Anda di halaman 1dari 63

Dinas Damkar/

Penyelamatan
Kab. Bandung

Rabu, 31 maret 2021

OLEH : HENDI KURNIAWAN , ST., MM


KABID PENCEGAHAN – AK3 KEBAKARAN
PERMASALAHAN
POTENSI BAHAYA KEBAKARAN
DI BANGUNAN/GEDUNG SANGAT KOMPLEKS

MELALUI PERENCANAAN, PEMASANGAN,


PERAWATAN/PEMELIHARAAN SISTEM PROTEKSI
KEBAKARAN, MAKA ANCAMAN BAHAYA KEBAKARAN
DAPAT DIKENDALIKAN
PERSYARATAN / REGULASI TTG SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
TELAH CUKUP DIATUR DALAM REGULASI
DAN STANDAR NASIONAL INDONESIA
DAMPAK KEBAKARAN
 Kaitan dengan life safety
 Ancaman jiwa maupun luka
 Trauma psikologis
 Kaitan dengan property safety
 Memiskinkan masyarakat, kehilangan pekerjaan
 Kerugian harta benda, investasi merugi
 Kaitan dengan environmental safety
 Gangguan terhadap kelestarian lingkungan
 Penipisan lapisan ozon, pemanasan global
 Kaitan dengan process / industrial safety
 Stagnasi bisnis / usaha
 File data, rekaman, dokumen penting musnah
FAKTA DI BEBERAPA BANGUNAN/GEDUNG

-BELUM TERBENTUK TIM K3

-BELUM MEMILIKI SOP PENCEGAHAN DAN


PENANGGULANGAN KEBAKARAN

-BELUM MEMILIKI FEP (FIRE EMERGENCY PLAN)

-BELUM OPTIMAL DALAM MENERAPKAN


PERENCANAAN, PEMASANGAN, PERAWATAN
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
STUDY KASUS - Fabrikasi Tongkang

● Kronologi
○ ledakan terjadi sekitar pukul 15.30 WIB.
○ pekerja di dalam kapal diperkirakan berjumlah 30-an orang
○ 4 orang sedang berada di dalam tangki kapal tak sempat menyelamatkan diri
○ sedang melakukan pembersihan, sandblasting dan juga pengelasan pipa.
Diduga, akibat pengelasan pipa, tabung elpiji dan juga lambung kapal di
bagian dalam memanas hingga menimbulkan ledakan.
● Kemungkinan Penyebab
○ Uap Thinner
● Kerugian
○ Manusia: 4 pekerja tewas (1 tidak ditemukan karena tenggelam), 16 Luka
○ Material: ????
● Masa Pemulihan
○ Fasilitas: 8 bulan
○ Pekerja: 3 bulan
COST & BENEFIT ANALYSIS (CBA)
● Case 1 - Tongkang Meledak
○ Consequences:
■ Investasi pembuatan tongkang: Rp. 8.500.000.000
■ Value Tongkang / Month: Rp. 450.000.000 x 8 bulan
(pemulihan) = Rp. 3.600.000.000
■ Santunan korban / orang:
● Kematian/korban = Rp. 3.000.000 x 48 (BPJS) = Rp.
144.000.000.
● Untuk 3 korban = Rp. 432.000.000
■ Gaji korban cedera tanpa kerja/ bulan / orang: Rp.
3.000.000. Untuk 16 korban selama 3 bulan:
Rp. 144.000.000 Total
Rp. 12.676.000.000
COST & BENEFIT ANALYSIS (CBA)
● Case 1 - Tongkang Meledak
○ Investasi:
■ Training Fire Safety / orang: Rp. 5.000.000.
Untuk pekerja sejumlah 20 orang, maka
biaya menjadi Rp. 100.000.000
■ Konsultasi FERA / Pack : Rp. 30.000.000
■ Gas Detector: Rp. 25.000.000
■ Blower / Ventilation system: Rp. 50.000.000
■ Ansuransi (0.1 - 0.2 % dari business value):
est. Rp. 50.000.000
Total
Rp. 255.000.000
COST & BENEFIT ANALYSIS (CBA)
● Case 1 - Tongkang Meledak
○ Analisa

Investasi Impact
Total Total
Rp. 255.000.000 Rp. 12.676.000.000
DASAR HUKUM PROTEKSI KEBAKARAN
 UNDANG UNDANG No. 28 Thn 2002 :
Bangunan Gedung;
 UNDANG UNDANG No. 1 Thn 1970 :
KESELAMATAN KERJA;
 PERATURAN MENTERI PU No. 24/PRT/2008 :
Tentang Pedoman Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan
Gedung
 PERATURAN MENTERI PU No 26/PRT/M/2008 :
Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Bangunan
Gedung dan Lingkungan;
 KEPMENAKER No 186 /1999 :
UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI TEMPAT KERJA;
 PERMENAKER No.4 /1980
SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN
ALAT PEMADAM API RINGAN
 PERATURAN DAERAH
 PERATURAN GUBERNUR/PERBUP/PERWALI
SNI atau Standard Lainnya
1. SNI no 03-3989-2000 Standar Sistem Sprinkler
2. SNI no 03-1745-2000 Standar Sistem Pipa Tegak dan Slang Kebakaran
3. SNI no 03-3985-2000 Standar Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran
4. SNI 03-1736-2000 Standar Perencanaan Sistem Proteksi Pasif
5. SNI no 03-1746-2000 Standar Sarana Jalan Ke Luar
6. SNI no 03-6571-2000 Standar Sistem Pengendalian Asap
7. SNI no 03-1735-2000 Perencanaan Akses ke Bangunan dan Lingkungan
8. SNI no 03-6570-2000 Standar Instalasi Pompa Kebakaran
9. SNI no S-1-2000 Standar Pasokan Air untuk Pemadam Kebakaran
10. SNI no 03-1756-89 Standar pemasangan APAR
11. SNI no 19-6772-2002 Standar FM-200
12. SNI no 04-0225-2000 Standar PUIL
13. SNI 03-6464-2000 Standar penanggulangan keadaan darurat
14. NFPA… DLL
Undang Undang Bangunan Gedung No.28/2002
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
(PASAL 7 – 33)
 Status hak atas tanah
 PERSYARATAN ADMINISTRATIF  Status kepemilikan tanah
 Izin Mendirikan Bangunan

 Peruntukan dan intensitas bang.


 PERSYARATAN TATA  Arsitektur bangunan gedung
BANGUNAN  Pengendalian dampak lingkungan

 Persyaratan keselamatan
 PERSYARATAN KEANDALAN  Persyaratan kesehatan
BANGUNAN  Persyaratan kenyamanan
 Persyaratan kemudahan

 PERSYARATAN BANGUNAN
GEDUNG FUNGSI KHUSUS

11
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG (2)

3.1 PERSYARATAN KESELAMATAN


o Kemampuan bangunan gedung mendukung beban
o Kemampuan mencegah dan
menanggulangi kebakaran
o Kemampuanpenanggulangan
bahaya petir

3.2 PERSYARATAN KESEHATAN


o Persyaratan sistem penghawaan
o Sistem pencahayaan dalam bangunan
o Persyaratan sanitasi
o Persyaratan penggunaan bahan bangunan

SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN 12


PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG (3)

3.3 PERSYARATAN KENYAMANAN


o Kenyamanan ruang gerak
o Hubungan antar ruang
o Persyaratan kondisi udara dalam ruang
o Kenyamanan pandangan
o Kenyamanan tingkat getaran dan bising

3.4 PERSYARATAN KEMUDAHAN


o Kemudahan hubungan dalam bangunan
o Persyaratan kelengkapan sarana & prasarana
o Persyaratan aksesibilitas
o Akses evakuasi dalam keadaan darurat

SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN 13


PEMBAGIAN KEWENANGAN SUB URUSAN KEBAKARAN
Undang Undang No. 23/2014
 DINAS PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN
NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5

2 KEBAKARAN a. STANDARDISASI PENYELENGGARAAN a. PENCEGAHAN,


SARANA DAN PEMETAAN PENGENDALIAN,
PRASARANA RAWAN KEBAKARAN. PEMADAMAN,
PEMADAM PENYELAMATAN, DAN
KEBAKARAN. PENANGANAN BAHAN
b. STANDARDISASI BERBAHAYA DAN BERACUN
KOMPETENSI DAN KEBAKARAN DALAM DAERAH
SERTIFIKASI TENAGA KABUPATEN/KOTA.
PEMADAM b. INSPEKSI PERALATAN
KEBAKARAN. PROTEKSI KEBAKARAN.
c. PENYELENGGARAAN c. INVESTIGASI KEJADIAN
SISTEM INFORMASI KEBAKARAN.
KEBAKARAN. d. PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DALAM
PENCEGAHAN KEBAKARAN.
PROSEDUR PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS DAMKAR

Rekomendasi teknis damkar adalah bagian dari


persyaratan dokumen SLF (aspek keselamatan
pada bangunan)

Permohonan ke Pemda
DIAGRAM PEMERIKSAAN BERKALA
(dilakukan oleh Dinas Damkar)
Pemeriksaan Berkala
Oleh Tim Dinas Damkar

Hasil Pemeriksaan

Rekomendasi Perbaikan
Sertifikat Laik Pakai
PERATURAN DAERAH
Bangunan gedung wajib dilengkapi :
 Sarana penyelamatan jiwa
 Akses pemadam kebakaran
 Sistem proteksi kebakaran Aktif
 Sistem proteksi kebakaran Pasif
 Manajemen keselamatan kebakaran
Gedung (MKKG)
FIRE SAFETY TRIANGLE

FIRE FIRE
FUEL FSM

FIRE FIRE
FEP Human Lives
Segitiga Keselamatan Jiwa

Sistem Proteksi Aktif : Proteksi


- Sistem deteksi dan alarm kebakaran Proteksi
Pasif
- Alat pemadam api ringan Aktif
- Automatic sprinkler system, hydrant, hose-reel
- Pemadam api khusus
- Sarana bantu : sumber air – pompa - genset
Fire Safety
Sistem Proteksi Pasif: Management
Membatasi bahan-bahan mudah terbakar
Struktur tahan api & kompartemenisasi
Penyediaan sarana evakuasi untuk penghuni
Penyediaan kelengkapan penunjang evakuasi
Kondisi halaman bangunan & akses pemadam

Fire Safety Management :  ERT/P2K3/Organisasi Gawat Darurat


Manajemen Sistem Penanggulangan Kebakaran (MSPK)/(FSM) adalah segala upaya memobilisasi
personil, pemanfaatan biaya, penggunaan bahan, peralatan dan metoda termasuk informasi untuk
pencegahan dan penanggulangan terhadap kebakaran dan bahaya terkait lainnya yang sewaktu-waktu
terjadi di bangunan gedung/industri
PROTEKSI KEBAKARAN
• Sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan
lingkungan

 sistem yang terdiri atas peralatan, kelengkapan dan sarana, baik


yang terpasang maupun terbangun pada bangunan yang
digunakan baik untuk tujuan sistem proteksi aktif, sistem proteksi
pasif maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka melindungi
bangunan dan lingkungannya terhadap bahaya kebakaran
( Permen Pu 26/2008).
21

PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG

Kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan


menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir

KESELAMATAN
Meliputi persyaratan sistem
penghawaan, pencahayaan,
sanitasi, dan penggunaan
KESEHATAN
bahan bangunan gedung

meliputi kenyamanan ruang gerak dan


hubungan antarruang, kondisi udara
UU BG KENYAMANAN
dalam ruang, pandangan, serta tingkat
28/2002 getaran dan tingkat kebisingan

meliputi kemudahan hubungan ke, dari, dan di


dalam bangunan gedung, serta kelengkapan
Pasal 17 KEMUDAHAN
prasarana dan sarana dalam pemanfaatan
bangunan gedung
22

KEANDALAN KESELAMATAN PADA BANGUNAN GEDUNG

UUBG
28/2002
Pasal 19

SISTEM PROTEKSI AKTIF SISTEM PROTEKSI PASIF


meliputi kemampuan stabilitas
Meliputi kemampuan peralatan
struktur dan elemennya, konstruksi
dalam mendeteksi dan tahan api, kompartemenisasi dan
memadamkan kebakaran, pemisahan, serta proteksi pada
pengendalian asap, dan bukaan yang ada untuk menahan
sarana penyelamatan dan membatasi kecepatan
kebakaran. menjalarnya api dan asap
kebakaran
Sistem Proteksi Aktif dan Pasif
Sistem proteksi aktif Sistem proteksi pasif

• Sistem deteksi & alarm. • Batasi pemakaian bahan


• Alat pemadam api ringan mudah terbakar
• Sistem hidran/hose reel • Jarak aman antar bangunan
• Sistem sprinkler otomatis • Struktur tahan api
• Sarana pendukung (pompa • Sistem kompartemenisasi
kebakaran, genset, water • Perlindungan bukaan (fire
supply systems) stop, shutter, damper)
• Sistem pemadam khusus • Sarana jalan ke luar
(alt.halon, inergen dll) • Penandaan/penunjuk arah
• CO2 system, foam system • Site planning for firesafety
• Water spray systems • Akses petugas pemadam
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF

1. FUNGSI DETEKSI DINI

Fixed temperatur Flame Detector


Smoke Detector Heat Detector

2. FUNGSI PEMADAMAN KEBAKARAN

Hidran kebakaran Sprinkler APAR Instalasi pemadam khusus


• Detektor Asap • Detektor Asap
• Detektor panas • Detektor panas Fixed Temperatur
(ROR) • Flame Fetektor
Mulai menimbulkan Asap

Peningkatan temperatur

PENYALAAN AWAL
Aktifitas menimbulkan

menimbulkan Bara

TITIK PENYALAAN

PENYALAAN TOTAL
( Flash Point)

PERTUMBUHAN
panas

PENURUNAN
• Apar • Apar • Springkler
• Pemadam api khusus • Pemadam api khusus • Hidran
• Local aplication • Local aplication • Unit Pemadam
• Springkler • Proteksi Pasif
• Hidran
ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref :
Pert. Menaker No Per-04/Men/1980

• DAPAT DIOPERASIKAN SATU ORANG


• UNTUK PEMADAMAN MULA KEBAKARAN
• SEBATAS VOLUME API KECIL

HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA


• MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL
• KONDISI BAIK
• SETIAP ORANG DAPAT
MENGOPERASIKAN DENGAN BENAR,
TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA.
JENIS MEDIA PEMADAM

JENIS BASAH JENIS KERING


- AIR - DRY POWDER
- CO2
- BUSA
- CLEAN AGENT
WATER

POWDER
FOAM

HALON
Alat Pemadam Api Ringan
1. Peraturan Menteri PU no. 26/prt/2008
2. SNI 19-6772-2002 : Tata cara sistem pemadam api FM 200 (
hfc-227 ea)
3. SNI 03-3987-1995 : Tata cara perencanaan, pemasangan
pemadam api ringan untuk pencegahan bahaya kebakaran
pada bangunan rumah dan gedung
4. SNI 03-3988-1995 : Pengujian kemampuan pemadaman
dan penilaian alat pemadam api ringan
5. SNI 19-0180-1987 : Tabung pemadam api portable
6. Perda No. 8 /2008
7. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.99/ 2004
Petunjuk Pelaksananaan Pengujian APAR di DKI Jakarta
PENEMPATAN APAR

APAR harus dilakukan pemeliharaan pada jangka waktu tidak lebih dari 1 Tahun
(Permen PU 26/2008 point 5.6.6.8.3.1)
TERHALANG
TERSEMBUNYI
SALAH PENEMPATAN
DISIMPAN DIGUDANG
TERLALU JAUH

PEMADATAN
PENGGUMPALAN
KURANG PERAWATAN
SUKU CADANG RUSAK
MACET

KEGAGALAN JENIS
TABUNG SALAH PEMILIHAN
PEMADAM API UKURAN

TABUNG
CATRIDGE
BOCOR PRESSURE GAUGE
RING KARET TABUNG
RING KARET VALVE

MENGUMPULKAN
TABUNG KOSONG
TUNDA REFILL
MENUNGGU PO`
Sistem Pipa tegak dan slang kebakaran
serta hidran halaman
 PERMEN PU No. 26/PRT/M/2008 Chapter 5.2.
 SNI 03-1745-2000
1. Sumber air
2. Perpipaan
3. Pompa Kebakaran
4. Slang Kebakaran
RUANG POMPA
1. Dilengkapi Lampu penerangan Darurat
2. Di lengkapi komunikasi darurat
3. Tersedia Ventilasi mekanik (exhouse fan)
4. Disediakan pelindung telinga
5. Dilantai dibuat Tali Air ke sumpit
6. Ruang Gerak untuk pengujian dan perawatan
7. Terawat kebersihannya
8. Ujung Knalpot Pompa Diesel harus ke luar bangunan
PERGUB 92/2014 Pasal 77
• Kualitas air harus yang baik
• Penempatan sumber air harus berdekatan dengan pompa
• Tidak digabung dengan penggunaan domistik
• Perlu diketahui bahwa penyedia air untuk bangunan gedung harus mampu memenuhi
kebutuhan pemadaman hingga minimum *45 menit s/d 60 Menit dihitung dari kapasitas
pompa terpasang.
* 45 menit untuk Bangunan Klasifikasi Bahaya Kebakaran Ringan dan Sedang
* 60 menit untuk Bangunan Klasifikasi Bahaya Kebakaran Berat

Contoh : jika pompa terpasang 750 USGPM (2.839 liter/menit) maka volume reservoir yang
dibutuhkan adalah 2.839 x 45 menit =127.755 liter atau  128 m3.
( ket: 1 USGPM = 3,785 liter/menit)
PANEL KONTROL POMPA
PERGUB 92/2014 Pasal 77

A. Satu Panel melayani satu pompa


B. Dapat menghidupkan pompa secara otomatis.
C. Tidak terkait sistem kontrol lainnya.
D. Berdekatan dan mudah dijangkau dari pompa
E. Mempunyai selector switch auto-Off- Manual.
F. Panel Berwarna Merah

Selector
Kabel Tahan Api ( FRC) switch
POMPA KEBAKARAN
 Jumlah Pompa 1 set terdiri dari Jocky, Main Pump, Diesel Pump. (Pergub
93/2014 Pasal 92)
 Pompa untuk sistem Hidran minimal 500 USGPM
 Jika digabung dengan sistem hidran dan springkler minimal 750 USGPM
Spesifikasi pompa pada nameplate

Jockey pump
Fire pump

Fire pump

1. Catat data pompa


Merk/Type,
Kapasitas (Q) satuan USGPM, m3/H, m3/S, liter/menit
Head (H) satauan Meter, feet, Psi, Bar, TDH
Daya (Kw), Putaran (RPM),
Tekanan air
Batas Tekanan Pipa
- Slang 1 ½ Inchi Terdekat 6,9 Bar / 100 Psi
- Slang 1 ½ inchi terjauh 4,5 Bar / 65 Psi
- Slang 2 ½ Inchi Terdekat 12,1 Bar / 175 Psi
- Slang 2 ½ inchi terjauh 6,9 Bar / 65 Psi
Siamesse Connection
- Perhatikan kondisi Kopling dan jenisnya harus sama dengan kopling Unit Damkar
- Mudah dijangkau oleh unit Damkar jarak paling jauh 18 Meter dari akses mobil
- Tanda lantai yang dilayani oleh Siamesse tersebut
- Langsung terhubung ke jaringan hidrang dan springkler, BUKAN ke reservoir
- untuk pipa 4 inchi siamesse tipe 2 masukan, dan pipa 6 inchi tipe 4 masukan
SISTEM DETEKSI DAN ALARM KEBAKARAN.

Sistem ini meliputi sistem deteksi dan alarm kebakaran,


sistem komunikasi suara darurat dan sistem tata suara yang
digunakan pada keadaan darurat.

Detektor ( detektor Asap, panas, nyala api, gas)

Sistem tata suara


Alat yang berbunyi
- Pengumuman tanda
(audible)
bahaya
- Bell Alarm

Alat yang tampak Baterai panel Fire


(visible) Alarm
- Lampu indikasi Alarm

Panel kontrol Alarm


SISTEM ALARM KEBAKARAN
• Sistem alarm kebakaran (Fire Alarm System) pada suatu
tempat atau bangunan digunakan untuk pemberitaan kepada
pekerja/penghuni dimana suatu bahaya bermula.
• Sistem alarm kebakaran (Fire Alarm System) dilengkapi
dengan tanda atau alarm yang bisa dilihat atau didengar
• Penempatan alarm kebakaran biasanya pada koridor/gang-
gang dan jalan dalam pabrik/industri.
• Sistem alarm kebakaran ini dapat dihubungkan secara manual
ataupun otomatis pada alat-alat seperti sprinkler system,
detektor panas, detektor asap.
• Komponen alat ini terdiri.
• master control fire alarm (manual station, seperti panel box,
pilar box, break glass, dll).
• Alarm bell.
• Detektor panas, detektor asap, detektor nyala.
+
DETEKTOR AUDIBLE ALARM

INPUT
Nyala

Panas VISIBLE ALARM

Asap

OUTPUT

HYDRANT
ANN
MCFA
PRESURIZED FAN

ZONE MODULE
ANNOUNCIATOR DETECTOR
EOL

AHU Interkoneksi

PINTU OTOMATIK

PANEL KONTROL
UTAMA
LIF KEBAKARAN
JENIS DAN TIPE DETEKTOR
•ULTRA VIOLET
Nyala
•INFRA RED

Panas •FIXED TEMPERATURE


•RATE OF RISE

Asap •IONIZATION
•OPTIC
Manual
•Push bottom
•Full down
•break glass
Komponen jalan keluar terdiri dari :
• Pintu
• Tangga
• Ruang tertutup kedap asap
• Eksit horizontal
• Ramp
• Jalan terusan eksit
• Eskalator & travelator
• Tangga penyelamatan terhadap kebakaran
• Tangga panjat penyelamatan kebakaran
• Alat penyelamatan luncur
• Peralatan anak tangga bergantian
• Daerah tempat perlindungan
Sarana Penyelamatan Jiwa
SARANA JALAN KELUAR
 Di tiap lantai sedikitnya harus ada2 eksit
 Jumlah eksit ditentukan oleh jumlah
pengguna atau penghuni bangunan
 Jarak antar 2 eksit adalah > setengah jarak
diagonal
 Jarak tempuh 30 m (tanpa sprinkler) dan 45m
dengan sprinkler
 Pintu kebakaran harus membuka ke luar
 Pintu kebakaran harus tahan api (fire rated)
sesuai standar
 Pintu ke luar akhir harus ke halaman luar
 Tangga kebakaran harus menerus
Tangga
• Setiap tangga penyelamatan terhadap kebakaran kedap asap
harus memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI 03-1746-edisi
terakhir tentang Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan
Sarana Jalan Keluar Untuk Penyelamatan Terhadap Bahaya
Kebakaran Pada bangunan Gedung.
• Tangga luar harus dilengkapi dengan pagar pengaman setinggi
minimum 1,2 m.
• Injakan anak tangga harus padat, kecuali untuk pembuangan
air selebar 2,5 cm.
• Bagian konstruksi tangga yang terbuat dari logam harus di
bungkus dengan pasangan bata atau beton atau diberi lapisan
tahan api dan kedap air.
Pengamanan Rute
• Bebas dari barang-barang yang menggangu
• Koridor, terowongan, tangga darurat harus merupakan daerah aman
sementara dari api, asap dan gas tahan api minimal 1 jam
• Penerangan berdiri sendiri tidak tergantung pada sumber utama
• Arah menuju exit dipasang petunjuk yang jelas
• Pintu keluar darurat harus di beri tulisan :

PINTU DARURAT

EMERGENCY EXIT

• Warna tulisan hijau diatas dasar putih tembus cahaya dan dibagian
belakang tanda tersebut dipasang dua buah lampu pijar yang selalu
menyala
AKSES PEMADAM KEBAKARAN
1. AKSES MENCAPAI BANGUNAN GEDUNG
Akses ke lokasi bangunan gedung
• Jumlah dan lebar pintu masuk
• Tinggi portal harus lebih tinggi
dari mobil Damkar (minimal 4,5 Meter)

A. Tinggi portal 5 meter


B. Lebar pintu masuk 6 meter
C. Radius putaran luar 10,5 meter
D. Perkerasan mampu menahan 44 ton

3. Jalur akses Dibuat sedatar mungkin kemiringan tidak melebihi 1 : 8,3


4. Lebar perkerasan 6 m dan panjang 15 meter
PENANDAAN JALUR
1. Penandaan dipasang paling sedikit setiap jarak 3 m
pada kedua sisi jalur.
tinggi huruf tidak kurang dari 50 mm, warna putih diatas
dasar hijau
Tulisan :

“ JALUR PEMADAM KEBAKARAN – JANGAN DIHALANGI”


2. Perkerasan menahan beban statis mobil pemadam
kebakaran .

Pergub DKI 200/2015 - PERMEN PU no 26/PRT/M/2008


PEMELIHARAAN, PERAWATAN, DAN PEMERIKSAAN
SECARA BERKALA

 pemilik dan pengguna bangunan


gedung mempunyai kewajiban
melaksanakan pemeriksaan secara
berkala atas kelaikan fungsi bangunan
gedung. (UUBG 28/2002)

 Dalam upaya pencegahan dan


penanggulangan bahaya kebakaran
pemerintah daerah berwenang
melakukan inspeksi atau pemeriksaan
terhadap alat-alat pemadam kebakaran
yang terdapat pada bangunan.
(Perda Kab. Bandung 7/2009)

 Pemeriksaan/pengujian berkala terhadap


sistem proteksi kebakaran dilakukan oleh
Dinas.
( PerBup Bandung Nomor 13 tahun 2010)
KEWAJIBAN PEMERIKSAAN
BANGUNAN GEDUNG

1. Pemeriksaan secara berkala oleh pemilik,


pengguna dan/atau badan pengelola bangunan
gedung dengan menunjuk Pengkaji teknis.
2. Dilaporkan oleh pemilik, pengguna dan/atau
badan pengelola bangunan gedung kepada dinas
setiap tahun.
3. Pengkaji Teknis diketuai oleh seseorang Fire
Safety Manager yang telah mempunyai sertifikat
keahlian keselamatan kebakaran dari Asosiasi
Profesi yang terakreditasi Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP) dan harus terdaftar
pada Dinas
• PEMELIHARAAN, PERAWATAN, DAN
PEMERIKSAAN SECARA BERKALA

ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)


 Alat pemadam api ringan meliputi alat pemadam
portabel/jinjing dan yang memakai roda

• Inspeksi/pemeriksaan harus dilakukan pada saat


pertama kali dipasang/digunakan, dan selanjutnya
setiap bulan.

• Pemeliharaan harus dilakukan setiap tahun oleh


manufaktur, perusahaan jasa pemeliharaan alat
pemadam api ringan, atau oleh personil yang terlatih

• Prosedur pemeliharaan harus termasuk pemeriksaan menyeluruh


dari elemen dasar alat pemadam api ringan
• Bagian mekanikal dari semua alat pemadam api ringan.
• Media pemadam.
• Cara penghembusan media pemadam
PEMELIHARAAN APAR
APAR harus diperiksa 2 (dua) kali dalam setahun :
• Pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan
• Pemeriksaan dalam jangka 1 (satu) tahun
• Uji tekan tabung pemadam:
– 5 (lima) tahun sekali, kecuali jenis CO2 uji tekan pertama
10 tahun dan selanjutnya 5 tahu,
– dengan tekanan uji tekan selama 30 detik
– uji tekan :sebesar 20 kg/cm2 untuk jenis busa dan cairan
dan uji tekan dan 1.5 kali tekanan kerja untuk store
prsessure dan CO2
PEMERIKSAAN VISUAL
• Pemeriksaan visual adalah untuk melihat bahwa alat pemadam api
berada di tempatnya, tidak terhalang dan dapat terlihat dengan jelas.
• Pemeriksaan alat pamadam ini meliputi hal-hal berikut:
– memastikan alat pemadam berada pada tempatnya. Bila alat pemadam api
terpakai atau diambil untuk perawatan, alat pemadam api sebagai
penggantinya harus ditempatkan. Pemeriksaan ini juga untuk meyakinkan
bahwa alat pemadam api sesuai dengan bahaya disekitarnya.
– Memastikan bahwa jalan menuju dan pandangan ke alat pemadam api
tersebut tidak terhalang.
– Memastikan bahwa cara pengoperasian alat pemadam jelas terlihat.
– Memastikan bahwa petunjuk tekanan berada dalam batas normal. Bila
jarum tidak menunjukkan batas normal, alat pemadam api harus diganti
atau diisi kembali.
– Setiap diketahui ada kerusakan fisik (karat, slang pecah, dll) pada alat
pemadam, maka harus segera diganti.
• Pemeriksaan di tempat (Visual inspection) ini dilakukan sesering
mungkin atau paling lama satu kali dalam sebulan untuk setiap alat
pemadam api ringan.
PEMELIHARAAN APAR
Ref. : Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. Per -04/Men/1980
Pemeriksaan
Uraian
1 bl. 6 bl. 1 th.

Chek : Penempatan, .

Chek : keadaan fisik cacat/karat .


Chek : Keadaan tekanan .
Chek : keadaan media .
Chek : tanggal pengisian ulang .
Chek : kelengkapan .
Chek : label .
ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

Banyak barang Pemasangan tidak


menghalangi akses ke APAR memenuhi syarat

Akses yang terhalangi


utk ambil APAR
ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

Pengukur menunjukkan
low pressure

Pin APAR rusak/hilang Tabung APAR rusak


• PEMELIHARAAN, PERAWATAN, DAN
PEMERIKSAAN SECARA BERKALA

SISTEM PIPA TEGAK DAN SLANG KEBAKARAN


SERTA HIDRAN HALAMAN

 Sistem ini meliputi pompa kebakaran dan motor penggeraknya, dan alat
kontrol serta perpipaan

01 02 03 04 05 06

Hidran Hidran pilar dan


Perpipaan & Suction Gedung siamesse
Pompa Kontrol sambungan
Kebakaran tekanan • Foot valve • Slang connection
• pipa • Y strainer • Nozzle
• Panel • Valve • valve
• Pressusre switch • Vortex inhibitor • Gate
• Seal • Flexible joint • Sambungan
• Beraing • Pressure gauge • Katup Valve
• Seal • seal
• Oil • sambungan
• sambungan.
• Battery
• PEMELIHARAAN, PERAWATAN, DAN
PEMERIKSAAN SECARA BERKALA

SISTEM SPRINKLER OTOMATIS


Sistem ini meliputi perpipaan dan gantungan, katup,
kepala springkler serta pompa kebakaran khusus
springkler
Peralatan alarm aliran
Penunjuk air meliputi bel motor air
tekanan dan mekanik dan saklar
Pompa kontrol tekanan aliran (flow switch)
kebakaran
khusus sprinkler

Kepala springkler Pemipaan dan Sambungan


harus fiting termasuk alat pemadam kebakaran
pengurang tekanan (siamese)
Contoh Akibat Kelalaian kurang inspeksi dan perawatan

Hidran pilar
Pompa dan
Kebakaran siamesse
Foot valve
connection

Sambungan pemadam kebakaran (siamese) harus diinspeksi setiap


tiga bulan (kwartal)
Contoh Akibat Kelalaian kurang inspeksi dan perawatan

 Kondisi didalam perpipaan springkler

Flow switch
• PEMELIHARAAN, PERAWATAN, DAN
PEMERIKSAAN SECARA BERKALA

Sarana jalan ke luar / Sarana penyelamatan Jiwa


(means of access)
 Setiap lantai harus terpasang sarana jalan keluar
paling sedikit 2 titik SJK.
• Penghuni sd 500 orang 2 SJK
• 500 sd 1000 orang 3 SJK
• Diatas 1000 minimal 4 SJK

 Sarana jalan keluar meliputi eksit, eksit ke akses dan exit


pelepasan, tanda jalan ke luar, penerangan darurat dan fan
presurisasi tangga kebakaran
 Inspeksi harus dilakukan secara berkala setiap bulan, atau lebih
sering tergantung kondisi.

1. Pintu, Tangga kebakaran


2. Koridor yang digunakan sebagai jalur untuk ke luar
3. Eksit pelepasan di lantai dasar yang menuju ke jalan
umum atau tempat terbuka di luar bangunan
4. Tanda eksit dan Penerangan darurat
Hendi Kurniawan, ST., MM
Kepala Bidang Pencegahan
Dinas Pemadam Kebakaran dan
Penyelamatan Kab. Bandung

Hp/WA. 081809821113
Email : hendikur@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai