PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
I PEKERJAAN PENDAHULUAN
1 Plank Nama Kegiatan
2 Pembongkaran dan Pembersihan Lokasi
3 Penyelenggaraan Keamanan dan K3 Konstruksi
1
1.5 Gambar-Gambar Yang Terinci.
Gambar kerja yang terinci termasuk rencana kerja, rencana penyediaan material, peralatan,
papan nama kegiatan dan rambu-rambu batas kerja di lokasi kegiatan harus disediakan oleh
Penyedia Jasa demi untuk kelancaran pekerjaan dan untuk memenuhi pelaksanaan program
tepat pada waktunya sesuai dengan persyaratan kontrak.
Penyedia Jasa harus mempelajari dan mengecek semua gambar dari Direksi dengan cermat
dan memberi tahu Direksi tentang suatu kesalahan atau kekurangan yang ditemui. Penyedia
Jasa tidak berhak untuk menuntut suatu pembayaran tambahan berkenaan dengan
kekurangan-kekurangan yang ada pada gambar terinci tersebut, kecuali jika Direksi telah
memberikan perintah perubahan.
2
1.8. Jika terjadi perubahan-perubahan di lapangan yang memerlukan penggambaran ulang maka
Penyedia Jasa harus membuat gambar baru/gambar perubahan. Gambar tersebut harus
disetujui oleh Direksi / Pimpinan Kegiatan, untuk hal ini akan diberi petunjuk oleh Direksi
PASAL 2
PERATURAN TEKNIS YANG DIPERGUNAKAN
Berlaku dan mengikat dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini adalah :
2.1 Perpres RI No. 70 tahun 2012 tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
2.2. Algemene Voorwarden ( AV ) yang disyahkan dengan keputusan Pemerintah Hindia Belanda
tanggal 28 Mei 1941 dan tambahan Lembaga Negara No. 1457;
2.3. Undang-undang Perburuhan No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja;
2.4. Peraturan Pembangunan Daerah setempat;
2.5. Petunjuk-petunjuk dan peringatan tertulis yang diberikan Direksi pekerjaan termasuk dalam
pasal 3 perjanjian ini untuk mencapai tujuan perjanjian;
2.6. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 PKKI 1961
2.7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor :
22/PRT/M/2018 tanggal 14 September 2018 tentang Pedoman Teknis Pembagunan Bangunan
Gedung Negara;
2.8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor :
28/PRT/M/2016 tentang Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;
2.9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor :
21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
PASAL 3
PERSIAPAN DILAPANGAN
3.1. Penyedia Jasa diwajibkan menyediakan ruang/tempat kerja untuk para staf Direksi yang
bertugas sehubungan dengan pekerjaan di lapangan dan biaya pembangunan menjadi
tanggungan Penyedia Jasa.
3.2. Penyedia Jasa diwajibkan menyediakan gedung/kantor Penyedia Jasa untuk menyimpan
bahan/barang, dan kantor sebagai ruang kerja untuk para petugas yang ditunjuk oleh Penyedia
Jasa. Ukuran ditentukan sendiri sesuai kebutuhan, tetapi letaknya harus mendapat persetujuan
Direksi/Pemberi Tugas.
3.3. Penyedia Jasa diwajibkan menyiapkan peralatan kerja yang diperlukan untuk melaksanakan
3
dan menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna dan efisien. Demikian pula pembangkit
tenaga listrik sementara, sumber air, perlindungan tertentu terhadap fasilitas umum dan jalan
sementara bila diperlukan.
3.4. Penyedia Jasa berkewajiban menyiapkan segala sesuatu apabila terjadi kecelakaan,
kebakaran, menjaga kesehatan karyawan dan menjaga kebersihan lingkungan. Pengamanan
Kegiatan dengan cara penjagaan, penerangan malam, pemagaran sementara dan lain-lain.
PASAL 4
PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAPANGAN
4.1. Sebelum Pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu Penyedia Jasa harus membersihkan segala
macam benda, tumbuhan / pohon, sisa-sisa akar dan lain-lain pada tempat dimana akan
dilaksanakan pekerjaan tersebut, hal ini dimaksudkan agar tidak menyebabkan kerusakan
terhadap konstruksi.
Jalan logistik harus disiapkan sebagai jalan penghubung untuk mobilisasi material sesuai
dengan rencana kerja.
4.2. Penyedia Jasa tidak diperkenankan menebang pohon pagar hidup di lokasi kegiatan, kecuali
dalam batas-batas sesuai rencana dalam gambar, yang diberi tanda jelas harus ditebang. Bila
ada sesuatu hal yang mengharuskan Penyedia Jasa menebang pohon, harus secara tertulis
disetujui oleh Direksi/Pemberi Tugas.
4.3. Bila dalam pelaksanaan pekerjaan dalam batas rencana terdapat bangunan instalasi lainnya,
Penyedia Jasa tidak diperkenankan membongkar/memindahkan tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi.
PASAL 5
UKURAN / PEIL
5.1. Penyedia Jasa diwajibkan mempelajari seluruh gambar dan uraian syarat teknis. Bila dalam
rencana tersebut ada sesuatu perbedaan ukuran diantara gambar, maka Penyedia Jasa wajib
melaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan keputusan. Penyedia Jasa tidak dibenarkan
memperbaiki sendiri perbedaan ukuran yang terdapat dalam perencanaan tersebut. Akibat
kelalaian Penyedia Jasa yang mengakibatkan kesalahan pelaksanaan maka akan menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
5.2. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaaan menurut ketentuan
peil-peil dan ukuran yang ditetapkan dalam Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Teknis.
5.3. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa terlebih dahulu mengukur kembali ketepatan
peil-peil yang tercantum dalam gambar dan syarat-syarat teknis.
4
5.4. Ketepatan dalam ukuran peil mutlak diperhatikan dan jika terjadi kesalahan yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa dan tidak dapat ditolelir maka Direksi berhak memerintahkan untuk dilakukan
pembongkaran dan akibat dari hal tersebut tetap menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
PASAL 6
PLANK NAMA KEGIATAN
6.1. Penyedia Jasa diwajibkan membuat Papan Nama Kegiatan di lokasi kegiatan dan dipasang di
tempat yang mudah dilihat umum.
6.2. Bentuk, isi dan ukuran papan nama ditentukan oleh Direksi. Pemasangan dimulai sejak
kegiatan akan dilaksanakan dan dilepas kembali setelah kegiatan dianggap telah selesai sesuai
dengan petunjuk dan arahan Direksi.
PASAL 7
PEMASANGAN BOUWPLANK
7.1 Berdasarkan gambar rencana, Bouwplank dipasang untuk rencana / profil kegiatan. Bouwplank
dipasang berdasarkan bentuk kegiatan rencana dan dilengkapi dengan petunjuk elevasi
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, Bowplank ini menjadi tanggungan Kontraktor dan
tidak akan diadakan pembayaran dalam kontrak
7.2 Bahan untuk bouwplank adalah yang kuat dan tidak mudah bergeser pada saat pelaksanaan
berlangsung. Bouwplank dilengkapi dengan alat – alat bantu seperti benang Nylon yang kuat
dapat bertahan selama pelaksanaan konstruksi.
7.3 Bouwplank dibuat sesuai dengan profil gambar rencana, dan bouwplank selalu dicek
elevasinya baik pada waktu pemasangan maupun pada akhir konstruksi.
PASAL 8
8.1 Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi pekerjaan jadwal mobilisasi baik mobilisasi
peralatan, bahan, dan tenaga. Biaya dari pekerjaan mobilisasi tersebut menjadi tanggung jawab
kontraktor.
5
PASAL 9
PEKERJAAN STRUKTUR
Umum
2. Driving Cap
Selama pekerjaan pemancangan, kepala tiang harus dilindungi dengan suatu
Bantalan/Driving Cap dan biasanya Cap ini terbuat dari Kayu.
3. Mesin Pancang
Pada pekerjaan ini menggunakan sistem "Droop Hammer atau Metode
pemancangan dengan menggunakan Cara Penumbuk/pemukul di tarik keatas
6
dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi tertentu, kemudian
penumbuk tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang Pancang.
4. Peringkat
Selama pekerjaan pemancangan, tiang pancang harus diikat sedemikian
sehingga tiang tidak dapat bergerak pada arah horisontal.
5. Penetrasi
Tiang Pancang harus dipancang sampai suatu kedalaman atau dipancang
menurut penetrasi tiap pukulan setiap yang diminta/disetujui KONSULTAN
PENGAWAS.
6. Jika tiang pancang dicabut, karena kesalahan dalam pemancangannya, dan tidak dipancang
kembali maka ruangan yang timbul harus diisi dengan batu- batu koral atau pasir tanpa biaya
tambahan.
7. Bagian atas dari semua tiang-tiang harus berada disebelah atas dari elevasi pemotongan (setelah
Pemancangan), dimana tiang Pancang akan dipotong sampai permukaan yang tepat sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan gambar rencana..
8. Semua tiang harus dipancang secara kontinyu tanpa terhenti sampai tiang mencapai lapisan yang
diperlukan sesuai den/gan daya dukung tiang yang disyaratkan.
9. KONTRAKTOR harus membuat gambar “As Built Pile Plan” dan disetujui oleh KONSULTAN
PENGAWAS.
9 Pemasangan
Pemasangan Plint/Penjepit
Plint/Penjepit Kayu
Kayu Ulin
Ulin 5x10
5x10 cm
cm Full/Bandsaw M3
10 Pemasangan
Pemasangan Balok
Balok Siku
Siku 5x10
5x10 cm
cm Full/Bandsaw M3
7
10. Jenis dan Mutu bahan yang dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi dalam negeri,
sesuai dengan keputusan bersama menteri perdagangan dan koperasi, menteri perindustrian dan
menteri penerbitan Aparatur Negara Tg. 23 Desember 1998, Keppres no. 18/2000 dan keppres
Nomor 80/2003
11. Bahan –bahan Bangunan dan atau tenaga lokas /Setempat yang memenuhi syarat sesuai dengan
peraturan yang ada (RKS) dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari pemimpin
pelaksana kegiatan/ konsultan pengawas.
12. Untuk bahan kayu ulin berasal dari perusahaan /industri pengolahan kayu atau penumpukan kayu
yang memiliki surat sertifikat verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dan/atau Surat Keterangan Sah Hasil
Hutan Kayu (SKSHHK) yang diterbitkan oleh Industri Primer Hasil Hutan Kayu yang terdaftar dan
diakui secara sah serta legal dalam setiap supply material kayu dalam Pelaksanaan Kegiatan ini
sesuai dengan Jumlah Volume yang akan dilaksanakan dan dimensi ukuran kayu yang digunakan
dengan ukuran full dan/atau bandsaw
13. Bahan Baut dan moor yang digunakan harus berasal dari jenis bahan tahan karat atau
stainless steel.
14. Bila bahan-bahan bangunan yang memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa/bermacam-
macam jenis/merk diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan dipilih satu jenis
15. Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh Direksi
/pengawas Lapangan
16. Bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, apabila bahan bangunan tersebut
mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dipergunakan
yang mutu/kualitas kelas 1 (KW1).
17. Bila rekanan/Kontraktor sudah menandatangani untuk dilaksanakan jenis dan mutu bahan untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang ditetapkan, harus ditolak dan
dikeluarkan dari lokasi proyek paling lambat 1 x 24 jam.
8
PASAL 10
PENUTUP
10.1 Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat –Syarat ( RKS ) untuk uraian bahan – bahan,
pekerjaan tidak disebutkan dan dilaksanakan oleh kontraktor, maka hal ini dianggap seperti
disebutkan.
10.2 Hal – Hal yang tidak / belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak Direksi / Pemberi Kerja, bila dianggap perlu dapat diadakan perbaikan dalam peraturan
ini.
10.3 Kontraktor diwajibkan membuat As Built Drawing sebagai Laporan Akhir dari pelaksanaan
kegiatan yang merupakan bagian dari Laporan Pekerjaan.