BAB I
SYARAT UMUM DAN ADMINISTRASI
1. Pekerjaan yang akan dikerjakan adalah Pekerjaan Pembangunan Kamar Operasi Rumah
Sakit H.H Daus Arif Kabupaten Kuala Tungkal.
4. Jangka Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan adalah 150 (serratus lima puluh) hari kalender.
Terhitung sejak Surat Perjanjian Kontrak Kerja ditandatangani. Penyedia barang dan jasa
harus dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam Surat
Perjanjian Kerja.
5. Metode pengadaan ini dilaksanakan dengan metode Pelelangan Umum disesuaikan dengan
standar pengadaan SIPS.
6. Calon Peserta Pengadaan harus memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh
SIPS.
7. Tatacara Pengadaan Barang dan Jasa pada Proyek Pembangunan Gedung Ruang Operasi
Rumah Sakit H.H Daus Arif Kabupaten Kuala Tungka.
a. Tahapan pengadaan :
Dokumen administrasi dan penawaran ditujukan kepada Proyek Rumah Sakit K.H Daud
Arif Tanjung Jabung Barat
Pemaparan policy dan teknis pengerjaan di Rumah Sakut K.A Daud Arif Tanjung Jabung
Barat
Penyerahan berkas dan presentasi penawaran dari masing-masing vendor yang dihadiri
oleh enduser/pemda, OMS dan SIPS serta diadakan tanya jawab secara detail termasuk
penalty, termin pembayaran dan lain-lain di Kantor Rumah Sakut K.A Daud Arif Tanjung
Jabung Barat
Bersama end-users/pemda, SIPS, OMS memberikan rekemondasi sementara pemenang
Setelah rekomendasi didapat akan dilakukan assesment ke vendor pemenang untuk
melihat reputasi, kemampuan modal dan kecakapan teknis dll.
Akan dikirim bidding analysis form ke Jakarta untuk approval
Akan diterbitkan SPK/surat perjanjian kerja
b. Berkas administrasi yang dibutuhkan (Asli ditunjukkan) :
Surat Pernyataan Minat.
Akta Pendirian Perusahaan dan perubahan
Surat Izin usaha (SBU) sertifikat Badan Usaha yang terdaftar pada asosiasi tertentu,
bidang arsitektural.
SITU/HO
SIUJK
TDP
Surat Keterangan Fiskal Daerah Tahun 2014/Tanda Bukti pembayaran pajak/NPWP,
SPT tahunan dan bukti pelaporan pajak 3 bulan terakhir.
Surat Pernyataan kebenaran dokumen yang ditandatangani oleh Direktur dan diberi
materai secukupnya..
Surat Pernyataan tidak termasuk dalam Daftar Hitam oleh LPSE yang ditandatangani
oleh Direktur dan diberi materai secukupnya.
Surat Pengukuhan Perusahaan Kena Pajak SPPKP)
Untuk peserta lolos verifikasi berkas administrasi
BAB II
3. J AD W AL
Bagian-bagian yang disebutkan diatas 1 s/d 3 harus mendapat persetujuan dari Direksi
sebagai dasar/patokan Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa dalam melaksanakan
pekerjaan dan Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib mengikutinya. Kelalaian dalam
memasukan bagian-bagian dimaksud 1 s/d 3 tersebut diatas dapat menyebabkan
pekerjaan menantikan sementara. Akibat dari penghentian sementara ini menjadi
tanggung jawab Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa selu ruhnya.
4. PENGUKURAN
5. PEMAKAIAN UKURAN
6. LAPANGAN KERJA
c. Penggunaan bangunan yang ada di lapangan, hanya dilakukan dengan izin dari
Direksi .
c. Tidak diperkenankan :
1. Pekerjaan menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan izin
Direksi .
2. Memasak ditempat bekerja kecuali izin Direksi .
3. Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minuman, rokok dan
sebagainya ke tempat pekerjaan.
4. Keluar masuk dengan bebas.
b. Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan didapatkan
dari sumber air yang sudah ada dilokasi pekerjaan tersebut. Kontraktor/Penyedia
Barang/Jasa harus memasang sementara pipa-pipa dan lain-lain pekerjaan untuk
mengalirkan air dan mencabutnya kembalipadawaktu pekerjaan selesai. Biaya
untuk pekerjaan pengadaan air Sementara adalah beban Kontraktor/Penyedia
Barang/Jasa.
10. IKL AN
14. PENGAMANAN
15. PENGAWASAN
a. Setiap saat Direksi harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa dan
menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan, Kontraktor/penyedia
barang/jasa harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
b. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari
Pengawasan Direksi menjadi tanggung jawab Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.
Pekerjaan tersebut jika diperlukan harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya.
c. Jika Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam
kerja normal sehingga diperlukan Pengawasan oleh Direksi, maka segala biaya
untuk itu menjadi beban Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa. Permohonan oleh
Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus
dengan surat disampaikan kepada Direksi Proyek yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas.
d. Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada ditangan petugaspetugas
Direksi adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/ dimasukan didalam
gambar - gambar dan RKS dan risalah penjelasan. Penyimpangan dari padanya
haruslah seizin SIPS.
a. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan
barang, maka ini dimaksudkan menunjukan standard minimal mutu/kualitas bahan
dan barang yang digunakan.
b. Setiap barang dan bahan yang ada digunakan harus disampaikan kepada Direksi
oleh Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa untuk mendapatkan persetujuan SIPS.
Waktu penyampaiannya dilaksanakan jauh sebelum pekerjaannya dimulai.
c. Setiap usulan penggunaan nama dan pabrik serta pembuatan dari suatu bahan
dan barang harus mendapat rekomendasi dari Direksi berdasarkan petunjuk dalam
RKS serta gambar-gambar dan risalah penjelasan selanjutnya usulan tersebut
diteruskan untuk mendapatkan perstujuan dari SIPS.
d. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus
diadakan atas biaya Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa setelah disetujui
oleh SIPS atau Direksi , maka bahan danbarang tersebut seperti diatas yang
akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
a. Bila ada perbedaan ukuran dan atau penjelasan-penjelasan atau tidak sesuai
antara gambar yang berlainan bidang/jenisnya, maka pekerjaan tidak boleh
laksanakan dan harus diinformasikan kepada Direksi untuk mendapatkan kepastian
mengenai gambar yang dipergunakan.
1 didahulukan atas 2.
2 didahulukan atas 3.
3 didahulukan atas 4.
Dan kemudian baru 4.
c. Jika suatu pekerjaan tidak terdapat dalam ketentuan uraian rencana kerja dan
syarat-syarat tetapi terdapat dalam gambar kerja, maka yang terakhir tersebut
berlaku penuh. Sedangkan bila terjadi perbedaan ukuran dan material antara
gambar kerja dan gambar kerja yang lebih detail, maka yang digunakan sebagai
patokan adalah pada gambar detail. Apabila dalam pelaksanaan ketentuan
tersebut diatas masih terdapat keragu-raguan, maka akan ditetapkan berdasarkan
nilai teknis yang lebih tinggi.
c. Direksi harus mempunyai waktu yang cukup untuk meneliti gambar pelaksanaan
yang diusulkan oleh Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.
e. Gambar tersebut diatas harus dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya
pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.
Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini ada bagian- bagian/bab-bab
yang menyebutkan kembali setiap unsur pekerjaan pada item/ayat lain, maka ini bukan
berarti menghilangkan item/ayat tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan.
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Jalan masuk dan konstruksi jalanJalan masuk kehalaman komplek kegiatan ini
melalui jalam umum, kontraktor harus memeliharanya selama pekerjaan
berlangsung.
1. Ketentuan Umum
a. Sebelum melakukan pekerjaan tanah, pelaksana harus membersihkan daerah
yang akan dikerjakan dari sisa-sisa akan pohon maupun semak-semak serta
segala perintah yang ada dalam daerah kerja kecuali ditentukan oleh pangawas.
c. Perbaikan kerusakan pada barang. Benda atau bangunan yang harus dijaga akibat
pelaksanaan pekerjaan akan menjadi tanggung jawab pelaksana.
2. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan, penggalian untuk Pondasi, Saluran air hujan,
Drainase pembuang, pengupasan (cut) untuk perataan tanah dan penimbunan(Fill)
untuk perataan permukaan tanah serta pemadatan dan sesuai dengan peil/elevasi
yang telah ditentukan.
3. Pekerjaan Penggalian
a. Semua galian harus mencapai kedalaman yang disyaratkan dalam gambar
rencana kecuali ditentukan lain oleh pengawas sehubungan dengan keadaan
lapangan dari peil tanah.
d. Pada saat penggalian, pipa-pipa drainase, gas, air bersih dan kabel-kabel yang
masih berfungsi harus diamankan dan dijaga agar jangan sampai rusak atau
cacat, apabila hal tersebut dijumpai, maka pelaksana harus segera
memberitahukan kepada pengawas atau Pemimpin Kegiatan untuk
mendapatkan intruksi lebih lanjut.
5. Pekerjaan Penyelesaian
m. Seluruh daerah kerja termasuk penggalian dan penimbunan harus merupakan
daerah betul-betul seragam dan bebas dari permukaan yang tidak merata.
n. Seluruh lapisan akhir (finish grade) harus benar-benar memenuhi peil yang
dinyatakan dalam gambar, Bila diakibatkan oleh penurunan, timbunan
memerlukan tambahan material yang tidak lebih dari 30 cm, maka bagian atas
timbunan tersebut harus digaruk terlebih dahulu sebelum material timbunan
tambahan dihamparkan, untuk selanjutnya dipadatkan sampai mencapai
elevasi dan sesuai dengan persyaratan teknis lainnya.
2. Pasir urugan alas dasar pondasi harus bersih dan dipadatkan dengan tebal
padat 10 cm.
3. Untuk lantai kerja beton bertulang dipakai adukan semen : pasir : kerikil =
1 : 3 : 5. Permukaan lantai kerja harus rata, dengan tebal minimum 5 cm.
c. Bahan
1. Cement Portland
Cement Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan Semen
Indonesia 1972 (NI – 8) atau British Standard No. 12 tahun 1965. Semen
harus sampai ditempat pekerjaan dalam kondisi baik serta dalam kantong
– kantong semen asli pabrik. Merk semen PC dianjurkan buatan dalam
negeri seperti Semen Gresik, Tiga Roda, Nusantara, Semen Padang dan
lain – lainnya, dengan peraturan Pengawas. Semen harus disimpan dalam
gudang kedap air, berventilasi baik diatas lantai beralaskan papan. Kantong
– kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis. Penyimpanan
selalu terpisah untuk setiap pengiriman. Pemilihan salah satu Merk Semen
adalah mengikat untuk penyelesaian seluruh kegiatan.
3. A i r
Air untuk campuran dan pemeliharaan harus dari air yang bersih dan tidak
mengandung zat – zat yang merusak Adukan Semen. Air tersebut harus
memenuhi persyaratan menurut PBI 1971 (NI – 2) pasal 3.6
1. Besi beton harus berkwalitas baik dan betul - betul bulat serta diameternya sesuai
dengan gambar (Bestek);
2. Pemotongan dan pembengkokan dari besi beton dalam keadaan dingin dan
dibentuk sesuai dengan gambar konstruksi. Tidak dibenarkan untuk meluruskan
kembali dari besi beton yang telah dibengkokkan tersebut sesuai dengan
peraturan yang berlaku;
3. Pemasangan besi beton harus seteliti mungkin sesuai dimensi yang dalam
gambar konstruksi, diikat kuat dengan kawat beton dan dengan kait-kait, dapat
tegak lurus dengan dudukan deking (beton tahu) dan disetujui oleh Pengawas.
Sambungan besi beton hanya boleh dilakukan pada daerah / tempat tertentu dan
disambung dengan las atau cara lain yang sudah mendapat persetujuan
Pengawas;
4. Bekesting beton dapat berupa kayu, besi atau bahan lain yang layak dari segi
kwalitas untuk digunakan dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan / izin
Konsultan Pengawas.
2. Pekerjaan beton bertulang dengan campuran 1Pc : 2Ps : 3Krl (setara beton K-
175) adalah untuk : Tiang Beton Teras seperti yang dinyatakan dalam gambar
kerja.
3. Pekerjaan beton bertulang dengan campuran 1Pc : 2Ps : 3Krl (setara beton K-
310) adalah untuk : Kolom Praktis seperti yang dinyatakan dalam gambar kerja.
4. Pekerjaan beton bertulang dengan campuran 1Pc : 2Ps : 3Krl (setara beton K-
250) adalah untuk : Balok Pinggang dan Ring Balok seperti yang dinyatakan
dalam gambar kerja
5. Pengecoran wajib dilaksanakan atas persetujuan Pengawas, setelah diadakan
pemeriksaan pembesian dengan Berita Acara.
7. Apabila pengecoran akan dihentikan dan akan diteruskan pada berikutnya maka
tempat pemberhentian tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas, harus
disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dalam peraturan pekerjaan beton.
8. Selama proses pengerasan, beton tidak dibenarkan untuk dibebani, demikian juga
untuk bagian konstruksi lain.
1. Pendahuluan
Sebelum pengiriman batu bata, kontraktor harus memberikan contoh batu bata
untuk mendapat persetujuan Direksi. Bilamana pada pengiriman batu bata tidak
sama dengan contohnya / terdapat penyimpangan, maka batu bata akan ditolak.
2. Dinding dari pasangan batu bata 4 lubang dengan perbandingan 1Pc : 4 Ps yang
berkwalitas baik dan mutu harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
3. Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai gelembung
udara tidak terlihat lagi. Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali untuk
sambungan.
4. Untuk semua dinding mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 20 cm diatas
pemukaan lantai dalam ruangan digunakan adukan 1Pc : 2Ps. Demikian juga
untuk dinding yang selalu berhubungan dengan air seperti kamar mandi dan WC
mulai permukaan sloof sampai setinggi 1,5 m digunakan adukan 1Pc : 2Ps.
Adukan untuk pasangan lain 1Pc : 4Ps.
5. Bidang dinding bata ½ batu yang luasnya lebih dari 8 m² harus ditambahkan kolom
dan balok penguat kolom praktis dengan ukuran 13 x 13 cm dengan tulangan
pokok 4 buah diameter 10 mm, beugel diameter 6 – 15 cm. Bagian pasangan
bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom, balok,
lisplank beton dan lain-lain) harus diberi stek-stek besi beton diameter 10 mm,
jarak 100 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik / dicor bersamaan
pengecoran beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang –
kurangnya 20 cm kecuali ditentukan lain. Ditempat yang akan terdapat pintu,
jendela, lubang ventilasi dan lain-lain, pasangan bata diatas Kozen hendaknya
dipasang tegak (rollag) ditempat yang tepat serta benar, Lubang – lubang untuk
listrik / pipa , Dimana diperlukan pasangan pipa / alat-alat yang ditanam pada
dinding, maka harus dibuat pahatan, Pemasangan pipa listrik / air dilakukan
sebelum dinding diplester, Pemasangan pipa instalasi listrik serta pipa air yang
terpasang pada kolom dilakukan sebelum pengecoran dan diberi tutup pada pipa
agar tidak terjadi penyumbatan pada pipa. Pasangan batu bata untuk dinding
harus dilaksanakan dengan baik, rapi, halus dan benar-benar siku (90), tidak
melengkung (bergelombang).
1. Pendahuluan
Persiapan dinding yang akan diplester. Bahan yang digunakan adalah pasir
pasang dan semen portland, semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin
/ tangan sesuai persyaratan Direksi, semen yang masih baik saja yang boleh
dipakai.
2. Syarat adukan
Kontraktor harus membuat dolak dengan ukuran sesuai persyaratan Direksi untuk
ukuran pasir, semen dan split.
Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, batu bata yang akan diplester terlebih
dahulu disiram air sampai merata semua. Batu bata yang akan diplester selalu
basah begitu juga plesteran yang akan di aci, Kontraktor harus membuat
membuat contoh plesteran dari setiap macam plesteran sesuai yang diminta
Direksi, sehingga jenis / macam pekerjaan dapat dicapai, Semua plesteran yang
berhubungan dengan air seperti kamar mandi / WC, pantry dibuat plesteran
trasraam dengan adukan 1Pc : 2 Ps setinggi 150 cm dari peil lantai, dan untuk
Dinding Bata diatas Trasraam menggunakan adukan 1Pc : 4Ps, Dinding bata
diatas plafond yang tidak terlihat diberaben, Plesteran dinding sudah dapat
dimulai apabila atap telah terpasang.
c. ,Penutup atap terbuat dari Bitumin Base Aklirik yang mempunyai lapisan
kedap air dan berkualitas baik.
2. Macam Pekerjaan.
a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat – alat yang
berhubungan dengan pekerjaan atap.
b.
c. Harus menyediakan kelebihan selama masa pemeliharaan.
X. PEKERJAAN PLAFOND
Bahan - bahan yang dipakai untuk plafond langit - langit harus berkwalitas baik dan
tidak retak maupun pecah, menggunakan Triplek ukuran 3,8 mm, sebelum
dipasangkan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas,
Pemasangan struktur plafond disesuaikan dengan gambar kerja, Sisi pinggir / list
plafond dipergunakan list profil ukuran / type sesuai dengan gambar kerja, Rangka
plafond harus dipakukan kedinding dan menggunakan penggantung dari kayu yang
cukup kuat, Bagian tengah kepala nok atau gording yang berada pada jarak 1/3 dari
kaki kuda - kuda (dari ring balok), Bidang rangka plafond yang harus dikaitkan tersebut
tidak boleh kurang dari luas 4 M² bidang plafond.
1. Pekerjaan Kozen
a. Semua kozen pintu dan jendela terbuat dari uPVC Polymer yang berkwalitas
baik, tanpa cacat;
b. Ukuran kozen adalah 4 X 8 Cm bersih setelah dibentuk.
c. Kozen - kozen PVC Polimer dengan dimensi 4 x 8 Cm sebelum di pasang harus
diperiksa oleh Pengawas
d. Pada bidang yang terlihat tidak boleh ada lubang bekas penyekatan, penunjang
dan penyiku.
e. Pasangan kozen harus benar - benar sempurna siku serta waterpass. Setelah
kozen-kozen dipasang harus dilindungi dari benturan – benturan;
f. Semua kozen kayu harus diberi anker besi bulat minimum Ø 8mm. Setiap pintu
kozen kayu paling sedikit dipasang 4 buah angker sedangkan jendela 4 buah
angker;
g. Semua kozen pintu kayu harus diberi nook dari besi bulat Ø 12mm dua buah
dan diberi gigi pahatan. Dook harus masuk dalam kayu kozen sekurang -
kurangnya sedalam 3 Cm serta kedalam beton ( Neut ) 8 Cm.
Kunci yang dipakai adalah kunci satu slag dan dua slag type dan merk akan ditentukan
kemudian, Penggantung dan pengunci harus dipasang dengan baik, rapi dan
sempurna, Engsel untuk daun pintu menggunakan engsel nylon ukuran 4 “ terpasang
3 (tiga) buah untuk tiap daun pintu merk ditentukan kemudian, Engsel untuk daun
Jendela menggunakan engsel nylon ukuran 3 “ terpasang 3 (tiga) buah untuk tiap daun
Jendela Semua alat - alat penggantung dan pengunci untuk daun pintu dan jendela
dipergunakan produksi dalam negeri yang berkwalitas baik, Sebelum dipasang,
contohnya harus diperlihatkan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas.
Mengadakan bahan, alat pemotong , pembersih / penggosok tepi dan tenaga kerja
untuk pemasangan kaca, Pemasangan kaca pada kozen pintu / jendela. kaca yang
dipakai adalah kaca dengan kwalitas baik dan produksi dalam negeri, Potongan kaca
harus disesuaikan sekoneng rangka, minimal 10 Mm masuk kedalam alur kaca pada
kosen, Setelah kaca terpasang, tidak diperkenankan memberi tanda – tanda dengan
memberikan kapur, tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan
menggunakan lem aci, Untuk memasang kaca pada kozen, daun jendela agar tidak
menimbulkan suara pada waktu menerim getaran diberi dempul, dipergunakan dempul
yang berkwalitas baik dan produksi dalam negeri, Pembersihan akhir dari kaca
menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan cairan pmbersih kaca,
Kaca yang akan dipasang semua tepi bekas potongan harus digosok hingga tidak
tajam. Kaca yang dipasang harus tertanam rapi dan kokoh pada rangka, terutama
sudut – sudutnya, Setelah selesai dipasang kaca harus dibersihkan, yang retak atau
yang pecah, maupun yang tergores / cacat harus diganti, Tebal kaca 5 Mm.
4. Pengujian saniter.
Pengujian saniter yang dipasang diuji dahulu apakah dapat berfungsi dengan baik.
1. Untuk pekerjaan ini sejauh tidak ditentukan lain, dipergunakan dasar atau
pedoman dan ketentuan / Peraturan umum mengenai instalasi listrik maupun
ketegangan ( AVE & VDE ) berlaku pula standar / referensi sebagai berikut :
Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUTL ) tahun 1997.
Bilamana terdapat hasil pengujian yang tidak baik, Kontraktor harus segera
memperbaiki. Bila mana pengujian mendapat hasil yang tidak baik setelah 3
(tiga) kali perbaikan, maka Kontraktor berkewajiban membongkarnya dan
memulai pekerjaan tersebut dari awal kembali dengan biaya menjadi tanggung
jawab Kontraktor. Kontraktor / Instalator harus melakukan pengujian ( testing )
dari instalasi listrik pada beban penuh selama 3 X 24 jam secara terus menerus,
semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab kontraktor.
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan dan pelaksanaan pengecatan sesuai dengan gambar rencana,
termasuk pengadaan bahan dan peralatan pembantu.
2. Bahan-bahan
a. Pengertian cat disini meliputi pelapis – pelapis yang dipakai sebagai cat dasar, cat
perantara dan cat akhir.
b. Semua cat yang akan dipakai harus dapat persetujuan Konsultas Pengawas. Untuk cat
tembok, dan cat Kayu dipilih dari produk NIPPON PAINT. Khusus yang terkena air hujan
langsung dan bagian – bagian lain yang sejenis menggunakan cat setara dengan
NIPPON PAINT wether shield.
c. Plamour dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan cat kayu digunakan merk yang
sama dengan merk cat.
d. Bahan pengencer digunakan dari produk pabrik yang sama dengan bahan yang
diencerkan.
e. Jenis dan merk cat yang digunakan harus disetujui oleh direksi.
3. Macam Pekerjaan
a. Mengecat dengan cat tembok cemua bidang dinding Tembok plesteran seperti
dinyatakan pada gambar.
b. Mengecat dengan cat tembok semua bidang Plafond, dengan warna akan ditentukan
kemudian.
c. Mengecat dengan cat Minyak semua bidang ditentukan dalam Gambar Kerja antara lain
Kozen, Pintu, Jendela dan Lisplank, dengan warna akan ditentukan kemudian.
d. Warna dari semua jenis cat akan di tentukan oleh Konsultan Pengawas.
a. Cat Tembok.
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dari cat lama yang mengelupas
dengan cara mengerik menggunakan scraf/kape, setelah bersih dan permukaan bebas
dari minyak maupun air maka dilanjutkan dengan mendempul ditempat yang berlubang
sehingga permukaannya rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit 2 (dua) kali
dengan roller 20 cm sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik
pembuat cat.
Menggunakan sesuai cara petunjuk dari pabrik pembuatnya atau sebelum dilakukan
pekerjaan pengecatan dimulai, Bidang Pengecatan harus kering dari minyak maupun air,
kemudian didempul pada bagian yang berlubang lalu digosok dengan menggunakan
kertas amplas/ Kertas semen sampai halus dan licin, sehingga permukaanya menjadi
rata dan licin baru kemudian dicat minimum 2 (dua) kali.
c. Pelaksanaan pekerjaan cat harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada PTI
1961.
d. Rencana pengecatan.
pekerjaan
2. Pada waktu penyerahan pertama pekerjaan, ruangan harus sudah selesai dibersihkan dari
segala kotoran – kotoran lainnya.
3. Halaman dalam dan luar bagunan harus diberihkan dari segala macam sampah, kotoran
bekas pekerjaan dan kotoran – kotoran lainnya.
4. Kontraktor harus mempunyai tanggung jawab untuk segera menyelesaikan pekerjaan dengan
sebaik – baiknya sehingga memerlukan pekerjaan perbaikan.
5. Setelah penyerahan kedua, semua barang dan peralatan yang menjadi hak atau milik
kontraktor harus segera dipindahkan dan disingkirkan dari lokasi bangunan.
XVIII. DOKUMENTASI
1. Guna melengkapi data – data laporan, kepada kontraktor diwajibkan membuat photo – photo
atas kemajuan pekerjaan mulai dari pelaksanaan pertama serta tiap – tiap bagian pekerjaan
hingga proyek selesai dilaksanakan.
2. Seluruh hasil photo tersebut dicetak dalam rangkap 3 ( tiga ) disusundalam album secara
sistematis atau berurutan bersama laporan harian, mingguan, bulanan, keadaan cuaca
maupun laporan – laporan lainnya dan data – data tersebut diserahkan kepada konsultan
pengawas dan pemimpin bagian proyek untuk dokumentasi.
1. Kontraktor diwajibkan untuk membuat 1 ( satu ) buah papan nama Kegiatan yang ukuran dan
isinya akan diberitahukan kemudian.
2. Hal – hal lain mengenai perubahan untuk konstruksi, dapat diselesaikan antara kontraktor
dengan pengawas dan pemimpin bagian proyek, dengan cara tidak menyimpang dari
ketentuan – ketentuan yang berlaku.
4. Semua syarat – syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat –
syarat ini, termasuk Berita Acara Penjelasan Pekerjaan adalah syah dan mengikat.
XX. GAMBAR
Terlampir
A. Persyaratan Khusus
1. Perusahaan memiliki SIUJK (Surat Usaha Ijin Usaha Konstruksi) Pemipaan dalam Gedung
2. Perusahaan memiliki tenaga ahli dalam bidang mekanikal dan elektrikal gas medis , sekurang
kurangnya 1 (satu) orang yang ditunjukan dengan FC KTP, daftar pengalaman , sertifikat
atau surat keterangan ahli dari Lembaga atau institusi yang berkompeten
3. Perusahaan memiliki tenaga ahli dalam bidang permesinan mekanikal dan elektrikal gas
medis , sekurang kurangnya 1 (satu) orang yang ditunjukan dengan FC KTP, daftar
pengalaman , sertifikat atau surat keterangan ahli dari Lembaga atau institusi yang
berkompeten
4. Perusahaan memiliki tenaga ahli dalam bidang K3 Medis / mekanikal dan elektrikal gas
medis , sekurang kurangnya 1 (satu) orang yang ditunjukan dengan FC KTP, daftar
pengalaman , sertifikat atau surat keterangan ahli dari Lembaga atau institusi yang
berkompeten
1. Bahan dinding ruang operasi menggunakan bahan medical insulated panel dengan
ketebalan khusus EPS Thick.50mm, dengan bahan anti bacterial
2.Bahan Ceiling ruang operasi menggunakan bahan medical insulated panel tebal khusus EPS
Thick.75mm, dengan bahan anti bacterial
1. Pembangunan Ruang operasi terintegrasi sistem Gas Medis Oksigen, nitrous oksida (N2O)
, Udara Tekan, Vacum medik dan sekaligus pemasangan outlet gas medis dengan
menggunakan pemipaan tembaga standart gas medis dan system sisa gas buang gas
anestesi (AGSS)
2. Sistem gas medis terintragasi dengan sentral gas medis standart JIS bertype NSV Quick
connect dengan standart Pin Indext yang berbeda dan tingkat safety dengan tiga tahap,
sudut elevasi Oksigen 1800, sudut elevasi N2O 1350, udara Tekan/ Air compress 1200
Vacum 900
3. Sistem Pemipaan gas medis Ruang Operasi meggunakan pipa tembaga dengan kadar 99%
sesuai dengan standart kemenkes yang dibuktikan dengan atau memiliki COO (certifikat of
Original) / LOA (liaison of Assembly) dari perusahaan penerbit /Produksi barang atau
material tersebut.
4. Pipa tembaga dengan jenis gas medis ASTM B 819/ ASTM B 280 medical grade standart
JIS/ BIS/America standart /Australia standart
5. Outlet gas medis dalam ruang operasi bertype Quick connect dengan standart Pin Indext
yang berbeda dan tingkat safety dengan tiga tahap, sudut elevasi Oksigen 1800, sudut
elevasi N2O 1350, udara Tekan/ Air compress 1200 Vacum 900
6. Dalam setiap ruang operasi zona ruangan atau zona fungsional maka instalasi gas medis
harus dilakukan pemasangan Box Valve dan Box Alarm.
1. Semua pemasangan stop contact listrik dalam ruang operasi harus menggunakan casing
stainless stell – EUP
2. Setiap Ruang Operasi harus dilengkapi dengan system Medical isolasi power panel
1. Pembangunan Ruang Operasi harus terintegrasi dengan system komunikasi nurse call, yang
menghubungkan antara ruang operasi dengan nurse station ruang operasi
2. System komunikasi ruang operasi two way communication, standart JIS yang dibuktikan
dengan COO/LOA pabrikan.
1. Perusahaan mampu menyampaikan design ruangan operasi secara utuh dengan dengan
system gas medis yang terintegrasi
2. Perusahaan dalam kaitan dan dengan pekerjaan pembangunan ruang operasi harus mampu
mensuplai Nitrogen Oksida (N2O) dengan menunjukan MSDS dan COA dari Pabrikan dan
volume isi 20 Kg per tabung,
3. Mampu menyediakan 5 (lima) tabung N2O untuk kebutuhan Gas N2O dalam melakukan
tindakan operasi.
4. Perusahaan mampu memberikan brosur dan leaflet leaflet dari produk yang di tawarkan.
5. Perusahaan memberikan referensi telah membanguan ruang operasi sedikitnya 3 rumah sakit
6. Perusahaan telah membangun ruang operasi sedikitnya
6 Ruang Operasi
7. Perusahaan harus bersedia memberikan jaminan pekerjaan selama 120 hari
8. Perusahaan harus mampu memberikan training dan pelatihan kepada petugas rumah sakit
terkait peralatan dan fasilitas yang telah dipasang dalam pekerjaan /proyek
9. Perusahaan mampu melakukan test uji fungsi dan commissioning selama uji kelayakan
peralatan yang dipasang
G. PENGUJIAN
Semua system /alat kesehatan dalam ruang Operasi twrinetgrasi dengan isolasi power panel
dan harus diuji oleh perusahaan pemegang keagenan peralatan /outlet gas medis , tersebut
dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan atas bekerjanya sistem setelah
ternyata hasil pengujian adalah baik.
H. REFERENSI PRODUK
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan dalam pembangunan ruang operasi harus
memenuhi spesifikasi teknis yang tercantum pada daftar material pada bagian lampiran.
Pemborong tidak diperbolehkan untuk untuk mengajukan alternatif lain kecuali merek yang ada
di daftar material.
BAB I
PERSYARATAN KHUSUS PEKERJAAN INSTALASI SENTRAL GAS MEDIS
- Perusahaan memiliki tenaga ahli dalam bidang mekanikal dan elektrikal gas medis , sekurang
kurangnya 1 (satu) orang yang ditunjukan dengan FC KTP, daftar pengalaman , sertifikat atau
surat keterangan ahli dari Lembaga atau institusi yang berkompeten
- Perusahaan memiliki tenaga ahli dalam bidang permesinan mekanikal dan elektrikal gas medis
, sekurang kurangnya 1 (satu) orang yang ditunjukan dengan FC KTP, daftar pengalaman ,
sertifikat atau surat keterangan ahli dari Lembaga atau institusi yang berkompeten
- Perusahaan memiliki tenaga ahli dalam bidang K3 Medis / mekanikal dan elektrikal gas medis ,
sekurang kurangnya 1 (satu) orang yang ditunjukan dengan FC KTP, daftar pengalaman ,
sertifikat atau surat keterangan ahli dari Lembaga atau institusi yang berkompeten
BAB II
PERALATAN DAN INSTALASI GAS MEDIK.
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan dan pengujian dari semua peralatan /
material yang disebutkan dalam spesifikasi ini, maupun pengadaan dan pemasangan dari
peralatan / material yang kebetulan tidak tersebutkan, akan tetapi secara umum dianggap perlu
agar dapat diperoleh sistem instalasi Gas Medis yang efisien,aman dan andal, dimana setelah
diuji, dicoba, dan disetel dengan teliti, siap untuk dipakai. Secara garis besarnya, lingkup
pekerjaan Instalasi Gas Medis, tidak terbatas pada item-item sebagai berikut :
a. Pengadaan dan pemasangan Sistem Gas Oxygen (O2) lengkap dengan tangki
silender, Manual Manifold atau Manifold Automatic Change Over,Emergency
Manifold, Alarm System, pemipaan gas, outlet dan kelengkapan standard lainnya.
b. Pengadaan dan pemasangan Sistem Gas Nitrous Oxide (N2O) lengkap dengan
tangki silender, Manual Manifold atau Manifold Automatic Change Over,Emergency
Manifold, Alarm System, pemipaan gas, outlet dan kelengkapan standard lainnya.
c. c. Pengadaan dan pemasangan Sistem Compressed Air lengkap dengan
Compressor udara, Pendingin udara (After cooler), Tangki udara (Air receiver),
Pengering udara (Air dryer), Filter bakteri (Bacterial filter), Regulator, Alarm
System, Automatic Switch Control, Perpipaan outlet dan kelengkapan standard
lainnya.
d. d. Pengadaan dan pemasangan Sistem Vacuum (Suction) lengkap dengan
Vacuum pump, Vacuum tank, Alarm System, Automatic Switch Control, Perpipaan
outlet dan kelengkapan standard lainnya.
e. Perawatan seluruh sistem gas medis selama 12 Bulan ( 1 tahun)
f. Melakukan pelatihan/Training kepada operator yang di tunjuk oleh pemberi tugas
sekurangkurangnya 10 orang .
3. BAHAN/MATERIAL
a. Semua bahan/material yang digunakan/dipasang harus dari jenis material berkualitas terbaik,
dalam keadaan baru (tidak dalam keadaan bekas pakai/rusak/afkir), sesuai dengan mutu dan
standar yang berlaku (SII) atau Standar Internasional seperti JIS atau yang setara.
b. Material pipa untuk instalasi gas medis adalah pipa copper/tembaga dengan kadar 99%,
ASTM B819 /ASTM B280 Medical Gas.
c. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas mutu dan kualitas material yang akan dipakai,
setelah mendapatkan persetujuan Pengawas/Konsultan Pemberitugas.
d. Sebelum dilakukan pemasangan – pemasangan, Kontraktor harus menyerahkan contoh-
contoh (sample) dari bahan/material yang akan dipasang kepada Pengawas/ Konsultan
Pemberi Tugas.
a. Oksigen / Oxygen ( O2 )
- Standar keluaran = 4 – 5 kg / cm 2
- Komposisi Unsur :
• Oksigen ( O2 ) = > 99,5 % • Karbon Dioksida (CO2 ) = < 5,0 Vpm
• Karbon Monoksida ( CO ) = < 5,0 Vpm
• Nitrogen ( N2 ) = <100,0 Vpm
• Argon ( Ar ) = < 0,5 Vpm
• Methane ( CH4 ) = < 50,0 Vpm
• Hidrogen ( H2 ) = < 5,0 Vpm
• Nitrogen Oksida ( N2O ) = < 5,0 Vpm
• Moisture ( H2O ) = < 25,0 Vpm
b. Lokasi penyimpanan harus khusus dan masing – masing gas medis dibedakan tempatnya
.
c. Penyimpanan tabung gas medis isi dan tabung gas medis kosong dipisahkan, untuk
memudahkan pemeriksaan dan penggantian.
d. Lokasi penyimpanan diusahakan jauh dari sumber panas, listrik dan oli atau sejenisnya .
e. Gas medis yang sudah cukup lama disimpan agar dilakukan uji / test kepada produsen,
untuk mengetahui kondisi gas medis tersebut.
7. SYARAT-SYARAT PEMASANGAN
1). Setiap jaringan saluran gas medis di lengkapi dengan:
- 1 (satu) unit kran induk (main valve) dipasang pada sentral gas medis.
- 1 (satu) unit kran distribusi (distribution valve) dipasang pada tiap bagian pemakaian.
- Sekurangnya 1 (satu) unit kran pembagi (zone valve) dipasang sesuai dengan pembagian
instalasi.
- Sekurangnya 1 (satu) unit kran darurat (emergency valve) dipasang pada ruang bedah.
- 1 (satu) unit pressure gauge induk dipasang pada sentral.
- 1 (satu) unit pressure gauge ditiap jalur distribusi utama.
2). Seluruh system Gas Medis harus dilengkapi dengan alarm.
3). Seluruh Sistem Gas Medis harus dilengkapi dengan grounding.
4). Pada ruang sentral gas medis di pasang lampu peringatan yang dapat dibaca dengan jelas
yaitu :
- Sentral Gas Medis;
- Yang tidak berkepentingan dilarang masuk;
- Dilarang merokok;
- Jauhkan dari panas dan oli.
5). Seluruh IGM harus dilakukan test kebocoran.
6). Setiap tabung perpipaan dan out let diberi warna sesuai dengan ketentuan.
7). Instalasi / perpipaan di dalam tembok harus dilapisi pipa PVC.
8). Kelengkapan Sentral Gas Medis
- Dipasang alat pemadam kebakaran;
- Dipasang sekat / pemisah antara jenis-jenis gas yang ada dan dilengkapi dengan pintu;
- Dipasang rambu bahaya dan alarm;
- Disediakan tool kit khusus dan tidak dicampur dengan peralatan lain;
- Dipasang alat komunikasi.
9). Penataan Ruang Sentral Gas Medis
- Harus diatur penempatan tabung – tabung kosong dan tabung berisi;
- Dilarang menyimpan barang – barang selain untuk keperluan penanganan gas pada
ruangan penyimpanan gas dan sentral gas;
- Apabila tabung tidak dipergunakan atau tidak disambungkan ke instalasi perpipaan gas
medis, kran induk harus selalu tertutup, walaupun tabung dalam keadaan kosong;
- Lokasi ruang gas medis mudah dijangkau transportasi untuk pengiriman dan pengambilan
tabung;.
- Harus aman / jauh dari kegiatan yang memungkinkan terjadinya ledakan / kebakaran;
- Jauh dari sumber panas oli dan sejenisnya;
- Disediakan ruang operator/ petugas dan dilengkapi fasilitas kamar mandi / WC;
- Ukuran Ruangan gas medis; Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah dan jenis gas
medis yang dipergunakan dan memperhatikan kelonggaran bergerak bagi operator /
petugas pada saat penggantian / pemindahan tabung dan kegiatan pemeliharaan;
- Bangunan Ruangan gas medis harus memenuhi persyaratan : - Konstruksi beton
permanen; - Penerangan yang memadai; - Sirkulasi udara yang cukup
- Diupayakan jangan sampai ada tabung yang jatuh / roboh.
c. Pipa gas medis harus diberi warna sesuai dengan gas medis yang dialirkan.
d. Pipa gas medis harus memenuhi keamanan terhadap struktur dan utilitas dari bangunan
unit sarana pelayanan kesehatan.
b. Ukuran pipa disesuaikan dengan kebutuhan / desain yang benar.
c. Penyambungan pipa harus dilas dengan menggunakan kawat las perak , agar
sambungan pipa rapat sempurna dan tahan lama, Gas yang dipergunakan adalah
campuran oksigen, Acetyline dan pada proses pengelasan harus dialiri gas Nitrogen.
d. Pemasangan instalasi pipa diatas plafon harus dilengkapi dudukan dan gantungan yang
diikat kuat pada dak beton.
e. Pemotongan pipa harus menggunakan cutter pipa (tidak boleh digergaji)
f. Jarak dudukan / penempatan satu dengan lainnya rata – rata 1 (satu ) meter, baik vertikal
maupun horizontal.
g. Pemasangan instalasi pipa gas medis harus dalam dinding dan dilindungi pipa PVC.
h. Diberikan tanda / stiker jenis gas dan arah aliran gas dalam pipa.
i. Seluruh jaringan instalasi pipa gas medis dilengkapi : a). 1 (satu) unit kran induk dipasang
di ruang sentral; b). 1 (satu) unit kran distribusi dipasang di tiap lantai; c). Kran pembagi
(Zone Valve) sesuai kebutuhan; d). Kran darurat sesuai kebutuhan, dipasang diruang
bedah.
d. Pemasangan Out let pada ruang operasi / bedah maupun peralatan harus berfungsi secara
otomatis, Out let akan tertutup rapat pada saat tidak terpakai dan terbuka apabila telah
disambungkan dengan alat penyalur gas medis.
f. Pemasangan setiap out let gas medis diberi nama gas, warna yang berbeda, sesuai dengan
acuan warna tabung dalam kemenkes no 4 tahun 2016 dan aturan yang berlaku.
BAB III
FASILITAS PENDUKUNG SUPLAI GAS MEDIS
B. PENGUJIAN
Semua peralatan dalam Sistem Gas Medis ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan
atas bekerjanya sistem setelah ternyata hasil pengujian adalah baik.
C. REFERENSI PRODUK
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi teknis
Pemasangan Instalasi Gas Medis yang tercantum pada daftar material pada bagian lampiran.
Pemborong tidak diperbolehkan untuk untuk mengajukan alternatif lain kecuali merek yang ada
di daftar material.
BAB III
PENUTUP
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dilaksanakan sesuai dengan Berita Acara dan kontrak
yang disepakati bersama.
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan Rekanan tetapi tidak diuraikan dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini harus dilaksanakan oleh rekanan sesuai dengan gambar pelaksanaan
supaya mencapai penyelesaian pekerjaan dengan hasil yang lebih baik.