Anda di halaman 1dari 117

SPESIFIKASI TEKNIS

SPESIFIKASI UMUM

1. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
Standar Nasional Indonesia (SNI).

Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada Standar Indonesia, maka dapat dipakai
Standar lain yang disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan dan sesuai
dengan spesifikasi ini.

2. Rencana Mutu Pelaksanaan Kontrak


Penyedia Jasa harus melaksanakan sistem pengendalian dan kepastian kualitas yang
menjamin ketentuan-ketentuan dalam kontrak khususnya kualitas pekerjaan dipenuhi/
diikuti dengan baik sesuai dengan ketentuan Kontrak.

Penyedia Jasa diwajibkan membuat Rencana Mutu Pelaksanaan Kontrak sebanyak 5


(lima) set dijilid rapi dan diserahkan paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah SPMK
diterbitkan ke Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Apabila terjadi perubahan item
pekerjaan (adendum) maka diperlukan adanya revisi Rencana Mutu Pelaksanaan
Kontrak.

Daftar Isi Rencana Mutu Pelaksanaan Kontrak adalah sebagai berikut :


a. Latar Belakang;
b. Informasi Kegiatan;
c. Sasaran Mutu;
d. Persyaratan Teknis dan Administrasi;
e. Struktur Organisasi;
f. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang;
g. Bagan Alir Kegiatan;
h. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan;
i. Jadwal Peralatan;
j. Jadwal Material;
k. Jadwal Personil;
l. Jadwal Arus Kas;
m. Rencana dan Metode verifikasi, validasi, monitoring, evaluasi, inspeksi dan
pengujian & Kriteria Penerimaan;
n. Daftar Kriteria Penerimaan;
o. Daftar Induk Dokumen;
p. Daftar Rekaman;
q. Lampiran-lampiran.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada
analisa satuan pekerjaan.

3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Penyedia Jasa harus melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum sesuai dengan ketentuan dalam Permen PUPR
No. 10 tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
Penyedia Jasa diwajibkan membuat Rencana K3 Kontrak sebanyak 5 (lima) set dijilid rapi
dan diserahkan pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi atau disebut
Pre Contruction Meeting (PCM) kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan persetujuan,
dengan menguraikan ketentuan seperti tertuang dalam daftar isi Rencana K3 Kontrak.

Adapun susunan dokumen laporan pelaksanaan rencana keselamatan konstruksi (RKK)


sesuai Permen PUPR No. 10 tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi antara lain :
1. Cover dokumen
2. Halaman pengesahan
3. Halaman daftar isi
4. Halaman uraian dan penjelasan laporan pelaksanaan RKK

Acuan untuk pembuatan atau penyusunan Rencana K3 Kontrak adalah sebagai berikut :
1. Permen PUPR No. 10 tahun 2021 Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi
2. Peraturan Perundang-Undangan dan persyaratan K3 lainnya
3. Dokumen Kontrak
4. Dokumen Spesifikasi Teknik
5. Dokumen Penawaran

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan dalam “overhead” pada analisa
satuan pekerjaan.
4. Pelaporan
Sarana administrasi yang berupa dokumen kontrak termasuk kelengkapannya, dokumen
adendum jika diperlukan, dokumen amandemen jika diperlukan dan lampiran lainnya,
sejak mulai proses pelelangan pekerjaan sampai selesainya pelaksanaan pekerjaan,
termasuk penggandaan dokumen kontrak beserta kelengkapan pendukung lainnya,
sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia Jasa.

Sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja dari Pengguna Jasa sampai selesainya
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan membuat :
• Laporan harian prestasi pelaksanaan pekerjaan;
• Laporan mingguan prestasi pelaksanaan pekerjaan;
• Laporan bulanan prestasi pelaksanaan pekerjaan;
• Laporan dan perhitungan hasil test laboratorium;

Isi laporan-laporan tersebut meliputi :


• Tenaga kerja yang bekerja;
• Peralatan yang dipakai;
• Bahan yang diperlukan;
• Data cuaca dilokasi proyek;
• Teknis pekerjaan yang dilaksanakan dari waktu ke waktu dan lain-lain.

Semua laporan tersebut harus mendapat pengesahan dari pengawas pekerjaan untuk
laporan harian, serta dari Direksi pekerjaan untuk laporan mingguan, bulanan serta
laporan hasil test dan perhitungan laboratorium.

Guna mengevaluasi kemajuan prestasi pelaksanaan pekerjaan lapangan, pada awal


sebelum dimulainya pekerjaan Penyedia Jasa diwajibkan membuat schedule waktu
pelaksanaan pekerjaan secara detail yang meliputi :
• Waktu kegiatan masing-masing jenis pekerjaan.
• Volume masing-masing jenis pekerjaan.
• Bobot masing-masing jenis pekerjaan.
• Target rencana pelaksanaan tiap minggu (% bobot).
• Target rencana komulatif pelaksanaan tiap minggu (% bobot).
• Kolom prestasi pelaksanaan tiap minggu ( % bobot ).
• Kolom prestasi komulatif pelaksanaan tiap minggu ( % bobot ).
• Keterangan lainnya yang diperlukan.
Semua laporan-laporan (laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan, schedule
rencana dan schedule pelaksanaan, dll) direkam/disajikan dalam bentuk Hard Disk
sebanyak minimal 1 (satu) Hard Disk kapasitas minimal 1 TB dan Penyedia tetap harus
mengarsip data-data pelaksanaan yang diserahkan ke Pengguna Jasa.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada
analisa harga satuan pekerjaan.

5. Gambar-gambar Yang Harus Dipersiapkan Oleh Penyedia Jasa.


5.1 Umum.
Pelaksanaan pengukuran awal oleh Penyedia Jasa yang dilaksanakan sejak
diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja dari Pengguna Jasa, dimaksudkan untuk
mendapatkan gambaran kondisi lapangan sesungguhnya dibandingkan dengan
gambar yang diterima oleh Penyedia Jasa dari Pengguna Jasa.

Data dan hasil pengukuran awal oleh Penyedia Jasa yang telah disyahkan dan
disetujui oleh Direksi pekerjaan tersebut, akan menjadi acuan dan dasar pembuatan
gambar-gambar selama waktu pelaksanaan sampai selesai pekerjaan.

Gambar-gambar hasil pengukuran awal tersebut diatas, akan merupakan dasar


pokok kesepakatan bersama antara Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa untuk
menghitung volume dari masing-masing jenis pekerjaan yang harus dan telah
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa, serta yang harus dibayar oleh Pengguna Jasa.

Semua gambar-gambar yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa, harus bisa


memberikan secara jelas hal-hal yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan
pekerjaan yang meliputi antara lain :
• Bentuk tiap jenis bangunan yang akan dikerjakan
• Elevasi muka tanah asli dan masing-masing bangunan
• Dimensi bangunan lengkap
• Jenis pekerjaan
• Hal-hal lain sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi pekerjaan
Adapun gambar-gambar yang harus dipersiapkan oleh Penyedia Jasa meliputi
antara lain:
• Shop Drawing
• As Built Drawing

Semua gambar-gambar tersebut diatas, baru bisa dipakai sebagai pedoman


pelaksanaan pekerjaan dan acuan dasar perhitungan volume pekerjaan
sesungguhnya, apabila sudah mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan
Pengguna Jasa.

5.2 Shop Drawing


Shop drawing adalah gambar rencana bangun yang telah disesuaikan dengan
kondisi lapangan sesungguhnya dan telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
Pengguna Jasa. Semua dimensi bangunan, jenis serta komposisi jenis material dan
rencana elevasi posisi dan kedudukan dari masing-masing jenis bangunan yang
tergambar pada Shop drawing harus mengacu dan didasarkan pada Design
Drawing yang diberikan oleh Pengguna Jasa.

Apabila karena kondisi dan situasi lapangan sesungguhnya, sehingga


mengakibatkan perlu adanya penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan kedudukan
bangunan, maka Penyedia Jasa harus konsultasi dan mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan Supervisi dan Pengguna Jasa.

Shop drawing yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa tersebut, harus bisa
memberikan satu gambaran rancang bangun yang akan dilaksanakan pada kondisi
nyata lapangan, sehingga perlu dan harus dicantumkan antara lain :
• Garis elevasi muka tanah asli hasil pengukuran awal
• Dimensi rencana bangunan
• Elevasi posisi dan kedudukan bangunan
• Jenis dan komposisi material yang akan dipakai dan lain-lain

Shop drawing yang disahkan oleh Pengguna Jasa, dipakai sebagai dasar dan
acuan perhitungan volume awal saat akan dimulainya pelaksanaan pekerjaan atau
Mutual Check pada kondisi pelaksanaan 0 %. Penyedia Jasa wajib membuat copy
Shop drawing sebanyak 5 (lima) set ukuran A3.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar kerja dan dokumen yang dapat dibaca
dengan jelas kepada Konsultan Supervisi dan Pengguna Jasa untuk diperiksa dan
disetujui.

5.3 As Built Drawing


Gambar purna bangun atau As Built Drawing tersebut, harus lengkap berisi
antara lain :
- Garis elevasi muka tanah yang sekarang ada.
- Dimensi dan masing-masing bangunan.
- Elevasi posisi dan kedudukan masing-masing bangunan.
- Jenis material dan komposisi yang telah dipergunakan.

Gambar purna bangun yang telah selesai tersebut harus diserahkan Penyedia Jasa
kepada Konsultan Supervisi dan Direksi pekerjaan untuk diperiksa dan disetujui.
Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia
Jasa atau yang mutual check volume pekerjaan 100 %, semua mengacu dan
didasarkan pada gambar purna bangun yang telah disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Pengguna Jasa, dan merupakan volume akhir yang akan dibayar oleh
Pengguna Jasa kepada Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa wajib membuat copy As Built Drawing sebanyak 5 (lima) set,
termasuk data dan perhitungan hasil pengukuran akhir sebagai pendukungnya.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan Shop Drawing dan As Built
Drawing termasuk penggandaannya sebanyak 5 (lima) set, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
“overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

6. Foto Dokumentasi
Penyedia Jasa diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan dalam
bentuk foto dan video yang memberikan gambaran secara lengkap dan menyeluruh
mengenai kegiatan pelaksanaan pekerjaan sejak dari awal sampai akhir pelaksanaan
pekerjaan, sehingga secara kronologis bisa merupakan satu gambaran tujuan yang akan
dicapai oleh kegiatan tersebut.
Foto dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda atau
sesuai dengan pengarahan Konsultan Supervisi dan Direksi pekerjaan, dan sudah harus
bisa memberikan gambaran secara garis besar kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan.
Foto dan video pelaksanaan pengambilannya dilakukan pada kondisi tahap kegiatan
pelaksanaan pekerjaan :
• saat awal sebelum mulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan 0 %
• saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50 %
• saat selesai pelaksanaan pekerjaan atau prestasi 100 %.

Disamping foto dan video utama tersebut, atas permintaan Konsultan Supervisi dan Direksi
pekerjaan maka Penyedia Jasa harus melaksanakan pengambilan dokumentasi kegiatan
pelaksanaan pekerjaan lainnya yang dianggap berguna dan cukup mempunyai nilai
penting untuk didokumentasikan.

Pada saat penyerahan dokumentasi, Penyedia Jasa juga harus menyerahkan soft copy
foto (ditata menurut urutan foto yang diserahkan) dan video. Foto dokumentasi tersebut,
selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos sebanyak 5 (lima) set.

Semua biaya yang timbul akibat pembuatan foto dokumentasi tersebut sepenuhnya
menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

7. Sosialisasi dan Konsultasi


Penyedia Jasa wajib melakukan sosialisasi dan konsultasi dengan pemerintah daerah
dan masyarakat setempat sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan untuk membangun
saling pengertian dan menghindari salah paham/masalah serta mengajak partisipasi
masyarakat setempat dalam pelaksanaan pekerjaan.

Sosialisasi dan Konsultasi ini harus dilaksanakan Penyedia Jasa paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan dan terlebih dahulu Penyedia Jasa harus
menyerahkan jadwal, isi dan materi sosialisasi kepada Konsultan Supervisi dan
Pengguna Jasa paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum sosialisasi dan konsultasi
dilaksanakan guna mendapat persetujuan.

Tidak ada pembayaran tambahan, dan dalam hal ini semua biaya sudah termasuk dalam
harga kontrak serta sudah harus diperhitungkan dalam “overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.
8. Telepon dan Sistem Radio Komunikasi
Penyedia Jasa harus menyediakan sarana komunikasi dan informasi selama
pelaksanaan di lapangan.

Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap kelancaran komunikasi dan informasi
selama pelaksanaan pekerjaan. Tidak ada pembayaran tambahan, dan dalam hal ini
semua biaya sudah termasuk dalam harga kontrak serta sudah harus diperhitungkan
dalam “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

9. Pembersihan Lapangan
Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari pepohonan,
semak belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan semua material
tersebut harus dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan
dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembersihan ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
“overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

10. Pembuatan papan nama pekerjaan


Penyedia Jasa diwajibkan membuat papan nama kegiatan proyek yang
dilaksanakan dan dipasang dilokasi yang bisa dengan mudah terbaca umum,
ukuran papan nama 1.20 m x 1.80 m, dengan tulisan sesuai petunjuk Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada
analisa harga satuan pekerjaan.

11. Direksi Keet


Penyedia Jasa menyediakan kantor lapangan untuk para pelaksana lapangan dan
gudang material tempat menyimpan bahan material serta alat-alat yang akan dan sedang
dipakai selama pelaksanaan pekerjaan.
Barak kerja dan gudang material harus dipelihara dan dijaga sehingga bahan material
yang akan dipakai tidak rusak saat akan digunakan.

Semua sarana administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan seperti gambar-


gambar kerja, buku laporan kemajuan phisik, data cuaca, buku saran direksi, buku tamu,
photo-photo pelaksanaan dan lain sebagainya harus selalu ada dan dipelihara serta
disimpan secara baik di kantor lapangan.

Semua sarana administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan, harus diserahkan


kepada Direksi pekerjaan setelah semua pekerjaan selesai seluruhnya.

Bentuk, ukuran, lokasi serta tata ruang barak kerja dan gudang material harus
dipersiapkan oleh Penyedia Jasa dalam bentuk gambar rencana dan dikonsultasikan
kepada Konsultan Supervisi dan Direksi pekerjaan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan Direksi Keet ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
“overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

12. Jalan Kerja


Untuk menuju ke lokasi pekerjaan, mengangkut bahan material yang akan dipakai, dan
transportasi pembuangan bahan material tidak terpakai keluar lokasi pekerjaan, dan
pemeriksaan berkala Konsultan Supervisi dan Direksi pekerjaan serta keperluan lainnya,
Penyedia Jasa diwajibkan menyiapkan atau membuat jalan kerja yang layak guna
kegiatan tersebut diatas untuk menunjang dan memperlancar pelaksanaan pekerjaan.

Jalan kerja yang dimaksud, bisa mempergunakan jalan kampung atau jalan desa yang
sudah ada kemudian ditingkatkan kapasitas pelayanan tingkat jalannya, atau
mempergunakan lahan penduduk yang disewa selama jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan.

Dari waktu ke waktu selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa berkewajiban


memelihara jalan kerja agar selalu layak dilalui sehingga tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan dan masyarakat disekitarnya maupun masyarakat lain yang
juga memerlukan dan melewati jalan kerja tersebut.
Kelancaran fungsi drainase lingkungan disepanjang jalan kerja, juga yang secara
langsung terpengaruh adanya jalan kerja, juga termasuk menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa dari segi pemeliharaannya.

Pada kondisi sarana jalan kerja yang dibuat oleh Penyedia Jasa, merupakan jalan desa
atau jalan kampung yang sudah ada, atau lahan penduduk yang disewa sementara untuk
dipergunakan sebagai sarana jalan kerja, setelah selesainya pelaksanaan pekerjaan
Penyedia Jasa berkewajiban mengembalikan kondisi lahan sesuai dan seperti kondisi
awal sebelum dipergunakan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sarana jalan kerja ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
“overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

13. Laboratorium, Peralatan Laboratorium dan Pengujian


Penyedia Jasa harus menyediakan sarana uji laboratorium atau menunjuk laboratorium
untuk pemeriksaan kualitas pekerjaan dan harus mendapat persetujuan Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap kelancaran pengujian kualitas


pekerjaan. Dan bila tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan biaya, maka semua biaya
sudah termasuk dalam harga kontrak serta sudah harus diperhitungkan dalam
“overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

14. Perubahan Desain dan Gambar


Sesuai dengan kondisi di lokasi pekerjaan khususnya terkait dengan stabilitas konstruksi
bangunan, Pengguna Jasa diijinkan untuk melakukan perubahan desain apabila hal
tersebut perlu dilakukan.

Penyedia Jasa wajib mempelajari dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan


modifikasi/perubahan desain disertai usulan perubahan metoda pelaksanaan dan harga
satuan pekerjaan bila diperlukan.

15. Sumber Bahan untuk pasangan batu dan beton


Sebelum bahan bangunan tersebut dipergunakan, Penyedia Jasa wajib mengusulkan
lokasi sumber bahan bangunan/agregat beton dengan dilampiri hasil uji/tes laboratorium
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik kepada Konsultan Supervisi dan
Pengguna Jasa guna dipelajari dan disetujui bila ternyata hasil uji laboratorium tersebut
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik.

Pengambilan contoh (sample) agregat beton dan juga contoh beton yang diambil oleh
Penyedia Jasa pada saat proses pengecoran beton sedang berlangsung, harus
disaksikan oleh Konsultan Supervisi dan Pengguna Jasa. Jenis dan jumlah contoh benda
uji harus sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik dan atau perintah Konsultan
Supervisi dan Pengguna Jasa. Tanggapan, penilaian dan persetujuan Konsultan
Supervisi dan Pengguna Jasa terhadap hasil uji laboratorium untuk beton dan
agregatnya, tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi Penyedia Jasa bebas dari tanggung
jawabnya terhadap kualitas, daya-guna dan hasil kerja pekerjaan beton yang
dilaksanakannya.

Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan uji pekerjaan beton, uji laboratorium
dan kegiatan untuk menjamin mutu beton agar sesuai dengan ketentuan dalam
Spesifikasi Teknik, dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan
pasangan/beton yang ditawarkan dan harus sudah diperhitungkan dalam “overhead”
pada analisa harga satuan pekerjaan.

16. Tanah Bahan Timbunan


Bahan timbunan tanah dapat diambil dari tanah bekas galian. Penyedia Jasa
bertanggung jawab terhadap tanah bahan timbun.

Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan uji pekerjaan timbunan, uji
laboratorium dan kegiatan untuk menjamin mutu kepadatan timbunan tanah agar sesuai
dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik, dan apabila tidak tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan timbunan
tanah yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan sepenuhnya menjadi
tanggungjawab Penyedia Jasa.

17. Bahan dan Peralatan (bukan peralatan berat)


Semua bahan dan peralatan yang akan dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk
melaksanakan/ menyelesaikan pekerjaan, harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu
oleh Penyedia Jasa kepada Pengguna Jasa sebelum bahan dan peralatan tersebut
dikirim/ mobilisasi ke lokasi pekerjaan.

Bila bahan dan/ atau peralatan tersebut merupakan item/ jenis pekerjaan yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa
untuk pengadaan, pengangkutan, penyimpanan dan penanganan/ perawatannya harus
sudah termasuk dalam harga penawaran untuk jenis/item pekerjaan tersebut.

Bila bahan dan/ atau peralatan tersebut tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, maka biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk pengadaan,
pengangkutan, penyimpanan, penanganan dan pemeliharaan harus sudah termasuk/
diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan yang membutuhkan bahan dan peralatan
tersebut.

Bila karena alasan prioritas atau karena sebab lain misalnya bahan atau peralatan yang
memenuhi Spesifikasi Teknik tidak tersedia dipasaran maka Pengguna Jasa akan
mengeluarkan perintah tertulis tentang perubahan dan penggantian bahan atau peralatan
baik jumlah maupun spesifikasinya.

Bila perubahan dan penggantian bahan atau peralatan berakibat pada pengurangan
biaya/ harga pekerjaan maka perlu ditindak lanjuti dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak termasuk Syarat-
syarat Umum Kontrak.

18. Pengujian dan Pemeriksaan


18.1 Umum
Pengujian dan pemeriksaan pekerjaan dilakukan Pengguna Jasa pada waktu
pelaksanaan, pabrikasi, pemasangan dan penyelesaiannya dilapangan sesuai
dengan ketentuan dalam Syarat-Syarat dan Spesifikasi Teknik.

Penyedia Jasa harus memberikan informasi kepada Pengguna Jasa tentang


pengujian yang akan dilakukan agar pengujian tersebut dilaksanakan dengan
kesaksian Pengguna Jasa. Penyedia Jasa harus menyampaikan hasil pengujian,
dan sertifikat yang diperlukan kepada Pengguna Jasa dalam formulir yang sudah
disepakati.

Persetujuan Pengguna Jasa, serta hasil pengujian dan pemeriksaan tidak dapat
menghalangi Pengguna Jasa untuk menolak material dan peralatan yang akan
dipasang dilokasi pekerjaan bila ternyata tidak memenuhi Spesifikasi.

18.2 Pengujian dan Pemeriksaan di Lokasi Pekerjaan


Bila tidak ada atau laboratorium dilokasi pekerjaan belum siap dimanfaatkan atau
peralatannya tidak lengkap, maka pengujian harus dilakukan oleh instansi/ badan
usaha lain yang memperoleh persetujuan Pengguna Jasa atas beban biaya
Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada Pengguna Jasa


paling lambat 24 jam sebelum pengujian dan pemeriksaan dilokasi pekerjaan
dilaksanakan. Penyedia Jasa wajib menyediakan tenaga ahli dan tenaga terampil
untuk laboratorium, material dan peralatan/ instrument laboratorium dan bahan-
bahan yang diperlukan dilokasi pekerjaan. Penyedia Jasa bertanggungjawab atas
segala biaya yang dikeluarkan untuk pengujian dan pemeriksaan di lokasi
pekerjaan.

18.3 Pengujian dan Pemeriksaan di Pabrik


Penyedia Jasa harus menyampaikan secara tertulis dan rinci kepada Pengguna
Jasa tentang jadwal pengujian dan pemeriksaan di pabrik yang akan dilakukan
termasuk pengujian terhadap item tertentu dari peralatan atau barang guna
memastikan kualitasnya memenuhi Spesifikasi Teknik. Hasil pengujian dan
pemeriksaan ini harus dicatat dengan tertib oleh Penyedia Jasa dan disampaikan
kepada Pengguna Jasa. Penyedia Jasa bertanggungjawab atas segala biaya yang
dikeluarkan untuk pengujian dan pemeriksaan di pabrik.

18.4 Pengujian Pekerjaan Selesai


Paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dilakukan pengujian dan verifikasi untuk
pekerjaan selesai, Penyedia Jasa wajib menyerahkan kepada Pengguna Jasa
rincian jadwal dan tata cara pengujian untuk memperoleh persetujuan.

Sesudah dilaksanakannya Pengujian Pekerjaan Selesai, Penyedia Jasa harus


menyiapkan dan menyerahkan kepada Pengguna Jasa kurva verifikasi atau data
verifikasi lainnya dalam format yang telah disepakati untuk peralatan ukur dan
fasilitas lain yang didesain Pengguna Jasa.

18.5 Pemberitahuan untuk Pengoperasian


Pengoperasian seluruh pekerjaan hanya dapat dilakukan dengan ijin Pengguna
Jasa atau yang mewakilinya. Pemberitahuan secara lengkap dan tertulis kepada
Pengguna Jasa atau wakilnya harus disampaikan dengan tenggang waktu yang
cukup sebelum dilakukan pengoperasian untuk memberikan kesempatan baginya
melakukan pengaturan yang diperlukan.
Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa, dianggap sudah termasuk/
diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan yang membutuhkan pengujian dan
pemeriksaan tersebut. Kecuali sudah disediakan secara tersendiri sebagai jenis
pekerjaan penunjang dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

19. Audit oleh Pengguna Jasa


Sesuai dengan kewenangannya, Pengguna Jasa berhak melakukan audit dalam
kaitannya dengan :
1. Pengguna Jasa akan melakukan audit berupa checking kualitas dan kuantitas
terhadap pekerjaan (uji bongkar)
2. Dalam hal audit yang dilakukan oleh pengguna jasa, maka penyedia jasa wajib
mengembalikan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan biaya sudah termasuk
dalam overhead.
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

BAB 1
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PERSIAPAN

UMUM
Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan yang mencakup pemeriksaan lapangan, mobilisasi
dan demobilisasi (Tenaga, Alat, Bahan Kerja), Survei Pengukuran & Uitzet, serta
Pembangunan dan Pembongkaran Direksi Keet, Gudang Dan Barak Pekerja.

PEMERIKSAAN LAPANGAN
1.2.1. Prinsip Dasar
a. Penyedia Jasa harus menyediakan personil ahli teknik yang diperlukan dan disyaratkan
untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan sehingga diperoleh mutu, dan dimensi
bangunan sesuai yang disyaratkan dalam ketentuan.
b. Pada awal pelaksanaan pekerjaan, personil tersebut harus disertakan dalam pelaksanaan
suatu survei lapangan yang lengkap, dan menyiapkan laporan hasil survei lapangan untuk
menentukan kondisi fisik, jenis tanah sepanjang trase jalur perpipaan, struktur perkerasan
jalan yang kemungkinan terlintasi Jalur Pipa, serta menginventarisasi fasilitas atau
infrastruktur eksisting yang bersangkutan. Dengan demikian akan memungkinkan Direksi
Pekerjaan melaksanakan revisi minor, dan menyelesaikan serta menerbitkan detail
pelaksanaan sebelum kegiatan pelaksanaan dimulai. Selanjutnya personil tersebut harus
disertakan dalam pematokan (staking out), survei seluruh proyek, investigasi dan pengujian
tanah apabila diperlukan, investigasi dan pengujian campuran beton (job mix design), dan
rekayasa serta penggambaran untuk menyimpan dokumen rekaman proyek. Direksi dan
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan harus disertakan pada saat survei.
c. Survei harus dilaksanakan dibawah pengawasan Direksi dan Konsultan Supervisi, yang
harus menjamin bahwa semua kondisi yang ada telah dicatat dengan baik dan teliti.
Formulir pelaporan kondisi tersebut harus dalam format yang dapat diterima oleh Direksi
Pekerjaan.

1.2.2. Pekerjaan Survei Lapangan untuk Peninjauan Kembali Rancangan


Selama 30 (tiga puluh) hari pertama sejak periode mobilisasi, Penyedia Jasa harus mengerahkan
personil tekniknya untuk melakukan survei lapangan yang lengkap, dan menyiapkan laporan

1–1
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

hasil survei lapangan untuk menentukan kondisi fisik, jenis tanah sepanjang trase jalur
perpipaan, struktur perkerasan jalan yang kemungkinan terlintasi Jalur Pipa, serta
menginventarisasi fasilitas atau infrastruktur eksisting yang bersangkutan. Pekerjaan survei
lapangan ini harus dilaksanakan pada seluruh lokasi dalam lingkup kontrak, tetapi tidak terbatas
hanya pada Pengkajian Terhadap Persiapan dan Gambar dengan rincian pekerjaan sebagai
berikut ini:
a) Penyedia Jasa harus mempelajari gambar rencana yang terdapat dalam dokumen kontrak
dan berkonsultasi dengan Direksi Pekerjaan dan Direksi dan Konsultan Supervisi sebelum
pekerjaan survei dimulai. Gambar ini harus diantisipasi terhadap perubahan kecil dan detail
yang mungkin terjadi selama pelaksanaan.
b) Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi, dan tidak boleh mengambil keuntungan atas setiap kesalahan atau kekurangan
dalam gambar rencana atau perbedaan antara gambar rencana dan spesifikasi. Penyedia
Jasa harus menandai dan memperbaiki setiap kesalahan atau kekurangan pada gambar
rencana dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
c) Direksi Pekerjaan akan melakukan perbaikan dan interpretasi untuk melengkapi gambar
rencana. Setiap perbedaan dari gambar rencana yang berhubungan dengan kondisi
lapangan yang tidak terantisipasi, akan ditentukan dan disetujui secara tertulis oleh Direksi
Pekerjaan.
d) Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus mencapai kesepakatan terhadap ketepatan atas
setiap perubahan terhadap gambar rencana dalam kontrak ini.
e) Apabila diminta oleh Direksi Pekerjaan, maka Penyedia Jasa akan melakukan pengujian
tanah baik itu berupa pemeriksaan dengan test pit atau dengan metode uji yang disepakati.

1.2.3. Survey dan Inventarisasi Prasarana dan Sarana Eksisting


Penyedia Jasa wajib melakukan inventarisasi kondisi lapangan eksisting sebelum melaksanakan
pekerjaan, hal ini dimaksudkan apabila terjadi kerusakan sarana dan prasarana umum yang
dikarenakan pelaksanaan pekerjaan maka Penyedia Jasa harus melakukan perbaikan sesuai
dengan kondisi semula.

1.2.4. Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengadaan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk kegiatan survei lapangan, pekerjaan
pelaksanaan survei, penetapan titik pengukuran, tenaga ahli dan pengendalian mutu, harus
dipenuhi tanpa pembayaran tambahan dan semua biaya tersebut harus termasuk dalam harga
satuan yang telah dimasukkan dalam berbagai mata pembayaran yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga.

1–2
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


Mobilisasi adalah pengangkutan peralatan dan personil sesuai yang tercantum dalam kontrak,
dari tempat aslinya ke lokasi pekerjaan dimana akan digunakan. Sedangkan yang dimaksud
dengan demobilisasi adalah pengangkutan kembali, peralatan dan personil dari lapangan
pekerjaan ke tempat semula. Lingkup pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi yaitu antara lain
mobilisasi beserta demobilisasi pickup, excavator PC 50, alat bor dan genset serta mobilisasi
dan demobilisasi pekerja.

1.3.1. Persyaratan Pelaksanaan


1) Penyediaan Peralatan dan Personil
a) Penyedia jasa harus menyediakan peralatan dan personil sesuai kebutuhan kontrak
yang diperlukan untuk meyelesaikan pekerjaan.
b) Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka penyedia jasa harus segera melaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan, dan bila dipandang perlu, direksi dapat
meminta tambahan peralatan, maupun personal atas tanggungan penyedia jasa.
2) Program Kerja dan Pemberitahuan
a) Penyedia jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan dan personal yang
dilengkapi dengan keterangan akan jenis, kuantitas, kapasitas yang akan didatangkan.
b) Penyedia jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada direksi perihal
kedatangan maupun pengangkutan kembali peralatan dan personal.
c) Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas setiap perubahan jadwal
peralatan dan penyediaan personal.
d) Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila sudah tidak diperlukan,
dapat dipindahkan dari areal pekerjaan dengan seijin direksi.

1.3.2. Cara Pengukuran dan Pembayaran


1) Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut:
a) Dibayar 50% (lima puluh persen) apabila peralatan dan personil telah berada
seluruhnya di lapangan dan diterima baik oleh direksi.
b) Dibayar 50% (lima puluh persen) sisanya setelah pekerjaan demobilisasi telah selesai
seluruhnya dan diterima baik oleh direksi.
2) Pembayaran didasarkan atas satuan lump sum (LS) sesuai yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

1–3
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

SURVEI PENGUKURAN DAN UITZET


Spesifikasi ini mengatur pekerjaan pengukuran (survei) dan setting out yang diperlukan guna
penentuan titik / lokasi yang akurat selama pekerjaan utama berlangsung. Tanda dasar Proyek
merupakan Bench Mark (BM) yang terletak berdekatan dengan pekerjaan seperti terlihat pada
gambar yaitu BR-01 yang terletak berdekatan dengan rencana Kws bangunan broncaptering,
BR-02 hingga BR-04 yang terletak sepanjang rencana jalur pipa transmisi, dan BR-05 yang
berada dekat dengan rencana Bangunan Groundreservoar. Ketinggian dari Bench Mark ini
adalah didasarkan pada titik tetap utama. Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat
pada gambar yang diberikan kepada Kontraktor sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu
Bench Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan,
Kontraktor perlu melakukan pengukuran pemeriksaan untuk kepuasan ia sendiri atas
ketelitiannya. Pemberi tugas tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang
lain begitu juga dengan titik referensinya. Kontraktor perlu mendirikan Bench Mark tambahan
sementara untuk kemudahannya, tetapi tiap Bench Mark sementara yang didirikan merupakan
rencana dan tempatnya disetujui oleh Direksi dan akan merupakan ketelitian yang berhubungan
dengan Bench Mark yang didirikan oleh Direksi.

1.4.1. Lingkup Kerja


Pekerjaan pengukuran dan Ueitzet yang harus dilaksanakan meliputi antara lain :
• Pembuatan tambahan benchmark dan survey control point yang diperlukan
• Melakukan pengukuran titik tempat kedudukan yang diperlukan selama pelaksanaan
pekerjaan,
• Membuat dan menyerahkan laporan-laporan pengukuran kepada Direksi,
• Kelengkapan pekerjaan guna mendukung terlaksananya pekerjaan pengukuran dan setting
out.

1.4.2. Kode Dan Standar


Dalam melaksanakan pekerjaan pengukuran dan Ueitzet, Kontraktor harus selalu mengacu pada
kode / standar dan publikasi yang lazim dipakai yang dikeluarkan oleh badan / institusi yaitu
menggunakan “BAKOSURTANAL : Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional”.

1.4.3. Submittal
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengukuran dan setting out, kontraktor harus membuat
rencana kerja untuk diajukan kepada Direksi guna mendapat persetujuan. Rencana kerja yang
dibuat harus mencakup penjelasan antara lain :
• Metode pengukuran;
• Daftar alat yang akan digunakan;

1–4
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

• Kualifikasi dan daftar personil.

1.4.4. Persyaratan Umum


1) Tenaga Kerja
Pekerjaan pengukuran dan setting out harus dilakukan oleh pekerja yang kompeten dan
berpengalaman, yang memenuhi kualifikasi untuk menjamin terlaksananya pekerjaan ini
dengan baik.
2) Peralatan
a. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan kelengkapan yang diperlukan
yang memenuhi syarat untuk melaksanakan pekerjaan ini.
b. Semua peralatan dan kelengkapan yang disediakan Kontraktor harus mendapat
persetujuan dari Direksi.
c. Semua peralatan pengukuran secara periodik harus diperiksa dan dikalibrasi oleh
badan / institusi yang berwenang.
3) Akurasi Pengukuran
a. Keakuratan data pengukuran harus dalam batas-batas yang lazim dipakai.
b. Standard akurasi traverse harus memenuhi batasan yang ditentukan pada Tabel 2.1
dibawah ini.
Tabel 1-1. Standard Akurasi Traverse

Traverse for Traverse for


Item additional fixed setting out
point
Perbedaan azimut pada dua
25 50
waktu pengamatan
Kesalahan penutup azimut 2”0 5”0
Kesalahan penutup sudut 10” n 10” n
Kesalahan penutup koordinat
1 : 10,000 1 : 5,000
/jarak
Sumber : Standar Perencanaan Irigasi, Persyaratan Teknis Bagian Pemetaan Topografi
(PT-02), Kementerian PUPR

c. Leveling harus diukur pada 2 (dua) arah (pulang – pergi) di antara 2 (dua) titik elevasi
tetap dari basic survey loop closure dengan benchmark yang sama.
d. Perbedaan 2 (dua) pengukuran terhadap titik tetap tidak boleh lebih besar dari 12 mm,
dengan K = total jarak leveling (Km).
e. Semua hitungan dan gambar untuk pekerjaan triangulasi termasuk data pengukuran
harus disimpan dengan baik oleh Kontraktor.

1–5
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

1.4.5. Benchmark
a. Apabila Kontraktor menggunakan benchmark yang ada di lapangan sebagai dasar
pengukuran, maka kebenaran data benchmark tersebut adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
b. Kontraktor harus membuat kontrol point yang diperlukan untuk penetapan titik / lokasi
pada pekerjaan utama.
c. Kontraktor harus menjaga keutuhan benchmark dan kontrol point yang ada di lapangan
selama masa konstruksi.
d. Benchmark yang dibuat oleh kontraktor harus dari bahan baja galvanis atau baja tuang.
Titik tetap harus dibuat dari baut baja yang ditanam pada patok beton yang cukup stabil
dan harus mendapat persetujuan Direksi. Benchmark yang dibuat harus diberi tanda
deskripsi dengan jelas.

1.4.6. Setting Out


a. Sebelum memulai pekerjaan pengukuran, Kontraktor harus menyerahkan kepada Proyek
untuk mendapatkan persetujuan metode dan peralatan yang akan digunakan untuk
pengukuran situasi dan detail letak tampung melintang.
b. Pekerjaan Pengukuran harus dilakukan bersama-sama dengan pengawas pengukuran. Hasil
pengukuran harus disetujui oleh Assisten Survey dan Desain.
c. Patok-patok dan hurufnya harus dicat dengan warna sesuai dengan ketentuan Proyek dan
Petunjuk Direksi.
d. Patok As
• Untuk pekerjaan galian pipa, Kontraktor harus memasang patok-patok as sepanjang
trase pipa.
e. Patok petunjuk
• Harus dibuat patok petunjuk yang dikaitkan berdasarkan patok as tanggul.
• Patok-patok petunjuk ini harus dilindungi selama pelaksanaan pekerjaan dan tidak
akan dipindahkan atau ditimbun.
• Profil-profil melintang tanggul rencana harus dibuat tiap 50 meter. Profil-profil harus
dibuat dari bambu utuh lurus dan dengan diameter paling kecil 40 mm dan sambungan-
sambungan dikuatkan dengan paku atau tali.
f. Untuk pekerjaan, Kontraktor harus melakukan setting out dengan menempatkan patok-
patok bantu pada setiap sudut dan – bouw plank/papan pembantu pada bagian-bagian yang
membutuhkan.
g. Untuk Tapak Bangunan, dan Jaringan Pipa paling sedikit harus memperlihatan:

1–6
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

• Jarak patok bantu maupun papan bantu terhadap bangunan.


• As Bangunan.
• Elevasi rencana, pondasi, reservoir.
• Profil-profil bangunan yang berbentuk tegak, miring, maupun lengkung diperlihatkan
dengan papan-papan bantu paling sedikit 3 (tiga) tempat (Kanan, kiri, tengah).

1.4.7. Pengukuran dan Pembayaran


1) Pengukuran
Pengukuran pembayaran dilakukan mengikuti prosentase kumulatif progres pekerjaan
dengan ketentuan akan dibayar 100% bilamana keseluruhan data-data ukur, hasil
perhitungan dan gambar-gambar hasil pengukuran yang disyaratkan telah diserahkan
kepada direksi.
2) Pembayaran
• Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga
• Dilampiri dengan bukti dan data pendukung (buku ukur dan data hasil pengukuran)
• Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah tenaga
dan peralatan yang digunakan, “Overhead”

1–7
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

BAB 2
SPESIFIKASI TEKNIS
JARINGAN PIPA TRANSMISI
(PENGADAAN SERTA PEMASANGAN PIPA
DAN AKSESORIS)

PENGADAAN PIPA DAN KELENGKAPANNYA


Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan fitting, valve,
coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung dan bahan pelengkap sebagaimana
dirinci dalam Daftar Kuantitas Bahan.

Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan perpipaan dari semua material sebagaimana
dirinci disini dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas Bahan. Semua pipa, fitting, valve dan
perlengkapan lainnya harus sesuai untuk pemakaian di daerah tropis, beriklim lembab dan
bersuhu udara 32OC.

Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan suatu affidavit (Sertifikat Jaminan Barang) dari
pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan kebutuhan yang dirinci
dalam spesifikasi teknis. Penyedia Jasa Pengadaan juga harus menyampaikan tentang laporan
hasil uji kimiawi dan fisik yang telah dilakukan di pabrik dan berlaku untuk semua jenis barang.

1. Referensi Standar
Referensi standar dalam dokumen lelang ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran
mengenai jenis dan kualitas material yang diminta. Semua material yang ditawarkan harus
produksi dalam negeri dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Bila ternyata belum ada
SNI untuk produk tertentu atau belum dibuat di dalam negeri, maka yang ditawarkan dapat
menggunakan standar lain, dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya
sama dengan apa yang ditetapkan dalam dokumen lelang ini. Semua material yang dikirim
harus seratus persen baru (bukan material bekas), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat
spesifikasi teknis yang ditentukan. Barang atau peralatan yang diproduksi didalam negeri
atau berasal dari luar negeri dan sudah diatur dalam SNI maka barang/peralatan tersebut
wajib memiliki SNI. Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam
SNI, maka barang atau peralatan tersebut harus memiliki standar-standar sebagai berikut :

2–1
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

• ISO International for Standardization Organization

• JIS Japanesse Industrial Standard

• BS British Standard

• DIN Deutsche Industrie Norm

• AWWA American Water Works Association

• ASTM American Society for Testing and Materials

• ANSI American National Standard Institute

2. Persyaratan Bahan Pipa Dan Fitting Accesories


Untuk pipa dan fitting yang telah dapat dibuat di dalam negeri maka Penyedia Jasa
Pengadaan harus melampirkan surat dari pabrik untuk izin penggunaan SII/SNI yang
dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan dapat menunjukkan pengalaman minimal
3 (tiga) tahun. Bahan pipa yang ditawarkan dapat berlainan dengan bahan pipa yang
tercantum dalam dokumen lelang ini, dengan syarat bahwa pipa yang ditawarkan
mempunyai kualitas keseluruhan yang sekurang-kurangnya sama dengan apa yang
tercantum dalam dokumen lelang ini. Dalam hal bahan pipa yang ditawarkan berbeda
dengan apa yang tercantum dalam dokumen lelang ini, peserta pelelangan harus
menyertakan gambar-gambar detail junction (gambar detail penyambungan pipa) disertai
dengan jumlah dan spesifikasi dari tiap material yang ditawarkan. Seluruh pipa dan fitting
yang ditawarkan harus dapat digunakan didaerah tropis dengan temperatur air yang
mengalir antara 15 – 35OC dan pH antara 6 sampai dengan 8. Seluruh pipa dan fitting pipa
akan ditanam didalam tanah kecuali untuk hal-hal khusus yang membutuhkan lain.
3. Tekanan Kerja / Working Pressure
Tekanan kerja dari pipa minimal 100 m kolom air atau 10 kg/cm 2 (SNI 06-00841987 dan
SNI 03-6419-2000) dan tekanan pengujian minimal 2 (dua) kali tekanan kerja pipa.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan tanda bukti hasil pemeriksaan tekanan kerja
dari pipa/fitting pipa yang ditawarkan. Bila dianggap perlu, atas permintaan Direksi
Pengawas Penyedia Jasa Pengadaan harus dilakukan pengujian kekuatan tekanan kerja
pipa/fitting pipa di lapangan pada pipa/fitting pipa yang dikirim ke lapangan atas biaya
Rekanan. Jumlah pipa/fitting pipa yang akan diuji di lapangan akan ditentukan kemudian
oleh Direksi Pengawas. Bila ternyata hasil pengujian tersebut tidak sesuai
denganspesifikasi ini, maka Penyedia Jasa Pengadaan harus menggantinya dengan yang
baru sampai memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan.

2–2
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

2.1.1. Pengadaan Pipa HDPE (High Density Polyethylene)


4.1.1.1. Persyaratan Pelaksanaan

Material yang digunakan adalah memenuhi Standard Industri ISO 4427 dan SNI 06-
4829-2005 untuk air minum atau digunakan standard lain yang sama atau lebih baik
mutunya.

Pipa HDPE yang harus diadakan adalah pipa HDPE yang mempunyai hubungan
diameter pipa dan ketebalan pipa (SDR : Standard Dimension Ratio) 11, Class HDPE
100 dengan jenis pipa PN.16 yang mempunyai tekanan kerja minimal 16 bar dan jenis
pipa PN. 12,5 ; SDR 13.6 yang mempunyai tekanan kerja minimal 12,5 bar. Pipa HDPE
100 harus mempunyai nilai kekuatan / tegangan minimum yang diijinkan (MRS =
Minimum Required Strength) untuk PE100 pada temperature 20°C hingga 40℃ sebesar
≥ 10 Mpa (N/mm2).
Tabel 2-1. Spesifikasi Pipa PE Air Bertekanan

Diameter Tebal Pipa (mm)


Panjang Pipa
SDR - SDR - SDR - per Batang /
OD ND SDR - 21
11 13,6 17
(mm) (inci) S-10 Rol (mtr)
S-5 S-6,3 S-8
75 2.5" 6.8 5.5 4.5 3.6 100
110 4" 10.0 8.1 6.6 5.3 6, 12, 50 *)
160 6" 14.6 11.8 9.5 7.7 6
Sumber: SNI 06 - 4829 - 2005 / ISO 4427.96
Keterangan:
SDR = Standard Dimension Ratio (2 S + 1)
S = Tebal Pipa
PE 100 = MRS 100
PE 80 = MRS 80
= Kekuatan dinding pipa & daya tahan terhadap perubahan dimensi
MRS = Minimum Required Strength (daya tahan minimum)
C = Faktor Keamanan (1,25 untuk pipa air bertekanan)
OD = Diameter luar pipa
PN = Tekanan dalam pipa
S- = Seri Pipa
*) Rol untuk SDR-17 atau yang lebih tebal

Untuk pekerjaan ini menggunakan 4 jenis pipa HDPE antara lain:


• HDPE, diameter 160 mm (SDR -11) PN16.

2–3
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

• HDPE, diameter 160 mm (SDR -13,6) PN12,5.


• HDPE, diameter 110 mm (SDR -13,6) PN12,5.
• HDPE, diameter 75 mm (SDR -13,6) PN12,5.

Pengadaan pipa HDPE ini harus memenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut:
1) Produk yang dipesan adalah benar-benar baru (tidak bekas).
2) Pada setiap pipa harus jelas kelihatan merk dan kelas pipa dan tahun pembuatan.
3) Ketebalan pipa harus sesuai dengan yang dipesan.
4) Pipa yang dipesan harus dilakukan pengujian terlebih dahulu sebelum dikirim ke
lokasi proyek sesuai persetujuan direksi dan konsultan supervisi, meliputi uji
kekuatan tarik, kekuatan tekan dan tekanan hidrostatis.
5) Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan tersebut harus cukup
mewakili unit yang disuplai sesuai kontrak. Direksi Pekerjaan harus diijinkan untuk
mengunjungi tempat pembuatan untuk menyaksikan test/pengujian tersebut.
6) Tingkat aliran cair dan kepadatan MFR (1900 C / 5 Kg), 0,2 – 1,3 gr/10 menit.
7) Ketahanan tekanan hidrostatik, bar selama 100 jam pada suhu 200 C dan tidak boleh
ada kebocoran atau pecah.
8) Kekuatan tarik minimum 20 N/mm2.
9) Kekuatan renggangan minimum 400%.
10) Perubahan pembalikan arah panjang maksimum 3%

4.1.1.2. Pengukuran dan Pembayaran

- Kuantitas yang diukur untuk pembayaran pengadaan Pipa HDPE adalah


berdasarkan meter panjang material pipa yang terpasang di lokasi pekerjaan;
- Pembayaran dilakukan 100 % untuk masing-masing diameter pipa yang telah
dipasang di lokasi pekerjaan dan telah dilakukan pemeriksaan oleh Direksi
Pekerjaan dan Konsultan Supervisi;
- Pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan dan
pemasangan semua diameter pipa yang ada, serta biaya lainnya yang diperlukan
untuk mendatangkan dan pemasangan material tersebut ke lokasi pekerjaan.

2.1.2. Pengadaan Pipa GIP (Galvanized Iron Pipa)


4.1.2.1.Persyaratan Pelaksanaan

Semua pipa GIP dan alat penyambung harus didesain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 50 kgf/cm2 kecuali ditentukan lain. Standar yang digunakan adalah

2–4
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

ISO 2002. Pipa baja/steel harus dibuat dari plat atau lembaran baja dan sambungannya
menggunakan pengelasan tumpul (arc-welded) atau pengelasan listrik.

Lembaran atau plat-plat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak kurang
dari 226 N/mm2 (2.300 kg/cm2) dan harus memenuhi standar berikut :

• SNI 07-0949-1989 Plat baja carbon untuk uap dan bejana tekan
• SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa
• SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa
• ASTM A 283, Grade D
• ASTM A 570, Grade 33
• JIS G 3101, Class 2
• JIS G 3452, SGP
• JIS G 3457, STPY

Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau
511 2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus
cukup merata pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas
persetujuan Pengguna Barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur
yang sesuai oleh tukang yang berpengalaman.

Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat di
pabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik
maksimum yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan
keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 meter atau kurang,
kecuali ditentukan lain.

Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang berlawanan


untuk bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, plat ataupun pelana (saddle)
penguat baik pada bagian luar maupun pada bagian dalam pipa.

Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus
mempunyai ukuran diameter luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi
pelindung dalam dan luar sebagai berikut :
Tabel 2-2. Diameter Luar dan Ketebalan Dinding Pipa Galvanized Iron Pipe (GIP)

Nominal Diameter Ketebalan Dinding


Diameter Luar Minimum Jenis Pipa GIP
( mm ) ( mm ) (mm)
160 165 5 GI Medium A

2–5
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

4.1.2.2.Pengukuran dan Pembayaran

- Kuantitas yang diukur untuk pembayaran pengadaan Pipa GI adalah berdasarkan


meter panjang material pipa yang datang di lokasi pekerjaan;
- Pembayaran dilakukan 100% untuk masing-masing diameter pipa yang telah
terpasang di lokasi pekerjaan dan telah dilakukan pemeriksaan oleh Direksi
Pekerjaan dan Konsultan Supervisi;
- Pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan dan
pemasangan semua diameter pipa yang ada, serta biaya lainnya yang diperlukan
untuk mendatangkan material tersebut ke lokasi pekerjaan.

2.1.3. Pengadaan Kelengkapan (Accessories) Pipa


4.1.3.1.Persyaratan Pelaksanaan

a) Umum
• Penyedia Jasa Pengadaan harus melengkapi valve sesuai dengan yang
dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve sesuai dengan
ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari jenis atau model yang sama dan
dikeluarkan oleh satu pabrik.
• Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm terbuat dari brass/kuningan bila tidak
disebutkan lain, kecuali untuk handwheel terbuat dari besi tuang atau besi tempa
atau jenis sambungan dari sambungan ulir.
• Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 "Pipe threads where pressure tight joint
are made in the thread".
• Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan sistem dengan
flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
• Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang
dispesifikasikan dan sesuai dengan standar internasional yang diakui. Penyedia
Jasa Pengadaan harus menyerahkan perhitungan desain atas permintaan
Pengguna Barang.
• Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka seluruh
valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal 10 Bar dan
untuk flange harus mempunyai dimensi sesuai dengan standar ISO 2531.
• Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan arah
jarum jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus tertera
untuk menunjukkan arah rotasi untuk membuka atau menutup valve.

2–6
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

• Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah masuknya


benda-benda asing.
• Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk penyambungan
seperti gasket, mur, baut, dan ring untuk satu sisi flange dengan imbuhan 10 %.
• Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi teknis
dari flangevalve. Mur, baut, dan ring dikirim dalam keadaan bukan material
bekas dan sudah tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan gasket minimal
3 mm dan terbuat dari karet sintetis.
• Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum force pada
handwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain sehingga tidak
menimbulkan kesulitan pada operator. Penyedia Jasa Pengadaan harus
menyertakan besarnya maksimum torque yang dibutuhkan untuk setiap valve
yang dikirim.
• Coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange, surface box dan
lain-lain yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi dengan non
toxic coalter epoxy, enamel, bitumen atau bahan lain yang sama dan disetujui
oleh Direktur Pengawas.
• Permukaan harus bersih, kering, dan bebas dari kotoran sebelum digunakan.
Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik. Ketebalan
minimum coating setelah kering ± 400 microns (16 mils). Material yang
berkontak dengan air harus dari jenis non toxic,sedangkan bahan yang dapat larut
tidak boleh digunakan.
• Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan sebanyak 6 (enam) set
untuk setiap jenis valve dan perlengkapannya dan dalam Bahasa Indonesia.
• Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan sertifikat dari pabrik yang
menerangkan bahwa setiap valve telah memenuhi persyaratan yang diminta
dalam spesifikasi ini.
b) Gate Valve
• Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate valve
yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis "Non Rising Stem".
• Valve harus memenuhi standar "Gate Valve for Water and Other Liquids"
(AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih tinggi
kualitasnya dan didesain khusus untuk tekanan kerja.
• Penawaran gate valve berikut handwheel harus dilengkapi dengan kunci T (Tee
Key) minimal satu buah untuk setiap 10 buah yang seukuran.

2–7
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

• Tee key tersebut dilengkapi dengan pendongkel tutup surface boxlstreet cover
dan terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
• Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle
maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
• Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa HDPE untuk
melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.
• Badan dari gate valve, handwheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau bahan
dengan kualitas lebih tinggi.
• Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari logam
perunggu. Tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid (solid
wedge gate valve) harus cocok untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertical
mounting). Valve harus dirancang untuk saluran air yang bebas hambatan yang
mempunyai diameter tidak kurang dari diameter nominal valve apabila dalam
posisi terbuka.
• Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve seperti telah
dispesifikasikan di atas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari stuffing box
tidak boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing box harus terbuat
dari asbes atau bahan lain yang sesuai dan disetujui Pengguna Barang. Packing
dari hemp atau jute (rami) tidak boleh digunakan. 0-ring stemseal dapat
digunakan atas persetujuan Pengguna Barang dan seal ini harus terdiri dari 2
(dua) buah 0-ring seal dan paling sedikit 1 (satu) buah ditempatkan di atas stem-
collar dan dapat dilakukan penggantian dalam keadaan tekanan kerja penuh
dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh.
• Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel.
• Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.
• Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan tahan
terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat. Tutup
harus disertakan pada surface box tersebut.
• Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan
dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi
valve dan sudah dicoating dengan anti karat.
• Semua kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench nuts) dan
baut.

2–8
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

• Berikut detail spesifikasi Gate Valve yang dipersyaratkan;

Gate Valve
- Valve Type Gate Valve
- Valve Model Resilient Seated
- Valve Construction Double Flange
- Design Standard BS 5163/ BS EN 1171/ BS EN1074
- Working Pressure PN 16
- Application Water
- Size range DN50mm ~ DN600mm
Constructive Design
- Max. Allowable Temperature °C
- Design Pressure Bar
- Stem Type Non Rising Stem
- Wedge Type EPDM Encapsulated with high grade rubber
Fully Vulcanized
- Basic Operations Handwheel
- Advance Operation Option Worm Gear
- Automatic Operation Option Actuator (Pneumatic/Electric Motor)
- Gland 2 Pieces, Self Aligning
- Size to Flow ratio 100% Full Bore
- End Connection FF Flange to ISO/PN/ BS EN 1092-2
Constructive Material
- Body Ductile Iron EN GJS 500-7
- Wedge Nut Forged Brass/Bronze CZ122/ CA103
- Stem Stainless Steel AISI 420/ AISI 431
- Gasket Rubber EPDM
- Bonnet Ductile Iron EN GJS 500-7
- O-Ring Rubber EPDM
- Washer Brass CZ122
- O-Ring Rubber EPDM
- Bushing Brass CZ122
- O-Ring Rubber EPDM
- Dust Wiper Rubber NBR
- Handwheel Cast Steel Commercial
- Hex Bolt Cast Steel/SS Commercial/ AISI 304
- Washer Cast Steel/SS Commercial/ AISI 304
- Gland Ductile Iron EN GJS 500-7; GGG50
- In Hex Bolt Cast Steel Commercial
- Cap Ductile Iron EN GJS 500-7; GGG50
- In Hex Bolt Cast Steel Commercial
- Washer Cast Steel Commercial

2–9
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

- Wedge Lining Rubber EPDM


- Guide Plastic Nylon 66
- Wedge Ductile Iron EN GJS 500-7
Inspection and Test
- Hydrostatic Test and As to BS/EN
Inspection
- Magnetic Particle As to BS/EN
Examination
- Manual Cycle Test 250 cycle as to BS/ EN 1074-1
- Electric and Pneumatic 2500 cycle as to BS/ EN 1074-2
Cycle tste
- Additional Testing Visual test 100%
- Marking Production Year (embossed on valve body)
Brand, Size, PN (embossed on valve body)
- Painting /Coating Epoxy Coating min. 250 mikron

c) Katup Udara (Air Release Valve)


• Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan mengikuti hal-hal
berikut ini :
a. dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.
b. dapat memasukkan udara selama penggelontoran.
c. dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.
d. dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan.
e. aman terhadap vakum.
• Seluruh air valve dengan standar flange JIS-B2213. Setiap valve lengkap dengan
mur, baut, ring, dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang diberikan pada
uraian pekerjaan.
• Badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung dari ebonit,
stainlees steel atau Acrynolitrie Butadiene Steel (ABS).
• Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.
• Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 Bar di atas tekanan kerja dan tidak
menunjukkan gejala kebocoran.
• Juga tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 Bar.
• Penyedia barang harus menyediakan katup penutup (isolating valve) secara
terpisah untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu (butterfly valve)
dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan rubber seal,
disc, valve shaft dan peralatan mekanisme operasional yang mengikuti

2–10
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

"Standards for Rubber Seated Butterfly Valves" (AWWA Designation C 504)


atau Standar Internasional lain yang disetujui yang sama atau lebih tinggi
kualitasnya dari yang disebutkan.
b. Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90O dari posisi
terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran valve harus horizontal.
c. Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai dengan
standar AWWA C 504.
d. Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan dan
perbaikan.
e. Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara manual harus
dapat mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau vibrasi tidak
mengakibatkan piringan berpindah dari tempatnya semula.
f. Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila tertutup
rapat) sama dengan rate tekanan pada pipa.
g. Seluruh valve harus mengikuti spesifikasi ini dan harus dapat membuka atau
menutup bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.
h. Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti "Specification
for Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe Fittings kelas B" (ASTM
Designation A 126) atau ductile iron (ASTM 536). Flange harus mengikuti
standar JIS-8 2213.
i. Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.
j. Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi pada tabel di bawah ini yang
tergantung pada ukuran pipa yang dipasang.
1). Tipe air valve dengan lubang/orifice kecil

Air valve dengan lubang kecil didesain untuk pengoperasian secara


otomatis yang akan mengeluarkan udara yang terakumulasi bertekanan
pada saat aliran air dalam pipa penuh.

2). Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi

Air valve dengan dua lubang atau kombinasi didesain untuk dioperasikan
secara otomatis, sehingga akan :

- Terbuka pada kondisi bertekanan kurang dari tekanan atmosfer dan


menampung banyak udara selama operasi pengurasan saluran pipa.
- Mengeluarkan banyak udara dan menutup pada saat air dalam kondisi
tekanan rendah serta mengisi badan valve selama operasi pengisian.

2–11
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

- Tidak menutup aliran pada kondisi kecepatan pembuangan udara


tinggi.
- Mengeluarkan akumulasi udara bertekanan pada kondisi aliran air
penuh dalam pipa.
• Detail spesifikasi Katup Udara (Air Release Valve) yang dipersyaratkan adalah
sebagai berikut;

Air Valve
- Valve Type Air Release Valve
- Valve Model Kinetic Double Acting
- Valve Construction TBA
- Design Standard BS EN 558/ BS EN 1092/ BS EN1074-4
- Working Pressure PN 16
- Application Water
- Size range DN20mm ~ DN300mm
Constructive Design
- Max. Allowable °C -10 to 80 -10 to 80 -10 to 80
Temperature
- Design Pressure Bar 10 16 25
- Orifice Type Combination
- Orifice Size size of inlet and outlet is the same.
- Functions 1. Large air release during filling the pipeline
2. Small air release under pressurized pipeline
3. Large air intake during draining of the pipeline
- Float & lever Aerokinetic Mechanism in a smooth cage
No Arms or levers
Float moving up and down in a guiderail
- Size to Flow ratio 100% Full Bore
- End Connection TBA
Constructive Material
- Body Ductile Iron EN GJS 500-7;
- Float Stainless Steel AISI 304
- Sealing Arc Stainless Steel AISI 304
- Hex Bolt Carbon Steel/ SS Zinc Coated/AISI 304
- Cover Carbon Steel Epoxy Coated
- Screen Stainless Steel AISI 304
- Buffer Rubber EPDM
- Guide Barrel Stainless Steel AISI 304
- Nozzle Seat Rubber EPDM
- Seat Rubber EPDM
- O-Ring Rubber NBR/EPDM

2–12
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

- Bonnet Ductile Iron EN GJS 500-7;


- Pillar Aluminium Commercial
- Hex Bolt Stainless Steel AISI 304
- Washer Stainless Steel AISI 304
- Small Nozzle Stainless Steel AISI 304
Inspection and Test
- Hydrostatic Test and As to BS/EN
Inspection
- Magnetic Particle As to BS/EN
Examination
- Manual Cycle Test 250 cycle as to BS/ EN 1074-1
- Electric and Pneumatic 2500 cycle as to BS/ EN 1074-2
Cycle tste
- Additional Testing Visual test 100%
- Marking Production Year (embossed on valve body)
Brand, Size, PN (embossed on valve body)
- Painting /Coating Epoxy Coating min. 250 mikron
Inspection and Certificate
Coating EPOXY
- Sanitary WRAS
- Manufacturer Warranty 10 (ten) years

d) Pressure Reducing Valve

Type : K1 11 XGS Hydrobloc Premium PN16


1 set Bayard Pressure Reducing Valve K1 11 XGS Hydrobloc Premium
PN16
1 pcs Bayard Bayard Strainer MP Box DN.150 PN.16
2 pcs Belgicast Resilient Seat Gate Valve DN.150 PN16
Bagian-bagian Pressure Reduces Valve :
Main Valve : Type model XGS reduced port visual position
indicator with top air bleeder and 2 stopcocks for
pressure gauges
Pilot : Pilot circuit with tubings and fittings in stainless
stell 316
Other on request SS316 down stream pilot 51P with
standard spring 1-16 bar
Supplier : Supplied with 2 pressure gauges et lifting rings
Komponen – komponen tersebut tentunya mempunyai fungsi dan kegunaan masing-
masing :
• Pressure gauge, berfungsi sebagai penunjukkan nilai tekanan fluida baik pada

2–13
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

sisi sumber tekanan maupun sisi keluaran PRV


• Diafragma, berfungsi untuk menciptakan sebuah kerja fleksibel di dalam PRV
yang mampu berubah-ubah volume
• Dua pegas, berfungsi untuk menghasilkan keseimbangan tekanan, sedangkan
• Poppet valve, berfungsi untuk membuka serta menutup aliran fluida
Fungsi Pressure Reduced Valve adalah menurunkan tekanan fluida yang mengalir pada
saluran kerja karena penggerak yang menerima didesain dengan tekanan yang rendah.

e) Flange Adaptors

Type : Mild Steel Flange Adaptor


1 pc x EPDM Rubber Ring C/W HDG Stud Bolts
Nut and Washer
Coating
External : Electrostatically applied epoxy resin to DIN 30677
Internal : Electrostatically applied epoxy resin to DIN 30677
Ketebalan coating : minimal 250 micron

Memiliki GSK Coating Certificate (Bukti standarisasi coating)


Adaptors harus mampu menanggulangi penyimpangan sampai sebesar 2.5 derajat
dari jalur pipa ke adaptors tanpa kehilangan kekedapan airnya. Dimana dua pipa
dari jenis bahan yang berbeda harus disambungkan, harus disediakan flanged
sambungan ter-insulasi. Flanged sambungan ter-insulasi harus mampu bekerja pada
tekanan 16 bar dan aman untuk pengunaan Air minum yang suda tersertifikasi
dengan standar SNI baik Internasional.

f) Loose Flange and Blind Flange

A. Loose Flange
Type Slip On Flange
Standart PN 16
Material Carbon Steel
B. Blind Flange
Type Blind Flange
Standart PN 16
Material Carbon Steel
g) G-Bolt Joint
G-Bolt Joint menyambungkan antar pipa - pipa atau fitting berujung rata. G-Bolt
Joint harus terdiri dari bagian badan ber-flange, satu ring karet penyekat dan ring

2–14
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

penahan yang disambungkan pada badan ber-flange dengan menggunakan


serangkaian mur-baut. Sambungan dilaksanakan dengan mempererat mur-mur
tersebut dan menekan ring penyekat pada bagian ujung pipa atau fitting yang rata.
G-Bolt Joint harus diberi lapisan pelindung yang sesuai untuk penggunaan di atas
atau di bawah permukaan tanah, sebagaimana diperlukan, tanpa ada bahan-bahan
tambahan perlindungan lainnya.

h) Flexible Joint
Flexible joint harus mampu menanggulangi penyimpangan sampai sebesar 2.5
derajat dari jalur sambungan, tanpa kehilangan kekedapan air. Supplier harus
meminta persetujuan Pembeli atas metode-metode yang diusulkan untuk
pembuatan flexible joint, yang kemungkinan besar dipilih dari salah satu metode di
bawah ini:
a. Sambungan spigot dan socket
b. Sleeve coupling
c. Flexible Coupling

i) Flexible Coupling
Flexible Coupling harus mampu menyambungkan dua ujung pipa rata dan harus
terdiri dari dua bagian flange yang dipisahkan oleh sleeve dengan ring penyekat
yang terdapat diantara sleeve dan flange. Kedua bagian ber-flange akan
disambungkan dengan mur-baut, yang jika dipererat, akan menyebabkan cincin
penyekat menekan pipa dan menjadikan ujung-ujungnya tersambung.
a. Coupling harus mampu menanggulangi gerakan longitudinal sebesar 5 mm
pipa di dalam sleeve tanpa kehilangan kekedapan air.
b. Coupling harus mampu menanggulangi penyimpangan sampai sebesar 2.5
derajat dari jalurnya tanpa kehilangan kekedapan air.
c. Alternatif Coupling mekanis lainnya yang direkomendasikan oleh pabrik dapat
juga diterima selama ada persetujuan tertulis dari Pembeli.
d. Coupling harus diberi lapisan pelindung yang sesuai untuk penggunaan di atas
atau di bawah permukaan tanah, sebagaimana diperlukan, tanpa ada bahan-
bahan tambahan perlindungan lainnya.

4.1.3.2.Pengukuran dan Pembayaran

- Kuantitas yang diukur untuk pembayaran pengadaan kelengkapan (Accessories)


Pipa adalah berdasarkan jumlah satuan (unit) material yang datang di lokasi
pekerjaan;

2–15
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

- Pembayaran dilakukan 100 % untuk masing-masing jenis Accesories yang telah


berada di lokasi pekerjaan dan telah dilakukan pemeriksaan oleh Direksi Pekerjaan
dan Konsultan Supervisi;
- Pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan semua
kelengkapan (Accessories) Pipa yang ada, dan biaya lainnya yang diperlukan untuk
mendatangkan material tersebut ke lokasi pekerjaan.

2.1.4. Pekerjaan Pengangkutan Pipa


2.1.4.1. Persyaratan

1. Dikerjakan oleh tenaga manusia dan alat bantu


2. Kondisi akses jalan menuju lokasi pekerjaan yang sulit dijangkau oleh alat
transportasi
3. Mendekatkan bahan material ke titik lokasi pekerjaan
4. Titik awal elevasi terendah merupakan batas akhir yang bisa dijangkau oleh alat
transportasi. Lokasi titik tersebut terlebih dahulu disurvey dan harus mendapatkan
persetujuan konsultan supervisi dan direksi pekerjaan
5. Lokasi tujuan adalah tempat akan dibangunnya struktur sesuai desain yang ada

2.1.4.2. Metode Pelaksanaan

1. Material yang dilangsir adalah pipa


2. Material yang akan dilangsir terlebih dahulu diletakkan di titik awal sesuai
kesepakatan bersama
3. Material tersebut diatas diangkut secara manual dari titik awal elevasi terendah
hingga sampai titik akhir tertinggi/lokasi tujuan
4. Material tersebut dapat diangkut dengan alat bantu yang bisa memenuhi kriteria
material atau sudah mendapatkan persetujuan konsultan supervisi dan direksi
pekerjaan

2.1.4.3. Pembayaran

Dibayarkan berdasarkan satuan sesuai yang tercantum dalam daftar kuantitas harga dan
harga satuan yang ditawarkan oleh penyedia jasa dan sudah harus meliputi upah tenaga,
bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, serta sudah termasuk “overhead
+ Profit”

2.1.5. Pengujian Tekanan Hidrostatis


Setiap pipa harus diuji untuk dapat menahan tekanan pengujian hidrostatis pada tekanan
paling sedikit 1.0 MPa (10 kg/cm2) tergantung class pipa yang diminta untuk paling

2–16
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

sedikit 60 detik. Setiap pipa atau fitting yang bocor, menggelembung atau pecah tidak
dapat diterima.

4.1.4.1.Umum

Pengujian tekanan harus dilakukan pada semua pipa dan fitting dan memenuhi standar
SNI 06-0084-2002, Standard ISO 4422

Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, "valve", bangunan khusus
jembatan pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan perlengkapan
lainnya, harus dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi
ini.

Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan
tujuan untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya
dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor serta blok-blok penahan (thrust block
permanen) sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.

Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian
tekanan air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk penguatan
tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh kontraktor.

Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri
dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (electric piston
type test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang-
gelombang tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah manometer
dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa yang diuji.
Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran
udara akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.
• Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
• Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi atau
wakilnya.

4.1.4.2.Uji Tekan

Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru yang
dipasang katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali tekanan kerja pada saat
pengujian.
1) Batasan Tekanan
Pengujian tekanan harus sebagai berikut:

2–17
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

• Tidak boleh lebih kecil dan 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi
selama pengujian.
• Tidak melebihi tekanan yang direncanakan.
• Paling sedikit dilaksanakan selama 2 jam.
• Tidak bervariasi > ± 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian.
• Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diizinkan
untuk katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves
atau hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah
melebihi tekanan yang diizinkan.
• Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diizinkan bila batas tekanan bagian
yang diuji dan bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate
valves atau katup butterfly.
2) Tekanan Udara
Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan dan
ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau
bagian yang diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus
dilakukan dengan cara menyambungkan pompa ke pipa. Katup-katup tidak boleh
dioperasikan baik dalam keadaan tertutup pada tekanan differensial melebihi
tekanan yang diizinkan. Cara ini berguna untuk menstabilkan uji tekan sebelum uji
kebocoran.
3) Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari
katup dan hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi,
kontraktor harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara
dapat dikeluarkan bersamaan pada saat pipa diisi air, setelah semua udara
dikeluarkan, katup cock harus ditutup dan uji tekan dilaksanakan. Pada akhir uji
tekan cock harus dilepas dan disumbat atau tinggalkan ditempat sesuai dengan
permintaan pemilik.
4) Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa
secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat
ditemukan pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik,
dan pengujian akan diulangi sampai memuaskan pemilik.

2–18
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

4.1.4.3.Uji Kebocoran

Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan.


1) Definisi Kebocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disupply kedalam pipa
yang baru dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga
tekanan pada 5 psi (0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara
pada jalur pipa sudah dihilangkan dan pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak
boleh diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat pengujian melebihi periode
waktu pengujian yang ditentukan.
2) Kebocoran yang diizinkan
Pemasangan pipa dianggap gagal apabila tingkat kebocoran melebihi dari yang
ditentukan dalam persamaan berikut:
SD P
L=
133200
Dimana :
L : Kebocoran yang diizinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam Bar
Dalam satuan metrik :
SD P
L=
2816
Dimana :
Lm : Kebocoran yang diizinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam Bar
Formula berdasar pada kebocoran yang diizinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan
diameter nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi.
• Kebocoran yang diizinkan, dengan variasi tekanan ditunjukan pada tabel
(Bocoran yang diizinkan untuk setiap 1000 ft/305 M panjang pipa).
• Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran
sebesar 0,0012 It/jam dari ukuran katup nominal dapat diizinkan.
• Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.

2–19
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA DAN KELENGKAPANNYA


2.2.1. Umum
Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaannya secepat mungkin tetapi tidak mengurangi
kualitas pekerjaan itu sendiri untuk memperpendek gangguan. Sebelum melakukan pekerjaan
tersebut, sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelumnya harus memberitahu Direksi untuk
mendapatkan persetujuannya. Kontraktor tidak diizinkan mengubah-ubah posisi pipa dan valve
yang ada dalam perencanaan. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib mempelajari
dengan seksama gambar kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat pelaksanaan serta Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan dan harus memperhatikan hal-hal berikut ini :

1) Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Direksi apabila menemukan perbedaan antara


gambar rencana dengan RKS untuk mendapatkan keputusan. Tidak dibenarkan sama sekali
Kontraktor memperbaiki sendiri perbedaan tersebut. Akibat kelalaian Kontraktor, dalam
hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2) Kontraktor dianggap telah mengetahui daerah kerja penanaman/pemasangan pipa seperti
yang dimaksud dalam pekerjaan pemborongan ini.
3) Kontraktor diwajibkan menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan gambar rencana
dan RKS di tempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat.
4) Setiap pekerjaan yang dimulai pelaksanaannya atau yang sedang dalam pelaksanaan,
Kontraktor harus selalu berhubungan dengan Direksi untuk mendapatkan
pengesahan/persetujuan.
5) Standar bahan peralatan dan pelaksanaan dalam gambar rencana dan RKS ini harus
diperhatikan oleh Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan ini. Direksi berhak menolak
bahan, peralatan, dan cara pelaksanaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan, dan Pemberi Pekerjaan tidak akan mengeluarkan biaya tambahan untuk setiap
perbaikan atau penggantian bahan atau peralatan tersebut.
6) Semua pipa-pipa dan lain sebagainya yang diadakan oleh Kontraktor harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan oleh Pemberi Pekerjaan dan harus dengan norma yang sama.
Semua pipa-pipa dan lain sebagainya harus direncanakan dengan tekanan kerja hidrolis
minimum sebesar 10 kg/cm2 pada suhu 30OC.Jika tidak, harus menurut persyaratan teknis
untuk pembelian dan pengadaan pipa, sambungan, valve dan bermacam-macam bahan dan
peralatan.
7) Semua bahan yang diadakan oleh Kontraktor harus mendapatkan persetujuan Direksi
terlebih dahulu sebelum digunakan.

2–20
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

8) Ketelitian dan kerapian kerja akan dinilai/berbobot tinggi oleh pihak Direksi, oleh sebab
itu Kontraktor harus memperhatikan hal ini.

2.2.2. Persyaratan Pelaksanaan


1) Kontraktor tidak diizinkan memulai pelaksanaan pekerjaan sebelum semua alat-alat bantu
yang diperlukan tersedia di lapangan (berlaku untuk instalasi pipa yang diadakan baik oleh
Pemberi Pekerjaan maupun Kontraktor). Pipa dan perlengkapannya harus dipasang sesuai
dengan gambar rencana, kecuali bila oleh Direksi diberi petunjuk lain. Pada umumnya
gambar rencana menunjukkan tempat yang belum tepat, Direksi akan menunjukkan tempat
pipa yang paling tepat.
2) Sebelum memasang pipa dan perlengkapannya, pipa harus diteliti dan dibersihkan dengan
seksama. Pipa dan perlengkapannya yang berminyak, bergemuk dan lain sebagainya harus
dibersihkan terlebih dahulu sehingga benar-benar bersih, dan yang mungkin telah retak
atau mengalami kerusakan lain khususnya pada ujung-ujung pipa tidak boleh
dipergunakan.
3) Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa perletakan pipa dan
penyambungan, dengan cara yang memuaskan Direksi sesuai dengan spesifikasi dan
sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar kerja.
4) Setiap pipa harus dipasang dengan tepat menurut garis dan kelandaian sesungguhnya dan
sedemikian rupa sehingga pipa yang berbatasan merupakan suatu sambungan yang
konsentris yang tertutup.
5) Selama pemasangan, alat-alat bantu sementara dengan penopang pipa-pipa pada
kedudukan yang benar harus dipergunakan dan harus diperhatikan agar kerusakan tidak
terjadi pada pipa-pipa. Sedangkan semua alat pengikat pipa (penopang beton, bantalan-
bantalan penahan dan sebagainya) harus berada pada tempatnya dengan benar sebelum
pemasangan dan pemindahan semua peralatan sementara / bantu.
6) Pipa-pipa tidak boleh dipasang bila menurut anggapan Direksi keadaan parit tidak
memenuhi syarat.
7) Tidak diizinkan menurunkan pipa ke dalam parit tanpa persiapan-persiapan menggunakan
alat atau perlengkapan lain yang layak dan diperlukan. Bila pipa-pipa diangkat / diturunkan
dengan mempergunakan suatu katrol maka bagian jerat baja yang melingkari pipa harus
terbungkus (dengan karet dan sebagainya).
8) Valve dan perlengkapan lainnya harus dipasang dengan ukuran kerja yang baik serta harus
bebas dari kotoran dan rintangan terhadap mekanismenya. Kontraktor harus dengan biaya
sendiri memperbaiki valve dan perlengkapan lain yang pada pemasangannya mengalami
kerusakan.

2–21
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

9) Setiap valve yang ternyata tidak berfungsi setelah pemasangannya harus dilepas kembali
dan kegagalan itu harus diperbaiki atas beban Kontraktor.
10) Valve dan peralatan/perlengkapan lain harus dipasang pada lokasi yang tepat sesuai dengan
gambar rencana dan apabila ada perubahan harus ada persetujuan dari Direksi.
11) Penyambungan antar pipa yang berbeda jenisnya harus dilakukan sesuai dengan gambar
rencana dan petunjuk Direksi.
12) Setiap kali pekerjaan hari itu berakhir, maka ujung-ujung pipa yang terbuka untuk
sementara waktu harus ditutup dengan balok-balok dari kayu, penyekat-penyekat atau
sebagaimana yang diinstruksikan oleh Direksi.
13) Setiap pipa harus diperiksa dengan seksama sebelum dan sesudah dipasang. Bila kerusakan
terjadi pada pipa-pipa, peralatan-peralatan rakit, valve atau alat-alat bantu perpipaan
selama pemasangan, hal itu harus dilaporkan kepada Direksi yang akan mengambil
keputusan, apakah harus diperbaiki atau diganti.
14) Untuk mencegah penanganan yang tidak perlu, semua batangan pipa harus ditempatkan
sedekat mungkin pada lokasi akhir dari lajur pipa dengan memperhitungkan keamanan lalu
lintas.

2.2.3. Penanganan Bahan Pipa, Perkakas, dan Peralatannya


1) Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan oleh
Pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama pengangkutan,
penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai pada penyelesaian pada pekerjaan.
Kerusakan pada bahan pipa yang disebutkan tadi harus diperbaiki hingga memuaskan
Direksi atas beban biaya Kontraktor.
2) Kontraktor harus berhati-hati dalam penanganan pipa-pipa dan lain sebagainya untuk
menjamin tidak terjadi kerusakan pada lapisan-lapisan. Pengait sama sekali tidak
diperbolehkan digunakan untuk mengait pada pinggiran ujung pipa.
3) Pipa-pipa dan sebagainya tidak boleh diangkut dengan mempergunakan rantai atau
tambang, akan tetapi harus dengan ikatan (sling) lebar yang melingkari pipa-pipa atau alat
penyambung.
4) Pipa-pipa dan fittings harus disimpan terangkat dari permukaan tanah diletakkan di atas
penopang dan harus disangga, diberi bantalan dan dipasak.
5) Pipa-pipa tidak boleh diletakkan langsung di atas satu sama lain dan tidak boleh ditumpuk
lebih dari 8 (delapan) pipa. Harus dilakukan perawatan khusus untuk menjamin bahwa
pipa-pipa yang fleksibel tertumpu rata dan disangga dengan baik agar pipa-pipa tidak
melendut.

2–22
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

6) Coupling, joints, dan benda-benda lain yang sama harus disimpan dalam keadaan kering,
terangkat dari permukaan tanah gudang atau ruang tertutup.Gudang harus dibuat
sedemikian rupa untuk mempermudah keluar dan masuknya pipa dan pengecekannya
dengan membedakan tumpukan penerimaan atau disimpan secara terpisah dan diberi tanda
dengan jelas.
7) Apabila ada barang-barang yang disimpan mempunyai batas waktu penyimpanan atau
memerlukan penyimpanan yang khusus, metode penyimpanan harus disetujui Direksi dan
sesuai petunjuk dari pabrik.
8) Penutup ujung-ujung pipa atau pengaman lainnya tidak boleh dibuka sampai pipa-pipa dan
fittings tersebut dipasang di lapangan. Semua pipa dan fitting yang disediakan sebagai
cadangan harus ditutup dan untuk pipa yang dilapisi mortar bagian dalamnya (termasuk
fittings) harus membentuk pelindung lengkap yang dapat melindungi akibat perubahan
suhu.
9) Pipa dan perlengkapannya yang retak/rusak harus segera dilaporkan kepada Direksi untuk
diteliti apakah dapat diperbaiki atau harus diganti.
10) Kehilangan atau kerusakan pipa dan perlengkapannya yang telah diserahkan Kontraktor,
menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
11) Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Direksi apabila terjadi kehilangan atau
kerusakan pipa dan perlengkapannya.
12) Kontraktor juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh Pemilik
sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.
13) Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara dengan baik
sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.
14) Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki hingga
memuaskan Direksi atas biaya beban Kontraktor. Dalam hal perkakas dan peralatan tidak
dapat diperbaiki atau hilang, Kontraktor harus memberi kompensasi kepada Pemilik.

2.2.4. Pekerjaan Pemasangan Pipa HDPE (High Density Polyethylene)


Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas dan peralatan
yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa, valve, dan fitting. Tata cara pemasangan
pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan memahami petunjuk dari pabrik
atau mengikuti pengarahan dari Direksi. Tata cara pekerjaan pemasangan pipa HDPE adalah
sebagai berikut:

2–23
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

1) Penurunan Pipa ke Dalam Galian


Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat harus disediakan dan
digunakan oleh Kontraktor bagi keamanan dan kelancaran pekerjaan.
Semua pipa, fitting, dan valve harus diturunkan kedalam galian satu persatu dengan
menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang
sesuai, sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan
pelindung luar dan dalamnya.
Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan kedalam
galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain dalam
penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi. Direksi
harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut.
2) Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Pipa, valve, dan fitting harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan pada saat
pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama atau sesudah
pemasangan pada kedudukan akhir, pipa harus diperiksa secara seksama dari retakan dan
kerusakan.
Ujung spigot harus diperiksa secara teliti karena bagian ini paling mudah rusak selama
penanganannya. Pipa atau fitting rusak harus diletakkan terpisah untuk pemeriksaan oleh
Direksi.
3) Penyambungan pipa
Penyambungan pipa HDPE ini bisa menggunakan salah satu cara dari beberapa cara
penyambungan. Berikut akan dijelaskan masing-masing cara penyambungan pipa HDPE.
• Metode Butt Fusion Joint
Teknik Penyambungan Pipa HDPE ini menggunakan Mesin Butt Fusion atau Welding
Machine HDPE Pipe. Di kedua sisi pipa di ratakan dan dibersihkan yang kemudian di
panaskan sampai ukuran derajat tertentu dan kemudian disambungkan menggunakan
mesin butt fusion tersebut.
• Metode Electrofusion Joint
Metode Penyambungan Pipa HDPE ini menggunakan Sambungan HDPE
Electrofusion atau Fitting HDPE Electrofusion yang bisa di aliri Listrik dan membuat
Fitting di pipa tersebut panas dan bisa menyatu dengan pipa tersebut dengan baik
karena panas yang ditimbulkan dari sambungan electrofusion tersebut.
• Metode Compression Fitting HDPE

2–24
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

Cara Penyambungan Pipa HDPE atau Metode Penyambungan Pipa HDPE ini
memakai Sambungan Pipa HDPE atau HDPE Compression Fitting dan tinggal
disambungkan dan tanpa perlu menggunakan lem pipa.
• Metode Flange to Flange Connection
Metode Penyambungan Pipa HDPE seperti tersebut di atas bisa di kombinasikan
dengan Teknik Jointing Sistem Menggunakan Backing Ring dan Dimantling Join juga
Rubber Gusket dan dijadikan suatu sistem sambungan atau HDPE Jointing System ini
biasa disebut dengan Flange to Flange Connection. Flange to Flange Jointing System
ini biasa dilakukan karena Pipa yang akan disambung jenisnya berbeda jadi diperlukan
sambungan yang cocok pada Metode Penyambungan Pipa HPDE tersebut. Baut dan
mur yang akan dipakai untuk flange dan sambungan mekanikal harus dari baja yang
digalvanis.
4) Pemasangan Pipa

Berikut persyaratan pemasangan pipa HDPE:


• Pipa harus diletakkan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam dan menerus
sesuai jalur dan gradien yang diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan jadwal
perletakan yang ditentukan bagi pemasangan. Sebelum menempatkan pipa ke
posisinya,alignment dan gradien akhir harus dicek dengan peralatan survey.
• Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa saat ditempatkan pada jalur pemasangannya. Selama pemasangan, tidak
boleh ada sampah, perkakas, kain, atau benda lainnya yang diletakkan/ditinggalkan
kedalam pipa.
• Setiap dilakukan penyambungan, bagian ujung spigot harus diletakkan ditengah bell,
pipa didorong masuk dan ditempatkan pada jalur dan gradien yang benar.
• Pipa harus dimantapkan ditempatnya dengan bahan urugan yang dipadatkan merata,
kecuali pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah
tanah atau kotoran lainnya masuk ke dalam sambungan.
• Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan, ujung terbuka pipa harus ditutup
dengan cara yang memadai yang disetujui oleh Direksi.
• Khususnya pada musim hujan, Kontraktor harus melakukan tindakan untuk mencegah
air hujan/atau sampah dan benda lainnya yang tidak perlu masuk ke pipa yang telah
dipasang, dan jangan sampai pipa tersebut terapung.

2–25
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

2.2.5. Pekerjaan Pemasangan Galvanized Iron Pipe (GIP)


Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar berarti
Galvanized Iron Pipe. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik
perkakas peralatan yang sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa, valve, dan fitting. Cara
pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan memahami
petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan direksi. Tata cara pekerjaan pemasangan pipa
GIP adalah sebagai berikut:

1) Penurunan Pipa GIP Ke Dalam Galian


Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan Direksi harus disediakan dan digunakan
oleh kontraktor untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua pipa, fitting, dan valve
harus diturunkan secara hati-hati ke dalam galian, satu persatu dengan batasan diameter
memakai crane, derek, tali atau dengan mesin perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai
dengan cara sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan lapisan pelindung
luar (protective coating) serta lapisan pelindung dalam (lining). Bahan tersebut sama sekali
tidak diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan ke dalam galian.
2) Pemeriksaan Sebelum Pemasangan Pipa GIP
Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan pada
saat berada di atas bagian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling mudah
mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau fitting yang rusak/cacat harus
diletakkan terpisah untuk pemeriksaan oleh Direksi yang menentukan perbaikan yang
diperlukan ataupun menolaknya.
3) Pembersihan Pipa GIP dan Fitting
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih,
dikeringkan dan bebas dari minyak, lemak sebelum dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi pipa, semua profil pengaku
tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing lainnya dalam pipa.
4) Perletakan Pipa GIP
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk ke dalam pipa
pada saat pipa diletakkan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun benda-
benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan
dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian
yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan

2–26
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan
perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat
dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh Direksi.
5) Pemotongan Pipa GIP
Pemotongan pipa untuk menyisipkan tee, bend atau valve atau tujuan lainnya, harus
dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapi dan baik, tanpa
menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan
ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai menghasilkan
potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun
lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut, harus dipotong
serong (beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam
spesifikasi.
Tidak boleh ada fitting seperti bend, tee, flange dan spigot dipotong untuk pekerjaan
pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada Kontraktor dari
Direksi.
6) Penyambungan Pipa GIP
Sambungan antar pipa baja yang digalvanisir dan perlengkapan rakit maupun antar
perlengkapan rakit dari baja yang digalvanisir terhadap pipa-pipa lain dilakukan dengan
cara penyekrupan.
Penyambungan pipa galvanized dilakukan dengan memakai socket seperti yang ditentukan
sebelum pipa disambung, maka bagian ulir dari socket atau ujung-ujung pipa harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran. Setelah itu pada ulir pipa dipasang serat nanas dan baru
dimasukan secara hati-hati pada socket dan diputar sampai benar-benar kencang. Berikut
ketentuan dalam penyambungan pipa GIP antara lain sebagai berikut:
a. Penyambungan Dengan Pengelasan
• Pengelasan pipa galvanized di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan yang
ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu
pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini :
- Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures' Association (WSP)
- Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
• Sambungan las harus sesuai dengan aturan yang diberikan dalam persyaratan norma
moder (persyaratan AWS atau AISC).

2–27
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

• Pengelasan harus dilakukan oleh seorang tukang las yang berpengalaman. Direksi
dapat melakukan penelitian apabila dianggap perlu. Permukaan-permukaan yang
akan dilas harus bebas dari sisik lepas, kerak logam, karat, gemuk, dan cat.
• Apabila pengelasan ganda diperlukan, maka permukaan pengelasan pertama harus
bersih dan bebas dari kerak logam. Apabila diperlukan lapisan-lapisan antara pada
pengelasan ganda, harus dibersihkan dengan pukulan-pukulan ringan dengan palu
bertenaga mesin atau alat lain yang disetujui Direksi.
• Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih
dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
• Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan
di atas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
• Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan,
dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
• Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan
dengan las tumpul tunggal (single-welded butt joint) atau las-tumpul ganda
(double-welded butt joint) sesuai yang ditentukan.
b. Juru Las (Welder)
• Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan
untuk persetujuan Direksi.
• Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh
badan yang berwenang.
c. Batang Las dan Mesin Las
• Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212
atau yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan
pipa.
• Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat
lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod)
dan 0,5 % untuk batang yang hidrogennya rendah (low hydrogenous rod).
• Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus
AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C
9301 atau pada standar yang telah diterima oleh Direksi.

2–28
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

d. Penyiapan Ujung Pipa


• Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bevel) yang sesuai
sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi, alur
tersebut harus dibuat pada bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan
diameter 700 mm dan yang lebih kecil dan pada permukaan dalam (interior) untuk
pipa dengan diameter 800 mm dan yang lebih besar.
• Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur di kedua sisi
pipa agar dapat diletakkan sambungan las tumpul ganda (double-welded butt joint).
Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai
dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.
e. Cara Pengelasan
• Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah
dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
• Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian
ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
• Fitting tidak boleh dipotong di lapangan.
• Kualitas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus
terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
• Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Kontraktor harus memperhatikan keadaan
cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh
dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan
atau persetujuan dari Direksi.
• Permukaan basil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidakrataan.

2.2.6. Cara Pengukuran Dan Pembayaran


1) Kuantitas untuk pemasangan pipa dan kelengkapan (accessories) dihitung berdasarkan unit
barang yang diadakan dan terpasang dengan baik dilapangan.
2) Pembayaran dilakukan 100 % apabila semua pipa dan kelengkapan (accessories) telah
terpasang dengan baik dan telah dilakukan pengujian di lapangan sesuai dengan yang
dipersyaratkan dan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi.
3) Pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasangan semua pipa dan
kelengkapan (accessories), untuk semua pekerja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

2–29
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

BAB 3
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN GALIAN TANAH

UMUM
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan galian tanah pondasi, galian tanah jaringan pipa di dalam
maupun di luar ruang milik jalan (Rumija) untuk pemasangan pipa transmisi dan hasil galian
dapat digunakan untuk:
1) Timbunan kembali pondasi;
2) Timbunan kembali pada galian jaringan pipa;
3) Dibuang.
Pekerjaan galian ini mencakup penggalian, pemuatan, pengangkutan, pembuangan sesuai
rencana dari bahan tanah atau batu atau bahan lain yang diperlukan untuk penyelesaian dari
pekerjaan dalam kontrak ini.
1) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan lubang pondasi bangunan dan lubang
untuk pemasangan pipa, sesuai dengan spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan
penampang melintang yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2) Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan ini berlaku untuk semua jenis galian yang
dilakukan sehubungan dengan kontrak, dan pekerjaan galian dapat berupa:
a. Galian tanah biasa
Galian tanah biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai
galian batu, galian struktur, pembongkaran perkerasan beraspal, dan pembongkaran
perkerasan beton yang masih dapat dilakukan dengan cangkul.
b. Galian tanah berbatu
Galian tanah berbatu harus mencakup seluruh galian tanah pada lapisan tanah yang
mengandung batu yang pengerjaan tidak praktis dilakukan tanpa alat bantu mekanis
(excavator).
c. Galian tanah cadas
Galian tanah cadas harus mencakup seluruh galian tanah pada lapisan tanah padat dan
keras tidak mudah pecah yang dapat dikerjakan dengan bantuan alat pemecah mekanis
(Breaker) maupun manual.

3–1
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

d. Galian batu.
Galian Batu mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 m3 atau lebih dan
seluruh batu atau bahan lainnya tersebut adalah tidak praktis digali tanpa penggunaan
alat bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan. Galian ini tidak termasuk galian
yang dapat dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor
dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda neto maksimum sebesar 180 PK.
e. Galian untuk struktur.
Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang
disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang
didefinisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu tidak dapat dimasukkan dalam
Galian Struktur. Galian Struktur terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan, tembok
penahan tanah beton, dan struktur pemikul beban lainnya. Pekerjaan galian struktur
meliputi : penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui, pembuangan bahan
galian yang tidak terpakai, semua keperluan drainase, pemompaan, penimbaan,
penurapan, penyokong, pembuatan tempat kerja atau cofferdam beserta
pembongkarannya.
f. Galian perkerasan beraspal.
Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama dan pembuangan
bahan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling Machine (mesin
pengupas perkerasan beraspal tanpa pemanasan).
g. Galian perkerasan beton.
Galian Perkerasan Beton mencakup galian pada perkerasan lama dan pembuangan
bahan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa alat mekanis.

PERSYARATAN STANDAR RUJUKAN


Berikut persyaratan standar rujukan untuk pekerjaan galian tanah.
SNI 03-1742-1989 : Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah.
SNI 03-1743-1989 : Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah.
SNI 03-3423-1994 : Metode pengujian analisis ukuran butir tanah dengan alat hidrometer.
SNI 03-6371-2000 : Tata cara pengklasifikasian tanah dengan cara unifikasi tanah.
SNI 03-6797-2002 : Tata cara klassifikasi tanah dan campuran tanah agregat untuk
konstruksi jalan.
Pd T-12-2003 : Perambuan sementara pada pekerjaan jalan.

3–2
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

TOLERANSI DIMENSI
Elevasi akhir tanah dasar untuk perletakan Pondasi dan pipa tidak boleh berbeda lebih dari 40
mm dari yang ditentukan dalam gambar rencana dan toleransi kerataan kurang dari 20 mm,
yang diukur dengan mistar 3 m atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan pada setiap titik.

PERSYARATAN BAHAN
1) Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian
a. Semua bahan galian tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batas-batas dan
lingkup proyek harus digunakan secara efektif untuk konstruksi.
b. Bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan dan yang memenuhi persyaratan
sebagai bahan timbunan tetapi berlebihan atau tidak diperlukan dalam konstruksi,
harus dibuang sebagai bahan galian untuk dibuang.
c. Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan dan memenuhi syarat sebagai
bahan timbunan, sedapat mungkin dibuang di daerah yang telah ditentukan, sedangkan
bahan galian yang tidak memenuhi syarat sebagai bahan timbunan harus dibuang di
daerah Rumija bila tersedia, atau dibuang di lahan yang disediakan secara permanen
oleh Penyedia Jasa setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
d. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang
diperlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak
memenuhi syarat untuk bahan timbunan, pengangkutan hasil galian ke tempat
pembuangan akhir dengan jarak tidak melebihi yang disyaratkan yaitu 5 km dapat
dilaksanakan, setelah memperoleh izin tetap dari pemilik lahan.
2) Semua daerah galian di dalam maupun di luar Rumija harus digali sesuai dengan
gambar kerja atau shop drawing yang diajukan oleh Penyedia Jasa dan mendapat
persetujuan dari Direksi dan Konsultan Supervisi.
3) Pengembalian bentuk dan pembuangan pekerjaan sementara
a. Semua struktur sementara seperti cofferdam atau penyokong (shoring) dan pengaku
(bracing) harus dibongkar oleh Penyedia Jasa setelah struktur permanen atau pekerjaan
lainnya selesai, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan. Pembongkaran
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau merusak struktur
atau formasi yang telah selesai.
b. Bahan bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap menjadi milik Penyedia
Jasa, apabila bahan bekas tersebut memenuhi syarat dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, maka dapat digunakan untuk pekerjaan permanen.

3–3
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

c. Setiap bahan galian yang ditempatkan dalam saluran air, harus dibuang seluruhnya
setelah pekerjaan berakhir sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu saluran air.
d. Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh Penyedia
Jasa harus dikembalikan pada kondisi yang rata dan rapih dengan tepi dan lereng yang
stabil dan saluran drainase yang memadai.

PERSYARATAN PELAKSANAAN
1) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Pencatatan
a. Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut bagian ini, sebelum memulai
pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi dan Konsultan Supervisi,
gambar detail penampang melintang yang menunjukkan elevasi tanah asli sebelum
operasi pembersihan dan pembongkaran, atau penggalian paling lambat 6 (enam) hari
sebelum pekerjaan dimulai.
b. Penyedia Jasa harus memasang patok-patok batas galian paling lambat 3 (tiga) hari
sebelum pekerjaan dimulai.
c. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi dan Konsultan Supervisi metoda
kerja dan gambar detail seluruh struktur baik pekerjaan permanen maupun pekerjaan
tidak permanen yang diusulkan atau yang diperintahkan untuk digunakan, seperti
penyokong (shoring), pengaku (bracing), cofferdam, dan dinding penahan rembesan
(cut-off wall), dan gambar-gambar tersebut harus memperoleh persetujuan dari
Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh
struktur sementara yang diusulkan.
d. Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi dan Konsultan Supervisi untuk setiap galian
yang telah mencapai elevasi dasar lapisan perkerasan.
e. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu catatan tertulis
tentang lokasi, kondisi dan kuantitas perkerasan jalan yang akan dikupas atau digali.
Pencatatan pengukuran harus dilakukan setelah seluruh bahan perkerasan jalan telah
dikupas atau digali.
2) Pengamanan Pekerjaan Galian
a. Penyedia Jasa harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan
pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada di
sekitar lokasi galian.
b. Selama pelaksanaan pekerjaan galian, Penyedia Jasa harus menjaga stabilitas lereng,
struktur, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing), jika tidak dilaksanakan dapat
menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.

3–4
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

c. Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya, tidak
diizinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian drainase, gorong-
gorong pipa atau galian fondasi untuk struktur yang terbuka.
d. Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut-off wall) atau cara lainnya untuk
mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan cukup
kuat untuk menjamin tidak terjadi keruntuhan yang dapat membanjiri tempat kerja.
e. Dalam setiap saat, apabila pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian yang
membahayakan keselamatan, maka Penyedia Jasa harus menempatkan seorang
pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya memantau keamanan dan
kemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan (yang belum
dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.
f. Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang
cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian
terbuka pada lokasi jalur lalu lintas maupun lokasi bahu jalan harus diberi rambu
tambahan pada malam hari berupa drum (atau yang sejenis) yang dicat putih beserta
lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para pengguna jalan, sesuai
dengan yang diperintahkan Direksi dan Konsultan Supervisi.
g. Ketentuan yang disyaratkan dalam sub bab ini harus diterapkan pada seluruh galian
yang tercantum dalam dokumen kontrak maupun yang di luar dokumen kontrak.
3) Pengamanan Hasil Kerja
a. Pada setiap tahap penggalian terbuka, permukaan galian harus tetap dalam kondisi
yang mulus (sound), untuk mencegah gangguan operasi dan perendaman akibat hujan.
b. Galian yang memotong jalan harus dilakukan dengan tata cara pelaksanaan
sedemikian rupa sehingga jalan tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap saat.
c. Apabila lalu lintas pada jalan terganggu karena pelaksanaan atau operasi-operasi
pekerjaan lainnya, Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu atas
jadwal gangguan tersebut dari pihak yang berwenang dan juga dari Direksi Pekerjaan.
d. Setiap galian perkerasan harus ditutup kembali dengan bahan yang lebih baik/kuat dari
aslinya pada hari yang sama sehingga dapat dibuka untuk lalu lintas, kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
e. Setiap pekerjaan beton harus ditutup kembali dengan bahan beton pada hari yang sama
sehingga dapat dibuka untuk lalu lintas setelah beton berumur 14 (empat belas) hari
kecuali diperintahkan lain oleh Direksi dan Konsultan Supervisi.

3–5
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

4) Kondisi Tempat Kerja


a. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Penyedia Jasa harus menyediakan
semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan
(pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase sementara, dinding
penahan rembesan (cut-off wall) dan cofferdam. Pompa siap pakai di lapangan harus
senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tidak akan terjadi
gangguan dalam pengeringan dengan pompa.
5) Perbaikan Terhadap Pekerjaan Galian Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan di atas sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa sebagai
berikut:
a. Lokasi galian dengan garis dan ketinggian akhir yang melebihi garis dan ketinggian
yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi
dan Konsultan Supervisi harus digali kembali sampai memenuhi toleransi yang
disyaratkan.
b. Lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang ditunjukkan dalam
gambar rencana atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi dan Konsultan
Supervisi atau dasar galian yang mengalami kerusakan atau menjadi lembek, maka
material yang telah rusak dibuang dan ditimbun kembali dengan material yang lebih
baik sebagaimana yang diperintahkan Direksi dan Konsultan Supervisi, dipadatkan
dan dibentuk sesuai ketentuan dalam spesifikasi ini.
6) Utilitas Bawah Tanah
a. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk memperoleh informasi tentang
keberadaan dan lokasi utilitas bawah tanah dan membayar setiap izin atau kewenangan
lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan galian yang diperlukan dalam kontrak.
b. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas
bawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau saluran bawah tanah
lainnya atau struktur yang mungkin dijumpai dan harus memperbaiki setiap kerusakan
yang timbul akibat operasi kegiatannya.

TATA CARA PELAKSANAAN


1) Prosedur Umum
a. Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan
dalam gambar yang disetujui oleh Direksi dan Konsultan Supervisi dan harus
mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk

3–6
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak
digunakan untuk pekerjaan permanen.
b. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan seminimal mungkin terhadap
bahan di bawah dan di luar batas galian.
c. Apabila bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau fondasi dalam
keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi dan Konsultan
Supervisi tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus dibuang seluruhnya atau
sebagian, dan diganti dengan bahan timbunan sesuai.
d. Apabila pada garis formasi dijumpai batu, lapisan keras atau bahan yang sukar
dibongkar untuk selokan, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu jalan, atau
pada dasar galian pipa atau fondasi struktur, maka bahan tersebut harus digali 5 cm
lebih dalam dari permukaan rencana. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada
permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang
diameternya lebih besar dari 5 cm harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus
diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi dan
Konsultan Supervisi dan dipadatkan.
e. Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan, jika menurut
pendapat Direksi Pekerjaan tidak praktis menggunakan alat bertekanan udara atau
suatu penggaru (ripper) hidrolis berkuku tunggal. Direksi Pekerjaan dapat melarang
peledakan dan memerintahkan untuk menggali batu dengan cara lain, jika peledakan
tersebut berbahaya bagi manusia atau struktur di sekitarnya, atau apabila kurang
cermat dalam pelaksanaannya.
f. Apabila diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan
anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk melindungi orang, bangunan
dan pekerjaan selama penggalian. Jika dipandang perlu, peledakan harus dibatasi
waktunya sebagai yang ditetapkan oleh Direksi dan Konsultan Supervisi.
g. Penggalian batu harus dilakukan sedemikian rupa, apakah dengan peledakan atau cara
lainnya, sehingga permukaan galian harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan
serata mungkin. Batu yang lepas atau bergantungan dapat menjadi tidak stabil atau
menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau orang harus dibuang atau diperkuat
dengan angker, baik pada pemotongan batu yang baru maupun yang lama.
2) Permukaan Galian
Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air
permukaan, harus cukup rata, dan memiliki cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air
yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.

3–7
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

3) Mutu Galian
a. Harus memenuhi toleransi dimensi.
b. Permukaan galian akhir harus sesuai gambar rencana.
c. Pekerjaan galian struktur:
• Untuk galian lantai fondasi jembatan dan struktur pemikul beban lainnya, harus
dilakukan pemeriksaan kedalaman muka air tanah.
• Pekerjaan yang berhubungan dengan pemompaan, harus dilakukan pemeriksaan
berkaitan dengan kemungkinan bahaya “piping”, terutama data ketinggian muka
air, jenis tanah tempat pemompaan dan analisa butiran tanah.
• Pekerjaan yang berhubungan dengan galian buangan, lokasi tempat pembuangan,
harus dilakukan perencanaan kemiringan, dan perencanaan ketinggian timbunan
untuk menjamin kestabilan lereng dan pencegahan erosi.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


3.7.1. Cara Pengukuran
a. Volume galian yang harus dibayar terdiri dari kegiatan-kegiatan:
• Galian untuk pemasangan pipa sebagaimana yang ditunjukan dalam shop drawing.
• Galian batu dan galian material buangan (unsuitable material).
• Galian struktur sebagaimana yang ditunjukkan dalam shop drawing.
• Galian material tanah penutup (top soil) yang harus dirapikan atau sesuai petunjuk
direksi pekerjaan.
• Galian material dari sumber material (borow) yang disetujui Direksi Pekerjaan
untuk digunakan.
• Galian material buangan lain pada daerah sumber material (borrow) yang
disediakan oleh proyek.
• Harga satuan hasil galian untuk dibuang ke lokasi pembuangan akhir ditentukan
dengan jarak maksimun 5 (lima) kilometer yang diukur untuk pembayaran adalah
volume yang diukur di tempat galian dalam meter kubik.
b. Pekerjaan yang tidak diukur untuk pembayaran terdiri dari:
• Galian dan material yang harus dibuang dari daerah sumber material (borrow) yang
disediakan sendiri oleh Penyedia Jasa.
• Galian di luar rencana (over cut).
• Galian yang digunakan tidak untuk pekerjaan permanen.
c. Cara pengukuran volume galian dilakukan dengan basis pengukuran akhir (final
measurement basis) sebagai berikut:

3–8
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

• Pengukuran awal potongan memanjang (longitudinal) dan potongan melintang


(cross section) permukaan lahan setelah dilakukan pembersihan trase.
• Pengukur akhir potongan memanjang dan potongan melintang permukaan setelah
galian selesai dikerjakan sesuai rencana.
• Jarak pembuatan potongan melintang satu dengan lainnya sebesar 50 m atau dalam
keadaan khusus dapat ditentukan lain.
• Luas galian pada suatu cross section adalah luas selisih pengukuran awal dan akhir.
• Volume pekerjaan adalah jumlah perkalian jarak potongan melintang satu dengan
potongan melintang berikutnya yang sama.

3.7.2. Dasar Pembayaran


Pembayaran dilakukan atas dasar volume galian yaitu meter kubik (m 3) yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan dan Direksi Tenis dan harga satuan yang tecantum dalam kontrak.
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan diatas, akan dibayar menurut satuan
pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga untuk masing-
masing mata pembayaran yang terdaftar dalam daftar kuantitas dan harga.

3–9
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

BAB 4
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH

UMUM
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau
bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian
pipa atau struktur. Pekerjaan timbunan umumnya yang diperlukan untuk membentuk dimensi
timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan
atau disetujui, sehingga menutupi celah-celah, kedudukan, kemiringan, dan dimensi yang
ditunjukkan pada gambar atau oleh direksi.
Pelaksanaan pemadatan harus dipadatkan secara merata sesuai dengan keperluannya dan harus
homogen, tidak terdapat cekungan, kantong-kantong, garis-garis, lapis-lapis, pemberhentian
atau kekurangan-kekurangan lainnya. Kecuali ditentukan lain.
Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam seksi ini dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu
timbunan biasa, timbunan pilihan, timbunan sirtu.

PERSYARATAN STANDAR RUJUKAN


Standar Nasional Indonesia (SNI):
SNI 03-1742-1989 : Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah.
SNI 03-1743-1989 : Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah.
SNI 03-1744-1989 : Metode pengujian CBR laboratorium.
SNI 03-1966-1990 : Metode pengujian batas plastis tanah.
SNI 03-1976-1990 : Metode koreksi untuk pengujian pemadatan tanah yang mengandung
butir kasar.
SNI 03-2828-1992 : Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus pasir.
SNI 03-3423-1994 : Metode pengujian analisis ukuran butir tanah dengan alat hidrometer.
SNI 03-3637-1994 : Metode pengujian berat isi tanah berbutir halus dengan cetakan benda
uji.
SNI 03-6371-2000 : Tata cara pengklasifikasian tanah dengan cara unifikasi tanah.

4–1
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

TOLERANSI DIMENSI
1) Setelah pemadatan, toleransi elevasi permukaan tidak boleh lebih dari 20 mm dan toleransi
kerataan maksimum 10 mm yang diukur dengan mistar panjang 3 m secara memanjang
dan melintang.
2) Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki
kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
3) Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil
yang ditentukan.

PERSYARATAN BAHAN
1) Sumber Bahan Timbunan Kembali
Bahan timbunan kembali menggunakan hasil dari galian yang telah dilaksanakan atau
sesuai persetujuan Direksi dan Konsultan Supervisi.

PERSYARATAN KERJA
1) Kesiapan Kerja
a) Paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pekerjaan dimulai untuk setiap timbunan awal yang
akan dilaksanakan, Penyedia Jasa harus:
• Menyerahkan gambar detail penampang melintang dasar timbunan yang
menunjukkan permukaan yang telah dipersiapkan untuk penghamparan timbunan
kepada Direksi dan Konsultan Supervisi.
b) Penyedia Jasa harus menyerahkan laporan tertulis kepada Direksi dan Konsultan
Supervisi segera setelah selesainya setiap lapis hamparan pekerjaan, dan sebelum
dimulainya penghamparan lapis berikutnya.
• Untuk lapis timbunan teratas hasil pengukuran kerataan permukaan dan data survei
elevasi yang menunjukkan bahwa toleransi permukaan yang disyaratkan terpenuhi.
• Sebelum mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan Supervisi, tidak
diperkenankan menghampar bahan lain di atas pekerjaan timbunan.
2) Metoda Kerja
a) Pelaksanaan timbunan galian jaringan perpipaan harus dilakukan dengan cara manual.
b) Penimbunan dilakukan segera setelah pemasangan pipa dinyatakan selesai untuk
menghindari kondisi terlalu lama galian pipa terbuka.
3) Kondisi Tempat Kerja
a) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera
sebelum dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan selama pelaksanaan

4–2
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

timbunan harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk membantu drainase
badan jalan dari setiap curahan air hujan dan juga harus menjamin bahwa pekerjaan
akhir mempunyai drainase yang baik. Apabila memungkinkan, air yang berasal dari
tempat kerja harus dibuang ke dalam sistem drainase permanen.
4) Perbaikan Terhadap Pekerjaan Timbunan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau
Tidak Stabil
a) Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui atau toleransi permukaan harus diperbaiki dengan menggemburkan
permukaannya dan membuang atau menambah bahan sebagaimana yang diperlukan
dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali dan pemadatan kembali.
b) Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-sifat bahan
dari spesifikasi ini harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat
meliputi pemadatan tambahan, penggemburan yang diikuti dengan penyesuaian kadar
air dan pemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian bahan.
c) Penyedia Jasa harus melakukan perbaikan timbunan yang rusak akibat gerusan banjir
atau menjadi lembek setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan diterima oleh
Direksi Pekerjaan.
5) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Galian
Semua lubang galian pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pekerjaan galian harus
secepatnya ditutup dan dirapikan kembali oleh Penyedia Jasa sampai mencapai toleransi
permukaan yang disyaratkan oleh spesifikasi ini.

TATA CARA PELAKSANAAN


4.6.1. Material
Material timbunan kembali yang digunakan adalah material hasil galian di lokasi
pekerjaan atas persetujuan direksi dan Konsultan Supervisi.

4.6.2. Penyiapan Tempat Kerja


Sebelum melaksanakan timbunan, pada lokasi harus bersih dari material yang tidak
dipakai, serta harus diratakan terlebih dahulu.

CARA PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1) Pengukuran pembayaran pekerjaan timbunan tanah ini berdasarkan jumlah volume yang
tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh direksi;

4–3
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

2) Pembayaran pekerjaan timbunan tanah :


a. Untuk timbunan tanah yang berasal dari hasil galian, pembayarannya didasarkan
satuan meter kubik (m3) padat terpasang sesuai yang tercantum dalam daftar kuantitas
dan harga. Harga satuan untuk pekerjaan timbunan ini telah mencakup biaya-biaya
pengadaan dan pengangkutan material tanah timbunan dari tempat penyimpanan
sementara hasil galian didalam areal lokasi pekerjaan ke tempat lokasi yang akan
ditimbun, biaya-biaya untuk melakukan pengujian, biaya-biaya untuk menempatkan
bahan- bahan tersebut dalam lapisan-lapisan, pembahasan atau pengeringan bahan dan
pemadatan bahan serta pekerjaan- pekerjaan lainnya yang dianggap perlu.

4–4
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

BAB 5
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN BETON

UMUM

5.1.1. Uraian
a) Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang setara, agregat
halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk massa padat.
b) Beton kinerja tinggi adalah beton yang memiliki kinerja khusus, dan persyaratan
keseragaman (uniformity) yang tidak selalu dapat dicapai hanya oleh material,
pencampuran (mixing) normal, penempatan (placing), dan perawatan (curing)
konvensional. Persyaratan kinerja tersebut meliputi penempatan dan pamadatan tanpa
segregasi, kekuatan awal (early age strength), keteguhan (toughness), stabilitas volume
(volume stability), masa layan (service life) seperti beton memadat sendiri (self compacting
concrete, SCC).
c) Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan selumh stmktur beton
bertulang, beton tanpa tulangan, beton memadat sendiri (self compacting concrete, SCC),
beton bervolume besar (mass concrete), beton pratekan, beton pracetak dan beton untuk
stmktur baja komposit, sesuai dengan spesifikasi dan Gambar atau sebagaimana yang
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
d) Beton Memadat Sendiri (self compacting concrete, SCC) adalah beton yang tidak
memerlukan penggetaran untuk pemadatannya. Beton ini dapat mengalir karena beratnya
sendiri, sehingga dapat mengisi penuh acuan dan memperoleh hasil beton yang padat dan
kedap tanpa pemadatan, bahkan pada penulangan yang rapat.
e) Beton Bervolume Besar (mass concrete) adalah beton dengan ukuran relatif besar dengan
dimensi terkecil sama atau lebih besar dari 1 m atau komponen stmktur dengan ukuran
yang lebih kecil dari 1 m tetapi mempunyai potensi menghasilkan temperatur
maksimum/puncak melebihi batas temperatur yang diizinkan.
f) Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton,
pengadaan perawatan beton, lantai kerja dan pemeliharaan fondasi seperti pemompaan atau
tindakan lain untuk mempertahankan agar fondasi tetap kering.
g) Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam Kontrak

5–1
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.

5.1.2. Gambar Kerja


Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Kerja
detail pelaksanaan beton untuk mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

5.1.3. Jaminan Mutu


Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir harus
dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam sub Bab
7.1.4. di bawah ini.

5.1.4. Toleransi
a) Toleransi Dimensi :
• Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m. + 5 mm
• Panjang keseluruhan lebih dari 6 m + 15 mm
• Panjang balok, pelat lantai jembatan, kolom dinding, 0 dan + 10 mm
atau antara kepala jembatan
b) Toleransi Bentuk :
• Persegi (selisih dalam panjang diagonal) 10 mm
• Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis 12 mm
yang dimaksud) untuk panjang s/d 3 m
• Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m 15 mm
• Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m 20 mm
c) Toleransi Kedudukan (dari titik patokan) :
• Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana + 10 mm
• Kedudukan permukaan horizontal dari rencana + 10 mm
• Kedudukan permukaan vertikal dari rencana + 20 mm
d) Toleransi Alinvemen Vertikal:
Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding + 10 mm
e) Toleransi Ketinggian (elevasi) :
• Puncak lantai kerja di bawah fondasi + 10 mm
• Puncak lantai kerja di bawah pelat injak + 10 mm
• Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang + 10 m
f) Toleransi Alinyemen Horisontal : 10 mm dalam 4 m panjang mendatar.
g) Toleransi untuk Penutup / Selimut Beton Tulangan :

5–2
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

• Selimut beton sampai 30 mm 0 dan + 5 mm


• Selimut beton 30 mm – 50 mm 0 dan + 10 mm
• Selimut beton 50 mm – 100 mm + 10 mm

5.1.5. Standar Rujukan


Standar yang dapat dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut;
SNI 0302:2014 : Semen portland pozolan
SNI ASTM Cl 17:2012 : Metode uji bahan yang lebih halus dari
saringan 75 µm (No. 200) dalam agregat
mineral dengan pencucian (ASTM Cl 17-
2004, IDT).
SNI ASTM Cl36:2012 : Metode uji untuk analisis saringan agregat
halus dan agregat kasar (ASTM C136-06,
IDT).
SNI ASTM C309:2012 : Spesifikasi Kompon Cair Pembentuk
Membran untuk Perawatan Beton.
SNI ASTM C403/ C403M:2012 : Metode uji waktu pengikatan campuran beton
dengan ketahanan penetrasi
SNI 1969:2016 : Metode pengujian berat jenis dan penyerapan
air agregat halus
SNI 1970:2016 : Metode pengujian berat jenis dan penyerapan
air agregat kasar
SNI 1972:2008 : Metode pengujian slump beton.
SNI 1973:2016 : Metode uji densitas, volume campuran dan
kadar udara (gravimetrik) beton (ASTM
C136/C136M, MID).
SNI 1974:2011 : Metode pengujian kuat tekan beton dengan
benda uji silinder yang dicetak.
SNI 2049:2015 : Semen Portland.
SNI 2417:2008 : Metode pengujian keausan agregat dengan
mesm Los Angeles.
SNI 2458:2008 : Metode pengambilan contoh untuk campuran
beton segar.

5–3
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

SNI 2460:2014 : Spesifikasi abu terbang batubara dan pozolan


alam mentah atau yang telah dikalsinasi untuk
digunakan dalam beton (ASTM C618-08a,
IDT).
SNI 03-2492-2002 : Metode pengambilan dan pengujian beton inti.
SNI 2493:2011 : Metode pembuatan dan perawatan benda UJI
beton di laboratorium.
SNI 03-2495-1991 : Spesifikasi bahan tambahan untuk beton.
SNI 2816:2014 : Metode uji bahan organik dalam agregat halus
untuk beton (ASTM C40/C40M-ll, IDT).
SNI 03-2834-2000 : Tata cara pembuatan rencana campuran beton
normal.
SNI 03-3403-1994 : Metode pengujian kuat tekan beton inti
pemboran.
SNI 3407:2008 : Metode pengujian sifat kekekalan bentuk
agregat terhadap larutan natrium sulfat dan
magnesium sulfat.
SNI 03-3418-1994 : Metode pengujian kandungan udara pada
beton segar.
SNI 03-3976-1995 : Tata cara pengadukan dan pengecoran beton.
SNI 4141:2015 : Metode uji gumpalan lempung dan butiran
mudah pecah dalam agregat (ASTM Cl42-04,
IDT).
SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi beton siap pakai.
SNI 03-4804-1998 : Metode pengujian berat isi dan rongga udara
dalam agregat.
SNI 4807:2015 : Metode uji pengukuran temperatur beton segar
campuran semen hidraulis (ASTM
Cl064/Cl064M-08, IDT).
SNI 4810:2013 : Tata cara pembuatan dan perawatan spesimen
uji beton di lapangan (ASTM C31-10, IDT).
SNI 4817:2008 : Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk
perawatan beton.
SNI 6385:2016 : Spesifikasi semen slag untuk digunakan dalam
beton dan mortar

5–4
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

SNI 03-6429-2000 : Metode pengujian kuat tekan beton silinder


dengan cetakan silinder di dalam tempat
cetakan.
SNI 6880:2016 : Spesifikasi beton structural.
SNI 6889-2014 : Tata cara pengambilan contoh uji agregat
(ASTM D75/ D75M-09, IDT).
SNI 7656:2015 : Tata cara pemilihan campuran untuk beton
normal, beton berat dan beton massa.
SNI 7974:2016 : Spesifikasi air pencampur yang digunakan
dalam produksi beton semen hidraulis (ASTM
C1602-06, IDT)
SNI 8321:2016 : Spesifikasi agregat beton (ASTM C33/C33M-
13, IDT)
SE No.22/SE/M/2015 : Pedoman Penggunaan Bahan Tambah Kimia
(Chemical Admixture) dalam Beton

5.1.6. Pengajuan Kesiapan Kerja


a) Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari selumh bahan yang hendak digunakan
dengan data pengujian yang memenuhi selumh sifat bahan yang disyaratkan dari
Spesifikasi ini.
b) Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk masing-
masing mutu beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan pengecoran beton
dimulai, lengkap dengan hasil pengujian bahan dan hasil pengujian percobaan
campuran beton di laboratorium berdasarkan kuat tekan beton secara umum untuk
umur 7 dan 28 hari serta tambahan pengujian umur
56 hari untuk beton bervolume besar, kecuali ditentukan untuk umur-umur yang lain
oleh Pengawas Pekerjaan.
c) Beton Bervolume Besar
Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton bervolume besar, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Rancangan Pengendalian Temperatur disertai dengan perhitungan
rancangan untuk disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Rancangan tersebut bempa
perancangan campuran beton serta metode dan lama perawatan beton disertai dengan
perlengkapan berikut :
• Pengendalian dengan Dinding Insulasi
Bila digunakan dinding pelapisan acuan untuk menjaga perbedaan temperatur,

5–5
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

bahan yang digunakan harus memiliki tingkat penahan panas antara 2 - 4 hour-
foot/BTU.
1 BTU (BTU: British Termal Unit) didefinisikan sebagaijumlah panas yang
dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur untuk 1 pound (sekitar 454 gram)
air sebesar 1 derajat Fahrenheit. 143 BTU dibutuhkan untuk mencairkan 1 pound
es.
• Peralatan Sensor Temperatur
Sensor temperatur yang digunakan adalah tipe thermistor atau yang sejenisnya.
Sensor harus dapat menunjukkan temperatur dalam rentang 10 - 95°C atau dalam
rentang yang disyaratkan dengan ketelitian baca 0,5°C. Alat temperatur harus
dikalibrasi.
d) Penyedia Jasa harus mengirim Gambar detail untuk selumh perancah yang akan
digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Pengawas Pekerjaan sebelum
setiap pekerjaan perancah dimulai.
e) Penyedia Jasa harus memberitahu Pengawas Pekerjaan secara tertulis paling sedikit
24 jam sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran
setiap jenis beton, seperti yang disyaratkan dalam sub Bab 7.1.7. di bawah.

5.1.7. Penyimpanan dan Perlindungan Bahan


Cara penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a) Semen disimpan di mangan yang kering dan tertutup rapat.
b) Semen ditumpuk denganjarak setinggi minimum 30 cm dari lantai mangan, tidak
menempel/melekat pada dinding mangan dan tinggi timbunan maksimum 8 zak semen.
c) Tumpukan zak semen disusun sedemikian mpa sehingga tidak terjadi perputaran udara di
antaranya, dan mudah untuk diperiksa.
d) Semen dari berbagai jenis/merek disimpan secara terpisah.
e) Semen yang ham datang tidak boleh ditumpuk di atas tumpukan semen yang sudah ada
dan penggunaannya harus dilakukan menumt umtan pengiriman.
f) Untuk semen dalam bentuk curah harus disimpan di dalam silo yang terbuat dari baja atau
beton dan harus terhindar dari kemungkinan tercampur dengan bahan lain.
g) Apabila semen telah disimpan lebih dari 2 (dua) bulan, maka sebelum digunakan harus
diperiksa terlebih dahulu bahwa semen tersebut masih memenuhi syarat.

5.1.8. Kondisi Tempat Kerja


Penyedia Jasa harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar, dengan
temperatur pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu di bawah 30 oC

5–6
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

sepanjang waktu pengecoran. Pada kondisi ekstrim, dimana pengecoran terpaksa dilakukan
pada temperatur udara di atas 30°C, maka metode pelaksanaan pekerjaan pengecoran harus
mengacu kepada ACI 305.1-14 Specification for Hot Weather Concreting. Sebagai tambahan ,
Penyedia Jasa tidak boleh melakukan pengecoran bilamana :
a) Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg/m2/jam
b) Lengas nisbi dari udara kurang dari 40%.
c) Tidak diizinkan oleh Pengawas Pekerjaan, selama turun hujan atau bila udara penuh debu
atau tercemar.
Catatan :
Perkiraan temperatur beton ditentukan dengan rumus empiris berikut ini:
Temperatur beton = 0,1 temperatur semen PC + 0,3 temperatur air + 0,6 temperatur agregat
(kasar dan halus)

5.1.9. Perbaikan Atas Pekeriaan Beton yang Tidak Memenuhi Ketentuan


a) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang disyaratkan,
atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhi ketentuan, atau yang tidak
memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan, harus mengikuti petunjuk yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan dapat meliputi :
• Pembahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum dikerjakan;
• Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil pengujiannya gagal;
• Perkuatan atau pembongkaran menyelumh dan penggantian bagian pekerjaan yang
dipandang tidak memenuhi ketentuan;
b) Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya keraguan
dari data pengujian yang ada, Pengawas Pekerjaan dapat meminta Penyedia Jasa
melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan
yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya pengujian tambahan tersebut
haruslah menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.
c) Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser yang diakibatkan oleh kelalaian
Penyedia Jasa mempakan tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus dilakukan dengan biaya
sendiri. Penyedia Jasa tidak bertanggung jawab atas kemsakan yang timbul berasal dari
bencana alam yang tidak dapat dihindarkan, asalkan pekerjaan yang msak tersebut telah
diterima dan dinyatakan oleh Pengawas Pekerjaan secara tertulis telah selesai.
d) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana yang
disyaratkan dapat mencakup pembong- karan dan penggantian seluruh beton.

5–7
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

BAHAN

5.2.1. Semen
a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe I, II, III, IV,
dan V yang memenuhi SNI 2049:2015 tentang Semen Portland atau PPC (Portland
Pozzolan Cement) yang memenuhi ketentuan SNI 0302:2014 dapat digunakan apabila
diizinkan tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Di dalam satu kegiatan harus menggunakan satu tipe dan satu merek semen, kecuali jika
diizinkan oleh Pengawas Pekerjaan. Apabila hal tersebut diizinkan, maka Penyedia Jasa
harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan tipe dan merek semen
yang digunakan.

5.2.2. Air
Air yang digunakan untuk campuran beton, harus bersih, dan bebas dari bahan yang memgikan
seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus
memenuhi ketentuan dalam SNI 7974:2016. Apabila timbul keragu- raguan atas mutu air yang
diusulkan dan karena sesuatu sebab pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka
harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir standar dengan
memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air mumi hasil sulingan. Air yang diusulkan
dapat digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) hari dan 28
(dua puluh delapan) hari mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan
air suling untuk periode umur yang sama. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.

5.2.3. Agregat
1. Ketentuan Gradasi Agregat
• Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan, tetapi atas
persetujuan Pengawas Pekerjaan, bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi
tersebut masih dapat digunakan apabila memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan dan dibuktikan oleh hasil campuran percobaan.
• Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar tidak
lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan
acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.
2. Sifat-sifat Agregat
• Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari pemecahan batu
atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian jika perlu) kerikil dan pasir sungai.

5–8
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

• Agregat harus memenuhi sifat-sifat yang diberikan bila contoh-contoh diambil dan diuji
sesuai dengan prosedur yang berhubungan.

5.2.4. Bahan Tambah


Yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat bempa bahan tambah
kimia dan/atau bahan tambah mineral sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton.
a) Bahan Tambah Kimia

Bahan tambah yang bempa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton dalam jumlah
tidak lebih dari 5% berat semen selama proses pengadukan atau selama pelaksanaan
pengadukan tambahan dalam pengecoran beton. Ketentuan mengenai bahan tambah kimia
ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991. Bahan tambah kimia (admixture) yang
mengandung Klorid tidak diizinkan untuk beton bertulang.

Untuk tujuan peningkatan kinerja beton segar, bahan tambah campuran beton dapat
digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton
tanpa menambah air; mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa mengurangi
kelecakan; mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton; memperlambat
pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton; meningkatkan kinerja kemudahan
pemompaan beton; mengurangi kecepatan terjadinya kehilangan slump (slump loss);
mengurangi susut beton atau memberikan sedikit pengembangan volume beton (ekspansi);
mengurangi terjadinya bleeding; mengurangi terjadinya segregasi.

Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan tambah campuran beton
bisa digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan kekuatan beton (secara tidak
langsung); meningkatkan kekuatan pada beton muda; mengurangi atau memperlambat
panas hidrasi pada proses pengerasan beton, terutama untuk beton dengan kekuatan awal
yang tinggi; meningkatkan kinerja pengecoran beton di dalam air atau di laut;
meningkatkan keawetan jangka panjang beton; meningkatkan kekedapan beton
(mengurangi permeabilitas beton); mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali
agregat; meningkatkan daya lekat antara beton barn dan beton lama; meningkatkan daya
lekat antara beton dan baja tulangan; meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan
tumbukan. Penggunaan jenis bahan tambah kimia untuk maksud apapun harus berdasarkan
hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasilnya sesuai dengan persyaratan
dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

Viscocity Modifying Admixture (VMA) digunakan untuk mengurangi segregasi dan


sensitivitas campuran terhadap variasi komponen lainnya terutama kadar air, biasanya

5–9
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

digunakan untuk beton memadat sendiri (SCC) bilamana kadar bubuk (powder) dalam
campuran tidak mencukupi.
b) Bahan Tambah Mineral
Mineral yang berupa bahan tambah dapat berbentuk: abu terbang (fly ash) kelas F sesuai
dengan SNI 2460:2014; semen slag atau terak tanur tinggi berbutir (ground granulated blast
furnace slag) sesuai dengan SNI 6385:2016; mikro silica atau silica fume. Penggunaan abu
terbang (fly ash) tidak dibenarkan untuk beton yang menggunakan semen tipe Portland
Pozzolan Cement (PPC).

5.2.5. Bubuk (Powder)


Bubuk (powder) adalah partikel lolos ayakan No.120 (0,125 mm) yang diperlukan untuk
mencegah segregasi campuran beton memadat sendiri (SCC), dapat berasal dari semen, agregat
dan bahan tambah mineral, dengan partikel yang lolos ayakan No.230 (0,063 mm) yang
disarankan lebih dari 70%.

PENCAMPURAN DAN PENAKARAN

5.3.1. Ketentuan Sifat – Sifat Campuran


a) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kelecakan (workability
dinyatakan dengan slump), kekuatan (dinyatakan dengan kuat tekan, strength), dan
keawetan (durability, dinyatakan dengan ketahanan terhadap cuaca, abrasi, kekedapan dan
kimia ) yang dibutuhkan sebagaimana disyaratkan. Untuk beton Beton Memadat Sendiri
(Self Compacting Concrete, SCC), penilaian mengenai kelecakan (workability) harus
dilakukan melalui uji slump flow, kecuali ditentukan untuk umur-umur yang lain oleh
Pengawas Pekerjaan. Kecuali ditentukan lain, rancangan campuran harus memiliki deviasi
standar rencana (Sr) sesuai dengan Tabel berikut ini, baik pengendalian mutu beton pada
waktu pelaksanaan secara umum dan percobaan campuran yang dilaksanakan di
laboratorium.
b) Untuk jenis pekerjaan beton yang lain, sifat-sifat mekanik beton selain kuat tekan juga
penting untuk diketahui. Penyedia Jasa wajib menyerahkan data tersebut kepada Pengawas
Pekerjaan.
c) Sebelum dilakukan pengecoran, Penyedia Jasa harus membuat campuran percobaan
menggunakan proporsi campuran hasil rancangan campuran dengan atau tanpa bahan
tambah serta bahan yang diusulkan, dengan disaksikan oleh Pengawas Pekerjaan, yang
menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk
pekerjaan (serta sudah memperhitungkan waktu pengangkutan dan lain lain). Dalam

5–10
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

kondisi beton segar, adukan beton harus memenuhi syarat kelecakan (nilai slump) yang
telah ditentukan. Pengujian kuat tekan beton umur 7 hari dari hasil campuran percobaan
harus mencapai kekuatan minimum 90% dari nilai kuat tekan beton rata-rata yang
ditargetkan dalam rancangan campuran beton (mix design) umur 7 hari dan memenuhi
persyaratan deviasi standar. Bilamana hasil pengujian beton bemmur 7 hari dari campuran
percobaan tidak menghasilkan kuat tekan beton yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa
harus melakukan penyesuaian campuran dan mencari penyebab ketidak sesuaian tersebut,
dengan meminta saran tenaga ahli yang kompeten di bidang beton untuk kemudian
melakukan percobaan campuran kembali sampai dihasilkan kuat tekan beton di lapangan
yang sesuai dengan persyaratan. Bilamana deviasi standar yang dihasilkan pada percobaan
campuran beton telah sesuai dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, maka Penyedia Jasa
boleh melakukan pekerjaan pencampuran beton sesuai dengan Formula Campuran Kerja
(Job Mix Formula, JMF) hasil percobaan campuran.
d) Apabila pengujian kuat tekan beton secara umum bemmur 28 hari dan tambahan pengujian
umur 56 hari untuk beton bervolume besar tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan,
maka harus diambil tindakan mengikuti ketentuan.

5.3.2. Penyesuaian Campuran


1. Penyesuaian Sifat Kelecakan (Workability)
Apabila sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula dirancang sulit diperoleh,
maka Penyedia Jasa boleh melakukan pembahan rancangan agregat, dengan syarat dalam
hal apapun kadar semen yang semula dirancang tidak berubah,juga rasio air/semen yang
telah ditentukan berdasarkan pengujian yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi
tidak dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah
air atau oleh cara lain tidak diizinkan. Bahan tambah (aditif) untuk meningkatkan sifat
kelecakan hanya diizinkan bila secara khusus telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Penyesuaian Campuran untuk Mencapai Kekuatan vang Disyaratkan
Bilamana pengujian beton pada umur yang lebih awal sebelum 28 hari menghasilkan kuat
beton di bawah kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa tidak diperkenankan
mengecor beton lebih lanjut sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat
diketahui dengan pasti dan sampai telah diambil tindakan-tindakan yang menjamin bahwa
produksi beton memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, atas persetujuan Pengawas
Pekerjaan kadar semen dapat ditingkatkan asalkan tidak melebihi batas kadar semen
maksimum karena pertimbangan panas hidrasi (AASHTO LRFD Bridge Construction

5–11
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

Specification 8.4.3 Maximum Cementitious 593 kilogram/m3 for High Performance


Concrete). Cara lain dapat juga dengan menumnkan rasio air/semen dengan pemakaian
bahan tambah jenis plasticizer yang berfungsi untuk meningkatkan kinerja kelecakan
adukan beton tanpa menambah air atau mengurangi penggunaan air dalam campuran beton
tanpa mengurangi kelecakan adukan beton.
2. Penggunaan Bahan-bahan Baru
Pembahan sumber atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa pemberitahuan
tertulis kepada Pengawas Pekerjaan. Bahan baru tidak boleh digunakan sampai Pengawas
Pekerjaan menerima bahan tersebut secara tertulis dan menetapkan proporsi baru
berdasarkan atas hasil pengujian campuran percobaan baru yang dilakukan oleh Penyedia
Jasa.
3. Penambahan Bahan Tambah Kimia (Admixture)
Bila campuran perlu menggunakan bahan tambah kimia yang sebelumnya tidak digunakan
dalam rancangan campuran, maka dalam pelaksanaannya harus mendapat persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan.

5.3.3. Penakaran Bahan


a) Untuk mutu beton Jc'> 20 Mpa selumh komponen bahan beton harus ditakar menumt berat.
Untuk mutu beton Jc' ≤ 20 MPa diizinkan ditakar menumt volume sesuai SNI 03-3976-
1995. Bila digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian
sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan
dari jumlah zak semen. Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah.Jumlah berat
penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
b) Penakaran agregat dan air harus dilakukan dengan basis kondisi agregat jenuh kering
permukaan atau JKP (SSD, saturated surface dry). Untuk mendapatkan kondisi agregat
yang jenuh kering permukaan dapat dilakukan dengan cara menyemprot tumpukan agregat
yang akan digunakan dengan air paling sedikit 12 (dua belas) jam sebelum penakaran.
Apabila agregat tidak dalam kondisi jenuh kering permukaan, maka harus diadakan
perhitungan koreksi penakaran air dan berat agregat dengan menggunakan data penyerapan
agregat terhadap air dan kadar air agregat lapangan. Sedangkan apabila ditakar menumt
volume, maka harus memperhitungkan faktor pengembangan (bulking factor) agregat
halus.
c) Jika pengendalian temperatur menggunakan butiran es batu atau cara penyiraman agregat
sebagai bagian dari sistem pendinginan maka kontribusi air tersebut harus diperhitungkan
dalam koreksi penakaran air.

5–12
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

5.3.4. Pencampuran
a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan ukuran
yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan.
b) Pencampuran harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat
untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.
c) Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan air yang telah ditakar, dan
selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum semen ditambahkan.
d) Waktu pencampuran harus diukur pada saat semen mulai dimasukkan ke dalam campuran.
Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk
mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
e) Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual hanya diizinkan untuk beton non-
struktural.

PELAKSANAAN PENGECORAN

5.4.1. Penyiapan Tempat Kerja


a) Penyedia Jasa harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton yang barn
atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang
barn. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan syarat yang disyaratkan.
b) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali fondasi atau formasi untuk
pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sesuai dengan ketentuan, dan harus
membersihkan dan menggaru tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas
sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja yang stabil juga
harus disediakanjika diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh sudut pekerjaan dapat
diperiksa dengan mudah dan aman.
c) Seluruh telapak fondasi, fondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga agar
senatiasa kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur atau bersampah
atau di dalam air. Atas persetujuan Pengawas Pekerjaan beton dapat dicor di dalam air
dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar sumuran
atau cofferdam.
d) Sebelum pelaksanaan pengecoran beton bervolume besar, Penyedia Jasa harus
menginspeksi dan menguji sistem sensor pengamatan dan pencatatan temperatur. Selama
pelaksanaan, semua proses pengecoran harus diawasi dan dilaporkan secara harian kepada
Pengawas Pekerjaan. Salinan laporan harus tersedia di ternpat pekerjaan.
e) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang akan

5–13
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang dan diikat
kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
f) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Pengawas Pekerjaan, bahan landasan untuk
pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan.
g) Pengawas Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk fondasi sebelum
menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau pengecoran beton dan dapat
meminta Penyedia Jasa untuk melaksanakan pengujian penetrasi kedalaman tanah keras,
pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan cukup tidaknya daya
dukung dari tanah di bawah fondasi.
Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar fondasi yang tidak memenuhi ketentuan, Penyedia
Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau kedalaman dari fondasi dan/atau
menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah fondasi atau
melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagai- mana yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan.

5.4.1. Acuan
a) Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, harus dibentuk dari galian,
dan sisi-sisi samping serta dasamya harus dipangkas secara manualsesuai dimensi yang
diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.
b) Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap
dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan
dan perawatan.
c) Kayu yang tidak disemt permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir stmktur
yang tidak terekspos, tetapi kayu yang disemt dengan tebal yang merata harus digunakan
untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut tajam acuan harus dibulatkan.
d) Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa memsak beton dengan
memberikan lapisan oil form pada permukaan acuan sehingga beton tidak menempel.

5.4.2. Pengecoran
a) Penyedia Jasa harus memberitahukan Pengawas Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24
jam sebelum memulai pengecoran beton, atau menemskan pengecoran beton bilamana
pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi,
kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
Pengawas Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan
memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak
untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia Jasa tidak

5–14
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Pengawas Pekerjaan.
b) Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai pengecoran,
pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Pengawas Pekerjaan atau wakilnya
tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
c) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi
minyak yang khusus (oil form) di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan
bekas.
d) Pekerjaan beton harus sudah selesai sebelum waktu ikat awalnya (initial setting time).
e) Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstmksi
(construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
f) Beton harus dicor sedemikian mpa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus
dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat
dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui
satu meter dari tempat awal pengecoran.
g) Bilamana beton dicor ke dalam acuan stmktur yang memiliki bentuk yang mmit dan
penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan horisontal dengan
tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat 30 cm menems
sepanjang seluruh keliling stmktur. Apabila digunakan beton SCC, maka beton dapat
dicorkan tanpa berlapis.
h) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam acuan dengan ketinggian lebih dari 150 cm. Beton
tidak boleh dicor langsung dalam air.
Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu 48
jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode Tremi atau metode drop-
bottom-bucket, di mana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk tujuan ini harus
disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Pekerjaan.
Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga memung- kinkan
pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh selama pengecoran. Bilamana aliran beton
terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum
pengecoran dilanjutkan.
Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus mengalirkan campuran beton di bawah
permukaan beton yang telah dicor sebelumnya
i) Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian mpa hingga campuran beton yang
telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang barn.
j) Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus
terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah

5–15
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

disiram dengan air hinggajenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton ham ini, bidang-bidang
kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen dengan campuran yang sesuai
dengan betonnya.
k) Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton dalam waktu
24 jam setelah pengecoran.
l) Untuk meminimalisir terjadinya kenaikan temperatur pada saat pengecoran beton
bervolume besar atau tingkat penguapan yang melebihi 1 kg/m2/jam, sistem pendinginan
menggunakan es batu yang dihancurkan (tidak bempa bongkahan besar) pada beton segar
dapat dilakukan dengan sebagai bagian dari campuran beton atau menginjeksi cairan
nitrogen ke dalam mixer atau pendinginan agregat dengan cara penyiraman agregat, dan
pengendalian temperatur semen.

5.4.3. Pengendalian Temperatur Beton Bervolume Besar


a) Pengendalian dengan Komposisi Bahan
Pengendalian komposisi bahan beton untuk menghasilkan temperatur beton maksimum
yang disyaratkan harus dibuktikan dengan pengukuran temperatur pada benda uji (mock
up) dengan ukuran minimum yang sesuai dengan elemen struktur yang akan dilaksanakan.
b) Sistem Pendinginan Mekanis
Jika Penyedia Jasa memilih untuk menggunakan sistem pendinginan mekanis, maka harus
direncanakan sesuai dengan rencana pengendalian temperatur dengan persyaratan:
• Sistem pendinginan mekanis harus terletak di dalam elemen beton dan bila telah
mencapai umur beton pengecoran sambungan permukaan ke pipa pendingin harus
dapat dibuang sampai kedalaman 10 cm dari permukaan.
• Acuan harus direncanakan sehingga pembukaan acuan tidak menggangu pengamatan
sistem pendingin dan temperatur.
• Pipa pendingin tidak boleh pecah atau melendut selama pengecoran beton dan harus
dijamin terlindung dari gerakan. Pipa pendingin yang msak harus segera diganti.
• Sistem pendingin mekanis harus diuji tekan pada 30 psi selama 30 menit untuk
mengetahui tidak ada kebocoran sebelum pengecoran beton.
• Sirkulasi pendinginan sudah harus dilakukan saat pengecoran dimulai setelah proses
pendinginan selesai, pipa pendingin harus segera digrouting dengan campuran
grouting tanpa penyusutan yang sesuai dengan ASTM Cl 107-17 untuk 0,0 persen
penyusutan dan ASTM C-827- 16 untuk pengembangan 0,0 - 4,0 persen. Pelaksanaan
grouting harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya.

5–16
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

• Setelah sambungan permukaan ke pipa pendingin dibuka, lubang harus diisi dengan
mortar.
c) Sistem Pengamatan dan Pencatatan Temoeratur
Sistem pengamatan dan pencatatan temperatur harus terdiri dari alat sensor temperatur
yang dihubungkan ke sistem pengumpul data yang dapat mencetak, menyimpan, dan
mengunduh (downloading) data ke sebuah komputer. Sensor temperatur harus diletakkan
sedemikian sehingga perbedaan temperatur maksimum dalam beton dapat teramati.
Sedikitnya, temperatur beton harus diamati pada lokasi terpanas dari hasil perhitungan atau
pada pusat massa, dan pada sedikitnya 2 dinding luar atau pada kedalaman 50 mm dari
permukaan terluar dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan / Pengawas Pekerjaan.
d) Pembacaan Temperatur
Pembacaan temperatur harus secara otomatis tercatat pada setiap jam atau lebih cepat. Satu
set sensor cadangan harus dipasang dekat sensor utama. Sensor cadangan harus dapat
dicatat, tapi pencatatan tidak perlu dilakukan bila sensor utama bekerja dengan baik.
Pembacaan temperatur dapat dihentikan bila, perbedaan temperatur di dalam beton dengan
temperatur udara harian rata-rata kurang dari perbedaan temperatur yang diizinkan selama
tiga hari bertumt-tumt dan tidak terdapat pengecoran beton bervolume besar yang
berdekatan. Data harus dicetak dan diserahkan pada Pengawas Pekerjaan setiap hari.
e) Perlindungan Sensor
Metode pemadatan beton bervolume besar harus dapat melindungi sistem pengamatan dan
pembacaan temperatur. Kanel dari sensor temperatur yang terpasang di dalam beton harus
dilindungi dari pergerakan. Panjang kabel harus dibuat sependek mungkin. Ujung - ujung
sensor temperatur tidak boleh bersentuhan dengan acuan atau tulangan
f) Kegagalan Alat
Bila terdapat kemsakan alat pada sistem pengamatan dan pencatatan temperatur, selama
pelaksanaan beton bervolume besar, Penyedia Jasa harus segera melakukan perbaikan
sesuai dengan Rencana Pengendalian Temperatur. Kegagalan memenuhi persyaratan
temperatur menyebabkan penolakan hasil pekerjaan beton
g) TemperaturYang Diizinkan (masuk persvaratan penerimaan)
Pekerjaan beton bervolume besar harus memenuhi kriteria persyaratan penerimaan dan
persyaratan temperatur berikut ini :
• Temperatur maksimum yang diizinkan 71°C;
• Perbedaan temperatur maksimum yang diizinkan 21°C, kecuali bisa dibuktikan
dengan analisis bahwa stmktur beton mampu mengakomodasi perbedaan temperatur
yang lebih besar dari 21°C.

5–17
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

h) Kegagalan Pemenuhan Persvaratan Temperatur


Jika Penyedia Jasa gagal memenuhi persyaratan temperatur maksimum sebagaimana yang
disyaratkan dari Spesifikasi ini, elemen beton yang bersangkutan harus ditolak. Beton yang
ditolak harus disingkirkan atas biaya Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus memodifikasi
Rencana Pengendalian Temperatur dan perhitungan perencanaan untuk mengatasi masalah
dan menyerahkan kembali Rencana Pengendalian Temperatur yang sudah dikoreksi.
i) Tenggang Waktu
Penyedia Jasa harus diberi waktu 15 hari untuk meninjau kembali Rencana Pengendalian
Temperatur yang dikoreksi. Pengecoran tidak boleh dilakukan sebelum Pengawas
Pekerjaan mengesahkan Rencana Pengendalian Temperatur yang dikoreksi. Tidak ada
perpanjangan waktu atau penggantian untuk setiap penolakan elemen stmktur atau
perbaikan Rencana Pengendalian Temperatur.

5.4.4. Pemadatan
a) Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang telah
disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan,
penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk
menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetartidak boleh digunakan untuk
memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam acuan.
b) Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan bahwa semua
sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka
penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi.
c) Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pema- datan yang
diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
d) Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurang- nya 5.000
putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan supaya
dapat menghasilkan getaran yang merata.
e) Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating (berdenyut)
dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5.000 vibrasi per menit (vpm)
apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang, dengan radius
daerah penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
f) Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah secara
vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar beton yang barn
dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh kedalaman pada bagian tersebut. Alat
penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali pada posisi lain

5–18
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih
dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindah campuran beton ke lokasi lain,
serta tidak boleh menyentuh tulangan beton.
g) Ketentuan yang lebih rinci dari diameter kepala vibrator (mm), frekuensi yang disarankan
(Hz), amplitudu rata-rata, radius penggetaran, kecepatan pengecoran (m3/jam/vibrator) dan
penerapannya dapat diambil dari Table 5.1 ACI Committee Report: Guide for
Consolidation of Concrete 309R-05 ACI Manual of Concrete Practice - 2006 Part.2.

PENGERJAAN AKHIR

5.5.1. Pembongkaran Acuan


a) Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan struktur
yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Acuan yang ditopang oleh
perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar hingga
pengujian menunjukkan bahwa minimum 85% dari kuat tekan rancangan beton telah
dicapai.
b) Untuk memudahkan pekerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan omamen,
sandaran (railing), dinding pemisah (parapet), dan dinding permukaan vertikal terekspos
yang disetujui Pengawas Pekerjaaan harus dibongkar dalam rentang waktu 9 jam sampai
30 jam.

5.5.2. Permukaan (Pengerjaan Akhir Tidak Terekspos)


a) Terkecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera setelah
pembongkaran acuan. Selumh perangkat kawat atau logam yang telah digunakan untuk
memegang acuan, dan acuan yang menembus badan beton, harus dibuang atau dipotong
sehingga tersisamaksimum 2,5 cm dari permukaan beton. Tonjolan mortar dan
ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan acuan harus dibersihkan.
b) Pengawas Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelah pembong- karan
acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas kekurangsempumaan minor yang tidak
akan mempengaruhi struktur atau fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus
meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan mortar semen.
c) Bilamana Pengawas Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat keropos,
pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound), membentuk permukaan yang
tegak lums terhadap permukaan beton. Lubang harus dibasahi dengan air dan pasta semen
(semen dan air, tanpa pasir) pada permukaan dinding dan dasar lubang. Lubang selanjutnya
harus diisi dan ditumbuk dengan mortar yang kental yang terdiri dari satu bagian semen

5–19
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

dan dua bagian pasir, yang akan dibuat menyusut sebelumnya dengan mencampumya kira-
kira 30 menit sebelum dipakai.

5.5.3. Permukaan (Pekerjaan Akhir Terekspos)


Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut ini, atau seperti
yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan :
a) Bagian atas pelat, kerb, permukaan trotoar, dan permukaan horisontal lainnya sebagaimana
yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan, harus dibentuk dengan alat yang sesuai (mal)
untuk memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera setelah pengecoran
beton dan harus diselesaikan secara manual sampai halus dan rata dengan menggerakkan
perata kayu secara memanjang dan melintang, atau oleh cara lain yang cocok, sebelum
beton mulai mengeras.
b) Perataan permukaan horisontal yang memerlukan kekasaran permukaan, seperti untuk
trotoar, harus dilakukan dengan sapu lidi , atau alat lain sebagaimana yang diperintahkan
oleh Pengawas Pekerjaan, sebelum beton mulai mengeras.
c) Permukaan bukan horisontal yang nampak, yang telah ditambal atau yang masih belum
rataharus digosok dengan batu gurinda yang agak kasar (medium), dengan menempatkan
sedikit adukan semen pada permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus
yang dicampur sesuai dengan proporsi yang digunakan untuk pengerjaan akhir beton.
Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh tanda bekas acuan, ketidakrataan,
tonjolan hilang, dan selumh rongga terisi, serta diperoleh permukaan yang rata. Pasta yang
dihasilkan dari penggosokan ini harus dibiarkan tertinggal di tempat.

5.5.4. Perawatan dengan Pembasahan


a) Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, tempe- ratur yang
terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air yang
terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang
ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan
pengerasan beton.
b) Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengikat (pengikatan awal)
dengan memberikan lapisan curing compound pada permukaannya atau pembungkusan
dengan bahan penyerap air dalam waktu paling sedikit 3 hari.
c) Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan basah pada setiap saat
sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan- sambungan dan pengeringan
beton.
d) Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi atau

5–20
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan tambah kimia (admixture),
harus dibasahi sampai kekuatannya mencapai minimum 70% dari kuat tekan beton yang
dirancang.

PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN

5.6.1. Penerimaan Bahan


Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan) harus diperiksa
oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang
menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut telah sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan.
Apabila bahan-bahan yang dibutuhkan jumlahnya cukup banyak dengan pengiriman yang terns
menerus, maka dengan perintah Pengawas Pekerjaan, untuk agregat kasar dan agregat halus
Penyedia Jasa harus melakukan pengujian bahan secara berkala selama pelaksanaan dengan
interval maksimum 1.000 m3 untuk gradasi dan maksimum 5000 m3 untuk abrasi, sedangkan
untuk bahan semen dengan interval setiap maksimum pengiriman 300 ton. Tetapi apabila
menurut Pengawas Pekerjaan terdapat indikasi perubahan mutu atau sifat bahan yang akan
digunakan, maka Penyedia Jasa harus segera melakukan pengujian bahan kembali sebelum
bahan tersebut digunakan.

5.6.2. Pengujian untuk Kelecakan (Workability)


Satu pengujian "slump" atau slump flow, atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap adukan beton yang dihasilkan dan
dilakukan sesaat sebelum pengecoran, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan
terkecuali disaksikan oleh Pengawas Pekerjaan atau wakilnya. Campuran beton yang tidak
memenuhi ketentuan kelecakan seperti yang diusulkan tidak boleh digunakan pada pekerjaan,
terkecuali bila Pengawas Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya secara
terbatas dan secara teknis mutu beton tetap bisa dijaga. Kelecakan (workability) dan tekstur
campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk
rongga, celah, gelembung udara atau gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat
pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat.

5.6.3. Penguiian Kuat Tekan


a) Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan benda uji beton dari
pekerjaan beton yang dilaksanakan. Setiap hasil adalah nilai rata- rata dari dua nilai kuat
tekan benda uji dalam satu set benda uji (1 set = 3 buah benda uji), yang selisih nilai antara
keduanya ≤ 5% dari rata-rata 2 nilai kuat tekan benda uji tersebut untuk satu umur, untuk
setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada

5–21
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

tiap hari pengecoran.


b) Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan benda uji
beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dan harus dirawat
sesuai dengan SNI 4810:2013. Pengambilan bahan untuk pembuatan benda uji harus
diambil dari beton yang akan dicor dicetak bersamaan, kemudian dirawat sesuai dengan
perawatan yang dilakukan di laboratorium.
c) Untuk keperluan evaluasi mutu beton sebagai dasar pembayaran harus menggunakan data
hasil uji kuat tekan beton sesuai dengan umur yang ditetapkan dalam spesifikasi. Hasil-
hasil pengujian pada umur yang selain dari yang ditetapkan dalam spesifikasi hanya boleh
digunakan untuk keperluan selain dari tujuan evaluasi mutu beton sebagai dasar
pembayaran. Nilai-nilai perbandingan kekuatan yang digunakan untuk keperluan ini harus
disesuaikan dengan grafik perkembangan kuat tekan campuran sebagai fungsi waktu.
d) Pencampuran dengan alat pencampur beton manual, untuk masing-masing mutu beton
dengan volume ≤ 60 m3, setiap maksimum 5 m3 beton minimum diambil 1 set benda uji
dan jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari empat hasil untuk masing-masing umur
dan rancangan campuran. Apabila volume pekerjaan beton > 60 m 3, setelah volume 60 m3
tercapai, maka setiap maksimum 10 m 3 beton minimum diambil set benda uji.
e) Untuk pengecoran hasil produksi ready mix, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah
masing-masing mutu ≤ 60 m3 harus diperoleh set benda uji untuk setiap maksimum 15 m 3
beton secara acak, dengan minimum satu hasil uji tiap hari. Dalam segala hal jumlah hasil
pengujian tidak boleh kurang dari empat. Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah > 60
m3, maka untuk setiap maksimum 20 m3 beton berikutnya setelah jumlah 60 m3 tercapai
harus diperoleh set benda uji.
f) Seluruh mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan harus sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam Gambar.
g) Kuat tekan karakteristik beton diperoleh dengan rumus berikut ini:

Fck = fc’ – k.S


∑𝑛
𝑖=1 𝑓𝑐′𝑖
𝑓𝑐 ′𝑚 = adalah kuat tekan rata-rata
𝑛

∑𝑛 ′ ′
𝑖=1(𝑓𝑐 𝑖−𝑓𝑐 𝑚)
2
𝑆=√ adalah deviasi standar
𝑛−1

fc’ = kuat tekan karakteristik beton yang ditentukan


fc’m = kuat tekan rata-rata beton
fc’i = nilai hasil pengujian

5–22
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

n = jumlah hasil uji, minimum 30 hasil uji


S = deviasi standar
k = 1,645 untuk tingkat kepercayaan 95%
Catatan:
Simbol-simbol fc’, fc’m, dan fc’i digunakan untuk benda uji silinder diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm.

h) Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi syarat, apabila dipenuhi syarat-
syarat berikut:
• Tidak boleh lebih dari 5% ada di antara jumlah minimal 30 nilai hasil pemeriksaan
benda uji yang terjadi kurang dari fc’.
• Apabila setelah selesai pengecoran seluruhnya untuk masing-masing mutu beton dapat
terkumpul jumlah minimum benda uji, maka hasil pengujian kuat tekan benda uji harus
lebih besar dari kuat tekan yang ditentukan atau memenuhi/c' "5. fc'm.
• Jika benda uji yang terkumpul kurang dari jumlah minimum yang telah ditentukan (30
benda uji), maka nilai deviasi standar (S) harus dikalikan dengan faktor koreksi yang
diberikan dalam Tabel berikut ini.
Tabel 5-1. Faktor Koreksi Deviasi Standar

Jumlah Benda Uji Faktor Modifikasi


<15 Lihat Tabel 7-15 dan 7-16
15 1,16
20 1,08
25 1,03
>30 1,00
Interpolasi untuk jumlah pengujian yang berada di antara nilai-nilai diatas, deviasi
standar benda uji yang dimodifikasi S, yang digunakan untuk menentukan kuat
tekan rata-rata yang disyaratkan fcr’ dari tabel 7-15.
Sumber : SNI 6880:2016
Apabila jumlah benda uji < 15 buah dan adanya data hasil uji kuat tekan di lapangan,
maka kuat tekan rata-rata perlu (design average strength) fcr' yang digunakan sebagai
dasar pemilihan proporsi campuran beton ditentukan sesuai dengan Tabel kuat tekan
rata-rata, dengan menggunakan deviasi standar benda uji S yang dihitung sesuai dengan
rumus perhitungan deviasi standar S. Rincian perhitungan deviasi standar ditunjukkan
dari SNI 6880:2016.

5–23
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

Tabel 5-2. Kuat Tekan Rata-rata Perlu (Design Average Strength) untuk Jumlah
Benda uji < 15 jika Catatan Hasil Uji Lapangan Tersedia

Kuat tekan yang disyaratkan


Kuat tekan perlu (MPa)
(MPa)
Gunakan nilai terbesar yang dihitung dari
persamaan (7-1) dan (7-2)
fc’≤ 35
fcr’=fc’+1,34S (7-1)
fcr’=fc’+2,33S – 3,5 (7-2)
Gunakan nilai terbesar yang dihitung dari
persamaan (7-1) dan (7-3)
fc’> 35
fcr’=fc’+1,34S (7-1)
fcr’= 0,90 fc’+2,33S (7-3)
Sumber : SNI 6880:2016
Bilamana fasilitas produksi beton tidak mempunyai catatan hasil uji kekuatan di
lapangan untuk perhitungan deviasi standar S yang memenuhi ketentuan di atas, maka
kuat tekan rata-rata perlu (design average strength) fer' ditetapkan sesuai dengan Tabel
7-16 dan pencatatan data kekuatan rata-rata harus sesuai dengan persyaratan.
Tabel 5-3. Kuat Tekan Rata-rata Perlu (Design Average Strength) untuk Jumlah
Benda Uji < 15 jika Catatan Hasil Uji Lapangan Tidak Tersedia

Mutu beton yang disyaratkan Kuat tekan rata-rata perlu (MPa)


fc’<21 MPa fcr’ = fc’+7
21 MPa ≤fc’≤ 35 MPa fcr’ = fc’+8,3
fc’>35 MPa fcr’ = 1,1fc’+5
Sumber : SNI 6880:2016
• Untuk jumlah benda uji kurang dari minimum dan tidak memenuhi persyaratan fer',
maka apabila tidak dinilai dengan cara evaluasi menumt dalil-dalil matematika statistik
yang lain, tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji bertumt-
tumt (dengan berbagai variasi 4 hasil uji),/cm,4 terjadi tidak kurang dari 1,15 fc'.
Masing- masing hasil uji tidak boleh kurang dari 0,85 fc'.
i) Bila dari hasil perhitungan kuat tekan yang diperoleh sesuai umur benda uji kurang dari
yang disyaratkan, maka apabila pengecoran belum selesai, pengecoran harus segera
dihentikan dan dalam waktu minimum 14 hari atau kekuatan beton mencapai 85% dari
umur 28 hari, harus diadakan pengujian benda uji inti (core) pada daerah yang diragukan
berdasarkan aturan pengujian yang berlaku. Dalam hal dilakukan pengambilan benda uji
inti, harus diambil minimum 3 (tiga) buah benda uji pada tempat-tempat yang berbeda
(dengan menggunakan angka acak) dan tidak membahayakan stmktur dan atas persetujuan
Pengawas Pekerjaan. Tidak boleh ada satupun dari benda uji beton inti mempunyai
kekuatan kurang dari 0,75 fc' dan kurang dari fc' 20 MPa. Apabila kuat tekan rata-rata dari
pengujian benda uji inti yang tidak kurang dari 0,85 fc', maka bagian stmktur tersebut dapat

5–24
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

dianggap memenuhi syarat dan pekerjaan yang dihentikan dapat dilanjutkan kembali.
Dalam hal ini, perbedaan umur beton saat pengujian terhadap umur beton yang disyaratkan
untuk penetapan kuat tekan beton perlu diperhitungkan dan dilakukan koreksi dalam
menetapkan kuat tekan beton yang dihasilkan.
Jika pengujian dengan menggunakan benda uji inti (core) tidak memungkinkan maka
dilakukan pengujian UPV (ultra pulse velocity) sesuai dengan ASTM C597-16 dapat
digunakan dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Faktor koreksi hasil UPV mengikuti
Manual dari pabrik pembuatnya.
j) Apabila dari hasil pengujian diperoleh hasil yang tidak memenuhi syarat, maka Penyedia
Jasa harus mengadakan percobaan beban langsung dengan penuh. Apabila dari percobaan
ini diperoleh suatu hasil nilai lendutan dan/atau regangan beton lebih kecil dari lendutan
dan/atau regangan beton yang diizinkan pada beban layan menumt peraturan (code) yang
berlaku maka bagian stmktur tersebut dapat dianggap memenuhi syarat. Tetapi apabila
hasilnya tidak mencapai nilai tersebut, maka bagian stmktur yang bersangkutan hanya
dapat dipertahankan setelah dipenuhi salah satu dari kedua tindakan berikut tanpa
mengurangi fungsinya:
• Mengadakan pembahan-pembahan pada rancangan semula sehingga pengamh beban
pada konstmksi tersebut dapat dikurangi;
• Mengadakan perkuatan-perkuatan pada bagian stmkturtersebut dengan cara yang dapat
dipertanggungjawabkan;
Apabila tindakan di atas tidak dilaksanakan oleh Penyedia Jasa maka Penyedia Jasa harus
segera membongkar beton dari stmktur tersebut.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

Beton K-225 (Molen)


A. Pengukuran
a) Cara Pengukuran
- Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik (m3) pekerjaan beton yang digunakan
dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada gambar kerja atau yang
diperintahkan oleh Pengguna Jasa dengan batas toleransi yang diijinkan dan dibayar
ukuran minimal yang masih masuk dalam toleransi. Tidak ada pengurangan yang akan
dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 20
cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja tulangan,
selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).

5–25
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

- Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk acuan,
perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir permukaan,
penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaan
beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga
penawaran untuk Pekerjaan Beton.
- Kuantitas bahan untuk lantai kerja, baja tulangan dan mata pembayaran lainnya yang
berhubungan dengan bangunan yang telah selesai dan diterima akan diukur untuk
dibayarkan seperti disyaratkan pada bagian lain dalam spesifikasi ini.
- Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton bangunan
atau beton tidak bertulang. Beton Bangunan harus beton yang disyaratkan atau disetujui
oleh Pengguna Jasa sebagai fc’ = 19,3 Mpa (K225). Jika beton dengan mutu (kekuatan)
yang lebih tinggi diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton
yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan)
yang lebih rendah.
b) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki
- Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran harus
sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan.
- Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar semen
atau setiap bahan tambah (admixture), juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan
tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang
disyaratkan untuk pekerjaan beton.
B. Perhitungan dan Pembayaran
Semua biaya yang timbul akibat Beton K-225 (molen) tersebut sepenuhnya menjadi beban
dan tanggung jawab Penyedia Jasa dihitung berdasarkan satuan meter kubik (m3) beton
yang terpasang sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan bangunan jadi dan telah
disetujui oleh Direksi, semua biaya sudah termasuk biaya untuk pekerja, bahan, peralatan
dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan,
serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan
pekerjaan.

Beton K-175 (Molen)


A. Pengukuran
a) Cara Pengukuran
- Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik (m3) pekerjaan beton yang digunakan
dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada gambar kerja atau yang

5–26
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

diperintahkan oleh Pengguna Jasa dengan batas toleransi yang diijinkan dan dibayar
ukuran minimal yang masih masuk dalam toleransi. Tidak ada pengurangan yang akan
dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 20
cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja tulangan,
selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).
- Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk acuan,
perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir permukaan,
penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaan
beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga
penawaran untuk Pekerjaan Beton.
- Kuantitas bahan untuk lantai kerja, baja tulangan dan mata pembayaran lainnya yang
berhubungan dengan bangunan yang telah selesai dan diterima akan diukur untuk
dibayarkan seperti disyaratkan pada bagian lain dalam spesifikasi ini.
- Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton bangunan
atau beton tidak bertulang. Beton Bangunan harus beton yang disyaratkan atau disetujui
oleh Pengguna Jasa sebagai fc’ = 14,5 Mpa (K175). Jika beton dengan mutu (kekuatan)
yang lebih tinggi diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton
yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan)
yang lebih rendah.
b) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki
- Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran harus
sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan.
- Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar semen
atau setiap bahan tambah (admixture), juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan
tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang
disyaratkan untuk pekerjaan beton.
B. Perhitungan dan Pembayaran
Semua biaya yang timbul akibat Beton K-175 (molen) tersebut sepenuhnya menjadi
beban dan tanggung jawab Penyedia Jasa dihitung berdasarkan satuan meter kubik (m3)
beton yang terpasang sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan bangunan jadi dan
telah disetujui oleh Direksi, semua biaya sudah termasuk biaya untuk pekerja, bahan,
peralatan dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.

5–27
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

BAB 6
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PEMBESIAN

UMUM

6.1.1. Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan
Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan.

6.1.2. Gambar Kerja


Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan
Gambar Kerja daftar penulangan (bar schedule) untuk beton untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

6.1.3. Standar Rujukan


Standar Nasional Indonesia:
SNI 2052:2017 : Baja tulangan beton.
SNI 07-6401-2000 : Spesifikasi kawat baja dengan proses canai dingin untuk tulangan
beton.
SNI 03-6812-2002 : Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan
beton.
SNI 03-6816-2002 : Tata cara pendetailan penulangan beton.

American Welding Society (AWS):


AWS Dl.4/Dl.4M:201l : Structural Welding Code – Reinforcing Steel.

6.1.4. Toleransi
a) Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam SNI 03-6816-2002.
b) Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup
bagian luar baja tulangan adalah sebagai berikut:

6–1
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

Tabel 6-1. Ketebalan selimut beton untuk komponen struktur beton nonprategang
yang dicor di tempat

Komponen Ketebalan Selimut


Paparan Tulangan
Struktur (mm)
Dicor dan secara
permanen kontak Semua Semua 75
dengan tanah
Batang D19 hingga
Terpapar cuaca 50
D57
atau
Semua Batang D16, Kawat
Kontak dengan
Ø13 atau D13 dan 40
tanah
Yang lebih kecil
Batang D43 dan
40
Pelat, pelat berusuk D57
Dan dinding Batang D36 dan
20
yang lebih kecil
Tidak terpapar
Tulangan utama,
cuaca atau kontak
sengkang,
Dengan tanah Balok, kolom,
sengkang
pedestal dan batang 40
ikat, spiral dan
tarik
sengkang
pengekang
Sumber : SNI 2847:2019

6.1.5. Penyimpanan dan Penanganan


a) Penyedia Jasa harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberi
label, dan ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran batang, panjang
dan informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukkan pada diagram
tulangan.
b) Penyedia Jasa harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan sedemikian
untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi, atau kerusakan.

6.1.6. Pengajuan Kesiapan Keria


a) Sebelum memesan bahan, seluruh daftar pesanan dan diagram pembengkokan
harus disediakan oleh Penyedia Jasa untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan, dan tidak ada bahan yang boleh dipesan sebelum daftar tersebut serta
diagram pembengkokan disetujui.
b) Sebelum memulai pekerjaan baja tulangan, Penyedia Jasa harus menyerahkan
kepada Pengawas Pekerjaan daftar yang disahkan pabrik baja yang memberikan
berat satuan nominal dalam kilogram untuk setiap ukuran dan mutu baja tulangan
atau anyaman baja dilas yang akan digunakan dalam pekerjaan.

6–2
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

6.1.7. Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Persetujuan atas daftar pesanan dan diagram pembengkokan dalam segala hal tidak
membebaskan Penyedia Jasa atas tanggung jawabnya untuk memastikan ketelitian
dari daftar dan diagram tersebut. Revisi bahan yang disediakan sesuai dengan daftar
dan diagram, untuk memenuhi rancangan dalam Gambar, harus atas biaya Penyedia
Jasa.
b) Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diizinkan dalam pekerjaan :
i) Panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi toleransi pembuatan
yang disyaratkan dalam SNI 03-6816-2002;
j) Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukkan pada Gambar atau Gambar
Kerja Akhir (Final Shop Drawing);
k) Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang berlebih atau oleh
sebab lain.
c) Bilamana terjadi kesalahan dalam membengkokkan baja tulangan, batang tulangan
tidak boleh dibengkokkan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan Pengawas
Pekerjaan atau yang sedemikian sehingga akan merusak atau melemahkan bahan.
Pembengkokan kembali dari batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan
dingin terkecuali disetujui lain oleh Pengawas Pekerjaan. Dalam segala hal batang
tulangan yang telah dibengkokkan kembali lebih dari satu kali pada tempat yang
sama tidak diizinkan digunakan pada Pekerjaan. Kesalahan yang tidak dapat
diperbaiki oleh pembengkokan kembali, atau bilamana pembengkokan kembali
tidak disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki dengan mengganti
seluruh batang tersebut dengan batang baru yang dibengkokkan dengan benar dan
sesuai dengan bentuk dan dimensi yang disyaratkan.
d) Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas di tempat kerja untuk pemotongan dan
pembengkokan tulangan, baik jika melakukan pemesanan tulangan yang telah
dibengkokan maupun tidak, dan harus menyediakan persediaan (stok) batang lurus
yang cukup di tempat, untuk pembengkokan sebagaimana yang diperlukan dalam
memperbaiki kesalahan atau kelalaian.

6.1.8. Penggantian Ukuran Batang


Penggantian batang dari ukuran berbeda akan hanya diizinkan bila secara jelas disahkan
oleh Pengawas Pekerjaan. Bilamana baja tulangan diganti, maka luas penampang yang
dipasang harus sama atau lebih besar daripada ukuran yang tertera pada Gambar.

6–3
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

BAHAN

6.2.1. Baja Tulangan


a) Baja tulangan harus baja polos atau sirip dengan mutu yang sesuai dengan Gambar
dan memenuhi Tabel 8.5 berikut ini:
Tabel 6-2. Sifat Mekanis Baja Tulangan

Uji Tarik
Kelas Baja Kuat Regangan dalam
Kuat luluh/leleh (YS)
Tulangan Tarik (TS) 200 mm Min.
MPa MPa %
BjTP 280 Min.280 Maks.405 Min.350 11 (d ≤ 10 mm)
12 (d ≥ 12 mm)
BjTS 280 Min.280 Maks.405 Min.350 11 (d ≤ 10 mm)
12 (d ≥ 13 mm)
BjTS 420A Min.420 Maks.545 Min.525 9 (d ≤ 19 mm)
8 (22 ≤ d ≤ 25 mm)
7 (d ≥ 29 mm)
BjTS 420B Min.420 Maks.545 Min.525 14 (d ≤ 19 mm)
12 (22 ≤ d ≤ 36 mm)
10 (d > 36 mm)
BjTS 520 Min.520 Maks.645 Min.650 7 (d ≤ 25 mm)
6 (d ≥ 29 mm)
BjTS 550 Min.550 Maks.675 Min.687.5 7 (d ≤ 25 mm)
6 (d ≥ 29 mm)
BjTS 700 Min.700 Maks.825 Min.805 7 (d ≤ 25 mm)
6 (d ≥ 29 mm)

Sumber : SNI 2052:2017


Catatan:
d : diameter nominal baja tulangan beton

b) Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman
tulangan yang di las yang memenuhi SNI 03-6812-2002 dapat digunakan.

6.2.2. Tumpuan untuk Tulangan


Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan beton
pracetak dengan mutu fc' 20 MPa seperti yang disyaratkan, terkecuali disetujui lain oleh
Pengawas Pekerjaan. Kayu, bata, batu atau bahan lain tidak boleh diizinkan sebagai
tumpuan.

6–4
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

6.2.3. Pengikat untuk Tulangan


Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi SNI
07- 6401-2000 yang dipasang bersilangan.

PEMBUATAN DAN PENEMPATAN

6.3.1. Pembengkokan
a) Terkecuali ditentukan lain oleh Pengawas Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus
dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-2002,
menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan,
bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di
lapangan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil
untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak.
b) Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkokkan
dengan mesin pembengkok.

6.3.2. Penempatan dan Pengikatan


a) Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan
kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang
dapat mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.
b) Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan
selimut beton minimum yang disyaratkan, atau seperti yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
c) Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat
sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau
pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.
d) Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan
pada Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan
pada Gambar, tidak akan diizinkan tanpa persetujuan tertulis dari Pengawas
Pekerjaan. Setiap penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian
hingga penyambungan setiap batang tidak terjadi pada penampang beton yang sama
dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum.
e) Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka panjang tumpang
tindih minimum haruslah 40 diameter batang dan batang tersebut harus diberikan
kait pada ujungnya.

6–5
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

f) Pengelasan pada baja tulangan tidak diperkenankan, terkecuali terinci dalam


Gambar atau secara khusus diizinkan oleh Pengawas Pekerjaan secara tertulis.
Bilamana Pengawas Pekerjaan menyetujui pengelasan untuk sambungan, maka
sambungan dalam hal ini adalah sambungan dengan panjang penyaluran penuh
yang memenuhi ketentuan dari AWS Dl.4/Dl.4M:2011. Pendinginan terhadap
pengelasan dengan air tidak diperkenankan.
g) Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton
sehingga tidak akan terekspos.
h) Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin, dengan
bagian tumpang tindih dalam sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman.
Anyaman harus dipotong untuk mengikuti bentuk pada kerb dan bukaan, dan harus
dihentikan pada sambungan antara pelat.
i) Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup
lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan pasta semen
(semen dan air saja).
j) Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan untuk
memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja
atau beban konstruksi lainnya.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

6.4.1. Cara Pengukuran


a) Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh
Pengawas Pekerjaan. Jumlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjang
aktual yang dipasang, atau luas anyaman baja yang dihampar, dan satuan berat
dalam kilogram per meter panjang untuk batang atau kilogram per meter persegi
luas anyaman. Satuan berat yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan akan
didasarkan atas berat nominal yang disediakan oleh pabrik baja, atau bila Pengawas
Pekerjaan memerintahkan, atas dasar pengujian penimbangan yang dilakukan
Penyedia Jasa pada contoh yang dipilih oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk penempatan atau
pengikatan baja tulangan pada tempatnya tidak akan dimasukkan dalam berat untuk
pembayaran.
c) Penulangan yang digunakan untuk gorong-gorong beton bertulang atau struktur lain
di mana pembayaran terpisah untuk struktur yang lengkap, maka tidak boleh diukur
untuk pembayaran pada pekerjaan tulangan ini.

6–6
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

6.4.2. Dasar Pembayaran


Semua biaya yang timbul akibat pembesian tersebut sepenuhnya menjadi beban dan
tanggung jawab Penyedia Jasa dihitung berdasarkan satuan kilogram (kg) pembesian
yang terpasang sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan bangunan jadi dan telah
disetujui oleh Direksi, semua biaya sudah termasuk biaya untuk pekerja, bahan,
peralatan dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.

6–7
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

BAB 7
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PASANGAN BATU

UMUM
Pekerjaan ini akan terdiri dari pasangan pondasi Power House, Pondasi Pagar dan Trust blok
Jembatan Pipa, sesuai dengan Spesifikasi ini dan sesuai dengan garis, kelandaian, dan ukuran
yang terlihat pada Gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi.

7.1.1. Toleransi Dimensional


a. Permukaan dari setiap batu permukaan tidak akan berbeda dari profil permukaan rata-rata
pasangan batu disekitarnya lebih dari 30 mm.
b. Untuk pasangan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata yang dibentuk dengan
pasangan batu tidak boleh berbeda dari profil lantai dasar saluran yang ditentukan atau
disetujui lebih dari 20 mm, juga tidak berbeda dari profil penampang melintang yang
ditentukan atau disetujui lebih dari 50 mm.
c. Ketebalan minimum dari setiap Pasangan Batu harus 100 mm.
d. Profil akhir untuk bangunan kecil yang tidak menahan beban seperti saluran inlet/outlet
tidak boleh berbeda dari profil yang ditentukan atau disetujui lebih dari 20 mm.

7.1.2. Pengajuan dan Persetujuan


a. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi dua contoh
seberat 50 kg yang masing-masing mewakili dari batu yang ia usulkan untuk digunakan.
Salah satu dari contoh ini akan ditahan oleh Direksi untuk rujukan selama Perioda Kontrak.
Hanya batu yang disetujui oleh Direksi akan digunakan di dalam pekerjaan.
b. Tidak ada pekerjaan Pasangan Batu akan dimulai sampai Direksi telah menyetujui
penyiapan pembentukan dimana pekerjaan tersebut ditempatkan.

7.1.3. Penjadwalan Kerja


a. Jumlah Pasangan Batu yang dilaksanakan pada suatu waktu tertentu harus dibatasi sesuai
dengan kecepatan pemasangan untuk menjamin agar semua batu ditempatkan dengan
adukan baru.
b. Bila Pasangan Batu akan dipasang pada lereng atau sebagai pasangan selokan, maka
pembentukan harus dipersiapkan dalam tahap pertama seperti tidak akan ada pasangan.

7–1
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

Pembentukan terakhir sampai garis yang diperlukan harus dibuat segera sebelum
pemasangan pasangan baru.

7.1.4. Kondisi Tempat Kerja


Ketentuan yang dirinci dalam S-04 dari Spesifikasi ini mengenai mempertahankan suatu tempat
kerja agar secara terus menerus kering dan menjamin fasilitas sanitasi yang layak, harus juga
diterapkan untuk pekerjaan Pasangan Batu.

7.1.5. Pembetulan Pekerjaan yang Kurang Memuaskan


a. Pekerjaan Pasangan Batu yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan dalam ketentuan
di atas harus diperbaiki oleh Kontraktor atas biayanya sendiri dengan cara yang diarahkan
oleh Direksi.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk kestabilan dan keutuhan dari semua pekerjaan
yang telah diselesaikan. Ia harus mengganti dengan biayanya sendiri setiap pekerjaan yang
menjadi rusak atau terlantar karena kecerobohan atau kelalaian pada pihaknya menurut
pendapat Direksi. Tetapi Kontraktor tidak akan bertanggung jawab untuk kerusakan yang
timbul dari alam seperti angin topan atau dari pergeseran lapisan tanah yang tidak dapat
dihindari ditempat pekerjaan tersebut, dengan syarat bahwa pekerjaan yang rusak tersebut
telah diterima sebelumnya secara tertulis sebagai memuaskan dan lengkap oleh Direksi.

PERSYARATAN BAHAN
7.2.1. Bahan
1. Batu
a. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis
yang diketahui awet.
Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau
lemah.
b. Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu kali yang dipecah
salah satu sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori.
c. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling
mengunci bila dipasang bersama-sama.
d. Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih.
e. Ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu alam hanya
boleh digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai persetujuan
Pengguna Jasa dan digunakan bersama-sama dengan batu belah.
f. Batu pecah yang mempunyai diameter < 10 cm hanya boleh dipergunakan
sebagai batuan pengisi/pengunci.
g. Untuk Batu bata merah mempunyai ukuran minimal 25 cm x 10 cm x 6 cm
dipergunakan sebagai pasangan pondasi dan lain-lain.

7–2
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

2. Pasir
a. Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam (pasir pasang) yang
diambil dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa.
b. Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah organik, sampah
kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan lainnya, seperti
air laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu pasangan batu.
3. Material Semen
a. Bahan material cement yang dipakai adalah jenis PC yang ada dipasaran dan
harus memenuhi standart.
b. Bahan material semen yang telah mengeras karena pengaruh cuaca, air atau
bahan organik lainnya tidak boleh dipakai
c. Dalam menyimpan material di gudang lapangan, tempat penyimpanan harus
kering dan diberi alas minimum 30 cm diatas permukaan tanah dan tinggi
tumpukan maksimum 3 m.
4. Air
Air yang dipergunakan harus bersih tidak mengandung Lumpur, minyak, bahan
organik atau bahan kimia.
7.2.2. Adukan Mortar
Adukan mortar haruslah adukan semen sesuai dengan persyaratan 1 Pc : 4 Ps.

PERSYARATAN PELAKSANAAN
7.3.1. Persiapan Pembentukan atau Pondasi
Pembentukan untuk pelapisan Pasangan Batu, Pondasi dan Parit harus dipersiapkan sesuai
dengan ketentuan dan gambar kerja.

7.3.2. Pembuatan Bekisting


Bekisting memiliki fungsi dalam bangunan unutk membentuk dan dimensi pada suatu
konstruksi beton, dan mampu memikul beban sendiri yang baru dicor sampai konstruksi
tersebut dapat dipikul seluruh beban yang ada.
Proses penggunaan bekisting bisa dikatakan sebagai tahapan akhir dlam pembuatan pondasi
suatu bangunan. Setelah rangka bangunan yang dibuat menggunakan kawat besi selesai
dipasang, maka selanjutnya cetakan juga ikut dipasang. Setelah semuannya sudah siap, baru
dilakukan pengecoran menggunakan semen, pasir, dan kerikil sesuai dengan komposisinya.
Metode pelaksanaan pekerjaan bekisting:
a. Penentuan Ukuran Bekisting
Penentuan ukuran bekisting disesuaikan dimensi dengan gambar, dari lembaran panjang
±6m. setelah penentuan ukuran dilakukan kegiatan selanjutnya yaitu pemotongan
multiplex sesuai ukuran.
b. Pemotongan Multiplex
Pemotongan multiplex sesuai dengan ukuran gambar.
c. Penggunaan Bekisting

7–3
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

Pengunaan bekisting bisa dilakukan paling banyak 3 kali dalam tiap pemakaian
pengecoran.
7.3.3. Persiapan Material Batu
a. Batu-batu harus dibersihkan dari cacat dan bahan-bahan yang merusak, yang dapat
mengganggu ikatan dengan adukan.
b. Sebelum pemasangan, maka batu harus dibasahi seluruhnya dan diberikan waktu yang
cukup untuk absorpsi air sampai jenuh.

7.3.4. Penempatan Lapisan Batu


a. Suatu alas dari adukan baru paling sedikit setebal 30 cm harus ditempatkan pada bentuk
yang dipersiapkan. Alas adukan ini harus dibentuk sedikit demi sedikit sedemikian
sehingga batu-batu permukaan tersebut selalu tertanam dalam adukan sebelum mengeras.
b. Batu-batu harus tertanam dengan kuat satu dengan lainnya untuk mendapatkan ketebalan
lapisan yang diperlukan diukur tegal lurus terhadap lereng. Adukan tambahan harus
ditempatkan untuk mengisi semua ruang antara batu-batu dan harus diselesaikan hampir
sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak menutupi batu-batu.
c. Pekerjaan harus dilanjutkan dari dasar lereng menuju keatas, dan permukaan harus
diselesaikan segera setelah pengerasan awal dari adukan dan menyapunya dengan sebuah
sapu kaku.
d. Lereng dan bahu-bahu yang berdampingan harus dirapikan dan disempurnakan untuk
menjamin pertemuan yang halus dan rata dengan pekerjaan Pasangan Batu yang
memungkinkan drainasi yang lancar dan mencegah penggerusan pada tepi-tepi pasangan.

7.3.5. Pembangunan Struktur Pasangan Batu


a. Tembok kepala yang akan dibangun dalam parit atau bangunan lainnya dengan
menggunakan dukungan tanah atau acuan, harus dibangun dengan pengisian parit atau
batu-batu dalam adukan yang belum mengeras. Adukan tambahan kemudian harus
ditambahkan dan proses tersebut diulangi sampai acuan itu terisi penuh. Adukan
berikutnya ditambahkan kemudian sampai bagian atas untuk memperoleh suatu permukaan
atas yang rata dan halus.
b. Permukaan vertikal dari bangunan pekerjaan Pasangan Batu tak terlindung harus
disempurnakan dan dirawat sebagaimana ditentukan diatas untuk pelapisan batu.
Permukaan atas yang tak terlindung harus diselesaikan dengan lapisan adukan setebal 20
mm sampai garis dan ketinggian yang diperlukan. Lapisan itu harus mengakhiri lagi bagian
atas dinding sebagaimana diarahkan oleh Direksi.
c. Urugan kembali sekitar bangunan yang telah selesai dirawat harus ditempatkan sesuai
dengan ketentuan dari S-05 Timbunan.

7–4
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


7.4.1. Pengukuran
a. Pekerjaan Pasangan Batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai
volume nominal dari pekerjaan yang diselesaikan dan diterima.
b. Untuk pekerjaan Pasangan Batu yang digunakan untuk pasangan selokan dan saluran air,
atau melapisi setiap permukaan lainnya, maka volume nominal harus dirumuskan
berdasarkan luas permukaan yang tidak terlindung dari pekerjaan yang telah selesai dan
ketebalan nominal dari pelapisan. Untuk maksud-maksud pembayaran, maka ketebalan
lapisan nominal harus diambil sekurang-kurangnya dari :
• Ketebalan yang ditentukan atau disetujui sebagaimana terlihat pada Gambar atau
diarahkan oleh Direksi.
• Ketebalan rata-rata sebenarnya yang ditempatkan sebagaimana ditentukan oleh
pengukuran lapangan.
c. Untuk pekerjaan Pasangan Batu yang digunakan dalam semua situasi lainnya (bukan
pelapisan), maka volume nominal untuk pembayaran harus diperhitungkan sebagai volume
teoritis yang dirumuskan oleh garis dan penampang melintang yang ditentukan atau
disetujui.
d. Setiap bahan-bahan yang ditempatkan melebihi volume teoritis yang disetujui tidak akan
diukur atau dibayar.

7.4.2. Pembayaran
Semua biaya yang timbul akibat pasangan batu tersebut sepenuhnya menjadi beban dan
tanggung jawab Penyedia Jasa dihitung berdasarkan satuan m3 yang terpasang sesuai dan
berdasarkan gambar pelaksanaan bangunan jadi dan telah disetujui oleh Direksi, semua biaya
sudah termasuk biaya untuk pekerja, bahan, peralatan dan semua pekerjaan penunjang dan
upaya lain untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
“overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

7–5
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

BAB 8
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PASANGAN BATA MERAH

LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan dan pemasangan semua
pekerjaan pasangan batu bata seperti yang tertera pada gambar-gambar. Pelaksanaan
pemasangan harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian, bentuk-bentuk seperti yang
terlihat dalam gambar-gambar bestek.

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.

KETENTUAN TEKNIS
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada :
1) PUBI
2) NI-3-1982
3) NI-19-1973
4) SII-0021-1978
5) NII-88-1972
6) NI-10-1978.

PERSYARATAN BAHAN-BAHAN
8.3.1. Semen
Semen untuk pekerjaan pasangan harus sama kualitasnya seperti semen yang ditentukan untuk
pekerjaan beton.

8.3.2. Pasir
Pasir pasangan untuk pekerjaan pasangan harus sama kualitasnya dengan pasir yang ditentukan
untuk pekerjaan beton. Gradasi pasir yang dipakai minimum 0,35 mm.

8.3.3. Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum
dalam pekerjaan beton.

8–6
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

8.3.4. Batu Bata


Bata harus bata biasa dari tanah liat, hasil produksi lokal dengan ukuran 5 x 11 x 22 cm yang
dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran.
Meskipun ukuran bata yang diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda dengan ukuran tersebut
di atas harus diusahakan supaya tidak terlalu menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut. Sesuai
dengan pasal 81 dari A.V. 1941, minimum daya tekan ultimate 30 kg/cm. Bata yang dipakai
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Kualitas baik
2) Pembakaran matang
3) Warna merah (merah merata)
4) Sisi dengan permukaan rata, tegak lurus runcing.
5) Keras dan tidak mudah patah
6) Tidak terlihat garis–garis retak
7) Harus satu ukuran dan satu kualitas (kalau ada perbedaan tidak boleh lebih besar dari 3
mm).
Bahan batu bata harus memenuhi syarat-syarat:
1) Bermutu, matang, keras, ukuran-ukuran sama rata dan saling tegak lurus, tidak retak-retak,
tidak mengandung batu dan tidak berlubang-lubang.
2) Memenuhi syarat-syarat PUBB (NI. 3-1956).

Pemborong harus menyerahkan sample daripada bata yang akan dipakai untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi. Batu bata yang ternyata tidak
memenuhi syarat-syarat harus segera dikeluarkan dari site.
Proporsi adukan:
• Adukan waterproof (kedap air) 1 pc : 2 ps
• Pasangan 1pc : 4 ps
Adukan yang tumpah ke bawah pada waktu pemasangan bata dan yang sudah ditinggalkan lebih
dari 2 jam tidak boleh dipakai, atau dicampurkan dengan yang baru.

PERSYARATAN PELAKSANAAN
1) Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan.
2) Cara dan perlengkapan untuk pengangkutan bata atau adukan harus sedemikian rupa
sehingga tidak merusak bata atau menunda pemakaian beton.

8–7
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

3) Setelah permukaan pondasi disiapkan dengan baik, batu bata dipasang dengan adukan
setebal antara 1,5–2,5 cm.
4) Bata tidak boleh dipasang pada waktu hujan lama atau hujan besar. Adukan yang hanyut
karena hujan harus segera disingkirkan.
5) Tidak diperkenankan berdiri di atas pekerjaan bata sebelum pasangan mengeras.
6) Pada waktu pemasangan bata tersebut harus bebas dari air yang melekat.
7) Bata harus dipasang dengan baik, rata, horisontal, dikerjakan dengan alat-alat pengukur
datar ataupun tegak (‘lot”, dan sebagainya), tegak tidak segaris (silang) permukaan baik
dan rata, “bergigi” (tiap sambungan saling menutup).
8) Pada hubungan-hubungan dengan tiang-tiang beton atau pada ujung pasangan harus
bergigi.
9) Pengakhiran pasangan bata harus dibuat bertangga menurun dan tidak diperkenankan tegak
bergigi.
10) Setiap hari hanya diperkenankan memasang setinggi 1 m, kecuali dengan seijin Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.
11) Jika setelah pekerjaan pemasangan ternyata ada bata yang menonjol atau tidak rata, maka
bagian-bagian ini harus dibongkar dan diperbaiki kembali atas biaya kontraktor, kecuali
Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi mengijinkan penambahan-penambahan.
12) Pemasangan bata harus dirawat/disiram dengan air sesuai dengan persetujuan Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi mengijinkan penambahan-penambahan.
13) Sebelum pemasangan, semua bata harus dibasahi dengan air bersih sampai jenuh, atau
direndam dengan air.
14) Bata yang pecah dengan ukuran yang kurang dari setengah tidak dibenarkan untuk dipakai.
Untuk yang patah dua tidak boleh melebihi 5% (lima persen).
15) Adukan 1 pc:2ps digunakan untuk:
• Dinding dalam, setinggi 20 Cm dari peil lantai dalam.
• Dinding luar, setinggi 50 Cm dari peil lantai dalam.
• Dinding kamar mandi, WC, tempat cuci, setinggi pasangan keramik dinding sesuai
gambar perencanaan.
16) Pemasangan dilakukan secara bertahap, tiap tahap tidak boleh melebihi ketinggian 120 cm.
17) Semua pemasangan harus terikat kuat dengan kolom, dinding-dinding beton, balok atau
pelat beton dan bagian-bagian struktur lainnya. Penguatan untuk pasangan bata dilakukan
menurut kebutuhannya atau atas petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas/Manajemen
Konstruksi. Kolom-kolom praktis untuk penguat pasangan bata harus dibuat sedemikian
rupa sehingga maximum setiap luas 12 m2 pasangan bata harus dikelilingi beton praktis

8–8
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

ukuran 12 x 12 cm2 dengan mutu beton K-175 dengan tulangan 4 Ø 8 mm dan sengkang
Ø 6 jarak 20 cm. Demikian pula untuk pertemuan tegak lurus antara pasangan bata.
18) Pada sisi tegak yang berhubungan dengan beton/kolom harus dipasang angkur Ø 12 mm
dan sepanjang sisi tegak tersebut harus dicor dengan adukan 1 pc : 2 ps dengan tulang
kawat ayam selebar minimum 30 cm (15 cm ke beton dan 15 cm ke bata).
19) Penguatan beton juga diberikan pada daerah-daerah pembukaan seperti bagian atas
pintu/jendela dan lubang-lubang lainnya menurut petunjuk Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi. Pemasangan yang terhenti, harus dilindungi dari
kerusakan-kerusakan dari air hujan dan sebagainya. Segera sesudah pemasangan selesai
maka adukan-adukan yang menempel pada bata dan bagian luar yang tidak dipakai harus
segera dibuang.
20) Pasangan batu bata untuk kanstin belakang dibuat dengan campuran 1 Pc : 4 Psr. (pasir
yang dipakai adalah pasir pasang).
21) Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus ditutupi
(dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

SYARAT-SYARAT PEMELIHARAAN
8.5.1. Perbaikan
• Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat.
• Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing
lainnya.
• Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pelaksanaan, maka
Kontraktor wajib memperbaiki sampai dinyatakan diterima oleh Konsultan Pengawas.
• Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

8.5.2. Pengamanan
• Kontraktor wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan
untuk dapat dihindarkan dari kerusakan.
• Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

8–9
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

SYARAT-SYARAT PENERIMAAN
1) Kontraktor harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai
dengan yang tercantum dalam RKS.
2) Hasil pemasangan pasangan dinding, harus lurus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada disekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
3) Toleransi kemiringan untuk penerimaan pasangan dinding : 1 mm/m2 luas permukaan
bidang kerja.
4) Pelaksanaan dinding, harus rata, sambungan satu dengan lainnya rapih.
5) Hasil akhir harus konstruktif yang kokoh. Penyelesaian hubungan dinding dengan
pekerjaan finishing lainnya harus rapih.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Semua biaya yang timbul akibat pasangan bata merah tersebut sepenuhnya menjadi beban dan
tanggung jawab Penyedia Jasa dihitung berdasarkan satuan m 2 yang terpasang sesuai dan
berdasarkan gambar pelaksanaan bangunan jadi dan telah disetujui oleh Direksi, semua biaya
sudah termasuk biaya untuk pekerja, bahan, peralatan dan semua pekerjaan penunjang dan
upaya lain untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
“overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

8–10
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

BAB 9
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PLESTERAN

LINGKUP PEKERJAAN
1) Lingkup pekerjaan ini adalah thrust block yang tidak tertutup oleh tanah atau urugan,
pasangan dinding, dan semua yang ditunjukkan dalam gambar.
2) Jika ada keraguan dari pihak penyedia jasa tentang mana saja yang harus diplester,
penyedia jasa harus konsultasi kepada konsultan pengawas agar bisa ditunjukkan bagian
mana saja yang harus diplester.

PERSYARATAN BAHAN
1) Semen yang dipakai pada pekerjaan ini harus berkualitas sama dengan semen Portland tipe
biasa dimana memenuhi standar SNI15-2530-1991, JIS R 5210 atau yang disarankan
ASTM C 150 dan atau yang disarankan oleh Direksi.
2) Sebelum pemesanan semen, Penyedia jasa harus memberitahukan kepada Direksi,
mengenai semen yang akan dibeli. Semen harus dikirimkan ke lokasi disertai dengan mutu
pabrik dan sertifikat pengujiannya, yang harus diserahkan kepada Direksi.
3) Bila Direksi berpendapat bahwa ada semen rusak di tempat penyimpanan, maka tempat
penyimpanan tersebut harus dikosongkan dan dibersihkan setidaknya sekali dalam 4 bulan.
4) Semen yang dikirim dalam kantong-kantong harus diangkut dengan cara yang sudah
disetujui Direksi dan disimpan di gudang yang tahan angin dan tahan air dan dibuat
sedemikian rupa untuk mencegah penyerapan kelembaban, dilengkapi dengan fasilitas
penyimpanan yang sudah disetujui Direksi dan diatur sedemikian rupa sehingga Direksi
dengan mudah untuk melakukan inspeksi dan mengidentifikasi pengiriman semen.
5) Semen harus disimpan di gudang yang lantainya lebih dari 30 cm dari permukaan tanah,
sedemikian pengaturnnya sehingga yang masuk lebih dahulu nanti dikeluarkan lebih
dahulu. Diantara tumpukan semen harus ada cukup ruang. Dalam satu tumpukan tidak
ditempatkan lebih dari 13 kantung, atau kurang dari 13 kantung seperti yang disarankan
Direksi, dan jangka waktu didalam gudang tidak boleh lebih dari 60 hari. Biaya gudang
semen termasuk harga beton seperti yang tertera pada harga kontrak.

9–1
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

6) Semen yang sudah disimpan selama 90 hari atau lebih tidak boleh dipakai untuk pekerjaan
ini.
7) Penyedia jasa harus menjamin bahwa persediaan semen masih cukup. Pada hari pertama
setiap bulan Penyedia jasa harus memberi tahu kepada Direksi mengenai data sebagai
berikut :
- Persediaan semen di lokasi pada setiap akhir bulan
- Pengiriman semen yang diterima bulan itu
- Semen yang dipakai bulan itu.
- Semen yang dibuang atau hilang pada bulan lalu dan alasannya
- Data lain yang diperlukan Direksi.
8) Penyedia jasa harus memberikan contoh pasir yang akan dipakai untuk semua pekerjaan
plesteran kepada konsultan pengawas dan direksi untuk mendapatkan persetujuan dari
konsultan pengawas dan direksi.
9) Pasir yang didatangkan dan digunakan untuk semua pekerjaan plesteran harus sesuai
dengan contoh pasir yang sudah dimintakan persetujuan kepada kosultan pengawas dan
direksi.
10) Bila pasir yang didatangkan tidak sesuai dengan contoh yang sudah disetujui, konsultan
pengawas atau direksi berhak untuk menolak dan harus diganti dengan yang sesuai yang
sudah disetujui.
11) Pasir yang akan digunakan untuk pekerjaan plesteran ini harus bersih tumbuh-tumbuhan,
akar-akaran, rerumputan, lempung, lumpur serta, batuan lapuk dan benda-benda lain yang
tidak sesuai dengan standar teknis pekerjaan plesteran.

PERSYARATAN PELAKSANAAN
1) Formula campuran plesteran ini adalah 1 Pc : 5 Ps
2) Pencampuran menggunakan mixer atau molen kecil.
3) Plesteran harus rapi dan halus. Sudut-sudut pertemuan antar bidang harus dibuat rata, lurus
dan halus.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Semua biaya yang timbul akibat Plesteran tersebut sepenuhnya menjadi beban dan tanggung
jawab Penyedia Jasa dihitung berdasarkan satuan m 2 yang terpasang sesuai dan berdasarkan
gambar pelaksanaan bangunan jadi dan telah disetujui oleh Direksi, semua biaya sudah
termasuk biaya untuk pekerja, bahan, peralatan dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
“overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

9–2
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

BAB 10
PEKERJAAN ACIAN

LINGKUP PEKERJAAN
1) Lingkup pekerjaan ini meliputi semua bagian pekerjaan yang diplester atau yang
ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk konsultan pengawas dan atau direksi.

PERSYARATAN BAHAN
1) Semen yang dipakai pada pekerjaan ini harus berkualitas sama dengan semen Portland tipe
biasa dimana memenuhi standar SNI15-2530-1991, JIS R 5210 atau yang disarankan
ASTM C 150 dan atau yang disarankan oleh Direksi.
2) Sebelum pemesanan semen, Penyedia jasa harus memberitahukan kepada Direksi,
mengenai semen yang akan dibeli. Semen harus dikirimkan ke lokasi disertai dengan mutu
pabrik dan sertifikat pengujiannya, yang harus diserahkan kepada Direksi.
3) Bila Direksi berpendapat bahwa ada semen rusak di tempat penyimpanan, maka tempat
penyimpanan tersebut harus dikosongkan dan dibersihkan setidaknya sekali dalam 4 bulan.
4) Semen yang dikirim dalam kantong-kantong harus diangkut dengan cara yang sudah
disetujui Direksi dan disimpan di gudang yang tahan angin dan tahan air dan dibuat
sedemikian rupa untuk mencegah penyerapan kelembaban, dilengkapi dengan fasilitas
penyimpanan yang sudah disetujui Direksi dan diatur sedemikian rupa sehingga Direksi
dengan mudah untuk melakukan inspeksi dan mengidentifikasi pengiriman semen.
5) Semen harus disimpan di gudang yang lantainya lebih dari 30 cm dari permukaan tanah,
sedemikian pengaturnnya sehingga yang masuk lebih dahulu nanti dikeluarkan lebih
dahulu. Diantara tumpukan semen harus ada cukup ruang. Dalam satu tumpukan tidak
ditempatkan lebih dari 13 kantung, atau kurang dari 13 kantung seperti yang disarankan
Direksi, dan jangka waktu didalam gudang tidak boleh lebih dari 60 hari. Biaya gudang
semen termasuk harga beton seperti yang tertera pada harga kontrak.
6) Semen yang sudah disimpan selama 90 hari atau lebih tidak boleh dipakai untuk pekerjaan
ini.
7) Penyedia jasa harus menjamin bahwa persediaan semen masih cukup. Pada hari pertama
setiap bulan Penyedia jasa harus memberi tahu kepada Direksi mengenai data sebagai
berikut :
- Persediaan semen di lokasi pada setiap akhir bulan

10–1
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

- Pengiriman semen yang diterima bulan itu


- Semen yang dipakai bulan itu.
- Semen yang dibuang atau hilang pada bulan lalu dan alasannya
- Data lain yang diperlukan Direksi.

PERSYARATAN PELAKSANAAN
1) Acian harus rapi dan halus. Sudut-sudut pertemuan antar bidang harus diaci yang rata, lurus
dan halus.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Semua biaya yang timbul akibat acian tersebut sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab
Penyedia Jasa dihitung berdasarkan satuan m 2 yang terpasang sesuai dan berdasarkan gambar
pelaksanaan bangunan jadi dan telah disetujui oleh Direksi, semua biaya sudah termasuk biaya
untuk pekerja, bahan, peralatan dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada
analisa harga satuan pekerjaan.

10–2
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

BAB 11
PEKERJAAN PENGECATAN

LINGKUP PEKERJAAN
1) Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata dan beton, permukaan
logam, termasuk pengecatan dasar (plamuur, menie dan lain-lain) seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
2) Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata dan Beton Semua
permukaan dinding pasangan batu bata dan permukaan beton yang tampak (exposed),
Pengecatan Logam Semua pekerjaan logam yang terpasang seperti tercantum dalam
Gambar Kerja dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Semua bagian / permukaan yang tampak (exposed) dicat sampai dengan cat finish.
b) Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan (un-exposed) dicat hanya sampai
dengan cat dasar.

PERSYARATAN BAHAN
1) Cat Tembok menggunakan bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tahan terhadap
udara dan garam.
2) Cat Logam & Kayu mengunakan bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas
utama, tipe interior & exterior gloss paint.
3) Penyedia Jasa harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-
bidang transparan ukuran 30 x 30 cm. Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan
dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai
dengan lapisan akhir).
4) Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada Konsultan Pengawas. Jika
contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Perencana dan Konsultan
Pengawas, barulah Penyedia Jasa melanjutkan dengan pembuatan “mock-up.
5) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas, untuk kemudian akan
diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai.
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas
cat yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk
perawatan.

11–1
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

PERSYARATAN PELAKSANAAN
1) Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila dispesifikasikan lain.
Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan syarat yang
dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada
bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
2) Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan kesehatan manusia, maka Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan
pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada
waktu pelaksanaan pekerjaan.
3) Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang lembab atau
hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama untuk pelaksanaan di dalam
ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan
tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara berlangsung lancar.
4) Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan (vacuum cleaner),
semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas /mutu terbaik dan jumlahnya cukup
untuk pekerjaan ini.
5) Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya boleh
dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas.
6) Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain kering
terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas,
terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
7) Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen bahan /
material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
8) Standar Pengerjaan (“Mock-Up”). Sebelum pengecatan dimulai, Penyedia Jasa harus
melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara
pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan Perencana, maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.
9) Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti.
Penyedia Jasa harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang
kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas. Biaya
untuk hal ini ditanggung Penyedia Jasa, dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

11–2
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Semua biaya yang timbul akibat tersebut sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab
Penyedia Jasa dihitung berdasarkan satuan m2 yang terpasang sesuai dan berdasarkan gambar
pelaksanaan bangunan jadi dan telah disetujui oleh Direksi, semua biaya sudah termasuk biaya
untuk pekerja, bahan, peralatan dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada
analisa harga satuan pekerjaan.

11–3
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

BAB 12
PEKERJAAN PASANGAN PAVING

LINGKUP PEKERJAAN
Adapun lingkup pekerjaan pemasangan paving dan kansteen antara lain: pekerjaan perataan
dan pemadatan tanah dan pekerjaan perkerasan paving dan linning kansteen.

PERSYARATAN BAHAN
Bahan paving block K-225 yang dipakai adalah :
1) Kanstin ukuran 15 x 25 x 40 cm, warna abu-abu.
2) Paving block K-225 mempunyai kekuatan tekan secara individu tidak kurang dari 200
kg/cm2 (cara pengujian kuat tekan sesuai dengan BS 6717, part 1, 1986).

PERSYARATAN PELAKSANAAN
1) Lokasi pekerjaan harus dibersihkan dan diratakan terlebih dahulu.
2) Peralatan menggunakan Vibrator Roller dan atau alat lain yang disetujui direksi.
3) Sebelum dilakukan pemadatan tanah, semua gumpalan tanah harus dicacah sampai halus
dengan alat tajam dan dilakukan penyiraman air secara rata.
4) Perataan tanah yang ditumbuk harus homogen dan tidak mengandung kepingan–kepingan
batu, gumpalan-gumpalan tanah atau tanah lain yang berongga-rongga
5) Bahan-bahan yang akan dipasang, sebelum terpasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohnya kepada pengawas untuk disetujui.
6) Paving block dipasang diatas sirtu tersaring 10 cm dan dipadatkan. Baris pola pasangan
paving yang akan dipasang harus mengikuti gambar kontrak/shop drawing yang disetujui.
7) Pasangan pada daerah yang miring atau yang rendah pasangan paving blocknya harus
dimulai dari bagian sisi yang terendah bergerak kearah bagian sisi yang tertinggi.
8) Lebar celahan pasangan tidak boleh lebih dari 4 mm dan kurang dari 2 mm
9) Pasangan yang terhenti dan apabila akan dilanjutkan kembali maka pasangan lama harus
dibuka kembali selebar 40 cm dan alas pasir yang telah padat harus digemburkan kembali
sebelum pasangan dilanjutkan.
10) Pasangan paving yang sudah selesai dan rapi harus segera dipadatkan dengan mesin
penggetar plat (Plate vibrator) yang mempunyai luas permukaan plat antara 0.5 s/d 0.6 m 2,
dan mampu menimbulkan gaya sentrifugal sebesar 3 s/d 6.5 ton, pamadatan awal minimum

12–1
SNVT AIR TANAH DAN AIR BAKU BBWS BRANTAS

dilakukan 3 kali lintasan. Selama proses pemadatan bila ada block yang patah, lipping atau
cacat, maka harus segera diganti dengan yang utuh. Pada proses pemadatan, plate vibrator
tidak boleh terlalu dekat dengan baris terakhir pasangan yang masih terbuka. Jarak plate
vibrator minimum satu meter dari baris pasangan terakhir yang terbuka.
11) Pasangan paving yang sudah selesai, sebelum diserah terimakan, maka permukaan
pasangan tersebut harus dibersihkan dari kotoran, puing dan atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak pasangan paving block tersebut.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Semua biaya yang timbul akibat tersebut sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab
Penyedia Jasa dihitung berdasarkan satuan m 2 yang terpasang sesuai dan berdasarkan gambar
pelaksanaan bangunan jadi dan telah disetujui oleh Direksi, semua biaya sudah termasuk biaya
untuk pekerja, bahan, peralatan dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada
analisa harga satuan pekerjaan.

12–2
BAB 13
PEKERJAAN PENYELESAIAN

UMUM
Pekerjaan ini adalah menyempurnakan kewajiban-kewajiban penyedia jasa terkait pekerjaan-
pekerjaan administrasi proyek dan kondisi di lapangan.

KETENTUAN TEKNIS
a) Kontraktor wajib melakukan pembersihan dan penyempurnaan selama masih dalam masa
pemeliharaan;
b) Setelah pekerjaan diselesaikan dan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan telah dibuat,
Kontraktor harus membongkar semua pekerjaan-pekerjaan sementara dan mengembalikan
seperti keadaan semula, termasuk jalan-jalan masuk.
c) Semua Kantor, bangunan-bangunan, tempat tinggal, gudang, bangsal harus dibongkar dan
dipindahkan dari lapangan kerja sesuai dengan petunjuk Direksi.
d) Tempat pekerjaan harus dibersihkan, rumput dan tanaman-tanaman lain harus dipotong
atau dikepras dan permukaan-permukaan tanah yang tidak rata harus diratakan, termasuk
daerah pengambilan bahan tanggul.
e) Semua kondisi lingkungan yang terdampak akibat pekerjaan harus dikembalikan
sebagaimana kondisi sebelumnya.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1) Pembayaran dilakukan setelah semua pekerjaan termasuk semua administrasinya selesai
dikerjakan dan dinyatakan benar serta kondisi di lapangan dinyatakan dalam kondisi baik
setelah selesainya pekerjaan oleh Direksi dan Konsultan Supervisi Pekerjaan dan
Konsultan Supervisi.
2) Satuan pembayaran adalah Lumpsum.

Anda mungkin juga menyukai