Anda di halaman 1dari 29

FIRE

ALARM
SYSTEM
INSTALASI ALARM
TANDA BAHAYA KEBAKARAN

TUJUAN
TUJUAN
PEMASANGAN
PEMASANGAN INSTALASI
INSTALASI ALARM
ALARM
KEBAKARAN
KEBAKARAN OTOMATIK
OTOMATIK BERTUJUAN
BERTUJUAN
UNTUK
UNTUK MENDETEKSI
MENDETEKSI KEBAKARAN
KEBAKARAN

+ SEAWAL
SEAWAL MUNGKIN,
MUNGKIN, SEHINGGA
PENGAMANAN
PENGAMANAN YANG
SEGERA
SEHINGGA TINDAKAN
TINDAKAN
YANG DIPERLUKAN
DIPERLUKAN DAPAT
DAPAT
SEGERA DILAKUKAN.
DILAKUKAN.

Tindakan dalam keadaan Emergency Kebakaran


harus sudah berhasil diatasi.
sebelum 10 menit sejak penyalaan
PERATURAN
PERATURAN MENTERI
MENTERI TENAGA
TENAGA KERJA
KERJA RI
RI
NO.
NO. PER-02/MEN/1983
PER-02/MEN/1983
TENTANG
TENTANG
INSTALASI
INSTALASI ALARM
ALARM KEBAKARAN
KEBAKARAN OTOMATIK
OTOMATIK

Ruang lingkup:
- Perencanaan
- Pemasangan,
- Pemeriksaan
- Pengujian
- Pemeliharaan
PENGERTIAN
Instalasi Alarm Kebakaran Automatik
adalah sistem atau rangkaian alarm
kebakaran yang menggunakan detektor
panas, asap, nyala api, dan titik panggil
manual serta perlengkapan lainnya yang
dipasang pada sistem alarm kebakaran.
SISTEM ALARM
KEBAKARAN
 Sistem alarm kebakaran (Fire Alarm System) pada
suatu tempat atau bangunan digunakan untuk
pemberitahuan kepada pekerja / penghuni dimana
suatu bahaya bermula.
 Sistem alarm kebakaran (Fire Alarm System) dilengkapi
dengan tanda atau alarm yang bisa dilihat atau
didengar.
 Penempatan alarm kebakaran biasanya pada
koridor/gang-gang dan jalan dalam pabrik/industri.
 Sistem alarm kebakaran ini dapat dihubungkan secara
manual ataupun otomatis pada alat-alat seperti
sprinkler system, detektor panas, detektor asap.
KOMPONEN FAS
 Master control fire alarm (manual station,
seperti panel box, pilar box, break glass,
dll).
 Alarm bell.
 Detektor panas, detektor asap, detektor
nyala.
DETEKTOR ASAP
Detektor asap adalah peralatan suatu alarm kebakaran yang dilengkapi dengan suatu
rangkaian dan secara otomatis mendeteksi kebakaran apabila menerima partikel-
partikel asap.

Jenis Detektor
 Detektor Ionisasi
 Detektor Ionosasi mengandung sejumlah kecil bahan radioaktif yang akan
mengionisasi udara di ruang pengindra (Sensing Chamber).
 Listrik dalam ruang dihantar melalui udara diantara 2 batang elektroda. Apabila
partikel asap memasuki chamber maka akan menyebabkan penurunan daya
hantaran listrik.
 Jika penurunan daya hantaran tersebut jauh dibawah tingkat yang ditentukan
detektor maka akan terjadi alarm .
 Photo Electic
 Photo Elektrik Smoke Detector type Light Obsucuration yaitu dengan
menggunakan cahaya yang disorot terus menerus langsung keperalatan photo
sensitive.
 Partikel asap yang memasuki ruang akan menyebabkan cahaya berkurang
sehingga menyebabkan alarm.
 Photo Electric Smoke Detector type Light Scattering asap menyimpangkan berkas
cahaya dari sumber cahaya ke arah penerima yang peka cahaya dan
mengaktifkan alarm.
DETEKTOR ASAP
PENGUJIAN
Pengujian diperlukan pada frekuensi tertentu, pemeliharaan harus
dilaksanakan secara tepat pada setiap peralatan yang tidak berfungsi sewaktu
pengujian. Pelaksanaan pengujian dapat dilakukan dengan cara
menyemprotkan aerosol atau memasukkan asapke dalam ruang penginderaan
dari detektor asap.
Pengujian dilaksanakan setiap 6 bulan terhadap:
 smoke detektor ionisasi.
 Smoke detektor photo electric.
 Bersihkan detektor dari kotoran dan debu.

PEMELIHARAAN
 Semua detektor asap harus dikalibrasi 1 tahun sekali, khusus yang dipasang
di pabrik yang mempunyai instrumen yang sangat peka, dilaksanakan
sesuai dengan instruksi pabrik pembuat.
 Pembersihan dilaksanakan sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya.
Mengingat kepekaannya beberapa detektor dipasang dengan rangkaian
zona silang (lihat gambar).
 Apabila dihubungkan dengan media pemadam, maka detektor harus lebih
dulu mengaktifkan alarm sebelum media pemadam kebakaran disemburkan
ke luar.

PENGARSIPAN
 Hasil pengujian disimpan dengan baik untuk keperluan pengujian dan
pemeliharaan.
DETEKTOR PANAS
Detektor panas adalah peralatan dari detektor kebakaran yang dilengkapi dengan
suatu rangkaian listrik atau pneumatic yang secara otomatis akan mendeteksi
kebakaran melalui panas yang diterimanya.

Jenis
 Fixed Temperature Detektor.Terdiri dari suatu tabung detektor (detector
housing) yang berisikan sebuah elemen yang dapat meleleh denga segera pada
temperatur yang diperlukan. Melelehnya elemen terebut menyebabkan terjadinya
kontak listrik dan menyebabkan alarm pada sistem alarm kebakaran.
 Rate of Rise Detektor Type Electric, terdiri dari tabung detector (detector
housing) yang mempunyai lubag kecil dengan sebuah diaphram. Panas akibat
kebakaran menyebabkan udara dalam housing memuai lebih cepat, pemuaian
menyebabkan tekanan pada diaphram sehingga terjadi kontak listrik.
 Rate of Rise Detector type Pneumatic,terdiri dari tubing metalic dalam bentuk
gulungan panjang yang dapat dihubungkan dengan detektor. Panas akibat
kebakaran menyebabkan udara dalam tabung mengembang dan menaikkan
tekanan pada flexible diaphram. Pengembangan flexible diaphram menyebabkan
terjadinya kontak listrik dan alarm bekerja.
 Rate Compensation Detector, Terdiri dari 2 elemen metalic di dalamnya yang
akan mengembang jika menerima panas. Pertemuan keduanya menyebabkan
terjadi kontak listrik sehingga alarm bekerja.

Komponen detector panas terdiri dari,


 Detektor panas.
 Manual kontrol alarm kebakaran (manual station).
 Alarm bell.
DETEKTOR PANAS
PEMERIKSAAN VISUAL
 Pemeriksaan secara visual perlu dilakukan untuk mengetahui lebih dini kemungkinan
kerusakan sebelum pengujian.
 Periode pemeriksaan visual dilakukan setiap bulannya

PENGUJIAN
 Pengujian diperlukan pada waktu-waktu tertentu, pemeliharaan harus dilakukan secara tepat
dari setiap peralatan yang tidak berfungsi baik sewaktu pengujian. Fixed temperature
detector tidak bisa diuji dengan menggunakan panas, apabila ia pernah mendeteksi panas
sehingga menyebabkan alarm, maka ia harus diganti.
 Pelaksanaan pengujian adalah dengan melepas detektor dari box outlet listrk. Selanjutnya
gunakan sepotong cable listrik yang diisolasi untuk menghubungkan (to jumper) kontak listrik
pada dasar dari unit detektor tersebut.
 Yakinkan kabel yang dipakai untuk jumper tersebut diisolasi. Setelah 15 tahun dan setiap 5
tahun berikut 2 dari 100 fixed temperature detector harus diuji di laboratorium. Jika kedua
detektor gagal maka semua detektor harus diganti. Jika salah satu saja detektor yang gagal,
maka dilakukan uji ulang detektor yang lain.
 Pengujian detector rate of rise dan rate compensation bisa dengan menggunakan hair dryer
atau panas lampu yang terlindung.
 10% dari detector harus diuji setiap 6 bulan, sehingga pengujian seluruhnya detektor selesai
setelah 5 tahun.
 Pengujian harus dilaksanakan setiap 6 bulan

PENGARSIPAN
 Hasil pengujian disimpan dengan baik untuk keperluan pengujian dan pemeliharaan.
DETEKTOR NYALA
Detektor nyala akan memberikan tanggapan terhadap energi radiasi
di dalam atau di luar batas penglihatan manusia. Ia peka terhadap
nyala bara api, arang atau nyala api kebakaran, sehingga detektor ini
disediakan untuk sistem alarm kebakaran.

Penggunaan detektor nyala adalah pada daerah yang sangat mudah


meledak atau terbakar.

 Jenis detektor nyala antara lain:


 ultraviolet detektor
 Infrared Detektor
 flame flicker detector.
 Photo electric flame detector.

 Komponen detector nyala terdiri dari:


 Flame detector
 Manual station
 Alarm
 Dapat dihubungkan dengan water sprinkler system.
DETEKTOR NYALA
PEMERIKSAAN VISUAL
 Pemeriksaan diperlukan setiap bulan dan catatlah hasil pemeriksaan.
 Bulanan periksa kerusakan dan kelainan detector nyala.Bersihkan kaca.

PENGUJIAN
 Pengujian berikut perlu dilaksanakan, kecuali instruksi khusus dari pabrik
pembuat.
 6 bulanUltravioletInfrared.Photo electricFlame flicker

PEMELIHARAAN
 Pemeliharaan yang tepat harus dilaksanakan terhadap semua peralatan
yang rusak selama dilaksanakan pengujian.
 Catat semua pemeliharaan yang dilaksanakan.

PENGARSIPAN
 Semua hasil inspeksi, pengujian dan pemeliharaan harus dicatat dan
disimpan baik.
DETEKTOR MANUAL STATION, BELL DAN
HORN
Manual station dengan bell atau horn merupakan bagian pada sistem alarm kebakaran. Penempatan pada tangga, pintu atau jalan-
jalan/gang ke luar.
Bell dan horn menggunakan alat penguat suara untuk menyatakan suatu keadaan darurat dan berhubungan dengan jaringan alarm
kebakaran.

PEMERIKSAAN VISUAL
 Pemeriksaan dilaksanakan dengan periode berikut:
 Bulananpemeriksaan semua manual station kemungkinan ada kerusakan atau tidak bekerja.periksa bell dan horn.Periksa lokasi
terhadap gangguan atau penghalang.

PENGUJIAN
 Ujian operasi terhadap manual station dengan menekan bagian depan yang dinyatakan pada peralatan manual station, jika berbentuk
“break glass”. Bell terdiri dari sebuah kubah logam, sebuah coil dan sebuah plunger. Pada beberapa sistem alarm kebakaran yang
baru, bell dipolarisasikan, sehingga dapat dilakukan pengawasan terhadap tiap-tiap bell secara terpisah.
 Bell harus didengar pekerja/penghuni di lokasi bell di tempatkan.
 Horn terdiri dari electro magnit yang menggetarkan sebuah steel diaphram.
 Horn harus bisa didengar pada lokasi penempatannya.
 Alarm visual harus bisa dilihat oleh penghuni dan terdiri dari berbagai type lampu.
 Test dilaksanakan dengan periode berikut:
 Semi-annually(semester)manual station bell alarm horn

PEMELIHARAAN
 Pemeliharaan harus dilaksanakan dengan baik pada setiap komponen yang dijumpai rusak sewaktu pelaksanaan pengujian dan catat
semua pekerjaan pemeliharaan yang dilaksanakan.

PENGARSIPAN
 Catat pengujian dan pemeriksaan harus disimpan dengan baik.
Signal
Signa
Detektor
lalarm
alarm

FIRE FOULT
FAULT
+
NORMAL
Panel Indikator
+ AUDIBLE
AUDIBLEALARM
ALARM
DETEKTOR

INPUT
Nyala

Panas VISIBLE ALARM

Asap
OUTPUT HYDRANT
HYDRANT
ANN
MCFA
1 11 1 11 1
2 12 2 12 2
3 13 3 13 3
4 14 4 14 4
5 15 5 15 5
6 16 6 16 6
7 17 7 17 7
8 18 8 18 8
9 19 9 19 9
10 20 10 20 10

2. Mimic Panel
11
MCFA 12
13
14
Merk : 15
Model : 16
Instalatir : 17
Pengesahan No : 18
Tgl :
19
3. Anounciator Panel 20
JENIS
JENIS DAN
DAN TIPE
TIPE DETEKTOR
DETEKTOR
• ULTRA
Nyala VIOLET
• INFRA RED
• FIXED TEMPERATURE
Panas
• RATE OF RISE

Asap • IONIZATIO
N
Manual • OPTIC
• Push bottom
• Full down
• break glass
ZONA
ZONADETECTION
DETECTION
Nyala 20 titik
EOL

Panas 40 titik
EOL

Asap 20 titik
EOL

• ZONE 3 Luas tiap zone deteksi


• ZONE 2 - ruang tanpa sekat mak. 2000 m2
• ZONE 1 - terdapat sekat mak. 1000 m2
INTERCONECTION
INTERCONECTION

DETEKTOR FIRE
FIREALARM
ALARM SYSTEM
SYSTEM
KEBAKARAN AC
Off

SPRINKLER LIFT
(FS) Off

PRESS FAN
POMPA On
HYDRANT
MCFA
supply daya
SMOKE HEAT
Media pemadam Halon
CONTROL
CONTROLFIRE
FIRE
(F, Cl, Br)
INDIKATOR
INDIKATOR

BUZER !!!!!!!!!!!!
Mengandung potensi bahaya
ALARM
keracunan
DISCHART
DISCHART
CONTROL
CONTROL
HARUS MEMILIKI IJIN K3
VALVE
PANEL
PANEL

INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN


AUTOMATIC TOTAL FLOODING SYSTEM
SISTEM
SISTEM PENDETEKSIAN
PENDETEKSIAN
ZONE 1
ZONE 2

1
1 2 2

1
Bagaimana Smoke Detector
Bekerja
Dalam keadaan normal,
sumber cahaya di kiri
memancarkan sinar lurus
dan melewati sensor, ketika
asap masuk kedalam
chamber, partikel asap
memantulkan sebagian
sinar yang kemudian
mengenai sensor, dan
sensor inilah mengaktifkan
alarm
Tekanan mak. 50 bar
Temp pecah 97o C
Smoke Detector Tester

Insert tube into Adapter.

Rotate arrow on top of


can’s nozzle to point to
center of tube’s opening.

Spray Smoke Detector


Tester at smoke detector
for one to two seconds.
Testing Duct Mounted Smoke Detectors
Extension Devices are made of sturdy aluminum and non-conductive fiberglass

Snap can into clamp on


Remove rubber Smoke Detector Tester
cap from bottom Extension Head. (Smoke
of Extension Detector Tester is shown
head (N-30) with 1490 Adapter installed
on can.)

Connect first Extension Arm (N-59)


to Extension Head (N-30) or (PH) Align arrow forward on
by screwing poles together can’s activating nozzle.
clockwise until tight.
See table below for Extension
Devices required for indicated
testing elevations.

Aim at smoke detector


and press down on
activation trigger.

Connect additional Extension


Arms, as needed, to first
Entension Arm after removing
the rubber cap
Dispense with Ladders, Heat Guns, Heat Lamps,
Hair Dryers, and Extension Cords
HEAT DETECTOR TESTER

Place one or two Heat Pads, depending on


the type of heat detector, into Adapter Tray
and secure with rubber bands. Dome type
and some thermister type do not require an
Adapter Tray; they need only one Heat Pad.

Fill Syringe with 2 tsp of water.


Use 1 tsp of water per Heat
Pad. Re-wet after Heat
Pad cools.

Wait 60 seconds and raise assembly making


sure Heat Pads make contact with the
detector’s sensor. Alarm should occur
within 15 seconds.
AREA REPEATER
PERGUDANGAN P-II ZONE/LOKAL P-III
SG. PB-2 SG. UTL

P-IB P-IV
GDG. 7s/d12-SB
MCC/PLANT SG. UTL

GDG. 2&29-SB

GDG. 1&3-SB REPEATER FS-II

PANEL CONTROL FS-II

DIAGRAM WIRELESS FAS

Anda mungkin juga menyukai