PROTEKSI KEBAKARAN
AKTIF - PASIF
• Pengenalan sistem proteksi kebakaran
aktif dan pasif;
• Macam-macam sistem proteksi kebakaran
aktif dan pasif;
• Cara kerja sistem proteksi kebakaran aktif
yang terpasang di tempat kerja.
Melalui program training ini diharapkan peserta dapat
mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam :
•Memahami pengertian sistem proteksi kebakaran aktif
dan pasif;
•Memahami Macam-macam sistem proteksi kebakaran
aktif dan pasif;
•Memahami cara kerja sistem proteksi kebakaran aktif
dan pasif yang terpasang di tempat kerja.
Bahwa untuk menanggulangi kebakaran di
tempat kerja, diperlukan adanya peralatan
proteksi kebakaran yang memadai, petugas
penanggulangan kebakaran yang ditunjuk
khusus untuk itu, serta dilakukannya prosedur
penanggulangan keadaan darurat.
Sistem proteksi kebakaran aktif
Sistem proteksi kebakaran yang secara lengkap terdiri atas sistem
pendeteksian kebakaran baik manual ataupun otomatis, sistem
pemadam kebakaran berbasis air seperti springkler, pipa tegak dan slang
kebakaran, serta sistem pemadam kebakaran berbasis bahan kimia,
seperti APAR dan pemadam khusus.
Bagian-bagian
APAR
PRINSIP PENGOPERASIAN APAR
YAITU P-A-S-S:
CO2
Stored
Gas
Pressure
Cartridge
Tipe Tabung Gas Catridge
Suatu pemadam yang bahan pemadamnya di dorong keluar oleh gas
bertekanan yang dilepas dari tabung gas.
Tipe Tabung Gas Catridge
Jika perlengkapan alat pemadam api ringan rusak atau cacat saat
ditemui dalam pemeriksaan, maka segera diperbaiki atau diganti
dengan alat pemadam api ringan yang baik.
Setiap alat pemadam api ringan dilakukan percobaan secara
berkala dengan jangka waktu tidak lebih dari 5 tahun
Simbol Klas
Tipe Kebakaran Bahan Pemadam
Pemadam
Bahan padat mudah Air, busa, Serbuk kimia kering,
A
terbakar pengganti halon
Serbuk kimia kering, busa, karbon
B Cairan/gas mudah terbakar
dioksida, pengganti halon
Serbuk kimia kering, karbon dioksida,
C Peralatan listrik
pengganti halon
Serbuk kering yang diberi sodium
D Logam mudah terbakar chloride/sodium potassium, dan bahan
grafit
Pada System ini ditentukan berdasarkan pembagian per area/zone yaitu dengan menggabungkan
beberapa detektor dalam satu area / zone.
Setiap zone langsung dihubungkan ke panel control, sehingga jumlah kabel yang masuk ke dalam
panel control sama dengan banyaknya jumlah zone yang terpasang
Pada sistem konvensional, setiap detector hanya berupa kontak listrik biasa, tidak mengirimkan ID
Alamat yang khusus, yaitu yang menggunakan kabel isi dua untuk hubungan antar detector ke detector
dan ke Panel.
Titik akhir tarikan kabel disebut dengan istilah End-of-Line (EOL). Di titik inilah detector fire terakhir
dipasang dan di sini pulalah satu loop dinyatakan berakhir (stop).
Sistem Addressable (Alamat)
Pada sistem ini setiap detector memiliki alamat sendiri-
sendiri untuk menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titik
kebakaran sudah diketahui dengan pasti, karena panel bisa
menginformasikan deteksi berasal dari detector yang mana.
Sedangkan sistem konvensional hanya menginformasikan
deteksi berasal dari Zone atau Loop, tanpa bisa memastikan
detector mana yang mendeteksi.
•ULTRA VIOLET
Nyala
•INFRA RED
Asap •IONIZATION
•OPTIC
Saat kepadatan asap (smoke density) sudah memenuhi ambang batas (threshold),
rangkaian elektronik yang terdapat didalam smoke detector akan aktif. Karena berisi
rangkaian elektronik smoke detector membutuhkan tegangan. Dari sifatnya, smoke
detector photoelectric tidak terlalu sensitif terhadap api atau asap kecil sehingga
jarang terjadi false alarm.
Amerisium adalah unsur kimia sintetik dalam sistem periodik unsur yang memiliki lambang Am dan nomor atom
95. Nama elemen ini diambil dari nama negara Amerika sementara penggunaanya antara lain adalah sebagai
detektor asap. Saat ada asap masuk melalui celah depan, asap akan bereaksi dengan Amerisium dan
menimbulkan arus listrik dan alarm akan menyala.
JENIS DAN TIPE DETEKTOR
2). Detektor Panas (heat detector)
Detektor yang bekerjanya berdasarkan pengaruh panas
(temperatur) tertentu
Alat ini mendeteksi api melalui metode optik yaitu UV (ultra violet), IR (infra red),
yang mana dari metode optik tersebut adanya nyala api dapat dideteksi. Api kebakaran
akan dapat terdeteksi dariultra violet yang dihasilkan oleh api, sehingga alarm
kebakaran dapat menyala.
Jenis-jenis alat deteksi api adalah sebagai berikut:
1)UV Flame Detector, dimana teknologi ini dapat mendeteksi kebakaran dengan
sensor sinar UV, dimana detektor ini akan menangkap sinyal adanya kebakaran
jika terdapat radiasi dengan spektral mulai dari 180 hingga 260 nanometer.
2)UV/IR Flame Detector, dimana teknologi ini merupakan penyempurnaan
dariUV Flame Detector.Detektor ini mendeteksi adanya kebakaran dengan
sensor integrasi antara UV daninfra red.
3)Muti-Spectrum IR Flame Detector (MSIR), dimana detektor ini bekerja
mendeteksi adanya kebakaran dengan cara mamnfaatkan secara multipel
daerah spektral IR. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan perbedaan radiasi dari
sumber kebakaran dan bukan sumber kebakaran.
4)Visual Flame Imaging Detector, dimana detektor ini mampu mendeteksi
kebakaran secara visual sehingga dinilai lebih nyata dalam mendeteksi
kebakaran. Detektor ini memanfaatkan perangkatCCD image sensors untuk
memvisualisasikan adanya sumber kobaran api
JENIS DAN TIPE DETEKTOR
Detektor Gas
Jenis detektor ini akan mendeteksi adanya kebocoran gas. Alat ini bisa mendeteksi
dua jenis gas, yaitu:
• LPG (Liquefied Petroleum Gas)
• LNG (Liquefied Natural Gas)
Perbedaan LPG dengan LNG adalah: LPG lebih berat daripada udara, sehingga
apabila bocor, gas akan turun mendekati lantai (tidak terbang ke udara).
Sedangkan LNG lebih ringan daripada udara, sehingga jika terjadi kebocoran,
maka gasnya akan terbang ke udara. Perbedaan sifat gas inilah yang menentukan
posisi detektor yang akan ditempatkan.
Conventional Fire Alarm Control Panel
Panel Fire Alarm memiliki kapasitas zone, misalnya 1 Zone, 5 Zone, 10 dan seterusnya.
Pemilihan kapasitas panel disesuaikan dengan banyaknya lokasi yang akan diproteksi, selain
tentu saja pertimbangan soal harga. Di bagian depannya tertera sederetan lampu indikator
yang menunjukkan aktivitas sistem. Kesalahan sekecil apapun akan terdeteksi oleh panel ini,
diantaranya:
•Indikator Zone yang menunjukkan Lokasi Kebakaran (Fire) dan kabel putus (Zone Fault).
•Indikator Power untuk memastikan bagus tidaknya pasokan listrik pada sistem.
•Indikator Battery untuk memastikan kondisi baterai masih penuh atau sudah lemah.
•Indikator Attention untuk mengingatkan operator akan adanya posisi switch yang salah.
•Indikator Accumulation untuk menandakan bahwa sesaat lagi akan terjadi deteksi dan
sederetan indikator lainnya.
"Tiga Serangkai" dalam sistem Fire Alarm terdiri dari:
1. Manual Call Point.
2. Indicator Lamp.
3. Fire Bell.
Manual Call Point (MCP)
Fungsi alat ini adalah untuk mengaktifkan sirine tanda kebakaran
(Fire Bell) secara manual dengan cara memecahkan kaca atau
plastik transparan di bagian tengahnya. Istilah lain untuk alat ini
adalah Emergency Break Glass.
Untuk menguji fungsi alat ini tidak perlu dengan memecahkan kaca,
karena sudah tersedia tongkat atau kunci khusus, sehingga saklar
bisa tertekan tanpa harus memecahkan kaca. Kaca yang telanjur
retak atau pecah bisa diganti dengan yang baru.
Indicator Lamp
Indicator lamp adalah lampu yang berfungsi sebagai
pertanda aktif-tidaknya sistem Fire Alarm atau sebagai
pertanda adanya kebakaran.
Jadi apabila demikian, maka yang dimaksud dengan Indicator Lamp pada Fire
Alarm adalah lampu yang menunjukkan adanya power pada panel ataupun
menunjukkan trouble dan atau adanya kebakaran.
Di dalamnya hanya berupa lampu bohlam (bulb) berdaya 30V/2W atau lampu
LED berarus rendah. Oleh karena itu, dalam sistem yang normal (tidak pada
saat kebakaran) seyogianya lampu ini menyala (On). Sebaliknya apabila lampu
mati, ya tentu saja ada trouble pada power. Pada beberapa merk, indikasi
kebakaran dinyatakan dengan lampu indikator yang berkedip-kedip
Fire Bell
Fire Bell akan membunyikan bunyi alarm kebakaran yang khas. Suaranya
cukup nyaring dalam jarak yang relatif jauh. Tegangan output yang keluar
dari panel Fire Alarm adalah 24VDC, sehingga jenis Fire Bell 24VDC-lah yang
banyak dipakai saat ini, sekalipun versi 12VDC juga tersedia. Perlu
diperhatikan dalam pemasangan Fire Bell (pada tipe Gong) adalah kedudukan
piringan bell terhadap batang pemukul piringan jangan sampai salah. Jika
tidak pas, maka bunyi bell menjadi tidak nyaring.
Adalah suatu alat untuk
memberikan peringatan dini
kepada penghuni gedung atau
petugas yang ditunjuk,tentang
adanya kejadian atau indikasi
kebakaran di suatu bagian
gedung.
INPUT
Nyala
Asap
OUTPUT HYDRANT
ANN
MCFA
Alat ini adalah pusat dari Fire
Alarm System yang dapat
mengontrol bekerjanya seluruh
bagian detector dan manual
station juga memberikan
instruksi pada alarm bell,
lacation indicator lamp apabila
terjadi indikasi kebakaran.
Biasanya alat ini dipasang
pada ruang operation atau
control room dimana terdapat
pengawasan 24 jam.
Fasilitas yang dimiliki MCFA
Power indicator lamp :
Untuk mengetahui kondisi catu daya pada
panel
Fire Alarm Station :
Untuk mengetahui sinyal yang diterima
dari berasal dari Manual push Button.
Intercom :
Untuk melakukan komunikasi dengan
Annunciator atau Fire Alarm Station
Disconnection :
untuk menunjukkan adanya kabel
instalasi yang putus pada jaringan
detector.
Lanjutan........
Accumulation :
Untuk mengetahui adanya alarm Palsu.
Fuse Disconnection :
Untuk mengetahui adanya fuse yang
putus pada panel akibat gangguan yang
terjadi pada sistem.
Silence :
Saklar ini berfungsi untuk mematikan
alarm bell.
General alarm :
Untuk mengaktifkan bell pada seluruh
area gedung apabila keadaan darurat.
Battery Check :
Untuk mengetahui kondisi battery back
up pada panel.
Reset :
Untuk mengembalikan panel pada
keadaan normal.
Alat ini adalah bagian/tambahan dari
Control Panel Fire Alarm System yang
fungsinya sebagai monitor/pengamat
tambahan hanya tidak dapat berbuat aktif
seperti Control Panel. Alat ini juga
dilengkapi dengan Alarm Bell dan
telephone jack.
Biasanya alat ini dipakai apabila
dibutuhkan pengamat tambahan
diruangan lain seperti ruang General
Manager pada suatu hotel.
Alat ini bekerja apabila tombol mechanic yang dilapis
oleh plastic ditekan yang mengakibatkan mechanical
contact menjadi aktif.
Biasanya alat ini digunakan pada ruang2 umum/public
area sebagai alat diteksi manual dan untuk Manual Alarm
Station dilengkapi dengan telephone jack untuk
emergency communication.
Out door
Seamiest
Connection
RESERVOAR
BAGIAN-BAGIAN HIDRAN KEBAKARAN
• RESERVOIR
Bak penampungan air untuk memasok kebutuhan sistim hidran
kebakaran,dapat berupa ground tank,pressure tank,atau grafity tank .
• POMPA-POMPA
Seperangkat alat yang berfungsi untuk memindahkan air dari resevoir ke
ujung pengeluaran .
- Pompa Picu (untuk mempertahankan tekanan statis)
- Pompa Utama(sebagai penggerak utama)
- Pompa Cadangan (sebagai penggerak cadangan)
• PEMIPAAN
- Pipa hisap (pipa yang terentang dari resevoir sampai pompa)
- Pipa header (pipa antara/pembagi dari pompa ke pipa penyalur)
- Pipa penyalur (pipa yang terentang dari header ke pipa tegak)
- Pipa tegak (terpasang vetikal dari lantai bawah sampai atas)
- Pipa cabang (pipa yang terhubung dari pipa tegak ke outlet)
FUNGSI MASING-MASING POMPA
POMPA PICU
•Untuk mempertahankan tekanan statis dalam jaringan sistim
hidran
•Bekerja untuk mengembalikan tekanan ke posisi semula
•Untuk memantau kebocoran pada jaringan sistim pompa
•Hidup (start) secara otomatis pada saat katup pengeluaran dibuka
•Stop secara otomatis pada saat katup bukaan ditutup
POMPA UTAMA
•Sebagai penggerak utama bekerjanya sistim hidran .
•Bekerja secara otomatis setelah kapasitas minimum
•jockey pump terlampaui .
•Bekerja otomatis dan berhenti manual
POMPA CADANGAN
•Sebagai penggerak cadangan dari sistim hidran .
•Meskipun sebagai cadangan,tapi tetap dalam kondisi “ siaga
operasi “ .
•Bekerja apabila main pump mengalami kerusakan atau
sumber utama listrik dari PLN padam .
•Start otomatis dan stop manual .
MACAM-MACAM HIDRAN KEBAKARAN
• HIDRAN KOTA
Hidran yang terletak ditepi jalan dibuat dan dimiliki oleh
Pemerintah hanya untuk keperluan pemadaman kebakaran .
• HIDRAN HALAMAN
Hidran yang terletak di halaman suatu bangunan yang dibuat
dan dimiliki oleh bangunan tersebut untuk keperluan
pemadaman kebakaran.
• HIDRAN GEDUNG
Hidran yang terletak atau dipasang di dalam bangunan dan
sistem serta peralatannya disediakan serta dipasang oleh pihak
bangunan/gedung tersebut.
KLASIFIKASI HIDRAN KEBAKARAN
• HIDRAN KELAS I
Hidran yang outletnya berdiameter 2,5 inchi yang dipersiapkan
untuk petugas pemadam atau orang yang sudah terlatih .
• HIDRAN KELAS II
Hidran yang outletnya berdiameter 1,5 inchi yang dipersiapkan
untuk penghuni gedung .
• HIDRAN KELAS III
Hidran yang outletnya berdiameter 1,5 dan 2.5 inchi
(perpaduan hidran keles I dan II )
PETUNJUK PENGOPERASIAN HIDRAN GEDUNG
(Indoor)
• Buka pintu box hidran .
• Keluarkan selang dan
nozzle .
• Uraikan /gelar selang .
• Pegang nozzle .
• Buka kran ke arah kiri .
• Laksanakan pemadaman .
PETUJUK PENGOPERASIAN
HIDRAN LUAR (OUTDOOR)
KOMPONEN UTAMA :
Persediaan air
Pompa
Siamaese koneksion
Jaringan pipa
Kepala Springker
53o C
141o C
68o C
182o C
79o C
204o C
260o C
93o C
JENIS SISTEM
SPINKLER
1. Sistem Pipa Basah (Wet pipe system).
(4) Eksit pelepasan di lantai dasar yang menuju ke jalan umum atau tempat
terbuka di luar bangunan harus tidak boleh dikunci.