Anda di halaman 1dari 48

Universitas Indonesia

Penerapan SLF Bangunan Gedung terkait


Aspek Keselamatan Kebakaran
Disampaikan oleh:

Prof. Yulianto S Nugroho

Departemen Teknik Mesin,


Fire Safety Engineering Research Group
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Webinar Sistem Proteksi Kebakaran dalam Aspek Keselamatan Kebakaran, Rabu, 31 Maret 2021

1
Outline

 Dinamika Api dalam Kebakaran Ruangan


 Tahap Penyelenggaraan Bangunan Gedung
 Fitur Dasar Sistem Keselamatan dan Proteksi
Kebakaran Bangunan Gedung
 Mekanisme SLF Bangunan Gedung

YULIANTO S NUGROHO 2
What is Fire Safety Engineering?

We make the world safer from fire: protect


people, their property, business and the
environment . Natural Environment
Built Environment

Wild-Urban Interface [Rein, 2017]


Fenomena kebakaran

 Batas nyala (flammable limits)


 Minimum Ignition Energy

Flaming Combustion

[Gambar dari Drysdale, D., 1985]

Perubahan Fase Zat akibat


Pemanasan
Smoldering Combustion
4
It is important to gain a feeling for the size of
typical fires
Light bulb 60-100 W
Wastebasket 50-100 kW
Wood chair with foam seat 200–500 kW
Upholstered chair 500 – 1500 kW
Upholstered couch 1000 – 3000 kW
1 m2 pool of gasoline 2.5 MW
3m high stack of wood pallets 7 MW
2 m2 plastic commodity 4.9 m high 30-40 MW
YULIANTO S NUGROHO [Gambar dari Björn Karlsson, James G. Quintiere, 2000]

5
Dinamika Kebakaran dalam Ruangan
(Compartment fires)

6
Pertumbuhan nyala api dan asap pada
kebakaran ruangan
Burning

Flashover
Pertumbuhan /
kepekatan asap
di dalam ruangan

Perubahan
temperatur di
dalam ruangan
Growth
Decay

[Gambar dari Björn Karlsson,


James G. Quintiere, 2000]

Incipient
YULIANTO S NUGROHO 7
Ilustrasi Kebakaran Ruangan

Rollover, Flashover and Backdraft in fire simulator. (Brandverloop), https://www.youtube.com/watch?v=JdEI7g2i1ZU

8
Tahap Penyelenggaraan Bangunan Gedung
(UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung)

 Perencanaan /design,
 Konstruksi,
 Operasi dan Pemeliharaan,
 Pembongkaran

9
Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung
[UU No. 28 Tahun 2002]

1. Persyaratan Keselamatan
2. Persyaratan Kesehatan
3. Persyaratan Kenyamanan
4. Persyaratan Kemudahan

10
Fitur Dasar Sistem Keselamatan dan
Proteksi Kebakaran Bangunan Gedung

1. Keselamatan Jiwa dan Sarana Jalan Keluar


(Life safety and Means of Egress)
2. Proteksi Kebakaran Pasif (Passive fire protection)
3. Proteksi Kebakaran Aktif (Active fire protection)
4. Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung
(Building Fire Safety Management)
5. Akses Petugas Pemadam dan Kendaraan Pemadam
Kebakaran
(Fireman and Fire Engine access)

YULIANTO S NUGROHO 11
Life cycle Detailed
Engineering

Conceptual Material
Desain Selection

Demolition
Procurement

Operation &
Maintenance Construction

Commissioning

12
Tahapan Perencanaan

1. Conceptual Design

2. Basic Engineering Design

3. Detailed Engineering Design

13
Perencanaan Teknis
Permen PUPR No. 22 Tahun 2018 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara, Pasal 47 Ayat (2), Perencanaan
Teknis, meliputi:

a.konsepsi perancangan;
b.pra rancangan;
c.pengembangan rancangan; dan
d.rancangan detail.

14
Konsepsi perancangan
Permen PUPR No. 22 Tahun 2018, Pasal 48 Ayat (2)

Konsepsi perancangan, paling sedikit meliputi:


a. data dan informasi;
b. analisis;
c. dasar pemikiran dan pertimbangan perancangan;
d. program ruang;
e. organisasi hubungan ruang;
f. skematik rencana teknis; dan
g. sketsa gagasan.

15
Pra rancangan
Permen PUPR No. 22 Tahun 2018, Pasal 49 Ayat (2)
Pra rancangan disusun berdasarkan konsepsi perancangan yang telah
disetujui dan berdasarkan hasil lokakarya rekayasa nilai (VE), paling sedikit meliputi:
a. pola, gubahan, dan bentuk arsitektur dalam bentuk gambar pra-rancangan yaitu:
1. rencana massa bangunan gedung;
2. rencana tapak;
3. denah;
4. tampak bangunan gedung;
5. potongan bangunan gedung; dan
6. visualisasi desain tiga dimensi.

b. nilai fungsional dalam bentuk diagram; dan

c. aspek kualitatif serta aspek kuantitatif, baik dalam bentuk laporan tertulis
dan gambar seperti:
1. perkiraan luas lantai;
2. informasi penggunaan bahan;
3. sistem konstruksi;
4. biaya dan waktu pelaksanaan pembangunan; dan
5. penerapan prinsip Bangunan Gedung Hijau.

16
Pengembangan rancangan
Permen PUPR No. 22 Tahun 2018, Pasal 50 Ayat (2)
Pengembangan rancangan disusun berdasarkan pra rancangan yang telah
disetujui, paling sedikit meliputi:

a. pengembangan arsitektur bangunan gedung berupa gambar rencana arsitektur,


beserta uraian konsep dan visualisasi desain dua dimensi dan desain tiga
dimensi;
b. sistem struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya;
c. sistem mekanikal, elektrikal termasuk Informasi dan Teknologi (IT), sistem
pemipaan (plumbing), tata lingkungan beserta uraian konsep dan
perhitungannya;
d. penggunaan bahan bangunan secara garis besar dengan mempertimbangkan
nilai manfaat, ketersediaan bahan, konstruksi, nilai ekonomi, dan rantai pasok;
dan
e. perkiraan biaya konstruksi berdasarkan system bangunan yang disajikan dalam
bentuk gambar, diagram sistem, dan laporan tertulis.

17
Rancangan detail
Permen PUPR No. 22 Tahun 2018, Pasal 51 Ayat (2)
Rancangan detail disusun berdasarkan pengembangan rancangan yang
telah disetujui paling sedikit meliputi:

a. gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas dan lansekap;


b. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) yang meliputi:
1. persyaratan umum;
2. persyaratan administratif; dan
3. persyaratan teknis termasuk spesifikasi teknis.
c. rincian volume pelaksanaan pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya (RAB)
pekerjaan konstruksi (Engineering Estimate); dan
d. laporan perencanaan yang meliputi:
1. laporan arsitektur;
2. laporan perhitungan struktur termasuk laporan penyelidikan tanah (soil test);
3. laporan perhitungan mekanikal, elektrikal, dan sistem pemipaan (plumbing);
4. laporan perhitungan Informasi dan Teknologi;
5. laporan tata lingkungan; dan
6. laporan perhitungan Bangunan Gedung Hijau.

18
19
20
Fitur Dasar Sistem Keselamatan dan
Proteksi Kebakaran Bangunan Gedung

1. Keselamatan Jiwa dan Sarana Jalan Keluar


(Life safety and Means of Egress)
2. Proteksi Kebakaran Pasif (Passive fire protection)
3. Proteksi Kebakaran Aktif (Active fire protection)
4. Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung
(Building Fire Safety Management)
5. Akses Petugas Pemadam dan Kendaraan Pemadam
Kebakaran
(Fireman and Fire Engine access)

YULIANTO S NUGROHO 21
Keselamatan Jiwa dan Sarana Jalan Keluar
Jumlah EXITs

Proteksi jalan keluar

Ruang tertutup

Suatu ruang tertutup kedap asap harus


terdiri dari suatu tangga menerus yang
ditutup dari titik tertinggi ke titik
terendah oleh penghalang yang
mempunyai tingkat ketahanan api
120/120/120 atau sesuai SNI 03-1736-
2000

Rancangan kinerja

Presurisasi tangga

22
Pengendalian Stack Effect pada bangunan tinggi

23
24
Proteksi Kebakaran Pasif
Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem
proteksi kebakaran yang terbentuk atau
terbangun melalui pengaturan penggunaan
bahan dan komponen struktur bangunan,
kompartemenisasi atau pemisahan bangunan
berdasarkan tingkat ketahanan terhadap api,
serta perlindungan terhadap bukaan.

[N. Rowan, ASFP, 2011]

25
Proteksi Kebakaran Pasif
Fire resistance - classification criteria

[Eurocodes - Design of steel buildings with worked examples Brussels, 16 - 17 October 2014]

26
Kompartemenisasi

Compartmentation:

 Prevent spread of fire and


smoke
 Subdivide buildings into
manageable areas of risk
 Provide adequate
 Means of Escape
 Provisions in statutory
guidance documents
[N. Rowan, ASFP, 2011]

27
Proteksi terhadap penetrasi asap

[N. Rowan, ASFP, 2011]

28
Elemen dari sistem proteksi
kebakaran aktif
 Sistem deteksi dan alarm kebakaran
 Sistem ventilasi dan pengendalian asap kebakaran
(smoke extraction system, smoke-stop lobby, and fire fighting lobby)
 Sistem pipa tegak dan slang kebakaran
 Sistem sprinkler otomatis
 Pompa kebakaran
 APAR
 Sistem komunikasi

29
Pengendalian asap

Tanpa sistem manajemen / ekstraksi asap Dengan sistem manajemen / ekstraksi asap
[A.H. Buchanan, 2001]

30
Access to Fire Pump and Control center

Fire pump room should be


located on the ground floor or
basement one
Placement should pay attention
to access, ventilation and
maintenance

 Fire control center should be easily accessed with a


fire resistant structure of minimum 2 hours.

31
Saf Pemadam Kebakaran

- Bangunan yang lantainya terletak lebih dari 20 m di atas permukaan tanah atau di atas permukaan
jalur akses bangunan atau besmennya lebih dari 10 m di bawah permukaan tanah atau permukaan
jalur akses bangunan, harus memiliki saf untuk pemadaman kebakaran yang berisi di dalamnya lif
untuk pemadaman kebakaran.

32
Penilaian kinerja desain sistem
proteksi kebakaran

YULIANTO S NUGROHO 33
Penilaian
kinerja desain
sistem proteksi
kebakaran

Bottom line:

Can occupants egress the area of threat before


conditions become untenable?

ASET > RSET


34
(Proulx, 2008)
35
Fire Safety Strategies
Evacuation
◦ Detection
◦ Alarm
◦ Displacement away from the fire
◦ Crowd management
Compartmentation
◦ Slows fire growth
◦ Minimizes smoke spread
Response
◦ Automatic (fire suppression)
◦ External
◦ Internal
Structural Integrity
36
Jalur evakuasi

UCSC
Risiko Penjalaran
Api External

[BBC]

38
Kebakaran gedung yang
melibatkan façade terbuat
dari bahan ACP

39
Persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung
dan lingkungan meliputi :

a. akses dan pasokan air untuk pemadaman kebakaran;


b. sarana penyelamatan;
c. sistem proteksi kebakaran pasif;
d. sistem proteksi kebakaran aktif;
e. utilitas bangunan gedung;
f. pengelolaan sistem proteksi kebakaran bangunan gedung; dan lingkungan.

YULIANTO S NUGROHO 40
Mekanisme SLF Bangunan Gedung

YULIANTO S NUGROHO 41
Penyelenggaraan Bangunan Gedung Sesuai PP No. 16 Tahun 2021
tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002
[Ref. Paparan Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, 2021]
Fungsi dan Klasifikasi
Mengatur tentang ketentuntuan peruntukan suatu bangunan gedung menurut fungsi
dan klasifikasinya.

Standar Teknis BG
Mengatur tentang ketentuan standar teknis BG dalam setiap tahapan penyelenggaraan,
mulai dari perencanaan dan perancangan, pelaksanaan konstruksi, pemanfaatan,
pembongkaran, termasuk ketentuan mengenai BGCB, BG fungsi khusus, BG milik Negara,
BGH, ketentuan dokumen dan ketentuan pelaku penyelenggaraan bangunan gedung.

Penyelenggaraan Bangunan Gedung


Mengatur tentang ketentuan dalam setiap tahap penyelenggaraan bangunan gedung
mulai dari perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pemanfaatan hingga pembongkaran
termasuk mekanisme penerbitan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), Sertifikat Laik
Fungsi (SLF), dan Surat Bukti Kepemilikan Bangunan Gedung (SBKBG) serta persetujuan
Rencana Teknis Pembongkaran (RTB) yang dilakukan secara daring melalui SIMBG.

42
IMPLEMENTASI PP 16/2021

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BANGUNAN GEDUNG (SIMBG)


PP No. 16/2021 Pasal 326

Proses Penyelenggaraan Bangunan Gedung dilaksanakan pembinaan oleh


Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui SIMBG.
Proses pembinaan tersebut meliputi:
1. Konsultasi bersama TPA (Tim Profesi Ahli)
2. Penerbitan PBG (Persetujuan Bangunan Gedung)
3. Pelaksanaan Inspeksi
4. Penerbitan SLF (Sertikat Laik Fungsi)
5. Penerbitan SBKBG (Surat Bukti Kepemilikan Bangunan Gedung )
6. Persetujuan RTB (Rencana Teknis Pembongkaran )

 Meningkatkan pelayanan penerbitan PBG, SLF, SBKBG, dan RTB


kepada masyarakat dengan pendekatan Sistem Online di Daerah
Manfaat SIMBG  Melakukan standardisasi regulasi terkait penyelenggaraan
bangunan gedung di Indonesia
 Menyederhanakan dan mempermudah penerbitan PBG dan SLF
sesuai dengan peraturan yang berlaku

43
PENYELENGGARAAN SLF

SLF adalah sertifikat yang diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk menyatakan
kelaikan fungsi Bangunan Gedung sebelum dapat dimanfaatkan.

Penyelenggaraan Penerbitan SLF berdasarkan pada:

KOMPLEKSITAS DAN KETINGGIAN KONDISI BANGUNAN GEDUNG


BANGUNAN GEDUNG a. Bangunan Gedung Baru
b. Bangunan Gedung yang Sudah Ada
a. Bangunan Gedung Sederhana (Existing).
b. Bangunan Gedung Tidak
Sederhana

44
PENYELENGGARAAN SLF

A. Bangunan Gedung Baru

[Ref. Paparan Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, 2021]

45
B. Bangunan Gedung yang Sudah Ada (Existing)

[Ref. Paparan Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, 2021]

46
Pertimbangan Pemenuhan SLF Bangunan Gedung dari
Aspek Keselamatan Kebakaran

47
Terima kasih
Alamat korespondensi:

Prof. Ir. Yulianto S. Nugroho, MSc., PhD


Department of Mechanical Engineering
Fire Safety Engineering Research Group
Universitas Indonesia
Kampus UI Depok 16424, Indonesia
E-mail : fserc.ui@gmail.com

48

Anda mungkin juga menyukai