Anda di halaman 1dari 13

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

SPESIFIKASI TEKNIS

1. UMUM

1.1. Lingkup Pekerjaan.


1.1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan yaitu Perencanaan Pembangunan Koridor RS Akhmad Berahim.
1.1.2. Ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan yang ada di dalam gambar maupun uraian syarat atau
kesimpangsiuran informasi dalam pelaksanaan pekerjaan ini, maka Penyedia Jasa harus meminta
penjelasannya dengan Konsultan Pengawas selaku Direksi Lapangan.
1.1.3. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan
dalam gambar pelaksanaan pekerjaan ini, termasuk didalamnya :
1.1.3.1. Menyediakan tenaga kerja.
1.1.3.2. Mobilisasi peralatan berikut alat bantu lainnya.
1.1.3.3. Pengadaan bahan-bahan material bangunan.
1.1.3.4. Mengadakan pengamanan dan pengawasan lokasi pekerjaan selama berlangsungnya
pekerjaan ini sampai dengan penyerahan pekerjaan pada tahap akhir sehingga seluruh
pekerjaan ini selesai dengan sempurna.
1.1.4. Pekerjaan yang harus dilaksanakan antara lain meliputi dan tidak terbatas pada :
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Tanah dan Pasir
III. Pekerjaan Beton
IV. Pekerjaan Lantai
V. Pekerjaan Pengecatan
VI. Pekerjaan Listrik
1.1.5. Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas berlaku dan mengikat pula:
 Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pengguna Jasa
termasuk juga gambar-gambar detail yang ada didalamnya.
 Rencana Kerja & Syarat-syarat (RKS) yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
 Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Risalah Aanwijzing).
 Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan berupa Bar Chart (S-Curve) dan Net Work Planning yang
disetujui oleh Direksi / Pengawas.
 Berita Acara Penunjukan.
 Surat Perintah Kerja (SPK).

1.2. Ukuran
1.2.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera didalam gambar rencana adalah ukuran jadi meliputi
ukuran :
1.2.1.1. As - as.
1.2.1.2. Luar - luar.
1.2.1.3. Dalam - dalam.
1.2.1.4. Luar - dalam.
1.2.2. Pada bagian pekerjaan finishing bangunan ini, ukuran utama mengikuti dan dimulai pada struktur yang
sudah ada, kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar. Penyedia Jasa harus mengukur lagi as - as
kolom yang sudah jadi untuk dapat dicocokkan dengan gambar finishing arsitektur ini.
1.2.3. Apabila ada keraguan mengenai ukuran, Penyedia Jasa wajib melaporkan secara tertulis kepada
Direksi / Konsultan Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian setelah Direksi / Konsultan Pengawas
berkonsultasi dengan Pengguna Jasa atau Konsultan Perencana.
1.2.4. Penyedia Jasa tidak dibenarkan merubah dan atau mengganti ukuran yang tercantum didalam gambar
pelaksanaan tanpa sepengetahuan Direksi / Konsultan Pengawas, dan segala akibat yang terjadi adalah
tanggung jawab Penyedia Jasa.

1.3. Gambar-gambar Dokumen.

Perencanaan Pembangunan Koridor RS Akhmad Berahim


Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
1.3.1. Apabila terdapat ketidak-cocokkan antara gambar dan buku uraian pekerjaan dan persyaratan teknis
pelaksanaan, selama tidak ada ketentuan lain, maka yang berlaku adalah hasil dari penjelasan
pekerjaan (Aanwijzing).
1.3.2. Apabila terdapat perbedaan antara gambar yang satu dengan yang lainnya yang mengakibatkan
keraguan mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian dalam pelaksanaan pekerjaan akan
mempengaruhi hasil pekerjaan, Penyedia Jasa wajib / harus melaporkan secara tertulis kepada
Direksi / Konsultan Pengawas. Selanjutnya Direksi / Konsultan Pengawas harus memberikan
keputusan gambar yang akan dijadikan pegangan setelah Direksi / Konsultan Pengawas berkonsultasi
dengan Pengguna Jasa atau Konsultan Perencana.
1.3.3. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang /
mengklaim waktu pelaksanaan dan biaya yang telah dikeluarkan.
1.3.4. Setiap kesalahan sebagai akibat kelalaian terhadap ketentuan-ketentuan ini adalah menjadi tanggung
jawab dan beban Penyedia Jasa. Semua ketentuan tersebut adalah menjadi wajib, harus diikuti selama
tidak ada ketentuan lain dari Direksi / Konsultan Pengawas.

1.4. Koordinasi Pelaksanaan.


1.4.1. Penyedia Jasa akan menerima lapangan pekerjaan dalam keadaan siap kerja.
1.4.2. Penyedia Jasa dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal penunjukan harus sudah memobilisasi
peralatan dan personil seperti yang disebut dalam daftar peralatan dan personil pada Dokumen
Penawaran, demikian pula bahan-bahan material bangunan yang diperlukan.
1.4.3. Didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, Penyedia Jasa menunjuk suplier dan atau
Penyedia Jasa wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada Direksi / Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya.
1.4.4. Apabila ada unsur pekerjaan yang pemasangannya harus diselesaikan / dilakukan oleh Sub Kontraktor,
maka Sub Kontraktor tersebut wajib menyiapkan / menyerahkan bahan-bahan lengkap dengan
penjelasan-penjelasan untuk cara pemasangannya.
1.4.5. Suplier wajib hadir mendampingi Direksi / Konsultan Pengawas dilapangan untuk pekerjaan-pekerjaan
khusus, dimana pelaksanaan dan pemasangannya dari bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai
instruksi pabrik.

1.5. Shop Drawing.


1.5.1. Shop Drawing merupakan gambar detail pelaksanaan yang harus dibuat Penyedia Jasa berdasarkan
gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
1.5.2. Pada dasarnya Penyedia Jasa wajib membuat Shop Drawing untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup secara lengkap dalam gambar rencana / Dokumen kontrak dan sambil mengajukan contoh
dari semua bahan.
1.5.3. Dalam Shop Drawing ini harus secara jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap di
gambar kerja / Dokumen Kontrak atau sesuai dengan spesifikasi pabrik.

1.6. Merk Pembuatan.


1.6.1. Material ex pabrik yang telah dipilih / ditentukan dalam pelaksanaan harus mengikuti ketentuan-
ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik yang bersangkutan.
1.6.2. Didalam pelaksanaannya setiap material / bahan keluaran pabrik, harus dibawah pengawasan /
supervisi dari tenaga ahli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau suplier yang bersangkutan atas
persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.
1.6.3. Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam uraian syarat ini dimaksudkan sebagai dasar
perundingan kwalitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.
1.6.4. Produk lain dapat diusulkan sejauh dapat dibuktikan kepada Direksi / Konsultan Pengawas dan
mempunyai kwalitas sama dengan yang disebut dan dapat dipakai sebagai pengganti. Disyaratkan
bahwa satu merk dagang hanya diperkenankan untuk setiap jenis barang yang boleh dipakai dalam
satu jenis produk, dan yang diutamakan adalah memakai produk dalam negeri yang berkualitas.

1.7. Standard yang Dipergunakan.


Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan ini harus mengikuti peraturan Normalisasi Indonesia, Standard
Industri Indonesia, Peraturan-peraturan nasional lainnya yang berkaitan dengan atau ada hubungannya dengan
pekerjaan ini :

Perencanaan Pembangunan Koridor RS Akhmad Berahim


Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
a. Peraturan Beton Indonesia NI-2 (PBI-1971).
b. Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Baahan-bahan Bangunan NI-3 (PUBB-1971).
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-8 (PKKI-1970).
d.Peraturan Muatan Indonesia NI-8 (PMI-1970)
e. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia PUBBI-1982.

1.8. Contoh Bahan / Material dan Kompenen Jadi.


1.8.1. Contoh bahan yang diusulkan untuk digunakan harus diserahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas
sebanyak minimal 3 (tiga) contoh bahan dari satu bahan yang ditentukan untuk menentukan standard
of apprearance, yaitu paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum jadwal pelaksanaan.
1.8.2. Keputusan bahan, jenis, warna, textur dan produk mana yang akan dipilih, akan diberikan informasi
oleh Direksi / Pengawas kepada Penyedia Jasa setelah berkonsultasi dengan Pengguna Jasa selama
tidak lebih dari 7 (tujuh) dari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut. Untuk detail-
detail hubungan tertentu, Penyedia Jasa diwajibkan membuat komponen jadi (mock up) yang harus
diperlihatkan kepada Direksi / Pengawas atau Pengguna Jasa untuk mendapat persetujuan.

1.9. Peninjauan dan Pengujian Bahan.


1.9.1. Semua bahan pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji pada pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan
dilapangan oleh Direksi / Konsultan Pengawas atau Pengguna Jasa, semua peninjauan dan pengujian
ini atas tanggung jawab Penyedia Jasa tanpa tambahan biaya.
1.9.2. Demikian pula apabila Direksi / Konsultan Pengawas atau Pengguna Jasa memandang perlu pengujian
dengan penyinaran gelombang tinggi, Penyedia Jasa harus siap baik biaya maupun teknis mencari
fasilitas yang dapat mendukungnya.

2. PEKERJAAN PENDAHULUAN
2.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan dalam hal ini meliputi :
2.1.1 Dokumentasi dan Laporan
2.1.2 Papan Nama Kegiatan
2.1.3 Biaya Penyelenggaraan K3

3. PEKERJAAN TANAH
3.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan dalam hal ini meliputi :
3.1.1. Galian Saluran
3.1.2. Urugan Pasir Bawah Saluran
3.1.3. Urugan Pasir Bawah Lantai Rabat
3.1.4. Urugan Pasir Bawah Cor Halaman

3.2 Pekerjaan Perataan dan Perbaikan Tanah


3.2.1 Pembongkaran pohon, semak, rerumputan harus sampai dengan akar-akarnya.
3.2.2 Pembuangan keluar tapak (akan ditentukan Direksi / Konsultan Pengawas) bekas-bekas bongkaran
tersebut diatas.
3.2.3 Perlindungan semua instalasi existing yang masih ada dan berfungsi.
3.2.4 Pengurugan di tempat-tempat atau bagian-bagian yang harus diisi dengan pasir urug yang dipadatkan.
3.2.5 Perataaan atau pemapasan bagian-bagian yang tinggi, sehingga didapatkan suatu tapak yang benar-benar
rata.
3.3 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Tanah
3.3.1 Sebelum penimbunan dilakukan, seluruh daerah pembangunan harus sudah bersih dari semua
humus, akar-akar tanaman / benda-benda organis dan lain-lain bahan yang dapat mengurangi kualitas dari
pada timbunan.
3.3.1 Sebelum pemadatan dilakukan seluruh daerah pembangunan harus dikeringkan terlebih dahulu dan jika
dianggap perlu harus dibuatkan saluran-saluran drainase sementara.
3.3.2 Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis. Setiap lapis tidak boleh lebih tebal dari 20 cm
sebelum dipadatkan atau 15 cm setelah dipadatkan.
3.3.3 Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Bila hari hujan dan terjadi genangan air, maka
pemadatan harus dihentikan.

Perencanaan Pembangunan Koridor RS Akhmad Berahim


Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
3.3.4 Tanah urugan yang boleh dipakai adalah bekas galian atau tanah urug yang didatangkan dari luar yang
tidak mengandung bahan organis, bekas bongkaran bangunan sama sekali tidak boleh dipergunakan
sebagai bahan urugan.
3.3.5 Selama pemadatan harus dikontrol terus kadar airnya dan pemadatan tanah dilakukan dengan pneumatic
tire roller atau vibrator roller atau hand vibrator dengan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3.4 Pekerjaan Galian dan Urugan.
3.4.1 Pekerjaan Galian Tanah
Adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian pada tanah yang diperlukan untuk pondasi Foot Plat,
saluran, pemipaan dan lain-lain seperti disebutkan di dalam gambar, baik lebar / besarnya maupun
kedalamannya (peil). Penyedia Jasa harus selalu menjaga supaya semua lubang galian ini selalu bebas
air, terutama pada saat pelaksanaan pemasangan pondasi, pengecoran.
3.4.2 Pekerjaan Urugan Tanah dan Urugan Pasir
Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengurugan semua bekas galian yang sudah dapat
dinyatakan selesai oleh Direksi / Konsultan Pengawas sampai dengan mencapai permukaan yang
ditentukan oleh gambar kerja termasuk pemadatannya. Sedangkan untuk pekerjaan urugan pasir harus
mengikuti gambar rencana.

3.5 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Galian


3.5.1 Pekerjaan galian tanah untuk semua lubang, atau yang berhubungan dengan galian tanah, baru boleh
dilaksanakan setelah papan patok (bouwplank) dengan penandaan selesai seluruhnya.
3.3.6 Sumbu, as, ketinggian serta bentuk selesai dilaksanakan dan telah diperiksa serta disetujui oleh Direksi
/ Konsultan Pengawas.
3.3.7 Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar sesuai dengan gambar kerja dan harus dibersihkan
dari kotoran serta bebas air.
3.3.8 Apabila Penyedia Jasa melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam
gambar kerja, maka kontraktor wajib untuk menutup kelebihan tersebut dengan urugan pasir yang
dipadatkan sampai dengan mencapai permukaan yang sesuai.
3.3.9 Semua biaya tambahan tersebut menjadi tanggung jawab pihak Penyedia Jasa dan tidak boleh diajukan
sebagai pekerjaan tambahan.
3.3.10 Kelebihan tanah bekas galian harus disingkirkan dari tapak keluar lokasi proyek sehingga tidak
mengganggu jalannya pekerjaan.

4. PEKERJAAN BETON
4.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah beton bertulang seperti yang tercantum dalam gambar dan tidak
terbatas pada pekerjaan :
4.4.1 Cor Bertulang Lantai
4.4.2 Cor Lantai Rabat
4.4.3 Cor Bertulang Saluran
4.4.4 Cor Halaman

4.2 Persyaratan Umum


Seluruh pekerjaan beton harus mengikuti peraturan / pedoman yang tercantum dalam :
 Peraturan Beton Indonesia NI-2 (PBI-1971).
 Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan NI-3 (PUBB-1971).
 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 (PKKI-1915).
 Peraturan Muatan Indonesia NI-8 (PMI-1970).
 Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia PUBBI 1982.
 Peraturan dan pedoman lainnya yang berhubungn dengan pekerjaan ini.

4.3 Persyaratan Bahan


4.3.1 Semen (SII - 0013 - 81).
Semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement yang memenuhi persyaratan bahan-bahan yang
berlaku di Indonesia. Pemilihan salah satu produk adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh
pekerjaan.

Perencanaan Pembangunan Koridor RS Akhmad Berahim


Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
4.3.2 Pasir (SII - 0404 - 80)
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir beton butir-butir yang tajam, keras, bersih dari tanah lumpur,
tidak mengandung bahan-bahan organis, asam alkali, garam atau bahan lain yang dapat merusak
campuran tersebut.
4.3.3 Air Kerja.
Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau
bahan lain yang dapat merusak campuran tersebut dalam hal ini sebaiknya digunakan air yang dapat
diminum (rekomendasi dari PAM) setempat.
Lihat pekerjaan pondasi dengan gradasi seperti tercantum dalam tabel dibawah ini :
Tabel 2.4.1. : Persyaratan Agregat Halus (Pasir)
Ukuran Ayakan Prosentase
Standard (mm) Inchi (In) Lolos Saringan
4,76 No. 4 90 - 100
2,38 No. 8 80 - 100
1,19 No. 16 4 - 89
0,135 No. 30 25 - 14
0,297 No. 4 10 - 30
0,13 No. 100 5 - 10
0,074 No. 200 0-5

4.3.4 Agregat Kasar/Kerikil.


a. Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras tidak berpori. Bila ada
butir-butir yang pipih jumlahnya tidak melampaui 20 % jumlah berat seluruhnya (SII - 0410 - 81),
berupa batu pecah dari mesin pemecah batu dengan ukuran terbesar 2,5 cm.
b. Agregat kasar harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang merusak
beton.
c. Persyaratan gradasi sesuai tabel
Tabel 2.4.2. : Persyaratan Agregat Kasar (Kerikil)

Ukuran Ayakan Prosentase


Standard (mm) Inchi (In) Lolos Saringan
25,00 1 100
20,00 ¾ 90 - 100
9,4 3/8 20 - 9
4,76 No. 4 0 - 10

4.3.5 Baja Tulangan.


a. Baja tulangan harus memenuhi persyaratan NI - 2 PBI 1971, atau ASTM Designation A-15
dengan karakteristik :au* =2080 kg/cm² atau U-24.
b. Penyedia Jasa harus dapat memberikan sertifikat tentang pengujian oleh pabrik atas semua baja
tulangan yang disediakan untuk disetujui oleh Direksi/Pengawas.

4.3.6 Cetakan Beton / Bekisting


Cetakan beton yang digunakan adalah kayu kelas III dengan pengaku kayu kelas III dengan diameter
minimum 8 cm, yang cukup kuat dipergunakan sebagai penyangga atau bekisting dan Penyedia Jasa
harus mampu membuat bekisting yang terjamin kekuatan dan kekakuannya serta tidak bergerak dan
tidak membahayakan selama periode pelaksanaan. Tidak diperkanankan memakai bambu.
4.3.7. Selimut Beton
Dalam pelaksanaan pekerjaan beton, tulangan didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau
dasar cetakan serta harus mempunyai jarak yang tetap untuk setiap bagian konstruksi tertentu, sebagai
berikut :
a. balok  3,0 cm.
b. sloof beton  2,0 cm.
c. kolom beton  3,5 cm.
4.4 Pelaksanaan Pekerjaan Beton.
1. Pelaporan.

Perencanaan Pembangunan Koridor RS Akhmad Berahim


Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
a. Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari seluruh material yang hendak digunakan dengan data
pengujian yang memenuhi seluruh sifat material yang disyaratkan dalam artikel 5.3. dari spesifikasi ini.
b. Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campurannya untuk masing-masing type beton yang
diusulkan untuk digunakan 30 (tiga puluh) hari sebelum awal pekerjaan pengecoran beton.
c. Penyedia Jasa harus mengirim secara tertulis hasil dari seluruh pengujian pengendalian mutu yang
disyaratkan segera setelah siap atau bila diminta oleh Direksi / Konsultan Pengawas. Dalam hal pengujian
kuat tekan, hal ini akan meliputi pengiriman hasil pengujian kuat tekan 3 hari, 7 hari dan 28 hari yang
masing-masing 3 hari, 7 hari, dan 28 hari setelah pencampuran.
d. Penyedia Jasa harus mengirim gambar terperinci dari seluruh perancah / steiger yang akan digunakan, dan
harus memperoleh persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas sebelum memulai setiap pekerjaan perancah
/ steiger.
e. Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi / Konsultan Pengawas secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum bermaksud melakukan pencampuran atau pengecoran beton.
2. Kelas dan Mutu Beton
a. Kelas dan mutu beton harus sesuai dengan standart beton Indonesia NI-2 PBI 1971, sehingga didapat
kekuatan tekan beton karakteristik sebagai berikut:
(i). K - 24 untuk struktur atas dan bawah tanah.
(ii). K - 175 untuk rabat dan cor bawah lantai keramik.
(iii). K - 100 untuk lantai kerja.
(iv). Water cement ratio maksimum 0.7 dalam berat.
b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil pengujian benda-
benda uji, harus memberikan hasil tegangan beton karakteristik [bk] lebih besar yang menentukan dalam
NI-2 PBI 1971. Pada proyek ini digunakan mutu beton K-250.
c. Komposisi Campuran
1. Beton harus dibentuk dari semen, pasir, kerikil, batu pecah, air dan campuran dalam perbandingan
yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai didapat kekentalan yang baik / tepat (slump beton) sesuai
dengan NI-2 PBI 1971.
Tabel 2.4.3. : Persyaratan Slump

Jenis Konstruksi Slump max (mm) Slump min (mm)

Kaki dan dinding pondasi 75 15


Plat, Balok dan Dinding 100 25
Kolom 100 25
Pelat diatas tanah 100 20
2. Bila tidak menggunakan alat penggetar dengan frekwensi tinggi harga tersebut dapat dinaikkan 4%,
tetapi dalam segala hal tidak boleh melebihi 14 mm.
3. Untuk mutu beton K-175 atau lebih, harus digunakan campuran yang direncanakan (Mix Design)
ditentukan berdasarkan percobaan-percobaan dan harus dapat memenuhi karakteristik yang
disyaratkan.
4. Pengujian beton dilakukan Penyedia Jasa atas perintah Direksi / Konsultan Pengawas, dan
perbandingan campuran jika perlu harus dirubah untuk mencapai persyaratan yang ditentukan
spesifikasi dan semua kegiatan menjadi tanggungan Penyedia Jasa.
5. Pengujian Konsistensi beton dan benda-benda uji. Selama pengecoran beton harus selalu terdapat
benda-benda uji :
 Minimum 1 benda uji setiap hari.
 Minimum 20 benda uji pada akhir pelaksanaan.
 Setiap pengecoran 5 M3 dikerjakan 1 (satu) kali pengujian dengan membutuhkan 4 (empat)
buah benda uji kubus 15 cm x 15 cm x 15 cm.
4.5 Perlengkapan Pengaduk
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian yang cukup untuk
menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan
cara pengerjaan, selalu harus mendapatkan persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas.
4.6 Mengaduk
1. Bahan pembentuk beton dicampuri dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu batch mixer atau
portable continous mixer dan setelah merata, dimasukkan air sambil diaduk selama 1.5 menit (waktu
pemasukan air dibatasi 20 detik), dalam hal ini harus dijaga adukan plastis merata dan tidak boleh ada

Perencanaan Pembangunan Koridor RS Akhmad Berahim


Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
bagian yang tidak terikat bahan beton. Waktu pengadukan ditambah bila mesin pengaduk berkapasitas
lebih besar dari 1.5 M3.
2. Direksi / Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan
cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang
merata / seragam dalam komposisi dan adukan keadukan, kecuali bila diminta adanya perubahan dalam
komposisi dan konsistensi.
3. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah ditentukan, kecuali apabila telah
nyata diperkenankan Direksi / Konsultan Pengawas. Tiap mesin pengaduk diperlengkapi dengan alat
mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung jumlah adukan.
4.7 Rencana Cetakan
1. Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan pada gambar rencana. Bahan yang
dipakai untuk rencana cetakan harus mendapat persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas sebelum
cetakan dimulai. Tetapi persetujuan demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Penyedia Jasa
terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan yang mungkin timbul selama
waktu pemakaian.
2. Untuk penyambungan kembali dari terhentinya suatu pengecoran beton perekat, beton yang akan dicor
dengan beton baru, digunakan Calbond dicampur dengan cara dilaburkan. Permukaan beton harus
dikasarkan dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan kembali.
4.8 Konstruksi Cetakan
1. Cetakan untuk kolom, ring balk dan bagian konstruksi lain dibuat dari Papan Bekisting / kayu klas III
atau jika dibutuhkan, dapat menggunakan plywood 3 mm. Perancah harus dari dolken yang terbaik, ada
dipasaran atau bahan lain yang memenuhi syarat.
2. Semua cetakan beton harus kokoh. Harus tersedia alat-alat yang sesuai serta cocok untuk membuka
cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah selesai.
3. Semua cetakan harus betul-betul tepat dan aman pada kedudukannya sehingga dapat mencegah
pembuangan atau gerakan lain selama penuangan beton. Penyangga cetakan (steiger) harus tertumpu pada
pondasi yang baik sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
4.9 Pengangkutan Beton
Semua cara dan alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian rupa sehingga beton dengan
komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan
kehilangan nilai slump yang dipersyaratkan.
4.10 Pengecoran
1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan / bekisting selesai. Ukuran dan letak baja
tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan instalasi-instalasi yang harus ditanam,
besi penggantung plafond sesuai pola kerangka plafond, stek-stek angker penyokong dan pengikatan serta
lain-lainnya yang telah selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai, permukaan-permukaan yang
berhubungan dengan pengecoran harus disetujui Direksi / Konsultan Pengawas. Semua permukaan
percetakan yang dilekati spesi / mortar dan adukan beton harus dibersihkan dari adukan-adukan tersebut
sebelum pengecoran.
2. Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton (cetakan) harus terhindar
dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting dari bahan-bahan yang
menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban / air
dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.
3. Pada pengecoran beton baru kepermukaan beton yang telah dicor terlebih dahulu permukaan beton lama
tersebut harus bersih, lembab dan dikasarkan. Pada sambungan pengecoran ini, harus dipakai perekat
beton calbond atau yang disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas. Sebelum beton dicor, permukaan
beton lama harus dibersihkan dari kotoran, beton yang mengelupas / rusak, bahan asing yang
menutupinya dan genangan air.
4. Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang masih berlanjut
terhadap sistem struktur / penulangan yang ada.
5. Koordinasi dengan pekerjaan elektrikal dan sanitasi harus dilakukan sebelum pengecoran dimulai
terutama yang menyangkut pipa-pipa sparing yang menembus / tertanam dalam beton untuk keperluan
pemasangan.
6. Beton boleh dicor hanya waktu Direksi / Konsultan Pengawas serta Penyedia Jasa ada ditempat kerja dan
persiapan betul-betul telah memadai, jika salah satu dari keduanya tidak ada ditempat, seharusnya tidak
dilakukan pengecoran.

Perencanaan Pembangunan Koridor RS Akhmad Berahim


Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
7. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan keposisi terakhir
sependek / sedekat mungkin sehingga tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesi pada
waktu peengecoran. Tidak diijinkan pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang
disebabkan jatuh bebas dari tempat yang tinggi, atau sudut yang terlalu besar atau bertumpuk dengan baja
tulangan-tulangan. Jika diperkirakan pemisahan yang demikian itu akan terjadi, Penyedia Jasa harus
mempersiapkan alat-alat lain yang sesuai untuk mengontrol jatuhnya beton.
8. Pengecoran beton untuk bagian yang vertikal seperti kolom, harus menggunakan termie dengan tinggi
jatuh tidak boleh lebih dari 2 m. Pengecoran beton untuk bagian horizontal seperti balok harus dicor lapis
demi lapis horizontal menyeluruh dengan ketebalan berlapis tidak lebih dari pada 4 cm. Direksi /
Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan lapisan
4 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi.
9. Pengecoran beton tidak diperkenankan dilaksanakan selama hujan deras atau lama, sedemikian rupa
sehingga spesi / mortar terpisah dari agregat kasar, terkecuali jika tempat pengecoran dapat dilindungi
dari tergenang dan terkena langsung air hujan. Selama hujan, air semen spesi tidak boleh dihamparkan
pada Contructian Joint dan air semen atau spesi yang hanyut harus dibuang dan diganti sebelum
pekerjaan dilanjutkan. Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian tidak boleh terputus
sebelum bagian tersebut selesai.
10. Ember-ember / bucket beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan dengan tepat pada slump yang
rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran, mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas
sedikitnya 0.35 m3 sekali tuang. Ember beton harus sudah diangkat / diletakkan dengan alat-alat lainnya
dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi terbatas.
11. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin sehingga bebas dari kantong-kantong
udara dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan. Dalam
pemadatan dari setiap beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak dibawah. Lamanya penggetaran
tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dari airnya. Semua beton dipadatkan dengan penggetar
type Immersion, beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran permenit ketika dibenamkan
dalam beton. Lama penggetaran antara 10-20 detik per benaman.
4.11 Tulangan beton
1. Tulangan untuk beton harus memakai besi beton / tulangan yang baru dan bersih dari segala kotoran
termasuk karat-karat yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu.
2. Diameter tulangan yang digunakan harus sesuai dengan gambar kerja dan ukuran yang tertera adalah
diameter sebenarnya, sehingga penggunaan tulangan harus mempunyai luasan yang sama dengan yang
ada pada gambar atau lebih besar sejauh rongga antar tulangan masih dapat dilewati oleh adukan mortar
(menghindari terjadinya karang beton/keropos).
3. Mutu tulangan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah minimal memenuhi tegangan tekan tulangan a =
1.400 kg/cm2 atau setara U-24.
4. Ukuran, jumlah, dimensi dan penempatan tulangan beton dilaksanakan sebagaimana yang tertera dalam
gambar. Pemasangannya dan ketepatan penempatan tulangan harus harus mendapat persetujuan Direksi /
Konsultan Pengawas.
5. Besi beton untuk stek-stek sloof, kolom, ring balk, balok latei atau balok gewel disesuaikan dengan
jumlah tulangan yang ada dipasang dengan panjang minimum 40 cm.
6. Apabila tidak terdapat dalam gambar kerja, maka untuk setiap 12 M2 pasangan dinding batu bata yang
terlindung dari udara luar serta untuk setiap 8 M2 pasangan dinding batu bata yang tidak terlindung dari
udara luar, harus dipasang minimum 1 (satu) buah kolom praktis dan diatasnya harus dipasang ring balk.
4.12 Persyaratan Pelaksanaan
1. Semua pelaksanaan konstruksi beton, minimal harus mengikuti persyaratan seperti yang tercantum dalam
artikel 2.4.d. kecuali pada bagian-bagian yang secara spesifik ditentukan tersendiri.
2. Pembuatan cetakan beton (bekisting) yang menyangkut detail prinsip harus dibuat Shop Drawing untuk
dimintakan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.
Bagian bangunan yang harus kedap air antara lain lantai tolet, pelat atap, minimum harus memakai
adukan/campuran 1 Pc : 1,5 Krl tanpa mengurangi persyaratan mutu beton kedap air. Bagian-bagian ini harus
dilaksanakan secara terus menerus tanpa putus sampai meliputi satu bagian penuh. Jika terpaksa harus
menghentikan pengecoran disebabkan teknis pelaksanaan yang tidak memungkinkan, Penyedia Jasa harus
merencanakan penghentian pengecoran tersebut dengan memasang water stop PVC.
5. PEKERJAAN LANTAI
5.1 Lingkup Pekerjaan

Perencanaan Pembangunan Koridor RS Akhmad Berahim


Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan keramik lantai 60x60
5.2 Persyaratan Bahan
5.2.1. Semen (SII - 0013 - 81).
Semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement yang memenuhi persyaratan bahan-bahan yang
berlaku di Indonesia. Pemilihan salah satu produk adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh
pekerjaan.
5.2.2. Pasir (SII - 0404 - 80)
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir beton butir-butir yang tajam, keras, bersih dari tanah lumpur,
tidak mengandung bahan-bahan organis, asam alkali, garam atau bahan lain yang dapat merusak
campuran tersebut.
5.2.3. Air Kerja.
Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau
bahan lain yang dapat merusak campuran tersebut dalam hal ini sebaiknya digunakan air yang dapat
diminum (rekomendasi dari PAM) setempat.

5.3 Pekerjaan Keramik

5.3.1. Lingkup Pekerjaan


a. Plesteran kasar untuk dasar pasangan ubin keramik di dinding dan lantai.
b. Pasangan ubin keramik untuk dinding dengan campuran mortar additive, semen dan pasir sebagai
perekat.
c. Pasangan ubin keramik untuk lantai dengan campuran semen dan pasir, pada area-area sesuai
dengan yang ditunjukkan pada gambar.
d. Campuran latex + semen + bahan pewarna untuk joint filler.
e. Pasangan ubin keramik kaolin untuk tangga, lengkap dengan stair corner.
5.3.2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan Pasangan bata
b. Pekerjaan Waterproofing
5.3.3. Standard
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia - 1982 (NI-3).
b. ANSI : American National Standard Institute.
c. TCA : Tile Council of America, USA
(1) TCA 137.1 - Recommended Standard Spesification for Ceramic Tile.
5.3.4. Persetujuan
a. Contoh bahan
Guna persetujuan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan
yang akan dipakai; keramik, bahan-bahan additive untuk adukan, dan bahan untuk tile grouts.
b. Mock-up/contoh pemasangan
Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan yang memperli-
hatkan dengan jelas pola pemasangan, warna dan groutingnya.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan keramik.
c. Brosur
Untuk keperluan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan guna pemilihan
jenis bahan yang akan dipakai.
5.3.5. Kondisi lingkungan
Suhu dan ventilasi ruang dimana keramik akan dipasang harus dijaga agar sesuai dengan rekomendasi
pabrik, sehingga tidak mempengaruhi rekatan keramik.

5.4 Bahan/Produk
a. Pelapis keramik yang dipakai yaitu : Granit Tile, Keramik setara Roman untuk lantai dan dinding
b. Mortar Additive/Admixture : Laticrete 3701, produk Laticrete International, USA.
c. Pewarna tile grout : Laticrete Grout Admix, Sanded and Unsanded grout, Classic & Designer, sesuai
dengan kebutuhan pemasangan.
d. Mortar/Adukan :
1. Semen; dipakai semen portland.
2. Pasir; harus bersih, besar butiran sama, bebas dari lumpur, garam dan bahan-bahan organik
lainnya.
Besar butiran/grain; 100 % bisa melalui ayakan 2,5 mm dan max. 10 % melalui ayakan 0,6 mm.
3. Mortar Additive/Admixtures.
Dipakai Emulsion type Rubber Latex Based. Bahan campur yang dipakai harus sesuai dengan type
ubin, metoda pemasangan, type adukan dasar, dan harus mendapat persetujuan Direksi/Perencana.

Perencanaan Pembangunan Koridor RS Akhmad Berahim


Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)

5.5 Pemasangan
5.5.1. U m u m
a. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama lokasi pemasangan
kramik, kualitas, bentuk dan ukuran ubinnya dan kondisi pekerjaan setelah studi diatas
dilaksanakan, tentukan metoda persiapan permukaan, pemasangan ubin, joints dan curing, untuk
diusulkan kepada Direksi Lapangan.
b. Pemborong harus menyiapkan ‘tiling menual’, yang berisi uraian tentang bahan, cara instalasi,
sistim pengawasan, perbaikan/koreksi, perlindungan, testing dan lain-lain untuk diperiksa dan
disetujui Direksi Lapangan.
c. Sebelum instalasi dimulai, siapkan lay out naad-naad, hubungan dengan finishing lain dan
dimensi-dimensi joint, guna persetujuan Direksi/Perencana.
d. Pemilihan Tile.
Tile yang masuk ke tapak harus diselekssi, agar berkesesuaian dengan ukuran, bentuk dan warna
yang telah ditentukan.
e. Potongan Tile
Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu.

5.5.2. Level
a. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang tercantum pada gambar
adalah level finish lantai karenanya screeding dasar harus diatur hingga memungkinkan pada files
dengan ketebalan yang berbeda permukaan finishnya terpasang rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun yang ditentukan
mempunyaai kemiringan.
c. Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, kemiringan tidak boleh kurang dari 25 mm pada
jarak 10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk area lain, tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak
10 m. Kemiringan harus lurus hingga air bisa mengalir semua tanpa meninggalkan genangan.
Jika ketebalan screed tidak memungkinkaan untuk mendapatkan kemiringan yang ditentukan,
kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan jalan keluarnya.

5.5.3. Pemasangan Ubin Keramik Lantai


a. Tile dipasang pada permukaan yang telah di screed.
Komposisi adukan untuk screeding :
- area kering : 1 pc : 3 ps.
- area basah : 1 pc : 2 ps.
b. Pada pemasangan diarea yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan harus disediakan
‘Kepalarn’ (guide line course) pada interval 2,0 m - 2,5 m. Pemasangan tile lainnya berpedoman
pada quide line ini.
c. Kikis semua mortar yang menempel pada naad dan bersihkan ketika prosess pemasangan tile
berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam waktu 24 jam setelah pemasangan.
d. Naad-naad pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout berwarnaa dan kondisi
pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.

6. PEKERJAAN PENGECATAN

6.1 Lingkup Pekerjaan.


Pekerjaan pengecatan ini mencakup pengadaan dan pekerjaan pengecatannya yang terdiri dari : Pekerjaan
pengecatan tembok.

6.2. Persyaratan Bahan Cat.


6.2.1. Bahan dari kwalitas utama tahan terhadap cuaca dan garam, dan untuk penggunaan bahan disyaratkan
sebagai berikut :

Untuk pekerjaan Tembok Cat yang dipakai merk METROLITE. Plamir dipakai
sesuai dengan cat yang digunakan.

6.2.2. Bahan yang datang ke lokasi proyek harus masih tersegel baik dalam kemasannya dan tidak cacat.
Penyedia Jasa wajib membuktikan keaslian bahan dari produk tersebut kepada Konsultan Pengawas,
mengenai kemurnian bahan yang akan digunakan. Pembuktian dapat berupa :
a. Segel kaleng yang masih utuh.
b. Hasil akhir pengecatan.

Perencanaan Pembangunan Koridor RS Akhmad Berahim


Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Penyedia Jasa, hasil tes kemurnian ini harus mendapat
rekomendasi dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk persetujuan pelaksanaan.
6.2.3. Merk cat dan warna atau material lain yang dipergunakan dalam pekerjaan ini, jika telah disetujui sesuai
persyaratan yang ada, maka akan selalu digunakan dan tidak diperbolehkan mengganti dengan merk
lain, atau membuat campuran warna yang menyebabkan tidak dihasilkannya homogenitas hasil
pengecatan. Dalam hal ini, adalah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa sepenuhnya, untuk
mengembalikan hasil pekerjaan sesuai persyaratan ini.

6.3 Persyaratan Pelaksanaan.


6.3.1. Pekerjaan pengecatan kayu.
6.3.1.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan cat, sebelum memulai mengecat semua bagian harus
dibersihkan dan dimeni secara merata terlebih dahulu, kemudian diplamir secara merata,
selanjutnya digosok dengan kertas gosok sehingga rata dan halus. Cat dasar dikerjakan
dengan sekali pengecatan, selanjutnya sebagai finishing dilaksanakan pengecatan dengan
cat kilap sebanyak minimal 2 kali pengecatan / sapuan untuk mencapai hasil yang
sempurna dan memuaskan.
6.3.1.2. Seluruh pekerjaan pengecatan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa sepenuhnya untuk
memeliharanya dengan baik dan memuaskan tanpa adanya kerusakan hingga penyerahan
akhir pekerjaan dilaksanakan.
6.3.2. Pekerjaan pengecatan tembok.
6.3.2.1. Pengecatan tembok dilaksanakan pada bagian luar dan dalam dengan warna cat yang akan
ditentukan kemudian menurut petunjuk Pengguna Jasa, dan dilaksanakan sampai mendapat
hasil yang sempurna dan memuaskan.
6.3.2.2. Sebelum dicat permukaan tembok baik luar maupun dalam, diplamir hingga rata dengan
plamir yang sesuai dengan catnya, dan kemudian dirapikan / dihaluskan dengan kertas
gosok / amplas.
6.3.2.3. Untuk seluruh dinding tembok yang akan dicat, terlebih dahulu harus diplamir secara
merata, bila ada tembok yang belum diplester / diaci dengan merata dan sempurna, maka
harus diperbaiki lebih dahulu (dihaluskan).
6.3.2.4. Seluruh pekerjaan pengecatan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa sepenuhnya untuk
memeliharanya dengan baik dan memuaskan tanpa adanya kerusakan hingga penyerahan
akhir pekerjaan dilaksanakan.
6.3.3 Pemeliharaan.
6.3.3.1 Selama pemasangan batu bata press / beton belum difinish, Penyedia Jasa wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan pengotoran bahan lain.
6.3.3.2 Setiap kerusakan yang terjadi, menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan wajib
memperbaikinya atas tanggungannya sendiri.
6.3.3.3 Tidak diperkenankan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu, cukup kering dan bersih dari noda seperti yang
disyaratkan.

7. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
7.1 Lingkup Pekerjaan
Penyedia jasa/barang harus melaksanakan pengadaan, pemasangan, pengujian dan serah terima di lapangan
instalasi listrik seperti yang disebutkan di bawah ini dan/atau diperlihatkan dalam gambar. Sebelum serah
terima dilakukan seluruh sistim beserta komponen komponennya harus lengkap, bekerja dengan baik sesuai
dengan unjuk kerja yang diinginkan, dan lulus dalam pengujiannya.
7.1.1 Sistim distribusi daya terdiri dari :
a. Panel Panel Tegangan Rendah
b. Instalasi Tegangan Rendah
c. Sistem Pentanahan (Grounding)

Perencanaan Pembangunan Koridor RS Akhmad Berahim


Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
d. Semua material Bantu yang diperlukan supaya peralatan di atas terpasang dan bekerja dengan
baik
7.1.2 Sistim penerangan
Sistim penerangan terdiri dari lampu lampu beserta fixturenya, sakelar, kabel kabel dan conduit, serta
material bantuannya.

7.2 Peraturan dan Standard


7.2.1 Semua bahan bahan, komponen dan peralatan harus diproduksi memenuhi standar negeri asal dan/atau
standar internasional yang telah dikenal dan berlaku di Indonesia. Penyedia jasa/barang harus
membuat daftar barang barang yang diadakan beserta dengan standar produksinya
7.2.2 Pada umumnya dan Jika tidak disebutkan lain dalam. spesifikasi ini, instalasi listrik harus
dilaksanakan sesuai dan memenuhi Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Indonesia edisi terakhlr
(PUIL 2000).
7.2.3 Peraturan lain, pedoman dan panduan yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum,
Departemen Perhubungan , Departemen Tenaga Kerja, dan Perum Listrik Negara harus ditaati selama
ada hubungannya dengan pekerjaan ini
7.2.4 Penyedia jasa/barang harus memiliki Surat Pengesahan Instalatir (SPI) dan Surat Ijin Kerja (SIKA)
dari Perum Listrik Negara yang masih berlaku. Penyedia jasa/barang wajib menunjukkan dan/atau
menyerahkan salinan surat surat ini bila diminta oleh Pemberi Tugas, pengawas/atau pihak pihak yang
berwenang lainnya.

7.3 Bahan, Peralatan dan Tenaga Pelaksana

7.3.1 Semua bahan./material dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, 100 % baru, dan
lulus pengujian di pabrik dan/atau di lapangan
7.3.2 Penyedia jasa/barang harus menyerahkan contoh (sample) bahan/material sesuai dengan yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini kepada pengawas sebelum pengadaannya. Pengawas berhak menolak
pengadaan bahan/matenial yang tidak sesual dengan spesifikasi atau yang sudah disetujui (approved
sample)
7.3.3 Penyedia jasa/barang harus mengerahkan teknisi dan/atau tenaga pelaksana yang berpengalaman
dalam bidang pekerjaan ini. Mereka harus berada. di tempat pada saat pekerjaan berlangsung, dan
bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut.

8. IDENTIFIKASI BAHAYA
Penyedia Jasa harus melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KORIDOR RS AKHMAD BERAHIM karena memiliki potensi risiko rendah. Identifikasi dan potensi bahaya K3
ditetapkan oleh Wakil Pengguna Jasa.
Petugas K3 adalah seseorang yang mempunyai sertifikat dari yang berwenang dan sudah berpengalaman sekurang-
kurangnya 0 (nol) tahun. Petugas K3 adalah petugas di dalam organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti
pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Aplikasi ahli K3 atau petugas K3 akan merujuk
Permen PUPR Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
Berikut adalah Identifikasi Resiko Pekerjaan PERENCANAAN PEMBANGUNAN KORIDOR RS AKHMAD
BERAHIM:

NO. JENIS/TIPE IDENTIFIKASI BAHAYA JENIS BAHAYA


PEKERJAAN
1 2 3 4
1. Pekerjaan Persiapan - Pekerja Tertimpa Alat Terluka
- Tertimbun material Terluka

Perencanaan Pembangunan Koridor RS Akhmad Berahim


Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS)
2. Pekerjaan Tanah - Galian Runtuh Terluka
Terluka
- Akses licin/curam
Terluka
- Jatuh terperosok
Terluka
- Tertimpa Alat
3. Pekerjaan Beton - Terjatuh Dari Terluka
Plateform Terluka
- Tertimpa alat Terluka
- Tertusuk besi Terluka
- Tertusuk paku Terluka
- Tertimpa kayu Terluka
begisting
- Tertimpa Balok
4. Pekerjaan Lantai - Keramik jatuh dan Terluka
pecah Terluka
- Terpeleset karena Terluka
lantai licin
- Tertimpa material
5. Pekerjaan - Terjatuh dari Terluka
Pengecatan ketinggian Terluka
- Terpeleset Terluka
- Tertimpa benda jatuh Gangguan Paru- Paru
- Menghirup gas
6. Pekerjaan Mekanikal - Tersayat benda tajam Terluka
& Elektrikal - Tersengat listrik Terluka,Terbakar
- Jatuh dari ketinggian Terluka
- Tertimpa benda jatuh Terluka

Perencanaan Pembangunan Koridor RS Akhmad Berahim

Anda mungkin juga menyukai