Anda di halaman 1dari 10

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

Dalam melaksanakan pekerjaan ini digunakan ketentuan ketentuan dan peraturan seperti tercantum dibawah ini
termasuk penjelasan perubahan – perubahannya. sebagaimana yang dimaksud dengan Rencana Kerja dan Syarat
yang ada didalam gambar dan bill of quantity sebagai pedoman bagi pihak penyedia jasa (kontraktor) dalam
melaksanakan pekerjaan yang merupakan bagian dari satu kesatuan yang tak terpisahkan..
Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar kerja, gambar-gambar detail dan RKS, maka pihak
penyedia jasa wajib menanyakan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas/ Perencana dan pihak Penyedia jasa
harus mematuhi/mentaati keputusannya.
Adapun beberapa syarat-syarat dan ketentuan yang harus dipatuhi oleh Pihak Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :

I. SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM


Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum berlaku untuk seluruh
bagian pekerjaan dimana persyaratan ini diterapkan untuk pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan Rehab Gedung
Pengolahan Hasil Perikanan (PHP) Belawan. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan ketentuan-
ketentuan dan peraturan-peraturan yang tercantum dibawah ini termasuk perubahan-perubahan dengan
mengikuti dan memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam Normalisasi Indonesia (NI), Standar
Nasional Indonesia (SNI) dan Peraturan-peraturan Nasional maupun Peraturan-peraturan setempat lainnya yang
berlaku atau jenis - jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain, yaitu :
1. Peraturan-peraturan umum untuk Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) 1082;
2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) 1971 (NI-2);
3. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961 (NI-5);
4. Stándar Industri Indonesia (SII);
5. Peraturan tentang Instalasi Air Leiding AVWI;
6. Peraturan Muatan Indonesia (PMI) 1970 (NI 18):
7. Peraturan Umum Tentang Instalasi Listrik (PUIL) 1977;
8. Pedoman Plumbing Indonesia (PPI);
9. Peraturan Dir. Jenderal Perawatan DEPNAKER tentang penggunaan tanaga kerja;
10. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI) 1980;
11. Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara oleh DEPT.P.U;
12. Astek sesuai dengan peraturan serta ketentuan-ketentuan yang berlaku;
13. UU No. 28/2000, tentang : Bangunan Gedung dan lain sebagainya yang dianggab berhubungan dengan
bagian pekerjaan ini.
Jika dibanding pada RKS ini terdapat perbedaan atau kelainan dalam perihal yang sama dibanding dengan
peraturan diatas, maka ketentuan didalam RKS yang berlaku.

1.1. LINGKUP
1.1.1. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud berikut, lingkup pekerjaan yang
ditugaskan termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
a. Pengadaan Tenaga Kerja.
b. Pengadaan Bahan / Material.
c. Pengadaan Peralatan / Alat Bantu

1.1.2. Persyaratan Teknis Umum menjadi satu kesatuan dangan Persyaratan Teknis Khusus dalam
pelaksanaan pekerjaan dan secara bersama–sama merupakan persyaratan dari segi teknis bagi
seluruh pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam dokumen-dokumen berikut ini:

Rehab Gedung Pengolahan Hasil Perikanan Belawan TA. 2021


a. Gambar-gambar pelaksanaan.
b. Persyaratan Teknis Umum / pelaksanaan pekerjaan / bahan.
c. Rincian Volume Pekerjaan / Rincian Penawaran.
d. Dokumen-dokumen pelelangan / pelaksanaan yang lain.

1.2. BAHAN
1.2.1 Merk Dagang
a. Penyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan / produk di dalam Persyaratan Teknis Umum,
secara umum harus diartikan sebagai persyaratan kualitas penampilan (Performance) dari bahan /
produk tersebut.
b. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan/ produk lain yang dapat
dibuktikan mempunyai kualitas penampilan yang setaraf dengan bahan/ produk yang memakai merk
dagang yang disebutkan, dapat diterima sejauhmana bahwa untuk itu sebelumnya telah diperoleh
persetujuan tertulis dari Direksi/ Konsultan Perencana/ Pengawas atas kesetaraan tersebut.
c. Sejauhmana bisa memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan, penggunaan produksi dalam
negeri lebih diutamakan.

1.2.2 Persetujuan Bahan


a. Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan dengan sangat agar sebelum
sesuatu bahan/ produk akan dibeli/ dipesan/ diproduksi, terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari
Direksi/ Konsultan atau kesesuaian dari bahan/ produk tersebut pada Persyaratan Teknis, yang
mana akan diberikan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan pada contoh/ brosur dari bahan/ produk
yang bersangkutan untuk diserahkan kepada Direksi/ Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas
Lapangan.
b. Jika ada bahan-bahan maupun peralatan lainnya yang ditolak oleh Direksi lapangan, pelaksana
diwajibkan untuk memindahkannya dari lokasi pekerjaan selambat-lambatnya dalam tempo 2x24 jam
setelah surat penolakan bahan tersebut dikeluarkan oleh Direksi.
c. Bahan-bahan yang dinyatakan ditolak tidak diperkenankan untuk dipergunakan dan juga jika
ternyata bahan-bahan yang terpakai (terpasang) terdapat kecacatan sehingga tidak memenuhi
syarat harus segera dibongkar dan diganti dengan bahan lainnya yang lebih bermutu/sesuai dengan
kreteria bahan yang telah ditentukan.
d. Syarat-syarat dan mutu bahan yang diminta untuk pekerjaan ini harus memenuhi seperti yang
tercantum dalam RKS ini.

2.1. PELAKSANAAN
2.1.1. Rencana Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pekerjaan, pelaksana harus menyusun rencana kerja yaitu suatu rencana yang
terperinci termasuk jadwal pelaksanaan dan diajukan kepada direksi selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari setelah dikeluarkannya surat keputusan dan penunjukan mulai kerja.
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pelaksana harus menyerahkan request pekerjaan beserta shop
drawing kepada konsultan pengawas untuk dimintai persertujuannya. Permintaan persetujuan atau
bahan serta gambar kerja maupun rencana kerja.
c. Kontraktor tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan sebelum adanya
persetujuan dari Direksi/Konsultan atau rencana kerja ini. Kecuali dapat dibuktikan bahwa
Direksi/Konsultan telah melalaikan kewajibannya untuk memeriksa rencana kerja Kontraktor pada
waktunya, maka kegagalan Kontraktor untuk memulai pekerjaan sehubungan dengan belum adanya
rencana kerja yang memulai pekerjaan yang disetujui Direksi, sepenuhnya merupakan tanggung
jawab dari Kontraktor bersangkutan.

2.1.2. Gambar Kerja (Shop Drawing)

Rehab Gedung Pengolahan Hasil Perikanan Belawan TA. 2021


a. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (Construction Drawings) belum cukup
memberikan petunjuk mengenai cara untuk mencapai keadaan terlaksana, Pihak Kontraktor wajib
untuk mempersiapkan gambar kerja yang secara terperinci akan memperlihatkan cara pelaksanaan
tersebut.
b. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar kerja, gambar-gambar detail dan RKS,
maka Kontraktor wajib menanyakan secara tertulis kepada Konsultan Supervisi atau Perencana.
Kontraktor harus mematuhi / mentaati keputusannya.
c. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Direksi/ Konsultan.

2.1.3. Ijin Pelaksanaan


Ijin pelaksanaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan tersebut, Kontraktor diwajibkan
untuk mengajukan ijin pelaksanaan secara tertulis kepada Direksi/Konsultan dengan dilampiri gambar
kerja yang sudah disetujui. Ijin pelaksanaan yang disetujui sebagai pegangan Kontraktor untuk
melaksanakan pada bagian pekerjaan tersebut.

2..1.4 Rencana Mingguan dan Bulanan.


a. Selambat lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana pelaksanaan pekerjaan
berlangsung, Kontraktor wajib untuk menyerahkan secara tertulis kepada Direksi/Konsultan suatu
Rencana Mingguan yang berisi rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang akan
dilaksanakan dalam minggu berikutnya.
b. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari tiap bulan, Kontraktor wajib menyerahkan secara
tertulis kepada Direksi/Konsultan suatu rencana bulanan yang menggambarkan dalam garis
besarnya, berbagai rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan
untuk dilaksanakan dalam bulan berikutnya.
c. Kelalaian Kontraktor untuk menyusun dan menyerahkan rencana mingguan maupun bulanan
dinilai sama dengan kelalaian dalam melaksanakan perintah Direksi/Konsultan dalam
melaksanakan pekerjaan.
d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, Kontraktor diwajibkan untuk memberitahu
Direksi/Konsultan mengenai hal tersebut paling sedikit 2 x 24 jam sebelumnya.

2.2. PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN


2.2.1. DOKUMEN TERLAKSANA (As Built Documents)
a. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan Kontraktor wajib menyusun Dokumen Terlaksana yang
terdiri dari:
1. Gambar-gambar terlaksana (as built drawing)
2. Laporan-Laporan
3. Foto Dokumentasi
b. Khusus untuk pekerjaan kunci, utilitas dan pekerjaan pekerjaan lain dengan sistem jaringan
bersaluran banyak secara operasional membutuhkan identifikasi yang bersifat lokatif, dokumen
terlaksana ini harus dilengkapi dengan daftar instalasi/ perlengkapan yang mengidentifikasi lokasi
dari masing-masing objek tersebut.

2.2.2. PENYERAHAN
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan kepada Direksi (Pemberi Tugas) :
a. 5 (lima) set dokumen terlaksana terdiri dari 1(satu) asli dan 4 (empat) copy
b. Untuk berbagai macam :
- Semua kunci orisinil disertai “Construction Key” bila ada
- Minimum 1 (satu) set kunci duplikat
c. Bahan Keramik lantai / dinding & atau masing masing minimal 1 m2

Rehab Gedung Pengolahan Hasil Perikanan Belawan TA. 2021


II. SYARAT-SYARAT TEKNIS KHUSUS
Adapun yang akan dituangkan dalam Syarat-syarat Teknis Khusus adalah merupakan Spesifikasi Teknis dari
Bill of Quantity (RAB) dan Gambar Kerja dalam pengerjaan bagian-bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan
oleh Kontraktor, yang meliputi :

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pekerjaan Persiapan
1.1 Papan Nama Proyek
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memasang Papan Nama Proyek sesuai
dengan yang terdapat didalam lampiran, serta mendapat persetujuan dari Direksi/ Konsultan.

1.2 Direksikeet dan Gudang Bahan


Sebelum Kontraktor memulai pelaksanaan pekerjaan ini diharuskan menyediakan Direksi Keet
dengan luas yang memadai, yang dilengkapi dengan antara lain :
- Soft board menempel di dinding termasuk spidol dan penghapusnya
- Meja rapat (sederhana) termasuk kursinya.
Penyedia jasa berkewajiban untuk menyediakan gudang yang diperlukan selama pelaksana
pekerjaan dengan luas yang memadai.

1.3 Pekerjaan Bongkaran


Pekerjaan bongkaran/pendahuluan adalah terdiri dari :
- Pemindahan Meubelair
- Pemindahan Alat/Perlengkapan Pengolahan Hasil Perikanan
- Bongkaran sebagian Plafond
- Bongkaran Daun Pintu
- Bongkaran Dinding.
- Bongkaran Tiang Kolom
- Bongkaran Balok
- Bongkaran Keramik untuk pondasi sloof

1.4 Air Kerja


Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam alkalin,
garam, bahan-bahan organis atau lainnya yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam
hal ini yang dapat dipakai adalah air bersih yang dapat digunakan untuk air minum. Apabila
terdapat keragu-raguan mengenai mutu air, maka diadakan pengujian di Lembaga Pemeriksaan
Bahan yang diakui, untuk menyelidiki sampai jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat
merusak beton, baja tulangan, dengan biaya pengujian ditanggung sepenuhnya oleh pelaksana.

1.5 Perlengkapan K3
Penyedia Jasa wajib menyediakan APD dilokasi pekerjaan, menyediakan masker penutup
hidung dan mulut, dan tempat cuci tangan dan sabun sebagai protocol kesehatan pencegahan
penyebaran virus covid 19, menyediakan ditempat pekerjaan peralatan P3K, menyediakan air
minum secukupnya dan memenuhi syarat-syarat bagi pekerja yang semuanya menjadi beban
pelaksana.

II. PEKERJAAN TANAH


2.1. Timbunan dari Pengadaan Tanah
Dengan adanya penambahan luas bangunan maka dilakukan penimbunan dari tanah dasar +0,8m
yang didatangkan (Pengadaan Tanah) sesuai kebutuhannya mengikuti tinggi penimbunan bangunan
lama, dan untuk ruang penggung/pentas ditambah ketinggian timbunannya 0,4m, disesuaikan

Rehab Gedung Pengolahan Hasil Perikanan Belawan TA. 2021


dengan biaya yang disediakan, didalam pelaksanaan penimbunan turut juga dilakukan perataan dan
pemadatan secara mekanis yang mana setiap penghamparan timbunan 15 cm dilakukan pemadatan
Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk
mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.

2.2. Galian Tanah


Level Galian harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar (Potongan) serta Kontraktor harus
mengetahui pasti Level Bangunan yang akan dibangun dengan Level Muka Tanah (MT). Akar
tanaman dan bekas akar pohon yang terdapat di dalam tanah dapat membusuk dan menjadi
material organik yang dapat mempengaruhi kekuatan tanah. Pada seluruh lokasi proyek dimana
tanah berfungsi sebagai pendukung bangunan khususnya pendukung lantai terbawah, maka akar
tanaman dan sisa akar pohon harus digali dan dibuang hingga bersih. Galian Untuk Pondasi Sloof
80/80 cm digali dengan ukuran LxT= 0,8 x 0,35m

2.3 Pemasangan Cerocok Kayu Bulat dibawah Pondasi


Sebelum dilakukan pengecoran pondasi sloof, dilakukan penanaman/ pemancangan Cerocok Kayu
Bulat min. Ø2,5” dengan panjang 4m’ yang ujungnya dilapisi/dililit plat strip (agar tidak pecah)
terutama pada lobang pondasi tapak dibuat 2 (dua) cerocok tiap lobang. Pada pondasi menerus dan
sloof teras cerocok dibuat tiap jarak 2 m’.Jenis kayu yang digunakan adalah Kayu Keras dan Lurus
setara Kayu Laut. Peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan Penanaman Cerocok Kayu
tersebut merupakan tanggung jawab dan wajib dimiliki oleh Kontraktor.

2.4 Timbunan Bekas Galian Tanah


Timbunan bekas galian (pondasi, sloof) selain digunakan untuk menimbun lobang pondasi tapak
setelah selesai dicor juga digunakan untuk menimbun level lantai dasar serta dilakukan pemadatan
secara mekanis dengan menggunakan Stamper sebelum dicor lantai kerja untuk Pekerjaan Lantai
Keramik.Untuk alat tersebut diatas wajib dilakukan dan menjadi tanggungjawab Kontraktor untuk
dipergunakan dalam Pekerjaan Penimbunan dan Pemadatan Tanah tersebut.

2.5 Lantai Kerja dibawah Pondasi


Sebelum pekerjaan cor Pondasi dilakukan terlebih dahulu dibuat Lantai Kerja pasir dengan
ketebalan 5 cm, secara merata pada permukaannya. Jika air tanah ternyata menggenangi lobang
galian, maka Kontraktor wajib mengurasnya dan dasar galian harus kering sebelum Lantai Kerja
dibuat.

III. PEKERJAAN BETON


3.1 Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru yang mana Kontraktor
diwajibkan membuat “Trial Mix” terlebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan beton untuk pengujian
Kubus Beton dilaboratorium yang akan ditunjuk kemudian (biayanya menjadi tanggungjawab
Kontraktor).
3.2 Pekerjaan beton bertulang K225. digunakan untuk Pondasi, sloof dan kolom.
3.3 Bekesting/mal terbuat dari kayu sembarang terpasang kuat sehingga tidak mudah berubah bentuk
pada saat pelaksanaan maupun setelah selesai pengecoran.
3.4 Pengadukan beton harus dilakukan dengan sempurna dengan memakai mesin pengaduk beton
(beton mollen) dan dipadatkan dengan mesin penggetar (vibrator) secara rata sehingga tidak terjadi
beton yang keropos.
3.5 Kontraktor tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan pengecoran sebelum semua penulangan
diperiksa dan disetujui oleh Direksi lapangan.
3.6 Persyaratan lain dari pekerjaan beton bertulang ini harus berpedoman kepada Standard Konstruksi
Struktur Nasional Indonesia 1991 (SKSNI 1991).
Rehab Gedung Pengolahan Hasil Perikanan Belawan TA. 2021
IV. PEKERJAAN PASANGAN DINDING
Pekerjaan pasangan dinding batu-bata ini dilaksanakan untuk dinding/ tembok tangga rencana. Batu
bata yang dikehendaki adalah batu bata lokal yang berkualitas baik yaitu dengan hasil pembakaran
yang matang berukuran sama kira-kira 5 x 10 x 20 cm tidak boleh terdapat pecah-pecah (melebihi
20%) dan tidak diperbolehkan memasang bata yang pernah dipakai.
Pasangan batu bata harus dipasang tegak lurus, siku, rata, dan tidak boleh terdapat retak-retak,
dipasang dengan fungsi, ukuran ketebalan dan ketinggian yang ditentukan dalam gambar rencana
serta tidak diperkenankan memasang batu-bata yang patah dua melebihi dari 5%.

4.1 Pasangan Dinding Batu Bata 1:4


Semua pasangan batu-bata dengan campuran 1pc : 4ps dipasang.

4.2 Plester Dinding


Pada dinding batu dengan campuran 1 pc : 4 ps (yang ditentukan/ disyaratkan dalam gambar).
Tebal plesteran 15 mm dengan hasil ketebalan dinding finish 150 mm atau sesuai yang ditunjukan
dalam detail gambar.

4.3 Relief-relief dan List


Pekerjaan Relief-relief disini terdiri dari Relief Logo, tulisan dan motif rumah gorga di ruang
panggung yang berfungsi sebagi pelapis dinding,. Bentuk, ukuran dan letak nya dapat dilihat pada
Gambar serta sedapat mungkin dikomfirmasikan dengan Direksi/ Konsultan..Pekerjaan ini harus
dilakukan dengan Tukang yang ahli dibidangnya. Bentuk, Ukuran dan Jenis disesuaikan dengan
biaya yang telah ditentukan serta wajib dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Direksi/
Konsultan.

V PEKERJAAN LISTRIK
 Semua jenis kabel yang dipergunakan/dipasang dilengkapi dengan sertifikat dari LMK-PLN serta untuk
kabel-kabel phasa, netral dan arde harus dibedakan dalam beberapa macam warna kabel (sesuai
dengan tercantum dalam PUIL 1987).
 Pemasangan Daya 1300 VA menjadi 23000 VA
 Semua hantaran baik yang ditarik di dalam pipa ataupun tidak harus diusahakan tidak Nampak/expose
dalam arti tertanam dalam pasangan dinding bata dan terlindung di atas langit-langit dari pandangan.
 Semua sambungan kabel harus dilaksanakan dengan menggunakan klem baut dan terlindung dalam
kotak sambungan, untuk menghindari gangguan yang dapat terjadi sentuhan - sentuhan.
 Semua sambungan harus terikat kuat untuk menjamin KONTAK yang sempurna.
 Semua instalasi titik lampu, titik stop kontak dan sakelar (lihat gambar)

VI PEKERJAAN PEKERJAAN KOZEN DAN DAUN PINTU ALUMINIUM PANEL KACA


Untuk Pekerjaan Kozen dan Daun Pintu Aluminium Panel Kaca menggunakan Kozen dan Daun Pintu
Aluminium Panel kaca lama (bongkaran)

VII PEKERJAAN PLAFOND


7.1 Rangka Plafond
Kerangka plafond terbuat dari aluminium / metal furing :
- Ketebalan : 0,3 mm
- Kualitas : Metal furing sistem Buman G 203 terbuat dari bahan zincalume, kuat, tahan karat, tahan
api, ringan dan cepat pemasangannya, seperti merk armstrong, daiken, Alexindo atau produk lain
yang setara. Rangka Plafond dipasang sisi bagian bawah diratakan, pemasangan sesuai dengan

Rehab Gedung Pengolahan Hasil Perikanan Belawan TA. 2021


pola yang ditunjukkan/ disebutkan dalam gambar dengan memperhatikan modul pemasangan
penutup langit-langit yang dipasangnya.

7.2 Plafond Gypsum


Digunakan gypsum board yang bermutu baik produk Jayaboard, Knauft, Nusaboard atau produk lain
yang setara. dan telah disetujui oleh Konsultan, tebal gypsum board = 9 mm.
Gypsum board dipasang pada ketinggian +3.75 dari lantai, dengan cara pemasangan sesuai
dengan gambar untuk itu dan setelah gypsum board terpasang bidang permukaan langit-langit
harus rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang serta sambungan antar unit-unit gypsum board
tidak terlihat.Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole / access panel di langit-langit
yang bisa dibuka, tanpa merusak gypsum board di sekelilingnya, untuk keperluan pemeriksaan /
pemeliharaan M  E.

7.3 Dropp Celling


Pada Bangunan ini dibuat juga droop ceiling naik 10 cm dari permukaan bawah plafond (+3.65 dari
lantai), yaitu : Panggung/pentas

7.4 Dempul Sambungan dan Pengecatan


Finishing penutup langit-langit (plafond) yang digunakan cat dari bahan dasar cat yang bermutu baik
produk yang telah disetujui Konsultan. Sebelum pengecatan semua sambungan/ pertemuan harus
rata dan halus (ditreatment/ dempul+polyster kasa). Plafond dan list-list/ drop plafond gypsum ini
difinish dengan cat emulsi 3x lapis (setara kimex) warna Putih.

VIII PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK


Rencana pemasangan keramik dengan memperhatikan :
- Tetapkan data level lantai yang tepat serta kontrol level finish lantai melalui beberapa spot level
untuk menghindari atau mengurangi pemotongan keramik yang tidak efisien.
- Untuk memastikan unit keramik yang terpotong menyajikan penampilan yang seimbang ketika
dipasang dan terpasang sebesar mungkin serta untuk memastikan lokasi naat dan pola lantai sesuai
dengan persetujuan konsultan.
- Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung asam alkali)
sampah jenuh.

8.1 Pemadatan dan Cor Lapisan Lantai


- Sebelum dimulainya pemasangan keramik, terlebih dahulu dilakukan penimbunan tanah kembali
untuk mencapai level yang ditentukan dimana selanjutnya dilakukan pemadatan tanah tersebut
dengan menggunakan alat mekanis Stamper.
- Setelah Tanah tersebut rata sesuai dengan level yang ditentukan, selanjutnya dilakukan pengecoran
(rabat beton) dengan mutu beton fc’ 7,5 MPa atau setara K-100 setebal 5 cm secara merata
diseluruh bidang yang akan dipasang keramik.

8.2 Lapisan Pasir Urug dibawah Lantai


- Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja harus diberi lapisan pasir urug
tebal 5 cm padat dipasang untuk menyesuaikan level yang diinginkan.

8.3 Pasangan Keramik Lantai


Keramik yang digunakan adalah jenis homogienis dengan ukuran dan jenis sebagai berikut :

Rehab Gedung Pengolahan Hasil Perikanan Belawan TA. 2021


- Ruang Dalam (interior) dan Luar (exterior) : ukuran 4040 cm motif kilat licin setara Garuda, warna
cream atau beige, Jenis Homogienis Polish (anti noda dan anti gores) model granit tebal min. 6 mm.
dan untuk ruang KM di pakai keramik ukuran 20x20 cm.
- Hasil pemasangan lantai harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar rata dengan
memperhatikan kemiringan didaerah basah dan keras.

IX PEKERJAAN SALURAN AIR


9.1 Instalasi Pemipaan
Semua pipa-pipa sanitair terbuat dari bahan PVC (min. Wafin) yang terdiri dari :
- Pipa Air Minum (PAM) : Ø ¾” untuk saluran primer dan Ø ½” untuk saluran ke kran.
- Pipa Air Kotor : Ø 3” dari K.Mandi disalurkan ke parit terbuka.
- Pipa Kotoran Padat : Ø 3” dari Kloset disalurkan ke Septictank.
- Pipa Septictank : Ø 3” diberi lubang dan saringan dari Septictank disalurkan ke Peresapan

Selama pelaksanaan selalu diadakan pengujian/ pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan.

9.2 Aksesoris Instalasi Pemipaan


Aksesori maksudnya adalah segala bahan penyambung dan pengikat yang ikut dalam instalasi
pemipaan seperti elbow, elbow drat, soket, soket drat, dob, r-sock dll menjadi satu kesatuan dalam
pelaksanaan instalsi pemipaan ini.

9.3 Kloset dan Tempat Sabun


Bahan kloset terbuta dari jenis Keramik :
- Untuk K.Mandi terbuat dari Kloset Jongkok setara toto.
- Lantai Kloset dibuat lebih tinggi 5 cm dari lantai K.mandi (persetujuan Konsultan).

9.4 Bak Mandi


Bak Mandi terbuat dari bahan Fiber.

9.5 Washtafel
Bahan wastafel terbuat dari keramik, warna putih setara Toto untuk 2 toilet lengkap dengan meja
washtafel dari cor beton dan dikeramik.

9.6 Urinoir
Bahan urinoir terbuat dari keramik, warna putih setara Toto terletak di toilet pria.

X PEKERJAAN RANGKA ATAP


Atap merupakan penutup suatu bangunan, ada bermacam-macam jenis bahan yang dipergunakan
sebagai penutup bangunan baik rumah, gedung, barak, dan lain-lain. Adapun jenis atap yang akan
dipakai dalam pekerjaan ini adalah atap Spandek Metal dengan jenis kuda-kuda dan rangkanya jenis
Zincalume serta rangka dan kuda kuda yang konstruksi lama harus disesuaikan dengan kondisi existing.

XI PEKERJAAN ATAP
- Penutup atap digunakan Spandek Metal jenis Roof Tebal 0,35 mm warna tergantung kondisi
dilapangan.
- Kemiringan atap di buat antara 19 derajat
- Rangka Atap yang Digunakan Adalah rangka Zincalume Taso (TS) 150mm-C75.75

Rehab Gedung Pengolahan Hasil Perikanan Belawan TA. 2021


XII PEKERJAAN FINISHING DAN LAIN-LAIN
Semua bidang Pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang dan pecah-pecah)
serta bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-
kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.

12.1 Cat Tembok/ Emulsi


Bahan cat yang digunakan adalah :
a. Plamir : Sealler 1x lapis. (setara Dulux)
b. Finish : Emulsi 3x lapis (setara Catilac) jenis pearl glo (interior)
Emulsi 3x lapis (setara Dulux) jenis weathershield (exterior). Type dan warnanya akan ditentukan
kemudian.

12.2 Nama Instansi dan Logo


Pembuatan Nama Instansi dan Logonya terbuat dari relief semen : Bentuk dan Ukuran disesuaikan
dengan biaya yang disediakan (ditentukan kemudian).

12.3 Pembersihan Akhir dan Perataan Halaman


 Kontraktor harus membersihkan seluruh ruangan baik bidang dinding maupun lantai dari segala
noda dan kotoran, disapu serta di pel lantainya.
 Sampah bangunan wajib dibuang keluar dari lokasi bangunan dan menjadi tanggungan Kontraktor.
 Area Halaman yang masih dari tanah wajib diratakan pada are yang bergelombang dan diatur
kemiringannya agar tidak terjadi genangan air hujan.

12.4 P3K dan Keamanan/ Jaga Malam


 Kontraktor wajib menyediakan perlengkapan kesehatan/ obat-obatan (P3K) serta segala kejadian
kecelakaan dan keamanan kerja dilokasi pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
 Kontraktor juga wajib menjaga lokasi pekerjaan dilluar jam kerja (malam hari) agar terhindar dari
pencurian dan pengerusakan pekerjaan.

12.5 Laporan-laporan dan Foto Dokumentasi


 Laporan dan Administrasi Proyek terdiri dari :
- Laporan Harian

- Laporan Mingguan

- Laporan Bulanan

- Laporan Akhir

 Shop Drawing dan As Build Drawing

 Photo Dokumentasi :

Merupakan pengarsipan pekerjaan dilapangan dengan pengambilan gambar/photo mulai dari:


- Pekerjaan Nol di lapangan (existing)

- Pekerjaan sedang dilaksanakan

- Pekerjaan selesai (100%)

Semua Laporan diatas dijilid/ dijadikan satu kesatuan (eksemplar) dan dibuat duplikat (copy) Rangkap 3 (tiga)
serta diserahkan kepada Direksi/ Konsultan dalam proses administrasi proyek maupun serah terima
pekerjaan. Untuk pekerjaan yang belum termasuk dalam uraian dan persyaratan pekerjaan ini atau dalam
Rehab Gedung Pengolahan Hasil Perikanan Belawan TA. 2021
gambar, tetapi menjadi bagian dari pekerjaan, dianggap telah tercantum dalam RKS dan harus dilaksanakan
oleh Pihak penyedia jasa untuk mendapatkan penyelesaian pekerjaan yang sempurna. Dalam hal demikian,
maka pemborong harus selalu berkoordinasi dan meminta petunjuk dari direksi lapangan.

Medan, Februari 2021


Dibuat Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan

Ir. Nurmaida Silaen, Msi


Nip. 19681108 199403 2 004

Rehab Gedung Pengolahan Hasil Perikanan Belawan TA. 2021

Anda mungkin juga menyukai