Anda di halaman 1dari 49

DETEKTOR DAN ALARM

Oleh :
M. Luqman Ashari
DETEKTOR
adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengindera terjadinya bahaya kebakaran dan
menyampaikan isyarat sedini mungkin hingga
dapat dilakukan penanggulangan serta
pemadaman secepatnya. Hal ini sangat berguna
untuk mencegah timbulnya kerugian yang lebih
besar baik jiwa, harta maupun lingkungan. (SNI
03-3985-2000)
Kondisi dimana detector dapat mengindera, seperti :
Setelah terjadinya penyalaan.
Setelah timbulnya asap.
Peningkatan suhu lingkungan.
Jenis Detektor sesuai fungsi ruangan
sesuai SNI 03-3985-2000
(Fixed (Rate of Rise) ASAP NYALA API GAS
Temperatu /kombinasi BT
re) dan ROR

Dapur Ruang Ruang Gudang Ruang


Perjalanan Peralatan material transformator/di
Garasi Mobil Kontrol yang esel
Restoran bangunan mudah Ruang yang
Ruang Sidang Ruang terbakar berisi gas yang
Kamar Tidur Resepsionis Ruang mudah terbakar
Ruang Ruang tamu kontrol
Generator & Ruang mesin instalasi
Transpormer Ruang lift peralatan
Laboratorium Ruang pompa vital
Kimia Ruang AC
Studio Televisi Tangga
Koridor
Lobby
Aula
Shaft
Perpustakaan
R PABX
Gudang
Signa
Detektor
l
alarm

FIRE FAULT

NORMAL
Panel Indikator
Smoke detector
Control Room

Alarm break glass


Peralatan Penanggulangan Keadaan Darurat

Smoke detector Fireman intercom FA system

Fire Alarm &


Detection System
Alarm break glass

Sprinkler

Hose reel

Alarm gong
JENIS DAN TIPE DETEKTOR
ULTRA VIOLET
Nyala
INFRA RED

Panas FIXED TEMPERATURE


RATE OF RISE

Asap IONIZATION
OPTIC
Manual
Push button
Full down
break glass
ZONA DETECTION
Nyala 20 titik
dst

Panas 40 titik
dst

Asap 20 titik
dst

ZONE 3 Luas tiap zone deteksi


ZONE 2 - ruang tanpa sekat mak. 2000 m2
ZONE 1 - terdapat sekat mak. 1000 m2
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. PER-02/MEN/1983
TENTANG
INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK

AUTOMATIC DETECTORS
INPUT BELL

LAMP
OUTPUT
AUDIBLE
INDIKATOR HYDRANT
VISIBLE
CONTROL PANEL
FIRE ALARM
INTERCONECTION

DETEKTOR FIRE ALARM SYSTEM


KEBAKARAN AC
Off

SPRINKLER LIFT
Off

PRESSURE FAN
POMPA On
HYDRANT
PANEL
supply daya
Pada ruangan atau bagian proses yang
terdapat emisi gas atau uap yang mudah
terbakar dan meledak, perlu direncanakan
atau dipasang sistem mekanik
PRESSURE FAN untuk memecah
konsentrasi uap agar berada dibawah
FLAMABLE RANGE, sehingga terhindar
penyalaan
Berat Jenis Uap

Berat
Ringan
Berat Jenis Uap
Lebih berat dari Udara
Berat Jenis Uap
Lebih Ringan dari Udara

Emisi Uap ringan


ALARM KEBAKARAN (FIRE ALARM
SYSTEM)
Peralatan Alarm Kebakaran minimal harus
memiliki :)
Bel Alarm/lonceng/sirine (sumber tenaga
batere)
Alat pengindera kebakaran
Panel Control (lokal Panel dan central Panel
dengan dilengkapi :
1.Fasilitas kelompok alarm
2.Sakelar penghubung/pemutus alarm
3.Fasilitas Penguji baterai dengan
Voltmeter dan ampermeter
Bel Alarm ada 2 macam

1. Alarm Kebakaran otomatis (Automatic Fire


alarm System)
2. Alarm Kebakaran Manual (Manual Call
Station/Manual Alarm)
DETECTOR CIRCUIT
SYSTEM ON
ALARM
END OF LINE
RESISTOR

ALARM CIRCUIT
TO POWER
SUPPLAY
Apabila pada suatu lokasi Disamping Alarm kebakaran
terdapat kebakaran otomatis , juga dipasang
Alat pengindera asap, panas Alarm kebakaran Manual
atau api akan mengirim (Manual Calll Station)
sinyal ke lokal panel kontrol dengan sistim memecah
dan alarm berbunyi kaca (Break glass operation)
Disamping ke lokal panel yang dipasang pada setiap
kontrol juga ke Panel Pusat lantai
sehingga petugas dapat Manual call station ini
mengetahui dimana ada dilengkapi dgn kaca
terjadi kebakaran pelindung, palu pemukul
dan pull handle swicth
Karyawan setempat dapat
mengaktifkan , sebagai
informasi awal
HEAT DETECTOR SMOKE DETECTOR
Tidak lebih dari 40 buah Tidak lebih 20 buah
perkelompok perkelompok dengan
Setiap ruangan luas 46 m2, perlindungan 2000 m2
tinggi 3 m dipasang 1 buah Setiap ruangan luas 92 m2
Pada ketinggian berbeda luas dipasang 1 buah
92 m2 dipasang 1 buah Dipasang dengan jarak Mak. 12
Dipasang dengan jarak Mak. 7 m ruangan efektif dan 18 m
m ruangan efektif dan 10 m ruangan sirkulasi
ruangan sirkulasi Jarak terdekat dengan dinding
Pada ruang tersembunyi setiap pemisah/dinding 6 m ruangan
9 m dipasang 1 buah efektif, 12 m untuk ruangan
Dipasang dibawa permukaan sirkulasi
langit langit 15 mm s/d 100 mm
Jarak terdekat dengan dinding
pemisah/dinding 3 m ruangan
efektif dan 6 m ruangan
sirkulasi
DETECTOR NYALA API
Tidak lebih dari 20 buah perkelompok
Bila dipasang diluar ruangan harus
terbuat dari bahan tahan karat,
pengaruh angin dan getaran
Bila dipasang daerah sambaran petir
harus terlindungi agar tidak
menimbulkan alarm palsu
Instalasi Alarm kebakaran otomatik harus dilakukan
pemeriksaan dan pengujian berkala mingguan, bulanan dan
tahunan

Pemeriksaan dan pengujian mingguan meliputi :


membunyikan alarm secara simulasi, pemeriksaan lonceng
pemeriksaaan tegangan dan baterai

Pemeriksaan dan pengujian bulanan meliputi: menciptakan


kebakaran simulasi, pemeriksaan lampu indikator,
pemeriksaan sumber tenaga darurat, percobaan ganggguan
terhadap sistem dan pemeriksaan kebersihan panel
Inslatasi Alarm kebakaran Otomatik harus
mempunyai buku akte Pengesahan
Selain buku akte harus disediakan pula buku
catatan yang ditempatkan di ruangan panel
indikator
Buku catatan digunakan untuk mencatat semua
peristiwa alarm baik latihan ,penggunaan
sebenarnya dan pengujian
Harus dilengkapi dengan Ijin Pengesahan, Dokumen
Teknis seperti gambar pemasangan, Katalog dan
petunjuk pemeliharaan
Persyaratan hasil pemeriksaan terakhir, apakah
syarat syarat telah dilaksanakan
Lakukan Pemeriksaan Indikator pada Panel Kontrol,
apakah dalam status Stand By
Lakukan test fungsi perlengkapan pada Panel,
apakah semua perlengkapan dan Indikator bekerja
dengan baik. Dan apakah ada penandaan Zone
Alarm
Lakukan test fungsi kerja sistem dengan
menaktifkan tombol manual dan detektor pada
setiap Zone Alarm sambil mencocokan gambar
pelaksanaan. Amati Konfirmasi indikasi lokal
alarm dan indikasi pada panel pusat apakah
berfungsi den sesuai dengan nomor Zonanya
Lakukan Test open sirkuit dengan membuka
resister rangkaian terakhir, amati konfirmasi pada
panel, apakah ada indikasi Fault Alarm
Amati apakah kekerasan suara alarm dapat
didengar pada jarak terjauh Zona tersebut
Berdasarkan SNI 03-3985-2000
Prosedur Perencanaan Sistem
Pencegahan Kebakaran
1. Kriteria desain pemasangan smoke detector
(detektor asap) sbb :

Detector asap optic digunakan untuk mendeteksi


kebakaran yang menghasilkan asap tebal, seperti
kebakaran PVC.

Detector asap ionisasi digunakan untuk


mendeteksi asap kebakaran yang terdiri dari
partikel-partikel kecil yang biasanya berupa
pembakaran sempurna.

Penempatan detector asap harus sesuai dengan


fungsi ruangan.
Pada atap datar, detector asap tidak boleh dipasang
pada jarak kurang dari 10 cm dari dinding dan tidak
boleh lebih dari 30 cm dari langit-langit.
10 cm

Daerah
yang 30 cm
dijinkan
Balok-balok pada langit-langit dengan tebal
dan tingginya sama atau kurang dari 20 cm
maka dapat dianggap sebagai langit-langit
rata.
Untuk atap pelana, deretan detektor dipasang
didaerah atap yang berjarak 90 cm dari
puncak atap yang diukur mendatar. Deretan
detector asap yang lain dipasang sesuai
dengan jarak yang diperbolehkan.
Gambar Penempatan Detektor asap pada
atap pelana
Daerah
90 cm
pemasangan
detector pertama

Detector

S/2 S S S/2
Penempatan dan jarak pemasangan detector asap
harus disesuaikan dengan : Bentuk dan pemukaan
langit-langit, tinggi langit-langit, dan sistem ventilasi
ruangan.
Detector asap tidak boleh dipasang dalam jarak
kurang dari 1,5 meter dari lubang udara masuk.
Lubang udara
masuk Detector

Detector
> 1,5 m

> 1,5 m
Lubang
udara masuk
Detector asap harus dipasang pada
daerah dekat lubang udara balik, dengan
jarak kurang dari 1,5 meter.

Lubang udara Detector


Balik

Detector
< 1,5 m

< 1,5 m
Lubang udara
Balik
Pada setiap luas lantai 92 m2 dengan tinggi langit-
langit 3 m, harus dipasang sebuah alat detector.
Untuk langit-langit yang terbagi-bagi dalam balok-
balok, pemasangan detector sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut :
Salah
Benar

< 0,6 m
Detector
< 0,6m
Detector > 0,6 m

> 0,6 m
Benar

Salah
S S S

Detector pada
Balok-balok
dasar balok
Zona detector harus dibatasi maksimal 20 detector
asap yang dapat melindung area seluas 1000 m2 luas
lantai.
Penentuan zona dan jumlah zona untuk suatu
bangunan dipengaruhi oleh luas ruangan dan bentuk
bangunan.
2. Kriteria desain pemasangan flamme detector (detektor
nyala api) sbb :
Penempatan detector radiasi harus sesuai dengan
fungsi ruangan.
Zona detector harus dibatasi maksimal 20 detector
asap yang dapat melindung area seluas 1000 m2 luas
lantai.
Untuk atap pelana, deretan detektor dipasang didaerah
atap yang berjarak 90 cm dari puncak atap yang diukur
mendatar. Deretan detector asap yang lain dipasang
sesuai dengan jarak yang diperbolehkan.
Untuk langit-langit yang terbagi-bagi dalam balok-
balok, pemasangan detector harus pada bagian bawah
balok.
Detector tidak boleh dipasang terhalang oleh sesuatu
pada daerahyang akan diproteksi.
Detector harus dilindungi terhadap gangguan sinar
yang tidak dikehendaki ( yang mungkin dapat
menyebabkan alarm palsu)
3. Kriteria desain pemasangan heat detector
(detektor panas) sbb :
. Detector harus dipilih berdasarkan temperatur
kerja, dimana pembagian detector panas
sebagai berikut
Daerah Temperatur
Klasifikasi
Temperatur Langit-langit ( Warna
Temperatur
Kerja ( Co ) Co )
- Rendah 38 - 57 Dibawah Nol Tak berwarna
- Biasa 58 78 38 Putih
- Sedang 79 120 65 Biru
- Tinggi 121 - 162 197 Merah
Penempatan detector panas harus sesuai fungsi ruangan.
Pada atap atau langil-langit yang datar, pemenpatan
detector tidak boleh kurang dari 30 cm dari dinding dan
tidak boleh lebih dari 30 cm dari langit-langit.
Jarak antara detektor (s) tidak boleh lebih besar dari yang
ditentukan pada gambar dan jarak detektor kedinding tidak
boleh lebih besar dari yang ditentukan tersebut.
Jarak antara detektor harus sesuai dengan tinggi langit-
langit.
Detektor tidak boleh dipasang dalam jarak kurang dari 1,5
meter dari lubang udara masuk.
Detector panas harus dipasang pada daerah dekat lubang
udara balik, dengan jarak kurang dari 1,5 meter.
Untuk atap pelana, deretan detertor dipasang didaerah
atap yang berjarak 90 cm dari puncak atap yang diukur
mendatar. Deretan detector panas yang lain dipasang
sesuai dengan jarak yang diperbolehkan.
Bila ada, balok-balok dengan ketinggian dari langit-langit
tidak lebih dari 10 cm dapat dianggap sebagai langit-
langit rata
Bila tinggi balok lebih dari 10 cm maka jarak antara
detector panas yang tegak lurus dari balok beton
tersebut harus 2/3 S.
Bila ada balok yang tingginya lebih besar dari 46 cm dan
letaknya lebih besar dari 2,5 meter dari tengah-tengah
ruangan yang dibatasi oleh balok tadi, harus dianggap
sebagai ruangan terpisah
Untuk langit-langit tang terbagi oleh balok-balok
pemasangannya sama dengan detetktor asap.
untuk ketinggian langit-langit antara 3-9 meter, jarak
antara detector harus dikalikan, sesuai dengan table
Faktor Pengali sesuai ketinggian
langit-langit (SNI 03-3985-2000)
Ketinggian Langit-langit Faktor Pengali
0 - 3,0 100
3,0 - 3,6 91
3,6 - 4,2 84
4,2 - 4,8 77
4,8 - 5,4 71
5,4 - 6,0 64
6,0 - 6,7 58
6,7 - 7,3 52
7,3 - 7,9 46
7,9 - 8,5 40
8,5 - 9,1 34
Pemasangan detector panas harus mengikuti
persyaratan :
a. Pada suatu kelompok detector, tidak boleh dipasang
lebih dari 40 buah detector.
b Untuk setiap ruangan dengan luas 46 m2 dan tinggi
langit-langit 3 meter harus dipasang satu alat detector
panas.
c. Jarak antara detector panas tidak boleh lebih dari 7 m.
untuk setiap ruangan efektif dan tidak boleh lebih dari
10 m. untuk ruangan sirkulasi.
d. Jarak detector panas dengan dinding pembatas paling
jauh 3 m. pada ruang efektif dan 6 m pada ruang
sirkulasi serta paling dekat 30 cm dari dinding
pembatas.
e. Dipuncak lekukan langit-langit, pada ruangan
tersembunyi harus dipasang sebuah detector panas
untuk setiap jarak memanjang 9 m.

Anda mungkin juga menyukai