Anda di halaman 1dari 55

1

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Nama Pekerjaan


Nama Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Rehab Fasilitas Pendidikan Yayasan Putra Provinsi Jawa
Barat Tahun Anggaran 2023.

1.2. Lokasi Pekerjaan


Kota Bandung, Kota Banjar, Kota Bekasi, dan Kab. Bogor, Provinsi Jawa Barat

1.3. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan Struktur
b. Pekerjaan Dinding, Plesteran, Acian
c. Pekerjaan Kusen Allumunium
d. Pekerjaan Lantai
e. Pekerjaan Plafond
f. Pekerjaan Pengecatan dan Laburan
g. Pekerjaan Rangka dan Penutup Atap
h. Pekerjaan Sanitair
i. Pekerjaan Elektrikal
j. Pekerjaan Mekanikal dan Plumbing
k. Pekerjaan Lansekap
l. Pekerjaan Pengadaan Mainan
dan Lain-lain sesuai gambar kerja yang direncanakan.
Pekerjaan tersebut diatas yang harus dilaksanakan oleh kontraktor termasuk pula pengadaan tenaga kerja,
bahan-bahan, alat-alat dan segala keperluan yang berhubungan dengan pekerjaan pembangunan yang
akan dilaksanakan.

1.4. Acuan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam Rencana Kerja Dan Syarat-syarat dan
Bill Of Quantity pekerjaan ini.
b. Gambar-gambar yang dilampirkan pada Rencana Kerja Dan Syarat-syarat pekerjaan ini.
c. Keterangan-keterangan dan gambar-gambar yang diberikan oleh Konsultan Perencana kepada
pelaksana pada waktu Rapat Penjelasan Pekerjaan/ Rapat Aanwijzing Pekerjaan /Risalah Aanwijzing.

1.5. Tingkat Risiko Pekerjaan ini adalah Risiko Sedang


2

Pasal 2
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

2.1. Peraturan Teknis


Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini
berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Perpres No. 54 Tahun 2010 serta perubahannya dan lampiran-lampirannya.
b. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan
Indonesia.
c. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
d. Peraturan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847 tahun 2002.
e. Peraturan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI 1726 tahun 2012
f. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia PPBI 1984.
g. Peraturan Muatan Indonesia PMI.
h. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia NI-3 PUBI 1970.
i. Peraturan Umum Listrik Indonesia PUIL 1979 dan Peraturan PLN setempat.
j. SK SNI No. T-15-1991-03.
k. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir Indonesia PUIPP.
l. Pedoman Plumbing Indonesia PPI 1979.
m. Persyaratan Cat Indonesia NI-4.
n. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8.
o. Peraturan Bata merah sebagai bahan bangunan NI-10.
p. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/ Instansi Pemerintah setempat yang
bersangkutan dengan masalah bangunan.

2.2. Pelaksanaan
Untuk melaksanakan pekerjaan ini, berlaku dan mengikat pula :
a. Gambar Kerja yang dibuat oleh Konsultan Perencana dan disahkan oleh Pemberi Tugas termasuk pula
Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disyahkan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan BoQ.
c. Gambar dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
d. Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran tentang Penetapan Kontraktor.
e. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
f. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan dan
Pemberi Tugas.

Pasal 3
PERSYARATAN DOKUMEN PENAWARAN
3
3.1. Kontraktor Pelaksana wajib melampirkan surat dukungan produk material, personil, alat kerja dan segala
persyaratan lainnya yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).

Pasal 4
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

4.1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat


Kontraktor wajib meneliti semua Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), termasuk
tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan/ aanwijzing.

4.2. Ukuran
a. Pada dasanya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja meliputi :
- As - As
- Luar - Luar
- Dalam - Dalam
- Luar - Dalam

b. Khusus ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya ukuran yang tertulis adalah ukuran jadi
terpasang atau dalam keadaan selesai/finished.

4.3. Perbedaan Gambar.


a. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan Gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, maka Gambar yang
mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku / mengikat.

b. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Struktur, maka yang berlaku / mengikat
adalah Gambar Kerja Arsitektur sepanjang tidak mengurangi segi Konstruksi dan kekuatan Struktur.

c. Bila ada perbedaan antara gambar Kerja Arsitektur dengan Sanitasi/Mekanikal, maka Gambar Kerja yang
dipakai adalah ukuran fungsional dalam Gambar Kerja Arsitektur.

d. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Elektrikal, maka yang dipakai sebagai
pegangan adalah ukuran fungsional dalam Gambar Arsitektur.
e. Bila ada perbedaan - perbedaan itu, ketidakjelasan, maupun kesimpangsiuran menimbulkan keragu-
raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat menimbulkan kesalahan, maka Kontraktor diwajibkan
melaporkan kepada Pengawas Lapangan, dan mengadakan pertemuan dengan Konsultan Perencana,
untuk mendapatkan keputusan dari Konsultan Perencana Gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
Ketentuan diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan
maupun mengajukan claim biaya pekerjaan tambah.

4.4. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing).


a. Gambar Detail pelaksanaan atau Shop Drawing adalah Gambar Kerja yang wajib dibuat Kontraktor
berdasarkan Gambar Kerja Dokumen yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing untuk Detail-detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam
Gambar Kerja Dokumen, maupun yang diminta oleh Konsultan Pengawas dan atau Konsultan
Perencana.
c. Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang diperlukan
termasuk pengajuan contoh jadi dari semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau
4
spesifikasi / persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap
dalam Gambar Kerja Dokumen maupun Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
d. Kontraktor wajib mengajukan Shop Drawing kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana
untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi pelaksanaan.

4.5. Gambar Hasil Pelaksanaan (As Built Drawings)


Kontraktor wajib membuat gambar-gambar yang sesuai dengan hasil pelaksanaan (As Built Drawings) yang
selesai sebelum serah terima ke 1, dan telah disetujui oleh konsultan Pengawas dan diketahui oleh
konsultan Perencana. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum
dalam Gambar Kerja Dokumen tanpa sepengetahun Konsultan Pengawas. Segala akibat yang terjadi adalah
tanggung jawab Kontraktor, baik dari segi biaya maupun waktu pelaksanaan.

Pasal 5
JADWAL PELAKSANAAN

5.1 Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat rencana kerja pelaksanaan dan
bagian-bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga dan mengkoordinasikan
hasilnya kepada Pengawas Lapangan, sehingga pelaksanaan pekerjaan terkendali dan tidak menggangu
kelancaran proyek secara keseluruhan dan kelancaran kegiatan disekitar lokasi pekerjaan.
5.2 Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan, paling
lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah SPK diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan disyahkan oleh Pemberi Tugas.
5.3 Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja 4 (empat) rangkap kepada Pengawas Lapangan, 1
(satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti
dengan grafik kemajuan pekerjaan/prestasi kerja.

Pasal 6
LAPORAN - LAPORAN

6.1. Pelaksana Lapangan setiap hari akan membuat laporan harian mengenai segala hal yang berhubungan
dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik teknis maupun administratif.
6.2. Dalam pembuatan laporan tersebut pihak pemborong harus memberikan data-data yang diperlukan
menurut data dan keadaan sebenarnya.
6.3. Laporan tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan sebagai bahan
monitoring.

Pasal 7
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN

7.1. Dilapangan pekerjaan Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa disebut Pelaksana
yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Kontraktor.
5
7.2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun
keseluruhan terhadap kewajibannya.
7.3. Kontraktor wajib memberi tahu kepada Tim Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan
Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
7.4. Bila dikemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas, Pelaksana kurang mampu
atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahu kepada Kontraktor secara tertulis untuk
mengganti Pelaksana.
7.5. Dalam waktu 7(tujuh) hari kalender setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah
menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung jawab/ Direktur Perusahaan) yang akan
memimpin pelaksanaan.

Pasal 8
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR

8.1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak, Kontraktor dan
Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor telepon di lokasi kepada Tim pengelola
Teknis setempat dan Konsultan Pengawas.
8.2. Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan alamat Bengkel kerja (Workshop) dan peralatan yang dimiliki
dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.
8.3. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi perubahan
alamat Kontraktor, Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.

Pasal 9
PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN

9.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik Proyek, Pengawas
Lapangan dan milik Pihak Ketiga yang ada dilapangan.
9.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Pengawas Lapangan/ Konsultan
Perencana, baik yang telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak
akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
9.3. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggungjawab atas akibatnya, baik yang berupa barang-barang
maupun keselamatan jiwa. Untuk itu Kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran
yang siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan
Pengawas.

Pasal 10
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

10.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan Perlengkapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), dalam hal ini
menyediakan Helm Proyek, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Tali Pengaman, Jaring Pengaman,Hand
sanitizer, Masker,Cairan Disinfektan rambu-rambu proyek dan obat-obatan menurut Syarat-syarat
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan,
untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja dilapangan.
6
10.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi
semua Petugas dan Pekerja yang ada dibawah kekuasaan Kontraktor.
10.3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, Kamar Mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua Petugas
dan pekerja.
10.4. Tidak diperkenankan membuat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk Pekerja, kecuali untuk
Penjaga Keamanan.
10.5. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib diberikan oleh Kontraktor
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
10.6. Kontraktor diharuskan memberi arahan terhadap para pekerja untuk menjaga jarak antar pekerja guna
menghindari penyebaran wabah penyakit / virus, minimal 1 meter.

Pasal 11
ALAT-ALAT PELAKSANAAN

11.1. Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum pekerjaan fisik
dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain :
a. Beton Molen yang jumlahnya minimal 2 buah dalam kondisi yang baik.
b. Lift Barang
c. Theodolit dan Waterpass yang telah diijinkan oleh Pengawas Lapangan.
d. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.
e. Pompa air sesuai kebutuhan untuk sistem pengeringan, jika diperlukan.
f. Scafolding
g. Mesin Pemadat.
h. Alat-alat besar sesuai dengan besaran (magnitude) pekerjaan tanah.
i. Alat Megger, alat ukur listrik, dan alat ukur lainnya.
j. Alat-alat Pertukangan
k. Mesin Pemotong keramik
l. Mesin Pemotong Allumunium
dan lain-lain disesuaikan dengan lingkup pekerjaannya.

Pasal 12
SITUASI

12.1. Hal mana pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya pada waktu rapat
penjelasan, untuk itu para calon Pemborong wajib meneliti situasi medan terutama kondisi tanah
bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang berpengaruh terhadap harga penawaran.
12.2. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk klaim dikemudian hari.
12.3. Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pembangunan akan dilaksanakan.
7

Pasal 13
PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK

Pekerjaan Persiapan Tapak meliputi :

13.1. Pembuatan jalan masuk sementara untuk lalu-lintas orang dan bahan. Peletakan jalan masuk
sementara, diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas kerja.
13.2. Pembuatan saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar areal pekerjaan selalu dalam keadaan
kering.
13.3. Pengadaan air untuk keperluan pekerja dan pekerjaan, kualitas air harus baik dan memenuhi
persyaratan kerekatan.
13.4. Pengadaan listrik kerja dan pembuatan tempat pembuangan air kotor sementara.

Pasal 14
PEKERJAAN PERSIAPAN BANGUNAN

14.1. Lingkup Pekerjaan.


a. Pekerjaan pagar konstruksi/ pengaman.
b. Pekerjaan pembuatan bangsal kerja
c. Pekerjaan penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.
d. Pekerjaan penyediaan alat pemadam kebakaran.
e. Pekerjaan Drainage tapak sementara.
f. Pekerjaan jalan masuk dan jalan konstruksi sementara.
g. Pekerjaan pembongkaran, pengamanan dan pembersihan sebelum pelaksanaan.
h. Administrasi dan lain lain.

14.2. Pekerjaan Pagar Konstruksi/Pengaman.


a. Kontraktor harus membuat pagar konstruksi/pengaman pada batas sekeliling tapak pekerjaan untuk
kelancaran pelaksanaan pembangunan, serta untuk pengaman terhadap barang-barang milik Proyek,
Konsultan Pengawas maupun Pihak Ketiga.
b. Pagar konstruksi/pengaman dibuat dari bahan kayu atau bahan lain.
c. Biaya untuk Pagar Pengaman ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.

14.3. Pekerjaan Bangsal Kerja / Direkskeet.


a. Kontraktor harus membuat bangsal kerja dan gudang material/bahan diatas tapak pekerjaan. Bangsal
Kerja terdiri dari :
- Bangsal Konsultan Pengawas
- Bangsal Kontraktor
- Los - los kerja untuk Pekerja.

b. Bangsal/Direkskeet dengan spesifikasi :


- Lantai plesteran 1 PC : 5 pasir
- Rangka bangunan : kayu kelas II
- Dinding : panel tripleks/multipleks tebal 4 mm, dengan rangka kayu kelas II
- Atap : Asbes semen gelombang, seng gelombang, dengan rangka kayu kelas II
8
- Jendela : kayu kelas II, dengan jumlah secukupnya
- Pintu : kayu kelas II, jumlah secukupnya dan dapat dikunci dengan baik.
- Dilengkapi dengan sebuah kamar mandi/WC dan tempat cuci tangan dengan persediaan air yang
cukup.

c. Perlengkapan Bangsal Konsultan Pengawas :


- Meja tulis + kursi
- Papan tulis ukuran 90 x 180 cm (White Board)
- Komputer (PC) Ram 4GB 1 Unit
- Printer A3 1 Unit
- Alat-alat tulis (spidol,tipp ex) dan mesin tik
- Papan untuk menempelkan gambar
- Meja besar / meja rapat ukuran 100 x 200 cm
- Kursi untuk perlengkapan meja besar kapasitas minimal 8 Orang
- Peti untuk contoh bahan.
- 1 (satu) buah almari yang dapat dikunci
- 6 (enam) buah Helm Proyek untuk Team Konsultan Pengawas
- 6 (enam) buah Safetyshoes SNI Sek. Kings / Krisbow untuk Team Konsultan Pengawas
- 6(enam) buah Helm Proyek untuk Direksi / Tamu
- 6 (enam) buah Safetyshoes untuk Direksi / Tamu

d. Kontraktor harus pula membuat Bangsal Los kerja (workshop) untuk para pekerja dan gudang
penyimpan bahan/material yang dapat dikunci.

e. Lokasi tempat bangsal kerja, khususnya gudang penyimpanan bahan/material harus sedemikian rupa
sehinggga :
- Mudah dicapai oleh truk pengangkut bahan/material dari luar tapak.
- Tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan
Lokasi tempat Bangsal kerja dan gudang penyimpanan bahan/material akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.

14.4. Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Bekerja

a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak atau
didatangkan dari luar tapak dan disediakan pula tempat penampungannya. Air harus bersih bebas dari
bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang merusak. Penyediaan air harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Kontraktor harus membuat tempat penampungan air yang senantiasa terisi penuh untuk sarana kerja
dengan kapasitas minimal 3,5 m3, dibuat dari pasangan bata merah setengah bata dengan spesi 1 PC :
3 pasir dan diplester, atau dari drum-drum.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN
setempat selama masa pembangunan berlangsung dan pemasangan diesel untuk pembangkit
tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaaan sementara atas persetujuan Konsultan
Pengawas.

14.5. Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran


9
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (fire
Extinguiser) lengkap dengan isinya sehingga siap digunakan, minimal 1 buah kapsitas 5 kg.

14.6. Pekerjaan Drainase Tapak Sementara

a. Dipersyaratkan tidak boleh ada genangan air didalam tapak selama pekerjaan berlangsung. Untuk itu
Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan kontur tanah yang ada di tapak.
b. Disarankan sebaiknya saluran drainase tapak sementara sesuai dengan rencana tapak dalam gambar
kerja dokumen dan petunjuk Konsultan Pengawas.

14.7. Pekerjaan Jalan Masuk dan Jalan Konstruksi/Sementara

a. Jalan masuk dan jalan konstruksi/sementara harus diadakan oleh Kontraktor menurut petunjuk pada
Gambar Kerja Dokumen atau petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Disarankan sebaiknya posisi, letak dan jalur masuk dan jalan konstruksi/sementara sesuai dengan
rencara jalan jalan aspal dalam Gambar Kerja Dokumen.
c. Sewa jalan masuk, mengingat lahan yang berkontur cukup besar, maka perlu ada jalan masuk lagi
untuk memudahkan mobilisasi barang, tempatnya akan ditunjukkan langsung oleh Konsultan
Pengawas.

14.8. Pekerjaan Pembongkaran, Pembersihan dan Pengamanan sebelum Pelaksanaan

a. Pembongkaran dan Pembersihan.


Kontraktor harus membongkar/membersihkan/memindahkan keluar dari tapak segala sesuatu yang
tidak akan dipakai selama pembangunan yang mungkin akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan baik
diatas maupun tertanam dalam tanah tapak, sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.

b. Pengamanan
- Kontraktor harus melindungi dan mengamankan dari segala kerusakan selama pelaksanaan
pekerjaan terhadap segala sesuatu yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas tidak boleh dibongkar,
baik berupa bangunan, bagian dari bangunan, jaringan listrik, gas, saluran air minum, drainase,
maupun pepohonan yang telah ada. Khusus untuk pepohonan yang dipertahankan, harus dilindungi
selama pelaksanaan pembangunan agar tidak mati.
- Apabila terjadi kerusakan atas segala sesuatu yang dinyatakan dipertahankan, Kontraktor wajib
memperbaiki hingga keadaan semula. Dalam hal ini, biaya adalah tanggungjawab Kontraktor, tidak
dapat diajukan sebagai "claim" biaya pekerjaan tambah.
- Apabila segala sesuatu yang dinyatakan dipertahankan mengganggu pelaksanaan pekerjaan, maka
Kontraktor harus memindahkannya atas persetujuan Konsultan Pengawas.

c. Biaya untuk pekerjaan pembongkaran, pembersihan, pengamanan menjadi tanggungjawab Kontraktor,


tidak dapat diajukan sebagai "claim" biaya pekerjaan tambah.

14.9. Administrasi dan lain lain


10
a. Papan Nama Proyek.
Kontraktor diwajibkan memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Papan Reklame
Kontraktor tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk apapun dalam lingkungan
halaman tapak pekerjaan atau pada pagar halaman pekerjaan.
c. Administrasi Lapangan dikerjakan tiap harinya
Setiap Kemajuan Pekerjaan harus didokumentasikan dari mulai kondisi eksisting sampai pekerjaan
selesai 100%.

Pasal 15
PEKERJAAN DINDING, PLESTERAN

15.1. Yang termasuk lingkup pekerjaan ini meliputi ;


a. Pasangan dinding batu bata
b. Plesteran dinding dengan semen
c. Acian dinding dengan semen
d. Pasangan Bata Buffer Pohon

15.2. Persyaratan Bahan Pelapis Dinding

a. Semen Portland/ PC
b. Pekerjan pelapis dinding
- Aduk yang dipakai adalah campuran 1PC : 5PS tebal 10-15 mm.
- Persiapan sebelum pemasangan. Semua pemipaan maupun sparing-sparing telah terpasang pada
jalur dan tempatnya sesuai dengan Gambar dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Pelapis dinding yang telah terpasang harus dilindungi dari benturan dan atau gesekan.
3). Ajuan
- Data produk : ajukan data produk dari pabrikan untuk setiap tipe unit pasangan, kelengkapan dari
produk yang dihasilkan lainnya, termasuk sertifikasi setiap tipe yang memenuhi persyaratan yang
dispesifikasikan.
- Gambar-gambar kerja: Ajukan gambar-gambar penyetelan dan pemotongan lembaran batu yang
memperlihatkan ukuran, profil dan lokasi setiap unit yang disyaratkan. Jika hal serupa tidak umum
dalam praktek setempat. Dan juga mengirimkan pemasangan lengkap pendukung beton lainnya
untuk dinding batu yang termasuk posisi, layout dan penulangan kolom praktis, balok pengikat,
ring balok, balok pengaku yang persyaratkan dengan kualitas dan standardaya sudah dinyatakan
dalam RKS ini.
4). Pengiriman, penyimpanan dan penanganan pemeliharaan
- Kirimlah bahan untuk pasangan batu bata ke proyek dalam keadaan tidak rusak.
- Simpanlah dan peliharalah unit-unit pasangan batu untuk menghindari penurunan kualitas atau
kerusakan karena kelembaban perubahan temperatur, kontaminasi, korosi atau kasus lain.
- Simpanlah bahan yang mengandung semen jauh di atas tanah, dengan penutup dan dalam
lokasi yang kering.
- Simpanlah agregat dalam hal penentuan tingkat dan karakteristik lain yang disyaratkan dapat
dijaga.
- Simpanlah kelengkapan pasangan batu bata termasuk item-item logam untuk mencegah
penurunan kualitas akibat korosi/pengkaratan dan akumulasi kotoran / debu.
11
5). Kondisi Proyek
- Perlindungan pekerjaan: Selama pemasangan, tutuplah bagian atas dinding dengan lembaran
penutup yang kedap air pada saat setiap pekerjaan harian selesai. Tutuplah struktur yang telah
selesai sebagian jika pekerjaan tidak sedang dikerjakan, agar tidak terkena pengaruh cuaca.
- Perluaslah penutup ke bawah minimum 600 mm pada kedua sisinya dan ikatlah penutup dengan
aman di tempatnya.
- Jangan kenakan beban atap dan atau lantai sekurang-kurangnya 12 jam setelah pembuatan
dinding dan kolom pasangan batu.
- Jangan kenakan beban terpusat sekurang-kurangnya 3 hari setelah pembuatan dinding dan
kolom pasangan batu.
- Cacat/ Noda : Cegahlah grout atau adukan atau tanah dari noda pada permukaan pasangan batu
yang terbuka atau dicat. Buanglah dengan segera sisa-sisa grout atau adukan yang berhubungan
dengan pasangan batu tersebut.
- Lindungi dasar dinding dari lumpur bekas percikan air hujan dan percikan adukan dengan cara
penutup yang dibentangkan pada tanah dan sepanjang permukaan dinding.
- Lindungi ambang (sills), birai (ledges) dan bentuk-bentuk proyeksi lain dari percikan adukan
(dropping montar).
- Perlindungan terhadap cuaca basah : untuk unit pasangan batu bata dari tanah liat dengan
tingkat awal absorbsi (pengisapan) yang mensyaratkan mereka untuk direndam sebelum
ditempatkan.

15.3. Produk
a. Batu Bata
1). Umum : Bata harus dipress secara manual atau oleh mesin dengan penekanan (pressure) yang
sama dengan memenuhi standard dan persyaratan lain yang diindikasikan/dinyatakan dibawah
untuk setiap bentuk bata yang disyaratkan.
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982/NI-3).
- Standard Industri Indonesia (SII)-0021-78

2). Semua bata yang akan digunakan pada daerah tahan api harus dilengkapi dengan sertifikat tahan api
yang disyaratkan seperti dinyatakan pada gambar kompartemen kebakaran.

b. Material Adukan Dan Grout


Semen Portland : SNI 7064 - 2014 atau Type Portland Cement Composite. Menyediakan warna natural /
alamiah atau semen putih seperti disyaratkan untuk menghasilkan warna adukan yang disyaratkan.
c. Campuran Adukan Dan Grout (Mortar And Grout Mixes)
- Umum : Jangan menambah bahan campuran tambahan termasuk pigmen pewarna, bahan-bahan anti
udara (air-entraining agents), akselerator, penghambat, bahan-bahan penolak/anti air, bahan
tambahan lain dan atau, kecuali dinyatakan lain.
- Pencampuran/Pengadukan (Mixing): Campur dan aduk dengan rata material-material yang
mengandung semen, air dan agregat dalam pengaduk mekanis (mollen), yang memenuhi standard
SNI yang direferensikan untuk waktu pengadukan dan kadar air.

15.4. Pelaksanaan
a. Pemasangan, Umum
- Bata tanah kuat basah : Bata basah yang dibuat dari tanah liat atau serpihan (shale)
yang memiliki tingkat awal absorpsi (daya hisap) yang lebih besar dari 30 gram per
12
1,94 meter persegi per menit. Gunakan metode pembasahan yang menjamin setiap
unit pasangan batu bata/tanah liat hampir terjenuhi tetapi permukaannya kering pada
saat ditempatkan.
- Pembersihan Tulangan : Sebelum penempatan, buanglah karat-karat, kotoran dan
lapisan-lapisan lainnya dari tulangan.
- Ketebalan : Buatlah dinding "single-sythe" (jika ada) dengan ketebatan sebenarnya dari
unit pasangan batu bata dengan menggunakan unit dari ketebalan nominal yang
diindikasikan.
- Buatlah bukaan untuk peralatan yang akan dipasang sebelum penyelesaian pekerjaan
pasangan. Setelah pemasangan peralatan, lengkapi pekerjaan pasangan untuk
menyelesaikannya segera pembukaan tersebut.
- Potonglah unit pasangan dengan menggunakan gergaji mesin untuk menghasilkan sisi-
sisi ujung yang rata, tajam dan bersih. Potonglah unit-unit seperti yang disyaratkan
untuk menghasilkan pola yang kontinu dan untuk menyesuaikan dengan pekerjaan
sekitarnya. Gunakan unit berukuran penuh tanpa pemotongan jika mungkin..

b. Perletakan Dinding Pasangan Batu


- Rencanakan perletakan dinding segera untuk pembuatan spasi yang akurat dari pola ikat permukaan
dengan lebar sambung yang uniform dan penempatan bukaan yang tepat, sambungan tipe
pergerakan, belokan dan pengakhirannya. Hindarkan penggunaan unit-unit yang kurang dari
setengah pada sudut-sudut, jamb dan tempat manapun yang memungkinkan.
- Buatlah dinding untuk memenuhi toleransi konstruksi yang dispesifikasikan, dengan bagian-bagian
yang diberi jarak dengan akurat dan dikoordinasikan dengan pekerjaan lain.
c. Memperbaiki, Membatasi (Pointing) dan Pembersihan
- Singkirkan/Buanglah dan gantikan unit pasangan yang tercecer, terkikis, pecah, cacat atau kerusakan
lainnya, atau jika unit tidak cocok dengan unit yang berhubungan tersebut. Sediakan unit baru untuk
menyesuaikan unit yang berhubungan dan pasanglah dengan adukan baru atau grout baru, dibatasi
untuk mengeliminasi bekas penggantian.
- Pembatasan : Selama perapihan sambungan, perbesarlah setiap lubang atau void, kecuali lubang
pipa, dan isilah sepenuhnya dengan adukan. Pembatasan semua sambungan termasuk sudut-sudut,
bukaan dan pekerjaan yang berbatasan dengannya untuk menghasilkan aplikasi sealant yang
disediakan, hasil yang uniform dan rapih.
- Pembersihan Terakhir : Setelah adukan telah dipasang dan dicure dengan teliti, bersihkan pasangan
batu sebagai berikut :
• Buanglah partikel-partikel adukan yang besar dengan tangan dibantu dengan tongkat kayu
(wooden paddles) dan pahat atau alat pengerik non-metal (bukan logam).
• Lembabkan permukaan dinding dengan air sebelum aplikasi pembersihan: buanglah alat pembersih
dengan segera dengan membilasnya dengan air bersih.
d. Perlindungan : Menyediakan perlindungan terakhir dan memelihara keadaan yang dapat diterima oleh
pemasang, yang menjamin pekerjaan unit pasangan ini tanpa kerusakan dan penurunan mutu pada
saat serah terima.

Pasal 16
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

16.1. Lingkup Pekerjaan.


13
Langit-langit bangunan yang dipasang adalah Plafond uPVC dan GRC 4mm dengan rangka besi
hollow Galvanis 4/4 dan 2/4 t.0.5 mm lengkap accessories dengan modul 60 x 60 cm.
List plafond menggunakan list gypsum t=5 cm.

16.2. Persyaratan Pelaksanaan


a. Diminta perhatian Pelaksana dalam meneliti gambar-gambar detail rencana langit-langit, dimana list
harus dipasang, sesuai dengan syarat-syarat konstruksi, penyelesaian pada sudut-sudut atau bidang
pertemuan antara langit-langit dengan dinding, kosen, kolom, listplank, atap dan sebagainya.
b. Kesalahan memasang sehingga merusak keindahan yang diinginkan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Pemborong. Apabila pekerjaan itu mesti diulangi harus atas perintah Direksi.
c. Permukaan bahan plafond harus dibersihkan dari pinggiran yang kurang rata dan kurang tajam, harus
diserut atau diampelas, kemudian dipasang dengan penuh ketelitian / keahlian menurut garis-garis
seperti dicantumkan dalam gambar rencana. Penyelesaian harus memberikan tampak rapi, rata
dengan alur yang lurus dan sama besarnya.
d. Langit-langit gypsum , dipasang memakai shadow line yang dipasang dengan rapi
e. Semua resiko pembongkaran atas perintah Direksi, akibat ketidak mampuan dan ketidak telitian
Pelaksana dalam menjalankan tugasnya adalah tanggung jawab Pemborong.
f. Penyelesaian pengecatan dan warna akan ditentukan kemudian.
g. Ketinggian langit-langit dan penempatannya, harus mengikuti gambar kerja, dan sebelum permukaan
bawah rangka langit-langit rata (water pass) dan lurus, maka pemasangan penutup langit-langit tidak
boleh dipasang terlebih dahulu, dan baru boleh dipasang setelah mendapat persetujuan dari pihak
pengawas dan monitoring proyek (direksi).
h. Hasil pekerjaan yang tidak rata / bergelombang / retak-retak, harus dibongkar dan diperbaiki kembali
atas biaya pemborong.

Pasal 17
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA
ALUMUNIUM DAN PARTISI

17.1. Keterangan
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun pintu dan jendela
dengan bahan-bahan dari Besi dan Aluminium, termasuk menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk
pekerjaan ini, meliputi seluruh pekerjaan kusen, pintu dan jendela.

17.2. Bahan Untuk Pintu lainnya


Bahan yang dipakai untuk kusen dan daun jendela secara umum adalah menggunakan alumunium 4 inch
warna Putih produk dalam negeri. lengkap accesoriesnya. Daun Pintu menggunakan Model/ Type
Engineering Door.

a. Karet sealer harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu, jendela dan kaca dengan menggunakan
karet sealer atau sealant yang berkualitas baik
b. Seluruh kelengkapan perapat/penutup celah/penahan benturan harus terpasang sesuai rekomendasi
produsen alumunium

Bahan untuk kusen Aluminium dan teknis pemasangan harus sesuai persyaratan yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuat.
14
Rangka Aluminium dari Type yang di tunjukkan dalam gambar-gambar adalah merupakan ide dasar
Perencana, yang selanjutnya harus dilengkapi dengan gambar kerja oleh Kontraktor sesuai dengan
petunjuk oleh pabrik penghasil dari jenis yang akan dipergunakan.

17.3. Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, pintu dan jendela Aluminium harus dilakukan
oleh pabrik penghasil dari bahan yang dipergunakan dengan memperoleh persetujuan pengawas
lapangan.
b. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa kelapangan/ halaman pekerjaan
jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.
c. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
d. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus dan rata, serta bersih
dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan.
e. Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari goresan-goresan serta
cacat yang mempengaruhi permukaan.
f. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur serta persyaratan teknis
yang benar.
g. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya harus diberi
“sealent”.
h. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized sedemikian rupa
sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air.
i. Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus tetap dilindungi dengan
“Lacquer Film”.
j. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen; alumunium telah
terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh Lacquer Film atau plastic tape agar kosen
tetap terjamin kebersihannya.
k. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar dan kondisi lapangan serta
membuat gambar Shop Drawing.
l. Tipe Pintu/Jendela dan dinding partisi yang terpasang harus sesuai Daftar tipe yang tertera dalam
Gambar dengan memperhatikan ukuran-ukuran, Bentuk Profil, Material, Detail Arah Bukaan dan lain-
lain, dengan petunjuk sbb :

GAMBAR URAIAN
* Denah Lokasi, jenis bukaan, Engsel-Engsel
* Daftar Jenis Pintu/ Model Engineering Door, Merk, kualitas, bentuk, ukuran, jendela
material finish, tipe, anti corrosive treatment, glass hardware dan
lain-lain.

* Shop Drawing Detail Tipe/jenis ukuran,lokasi dan kedudukan pintu dan jendela,

m. Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan seperti yang tertulis dalam
Buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja, ketidak cocokan, kesalahan maupun
kekurangan lain akibat kelalaian dan ketidak telitian Kontraktor dalam Gambar Pelelangan; dan atau
perbaikan finish yang tidak memuaskan akan ditolak dan harus diganti hingga disetujui Pengawas
Lapangan Perbaikan, Perubahan dan Penggantian harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor dan tidak
dapat di claim sebagai pekerjaan tambah, maupun penambahan waktu.
15
n. Perubahan bahan/material karena alasan tertentu harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan secara tertulis.Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa
adanya biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan
pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai Pekerjaan Kurang.
o. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan atau telah terpasang harus segera dilindungi terhadap
pengaruh cuaca dengan cara yang memenuhi syarat.

17.4 Pengukuran Hasil Kerja.


Pengukuran hasil kerja dapat dilakukan dengan unit untuk pekerjaan kusen pintu, jendela, daun pintu,
daun jendela, yang telah selesai dikerjakan dengan dimensi, kedudukan, bentuk, yang sesuai dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi ini, serta dapat diterima oleh Pengawas, hasil ini dapat dinilai sebagai
kemajuan pekerjaan.
Kontraktor wajib menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan Dokumen Kontrak, biarpun terjadi
kesalahan dalam menghitung volume, dan hal ini Kontraktor tidak dibenarkan mengajukan Claim.

Pasal 18
PEKERJAAN KACA

18.1. Keterangan
Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu dan jendela, jendela
bovenlicht,. Contoh kaca yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Pengawas paling lambat 2 (dua)
minggu sebelum dipasang.

18.2. Bahan
a. Kaca Bening
Kaca polos (clear float glass) yang dipakai adalah buatan dalam negeri dengan ketebalan 5 mm Bahan
kaca harus utuh dan jernih, tidak boleh bergelombang, berbintik-bintik atau cacat lainnya.
Kaca dengan merk.

18.3. Persyaratan Teknis


a. Syarat Mutu
- Dimensi
Toleransi Tebal kaca lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal 0,3 mm. Toleransi Lebar dan
panjang Kaca adalah 1,5 mm sampai 2 mm.
b. Kaca lembaran harus mempunyai sudut siku, tepi potongan rata dan lurus, bebas dari cacat dan noda.

18.4. Persyaratan Pelaksanaan


e. Pemotongan harus rapih dan lurus dan harus menggunakan alat Pemotong Kaca khusus. Sisi kaca
yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan harus digurinda dan dihaluskan.
f. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan diberi tanda agar mudah
diketahui.
g. Pekerjaan Kaca
16
- Kaca harus dipotong menurut ukuran kaca dengan kelonggaran cukup, sehingga pada waktu kaca
mengembang tidak pecah.
- Sepanjang alur kaca "sponing" dan list kayu harus dibersihkan, diplamur dan dicat sebelum kaca
dipasang.
- Tepi kaca pada sambungan dan antara kaca dengan kayu, harus diberi "Sealant" tipe "Silicone
Glass Sealant". Tidak diperkenankan "Sealant" mengenai kaca terpasang lebih dari 0,5 cm dari
batas garis sambungan dengan kaca.
- Sebagian kaca terpasang menggunakan stiker Sanblast
d. Pekerjaan Cermin
- Cermin dalam pekerjaan harus dipasang pada rangka kayu dibuat khusus seuai ukuran, walaupun
rangka kayu tersebut tidak disajikan dalam gambar kerja.
- Pemasangan cermin diatas rangka kayu dengan memakai seke- rup. Jarak pemasangan sekrup
maksimal 60 cm, kepala sekrup yang timbul di permukaan kaca ditutup oleh penutup yang di
verchroom.

e. Kwalitas Pekerjaan.
- Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list, maupun sekrup.
- Kaca dan cermin harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser dari Sponing.
- Semua kaca dan cermin pada saat terpasang tidak boleh bergelombang. Apabila masih terlihat
adalah gelombang, maka kaca dan cermin tersebut harus dibongkar dan diperbaiki/diganti. Biaya
untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat di "claim" sebagai pekerjaan tambah.

f. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan harus diberi tanda agar
mudah diketahui.

Pasal 19
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

19.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi : pengadaan dan pemasangan semua bahan perlengkapan pintu dan jendela
seperti : Kunci, Engsel, Sloot dan hardware lainnya yang dipergunakan di dalam pekerjaan ini :
- Pekerjaan perlengkapan pintu dan jendela.
- Pekerjaan perlengkapan pintu rangka alumunium
- Pekerjaan daun pintu ( Enginnering Door )
dan lain-lain seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja

19.2. Persyaratan Bahan.


a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Buku
Spesifikasi ini.
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
c. Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
d. Bahan
- Engsel Casement
- Rambucis
- Lever Handle
17
- Body Kunci + Cylinder
- Engsel Pintu
- Flush Bolt
- Door Closer
- Full Handle
- dan lain-lain sesuai gambar kerja

19.3. Persyaratan Teknis


Seluruh perangkat perlengkapan : pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik sebelum dan sesudah
pemasangan. untuk itu, harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

19.4. Persyaratan Pelaksanaan


a. Pasangan alat penggantung harus rapih benar, sehingga pintu / jendela dapat ditutup / dibuka
dengan mudah. Pintu harus dalam posisi tegak / tidak miring.
b. Pemborong wajib mengajukan contoh-contoh alat penggantung dan pengunci untuk mendapat
persetujuan Direksi.
c. Sebelum menyerahkan pekerjaan, semua hardware diberi minyak hingga dapat bekerja dengan baik,
lancar serta memuaskan.
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja pemasangan/ penyetelan, bahan-bahan,
perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat - alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
- Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada daun
pintu seperti yang ditunjuk /disyaratkan dalam detail gambar.
- Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang setinggi 1050
cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Perencana dan Pengawas.
- Pekerjaan Engsel
• Untuk pintu -pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu, dipasang sekurang -
kurangnya tiga buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna
yang sama dengan warna engsel, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut
beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
• Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
• Engsel bawah dipasang + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
• Engsel tengah dipasang di tengah - tengah antara kedua engsel tersebut.
• Pintu/ Jendela dipasang sedemikian rupa sehingga pada akhirnya daun pintu/ jendela
mempunyai celah yang sama/ merata dengan kusen sisi atas, samping, bawah jendela adalah
minimal 2 mm maksimal 3 mm dan untuk bawah pintu pempunyai celah minimal 4 mm dan
maksimal 6 mm.
• Penarik pintu (door pull) dipasang 1050 mm (as) dari permukaan lantai.
• Pemasangan lockease, handle serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi
yang telah ditentukan oleh Perencana dan Pengawas Apabila hal tersebut tidak tercapai,
kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
• Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara
kasar dan halus.
• Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya
Pasal 20
PEKERJAAN LANTAI
18
20.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan lantai area luar menggunakan lantai Homogenous Tile Unpolished 60x60 cm
b. Pekerjaan lantai area dalam menggunakan lantai Homogenous Tile Polished 60x60 cm
c. Pekerjaan lansekap area outdoor menggunakan Rumput Jepang
d. Pekerjaan lapangan menggunakan Paving Block tebal 8 cm

20.2. Adukan
Adukan untuk pemasangan lantai Homogenous Tile adalah :
- 1 PC : 3 PS untuk pemasangan lantai daerah basah (KM/WC).
- 1 PC : 5 PS untuk pemasangan seluruh lantai selain ketentuan di atas.

20.3. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Seluruh rongga pada bagian belakang Keramik harus berisi dengan adukan pada waktu
pemasangan.
b. Bila ada pemotongan tidak boleh kurang dari setengah ukuran Keramik.
c. Pada sisi yang berbatasan dengan saluran di buat pasangan pembatas terbuat dari pasangan bata
daerah dengan adukan 1 PC : 5 PS, diplester pada bagian yang terlihat, kemudian diaci.
d. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/waterpass, siar yang tidak lurus/berombak, retak dan cacat lainnya,
harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.
e. Pola pemasangan dan awal pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau dimintakan
kepada konsultan perencana, dengan mengikuti pola corak masing-masing Keramik yang dipakai
awal pemasangan dan pemotongan harus disetujui oleh Pengawas Lapangan
f. Bila ditemui kerusakan, permukaan lantai bergelombang, Kontraktor harus membongkar dan
memperbaikinya hingga sesuai dengan yang disyaratkan.
g. Keramik yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik sehingga bentuk dan warna
masing-masing keramik sama tidak ada bagian yang retak, pecah-pecah, sudut atau tepi atau cacat
lainnya serta telah disetujui secara tertulis dari Konsultan Pengawas.
h. Adukan yang dipakai adalah campuran 1Pc : 2Ps tebal 10 - 15 mm untuk daerah kedap air, dan 1Pc
: 3Ps daerah kering.
i. Seluruh rongga pada bagian belakang Keramik harus berisi dengan adukan pada waktu
pemasangan
j. Awal pemasangan dan pola pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau atau petunjuk
Pengawas Lapangan.
k. Pada prinsipnya pemotongan keramik harus dihindarkan, kecuali ditentukan dengan pola Gambar,
jika perlu diadakan pemotongan hatus dikerjakan dengan hati- hati, rapi, lurus atau bersudut sesuai
dengan kebutuhan, kemudian bidang potong harus diperhaluss dengan gerinda atau kikir.
l. Persiapan sebelum pemasangan
m. Semua pemipaan maupun sparing-sparing SA & EL telah telah terpasang pada jalur dan
tempatnya sesuai dengan Gambar dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
n. Setelah bidang Keramik terpasang permukaannya harus dibersihkan dengan lap/kain basah
sehingga bersih dari noda-noda semen. Bidang Keramik ini harus dijaga tetap basah untuk
menghindarkan pengeringan terlalu cepat dengan pembasahan minimal 3(tiga) hari pertama setelah
terpasang.
o. Bila ditemui retak, kerusakan bergelombang, garis-garis tepi dan siar tidak rata dan lurus, maka
Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki hingga sesuai dengan yang disyaratkan. Biaya
untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat diajukan sebagai biaya pekerjaan
tambah.
19
p. Keramik yang telah terpasang harus dilindungi dari benturan dan atau gesekan.
q. Pekerjaan Lantai Dasar Beton Bertulang.
r. Persyaratan dan Penjelasan teknis untuk Pekerjaan ini diuraikan pada pasal beton.

Pasal 21
PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG

21.1. Lingkup Pekerjaan meliputi :


a. Pekerjaan Beton Bertulang terdiri dari :
Kolom, Ring Balok, Balok Lintel, dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.
b. Pekerjaan Beton tidak bertulang terdiri dari :
Lantai kerja, dan segala sesuatu yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini sesuai gambar.

21.2. Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan yang tercantum pada :
a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03 – 2847 - 2002
b. Peraturan Beton terutama mengenai :
- Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton (SNI 03 – 2847 - 2002)
- Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton (SNI 03 – 2847 - 2002).
- Syarat-syarat pekerjaan tulangan (SNI 03 – 2847 - 2002).

21.3. Persyaratan Beton :


Penjelasan Mutu Beton
a.Untuk beton bertulang yang bersifat struktur mutu beton yang digunakan Beton SITE MIX K-250 dimana
beton harus mempunyai kekuatan tekan dan kareakteristik sebesar 26,4 Mpa (minimal). Untuk
mendapatkan mutu beton seperti yang disyaratkan, maka Pemborong harus membuat MIX DESIGN di
Laboratorium Beton milik Pemerintah atau yang ditunjuk oleh Direksi, untuk mendapatkan komposisi
campuran dari bahan-bahan yang digunakan
b. Untuk beton bertulang yang bersifat praktis, seperti kolom praktis, balok lintel dll, campuran beton yang
digunakan adalah SITE MIX K-175 atau campuran 1PC : 2 PS : 3 KR.
c. Untuk beton tidak bertulang, adukan dibuat dengan campuran : 1PC : 3PS : 5KR, seperti untuk neut
kusen, rabat beton, lantai kerja dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.

21.4. Persyaratan Bahan

a. Semen Portland / PC
Semen Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan Semen Portland Indonesia 1972 (NI-
8) atau British Standard No. 12 tahun 1965 Semen harus sampai di tempat kerja dalam kondisi yang
baik serta dalam kantong asli dari Pabrik. Merek PC dianjurkan produksi dalam negeri seperti, , atau
yang setaraf dipersyaratkan satu merek PC yang disetujui Konsultan Pengawas untuk seluruh
pekerjaan. Semen harus disimpan dalam gudangyang kedap air, cukup ventilasi di atas lantai setingi
30 cm dari atas tanah. Penyimpanan harus berurutan dan terpisah menurut menurut pengiriman.
Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.
b. Pasir
- Semua pasir yang akan dipakai harus pasir alam tidak di perkenankan memakai pasir laut.
- Pasir harus halus bersih dan bebas dari tanah liat, mika dan substansi lain yang merugikan,
beratnya tidak boleh lebih dari 5 %.
20
- Kontraktor harus menyerahkan contoh pada Konsultan Pengawas sebagai bahan pemeriksaan
pendahuluan dan persetujuan, contoh seberat 15 kg dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai
sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum diperlukan.
- Timbunan pasir alam harus dibersihkan semua dari tumbuh-tumbuhan, kotoran dan bahan-bahan
lain yang tidak dapat dipakai harus disingkirkan. Bahan harus diayak dan dicuci sebagaimana
diperlukan untuk mengahasilkan

c. Agregat (Kerikil atau Batu Pecah)


Agregat dapat dipakai agragat alami atau buatan memenuhi persyaratan PBI 1971 (NI-2) , Agregat
tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap karat.
Untuk itu Kontraktor harus mengajukan contoh yang memenuhi syarat dari berbagai sumber terlebih
dahulu.

d. Air
Air untuk campuran dan pemeliharaan beton spesui/mortar dan speci injeksi harus dari aiar yang
bersih dan tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Air tersebut harus memenuhi syarat-
syarat menurut PBI 1971 (NI-2) pasal3.6.

e. Baja tulangan
- Baja tulangan yang dipakai adalah mutu baja U-32 (Ulir) untuk baja diameter lebih besar dan sama
dengan 16mm serta mutu baja U-24 untuk baja diameter lebih kecil atau sama dengan 12mm,
sesuai dengan PBI 1971. JIS SR 24 British Standard No. 785. 1938 atau ASTM Designation A-15.
- Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar kerja, penggantian dengan diameter
lain harus dengan persetujuan tertulis dari direksi. Segala biaya yang diakibatkan oleh penggantian
tulangan terhadap gambar sejauh Gambar Kerja adalah Kontraktor.
- Semua baja tulangan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab disesuaikan diameter serta
asal pembelian.
- Semua baja tulangan harus dilindungi terhadap semua macam kotoran dan lemak serta sejauh
mungkin terhadap karat.

f. Bahan Campuran (additives)


- Pemakaian bahan tambahan kimiawi (Konkret admixtures additives) kecuali yang disebut tegas
dalam Gambar Kerja (RKS) harus seijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
- Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal (initial set) tidak boleh dipakai. Sedangkan
untuk beton kedap air dalam tanah hidrostatik pressure tidak boleh bahan kedap air yang
mengandung bahan stearate. bahan campuran tambahan beton harus sesua dengan iklim tropis
AS 1978 & ASTM C 494 Type B & D sekaligus sebagai pengurang air adukan dan penunda
pengerasan awal.
- Semua admixture yang akan digunakan ditentukan berdasarkan hasil pekerjaan benda uji/contoh-
contoh yang dibuat dan telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
- Untuk penyambungan kembali akibat terhentinya suatu pengecoran beton dipakai bahan perekat
CALBOND sebelum dicor dengan beton baru serta permukaannya harus dikasarkan. Jumlah
pemakaian untuk 1 M2 adalah 0,3 liter CALBOND dicampur dengan larutan semen/PC sekitar 25%
nya dengan cara ditaburkan.

g. Bekisting
21
- Bekisting Kolom dibuat dari panel multiplex 12 mm atau papan borneo tebal minimal 2 cm dengan
rangka penguat penyokong dan penyangga dibuat dari kayu borneo 5/7, 5/10 secukupnya,
sehingga mampu mendapatkan kekakuan dan kekuatan mendukung beton sampai selesai proses
ikatan beton. Untuk kolom struktur dipakai papan borneo tebal 3/20.
- Steger cetakan/ bekisting dipakai kayu borneo dengan ukuran minimum 5/10 cm atau pipa besi
(scaffolding). Tidak diperkenankan mempergunakan bambu.
- Khusus cetakan bekisting untuk beton pracetak harus dibuat lebih kokoh dan lebih kaku,
permukaan panel lurus, halus sehingga menghasilkan bidang yang rata dan halus.

21.5. Persyaratan teknis


a. Komposisi campuran beton
- Beton dibentuk dari semen portland/PC, pasir, kerikil, batu pecah, air seperti yang ditentukan ;
semuanya dicampur dalam perbandingan yang sesuai dan diolah sebaik-baiknya sehingga sampai
didapat kekentalan yang tepat.
- Untuk mengetahui karakteristik dari beton tersebut, harus memenuhi syarat mutu beton menurut
PBI 1971, disertai sertifikat hasil pengujian laboratorium pengujian beton dilaksanakan 4 (empat)
kali tahapan.
- Ukuran maksimum dari agragat kasar dalam beton tidak boleh melampaui ukuran yand ditetapkan
dalam persyaratan bahan beton dan harus memperhitungkan celah lubang anatar tulang agar tidak
terjadi rongga-rongga beton.
- Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai pekerjaan
(sesuai kelas mutu) harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan demikian
juga pemeriksaan terhadap agrqgat dan beton yang dihasilkan. Pebandingan campuran dan faktor
air semen yan tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai
kekedapan, keawetan, dan kekuatan yang dikehendaki. Faktor air semen dari beton tidak terhitung
air yang dihisap oleh agregat dan tidak boleh melebihi 0,55 (dari beratnya). Pengujian beton akan
dilakukan oleh Kontraktor dan perbandingan-perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk
tujuan-tujuan seperti di atas dan Kontraktor tidak berhak claim atas perubahan-perubahan yang
demikian.

b. Pengujian dari Konsistensi Beton dan benda-benda uji Beton


- Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keprluan untuk menjamin beton
dengan Konsistensi yangn baik dan untuk penyesuaian variasi kandungan lembab atau gradasi
(perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk
mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering
sebelum dipasang tidak diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali
pengadukan sengat perlu. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump) tidak boleh kurang dari
8 cm dan tidak melampaui 12 cm untuk segala beton yang dipergunakan.
- Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan melaui pengujian biasa dengan silinder berukuran 15 x
30 cm atau kubus 15 x 15 x 15 cm atau kubus 20 x 20 x 20 cm dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2
PBI 1971. Pengujian slump disesuaikan dengan NI-2 PBI 1971 dan Kontraktor harus menyediakan
fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang erpresetatif,
frekuensi akan ditetapkan oleh Pengawas Lapangan (Pengawas Lapangan).
c. Benda Uji
Selama pengecoran beton harus terdapat benda-benda uji sebagai berikut :
- Minimum 1 benda uji setiap hari
- Minimum 20 benda uji pada akhir pelaksanaan
22
- Setiap pengecoran 5 m3 dibuat 1 benda uji
- Yang terbesar menentukan

d. Persyaratan Pelaksanaan
- Rencana Cetakan
• Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan pada Gambar
Kerja. bahan yang akan dipakai untuk rencana cetakan harus mendapat persetujuan dari
Konsultan pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai.
• Panel cetakan hanya boleh dipergunakan 2 (dua) kali bolak-balik, atau setiap
permukaan hanya 1 (satu) kali.
• Semua cetakan harus kuat dan kokoh.
• Konstruksi untuk cetakan harus diperkuat dengan kaso secukupnya sehingga menghasilkan
beton yang lurus rata. Dipersyaratkan untuk beton tampak (Exposed) adalah semi exposed
aratinya setelah cetakan dibongkar memberikan bidang yang rata dan hanya memerlukan
sedikit penghalusan.
• Sebelum beton dicor permukaan panel cetakan diminyaki secara merata untuk cegah
lekatnya beton pada cetakan.
• Celah - celah antara papan atau panel cetakan harus rapat sehingga pada waktu
pengecoran tidak ada air adukan yangkeluar.

- Baja Tulangan
• Baja tulangan beton sebelum dipasang harus bersih dari serpih-serpih, karat minyak gemuk
dan lapisan lain yang merusak atau mengurangi daya lekat dalam beton. Bentuk baja
tulangan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang tertera pada gambar.
• Baja tulangan harus dipasang dengan teliti sesua dengan Gambar Kerja.
• Agar tulangan tetap tepat di tempatya maka tulangan harus diikat kuat dengan dengan kawat
beton (bindraat) dengan bantalan blok-blok beton cetak/beton decking atau kursi- kursibesi/
cakar ayam, perenggang, specer atau logam gantung (metal hanger) sesuai dengan kebutuhan.
Dalam segala hal untuk baja tulangan yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat
sehingga tidak akan ada batang yang turun.
• Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau
dasar cetakan serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian - bagian
konstruksi tertentu seperti : kolom dan balok 2,5 cm, plat beton 1,5 cm.
• Penyambungan Jika diperlukan untuk menyambung tulangan Overlap pada sambungan
untuk tulang - tulangan dinding tegak (vertikal) dan kolom sedikitnya harus 40 (empat
puluh) diameter batang.
• Pengadukan, pengangkutan, pengecatan, pemadatan dan perawatan beton harus dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan di dalam PBI 1971 pasal 6.1. sampai dengan pasal 6.6.

- Mengaduk
Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam “Mesin Pengaduk Beton” yaitu
Bath Mixer atau Portabel Continues Mixer, dalam hal ini hars dujaga adukan plastis merata
danntidak boleh ada bagian air yang tidak terikat oleh bahan beton. Truk Pengaduk (Truck Mixer)
diatur sedemikian rupa, sehingga beton dari adukan ke adukan mempunyai konsistensi dan mutu
yang sama. Pengaduk yang sewaktu-waktu memproduksi dengan hasil yang tidak memuaskan
harus diperbaiki. Mesin pengaduk yang disentralisir (Batching Mixing Plant) harus diatur, sehingga
23
pekerjaan mengaduk dapat dapat diawasi dengan mudah dari station operator. Tiap mesin
pengaduk diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan jumlah adukan.

- Suhu
Suhu beton waktu di Cor/dituang tidak boleh lebih dari 32 derajat dan biula suhu dari beton yang
ditaruh berada anatara 27 sampai 32 derajat celciuis, beton harus diaduk di tempat pekerjaan untuk
kemudian di Cor.

- Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian rupa
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat
pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan nilai slump.

- Pengecoran
• Beton tidak boleh di cor sebelum semua pekerjaan cetakan bekisting selesai, Ukuran dan letak
baja tulangan baja tulangan beton sesuai dengan Gambar Pelaksanaan pemasangan instalasi -
instalasi yang harus ditanam, besi penggantung plafond sesuai pola kerangka langit -langit,
besi penggantung, cable tray dan stek-stek penyokong dan pengikatan serta lain-lain telah
selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan - permukaan yang berhubungan
telah disetujui Pengawas Lapangan.
• Sebelum pengecoran beton semua permukaan pada tempat pengecoran beton
(cetakan) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan dan barang lepas. Permukaan
bekisting dari bahan - bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan di cor
harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban air dari beton yang baru di cor tidak akan
diserap.
• Pada pengecoran, beton baru ke permukaan beton yang telah di cor terlebih dahulu
permukaan beton lama tersebut harus bersih, dilembabkan dan dikasarkan. Pada
sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
• Perlu diperhatikan letak jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang akan masih
berlanjut terhadap sistem struktur/penulangan yang ada.
• Koordinasi dengan pekerjaan elektrikal, sanitasi dan mekanikal harus dilakukan sebelum
pengecoran dimulai. Terutama yang menyangkut pipa-pipa sparing yang
menembus/tertanam dalam beton untuk keprluan setiap disiplin kerja.
• Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan Pengawas serta Kontraktor ada di tempat kerja
dan persiapan betul-betul memadai.
• Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutannya ke posisi
terakhir harus sependek mungkin, sehingga tidak terjadi pemisahan antar kerikil dan spesi pada
waktu pengecoran.
• Pengecoran beton untuk bagian yang vertikal seperti kolom, harus menggunakan tremie
dengan tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 2 (dua) m. Pengecoran beton untuk bagian
horizontal seperti : plat, balok, parapet harus dicor lapis demi lapis horizontal menyeluruh
dengan ketebalan perlapis < 50 cm. Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi
tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisaan 50 cm tidak dapat memenuhi
spesifikasi.
• Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sehingga
sedemikian rupa sehinggga speci/mortal terpisah dari agregat kasar. Suatu
24
pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian tidak boleh terputus sebelum
bagian itu selesai.
• Setiap lapisan beton harus dipadatkan sepadat mungkin sehingga ia bebas dari kantong
- kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material
yang diletakan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton kepala alat penggetar
(Vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan beton pada bagian atas
dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh
menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya.
• Untuk pengecoran kolom, plat lantai ataupun balok, agar dalam pelaksanaannnya lebih efektif
diwajibkan menggunakan tremie yang disediakan oleh Pengusaha “beton ready mix”.

- Waktu dan Cara-cara Pembukaaan Cetakan


Waktu dan cara-cara pembukaan dan pemindahan cetakan, harus dilakukan dengan hati-hati
untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton baru dapat diijinkan dibebani setelah berumur
28 (dua puluh delapan) hari, kecuali beton yang menggunakan bahan additives. Permukaan
beton harus diperiksa dengan teliti, permukaan yang tidak rata, berongga dan tidak rata/rapi
harus segera diperbaiki sampai disetujui oleh Pengawas Lapangan.

- Perawatan (Curing)
Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan dibawah ini. Beton yang
dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14 (empat belas) hari secara terus
menerus sesudah beton cukup keras, untuk mencegah kerusakan dengan cara menutupnya
dengan bahan yang dibasahi air atau dengan pipa berlubang. Pengawas Lapangan berhak
menentukan cara/sistem perawatan yang harus dilaksanakan pada tiap bagian pekerjaan beton.

- Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum dapat
diterima oleh Pengawas Lapangan. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi dari sinar
matahari yang langsung paling sedikit 3 (tiga) hari sesudah pengecoran. Perlindungan seperti
itu harus dibuat efektif secepatnya setelah pengecoran dilaksanakan.

- Perbaikan permukaan beton


Jika hasil pembukaan cetakan terdapat beton yang tidak tercetak dengan baik
menurut gambar atau diluar garis permukaan atau ternyata ada permukaan yang
rusak, hal itu dianggap tidak sesuai dengan spesifikasi dan harus dibuang/dibongkar dan
diperbaiki atas biaya pemborong. Apabila kerusakan tersebut dapat diperbaiki atas izin
Pengawas Lapangan dengan cara ditambal pada tempat yang rusak, maka teknik penambalan
harus dilaksanakan sebagai berikut. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan
perbaikan ialah yang terdiri dari ; sarang kerikil, kerusakan - kerusakan karena
cetakan, lubang - lubang baut, ketidakrataan dan bengkok kecil, maka dilaksanakan
dengan pemahatan kemudian digosok dengan gurinda. Lubang-lubang pahatan harus diberi
pinggiran tajam dan dicor sedemikian rupa sehingga pengisian akan terkunci rapat ditempatnya.
Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 (dua puluh empat) jam sebelum
dicor.

- Pipa sparing listrik


25
Pipa sparing untuk listrik digunakan dengan pipa PVC sekwalitas AW dengan alur sesuai gambar
kerja yang dilengkapi dengan doos dan kawat penarik kabel didalam sparing pipa. Untuk posisi pipa
sparing ini, kontraktor harus memperhatikan dan meneliti gambar kerja elektrikal.
- Beton tumbuk
Semua beton tumbuk untuk rabat atau lantai harus mempunyai kemiringan agar air tidak
menggenang pada permukaan tanpa ada cekungan.

- Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)


Semua gambar detail pelaksanaan (shop drawing) harus memenuhi persyaratan
seperti yang terurai dalam RKS ini. Pembuatan cetakan beton (bekisting) yang menyangkut detail
prinsif harus di buat Shop Drawing untuk dimintakan persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan.

- Pipa-pipa instalasi
Semua pipa-pipa (air hujan, elektrikal, gas dan lain-lain) serta bagian-bagian yang tertanam
didalam atau bersinggungan dengan beton harus dibuat dari bahan yang tidak merusak beton.
Pipa-pipa yang ditanam didalam plat, balok beton dan kolom tidak boleh mempunyai diameter
lebih dari 1/3 tebal plat atau balok tempat pipa tersebut tertanam, dan jarak dari pusat ke pusat
pipa tidak boleh lebih kecil dari 3 kali diameter pipa. Semua pipa serta serta bagian - bagian
yang menembus lantai, balok dan kolom harus mempunyai ukuran dan letak yang tidak
mengurangi kekuatan konstruksi (harus dipilih tempat momen = 0) atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.

Pasal 22
PEKERJAAN LABURAN DAN PENGECATAN

22.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi :
- Pekerjaan pengecatan dinding, beton dan plafond.
- Pekerjaan pengecatan mural dinding eksterior.
- Pekerjaan pengecatan lain seperti tercantum dalam Gambar

b. Pekerjaan Pengecatan dinding/permukaan pasangan batu bata, beton dan plafond.


Semua dinding/ permukaan pasangan batu beton & plafond yang tampak/ "exposed" seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.

22.2. Persyaratan Umum


a. Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam Standard dan normalisasi di Indonesia dan
atau sesuai dengan Spesifikasi pabrik pembuat.
b. Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan minimal selama lima (5) tahun terhitung dari waktu
penyerahan atas semua pekerjaan ini terhadap kemungkinan cacat, warna yang berubah dan
kerusakan cat lainnya.

22.3. Persyaratan Bahan


a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam. Produk Cat :
- Pengecatan Dinding Interior
- Pengecatan Dinding Exterior
26
- Pengecatan Plafond

b. Bahan didatangkan langsung dari pabrik.


Tiba di Tapak/Site konstruksi harus masih tersegel baik dalam kemasannya dan tidak cacat,serta
disetujui Pengawas Lapangan.

22.4. Persyaratan Teknis


a. Peralatan seperti: Kuas, Roller, Sikat kawat,Kape, dan sebagainya; harus tersedia dari kualitas baik
dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
b. Semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan cat dasar untuk
komponen bahan metal,harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.

22.5. Persyaratan Pelaksanaan


a. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti. Kontraktor harus
melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas,
sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak
dapat di "claim" sebagai pekerjaan tambah.
b. Pekerjaan Pengecatan Dinding, Plafond dan beton
- Sebelum pelaksanaan pengecatan seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak,
kotoran atau noda lain, bekas cat yang terkelupas dan dalam kondisi kering.
- Untuk meratakan permukaan dinding atau beton digunakan plamir tembok sampai rata, kemudian
dihaluskan dengan hampelas dan dibersihkan dari debu. Dan Khusus untuk pengecatan dinding
bagian luar untuk meratakannya tanpa menggunakan plamir , cukup dengan menghaluskan dengan
amplas saja.
- Pengecatan dilakukan berulang-ulang sampai 3 (tiga) lapisan. Pengecatan lapisan pertama dan
lapisan berikutnya harus diberi jarak waktu selama 24 jam agar cat cukup kering dan meresap
pada bidang pengecatan.
- Untuk pengecatan langit-langit karena sulit dijangkau dengan kuas dapat menggunakan roller.
- Hasil pengecatan yang belang dan tidak rata harus diperbaiki dan diulang kembali.
c. Pekerjaan Pengecatan Mural.
- Pengecatan mural dinding eksterior wajib menggunakan specialist mural
- Sebelum pelaksaan pengecatan seluruh permukaan dinding harus sudah dicat dengan cat
eksterior, dibersihkan dari debu, minyak dan kotoran lain yang ada dengan cara diamplas
permukaanya.
- Gambar untuk mural dibuatkan terlebih dahulu pada media dinding yang sudah dilapisi cat
dinding eksterior dengan kwalitas setara jotun.
- Gambar untuk mural disesuaikan dengan bentuk dan model yang sudah tercantum pada gambar
perencanaan atau disesuaikan dengan permintaan dari pihak sekolah.
- Selanjutnya gambar yang sudah berupa sketsa dilapis dengan cat berdasarkan warna sesuai
gambar perencanaan atau disesuaikan dengan permintaan dari pihak sekolah.

Pasal 23
PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP

23.1. Lingkup Pekerjaan


27
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan metal/ logam seperti tercantum dalam Gambar Kerja antara
lain ;
- Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan C75 & C100
- Pekerjaan Penutup Atap Metal Berpasir
- Pekerjaan Rangka Kanopi Hollow Besi 40x40
- Pekerjaan Penutup Kanopi Polycarbonate 8 mm

23.2. Rangka Atap


a. Rangka Atap yang digunakan menggunakan Rangka Hollow Besi dengan berbagai ukuran
(tercantum di RAB).
b. Rangka atap harus terpasang kuat dan stabil, diperkuat dengan las, dan dilengkapi dengan angkur.
c. Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda agar tidak terjadi kesalahan pemasangan.
d. Pastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku dengan menggunakan
selang air (waterpass)
e. Memastikan posisi kiri dan kanan kuda kuda tidak terbalik.
f. Mengontrol posisi berdiri nya rangka agar tegak lurus dengan ring balok menggunakan benang dan
lot ( unting – unting )
g. Setelah semua rangka sudah terpasang dan dipastikan sesuai dengan gambar kerja, selanjutnya
dilakukan pemasangan alumunium foil dengan ketebalan 4 mm type bubble double side.

23.3. Penutup Atap


Menggunakan Produk Penutup Atap Polycarbonate dengan tebal 8 mm dan Atap Metal Berpasir

23.4. Persyaratan Pelaksanaan

a. Sebelum penutup dipasang, pemborong/ kontraktor harus memeriksa apakah permukaan atas
semua gording atau rangka sudah satu bidang, jika perlu dengan mengganjal atau menyetel bagian
bagian ini terhadap rangka penutupnya.

Pasal 24
PEKERJAAN SANITASI

24.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan untuk antara lain
a. Pekerjaan Sanitary fixtures lengkap
b. Pekerjaan pengujian
c. Pekerjaan lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

24.2. Persyaratan Umum


a. Semua pekerjaan ini harus mematuhi dan memenuhi peraturan dan normalisasi di Indonesia
diantaranya :
- Pedoman Plumbing Indonesia
- Standard Industri Indonesia
- Ketentuan pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung tahun 1985
28
- Peraturan PDAM tentang Instalasi Air Minum
- Peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan dan :
- BS = British Standard : untuk bahan-bahan
- JIS = untuk bahan-bahan, NFPA = untuk pencegahan kebakaran
- Peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan.

b. Penyediaan Bahan-bahan dan alat


- Semua ketentuan bahan yang harus disediakan oleh Kontraktor harus sesuai dengan Standard dan
normalisasi yang tercantum dalam butir 27.2.a.diatas.
- Untuk pekerjaan instalasi pipa, fixtures dan peralatan lain yang termasuk dalam lingkup pekerjaan
ini Kontraktor wajib menyerahkan :
• Brosur/leaflet dari pabrik pembuat yang memuat spesifikasi teknis secara lengkap.
• Instruksi pemasangan dari pabrik pembuat
• Gambar-gambar detail pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat
• Kepada Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan bagi pemakaian.
- Unit-unit peralatan dan material yang diserahkan oleh Kontraktor harus asli dan buatan negara asal
pabrik pembuatnya dan dilengkapi dengan tanda uji dari Badan yang diakui sah oleh
Pemerintah/Badan Internasional.
- Kontraktor & pabrik pembuat harus memberikan kepada Pengawas Lapangan mengenai :
• Jaminan bahwa semua bahan, peralatan yang disediakan telah bebas dari segala kerusakan
baik akibat kesalahan pabrik, akibat kerusakan bahan ataupun kerusakan akibat
pengiriman.
• Garansi pemakaian.
• Jaminan pengadaan suku-cadang (Spare-parts).
- Pengujian harus disaksikan oleh Tenaga Ahli yang disetujui oleh Pengawas Lapangan.
c. Bahan/material, peralatan, yang tidak disertai data lengkap (Brochures factory drawing
specificationdiatas), tidak diijin kan untuk dipasang dan harus diganti dengan yang memenuhi
persyaratan di buku RKS ini.
d. Segala kerusakan pada disiplin pekerjaan lain seperti AR, SR, EL, yang diakibatkan oleh pekerjaan ini
harus dikembalikan seperti keadaan semula atas biaya Kontraktor. Dalam hal ini Kontraktor tidak
dapat mengajukan tuntutan biaya pekerjaan tambah.

24.3. Penggunaan Bahan


a. Alat-alat saniter
Kloset Duduk
Wastafel Gantung
Kran Wastafel

b. Kontraktor harus menyerahkan semua contoh bahan/ material yang akan dipakai kepada Pengawas
Lapangan/Konsultan Perencana untuk disetujui secara tertulis bagi pemakaian & pelaksanaan.
24.4. Persyaratan Teknis
a. Gambar-gambar dan Ukuran
- Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk mencantuWaspangan semua detail
instalasi seperti "Fitting" pemipaan, alat ukur dan lain-lain. Walaupun demikian, semua
bagian/detail tersebut harus tetap disediakan dan dipasang sesuai dengan praktek pelaksanaan
terbaik dan peraturan yang berlaku, demi kesempurnaan kerja sistem.
29
- Ukuran-ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah dicantuWaspangan dalam Gambar
Kerja. Ukuran-ukuran tersebut merupakan efektif yaitu : ukuran dalam pelaksanaan maupun
pembelian barang-barang.
- Kontraktor harus membuat Gambar Detail Pelaksanaan ("Shop Drawing") sementara pekerjaan
lainnya (AR, SR, EL) sedang dilaksanakan yang mencakup : Dan lain-lain yang dianggap perlu.
"Shop Drawing" ini harus diserahkan ke Pengawas Lapangan untuk disetujui secara tertulis bagi
pelaksanaan.
b. Kontraktor harus melakukan pengujian setelah Sistem terpasang dan sebelum penyerahan.
c. Di dalam seluruh pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong harus selalu berkoordinasi dengan disiplin
kerja lain (AR, SR, EL) di bawah petunjuk Pengawas Lapangan.

24.5. Persyaratan Pelaksanaan


a. Sejauh mungkin harus digunakan satu laras pipa untuk menghindari sambungan, terkecuali jika
panjang yang dibutuhkan kurang dari satu laras.
b. Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan memakai "fitting" pembantu yaitu misalnya : "elbow,
bend" sesuai kebutuhan. Demikian pula dengan percabangan harus memakai Tee atau Tee Cross
sesuai kebutuhan. Membengkokan pipa tidak diperkenankan.
c. Sambungan pipa pada umumnya digunakan sambungan ulir Screwed. Penyambungan dengan ulir ini
terlebih dahulu harus dilapisi dengan "Red Lead Cement" dan memakai pintalan atau serat khusus.
d. Sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih besar dari yang diijinkan (maximum deflection")
oleh pabrik pembuat pipa bersangkutan.
e. Semua ujung pipa yang terakhir atau yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dop/plung.
f. Untuk katup penutup yang mempunyai diameter 2 1/2" atau lebih kecil dipergunakan sambungan ulir.
g. Apabila ada segmen pemipaan yang menghalangi atau terhalang oleh jalur instalasi lain; maka
pemindahan, perbaikan atau pembongkaran harus dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
h. Pemotongan pipa apabila benar-benar diperlukan dapat dilakukan oleh Kontraktor setelah disetujui
Konsultan Pengawas.
i. Pekerjaan Pemipaan Dalam Bangunan
- Pemasangan pipa harus lurus, untuk pipa tegak harus benar- benar vertikal.
- Semua pemipaan dalam bangunan dipasang secara "inbouw", dengan cara
pemasangan:
• Pada dinding batu bata. Permukaan dinding batu bata diketrek hingga kedalaman
secukupnya sedemikian rupa agar pipa tertanam oleh lapisan plesteran. Pipa harus diikat oleh
"U" klem yang disekrupkan ke klos kayu yang ditanaWaspangan ke dinding dengan aduk
pengisi/ "grouting'. Pemasangan klem setiap jarak 50 cm.
• Pada dinding/kolom/balok beton lantai dasar :
Sebelum pengecoran beton harus dipasang pipa "Sparing" sepanjang kebutuhan. Pipa "Sparing"
tidak boleh menonjol dari permu-kaan beton. Diameter pipa "Sparing" sama dengan diameter
pipa yang akan disambungkan.
• Sebelum dan sesudah pemasangan pipa-pipa dan "Accessories"-nya, terutama bagian
dalamnya, harus dijaga bersih dan harus diperiksa lagi terhadap kerusakan/retak-retak.
i. Pekerjaan Pemipaan Luar Bangunan
- Disekeliling pipa yang ditanam di dalam tanah harus diberi pasir urug sedemikian rupa sehingga
terdapat pasir setebal minimum 10 cm di bawah, di samping dan di atas pipa.
30
- Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai kedudukan pipa agar
betul-betul lurus serta pada peil yang benar, bebas dari benda keras yang memungkinkan rusaknya
pipa di kemudian hari.
- Pada waktu pemasangan pipa, pasir galian harus dalam keadaan kering dan tidak boleh ada air
sama sekali dan ini dalam pipa harus diperiksa kembali kebersihannya.
- Pipa-pipa yang ditanam harus ditumpu dengan angker blok pada jarak maksimum 250 cm.
- Bila pipa harus menyilang ("Crossing") dengan jalan kendaraan, maka pipa tersebut harus berada di
bawah jalan minimal 60 cm serta tidak boleh menyilang saluran drainase

k. Pekerjaan Sistem Pembuangan Air Kotor/Bekas dan Vent.


- Pekerjaan ini meliputi :
• Pemipaan air kotor mulai dari sanitary fixtures sampai ke septic tank di luar gedung termasuk
penyambungan pipa ke sanitary fixtures.
• Pembuatan bak kontrol untuk membelokkan aliran kotor/bekas dari gedung ke septic tank.
- Fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan jenis pipanya dan merupakan cetakan pabrik.
- Sambungan untuk pipa PVC menggunakan "solvent cement"/rubbering sesuai denga spesifikasi
pabrik.
- Setiap sambungan arah dibuat dengan Wye (Y) 45 derajat. Tee Sanitair atau Wye Kombination
dan bend yang dilengkapi dengan lubang pembersih (clean out) kecuali apabila dinyatakan lain
dalam Gambar Pelaksanaan.
- Pipa vent service harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm dari muka banjir alat sanitair tertinggi
dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar satu prosen (1 %)
- Pipa vent yang menembus atap harus dipasang sekurang- kurangnya 15 cm diatas atap dan tidak
boleh digunakan untuk keperluan lain
- Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada pipa air kotor.
- Dalam pemasangan jaringan pemipaan ini, harus mengadakan koordinasi dengan pekerjaan-
pekerjaan struktur mengingat adanya penembusan-penembusan betonan lantai maupun dinding
- Pengujian dari seluruh sistem pemipaan air kotor/bekas ini dilakukan setelah selesai pemasangan
dengan cara dan petunjuk Konsultan pengawas. Biaya untuk hal ini adalah tanggungan
Kontraktor.

l. Pekerjaan Unit & "Fixtures" Saniter.


- Pemasangan harus dilakukan hati-hati, rapih, tidak ada noda percikan adukan semen dan
sebagainya.
- Pengikat fixtures tersebut, baik di dinding maupun di lantai, disesuaikan dengan syarat-
syarat/rekomendasi dari pabrik pembuatnya.

m. Pengujian
- Pengujian Pemipaan Air Bersih.
• Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara perbagian tidak lebih panjang dari 100 m.
• Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan hydrostatik sebesar delapan (8) atmosfir
selama 2 jam.
• Pengujian dinyatakan berhasil dan selesai apabila selama 2 jam tidak terjadi penurunan
tekanan.
- Pengujian Pemipaan Air Kotor dan Vent
- Semua lubang pada pipa pembuangan di tutup.
- Seluruh sistem pemipaan diisi air sampai ke lubang vent tertinggi.
31
- Pengujian dinyatakan berhasil dan selesai bila penurunan selama 2 jam tidak lebih dari 10 cm.
- Desinfeksi
• Desinfeksi dilakukan setelah seluruh sistem pemipaan air bersih dapat berfungsi dengan baik,
sebelum diserahkan pertama kali.
• Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine ke dalam sistem pipa dengan sistem
injeksi. Dosis chlorine adalah 550 ppm.
• Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa harus dibilas dengan air bersih sehingga kadar chlor tidak
melebihi 0,2 ppm.

n. Perbaikan Kerusakan
• Kontraktor harus mencari sebab-sebab kegagalan pengujian.
• Kontraktor harus memperbaiki setiap kesalahan yang menyebabkan gagalnya pengujian.
• Perbaikan dilaksanakan atas biaya Kontraktor yang bersangkutan.

24.6. Syarat-syarat Teknis


a. Pekerjaan Plumbing dan Sanitasi
- Umum
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material
dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum teknis pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah
bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.

- Lingkup Pekerjaan
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing (pembuangan
air kotor, air bekas dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar bangunan sampai suatu sistem
keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesiflkasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing
terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas) bulan. Ketentuan-
ketentuan yang balk tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis
tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke
dalam pekerjaan ini.
Secara umum pokerjaan yang harus dilaksanakan pada provek ini ada!ah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti
yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun
tidak tercantum pada Syarat-syarat Teknis Khusus atau gambar dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut :

➢ Instalasi Air Bersih


• Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar bangunan,
lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi
tekniknya.
• Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing serta
peralatan-peralatannya.
• Pembersihan pipa (plushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh pompa
yang disediakan oleh Kontraktor.
32
• Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial dan untuk
seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan
balk dan aman.
• Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersih site.

➢ Instalasi Air Kotor/ Air Buangan


• Pengadaan dan Pemasangan pipa air kotor / air buangan Iengkap dengan peralatan dan
berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan lain
sebagainya.
• Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam bangunan menuju
saluran drainnase dan septictank.
• Pembuatan septic tank lengkap dengan pemipaan vent-out dan filternya.
• Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
• Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis.
• Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang diperlukan.

- Pengecatan.
• Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung, rangka penyangga, semua unit
yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime
coating), cat harus sesuai dengan persyaratan pengecetan yang sesuai dengan bahan masing-
masing.
• Pengecetan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat di pabriknya atau dinyatakan lain dalarn
spesifikasinya atau untuk bahan alurrusnium.
• Untuk peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus dicat akhir dengan cat besari
merek ICI dengan merek sebagai berikut :
- Pipa air bersih : biru
- Pipa drain / waste : hitam
- Gantungan/supprot : hitam
- Panah pengarah : putih
• Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor identifikasi bagi peralatannya dengan
cat.
Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda yang hendak dipasang
pada peralatan-perlatan itu kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.

- Peralatan.
• Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat-tempat rendah
tertutup.
• Kontraktor harus menyediakan dan memasang tipe fitting untuk penempatan alat ukur yang
tidak dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
• Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang balk dan ketelitian tinggi serta
simetris.
• Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa ditempat tempat tertentu
untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
• Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release valve serta
penampungannya pada tempat yang memungkinkan terjadinya pengumpulan udara.

- Ukuran (Dimensi)
33
• Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail terdapat pada gambar harus ditaati oleh
Kontraktor.
• Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terjadi perbedaan antara
suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan Konsultan Manajemen Konstruksi.
• Kontraktor diwajibkan melakukan seniua pekerjaan pengukuran dan penggambaran yang
diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.

- Penyambung Pipa.
• Sambungan Ulir.
Penyambung an uiir antara pipa derigan fitting dilakukan untuk pipa dengan diameter sampai 40
mm (11/2").
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga fitting dapat masuk pada pipa
dengan diputar tangan sebanyak 3 uiir. Semua sambungan ulir harus nenggunakan perapatan
henep dan zinkwite dengan campuran minyak.
Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau roda. Tiap ujung pipa bagian
dalam harus dibersihkan dari bekas pemotongan dengan reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
• Sambungan Lem.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai dengan jenis
pipa dan menurut rekomendasi pabrik.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan dengan alat press
khusus.
Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.
• Sambungan Las.
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air minum. Sambungan las ini berlaku
antara pipa baja dan fitting las, dengan kawat las / elektrode yang sesuai.
Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mendapatkan ijin
tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
Setiap bekas sambungan las harus segera di cat dengan cat khusus untuk itu.
• Sleeves.
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan balk setiap kali pipa tersebut menembus beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan ruang longgar di luar pipa
maupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja.
Untuk yang diinginkan kedap air harus di lengkapi dengan sayap / flens / water stop.
Untuk pipa-pipa harus menembus kontruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air
(water proofing) harus dari jenis flushing sleeves. Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat
kedap air dengan rubber seal atau caulk.

- Penanaman Pipa di Dalam Tanah


• Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
• Diberi pasir urug padat setebal 10 cm
• Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50 mm untuk
penempatan pipa sambungan pipa.
• Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
• Setelah hasilnya baik, ditimbun kemhali dengan pasir urug padat setebal 15 cm dihitung dari
alas pipa.
34
• Di sekitar fitting dari pipa ha[-us dipasang halok / penguat dari beton agar fitting-fitting tidak
bergerak jika beban tekan diberikan..
• Keniudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan semula

- Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran.


• Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan hidrolis Kg/
Cm2 selama 24 jam tanpa teijadi perubahan / penur unan tekanan.
• Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh kontraktor.
• Pengujian harus drsaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi atau yang kuasakan untuk
itu.
• Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian Kontraktor harus memperbaiki bagian-bagian yang
rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan balk.
• Dalam, hal ini semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biaya pemakaian air dan
listrik.

- Pengujian Sistem Kerja (Trial Run)


Setelah semua instalasi air bersih lengkap, temasuk penyambungan ke pipa distribusi, Kontraktor
diharuskan melakukan pengujian terhadap sistem-sistem kerja (trial run) dari seluruh instalasi air
bersih, yang disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi atau yang ditunjuk untuk itu sampai
sistem bisa bekerja dengan baik.

- Pekerjaan Lain-Lain
Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah pembobokan
dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan tanah dari hasil dan lain-lain yang ditemui di site,
serta memperbaiki kembali seperti semula.

Pasal 25
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

25.1 Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Elektrikal


25.1.1 Umum
Syarat-syarat instalasi Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas / menambahkan hal-hal yang
tercantum dalam Buku Syarat-syarat Administrasi. Dalam hal ini Buku Syarat-syarat Administratif saling
melengkapi dengan Syarat-syarat Umum Teknis Elektrikal.

Instalasi Penerangan dan Stop Kontak menggunakan kabel NYA 1 x 2.5 mm2 ,NYM 3 x 2.5 mm2 dan
NYY 3 x 2,5 mm2 + conduit dia. 20 mm

25.1.2. Persyaratan Pelaksanaan


1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan undang-
undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan
dengan ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
35
2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah
ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang berwenang dalam hal
ini, bila tidak ada petuniuk dari Konsultan Pengawas.
3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi Elektrikal,
untuk dapat dipertanggung jawabkan.
4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusi dengan
Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratan operasionil.
Testing harus dilaksanakan di hadapan Konsultan Pengawas.
6. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggungjawab
Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal tersebut diatas.
7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung jawab kontraktor.
8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara pemasangan kualitas pekerjaan
dan lain-lain, untuk sistim instalasi Elektrikal ini harus sesuai dengan standar-standar sebagai
berikut :
8.1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik th. 2000
8.2. Peraturan yang telah ditentukan PLN lainnya.
8.3. Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Peraturan DKI No. 3 tahun 1975.
8.4. Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi No.
59/DP/1980.
Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.

Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Elektrikal ini selain dari persyaratan-
persyaratan tersebut diatas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang dikeluarkan
oleh pabrik pembuatnya.

9. Pekerjaan dianggap selesai apabila


9.1. Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dari Konsultan Pengawas.
9.2 Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi, sehingga Pemilik
dapat membenarkannya.
9.3 Seluruh instalasi terpasang telah ditest, bersama-sama dengan Konsultan Pengawas,
Konsultan Perencana dan Pemilik dengan hasil baik, sesuai dengan spesifikasi teknis.

10. Pengawasan Instalasi


10.1 Shop Drawing.
Sebelum nelaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus rnembuat gambar kerja / shop
drawing. Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah dikoordinasikan dengan
semua disiplin pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan dengan koordinasi
lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja telah di.periksa
dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
10.2 Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannya kepada
Konsultan ManPengawas atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya
secara tertulis untuk dapat dipasang.
10.3 Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedul tenaga kerja,
skedul pengadaan peralatan dan net-work planning yang terinci untuk setiap
pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi atau pihak
lain yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya.
36
10.4 Kontraktor harus mendapakan
a. Laporan Kegiatan pekerjaan harian.
b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan.
c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.
10.5 Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Elektrikal yang telah selesai dikerjakan,
Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak Konsultan Manajemen
Konstruksi atau pihak yang ditunjuk yang menerangkan bahwa setiap pekerjaan
sistem Elektrikal telah selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada.
Tahap-tahap pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian, berdasarkan pada jadwal
perincian waktu yang diserahkan oleh kontraktor.
10.6 Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan sistim Elektrikal ini
harus dihadiri pihak Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana, ahli atau pihak-pihak
lain yang ditunjuk. Untuk ini harus dibuatkan berita acaranya bersama pemegang
merk peralatan yang diuji dan dari Kontraktor yang bersangkutan peralatan unutk
pengujian harus berkualitas baik dan sudah tertera.

Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung jawab


Kontraktor.

11. Bahan
11.1 Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli peralatan utama
Elektrikal juga brosur asli, kabel, pipa konduit, detektor, sensor dan lainnya beserta
data-data teknis dan mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada bosur-brosur
peralatan / bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas.
11.2 Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang dari yang
disebutkan di dalam gambar-gambar dan spesifikasirlya, maka nilai evaluasi
penawaran Kontraktor tersebut akan dikurangi dan Kontraktor tetap harus
mengantinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
11.3 Semua Pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar, tanpa
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan diubah sesuai
dengan spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama, atas tanggungan
biaya Kontraktor.
11.4 Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan baik,
tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus menjaga
kebersihan serta melindungi semua bahan-bahan yang digunakan dalam instalasi ini
sebelum dipasang.
11.5 Bilamana ternyata dipakai / digunakan bahan / peralatan sama, bekas dipergunakan
bercacat atau rusak, Kontraktor harus menggantinya dengan bahan-bahan atau
peralatan yang baru dan tetap sesuai dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya
tanggungan Kontraktor.
11.6 Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site sebelum contoh
atau brosur disejujui oleh Konsultan Pengawas. Semua bahan yang telah masuk di
site dan menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur yang
telah disejutui, maka bahan / peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site dalam
waktu 3 x 24 jam sejak diketahuinya penyimpangan itu oleh Konsultan Pengawas.

25.1.3. Lingkup Pekerjaan


37

Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan persyaratan
dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Elektrikal sesuai gambar dokumen, spesifikasi dan
lainnya sesuai dengan kontrak.
Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, kontraktor dapat menanyakan
lebih lanjut kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerugian-
kerugian yang mungkin terjadi.
Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Elektrikal harus berdasarkan
gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta adendum lainnya.
Bila ada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul / butir-butir yang ditulis / disebutkan kembali, hal ini
bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah mempertegas spesifikasinya.

25.2 Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Instalasi Listrik

1.0 UMUM
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan untuk seluruh
pekerjaan listrik di dalam maupun diluar bangunan gedung. Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum
Pekerjaan Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.

2.0 PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK


Sumber daya listrik bagi-gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah PLN.
Daya dari PLN tersebut disalurkan ke transformer dengan kapasitas 200 KVA sampai dengan panel
ukur (kwh meter). Selanjutnya didistribusikan ke panel-panel utama (LVMDP), sub-distribusi dan panel
daya / penerangan gedung secara radial.
Sistim distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fase - empat kawat 220/380 V
mengikuti sistim PP (Pentanahan Pengaman).
Sebagai sumber daya cadangan digunakan 1 (satu) unit diesel-generator berkapasitas 200 kVA antara
sumber daya PLN dengan diesel-genset yang bekerja secara manual.

3.0 LINGKUP PEKERJAAN


Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai suatu sistem
keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing / pengujian, pengesahan
terhadap seluruh material berikut pemasangan / instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan / atau
Badan Keselamatan Kerja, serta serah terima dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan. Ketentuan-
ketentuan yang tidak tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi
perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam
pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
38
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada
syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada
syarat-syarat Khusus Teknik atau gambar dokumen.

Pekerjaan inl meliputi :


3.1. Pekerjaan di Ruang Panel

3.1.1 Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan rendah jenis NYY dan
NYFGbY yang menghubungkan
a. Dari KWH Meter ke panel daya / penerangan bangunan
b. Dan kabel daya lainnya.
Kabel penghubung tersebut lengkap dengan terminasi (sepatu kebel) yang diperlukan.
3.1.2 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan daya (stop kontak),
lengkap dengan armatur, power receptacle outlet, panel-penel daya / penerangan dan
alat-alat bantu yang diperlukan.
3.1.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pentanahan, balk pentanahan sistim
listrik maupun badan (body) peralatan listrik.

3.2. Pekerjaan di dalam Gedung


3.2.1 Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya / penerangan
termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kebel / konduktor pentanahan netral
/ badan panel.
3.2.2 Pengadaan dan pemasangan kebel-kabel jenis NYY, untuk penghubung antar panel
daya / penerangan dan kabel-kabel daya menuju peralatan (mesin AC, pompa-pompa
dll).
3.2.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armatur penerangan,
balk penerangan normal maupun darurat.
3.2.4 Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray Iengkap dengan material bantu yang
dibutuhkan
3.2.5 Pengadaan dan pemasangan instalasi underfloor duct lengkap dengan material bantu
yang dibutuhkan.

4.0 GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di dalamnya
dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu.Iainnya. pengerjaan dan
pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Gambar-gambar arsitektur, struktur, elektrikal dan kontrak lainnya haruslah menjadi referensi untuk
koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap
kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Konsultan Manajemen Konstruksian
atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

5.0 KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI


5.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah
39
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop kontak), saklar, kontak-
kontak tarik (pull box), cabinet / penel daya, kebel, alat-alat bantu dan semua peralatan lain
yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari sistern instalasi daya
tegangan rendah 220 / 380 V dan penerangan.
5.1.1. Kotak-kontak(doos) Outlet.
a. Jenis
Kotak-kontak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PULL, AVE atau standar lain.
Kotak-kontak ini bisa berbentuk single / multi gang box empat persegi atau segi delapan.
Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang dengan balk dan
benar.

b. Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk kondulit hanya di tempat yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar unutk menampung jumlah dan ukuran condulit, sesuai
dengan persyarata, tetapi kurang dad ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.

c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type)


Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini harus dari tipe yang diberi gasket
tahan cuaca :
• tempat-tempat yang kena matahari,
• tempat-tempat yang kena hujan,
• tempat-tempat yang kena minyak,
• tempat-tempat yang kena udara lembab,
• tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

d. Outlet Pada Permukaan Khusus.


Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada partisi, blok beton,
mamer, frame besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan harus
mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.

5.1.2. Saklar dan Stop Kontak.


a. Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kontak outlet untuk saklar dinding dan
receptaI les outlet harus (alvani stee dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1
cm un uk peralatan tunggal dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak
multi gang untuk lebih dari dua peralatan.

b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanis dengan rating minimum 10A / 250 V. Saklar
pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok, kecuali ditentukan lain pada
gambar. Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm
di atas lantai yang sudah selesai. Saklar-saklar tersebut harus di pasang doos (kotak)
yang sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan. Stop kontak
harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm atau 30 cm
dari permukaan lantai yang sudah selesai sesuai petunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi.
40
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan) dengan
ranting minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan
PUIL dan diberi saluran pentanahan.

d. Pendukung dan Pengikat.


Kotak-kontak pelat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya mempunyai bentuk
yang tetap.

e. Untuk stop kontak PLN dan UPS warna dibedakan, dimana stop kontak PLN warna biasa
dan stop kontak UPS warna orange.

5.1.3. Kabel-Kabel
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel tegangan
rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang
diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua
sistem dan peralatan.

a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V)


Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC, VDE,
SPLN dan LMK untuk pengganguan sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali
untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pebrik pembuatnya.

Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2 kecuali untuk
pemakaian kontrol pada sistem remote control yang kurang dari 30 meter panjangnya bisa
menggunakan kabel dengan ukuran 1,5
mm2.

Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam
bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kebel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada didalam konduit atau dipasang di
atas cable tray / cable rack dan diklem / diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai
dengan kebutuhannya.

Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan
harus diadakan secara lengkap.

Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40 %.

b. Kabel Tanah Tegangan Rendah


Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC, VDE,
SPLN, dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang ditanah langsung di
dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penympung 16 mm2 keatas harus berurat banyak dan dipilin
(stranded)
41
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk pemakaian kontrol
pada sistem yang perakaian kontrol pada sistem remote yang kurang dari 30 meter
panjangnya (bisa-menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2).

Cara penanaman kabel secara langsung didalam tanah (direct burial) harus sesuai dengan
gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan
kebel teyangan menengah 2U kV. Apabila diperlukan penyambungan kabel dalam tanah,
harus dilakukan dengan alat penyambung khusus (jointing kit) tegangan rencah jenis
epoxy resin-cold pour system.

Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang benar-benar ahli
dengan cara dan metode penyambungan mengikuti anjuran.

Pabrik pembuat jointing kit yang digunakan sehingga diperoleh hasil penyambungan yang
andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai
kekuatan mekanis yang tinggi. Kabel merek SUPREME.

c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.


Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan daya harus
diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke sakiar dan titik
cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.

Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus dari jenis
NYM dan diletakkan di dalam PVC high-impact heavy gauge.

Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali tercatat lain.

d. Splice/ Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan-sambungan di
dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan didalam kotak-kotak cabang atau kotak
sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak.
Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat secara elaktris
dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau soldered. Dalam
membuat pencabangan atau sambungan, koncktor harus dihubungkan pada konduktor-
konduktor dengan balk sedemikian rupa, sehingga semua konduktor tersambung dan tidak
ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.

e. Kabel Kontrol
Di tempat-tempat yang ditunjuk pada garnbar atau disyaratkan, kabel kontrol motor, starter
dan peralatan-peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis standed annealed copper
yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating teganyan sampai 600 V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 sqmm untuk
panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan operasi yang mernuaskan dari peralatan
yang di kontrol, dengan pertimbangan-pertimbangan mengenai panjang circuit dan
sebagainya. Kabel sekualitas SUPREME.
42

f. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan lain-lain seperti karet, PVC, vernished
carnbric, asbes, gelas, tape sintetis, splice case, composition dan lain-lain harus dari tipe
yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan
harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau
pabrik pembuatnya.

g. Pemasangan Kabel
g.1. Pemasangan di Permukaan

g.1.1. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan Semua kabel
harus dipasang didalam konduit PVC high - impact heavy gauge, dipasang
di permukaan plat beton langit-langit dengan klem pendukung yang sesuai.
Pendukung-pendukung tersebut harus di cat dengan cat anti karat.

Semua kabel harus dipasang lurus / sejajal2-dengan rapi dan teratur.


Pembelokan kabel harus dilaklikan dcnqan jari-jari lengkungan tidak boleh
kurang dari syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali ø kabel)

g.1.2. Kabel Daya Penghubung Antar Panel


Kabel-kabel daya diletakkan diatas cable trey, di klem pada cable trey
dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel). Pemasangan cable trey
harus mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi dan digantunq atau
disangga secara kokoh dengan penggantung / penyangga besi yang di
klem ke plat beton.
Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus menyediakan
sendiri peralatan penunjang seperti trey, klem, besi penunjang,
penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk kabel yang dipasang
horisontal maupun vertikal.
Peralatan penunjang tersebut hares sudah dipernitungkan pada biaya
pemasangan kabel tersebut.

Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh konduit


fleksibel serta cara penyambungannya terlebih dahulu kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk disetujui.

g.2. Pemasangan di Permukaan


Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang didalam dinding harus
diletakkan didalam konduit PVC hign impact heavy gauge dengan ukuran minimum
3/a". Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah
pipa selesai ditanam.

g.3. Pemasangan Menembus Dinding


43
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang terbuat
dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang kabel.

h. Penggunaan Warna Kabel


Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGby untuk tegangan netral dan non harus
mengikuti peraturan yang disebutkan oleh 2000, yaitu :

h.1. Sistem Tegangan 220 V, 1 fasa


hitam : Fasa
biru : Netral
kuning/hijau : Pentanahan

h.2. Sistem Tegangan 220/380 V, 3 fasa


merah : fasa R
kuning : fasa S
hitam : fasa T
biru : netral (N)
kuning/hijau : pentanahan (G)

i. Pendukung Kabel
Setiap kotak tarik (pull box) termusuk kotak-kotak yang ada diatas daya dan panel daya
motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung Iain-lainnya .
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan pengenalan,
sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.

j. Konduit Tertanam
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga dipasang
secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit-langit.
5.1.4. Kabinet Panel Daya
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan Ketebalan rninimum 1,7 mm untuk panel
yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2 mm untuk jenis floor standing, kecuali
yang sering kena basah / hujan, harus dibuat dari jenis besi tuang yang tahan kelembaban atau
konstruksi khusus. Kabinet untuk panel daya / kontrol harus mempunyai ukuran yang
proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya menurut kebutuhan,
sehingga untuk frame / rangka panel harus ditanahkan.
Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel
panel daya serta penutupnya. Kabinet dengan kawat-kawat through feeder harus diatur dengan
balk, rapi dan benar.
a. Finishing
Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus dibuat tahan
karat dengan cat dasar atau prime coating dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint).
Penentuan warna dan merek cat sebelumnya harus dimintakan persetujuan ke Konsultan
Manajemen Konstruksi.
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized cadmium plating ataa-
crengan zinc chromate dan di cat dengan cat akhir sistem bakar (oven)
b. Kunci
44
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "flat lock" jenis kunci untuk setiap kabinet
hares dari tipe "common key", sehingga kunci untuk setiap kabinetnya adalah sama. Pada
masing-masing kabinet harus disediakan dua anak kunci.
c. Tinggi Pemasangan Panel
Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam panel dengan
mudah masih dapat dijangkau, tergantung pada tipe / macam panel, bila dibutuhkan alas /
pondasi / penumpu / penggantung, Kontraktor harus menyediakan dan memasang,
sekalipun tidak tertera pada gambar.
d. Label
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch group, pemutus
daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label sesuai dengan fungsinya
untuk mengindahkan/mengidentifikasikan penggunaan alat tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam.

5.1.5. Sistem "Race Way"


Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit beserta
perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi instalasi kabel.

a. Ukuran
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani dengan baik
jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PULL dan lain-lain.
ø minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran dengan faktor pengisian kabel
maksimurn 40 %.

b. Bahan
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan PVC high impact
heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099. Konduit metal untuk instalasi
daya pompa yang digunakan harus dan jenis heavy gauge galvanized walded steel yang
memenuhi persyaratan BS 4568 : part I & II class 4.
c. Pemasangan
c.1. Race Way yang ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan dengan jalan
membobok beton dengan pahat. Kedalaman dan lebar pembobokan harus
dilakukan secukupnya, sesuai dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan
dipasang. Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding dengan
kondisi semula.
Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung konduit hares ditutup
untuk mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran lainnya.

c.2. Race Way yang dipasang di Permukaan


Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus dipasang sejajar
atau tegak lurus dengan dinding bagian struktur atau permukaan bidang-hidann
vertikal dengan langit-langit.

Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-langit, harus
digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar.
45
Ujunq-ujung pipa pada peralatan dipasang dengan sekrup dengan kuat. Sernua
ujunq pipa yang bebas harus ditutup / dilengkapi dengan plat kuningan yang sesuai.

Untuk daerah yang lembab; semua peralatan pembantu, fitting-fitting, klem dan lain-
lain harus di galvanisir atau di cat tahan karat dan harus digunakan pendukung
supaya pipa bebas dari permukaan korosif.

Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus di cat satu jalan
sebelum dipasang dan sekali lagi sesudah dipasang dengan warna yang ditentukan
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus dicat dengan
warna sebagai berikut :
c.2.1. Pipa penerangan dan daya - orange
c.2.2. Pipa telepon - hijau
c.2.3. Pipa fire alarm - merah
c.2.4. Pipa tata suara - kuning

c.3. Race Way yang di pasang di Dalam Tanah


Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus mempunyai
dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum dipasangkan diatas race
way tersebut diberi patok petunjuk. Pipa / race way yang digunakan adalah GIP
kelas medium yang memenuhi standar SIIL

c.4. Race Way Melintas / Menembus Dinding


Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit dan lain-lain, maka
lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh debu,
lembab (uap air) api dan asap.

c.5. Cable Trench.


Kedalaman parit kabel (cable tranch) untuk penanaman di bawah tanah minimal 80
cm dari permukaan. Bila bersilangan dengan saluran lain, misalnya saluran air,
cable trench dapat dan harus ditanam setelah pengerasan tanah.

Untuk cable trench yang melintasi jalan, penanaman dilakukan setelah pengerasan
badan jalan atau bila sehelumnya harus lebih dari 110 cm atau atas persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi.

c.6. Konduit Logam Flexibel Tahan Air


Konduit logam flexible yang tahan air harus dipakai pada kondisi di mana ada
kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan dalam atmosfir yang korosif,
lembab atau berupa minyak, termasuk dalam hal ini adalah pemakaian pada kabel
masuk terminal motor pompa.

Suatu bungkus (shealth) yang tahan cairan dari polivinyl chlorida (PVC) harus
menonjol pada inti baja yang flexibel.
46
Sambungan konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan pentanahan (earth
continuity) harus pula dimiliki oleh race way / konduit ini.

c.7. Pengakhiran dan Sambungan.


Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan lain-lain,
dengan dua lock nut dan sebuah insulating insert yang harus terbuat dari
thermoplastic atau "fire minded" yang dimatikan untuk mencegah rusaknya kawat
dan kabel dan tidak mengurangi kontinuitas dari sistem grounding dari race way.
Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal harus dari jenis yang tahan hujan
atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan sistem penguncian interlock
compressed.

c.8. Pentanahan
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan ekstra
rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif)
Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka, termasuk
pelindung kabel (sheath / armour), konduit, saluran metal, rack, tray, doos, stop
kontak, armatur, saklar dengan metal harus dihubungkan dengan konduktor
kontinyu untuk pentanahan.

Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan tidak


diperbolehkan.

Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersediri yang trerbuat dari
tembaga dengan daya hantar yang tinggi.

Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6 sqmm dan dimasukkan


ke dalam konduit. Penyambungan konduktor pentanahan harus menggunakan
penyambung mekanis yang disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut


c.8.1. Pentanahan netral trafo maksimum 1 ohm.
c.8.2. Pentanahan netral bus-bar dan panel maksimum 2 ohm.
c.8.3. Pentanahan netral generator maksimum 2 ohm.

5.1.6. Cable Tray


a. Bahan
Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated) dari bahan besi lunak
dengan sisi-sisi di tekuk ke dalam dengan ketebalan pelat tidak kurang dari 2,0 mm.
Keseluruhan permukaan cable tray harus digalvanisir.
Cable tray sek. Oni Tray, Three Tray

b. Penggantung / penyangga
Untuk cable tray yang dipasang penggantung cable tray harus dibuat dari besi lunak yang
digalvanisir dengan ø minimum 6 mm ujung penggantung di ulir untuk memungkinkan
pengaturan levelling cable tray. Ukuran penyangga dan penumpu (bracket) hartis dipilih
agar menghasilkan penyangga/penumpuan yang kokoh.
47

5.1.7. Panel Utama Tegangan Rendah dan Perlengkapannya.


a. Umum
Penel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker, indikator,
magnetic connector, accessories, peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk
pemasangan dan operasi yang sempurna dari segenap sistem dan peralatan-
peralatannya.

Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki pengalaman yang luas di
bidang manufacturing dan perencanaan panel-panel tersebut telah beroperasi dengan baik
selama paling sedikit 3 tahun.
Penawaran harus rneliputi reference list sebagai suatu-bukti.

b. Panel-panel
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kocuali ditentukan lain.
Seluruh asembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung harus direncanakan,
dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan minimum dengan
penyesuaian dan / atau penambahan seperti disyaratkan di bawah ini :

b.1. Umum
Setiap panel daya utama harus dari jenis inbouw, dead-front, terbuat dari plat baja
(metal cled).

Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur baja struktur atau rangka
profil baja yang diperkuat dan dilas, sehingga kokoh dan tidak rusak dalam
pengiriman atau pemasangan.

Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta termal akibat
hubung-singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik) Rangka ini harus secara
lengkap ditutup pada bagian bawah, atas dan sisi-sisinya dengan pelat-pelat
penutup yang bisa dilepas. Panel harus bisa dicapai dari depan maupun belakang.
Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus dikelompokkan
pada sisi depan yang berengsel.

Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel yang tersembunyi dan
gerendel / kunci. Semua sumber yang perlu untuk rangkaian kontrol, daya dan lain-
lain harus dipasang pada sisi belakang dari penutup yang berengsel tersebut.

Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres) ventilasi untuk
membatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus pada nilai-nilai
yang dipersyaratkan dalarn standar VDE/IEC untuk peralatan yang tertutup.
Penutup panel bagian belakang yang bisa dilepas harus mempunyai konstruksi
sekrup (screwed on / bolted on) Material-material yang bertegangan harus dicegah
dengan sempurna terhadap kemungkinan terkena percikan air. Tebal pilar baja
yang digunakan minimum 2 mm.
48
Semua panel harus buatan Graha Panel, Industira, Simetri dan mempunyai sertifikat
dari Asosiasi Produsen Panel Indonesia.

b.2. Pull Box


Bila ditunjuk dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi pemasangan, harus
dipasang sebuah pull box pada ketinggian yang cukup dari jenis konstruksi yang
sama dengan switch board pada bagian atas dari switch board.

Bagian sisi atas dan camping clan pull box harus dari bagian-bagian yang bisa
dibuka lepas. Dasar dari pull box harus terdiri atas papan asbestos atau bahan
tanah api yang sempurna. Kabel manuju individual breaker harus tegak lurus
melalui lubang-Iubang yang terpisah-pisah pada dasar pull box ini.

Penutup atas yang ditempatkan di bagian belakang struktur harus bisa dilepas
dengan mudah supaya memungkinkan pembuatan lubang-lubang untuk konduit
kabel yang diperlukan.

Penunjang-penunjang untuk kabel harus diatur sedemikian rupa, sehingga terhindar


kemungkinan terjadinya loncatan bunga api (arc proofing).

Pull box harus mempunyai ukuran yang layak guna memungkinkan ventilasi dan
pemasangan peralatan circuit breaker yang bisa dipindah-pindahkan bilamana
perlu.

b.3. Konstruksi
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti di tunjuk dalam
gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan. Lokasi yang tepat dan jenis
pertengkapan yang diperlihatkan boleh berbeda menurut keperluan penyesuaian
material pabrik, sejauh bahwa fungsi dan operasi yang dimaksud dapat dicapai.
Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus diikuti dalam
urutan yang tepat untuk mempermudah pemeriksaan bangunan (konstruksi)

Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus dibangun dan ditunjang


untuk dapat menahan arus hubung-singkat yang terjadi pada lokasi tertentu
tersebut.

Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur untuk menjamin
daerah kontrak yang baik.

b.4. Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch machine. Untuk
menjaga benda-henda asing rnasuk melalui lubang tersebut. Pada bagian dalam
harus diberi lapisan yang juga dilubangi (di-punch).

b.5. Papan Nama


Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan nama yang
dipasang pada pintu panel dekat dengan pemutus daya dan dapat dilihat dengan
49
mudah. Cara-cara pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas rangkaian
dari pemutus daya atau alat-alat yang tersambung padanya. Keterangan mengenai
hal ini harus diajukan dalam gambar kerja.
Mimic diagram berwarna biru harus dipasang pada pintu, lengkap dengan
komponen-komponen dan tanda-tanda untuk komponen tersebut.

b.6. Cadangan Sambungan di Kemudian Hari


Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan- ruangan
tersebut harus dilengkapi dengan pemutus daya cadangan, terminal, klem-klem
pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk peralatan yang dipasang di
kemudian hari.
Kemungkinan penyambungan dikemudian hari dapat berupa peralatan baru,
misalnya saklar, pemutus daya, kontraktor dan lain-lain.

b.7. Bus-Bar / Rel Daya


Bus-bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara mendatar dengan
rapih sepanjang panel di dalam ruang yang berventilasi.
Jarak antar rel daya harys memenuhi ketentuan pemasangan rel daya di dalam
PUIL 2000.

Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard drawn high conductivity"
yang memenuhi standar B.S. 1433, dilapisi perak pada bagian luarnya secara
menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan kemampuan 150 % dari arus beban
terpasang. Ukuran Bus-Bar harus disesualkan dengan peraturan PUIL 2000.
Sernua Bus-Bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang terbuat dari
bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic) misalnya perselain atau moulded
isulator, sedemikian rupa sehingga mampu menahan gaya mekanis yang terjadi
akibat hubung singkat. Rel daya dicat dengan warna yang sesuai dengan
penandaan fasa menurut PUIL 2000.
Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai 70°C
Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas penuh (full netral)
yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah bus pentanahan yang telanjang,
diklem dengan kuat pada kerangka dan dilengkapi dengan klem untuk pengaman
dari peralatan yang perlu ditanahkan. Dalam hal ini, konfigurasi bus-bar adalah 3
fasa - 4 kawat - 5 bus.

Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar dengan arus Iebih
besar dari 63 A harus dilakukan melalui batang-batang tembaga dari jenis yang
sama dengan bus-bar. Untuk arus yang Iebih kecil, diizinkan menggunakan kabel
herisolasi PVC (NYY atau NYA).
Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang menunjukkan ukuran-
ukuran clan bus-bar dan susunannya.
Ukuran dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang panel dan disediakan
cara-cara untuk penyambungan di kamudian hari.
50
Apabila saluran keluar (out going feeder) yang menuju ke satu terminal terdiri atas
beberapa buah kabel, tidak diperkenankan menumpuk lebih dari 2 (dua) buah
sepatu kabel pada satu terminal atau bus-bar.
Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara memasangkan batang
tembaga tambahan untuk menyatukan sepatu kabel tersebut pada satu terminal
yang berlainan.

b.8. Alat-alat Ukur


Setiap panel harus dilenqkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukur seperti yang
ditunjukkan di dalam gambar rencana.
Bila digunakan amper meter selector switch (saklar pinch), pada saat pemindahan
pengukuran arus, saklar untuk ampere meter harus dalam keadaan terhubung
singkat.
Meter-meter harus dari type besi putar (moving iron) khusus untuk dipasang secara
tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur yang paling tinggi 1,5 dengan penunjukan
melingkar (minimum 90°), skala linier, dipasang secara flush dalam kotak tahan
getaran, dengan ukuran 96 mm x 96 mm.
Posisi dari saklar putar untuk volt meter dan amperemeter harus ditandai dengan
jelas.

b.8.1 Amperemeter (A-m)


Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban lebih sebesar
120 % dari batas atas penunjukkannya selama 2 jam dan dilengkapi dengan
penunjuk berwarna merah (index pointer) untuk menandai besarnya arus
beban-penuh. Ampere meter harus dipasangkan untuk beban motor sebesar
5,5 kW atau lebih pada salah satu fasenya.
Amperemeter harus mampu menahan pergerakan yang timbull akibat arus
start motor dan mempunyai skala overload yang rapat (compressed) untuk
keperluan pembacaan arus start tersebut.

Pada amperemeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukan nol


(zero adjusment) berupa sekrup pemutar dibagian depan.

b.8.2 Voltmeter (V-m)


Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan mempunyai skala
penunjukan yang lebar. Voltmeter dipasang di sisi daya masuk melalui sikring
pengaman jenis HRC dengan arus nominal 3 A.
Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukkan nol (zero
adjustment) berupa sekrup pemutar di bagian depan.

b.9. Trafo Arus


Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan (indoor type),
jenis jendela dengan perbandingan kumparan yang sesuai dengan standar-standar
VDE untuk keperluan pengukuran. Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar
mampu menahan gaya-gaya mekanis yang timbul pada waktu terjadinya hubungan
singkat 3 fasa simetris.
51
Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan bersamaan dengan kWh meter
dengan syarat tidak menguranqi ketelitiannya.
Bila ternyata ketelitian terganggu, harus digunakan trafo arus khusus (terpisah).

b.10 Kabel-kabel Kontrol


Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah dipasang di pabrik /
bengkel secara lengkap dan dibundel serta dilindungi terhadap kerusakan mekanis.

Ukuran kabel kontrol minimum 1,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan tegangan
nominal 600 volt.

Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus dipasangkan sepatu
kabel dengan ukuran kabclnya clan clikencangkan
dengan alat penekan (press-tang / kraft-tang) secara baik, sehingga
dapat dicegah terjadinya hubung longgar (lost contact).
Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada terminal peralatan
harus cukup kencang dan kokoh.

b.11 Merk Pabrik


Semua peralatan pengamanan harus diusahakan buatan satu pabrik. Peralatan-
peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan atau dipertukarkan tempatnya
pada rangka panel.

b.12 Peralatan Pengaman / Pemutus Daya

b.12.1 Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)


Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecil dari 800 A digunakan
jenis rumah tuangan (moulded case circuit breaker - MCCB) yang memenuhi
standar B.S. 4752 Part 1 1977 atau IEC 157.1 dan sesuai untuk temperatur
operasi 400C (fully tripicalized) dan mampu beroperasi untuk tegangan 660
VAC dengan rating 1.000 VAC.

MCCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed" baik pada posisi
horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.

Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus terbuat dari bahan
silver / tungsten dan mekanisme operasinya dirancang untuk menutup dan
membuka kontak-kontak utamanya secara menyapu (wiping action).

Mekanisme operasi harus dari jenis "quick make" dan "quick break" secara
simultan pada ketiga / keempat kutubnya sewaktu opening, closing maupun
trip.

Mekanisme ini harus trip-free untuk m_ encegah kontak utama menutup


kembali tanpa sengaja.
52
Handle togel MCCB harus dapat membuka semua kutub (kontak utama)
secara bersamaan (simultan). Suatu arus kesalahan mengalir pada salah
satu kutup harus menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.

MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masing-masing kutubnya


yang dapat disetel (adjustable) untuk arus beban lebih (overload - inverse
time) secara mekanis dengan bimetal, pengatus arus hubung - singkat
(overcurent - instantaneous) secara mekanis dcngan solenoid (magnetis).

Untuk motor protector, hanya dipasang magnetic overcurrent protection.

Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi opcrasi, yaitu ON, OFF dan TRIP.

Kapasitas pemutus arus kesalahan (interrupting / breaking capacity) tidak


kurang dari 50 kA.

b.12.2 Miniature Circuit Breaker (MCB)


MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan B.S. 4752 / part 1 1977
atau IEC 157.1 (fully tropicalized), mampu heroperasi untuk tegangan sampai
660 VAC dengan rating 1.000 VAC.

MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik pada posisi
horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.

Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari bahan silver /
tungsten dan mekanisme operasinya dirancang untuk menutup dan
membuka kontak-kontak utamanya secara menyapu (wiping action).

Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk mencegah kontak utama
menutup kembali tanpa sengaja.
RKS Teknis
Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka semua kutub (kontak
utama) secara bersamaan (simultan).

Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus menyebabkan
ketiga kutub membuka secara bersarnaan.

MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih (overload


inverse time) secara mekanis dengan bimetal dan arus hubung singkat
(overcurent instantaneous) secara mekanis dengan solenoid (magnetis).

Arus nominal dari draw out MCCB dan MCB harus sesuai dengan gambar,
dengan kapasitas pemutusan (breaking capacity) disesuaikan dengan letak
pemutus daya tersebut.
53
Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa besarnya arus hubung singkat 3 fasa
simetris yang mungkin terjadi pada titik-titik beban dan menganjurkan jenis
MCCB serta MCB yang sesuai.
Hasil perhitungan dan katalog pemutus daya yang disarankan untuk
digunakan harus disertakan pada saat penawaran pekerjaan.

5.1.9. Peralatan Penerangan


a. Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan serta alat-
alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari semua peralatan
penerangan. Fixture harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.

b. Kualitas dan Pengerjaan


Semua rnaterial dan accessories, balk yang disebut secara maupun khusus harus dari
kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan standar komersil
yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau seperti yang
disyaratkan di sini.

c. Jenis armature
c.1. Lampu-lampu Flourescent (TL)
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag untuk meniadakan
efek stroboskopis. Semua fixture harus dilengkapi dengan kapasitor untuk
perbaikan faktor kerja sehingga mencapai minimum 0,96. Balast harus dari tipe low
losses.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus memenuhi
standar PLN / SII / LMK.
c.2. Lampu Down Light.
Lampu down light yang dipasangkan di ruang-ruang tertentu rnenggunakan jenis
lampu sesuai dengan gambar rencana

c.3. Lampu Baret


Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat dari kaca susu
dengan lampu pijar (incandescent) atau lampu TL circle 20 W sesuai dengan
kebutuhan.

d. Pemasangan
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh tukang yang
berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui Konsultan Manajemen
Konstruksi.
Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan yang perlu agar di
peroleh hasil pemasangan yang baik.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga betul-betul
lurus.
54
Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh
mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian fixture dan permukaan-perrnukaan di
sebelahnya. Setiap badan (rumah) lampu harud ditanahkan (grounded). Pada waktu
diselesaikannya pemasangan armature penerangan, peralatan
tersebut harus slap untuk bekerja dengan balk dan berada dalarn kondisi sempurna serta
bebas dari semua cacat / kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus menyala
secara lengkap.

6.0 PENGUJIAN / PENYETELAN PERALATAN DAN SISTEM


6.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan pengujian (testing)
penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan listrik yang dipasang.

6.2. Semua tersting, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol yang tergabung
dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan semua instrumentasi dan tenaga
kerja harus dilaksanakan oleh kontraktor. Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik
yang berkompeten dan berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.

6.3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan


Konsultan Manajemen Konstruksi antara lain :
* pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section) maupun
keseluruhan (overall)
* pengujian pentanahan panel
* pengujian kontinuitas konduktor
* pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya
* pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
* load testing
* penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan mencatat data
setelah yang dilakukan.
* semua instalasi Iistrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN atau badan resmi
yang ditunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.

6.4. Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan di atas
atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara pengujiannya.

PASAL 26
PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN & PEMBERSIHAN
SETELAH PEMBANGUNAN

1. Pembersihan Tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup Pekerjaan seperti
tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku RKS ini dari semua barang atau bahan bangunan

Anda mungkin juga menyukai