Anda di halaman 1dari 54

Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA TYPE 36

A. SPESIFIKASI UMUM
LOKASI dan URAIAN PEKERJAAN
Lokasi terletak di Desa Banjarsari , Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.

1. Standar.
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
Standar Nasional Indonesia ( SNI ) ( SNI 03 2847 2002 )

Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada Standar Indonesia, maka dapat
dipakai Standar lain yang disetujui oleh Penguna Jasa dan sesuai dengan
spesifikasi ini.

2. Pembersihan Lapangan.
Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari
Tanaman liar , sampah Non organic, dan semua material tersebut harus dibuang dari
areal lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk Pengguna Jasa.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta disekeliling
rumah dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Pengguna Jasa.

3. Direksi Keet.
Penyedia Jasa menyediakan kantor lapangan untuk para pelaksana lapangan dan
gudang material tempat menyimpan bahan material serta alat-alat yang akan dan
sedang dipakai selama pelaksanaan pekerjaan.

Barak kerja dan gudang material harus dipelihara dan dijaga sehingga bahan
material yang akan dipakai tidak rusak saat akan digunakan.

Semua sarana administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan seperti


gambar-gambar kerja, buku laporan kemajuan phisik, data cuaca, buku saran direksi,
buku tamu, photo-photo pelaksanaan dan lain sebagainya harus selalu ada dan
dipelihara serta disimpan secara baik di kantor lapangan.

Semua sarana administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan, harus


diserahkan kepada Pengguna jasa
setelah semua pekerjaan selesai seluruhnya.

Bentuk, ukuran, lokasi serta tata ruang barak kerja dan gudang material harus
dipersiapkan oleh Penyedia Jasa dalam bentuk gambar rencana dan dikonsultasikan
kepada Direksi pekerjaan dan disesuaikan dengan penawaran yang diajukan
penyedia jasa dengan volume maupun ukuran disesuaikan dengan yang sudah
ditentukan. Kelebihan dari volume atau kelebihan biaya akibat pekerjaan ini menjadi
tanggungan penyedia jasa

4. Gambar-gambar Yang Harus Dipersiapkan Oleh Penyedia Jasa.


5.1. Umum.
Pelaksanaan pengukuran awal oleh Penyedia Jasa yang dilaksanakan sejak
diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja dari Pengguna Jasa, dimaksudkan untuk
mendapatkan gambaran kondisi lapangan sesungguhnya dibandingkan dengan
gambar yang diterima oleh Penyedia Jasa dari Pengguna Jasa.

ST - 1
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Data dan hasil pengukuran awal oleh Penyedia Jasa yang telah disyahkan dan
disetujui oleh Direksi pekerjaan tersebut, akan menjadi acuan dan dasar pembuatan
gambar-gambar selama waktu pelaksanaan sampai selesai pekerjaan.

Gambar-gambar hasil pengukuran awal tersebut diatas, akan merupakan dasar


pokok kesepakatan bersama antara Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa untuk
menghitung volume dari masing-masing jenis pekerjaan yang harus dan telah
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa, serta yang harus dibayar oleh Pengguna Jasa.

Semua gambar-gambar yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa, harus bisa


memberikan secara jelas hal-hal yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan
pekerjaan yang meliputi antara lain :
- Bentuk tiap jenis bangunan yang akan dikerjakan.
- Elevasi muka tanah asli dan masing-masing bangunan.
- Dimensi bangunan lengkap.
- Jenis serta komposisi material yang dipergunakan.
- Rencana garis galian fondasi.
- Hal-hal lain sesuai petunjuk Direksi pekerjaan.
Adapun gambar-gambar yang harus dipersiapkan oleh Penyedia Jasa meliputi
antara lain:
- Construction Drawing atau Working Drawing atau gambar MC 0 %.
- Shop Drawing atau gambar kerja.
- As Built Drawing.atau gambar purna laksana.

Semua gambar-gambar tersebut diatas, baru bisa dipakai sebagai pedoman


pelaksanaan pekerjaan dan acuan dasar perhitungan volume pekerjaan
sesungguhnya, apabila sudah mendapat persetujuan dan disahkan oleh Pengguna
Jasa.

5.2. Construction Drawing atau Working Drawing atau Gambar MC 0 %.

Construction Drawing atau Working Drawing adalah gambar rencana bangun


yang telah disesuaikan dengan kondisi lapangan sesungguhnya dan telah disetujui
dan disyahkan oleh Pengguna Jasa.

Semua dimensi bangunan, jenis serta komposisi jenis material dan rencana elevasi
posisi dan kedudukan dari masing-masing jenis bangunan yang tergambar pada
Construction Drawing atau Working Drawing harus mengacu dan didasarkan pada
Design Drawing yang diberikan oleh Pengguna Jasa.

Apabila karena kondisi dan situasi lapangan sesungguhnya, sehingga


mengakibatkan perlu adanya penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan kedudukan
bangunan, maka Penyedia Jasa harus konsultasi dan mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari Pengguna Jasa.

Atas dasar persetujuan Pengguna Jasa, jika ada penyesuaian dimensi, elevasi posisi
dan kedudukan bangunan, maka kondisi terakhir rancang bangun yang telah
disepakati bersama, disetujui dan disyahkan Pengguna Jasa adalah yang mengikat
pada kondisi awal pelaksanaan pekerjaan, dan merupakan dasar serta acuan utama
bagi Penyedia Jasa pada pelaksanaan pekerjaan.

ST - 2
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Construction Drawing atau Working Drawing yang dipersiapkan oleh Penyedia


Jasa tersebut, harus bisa memberikan satu gambaran rancang bangun yang akan
dilaksanakan pada kondisi nyata lapangan, sehingga perlu dan harus dicantumkan
antara lain :
- Garis elevasi muka tanah asli hasil pengukuran awal
- Dimensi rencana bangunan.
- Elevasi posisi dan kedudukan bangunan.
- Jenis dan komposisi material yang akan dipakai dan lain-lain.

Construction Drawing atau Working Drawing yang disyahkan oleh Pengguna


Jasa, dipakai sebagai dasar dan acuan perhitungan volume awal saat akan
dimulainya pelaksanaan pekerjaan atau Mutual Check pada kondisi pelaksanaan
0 %.

Penyedia Jasa wajib membuat copy Construction Drawing atau Working Drawing
sebanyak minimum 2 (dua) copy ukuran A1 dan 3 (tiga) copy ukuran A3, dengan
distribusi satu copy A1 untuk Direksi pekerjaan atau pengawas, satu copy A1
dipasang dibarak kerja, satu copy A3 untuk arsip Penyedia Jasa dan satu copy A3
dan aslinya harus diserahkan kepada Pengguna Jasa

Selama waktu pelaksanaan pekerjaan dari waktu ke waktu, dimungkinkan adanya


penyesuaian pelaksanaan karena kondisi lapangan engineering adjusment, atau
perubahan desain revised design, semuanya bisa mengakibatkan perubahan
volume pelaksanaan pekerjaan menjadi bertambah atau berkurang.

Untuk kondisi engineering adjusment, tidak diperlukan adanya gambar baru yang
disyahkan oleh Pengguna Jasa, namun Penyedia Jasa wajib memberikan laporan
tertulis serta sketsa penyesuaian guna mendapatkan persetujuan dari Direksi
pekerjaan dan tembusan kepada Pengguna Jasa.

Sedangkan pada kondisi perubahan desain atau revised design, Pengguna Jasa
secara resmi akan memberikan gambar perubahan desain yang telah disyahkan oleh
Pengguna Jasa kepada Penyedia Jasa secara administratif dalam bentuk Variation
Order.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan gambar mutual check 0%,
Construction Drawing atau Working Drawing termasuk penggandaannya, dibayar
sesuai dengan penawaran yang sudah diajukan oleh penyedia jasa.

Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar kerja dan dokumen yang dapat dibaca
dengan jelas kepada Pengguna Jasa untuk diperiksa dan disetujui. Format gambar
kerja dan dokumen tersebut harus terlebih dahulu disetujui Pengguna Jasa. Dalam
waktu 15 (lima belas) hari sesudah menerima gambar kerja dan dokumen dari
Penyedia Jasa, Pengguna Jasa akan mengirimkan kembali kepada Penyedia Jasa 1
(satu) copy dengan dibubuhi keterangan klasifikasi hasil pemeriksaan: setuju atau
perbaiki

Klasifikasi hasil pemeriksaan/ persetujuan pada gambar kerja dan dokumen:


(a) DISETUJUI
(b) DISETUJUI DENGAN SYARAT-SYARAT
(c) DIKEMBALIKAN UNTUK DIKOREKSI
(d) TIDAK DISETUJUI

ST - 3
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Setelah gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah ditandai dengan


klasifikasi (a) atau (b) diterima, Kontraktor akan diberi wewenang untuk memproses
gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen lebih lanjut, membuat pembetulan/
koreksi jika terdapat kesalahan yang telah ditunjukkan oleh Pengguna Jasa. Semua
rekaman gambar kerja yang disetujui harus dikelola di kantor lapangan Kontraktor
dan dicetak ulang dengan biaya sendiri seperti yang diminta oleh Pengguna Jasa.

Bila gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang dikembalikan dengan diberi


tanda dengan klasifikasi (c) seperti tersebut di atas, Penyedia Jasa harus segera
membuat perbaikan/koreksi dan/ atau revisi pada gambar-gambar kerja dan
dokumen-dokumen dengan cepat dan tepat dan menyampaikannya lagi gambar dan
dokumen yang telah direvisi kepada Pengguna Jasa. Sesudah revisi gambar-gambar
kerja dan dokumen-dokumen tersebut diterima, Pengguna Jasa akan melakukan/
melanjutkan pemeriksaannya atas gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen
dalam lima belas (15) hari kerja; Bergantung dari tingkat kesalahan dan koreksi/
revisi gambar kerja dan dokumen yang diperiksa sebelumnya. Prosedur ini akan
berlanjut hingga gambar-gambar kerja dinyatakan dalam klasifikasi (a) atau (b)
seperti tersebut di atas.

Apabila gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah dikembalikan


dinyatakan ke dalam klasifikasi (d) seperti tersebut di atas, berarti gambar-gambar
kerja dan dokumen-dokumen tidak disetujui oleh Pengguna Jasa .

Tidak satupun pekerjaan permanen boleh dilaksanakan hingga gambar-gambar kerja


dan dokumen-dokumen yang dipakai telah mendapatkan persetujuan oleh Pengguna
Jasa. Sebelum memulai pekerjaan, pemeriksaan bersama akan dilakukan oleh
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa untuk memastikan bahwa gambar-gambar kerja
dan dokumen-dokumen yang disetujui telah sesuai secara penuh. Jika ditemukan
beberapa perbedaan dan ketidak efisiensian, Penyedia Jasa harus membetulkannya
dan memperoleh persetujuan dari Pengguna Jasa seperti cara yang telah
dijelaskan di atas.

Bila diperlukan revisi atas gambar-gambar kerja dan dokumen-dokumen yang telah
disetujui, Penyedia Jasa harus menyampaikannya kepada Pengguna Jasa untuk
persetujuannya seperti tata cara yang telah dijelaskan di atas.

Pengguna Jasa mempunyai wewenang memerintahkan Penyedia Jasa


menambahkan rincian, perubahan atau modifikasi pada gambar-gambar kerja dan/
atau dokumen-dokumen yang diperlukan agar sesuai dengan ketentuan dan syarat
yang ditetapkan dalam spesifikasi dan Penyedia Jasa harus melaksanakannya tanpa
penambahan biaya.

ST - 4
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

4.3. Shop Drawing atau gambar Kerja atau gambar yang dibuat dilapangan.
Apabila pada konstruksi bangunan yang akan dikerjakan, ada unit bangunan yang
harus dikerjakan pembuatannya diluar areal proyek, dan karena sifat kekhususannya
harus dan terpaksa dikerjakan oleh Sub-Penyedia Jasa, maka sebelumnya Sub-
Penyedia Jasa yang bersangkutan diharuskan membuat dan menyerahkan gambar
rencana bentuk unit bangunan tersebut, lengkap dengan perhitungan konstruksinya.

Shop Drawing tersebut, harus diserahkan kepada Pengguna Jasa, diperiksa,


dikoreksi apabila perlu, dan untuk selanjutnya disyahkan oleh Pemilik Proyek.

Gambar unit bangunan atau Shop Drawing tersebut harus secara lengkap
memuat:
- Bentuk unit bangunan serta dimensinya.
- Material yang akan dipakai serta spesifikasinya.
- List komponen unit bangunan yang memuat :
a. panjang, lebar, tebal komponen unit bangunan
b. berat persatuan komponen unit bangunan
c.jumlah komponen unit bangunan dan lain-lain.

Gambar dan list pekerjaan pembuatan dan pemasangan tulangan konstruksi


termasuk dalam kategori Shop Drawing.

Penyedia Jasa wajib membuat copy Shop Drawing ukuran A3, dengan distribusi
satu copy A3 untuk Direksi pekerjaan atau pengawas, satu copy A3 dipasang di
barak kerja (Direksi keet), dan 2 (dua) copy A3 harus diserahkan kepada Pengguna
Jasa.

biaya yang timbul akibat pekerjaan Shop Drawing diperhitungkan dalam Harga
satuan

ST - 5
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

4.4. As Built Drawing atau Gambar Purna Laksana.


Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai gambar pelaksanaan, berikut
pekerjaan tambah atau kurang berdasarkan Variation Order yang diberikan oleh
Pengguna Jasa, dan Penyedia Jasa telah melakukan pengukuran ulang akhir
pekerjaan, maka Penyedia Jasa diwajibkan membuat gambar purna bangun atau As
Built Drawing.

Gambar purna bangun atau As Built Drawing tersebut, harus lengkap berisi
antara lain :
- Garis elevasi muka tanah yang sekarang ada.
- Dimensi dan masing-masing bangunan.
- Elevasi posisi dan kedudukan masing-masing bangunan.
- Jenis material dan komposisi yang telah dipergunakan.

Gambar purna bangun yang telah selesai tersebut harus diserahkan Penyedia Jasa
kepada Direksi pekerjaan untuk diperiksa dan disetujui, selanjutnya diserahkan
kepada Pengguna Jasa guna mendapatkan pengesahan dari Pengguna Jasa.

Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia
Jasa atau yang mutual check volume pekerjaan 100 %, semua mengacu dan
didasarkan pada gambar purna bangun yang telah disyahkan oleh Pengguna Jasa,
dan merupakan volume akhir yang akan dibayar oleh Pengguna Jasa kepada
Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa wajib membuat copy As Built Drawing (gambar purna Bangunan)
sebanyak 1 (satu) copy A3, dan 3 (tiga) copy A3 HVS untuk arsip Penyedia Jasa.

Biaya yang timbul akibat pekerjaan Shop Drawing diperhitungkan dalam Harga
satuan

5. Rencana Mutu Pekerjaan / Kontrak


Penyedia Jasa harus melaksanakan sistem pengendalian dan kepastian kualitas
yang menjamin ketentuan-ketentuan dalam kontrak khususnya kualitas pekerjaan
dipenuhi/ diikuti dengan baik sesuai dengan ketentuan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak (program mutu)

Penyedia Jasa diwajibkan membuat Rencana Mutu Pekerjaan/Kontrak sebanyak 5


(empat) set dijilid rapi dan diserahkan paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah SPMK
diterbitkan,ke Direksi Pekerjaan yang dengan jelas menguraikan organisasi,
prosedur pelaksanaan pekerjaan, prosedur intruksi kerja, sumber daya dan
mekanisme yang direncanakan untuk menjamin kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan dalam kontrak termasuk format kerja dan prosedur pengendalian kualitas
dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari dilapangan.

Adapun daftar isi Rencana Mutu Pekerjaan/Kontrak seperti tertulis dibawah ini,
disusun sebagai panduan dalam pembuatan rencana mutu pekerjaan konstruksi atau
disain. Namun daftar isi rencana mutu ini masih dapat berubah susunannya maupun
judulnya, jadi masih dapat bertambah atau berkurang. Oleh karena itu pembuatan
rencana mutu ini harus dapat menyesuaikan diri dengan rencana kegiatan-kegiatan
yang akan dikerjakannya.

6.1. Rencana Daftar Isi Rencana Mutu tersebut adalah sebagai berikut :
a. Latar Belakang
b. Informasi Kegiatan
ST - 6
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

c. Sasaran Mutu
d. Persyaratan Teknis dan Administrasi
e. Struktur Organisasi
f. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang.
g. Bagan Alir Kegiatan
h. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
i. Jadwal Peralatan
j. Jadwal Material
k. Jadwal Personil
l. Daftar Kriteria Penerimaan.
m. Lampiran-lampiran

6.2. Bahan baku untuk pembuatan atau penyusunan Rencana Mutu Pekerjaan masing-
masing adalah sebagai berikut :
a. Spesifikasi Teknik tiap-tiap pekerjaan
b. Gambar Teknik tiap-tiap pekerjaan
c. Jadual pelaksanaan pekerjaan
d. Daftar peralatan yang digunakan dan yang dipasang
e. Standar prosedur, standar produk dan instruksi kerja
f. Organisasi pelaksana pekerjaan
g. Uraian tugas jabatan setiap pejabat pelaksana pekerjaan

Biaya yang timbul dalam penyusunan dokumen ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
overhead pada analisa satuan pekerjaan. Sedangkan dalam hal penggandaan atau
copy dokumen biaya dibayarkan sesuai dengan harga satuan yang ditawarkan
penyedia jasa.

6. Photo Dokumentasi
Sejak awal akan mulai melaksanakan pekerjaan, selama masa pelaksanaan
pekerjaan dan pada akhir pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan
membuat dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang diwujudkan dalam
bentuk photo dokumentasi.

Photo dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus bisa


memberikan gambaran secara lengkap dan menyeluruh mengenai kegiatan
pelaksanaan pekerjaan sejak dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan,
sehingga secara kronologis bisa merupakan satu gambaran tujuan yang akan
dicapai oleh kegiatan tersebut.

Photo dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda
atau sesuai dengan pengarahan Direksi pekerjaan, dan sudah harus bisa
memberikan gambaran secara garis besar kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan.

Photo dokumentasi tersebut, pelaksanaan pengambilannya dilakukan pada kondisi


tahap kegiatan pelaksanaan pekerjaan :
- saat awal sebelum mulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan 0 %
- saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50 %
- saat selesai pelaksanaan pekerjaan atau prestasi 100 %.

Photo dokumentasi tersebut, selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos, masing-
masing rangkap 3 (tiga), dengan distribusi 1 (satu) copy dipasang dibarak kerja dan
2 (dua) copy lainnya ditata rapi pada album photo dan diserahkan kepada Pengguna
Jasa.

ST - 7
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Disamping photo dokumentasi utama tersebut, atas permintaan Direksi pekerjaan


Penyedia Jasa bisa melaksanakan pengambilan photo dokumentasi kegiatan
pelaksanaan pekerjaan lainnya yang dianggap berguna dan cukup mempunyai nilai
penting untuk didokumentasikan.
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan photo dokumentasi tersebut
sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia Jasa, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk overhead pada analisa harga satuan pekerjaan.

7. Jalan Kerja.
Untuk menuju ke lokasi pekerjaan, mengangkut bahan material yang akan dipakai,
dan transportasi pembuangan bahan material tidak terpakai keluar lokasi pekerjaan,
dan pemeriksaan berkala Direksi pekerjaan atau Pemberi Pekerjaan serta keperluan
lainnya, Penyedia Jasa diwajibkan menyiapkan atau membuat jalan kerja yang layak
guna kegiatan tersebut diatas untuk menunjang dan memperlancar pelaksanaan
pekerjaan. Jalan kerja yang dimaksud, bisa mempergunakan jalan kampung atau
jalan desa yang sudah ada kemudian ditingkatkan kapasitas pelayanan tingkat
jalannya, atau mempergunakan lahan penduduk yang disewa selama jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan.

Dari waktu ke waktu selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa berkewajiban


memelihara jalan kerja agar selalu layak dilalui sehingga tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan dan masyarakat disekitarnya maupun masyarakat lain
yang juga memerlukan dan melewati jalan kerja tersebut.

Kelancaran fungsi drainase lingkungan disepanjang jalan kerja, juga yang secara
langsung terpengaruh adanya jalan kerja, juga termasuk menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa dari segi pemeliharaannya.

Pada kondisi sarana jalan kerja yang dibuat oleh Penyedia Jasa, merupakan jalan
desa atau jalan kampung yang sudah ada, atau lahan penduduk yang disewa
sementara untuk dipergunakan sebagai sarana jalan kerja, setelah selesainya
pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa berkewajiban mengembalikan kondisi lahan
sesuai dan seperti kondisi awal sebelum dipergunakan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sarana jalan kerja ini dibayarkan sesuai
dengan penawaran pekerjaan mobilisasi yang mencakup pekerjaan sewa lahan
termasuk pengadaan fasilitas lainnya.

8. Keamanan dan Keselamatan Kerja.


9.1. Umum
Semua keamanan dan keselamatan kerja yang perlu selama pelaksanaan
pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan, bahan peledak
dan bensin, pemagaran sementara, keamanan dan pencegahan kebakaran, dibuat
dan dipelihara oleh Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa.

9.2. Sistem Pengawasan Keamanan


Penyedia Jasa supaya mengatur sistim pengawasan keamanan dan organisasinya
dan diserahkan untuk mendapatkan persetujuan kepada Direksi.

Sistim pengawasan keamanan dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang cukup
untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan terhadap manusia dan barang milik
yang bersangkutan.

Sistim pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang


disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.
ST - 8
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

9.3. Peraturan Kesehatan


Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan
keadaan sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan
tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi dan oleh
Penguasa Setempat.

Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil langkah-


langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja tetap bersih.

Penyedia jasa wajib menyediakan kotak P3K beserta isinya sebagai sarana
pertolongan pertama pada kecelakaan. Biaya pengadaan kotak P3K beserta isi
berdasarkan biaya yang diajukan penyedian jasa pada waktu penawaran pekerjaan
dengan isi kotak yang sudah ditentukan.

9.4. Pencegahan Kebakaran


Penyedia Jasa harus melakukan pencegahan terhadap kebakaran pada atau sekitar
lapangan kerja dan harus menyediakan peralatan pemadam (APAR). Dalam
pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara peralatan dan perlengkapan
pemadam kebakaran tersebut dalam keadaaan baik dan siap dipakai pada saat
dibutuhkan.

Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap semua keamanan, keselamatan


kerja dan upaya pencegahan kebakaran. Tidak ada pembayaran tambahan, dan
dalam hal ini semua biaya sudah termasuk dalam harga kontrak serta sudah harus
diperhitungkan dalam overhead pada analisa harga satuan pekerjaan.

9. Telepon dan Sistem Radio Komunikasi.


Penyedia Jasa harus menyediakan sarana komunikasi dan informasi selama
pelaksanaan di lapangan
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap kelancaran komunikasi dan
informasi selama pelaksanaan pekerjaan. Tidak ada pembayaran tambahan, dan
dalam hal ini semua biaya sudah termasuk dalam harga kontrak serta sudah harus
diperhitungkan dalam overhead pada analisa harga satuan pekerjaan

10. Laboratorium, Peralatan Laboratorium dan Pengujian.


Penyedia Jasa harus menyediakan sarana uji laboratorium atau menunjuk
laboratorium untuk pemeriksaan kualitas pekerjaan dan harus mendapat persetujuan
Direksi Pekerjaan
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap kelancaran pengujian kualitas
pekerjaan. Dan bila tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan biaya, maka semua
biaya sudah termasuk dalam harga kontrak serta sudah harus diperhitungkan dalam
satuan harga lumpsum (LS).

11. Perubahan Desain dan Gambar.


Sesuai dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan khususnya pekerjaan galian
fondasi serta hasil pemutakhiran penyelidikan dilapangan, Pengguna Jasa
berwenang melakukan perubahan desain, dimensi, alur saluran dan bangunan
apabila hal tersebut perlu dilakukan.

ST - 9
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Penyedia Jasa wajib mempelajari dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan


modifikasi/ perubahan desain disertai usulan perubahan metoda pelaksanaan dan
harga satuan pekerjaan bila diperlukan.

12. Sumber Bahan untuk pasangan batu dan beton.


Penyedia Jasa bertanggungjawab untuk pengadaan bahan yang diperlukan untuk
konstruksi beton, pasangan batu, rip-rap dan perkerasan jalan baik kuantitas
maupun kualitas. Sebelum bahan bangunan tersebut dipergunakan, Penyedia Jasa
wajib mengusulkan lokasi sumber bahan bangunan/ agregat beton dengan dilampiri
hasil uji/ tes laboratorium sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik kepada
Pengguna Jasa guna dipelajari dan disetujui bila ternyata hasil uji laboratorium
tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik.

Pengambilan contoh (sample) agregat beton dan juga contoh beton yang diambil
oleh Penyedia Jasa pada saat proses pengecoran beton sedang berlangsung, harus
disaksikan oleh Pengguna Jasa. Jenis dan jumlah contoh benda uji harus sesuai
dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik dan atau perintah Pengguna Jasa.
Tanggapan, penilaian dan persetujuan Pengguna Jasa terhadap hasil uji
laboratorium untuk beton dan agregatnya, tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi
Penyedia Jasa bebas dari tanggungjawabnya terhadap kualitas, daya-guna dan hasil
kerja pekerjaan beton yang dilaksanakannya.

Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan beton antara lain :
biaya ijin penambangan galian Tipe C, fee dan royalti (kalau ada), uji laboratorium
dan kegiatan untuk menjamin mutu beton agar sesuai dengan ketentuan dalam
Spesifikasi Teknik, dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan
pasangan / beton yang ditawarkan dan harus sudah diperhitungkan dalam
overhead pada analisa harga satuan pekerjaan.
13. Tanah Bahan Timbunan.
Bahan timbunan tanah dapat diambil dari tanah bekas galian yang memenuhi syarat
sebagai bahan timbunan atau tanah dari luar (pembelian / mendatangkan tanah dari
luar sampai lokasi pekerjaan).
Penyedia Jasa bertanggungjawab terhadap tanah bahan timbun berikut penyediaan
borrow-area dari mana tanah tersebut diambil, baik kuantitas maupun kualitas.

Lokasi borrow-area harus terlebih dahulu memperoleh persetujuan Pengguna Jasa


sebelum dipakai oleh Penyedia Jasa sebagai sumber tanah bahan timbunan.

Lokasi borrow-area diusulkan oleh Penyedia Jasa dengan dilampiri hasil uji
laboratorium kepada Pengguna Jasa guna memperoleh persetujuan yang akan
diberikan bila soil-properties tanah di borrow-area terbukti sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi Teknik.

Pengambilan contoh tanah (sample) baik di borrow-pit maupun pengambilan benda


uji kepadatan di lokasi pekerjaan penimbunan tanah dilakukan oleh Penyedia Jasa
dan disaksikan Pengguna Jasa. Jumlah dan lokasi pengambilan benda uji harus
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik dan perintah Pengguna Jasa.
Penilaian dan persetujuan Pengguna Jasa terhadap hasil uji laboratorium tidak dapat
dipakai sebagai alasan bagi Penyedia Jasa bebas dari tanggungjawabnya terhadap
kualitas dan kinerja pekerjaan timbunan tanah yang dilaksanakannya.

14. Bahan dan Peralatan.


Semua bahan dan peralatan yang akan dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk
melaksanakan/ menyelesaikan pekerjaan, harus dimintakan persetujuan terlebih

ST - 10
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

dahulu oleh Penyedia Jasa kepada Pengguna Jasa sebelum bahan dan peralatan
tersebut dikirim/ mobilisasi ke lokasi pekerjaan.

Bila bahan dan/ atau peralatan tersebut merupakan item/ jenis pekerjaan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka biaya yang dikeluarkan oleh
Penyedia Jasa untuk pengadaan, pengangkutan, penyimpanan dan penanganan/
perawatannya harus sudah termasuk dalam harga penawaran untuk jenis/item
pekerjaan tersebut.

Biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk pengadaan, pengangkutan,


penyimpanan, penanganan dan pemeliharaan harus sudah termasuk/
diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan yang membutuhkan bahan dan
peralatan tersebut.

Bila karena alasan prioritas atau karena sebab lain misalnya bahan atau peralatan
yang memenuhi Spesifikasi Teknik tidak tersedia dipasaran maka Pengguna Jasa
akan mengeluarkan perintah tertulis tentang perubahan dan penggantian bahan atau
peralatan baik jumlah maupun spesifikasinya.

Bila perubahan dan penggantian bahan atau peralatan berakibat pada pengurangan
biaya/ harga pekerjaan maka perlu ditindak lanjuti dengan negosiasi teknis dan
harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak
termasuk Syarat-Syarat Umum Kontrak.

15. Pengujian dan Pemeriksaan.


16.1. Umum
Pengujian dan pemeriksaan pekerjaan dilakukan Pengguna Jasa pada waktu
pelaksanaan, pabrikasi, pemasangan dan penyelesaiannya dilapangan sesuai
dengan ketentuan dalam Syarat-Syarat dan Spesifikasi Teknik.
Penyedia Jasa harus memberikan informasi kepada Pengguna Jasa tentang
pengujian yang akan dilakukan agar pengujian tersebut dilaksanakan dengan
kesaksian Pengguna Jasa. Penyedia Jasa harus menyampaikan hasil pengujian,
dan sertifikat yang diperlukan kepada Pengguna Jasa dalam formulir yang sudah
disepakati.
Persetujuan Pengguna Jasa, serta hasil pengujian dan pemeriksaan tidak dapat
menghalangi Pengguna Jasa untuk menolak material dan peralatan yang akan
dipasang dilokasi pekerjaan bila ternyata tidak memenuhi Spesifikasi.

16.2. Pengujian dan Pemeriksaan di Lokasi Pekerjaan


Bila tidak ada atau laboratorium dilokasi pekerjaan belum siap dimanfaatkan atau
peralatannya tidak lengkap, maka pengujian harus dilakukan oleh instansi/ badan
usaha lain yang memperoleh persetujuan Pengguna Jasa atas beban biaya
Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada Pengguna Jasa paling
lambat 24 jam sebelum pengujian dan pemeriksaan dilokasi pekerjaan dilaksanakan.
Penyedia Jasa wajib menyediakan tenaga ahli dan tenaga terampil untuk
laboratorium, material dan peralatan/ instrument laboratorium dan bahan-bahan yang

ST - 11
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

diperlukan dilokasi pekerjaan. Penyedia Jasa bertanggungjawab atas segala biaya


yang dikeluarkan untuk pengujian dan pemeriksaan di lokasi pekerjaan.

16.3. Pengujian dan Pemeriksaan di Pabrik


Penyedia Jasa harus menyampaikan secara tertulis dan rinci kepada Pengguna Jasa
tentang jadwal pengujian dan pemeriksaan di pabrik yang akan dilakukan termasuk
pengujian terhadap item tertentu dari peralatan atau barang guna memastikan
kualitasnya memenuhi Spesifikasi Teknik. Hasil pengujian dan pemeriksaan ini harus
dicatat dengan tertib oleh Penyedia Jasa dan disampaikan kepada Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa bertanggungjawab atas segala biaya yang dikeluarkan untuk
pengujian dan pemeriksaan di pabrik.

16.4. Pengujian Pekerjaan Selesai


Paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dilakukan pengujian dan verifikasi untuk
pekerjaan selesai, Penyedia Jasa wajib menyerahkan kepada Pengguna Jasa
rincian jadwal dan tata cara pengujian untuk memperoleh persetujuan.
Sesudah dilaksanakannya Pengujian Pekerjaan Selesai, Penyedia Jasa harus
menyiapkan dan menyerahkan kepada Pengguna Jasa kurva verifikasi atau data
verifikasi lainnya dalam format yang telah disepakati untuk peralatan ukur dan
fasilitas lain yang didesain Pengguna Jasa .

16.5. Pemberitahuan untuk Pengoperasian


Pengoperasian seluruh pekerjaan hanya dapat dilakukan dengan ijin Pengguna Jasa
atau yang mewakilinya. Pemberitahuan secara lengkap dan tertulis kepada
Pengguna Jasa atau wakilnya harus disampaikan dengan tenggang waktu yang
cukup sebelum dilakukan pengoperasian untuk memberikan kesempatan baginya
melakukan pengaturan yang diperlukan.
Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa, kecuali bila sudah disediakan
secara tersendiri sebagai jenis pekerjaan penunjang dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, dianggap sudah termasuk/ diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan
yang membutuhkan pengujian dan pemeriksaan tersebut.

16. Audit oleh Pengguna Jasa


Sesuai dengan kewenangannya, Pengguna Jasa berhak melakukan audit dalam
kaitannya dengan :
1. Pengendalian terhadap pelaksanaan kontrak : Uji Mutu
(kualitas, kuantitas dan estetika), waktu, biaya, administrasi dan dokumentasi.
2. Penyedia Jasa harus membantu pelaksanaan audit
tersebut diatas dan tidak boleh menolak kegiatan audit tsb.
3. Laporan hasil Audit akan diserahkan ke Pengguna
Jasa untuk di evaluasi dan dilakukan tindakan yang diperlukan.

17. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan.


1. Metoda dan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan Penyedia Jasa dalam
dokumen penawaran dianggap sebagai satu kesatuan dengan dokumen kontrak dan
disebut sebagai Rencana Pelaksanaan Kontrak.

Paling lambat 14 (empat belas) hari sesudah rapat persiapan pelaksanaan kontrak
yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Umum, Penyedia Jasa harus menyerahkan
kepada Pengguna Jasa rincian dan perbaikan dari Rencana Pelaksanaan Kontrak
guna mendapat persetujuan yang untuk selanjutnya disebut Rencana Pelaksanaan
Pekerjaan.

ST - 12
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Rencana Pelaksanaan Pekerjaan berisi uraian/ rincian metoda pelaksanaan, jadwal


pelaksanaan, metoda kerja dan jadwal kerja setiap jenis pekerjaan, jadwal
pengadaan bahan, mobilisasi personil dan peralatan, sosialisasi dan konsultasi
kepada masyarakat dan pemerintah daerah dan program mutu.

Rencana Pelaksanaan Pekerjaan yang sudah disetujui Pengguna Jasa tidak boleh
dirubah atau dimodifikasi oleh Penyedia Jasa tanpa persetujuan Pengguna Jasa,
perubahan dan modifikasi Rencana Pelaksanaan Pekerjaan dapat dipertimbangkan
dengan alasan dan sebab yang dapat dipertanggungjawabkan, antara lain karena
timbulnya perubahan kegiatan pekerjaan sesuai dengan Syarat-Syarat Umum
Kontrak.
Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Pelaksanaan Pekerjaan yang telah
disepakati dalam computer software dan menyerahkan copinya kepada Pengguna
Jasa untuk keperluan monitoring dan evaluasi.

2. Hambatan Pelaksanaan Pekerjaan


Potensi hambatan yang mungkin timbul selama pelaksanaan pekerjaan ini adalah (i)
kegiatan Penyedia Jasa lainnya yang sedang melaksanakan paket pekerjaan yang
berbeda dan (ii) pemberian dan pembagian air irigasi yang harus tetap berlangsung
selama pelaksanaan pekerjaan.

Sebagai salah satu upaya mengurangi dampak dari potensi hambatan tersebut dan
hambatan lainnya yang mungkin timbul, Penyedia Jasa dalam penawarannya harus
menyediakan kelonggaran waktu, teknis dan biaya. Koordinasi dalam manajemen
pelaksanaan pekerjaan antara Penyedia Jasa untuk paket yang berbeda harus
dilaksanakan dengan baik sejak awal bersama Pengguna Jasa pada saat dilakukan
pre-construction meeting.

Sebagai upaya mengurangi potensi hambatan dalam pelaksanaan dan untuk


menghindari konflik dengan masyarakat khususnya petani setempat, Penyedia Jasa
harus melaksanakan sosialisasi dan konsultasi kepada pemerintah daerah dan
masyarakat/ petani seperti yang diuraikan dalam Spesifikasi Teknik Umum.

18. Sosialisasi dan Konsultasi.


Penyedia Jasa wajib melakukan sosialisasi dan konsultasi dengan pemerintah
daerah, camat, kepala desa / lurah, GHIPPA dan HIPPA / masyarakat setempat
sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan untuk membangun saling pengertian dan
menghindari salah paham/ masalah serta mengajak partisipasi masyarakat setempat
dalam pelaksanaan pekerjaan.
Sosialisasi dan Konsultasi ini harus dilaksanakan Penyedia Jasa paling lambat 30
(tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan dan terlebih dahulu Penyedia Jasa
harus menyerahkan jadwal, isi dan materi sosialisasi kepada Pengguna Jasa paling
lambat 14 (empat belas) hari sebelum sosialisasi dan konsultasi dilaksanakan guna
mendapat persetujuan.

B. SPESIFIKASI TEKNIK
B.1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan meliputi antara lain :
a) Penyedia Jasa harus menyediakan kantor sementara dan
perlengkapannya yang diperlukan untuk menyelenggarakan menajemen
pelaksanaan selama waktu kontrak dengan berdasarkan dan mengikuti
peraturan, ketentuan, persyaratan-persyaratan dan spesifikasi yang di terbitkan
oleh Pemerintah Propinsi dan Kabupaten setempat.

ST - 13
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

- Semua biaya yag dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah


termasuk dalam biaya lump-sum untuk sewa bangunan, perlengkapan
kantor, alat transportasi, penggunaan/operasi dan pemeliharaan kantor,
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Minimum total luasan
bangunan sewa yang harus disediakan adalah 68 m 2 dengan ketentuan;
Kantor lapangan Kontraktor 20 m2, Kantor lapangan Direksi 12 m 2, Base
camp 50 m2.
- Bangunan sewa di lokasi pekerjaan harus bangunan permanen dalam
kondisi baik, kapasitas listrik terpasang minimal 2.200 watt, tersedia aliran
air bersih, dilengkapi pagar dan pintu gerbang pada bagian depan,
tersedia halaman yang cukup luas untuk parkir minimal 2 (dua) unit roda
4 (empat) dan sepeda motor karyawan Kontraktor dan Direksi.
- Penyedia Jasa harus menyediakan perlengkapan kantor dan alat
transportasi, yaitu meja & kursi kerja 1 biro 2 set (1 set untuk Kontraktor
dan 1 set untuk Direksi), meja & kursi kerja biro 4 set (3 set Kontraktor
dan 1 set Direksi), lemari arsip 2 buah (1 buah Kontraktor dan 1 buah
Direksi), meja dan kursi tamu 1 set, perangkat computer 2 unit (1 unit
Kontraktor dan 1 unit Direksi), printer ukuran A3 bisa untuk scan 1 set,
GPS 1 buah, ATK secukupnya, kendaraan roda 4 (empat) 1 unit,
kendaraan roda 2 unit, dan lain-lain untuk menunjang kelancaran
pekerjaan kantor.
- Pembayaran lump-sum ini dibuktikan dan dilengkapi dengan data
pendukung (gambar denah bangunan, Berita Acara Pemeriksaan, dll)
sebagaimana diinstruksikan PPK/Direksi dan disertai foto lapangan. Bila
biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk penyediaan kantor dan
perlengkapannya dilapangan berubah lebih kecil dari biaya lump-sum
yang tersedia dalam kontrak, maka harus dinegosiasikan; dan bila terjadi
kelebihan pengeluaran biaya oleh Penyedia Jasa, maka tidak dapat
dimintakan pembayarannya. Biaya lump-sum tidak dapat dibayarkan bila
tidak dilengkapi dengan data pendukung.

b) Fasilitas kesehatan (P3K) & K3


- Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk menyediakan
fasilitas kesehatan (P3K) guna penyelenggaraan pertolongan pertama
bagi korban kecelakaan kerja, staf yang menderita sakit serta kegiatan
P3K. Kotak P3K wajib tersedia di kantor lapangan dengan standar isi
kotak sesuai dengan Keputusan Menteri No. PER.15/MEN/VIII/2008.
Biaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi yang bersifat
umum sesuai dengan peraturan menteri pekerjaan umum nomor 5 Tahun
2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan (SMK3).
- Semua pekerja dan personil lapangan harus memakai penutup kepala
dan sepatu K3. Jenis dan jumlah minimum perlengkapan K3 yang harus
tersedia di lokasi pekerjaan adalah sebagai berikut : helm Proyek, sepatu
boot safety, jas hujan, Rompi safety, Payung, sarung tangan, kacamata
dan rambu-rambu peringatan. Dan dilengkapi dengan data pendukung
(Berita Acara Pemeriksaan, dll) sebagaimana diinstruksikan PPK/Direksi
dan disertai foto (masuk biaya umum).
c) Administrasi dan Dokumentasi : adalah meliputi biaya pengukuran dan
pembuatan MC 0%, MC 100%, Laporan Harian, Laporan mingguan, laporan

ST - 14
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

bulanan, pembuatan asbuitdrawing, pembuatan foto dokumentasi 0%, 50 %,


100% (masuk biaya umum).
d) Mobilisasi dan demobilisasi : adalah meliputi mob-demob alat berat yang
minimal terdiri dari : 2 Excavator, 1 buldoser, 1 vibroroller kapasitas 20 ton, 3
dumptruck.
Mobilisasi dan demobilisasi alat berat meliputi :
- Pengangkutan dengan trailer,
- Kemungkinan alat harus diturunkan sebelum lokasi pekerjaan karena trailer
tidak bisa masuk dan alat harus dijalankan menuju lokasi pekerjaan,
- Kemungkinan menggunakan pengawalan Polisi,
- Kemungkinan harus menebang pepohonan yang menghalangi masuknya
peralatan,
- Kemungkinan harus memperlebar jalan dan memperkuat jembatan yang
akan dilewati alat berat.
- Kemungkinan pasca demobilisasi harus melakukan perbaikan jalan yang
rusak,
Pengukuran dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan Mobilisasi dan
demobilisasi tersebut diatas, diperhitungkan secara lump sum, sedangkan biaya
mobdemob yang ditawarkan, sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material
yang dipakai, peralatan yang dipergunakan, overhead dan keuntungan
Penyedia Jasa.
e) Papan nama : bentuk dan ukuran papan nama seperti pada gambar dan
dipasang ditempatkan dipinggir jalan menuju ke lokasi embung
f) Papan himbauan : bentuk dan ukuran papan himbauan seperti pada
gambar dan dipasang ditempatkan dipinggir embung atau sekitar embung
Perhitungan dan Pembayaran : pembuatan papan himbauan dihitung per unit
setelah disetujui direksi.
g) Nomenklatur : bentuk dan ukuran seperti pada gambar dan dipasang
ditempatkan disekitar embung, Perhitungan dan Pembayaran : pembuatan
nomenklatur dihitung per unit setelah disetujui direksi.
h) Pekerjaan pengeringan meliputi penggelontoran dan pengurasan dengan
pompa air dan pembuatan kisdam agar dapat melaksanakan pekerjaan (masuk
biaya umum).
i) Pekerjaan pembersihan (Clearing, striping dan grubbing) lokasi pekerjaan
(proyek) dari tanaman liar maupun pepohonan pada lokasi proyek yang meliputi
daerah genangan, lokasi tempat timbunan dan tempat bangunan lainnya.
Clearing adalah penebangan pepohonan, tanaman liar, semak belukar dengan
menggunakan alat manual maupun peralatan mesin, Striping adalah
pembersihan lapisan tanah bagian atas untuk membersihkan bahan-bahan
organik yang bisa mengurangi kualitas bahan timbunan, Grubbing : Pembersihan
atau pendongkelan akar pepohonan dengan menggunakan alat manual maupun
menggunakan alat berat. Material yang dihasilkan dari pekerjaan Clearing,
Striping dan Grubbing harus dikeluarkan dari lokasi proyek. Perhitungan dan
Pembayaran : volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar
pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam
satuan (M2). Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan,
Biaya umum dan keuntungan.

Biaya Umum Meliputi :

ST - 15
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Biaya yang harus diperhitungkan dalam biaya umum dan keuntungan pada analisa
harga satuan pekerjaan dan harus dilaksanakan antara lain :
1 Pembuatan Dokumen perjanjian kerja konstruksi (kontrak) dalam bentuk buku
rangkap 10 (sepuluh) termasuk cetak gambar pelaksanaan.
2 Pembayaran sewa untuk tanah atau ganti rugi tanaman diluar tempat
pekerjaan.
3 Pengadaan air untuk keperluan pelaksanaan dan air minum untuk tenaga
pelaksana.
4 Penyediaan lampu penerangan dilokasi pekerjaan bila diperlukan.
5 Pembayaran gaji / upah staf pelaksana termasuk pembayaran lembur.
6 Perawatan / pemeliharaan dan pembersihan jalan masuk yang digunakan
untuk pekerjaan
7 Asuransi tenaga kerja
8 Kemungkinan kenaikan harga (untuk kontrak yang tidak mengandung pasal
eskalasi).
9 Bouplank / propil bangunan.
10 Pengujian kualitas pekerjaan di laboratorium (beton / tanah) diperlukan.
11 Pengujian kualitas di lapangan dan pengecekan dimensi dengan
pembongkaran termasuk pengembalian bekas pembongkaran dengan konstruksi
sejenis .
12 Pembuatan mutual check 0%, 100% dan atau lainnya.
13 Pembuatan dan proses persetujuan laporan antara lain :
14 Harian dan mingguan (4 buku)
15 Bulanan (5 buku).
16 Laporan Insidentil
17 Biaya Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3)
18 Pembuatan foto-foto hasil pelaksanaan dan foto pendukung.
19 Pembayaran restribusi sesuai Peraturan Daerah setempat.
20 Pembuatan Rencana Mutu Kontrak beserta revisinya (rangkap 5 buku).
21 Keamanan selama pelaksanaan pekerjaan.
22 Biaya-biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan metoda pelaksanaan.
23 Keuntungan penyedia jasa.

B.2. Pengukuran di Lapangan untuk Mutual Check (MC).


Penyedia Jasa diwajibkan melakukan pengukuran di lapangan sebelum mulai
pelaksanaan pekerjaan, selama pelaksanaan pekerjaan dan setelah pekerjaan
selesai semua dilaksanakan atau akhir pekerjaan finishing.

Pedoman utama pelaksanaan pekerjaan pengukuran di lapangan, adalah patok


beton yang merupakan titik tetap utama ( Bench Mark ) yang akan ditentukan
oleh Direksi pekerjaan.

Semua data, gambar sketsa pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran


sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan,
dan selanjutnya dipakai sebagai pedoman untuk penggambaran rencana gambar
pelaksanaan / gambar MC 0 % (Construction Drawing). `

ST - 16
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Selama masa pelaksanaan, semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus
disyahkan oleh Direksi pekerjaan, dan dari waktu ke waktu selama masa
pelaksanaan pekerjaan akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan prestasi hasil
pelaksanaan pekerjaan.

Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan, Penyedia Jasa diwajibkan


melakukan pengukuran akhir dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Semua data dan
perhitungan hasil pengukuran harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan dan
dipergunakan sebagai dasar acuan guna mempersiapkan gambar purna bangun
atau gambar purna laksana (As built Drawing)

Mutual Check (MC-0%) adalah hasil perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung
oleh Penyedia Jasa berdasarkan gambar kerja dan disetujui Pengguna Jasa.
Perhitungan kuantitas pekerjaan tersebut harus disampaikan oleh Penyedia Jasa
paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan, kepada
PPK untuk mendapatkan persetujuan.

Penyedia Jasa tidak diperbolehkan melaksanakan pekerjaan bila Mutual Check (MC-
0%) pekerjaan bersangkutan belum mendapat persetujuan Pengguna Jasa.
Kegagalan Penyedia Jasa dalam mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa
atas MC-0% yang ia sampaikan, tidak dapat dipergunakan sebagai alasan Penyedia
Jasa untuk mengusulkan perpanjangan waktu pelaksanaan.

Penyedia Jasa wajib menyerahkan hasil seluruh perhitungan kuantitas semua


pekerjaan dalam format MC-100% kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan
persetujuan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum berakhirnya masa pelaksanaan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa dihitung berdasarkan yang tertera dalam daftar kuantitas dan harga
(bill of Quantity).

B.3. Pembersihan Lokasi / land clearing.


Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan dari
semua tumbuhan harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah mendapat
persetujuan dari Direksi.

Pembersihan terdiri dari penebangan pepohonan, semak belukar dan Pembersihan


terdiri dari penebangan pepohonan, semak belukar yang ada di lokasi pekerjaan.

Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan


tanah kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil
pembersihan lapangan.

Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus
ditebang dan tetap berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa harus melindunginya
dari kerusakan.

Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan
dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

Pengukuran dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan pembersihan tersebut


diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) m2.

ST - 17
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

B.4. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI.


1. Lingkup Pekerjaan
a. Dalam daftar kuantitas disediakan biaya tetap untuk mobilisasi dan pembersihan
lapangan pada akhir pekerjaan.
Biaya ini termasuk :
- Biaya transportasi untuk personil, alat alat, penyediaan bahan bahan, dll.
Yang bertalian dengan tempat kerja.
- Untuk mendirikan kantor, gudang, instalasi, dan fasilitas lain di tempat
pekerjaan.
- Sewa / beli alat alat.
b. Semua fasilitas, instalasi, dan alat alat yang didirikan atau dibawa ke lokasi
proyek, dianggap sebagai penyediaan untuk proyek, kecuali Direksi secara
tertulis menentukan lain untuk hal tersebut diatas.
Dalam hal ini Penyedia Jasa hanya bertanggung jawab agar penyediaan itu
mencukupi dan efisien, serta dapat melindungi, menjalankan, memperbaiki dan
mempersiapkan fasilitas instalasi dan alat alat. Alat alat tersebut tadi tidak
boleh dibongkar atau dipindahkan dari lapangan sebelum pekerjaan selesai
tanpa izin tertulis dari Direksi Pekerjaan.
c. Semua fasilitas, instalasi, dan alat alat dilapangan, juga menjadi wewenang
Direksi untuk memiliki dan menggunakannya untuk lingkup pekerjaan di Kontrak,
dan Penyedia Jasa membuat tanda pengesahan yang dapat diterima oleh Direksi
Pekerjaan.

Pengukuran dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan pembersihan tersebut


diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) m2.

B.5. PEKERJAAN TANAH.


Pekerjaan tanah harus didahului dengan meneliti semua dokumen kontrak yang
berhubungan, memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat
pekerjaan dan kondisi yang ada serta melakukan pengukuran pada rencana
pekerjaan yang dimaksud dan dilanjutkan dengan pembuatan / pemasangan
bouplank serta profil sesuai dengan petunjuk Direksi.

1. Clearing/ Striping / Grubing.


Clearing :
Penebangan pepohonan diseluruh area embung yang meliputi tempat
kedudukan tubuh embung, area genangan embung baik yang diambil sebagai
bahan timbunan maupun yang tidak diambil tanahnya untuk bahan timbunan.
Stripping (kupasan lapisan tanah bagian atas sedalam + 30 centi meter)
Grubbing (pembersihan tanah dari akar kayu / tunggak / dongkel kayu) harus
dilakukan pada daerah :
- Rencana timbunan;
- Rencana genangan;
- Rencana pengambilan metrial timbunan (Borrow Area);
Tidak ada biaya Clearing / Striping / Grubing dan sudah diperhitungkan dengan
harga satuan pekerjaan lainnya (pekerjaan pembersihan lokasi).

Material / bahan hasil stripping harus dikeluarkan / dibuang keluar areal rencana
timbunan dan areal rencana genangan.
Grubbing (pembersihan tanah dari akar kayu / tunggak / dongkel kayu) harus
dilakukan pada daerah :
- Rencana timbunan;
- Rencana galian ;
Perhitungan dan Pembayaran : volume pekerjaan dihitung sesuai dan
berdasarkan gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan

ST - 18
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

diperhitungkan dalam satuan (M2). Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia
Jasa sudah harus meliputi Upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan
yang digunakan, Biaya umum dan keuntungan.

Bouplank :
Pekerjaan tanah baru bisa dimulai setelah dipasang Bouplank atau papan
reference ketinggian dari kayu meranti 2/20 cm dan 5/7 cm. Pemasangan harus
kokoh, siku-siku, permukaan atasnya rata / diserut dan sifat datar / waterpas.
Pekerjaan bouplank ini tidak boleh dibongkar / dilepas sebelum pekerjaan
timbunan tanah, galian tanah, pasangan / betonan selesai dilaksanakan.

Segala biaya yang dikeluarkan akibat pekerjaan ini sudah harus diperhitungkan
didalam setiap item harga penawaran pekerjaan dan tidak bisa dimintakan
tambahan pembayaran tersendiri atau masuk biaya umum.

2. Galian Tanah :
Galian tanah dengan alat berat adalah galian tanah pada daerah genangan dan
material galian yang bisa dipakai untuk bahan timbunan diangkut ke tempat
rencana tubuh embung. Komponen galian tanah yaitu penggalian dengan
excavator.
Pekerjaan galian tanah harus dilakukan sedemikian rupa sehingga :
- aman;
- tahan lama;
- tidak merusak lingkungan;
- tidak menimbulkan masalah.
Galian tanah pada area genangan diharapkan dapat dipergunakan sebagai
bahan timbunan tanah setelah melalui uji laboratorium.
Kedalaman galian dilaksanakan sesuai gambar dan detail, apabila terjadi
perubahan terhadap rencana akan diperhitungkan pekerjaan tambah kurang.

Perhitungan dan Pembayaran : volume pekerjaan dihitung sesuai dan


berdasarkan gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan
diperhitungkan dalam satuan (M3). Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia
Jasa sudah harus meliputi Upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan
yang digunakan, Biaya umum dan keuntungan.

3. Pengangkutan dengan dump truck.


Angkutan tanah dengan dump truck adalah angkutan tanah dari tempat
penggalian (borrow pit) sampai ke tempat penimbunan (tubuh embung) untuk
dipakai sebagai bahan timbunan. Perhitungan dan Pembayaran : volume
pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yang telah
disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (M3). Harga
satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah tenaga,
bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya umum dan
keuntungan.

4. Penggusuran dengan Buldozer

ST - 19
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Perataan tanah dengan buldozer adalah perataan tanah dengan ketebalan 30 cm


pada tempat lokasi penimbunan (tubuh embung) yang akan dipadatkan.
Perhitungan dan Pembayaran : volume pekerjaan dihitung sesuai dan
berdasarkan gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan
diperhitungkan dalam satuan (M3). Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia
Jasa sudah harus meliputi Upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan
yang digunakan, Biaya umum dan keuntungan.

5. Pemadatan Timbunan Tanah dengan Vibroroller.


- Pemadatan timbunan tanah (vibro roller) adalah pemadatan pada
timbunan tanah yang dilakukan pada tubuh embung, dengan bahan timbunan
yang memenuhi syarat untuk tubuh embung. Timbunan tanah pada tubuh
embung harus menggunakan jenis tanah pilihan / lempung (Clay) agar tidak
bocor sewaktu penggenangan di hulunya. Kontraktor harus mencari lokasi
bahan timbunan (borrow area) didekat lokasi timbunan bila material bekas
galian kurang mencukupi dan mengajukan ke Direksi untuk mendapatkan
persetujuan. Sebelum memulai pelaksanaan pemadatan penyedia jasa harus
membuat uji pemadatan (trial embarkment) untuk menentukan jumlah
lintasan sampai mencapai derajat kepadatan yang ditentukan (95%). Tebal
hamparan material timbunan sebelum dipadatkan tidak lebih dari 30 cm serta
angka rembesannya tidak lebih dari 10 pangkat minus enam (106). Timbunan
tanah dilakukan pada lokasi yang tunjukkan dalam gambar dan pekerjaan
urugan lainnya dilaksanakan dengan bahan dan tebal urugan sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar rencana /disain dan sesuai persetujuan Direksi.
Semua bahan urugan tanah yang dipergunakan termasuk bekas galian harus
bebas dari bahan bongkaran dan bahan organik / benda-benda yang
merugikan.

- Perhitungan dan Pembayaran : volume pekerjaan dihitung sesuai dan


berdasarkan gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa,
dan diperhitungkan dalam satuan (M3). Harga satuan yang ditawarkan oleh
Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah tenaga, bahan material yang
dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya umum dan keuntungan.

- Uji timbunan tanah dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali dan setiap kali
uji dilaksanakan sebanyak 5 (lima) titik. Lokasi uji ditentukan bersama-sama
dengan direksi. Timbunan tanah pilihan tubuh embung harus mencapai
kepadatan 95 % dan angka rembesan n x 10 -6 atau (n kali 10 pangkat minus
enam) dan atau pemadatan sekitar 6 (enam) lintasan dengan vibro roller
kapasitas 20 ton, (biaya uji timbunan tanah pipihan masuk biaya umum).

Pemadatan Sekitar Pipa Outlet : Pemadatan tanah disekitar pipa outlet harus
dilakukan dengan hati-hati pakai vibro roller tapi tidak digetarkan sejajar pipa
outlet lapis demi lapis sebanyak 6 kali lintasan pemadatan dan tebal tidak lebih
dari 30 cm serta angka rembesannya tidak lebih dari n x 10 pangkat minus enam
(106).

Pemadatan Dibelakang Tembok Pelimpah atau Jembatan : Pemadatan tanah


dibelakang tembok pelimpah atau dibelakang jembatan pelimpah harus dilakukan
dengan hati-hati tanpa digetarkan sejajar dengan tembok lapis demi lapis
sebanyak 6 kali lintasan pemadatan dan tebal tidak lebih dari 30 cm serta angka
rembesannya tidak lebih dari 10 pangkat minus enam (106).

ST - 20
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

B.6. TABALAN RUMPUT .


Tabalan rumput bertujuan agar permukaan tanah tidak mudah longsor / ter erosi saat
terkena air hujan. Tanah yang akan ditabal harus digemburkan pada permukaannya
agar akar rumput bisa menembus tanah. Rumput yang dipergunakan adalah rumput
lamuran atau rumput lapangan sepak bola atau rumput yang menjalar. Tabalan
berupa lempengan tanah yang ditumbuhi rumput yang diambil dari tempatnya di
pasang pada tempat yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Perhitungan dan
Pembayaran : volume pekerjaan dihitung sesuai (rumput yang tumbuh dengan baik)
dan berdasarkan gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa,
dan diperhitungkan dalam satuan (M2). Harga satuan yang ditawarkan oleh
Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah tenaga, bahan material yang dipakai,
peralatan yang digunakan, Biaya umum dan keuntungan.

B.7. PEKERJAAN PASANGAN


1. ISTILAH DAN DIFINISI

Agregat halus : adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas


0,25 mm sampai 4 mm yang biasa disebut pasir

Agregat kasar : adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas


4 mm sampai 31,5 mm yang biasa disebut kerikil.

Semen Portland : adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara


menggiling terak semen portland yang terutama, terdiri
dari Kalsium Silikat Hidrat yang bersifat hidrolis dan
digiling bersama-sama dengan bahan tambahan satu
atau lebih bentuk kristal senyawa Kalsium Sulfat.

Batu alam : adalah suatu gabungan daripada hablur mineral yang


bersatu dan memadat, sehingga memiliki derajat
kekerasan tertentu, yang berbentuk secara alamiah
melalui proses pelelehan, pembekuan, pengendapan
dan perubahan alamiah.

Batu pecah : adalah hasil pecahan batu alam dalam bentuk butiran
asli atau dibelah menjadi ukuran butiran yang cukup
besar untuk dipergunakan dalam pembuatan
bangunan dasar

Pasangan batu kosong : adalah suatu konstruksi yang disusun dengan bahan
material yang berupa batu kosong yang berfungsi
untuk melindungi bahaya gerusan.

Pasangan batu belah : adalah suatu konstruksi yang disusun dengan bahan
material yang berupa batu kali, pasir dan semen
Portland

Plesteran : adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai


penutup / pengikat ujung pasangan batu

Siaran : adalah sutau konstruksi yang berfungsi untuk menutup


/ mengikat / memperkuat antara batu muka

ST - 21
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

2. PERSYARATAN BAHAN.
Batu
a. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis
yang diketahui awet.
Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau
lemah.
b. Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu kali yang dipecah
salah satu sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori.
c. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling
mengunci bila dipasang bersama-sama.
d. Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih.
e. Ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu kali hanya
boleh digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai persetujuan
Direksi dan digunakan bersama-sama dengan batu belah.
Batu pecah yang mempunyai diameter < 10 cm hanya boleh dipergunakan
sebagai batuan pengisi/pengunci.

Pasir
a. Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam (pasir pasang hitam Ex
Lumajang) yang diambil dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh
Direksi.
b. Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah organik, sampah
kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan lainnya, seperti
air laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu pasangan batu.

Material Cement
a. Bahan material cement yang dipakai adalah jenis PC yang ada dipasaran dan
harus memenuhi standart.
b. Bahan material cement yang telah mengeras karena pengaruh cuaca, air atau
bahan organic lainnya tidak boleh dipakai
c. Dalam menyimpan material di gudang lapangan, tempat penyimpanan harus
kering dan diberi alas minimum 30 cm diatas permukaan tanah dan tinggi
tumpukan maksimum 3 m.

Air
Air yang dipergunakan harus bersih tidak mengandung Lumpur, minyak, bahan
organic atau bahan kimia.

B.8. Pasangan Batu Belah 1 PC : 4 PS.


a. Spesifikasi teknis untuk pasangan batu belah 1 PC : 4 PS perbandingan
campuran spesi adalah 1 PC (Portland Cement) : 4 PS (Pasir) berdasarkan
perbandingan volume.
b. Perhitungan dan Pembayaran :
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan
telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan ( Unit ) M 3

ST - 22
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya umum
dan keuntungan.

B.9. Siaran 1 PC : 2 PS.


a. Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan diantara batu muka
harus dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus dibersihkan
b. Adukan spesi untuk siaran harus memakai adukan 1 PC (Portland Cement) : 2
PS (Pasir) dengan kebutuhan semen sebesar = 6,35 kg dan diaduk secara
merata dengan air.
c. Pekerjaan Siaran dapat dibagi atas :
i. Siaran Tenggelam (masuk kedalam 1 cm).
ii. Siaran rata (rata dengan muka batu dengan tebal 1 cm)
iii. Siaran Timbul (timbul dengan tebal 1 cm dari muka batu)

d. Perhitungan dan Pembayaran :


Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan
telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan ( Unit ) M2.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya Umum
dan keuntungan.

B.10. Plesteran 1 PC : 3 PS
a. Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari
pasangan bata/batu kali harus diplester dengan adukan 1 PC (Portland
Cement) : 3 PS (Pasir) berdasarkan perbandingan volume.
b. Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan + 1,5 cm dan
dihaluskan dengan air semen.
c. Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah
selesai karena sust pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai
harus dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.
d. Perhitungan dan Pembayaran :
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan
telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan ( Unit ) M2.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya Umum
dan keuntungan.

B.11. PEKERJAAN BETON


ISTILAH DAN DEFINISI
1. Agregat halus adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25 mm
sampai 4 mm.
2. Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4 mm
sampai 31.5 mm
3. Benda uji beton inti adalah benda uji beton berbentuk silinder hasil pengeboran
beton pada bangunan yang sudah dilaksanakan.
4. Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrualik yang lain,
agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran
tambahan membentuk masa padat
5. Beton ringan adalah beton yang berat izin maksimum 1,9 ton/m3
6. Beton segar adalah campuran beton yang telah selesai diaduk sampai beberapa
saat karakteristiknya tidak berubah (masih plastis dan belum terjadi pengikatan).
7. Beton siklop adalah beton yang terdiri dari campuran mutu beton fc=14,5 Mpa
dengan batu-batu pecah ukuran maksimum 25 cm.
8. Construction joint adalah sambungan konstruksi beton

ST - 23
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

9. Form in place merupakan salah satu metode perawatan beton dengan tetap
mempertahankan cetakan sebagai dinding penahan pada tempatnya selama
waktu yang diperlukan beton dalam masa perawatan.
10. Kaping adalah pemberian lapisan perata pada permukaan bidang tekan benda
uji.
11. Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan
oleh mesin tekan.
12. Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau silika dan alumunium
yang bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada temperatur biasa
membentuk senyawa bersifat cementitious.
13. Segregasi adalah terpisahnya antara pasta semen dan agregat dalam suatu
adukan.
14. Silica fume adalah bahan pozzolanic yang sangat halus yang mengandung
silica amorf yang dihasilkan dari elemen silica atau senyawa ferro-silica.
15. Slump beton adalah besaran kekentalan (viscosity) / plastisitas dan kohesif daro
beton segar.
16. Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air dalam campuran
dengan cukup banyak dan sangat berbeda

Persyaratan Bahan
1) Bangunan Beton
a) Semen
(1) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen portland yang
memenuhi SNI 15-2049-1994. Apabila menggunakan bahan tambahan yang dapat
menghasilkan gelembung udara, maka gelembung udara yang dihasilkan tidak
boleh lebih dari 5 %, dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
(2) Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh digunakan,
kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jika di dalam satu proyek digunakan lebih
dari satu merk semen, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan
campuran beton sesuai dengan merk semen yang digunakan.
b) Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam,
asam, basa, gula atau organis. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat
tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari Memenuhi
karakteristik kuat tekan yang ditentukan
c) Agregat
(1) Ketentuan Agradasi Agregat
- Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan
yang diberikan, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan
gradasi tersebut harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat
campuran yang disyaratkan.
- Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran
agregat terbesar tidak lebih dari jarak bersih minimum antara
baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau
celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.
(2) Sifat-sifat Agregat
- Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh
dari pemecahan batu atau koral, atau dari pengayakan dan
pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir sungai.
- Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan
oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat
lainnya bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan
prosedur yang berhubungan.

ST - 24
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

d) Batu untuk Beton Siklop


Batu untuk beton siklop harus keras, awet, bebas dari retak, rongga dan
tidak rusak oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing, bebas dari
kotoran, minyak dan bahan-bahan lain yang mempengaruhi ikatan dengan
beton. Ukuran batu yang digunakan untuk beton siklop tidak boleh lebih
besar dari 25 cm.
e) Bahan Tambah
Bahan tambah yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja
beton dapat berupa bahan kimia atau bahan limbah yang berupa serbuk
halus sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton dengan
persetujuan Direksi.
f) Bahan Kimia
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran
beton dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses
pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam
pengecoran beton. Bahan tambah yang digunakan harus sesuai dengan
standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2495-1991. Bahan tambah
dapat diklasifikasikan sesuai dengan penggunaannya sebagai berikut :
- Tipe A - bahan pengurang kadar air
Tipe A berfungsi untuk mengurangi air dalam campuran, dan
pengunaannya bertujuan untuk mengurangi water-cement rasio dalam
campuran sesuai dengan workability yang diinginkan, atau untuk
meningkatkan workability ada angka water-cement rasio yang telah
ditetapkan.
- Tipe B - bahan untuk memperlambat waktu pengikatan
Tipe B berfungsi untuk memperlambat waktu pengikatan pasta semen,
sehingga akan memperlambat pengerasan dari beton. Bahan tambah
jenis ini digunakan jika iklim di tempat pengecoran terlalu panas, dimana
waktu pengikatan pasta semen dalam keadaan normal menjadi sangat
pendek dikarenakan suhu yang tinggi.
- Tipe C - bahan untuk mempercepat waktu pengikatan
Tipe C berfungsi untuk mempercepat waktu pengikatan pasta semen,
yang akan mempercepat pengerasan dari beton sehingga mempercepat
kekuatan beton, dan dapat digunakan dalam pabrik pembuatan beton
precast (dimana perlu pelepasan bekisting secepatnya), atau pekerjaan
perbaikan yang sangat penting
- Tipe D - campuran bahan pengurang kadar air dan bahan memperlambat
waktu pengikatan.
Bahan tambah ini untuk menambah workability, dimana beton
mempunyai kekuatan tinggi dapat dibuat workabel tanpa mengurangi
density, ketahanan dan kekuatannya. Perlambatan waktu pengikatan
sangat berguna untuk waktu pengangkutan adukan beton yang lama ke
tempat pengecoran, pengecoran dalam kondisai yang sangat panas dan
menghindari cold joint.
- Tipe E - campuran bahan pengurang kadar air dan bahan mempercepat
waktu pengikatan.
Bahan tambah ini untuk menambah workability dan memberikan
kekuatan awal yang tinggi, atau memberikan kekuatan awal yang lebih
tinggi pada workability yang sama. Bahan tambah ini digunakan pada
precast karena memungkinkan pelepasan bekisting lebih awal dan
dipakai untuk pekerjaan perbaikan dimana kekuatan awal sangat
diperlukan.
- Tipe F - bahan pengurang kadar air dengan tingkat angka tinggi atau
superplasticizer.

ST - 25
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Tipe F atau Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air


dalam campuran dengan cukup banyak dan sangat berbeda dengan Tipe
A, D atau E. Penggunaan bahan ini digunakan membuat beton alir (flow
concrete) untuk menjangkau tempat yang tak terjangkau oleh pengetar
dan beton pompa (pumping concrete) pada jenis bangunan yang rumit.
- Tipe G - campuran bahan pengurang kadar air dengan tingkat angka
tinggi tau superplasticizer dan bahan memperlambat waktu pengikatan.
Bahan tambah ini merupakan campuran dari Tipe F dan Tipe B, tetapi
slump loss-nya lebih kecil bila dibandingkan dengan beton yang
menggunakan superplasticizer.

2) Mineral
Bahan tambah yang berupa mineral atau bahan limbah seperti Fly Ash,
Pozzolan, silica fume yang ditambahkan ke dalam campuran beton. Bahan tambah
yang digunakan harus sesuai atas persetujuan Direksi

3) Pekerjaan Waterstop
a) Waterstop yang dipergunakan harus terbuat dari bahan polyvinychlorida
dalam bentuk ukuran tertentu pada lokasi seperti yang diberikan pada
gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
b) Waterstop harus diproduksi dengan proses pencampuran dari suatu
campuran plastik elastis dan bahan dasar polyvinychlorida (PVC) 100%
didapat, homogen dan tidak berlubang-lubang atau cacat lainnya.

Persyaratan Kerja
1) Pengajuan Kesiapan Kerja
a) Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan
digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi seluruh
sifat bahan sesuai dengan Pasal ini.
b) Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-
masing mutu beton yang akan digunakan, 30 hari sebelum pekerjaan
pengecoran beton dimulai.
c) Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil pengujian
pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada Direksi Pekerjaan
sehingga data tersebut selalu tersedia apabila diperlukan.
d) Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan pada umur 3 hari, 7
hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran
e) Penyedia Jasa harus mengirimkan gambar detail dan perhitungan terinci
untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus memperoleh
persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah
dimulai.
f) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis
mengenai rencana pelaksanaan pencampuran atau pengecoran setiap jenis
beton untuk mendapatkan persetujuannya paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal pelaksanaan, seperti yang disyaratkan disertai dengan metode
pengecoran, kapasitas peralatan yang digunakan, tanggung jawab personil
dan jadwal pelaksanaannya

2) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan


a) Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat yang
terlindung dari perubahan cuaca dan diletakkan di atas lantai kayu dengan
ketinggian tidak urang dari 30 cm dari permukaan tanah serta ditutup dengan
lembaran plastik (polyethylene) selama penyimpanan dan tidak lebih dari 3
bulan sejak disimpan dalam tempat penyimpanan di lokasi pekerjaan.
Semen tidak boleh ditumpuk melebihi melebihi 8 sak ke arah atas.

ST - 26
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

b) Penyedia Jasa harus menjaga kondisi tempat kerja terutama tempat


penyimpanan agregat, agar terlindung dan tidak langsung terkena sinar
matahari dan hujan pepanjang waktu pengecoran.
c) Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga jenis
agregat atau ukuran yang berbeda tidak tercampur.

3) Kondisi Tempat Kerja


Setiap pelaksanaan pengecoran beton harus terlindung dari sinar matahari
secara langsung.
Sebagai tambahan, Penyedia Jasa tidak boleh melakukan pengecoran jika :
- Tingkat penguapan melampaui 1,0 mm/jam.
- Selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.

4) Pencampuran dan Penakaran


a) Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus berdasarkan hasil tes campuran
b) Campuran Percobaan
Penyedia Jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan dengan
rancangan campuran serta bahan yang diusulkan dengan disaksikan oleh
Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan
sebagaimana yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

5) Permukaan Tampak
a) Semua permukaan beton yang telah selesai harus terlihat padat bersih dan
tidak keropos.
b) Semua permukaan yang tampak harus rata atau bulat.
c) Pekerjaan plesteran pada permukaan beton tidak diijinkan dan setiap beton
yang kelihatan cacat harus dibongkar hingga kedalaman tertentu dan diganti
atau diperbaiki dengan cara seperti yang diinginkan oleh Direksi Pekerjaan
atas biaya Penyedia Jasa.

6) Blockout
a) Blockout harus dibuat jika akan memasang bagianbagian bangunan dari
pekerjaan besi. Permukaan dimana beton block (blockout) akan dibuat,
dikasarkan, dibersihkan, dan dijaga agar tetap lembab untuk paling sedikit 4
jam. Sesudah permukaan demikian disetujui Direksi Pekerjaan, maka
pekerjaan logam dan lainnya seperti tersebut diatas, dapat dilaksanakan.
Penyedia Jasa dapat memasang tulangan (jika diperlukan) dan adukan
beton dengan 500 kg semen atau lebih per meter kubik, atau beton dari tipe
yang sama.
b) Pada saat pengisian beton blockout, haruslah dilakukan berhatihati, harus
bersatu dengan beton lama, mempunyai ikatan yang baik dengan beton
lama dan semua pekerjaan besinya.

7) Waterstop
a) Untuk penempatan waterstop tipe split flange yang tepat, sebelum
pengecoran beton berakhir bagian split flange harus disambungkan dengan
cara yang disetujui.
b) Alur waterstop dibuat dengan memotong dan menyambung waterstop
kearah memanjang sesuai dengan kebutuhannya, memanaskan ujung
ujungnya sampai meleleh dan menyambungkannya sampai membentuk
sambungan yang diinginkan.
c) Pemanasan ujung material dikerjakan dengan menggunakan mesin
penyambung yang disarankan oleh pabrik yang membuat waterstop atau
mesin listrik lain yang disetujui.

ST - 27
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

B.12. PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan beton, bekisting dan waterstop harus memuat :

Pekerjaan Beton
1) Pembetonan
a) Penyiapan tempat kerja
(i) Penyedia Jasa harus membongkar bangunan lama yang akan diganti
dengan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat
memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang baru.
Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan dalam dari Spesifikasi ini.
(ii) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau
formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dan
harus membersihkan serta menggaru tempat di sekeliling pekerjaan
beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh
sudut pekerjaan.
Jika diperlukan harus disediakan jalan kerja yang stabil untuk
menjamin dapat diperiksanya seluruh sudut pekerjaan dengan mudah
dan aman
(iii) Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton
harus dijaga agar senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas
tanah yang berlumpur, bersampah atau di dalam air. Apabila beton
akan dicor di dalam air, maka harus dilakukan dengan cara dan
peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar
sumuran atau cofferdam dan atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
(iv) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan
benda lain yang harus berada di dalam beton (seperti pipa atau
selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.
(v) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, maka bahan
lantai kerja untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini.
(vi) Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan
untuk pondasi sebelum menyetujui pemasangan acuan, baja
tulangan atau pengecoran beton.
(vii) Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi
ketentuan, maka Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk
mengubah dimensi atau kedalaman pondasi dan/atau menggali dan
mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi
atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

(viii) Penyedia Jasa harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari


resiko terkena air hujan dengan memasang tenda seperlunya. Direksi
Pekerjaan berhak menunda pengecoran sebelum tenda terpasang
dengan benar. Penyedia Jasa juga harus memastikan lokasi
pengecoran bebas dari resiko terkena air pasang atau muka air tanah
dengan penanganan seperlunya.

ST - 28
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

b) Cetakan Beton
(i). Jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka acuan dari tanah harus
dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus
dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh
kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton
(ii). Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan
membentuk beton sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat
dari kayu, besi atau bahan lainnya yang cukup kuat sesuai dengan
ukuranukuran yang ada di dalam gambar.
(iii) Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat
sendiri adukan beton, penggetaran beton, beban konstruksi, angin
dan tekanan lainnya dengan tidak berubah bentuk.
(iv). Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar
cetakan sesuai dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan,
walaupun demikian penyerahan tersebut kepada Direksi Pekerjaan
untuk disetujui, tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor bagi
keberhasilannya.
(v). Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus
bebas dari sampah, paku, aluralur, belahan, atau cacatcacat
lainnya. Mengisi celahcelah sambungan cetakan beton harus
berhatihati dan dilaksanakan sedemikian rupa agar sanggup
mengembang dibawah pengaruh kelembaban beton tanpa
menimbulkan perubahan bentuk cetakan, celahcelah harus diisi
secukupnya untuk mencegah hilangnya air semen. Bagaimanapun
penggunaan kertas dengan tegas dilarang.
(vi). Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan,
pembuangan air dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat
sedemikian rupa hingga dapat dengan mudah ditutup sebelum
pengecoran dimulai.
(vii). Sebelum pengecoran beton semua bautbaut harus dipasang pada
posisinya, semua yang diperlukan dan alatalat lain untuk menutup
lubang harus dipasang pada cetakan. Tidak diperbolehkan membuat
lubang didalam beton tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan
(viii). Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga cetakan tidak
diijinkan dilakukan pada dinding beton yang akan tampak.
(ix). Lubangbekas ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah
cetakan dibongkar
(x). Jika batangan logam digunakan untuk menyangga cetakan ujungnya
tidak boleh kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang terbentuk.
Semua permukaan cetakan yang menempel dengan beton harus
dilumasi dengan oli untuk memastikan bahwa cetakan dapat dibuka
dengan mudah.
(xi). Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan dipasang
dan harus berhatihati mencegah pelumas jangan sampai mengenai
besi tulangan. Sebelum pengecoran dan pembesian semua celah
celah cetakan yang telah diisi harus dibersihkan dan dikeringkan. Bila
cetakan beton dibuat dan siap untuk pengecoran maka harus
diperiksa oleh Direksi Pekerjaan. Tidak diperkenankan mengecor bila
cetakan belum disetujui Direksi Pekerjaan.
(xii). Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan
sekurang kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum cetakan
siap untuk diperiksa.

ST - 29
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

c) Pencampuran Beton
(i) Perbandingan Campuran
Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan
bahan additive bila diperlukan, dicampurkan bersama sama dan
digunakan untuk menghasilkan kekuatan yang diharapkan.
(ii). Beton diklasifikasikan berdasarkan tekanan pada 7 hari dan umur 28
hari dengan ukuran maksimum agregat dan dibuat mengikuti tabel di
bawah ini :

Tabel 1 Klasifikasi Beton berdasarkan Besarnya Tekanan


Kuat Kuat Ukuran Nilai factor Perkiraan
Tekan Tekan agregat air semen kebutuha
Tipe Campuran umur 7 umur 28 maksimu maksimu n semen
Beton hari hari m (mm) m (%) (kg/m3)
(kg/cm2 (kg/cm2
) )
AR fc = 26,4 195 300 20 50 400
MPa (K-300) 147 225 40 (20) 50 330 (350)
A fc = 19,3 114 175 40 50 310
Mpa (K-225) 62 125 40 57 250
B fc = 14,5 65 100 40 60 200
Mpa (K-175)
C fc =
9,8MPa (K-125)
D fc = 7,4
MPa (K-100)

Tabel 2 Klasifikasi Jenis Beton


Tipe Uraian
AR Beton bertulang untuk melapis permukaan lantai bendung,
mercu dan tembok bendung.
A Beton, pipa beton pra cetak, tiang beton pra cetak dan
sebagainya.
B Beton bertulang untuk bangunan lainnya dan linning beton.
C Beton tumbuk.
D Beton tumbuk untuk lantai kerja dan pengisi.

(iii). Proporsi campuran untuk masingmasing klas beton diatas akan


diberikan oleh Direksi, berdasarkan hasilhasil test percobaan
campuran yang dikerjakan Penyedia Jasa.
(iv). Penyedia Jasa dapat merubah proporsi dari waktu ke waktu untuk
mendapatkan kepadatan maksimum dari beton, kemudahan
pengerjaan, kekentalan dan kekuatan dengan faktor air semen yang
sekecil mungkin dengan persetujuan Direksi tidak ada tambahan
biaya atas perubahan tersebut.
(v). Kandungan air di dalam beton akan diatur oleh Direksi, dalam batas
yang ditetapkan untuk mendapatkan faktor air semen pada beton
dengan kekentalan yang benar. Tidak diperkenankan penambahan
air untuk mengatasi mengerasnya beton sebelum ditempatkan.
Keseragaman kekentalan beton pada setiap adukan adalah perlu.
Slump dari pada adukan beton harus mengikuti tabel di bawah ini,
setelah beton diendapkan.

Tabel 3 Nilai Slump Beton

ST - 30
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Tipe Tipe Konstruksi Besaran Nilai Slum


Campuran
AR Mercu lantai dan tembok 7,5 2,5
bendung.
A Unit beton pra cetak 12,5 5,0
Plat dan balok jembatan
Klas I dan Klas II. 15,0 7,5
B Plat, dinding, balok dari
tembok dan dermaga. 12,5 5,0
Talud pada transisi. 5,0 2,5
C Konstruksi massal. 7,5 2,5
D Trotoar, gorong-gorong 7,5 5,0
pondasi 9,0 2,5

d) Penakaran
(i). Penyedia Jasa harus menyediakan alat penakar yang disetujui
Direksi
Pekerjaan dan harus memelihara serta mengoperasikan peralatan
seperti yang diperlukan agar secara tepat mengontrol dan
menentukan jumlah dari masingmasing bahan yang dicampurkan,
sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
(ii). Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak 1 (satu)
hingga 5 (lima) meter kubik atau lebih per jam secara keseluruhan
dengan mencampurkan agregat, semen, bahan additive (bila perlu),
dan air menjadi suatu campuran yang merata tanpa pemisahan
pemisahan. Juga mampu mengimbangi perubahanperubahan kadar
air dari agregat, serta merubah berat materialmaterial yang ikut
tercakup.
(iii). Jumlah masingmasing bahan yang membentuk beton tersebut
dapat ditentukan dengan timbangan kecuali jumlah air yang diukur
dengan takaran. Meskipun demikian material beton dapat juga diukur
secara volume, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
(iv). Penyedia Jasa juga harus menyediakan penguji berat yang standar
dan peralatan lain yang diperlukan untuk mengecek operasi dan tiap
tiap skala pengukuran pengaduk tersebut, serta melakukan pengujian
periodik terhadap perubahan harga pengukuran dalam pekerjaan
pekerjaan adukan.

e) Mesin Pengaduk Beton


(i). Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk yang berpenakar
dalam waktu yang tidak lebih dari satu setengah menit, kecuali
sejumlah air yang diperlukan sudah ada dalam alat pengaduk
tersebut.
(ii). Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat waktu
pencampuran terlampaui. Waktu pencampuran adukan yang
volumenya lebih besar dari 0,75 m3 harus ditambah seperempat
menit pada setiap penambahan 0,5 m3 .
(iii). Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi
kapasitas maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang
dianjurkan pabrik pembuatnya. Alat tersebut dapat menghasilkan
beton dengan kekentalan dan warna yang merata secara menerus
dan disetujui Direksi Pekerjaan.
(iv). Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum
melakukan pekerjaan. Pencampuran pertama setelah pembersihan,

ST - 31
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

tidak boleh digunakan dalam pekerjaan. Blades penumbuk yang ada


dalam alat pencampur perlu diganti bila telah aus menjadi 2 cm.

f) Truk Pencampur
(i). Material beton juga dicampur di dalam truk pencampur. Drumdrum
yang ada pada truk pencampur harus berputar dengan kecepatan
yang dianjurkan oleh Pabrik
(ii). Operasi pencampuran dapat dimulai dalam waktu 30 menit setelah
bahanbahan pencampur tersebut berada di dalam pencampur,
setelah itu beton dapat diangkut menuju tempat pekerjaan dan satu
jam setelah penambahan air pengecoran harus selesai.
(iii). Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang cepat
mengeras, waktu pencampuran harus kurang dari 1 jam, sesuai
dengan petunjuk Direksi Pekerjaan

g) Mencampur Beton dengan Tenaga Manusia


(i). Pekerjaan mencampur beton dengan manual tidak diijinkan kecuali
jika situasi tidak memungkinkan untuk menggunakan mesin
pencampur setelah mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
(ii). Dalam keadaan seperti itu, beton harus diaduk dengan tangan,
sedekat mungkin ke lokasi dimana beton akan ditempatkan. Harus
dilakukan dibak pengaduk yang bersih dan kedap air. Jika bak dibuat
dari kayu, maka selasela kayu harus ditutup agar tidak ada
kehilangan air dari adukan
(iii). Semua agregat dan semen harus diadukaduk dalam keadaan kering
sekurangkurangnya 3 kali. Kemudian air ditambahkan berangsur-
angsur dipuncak adukan, selanjutnya agregat kembali diaduk dalam
keadaan basah, sekurangkurangnya 3 (tiga) kali sebelum adukan
diangkat ketempat pengecoran

2) Pengecoran
a) Pelaksanaan Pengecoran
(i). Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara
tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton,
atau meneruskan pengecoran beton jika pengecoran beton telah
ditunda lebih dari 6 jam (final setting).
(ii) Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton
dan tanggal serta waktu pencampuran beton. Direksi Pekerjaan akan
memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan
memeriksa acuan, tulangan dan mengeluarkan persetujuan tertulis
untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan.
Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
(iii) Walaupun persetujuan untuk memulai pengecoran sudah diterbitkan,
pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan jika Direksi Pekerjaan
atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran
dan pengecoran secara keseluruhan
(iv). Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi
dengan air atau diolesi pelumas di sisi dalamnya yang tidak
meninggalkan bekas.
(v). Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga penempatan
dan penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya pemisahan
butiran.
(vi). Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu,
berurutan mulai dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat menyatu

ST - 32
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

dengan lapisan dibawahnya, adukan beton digetar dari lapisan


bawah dengan alat penggetar (vibrator).
(vii). Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi
tulangan dan bagian bagian yang ditanam, cetakan dan perancah
belum diperiksa dan disetujui Direksi Pekerjaan secara tertulis.
(viii). Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai
terjadi pemisahan butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar
cetakan cukup rapat, dicor terlebih dahulu lapisan selimut beton
setebal 3 cm, dengan spesi yang sama dengan yang dibutuhkan oleh
beton diatasnya.
(ix) Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari
yang ditentukan oleh Direksi, kelebihan ini harus segera dibuang.
Semua pengecoran harus selesai dalam waktu 60 menit telah keluar
dari mesin pengaduk, kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi.
(x). Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika ditentukan
atau disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul selama pengecoran
harus segera dibuang. Beton jangan dicor diatas beton lain yang baru
saja dicor selama lebih dari 30 menit, kecuali jika ada konstruksi
sambungan yang akan ditentukan kemudian
(xi). Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harus
ditempatkan pada posisi yang benar secara vertikal maupun
horizontal, dengan permukaan dibuat kasar atau bergerigi untuk
menahan gesekan dan membentuk ikatan sambungan beton
berikutnya, seperti yang diinginkan oleh Direksi Pekerjaan .
(xii). Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat kasar
atau disambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan beton
harus tetap lembab dan dilindungi dengan mortel semen
(perbandingan berat) 1 : 2 setebal 1 cm.
(xiii) Beton harus dicor pada posisi dan urutan urutan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
Beton yang dicor ditempatkan langsung pada cetakannya sedemikian
rupa untuk menghindari pemisahan butiran dan penggeseran
tulangan beton, acuan, atau bagian bagian yang tertanam, serta
membentuk lapisan lapisan yang tidak lebih tebal dari 40 cm padat.
(xiv) Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai
sambungan ditentukan pada gambar atau menurut petunjuk Direksi
Pekerjaan.
(xv) Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan
kereta dorong lebih tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh Direksi
Pekerjaan untuk menjatuhkan ketempat penampungan sementara
dan kemudian diambil lagi dengan sekop sebelum dicorkan.
(xvi) Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan
sebelumnya atau mengikuti petunjuk Direksi dan harus dikerjakan
secara menerus sampai dengan selesai. Bila perlu Penyedia Jasa
harus bekerja lembur untuk mencapai target tersebut.

b) Pemadatan
(i). Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau
dari luar acuan yang telah disetujui. Jika diperlukan dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara
manual dengan alat yang cocok untuk menjamin kepadatan yang
tepat dan memadai. Alat penggetar tidak boleh digunakan untuk
memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam
acuan.

ST - 33
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

(ii). Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan


semua sudut, di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi
tanpa menggeser tulangan sehingga setiap rongga dan gelembung
udara terisi.
(iii). Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada
hasil pemadatan yang diperlukan.
(iv). Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan
sekurang- kurangnya 5000 putaran per menit dengan berat efektif
0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan supaya dapat
menghasilkan getaran yang merata.
(v). Posisi alat penggetar mekanis yang digunakan untuk memadatkan
beton di dalam acuan harus vertikal sedemikian hingga dapat
melakukan penetrasi sampai kedalaman 10 cm dari dasar beton yang
baru dicor sehingga menghasilkan kepadatan yang menyeluruh pada
bagian tersebut. Apabila alat penggetar tersebut akan digunakan
pada posisi yang lain maka, alat tersebut harus ditarik secara
perlahan dan dimasukkan kembali pada posisi lain dengan jarak tidak
lebih dari 45 cm. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik
lebih dari 15 detik atau permukaan beton sudah mengkilap.
(vi). Jumlah minimum alat penggetar mekanis
(vii). Apabila kecepatan pengecoran 20 m3 /jam, maka harus digunakan
alat penggetar yang mempunyai dimensi lebih besar dari 7,5 cm.
(viii). Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai sebelum
terjadi waktu ikat awal (initial setting).

3) Sambungan Pelaksanaan (Construction Joint)


a) Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis
bangunan yang diusulkan beserta lokasi sambungan pelaksanaan seperti
yang ditunjukkan pada Gambar Rencana untuk disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Sambungan pelaksanaan tidak boleh ditempatkan pada
pertemuan elemen-elemen bangunan kecuali ditentukan demikian.
b) Sambungan pelaksanaan pada tembok sayap tidak diijinkan. Semua
sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan
pada umumnya harus diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
c) Jika sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati
sambungan sedemikian rupa sehingga membuat bangunan tetap monolit.
d) Pada sambungan pelaksanaan harus disediakan lidah alur dengan ke
dalaman paling sedikit 4 cm untuk dinding, pelat serta antara dasar pondasi
dan dinding. Untuk pelaksanaan pengecoran pelat yang terletak di atas
permukaan dengan cara manual, sambungan konstruksi harus diletakkan
sedemikian rupa sehingga pelat-pelat mempunyai luas maksimum 40 m2.
e) Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan-bahan yang
diperlukan untuk kemungkinan adanya sambungan pelaksanaan tambahan
jika pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan akibat hujan atau
terhentinya pemasokan beton atau penghentian pekerjaan oleh Direksi
Pekerjaan.
f) Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bonding agent yang dapat digunakan
untuk pelekatan pada sambungan pelaksanaan dan cara pelaksanaannya
harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya
g) Pada lingkungan air asin atau korosif, sambungan pelaksanaan tidak
diperkenankan berada pada 75 cm di bawah muka air terendah atau 75 cm
di atas muka air tertinggi kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

ST - 34
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

4) Beton Siklop
a) Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati dan tidak boleh dijatuhkan dari
tempat yang tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yang dikhawatirkan
akan merusak bentuk cetakan atau pasangan-pasangan lain yang
berdekatan
b) Semua batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan. Volume
total batu pecah tidak boleh melebihi sepertiga dari total volume pekerjaan
beton siklop.
c) Untuk dinding penahan tanah dan pilar yang lebih tebal dari 60 cm, tiap bat
harus dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm; jarak antar batu pecah
maksimum 30 cm dan jarak terhadap permukaan minimum 15 cm.
Permukaan bagian atas dilindungi dengan beton penutup (caping).

5) Lining Beton
a) Lining beton harus dilaksanakan ditempat yang telah ditunjukkan pada
Gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.
b) Beton yang digunakan harus dicor ditempat itu juga dan harus sesuai
dengan ketentuan.
c) Lining harus dilaksanakan setelah penggalian saluran dan tanggul selesai
dilakukan, pada saat perapian sedang dikerjakan.
d) Pelaksanaan lining dibuat mengikuti Gambar atau petunjuk Direksi,
dilaksanakan sesuai dengan gambargambar detail yang ada terutama yang
telah disetujui Direksi Pekerjaan.
e) Sambungan lining harus diisi bitumen (aspal pasir) sesuai gambar atau
petunjuk Direksi Pekerjaan.

6) Pekerjaan Pondasi Beton


a) Sebelum menempatkan beton pada pondasi, Penyedia Jasa harus
membersihkan semua kotoran yang ada termasuk minyak, serpihan tanah,
reruntuhan, plastik, sisa kertas dan genangan air yang ada sesuai dengan
permintaan Direksi Pekerjaan.
b) Selama pengecoran Penyedia Jasa harus menjaga permukaan yang dicor
bersih dari genangan air.
c) Pengecoran beton belum boleh dilaksanakan sebelum Direksi Pekerjaan
memeriksa dan menyetujui persiapan pekerjaan pondasi tersebut.
d) Lapisan lantai kerja beton dapat dicor setelah pekerjaan persiapannya
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Ketebalan lapisan lantai kerja beton harus
dibuat sesuai dengan gambar atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
e) Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, sebelum melakukan
pengecoran, permukaan tanah atau kerikil harus disiram air semen setelah
bersih.
f) Jika permukaan tersebut berupa cadas, permukaannya dibersihkan dan
dibuat bergerigi agar terbentuk ikatan yang kuat, baru adukan semen
ditempatkan diatasnya.
g) Adukan semen tersebut harus mempunyai perbandingan semenpasir yang
sama dengan perbandingan semen pasir yang digunakan untuk beton.
h) Adukan semen tidak diperlukan pada pondasi, jika lantai kerja beton atau
proteksi pondasi dibuat dengan cara lain.

7) Pengerjaan Akhir
a) Pembongkaran Cetakan akhir
- Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang
tipis dan bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran
beton tanpa mengabaikan perawatan. Acuan yang ditopang oleh
ST - 35
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau bangunan busur, tidak


boleh dibongkar hingga pengujian kuat tekan beton menunjukkan paling
sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton.
- Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk
pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok pengarah
(parapet), dan permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam
waktu paling sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30
jam, tergantung pada keadaan cuaca dan tanpa mengabaikan
perawatan.
b) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
- Kecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera
setelah pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang
telah digunakan untuk memegang acuan, dan acuan yang melewati
badan beton, harus dibuang atau dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm
di bawah permukaan beton. Tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya
yang disebabkan oleh sambungan cetakan harus dibersihkan.
- Direksi Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelah
pembongkaran acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas
kekurang sempurnaan minor yang tidak akan mempengaruhi bangunan
atau fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi
pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan semen.
- Jika Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat
keropos, pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound),
membentuk permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton.
- Lubang harus dibasahi dengan air dan adukan pasta (semen dan air,
tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang. Selanjutnya
lubang harus diisi dengan adukan yang kental yang terdiri dari satu
bagian semen dan dua bagian pasir dan dipadatkan. Adukan tersebut
harus dibuat dan didiamkan sekira 30 menit sebelum dipakai agar
dicapai penyusutan awal, kecuali digunakan jenis semen tidak susut (non
shrinkage cement).
c) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)
Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir
berikut ini, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan :
- Bagian atas pelat, kerb, dan permukaan horisontal lainnya sebagaimana
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus digaru dengan mistar
bersudut untuk memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan
segera setelah pengecoran beton dan harus diselesaikan secara manual
sampai rata dengan menggerakkan perata kayu secara memanjang dan
melintang, atau dengan cara lain yang sesuai sebelum beton mulai
mengeras.
- Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin, seperti untuk
trotoar, harus sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau cara
lain sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sebelum
beton mulai mengeras.
- Permukaan yang tidak horisontal yang telah ditambal atau yang masih
belum rata harus digosok dengan batu gurinda yang agak kasar
(medium), dengan menempatkan sedikit adukan semen pada
permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus yang
dicampur sesuai dengan proporsi yang digunakan untuk pengerjaan
akhir beton. Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh tanda
bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan hilang, dan seluruh rongga terisi,
serta diperoleh permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari
penggosokan ini harus dibiarkan tertinggal di tempat.

ST - 36
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

d) Perawatan Beton
(1) Perawatan dengan Pembasahan
(i). Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari
pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan
mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air yang
terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang relatif
tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang
sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.
(ii). Pekerjaan perawatan harus segera dimulai setelah beton mulai
mengeras (sebelum terjadi retak susut basah) dengan
menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air.
Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam
waktu paling sedikit 7 hari. Semua bahan perawatan atau
lembaran bahan penyerap air harus menempel pada permukaan
yang dirawat.
(iii). Jika acuan kayu tidak dibongkar maka acuan tersebut harus
dipertahankan dalam kondisi basah sampai acuan dibongkar,
untuk mencegah terbukanya sambungan-sambungan dan
pengeringan beton.
(iv). Permukaan beton yang digunakan langsung sebagai lapis aus
harus dirawat setelah permukaannya mulai mengeras (sebelum
terjadi retak susut basah) dengan ditutupi oleh lapisan pasir
lembab setebal 5 cm paling sedikit selama 21 hari.
(v). Beton semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi,
harus dibasahi sampai kuat tekannya mencapai 70 % dari
kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.
(2) Perawatan dengan Uap
(i). Beton yang dirawat dengan uap untuk mendapatkan kekuatan
awal yang tinggi, tidak diperkenankan menggunakan bahan
tambahan kecuali atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
(ii). Perawatan dengan uap harus dikerjakan secara menerus sampai
waktu dimana beton telah mencapai 70 % dari kekuatan
rancangan beton berumur 28 hari. Perawatan dengan uap untuk
beton harus mengikuti ketentuan di bawah ini :
- Tekanan uap pada ruang uap selama perawatan beton tidak
boleh melebihi tekanan luar.
- Temperatur pada ruang uap selama perawatan beton tidak
boleh melebihi 380 C selama 2 jam sesudah pengecoran
selesai, dan kemudian temperatur dinaikkan berangsur-
angsur sehingga mencapai 650 C dengan kenaikan
temperatur maksimum 140 C / jam secara bertahap.
- Perbedaan temperatur pada dua tempat di dalam ruangan
uap tidak boleh melebihi 5,50C.
- Penurunan temperatur selama pendinginan dilaksanakan
secara bertahap dan tidak boleh lebih dari 110 C per jam.
- Perbedaan temperatur beton pada saat dikeluarkan dari ruang
penguapan tidak boleh lebih dari 110C dibanding udara luar.
- Selama perawatan dengan uap, ruangan harus selalu jenuh
dengan uap air.
- Semua bagian bangunanal yang mendapat perawatan dengan
uap harus dibasahi selama 4 hari sesudah selesai perawatan
uap tersebut.

ST - 37
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

(iii).Penyedia Jasa harus membuktikan bahwa peralatannya bekerja


dengan baik dan temperatur di dalam ruangan perawatan dapat
diatur sesuai dengan ketentuan dan tidak tergantung dari cuaca
luar.
(iv). Pipa uap harus ditempatkan sedemikian rupa atau balok harus
dilindungi secukupnya agar beton tidak terkena langsung
semburan uap, yang akan menyebabkan perbedaan temperatur
pada bagian-bagian beton.
(3) Perawatan dengan Cara Lain
(i). Membran cair
Perawatan membran dilakukan ketika seluruh permukaan beton
segera esudah air meningggalkan permukaan (kering), terlebih
dahulu setelah beton dibuka cetakannya dan finishing dilakukan.
Jika seandainya hujan turun maka harus dibuat pelindung
sebelum lapisan membran cukup kering, atau seandainya lapisan
membran rusak maka harus dilakukan pelapisan ulang lagi.
(ii). Selimut kedap air
Metode ini dilakukan dengan menyelimuti permukaan beton
dengan bahan lembaran kedap air yang bertujuan mencegah
kehilangan kelembaban ari permukaan beton. Beton harus basah
pada saat lembaran kedap air ini dipasang. Lembaran bahan ini
aman untuk tidak terbang/pindah tertiup angin dan apabila ada
kerusakan/sobek harus segera diperbaiki selama periode
perawatan berlangsung.
(iii) Form-In-Place
Perawatan yang dilakukan dengan tetap mempertahankan
cetakan sebagai dinding penahan pada tempatnya selama waktu
yang diperlukan beton dalam masa perawatan

Pekerjaan Waterstop
1) Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang waterstop dari bahan
polyvinychlorida dalam bentuk ukuran tertentu pada lokasi seperti yang
diberikan pada gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Untuk penempatan
yang tepat, waterstop tipe split flange, sebelum pengecoran beton berakhir
bagian split flange harus disambungkan dengan cara yang disetujui sehingga
tidak ada beton atau mortel dapat masuk kedalam celahcelah diantara dua
bagian split dari flangenya tersebut.
2) Penyedia Jasa harus menyediakan semua material, peralatan dan tenaga listrik
yang diperlukan untuk menyambung dan memasang waterstop tersebut. Alur
waterstop dibuat dengan memotong dan menyambung waterstop kearah
memanjang sesuai dengan kebutuhannya, memanaskan ujungujungnya
sampai meleleh dan menyambungkannya sampai membentuk sambungan yang
diinginkan.
Pemanasan ujung material tersebut dikerjakan dengan menggunakan mesin
penyambung yang disarankan oleh pabrik yang membuat waterstop atau mesin
listrik lain yang disetujui.
3) Untuk mendapatkan as waterstop sesuai gambar, Penyedia Jasa harus
memasangnya dengan hati-hati dan tepat berikut menyambungnya.
4) Waterstop harus diproduksi dengan proses pencampuran dari suatu campuran
plastik elastis dan bahan dasar polyvinychlorida (PVC) 100% didapat, homogen
dan tidak berlubang-lubang atau cacat lainnya.
5) Waterstop harus diuraikan disini harus memenuhi kelayakan fisik sebagai berikut
:
Berat jenis : 1,33 0,03 pada suhu 230 c
Tegangan tarik : 155 sampai 176 kg/cm2 pada suhu 230 c

ST - 38
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Kekenyalan : 360 % sampai 400 % pada suhu 230 c


Batas kerapuhan : - 480 c
Durometer : 65 - 75

B.13. PENGENDALIAN MUTU


Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan beton, bekisting dan waterstop harus memuat :

Penerimaan bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan) harus
diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti
tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai
dengan ketentuan persyaratan bahan pada Pekerjaan Beton, Bekisting dan
Waterstop.

Pengawasan
Direksi pekerja harus menempatkan seorang personal khusus yang mempunyai
keahlian untuk melakukan pengawasan pekerjaan sesuai dengan persyaratan kerja

Perencanaan Campuran
1) Ketentuan Sifat-sifat Campuran
a) Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan (misalnya
dinyatakan dengan nilai slump) seperti yang diusulkan tidak boleh
digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan dalam beberapa
hal menyetujui penggunaannya secara terbatas. Kelecakan (workability) dan
tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada
pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung udara atau
gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran
acuan diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat.
b) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan
yang disyaratkan, atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, bila
pengambilan contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-
1990, SNI 03-4810-1998, SNI 03-2493-1991, SNI 03-2458-1991.
c) Jika pengujian beton umur 7 hari menghasilkan kuat tekan beton di bawah
kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa tidak diperkenankan
mengecor beton lebih lanjut, sampai penyebab dari hasil yang rendah
tersebut diketahui dengan pasti dan diambil tindakan-tindakan yang
menjamin bahwa produksi beton berikutnya memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi.
Kuat tekan beton umur 28 hari yang tidak memenuhi ketentuan yang
disyaratkan harus dipandang sebagai pekerjaan yang tidak dapat diterima
dan pekerjaan tersebut harus diperbaiki sebagaimana disyaratkan di atas.
Kekuatan beton dianggap lebih kecil dari yang disyaratkan jika hasil
pengujian serangkaian benda uji dari suatu bagian pekerjaan yang
dilaksanakan lebih kecil dari kuat tekan beton karakteristik yang diperoleh
dari rumus yang diuraikan.
d) Direksi Pekerjaan dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau
memerintahkan Penyedia Jasa untuk mengambil tindakan perbaikan dalam
meningkatkan mutu campuran atas dasar hasil pengujian kuat tekan beton
umur 3 hari. Dalam keadaan demikian, Penyedia Jasa harus segera
menghentikan pengecoran beton yang diragukan tetapi dapat memilih
menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton umur 7 hari diperoleh,
sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut Direksi

ST - 39
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Pekerjaan akan menelaah kedua hasil pengujian umur 3 hari dan 7 hari, dan
dapat segera memerintahkan tindakan perbaikan yang dipandang perlu.
e) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat
mencakup pembongkaran dan penggantian seluruh beton. Tindakan tersebut
tidak boleh berdasarkan pada hasil pengujian kuat tekan beton umur 3 hari
saja, kecuali bila Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan sepakat dengan
perbaikan tersebut.

2) Penyesuaian Campuran
a) Penyesuaian Sifat Mudah Dikerjakan (Kelecakan atau Workability)
Jika sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula dirancang sulit
diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan perubahan rancangan
agregat, dengan syarat dalam hal apapun kadar semen yang semula
dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan
berdasarkan pengujian yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi tidak
dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara
menambah air atau oleh cara lain tidak diijinkan. Bahan tambahan untuk
meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
b) Penyesuaian Kekuatan
Jika beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, maka kadar semen
dapat ditingkatkan atau dapat digunakan bahan tambahan dengan syarat
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
c) Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru
Perubahan sumber atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa
pemberitahuan tertulis kepada Direksi Pekerjaan. Bahan baru tidak boleh
digunakan sampai Direksi Pekerjaan menerima bahan tersebut secara
tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan atas hasil pengujian
campuran percobaan baru yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
d) Bahan Tambahan (admixture)
Bila perlu menggunakan bahan tambahan, maka Penyedia Jasa harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Jenis dan takaran bahan
tambahan yang akan digunakan untuk tujuan tertentu harus dibuktikan
kebenarannya melalui pengujian campuran di laboratorium. Ketentuan
mengenai bahan tambahan ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991.
Bila akan digunakan bahan tambahan berupa butiran yang sangat halus,
sebagian besar berupa mineral yang bersifat cementious seperti abu terbang
(fly ash), mikrosilika (silicafume), atau abu slag besi (iron furnace slag), yang
umumnya ditambahkan pada semen sebagai bahan utama beton, maka
penggunaan bahan tersebut harus berdasarkan hasil pengujian laboratorium
yang menyatakan bahwa hasil kuat tekan yang dihasilkan sesuai dengan
persyaratan yang diinginkan pada Gambar Rencana dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
Dalam hal penggunaan bahan tambahan dalam campuran beton, maka
bahan tersebut ditambahkan pada saat pengadukan beton. Bahan tambahan
ini hanya boleh digunakan untuk meningkatkan kinerja beton segar (fresh
concrete).

Penggunaan bahan tambahan ini dilakukan dalam hal-hal sebagai berikut :


- Meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa menambah air;
- Mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa mengurangi
kelecakan
- Mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
- Memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
- Meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton;

ST - 40
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

- Mengurangi kecepatan terjadinya slump loss;


- Mengurangi susut beton atau memberikan sedikit pengembangan
volume beton (ekspansi)
- Mengurangi terjadinya bleeding;
- Mengurangi terjadinya segregasi.

Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan


tambahan campuran beton bisa digunakan untuk keperluan-keperluan
sebagai berikut :
- Meningkatkan kekuatan pada beton muda
- Mengurangi atau memperlambat panas hidrasi pada proses pengerasan
beton, terutama untuk beton dengan kekuatan awal yang tinggi.
- Meningkatkan kinerja pengecoran beton di dalam air atau di laut
- Meningkatkan keawetan jangka panjang beton
- Meningkatkan kekedapan beton (mengurangi permeabilitas beton)
- Mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat
- Meningkatkan daya lekat antara beton baru dan beton lama
- Meningkatkan daya lekat antara beton dan baja tulangan
- Meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan tumbukan

Walaupun demikian, penggunaan aditif dan admixture perlu dilakukan secara


hati-hati dan dengan takaran yang tepat sesuai manual penggunaannya,
serta dengan proses pengadukan yang baik, agar pengaruh
penambahannya pada kinerja beton bisa dicapai secara merata pada semua
bagian beton. Dalam hal ini perlu dimengerti bahwa dosis yang berlebih akan
dapat mengakibatkan menurunnya kinerja beton, atau dalam hal yang lebih
parah, dapat menimbulkan kerusakan pada beton.

3) Pelaksanaan Pencampuran
a) Penakaran Agregat
(i). Seluruh komponen bahan beton harus ditakar menurut berat, untuk
mutu beton fc < 19,3 MPa diijinkan ditakar menurut volume sesuai
SNI 03-3976-1995. Bila digunakan semen kemasan dalam zak,
kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen
yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan
dari jumlah zak semen. Agregat harus ditimbang beratnya secara
terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat
pencampur
(ii). Penakaran agregat harus dilakukan dalam kondisi jenuh kering
permukaan (SSD-saturated surface dry). Apabila hal tersebut tidak
dilakukan maka harus dilakukan koreksi penakaran sesuai dengan
kondisi agregat di lapangan. Untuk mendapatkan kondisi agregat
yang jenuh kering permukaan dapat dilakukan dengan cara
menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala paling
sedikit 12 jam sebelum penakaran untuk menjamin kondisi jenuh
kering permukaan
(iii) Penyedia Jasa harus dapat menunjukkan sertifikat kalibrasi yang
masih berlaku untuk seluruh peralatan yang digunakan untuk
keperluan penakaran bahan-bahan beton termasuk saringan agregat
pada perangkat ready mix
b) Pencampuran
(i). Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis
dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin
distribusi yang merata dari seluruh bahan.

ST - 41
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

(ii). Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan
alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air
yang digunakan dalam setiap penakaran.
(iii). Cara pencampuran bahan beton dilakukan sebagai berikut, pertama
masukkan sebagian air, kemudian seluruh agregat sehingga
mencapai kondisi yang cukup basah, dan selanjutnya masukkan
seluruh semen yang sudah ditakar hingga tercampur dengan agregat
secara merata. Terakhir masukkan sisa air untuk menyempurnakan
campuran.
(iv). Waktu pencampuran harus diukur mulai pada saat air dimasukkan ke
dalam campuran bahan kering. Seluruh sisa air yang diperlukan
harus sudah dimasukkan sekira seperempat waktu pencampuran
tercapai. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas m3 atau
kurang harus sekira 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar waktu
harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3
(v). Bila tidak mungkin menggunakan mesin pencampur, Direksi
Pekerjaan dapat menyetujui pencampuran beton dengan cara
manual dan harus dilakukan sedekat mungkin dengan tempat
pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual
harus dibatasi hanya pada beton non-bangunanal.

4) Pengujian Campuran
a) Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap pencampuran beton yang
dihasilkan, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan kecuali
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya. Nilai slump pada setiap
campuran tidak boleh berada diluar rentang nilai slump ( 2 cm) yang
disyaratkan
b) Pengujian Kuat Tekan
(i). Penyedia Jasa harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah benda
uji per set) dan setiap umur benda uji 7 (Tujuh) hari, 14 (Empat
Belas), 28 (Dua Puluh untuk setiap kuat tekan beton dan untuk
setiap jenis komponen bangunan yang dicor terpisah pada tiap hari
pengecoran.
(ii). Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus
menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan diameter 150
mm dan tinggi 300 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-
4810-1998. Benda uji tersebut harus dicetak bersamaan dan diambil
dari contoh yang sama dengan benda uji silinder yang akan dirawat
di laboratorium.
(iii) Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah kuantitas
pengecoran atau komponen bangunan yang dicor secara terpisah
dan diambil jumlah terbanyak diantara keduanya.
(iv). Pengambilan benda uji untuk pengecoran yang didapat dari
pencampuran secara manual, setiap 40 meter kubik beton harus
dibuat 1 set benda uji dan untuk setiap komponen bangunan yang
dicor terpisah minimal diambil 3 set benda uji.
(v). Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk pengecoran hasil produksi
ready mix, diambil pada setiap pengiriman (1 set untuk setiap truk).
1set = 3 buah benda uji
(vi). Setiap set pengujian minimum tersebut harus diuji untuk kuat tekan
beton umur 28 hari.
(vii). Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut terdapat
perbedaan nilai kuat tekan yang > 5% antara dua buah benda uji

ST - 42
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

dalam set tersebut, maka benda uji ketiga dalam set tersebut harus
diuji kuat tekannya. Hasil kuat tekan yang digunakan dalam
perhitungan statistik adalah hasil dari 2 buah benda uji yang
berdekatan nilainya.
(viii). Kekuatan beton diterima dengan memuaskan bila fc karakteristik dari
benda uji lebih besar atau sama dengan fc rencana. fc karakteristik
dihitung dengan rumus sebagai berikut :

fc= fcm k.S , di mana S menyatakan nilai deviasi standar dari


hasil uji tekan, dan k adalah konstanta yang tergantung pada jumlah
hasil kuat tekan dari benda uji (k=1,64 untuk jumlah hasil kuat tekan
benda uji lebih besar atau sama dengan dari 30

dimana,
n 0f f 2 fc = Kuat tekan beton karakteristik
ci cm fci = Kuat tekan beton yang diuji
S= fcm = Kuat tekan beton rata-rata
l n-l

(ix).Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di bawah
0,85 fc.
(x). Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi,
maka harus diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata dari hasil
uji kuat tekan berikutnya, dan langkah-langkah lain untuk memastikan
bahwa kapasitas daya dukung dari bangunan tidak membahayakan.
(xi). Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan bahwa
kapasitas daya dukung bangunan berkurang, maka diperlukan suatu
uji bor (core drilling) pada daerah yang diragukan berdasarkan aturan
pengujian yang berlaku. Dalam hal ini harus diambil paling tidak 3
(tiga) buah benda uji bor inti pada daerah yang tidak membahayakan
bangunan untuk setiap hasil uji tekan yang meragukan atau
terindikasi bermutu rendah seperti disebutkan di atas.
(xii). Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa
dianggap secara bangunan antara lain cukup baik bila rata-rata kuat
tekan dari ketiga benda uji bor inti tersebut tidak kurang dari 0,85 fc,
dan tidak satupun dari benda uji bor inti yang mempunyai kekuatan
kurang dari 0,75 fc. Dalam hal ini, perbedaan umur beton saat
pengujian kuat tekan benda uji bor inti terhadap umur beton yang
disyaratkan untuk penetapan kuat tekan beton (yaitu 28 hari, atau
lebih bila disyaratkan), perlu diperhitungkan dan dilakukan koreksi
dalam menetapkan kuat tekan beton yang dihasilkan.
c) Pengujian Tambahan
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan
untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir,
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian
tambahan tersebut meliputi :
(i). Pengujian yang tidak merusak menggunakan alat seperti Impact
Echo, Ultrasonic Penetration Velocity atau perangkat penguji lainnya
(hasil pengujian tidak boleh digunakan sebagai dasar penerimaan);
(ii). Pengujian pembebanan bangunan atau bagian bangunan yang
dipertanyakan;
(iii). Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;

ST - 43
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

(iv). Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

5) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan


a). Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang
disyaratkan,atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhi
ketentuan,atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan,
harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan antara
lain
b) Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum
dikerjakan;
c). Penanganan pada bagian bangunan yang hasil pengujiannya gagal;
d) Perkuatan, pembongkaran atau penggantian sebagian atau menyeluruh
pada bagian pekerjaan yang memerlukan penanganan khusus.
e). Jika terjadi perbedaan pendapat dalam hal mutu pekerjaan beton atau
adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat
meminta Penyedia Jasa melakukan pengujian tambahan yang diperlukan
untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai
dengan adil dengan meminta pihak ketiga untuk melaksanakannya.
f). Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini. Penyedia Jasa harus mengajukan detail
rencana perbaikan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan
sebelum memulai pekerjaan.

B.14. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi
teknis pekerjaan beton harus memuat :

Pengukuran
1) Pekerjaan Beton
a) Cara Pengukuran
(i). Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang
digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan
pada Gambar Kerja atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
dengan batas toleransi yang diijinkan dan dibayar ukuran minimal
yang masih masuk dalam toleransi. Tidak ada pengurangan yang
akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis
tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam
seperti "water stop", baja tulangan, selongsong pipa (conduit) atau
lubang sulingan (weephole).
(ii). Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan
dilakukan untuk acuan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan,
penyelesaian akhir permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan
pelengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya
dari pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga
penawaran untuk Pekerjaan Beton.
(iii). Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja
tulangan dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan
bangunan yang telah selesai dan diterima akan diukur untuk
dibayarkan seperti disyaratkan pada Bagian lain dalam Spesifikasi
ini.
(iv). Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai
beton bangunan atau beton tidak bertulang. Beton Bangunan harus
beton yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai
fc=21,7 MPa (K-250) atau lebih tinggi dan Beton Tak Bertulang harus
beton yang disyaratkan atau disetujui untuk fc=14,5 MPa (K-175)

ST - 44
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

atau fc=9,8 Mpa (K-125). Jika beton dengan mutu (kekuatan) yang
lebih tinggi diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu
(kekuatan) beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur
sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.
b) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki
(i). Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk
pembayaran harus sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan
semula telah memenuhi ketentuan.
(ii). Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap
peningkatan kadar semen atau setiap bahan tambah (admixture),
juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan
pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang
disyaratkan untuk pekerjaan beton.

2) Pekerjaan Waterstop
Pengukuran pembayaran pekerjaan waterstop dibuat berdasarkan meter
panjang terpasang, sesuai as waterstop seperti terlihat pada gambar.

Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yang
disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran dan
menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas Harga dan
pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan dan
pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata Pembayaran lain, termasuk
"water stop", lubang sulingan, acuan, perancah untuk pencampuran, pengecoran,
pekerjaan akhir dan perawatan beton, dan untuk semua biaya lainnya yang perlu dan
lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya.

LAMPIRAN
Tabel A Jumlah pengambilan contoh beton segar
No Macam Pengujian Volume Contoh
. (Liter)

1 Slum 8
2 Berat Jenis 6
3 Kadar Udara 9
4 Uji Kuat Tekan ( 3 contoh ) 28
5 Uji Kuat Lentur ( 3 contoh ) 28
6 Uji Kuat Tarik ( 3 contoh ) 28
7 Uji Modulus Elastis ( 3 contoh ) 28

Tabel B. Ketentuan Agradasi Agregat


Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
Inchi Standart Halus Kasar
(m) (cm) # 467 # 56 # 67 #7
2 50,8 - 100 - - -
11/2 38,1 - 95 100 100 - -
1 25,4 - - 95 100 100 -
19 - 35 70 - 90 100
12,7 - - 25 60 - 100
3/8 9,5 100 10 30 - 20 55 90 100
#4 4,75 95 100 05 0 10 0 10 40 70
#8 2,36 80 100 - 05 05 0 15
#16 1,18 50 85 - - - 05
#50 0,300 10 30 - - - -
ST - 45
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

#100 0,150 2 - 10 - - - -

Tabel C. Ketentuan sifat campuran


Kuat Tekan Minimum
Mutu Beton Benda Uji Silinder Benda Uji Kubus
(MPa) (Kg/cm2)
F15 30 cm 15 x 15 x 15 cm3
fc Sbk 7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
(MPa) (kg/cm2)
31,2 K-350 21,0 29,0 250 350
26,4 K-300 18,0 25,0 215 300
21,7 K-250 15,0 21,0 180 250
14,5 K-175 9,5 14,5 115 175
9,8 K-125 7,0 100 80,0 125

B.15. BESI TULANGAN.


Umum
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos dan besi ulir
yang memenuhi ketentuan standar JIS atau ASTM A615, Grade 60 atau SII 0376-84,
SNI 07-2052-2002, dengan karakteristik sebagai berikut:
Property Besi Ulir Besi Polos
2
Tensile strength (kg/mm ) 45-57 45-57
Yield point (kg/mm2) 30 atau lebih 30 atau lebih
Elongation (%) 16 atau lebih 18 atau lebih

Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Pengguna Jasa untuk pengadaan besi
tulangan yang akan dipergunakan dan menyerahkan sertifikat produksi pabrik setiap
pengirimannya ke lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa dengan biaya sendiri harus
melakukan uji material bila diminta Pengguna Jasa dengan prosedur baku uji yang
disetujui Pengguna Jasa
Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada
seluruh panjangnya dengan yang disetujui Pengguna Jasa
Dua besi tulangan dengan diameter yang sama yang diambil secara random dari
besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus tidak boleh berbeda lebih dari 3%
(dua persen) dari diameter yang disyaratkan. Besi tulangan harus bersih dari karat,
oli, kotoran dan tidak cacat.

Gambar Pembesian
Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan daftar besi
dan pembengkokannya kepada Pengguna Jasa untuk mendapat persetujuan
sebelum pemasangannya di lokasi pekerjaan.

Pemasangan Besi Tulangan

ST - 46
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan ukuran/dimensi
yang ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah disepakati. Besi tulangan
harus dipasang pada lokasi dan posisi yang tepat sesuai dengan gambar dan diikat
kuat pada cetakan beton.
Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain sebagai
suatu rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah bentuk dan diikat
dengan kuat pada cetakan dengan posisi yang tepat dan tidak mudah bergeser
selama proses penuangan dan pemadatan beton.
Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan beton, tidak
diijinkan mencuat keluar permukaan beton.
Batu tahu untuk membentuk selimut beton, dibuat dari beton pra-cetak dengan kuat
desak tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang, dengan tebal sesuai dengan
desain tebal selimut beton diikat kuat pada cetakan dengan kawat dan disiram air
sesaat sebelum beton dituang.
Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan harus dibersihkan
dari material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil pengecoran
sebelumnya yang menempel/mengeras dan bahan lainnya yang dapat melemahkan
ikatan dengan beton.
Penyedia Jasa wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum
pelaksanaan penuangan beton, kepada Pengguna Jasa untuk melakukan
pemeriksaan kesiapan pelaksanaan secara menyeluruh dan memberi persetujuan
bila semuanya sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi.

Penyambungan Besi Tulangan


Semua besi tulangan harus dipasang dengan susunan dan panjang seperti pada
gambar kecuali bila ditentukan dan disetujui berbeda oleh Pengguna Jasa
Kecuali yang sudah ditetapkan dalam gambar penyambungan besi tulangan lainnya
tidak diperkenankan tanpa persetujuan Pengguna Jasa Penyambungan harus
dilakukan dengan overlap sepanjang mungkin.

Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung harus sesuai dengan
gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap harus tidak kurang
dari 30 (tiga puluh) diameter besi tulangan. Untuk penyambungan dengan cara
overlap, besi tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat sedemikian sehingga
tebal selimut beton tetap memenuhi ketentuan.

Selimut Beton
Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut beton sesuai dengan
ketentuan dalam gambar, atau atas perintah Pengguna Jasa

Pengukuran Pembayaran Besi Tulangan


Kecuali untuk beton pracetak, besi tulangan diukur dalam satuan berat ton untuk
setiap jenis/tipe besi tulangan bulat-polos atau bulat-ulir, berdasarkan berat yang
dihitung untuk besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang yang ditunjukkan
dalam daftar dan gambar pembesian/penulangan yang disetujui Pengguna Jasa
Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar pembayaran,
ketentuan berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan JIS G3112 harus
diikuti sbb:

Besi Bulat-Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,61 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31
7

Besi Bulat-Polos
ST - 47
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Diameter 8 10 12 16 19 22 25 28 32
(mm)
Berat (kg/m) 0,39 0,61 0,88 1,58 2,2 2,98 3,85 4,8 6,31
5 7 8 3 3

Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar diatas, Pengguna
Jasa akan menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di lokasi pekerjaan
berdasarkan ketentuan dalam standar SNI atau JIS.
Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat
dan keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak
diperhitungkan dalam pembayaran. Besi tulangan untuk overlap sambungan akan
diperhitungkan dalam pembayaran.
Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan
yang ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-
masing tipe besi bulat-ulir dan besi bulat-polos. Harga satuan tersebut sudah
termasuk biaya dan ongkos untuk pekerja, peralatan, material, alat penyediaan,
pemasangan dan penyetelan besi tulangan dan semua pekerjaan pendukung yang
disebut dalam Spesifikasi ini.

B.16. Pengadaan dan Pemasangan Nomenklatur 40 x 60 cm (marmer).


a. Bahan yang digunakan adalah marmer dengan ukuran sesuai dengan disain atau
ditentukan oleh Direksi, sedangkan ukuran 15 x 30 x1,5 cm untuk bangunan
pembagi dan bangunan pelengkap
b. Untuk menulis huruf harus dipahat dan dicat warna biru atau sesuai dengan
perintah Direksi dan permukaan dalam kondisi rata.
c. Dalam pemasangannya harus tenggelam / rata dengan permukaan dan diberi
spesi 1 PC : 2 PS sebagai bahan perekat.
d. Perhitungan dan Pembayaran :
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan
telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan ( Unit )
Buah.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya Umum
dan keuntungan.

B.17. Pengadaan dan Pemasangan Peilschaal (marmer).


a. Bahan yang digunakan adalah marmer dengan ukuran sesuai dengan disain atau
ditentukan oleh Direksi, sedangkan untuk tinggi disesuaikan dengan kebutuhan
dilapangan.
b. Untuk menulis huruf harus dipahat dan dicat warna biru atau sesuai dengan
perintah Direksi dan permukaan dalam kondisi rata.
c. Dalam pemasangannya harus tenggelam / rata dengan permukaan dan diberi
spesi 1 PC : 2 PS sebagai bahan perekat.
d. Angka yang ditulus adalah kelipatan 5 sedang untuk tiap 1 cm dibedakan dengan
pahatan dan ukuran-ukuran dapar dilihat dalam gambar disain
e. Perhitungan dan Pembayaran :
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan
telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan ( m )
tinggi.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya Umum
dan keuntungan.

B.18. PEKERJAAN SLOPE PROTECTION

ST - 48
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Plat slope protection atau pengaman tebing miring bagian genangan ini
terbuat dari beton bertulang campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr dengan perbandingan
volume, tebal plat 10 cm dan diletakkan diatas lantai kerja beton campuran 1Pc :
3 Pasir : 6 Krikil tebal 5 cm, tulangan 6 mm jarak horisontal dan vertikalnya 15
cm.
Sebelum dilaksanakan pekerjaan plat sloof protection harus dilakukan
terlebih dahulu adalah perbaikan tanah dengan keprasan atau timbunan dengan
pemadatan.
Balok / Kolom slope protection berfungsi untuk memperkuat kedudukan plat
slope protection. Balok / kolom slope protection terbuat dari beton mutu K175
dan penulangan seperti pada gambar. Sebelum dilaksanakan pekerjaan balok /
kolom slope protection harus dilakukan terlebih dahulu adalah perbaikan tanah
dengan keprasan atau timbunan dengan pemadatan dan diletakkan diatas lantai
kerja. Untuk balok / kolom ukuran 20/30 cm diletakkan pada bagian pondasi dan
bagian pengunci paling atas dan selain itu dipakai balok/kolom ukuran 15/25 cm.
Bidang yang akan di proteksi harus diperbaiki sedemikian rupa sehingga tampak rata
dan mantap / stabil dan mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Besarnya biaya untuk perbaikan tanah pada pekerjaan ini harus sudah dimasukkan
pada harga satuan sloof protection.

Perhitungan dan Pembayaran :


Plat slope protection dihitung persatuan m2 dan terdiri dari pekerjaan :
- Beton campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr atau mutu K 175,
- Penulangan 6 mm jarak 15 cm,
- Lantai kerja campuran 1 Pc : 3 Psr : 6 Kr,
- Perbaikan tanah dengan keprasan atau timbunan tanah yg dipadatkan,

Balok/kolom slope protection dihitung per satuan meter panjang (m) dan
terdiri dari pekerjaan :
- Beton campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr atau mutu K 175,
- Penulangan pokok 4 10 mm, begel 6 mm jarak 15 cm,
- Lantai kerja campuran 1 Pc : 3 Psr : 6 Kr,
- Perbaikan tanah dengan keprasan atau timbunan tanah yg dipadatkan,
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya umum dan
keuntungan.

B.19. PEKERJAAN PIPA OUTLET (pipa pengeluaran)


Pipa outlet yang dipergunakan adalah jenis pipa PVC diameter 400 mm tebal 19 mm
yang dilengkapi rubber ring dengan type S10 standart SNI.
Pemasangan pipa outlet rubber ring harus sedemikian rupa sehingga diyakini telah
benar-benar masuk dengan sempurna. Pada saat penyambungan diperiksa direksi
dan dinyatakan sempurna oleh direksi maka selanjutnya bagian luar pipa outlet
dibungkus dengan beton bertulang secara penuh (seperti pada gambar).
Timbunan tanah sekitar pipa outlet harus dipadatkan dengan vibro rller tanpa
digetarkan dan sejajar pipa outlet dengan ketebalan maximum 30 centi meter untuk
menghindari kerusakan beton pembungkus pipa outlet.
Perhitungan dan Pembayaran : volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan
gambar pelaksanaan yan telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan
dalam satuan (M).

ST - 49
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya umum dan
keuntungan.

B.20. PEKERJAAN VALVE GATE (pintu katub)


Valve gate (pintu katub) yang akan digunakan harus baru (bukan bekas) diameter
400 mm dan typenya sesuai, jika ada keraguan maka sebelum didatangkan harus
dimintakan persetujuan dulu dengan direksi teknis. Valve gate bisa dipasang apabila
telah diperiksa dan disetujui direksi. Pemasangan valve gate harus sedemikian rupa
sehingga tidak bocor, mudah dioperasikan, dan kuat menahan tekanan air. Valve
gate bisa dinyatakan diterima jika telah dilakukan uji coba dan dinyatakan memenuhi
syarat pemasangannya.
Perhitungan dan Pembayaran : volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan
gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan
dalam satuan (unit).
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya umum dan
keuntungan.
B.21. PEKERJAAN PAGAR BRC.
Pekerjaan pagar harus sedemikian rupa sehingga tampak rapi, lurus, horizontal,
stabil dan mantap. Sebelum bahan dipasang harus diperiksa dahulu oleh direksi dan
bilamana telah dinyatakan diterima maka pagar baru boleh dirangkai atau dipasang.
Besi harus berkualitas baik tidak berkarat (bukan besi bekas) serta mempunyai
ukuran sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar. Besi yang akan dipasang
harus dicek dengan sketch mat (alat ukur besi) oleh direksi dan apabila tidak sesuai
maka direksi akan menolak dan diminta kontraktor harus mengganti sesuai dengan
ukuran sketch mat.
Pagar kawat BRC dengan ketentuan sbb. :
- Tinggi : 1,20 m
- Finishing : Galvanize
- Diameter tiang / berat : 2 / 4.25 kg.
- Tebal tiang : 2 mm.
- Tinggi tiang : 1,50 meter
- Jarak besi/kawat vertikal : 80 mm
- Jumlah besi horisontal : 6 lajur
- Diameter besi /kawat : 6 mm
- Ukuran pagar : 2400 x 1200 mm
Perhitungan dan Pembayaran : volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan
gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan
dalam satuan (M) untuk pagar kawat dan (bh) untuk tiangnya.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya umum dan
keuntungan.
Pintu kawat BRC dengan ketentuan sbb. :
- SWING TUNGGAL WS : 1000 x 1200 mm

ST - 50
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

- Tinggi : 1,20 m
- Finishing : Galvanize
- Diameter frame : 2
- Tebal tiang : medium.
- Tinggi tiang : 1,80 meter
- Jarak besi/kawat vertikal : 80 mm
- Jumlah besi horisontal : 4 lajur
- Diameter besi /kawat : 6 mm
Perhitungan dan Pembayaran : volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan
gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan
dalam satuan (Unit).
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya umum dan
keuntungan.

B.22. PEKERJAAN JALAN (PAVING BLOCK)


Pekerjaan jalan (paving block) menggunakan paving beton mutu K300 ukuran : (10 x
20 x 6) cm pada bagian tepi dikunci dengan kanstin tebal 10 cm. Sebelum dipasang
paving bagian bawah (tanah dasar ) harus dipadatkan dengan vibro roller kapasitas
20 ton, diratakan dan kemudian diurug pasir tebal 8 cm. Setelah bagian bawah
diperiksa dan dinyatakan diterima oleh direksi maka paving baru boleh dipasang
dengan persetujuan tertulis dari direksi. Untuk mendapatkan permukaan paving yang
merata maka diperlukan pemadatan dengan baby roller kapasitas 5 ton. Perhitungan
pembayaran paving harus diukur untuk pembayaran dalam meter persegi sebagai
volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume
teoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan
disetujui, untuk kanstin perhitungan pembayaran diukur dalam satuan meter panjang
sebagai volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima.
Perhitungan dan Pembayaran : volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan
gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan
dalam satuan (M2) untuk paving dan (M) untuk kanstinnya.Pekerjaan tanah dihitung
tersendiri sesuai pelaksanaan.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai termasuk urugan pasir kecuali pekerjaan tanah,
peralatan yang digunakan, Biaya umum dan keuntungan.

B.23. SPESIFIKASI TEKNIK RUMAH JAGA


Perencanaan :
Pembuatan rumah jaga embung yang diletakkan disekitar embung
Rumah jaga embung ini meliputi antara lain :
- Ruangan utama,
- Ruangan tempat KM / WC,
- Septicktank dan Peresapan,
Pekerjaan tsb. al. :
- Pondasi dari pasangan batu kali campuran 1 Pc : 4 Psr,
- Tembok dari pasangan batu bata campuran 1 Pc : 4 Psr,

ST - 51
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

- Semua permukaan tembok diplester dengan plesteran campuran 1 Pc


: 3 Psr,
- Permukaan tembok luar dan dalam dicat dengan cat kualitas baik (cat
Paragon atau yang setara),
- Permukaan kayu dicat dengan cat kayu kualitas baik (cat Emco atau
yang setara),
- Atap dari beton bertulang mutu K175,
- Kusen dari kayu kamper kualitas baik dengan ukuran 6/15 cm,
- Daun Pintu Panel dari kayu kamper kualitas baik,
- Kaca Reyband 5 mm dan 3 mm,
- Pemasangan instalasi listrik dan titik-titk lampu, sakelar, stop kontak
dan lampu hemat energi,
- Lantai keramik 40/40 cm KW.1
- Dinding bagian dalam dilapisi keramik ukuran 20/25 cm setinggi 1,50
m,
Perhitungan dan Pembayaran : volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan
gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan
dalam satuan sesuai dalam daftar kuantitas dan harga.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya umum dan
keuntungan.

Pengadaan dan Pemasangan Papan Eksploitasi 60 x 90 cm


a. Bahan yang digunakan adalah beton.
b. Untuk ukuran atau detail daripada papan eksploitasi adalah sesuai dengan
gambar disain
c. Untuk menulis huruf dan cat harus sesuai dengan gambar.
e. Perhitungan dan Pembayaran :
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan
telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan ( buah ).
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya Umum
dan keuntungan.

Pengadaan dan Pemasangan Papan Eksploitasi 90 x 150 cm


a. Bahan yang digunakan adalah beton.
b. Untuk ukuran atau detail daripada papan eksploitasi adalah sesuai dengan
gambar disain
c. Untuk menulis huruf dan cat harus sesuai dengan gambar.
e. Perhitungan dan Pembayaran :
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan
telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (buah).
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya Umum
dan keuntungan.

Tabalan Rumput
a. Persyaratan Bahan / Material
Untuk melindungi rawan rusak lereng/tebing oleh riak/gelombang atau arus air
(erosi), gebalan rumput dikerjakan/diadakan sebagaimana tertera pada gambar
atau sesuai dengan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

ST - 52
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Lempengan gebalan rumput yang dipergunakan untuk pelindung tebing harus


segar, padat dan berakar kuat serta panjang potongan lempengan gebalan
rumput tidak kurang dari 10 cm.
b. Metoda Kerja
Pekerjaan gebalan rumput terdiri dari pekerjaan persiapan, pemotongan,
pengangkutan dan menata lempengan gebalan rumput pada tempatnya, serta
memelihara lereng/tebing sedemikian rupa agar supaya rumput dapat tumbuh
normal dan serentak.
Direksi Pekerjaan akan memeriksa lempengan gebalan rumput. Perlu dijaga agar
jangan terjadi kehilangan tanah humus pada lempengan gebalan rumput selama
pemotongan dan pengangkut. Transplating (memindahkan tanaman) rumput
dilaksanakan selama 24 jam, setelah pemotongan dan ditaruh pada tempat
sementara atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
Dalam proses penempatan sementara dan pengangkutan dikerjakan sedemikian
rupa sehingga dua muka tanah dari dua lempengan disetangkup (tanah dengan
tanah saling ditempelkan). Lempengan lempengan gebalan rumput harus
dijaga kelembabannya dan terlindung dari terik sinar matahari. Bila bidang
rumput yang akan dipotong dalam keadaan kering maka harus dibasahi secara
cukup, jangan diterima gebalan rumput yang berkualitas rendah maupun yang
dalam keadaan jelek serta terdapat gulma (rumput yang tidak diinginkan).
Semua bidang yang akan ditutupi dengan gebalan rumput dihaluskan, diratakan
sehingga menjadi permukaan yang seragam dan diolah (digemburkan dengan
kedalaman 3 cm. Lempengan gebalan rumput diletakkan berjajar satu sama lain,
kemudian dipadatkan secukupnya dan diperkuat dengan tusuk bambu dengan
maksud agar tidak mudah rusak karena tertimpa air hujan. Rongga antar
gebalan rumput tidak boleh kurang dari 15 cm dan disusun zig-zag.
Penyedia Jasa bertanggung jawab tentang pemeliharaan dan perawatan areal
gebalan rumput sampai rumput tumbuh normal dan serentak, serta lebih lanjut
sampai diterbitkannya berita acara oleh Direksi Pekerjaan yang menyatakan
bahwa seluruh pekerjaan sudah selesai dikerjakan.
Penyedia Jasa harus memperbaiki atas beban biaya sendiri apabila menurut
pendapat Direksi Pekerjaan ada areal yang rusak, rumput mengering atau tidak
berakar pada bidang tebing, tumbuh jenis tumbuhan yang tidak dikehendaki
(gulma) atau tampak tak teratur dan berpemandangan jelek.
c. Perhitungan dan Pembayaran.
Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan
bangunan jadi, yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan
diperhitungkan dalam satuan (unit) m2 yang telah ditanam.
Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang
dipergunakan, overhead dan keuntungan Penyedia Jasa pada analisa harga
satuan pekerjaan.

Timbunan tanah padat dengan satuan armada alat


a. Persyaratan Bahan / Material

ST - 53
Pembangunan Rumah Sederhana Type 36

Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah padat dengan satuan armada
alat adalah kegiatan penimbunan baik untuk tanggul, tubuh bendungan maupun
untuk di belakang bangunan dengan mempergunakan bahan timbunan dari luar
lokasi dengan jenis dan kualitas tanah yang tertentu. Lokasi pengambilan
material dari luar atas persetujuan direksi.

b. Metoda Kerja
Penyedia jasa wajib menjaga kualitas material timbunan selama penggalian,
pengangkutan dan penghamparan sehingga diperoleh bahan timbunan yang
memenuhi persyaratan. Penimbunan dilaksanakan setelah melakukan tes ;
Kepadatan Lapangan (field density), Permeability lapangan (field permeability),
Berat Jenis (specific gravity), Kadar Air (water content),

c. Perhitungan dan Pembayaran.


Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan
bangunan jadi, yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan
diperhitungkan dalam satuan unit (m3) yang telah dipasang
Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang
dipergunakan, overhead dan keuntungan Penyedia Jasa pada analisa harga
satuan pekerjaan.

Surabaya, November 2016

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


PENYEDIAAN AIR BAKU II,
SNVT PELAKSANAAN JARINGAN
PEMANFAATAN AIR BRANTAS

MUSTAFA MUKTI HIDAYAT, ST. M.Eng


NIP. 19770518 200502 1 002

ST - 54

Anda mungkin juga menyukai