, harus dengan persetujuan Direksi.
4.1.8. Sambungan Cor
Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus
diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum mulai dengan
pengecoran.
Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengaruh dari
penyusutan dan suhu sangat diperkecil. Dimana pekerjaan beton panjang atau luas
dan menurut Direksi pelaksanaannya lebih praktis, maka pemborong harus mengatur
rencana pelaksanaan sedemikian rupa, sehingga sebelum beton baru dicorkan
menyambung yang lama, beton sudah berumur 4 minggu.
Sambungan cor harus rapat air dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus dengan
acuan yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh mungkin dapat
dilaksanakan, pada tempat gaya lintang/geser yang terkecil. Sambungan itu
merupakan jenis pertemuan biasa, kecuali jika jenis lain dikehendaki oleh Direksi.
Sebelum beton yang baru dicor di samping beton yang sudah mengeras, beton
yang lama harus dibersihkan dari batuan di atas seluruh penampangnya dan
meninggalkan permukaan kasar yang bersih serta bebas dari buih semen.
Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada satu kali pengecoran harus tidak
lebih dari 1,0 m dan ukuran mendatar harus tidak lebih dari 7 m, meskipun tanpa
adanya persetujuan lebih dahulu dari Direksi.
4.1.9. Pembetonan di atas Permukaan yang tidak Kedap Air
Pemborong tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang tidak
kedap air sebelum permukaan itu ditutup dengan kulit/membran kedap air atau bahan
kedap lainnya yang disetujui oleh Direksi.
Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan
bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh
tukang yang berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus
dibengkokkan dengan mesin pembengkokkan yang direncanakan untuk itu dan
disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia NI-2, PBI 1971 kecuali jika ditentukan lain atau diperintahkan oleh
Direksi. Bentuk-bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak
boleh menyambung tulangan tanpa persetujuan Direksi.
b. Pemasangan
Pemborong harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada
tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa
tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton.
Pengelasan tempel dengan adanya persetujuan Direksi lebih dahulu dapat diijinkan
untuk menyambung tulangan-tulangan yang saling menyilang dengan sudut tegak
lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan. Penggunaan ganjal, alat
perenggang dan kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi. Perenggang dari
beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti mutu beton yang akan
dicor.
Perenggang tulangan dari besi beton dan kawat harus sepadan dengan bahan
tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara.
c. Selimut beton
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, tulangan baja harus dipasang sedemikian
rupa, hingga terdapat selimut/penutup minimum sampai permukaan penyelesaian
beton, sebagai berikut :
Kelas Selimut Minimum
Jenis Pekerjaan
Beton (mm)
K-300 Beton prestress tiang beton bertulang bagian-bagian 25
pracetak
K-300 Bidang yang terkena gesekan/atau pada air laut 50
K-225 Pelat beton pracetak pipa beton 25
K-175 Beton bertulang umumnya 40
Apabila tidak diminta lain, penahan air (water stops) dibuat dari karet seperti
tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar dan dijelaskan dalam
“daftar banyaknya pekerjaan”. Penahanan air di atas harus didapatkan dari pabrik
yang disetujui Direksi dan harus disimpan dan dipasang sesuai petunjuk dari
pabrik. Penahan air di atas harus dicetak sampai kepanjangan yang
memungkinkan dan lengkap dengan bagian yang membentuk sudut dan
persilangan dan harus dibuat untuk keperluan bangunan-bangunan di bawah air
secara menerus atau seperti yang tercantum di dalam gambar. Usul dari
pemborong untuk menyambung penahan air di lapangan harus disetujui Direksi
lebih dahulu dan semua sambungan harus rapat.
Ukuran minimum dan bentuk dari penahan air harus seperti daftar tersebut di
bawah ini :
Diameter Diameter
Bahan Lebar Tebal Lingkaran Lingkaran Tengah Diameter Lubang
(mm) (mm) (mm) Ujung (mm) (mm) Tengah (mm)
9,5 25 38 19
Karet 225 9,5 19
150
Pada bagian ujungnya karet penahan air harus mempunyai potongan lingkaran. Karet
penahan air harus selalu dijaga pada kedudukan seperti tercantum pada gambar dan
harus dilindungi dari kerusakan akibat kena panas selama pemasangannya. Papan
acuan pada kedua ujungnya harus dibentuk sedemikian hingga menggambarkan
potongan dari penahan airnya. Pada pengecoran betonnya harus dirapatkan
dengan hati-hati dan seksama sehingga tidak ada lubang-lubang yang terjadi.
Pemborong harus menyediakan hasil pengujian dari pabrik untuk setiap penahan
air yang dikirim ke lapangan dan apabila diminta oleh Direksi harus mengadakan
percobaan uj1 terhadap penahan air tersebut untuk mendapatkan keyakinan akan
mutu barang tersebut.
Sesudah percepatan pemuaian (selama 48 jam pada 70ºC dalam zat asam dalam
tekanan 0,20 kg/mm²)
1. Kuat tarik minimum 80% dari nilai asli
2. Pertambahan panjang sebelum putus 80% dari nilai asli
c. Pengisi sambungan
Pengisi sambungan harus didapatkan dari pabrik yang disetujui oleh Direksi dan
harus disimpan dan dipasang menurut instruksi dari pabrik. Bahan pengisi
sambungan dan ketebalan yang ditunjukkan dalam gambar dan dijelaskan di dalam
daftar banyaknya harus dipotong menurut bentuk dan dipasang untuk mengisi
seluruh ruang antara muka beton, kecuali yang terisi dengan penahan air dan
penutup sambungan.
d. Batang dowel
e. Penutup sambungan
Pemborong harus membuat alur pada sambungan gerak dan sambungan kontraksi
pada kedua permukaan dari pekerjaan betonnya kecuali bagian bawah dari pekerjaan
beton yang ada penyangganya. Alur tersebut harus dibuat lurus dan berukuran sesuai
yang ditunjukkan oleh gambar-gambar.
4.2.10. Pengujian
Sejumlah unit pracetak (precast) harus diadakan pengujian terhadap lentur (in
bending). Detail dari cara pengujian terhadap momen lentur (bending moment)
yang harus dilakukan terhadap unit tersebut, akan diberikan oleh Direksi
Pengawas, selain itu juga akan memilih unit-unit mana untuk diadakan pengujian.
BAB VI
PEKERJAAN BESI
Wahyana, ST. MT
NIP. 19671101 200212 1 006