Anda di halaman 1dari 35

Sistem Proteksi

Kebakaran Listrik
Nama : Mochamad Septoni Fauzi
NRP : 11-2016-052
Outline
• Latar Belakang
• Sistem Tanda Bahaya Kebakaran (Fire Alarm System)
• Sistem Alarm Kebakaran Gedung
• Komponen Alarm Kebakaran Gedung
• Panel Kontrol
• Macam-macam Sistem Pendeteksi
• Manual Call Box
• Alat Pengindraan Kebakaran
(Fire Detector)
• Pemilihan Jenis Detector Sesuai
Fungsi Ruangan
• Penempatan dan Jarak Pemasangan Detector Kebakaran
• Alarm bel atau Horn
• Instalasi Pipa Kebakaran
Latar Belakang
F Kebakaran selalu banyak menelan banyak kerugian baik moril, material bahkan sering kali
keselamatan manusia. Data Nasional dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada
tahun 2014 terdapat 896 kasus kebakaran, baik kebakaran permukiman maupun kebakaran gedung.
Kasus kebakaran yang disebabkan oleh arus pendek listrik atau konsleting listrik sebesar 65,51% atau
sebanyak 587 kasus, 2,90% atau sebanyak 26 kasus kebakaran disebabkan ledakan kompor Gas, dan
31,58% atau sebanyak 283 kasus kebakaran diakibatkan oleh kelalaian manusia.
(http://geospasial.bnpb.go.id/pantauanbencana/data/datakbmukim.php. Diakses: 18 November 2018)
Banyaknya kebakaran yang disebabkan oleh listrik karena banyaknya gedung-gedung atau
rumah yang menggunakan peralatan listrik yang tidak sesuai dengan prosedur yang benar dan standar
yang ditetapkan oleh LMK (Lembaga Masalah Kelistrikan) PLN, rendahnya kualitas peralatan listrik
dan kabel yang digunakan, serta instalasi yang asal-asalan dan tidak sesuai peraturan.
Tidak hanya proteksi pada peralatan listrik saja untuk mencegah kebakaran di gedung-gedung atau
pabrik juga harus memiliki proteksi kebakaran, supaya jika terjadi percikan api di sekitar gedung
sensor-sensor api atau asap yang di pasang di sekitar gedung akan mengirimkan informasi ke alrm.
Sehingga peralatan pemadam api di sekitar gedung bekerja.
proteksi kebakaran di gedung-gedung bisa berupa :
• Sistem Tanda Bahaya Kebakaran ( Fire Alarm System)
• Sistem Hidran Kebakaran (Fire Hydrant System )
• Sistem Pemercik Otomatis ( Fire Automatic Spinkler System )
• Alat Pemadam Api Ringan ( Portable Fire Extinguisher )
Sistem Tanda Bahaya Kebakaran
( Fire Alarm System)
Kebakaran dapat diatasi secepatnya
apabila dapat di ketahui sedini mungkin.
Untuk mengetahui kejadian kebakaran di
suatu tempat pada area yang luas yang
tidak terjangkau oleh indra petugas atau
keterbatasan personil, maka diperlukan
adanya Sistem Tanda Bahaya Kebakaran
atau ada yang memberi istilah Sistem Alarm
Kebakaran.
Detektor

Signal
alarm
FIRE FOULT
FAULT
+
NORMAL
Panel Indikator
Sistem Alarm Kebakaran Gedung
Suatu alat untuk memberikan peringatan
dini kepada penghuni gedung atau petugas
yang di tunjuk, tentang adanya kejadian
atau indikasi kebakaran di suatu bagian
gedung. Dengan adanya peringatan secara
dini tersebut akan memungkinkan
penghuni/petugas dapat mengambil
langkah/tindakan berikut pemadaman atau
bila mungkin melaksankan evakuasi jiwa
maupun harta benda.
DETEKTOR AUDIBLE ALARM

INPUT
Nyala

Panas VISIBLE ALARM

Asap

OUTPUT

HYDRANT
ANN
MCFA
Komponen Alarm
Kebakaran Gedung
• Panel Kontrol ( Main Control Panel )
 System Convensional
 System Addressable
 System SemiAddressable
• Manual Call box ( titik panggil manual)
• Alat Pengindra Kebakaran ( fire detector )
 Pengindera asap ( Smoke Detector)
 Pengindera panas ( Heat Detector )
 Pengindera nyala Api( Flame Detector )
• Alarm bel atau Horn
PANEL KONTROL
Panel kontrol(kendali) utama adalah panel yang berfungsi untuk
mengontrol bekerjanya sistem tanda bahaya kebakaran serta menerima dan
menunjukan adanya isyarat kebakaran pada suatu daerah/satu titik detector.

Main body
1. zone alarm kebakaran 2. Main alarm Device


6. Main alarm Silence SW 3. Voltmeter

5. SW. Care Indicator


4. Ac Power
Source indicator
7. Zone Alarm
Silence SW 8. Fire Reset SW
Stop SW (option)
9. Test Reset SW
11. Battery Test SW

10. Fire Test SW


Panel kontrol dimaksud harus mempunyai kelengkapan antara lain :

a) Fasilitas kelompok tanda bahaya


b) Saklar reset tanda bahaya
c) Pemancar berita kebakaran
d) Fasilitas pengujian dan pemeliharaan
e) Fasilitas pengujian baterai dengan volt meter dan amper meter.
f) Saklar penguji baterai
g) Indikator adanya tegangan listrik
h) Saklar yang dilayani secara manual serta lampu peringatan untuk memisahkan
lonceng dan peralatan kontrol jarak jauh ( remote control)
i) Petunjuk tanda bahaya yang dapat didengar
j) Saklar petunjuk untuk kesalahan rangkaian
k) Suplai daya/baterai
l) Fasiltas penyambungan telepon
m) Saklar pemberi tanda bahaya umum
n) Petunjuk bekerjanya sistem lain ( pompa kebakaran, pengendali asap, lift
kebakaran dan lain –lain )

Panel kontrol harus diletakkan pada Ruang Pusat Kendali Kebakaran. Jika pada
bangunan tersebut tidak memiliki Ruang Pusat Kendali maka panel harus
diletakkan pada posisi yang mudah terlihat dari lobi masuk Utama
Macam-Macam Sistem Pendeteksi
System Convensional:
 Memanfaatkan hubungan paralel antara detector dengan detector lainnya pada
setiap zona yang di hubungkan pada panel kontrol.
 Hanya dapat mendeteksi satu sinyal bahaya pada setiap zone sehingga tanda
bahaya kebakaran yang diterima bukan berasal dari setiap detector
 Kabel yang digunakan jenis NYM 2x1,5mm atau NYMHY 2x1,5mm yang di tarik di
dalam pipa conduit semisal EGA atau Clipsal.
 Detector hanya berupa kontak Listrik
Tiga tipe instalasi fire alarm convensional:
• 2 wire type: detector satu dengan detector lainnya di hubungkan secara paralel, tidak
boleh bercabang.
• 3 wire type: setiap detector disetting untuk mempunyai output masing-masing, seperti
output berupa lampu indikator dan lain-lain.
• 4 wire type: kebanyakan digunakan untuk smoke detector 12V, bertujuan agar fire
alarm dapat dihubungkan dengan panel alarm lain.
System Addressable
Setiap detector mempunyai address masing-masing untuk menyatakan identitas dari
setiap detector secara cepat dan tepat.maka dari itu jika terjadi kebakaran, sistem kontrol
pada panel dapat menginformasikan dengan pasti alamat atau titik terjadinya kebakaran
yang terbaca oleh setiap detector.

System Semi Addressable


Terdapat penambahan control module dibanding yang konvensional. Control module ini
dihubungkan dengan sistem konvensional dengan cara menghubungkannya dengan
pada zona yang mempunyai detektor-detektor, yang masing-masing zona mempunyai
address sendiri.
Jadi apabila detector yang ada pada masing-masing zona mendeteksi adanya sinyal
tanda bahaya maka akan terdapat indikator pada panel kontrol mengenai zona alamat
terjadinya kebakaran.
INTERCONECTION

DETEKTOR FIRE ALARM SYSTEM


KEBAKARAN AC
Off

SPRINKLER LIFT
(FS) Off

PRESS FAN
POMPA On
HYDRANT
MCFA
supply daya
Manual Call Box
( Titik Panggil Manual
 Tombol tekan
 Tombol tarik
 Handle Tarik

Dipasang di semua tempat dalam gedung dengan kemungkinan ada


orang dan tidak perlu berjalan sejauh 30 meter, dengan ketinggian 1,4
meter di atas lantai.
Alat Pengindraan Kebakaran
(Fire Detector)
•ULTRA VIOLET
Nyala
•INFRA RED

Panas •FIXED TEMPERATURE


•RATE OF RISE

Asap •IONIZATION
•OPTIC
Manual
•Push bottom
•Full down
•break glass
• Pengindra Asap (Fire Detector)
 Pengindera asap ionisasi ( Ionisation Smoke
Detector )

Alat pengindera ini memiliki komponen :

 Ruang deteksi dengan dilengkapi bahan radio aktif yang di beri


muatan listrik sehingga memancarkan ion positif dan negatif
yang seimbang.
 Rangkaian electronic contact

Prinsip Kerja
Bila terjadi kebakaran yang kemudian ada asap memasuki ruang diteksi
maka partikel-partikel asap tersebut mempengaruhi perubahan ion di
ruang deteksi, dengan perubahan perbandingan nilai ion pada ruang
deteksi tersebut mengakibatkan rangkaian electronic contact menjadi
aktif dan alarm berbunyi .
 Pengindera asap tipe Photo electric Peka
Cahaya
Alat pengindera ini memiliki komponen :
Ruang diteksi yang dilengkapi dengan pemancar cahaya infra
merah ( lght emiting diode)
 Penerima cahaya infra merah ( photo diode )
 Rangkaian electronic contact.

Prinsip Kerja
Bila terjadi kebakaran sehingga asap memasuki ruang deteksi
maka partikel asap tersebut memancarkan cahaya infra merah
sehingga dapat tertangkap oleh photo diode. Dengan
tertankapnya infra merah pada photo diode mengakibatkan
rangkaian electronic contact menjadi aktif dengan demikian
alarm berbunyi.
 Pengindera asap tipe pengurangan cahaya
( Obscuration )

Komponen pada alat pengindera ini :


 Sumber cahaya infra merah di pantulkan melalui lensa focus
sehingga pancaran cahayanya lurus tidak menyebar.
 Photo electric cell yang dihubungkan ke rangkaian electronic
contact ke alarm.
• Sewaktu tidak terjadi kebakaran photo cell selalu menerima
cahaya infra merah.

Prinsip Kerja
Bila terjadi kebakaran terdapat asap yang menghalangi cahaya
yang selalu diterima oleh photo cell, kemudian dengan
berkurangnya nilai cahaya yang diterima oleh photo cell
mengakibatkan rangkaian electronic contact menjadi aktif dan
alarm berbunyi.
• Pengindera Panas ( Heat detector)
 Tipe Pengembangan suhu ( Rate of Rise Heat Detector )

Komponen pada alat pengindra ini :

 Ruang Deteksi yang dilengkapi membran ( diapraghma ) dan titik


kontak dan fungsi membran diapraghma sebagai pendorong titik kontak
tersebut dan lobang ventilasi untuk mengantisipasi bila terjadi
pengembangan udara yang bukan karena kejadian kebakaran misalnya
cuaca maka udara akan terbuang melalui lubang tersebut.

Prinsip Kerja
Bila di suatu ruangan terjadi kebakaran sehingga terjadi perubahan
suhu yang cepat maka udara di dalam ruang diteksi memuai dan
pemuian udara di ruang tertutup tersebut mengakibatkan membran
terdorong naik dan dengan terdorongnya membran sekaligus
mendorong mechanical contac menjadi aktif, dengan demikian
alarm berbunyi.
 Pengindera panas Suhu Tetap ( Fixed Temperatur)

komponen pada alat pengindraan ini:


 Elemen peka yang didalamnya menggunakan dwi logam ( sensor
bimetal )
 Mechanical Contact

Prinsip kerja
Bila terjadi kebakaran elemen peka menerima panas dengan derajat
suhu yang ditentukan oleh kepekaan diteksi maka sensor bimetal
mendorong mechanical contact menjadi aktif dengan demikian alarm
berbunyi.
Alat diteksi ini dapat juga dikombinasikan dengan tipe Rate Of rise,
dengan demikian dapat bekerja secara Fixed Temperatur dan dapat
bekerja secara Rate of Rise.
• Pengindera Nyala Api ( Flame
Detector)
 Ultra Violet Flame Detector
Alat diteksi inisensitif terhadap cahaya api yang memancarkan
cahaya putih kebiru-biruan dan biasanya alat ini dipasang untuk
melindungi benda-benda yang bila terbakar memancarkan cahaya putih
kebru-biruan seperti contoh; natrium, alkohol dll.

 Infra Red Flame detector.


Alat diteksi ini sensitif terhadap cahaya api yang memancarkan cahaya
infra merah, karena alat diteksi ini dilengkapi dengan filter amplifier untuk
cahaya infra merah.
Pemilihan Jenis Detector Sesuai
Fungsi Ruangan
Penempatan dan Jarak
Pemasangan Detector Kebakaran
 Smoke Detector ( Pengindera Asap)

 Smoke Detector tidak boleh dipasang dalam jarak kurang dari 1,5
meter dari lubang udara masuk / AC.
 Jarak smoke detector yang terjauh dari dinding pemisah adalah 6
meter dalam ruang efektif dan 12 meter dalam ruang sirkulasi.
 Pada setiap luas lantai 92 m² dengan tinggi langit-langit 3 meter,
harus dipasang 1 buah smoke detector.
 Jarak anatar Smoke detector maksimum 12 meter di dalam ruang
efektif dan 18 meter didalam ruang sirkulasi.
 Setiap kelompok atau Zona detector harus dibatasi maksimum 20
buah smoke detector yang dapat melindungi ruangan 2000 M² luas
lantai.
 Heat Detector ( Pengindera Panas )

 Heat Detector tidak boleh dipasang dalam jarak kurang dari 1,5
meter dari lubang udara masuk / AC.
 Pada satu kelompok detector, tidak boleh di pasang lebih dari 40
buah Heat detector.
 Untuk setiap ruangan dengan luas 46 m² dan tinggi langit-langit 3
meter harus dipasang satu alat heat detector
 Jarak antara heat detector tidak boleh lebih dari 7 meter untuk
ruangan efektif dan tidak boleh lebih dari 10 meter untuk ruang
sirkulasi
 Jarak heat detector dengan dinding pembatas paling jauh 3 meter
pada ruang efektif dan 6 meter pada ruang sirkulasi serta paling
dekat 30 cm.
 Flame Detector ( Pengindera Nyala Api )

 Setiap kelompok atau setiap zone detector harus di batasi


maksimum 20 buah flame detector yang dapat melindungi ruangan
dengan luas maksimum 2000 m².
 Pemasangan flame detector untuk daerah yang sering mengalami
gangguan sambaran petir , detector tersebut harus dilindungi
supaya tidak terjadi kemungkinan timbulnya alarm palsu.
 Detector harus direncanakan dan dipasang cukup menjamin dapat
mendeteksi daerah kebakaran spesifik yang akan di proteksi.
 Detector tidak boleh dipasang terhalang oleh sesuatu pada daerah
yang akan di proteksi
 Detector harus dilindungi terhadap gangguan sinar yang tidak
dikehendaki ( yang mungkin dapat menyebabkan alarm palsu).
Alarm bel atau Horn
 Menimbulka bunyi minimal 65 db atau 5 db lebih tinggi dari bunyi keadaan
normal untuk lebih dari 30 detik.
Instalasi Pipa Kebakaran
• Sistem instalasi pipa kebakaran ini bisa tersendiri [ main pump hydrant dan
main pump sprinkler ] atau bisa menjadi satu dengan melalui pipa header
[ fire main pump, diesel fire pump dan jocky pump ] dan instalasi ini
terhubung dengan pressure tank , pada pressure tank terpasang pressure
swicth yang digunakan untuk mengoperasikan pompa secara otomatis dan
di-set sesuai dengan tekanan [ standat instalasi pipa gedung ] kemudian
pipa header dibagi menjadi dua instalasi pipa yaitu pipa hydrant [warna
merah] dan pipa sprinkler [warna orange].
Pipa Sprinkler
• Instalasi pipa ini berfungsi untuk mengatasi kebakaran secara otomatis
disetiap ruangan
Pipa Hydrant
• Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menaggulangi
kebakaran secara manual dengan menggunakan hydrant box, hydrant box
ini tersedia pada setiap lantai dengan beberapa zone /tempat .
Jocky Fire Pump
• Digunakan untuk menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressure tank.
Main Fire Pump
Digunakan sebagai pompa utama , bila tekanan / pressure tank turun setelah
jocky pump tidak sanggup lagi mengatasi [ jocky pump akan mati sesuai
dengan setting pressure tank ] maka main pump akan bekerja
Diesel Fire Pump
• Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa mengalami kerusakkan atau
gagal operasional [listrik padam] dan pompa main pump serta jocky pump
berhenti bekerja mensupply air maka diesel fire pump akan melakukan start
secara otomatis berdasarkan pressure swicth .

Anda mungkin juga menyukai