Anda di halaman 1dari 41

BASIC DESAIN KONSEP

OFFICE ANGKASA PURA 1


23 JANUARI 2020

PEMADAM ELEVATOR
PLAMBING & HVAC ELEKTRIKAL ELECTRONI
KEBAKARAN
GONDOLA K
STANDAR & PERATURAN PLAMBING
1. Standard Nasional Indonesia, antara lain :
- SNI 03-6481-2000: Sistem Plambing 2000.
- SNI 8456-2017 : Sumur dan parit resapan air hujan.
- SNI 03-6373-2000: Tata cara pemilihan dan pemasangan ven pada sistem plambing
2000.
- SNI 03-6422-2000: Spesifikasi konstruksi sumur bor produksi air tanah untuk kapasitas
150 LPM sampai dengan 300 LPM.
- SNI 06-0162-1987: Pipa PVC untuk saluran buangan di dalam dan diluar bangunan.
- SNI 03-3969-1995: Metode pemboran air tanah dengan alat berputar sistem sirkulasi
langsung.
- SNI 03-7065-2005: Tata cara perencanaan sistem plambing.
- SNI 8153-2015 : Plumbing pada Bangunan Gedung.
2. International Plumbing Code, 1995.
3. National Plumbing Codes Handbook R. Dodge Woodson.

4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.68 tahun 2016, tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.

5. SK MENKES No. 16 MENKES/PER/IX/1990, tentang Persyaratan Air Bersih.


SISTEM AIR BERSIH (GENERAL)

MOBIL TANGKI AIR


BERSIH

PDAM

AIR HUJAN

DEEP WELL

CADANGAN AIR
BERSIH

CADANGAN AIR
RWT PEMADAM
KEBAKARAN POMPA
SF & CF
TRANSFER
GWT
DISTRIBUSI AIR BERSIH

POMPA
TRANSFER
SISTEM AIR BEKAS & AIR KOTOR

SIRAM TAMAN
RECYCLE
EXTENDED WATER
SEWAGE
AERATION SYSTEM
PIT
CENTRAL GREASE TRAP
SISTEM AIR HUJAN

CATATAN :
Sistem Zerro Run Off untuk 2 jam pada curah
hujan 78,3 mm/jam

KE SALURAN

SUMUR
RESAPAN
RWT KE GWT
POMPA FILTER
SF & CF
STANDAR & PERATURAN
PEMADAM KEBAKARAN
1. UU Republik Indonesia No. 28 tahun 2002, tentang Bangunan Gedung.
2. PERMEN PU No. 29/PRT/M/2006, tentang Persyaratan Teknis Bangunan.
3. PERMEN PU No. 26/PRT/M/2008, tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan
4. SNI 03-3989-2000, tentang Tata Cara Perencanaan Pemasangan System Sprinkler Otomatis untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bagunan Gedung.
5. SNI 03-1745-2000, tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak & slang untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan gedung.
6. SNI 03-3987-1995, tentang panduan pemasangan pemadam api ringan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
rumah dan gedung.
7. SNI 03-6570-2001, tentang instalasi pompa yang dipasang tetap untuk proteksi kebakaran.
8. NFPA 10 Standards for Portable Fire Extinguishers.
9. NFPA 13 Standards for the Installation of Sprinkler System.
10. NFPA 14 Standards for the Installation of Standpipe and Hose System.
11. NFPA 20 Standards for the Installation of Stationary Pumps for Fire Protection.
URAIAN SINGKAT SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
A. Pemadam Api Ringan (PAR)
1. Pemadam api ringan disediakan sebagai sarana untuk mengadakan pemadam dini yang dapat
dilakukan oleh setiap penghuni gedung.
2. PAR dipasang di dinding dengan tanda yang mencolok dan jumlah yang cukup sehingga mudah
dijangkau oleh setiap penghuni gedung.

B. Sprinkler Otomatis
1. Sprinkler yang direncanakan adalah sistem kombinasi.
2. Sprinkler direncanakan sebagai sarana untuk mengadakan pemadam otomatis terhadap kebakaran di
lantai yang dijangkau oleh pancaran kepala sprinkler.
3. Kemampuan serta jenis peralatan sprinkler yang dipergunakan ditentukan berdasarkan peraturan
yang berlaku.
4. Tekanan maximum untuk sistem sprinkler 12,1 bar (NFPA 13 tahun 2002, hal.13 – 22).
C. Hydrant
1. Klasifikasi sifat hunian termasuk hunian bahaya kebakaran ringan (SNI 03-3989-2000m hal. 7 / 83).
2. Laju aliran dihitung berdasarkan jumlah riser (SNI 03-1745-2000, hal. 27 / 52)
URAIAN SINGKAT SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
3. Tekanan minimal keluaran sambungan selang :
a) 40 mm = 4.5 bar( 65 psi)
b)  65 mm = 6.9 bar(100 psi)
4. Tekanan maximal untuk sambungan selang :
a)  40 mm = 6.9 bar(100 psi)
b)  65 mm = 12.1 bar(175 psi)
5. Indoor hydrant box menggunakan class III NFPA.
6. Outdoor hydrant box menggunakan class I NFPA.
7. Tekanan maximum untuk pompa hydrant 24.1 bar (NFPA 14 tahun 2003, hal. 12).

D. Pompa Pemadam Kebakaran


1. Kapasitas Pompa
a) Pompa Utama (Electric & Diesel) = 750 GPM
b) Pompa Jockey = 10 GPM
2. Tipe Pompa
a) Pompa Utama = Horizontal Split Case
b) Pompa Jockey = Vertical Multi Stage
SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

FH-LZ

SP-LZ
BCV

IHB OHB

MCV

CADANGAN AIR
BERSIH

CADANGAN AIR
PEMADAM
KEBAKARAN
JOCKEY PUMP ELEKTRIK PUMP DIESEL PUMP

GWT
STANDAR & PERATURAN
TATA UDARA DAN VENTILASI
1. KEPMEN PU RI No. 110/KPTS/2000, tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan.
* Bab IV, bagian 4 : Perlindungan pada bukaan.
* Bab V, bagian 5 : Sistem pengendalian asap.
2. SNI 03-6571-2001 : Sistem pengendalian asap kebakaran pada bangunan gedung.
* Pasal 5 : Sistem pengendalian asap dan penerapannya.
3. SNI 03-6572-2001 : Tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udara.
4. SNI 03-6390-2000 : Konservasi energi sistem tata udara.
* Pasal 8.1 : Sistem dan peralatan tata udara yang sederhana.
5. ASHRAE 62-2001 : Indoor air quality.
* Pasal 6.1.3 : Ventilation requirements.
6. SMACNA HVAC Duct Construction Standard First Edition 1985.
7. NFPA 90A: Standard for installation air conditioning and ventilating system.
8. AMCA-210-74 : Fan performance testing standard.
9. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011.
10. Pedoman Plumbing Indonesia.
URAIAN SINGKAT SISTEM TATA UDARA DAN VENTILASI
A. Sistem Tata Udara
Kondisi luar ruangan :
1. Suhu diluar maximum : 32 ºC DB.
2. Suhu diluar minimum : 26 ºC DB.

B. Sistem AC
AC yang digunakan adalah :
1. Untuk Gedung Office menggunakan AC Split Duct Conection VRV/VRF type,outdoor unit ditempatkan di lantai atap
bangunan.

C. Sistem Ventilasi
Sistem Ventilasi Mekanis :
1. Ruang Toilet Umum
Ventilasi mekanis dengan pertukaran udara minimum 15x per jam. Udara buang dari toilet-toilet akan dibuang ke udara
luar melalui suatu saluran udara dengan menggunakan fan.
2. Ruang M&E
Untuk ruang M&E diperlukan pertukaran udara secara mekanis, agar menurunkan akumulasi panas yang berasal dari
peralatan-peralatan yang ada di dalam ruang tersebut, sehingga temperatur di dalam ruang M&E dapat dibatasi pada tingkat
yang masih bisa ditolerir untuk ditempati maximum 40 ºC.
URAIAN SINGKAT SISTEM TATA UDARA DAN VENTILASI
No. Room AC / MV REMARK

1. Pakir mobilTertutup MV 6x air change / hour


2. Lift lobby GF AC room temperature
24 ºC DB
3. Ruang genset MV minimum 30 Ach
4. Ruang panel MV
maximum room temperature 40 ºC DB
5. Public toilet MV 15x air
change / hour
6. Storage MV minimum 15 Ach
7. Office AC 23 ºC
8. Corridor Office AC 25 ºC
9. Wet garbage AC 20 ºC
10. Toilet Office MV 15x Ach
11. Machine lift room AC 25 ºC
12. Sewage treatment plant MV minimum 30 Ach
13. Pump room MV minimum 8 Ach
14. Control room C 20 ºC
Note 15. Central
: grease
- trap
AC MV minimum 30 Ach
: Air
Conditioning
- MV
:
Mechanical
Ventilation
TIPE AC

Sistem AC untuk Office ini direncanakan menggunakan


AC sistem VRV/VRF
PRESSURIZED FAN

Pressurisasi tangga kebakaran dilakukan dengan cara


ditiup dari atap tangga kebakaran (ketinggian tangga
kurang dari 100 m), menggunakan fan axial adj. Pitch
lengkap dengan sound attenuator. Tekanan dalam
tangga di pipa agar tidak melebihi 0,25 inch WG,
melalui suatu pengukuran perbedaan tekanan dalam
tangga dimana suatu differential pressure controller
akan memperbesar / memperkecil putaran fan, pressure
fan mendapat sumber daya listrik emergency. Kabel
listrik menggunakan kabel tahan api. Kontrol
dihubungkan ke MCPFA (Main Control Panel Fire
Alarm) akan secara otomatis menghidupkan fan saat
terjadi kebakaran. Fan Pressurized di lantai atap.
STANDAR & PERATURAN
TRANSPORTASI DALAM GEDUNG

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 6 tahun 2017, tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Elevator Dan Eskalator.
3. SNI 05-2189-1999 : Istilah untuk lift dan escalator.
4. SNI 03-2190.1-2000 : Syarat-syarat Umum Konstruksi Lift Penumpang yang dijalankan
dengan motor traksi.
5. SNI 04-0225-2011 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 2011.
6. SNI 03-6573-2001 : Tata Cara Perancangan System Transportasi Vertical dalam Gedung.
7. SNI 03-7017-2004 : Tata Laksana Pemeriksaan dan Pengujian Lift Traksi Listrik pada
Bangunan Gedung.
8. ASME A 17.1-2013 : Safety Code for Elevators and Escalators.
9. GR. Strakosch : Vertical transportation.
10. Elevator World Inc. USA : The guide to elevatoring.
DASAR PERENCANAAN SISTEM LIFT/ELEVATOR
1. Dasar-dasar perancangan sistem pelayanan lift terdiri 3 aspek :
- Kelompok Konfigurasi
- Tata Letak
- Jumlah unit, kapasitas & kecepatan
2. Faktor yang mempengaruhi perhitungan dan pemilihan sistem lift :
- Jumlah lantai yang dilayani
- Jarak lantai ke lantai & jarak lintas
- Jumlah penghuni tiap-tiap lantai
- Fungsi gedung dan pola sirkulasi saat sibuk
- Lantai – lantai fungsi khusus
3. Kelompok lift dalam suatu sistem pelayanan harus memenuhi 2 syarat kriteria :
- Waktu tunggu rata – rata (WTR) atau Waiting Time.
- Tuntutan Arus Sirkulasi (TAS) dalam istilah umum Handling Capacity, yaitu jumlah penghuni bangunan yang harus
terangkat oleh sistem pelayanan lift dalam selang waktu 5 menit pada saat sibuk (Peak Time).
Batasan yang disarankan untuk Bangunan Hotel sesuai SNI 03-6573-2001 (hal. 9 dari 64) :
- Handling Capacity :6-8%
- Waiting Time : 60 – 90 second
4. Lift Kebakaran (Lift Service / Fire Lift)
- Waktu tempuh maximum dari lantai dasar / lobby utama sampai lantai teratas tidak lebih dari 60 detik.
- Memiliki dimensi kereta paling sedikit 2 m², lebar pembukaan pintu minimal 1 m atau dapat masuk kereta tabung
pemadam kebakaran 30 kg.
Note : Lift Service tidak memerlukan batasan Waiting Time & Handling Capacity.
SISTEM ELEVATOR

3 PASSENGER LIFT TOWER A


2 PASSENGER LIFT TOWER B
KAPASITAS : 1350 KG, 17
PERSONS KAPASITAS : 1000 KG, 15 PERSONS

SYSTEM : TRIPLEX SYSTEM : DUPLEX

SPEED : 105 MPM SPEED : 60 MPM

1 SERVICE/FIRE LIFT TOWER A 1 SERVICE/FIRE LIFT TOWER B

KAPASITAS : 1600 KG
KAPASITAS : 1600 KG
SYSTEM : SIMPLEX
SYSTEM : SIMPLEX
SPEED : 60 MPM
SPEED : 105 MPM
SISTEM GONDOLA

GONDOLA TOWER B

PANJANG ARM 15 M

LEBAR REL 2 M

GONDOLA TOWER A

PANJANG ARM 12 M

LEBAR REL 2 M
STANDAR & PERATURAN
ELEKTRIKAL

1. Standard Nasional Indonesia, SNI-04-0225-2011 Tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik


(PUIL 2011).

2. Standard Nasional Indonesia, SNI-04-3593-1994 Tentang Instalasi Listrik untuk Bangunan.


3. Standard Nasional Indonesia, SNI-03-6197-2000 Tentang Konservasi Energi Sistem
Pencahayaan pada Bangunan Gedung.
4. Standard Nasional Indonesia, SNI 03-6574-2001 Tentang Tata Cara Perencanaan Darurat,
Tanda Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung.
5. Standard Nasional Indonesia, SNI-03-7015-2004 Tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan
Gedung.
6. Buku Panduan Pelayanan untuk Pelanggan 2005 – 2006.
7. Dasar / Petunjuk, Pihak Pemilik / Pengelola.
SISTEM ELEKTRIKAL

TRAFO
DISTRIBUSI
DISTRIBUSI BEBAN
BEBAN

PUTM PUTR
GARDU PLN

380/220V
380/220V
ESENSIAL
ESENSIAL

20kV
20kV 400/380V
400/380V

20kV
20kV

380/220V
380/220V
NON-ESENSIAL
NON-ESENSIAL

380V
380V 380V
380V

GENSET PKG
STANDAR & PERATURAN
FIRE ALARM
ELEKTRONIK

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006, tentang Pedoman Persyaratan


Teknis Bangunan Gedung.
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008, 30 Desember 2008, tentang
Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
3. KEPMENEG PU No. 11/KPTS/2000, tentang Teknis Management Penanggulangan
Kebakaran di Perkotaan.
4. SNI 03-7015-2004, tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan Gedung.
5. SNI 04-7018-2004, tentang Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat dan Siaga (SPDD).
6. SNI 04-7019-2004, tentang Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat menggunakan Energi
Tersimpan (SPDDT).
7. SK Depnaker No. 17 tahun 1980 dan No. Per-02/DP/1983, tentang Instalasi Alarm
Kebakaran Otomatik.
URAIAN SINGKAT FIRE ALARM

1. Sistem fire alarm yang diusulkan untuk apartement & hotel


menggunakan sistem Semi Addressable dan untuk setiap unit
dilengkapi dengan remote lamp.
2. Central fire alarm apartement & hotel ada di ruang control
tercentral.
3. Annunciator diletakkan di R.FCC gedung.
4. Central fire alarm yang ada di ruang kontrol dapat memonitor
seluruh kejadian alarm yang ada di tower tersebut.
SISTEM FIRE ALARM
INSTALASI TELEPHONE DAN DATA
STANDAR & PERATURAN ELEKTRONIK (INTERNET)

1. Peraturan Perumtel No. 5 tahun 1977 dan No. 1 tahun 1979, tentang Tata Cara Perencanaan,
Pemasangan dan Pengujian Instalasi Telephone dan Sentral Key Telephone.
2. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011.
3. UU 36/1999, tentang Telekomunikasi.
4. PP No. 52/2000, tentang Penyelenggara Telekomunikasi.
5. UU No.20/2003, tentang Bangunan Gedung; BUILDING LAW & PP No. 38/2005;
GOVERNMENT REGULATION RELATED TO UU No. 20/2003.
6. UU Bangunan Gedung No. 28 tahun 2002.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008, 30 Desember 2008, tentang
Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
8. Surat Keputusan Dirjen Pos & Tel No. 004 / Dirjen 1999 Penetapan Persyaratan Teknis
Alat / Perangkat Telekomunikasi untuk Bangunan Gedung.
9. ITU-T G.984 SERIES, Gigabit-capable Passive Optical Networks (GPON).
URAIAN SINGKAT INSTALASI TELEPHONE DAN
DATA (INTERNET)

1. Lingkup komunikasi untuk apartement & hotel adalah komunikasi voice dan
data.
2. Sambungan telephone untuk building management apartement & hotel di
dapat dari PABX.
3. Kebutuhan line telephone dari Telkom.
4. Untuk office (building management) disediakan 1 (satu) line extension per
25 m2 serta disediakan facsimile.
5. Sistem telekomunikasi yang digunakan adalah system GPON untuk
apatement sedangkan untuk hotel menggunakan system aktif switching.
SISTEM GPON (APATEMEN)
SISTEM ICT (HOTEL)

INTERNET

SECONDARY LINK ACCESS


SWITCH
PRIMARY LINK
CORE
SWITCH DISRIBUTION
SWITCH ACCESS
SWITCH

DISRIBUTION
COLLECTING SWITCH FW1 FW2 SWITCH

ACCESS
SWITCH

ACCESS
SWITCH
STANDAR & PERATURAN ELEKTRONIK TATA SUARA

1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011).


2. KEPMENEG PU No. 11/KPTS/2000 tentang Management Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan.
3. National Fire Protection Association Standard (NFPA).
4. SNI 04-6714.1-2002, Umum.
5. SNI 04-6714.5-2002, Pengeras Suara.
6. SNI 03-3985-2000 tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan dan Pengujian Sistem
Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan pada Bangunan Gedung.
7. KEPMEN PU No. 26 tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Pengamanan Kebakaran pada
Bangunan Gedung.
8. UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung berhubungan dengan PP No. 38 / 2005.
9. Brosur / petunjuk dari pabrik (manufacturers) (TOA, Bosch).
10. Petunjuk dari Pemilik.
URAIAN SINGKAT SISTEM TATA SUARA

1. Instalasi ini adalah untuk keperluan panggilan orang atau pengumuman (public address /
PA) dan penyaluran suara musik (Back Ground Music / BGM).
2. Apabila terjadi kebakaran di dalam gedung maka sistem back ground music / BGM akan di
cut off untuk keperluan evakuasi.
SISTEM TATA SUARA
INSTALASI INTERNET PROTOCOL
STANDAR & PERATURAN ELEKTRONIK CLOSED CIRCUIT TELEVISION
(IP CCTV)

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008, 30


Desember 2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
2. SK Depnaker No. 17 tahun 1980 dan No. Per-02/DP/1983, tentang
Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik.
3. Peraturan Kapolda Metro Jaya No. 2 tahun 2005, tentang Kewajiban
memasang CCTV.
4. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011.
5. Data teknis dari product di bidang peralatan CCTV system yang
dibuat oleh pabrik-pabrik dari berbagai Negara dan memiliki ISO-
9001.
URAIAN SINGKAT SISTEM CCTV

1. System IP CCTV adalah system yang digunakan untuk memonitoring atau mengawasi
situasi serta kegiatan yang terjadi di lokasi yang terpasang kamera CCTV secara real time,
pemantauan melalui jaringan komputer dan internet.
2. Back up HDD 1 bulan.
INSTALASI INTERNET PROTOCOL
STANDAR & PERATURAN ELEKTRONIK TELEVISION (IPTV)

1. KEPMEN PU No. 26 Tahun 2008, tentang Persyaratan Teknis Pengamanan Kebakaran pada Bangunan
Gedung .
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. : 20 / PRT / M / 2009, tentang Pedoman Teknis Managemen
Proteksi Kebakaran di Perkotaan.
3. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 52 tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga
Penyiaran Berlangganan.
5. UU No. 28 Bangunan Gedung berhubungan dengan PP No. 38 / 2005.
6. Data teknis dari product dibidang peralatan MATV sistem yang dibuat oleh pabrik-pabrik dari
berbagai negara.
7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 9 tahun 2014, tentang
Persyaratan Tekis Alat dan Perangkat Penerima Televisi Siaran Digital Berbasis Standar Digital
Video Brondcasting Terrestrial Second Generation.
8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 05/PER/M.KOMINFO/2/2012, tentang
9. Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia No.
32 Tahun 2013, Tentang Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Secara
Digital Dan Penyiaran Multipleksing Melalui Sistem Terestrial.
10. Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Layanan Televisi
Protokol Internet (Internet Protocol Television).
11. Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Komunikasi Dan Informatika Nomor: 11/Per/M.Kominfo/07/2010
Tentang Penyelenggaraan Layanan Televisi Protokol Internet (Internet
Protocol Television/Iptv).
URAIAN SINGKAT SISTEM CCTV

1. Signal TV yang dapat disalurkan adalah :


a. Internasional : CNN, Discovery, National Geografic,
TNT Cartoon Network dan lain sebagainya sampai dengan 65
kanal.
b. Nasional: RCTI, SCTV, Trans TV, Trans 7, ANTV,
MNC TV, TVRI 1, TVRI 2, Indosiar, Metro TV, TV One,
Global TV.
c. VOD : Video on Demand.
2. Saluran IPTV ini dapat memakai saluran yang disediakan oleh provider seperti Indovision
dan Telkomvision.
3. Saluran IPTV ini dapat memakai saluran yang disediakan oleh provider.
4. Menu IPTV dapat disesuaikan dengan kebutuhan Building Management.
SISTEM CCTV
INSTALASI INTERNET PROTOCOL
STANDAR & PERATURAN ELEKTRONIK TELEVISION (IPTV)

1. Standar Nasional Indonesia 0225:2011, tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik


(PUIL) 2011.
2. Buku Panduan dari Pabrik.
3. SK Depnaker No. 17 tahun 1980 dan No. Per-02/DP/1983.
URAIAN SINGKAT SISTEM AKSES KONTROL

1. Sistem access control berfungsi untuk membatasi akses pada sebuh ruangan. Dengan itu,
tidak semua orang akan bisa masuk ke dalam sebuah ruangan apabila tidak memiliki ijin
akses.
2. Access Control diletakan di :
 Ruang M&E
 Di dalam lift
SISTEM CCTV
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai