Anda di halaman 1dari 108

SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

• Pengenalan sistem proteksi kebakaran aktif


dan pasif
• Macam-macam sistem proteksi kebakaran
aktif dan pasif
Bahwa untuk menanggulangi kebakaran di tempat
kerja, diperlukan adanya peralatan proteksi kebakaran
yang memadai, petugas penanggulangan kebakaran
yang ditunjuk khusus untuk itu, serta dilakukannya
prosedur penanggulangan keadaan darurat.
Sistem proteksi kebakaran aktif
Sistem proteksi kebakaran yang secara lengkap terdiri atas sistem
pendeteksian kebakaran baik manual ataupun otomatis, sistem pemadam
kebakaran berbasis air seperti springkler, pipa tegak dan slang
kebakaran, serta sistem pemadam kebakaran berbasis bahan kimia,
seperti APAR dan pemadam khusus.

Sistem proteksi kebakaran pasif


Sistem proteksi kebakaran yang terbentuk atau terbangun melalui
pengaturan penggunaan bahan dan komponen struktur bangunan,
kompartemenisasi atau pemisahan bangunan berdasarkan tingkat
ketahanan terhadap api, serta perlindungan terhadap bukaan

Ref : Per Men P.U. No.26/PRT/M/2008


TentangPersyaratanTehnis Sistem ProteksiKebakaranPada Bangunan Gedungdan Lingkungannya
Sistem Proteksi Kebakaran Aktif
Adalah komponen dan sub-sub komponen yang
dirangkai dengan suatu tujuan memberi peringatan
dini baik kepada penghuni maupun kepada
petugas, bila di suatu area tertentu adanya indikasi
kebakaran atau terjadi kebakaran.

Suatu Sistem yang memiliki fungsi untuk mendeteksi


secara dini adanya suatu kebakaran awal.
Fire Alarm dikenal memiliki 2 (dua) sistem, yaitu:
1. Sistem Konvensional.
2. SistemAddressable.

Pada sistem konvensional, setiap detector hanya berupa kontak listrik


biasa, tidak mengirimkan ID Alamat yang khusus, yaitu yang
menggunakan kabel isi dua untuk hubungan antar detector ke
detector dan ke Panel.

Titik akhir tarikan kabel disebut dengan istilah End-of-Line (EOL). Di


titik inilah detector fire terakhir dipasang dan di sini pulalah satu loop
dinyatakan berakhir (stop).
Sistem Addressable (Alamat)
Pada sistem ini setiap detector memiliki alamat sendiri-
sendiri untuk menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titik
kebakaran sudah diketahui dengan pasti, karena panel bisa
menginformasikan deteksi berasal dari detector yang
mana. Sedangkan sistem konvensional hanya
menginformasikan deteksi berasal dari Zone atau Loop,
tanpa bisa memastikan detector mana yang mendeteksi.
• ULTRA VIOLET
Nyala
• INFRA RED

• FIXED TEMPERATURE
Panas
• RATE OF RISE

Asap • IONIZATION
• OPTIC

Manual • Push bottom


• Full down
• break glass
JENIS DAN TIPE DETEKTOR

1). Detektor Asap (smoke detector)


Detektor yang bekerjanya berdasarkan terjadinya akumulasi asap
dalam jumlah tertentu.

Ada 2 tipe detektor asap (smoke detector)


a) Detektor asap Photo-elektrik
Contoh bentuk smoke detektor Optik

b) Detektor asap Ionisasi

Contoh bentuk smoke detektor Ionisasi


Jenis Smoke Detector:
a. Photoelectric Type Smoke Detector (Optical) yang bekerjanya berdasarkan
pembiasan cahaya lampu LED di dalam ruang detector oleh adanya asap yang
masuk dengan kepadatan tertentu.

Saat kepadatan asap (smoke density) sudah memenuhi ambang batas


(threshold), rangkaian elektronik yang terdapat didalam smoke detector akan
aktif. Karena berisi rangkaian elektronik smoke detector membutuhkan
tegangan.

Light-emitting Diode (LED)


Jenis Smoke Detector:
b. Ionisation Smoke Detector yang bekerjanya berdasarkan tumbukan partikel asap
dengan unsur radioaktif amercium di dalam ruang detector (smoke chamber).

Amerisium adalah unsur kimia sintetik dalam sistem periodik unsur yang memiliki lambang Am dan nomor atom
95. Nama elemen ini diambil dari naman negara Amerika sementara penggunaanya antara lain adalah sebagai
detektor asap. Saat ada asap masuk melalui celah depan, asap akan bereaksi dengan Amerisium dan
menimbulkan arus listrik dan alarm akan menyala.
IONISATION SMOKE
DETECTOR
Alat pengindra ini memiliki komponen

 Ruang deteksi dengan ini dilengkapi dengan bahan radioaktif yang diberi
muatan listrik sehingga memancarkan ion positif dan ion negatif dengan
muatan yang seimbang.
 Rangkaian electronic contact .

 Cara kerja detektor ini bila terjadi kebakaran yang kemudian ada asap
yang memasuki ruang deteksi maka partikel-partikel asap tersebut
mempengaruhi perubahan nilai ion diruang deteksi tersebut
mengakibatkan rangkaian elektronic contact menjadi aktif dan alarm
berbunyi .

Biasanya alat ini digunakan apabila dibutuhkan


deteksi seawal mungkin untuk suatu ruangan seperti
ruang computer, arsip dan lain2 , sehingga pada
ruangan tersebut tidak diperkenankan merokok.
PHOTO ELECTRIC SMOKE DETECTOR PEKA CAHAYA

Alat detector ini memiliki komponen :

 Ruang deteksi yang dilengkapi dengan pemancar cahaya infra merah


dan penerima cahaya infra merah .

 Rangkaian electronic contact .


 Prinsip kerja detector ini bila terjadi kebakaran sehingga asap
memasuki ruang deteksi maka partikel asap tersebut memantulkan
cahaya infra merah yang dipancarkan oleh tranmitter sehingga
dapat tertangkap oleh receiver yang mengakibatkan rangkaian
electronic contact menjadi aktif dengan demikian alarm berbunyi.
JENIS DAN TIPE DETEKTOR
2) Detektor Panas (heat detector)
Detektor yang bekerjanya berdasarkan pengaruh panas
(temperatur) tertentu

a. Detektor Panas Rate Of Rise (ROR)


Mampu mendekteksi dengan cepat terhadap kenaikan suhu 12-15OC
dalam 1 menitnya. ROR banyak digunakan karena detector ini bekerja
berdasarkan kenaikan temperatur secara cepat di satu ruangan kendati
masih berupa hembusan panas. Umumnya pada titik 55 OC - 63 OC sensor
ini sudah aktif dan membunyikan alarm bell kebakaran.
JENIS DAN TIPE DETEKTOR

b. Heat Detector Fixed Temperature


Berbeda dengan ROR, maka Fix Temperature baru mendeteksi pada derajat panas
yang langsung tinggi. Oleh karena itu cocok ditempatkan pada area yang
lingkungannya memang sudah agak-agak "panas", seperti: ruang genset,
basement, dsb.
JENIS DAN TIPE DETEKTOR

Detektor Nyala Api (Flame detector)


Flame detector merupakan alat optik yang digunakan untuk mendeteksi nyala
api. Prinsip kerja dari alat ini adalah mendeteksi radiasi infra-red atau ultraviolet
dari api yang menyala. Flame Detektor umumnya akan merespon jauh lebih
cepat misalnya terjadi kebakaran yang diakibatkan oleh gas dan cairan yang
mudah dibakar.
Conventional Fire Alarm Control Panel

Dalam sistem alarm, panel berfungsi sebagai pusat


pengendali semua sistem dan merupakan inti dari
semua sistem alarm

Panel Fire Alarm memiliki kapasitas zone, misalnya 1 Zone, 5 Zone, 10 dan seterusnya.
Pemilihan kapasitas panel disesuaikan dengan banyaknya lokasi yang akan diproteksi, selain
tentu saja pertimbangan soal harga. Di bagian depannya tertera sederetan lampu indikator
yang menunjukkan aktivitas sistem. Kesalahan sekecil apapun akan terdeteksi oleh panel ini,
diantaranya:
• Indikator Zone yang menunjukkan Lokasi Kebakaran (Fire) dan kabel putus (Zone Fault).
• Indikator Power untuk memastikan bagus tidaknya pasokan listrik pada sistem.
• Indikator Battery untuk memastikan kondisi baterai masih penuh atau sudah lemah.
• Indikator Attention untuk mengingatkan operator akan adanya posisi switch yang salah.
• Indikator Accumulation untuk menandakan bahwa sesaat lagi akan terjadi deteksi dan
sederetan indikator lainnya.
"Tiga Serangkai" dalam sistem Fire Alarm terdiri dari:
1. Manual Call Point.
2. Indicator Lamp.
3. Fire Bell.
Manual Call Point (MCP)
Fungsi alat ini adalah untuk mengaktifkan sirine tanda kebakaran
(Fire Bell) secara manual dengan cara memecahkan kaca atau
plastik transparan di bagian tengahnya. Istilah lain untuk alat ini
adalah Emergency Break Glass.

Untuk menguji fungsi alat ini tidak perlu dengan memecahkan kaca,
karena sudah tersedia tongkat atau kunci khusus, sehingga saklar
bisa tertekan tanpa harus memecahkan kaca. Kaca yang telanjur
retak atau pecah bisa diganti dengan yang baru.
Indicator Lamp
Indicator lamp adalah lampu yang berfungsi sebagai
pertanda aktif-tidaknya sistem Fire Alarm atau sebagai
pertanda adanya kebakaran. Entah kami salah kaprah atau
tidak, sebab dalam sebuah situs dikatakan

Jadi apabila demikian, maka yang dimaksud dengan Indicator Lamp pada Fire
Alarm adalah lampu yang menunjukkan adanya power pada panel ataupun
menunjukkan trouble dan atau kebakaran.

Di dalamnya hanya berupa lampu bohlam (bulb) berdaya 30V/2W atau lampu
LED berarus rendah. Oleh karena itu, dalam sistem yang normal (tidak pada
saat kebakaran) seyogianya lampu ini menyala (On). Sebaliknya apabila lampu
mati, ya tentu saja ada trouble pada power. Pada beberapa merk, indikasi
kebakaran dinyatakan dengan lampu indikator yang berkedip-kedip
Fire Bell
Fire Bell akan membunyikan bunyi alarm kebakaran yang khas. Suaranya
cukup nyaring dalam jarak yang relatif jauh. Tegangan output yang keluar dari
dari panel Fire Alarm adalah 24VDC, sehingga jenis Fire Bell 24VDC-lah yang
banyak dipakai saat ini, sekalipun versi 12VDC juga tersedia. Perlu
diperhatikan dalam pemasangan Fire Bell (pada tipe Gong) adalah kedudukan
piringan bell terhadap batang pemukul piringan jangan sampai salah. Jika
tidak pas, maka bunyi bell menjadi tidak nyaring.
Adalah suatu alat untuk
memberikan peringatan dini
kepada penghuni gedung atau
petugas yang ditunjuk,tentang
adanya kejadian atau indikasi
kebakaran di suatu bagian
gedung.

 Dengan adanya peringatan


secara dini tersebut akan
memungkinkan
penghuni/petugas dapat
mengambil tindakan
pemadaman atau melaksanakan
evakuasi jiwa maupun harta
benda .
+
DETEKTOR AUDIBLE ALARM

INPUT
Nyala

Panas VISIBLE ALARM

Asap

OUTPUT HYDRANT

ANN
MCFA
 Alat ini adalah pusat dari Fire
Alarm System yang dapat
mengontrol bekerjanya
seluruh bagian detector dan
manual station juga
memberikan instruksi pada
alarm bell, lacation indicator
lamp apabila terjadi indikasi
kebakaran.
 Biasanya alat ini dipasang
pada ruang operation atau
control room dimana
terdapat pengawasan 24
jam.
Fasilitas yang dimiliki MCFA
 Power indicator lamp :
Untuk mengetahui kondisi catu daya pada
panel
 Fire Alarm Station :
Untuk mengetahui sinyal yang diterima
dari berasal dari Manual push Button.
 Intercom :
Untuk melakukan komunikasi dengan
Annunciator atau Fire Alarm Station
 Disconnection :
untuk menunjukkan adanya kabel instalasi
yang putus pada jaringan detector.
Lanjutan........
 Accumulation :
Untuk mengetahui adanya alarm Palsu.
 Fuse Disconnection :
Untuk mengetahui adanya fuse yang
putus pada panel akibat gangguan yang
terjadi pada sistem.
 Silence :
Saklar ini berfungsi untuk mematikan
alarm bell.
 General alarm :
Untuk mengaktifkan bell pada seluruh
area gedung apabila keadaan darurat.
 Battery Check :
Untuk mengetahui kondisi battery back
up pada panel.
 Reset :
Untuk mengembalikan panel pada
keadaan normal.
 Alat ini adalah bagian/tambahan dari
Control Panel Fire Alarm System yang
fungsinya sebagai monitor/pengamat
tambahan hanya tidak dapat berbuat
aktif seperti Control Panel. Alat ini juga
dilengkapi dengan Alarm Bell dan
telephone jack.
 Biasanya alat ini dipakai apabila
dibutuhkan pengamat tambahan
diruangan lain seperti ruang General
Manager pada suatu hotel.
 Alat ini bekerja apabila tombol mechanic yang dilapis
oleh plastic ditekan yang mengakibatkan mechanical
contact menjadi aktif.
 Biasanya alat ini digunakan pada ruang2 umum/public
area sebagai alat diteksi manual dan untuk Manual
Alarm Station dilengkapi dengan telephone jack untuk
emergency communication.

 Alat ini bekerja apabila Main Control Fire


Alarm menjadi aktif (Control Panel akan
mensupply tegangan DC 24 volt ke Alarm
Bell).
 Biasanya alat ini juga digunakan pada ruang
umum sebagai pemberi isyarat apabila terjadi
kebakaran (untuk evakuasi).
Alarm e
 kerja apall.ila
Alat ini beB
Main Control Fire Alarm menjadi
aktif (Control Panel akan
mensupply tegangan DC 24 volt
ke Alarm Bell).
 Biasanya alat ini juga digunakan
pada ruang umum sebagai
pemberi isyarat apabila terjadi
kebakaran (untuk evakuasi).
PENGINDRA PANAS TYPE PENGEMBANGAN SUHU
(Rate Of Rise Heat Detector)
• Deteksi ini memiliki komponen:
Ruang deteksi yang dilengkapi membran
(diafragma) sebagai pendorong titik kontak tsb.

• Prinsip kerja deteksi ini bila disuatu ruangan terjadi


kebakaran sehingga terjadi perubahan suhu yg
cepat antara 70 – 100 / detik dan pemuaian udara
diruang tertutup tersebut mengakibatkan membran
terdorong naik dan dgn terdorongnya membran
sekaligus mendorong mechanical contact menjadi
aktif dan alarm berbunyi.

Biasanya alat ini digunakan sebagai alat deteksi


panas biasa untuk ruangan2 kantor, hotel, pusat
perbelanjaan dan lain2.
Smoke Detector Tester

Insert tube into Adapter.

Rotate arrow on top of


can’s nozzle to point to
center of tube’s opening.

Spray Smoke Detector


Tester at smoke detector
for one to two seconds.
Testing Duct Mounted Smoke Detectors
Extension Devices are made of sturdy aluminum and non-conductive fiberglass

Snap can into clamp on


Remove rubber Smoke Detector Tester
cap from bottom Extension Head. (Smoke
of Extension Detector Tester is shown
head (N-30) with 1490 Adapter installed
on can.)

Connect first Extension Arm (N-59) Align arrow forward on


to Extension Head (N-30) or (PH) can’s activating nozzle.
by screwing poles together
clockwise until tight.
See table below for Extension
Devices required for indicated
testing elevations.

Aim at smoke detector


and press down on
activation trigger.
Connect additional Extension
Arms, as needed, to first
Entension Arm after removing
the rubber cap
Dispense with Ladders, Heat Guns, Heat
Lamps, Hair Dryers, and Extnesion Cords
HEAT DETECTOR TESTER

Place one or two Heat Pads, depending on


the type of heat detector, into Adapter Tray
and secure with rubber bands. Dome type
and some thermister type do not require an
Adapter Tray; they need only one Heat Pad.

Fill Syringe with 2 tsp of water.


Use 1 tsp of water per Heat
Pad. Re-wet after Heat
Pad cools.

Wait 60 seconds and raise assembly making


sure Heat Pads make contact with the
detector’s sensor. Alarm should occur
within 15 seconds.
“Fire Extinguishers”
ALAT PEMADAM API RINGAN
PENGERTIAN
Suatu alat pemadam kebakaran yang dapat
dijinjing/di bawa, dioperasikan oleh satu orang,
berdiri sendiri, mempunyai berat antara 0,5 kg -16
kg dan digunakan pada pemadaman api awal.
• Dapat Dioperasikan Satu Orang
• Untuk Pemadaman Pada Mula Kebakaran
• Sebatas Volume Api Kecil

Harus siap pakai pada waktunya


• mudah dilihat dan mudah diambil
• kondisi baik
• setiap orang dapat mengoperasikan
dengan benar, tidak membahayakan
dirinya.

Referensi : Pert. Menaker NoPer-04/Men/1980


Jenis Alat Pemadam Api Ringan terdiri
 Jenis cairan (air);
 Jenis busa;
 Jenis tepung kering;
 Jenis gas (hydrocarbon berhalogen dan sebagainya);

BagianbagianARAP
A. Kebakaran bahan padat kecuali logam (Golongan A);
B. Kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar (Golongan B);
C. Kebakaran instalasi listrik bertegangan (Golongan C);
A. Kebakaran logam (Golongan D)

Referensi Permenaker No :04/MEN/1980


Media pemadam
untuk berbagai klasifikasi kebakaran

Simbol Klas
Tipe Kebakaran Bahan Pemadam
Pemadam
Bahan padat mudah
A Air, busa, pengganti halon
terbakar
Serbuk kimia kering, busa, karbon
B Cairan/gas mudah terbakar
dioksida, pengganti halon
Serbuk kimia kering, karbon dioksida,
C Peralatan listrik
pengganti halon
Serbuk kering yang diberi sodium
D Logam mudah terbakar
chloride, dan bahan grafit

Referensi Permenaker No :04/MEN/1980


Pemasangan dan Penempatan APAR

• Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan


harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat
dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta
dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan,
• Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan
harus sesuai dengan jenis dan penggolongan kebakaran,
• Penempatan antara alat pemadam api yang satu dengan
lainnya atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh
melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai
pengawas atau ahli keselamatan Kerja.
• Pada ketinggian 15 – 120 cm
• Pada suhu antara 40 C – 490 C
• Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya
berwarna merah

Referensi Permenaker No :04/MEN/1980


1. Catridge
2. Stored Pressured
3. Self Expelling

CO2

Stored
Gas
Pressure
Cartridge
Tipe Tabung Gas Catridge
Suatu pemadam yang bahan pemadamnya di dorong keluar oleh gas
bertekanan yang dilepas dari tabung gas.
Tipe Tabung Stored Pressured
Gas pendorong dan media pemadam tersimpan dalam satu
ruangan dan penyemprotan dikendalikan dari katup tekanan. Tipe
ini mempunyai keuntungan mudah diinspeksi karena dilengkapi
dengan pengukur tekanan (Pressure Gauge) yang
mengindikasikan siap pakai.
Tipe Self Expelling
Konstruksi tabung dimana antara gas pendorong juga sebagai
media pemadam seperti pada tabung gas CO2
SISTEM HIDRAN
Suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan
media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-
pipa dan selang kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem
persediaan air, pompa, perpipaan, kopling outlet dan inlet serta
selang dan nozzle.
HIDRAN KEBAKARAN
Jaringan instalasi pipa air untuk
pemadam kebakaran yang
dipasang secara permanen
Komponen sistem Hidrant
- Sistem persediaan air (45,60,90menit) 1 1/2 Inc
- Sistem Pompa
(Picu,Utama & Cadangan)
- Jaringan pipa
- Kopling outlet / Pilar / Landing valve 2 1/2 Inc
- Slang dan nozle 2 1/2 Inc
- Sistem kontrol tekanan & aliran
Out door

Seamiest
Connection

RESERVOAR
BAGIAN-BAGIAN HIDRAN KEBAKARAN
• RESERVOIR
Bak penampungan air untuk memasok kebutuhan sistim hidran
kebakaran,dapat berupa ground tank,pressure tank,atau grafity tank .

• POMPA-POMPA
Seperangkat alat yang berfungsi untuk memindahkan air dari resevoir ke
ujung pengeluaran .
- Pompa Picu (untuk mempertahankan tekanan statis)
- Pompa Utama(sebagai penggerak utama)
- Pompa Cadangan (sebagai penggerak cadangan)

• PEMIPAAN
- Pipa hisap (pipa yang terentang dari resevoir sampai pompa)
- Pipa header (pipa antara/pembagi dari pompa ke pipa penyalur)
- Pipa penyalur (pipa yang terentang dari header ke pipa tegak)
- Pipa tegak (terpasang vetikal dari lantai bawah sampai atas)
- Pipa cabang (pipa yang terhubung dari pipa tegak ke outlet)
FUNGSI MASING-MASING POMPA
POMPA PICU
• Untuk mempertahankan tekanan statis dalam jaringan
sistim hidran
• Bekerja untuk mengembalikan tekanan ke posisi semula
• Untuk memantau kebocoran pada jaringan sistim pompa
• Hidup (start) secara otomatis pada saat katup pengeluaran
dibuka
• Stop secara otomatis pada saat katup bukaan ditutup

POMPA UTAMA
• Sebagai penggerak utama bekerjanya sistim hidran.
• Bekerja secara otomatis setelah kapasitas minimum
• jockey pump terlampaui .
• Bekerja otomatis dan berhenti manual

POMPA CADANGAN
• Sebagai penggerak cadangan dari sistim hidran .
• Meskipun sebagai cadangan,tapi tetap dalam kondisi “ siaga
operasi “ .
• Bekerja apabila main pump mengalami kerusakan atau
sumber utama listrik dari PLN padam .
• Start otomatis dan stop manual .
MACAM-MACAM HIDRAN KEBAKARAN

• HIDRAN KOTA
Hidran yang terletak ditepi jalan dibuat dan dimiliki oleh
Pemerintah hanya untuk keperluan pemadaman kebakaran .
• HIDRAN HALAMAN
Hidran yang terletak di halaman suatu bangunan yang
dibuat dan dimiliki oleh bangunan tersebut untuk keperluan
pemadaman kebakaran.
• HIDRAN GEDUNG
Hidran yang terletak atau dipasang di dalam bangunan dan
sistem serta peralatannya disediakan serta dipasang oleh pihak
bangunan/gedung tersebut.
KLASIFIKASI HIDRAN KEBAKARAN

• HIDRAN KELAS I
Hidran yang outletnya berdiameter 2,5 inchi yang
dipersiapkan untuk petugas pemadam atau orang yang
sudah terlatih .
• HIDRAN KELAS II
Hidran yang outletnya berdiameter 1,5 inchi yang
dipersiapkan untuk penghuni gedung .
• HIDRAN KELAS III
Hidran yang outletnya berdiameter 1,5 dan 2.5 inchi
(perpaduan hidran keles I dan II )
Jet Nozzle

Hose

Y Conection Hydrant
Pilar

Coupling

Adjustable Nozzle
SPRINKLER adalah instalasi pemadam kebakaran yang dipasang
secara permanen untuk melidungi bangunan dari bahaya kebakaran
yang akan bekerja secara otomatik memancarkan air, apabila
nosel/kepala springkler terkena panas pada temperatur tertentu.

KOMPONEN UTAMA :
 Persediaan air
 Pompa
 Siamaese koneksion
 Jaringan pipa
 Kepala Springker
JENIS SISTEM SPINKLER

1. Sistem Pipa Basah (Wet pipe system).

2. Sistem Pipa Kering (Dry pipe system).

3. Sistem Pra-Aksi (Pre-action system).

4. Sistem Banjir (Deluge system).


SITEM PIPA BASAH
 Pada sistem ini seluruh jaringan sprinkler, baik
di atas maupun di bawah control valve berisi
air bertekanan sehingga memungkinkan
sistem akan bekerja pada saat kepala
sprinkler pecah dan langsung memancarkan
air.
 Sistim ini adalah yang paling biasa, paling
mudah dirancang, dan paling mudah dirawat.
 Sistim ini disarankan menjadi pilihan pertama
bagi perencana, dan dipasang bila suhu
tempat yang akan diproteksi dijaga pada atau
diatas 4° C (40° F).
SITEM PIPA BASAH
SISTEM PIPA KERING
 Suatu jaringan sprinkler dimana selain menggunakan katup
kendali, sistem juga dilengkapi dgn katup pipa kering (Dry pipe
valve).Dari katup pipa kering sampai ke titik sprinkler tidak
berisi air, tatapi berisi udara bertekanan. Sedangkan dari katup
pipa kering sampai ke pompa berisi air bertekanan.

 Sistim lebih rumit, memerlukan suatu pasokan udara/gas yang


handal, dan perencanaan khusus.

 Sistim ini dijumpai didaerah iklim dingin dengan suhu dibawah


4° C (40° F), dan di gudang kamar dingin
(cold storage warehouse).
SISTEM PIPA KERING
SITEM PRA AKSI
 Sistem ini merupakan sistem kering yang menggunakan katup
jenis curah (Deluge type valve), peralatan deteksi dan kepala
sprinkler tertutup. Pada saat panas atau asap pada ruang yg
dilindungi mencapai suhu tertentu, panas atau asap tsb akan
dideteksi oleh detektor, yg selanjutnya akan mengaktifkan katup
curah dan air akan mengalir ke kepala sprinkler.
 Sistim lebih rumit, memerlukan suatu pasokan udara/gas yang
handal, sistem deteksi dan perencanaan khusus.
 Sistem ini cocok untuk peralatan komputer, telekomunikasi,
museum dan fasilitas lain.
SISTEM PRA AKSI
Sistem Banjir (Deluge system).

• Sistem ini biasanya menggunakan kepala sprinkler


terbuka dan dilengkapi dengan katup curah (Deluge
valve). Sistem ini dikombinasikan dengan sistem alarm
terpisah yang berfungsi mengaktifkan katup curah tsb.
• Begitu katup terbuka, air mengalir melalui kepala
sprinkler dan menghidupkan pompa kebakaran.
• Sistim ini cocok untuk fasilitas yang berisi cairan yang
mudah menyala dan terbakar. Juga untuk situasi
dimana kerusakan akibat kebakaran dapat terjadi
dalam waktu yang relatif singkat, misal hanggar
pesawat terbang.
Sistem Banjir Deluge system
KEPALA SPRINKLER/DEFLECTOR
DEFLECTOR
Terpasang pada rangka sprinkler, dimana arus air akan diarahkan
dan diubah ke suatu pancaran yang direncanakan untuk menutupi
atau melindungi suatu area tertentu. Jumlah air yang terpancar
tergantung kepada tekanan air yang keluar dan diameter lubang
(orifice).
53o C
141o C

68o C
182o C

79o C

204o C
260o C
93o C
SPRINKLER STANDARD
Berikut adalah aplikasi 2 jenis
springkler yang biasa ditemui:
Upright & Pendent Standard Spray
Sprinkler (SSU & SSP).

Sidewall Spray Sprinkler.


(biasanya untuk sistem pipa kering
dan ruang-ruang dekoratif )

Bahwa Spray Pendent sprinkler hanya dirancang untuk dipasang pada


posisi penden saja (dalam ruang dgn atau tanpa plafon)

Dan sebaliknya Spray Upright sprinkler hanya dirancang untuk


dipasang pada posisi tegak saja ( dlm parkir ,basment)
Alat Pemadam Api Otomatis
(Automatic Fire Extinguishing System)
Susunan sebuah sistim untuk memadamkan api, dengan media
dan peralatan tertentu yang dapat memadamkan api secara
otomatis, tanpa memerlukan operator.
Sistim ini terpasang secara tetap, permanen, (Fixed
Installation). Dilengkapi dengan jaringan installation pemipaan
dan discharge nozzle untuk mengalirkan media pemadaman api
dari tabung penyimpanannya menuju area hazard yang
dikehendaki
Jenis Media Pemadam Api yang dipergunakan antara lain :
a)Air
b) Air yang ditambah dengan bahan kimia tertentu
c)Dry Chemical (SerbukABC)
d)CO2
e)CleanAgent Fire Extinguisher seperti :
• FM-200
• Inergent
• AF-11
• dll
Metoda Pemadaman Api
Sistim Pemadam Api Otomatis

• Spot System atau Local application System, dengan metoda


penyemburan atau penyemprotan media pemadam api dengan
jumlah tertentu dan dalam waktu (discharge time) yang tertentu pula,
langsung ke objek hazard yang terbakar saja, melalui Eruption Head
atau Discharge Nozzle yang dialirkan dari tabung penyimpanan
dengan jaringan instalasi pemipaan langsung ke area hazard yang
diperkirakan akan mengalami kebakaran sebelumnya.

• Total Flooding System, pada sistem ini gas yang disemprotkan dari
banyak lobang pengeluaran, diusahakan dapat memenuhi seluruh
ruangan yang akan dilindungi sampai tercapai konsentrasi gas yang
diinginkan dan dalam waktu (Discharge Time) yang tertentu pula
SISTEM PROTEKSI PASIF
Sistem proteksi kebakaran yang terbentuk atau terbangun
melalui pengaturan penggunaan bahan dan komponen struktur
bangunan, kompartemenisasi atau pemisahan bangunan
berdasarkan tingkat ketahanan terhadap api, serta
perlindungan terhadap bukaan
HAL-HAL PERLU DIPERHATIKAN
Sistem dan Sarana Proteksi Pasif

• Membatasi bahan-bahan mudah terbakar


• Struktur tahan api dan kompartemenisasi
• Penyediaan sarana evakuasi untuk penghuni
• Penyediaan kelengkapan penunjang evakuasi
TINGKAT KETAHAN API YANG DIUKUR DALAM SATUAN MENIT,
YANG DITENTUKAN BERDASARKAN STANDARD UJI KETAHAN API
UNTUK KRITERIA SEBAGAI BERIKUT :

a) Ketahanan sebuah konstruksi dalam memikul beban (Kelayakan


Struktur )

b) Ketahanan terhadap Penjalaran Api ( Integritas )

c) Ketahanan terhadap Penjalaran Panas ( Isolasi )

Ref : PU 26/2008
PENDAHULUAN - DEFINISI
PRINSIP PENGAMANAN STRUKTUR BANGUNAN
PRINSIP PENGAMANAN STRUKTUR BANGUNAN

PENGERTIAN UNSUR TINGKAT KETAHANAN API (TKA)


DINYATAKAN DALAM MENIT / JAM

 Ketahanan memikul beban ( stabilitas/ kelayakan struktur).


( kemampuan untuk memelihara stabilitas dan kelayakan kapasitas beban sesuai
dengan standar yang dibutuhkan)

 Ketahanan terhadap penjalaran api (integritas).


( kemampuan untuk menahan penjalaran api dan udara panas sebagaimana
ditentukan pada standar ).

 Ketahanan terhadap penjalaran panas (isolasi).


( kemampuan untuk memelihara temperatur pada permukaan yang tidak terkena
panas langsung dari tungku kebakaran pada temperatur di bawah 1400C sesuai
standar uji ketahanan api.
81
PERLINDUNGAN PADA BUKAAN
• Setiap penembusan di dinding, atap atau lantai kompartemen harus
dilindungi dengan fire stopping
• Setiap saluran udara (ducting) yang menembus dinding
kompartemen harus dipasang damper api / asap
• Bukaan ventilasi pada bangunan yang digunakan untuk saf pipa, saf
ventilasi listrik harus sepenuhnya tertutup dengan dinding dari bawah
sampai atas dengan konstruksi tahan api
KOMPARTEMENISASI
Bagian dari sistem proteksi pasif

KOMPARTEMENISASI
 Teknik membagi bangunan ke dalam ruang-ruang atau kompartemen yang
dilindungi atau dibatasi oleh struktur tahan api
 Merupakan prinsip dasar dari sistem proteksi kebakaran pasif

PENAHAN API (FIRE STOPPING)


 Salah satu alat atau sarana untuk menghalangi penyebaran kebakaran dari
suatu ruangan ke ruangan lainnya
 Adalah bagian dari dari sistem proteksi kebakaran pasif
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada sarana jalan keluar,
antara lain :
• Bebas dari barang-barang yang menggangu
• Koridor, terowongan, tangga darurat harus merupakan daerah
aman sementara dari api, asap dan gas tahan api minimal 1
jam
• Penerangan berdiri sendiri tidak tergantung pada sumber
utama
• Arah menuju exit dipasang petunjuk yang jelas
• Pintu keluar darurat harus di beri tulisan
Hal-hal yang perlu di perhatikan pada pintu eksit antara lain :
• Tidak boleh dikunci atau digembok.
• Kerusakan pada penutup pintu otomatik (door closer) harus segera
di perbaiki
• Tidak Terdapatnya ganjal atau ikatan yang menahan pintu selalu
terbuka, pada pintu yang harus selalu pada keadaan tertutup
• Pintu harus tahan terhadap api minimum 1 jam
• Cermin tidak dipasang pada pintu eksit
• Halangan benda dan lain-lain di depan pintu eksit.
[Alat Pemadam Api
Ringan]
MATERI PELATIHAN
• Government regulation
o PERMENAKERTRANS R.I. NO. PER-04/MEN/1980
Tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam
Api Ringan
[Alat Pemadam Api
Ringan]
PENGERTIAN;

Suatu alat pemadam kebakaran yang dapat


dijinjing/di bawa, dioperasikan oleh satu orang,
berdiri sendiri, mempunyai berat antara 0,5 kg -16 kg
dan digunakan pada api awal.
Kode Warna pada APAR
Dilapangan akan ditemukan beberapa perbedaan perbedaan dalam pemilihan APAR
salah satunya adalah kode warna, warna silindernya, bentuk nozzlenya maupun
variasi variasi lainnya. Berikut yang umum ditemukan:

MERAH BIRU HITAM KUNING PUCAT KUNING TERANG BINTANG HIJAU


AIR POWDER CO₂ BUSA CAIRAN KIMIA POWDER - D HALON
Komponen APAR
LEVE
R
SAFETY PIN
(Tuas)
(Kunci Pengaman)
PRESSURE GAUGE
(Indikator
HOSE Tekanan)
(Selang)
INSPECTION
CARD
NOZZLE (Kartu Inspeksi)
(Corong)

LABEL
(Bagan
Informasi)

CYLINDER
(Tabung)
Tipe konstruksi

STORED
PRESSURE
( N2 )

O
C

2
CARTRIDGE

JENIS CO2
JENIS POWDER
Menggunakan Alat Pemadam Api Busa

• Kandungan 8,5 liter air dan 0,5 liter


konsentrasi busa AFFF
• Durasi – 30 sampai 90 detik
• Daya pancur – 6 meter
• Langsung tembak ke dinding wadah atau
permukaan api agar cairan busa mengalir
turun dan menutup permukaan
• Dengan jarak tertentu, tembakan ke udara
dengan gerakan menyapu
• Jangan arahkan langsung ke bagian bawah
api, karena busa akan tenggelam dibawah
atau akan muncrat ke luar
Menggunakan Alat Pemadam Api
Dry Chemical

• Kandungan 0,9 kg sampai 14 kg sodium


bicarbonate
• Durasi 90 detik / lebih untuk tipe 9kg
• Daya pancur – 1,8 meter sampai 4 meter
• Langsung tembak ke jarak terdekat ke api
dengan sasaran sedikit diatas api
• Lakukan gerakan menyapu
• Desak api bergerak jauh ke samping /
belakang hingga padam
Menggunakan Alat Pemadam
Api Carbon
Dioxide ( CO2 )
• Kandungan 1 kg sampai 5 kg cairan CO2
• Durasi – 20 detik / lebih
• Daya pancur – 1 meter sampai 2,5 meter
• Langsung tembak ke jarak terdekat
dengan api
• Lakukan gerakan menyapu
• Desak api bergerak jauh ke samping /
belakang hingga padam
KEGAGALAN APAR

WATE

HALON
2

POWDER
R

FOAM
Jenis tidak sesuai

Ukuran tidak sesuai Tidak bertekanan


- bocor
Macet/tidak berfungsi
Menggumpal
Salah penempatan - tunda refill
• belum ditunjuk
Petugas
• tidak trampil
Penempatan
Perencanaan tepat
Petugas kompeten
Pengadaan Sertifikat

Kebijakan

Fire risk
Assessment • Efektif
Jenis dan • Efesien
Pemeliharaan ukuran • Aman
teratur tepat • Tidak Merusak
Pengoperasian APAR
Untuk Mengoperasikan APAR Ingat P-A-S-S

Pegang Arahkan Pegangan


Atas Sapukan
& Tarik S atukan

Nozzle Pegangan
Pin Pengunci Bawah
PERSYARATAN TEKNIS APAR
1. Tabung harus dalam keadaan baik ( tidak berkarat)
2. Etiket harus dapat dibaca dan dimengerti dengan jelas.
3. Segel harus dalam keadaan utuh .
4. Selang harus tahan tekanan tinggi dan dalamkeadaan
baik
5. Tutup harus dalam keadaan baik dan terpasangdengan
erat
6. Untuk storage pressure tekanan tidak boleh kurang
dari batas yang telah ditentukan .
7. Untuk type cartridge tidak ada kebocoran pada
membran tabung gas .
8. Belum lewat masa kadaluwarsa .
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA

Jenis media pemadam


Jenis kebakaran Tipe basah Tipe kering
Clean
Air Busa Powder Agent
Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb. VVV V VV V*)
Klas A
Bahan berharga XX XX VV**) VVV
Bahan cair XXX VVV VV V*)
Klas B Bahan gas X X VV V *)

Klas C Panel listrik, XXX XXX VV VVV

Klas D Kalium, litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX

Keterangan :

VVV : Sangat efektif X : Tidak tepat

VV : Dapat digunakan XX : Merusak

V : Kurang tepat / tidak dianjurkan XXX : Berbahaya

*) : Tidak efisien **) : Kotor / korosif


KLASIFIKASI Rating : Nilai angka

A 1A 1B
2A 2B
B 3A
4A
5B
10B
C 6A
10A
20B
30B
20A 40B
D 40A 80B
STANDAR UJI
A. : Tumpukan kayu dengan volume
tertentu dibakar 10 menit
B. : Premium dengan jumlah dan luas
tertentu dibakar 3 menit
C. : Sasaran bertegangan 10.000 Volt

D. : Tidak dilakukan pengujian


Ukuran, jumlah, susunan batang kayu dan banyaknya bahanbakar
untuk pengujian APAR kelas A
Rating Bahan Jumlah Penampang dan Pengaturan Susunan Kayu
Bakar Potongan Kayu Panjang Batang
1A 1 liter 46 Batang 4 x 6 x 45 cm 9 susun @ 5 bt + 1 bt
2A 2 liter 64 Batang 4 x 6 x 65 cm 10 susun @ 6 bt + 4 bt
3A 3 liter 96 Batang 4 x 6 x 65 cm 13 susun @ 7 bt + 5 bt
4A 4 liter 104 Batang 4 x 6 x 80 cm 13 susun @ 8 bt
5A 5 liter 121 Batang 4 x 6 x 90 cm 13 susun @ 9 bt + 4 bt
6A 6 liter 138 Batang 4 x 6 x 90 cm 15 susun @ 9 bt + 3 bt
7A 7 liter 153 Batang 4 x 6 x 95 cm 15 susun @ 10 bt + 3 bt
8A 8 liter 166 Batang 4 x 6 x 100 cm 15 susun @ 11 bt + 1 bt
9A 9 liter 186 Batang 4 x 6 x 100 cm 16 susun @ 11 bt + 10 bt
10 A 10 liter 208 Batang 4 x 6 x 100 cm 16 susun @ 13 bt
12 A 10 liter 226 Batang 4 x 6 x 110 cm 17 susun @ 13 bt x 5 bt
20 A 15 liter 347 Batang 4 x 6 x 120 cm 23 susun @ 15 bt + 2 bt
30 A 25 liter 416 Batang 4 x 6 x 150 cm 23 susun @ 16 bt + 2 bt
40 A 40 liter 416 Batang 4 x 6 x 200 cm 20 susun @ 20 bt + 16 bt
STANDAR UJI
Rating A

STANDAR UJI Rating B


• Undang-Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatam Kerja
• Permenaker 04/MEN/1980, tentang Alat Pemadam Api Ringan.
• Permenaker 02/MEN/1983, tentang InstalasiAlarm Kebakaran Automatik.
• Instruksi Menaker No. 11/M/BW/1997 Tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran
• Per Men P.U. No.26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Tehnis Sistem Proteksi
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungannya.
• SNI 03-6570-2001 Instalasi Pompa Yang Terpasang Tetap Untuk Proteksi
Kebakaran
• SNI 03-3989-2000 Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Sprinkler
Otomatik untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung
• SNI 03-1746-2000 Tata Cara Perencanaan dan Pengadaan Sarana Jalan Keluar
untuk Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung
• SNI 03-3985-2000 Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem
deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung

Anda mungkin juga menyukai