JUDUL PEKERJAAN
(MODEL OCLC 01)
No. SP……………………………
Perjanjian ini (“KONTRAK”) dibuat dan ditandatangani pada tanggal ..… bulan ……….….. tahun 2019 (“TANGGAL
KONTRAK”), oleh:
I. PT PERTAMINA (PERSERO), suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, berkedudukan
dan berkantor pusat di Jakarta Pusat, dalam hal ini diwakili oleh .............. selaku ................., selanjutnya dalam
KONTRAK ini disebut ”PERUSAHAAN”, dan
Selanjutnya PERUSAHAAN dan KONTRAKTOR secara sendiri-sendiri disebut “PIHAK” dan secara bersama-sama
disebut “PARA PIHAK”.
BAHWASANYA;
PERUSAHAAN mempunyai kegiatan usaha dibidang energi yaitu minyak dan gas bumi, energi baru dan terbarukan,
dan dalam kaitannya dengan hal tersebut PERUSAHAAN memerlukan dilakukannya pekerjaan sebagaimana diatur
dalam KONTRAK ini; dan
KONTRAKTOR adalah perusahaan yang mempunyai kemampuan dan pengalaman serta sanggup untuk melaksanakan
pekerjaan yang diperlukan oleh PERUSAHAAN.
1. Dokumen-dokumen yang disebut dibawah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari KONTRAK ini:
A. Lampiran A: Syarat-syarat dan Ketentuan-ketentuan Umum.
B. Lampiran B: Lingkup Pekerjaan.
C. Lampiran C: Harga Kontrak dan Ketentuan Pembayaran.
D. Lampiran D: Jangka Waktu dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan.
E. Lampiran E: Health, Safety, Environment (HSE) dan Contractor Safety Management System (CSMS)
F. Lampiran F: Asuransi
G. Lampiran G: Lain-lain.
Judul Pekerjaan
Hal 1 dari 2
2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh KONTRAKTOR adalah …………………………………..………
….…………………………………… dengan ruang lingkup sebagaimana diuraikan dalam Lampiran B dan harus
diselesaikan sesuai dengan jadwal yang diuraikan dalam Lampiran D (“PEKERJAAN”).
3. Nilai PEKERJAAN yang harus dibayar oleh PERUSAHAAN adalah sebesar ………………………………. dengan
tata cara pembayaran sebagaimana diuraikan dalam Lampiran C (“HARGA KONTRAK”).
4. KONTRAK ini mulai berlaku pada TANGGAL KONTRAK atau jangka waktu lain yang disepakati PARA PIHAK
dan akan tetap berlaku sampai dengan …………………………. (“JANGKA WAKTU KONTRAK”) kecuali diakhiri
lebih awal sesuai dengan ketentuan KONTRAK ini.
KONTRAK ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama, dan
ditandatangani di atas meterai cukup oleh PARA PIHAK.
PERUSAHAAN KONTRAKTOR
Judul Pekerjaan
Hal 2 dari 2
Model OCLC 01
Lampiran A
PASAL 1
DEFINISI
Kata-kata dan/atau istilah-istilah dibawah yang digunakan dalam KONTRAK ini mempunyai arti sebagaimana
diberikan disini:
a. AFILIASI adalah suatu perusahaan yang: a) mengendalikan, atau b) dikendalikan oleh, atau c) berada
dibawah kendali yang sama dengan salah satu PIHAK. Yang dimaksud dengan ”kendali” adalah
kepemilikan secara langsung atau tidak langsung lebih dari 50% (lima puluh persen) saham atau 50%
(lima puluh persen) hak suara.
b. DOKUMEN KONTRAK adalah POKOK-POKOK PERJANJIAN dan semua dokumen yang disebut dalam
PASAL 1 POKOK-POKOK PERJANJIAN.
c. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL yaitu segala hak eksklusif yang diberikan oleh peraturan perundang-
undangan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya, termasuk namun tidak terbatas
pada hak cipta, paten, merek, rahasia dagang dan desain industri.
d. HARI KALENDER adalah kurun waktu 24 (dua puluh empat) jam secara terus-menerus, yang dimulai
pada pukul 00.00 WITA sampai dengan pukul 00.00 WITA pada hari berikutnya.
e. HARI KERJA adalah semua HARI KALENDER kecuali hari Sabtu, hari Minggu dan hari libur nasional
Republik Indonesia.
f. JAMINAN PELAKSANAAN adalah suatu jaminan sebagaimana disyaratkan dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat, yang diserahkan oleh KONTRAKTOR kepada PERUSAHAAN untuk menjamin
pelaksanaan PEKERJAAN.
g. JANGKA WAKTU KONTRAK adalah jangka waktu yang dimulai sejak TANGGAL KONTRAK atau
tanggal lain yang disepakati PARA PIHAK sampai dengan tanggal yang disebut dalam Lampiran D.
h. KESENGAJAAN DAN/ATAU KELALAIAN adalah tindakan yang dimaksudkan untuk melanggar atau
tidak dipenuhinya suatu kewajiban berdasarkan KONTRAK, peraturan perundangan, best oilfield
practices atau kepatutan.
i. LOKASI PEKERJAAN adalah kantor, lapangan atau tempat-tempat lain dimana PERUSAHAAN
melakukan kegiatannya, di tempat mana PEKERJAAN harus dilakukan sebagaimana disebut dalam
Lampiran B.
j. MASA PENYELESAIAN PEKERJAAN yaitu jangka waktu bilamana PEKERJAAN harus diselesaikan
oleh KONTRAKTOR seperti diatur dalam Lampiran D.
k. PERSONIL KONTRAKTOR adalah mereka yang dipekerjakan atau dilibatkan oleh KONTRAKTOR untuk
melaksanakan KONTRAK, baik langsung maupun tidak langsung, termasuk namun tidak terbatas pada
SUBKONTRAKTOR dan vendor. Termasuk dalam pengertian PERSONIL KONTRAKTOR adalah
mereka yang oleh KONTRAKTOR diundang atau dibiarkan untuk berada di LOKASI PEKERJAAN.
l. PERSONIL PERUSAHAAN adalah mereka yang dipekerjakan atau dilibatkan oleh PERUSAHAAN, baik
langsung maupun tidak langsung dan PIHAK KETIGA yang oleh PERUSAHAAN diundang untuk berada
di LOKASI PEKERJAAN.
p. SUBKONTRAKTOR adalah suatu pihak yang disetujui secara tertulis oleh PERUSAHAAN untuk
melakukan sebagian dari PEKERJAAN dalam kapasitas sebagai subkontraktor dari KONTRAKTOR.
PASAL 2
ISI DAN PENAFSIRAN ISI KONTRAK
2.1 Semua instruksi, pemberitahuan, otorisasi, persetujuan harus dibuat dalam bentuk tertulis dan
ditandatangani sekurang-kurangnya oleh Pengawas Pekerjaan PERUSAHAAN yang disebut dalam
Lampiran G. Meskipun demikian, PERUSAHAAN berhak untuk memberikan instruksi kepada
KONTRAKTOR secara lisan dan KONTRAKTOR harus tunduk kepada instruksi tersebut dengan
ketentuan bahwa instruksi itu harus kemudian dikonfirmasikan secara tertulis oleh KONTRAKTOR
dalam waktu maksimal 3 (tiga) HARI KERJA setelah instruksi lisan diberikan. Apabila konfirmasi tertulis
dari KONTRAKTOR tersebut tidak dibantah secara tertulis oleh PERUSAHAAN dalam waktu maksimal
3 (tiga) HARI KERJA setelah diterimanya konfirmasi tertulis dari KONTRAKTOR, maka instruksi lisan
dari PERUSAHAAN tersebut akan dianggap sebagai suatu instruksi tertulis.
2.2 Semua judul dan sub-judul yang dipakai dalam DOKUMEN KONTRAK adalah sekedar untuk
kemudahan acuan dan tidak dapat digunakan untuk menentukan pemahaman atau penafsiran
KONTRAK ini.
2.3 PARA PIHAK sepakat untuk mengesampingkan segala bentuk kesepakatan dan persetujuan baik yang
dilakukan secara lisan maupun tertulis yang pernah ada sebelum ditandatanganinya KONTRAK ini.
2.4 Tidak ada hak apapun dari satu PIHAK berdasarkan KONTRAK ini yang dapat dianggap dikesampingkan
atau dilepaskan, kecuali dinyatakan secara tertulis oleh PIHAK tersebut. Setiap perubahan atas
KONTRAK ini harus disetujui secara tertulis oleh PARA PIHAK dan dimuat dalam suatu adendum
yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari KONTRAK ini.
2.5 Jika satu atau lebih ketentuan dalam KONTRAK ini dinyatakan ilegal, tidak sah, tidak berlaku atau
tidak dapat dilaksanakan dengan alasan apapun (termasuk karena adanya ketentuan peraturan
perundang-undangan atau putusan pengadilan atau badan lain yang memiliki yurisdiksi atas PARA
PIHAK atau KONTRAK ini), maka ketentuan atau beberapa ketentuan itu akan dianggap dihapus dari
KONTRAK ini, tanpa mengurangi keberlakuan ketentuan-ketentuan lainnya. Apabila ketidak-berlakuan
ketentuan atau beberapa ketentuan itu secara substansial akan mempengaruhi HARGA KONTRAK,
maka PARA PIHAK dengan itikad baik akan melakukan negosiasi untuk mengganti ketentuan yang
dinyatakan ilegal, tidak sah, tidak berlaku atau tidak dapat dilaksanakan itu dengan ketentuan lain yang
tetap sesuai dengan maksud dari ketentuan semula.
2.6 Apabila terdapat perbedaan atau pertentangan isi dari ketentuan-ketentuan dalam DOKUMEN
KONTRAK, maka PERUSAHAAN yang akan menentukan ketentuan mana yang berlaku.
2.7 Apabila KONTRAK ini dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, jika terjadi perbedaan arti
atau penafsiran antara teks bahasa Indonesia dan teks bahasa Inggris maka yang berlaku adalah teks
atau penafsiran bahasa Indonesia.
PASAL 3
KORESPONDENSI
3.1 Korespondensi terkait KONTRAK ini (termasuk pemberitahuan, perintah atau komunikasi lainnya)
harus dilakukan secara tertulis dan disampaikan langsung, melalui kurir, surat tercatat atau faksimili ke
alamat yang disebut pada Lampiran G.
3.2 Korespondensi dianggap telah dikirimkan: a) dengan adanya tanda terima tertulis yang ditandatangani
oleh penerima jika korespondensi tersebut diserahkan langsung; b) dengan lewatnya 7 (tujuh) HARI
KALENDER sejak tanggal pengeposan surat; atau c) dengan lewatnya 1 x 24 jam sejak waktu yang
tertera dalam lembar bukti dilakukannya transmisi elektronik yang layaknya ada jika korespondensi
dilakukan dengan faksimili.
3.3 Jika terjadi perubahan alamat, PIHAK yang berubah alamatnya harus mengirimkan pemberitahuan
kepada PIHAK lainnya selambat-lambatnya 5 (lima) HARI KALENDER sebelum alamat baru itu
berlaku. Tanpa adanya pemberitahuan itu, korespondensi yang dilakukan ke alamat yang lama akan
dianggap telah dilakukan sesuai dengan KONTRAK ini.
PASAL 4
PERNYATAAN DAN JAMINAN KONTRAKTOR
KONTRAKTOR dengan ini menyatakan dan menjamin kepada PERUSAHAAN bahwa KONTRAKTOR: a)
adalah suatu perusahaan yang didirikan secara sah menurut hukum yang berlaku dan KONTRAK ini
ditandatangani oleh pejabat KONTRAKTOR yang berwenang; b) cakap secara hukum untuk mengikat diri
dalam dan melaksanakan KONTRAK ini; c) memiliki kualifikasi, izin-izin dan memenuhi seluruh persyaratan
yang diperlukan untuk melaksanakan PEKERJAAN selama JANGKA WAKTU KONTRAK sesuai ketentuan
dan standar yang berlaku; dan d) telah mengetahui dan memahami ruang lingkup PEKERJAAN serta
keadaan dan informasi yang akan mempengaruhi pelaksanaan KONTRAK.
PASAL 5
KEWAJIBAN KONTRAKTOR BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1 KONTRAKTOR wajib menyediakan semua peralatan, perlengkapan, sarana dan fasilitas yang
diperlukan untuk melaksanakan PEKERJAAN (”PERALATAN”).
5.2 KONTRAKTOR wajib menyediakan semua bahan-bahan seperti yang disebut dalam Lampiran B, yang
diperlukan untuk melakukan PEKERJAAN (”MATERIAL”).
5.3 KONTRAKTOR wajib memperbaiki dan/atau mengganti PERALATAN dan/atau MATERIAL yang tidak
sesuai dengan ketentuan dalam Lampiran B, meskipun PERALATAN dan/atau MATERIAL tersebut
telah ditempatkan dan/atau dipasang dan/atau dipakai oleh KONTRAKTOR. Perbaikan dan/atau
penggantian tersebut harus dilakukan oleh KONTRAKTOR tanpa membebankan biayanya kepada
PERUSAHAAN dan dilaksanakan dalam waktu yang ditentukan oleh PERUSAHAAN. Jika
KONTRAKTOR tidak melakukan kewajibannya sesuai Pasal ini, PERUSAHAAN dapat melakukan
perbaikan dan/atau penggantian itu sendiri atau menunjuk PIHAK KETIGA untuk melakukannya dan
biayanya akan dibebankan kepada KONTRAKTOR dan/atau dipotong dari pembayaran HARGA
KONTRAK.
5.4 KONTRAKTOR wajib menyediakan PERSONIL KONTRAKTOR sesuai yang diatur dalam Lampiran B,
atau jika tidak diatur secara spesifik dalam Lampiran B, dalam jumlah dan dengan kualifikasi yang
memadai untuk melaksanakan PEKERJAAN.
5.5 PERUSAHAAN berhak menginstruksikan dan KONTRAKTOR wajib untuk segera mengganti
PERSONIL KONTRAKTOR yang oleh PERUSAHAAN dinilai tidak cakap atau tidak disiplin dalam
melakukan tugasnya. KONTRAKTOR wajib menyediakan pengganti dan pengganti itu harus berada di
LOKASI PEKERJAAN paling lambat 2 x 24 jam setelah instruksi diberikan oleh PERUSAHAAN.
5.6 KONTRAKTOR wajib bekerja sama dengan kontraktor-kontraktor PERUSAHAAN untuk pekerjaan-
pekerjaan lain yang berkaitan dengan PEKERJAAN.
5.7 KONTRAKTOR wajib mengirimkan laporan kemajuan PEKERJAAN seperti yang diatur dalam
Lampiran B dan memberikan infomasi yang setiap saat dapat diminta oleh PERUSAHAAN berkaitan
dengan pelaksanaan PEKERJAAN.
5.8 KONTRAKTOR harus sepenuhnya tunduk kepada dan mematuhi instruksi PERUSAHAAN, kecuali
secara hukum tidak memungkinkan atau pelaksanaannya akan menimbulkan bahaya terhadap orang
atau barang. Jika instruksi tersebut akan berakibat pada dan PARA PIHAK setuju untuk melakukan
perubahan atas ruang lingkup PEKERJAAN, HARGA KONTRAK atau MASA PENYELESAIAN
PEKERJAAN, maka instruksi tersebut akan dituangkan dalam suatu adendum.
5.9 KONTRAKTOR harus sepenuhnya berusaha agar tidak terjadi gangguan pada kegiatan operasi
PERUSAHAAN dan/atau kegiatan kontraktor-kontraktor PERUSAHAAN lainnya di LOKASI
PEKERJAAN.
5.10 Penyerahan hasil PEKERJAAN akan dilakukan pada TANGGAL SELESAINYA PEKERJAAN dengan
cara seperti diuraikan dalam Lampiran B.
5.11 Selambat-lambatnya 15 (lima belas) HARI KALENDER sejak TANGGAL SELESAINYA PEKERJAAN
atau tanggal putusnya KONTRAK seperti diatur dalam PASAL 21, KONTRAKTOR wajib dengan
biayanya sendiri, menyelesaikan demobilisasi PERSONIL KONTRAKTOR, PERALATAN dan/atau
MATERIAL yang tidak digunakan lagi dalam rangka KONTRAK ini dan memulihkan kondisi LOKASI
PEKERJAAN ke keadaan semula, kecuali jika PEKERJAAN dimaksudkan untuk merubah LOKASI
PEKERJAAN. Jika KONTRAKTOR tidak melaksanakan kewajiban seperti yang disebut di atas,
PERUSAHAAN berhak melakukan sendiri atau menyuruh pihak ketiga untuk melakukan demobilisasi
dan pemulihan seperti yang disebut di atas atas biaya dan risiko KONTRAKTOR.
5.12 KONTRAKTOR, atas biayanya sendiri, wajib untuk memelihara hasil PEKERJAAN selama masa
pemeliharaan yang disebut dalam Lampiran B dengan melakukan perbaikan dan/atau penggantian
sebagian atau seluruh hasil PEKERJAAN yang kemudian diketahui tidak sesuai dengan KONTRAK ini.
Dalam rangka pemeliharaan tersebut, KONTRAKTOR wajib untuk menyediakan PERSONIL
KONTRAKTOR, PERALATAN dan MATERIAL yang diperlukan, tanpa meminta pembayaran
tambahan apapun dari PERUSAHAAN.
PASAL 6
KONTRAKTOR ADALAH ”KONTRAKTOR MANDIRI” (INDEPENDENT CONTRACTOR)
6.1 Walaupun KONTRAKTOR wajib untuk mengakomodasikan dan melaksanakan saran-saran dan
instruksi PERUSAHAAN, KONTRAKTOR adalah kontraktor yang mandiri. KONTRAKTOR dan
PERSONIL KONTRAKTOR atau SUBKONTRAKTOR adalah bukanlah pembantu, agen atau personil
PERUSAHAAN. KONTRAKTOR bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan PEKERJAAN.
Pengawasan yang dilakukan dan instruksi atau perintah yang diberikan oleh PERUSAHAAN sama
sekali tidak mengurangi tanggung jawab tersebut.
6.2 Setiap persetujuan yang diberikan oleh PERUSAHAAN atas usulan KONTRAKTOR tidak boleh,
dengan cara apa pun, dianggap sebagai pembatasan atau pembebasan KONTRAKTOR dari
kewajiban dan tanggungjawabnya berdasarkan KONTRAK ini, termasuk tanggung jawab atas
konsekuensi yang timbul karena perbuatan-perbuatan yang telah diinstruksikan atau disetujui oleh
PERUSAHAAN.
PASAL 7
KEPEMILIKAN HASIL PEKERJAAN DAN INVENTION
7.1 Hasil PEKERJAAN yang diserahkan oleh KONTRAKTOR kepada PERUSAHAAN berdasarkan
KONTRAK ini seluruhnya menjadi milik PERUSAHAAN.
7.2 Semua penemuan (invention) dalam bentuk apapun yang terjadi dalam pelaksanaan PEKERJAAN
adalah milik PERUSAHAAN. Jika diperlukan dengan biayanya sendiri KONTRAKTOR dan/atau
PERSONIL KONTRAKTOR akan menandatangani semua dokumen yang diperlukan untuk
memindahkan kepemilikan atas penemuan tersebut ke PERUSAHAAN.
7.3 Semua HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL KONTRAKTOR dan PIHAK KETIGA yang digunakan dalam
PEKERJAAN yang sudah dikembangkan dan/atau dimiliki oleh KONTRAKTOR dan PIHAK KETIGA
sebelum TANGGAL DIMULAINYA PEKERJAAN dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh
PERUSAHAAN dan/atau AFILIASInya tanpa pemberitahuan dan kewajiban untuk membayar apapun
juga kepada KONTRAKTOR maupun PIHAK KETIGA.
PASAL 8
PENUNDAAN PEKERJAAN
8.1 Dengan pemberitahuan tertulis, PERUSAHAAN dapat setiap waktu memerintahkan KONTRAKTOR
untuk menunda pelaksanaan PEKERJAAN baik sebagian atau seluruhnya. Pemberitahuan tersebut
harus mencantumkan tanggal mulainya penundaan dan perkiraan lamanya penundaan. Setelah
menerima pemberitahuan itu KONTRAKTOR harus segera menghentikan pelaksanaan PEKERJAAN
dan menjaga serta melindungi bagian PEKERJAAN yang telah diselesaikan, termasuk namun tidak
terbatas pada PERALATAN dan/atau MATERIAL yang telah ada di LOKASI PEKERJAAN. Jika
diminta oleh PERUSAHAAN, KONTRAKTOR harus segera menyerahkan semua hasil PEKERJAAN
yang telah dilaksanakan dan MATERIAL yang sudah ada kepada PERUSAHAAN.
8.2 Jika KONTRAKTOR menerima pemberitahuan penundaan seperti disebut dalam PASAL 8.1 di atas
yang lamanya lebih dari jangka waktu yang disebut dalam Lampiran D, KONTRAKTOR dapat
mengusulkan kepada PERUSAHAAN untuk melakukan perubahan MASA PENYELESAIAN
PEKERJAAN. Jika PERUSAHAAN setuju dengan usulan tersebut, PARA PIHAK akan menyepakati
suatu MASA PENYELESAIAN PEKERJAAN yang baru dalam suatu adendum.
8.3 KONTRAKTOR tidak berhak untuk menerima kompensasi apapun juga berkaitan dengan penundaan
pelaksanaan PEKERJAAN kecuali disepakati tertulis oleh PARA PIHAK dalam suatu adendum.
PASAL 9
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
KONTRAKTOR wajib mematuhi ketentuan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja serta lindungan
lingkungan sebagaimana diatur dalam Lampiran E.
PASAL 10
ETIKA BISNIS
PASAL 11
KERAHASIAAN
11.1 Sepanjang tidak dinyatakan sebaliknya oleh PERUSAHAAN, semua data dan informasi dalam bentuk
apapun yang menyangkut atau merupakan hasil dari PEKERJAAN merupakan informasi yang bersifat
rahasia (“Informasi Rahasia”).
11.2 KONTRAKTOR, termasuk PERSONIL KONTRAKTOR, wajib menjaga kerahasiaan dan dilarang untuk
mengungkapkan Informasi Rahasia tersebut kepada pihak lain dengan cara apapun tanpa persetujuan
tertulis lebih dulu dari PERUSAHAAN.
11.3 Pengungkapan Informasi Rahasia kepada PERSONIL KONTRAKTOR, para pengurus perusahaan,
kreditur, auditor atau penasehat profesional dari KONTRAKTOR yang perlu mengetahui KONTRAK ini
dalam rangka melaksanakan tugas-tugas mereka dapat dilakukan sepanjang mereka juga tunduk pada
kewajiban untuk menjaga kerahasiaan yang sama dengan kewajiban KONTRAKTOR kepada
PERUSAHAAN.
11.4 KONTRAKTOR wajib untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menyimpan secara baik
dan melindungi semua Informasi Rahasia, termasuk mewajibkan PERSONIL KONTRAKTOR untuk
mentaati suatu ketentuan untuk menjaga kerahasiaan.
11.5 Ketentuan dalam PASAL 11.2 tidak berlaku untuk informasi yang: a) sudah menjadi milik umum (public
domain) tanpa lebih dulu terjadi pelanggaran ketentuan kerahasian dalam KONTRAK ini; atau b)
merupakan milik KONTRAKTOR yang dapat dibuktikan dengan dokumen kepemilikan yang sah yang
sudah ada sebelum KONTRAK ini dan informasi tersebut tidak termasuk yang harus dijaga
kerahasiaannya menurut KONTRAK ini; atau c) harus diungkapkan karena disyaratkan oleh undang-
undang atau peraturan atau perintah tertulis resmi dari badan publik yang memiliki yurisdiksi atas
PEKERJAAN atau KONTRAKTOR; atau d) harus diungkapkan karena perintah lembaga peradilan.
11.6 Jika PERUSAHAAN terikat dalam suatu perjanjian dengan pemilik data/informasi (confidentiality
agreement) berkaitan dengan data/informasi yang diberikan oleh PERUSAHAAN kepada
KONTRAKTOR, maka KONTRAKTOR wajib menandatangani suatu perjanjian kerahasiaan tersendiri,
baik dengan PERUSAHAAN atau pemilik data/informasi itu, yang isinya sesuai dengan confidentiality
agreement antara PERUSAHAAN dengan pemilik data/informasi tersebut.
11.7 KONTRAKTOR wajib untuk mengembalikan seluruh Informasi Rahasia kepada PERUSAHAAN, dan
memusnahkan dan/atau menghapus semua copy yang masih dipegang oleh KONTRAKTOR pada saat
KONTRAK berakhir.
11.8 Kewajiban KONTRAKTOR tentang kerahasian yang diatur dalam KONTRAK ini akan tetap berlaku
setelah berakhirnya KONTRAK.
11.9 Jika berdasarkan KONTRAK ini KONTRAKTOR diizinkan untuk mengungkapkan Informasi Rahasia
kepada pihak lain selain PERUSAHAAN, KONTRAKTOR wajib berusaha agar pengungkapan tersebut
tidak perlu dilakukan, atau, jika pengungkapan tersebut harus juga dilakukan, pengungkapan tersebut
dibatasi seminimal mungkin. KONTRAKTOR wajib memberitahu PERUSAHAAN secara tertulis
mengenai pengungkapan paling lambat 3 (tiga) HARI KALENDER sejak Informasi Rahasia tersebut
diungkapkan atau sejak diterimanya permintaan untuk mengungkapkan Informasi Rahasia itu, mana
yang lebih dulu. Dalam pemberitahuan tersebut, KONTRAKTOR harus menjelaskan alasan dan
kepada siapa pengungkapan akan dilakukan, serta langkah-langkah yang telah atau akan diambil untuk
menghindari dan/atau membatasi pengungkapan tersebut.
PASAL 12
JAMINAN PELAKSANAAN
KONTRAKTOR wajib menjaga agar JAMINAN PELAKSANAAN terus berlaku efektif selama JANGKA
WAKTU KONTRAK, termasuk mengganti atau menyesuaikan JAMINAN PELAKSANAAN itu jika terjadi
perubahan MASA PENYELESAIAN PEKERJAAN, dan/atau HARGA KONTRAK yang telah disepakati
secara tertulis oleh PARA PIHAK. Tidak dilakukannya kewajiban yang diuraikan dalam Pasal ini merupakan
KESENGAJAAN DAN/ATAU KELALAIAN KONTRAKTOR.
PASAL 13
ASURANSI
13.1 Selama JANGKA WAKTU KONTRAK, atas biaya sendiri, KONTRAKTOR wajib mempunyai asuransi
dengan jenis dan nilai pertanggungan sebagaimana diuraikan dalam Lampiran F, asuransi mana
dilakukan oleh perusahaan asuransi yang disetujui oleh PERUSAHAAN.
13.2 Semua polis asuransi wajib mencantumkan PERUSAHAAN sebagai ikut tertanggung (additional
insured) dan klausula waiver of subrogation terhadap PERUSAHAAN sebagai tertanggung.
13.3 Asuransi yang disyaratkan berdasarkan KONTRAK ini tidak boleh dibatalkan atau diubah tanpa
persetujuan tertulis dari PERUSAHAAN.
13.4 Dalam hal KONTRAKTOR tidak melaksanakan penutupan asuransi dan/atau tidak membayar premi
asuransi, maka PERUSAHAAN berhak mengasuransikan resiko dimaksud dan premi yang harus
dibayar oleh PERUSAHAAN akan dipotong dari pembayaran kepada KONTRAKTOR.
PASAL 14
INFORMASI DAN SARANA YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN
14.1 PERUSAHAAN akan menyediakan informasi, sarana, akses sebagaimana diatur dalam Lampiran B,
jika ada, dengan ketentuan bahwa PERUSAHAAN tidak menjamin akuratnya dan/atau memadainya
informasi, sarana dan akses tersebut dan risiko penggunaan informasi, sarana dan akses itu adalah
tanggung jawab penuh KONTRAKTOR sendiri.
14.2 Jika disyaratkan oleh peraturan yang berlaku, PERUSAHAAN akan memberikan bantuan atau
rekomendasi yang sewajarnya diperlukan dalam rangka pengurusan izin atau formalitas lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan PEKERJAAN.
14.3 Dengan tetap tunduk pada peraturan internal PERUSAHAAN, PERUSAHAAN akan memberikan akses
bagi PERSONIL KONTRAKTOR untuk masuk ke LOKASI PEKERJAAN.
PASAL 15
PENGALIHAN KONTRAK DAN SUBKONTRAK
15.1 Satu PIHAK dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh hak dan/atau kewajibannya dalam
KONTRAK ini kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis lebih dulu dari PIHAK yang lain, kecuali
sebagaimana diatur dalam PASAL 15.2.
15.2 PERUSAHAAN berhak mengalihkan sebagian atau seluruh hak, kepentingan, manfaat, dan/atau
kewajiban dalam KONTRAK ini kepada AFILIASI dari PERUSAHAAN tanpa memerlukan persetujuan
terlebih dahulu dari KONTRAKTOR.
15.4 KONTRAKTOR wajib segera menyerahkan fotokopi SUBKONTRAK yang sudah ditandatangani
kepada PERUSAHAAN.
PASAL 16
HARGA KONTRAK DAN KETENTUAN PEMBAYARAN
16.1 HARGA KONTRAK dan ketentuan penagihan serta pembayaran adalah seperti disebut dan diatur
dalam Lampiran C.
16.2 PERUSAHAAN berhak untuk menolak membayar suatu tagihan jika menurut pendapat PERUSAHAAN
sendiri, tagihan tersebut tidak sesuai dengan KONTRAK ini. PERUSAHAAN akan memberitahukan
secara tertulis kepada KONTRAKTOR tentang penolakan tersebut.
16.3 Jika PERUSAHAAN tidak mengirimkan pemberitahuan tertulis tentang penolakan sebagaimana diatur
dalam PASAL 16.2 di atas, tagihan KONTRAKTOR akan dibayar selambatnya-lambatnya pada waktu
yang disebut dalam Lampiran C.
16.4 Semua tagihan KONTRAKTOR harus dilengkapi dengan dokumen pendukung sekurang-kurangnya
sebagai berikut:
a.Fotokopi KONTRAK
b.Invoice bermeterai.
c. Asli service acceptance/bukti penerimaan hasil pekerjaan
d.Faktur pajak atau dokumen perpajakan lain sesuai peraturan perpajakan yang berlaku.
16.5 Pembayaran tagihan oleh PERUSAHAAN tidak menghilangkan hak PERUSAHAAN untuk kemudian
mempersengketakan pembayaran yang telah dilakukan itu. Pembayaran tersebut juga bukan
merupakan bukti bahwa PERUSAHAAN telah menerima hasil atau bagian dari PEKERJAAN atau bukti
bahwa KONTRAKTOR telah melaksanakan seluruh kewajibannya berdasarkan KONTRAK ini.
16.6 Jumlah sebagian pembayaran yang ditahan oleh PERUSAHAAN sebagai jaminan pelaksanaan
KONTRAK, sebagaimana diatur dalam Lampiran C, tidak menghilangkan hak PERUSAHAAN untuk
melakukan upaya hukum lain jika KONTRAKTOR tidak melaksanakan kewajibannya berdasarkan
KONTRAK ini.
16.7 KONTRAKTOR tidak berhak atas pembayaran lain apapun juga kecuali yang secara tegas disebut dan
diatur dalam KONTRAK ini.
16.8 Semua tagihan menurut KONTRAK ini harus dilakukan dalam mata uang yang disebut dalam Lampiran
C. PERUSAHAAN berhak untuk membayar suatu tagihan dengan mata uang yang berbeda dengan
mata uang yang digunakan dalam tagihan. Jika PERUSAHAAN menggunakan hak tersebut, maka nilai
tukar yang akan digunakan adalah nilai tukar yang berlaku pada hari pertama dari bulan dimana
tagihan bersangkutan dibayar, kecuali ditentukan lain dalam Lampiran C.
16.9 PERUSAHAAN atas pertimbangannya sendiri dapat melakukan pembayaran langsung ke
SUBKONTRAKTOR berdasarkan tagihan dan pelimpahan kewenangan dari KONTRAKTOR dan
pembayaran tersebut akan diperhitungkan sebagai pemenuhan kewajiban PERUSAHAAN kepada
KONTRAKTOR sepanjang mengenai jumlah yang dibayarkan.
16.10 Semua tagihan berdasarkan KONTRAK ini harus sudah dikirimkan oleh KONTRAKTOR ke
PERUSAHAAN selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) HARI KALENDER setelah berakhirnya
JANGKA WAKTU KONTRAK
PASAL 17
PAJAK DAN PUNGUTAN-PUNGUTAN LAINNYA
Masing-masing PIHAK akan menanggung dan membayar pajak dan pungutan-pungutan lainnya sesuai
ketentuan yang diatur di dalam Lampiran C.
PASAL 18
SANKSI DAN DENDA
18.1 PERUSAHAAN berhak mengenakan sanksi atau denda, seperti diatur dalam Lampiran C, terhadap
KONTRAKTOR apabila KONTRAKTOR tidak melaksanakan salah satu atau lebih ketentuan
KONTRAK ini.
18.2 PERUSAHAAN berhak memotong sanksi atau denda yang berbentuk uang dari pembayaran HARGA
KONTRAK.
18.3 Pengenaan satu sanksi atau denda tidak mengecualikan pengenaan sanksi atau denda lainnya dan
lebih dari satu sanksi atau denda dapat dijatuhkan sekaligus. Pengenaan denda dan/atau sanksi
administratif tidak meniadakan hak PERUSAHAAN untuk juga melakukan pemutusan KONTRAK
dan/atau pencairan JAMINAN PELAKSANAAN.
PASAL 19
TANGGUNG JAWAB DAN GANTI RUGI
19.1 KONTRAKTOR bertanggung jawab atas serta membebaskan dan melindungi PERUSAHAAN dari
semua macam klaim, tuntutan serta putusan yang timbul dari atau berkaitan dengan a) cedera atau
kematian PERSONIL KONTRAKTOR, atau b) rusak atau hilangnya harta benda PERSONIL
KONTRAKTOR, kecuali hal-hal tersebut disebabkan oleh KESENGAJAAN DAN/ATAU KELALAIAN
PERUSAHAAN. Sehubungan dengan tanggung jawab yang disebut di atas, KONTRAKTOR akan
mengganti rugi (termasuk biaya hukum yang dikeluarkan) PERUSAHAAN berkaitan dengan klaim,
tuntutan serta putusan tersebut.
19.2 KONTRAKTOR bertanggung jawab atas serta membebaskan dan melindungi PERUSAHAAN dari
semua macam klaim, tuntutan serta putusan yang timbul dari atau berkaitan dengan a) cedera atau
kematian PIHAK KETIGA, atau b) rusak atau hilangnya harta benda PIHAK KETIGA, kecuali hal-hal
tersebut disebabkan oleh KESENGAJAAN DAN/ATAU KELALAIAN PERUSAHAAN. Sehubungan
dengan tanggung jawab yang disebut di atas, KONTRAKTOR akan mengganti rugi (termasuk biaya
hukum yang dikeluarkan) PERUSAHAAN berkaitan dengan klaim, tuntutan serta putusan tersebut.
19.3 PERUSAHAAN bertanggung jawab atas serta membebaskan dan melindungi KONTRAKTOR dari
semua macam klaim, tuntutan serta putusan yang timbul dari atau berkaitan dengan a) cedera atau
kematian PERSONIL PERUSAHAAN, atau b) rusak atau hilangnya harta benda PERSONIL
PERUSAHAAN, kecuali hal-hal tersebut disebabkan oleh KESENGAJAAN DAN/ATAU KELALAIAN
KONTRAKTOR. Sehubungan dengan tanggung jawab yang disebut di atas, PERUSAHAAN akan
mengganti rugi (termasuk biaya yang hukum dikeluarkan) KONTRAKTOR berkaitan dengan klaim,
tuntutan serta putusan tersebut.
19.4 PERUSAHAAN bertanggung jawab atas serta membebaskan dan melindungi KONTRAKTOR dari
kerugian yang timbul berkaitan dengan rusak atau hilangnya harta benda PERUSAHAAN, kecuali
kerusakan atau kehilangan itu disebabkan oleh KESENGAJAAN DAN/ATAU KELALAIAN
KONTRAKTOR.
19.5 KONTRAKTOR bertanggung jawab atas serta membebaskan dan melindungi PERUSAHAAN dari
kerugian yang timbul dari atau berkaitan dengan rusak atau hilangnya PERALATAN, MATERIAL serta
harta benda KONTRAKTOR lainnya, harta benda SUBKONTRAKTOR serta hasil PEKERJAAN yang
belum diserahkan, kecuali kerusakan atau kehilangan itu disebabkan oleh KESENGAJAAN
DAN/ATAU KELALAIAN PERUSAHAAN.
19.6 KONTRAKTOR bertanggung jawab atas serta membebaskan dan melindungi PERUSAHAAN dari
tuntutan dan kerugian yang timbul dari atau berkaitan tuntutan hak-hak pekerja atau hak perburuhan
PERSONIL KONTRAKTOR atau tuntutan SUBKONTRAKTOR. PERUSAHAAN berhak untuk meminta
KONTRAKTOR untuk menunjukan bukti tertulis pemenuhan kewajiban KONTRAKTOR terhadap
PERSONIL KONTRAKTOR atau SUBKONTRAKTOR dan PERUSAHAAN berhak untuk menahan
pembayaran tagihan KONTRAKTOR jika kewajiban-kewajiban KONTRAKTOR tersebut belum
dipenuhi.
19.7 KONTRAKTOR bertanggung jawab atas serta membebaskan dan melindungi PERUSAHAAN dari
tuntutan dan kerugian yang timbul dari atau berkaitan dengan tidak dipenuhinya ketentuan
perundangan yang berlaku termasuk dilanggarnya peraturan tentang kelestarian lingkungan hidup dan
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL oleh KONTRAKTOR.
19.8 Dalam keadaan apapun, tidak ada PIHAK yang harus bertanggung jawab atas kerugian yang tidak
langsung (indirect and consequential damages), seperti misalnya: kehilangan kesempatan bisnis atau
kehilangan keuntungan yang diderita oleh PIHAK yang lainnya.
PASAL 20
KEADAAN KAHAR
20.1 Suatu PIHAK dibebaskan dari kewajibannya berdasarkan KONTRAK ini, jika kewajiban tersebut tidak
dapat dilaksanakan karena keadaan yang berada di luar kontrol yang wajar dari PIHAK tersebut, tidak
dapat dihindari meskipun dengan perencanaan yang baik dan tidak dapat diatasi dengan upaya yang
wajar (“KEADAAN KAHAR”).
20.2 Kejadian-kejadian berikut adalah keadaan KEADAAN KAHAR: a) kerusuhan masal, perang saudara,
pemberontakan, perebutan kekuasaan, perang dengan negara lain atau terorisme; atau b) gempa
bumi, banjir, kebakaran, ledakan gunung berapi dan/atau bencana alam lainnya; atau c) sengketa
industrial atau pemogokan masal yang terjadi di tingkat nasional maupun daerah; atau d) perubahan
peraturan perundang-undangan nasional maupun daerah secara material.
20.3 Suatu PIHAK hanya akan dibebaskan dari kewajibannya berdasarkan KONTRAK ini dengan alasan
KEADAAN KAHAR jika: a) keadaan dimaksud berdampak langsung pada pelaksanaan kewajiban
PIHAK tersebut, dan b) tidak ada unsur KESENGAJAAN DAN/ATAU KELALAIAN yang dilakukan
oleh PIHAK tersebut.
20.4 PIHAK yang mengalami KEADAAN KAHAR wajib memberitahukan PIHAK lainnya secara lisan
selambat-lambatnya dalam waktu 1 x 24 jam sejak terjadinya KEADAAN KAHAR yang diikuti dengan
pemberitahuan tertulis dalam waktu 7 (tujuh) HARI KALENDER setelah terjadinya KEADAAN KAHAR
tersebut. Pemberitahuan itu sekurang-kurangnya harus menjelaskan jenis KEADAAN KAHAR yang
terjadi, perkiraan lamanya KEADAAN KAHAR akan berlangsung dan upaya-upaya penanggulangan
yang telah dan akan dilakukan oleh PIHAK yang mengirimkan pemberitahuan.
20.5 PIHAK yang mengalami KEADAAN KAHAR wajib mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar
PIHAK tersebut dapat melanjutkan pelaksanaan kewajibannya sesuai KONTRAK.
20.6 Apabila dalam waktu 7 (tujuh) HARI KALENDER sejak terjadinya KEADAAN KAHAR, PIHAK yang
mengalami keadaan itu tidak mengirimkan pemberitahuan sesuai dengan PASAL 20.4 di atas, maka
KEADAAN KAHAR dianggap tidak pernah terjadi.
20.7 PIHAK yang menerima pemberitahuan KEADAAN KAHAR dapat menolak mengakui adanya
KEADAAN KAHAR selambat-lambatnya 7 (tujuh) HARI KALENDER setelah diterimanya
pemberitahuan sebagaimana dimaksud PASAL 20.4 di atas. Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh)
HARI KALENDER tersebut tidak ada penolakan dari PIHAK yang diberitahu, maka PIHAK itu dianggap
mengakui adanya suatu KEADAAN KAHAR.
20.8 Apabila adanya KEADAAN KAHAR ditolak untuk diakui oleh PIHAK yang diberitahu, maka PIHAK
yang menyatakan KEADAAN KAHAR tersebut harus tetap melaksanakan kewajibannya sesuai
KONTRAK ini.
20.9 Jika PIHAK yang mengalami KEADAAAN KAHAR berkeberatan atas penolakan oleh PIHAK yang
diberitahu, maka PIHAK yang berkeberatan atas penolakan itu dapat meminta agar keberatannya
diselesaikan melalui mekanisme penyelesaian perselisihan sebagaimana diatur dalam KONTRAK ini.
20.10 Apabila terjadinya KEADAAN KAHAR tersebut diakui oleh PIHAK yang diberitahu, maka PARA
PIHAK akan merundingkan perubahan-perubahan yang diperlukan agar KONTRAK dapat tetap
dilaksanakan.
PASAL 21
PEMUTUSAN KONTRAK LEBIH AWAL
21.1 PARA PIHAK sepakat untuk mengesampingkan berlakunya ketentuan Pasal 1266 dan 1267 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata terhadap KONTRAK ini sepanjang disyaratkan adanya suatu putusan
pengadilan untuk pembatalan atau pengakhiran lebih awal suatu perjanjian. PARA PIHAK juga sepakat
bahwa Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tidak akan ditafsirkan sehingga
pengadilanlah yang mempunyai hak untuk menjatuhkan putusan tentang pelaksanaan perjanjian
dan/atau pemberian ganti rugi.
21.2 PERUSAHAAN berhak memutuskan KONTRAK secara sepihak dan seketika tanpa kewajiban untuk
memberikan ganti rugi kepada KONTRAKTOR, dengan pemberitahuan tertulis, jika: a) KONTRAKTOR
melakukan KESENGAJAAN DAN/ATAU KELALAIAN dengan catatan bahwa PERUSAHAAN dapat
(namun tidak wajib) secara tertulis memberikan kesempatan kepada KONTRAKTOR untuk
memperbaiki akibat yang ditimbulkan atau memulihkan keadaan yang timbul dari KESENGAJAAN
DAN/ATAU KELALAIAN tersebut dan KONTRAK ini putus jika, menurut pandangan PERUSAHAAN
sendiri, perbaikan atau pemulihan itu tidak berhasil dilakukan oleh KONTRAKTOR dalam waktu yang
diberikan PERUSAHAAN; atau b) telah dimulainya proses kepailitan atau telah diajukannya
permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“PKPU”) terhadap KONTRAKTOR
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU;
atau c) dijatuhkannya sanksi administratif dari PERUSAHAAN terhadap KONTRAKTOR yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan KONTRAK ini; d) diputusnya kontrak lain antara KONTRAKTOR dengan
PERUSAHAAN atau AFILIASI PERUSAHAAN karena kesalahan KONTRAKTOR atau e)
KONTRAKTOR atau AFILIASInya telah atau sedang memperkarakan PERUSAHAAN atau
AFILIASInya secara hukum mengenai suatu hal, meskipun tidak berkaitan dengan KONTRAK ini.
21.3 Pemutusan KONTRAK sebagaimana dimaksud dalam PASAL 21.2 di atas berlaku sejak tanggal surat
pemberitahuan tertulis PERUSAHAAN atau suatu tanggal lain yang disebut dalam surat pemberitahuan
tertulis itu.
21.4 Jika terjadi pemutusan sebagaimana diatur dalam PASAL 21.2 di atas, maka: a) PERUSAHAAN
berhak menunjuk pihak lain atas kehendak dan pilihan PERUSAHAAN sendiri untuk menyelesaikan
PEKERJAAN, tanpa persetujuan KONTRAKTOR dan apabila keseluruhan biaya yang harus dibayar
oleh PERUSAHAAN untuk penyelesaian PEKERJAAN menjadi lebih besar dari HARGA KONTRAK
maka selisih tersebut akan menjadi beban dan tanggungjawab KONTRAKTOR; b) KONTRAKTOR
wajib untuk menyerahkan semua data, dokumen (termasuk dokumen ijin, sertifikat), manual, gambar
serta perhitungan-perhitungan dan/atau informasi lainnya yang berhubungan dan/atau dihasilkan
sehubungan dengan pelaksanaan PEKERJAAN kepada Direksi Pekerjaan yang disebut dalam
Lampiran G dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) HARI KALENDER setelah tanggal pemutusan
KONTRAK; c) KONTRAKTOR melepaskan haknya atas (i) sisa HARGA KONTRAK berkaitan
PEKERJAAN yang telah dikerjakan namun belum dibayarkan, dan (ii) pembayaran HARGA
KONTRAK berkaitan dengan PEKERJAAN yang belum dilaksanakan; dan d) PERUSAHAAN berhak
untuk mencairkan JAMINAN PELAKSANAAN.
21.5 Salah satu PIHAK dapat memutuskan KONTRAK apabila terjadi KEADAAN KAHAR yang
berlangsung lebih dari 7 (tujuh) HARI KALENDER. Jika KONTRAK diputus karena KEADAAN KAHAR
seperti disebut dalam Pasal ini, maka KONTRAKTOR dapat menagih dan PERUSAHAAN akan
membayar hasil PEKERJAAN yang telah dilaksanakan dan/atau MATERIAL yang telah diserahkan
oleh KONTRAKTOR dan diterima dengan baik oleh PERUSAHAAN sampai dengan tanggal putusnya
KONTRAK ini Jika KONTRAK diputus berdasarkan Pasal ini, PERUSAHAAN akan mengembalikan
JAMINAN PELAKSANAAN kepada KONTRAKTOR.
21.6 PERUSAHAAN berdasarkan alasan dan/atau pertimbangannya sendiri berhak untuk setiap waktu
secara sepihak memutuskan KONTRAK ini dengan pemberitahuan tertulis kepada KONTRAKTOR,
paling lambat 7 (tujuh) HARI KALENDER sebelum tanggal putusnya KONTRAK. Jika KONTRAK
diputus secara sepihak seperti diatur dalam Pasal ini, KONTRAKTOR dapat menagih dan
PERUSAHAAN akan membayar hasil PEKERJAAN yang telah dilaksanakan dan/atau MATERIAL
yang telah diserahkan oleh KONTRAKTOR dan diterima dengan baik oleh PERUSAHAAN sampai
dengan tanggal putusnya KONTRAK ini. Jika KONTRAK diputus berdasarkan Pasal ini,
PERUSAHAAN akan mengembalikan JAMINAN PELAKSANAAN kepada KONTRAKTOR.
21.7 Jika terjadi pemutusan KONTRAK, KONTRAKTOR tetap wajib melaksanakan seluruh ketentuan
KONTRAK sampai tanggal putusnya KONTRAK sebagaimana diatur di atas.
PASAL 22
AUDIT
22.1 KONTRAKTOR wajib memelihara catatan-catatan dari semua transaksi terkait dengan KONTRAK ini
dengan benar dan sesuai praktek akuntansi yang lazim. Catatan tersebut wajib disimpan sampai paling
sedikit 10 (sepuluh) tahun setelah KONTRAK ini berakhir.
22.2 Selama masa yang disebut dalam PASAL 22.1 di atas, PERUSAHAAN atau pihak yang ditunjuk oleh
PERUSAHAAN berhak melakukan audit atas catatan-catatan itu dan KONTRAKTOR, dengan
biayanya sendiri, wajib untuk menyediakan informasi, bantuan dan akses yang diperlukan.
22.3 Apabila berdasarkan audit yang disebut dalam PASAL 22.2 di atas ditemukan adanya kelebihan
pembayaran oleh PERUSAHAAN terkait dengan pelaksanaan KONTRAK, maka PERUSAHAAN
berhak menagih dan KONTRAKTOR wajib untuk mengembalikan kelebihan pembayaran tersebut.
PASAL 23
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
23.1 PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul dalam pelaksanaan
KONTRAK ini melalui musyawarah.
23.2 Jika perselisihan yang timbul tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dalam waktu 60 (enam
puluh) HARI KALENDER sejak soal yang diperselisihkan itu pertama kali dikemukakan oleh salah satu
PIHAK, salah satu PIHAK dapat membawa permasalahan tersebut untuk diputuskan oleh Badan
Arbitrase Nasional Indonesia (“BANI”) di Jakarta dengan menggunakan aturan dan prosedur arbitrase
BANI dengan dewan arbitrase yang terdiri dari 3 (tiga) orang arbiter.
23.3 Bahasa yang akan digunakan dalam arbitrase adalah Bahasa Indonesia.
23.4 PARA PIHAK tetap harus melaksanakan seluruh kewajibannya berdasarkan KONTRAK sampai
adanya putusan arbitrase dan putusan arbitrase tersebut bersifat final dan mengikat PARA PIHAK.
PASAL 24
HUKUM YANG BERLAKU ATAS KONTRAK INI
KONTRAK ini harus diintepretasikan berdasarkan dan tunduk kepada hukum yang berlaku di Republik
Indonesia.
LINGKUP PEKERJAAN
PASAL 1
DEFINISI TAMBAHAN
1. Pengguna Barang / Jasa adalah fungsi pemilik pekerjaan yaitu …………… pada PERUSAHAAN.
2. Lokasi Pekerjaan adalah …………… milik PERUSAHAAN.
3. Laporan Harian merupakan laporan yang memuat rencana kegiatan dan hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan oleh KONTRAKTOR. Laporan Harian dibuat setiap hari oleh KONTRAKTOR rangkap 3
(tiga) dan disampaikan secara berkala kepada pihak yang ditunjuk Direksi Pekerjaan.
4. Laporan Mingguan merupakan rekapitulasi Laporan Harian dibuat setiap minggu oleh KONTRAKTOR
rangkap 3 (tiga) dan dikirim secara berkala kepada Pengawas Pekerjaan.
5. Laporan Bulanan merupakan rekapitulasi Laporan Mingguan dibuat setiap bulan oleh KONTRAKTOR
rangkap 3 (tiga) dan dikirim secara berkala kepada Pengawas Pekerjaan.
6. Laporan Kemajuan Pekerjaan adalah laporan atas prestasi pekerjaan PEKERJAAN yang telah dicapai
oleh KONTRAKTOR pada periode tertentu (setiap bulan) di Lokasi Pekerjaan, berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik secara bersama oleh PARA PIHAK dan/ atau wakil yang ditunjuk yang disesuaikan
dengan jadwal pelaksanaan yang telah disetujui sebelumnya.
7. Berita Acara Lapangan adalah suatu pernyataan PARA PIHAK mengenai penyerahan PEKERJAAN
untuk suatu kemajuan tertentu atas prestasi PEKERJAAN yang telah dicapai oleh KOTRAKTOR di Lokasi
Pekerjaan berdasarkan Laporan Kemajuan Pekerjaan yang telah disetujui oleh PARA PIHAK.
8. Berita Acara Physical Check adalah suatu pernyataan PARA PIHAK mengenai perhitungan akhir dari
realisasi pelaksanaan PEKERJAAN berdasarkan hasil pemeriksaan fisik secara bersama oleh PARA
PIHAK dan/atau wakil yang ditunjuk yang disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan yang telah disetujui
sebelumnya.
9. Kapitalisasi Pekerjaan adalah suatu pernyataan teknik selesai atas pelaksanaan PEKERJAAN yang
berisi lampiran rekapitulasi dari daftar Lingkup Pekerjaan yang menyajikan nama rincian lengkap dengan
volume dan nilainya. (Khusu ABI)
10. Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang tidak terpisahkan dari kontrak sebagaimana diatur dalam
Lampiran G.
11. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan I (BASTP-I) merupakan laporan pekerjaan selesai 100% yang
dibuat oleh KONTRAKTOR rangkap (3) setelah pekerjaan selesai 100% beserta foto dokumentasi untuk
selanjutnya ditandatangani oleh PARA PIHAK.
12. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan II (BASTP-II) adalah laporan pekerjaan selesai MASA
PEMELIHARAAN yang dibuat oleh KONTRAKTOR rangkap 3 (tiga) setelah berakhirnya MASA
PEMELIHARAAN untuk selanjutnya ditandatangani oleh PARA PIHAK.
Judul Pekerjaan
Hal 1 dari 5
Lampiran B
PASAL 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1. KONTRAKTOR wajib melaksanakan PEKERJAAN di LOKASI PEKERJAAN PEKERJAAN sesuai
ketentuan KONTRAK dengan lingkup PEKERJAAN sebagai berikut:
a. Pekerjaan Persiapan
i. Pekerjaan
ii. Pekerjaan
- Pekerjaan
-
b.
Untuk detail lingkup dan tahapan pekerjaan semuanya mengacu dokumen Bill of Quantity dan RKS
(Rencana Kerja dan Syarat-syarat) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari KONTRAK ini.
2. Dalam hal terjadi penambahan dan/atau pengurangan volume yang masih sesuai dalam uraian pekerjaan
pada Lingkup Pekerjaan namun mengakibatkan perubahan HARGA KONTRAK, maka terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan (“Volume Tambah Kurang”)
3. Kualifikasi Personil, mengacu kepada Struktur Organisasi Proyek dan Daftar Tenaga Ahli yang diberikan
KONTRAKTOR pada Dokumen Proses Pengadaan, apabila terdapat perubahan maka KONTRAKTOR
harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Perusahaan dalam hal ini oleh Direksi Pekerjaan.
PASAL 3
PERUBAHAN LINGKUP PEKERJAAN
1. Setiap perubahan Lingkup Pekerjaan yang mengakibatkan penambahan HARGA KONTRAK dan
JANGKA WAKTU KONTRAK harus melalui persetujuan tertulis Direksi Pekerjaan dan akan dituangkan
dalam sebuah Addendum yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dan menjadi satu kesatuan dengan
KONTRAK.
2. Apabila perubahan tersebut berasal dari KONTRAKTOR, maka KONTRAKTOR wajib mengajukan secara
tertulis beserta dokumen pendukung kepada PERUSAHAAN. Keputusan akan disampaikan secara tertulis
setelah PERUSAHAAN menerima surat beserta dokumen pendukung dari KONTRAKTOR
PASAL 4
SPESIFIKASI TEKNIS
1. KONTRAKTOR wajib meminta persetujuan PERUSAHAAN atas brosur Material dan Peralatan utama
sebelum dilakukan pemesanan.
2. Jenis, jumlah dan mutu Material dan Peralatan yang digunakan wajib sesuai dan cukup serta dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Semua Material dan Peralatan wajib asli (Original) yang dibuktikan dengan surat jaminan keaslian dari
agen.
4. Semua Material dan Peralatan wajib memenuhi standar spesifikasi sesuai ketentuan PERUSAHAAN.
5. Semua Material dan Peralatan wajib dalam keadaan baru (new brand) dan bebas dari kerusakan,
dibuktikan dengan test certificate / mill certificate dari pabrikan.
6. Semua Material dan Peralatan wajib dilakukan uji coba dan lulus pemeriksaan di Lokasi Pekerjaan.
Judul Pekerjaan
Hal 2 dari 5
Lampiran B
7. Perbaikan dan/atau penggantian Material dan Peralatan yang dilakukan KONTRAKTOR sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 5 Lampiran haruslah sepadan atau lebih baik dari Material dan Peralatan yang
telah mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan berdasarkan usulan Pengawas Pekerjaan.
8. Setiap kehilangan dan kerusakan Material dan Peralatan yang disediakan KONTRAKTOR selama
pelaksanaan PEKERJAAN berlangsung sepenuhnya menjadi tanggung jawab KONTRAKTOR.
9. Semua kerusakan bangunan maupun fasilitas PERUSAHAAN yang terdapat disekitar Lokasi Pekerjaan
yang mungkin akan timbul sebagai akibat dari kecerobohan / kelalaian menjadi sepenuhnya menjadi
tanggung jawab KONTRAKTOR untuk memperbaiki atas biaya sendiri.
PASAL 5
KEWAJIBAN KONTRAKTOR
1. KONTRAKTOR wajib mencermati kondisi lapangan pada Lokasi Pekerjaan dan memberikan masukan
pada PERUSAHAAN bila ditemukan hal-hal yang memungkinkan adanya perbaikan spesifikasi pekerjaan.
Apabila hal ini tidak dilaksanakan, maka jika terjadi permasalahan pada saat pelaksanaan yang berkaitan
dengan kemungkinan perubahan spesifikasi, maka semuanya menjadi beban dan tanggung jawab
KONTRAKTOR.
2. KONTRAKTOR wajib mematuhi peraturan-peraturan keselamatan kerja yang berlaku di lingkungan/
wilayah kerja PERUSAHAAN.
3. KONTRAKTOR wajib menyediakan buku catatan harian di Lokasi Pekerjaan dan setiap hari harus
membuat Laporan Harian dan dilaporkan kepada Pengawas Pekerjaan
4. KONTRAKTOR wajib membuat Laporan harian, Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan, dilengkapi
dengan foto dokumentasi sebelum dan sesudah sesuai hasil kemajuan PEKERJAAN dan dilaporkan
kepada Pengawas Pekerjaan.
5. KONTRAKTOR wajib menginstruksikan kepada PERSONIL KONTRAKTOR baik secara lisan maupun
tertulis untuk mematuhi ketentuan/ peraturan yang berlaku di lingkungan PERUSAHAAN.
4. Sebelum Serah Terima Lahan yang merupakan tanggal memulai PEKERJAAN, KONTRAKTOR wajib
mengajukan dan harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan untuk:
a. Milestone
b. Curva S
c. Master Schedulle
d. Prosedure Invoice
e. Pembobotan
f. HSE Plan
g. Organisasi Proyek
h. Deliverable List Dokumen
i. Dan Dokumen Lainnya apabila dibutuhkan
6. KONTRAKTOR wajib melengkapi PERSONIL KONTRAKTOR dengan alat pelindung diri dengan kondisi
baik atau tidak cacat yang terdiri dari :
a. Pakaian cover all / wearpack
b. Safety shoes
c. Sarung tangan (kain/ karet)
d. Safety helmet
e. ID card
Judul Pekerjaan
Hal 3 dari 5
Lampiran B
f. Pelindung mata
PASAL 6
KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Semua kerusakan dan akibat lain yang disebabkan kurang kehati-hatian dalam melaksanakan
PEKERJAAN menjadi beban tanggung jawab KONTRAKTOR.
3. KONTRAKTOR berhak meminta penjelasan/ konsultasi lebih lanjut terkait Lingkup Pekerjaan kepada
Pengawas Pekerjaan termasuk pemenuhan data dan informasi yang diperlukan terkait pelaksanaan
PEKERJAAN.
4. PARA PIHAK sepakat bahwa selama pelaksanaan PEKERJAAN akan mengupayakan untuk
menggunakan barang dan jasa produksi dalam negeri sepanjang telah dapat diproduksi di dalam negeri
dan kualitasnya memenuhi standard yang berlaku.
PASAL 7
MASA PEMELIHARAAN
1. KONTRAKTOR wajib melaksanakan pemeliharaan atas hasil PEKERJAAN dan fasilitas yang dipasang
selama jangka waktu yang ditentukan PERUSAHAAN sebagaimana diatur dalam Lampiran D.
3. Dalam hal terdapat kerusakan atas Material dan Peralatan yang telah dipasang oleh KONTRAKTOR di
Lokasi Pekerjaan selama MASA PEMELIHARAAN, maka KONTRAKTOR wajib melakukan perbaikan,
penggantian atau pemasangan kembali Material dan Peralatan yang mengalami kerusakan tersebut dan
menjamin bahwa bagian yang diperbaiki atau diganti adalah sama sebagaimana bagian aslinya sesuai
ketentuan KONTRAK.
4. Semua biaya yang ditimbulkan selama Masa Pemeliharaan terkait hal tersebut di atas, menjadi beban dan
tanggung jawab KONTRAKTOR.
Judul Pekerjaan
Hal 4 dari 5
Lampiran B
6. Apabila setelah mendapatkan peringatan tertulis dari PERUSAHAAN, KONTRAKTOR tidak melaksanakan
dan menyelesaikan perbaikan dalam waktu yang ditentukan oleh PERUSAHAAN maka KONTRAKTOR
tidak berhak atas Jaminan Pemeliharaan.
7. Apabila terdapat perbaikan atau penggantian Material dan Peralatan pada MASA PEMELIHARAAN,
maka MASA PEMELIHARAAN untuk Material dan Peralatan yang mengalami kerusakan tersebut akan
diperpanjang sebanyak 1 (satu) kali untuk jangka waktu maksimum 30 (tiga puluh) Hari Kalender dari
tanggal selesainya perbaikan/penggantian dan beroperasinya Material dan Peralatan yang mengalami
kerusakan tersebut serta telah beroperasi dan diterima dengan baik oleh PERUSAHAAN.
PASAL 8
TAHAPAN PEKERJAAN
Tahapan PEKERJAAN yang dilaksanakan dan diselesaikan dari KONTRAKTOR adalah sesuai dengan Jadwal
Pekerjaan dan Milestone dengan urutan secara umum sebagai berikut:
1. Mechanical Completion, yaitu tahapan penyelesaian fisik untuk pekerjaan mechanical dari masing-
masing unit dan/atau keseluruhan unit dalam PEKERJAAN, termasuk kegiatan pengujian dari masing-
masing unit dalam PEKERJAAN sesuai dengan syarat dan ketentuan PERJANJIAN ini dan ketentuan
PERUSAHAAN. Tahapan Mechanical Completion dinyatakan telah selesai dilaksanakan oleh
KONTRAKTOR dengan baik apabila telah diterima dan disetujui oleh PERUSAHAAN sebagaimana
dituangkan dalam Berita Acara Mechanical Completion.
2. Commissioning adalah kegiatan pengujian kinerja / performance keseluruhan system, Equipment dan
Material yang telah dibangun oleh KONTRAKTOR, serta sarana penunjangnya yang dilaksanakan
setelah pelaksanaan Mechanical Completion sehingga kinerja seluruh system, Equipment dan
Material, serta sarana penunjangnya tersebut dapat bekerja sesuai dengan lingkup persyaratan, dan
standart teknis yang ditetapkan dalam PEKERJAAN. Tahapan Commissioning dinyatakan telah selesai
dilaksanakan oleh KONTRAKTOR dengan baik apabila telah diterima dan disetujui oleh PERUSAHAAN
sebagaimana dituangkan dalam Berita Acrara Commissioning.
3. Operational Acceptance, adalah kegiatan setelah pelaksanaan Commissioning dan keseluruhan
PEKERJAAN selesai dilaksanakan KONTRAKTOR 100% (Seratus Persen) sesuai dengan lingkup,
persyaratan, dan standart teknis yang ditetapkan dalam PEKERJAAN ini. Tahapan Operational
Acceptance dinyatakan telah selesai dilaksanakan oleh KONTRAKTOR dengan baik apabila telah
diterima dan disetujui oleh PERUSAHAAN sebagaimana dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan (BASTP-II).
4. Pemeliharaan hasil PEKERJAAN adalah kewajiban untuk melakukan pemeliharaan PEKERJAAN
selama Masa Pemeliharaan termasuk melakukan perbaikan, penggantian, pembangunan atau
pemasangan kembali Equipment dan Material yang diperlukan sesuai ketentuan PEKERJAAN ini yang
dimulai sejak ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (BASTP-I) oleh PARA PIHAK.
Tahapan pemeliharaan PEKERJAAN dinyatakan telah selesai dilaksanakan oleh KONTRAKTOR
dengan baik apabila telah diterima dan disetujui oleh PERUSAHAAN sebagaimana dituangkan dalam
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (BASTP II).
Judul Pekerjaan
Hal 5 dari 5
Lampiran C
PASAL 1
HARGA KONTRAK
1. HARGA KONTRAK atas pelaksanaan seluruh PEKERJAAN yang harus dibayar oleh
PERUSAHAAN kepada KONTRAKTOR adalah berdasarkan sistem Kontrak Gabungan
Lumpsum & Unit Price sebesar Rp................. (....................Rupiah) belum termasuk Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%.
2. HARGA KONTRAK tersebut dalam ayat 1 Pasal ini di atas, merupakan harga satuan yang tetap
dan pasti (fixed unit price), sehingga KONTRAKTOR tidak berhak menuntut kenaikan atas
HARGA KONTRAK tersebut dan telah termasuk pajak-pajak (kecuali PPN) dan/atau iuran atau
pungutan resmi lainnya (bila ada), Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan)
dan Program Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) berdasarkan ketentuan UU No. 24 tahun 2011
serta perubahannya, perizinan-perizinan dan pembayaran-pembayaran yang merupakan kewajiban
KONTRAKTOR sesuai dengan Peraturan/ Perundang-Undangan yang berlaku.
PASAL 2
JAMINAN PELAKSANAAN
Judul Pekerjaan
PARAF
PARAF PERUSAHAAN
KONTRAKTOR
Fungsi Fungsi
Fungsi User
Procurement Finance
Hal 1 dari 13
Lampiran C
PASAL 3
KETENTUAN PEMBAYARAN
1. HARGA KONTRAK sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 akan dibayarkan sebesar 100%
(seratus persen) dari Milestone yang telah disepakati oleh Direksi Pekerjaan dengan Direksi
Kontraktor sebelum Kick Off Meeting, dan diserahkan KONTRAKTOR pada saat Kick Off
Meeting. Pembayaran pekerjaan akan dibayarkan sesuai Laporan Kemajuan Perusahaan dan
Berita Acara Lapangan yang telah disetujui Pengawas Lapangan dan/atau Direksi Pekerjaan,
dengan rumusan sebagai berikut :
100% x MS x HK
MS = Milestone
HK = Harga Kontrak
2. Sisa seluruh Pembayaran dari HARGA KONTRAK akan dibayarkan oleh PERUSAHAAN kepada
KONTRAKTOR pada saat pekerjaan selesai 100% dibuktikan dengan Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan (BASTP-I) Dan Hasil Physical Check bersama. Serta KONTRAKTOR wajib
memastikan Masa Berlaku Jaminan Pelaksanaan masih berlaku sampai dengan selesai Masa
Pemeliharaan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Lampiran D.
3. PERUSAHAAN akan melakukan pembayaran HARGA KONTRAK kepada KONTRAKTOR
setelah KONTRAKTOR melampirkan dokumen pendukung kepada 3rd Party Invoice – SSC
Invoice & Payment dengan melampirkan :
a. Sertifikat Milestone yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan;
b. Copy Kontrak untuk penagihan pertama;
c. Invoice sebesar nilai tagihan + PPN 10% dari dasar pengenaan pajak yang sudah ditandatangani dan
distempel;
d. Kwitansi rangkap 2 (asli dan copy) bermeterai cukup;
e. E-Faktur rangkap 4 (empat);
f. Fotokopi NPWP;
g. Tanda Terima Surat Spesimen Tanda Tangan faktur Pajak dari Kantor Pelayanan Pajak;
h. Fotokopi Surat Pengukuhan PKP;
i. Fotokopi Surat dari Direktorat Jenderal Pajak mengenai pemberian nomor Seri Faktur Pajak (sesuai
dengan lampiran IV.E PER-24/PJ/2012);
j. Fotokopi surat dari KONTRAKTOR kepada Direktorat Jenderal Pajak perihal Penunjukan Pejabat yang
Berwenang Menandatangani Faktur Pajak (sesuai dengan lampiran V.A dan atau lampiran V.B PER-
24/PJ/2012);
k. Faktur Pajak pengganti wajib membubuhkan cap yang mencantumkan kode dan nomor seri Faktur
Pajak serta tanggal Faktur Pajak yang diganti;
l. Fotokopi identitas Pejabat/Pegawai yang berwenang menandatangani Faktur Pajak dari
KONTRAKTOR;
m. Surat Keterangan Bebas Pajak yang sudah dilegalisir (jika ada);
n. Laporan Kemajuan Pekerjaan (TNK-07/07a);
Judul Pekerjaan
PARAF
PARAF PERUSAHAAN
KONTRAKTOR
Fungsi Fungsi
Fungsi User
Procurement Finance
Hal 2 dari 13
Lampiran C
PARAF
PARAF PERUSAHAAN
KONTRAKTOR
Fungsi Fungsi
Fungsi User
Procurement Finance
Hal 3 dari 13
Lampiran C
PASAL 4
PAJAK DAN PUNGUTAN
1. Semua pajak, iuran, bea meterai dan pungutan-pungutan lainnya yang timbul sehubungan dengan
pelaksanaan KONTRAK ini, menjadi beban dan tanggung jawab KONTRAKTOR sebagaimana
diatur pada ayat 2 Pasal 1 Lampiran ini, dan dibayarkan sesuai ketentuan yang berlaku, kecuali
pajak-pajak yang wajib dibayar PERUSAHAAN berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
4. Bilamana diperlukan oleh salah satu PIHAK atau instansi yang berwenang untuk kepentingan
administrasi atau audit, maka baik PERUSAHAAN maupun KONTRAKTOR akan memberikan
bukti-bukti pembayaran yang berkaitan dengan pajak, retribusi dan/atau pungutan lain
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pasal ini;
PASAL 5
DENDA DAN SANKSI
1. Dalam hal KONTRAKTOR tidak dapat menyelesaikan seluruh PEKERJAAN sesuai dengan
MASA PENYELESAIAN PEKERJAAN sebagaimana yang ditetapkan pada Lampiran D, maka
untuk setiap hari kalender keterlambatan kepada KONTRAKTOR akan dikenakan denda yang
besarnya 1 ‰ (satu permil) per hari dari seluruh HARGA KONTRAK yang tercantum dalam Pasal
1 ayat 1 Lampiran C KONTRAK ini dan pelaksanaannya akan diperhitungkan dengan kewajiban
pembayaran PERUSAHAAN kepada KONTRAKTOR.
2. Nilai denda maksimum untuk suatu pekerjaan yang mempunyai resiko tinggi, nilai denda yang
diberikan adalah 20% (dua puluh persen) dari nilai kontrak.
3. Apabila denda telah mencapai 20% (dua puluh persen), maka PERUSAHAAN berhak untuk
memutus KONTRAK ini dan dengan demikian berlaku ketentuan Pasal 21 Lampiran A KONTRAK
ini.
PARAF
PARAF PERUSAHAAN
KONTRAKTOR
Fungsi Fungsi
Fungsi User
Procurement Finance
Hal 4 dari 13
Lampiran C
b. 10 % (sepuluh persen) atau lebih pada rencana pelaksanaan di atas 70 % (tujuh puluh persen)
maka KONTRAKTOR akan diberikan Surat Peringatan I (pertama) oleh PERUSAHAAN. Apabila
KONTRAKTOR tidak melakukan langkah-langkah perbaikan yang memadai dan atau belum
terdapat kemajuan pekerjaan yang berarti, dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kalender, maka
KONTRAKTOR akan diberikan Surat Peringatan II (dua) oleh PERUSAHAAN.
5. Jika peringatan tertulis dari PERUSAHAAN / Direksi Pekerjaan atas segala kelalaian
KONTRAKTOR dalam mentaati segala peraturan yang berlaku dan syarat-syarat yang tercantum
dalam bestek dan KONTRAK ini telah 2 (dua) kali diberikan, tetapi masih belum ditaati atau belum
terdapat kemajuan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender, maka PERUSAHAAN berhak
memutuskan KONTRAK ini secara sepihak. Setelah KONTRAK ini diputus secara sepihak oleh
PERUSAHAAN, maka akan diadakan perhitungan oleh Direksi Pekerjaan/ PERUSAHAAN
mengenai prestasi dan pembayaran-pembayaran sebelumnya. Dalam hal ini KONTRAKTOR
tidak dapat menuntut ganti rugi apapun juga dan keputusan mutlak ditangan PERUSAHAAN.
6. Jika terjadi pemutusan KONTRAK sebagaimana dimaksud pada ayat 4 Pasal ini, maka seluruh
hasil PEKERJAAN yang telah dilaksanakan KONTRAKTOR otomatis menjadi milik
PERUSAHAAN.
7. Selain pengenaan denda sebagaimana diatur dalam Pasal ini, PERUSAHAAN berhak
memberikan sanksi kepada KONTRAKTOR sebagaimana diatur dalam Pasal 6, 7, 8, 9, dan 10
Lampiran ini
PASAL 6
PENILAIAN KINERJA KONTRAKTOR
1. Penerapan penilaian kinerja KONTRAKTOR mengacu pada Tata Kerja Organisasi Pelaksanaan
Penilaian Kinerja dan Koreksi Sanksi Kepada Penyedia Barang/Jasa No. B5-
005/I00100/2019-S9 revisi 0 tanggal 01 Agustus 2019.
2. Sistem pemberian penghargaan dan sanksi yang berlaku berdasarkan ketentuan ini adalah
berdasarkan sistem Poin Penghargaan dan Poin Pelanggaran yang dikumpulkan oleh
KONTRAKTOR selama JANGKA WAKTU KONTRAK dalam melaksanakan PEKERJAAN di
Lokasi Pekerjaan.
3. Pemberian penghargaan dan sanksi kepada KONTRAKTOR berlaku pada seluruh rangkaian
yang meliputi :
a. MASA PENYELESAIAN PEKERJAAN
b. Atau pada setiap saat setelah diketahui secara nyata telah terjadi pelanggaran atau prestasi
oleh KONTRAKTOR.
4. Hal-hal yang dapat mempengaruhi reputasi KONTRAKTOR disebutkan secara detail pada Pasal
10 Lampiran ini.
Judul Pekerjaan
PARAF
PARAF PERUSAHAAN
KONTRAKTOR
Fungsi Fungsi
Fungsi User
Procurement Finance
Hal 5 dari 13
Lampiran C
5. Penilaian diberikan berdasarkan poin plus (+) dan minus (-), serta dibedakan berdasarkan
Kelompok Hijau, Kelompok Kuning, Kelompok Merah dan Kelompok Hitam.
6. Setiap penilaian positif, akan menaikkan potensi KONTRAKTOR untuk mendapatkan prioritas
diundang dalam proses pengadaan barang/ jasa di lingkungan PERUSAHAAN.
7. Pelanggaran ketentuan ini yang dilakukan atau melibatkan para PERSONIL KONTRAKTOR akan
dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di PERUSAHAAN.
8. Metode pemberian penghargaan dan sanksi berlaku di lingkungan PERUSAHAAN untuk seluruh
Indonesia.
9. Sistem akan menyampaikan informasi mengenai telah terpenuhinya poin penghargaan dan/atau
pelanggaran sesuai kelompoknya (hijau, kuning, merah, hitam).
PASAL 7
PENGELOMPOKAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN SANKSI
1. HIJAU adalah apabila KONTRAKTOR mendapat akumulasi sampai dengan poin -30 (minus tiga
puluh). Untuk kemudian KONTRAKTOR akan menjadi prioritas dalam kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa di lingkungan PERUSAHAAN.
2. KUNING adalah apabila KONTRAKTOR mendapat akumulasi dari poin -31 (minus tiga puluh
satu) sampai dengan poin -90 (minus sembilan puluh). Untuk kemudian KONTRAKTOR tetap
diperbolehkan mengikuti kegiatan Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan PERUSAHAAN tetapi
tidak menjadi prioritas dalam kegiatan Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan PERUSAHAAN.
3. MERAH adalah apabila KONTRAKTOR mendapat akumulasi poin lebih kecil dari -90 (minus
sembilan puluh). Untuk kemudia KONTRAKTOR tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan
Pengadaan Barang/Jasa selanjutnya salama 1 (satu) tahun sejak sanksi dimasukkan ke dalam
sistem (berlaku untuk Penyedia Barang/Jasa, pemilik dan/atau pengurusnya).
Judul Pekerjaan
PARAF
PARAF PERUSAHAAN
KONTRAKTOR
Fungsi Fungsi
Fungsi User
Procurement Finance
Hal 6 dari 13
Lampiran C
PASAL 8
PENGATURAN TERHADAP PENERIMA SANKSI
1. Apabila KONTRAKTOR dalam JANGKA WAKTU KONTRAK terkena sanksi Kelompok merah,
maka:
a. KONTRAKTOR wajib menyelesaikan PEKERJAAN.
b. KONTRAKTOR akan dibatalkan keikutsertaannya dalam proses Pengadaan
Barang/Jasa di lingkungan PERUSAHAAN yang sedang berlangsung sepanjang belum
dinyatakan lulus Prakualifikasi.
c. Apabila terdapat pelanggaran berikutnya maka dapat masuk ke Kelompok Hitam.
2. Apabila KONTRAKTOR dalam JANGKA WAKTU KONTRAK terkena sanksi Kelompok Hitam,
maka:
a. PEKERJAAN dapat diselesaikan atau dapat diberhentikan dengan pertimbangan
khusus dari pejabat penandatangan Kontrak/ Perjanjian.
b. KONTRAKTOR akan dibatalkan keikutsertaannya dalam proses pengadaan
barang/jasa di lingkungan PERUSAHAAN yang sedang berlangsung sepanjang kontrak
/ perjanjian belum ditandatangani.
PASAL 9
KOREKSI POIN PENGHARGAAN/PELANGGARAN TERKAIT STATUS SANKSI KONTRAKTOR
Apabila ditemukan bukti-bukti / data-data baru yang menyatakan bahwa jenis penghargaan / sanksi yang
telah diberikan tidak benar, maka dapat dilakukan koreksi poin maupun status.
PASAL 10
TABEL PENGHARGAAN DAN SANKSI
Judul Pekerjaan
PARAF
PARAF PERUSAHAAN
KONTRAKTOR
Fungsi Fungsi
Fungsi User
Procurement Finance
Hal 7 dari 13
Lampiran C
JENIS
NO JENIS PRESTASI / PELANGGARAN PENGHARGAAN/
SANKSI
PARAF
PARAF PERUSAHAAN
KONTRAKTOR
Fungsi Fungsi
Fungsi User
Procurement Finance
Hal 8 dari 13
Lampiran C
JENIS
NO JENIS PRESTASI / PELANGGARAN PENGHARGAAN/
SANKSI
12. Tidak memberikan penjelasan/tanggapan secara tertulis pada waktu yang ditetapkan oleh oleh Fungsi Procurement
-10
(Pengadaan)/Tim Tender/Pokja Pengadaan dalam rangka pelaksanaan pemilhan Penyedia.
13. Terlambat menghadiri pelaksanaan negosiasi manual. -5
14. Terlambat menyampaikan Dokumen Penegasan Penawaran setelah negosiasi beserta rincian (apabila dipersyaratkan) sesuai
-10
ketentuan yang diatur dalam Dokumen Tender.
15. Terlambat menandatangani Kontrak sesuai jadwal yang ditentukan dalam Dokumen Tender tanpa pemberitahuan tertulis yang
dapat diterima. -15
16. Peserta Pemilihan mengajukan sanggahan yang terbukti tidak benar. -30
17. Peserta Pemilihan membatalkan penawaran yang telah diajukan. -30
18. Calon Pemenang Pemilihan membatalkan penawaran yang telah diajukan sebelum penunjukan Pemenang. -30
19. Pemenang Pemilihan membatalkan penawaran yang telah diajukan setelah ditunjuk sebagai Pemenang. -60
II TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN
Spesifikasi dan delivery time Barang/Jasa sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Kontrak
1.
Ketentuan perhitungan kinerja dilaksanakan sebagai berikut:
Untuk Pengadaan Barang:
1) Peniaian kinerja dilaksanakan saat pembuatan Goods Receipt (GR)
2) Dalam hal pengadaan barang dengan syarat penyerahan partial delivery atau Call Of Order (COO) dan barang tersebut
bukan merupakan kesatuan yang saling terkait, maka Penilaian Kinerja dilaksanakan pada setiap pembuatan Goods
Receipt (GR) partial maupun Final GR
+5
3) Dalam hal pengadaan dengan metode e-Purchasing melalui Sistem Catalog maka Penilaian Kinerja dilaksanakan untuk
setiap COO kepada Pelaksana OA Catalog atau setiap Order kepada Pelaksana Kontak e-Catalog;
Untuk Pengadaan Jasa:
1) Peniaian kinerja dilaksanakan saat pembuatan Sevice Acceptance (SA) Final
2) Dalam hal pengadaan dengan metode e-Purchasing melalui Sistem Catalog maka Penilaian Kinerja dilaksanakan untuk
setiap COO kepada Pelaksana OA Catalog atau setiap Order kepada Pelaksana Kontak e-Catalog;
Judul Pekerjaan
PARAF
PARAF PERUSAHAAN
KONTRAKTOR
Fungsi Fungsi
Fungsi User
Procurement Finance
Hal 9 dari 13
Lampiran C
JENIS
NO JENIS PRESTASI / PELANGGARAN PENGHARGAAN/
SANKSI
2. Hasil Final Evaluation terkait HSSE Plan selama pelaksanaan Kontrak adalah ≥ 90%. +10
3. Hasil Final Evaluation terkait HSSE Plan selama pelaksanaan Kontrak adalah < 90%. -30
Terlambat menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diatur dalam Kontrak, namun belum mencapai denda maksimal.
4. -15
(*) Ketentuan perhitungan kinerja dilaksanakan dengan mengacu pada butir nomor II. 1 di atas
5. Terlambat menyerahkan Jaminan terkait Pengadaan Barang/Jasa (apabila dipersyaratkan). -30
6. Terlambat menyampaikan penyesuaian atas Jaminan Pengadaan Barang/Jasa dalam hal terdapat perubahan Kontrak. -30
Terlambat menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diatur dalam Kontrak dan telah mencapai denda maksimal.
7. -30
(*) Ketentuan perhitungan kinerja dilaksanakan dengan mengacu pada butir nomor II. 1 di atas.
Melaksanakan pekerjaan yang performance-nya tidak sesuai sebagaimana ditetapkan dalam Kontrak, namun FPP masih
8. -30
mentolerir pekerjaan tersebut.
Terbukti berdasarkan hasil investigasi menyebabkan kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan (baik yang berada dalam
tanggungjawabnya langsung/ yang di subcontract-kan) dan yang berdampak terhadap salah satu kriteria berikut:
a. Luka/ cedera/ sakit yang berkaitan dengan pekerjaan yang mengakibatkan penanganan dan perawatan korban melebihi
P3K antara lain: Medical Treatment Cases/ pembatasan kerja atau pemindahan tugas (restricted work days atau transfer to
9. another job). -45
b. Pencemaran lingkungan berupa tumpahan minyak ke sungai/ laut/ tanah dengan jumlah: 1 ≤ tumpahan minyak < 5 Bbls.
c. Kerusakan dan/atau kehilangan properti Pertamina sehingga menyebabkan kerugian langsung terhadap Pertamina sebesar:
USD 10.000 ≤ Property Damage < USD 100.000.
10. Tidak menyelesaikan pekerjaan baik sebagian atau seluruhnya sebagaimana ditetapkan dalam Kontrak. -60
11. Tidak melaksanakan kegiatan pemeliharaan selama masa pemeliharaan. -60
12. Tidak melaksanakan pelayanan purna jual (after sales service) pada masa garansi. -60
Judul Pekerjaan
PARAF
PARAF PERUSAHAAN
KONTRAKTOR
Fungsi Fungsi
Fungsi User
Procurement Finance
Hal 10 dari 13
Lampiran C
JENIS
NO JENIS PRESTASI / PELANGGARAN PENGHARGAAN/
SANKSI
13. Terbukti berdasarkan hasil investigasi menyebabkan kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan yang berdampak
terhadap salah satu kriteria berikut:
a. Luka/ cedera/ sakit yang berkaitan dengan pekerjaan yang mengakibatkan penanganan dan perawatan korban dengan
kategori “Hari kerja hilang (Day away from work)”. -60
b. Pencemaran lingkungan berupa tumpahan minyak ke sungai/ laut/ tanah dengan jumlah: 5 ≤ tumpahan minyak < 15 Bbls.
c. Kerusakan dan/atau kehilangan properti Pertamina sehingga menyebabkan kerugian langsung terhadap Pertamina sebesar
USD 100.000 ≤ Property Damage < USD 1.000.000.
III JENIS PELANGGARAN YANG LANGSUNG DIKENAKAN SANKSI MERAH/HITAM
Penyedia Barang/Jasa sedang berada dalam sengketa/perselisihan dengan Pertamina Grup (non-cost recovery) di Pengadilan /
1. Merah
Badan Penyelesaian Sengketa Lain (Arbitrase / Mediasi).
Pengurus/Pemilik Modal/Pemegang Saham dari Pelaksana Kontrak ditetapkan sebagai tersangka dalam suatu tindak pidana
2. Merah
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaannya.
Pelaksana Kontrak mempekerjakan pekerja Pertamina, kecuali terdapat pengaturan lain sesuai ketentuan yang berlaku di
3. Merah
Pertamina.
Pelaksana Kontrak terbukti melalui hasil investigasi menyebabkan terjadinya fatality (meninggal dunia) / kebakaran yang
6. berakibat kerugian ≥ US$ 1 juta / pencemaran lingkungan melebihi 15 Bbl atau kerugian lain ≥ US$ 1 juta (baik yang berada Hitam
dalam tanggung jawabnya langsung maupun yang di subcontract-kan).
Berdasarkan keputusan Komite Sanksi, Penyedia Barang/Jasa secara nyata melakukan kolusi, korupsi, suap dan gratifikasi
7. Hitam
dalam bentuk dan cara apapun kepada Pekerja / Pejabat / Keluarga.
8. Berdasarkan keputusan Komite Sanksi, Penyedia Barang/Jasa secara nyata melakukan persekongkolan dengan Peserta Hitam
Pemilihan lain untuk mengatur harga penawaran di luar prosedur pelaksanaan pemilihan Penyedia sehingga
mengurangi/menghambat/memperkecil dan/atau meniadakan persaingan yang sehat dan/atau merugikan pihak lain.
Judul Pekerjaan
PARAF
PARAF PERUSAHAAN
KONTRAKTOR
Fungsi Fungsi
Fungsi User
Procurement Finance
Hal 11 dari 13
Lampiran C
JENIS
NO JENIS PRESTASI / PELANGGARAN PENGHARGAAN/
SANKSI
9. Berdasarkan keputusan Komite Sanksi, Penyedia Barang/Jasa membuat dan/atau memalsukan dan/atau mengubah dan/atau
memanipulasi antara lain namun tidak terbatas pada:
1) Data; dan/atau
2) Dokumen; dan/atau
Hitam
3) Surat keterangan lain.
yang disampaikan kepada Pertamina maupun Anak Perusahaan Pertamina dan Perusahaan Terafiliasi Pertamina yang non-cost
recovery, dalam rangka memenuhi persyaratan dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa (tahap Perencanaan
/Registrasi/Update data/Pemiihan Penyedia/Pelaksanaan Kontrak, dll)
10. Pengurus/Pemilik Modal yang telah diputus bersalah melakukan tindak pidana yang telah memiliki kekuatan hukum yang
tetap/inkracht yang berkaitan dengan Penyedia Barang/Jasa dan/atau berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang merugikan Hitam
Pertamina
11. Dinyatakan bangkrut/pailit oleh badan peradilan yang berwenang, baik di pengadilan tingkat pertama maupun tingkat Kasasi Hitam
12. Memasok barang/melaksanakan pekerjaan fiktif. Hitam
13 Memasok barang palsu/rekondisi. Hitam
Judul Pekerjaan
PARAF
PARAF PERUSAHAAN
KONTRAKTOR
Fungsi Fungsi
Fungsi User
Procurement Finance
Hal 12 dari 13
Lampiran C
1 HIJAU ≥ - 30 Dapat mengikuti pemilihan Penyedia di lingkungan Pertamina Grup (selain cost recovery)
2 KUNING -30 > x ≥ -90 Dapat mengikuti pemilihan Penyedia di lingkungan Pertamina Grup (selain cost recovery)
3 Kelompok Penyedia Barang/Jasa ini tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan Pengadaan Barang/Jasa selanjutnya
MERAH < -90
selama 1 (satu) tahun sejak Sanksi dimasukkan ke dalam sistem (berlaku untuk Penyedia Barang/Jasa.
4 HITAM 1. Kelompok Penyedia Barang/Jasa ini tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan Pengadaan Barang/Jasa
selanjutnya selama 2 (tahun) tahun dan dilanjutkan dengan masa percobaan selama 1 tahun kepada Penyedia
Barang/Jasa tersebut beserta pemilik dan/atau pengurusnya.
2. Apabila dalam masa percobaan tersebut, Penyedia Barang/Jasa yang dikenakan sanksi Hitam karena Fraud
terbukti melakukan kesalahan lain yang termasuk dalam kategori Fraud, maka Penyedia Barang/Jasa tersebut
akan dikenakan Sanksi pencabutan SKT selamanya di lingkungan Pertamina Grup dan pencabutan dalan DPT
Judul Pekerjaan
PARAF
PARAF PERUSAHAAN
KONTRAKTOR
Fungsi Fungsi
Fungsi User
Procurement Finance
Hal 13 dari 13
Lampiran D
PASAL 1
JANGKA WAKTU KONTRAK
3. MASA PEMELIHARAAN
PIHAK KEDUA sebagaimana diatur dalam Pasal 7.1 s/d 7.7 Lampiran B, wajib melaksanakan pemeliharaan terhadap
hasil PEKERJAAN selama Masa Pemeliharaan yaitu ……… (………….) HARI KALENDER sejak [BASTP-I/BAST-I/dll]
ditandatangani oleh PARA PIHAK.
4. JANGKA WAKTU KONTRAK dan/atau MASA PENYELESAIAN PEKERJAAN sebagaimana dimaksud pada
Lampiran ini hanya dapat diubah atau diperpanjang atas persetujuan PERUSAHAAN yang dituangkan dalam suatu
Addendum yang disepakati PARA PIHAK.
5. MASA PENYELESAIAN PEKERJAAN dapat diubah atau diperpanjang atas usulan KONTRAKTOR melalui
permohonan secara tertulis yang disertai dengan alasan kepada PERUSAHAAN paling lambat 14 (empat belas) HARI
KALENDER sebelum berakhirnya MASA PENYELESAIAN PEKERJAAN. Segala bentuk persetujuan perpanjangan
MASA PENYELESAIAN PEKERJAAN yang diberikan PERUSAHAAN kepada KONTRAKTOR merupakan
perpanjangan dengan pengenaan denda terkecuali dinyatakan secara tegas dalam surat persetujuan perpanjangan
tersebut bahwa perpanjangan MASA PENYELESAIAN PEKERJAAN tanpa pengenaan denda.
6. MASA PENYELESAIAN PEKERJAAN hanya dapat diubah atau diperpanjang dengan tidak dikenakan denda, terbatas
untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Terjadinya KEADAAN KAHAR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 Lampiran A KONTRAK ini; atau
b. Adanya kewajiban PERUSAHAAN yang tidak dipenuhi tepat waktu dan berdampak langsung pada tahapan
pelaksanaan PEKERJAAN; atau
c. Kepentingan operasi PERUSAHAAN seperti namun tidak terbatas pada job stop yang diberitahukan secara tertulis
oleh PERUSAHAAN kepada KONTRAKTOR
Judul Pekerjaan
Hal 1 dari 1
Lampiran E
PASAL 1
ASPEK KESELAMATAN KERJA
1.1. PARA PIHAK berkomitmen untuk mewujudkan zero incident (tidak ada kecelakaan kerja, kebakaran,
kerusakan asset, penyakit akibat kerja (PAK) dan pencemaran lingkungan).
1.2. Dalam rangka mengurangi resiko kecelakaan kerja dan bahaya lain (kebakaran, ledakan,
pencemaran lingkungan, dll) pihak KONTRAKTOR harus memenuhi persyaratan / peraturan
perundang-undangan yang berlaku, antara lain :
1.2.1. UU. No. 1 Th. 1970 tentang keselamatan kerja.
1.2.2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01 Th.1980 tentang keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
1.2.3. Peraturan pemerintah dan MIGAS lainnya yang terkait dengan Keselamatan Kesehatan
Kerja dan Lindungan Lingkungan di tempat kerja;
1.2.4. Panduan K3LL Pertamina Direktorat Marketing &Trading Tahun 2008
1.2.5. Kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan yang ditetapkan
sesuai ketentuan yang berlaku dan PERUSAHAAN
Judul Pekerjaan
Hal 1 dari 9
Lampiran E
1.4.3. Kebutuhan jumlah tenaga/petugas HSE terhadap jumlah tenaga kerja ditetapkan
minimal sebagai berikut:
< 50 pekerja - 1 orang
50- 200 pekerja - 1 orang tetap
200- 400 pekerja - 2 orang tetap
Petugas Keselamatan Kerja/HSE harus mempunyai kompetensi yang sesuai dibuktikan
dengan Sertifikat Pelatihan baik internal maupun eksternal. Setiap kenaikan 200 orang
pekerja ditambah 1 orang Petugas Keselamatan Kerja.
Penambahan Petugas Keselamatan Kerja dapat disesuaikan dengan resiko
pekerjaannya.
1.5. Pembinaan
1.5.1. KONTRAKTOR harus menyediakan pembinaan mengenai Keselamatan Kerja, Pemadam
Kebakaran, dan Lindungan Lingkungan kepada setiap pekerjanya secara rutin sesuai
dengan sifat pekerjaan dan lingkungan kerja masing-masing
1.5.2. Pembinaan mengenai Keselamatan Kerja meliputi Safety Talk, Safety Training, Safety
Committee, Safety Promotion, serta usaha-usaha lain untuk meningkatkan Safety
Mindedness pada pekerja.
1.5.3. PERUSAHAAN melalui Operation Head dan seluruh Fungsi di lokasi akan turut serta
mengawasi berlangsungnya kegiatan yang dilaksanakan KONTRAKTOR
Judul Pekerjaan
Hal 2 dari 9
Lampiran E
1.9. Merokok
1.9.1. Merokok dalam daerah Terminal BBM, DPPU & Depot LPG hanya diijinkan pada tempat-
tempat tertentu yang diberi tanda khusus/ditetapkan oleh PERUSAHAAN.
1.9.2. KONTRAKTOR bertanggungjawab untuk mengawasi penggunaan semua tempat
merokok seperti tersebut pada item 1.9.1. oleh pekerjanya masing-masing.
1.9.3. Dilarang merokok dalam kendaraan di dalam area Terminal BBM, DPPU & Depot LPG
dan di daerah kerjanya.
1.9.4. Dilarang membawa rokok, korek api dan alat pembuat api lainnya bagi setiap orang yang
memasuki daerah Terminal BBM, DPPU & Depot LPG.
1.9.5. Apabila ada bunyi tanda bahaya, maka semua kegiatan merokok harus di hentikan.
1.9.6. Pelanggaran merokok di dalam lokasi akan mendapatkan sangsi tegas sesuai aturan
PERUSAHAAN.
Judul Pekerjaan
Hal 3 dari 9
Lampiran E
1.10.3. Setiap saat bila di daerah kerja KONTRAKTOR / SUB KONTRAKTOR terjadi keadaan
yang dianggap membahayakan atau berpotensi bahaya karena KONTRAKTOR / SUB
KONTRAKTOR tidak melaksanakan PEKERJAAN secara aman, setiap Pekerja
Perusahaan/Petugas HSE lokasi yang berwenang dapat memerintahkan KONTRAKTOR
untuk menghentikan pekerjaan yang sedang berlangsung sesegera mungkin,
memindahkan personil atau material yang tidak sesuai dengan ketentuan aspek HSE dari
LOKASI PEKERJAAN dan mengambil tindakan apapun yang dianggap perlu oleh
PERUSAHAAN sesuai ketentuan Prosedur Ijin Kerja Aman untuk memastikan bahwa
KONTRAKTOR melaksanakan PEKERJAAN secara aman. Setiap dan semua biaya
yang diakibatkan keterlambatan jadwal yang ditimbulkan dari kegagalan untuk melakukan
PEKERJAAN dengan cara yang aman sesuai dengan KONTRAK akan ditanggung oleh
KONTRAKTOR.
1.10.4. Petugas HSE lokasi akan memberikan petunjuk kepada Petugas Keselamatan dari
KONTRAKTOR tentang penghentian pekerjaan dan pekerjaan dapat dimulai kembali
sesuai dengan ketentuan PERUSAHAAN.
1.10.5. Bila ada bunyi tanda bahaya, maka semua pekerjaan KONTRAKTOR harus dihentikan.
Hal 4 dari 9
Lampiran E
1.12.5. Syarat-syarat keselamatan kerja untuk pekerjaan lain yang belum tercakup di dalam item
1.12.1. akan disesuaikan dengan Peraturan-peraturan Pemerintah dan PERUSAHAAN
yang berlaku.
1.12.6. KONTRAKTOR diwajibkan melaporkan setiap kejadian/kecelakaan sekecil apapun yang
terjadi di dalam daerah kerjanya kepada Operation Head / Petugas HSE dalam waktu 1 x
6 (satu kali enam) jam melalui pengawas pekerjaan.
Judul Pekerjaan
Hal 5 dari 9
Lampiran E
1.14.4. KONTRAKTOR diwajibkan melaporkan setiap insiden yang terjadi dalam daerah kerjanya
kepada Operation Head / Petugas HSE Lokasi dalam waktu 6 (enam) jam melalui
pengawas pekerjaan.
1.16.4. KONTRAKTOR diwajibkan melaporkan setiap kejadian tumpahan minyak baik di darat
maupun perairan yang terjadi di dalam daerah kerjanya kepada Operation Head / Petugas
HSE dalam waktu 6 (enam) jam melalui pengawas pekerjaan.
PASAL 2
PENERAPAN CONTRACTORS SAFETY MANAGEMENT SYSTEM (CSMS)
Penerapan sistem manajemen HSE saat ini sudah menjadi persyaratan utama dalam setiap pelaksanaan
proyek. Semua perusahaan baik pemilik proyek ataupun KONTRAKTOR dituntut agar dapat
melaksanakan pekerjaan dengan aman dan bisa memilimalkan potensi kecelakaan sesuai karakteristik
pekerjaannya. Banyak kejadian yang menimpa industri-industri (khususnya oil & gas dan petrokimia) di
dunia yang pada akhirnya membawa dampak luas bagi masyarakat sekitarnya akibat kecelakaan.
Judul Pekerjaan
Hal 6 dari 9
Lampiran E
Berangkat dari hal tersebut, berbagai peraturan, standard dan code of practice dikeluarkan oleh lembaga
ataupun pemerintah untuk dapat menjegah terjadinya kecelakaan tersebut melalui program contractor
safety management system (CSMS)
2.1. Sehubungan dengan hal tersebut, sebelum melakukan pekerjaan KONTRAKTOR pelaksana
diharuskan untuk:
2.1.1. Menyiapkan pelaksanaan pekerjaan/proyek dengan mengimplementasikan aspek-
aspek HSE secara menyeluruh.
2.1.2. Prinsip Dasar Pencegahan Kerugian/Kecelakaan
2.1.3. Landasan peraturan
2.1.4. Standard, code of practices
2.1.5. Garis besar proses pelaksanaan/overview of proses
2.2. Menyusun HSE Plan sebagai prasyarat tender pekerjaan yang terdiri dari :
2.2.1. Rencana mitigasi resiko atau potensi bahaya terhadap PEKERJAAN
2.2.2. Prosedur operasi dan standard keselamatan yang disyaratkan dalam PEKERJAAN
2.2.3. HSE performance indicator/KPI
2.2.4. Struktur organisasi proyek yang mengakomodir posisi personil HSE KONTRAKTOR
2.2.5. Pemenuhan kompetensi HSE yang disyaratkan terhadap seluruh pekerja
2.2.6. HSE policy dan HSE objective KONTRAKTOR terhadap PEKERJAAN
2.2.7. Audit dan inspeksi terhadap pemenuhan persyaratan HSE
2.2.8. Accident, incident dan investigation report
2.2.9. HSE communication
2.2.10. Pemeriksaan kesehatan
2.3. Melaksanakan semua tahapan HSE Plan yang sudah disepakati dan persyaratan yang diperlukan
pada saat:
2.3.1. Pra-mobilisasi (Objective, Kick off meeting, Pre-job activities)
2.3.2. Eksekusi pekerjaan (Objective, Responsibilities, Contractor compliance, Competence
assurance, Inspection and HSE reviews/audit)
2.3.3. Demobilisasi dan project close out ( Objecttives, final evaluation and report)
2.4. KONTRAKTOR wajib melaksanakan Pre Job Activity (PJA) sesuai ketentuan pada awal sebelum
pelaksanaan pekerjaan, yang dimana pemeriksaannya dillakukan bersama dengan
PERUSAHAAN.
2.5. PERUSAHAAN melakukan evaluasi kepatuhan terhadap aspek HSE (Checklist Inspeksi dan
Program HSE) sesuai ketentuan CSMS dan periode evaluasi yang ditentukan PERUSAHAAN
sesuai dengan kesepakatan dalam HSE Plan dan final evaluation atas kepatuhan terhadap aspek
HSE oleh KONTRAKTOR pada akhir KONTRAK.
2.6. KONTRAKTOR wajib melaksanakan Final Evaluation, setelah pekerjaan dinyatakan selesai. Hasil
penilaian Final Evaluation sebagai dasar untuk pembuatan Services Acceptance (100%). Jika tidak
dilengkapi dengan Final Evaluation yang sudah diapprove HSSE dan TSR maka Services
Acceptance tidak akan dibuat.
Judul Pekerjaan
Hal 7 dari 9
Lampiran E
2.8. Apresiasi kinerja KONTRAKTOR diberikan berdasarkan hasil Final Evaluation dengan ketentuan
sebagai berikut :
2.8.1. Jika nilai Final Evaluation ≥ 90% memenuhi kriteria CSMS, apresiasi kinerja +10
2.8.2. Jika nilai Final Evaluation 75 ≤ nilai < 90% tidak memenuhi kriteria CSMS, apresiasi
kinerja -45
2.8.3. Jika nilai Final Evaluation < 75% tidak memenuhi kriteria CSMS, apresiasi kinerja -45 dan
penurunan grade CSMS 1 (satu) level peringkat CSMS. Dapat mengajukan prakualifikasi
CSMS setelah 3 (tiga) bulan.
2.9. Apabila dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
(BASTP) I, hasil Final Evaluation belum diserahkan, maka secara otomatis Final Evaluation
pekerjaan tersebut diberi nilai 0 (nol) dengan penalti pengurangan poin -45 dan penurunan
grade CSMS 1 (satu) tingkat. Dapat mengajukan prakualifikasi CSMS setelah 3 (tiga) bulan.
2.11. Untuk pekerjaan addendum, sebelum pekerjaan dimulai harus dilakukan revisi HSE Plan. Revisi
HSE Plan harus disetujui oleh fungsi Technical Services dan HSE Lokasi Kerja dan diinformasikan
ke TS dan HSSE Region.
PASAL 3
TARGET KINERJA ASPEK HSE (HSE KEY PERFORMANCE INDICATOR)
KONTRAKTOR wajib memenuhi dan melaksanakan Target Kinerja HSE yang telah disepakati oleh
PARA PIHAK sebagaimana lampiran dalam KONTRAK ini
PASAL 4
JOB SAFETY ANALYSIS
4.1. KONTRAKTOR wajib memenuhi dan melaksanakan Job Safety Analysis (JSA) yang telah disepakati
oleh PARA PIHAK sebagaimana lampiran dalam kontrak ini.
Judul Pekerjaan
Hal 8 dari 9
Lampiran E
Judul Pekerjaan
Hal 9 dari 9
Lampiran F
ASURANSI
Judul Pekerjaan
Hal 1 dari 1
Lampiran G
LAIN-LAIN
PASAL 1
KOORDINASI
PARA PIHAK akan melakukan koordinasi secara periodik yang pengaturannya akan ditentukan oleh
PERUSAHAAN terkait seluruh kegiatan dan membahas permasalahan yang berhubungan dengan pelaksanaan
KONTRAK
PASAL 2
PENGAWAS / DIREKSI PEKERJAAN
1. PERUSAHAAN menunjuk pejabat sebagai Direksi Pekerjaan, Pengawas Pekerjaan, dan Pengawas
Harian Pekerjaan antara lain:
a. ………………….. selaku Direksi Pekerjaan
b. ………………….. selaku Pengawas Pekerjaan
2. Direksi Pekerjaan dan Pengawas Pekerjaan berhak dan berwenang untuk memberikan instruksi,
pemberitahuan, petunjuk, memeriksa pelaksanaan PEKERJAAN berdasarkan KONTRAK ini.
3. Direksi Pekerjaan berhak menegur/ memberikan instruksi mengenai PEKERJAAN secara langsung, lisan,
maupun secara tertulis kepada pihak KONTRAKTOR apabila terjadi ketidaktepatan/ penyimpangan yang
dilaksanakan atas segala PEKERJAAN yang telah disetujui berdasarkan informasi dan atau laporan tertulis
dari Pengawas Pekerjaan.
6. Manager Proyek KONTRAKTOR wajib menguasai seluruh teknis pekerjaan dan setiap waktu dapat
dihubungi untuk membicarakan hal-hal yang dianggap perlu sehubungan dengan pelaksanaan
PEKERJAAN ini.
7. Dalam hal PERUSAHAAN menilai bahwa Manager Proyek tidak mampu melaksanakan tugas dengan
baik, maka PERUSAHAAN berhak meminta penggantian atas Manager Proyek tersebut dan
KONTRAKTOR berkewajiban untuk menggantinya sesuai dengan persyaratan.
PASAL 3
KETENTUAN LAIN
1. Addendum / Amandemen
Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam KONTRAK ini maupun yang memerlukan perubahan
dan tambahan atau pengurangan, akan dibuatkan dalam bentuk Addendum/Amandemen yang disetujui
Judul Pekerjaan
Hal 1 dari 2
Lampiran G
bersama oleh PARA PIHAK, yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
KONTRAK ini.
2. Korespondensi
Setiap surat menyurat, komunikasi atau korespondensi dalam pelaksanaan KONTRAK ini akan
diberitahukan atau disampaikan oleh salah satu PIHAK kepada PIHAK lainnya kepada alamat seperti
tercantum dibawah ini:
PERUSAHAAN KONTRAKTOR
PT PERTAMINA (PERSERO) PT …………………..
Marketing Operation Region VI Up. Direktur ……..
TBBM/DPPU/DEPOT dll Jl. …………
Up. ……………………… Facsimile : ………………
Up. ……………………… Phone : ………………
Jln. ………………….
………… – ...............
Facsimile : ………………..
Phone : ........................
3. PARA PIHAK akan segera memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lainnya apabila terjadi
perubahan alamat atau tempat pemberitahuan sebagaimana tersebut di atas tanpa Addendum terhadap
KONTRAK ini dan menjadi lampiran yang tidak terpisahkan dari KONTRAK ini.
PASAL 4
DOKUMEN PENGADAAN
a. Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) “Dokumen-dokumen tersebut di atas selanjutnya disebut
“Dokumen Pengadaan” dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari KONTRAK.
b.
2. Apabila terdapat pengertian/penafsiran yang berbeda antara KONTRAK termasuk perubahan –
perubahannya dengan Dokumen Pengadaan, maka ketentuan dalam KONTRAK yang berlaku sebagai
dasar penyelesaian masalah.
3. Apabila terdapat pengertian/penafsiran yang berbeda antara dokumen – dokumen yang termasuk dalam
DOKUMEN PENGADAAN, maka PERUSAHAAN akan menentukan dokumen mana yang berlaku.
Judul Pekerjaan
Hal 2 dari 2