Anda di halaman 1dari 76

MAKALAH PENANGGULANGAN

KEBAKARAN (PEMBINAAN AHLI K3


SPESIALIST PENANGGULANGAN
KEBAKARAN)

Kelompok 2

Nama Peserta :

1. ANGGIT ADIYANA
2. DONI RINALDO SITORUS
3. ASEP TATANG

Gedung / Proses…….

PT. ARCHIPELAGO INTERNATIONAL

KELOMPOK 2 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk, kekuatan dan
semangat, sehingga penyusunan Laporan Pelatihan Kerja Lapangan (PKL) Ahli K3 Spesialis
Penanggulangan Kebakaran di PT. Archipelago International Fave Hotel – Karawang dapat
terselesaikan dengan baik. Laporan ini diharapkan dapat digunakan oleh tamu maupun seluruh
pegawai PT. Archipelago International Fave Hotel – Karawang dalam pencegahan serta
penanggulangan kebakaran yang terjadi di lingkungan perusahaan. Laporan ini dilakukan dalam
rangka untuk :
1. Memberikan panduan informasi tentang bencana kebakaran serta sistem proteksinya,
2. Memasyarakatkan cara-cara pencegahan dan penanggulangan kebakaran di lingkungan
perusahaan,
3. Memberi pengarahan penggunaan peralatan pemadaman sesuai standar yang ditetapkan.
Hal ini penting dilakukan sebagai penetapan acuan di lingkungan perusahaan mengenai
pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran serta keselamatan dan kesehatan
kerjanya yang merupakan faktor penting untuk memproteksi lingkungan hidup, dan
masyarakat sekitar perusahaan dari bahaya akibat kebakaran.
Harapannya, semoga laporan ini dapat digunakan sebagai pegangan dalam memberikan arahan
yang jelas bagi seluruh pegawai dan tamu yang berada di lingkungan PT. Archipelago
International Fave Hotel – Karawang dalam menangani bahaya kebakaran secara terorganisir
dan terpadu dalam bertindak sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di lingkungan
perusahaan.
Kelompok 2 mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
penyusunan laporan ini khususnya kepada PT. Chenda Safetyindo Kreasi selaku pengarah dan
kepada pihak PT. Archipelago International Fave Hotel – Karawang yang sudah bersedia untuk
kami tinjau. Semoga laporan ini bisa dijadikan referensi dan dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.
Karawang, 11 Maret 2023

Kelompok 2

KELOMPOK 2 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor penting yang


memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya
akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi
oleh suatu perusahaan ataupun instansi terkait. K3 bertujuan mencegah, mengurangi,
bahkan meniadakan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak
boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang perlu menghabiskan banyak biaya (cost) suatu instansi terkait, melainkan harus
dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang
berlimpah pada masa yang akan datang.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hal yang tidak terpisahkan
dalam faktor ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Penerapan K3 tidak semata –
mata hanya menguntungkan pihak karyawan namun juga dapat menghasilkan kinerja
karyawan yang lebih produktif sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan atau
instansi. Oleh sebab itu, penerapan K3 tidak hanya menjadi tanggung jawab karyawan
semata, akan tetapi juga merupakan tanggung jawab pihak instansi untuk menjamin
kesehatan dan keselamatan bersama.
Keselamatan pada suatu instansi pendidikan tinggi harus didukung oleh berbagai
faktor seperti tempat belajar dan praktek yang baik, tingkat kebisingan yang rendah, suhu
ruangan yang sesuai iklim kerja, dan lain lain. Selain itu perlengkapan keselamatan kerja
pada sebuah ruangan tempat kerja praktek atau laboratorium hendaknya dipergunakan
secara optimal untuk menghindari resiko kecelakaan. Untuk itu, laporan ini membahas
tentang prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada penanganan pencegahan
bahaya kebakaran di lingkungan PT. Archipelago International Fave Hotel – Karawang,
dan nantinya laporan ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan, pengalaman,

KELOMPOK 2 3
dan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
menerapkan prinsip Keselamatan dan kesehatan kerja.

B. Maksud Dan Tujuan

Laporan ini dimaksudkan untuk memberikan arahan yang jelas bagi seluruh pegawai
dan non pegawai yang berada di dalam ruang lingkup PT. Archipelago International Fave
Hotel – Karawang dalam menangani bahaya kebakaran secara terorganisir dan terpadu
dalam bertindak sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Laporan ini juga memiliki tujuan untuk :
1. Penilaian resiko kebakaran
2. Penanggulangan kebakaran

Dengan memahami laporan ini diharapkan dapat tercipta keterpaduan langkah dari
semua unsur terkait penanganan bahaya kebakaran di lingkungan PT. Archipelago
International Fave Hotel – Karawang.

C. Dasar Hukum

Landasan hukum yang digunakan oleh kelompok 2 adalah sebagai berikut:


1. UUD 1945 pasal 27 ayat (2) yang menyatakan bahwa “setiap warga Negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemuanusiaan”.

2. UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

3. PP RI No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja

4. Permenaker No.4 Tahun 1980 Tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan


Alat Pemadam Api Ringan

5. Permenaker No.2 Tahun 1983 tentang Instruksi alarm Kebakaran Otomatik.

6. Instruksi Menaker No. 11/M/BW/1997 Tentang Pengawasan Khusus K3


Penanggulangan Kebakaran

KELOMPOK 2 4
7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.186/Men/1999 Tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran diTempat Kerja

8. Permen PU No.26 Tahun 2002 tentang Persyaratan Tehnis Sistem Proteksi kebakaran
Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan

9. Permen PU No.26 Tahun 2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi


Kebakaran Pada Bagunan Gedung dan Lingkungan

10. Permenakertrans No.Per 08/Men/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang dijadikan sebagai objek pelatihan kerja lapangan kelompok 3
adalah seluruh aspek yang melingkupi penilaian resiko kebakaran dan apa saja yang
sudah dilakukan oleh PT. Archipelago International Fave Hotel – Karawang. Dalam
penanganan penanggulangan bahaya kebakaran. Adapun ruang lingkup yang telah
dievaluasi sumber bahayanya adalah area genset. Sumber bahaya yang akan kami tinjau
diantaranya yaitu :
Keadaan perlengkapan dan peralatan dipenyimpanan bahan yang bisa menyebabkan
kebakaran.

1. Sifat pekerjaan yang bisa menyebabkan kebakaran.

2. Lokasi kerja diarea yang bisa menyebabkan kebakaran.

3. Penggunaan bahan serta proses penyimpanan dan penanganannnya.

4. Keadaan perlengkapan dan peralatan dipenyimpanan bahan yang bisa


menyebabkan kebakaran.

E. Profile Perusahaan

Archipelago International (sebelumnya disebut Aston International hingga


2013). adalah sebuah perusahaan penyedia layanan jasa hotel dan sanggraloka terkemuka

KELOMPOK 2 5
di Indonesia yang didirikan pada tahun 1997 dan berkantor pusat
di Jakarta, Indonesia dan memiliki kantor regional di Yogyakarta dan Bali, Indonesia.
Hotel budget trendi yang berlokasi di Karawang - Jawa Barat. Berlokasi
strategis di dalam pusat industri Karawang, favehotel Karawang adalah hotel
International pertama di Karawang dibawah naungan grup Archipelago International.
Hotel budget ini merupakan nilai tambah untuk area ini dan pilihan akomodasi
favorit bagi para pelancong bisnis. 
Fun, fresh and friendly staff dan pelayanan menanti anda di favehotel
Karawang. Menyajikan beragam fasilitas, hotel ini menyediakan 132 kamar tamu
modern, pusat kebugaran, spa, kolam renang luar ruangan dan akses WiFi kecepatan
tinggi gratis di seluruh hotel untuk membuat para tamu tetap terhubung. Pilihan
cerdas dan pesan di hotel terbaru ini untuk mendapatkan manfaat terbaik.
Akan mengadakan rapat? favehotel Karawang memiliki 10 ruang
pertemuan besar yang dapat menampung hingga 254 orang. Untuk pertemuan yang
lebih kecil, kami dapat membagi ruangan untuk memenuhi kebutuhan anda. Area
lounge juga tersedia dan dapat menampung hingga 80 orang. Kami akan membantu
anda merencanakan pertemuan bisnis, pesta ulang tahun ataupun pertemuan keluarga
anda yang akan datang!
Hotel budget trendi yang berlokasi di Karawang - Jawa Barat. Berlokasi
strategis di dalam pusat industri Karawang, favehotel Karawang adalah hotel
International pertama di Karawang dibawah naungan grup Archipelago International.
Hotel budget ini merupakan nilai tambah untuk area ini dan pilihan akomodasi
favorit bagi para pelancong bisnis.
Fave hotel merupakan hotel bintang 3 yang berlokasi di Jl. Arteri Karawang Barat
Jl. Raya Badami No.8, Margakaya, Kec. Telukjambe Bar., Kabupaten Karawang, Jawa
Barat 41361.
Luas bangunan = 7,535 m2.
Jam kerja
 Shift 1 : 06:00 - 14:00
 Shift 2 : 14:00 - 22:00
 Shift 3 : 22:00 - 06:00

KELOMPOK 2 6
Gambar 1.1
Lokasi PT. Archipelago International Fave Hotel – Karawang via Google Maps

Gambar 1.2

KELOMPOK 2 7
LAYOUT PT. Archipelago International Fave Hotel – Karawang

Gambar 1.3
Denah UG PT. Archipelago International Fave Hotel – Karawang

Struktur Tanggap Darurat


SHIFT
JABATAN
PAGI SORE MALAM
Chief Warden Syahid Abdul Syahid Abdul Syahid Abdul
Deputy Chief Warden Chaerul Ahmadi Chaerul Ahmadi
Fire Fighter Angga Saeful M. Asep Saepullah
Evacuation Rizal Romadhon Samanhudi Muhammad Rifai
Exit Point Muhammad Solihin Fery Firmansyah
First Aid Aep Saeful Jack Yasin
Assembly Point Istiya Rahmanisa Putri Sri Lestari Jakvar David
Rescue Team Haris Widyanto Arie Abdul Komar Devian Aryaputra

F. Visi dan Misi Perusahaan

Archipelago International yang sebelumnya dikenal dengan Aston International


merupakan salah satu operator hotel terkemuka di Indonesia dengan porto folio memiliki
lebih dari 60 hotel dan 12.000 kamar serta lebih dari 80 properties sedang dalam
pembangunan di Indonesia, Filipina dan Malaysia. Archipelago mengoperasikan
beberapa Hotel dengan nama branded hotel Grand Aston, Aston, Aston City, Alana,
KELOMPOK 2 8
Harper, Quest, Fave Hotels, NEO dan Kamuela yang menawarkan pilihan antara vila
mewah dengan kolam renang pribadi hingga apartemen dan hotel kelas ekonomi layanan
terpilih. Archipelago International mempunyai visi dan misi sebagai berikut :

1. Visi
Archipelago International mempunyai visi yaitu “to be universally
recognized as the preferred hospitality management company in Asia Pacific ” atau
untuk menjadi terkenal secara universal sebagai perusahaan manajemen perhotelan
yang paling dipilih di Asia pasifik.

2. Misi
Adapun misi Archipelago International yaitu “we are a hospitality
management company managing hotels, resorts, serviced apartments and villas in
Asia Pacific ”, kami adalah perusahaan manajemen perhotelan mengelola hotel,
resor, apartemen dan villa di Asia Pasifik.

G. Flow Proses Operasional

Dalam menjalankan kegiatan pemberian jasa penginapan mulai dari kedatangan


tamu hingga kepulangan di PT. Archipelago International Fave Hotel – Karawang
memiliki alur proses sebagai berikut :

Gambar 1.4
Flow proses operasional PT. Archipelago International Fave Hotel – Karawang

KELOMPOK 2 9
Berdasarkan alur proses yang telah dihambarkan dalam gambar 1.4 dalam
prosesnya jika ada okupansi tinggi ada kemungkingan listrik yang di alirkan oleh PLN ke
hotel terputus baik dari masalah teknis ataupun yang lainnya dan PT. Archipelago
International Fave Hotel – Karawang memiliki genset sebagai pengganti jika kondisi
listrik padam baik karena teknis ataupin jika terjadinya kebakaran.

KELOMPOK 2 10
BAB II
PENILAIAN RISIKO KEBAKARAN

2.1 Definisi Kebakaran

Kebakaran merupakan suatu bencana yang di akibatkan oleh adanya api. Yang
mana bencana kebakaran tersebut pastinya menimbulkan kerugian. Api adalah suatu
reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur yaitu: panas, udara dan
bahan bakar yang menimbulkan atau menghasilkan panas dan cahaya. Segitiga api adalah
elemen-elemen pendukung terjadinya kebakaran dimana elemen tersebut adalah panas,
bahan bakar dan oksigen. Namun dengan adanya ketiga elemen tersebut, kebakaran
belum terjadi dan hanya menghasilkan pijar (ILO, 2018).
Berlangsungnya suatu pembakaran diperlukan komponen keempat, yaitu reaksi
kimia berantai (chemical chain reaction). Teori ini dikenal sebagai Piramida Api atau
Tetrahedron. Rantai reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen yang ada saling
bereaksi secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi berupa nyala
api atau peristiwa pembakaran.
Kebakaran terjadi karena bertemunya tiga unsur :
1. Bahan dapat terbakar adalah semua benda yang dapat mendukung terjadinya
pembakaran. Ada tiga wujud bahan bakar, yaitu padat, cair dan gas. Untuk benda
padat dan cair dibutuhkan panas pendahuluan untuk mengubah seluruh atau sebagian
darinya, ke bentuk gas agar dapat mendukung terjadinya pembakaran. Adapun
definisi dari setiap jenis bahan bakar sebagai berikut :
a) Benda Padat
Bahan bakar padat yang terbakar akan meninggalkan sisa berupa abu atau
arang setelah selesai terbakar. Contohnya: kayu, batu bara, plastik, gula, lemak,
kertas, kulit dan lain-lainnya.

b) Benda Cair
Bahan bakar cair contohnya: bensin, cat, minyak tanah,pernis, turpentine,
lacquer, alkohol, olive oil, dan lainnya.

KELOMPOK 2 11
c) Benda Gas
Bahan bakar gas contohnya: gas alam, asetilen, propan, karbon
monoksida, butan, dan lain- lainnya.

2. Zat pembakar (O2) adalah dari udara, dimana dibutuhkan paling sedikit sekitar 15%
volume oksigen dalam udara agar terjadi pembakaran. Udara normal di dalam
atmosfir kita mengandung 21% volume oksigen. Ada beberapa bahan bakar yang
mempunyai cukup banyak kandungan oksigen yang dapat mendukung terjadinya
pembakaran
3. Panas, Sumber panas diperlukan untuk mencapai suhu penyalaan sehingga dapat
mendukung terjadinya kebakaran. Sumber panas antara lain: panas matahari,
permukaan yang panas, nyala terbuka, gesekan, reaksi kimia eksotermis, energi
listrik, percikan api listrik, api las / potong, gas yang dikompresi.

Tiga unsur di atas dapat kita ketahui bahwa api yang tidak terkontrol dapat
mengakibatkan kebakaran. Kebakaran merupakan sesuatu bencana yang disebabkan oleh
api atau pembakaran yang tidak terkawal. Menurut Permen PU RI No. 26/PRT/M/2008,
bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan
derajat terkena pancaran api sejak awal kebakaran hingga penjalaran api yang
menimbulkan asap dan gas. Hal ini tentunya membahayakan nyawa manusia, bangunan
atau ekologi. Kebakaran bisa terjadi secara sengaja atau tidak sengaja. Kebakaran
lazimnya akan menyebabkan kerusakan atau kemusnahan pada binaan dan kecederaan
atau kematian kepada manusia. Kebakaran bersumber dari api, api memiliki filosofi saat
kecil bisa dibilang teman tetapi saat sudah besar menjadi musuh.

2.2 Klasifikasi Potensi Bahaya Kebakaran

Berdasarkan Klasifikasi Potensi Kebakaran pada Kepmenaker 186 tahun 1999 di


Lampiran 1 PT. Archipelago International Fave Hotel – Karawang termasuk ke dalam
Bahaya Kebakaran “ Ringan” yang artinya tempat kerja yang mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar rendah, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah,
sehingga menjalarnya api lambat.

KELOMPOK 2 12
2.3 Risk Assesment Potensi Bahaya Kebakaran
1. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (IBPR)
IBPR merupakan proses mengenali bahaya di PT. Archipelago International
Fave Hotel – Karawang, kemudian membuat identifikasi bahaya dan nilai dari resiko
bahaya kemudian melakukan pegendalian bahaya yang telah teridentifikasi.

Gambar 2.1
Matrix Penilaian Resiko K3

Penilaian Risiko K3 / Dampak Lingkungan adalah Severity Occurrence. Contoh: Jika Severity = 3
dan Occurrence = 3 maka Tingkat Risiko / Dampak adalah Medium.

KELOMPOK 2 13
Tabel 2.1
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (HIRADC)

HIRADC (Hazard Identification Risk Assesment Determining Control)


Company PT, Fave Hotel Prepared by : Kelompok 2
Area : Genset Name Team Team Team
Otoritas : Aka Tantowi Mugiharjo Doni
Position / Title of Job :
Signature
Job Activity :

Date : Date

TABEL METODE PENILAIAN BERDASARKAN KEMUNGKINAN (LIKEHOOD) MATRIKS KATERGORI RESIKO


Keparahan / Severity
Level Kriteria Penjelasan
(S)
1 2 3
Tidak Mungkin Terjadi/ Pernah Terjadi atau Pernah Kemungkinan /
1 Sangat jarang/ Jarang Keterangan :
Terdengar Terjadi Likehood (L)

2 Sering Pernah Terjadi Kejadian 1 1 (L) 2 (L) 3 (M) L : Low (rendah)

3 Sangat sering Umum atau Sering Terjadi 2 2 (L) 4 (M) 6 (H) M : Medium (sedang)

3 3 (M) 6 (H) 9 (H) H : High (tinggi)

KATEGORI RESIKO

KATEGORI RESIKO
KEMUNGKINAN (L)
KEPA RAHAN (S)

KEMUNGKINAN
KEPARAHAN
NO. AKTIVITAS POTENSI BAHAYA DAMPAK / RESIKO Peraturan Terkait K3 ELIMINASI SUBSTITUSI REKAYASA TEKNIK ADMINISTRASI APD

PENILAIAN & PENGENDALIAN RESIKO DI AREA OFFICE

- Pemberian Bonding dan grounding


Timbulnya listrik statis dari Permenaker - Pembuatan tanggul SOP, WI, checklist harian, Kacamata, Helm, Sepatu
Kebakaran 2 3 6 (H) 2 1 2 (L)
penampungan solar No 37 Tahun 2016 -Lokalisir area riksa uji, training Safety, Sarung Tangan, Pasir
- Ventilasi terbuka

UU No 1
- Pemberian Bonding dan grounding
Tahun 1970 tentang
Bahaya terjadinya tumpahan - Pembuatan tanggul SOP, WI, checklist harian, Kacamata, Helm, Sepatu
Kebakaran Keselamatan dan 2 3 6 (H) 1 1 1 (L)
diarea tangki solar -Lokalisir area riksa uji, training Safety, Sarung Tangan, Pasir
Kesehatan
- Ventilasi terbuka
Kerja
1 Penampungan solar
UU No 1
- Pemberian Bonding dan grounding
Terjadinya bahaya kebakaran Tahun 1970 tentang
Kerusakan tangki dan - Pembuatan tanggul SOP, WI, checklist harian, Kacamata, Helm, Sepatu
terhadap tata cara pemeriksaan Keselamatan dan 2 3 6 (H) 1 1 1 (L)
Kebakaran -Lokalisir area riksa uji, training Safety, Sarung Tangan, Pasir
tangki yang tidak sesuai Kesehatan
- Ventilasi terbuka
Kerja

UU No 1
- Pemberian Bonding dan grounding
Adanya aktivitas lain yang Tahun 1970 tentang
- Pembuatan tanggul SOP, WI, checklist harian, Kacamata, Helm, Sepatu
menimbulkan api diarea tangki Kebakaran Keselamatan dan 2 3 6 (H) 1 1 1 (L)
-Lokalisir area riksa uji, training Safety, Sarung Tangan, Pasir
solar Kesehatan
- Ventilasi terbuka
Kerja

- Pemberian Bonding dan grounding


Timbulnya listrik statis dari Permenaker - Pembuatan tanggul SOP, WI, checklist harian, Kacamata, Helm, Sepatu
Kebakaran 2 3 6 (H) 2 1 1 (L)
pengisian solar No 37 Tahun 2016 -Lokalisir area riksa uji, training Safety, Sarung Tangan, Pasir
- Ventilasi terbuka

KELOMPOK 2 14
2 Pengisian solar
UU No 1
- Pemberian Bonding dan grounding
Adanya aktivitas lain yang Tahun 1970 tentang
- Pembuatan tanggul SOP, WI, checklist harian, Kacamata, Helm, Sepatu
menimbulkan api diarea tangki Kebakaran Keselamatan dan 2 3 6 (H) 1 1 1 (L)
-Lokalisir area riksa uji, training Safety, Sarung Tangan, Pasir
solar Kesehatan
- Ventilasi terbuka
Kerja

- Pemberian Bonding dan grounding


Timbulnya listrik statis dari Permenaker - Pembuatan tanggul SOP, WI, checklist harian, Kacamata, Helm, Sepatu
Kebakaran 2 3 6 (H) 2 1 1 (L)
pengisian solar No 37 Tahun 2016 -Lokalisir area riksa uji, training Safety, Sarung Tangan, Pasir
- Ventilasi terbuka

- Pemberian Bonding dan grounding


Terbakarnya solar pada area Permenaker - Pembuatan tanggul SOP, WI, checklist harian, Kacamata, Helm, Sepatu
2 Pengisian solar Kebakaran 2 3 6 (H) 2 1 1 (L)
sekitar tangki penampungan No 37 Tahun 2016 -Lokalisir area riksa uji, training Safety, Sarung Tangan, Pasir
- Ventilasi terbuka

UU No 1
- Pemberian Bonding dan grounding
Terjadinya proses kerja yang Tahun 1970 tentang
- Pembuatan tanggul SOP, WI, checklist harian, Kacamata, Helm, Sepatu
tidak sesuai disebabkan pada Kebakaran Keselamatan dan 2 3 6 (H) 1 1 1 (L)
-Lokalisir area riksa uji, training Safety, Sarung Tangan, Pasir
saat pengisian solar Kesehatan
- Ventilasi terbuka
Kerja

UU No 1 - Pemberian grounding
Terjadinya proses kerja yang Tahun 1970 tentang - Ventilasi terbuka Kacamata, Helm, Sepatu
Kerusakan genset dan SOP, WI, checklist harian,
tidak sesuai disebabkan pada Keselamatan dan 2 3 6 (H) - Matras Isolasi Safety, Sarung Tangan, 1 1 1 (L)
kebakaran riksa uji, training
saat pengoperasian genset Kesehatan - Atap APAR
Kerja - Isolasi area

UU No 1 - Pemberian grounding
Terjadinya proses kerja yang Tahun 1970 tentang - Ventilasi terbuka Kacamata, Helm, Sepatu
Kerusakan genset dan SOP, WI, checklist harian,
tidak sesuai disebabkan pada Keselamatan dan 2 3 6 (H) - Matras Isolasi Safety, Sarung Tangan,
kebakaran riksa uji, training
saat perawatan genset Kesehatan - Atap APAR
Kerja - Isolasi area
Pengoperasian
3
genset
- Pemberian grounding
Peraturan Mentri Tenaga - Ventilasi terbuka Kacamata, Helm, Sepatu
SOP, WI, checklist harian,
Bahaya tersengat listrik Luka bakar Kerja R.I. No. 37 Tahun 2 3 6 (H) - Matras Isolasi Safety, Sarung Tangan, 1 1 1 (L)
riksa uji, training
2016 - Atap APAR
- Isolasi area

- Pemberian grounding
Peraturan Mentri Tenaga - Ventilasi terbuka Kacamata, Helm, Sepatu
Adanya aliran listrik dari air SOP, WI, checklist harian,
Luka bakar Kerja R.I. No. 37 Tahun 2 3 6 (H) - Matras Isolasi Safety, Sarung Tangan, 1 1 1 (L)
hujan riksa uji, training
2016 - Atap APAR
- Isolasi area

SOP, WI, checklist bulanan,


Kurang efektivenya pemakaian Kerusakan peralatan Permenakertrans No : -Dilengkapi troly Kacamata, Helm, Sepatu
2 3 6 (H) refill 2 tahunan, pressure test 1 1 1 (L)
APAR diarea genset Kebakaran PER.04/MEN/1980 - Penyimpanan atap tertutupi Safety, Sarung Tangan,
5 tahunan

Kurang efektivenya pemakaian SOP, WI, checklist bulanan,


Kerusakan peralatan Permenakertrans No : -Dilengkapi troly Kacamata, Helm, Sepatu
4 Pengguaan APAR APAR diarea genset karena 2 3 6 (H) refill 2 tahunan, pressure test 2 1 2 (L)
Kebakaran PER.04/MEN/1980 - Penyimpanan atap tertutupi Safety, Sarung Tangan,
jenis APAR tidak sesuai 5 tahunan

Tidak digunakannya APAR SOP, WI, checklist bulanan,


Kerusakan peralatan Permenakertrans No : -Dilengkapi troly Kacamata, Helm, Sepatu
dengan baik dikarenakan 2 3 6 (H) refill 2 tahunan, pressure test 1 1 1 (L)
Kebakaran PER.04/MEN/1980 - Penyimpanan atap tertutupi Safety, Sarung Tangan,
identitasnya tidak terlihat 5 tahunan

UU No 1
- Dilengkapi box
Tahun 1970 tentang
Kurang efektifnya penggunaan Kerusakan peralatan - Hidrant SOP, Tim Tanggap Darurat, Kacamata, Helm, Sepatu
5 Penggunaan Hidrant Keselamatan dan 2 3 6 (H) 1 1 1 (L)
Hidrant Kebakaran -Jalur Evakuasi Sertifikasi kompetensi Safety, Sarung Tangan,
Kesehatan
- Titilk Kumpul
Kerja
KELOMPOK 2 15
6
UU No 1
- Dilengkapi box
Tahun 1970 tentang
Kurang efektifnya penggunaan Kerusakan peralatan - Hidrant SOP, Tim Tanggap Darurat, Kacamata, Helm, Sepatu
5 Penggunaan Hidrant Keselamatan dan 2 3 6 (H) 1 1 1 (L)
Hidrant Kebakaran -Jalur Evakuasi Sertifikasi kompetensi Safety, Sarung Tangan,
Kesehatan
- Titilk Kumpul
Kerja

- Dilengkapi box
Kurang terlaksananya aktivitas
Kerusakan peralan dan Permen PU No : - Hidrant SOP, Tim Tanggap Darurat, Kacamata, Helm, Sepatu
6 Kondisi darurat tanggap darurat bilaterjadi 2 3 6 (H) 1 1 7 (L)
kebakaran 26/PRT/M/2008 -Jalur Evakuasi Sertifikasi kompetensi Safety, Sarung Tangan,
kebakaran
- Titilk Kumpul

KELOMPOK 2 16
2. Denah Tempat Kerja Berdasarkan Hasil Pemetaan Potensi Bahaya Kebakaran
Berdasarkan hasil observasi di PT. Archipelago International Fave Hotel –
Karawang, terkait dengan area yang memiliki bahaya resiko tinggi adalah area
genset dan dikarenakan area yang di observasi oleh kelompok 3 adalah area genset
selain area tersebut adalah area dengan resiko rendah

Gambar 2.2
Matrix Penilaian Resiko K3

3. Simulasi Ledakan Akibat Bahan Kimia


Di PT. Archipelago International (Fave Hotel Karawang) di area samping

gedung utama terdapat penyimpanan bahan kimia dalam tanki penampung yang

menggunakan bahan bakar Solar (Hexadecane/Cetane) yang di suplai ke Mesin

Genset yang bisa menyebabkan kebakaran apabila terjadinya kebocoran pada

instalasi pipa. Adapun detail dari bahan mudah terbakar tersebut:

KELOMPOK 2 17
Jenis Bahan : Solar (Hexadecane/Cetane) C16H34

Suhu Penyimpanan : 36 C

Kecepan Angin : 4,16 m/s

Titik Ledakan : Area Genset

Gambar 2.2
Simulasi Ledakan dan Jangkauan Area Terdampak.

Dari gambar 2.3, hasil dari penginputan data-data di aplikasi aloha terdapat

hasil grafik Thermal Radiation Threat Zone, yang berwarna lingkaran merah itu

tingkat resiko terberat, untuk area lingkaran orange untuk tingkatan resiko sedang

dan untuk area lingkaran berwarna kuning tingkatan resiko ringan.

KELOMPOK 2 18
Gambar 2.3
Citra Satelit Simulasi Ledakan dan Jangkauan Area Terdampak.

Dari gambar 2.4, simulasi ledakan ini divisualisasikan dengan aplikasi

Marplot, aplikasi Marplot ini terkoneksi dengan aplikasi Aloha, dimana kita harus

Melakukan input terlebih dahulu dalam aplikasi Aloha setelah penginputan selesai

semua maka untuk mengetahui luasan daerah secara citra satelit menggunakan

Marplot seperti gambar diatas.Dari visualisasi diatas dapat disimpulakan:

 Area terdampak yang menyebabkan fatality (area merah): sebesar 78 yard.

 Area terdampak yang menyebabkan luka bakar (area orange): sebesar 119 yard.

 Area terdampak yang menyebabkan luka ringan (area kuning): sebesar 192

yard.

Detail dari hasil data penginputan pada Aplikasi Aloha seperti data mengenai

Chemical data, Atmospheric data, Source Strength, Threat Zone dapat dilihat dibawah

ini:

KELOMPOK 2 19
KELOMPOK 2 20
Gambar 2.4
Data Penginputan pada Aplikasi Aloha.
4. Identifikasi sumber - sumber yang berpotensi menyebabkan emergency

Dari berbagai bahan dan kelengkapan kerja yang digunakan terdapat

beberapa aspek yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran diantaranya sebagai

berikut :

Tabel 2.4 Sumber Bahaya


NO KATEGORI BAHAN SUMBER ENERGI
1 Padat Mesin Genset Solar
Panel dan kabel
2 Listrik Arus pendek instalasi listrik
Listrik
Bahan Bakar Mesin dan
3 Cair Solar (dalam tangki) Chemical

5. Peta Sarana Proteksi (Aktif dan Pasif)


Dalam keadaan darurat terdapat sarana proteksi kebakaran aktif dan pasif yang
terdapat pada area boiler di PT. Archipelago International Fave Hotel – Karawang,
adapun peta dari sarana proteksi kebakaran aktif dan psif sebagai berikut :

Gambar 2.3

KELOMPOK 2 21
Layout jalur evakuasi PT. Archipelago International Fave Hotel – Karawang

Genset

Tangki Solar

6. Sarana Proteksi Aktif

a) APAR

Berdasarkan Permenaker No. 4 Tahun 1980 tentang syarat-syarat pemasangan

dan pemeliharaan alat pemadam api ringan, bahwa pemeliharaan Apar dilakukan

setiap 6 bulan sekali. Setiap APAR yang ada di Fave Hotel Karawang dilakukan

pengecekan rutin setiap 1 bulan sekali.

Gambar 11. Gambar APAR & MSDS APAR.

KELOMPOK 2 22
Jenis APAR yang digunakan pada area genset adalah jenis CO2, jenis APAR

yang ada sesuai dengan yang diatur dalam Lampiran 2 Permenaker No. 4 Tahun 1980

untuk menangani kebakaran Golongan B (kebakaran cair). Pada area genset terdapat

1 buah APAR berjenis CO2.

Kebutuhan APAR berdasarkan NFPA 10 Standard For Portable Fire

Extinguishers kebutuhan alat pemadam api ringan pada area genset dapat didetailkan

sebagai berikut:

Luas ruangan Area genset:


Panjang: 8 meter, Lebar: 8 meter = 64 m².
Kebutuhan APAR dengan rumus sebagai berikut:
Kebutuhan (Jumlah) APAR = Luas Ruangan/Luas Bangunan yang dilindungi
= ( 8X8 )/{(∏/4)x D 2)}
= 64/( (3,14/4)x( 15 ¿ ¿2)
= 64/( 0,785x 225)
= 64 m2/176,63 m2
= 0.36
= 1 Buah
Jadi Kebutuhan APAR pada ruangan genset sebanyak 1 buah. Kondisi actual di

genset terdapat 1 unit APAR. Jadi kebutuhan apar sudah sesuai berdasarkan Permenaker

No. 4 Tahun 1980 dan NFPA 10 di area tersebut.

b) HYDRANT

Berdasarkan Permen PU No. 26 Tahun 2008 dan SNI 03-1745-2000 tentang

standar system pipa tegak dan selang kebakaran:

Tingkat resiko: Ringan (tiap 1000 m²-2000 m² terdapat 2 pilar titik hydrant).

Luas ruangan genset 64 m².

KELOMPOK 2 23
Jumlah Hydrant yang dibutuhkan adalah dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

Jumlah Hydrant = Luas Ruangan / Luas Bangunan yang dilindungi


= 64 m2 / 1000 m2
= 0.064 titik hydrant
= 1 titik hydrant
Kebutuhan Air Untuk Hydrant =

Waktu pasokan air x Kapasitas electric fire pump x (liter/menit)

= 45 menit x 750 Gpm x 3,785 liter/menit


= 127,74 m3
Dengan rumus kecepatan :
V1 = Q / A1
= 0,0567 m3/s / 0,00946 m2
= 5,9 m/s

V0 = (A1xV1) / A2
= (0,00946 m2x 5.9 m/s) / 0,003 m2
= 18,6 m/s
Dengan rumus tinggi:
H = (V0²sinɵ) / 2g
= 18.62 x (sin45)2 / 2 x 9.8
= (345.96 x 0.5) / 19.6
= 172.98 / 19.6
= 8.82 m
Dengan rumus pancaran:
X = 2V0² sinɵ.cosɵ / g
= (2 x18.6 2 x sin 45 x cos 45) / 9.8
= (2 x 345.96 x 0.707 x 0.707) / 9.8
= 345.85 / 9.8
= 35.2 m

KELOMPOK 2 24
Gambar 12. Hydrant Halaman.

Aktual dilapangan sekeliling area genset tersebut sudah terdapat system proteksi

kebakaran hydrant seperti yang terlihat pada peta sarana proteksi.

Sarana reservoir yang tersedia di Fave Hotel Karawang berdasarkan observasi

yang dilakukan reservoir berkapasitas 150 m³. Berdasarkan SNI 03-1745-2000

tentang Tata cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Selang untuk

Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung yang mengacu

pada NFPA 14 Installation of Standpipe and Hose Systems, menyatakan bahwa untuk

bangunan klasifikasi bahaya ringan, standar lama persediaan air selama 45 menit

dengan kapasitas 85.16 m³. Persediaan air untuk hydrant di Fave Hotel Karawang

dengan klasifikasi bahaya kebakaran ringan sudah memenuhi peraturan.

c) Springkler

Berdasarkan SNI 03-3989-2000 Tentang cara perencanaan dan pemasangan

system springkler otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan

gedung. Untuk mengetahui luas area jangkauan nya dengan rumus sebagai

berikut:

Area jangkauan = {(4,6 meter – (1/4 x 4,6 meter)}2

= {4,6 m – (1/4 x 4,6 meter)}2


= (4,6 m – 1,15 m)2
= (3,45 meter)2
= 11,90 m2
Maka
Jumlah sprinkler = 64 m2 / 11,90 m2
= 5.3 = 6 titik springkler

KELOMPOK 2 25
Namun pada aktualnya pada area genset tidak perlu memasang springkler

dikarenakan tinggi bangunan tidak mencapai 40 m atau 8 lantai.

d) Detector

Berdasarkan Permenaker no 2 tahun 1983 tentang instalasi alarm kebakaran

otomatis, dan bila ingin dipasang detector diharapkan di perhitungkan untuk jenis

yang sesuai dengan fungsinya

Area jangkauan = luas area / luas perlindungan

Luas perlindungan Detector Panas = 46 m2 Jika diketahui tinggi langit langit 3 m

Maka = luas area / luas perlindungan

= 64 m2/46 m2 = 1,39 = 2 detector panas

Luas perlindungan Detector Panas untuk tinggi langit langit tidak diketahui

R Efektif = 7 m maka = 64 m2/49 m2 = 1,30 = 2 detector panas

R Sirkulasi = 10 m maka = 64 m2/100 m2 = 0,64 = 1 detector

panas

Namun pada aktualnya pada area genset tidak perlu memakai

Detector dikarenakan kalsifikasi untuk pemakaian detector pada area

genset sudah panas dan kondisi untuk sirkulasi terbuka.

7. Sarana Proteksi Pasif

A. Pintu Exit

Berdasarkan hasil observasi di area Genset ditemukan 1 pintu untuk akses keluar dan

masuk. Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR RI No.26 Tahun 2008 tentang Persyaratan

Teknis Sistem Proteksi kebakaran cara dan Pemasanagan Jalan Keluar untuk

Penyelamatan terhadap Bahaya Kebakakaran pada Bangunan Gedung.


KELOMPOK 2 26
Kebutuhan pintu exit area Genset dapat didetailkan sebagai berikut:

(T) Waktu escape untuk bahaya kebakaran ringan = 3 menit

(A) Luas Bangunan P x L = 8 m x 8 m = 64 m2

(N) Jumlah orang : A / 5,6 = 64 m2 / 5,6 = 11,428 atau 12 orang

(U) Lebar Tempat Keluar : N/(40 x T) = 12/(40 x 3) = 0,1 m atau 1 m

(E) Jumlah pintu eksit : U / 4 + 1 = ¼ + 1 = 1,25 atau 2 pintu

Jadi kebutuhan Pintu Exit pada area Genset sebanyak 2 unit. Kondisi actual di area

Genset terdapat 1 unit Pintu Exit dengan lebar 1 meter. Sesuai Peraturan Menteri PUPR

RI No. 26 Tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Proteksi Kebakaran Pada Banugnan

Gedung dan Lingkungan serta SNI 03 – 1746 – 2000 tentang cara dan Pemasangan Jalan

Keluar untuk Penyelamatan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung belum

terlaksana dengan baik.

B. Assembly Point

Sarana evakuasi yang tersedia pada PT ARCHIPELAGO INTERNATIONAL

unit Karawang adalah titik kumpul berdasarkan Aktual dilapangan jarak dari bangunan

Gedung adalah 10 meter, belum sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR No. 14 Tahun

2017.

Pesyaratan Teknis

a. Jarak minimum titik berkumpul dari bangunan Gedung adalah 20 m

untuk melindungi Pengguna Bangunan Gedung dan Pengunjung

Bangunan Gedung dari keruntuhan atau bahaya lain.

b. Titik berkumpul dapat berupa jalan atau ruang terbuka.

c. Lokasi titik kumpul tidak boleh menghalangi akses dan manuver mobil

pemadam kebakaran.

KELOMPOK 2 27
d. Memiliki akses menuju ke tempat yang lebih aman, tidak menghalangi

dan mudah terjangkau oleh kendaraan atau tim medis.

e. Persyaratan lain mengenai titik kumpul mengikuti ketentuan peraturan

perundang-undangan tentang system proteksi kebakaran pada Bangunan

Gedung dan Lingkungan

Aktualnya bahwa jarak dari bangunan Gedung belum memenuhi syarat dan

dari sisi kapasitas harus lebih diperluas, sesuai dengan perhitungan

Kapasitas Assembly Point : Luas Area / Kebutuhan 1 oang

= 20 m x 20 m / 30 m2

= 400 m2 / 30 m2

= 13,3 atau 13 orang

Dari hasil perhitungan, daya tampung assembly poin hanya mampu

menampung 13 orang sementara total karyawan 30 orang.

C. Rambu Jalan Evakuasi

Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR RI No. 14 Tahun 2017 tentang

persyaratan kemudahan bangunan Gedung, dengan bunyi pasal 28 ayat 1 Sarana

pendukung evakuasi lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 ayat (1) huruf d

terdiri atas: a) rencana evakuasi; b) system peringatan bahaya bagi pengguna; c)

pencahayaan eksit dan tanda. Hendaknya rambu evakuasi dapat terlihat dan terbaca

dengan baik dalam kondisi terang dan gelap (dalam pencahayaan sekurang-kurangnya

20 lux)

Aktualnya bahwa rambu yang terpasang di dalam bangunan Gedung belum

memenuhi syarat karena rambu yang terpasang tidak bercahaya saat gelap.

KELOMPOK 2 28
8. Cara Penggunaan Sistem Proteksi
Area genset PT. Archipelago International Fave Hotel – Karawang memiliki
alat proteksi kebakaran aktif dan pasif, adapun jumlah dari setiap alat akan di jabarkan
dalam tabel berikut :
Tabel 2.2 perlatan di area genset

No Jenis Jumlah Dokumentasi Regulasi Aktual

NFPA 14 Standard for


Instalasi Tidak mudak
1 1 installation of standpipe and
hidrant diakses
hose system

NFPA 14 Standard for


Instalasi installation of standpipe and Kurang
2 1
hidrant hose system terawat
- Maintenance

SNI-03-1745-2000
Pasal 7.12. Sambungan mobil
Instalasi
pemadam kebakaran
3 Seemest 1 1 unit
- setiap zona dengan 2 (dua)
Connectiion
atau lebih sambungan untuk
mobil pemadam kebakaran

KELOMPOK 2 29
Tidak ada
APAR tidak ada checklist checklist
4 APAR 1
perawatan berkala perawatan
berkala

Jalur
evakuasi
Permen PUPR NOomor
Jalur diarea
5 - 14/PRT/M/2017
evakuasi genset
3.15. Iluminasi Jalan Keluar
kurang
penerangan

Sign exit
Permen PUPR Nomor pada area
Jalur
6 - 14/PRT/M/2017 genset tidak
evakuasi
3.15. Iluminasi Jalan Keluar glow in the
dark

Permen PUPR NOMOR


14/PRT/M/2017 - Persyaratan
Kemudahan Bangunan
Gedung Titik kumpul
-Pasal 33 (2) Perancangan dan cukup dekat
Titik
7 1 penyediaan titik berkumpul dengan area
Kumpul
harus memperhatikan jarak gedung < 10
aman meter
Jarak minimum titik berkumpul
dari bangunan gedung adalah
20 m

Permenakertrans No : Tanda
Tanda
8 1 PER.04/MEN/1980 APAR > 140
APAR
Bab II Pasal 4 Pemasangan cm

Tidak ada
kempetensi
terkait tim
Kepmenaker Kep. 186 tahun
9 Kompetensi 1   pemadam
1999
PT
Archipelago
Internarional

KELOMPOK 2 30
Permen PU 26/PRT/M/2008
- 7.3. SARANA JALAN KE Jalur
Jalur LUAR. evakuasi
10 1
evakuasi 7.3.2. Daerah terbuka meliputi terhalang
antara lain lobi, ruang tunggu benda
dan semacamnya

a. APAR

Alat pemadam api adalah alat perlindungan kebakaran aktif yang


digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil,
umumnya dalam situasi darurat. Pemadam api tidak dirancang untuk digunakan
pada kebakaran yang sudah tidak terkontrol, misalnya ketika api sudah
membakar langit-langit.

Gambar 2.4
Ilustrasi penggunaan APAR

APAR merupakan tabung yang berfungsi untuk mecegah atau membantu


memadamkan api. Dan juga merupakan perangkat portable yang mampu
mengeluarkan air, busa, gas, atau bahan lainnya yang mampu memadamkan api.
APAR dilengkapi dengan berbagai sparepart seperti valve, tube, levers, pressure
gauge, hose, nozzle, sabuk tabung, pin pengaman, bracket, dan media atau isi
tabung seperti dry chemical powder, carbon dioxide (CO2), Foam AFFF
(Aqueous Film Forming Foam), dan hydrochlorofluorocarbon (HCFC).

Tata cara (prosedur) penggunaan APAR / tabung pemadam kebakaran :

KELOMPOK 2 31
a) Tarik/Lepas Pin pengunci tuas APAR/ Tabung Pemadam
b) Arahkan selang ke titik pusat api
c) Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR/ Tabung Pemadam
d) Sapukan secara merata sampai api padam

Gambar 2.5
Ilustrasi cara penggunaan APAR

b. Hidrant

Fire hydrant adalah sebuah sistem pemadam kebakaran yang berfungsi


sebagai terminal air yang akan memadamkan api jika terjadi kebakaran. Alat
pemadam api ini terdiri dari berbagai komponen yaitu reservoir, jaringan pipa
hisap, fire pump, pipa distribusi, dan komponen-komponen output.

Karena sistemnya yang berbasis air, maka dari itu air harus selalu
tersedia. Hal ini dimaksudkan untuk berjaga-jaga jika suatu saat terjadi
kebakaran. Agar sumber air untuk memadamkan api selalu ada dan dapat
memenuhi pasokan saat terjadi kebakaran secara maksimal.

KELOMPOK 2 32
Gambar 2.6
Ilustrasi Penggunaan Hidrant

Dalam pemakaian alat pemadam kebakaran secara umum biasanya


terdapat beberapa orang yang tersusun menjadi sebuah Team Fire yang bertugas
untuk bertanggung jawab jika terjadinya kebakaran sewaktu-waktu dan petugas
yang menggunakan hydrant harus yang sudah melewati pelatihan dan sudah
tersertifikasi.

Team Fire tersebut adalah:

a) NOZZLEMAN
Bertugas untuk mengarahkan Nozzle ke bagian api, orang tersebut berada di
bagian paling depan yang menghadapi kebakaran
b) HOSEMAN
Orang yang bertugas menyiapkan dan menggulung selang pemadam
kebakaran
c) PUMPMAN
Orang yang bertugas untuk stand by pada ruang pompa (Pump house),
mempersiapkan dan melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan terhadap
pompa
d) VALVEMAN
Orang yang bertugas untuk membuka bagian Valve air yang terdapat pada
bagian Hydrant pillar
e) COMMANDO
Orang yang betugas memberikan komando untuk semua anggota team
f) SUPPORT
Orang yang bertugas untuk membersihkan/clean area tempat terjadinya
kebakaran supaya bisa dilewati dengan mudah oleh petugas

KELOMPOK 2 33
TATA CARA PENGGUNAAN FIRE HYDRANT YANG BENAR

a) Angkatlah selang fire hose dengan cara dipanggul sambil berlari sampai
mendekati api
b) Tempatkan selang secara baik dan pastikan tidak terbelit-belit, supaya
perjalanan air lancar
c) Jika ternyata ukuran selangnya kurang panjang, maka bisa ditambahkan
dengan selang yang lain
d) Sambunglah bagian pangkal selang dengan bagian Hydrant pillar, bila
bagian sumber air berasal dari box hydrant

PERSIAPAN UNTUK NOZZLEMAN

a) Letakkan kaki sedikit meregang, supaya tumpuannya kuat, kemudian


persiapkan Nozzlenya dengan sebuag pegangan yang sempurna
b) Tempatkan salah satu bagian tangan sambil memegang bagian ujung
Nozzle, sementara yang lain menjepitkan bagian ketiak supaya tidak mudah
goyah
c) Beri sebuah kode ke pihak operator bila anda sudsh siap

PERSIAPAN UNTUK ALIRAN AIR

a) Untuk memberitahukan aliran air dari pembawa Nozzle, maka bisa


digunakan kode tangan lurus tepat ke atas
b) Untuk kode menghentikan aliran airnya, lakukan lipat siku tangan dengan
cara berulang-ulang
Jangan membuka bagian kran air atau bagian valve terlalu keras, tapi
lakukan secara perlahan, karena hal tersebut bisa mengakibatkan kita
terkena tekanan atau bisa terpental oleh aliran air yang terlalu cepat

Gambar 2.7
Prosedur Penggunaan Hidrant

KELOMPOK 2 34
9. SDS Bahan Kimia APAR

Gambar 2.9 Gambar 2.8 Gambar 2.9


SDS Apar Dry Chemical Apar di area genset SDS Apar C02

1. Audit Penanggulangan Kebakaran

Audit Penanggulangan Kebakaran adalah suatu pengujian yang kritis dan

sistematis terhadap seluruh kegiatan operasi perusahaan (Perangkat keras dan lunak)

yang menjadi alat bantu khusus bagi pimpinan untuk mengantisipasi bahaya yang

terkandung dalam kegiatan usaha, sehingga pncegahannya dapat dilakukan dengan baik.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 Tahun 2012 tentang penerapan system

manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pasal 16 ayat (1) yang berbunyi

“Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh Lembaga audit independent yang ditunjuk

oleh Menteri atas permohonan perusahaan”.

Audit kebakaran mengkaji kegiatan Operasi antara lain dari segi kehandalan,

keselamatan operasi, kelancaran operasi, kebakaran, ledakan, kemungkinan kebocoran

gas mudah terbakar/beracun, pencemaran lingkungan system penanggulangan dan

sebagainya. Oleh karena itu audit kebakaran mempunyai cakupan yang luas dan

memerlukan Kerjasama antar disiplin serta penyelenggara yang terpadu.

KELOMPOK 2 35
Unsur yang dinilai dalam audit kebakaran mencakup:

1) Karyawan (Seleksi, Pembinaan, Pelatihan, Kemampuan, dan Sikap).

2) Perangkat Keras (Sarana dan Prasarana, Peralatan, Proses instalasi dan Gedung,

Sarana Pemadaman Kebakara, Kebersihan dan Tata Lingkungan).

3) Manajemen (Sikap Pimpinan, Organisasi Penanggulangan Kebakaran, Standart,

Prosedur, Peraturan, Disiplin Karyawan.

4) Pengaruh dan Dampak Unsur Luar / Lingkungan Terhadap Operasi Perusahaan /

Gedung dan sebaliknya.

Untuk bentuk dari Draft Periksa yang lengkao, ada pada lampiran

KELOMPOK 2 36
BAB III

ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

A. Unit Penanggulangan Kebakaran (Kepmenaker No 186 Tahun 1999)

Jumlah karyawan di PT Archipelago International unit Tangerang adalah 30


orang. Berdasarkan Kepmenaker No. 186 Tahun 1999 untuk perusahaan dengan kategori
ringan diatur sebagai berikut

N KELAS JUMLAH
STANDAR AKTUAL KETERANGAN
O PEMADAM KEKURANGAN
1 Petugas Peran 2 orang - 2 orang Sesuai dengan Keputusan
Kebakaran Menteri Tenaga Kerja R.I
No.Kep.186/Men/1999
Tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran
Ditempat Kerja untuk
setiap 30 pekerja
disarankan harus ada
minmal 2 orang petugas
peran kebakaran
2 Regu - - - Sesuai dengan Keputusan
Penanggulang Menteri Tenaga Kerja R.I
an Kebakaran No.Kep.186/Men/1999
Tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran
Ditempat Kerja
perusahaan dengan resiko
kebakaran ringan tidak
disarankan ada nya regu
penanggulangan
kebakaran
3 Koordinator - - - Sesuai dengan Keputusan
Penanggulang Menteri Tenaga Kerja R.I
an Kebakaran No.Kep.186/Men/1999
Tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran
Ditempat Kerja
perusahaan dengan resiko
kebakaran ringan tidak
disarankan adanya
koordinator

KELOMPOK 2 37
penanggulangan
kebakaran
4 Ahli K3 - - - Sesuai dengan Keputusan
Spesialis Menteri Tenaga Kerja R.I
Kebakaran No.Kep.186/Men/1999
Tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran
Ditempat Kerja
perusahaan dengan resiko
kebakaran ringan tidak
disarankan ada nya regu
penanggulangan
kebakaran

B. Struktur Tanggap Darurat

SHIFT
JABATAN
PAGI SORE MALAM
Chief Warden Syahid Abdul Syahid Abdul Syahid Abdul
Deputy Chief Warden Chaerul Ahmadi Chaerul Ahmadi
Fire Fighter Angga Saeful M. Asep Saepullah
Evacuation Rizal Romadhon Samanhudi Muhammad Rifai
Exit Point Muhammad Solihin Fery Firmansyah
First Aid Aep Saeful Jack Yasin
Assembly Point Istiya Rahmanisa Putri Sri Lestari Jakvar David
Rescue Team Haris Widyanto Arie Abdul Komar Devian Aryaputra

Gambar 2.1
Matrix Penilaian Resiko K3

KELOMPOK 2 38
C. Tugas dan Tanggung Jawab Tim Tanggap Darurat

1. Ketua Tim Tanggap Darurat


Merupakan Koordinator inti yang bertanggung jawab dalam mengambil
Tindakan yang tepat untuk mengatasi kejadian gawat darurat yang membawahi
beberapa seksi yaitu P3K & Assembly Coordinator, Fire Fighting & Rescue
Coordinator, Evacuation Coordinator, Public Relation Coordinator. Tugas Ketua
Tim Tanggap Darurat, yaitu:
1. Untuk memberikan instruksi lebih lanjut kepada tim ERT

2. Untuk meminta pertemuan semua anggota Tim Manajemen Krisis untuk

mendelegasikan tugas

2. Chief Warden
Merupakan Koordinator yang langsung mengawasi tim ERT dan
berhubungan langsung dengan ketua ERT dalam hal pengambilan keputusan dalam
waktu cepat. Tugas dari Chief Warden, yaitu:
1. Untuk memberikan instruksi kepada Ruang Kontrol Teknik untuk memutar pita

pengumuman evakuasi dan untuk mengaktifkan alarm kebakaran terus menerus.

2. Untuk menginformasikan semua staff melalui alat bicara yang berguna untuk

mengevakuasi bangunan hotel.

3. Untuk pergi ke titik perakitan melalui pintu keluar darurat terdekat yang sudah

tersedia di setiap sudut Gedung untuk jalur evakuasi.

3. Seksi P3K & Assembly Coordinator


Merupakan tim yang bertanggung jawab upaya pertolongan pertama pada
korban jiwa yang ditemukan dalam kejadian gawat darurat. Selanjutnya akan
dilakukan upaya medis dari instansi Kesehatan terdekat. Tugas Seksi P3K &
Assembly Coordinator:
1. Melaksanakan Tindakan P3K

2. Merawat Fasilitas P3K


KELOMPOK 2 39
3. Memastikan ketersedian perlengkapan P3K

4. Melaporkan kepada ketua Tim bilamana terdapat korban yang memerlukan

tindakan medis lanjut pihak ketiga diluar perusahaan

5. Untuk membantu siapa saja pergi ke pintu keluar darurat terdekat ke titik

berkumpul

6. Untuk menjaga semua pintu masuk untuk mencegah siapa pun masuk ke gedung

hotel

4. Fire Fighting & Rescue Coordinator


1. Mengecek fasilitas APAR dan Hydran secara berkala

2. Memastikan ketersedian APAR dan perlengkapan Hydran

3. Membuat checklist pemeliharan APAR dan Hydran

4. Melaporkan kepada ketua jika terdapat kerusakan pada Hydran dan APAR

5. Untuk menginformasikan tentang kebakaran yang sebenarnya kepada

engineering dan ke Ruang Kontrol untuk memastikan zona kebakaran dengan

alat bicara yang praktis

6. Untuk memadamkan api dengan menggunakan peralatan dan prosedur yang tepat

7. Untuk membersihkan area langsung dari semua orang

5. Evacuation Coordinator
1. Untuk memastikan evakuasi telah dilakukan dengan cepat dan aman

2. Untuk memeriksa area tanggung jawab mereka dan mengevakuasi para tamu

secara tertib menggunakan pintu keluar darurat terdekat

3. Untuk memadamkan api sampai padam

4. Untuk menunggu instruksi selanjutnya dari Chief Warden

KELOMPOK 2 40
D. Rekomendasi Skenario Simulasi Tanggap Darurat Kebakaran
Disimulasikan, ada percikan api di ruangan genset Fave Hotel yang
mengalami korsleting. Pada saat operator genset melakukan pengecekan pada
mesin, dan dilihat handle kabel listrik yang terpasang mengeluarkan percikan api
lalu operator berteriak “kebakaran”. Secara sigap petugas keamanan yang berada di
dekat area gesnet yang sudah dilatih secera internal datang melakukan proses
pemadaman api dengan menggunakan APAR CO2.
Tim Fire Fighting memberikan informasi pada Chief Warden bahwa api sulit
dipadamkan dan tidak terkendali dan segera melakukan evakuasi dengan
mengaktifkan alarm kebakaran dan menghubungi pihak Damkar terdekat. Tim
Evakuasi melakukan penyisiran untuk memastikan semua orang sudah melakukan
evakuasi menuju ke titik kumpul. Proses Evakuasi ke titik kumpul selesai dilakukan
dengan waktu 3 menit dengan orang terakhir menuju titik kumpul. Fire Figter dan
Petugas Damkar telah selesai melakukan pemadaman dan menginformasikan kepada
seluruh karyawan dan tamu hotel bahwa api sudah berhasil dipadamkan.
Waktu actual evakuasi pada saat simulasi
SNI 03 – 1746 – 2000 ttg faktor perencanaan
Evakuasi untuk risiko ringan : 3 menit
Evakuasi untuk risiko sedang : 2,5 menit
Evakuasi untuk risiko berat : 2 menit

E. Prosedur Tanggap Darurat Kebakaran


1. BAGIAN 1
a. Pengantar

Prosedur ini digunakan untuk semua situasi alarm kebakaran, latihan dan
alarm / kebakaran aktual

b. Objektif

Untuk membiasakan dan melatih dengan benar Tim Pemadam Kebakaran


Fave Hotel Karawang dan pos penting lainnya jika terjadi kebakaran

KELOMPOK 2 41
c. Emergency Respond Team (ERT)

ERT dipimpin oleh Chief Engineering atau oleh salah satu personel dari
Engineering atau Keamanan (Scurity).

Anggota ERT terdiri dari personel berikut:

1. Departemen Engineering, 2 personel (penanggung jawab ERT) dan staf


Engineering
2. Scurity , 2 personel (Supervisor Scurty dan 1 Keamanan Petugas)
3. Front Office, 1 personel (Asst Manager/RDM) ERT dilengkapi dengan troli
yang terdiri dari:
a) Pemadam api
b) Selimut api
c) Smoke Maskers
d) Kotak P3K
e) Senter darurat

General Manager bertanggung jawab untuk memberikan instruksi dan


memutuskan apakah kebakaran dapat dikelola atau tidak. Jika General Manager
tidak ada, MOD akan memenuhi perannya dan jika keduanya tidak hadir, Manager
yang Bertugas akan mengambil alih.

2. BAGIAN 2

ALARM TAHAP 1 (SINYAL PEMBERITAHUAN ALARM


KEBAKARAN AKTIF)

Sinyal alarm kebakaran dapat hidup dengan:

1. Sistem detektor asap / panas otomatis (Smoke Detector / Heat Detector ) yang
sudah di lengkapi di setaip area Fave Hotel Karawang
2. Sistem titik panggilan alarm manual (tombol tekan) Push Buton pada box
Hydrant, di setiap lantai tersedian Hydrant box, seluruh karwan wajib
mengetahui posisi di setiap lantainya bilamana terjadi kebakaran yang tidak

KELOMPOK 2 42
terdeteksi Smoke detector dan Heat detector kita bias operasikan secara manual
dengan menekan tombol kaca pada panel Hydrant box.

Ini adalah sinyal peringatan saat alarm kebakaran diaktifkan. Bel alarm akan
berbunyi di tiga lantai, lantai yang terpengaruh, satu lantai di atas dan satu lantai di
bawah.

Secara bersamaan, sinyal audio dan visual akan didaftarkan di Panel Penyiar
di MCFA pada ruang control yang posisinya di area lobby hotel :

1. Ruang Kontrol (Area Server)


2. Ruang CCTV

3. BAGIAN 3

TINDAKAN YANG DIAMBIL PADA ALARM TAHAP 1

1. STAF / OPERATOR (FRONT OFFICE)


a) Untuk halaman ERT dan orang-orang terkait untuk menginformasikan
aktivasi alarm kebakaran
b) Untuk mengantisipasi panggilan masuk dari tamu hotel dengan mengatakan
bahwa itu adalah bagian dari latihan kebakaran rutin kami. Kami mohon
maaf atas gangguan yang ditimbulkan dan berterima kasih atas
pengertiannya.(Untuk mengantisipasi panggilan masuk dari tamu rumah
dengan mengatakan bahwa situasi sedang diselidiki, dan meminta tamu
untuk mendengarkan instruksi lebih lanjut)
c) Untuk memantau situasi dengan talky yang praktis

2. ENGINEERING IN CHARGE
a) Untuk menghubungi ERT dengan alat bicara praktis darurat (HT)
b) Untuk mengumumkan pengaktifan alarm kebakaran melalui Public Address
Speaker di lantai 3 dengan memutar kaset rekaman No. 1(Untuk
mengumumkan aktivasi alarm kebakaran melalui Public Address Speaker di

KELOMPOK 2 43
tiga lantai dengan memutar kaset rekaman No. 2) (BELUM BERLAKU
MASIH ADA PERBAIKAN SISTEM PADA SOUND EVAC)
c) Untuk mengisolasi bel alarm kebakaran setelah berbunyi selama 10 detik
pada MCFA
d) Untuk menginformasikan Operator Ruang Pabrik di Basement 4 tentang
aktivasi alarm kebakaran.

3. PERSONIL KEAMANAN
a) SCURITY Office untuk menghubungi ERT dengan alat bicara yang praktis
b) Ruang CCTV, untuk membantu pencarian lokasi kebakaran yang tepat
melalui kamera CCTV dan untuk menginformasikan hal-hal penting kepada
FFT dengan alat bicara yang praktis.
c) Untuk memantau situasi dengan mendengarkan talky yang praktis

4. API FIGHTING TIM


a) Anggota ERT dari Engineering akan segera melanjutkan ke Engineering
Control Room di Area lobby control room. Sedangkan anggota ERT dari
Keamanan dan dari FO langsung dilanjutkan ke lokasi kebakaran
b) b) Anggota ERT dari Engineering/Scurity yang membawa APAR
melanjutkan ke lokasi kebakaran menggunakan fire lift nomor 9 yang
otomatis stand by di Basement 2 atau menggunakan lift service jika api di
rasa bias di kendalikan.
c) Untuk mencari lokasi kebakaran

5. TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL DENGAN ALARM SALAH

Jika setelah mencari area terkait tanpa menemukan indikasi kebakaran (mis.
Asap, api, bau asap atau bahan terbakar, suhu tinggi di dinding atau pintu, dll.),
ERT Leader dapat mengumumkan alarm palsu.

KELOMPOK 2 44
a) API FIGHTING TIM
a. Hanya Pimpinan ERT (Engineering) yang akan menginformasikan
Operator dan Ruang Kontrol Teknik melalui pembicaraan praktis
bahwa alarm tersebut adalah alarm palsu
b. Untuk memberi tahu Ruang Kontrol untuk mengatur ulang sistem alarm
kebakaran
c. Anggota tim Engineering akan membawa kembali APAR ke Tempat
semula

b) STAF / Front Office


a. Front Office untuk menginformasikan alarm palsu (Car call)
b. Untuk mengantisipasi panggilan masuk dari tamu rumah dengan
mengatakan bahwa alarm telah diselidiki sepenuhnya. Tidak ada alasan
untuk khawatir, semua sistem kembali normal. Kami mohon maaf atas
gangguan yang ditimbulkan dan terima kasih atas pengertiannya

c) ENGINEERING IN CHARGE / Control Room


Untuk mengatur ulang sistem alarm kebakaran

Untuk mengumumkan bahwa sistem kembali normal melalui Public


Address Speaker di lantai 3 dengan memutar kaset rekaman No. 5 (BELUM
BERLAKU MASIH ADA PERBAIKAN SISTEM PADA SOUND EVAC)

6. TINDAKAN YANG DIAMBIL PADA KEBAKARAN NYATA

Pada tahap ini, Tim Pemadam Kebakaran telah memastikan api yang
sebenarnya. Ada dua kemungkinan, api bisa dikendalikan atau tidak bisa
dikendalikan. GM akan menentukan waktu pemanggilan DAMKAR (Dinas
Pemadam Kebakaran).

Pompa kebakaran dan generator darurat di Ruang Pompa (Basement 2) akan


otomatis aktif jika sprinkler atau hidran kebakaran telah digunakan.

KELOMPOK 2 45
a) API FIGHTING TIM
a. Untuk menginformasikan tentang kebakaran yang sebenarnya kepada
ENGINEERING dan ke Ruang Kontrol Untuk memastikan zona
kebakaran dengan alat bicara yang praktis
b. Untuk memadamkan api dengan menggunakan peralatan dan prosedur
yang tepat
c. Untuk membersihkan area langsung dari semua orang

b) FRONT OFFICE
a. Ke halaman orang terkait untuk menginformasikan kebakaran nyata
(nomor kode sistem paging grup 990)
b. Untuk memanggil GM untuk menginformasikan situasinya
c. Untuk mengantisipasi panggilan masuk dari tamu yang menginap
dengan mengatakan bahwa ini adalah situasi darurat, dan meminta tamu
untuk mendengarkan instruksi lebih lanjut, dan untuk menanggapi
panggilan masuk dari luar dengan mengatakan bahwa kita berada dalam
situasi darurat, dan untuk bertanya kepada mereka untuk menelepon
kembali nanti

c) ENGINEERING
a. Memberikan instruksi kepada ENGINERING 2 untuk mengisolasi
pasokan listrik terkait dan untuk mematikan AC dan ventilasi di daerah
yang terkena dampak
b. Memberikan instruksi kepada PIC Enginering untuk mematikan main
gas valve yang berada di area parkir B1 samping Ruang engineering.

d) PETUGAS KEAMANAN
a. Keamanan Patroli, untuk segera pergi ke lokasi kebakaran untuk
membantu ERT setelah mendengar dari pembicaraan melelui HT yang
berguna dan untuk menjaga semua pintu masuk terutama di sekitar

KELOMPOK 2 46
kebakaran untuk mencegah orang yang tidak berkepentingan mendekati
lokasi kebakaran
b. Ruang CCTV, untuk terus memantau area yang terkena dampak dengan
kamera CCTV dan menginformasikan hal-hal penting ke ERT dengan
alat bicara yang praktis

e) GENERAL MANAGER
a. Untuk segera melanjutkan ke lokasi kebakaran
b. Memutuskan apakah akan menginstruksikan Operator untuk memanggil
DAMKAR (Dinas Pemadam Kebakaran) atau tidak
c. Untuk menentukan apakah api dapat dikendalikan atau tidak

7. TINDAKAN YANG HARUS DIAMBIL PADA KEBAKARAN YANG


DAPAT DIATUR
a) API FIGHTING TIM
a. Untuk menginformasikan situasi kepada Team ERT dan ke Ruang
Kontrol dengan pembicaraan praktis
b. Untuk memadamkan api sampai padam
c. Untuk menunggu instruksi selanjutnya dari GM

b) FRONT OFFICE
a. Untuk memanggil orang yang terkait untuk menginformasikan situasi
(nomor kode sistem halaman grup 990)
b. Untuk mengantisipasi panggilan masuk dari tamu yang menginap
dengan mengatakan bahwa keadaan darurat sudah ditangani dan tidak
ada bahaya lebih lanjut. Benar-benar aman bagi para tamu untuk
kembali ke kamar. Kami mohon maaf atas gangguan yang ditimbulkan
dan terima kasih atas pengertiannya

KELOMPOK 2 47
c) ENGINEERING
a. Memberikan instruksi kepada Plant Room Operator untuk menyalakan
suplai listrik terkait, Air Conditioner dan ventilasi di area yang terkena
bencana dan mematikan pompa kebakaran secara manual
b. Memberikan instruksi kepada PIC Teknik untuk menyalakan main gas
valve
c. Untuk mengumumkan situasi darurat yang telah ditangani melalui
Public Address Speaker di 3 lantai terkait dengan memutar kaset
rekaman/manual menggunakan mic carcall

d) SCURITY / PATROL KEAMANAN


a. Untuk mengisolasi area yang terkena dari orang yang tidak berwenang
b. Untuk mengamankan barang-barang tamu
c. Untuk menunggu instruksi selanjutnya dari GM

e) MOD/Manager Dept
a. Untuk memberikan instruksi lebih lanjut kepada ERT
b. Untuk meminta pertemuan semua anggota Tim Manajemen Krisis untuk
mendelegasikan tugas
4. BAGIAN 4

ALARM TAHAP 2 (SINYAL PEMBERITAHUAN KEBAKARAN TIDAK


DAPAT DIKELOLA)

Ini adalah sinyal untuk mengkomunikasikan bahwa api tidak dapat dikendalikan
dan hanya dapat diinstruksikan oleh GM. Instruksi evakuasi diumumkan di semua
lantai / area melalui pembicara alamat publik yang akan diikuti dengan dering bel
alarm kebakaran yang terus menerus. Bangunan hotel harus dievakuasi dengan baik
dan cepat untuk melindungi nyawa.

KELOMPOK 2 48
5. BAGIAN 5

AKSI DIAMBIL PADA ALARM TAHAP 2

a) MOD/Manager Dept
a. Untuk memberikan instruksi kepada Ruang Kontrol Teknik untuk
memutar pita pengumuman evakuasi dan untuk mengaktifkan alarm
kebakaran terus menerus
b. Untuk menginformasikan semua Staf melalui alat bicara yang berguna
untuk mengevakuasi bangunan hotel
c. Untuk pergi ke titik perakitan melalui pintu keluar darurat terdekat yang
sudah tersedia di setiap sudut gedeung untuk jalur evakuasi

b) API FIGHTING TIM (HOUSKEEPING)

Untuk memanggil dan mengarahkan tamu pergi ke titik perakitan melalui


pintu keluar darurat terdekat

c) STAF / OPERATOR LAYANAN INSTAN


a. Ke halaman semua penerima untuk dievakuasi (nomor kode sistem
paging grup 1000) sudah terpasang belum berfungsi
b. Untuk menanggapi setiap panggilan masuk internal dengan
menginstruksikan mereka untuk berjalan cepat ke pintu keluar darurat
terdekat ke titik berkumpul dan untuk menanggapi panggilan masuk
eksternal dengan mengatakan bahwa kita berada dalam situasi darurat,
dan meminta mereka untuk menelepon kembali nanti
c. Untuk melaporkan segera ke FFT atau Keamanan semua panggilan
internal meminta bantuan atau orang yang terjebak
d. Untuk pergi ke titik perakitan melalui pintu keluar darurat terdekat

d) PENGENDALIAN TEKNIK KAMAR STAF


a. Untuk mengumumkan evakuasi gedung ke semua lantai / area melalui
Public Address Speaker dengan memutar kaset rekaman No. 3, hanya
setelah menerima instruksi dari GM
KELOMPOK 2 49
b. Untuk mengaktifkan bel alarm kebakaran terus menerus di semua
lantai / area
c. Untuk pergi ke titik perakitan melalui pintu keluar darurat terdekat

e) PETUGAS KEAMANAN
a. Untuk memastikan evakuasi telah dilakukan dengan cepat dan aman
b. Untuk membantu siapa saja pergi ke pintu keluar darurat terdekat ke titik
berkumpul
c. Untuk menjaga semua pintu masuk untuk mencegah siapa pun masuk ke
gedung hotel
d. Car Check Point, untuk memastikan jalan, jalan masuk dan depan bebas
dari kendaraan dan halangan apapun untuk memudahkan akses
kedatangan petugas Pemadam Kebakaran Kota Jakarta dan untuk
menginstruksikan mereka ke lokasi kebakaran melalui lift darurat
e. Itu Keamanan Personil tidak akan meninggalkan gedung sampai saat-
saat terakhir yang memungkinkan dan untuk membantu siapa pun yang
meninggalkan gedung dan kemudian keluar
f. Untuk mendapatkan instruksi dari KeamananManajer tentang tugas apa
yang harus dilakukan. Jika tidak ada tugas yang diberikan, lanjutkan ke
titik perakitan

f) API WARDENS
a. Untuk memeriksa area tanggung jawab mereka dan mengevakuasi para
tamu secara tertib menggunakan pintu keluar darurat terdekat
b. Meninggalkan gedung hanya setelah memastikan bahwa semua
penghuni di wilayahnya telah mematuhi perintah evakuasi dan melapor
ke Fire Command Center dengan HT.
g) KARYAWAN LAINNYA
a. Untuk menyimpan dan mengunci file penting dan uang tunai di lemari
tahan api (jika ada)
b. Untuk mematikan mesin dan komputer apa pun (jika ada)

KELOMPOK 2 50
c. Untuk menghapus kontrak dan daftar staf (jika ada)
d. Mengevakuasi gedung dengan benar dan cepat dengan menggunakan
pintu keluar darurat terdekat dan bertemu di luar di titik berkumpul.
6. BAGIAN 6

PEDOMAN UMUM EVAKUASI

a) Jangan gunakan lift


b) Jangan panik dan jangan lari, tetapi cepatlah menuruni tangga dari pintu
keluar darurat terdekat
c) Memberikan bantuan yang diperlukan untuk penyandang cacat, lansia,
wanita hamil, dan anak- anak
d) Jangan kembali untuk mengambil barang pribadi
e) Staf yang dievakuasi harus berkumpul di Area Pertemuan di tempat parkir
f) Para tamu yang dievakuasi akan berkumpul di Area Pertemuan di lahan
kosong di area parkir LOBBY HOTEL titik kumpul depan Gate
Autoparking
g) Jangan bubar di area perakitan atau masuk kembali ke gedung kecuali
diizinkan oleh Manajer Umum / Tim Manajemen Krisis

7. BAGIAN 7

TIM A
a) GENERAL MANAGER
b) ROOMS DIVISION MANAGER
c) DIRECTOR OF FINANCE
d) F&B MANAGER
e) HUMAN RESOURCES MANAGER
f) EXECUTIVE CHEF
g) CHIEF OF ENGINEER
h) SAFETY & SECURITY MANAGER

KELOMPOK 2 51
TIM B
a) FRONT OFFICE LEADER
b) HOUSEKEEPING LEADER
c) DIRECTOR OF SALES
d) IT MANAGER

TANGGUNG JAWAB KEPALA DEPARTEMEN PADA ALARM 1

a) CHIEF ENGINEER / TEAM ENGINEERING


a. Laporkan ke Fire Command Center - Ruang CCTV untuk menangani
situasi.
b. Memastikan titik kebakaran dengan membaca panel MCFA pada ruang
kontrol
c. Untuk memimpin Tim Pemadam Kebakaran
d. Pastikan semua peralatan listrik, boiler, saluran utama gas, dll. Telah
ditutup
e. Laporkan ke Manajer Umum

b) FRONT OFFICE MANAGER


a. Cetak daftar tamu dan reservasi terbaru, dll. Dan matikan peralatan
listrik.
b. Bersiaplah untuk memindahkan dokumen dan uang tunai ke area Majelis.
c. Bersiaplah untuk menyiapkan area penerimaan sementara (jika perlu) di
area perakitan.
d. Siapkan staf untuk evakuasi atau untuk membantu tamu selama evakuasi.
e. Cek daftar TAMU pada hari kejadian dan memastikan semua sudah di
evakuasi kordinasi dengan TEAM HK

c) F & B MANAGER / TEAM FB


a. Untuk memastikan bahwa semua peralatan listrik dan pipa gas ditutup
(dapur)
KELOMPOK 2 52
b. Bersiaplah untuk mengeluarkan uang tunai (jika mungkin) ke area
perakitan.
c. Untuk mempersiapkan staf untuk mengungsi dan atau untuk membantu
pengunjung selama evakuasi.
d) CHIEF ACOUNTING/ Akunting TIM
a. Bersiaplah untuk menyimpan dokumen penting dengan aman.
b. Untuk memastikan bahwa uang tunai disimpan di brankas dan brankas
diamankan.
c. Untuk memastikan bahwa semua peralatan listrik mati.
d. Mempersiapkan staf untuk mengevakuasi dan atau membantu
mengevakuasi para tamu.

e) HRM / ASISTEN
a. Simpan catatan staf dan matikan peralatan listrik
b. Mempersiapkan evakuasi dan atau membantu staf dalam evakuasi.
c. Untuk mengamankan uang tunai kecil di lemari arsip yang terkunci.
d. Untuk memastikan bahwa database media dan semua informasi yang
relevan di-backup dan matikan peralatan listrik.
e. Untuk mempersiapkan holding statement yang akan dirilis ke media
setelah mendapat persetujuan GM.
f. Bersiaplah untuk mengungsi dan atau untuk membantu para tamu
selama evakuasi.
g. Cek daftar hadir staf pada hari kejadian dan memastikan semua sudah di
evakuasi

f) SALES MANAGER/ TIM SALES


a. Cadangkan data penting dan matikan peralatan listrik.
b. Kunci lemari arsip dan bersiaplah untuk memindahkan dokumen penting
c. Siapkan staf untuk evakuasi dan atau untuk membantu tamu selama
evakuasi.

KELOMPOK 2 53
g) EKSEKUTIF HOUSKEEPING / TIM HK
a. Matikan peralatan listrik terutama peralatan laundry.
b. Bersiaplah untuk menghapus dokumen penting
c. Untuk memastikan bahwa kamar yang terisi tamu sudah tidak ada tamu
di dalam kamar.
d. Persiapkan staf untuk mengungsi dan membantu tamu selama evakuasi.

h) EDP MANAJER / ASISTEN


a. Untuk mencadangkan data penting dan mematikan mikro dan sistem
komputer.
b. Bersiaplah untuk melepas cadangan disk, disk hard server, dan notebook
MIS ke area perakitan.
c. Bersiaplah untuk menyiapkan pusat komputer sementara untuk Front
Office.
d. Bersiaplah untuk mengungsi.

i) CHIEF SCURTY/ TIM SCURITY


a. Untuk memastikan bahwa tidak ada yang memasuki gedung sampai
semua jelas diberikan oleh Manajer Umum.
b. Untuk memperhitungkan semua kunci master di area perakitan

8. BAGIAN 8

TANGGUNG JAWAB KEPALA DEPARTEMEN DI ALARM 2

a) CHIEF ENGINEER / ASISTEN


a. Jika perlu, dengan persetujuan General Manager, untuk menyatakan
evakuasi total.
b. Untuk mengambil kendali Petugas Pemadam Kebakaran dan untuk
bekerja sama dengan Pemadam Kebakaran Kota Jakarta.
c. Untuk mengevakuasi staf area perakitan dan melaporkan kehadiran ke
Sumber Daya Manusia.

KELOMPOK 2 54
d. Untuk mengaktifkan rencana darurat jika perlu.
e. Untuk memperhitungkan semua kunci master di area perakitan
b) MANAJER / ASISTEN KANTOR DEPAN
a. Untuk menghapus daftar tamu, daftar reservasi, dll ke area perakitan
b. Untuk mengeluarkan uang tunai ke area perakitan dan untuk diserahkan
kepada staf Keuangan
c. Untuk menyiapkan loket sementara di area pertemuan untuk menerima
tamu
d. Untuk membantu para tamu di Area Umum untuk mengungsi ke area
pertemuan
e. Mengevakuasi staf ke area perakitan dan melapor ke Sumber Daya
Manusia
f. Untuk memperhitungkan semua master dan kunci penting di area
perakitan
g. Jika perlu, untuk mengaktifkan rencana darurat untuk alokasi ulang
tamu.

c) DIREKTUR F & B / ASISTEN


a. Untuk memindahkan uang tunai ke area perakitan dan untuk diserahkan
kepada staf Keuangan
b. Untuk memberikan bantuan kepada pengunjung dan tamu selama
evakuasi
c. Untuk mengevakuasi staf ke area perakitan dan melaporkan ke Sumber
Daya Manusia
d. Untuk memperhitungkan master dan kunci penting di area perakitan.
e. Jika perlu, untuk mengaktifkan rencana kontinjensi.

d) PENGENDALI / ASISTEN KEUANGAN


a. Untuk mengunci dokumen penting di tempat yang aman dan untuk
memperhitungkan semua kunci penting di area perakitan.

KELOMPOK 2 55
b. Untuk menerima uang tunai dari berbagai departemen dan outlet dan
jika memungkinkan untuk menyetorkan uang tunai di bank terdekat.
c. Mengevakuasi staf ke area perakitan dan melapor ke Sumber Daya
Manusia.
e) DIREKTUR SUMBER DAYA MANUSIA / ASISTEN
a. Untuk melepaskan gulungan nominal ke area perakitan
b. Untuk membantu staf di lantai Mezzanine untuk mengungsi ke area
berkumpul
c. Melaksanakan absensi staf di area berkumpul dan melaporkan kepada
Tim Pemadam Kebakaran Kota Karawang atau Kepolisian yang tidak
hadir
d. Untuk memperhitungkan semua kunci penting di area perakitan
e. Untuk bertanggung jawab atas pertolongan pertama di area perakitan.
Untuk memberi tahu keluarga terdekat staf yang terluka atau meninggal

f) DIREKTUR PENJUALAN & PEMASARAN / ASISTEN


a. Untuk menghapus dokumen penting, data dan kunci penting ke area
perakitan
b. Untuk memberikan bantuan kepada tamu di tempat umum selama
evakuasi
c. Mengevakuasi staf ke area perakitan dan melapor ke Sumber Daya
Manusia.
d. Untuk membantu Sumber Daya Manusia di area perakitan.

g) EKSEKUTIF RUMAH TANGGA / ASISTEN


a. Untuk memindahkan dokumen penting ke area perakitan
b. Untuk menghapus dan memperhitungkan semua master dan kunci
penting di area perakitan
c. Untuk memberikan bantuan kepada tamu di lantai selama evakuasi.
d. Mengevakuasi staf di Mezzanine dan P1 ke area berkumpul dan melapor
ke Sumber Daya Manusia

KELOMPOK 2 56
e. Jika perlu, untuk mengaktifkan rencana kontinjensi

h) EDP MANAJER / ASISTEN


a. Untuk menghapus semua cadangan yang diperlukan disk, dll dan
notebook ke area perakitan
b. Mengevakuasi staf ke area perakitan dan melapor ke Sumber Daya
Manusia
c. Untuk mengatur terminal komputer di konter penerimaan sementara
untuk Staf FO

i) DIREKTUR HUBUNGAN PUBLIK / ASISTEN


a. Untuk menghapus dokumen dan data penting ke area perakitan
b. Mengevakuasi staf ke area perakitan dan melapor ke Sumber Daya
Manusia
c. Untuk merilis (dengan persetujuan General Manager) memegang
pernyataan ke media

j) MANAJER / ASISTEN KEAMANAN


a. Untuk memberikan perlindungan keamanan bagi staf Keuangan di area
perakitan
b. Melapor ke Sumber Daya Manusia di area perakitan
c. Membantu Polisi dalam melakukan pengendalian massa
d. Untuk memperhitungkan semua master dan kunci penting di area
perakitan

9. BAGIAN 9

PELAPORAN

KELOMPOK 2 57
Jika terjadi kebakaran, lengkapi lembar laporan tindak lanjut seperti kronologi
kejadian.

Rekomendasi Prosedur Tanggap Darurat (Flow Chart)

Percikan api
muncul

Dilihat oleh Hubungi Petugas Chief Warden


operator genset Damkar perintah
evakuasi

Teriak
Kebakaran Koordinator
Padam Evakuasi
mengarahkan tamu
dan karyawan ke
pintu exit
Fire Fighting Ya
padamkan Tidak
dengan APAR
CO2 SELESAI
Assembly
Koordinator
mengarahkan ke
Titik Kumpul

Tidak
Padam
Petugas P3K
menolong
korban
Ya
Tidak Ada
Korban KELOMPOK 2 Menunggu
58
SELESAI instruksi
Ada
BAB IV
EVALUASI DAN REKOMENDASI

A. Evaluasi Kesesuaian
No Foto Aktual Saran Regulasi
1 Terdapat APD Agar selalu Permanaker Nomor
di area Genset melakukan PER.08/MEN/VII/2010
yang dirawat pemeliharaan Tentang Alat Pelindung Diri
dengan baik APD dan
oleh operator diletakkan
kembali pada
tempatnya
setelah selesai
digunakan
2 Sign “bahaya Sign diletakan Undang Undang No. 1
kebisingan pada area yang Tahun 1970 Tentang
tinggi” cukup beresiko Keselamatan Kerja
mudah dilihat kecelakaan
kerja

3 Sign APD Sign APD Undang Undang No. 1


yang harus yang harus Tahun 1970 Tentang
digunakan digunakan Keselamatan Kerja
terlihat jelas diletakkan
pada setiap Permanaker Nomor
area PER.08/MEN/VII/2010
Tentang Alat Pelindung Diri

4 Kebersihan Ada nya UU No 30 tahun 2009


Alat dan tidak pengecekan Pasal 16, poin E
adanya karat, rutin dan Pemeliharaan Instalasi
Operator maintenance Tenaga Listrik
merawat alat alat secara
dengan baik berkala

KELOMPOK 2 59
5 Terdapat Adanya APAR PERATURAN MENTERI
APAR CO2 yang sesuai TENAGA KERJA DAN
pada area dengan jenis TRANSMIGRASI No :
Genset sesuai kebakaran PER.04/MEN/1980
TENTANG SYARAT-
dengan
SYARAT PEMASANGAN
peruntukan DAN PEMELIHARAN
kebakaran ALAT PEMADAM API
pada listrik RINGAN.

B. Evaluasi Temuan Observasi


No Foto Aktual Saran Regulasi
1 Tidak adanya Adanya PER.04/MEN/1980
checklist checklist untuk Tentang Syarat- Syarat
APAR pengecekan Pemasangan Dan
berkala Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan -
Pasal 6 ayat 1 - Pasal 5
- Pasal 8

2 Sign mudah Singkarkan Undang Undang No. 1


terbakar Tong yang Tahun 1970 Tentang
tertutup oleh sudah tidak Keselamatan Kerja
Tong/Drum digunakan

3 Jalur Perbaiki Peraturan Menteri


Evakuasi di Pencahayaan Pekerjaan Umum Dan
area Genset dengan Perumahan Rakyat
kurang mengganti Republik Indonesia
Nomor 14/Prt/M/2017
penerangan lampu yang
Tentang Persyaratan
sudah tidak Kemudahan Bangunan
memadai dan Gedung Pasal 28
bersihkan area
jalur evakuasi

KELOMPOK 2 60
4 Sign Exit Gunakan Peraturan Menteri
pada area Tanda jalur Pekerjaan Umum Dan
Genset tidak evakuasi Perumahan Rakyat
Glow in the dengan yang Republik Indonesia
Nomor 14/Prt/M/2017
Dark bercahaya saat
Tentang Persyaratan
gelap, Kemudahan Bangunan
mengantisipasi Gedung Pasal 31
listrik padam
pada saat Permen PU No. 26 Tahun
evakuasi 2008 Tentang Persyaratan
Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran Pada
Bangunan Gedung dan
Lingkungan
5 Jalur Tutup pintu Peraturan Menteri
Evakuasi exit pada aera Pekerjaan Umum Dan
sangat dekat Genset dan Perumahan Rakyat
dengan pindahkan ke Republik Indonesia
Nomor 14/Prt/M/2017
Genset, jika lantai UG
Tentang Persyaratan
terjadi Kemudahan Bangunan
kebakaran Gedung Pasal 29
pada area “Kemudahan Akses”
Genset maka
harus
mengambil
jalur evakuasi
lain yang
digunakan
oleh petugas
Damkar
6 Titik Kumpul Pindahkan Peraturan Menteri
cukup dekat letak titik Pekerjaan Umum Dan
dengan area kumpul ke Perumahan Rakyat
Genset ≤ 10m tempat yang Republik Indonesia
Nomor 14/Prt/M/2017
lebih aman
Tentang Persyaratan
Kemudahan Bangunan
Gedung Pasal 33 “Jarak
aman titik kumpul”
7 Tanda Apar Lebih baik Peraturan Menteri Tenaga
lebih dari 125 tanda Kerja Dan Transmigrasi
cm (150 cm – peletakan No : Per.04/Men/1980
160 cm) APAR sedikit Tentang Syarat-Syarat
Pemasangan Dan
diturunkan
Pemeliharan Alat
Pemadam Api Ringan.
BAB II “Pemasangan”
Pasal 4 Poin 3

KELOMPOK 2 61
8 Tidak ada Minimal 2 Peraturan MenteriTenaga
Operator karyawan Kerja No.
genset yang harus memiliki Per.186/Men/1999
memiliki Izin Lisensi TentangKeselamatan dan
Kesehatan Kerja Pada
Operasi dan Petugas Peran
Penanggulangan
Tidak adanya Kebakaran, Kebakaran Pasal 8 ayat 2
Petugas Peran karena d. telah mengikuti kursus
Kebakaran Karyawan teknis penanggulangan
lebih dari 25 kebakaran tingkat dasar I
orang dan tingkat dasar II

9 Terdapat Segera lakukan Undang – Undang No.


lubang pada perbaikan 1 Tahun 1970 Tentang
bangunan / (Ganti atap keselamatan Kerja
rumah Genset dengan yang Pasal 3 (1)
baru) karena Mengamankan dan
jika terjadi memelihara segala
hujan akan jenis bangunan
sangat
berbahaya

C. Kesimpulan
Dari hasil observasi kelompok 2 di Area Genset Fave Hotel (PT Archipelago

International) daerah Karawang telah mempunyai Sistem Proteksi Aktif (APAR, Hydrant) dan

Sistem Proteksi Pasif (Jalur Evakuasi, Sign Exit, Assemble Point) dan Fire Safety Management

(Struktur Organisasi Tanggap Darurat dan Prosedur Tanggap Darurat) yang cukup memadai.

D. Rekomendasi
Dari hasil observasi kelompok 2 di area Genset, kami ingin memberikan rekomendasi

untuk meminimaliris resiko keparahan jika terjadi kebakaran:

1. Membuat Checklist pemeliharaan APAR pada Area Genset sesuai Permenaker No 4

tahun 1980 tentang syarat Penempatan dan Pemasangan APAR.

KELOMPOK 2 62
2. Menambahkan petunjuk/panah pada evakuasi yang terlihat dalam gelap sesuai Permen

PU No. 26 Tahun 2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada

Bangunan Gedung dan Lingkungan.

3. Menempatkan Sign APAR pada ketinggian yang sudah ditetapkan sesuai Peraturan

Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No : Per.04/Men/1980 Tentang Syarat-Syarat

Pemasangan Dan Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan. BAB II “Pemasangan” Pasal

4 Poin 3.

4. Disarankan memasang detector di area genset sesuai Permenaker No. 2 Tahun 1983

tentang Instruksi Alarm Kebakaran Otomatik.

5. Komitmen dari Tim Management untuk memberikan karyawan setidaknya 2 orang

untuk mengikuti pembinaan Petugas Peran Kebakaran.

6. Pihak Manajemen disarankan melakukan penambahan system proteksi, seperti

Pemasangan Sistem Deteksi & Alarm di Area Genset, Pemasangan Sistem Sprinkler

Otomatis di Area Genset, Perawatan Area Lingkungan di Area Genset, Perawatan

Hydrant & APAR, Sign Safety, Cat Jalur Evakuasi.

KELOMPOK 2 63
E. Cost Benefit

Cost Benefit

A.

B.

KELOMPOK 2 64
LAMPIRAN 1

DAFTAR PERIKSA
SISTEM MANAJEMEN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Nama Perusahaan : ……………………………………….


Alamat : ……………………………………….
Nomor telepon : ……………………………………….
Lama berdiri : ……………………………………….
Jenis usaha/kegiatan : ……………………………………….
Jumlah karyawan : ……………………………………….

Petunjuk :

1. Beri tanda V pada kotak A,B,C pada kolom jawaban YA


A = Baik, Memenuhi persyaratan
B = Cukup
C = Kurang / tidak memenuhi pesyaratan

2. Beri tanda X atau T.R (Tidak Relevan), pada kotak


TIDAK untuk pertanyaan yang tidak dijawab.

KELOMPOK 2 65
LAMPIRAN 2

1. KEBIJAKAN, KOMITMEN & PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN


PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Ya Tidak
A B C
1.1 Kebijakan Penanggulangan Kebakaran
1.1.1 Apakah ada kebijakan khusus PK yang tertulis,
bertanggal dan secara jelas menyatakan :
- tujuan-tujuan Penanggulangan Kebakaran
- komitmen perusahaan terhadap PK
1.1.2 Kebijakan ditandatangani pengusaha / pengurus
1.1.3 Apakah kebijakan PK dikomunikasikan ke seluruh
tenaga kerja dan kontraktor
1.1.4 Apakah kebijakan PK ditinjau ulang secara berkala
untuk menjamin kebijakan tersebut sesuai dengan
perubahan yang terjadi pada peraturan / regulasi dan
atau kebutuhan
1.2 Tanggung Jawab dan Kewenangan
1.2.1 Apakah ada personel PK yang bertangung jawab dan
mempunyai wewenang :
- Mengambil tindakan
- Melaporkan kepada personil terkait
- Menyebarluaskan & mendokumentasi semua
aspek PK
1.2.2 Apakah penunjukan penanggung jawab PK sesuai
dengan peraturan/regulasi
1.2.3 Apakah Pimpinan Unit Kerja bertanggung jawab atas
kinerja PK
1.2.4 Apakah perusahaan mendapat saran-saran dari ahli PK
yang berasal dari perusahaan / luar perusahaan
1.2.5 Apakah ada laporan ke Tim Manajemen perihal
kinerja PK
1.2.6 Apakah manajemen diberi informasi tentang :
- tanggung jawab PK terhadap tenaga kerja
- tanggung jawab PK terhadap kontraktor
1.3 Manual Sistem Manajemen K3
1.3..1 Apakah ada manual sistem manajemen K3 meliputi
- Kebijakan
- Tujuan
- Rencana
- Prosedur
Penangulangan kebakaran untuk semua tingkatan
tenaga kerja
1.3.2 Apakah manual ini mudah didapat oleh semua tenaga
kerja
1.4 Tinjauan Ulang dan Evaluasi
1.4.1 Apakah hasil peninjauan ulang sistem PK :

KELOMPOK 2 66
Ya Tidak
A B C
- Dicatat
- Didokumentasikan

2. TAHAP PERANCANGAN

2.1 Pengendalian Perancangan


2.1.1 Apakah ada prosedur terdokumentasi yang
mempertimbangkan
- identifikasi bahaya Kebakaran
- penilaian resiko Kebakaran
saat perancangan / perancangan ulang
2.1.2 Apakah ada petugas yang bertanggung jawab
melakukan verifikasi bahwa perancangan memenuhi
syarat peraturan / regulasi penanggulangan kebakaran
2.1.3 Apakah semua perubahan rancangan yang mempunyai
implikasi terhadap kebakaran telah :
- diidentifikasi
- didokumentasi
- ditinjau ulang
oleh petugas kompeten
2.2 Peninjauan Ulang Kontrak
2.2.1 Pada saat memasok barang dan jasa kontrak apakah ada
prosedur yang mampu :
- mengidentifikasi bahaya kebakaran
- menilai potensi bahaya kebakaran
2.2.2 Apakah personil kompeten melakukan identifikasi
bahaya dan menilai resiko pada tahap tinjauan ulang
kontrak
2.2.3 Apakah kontrak-kontrak ditinjau ulang untuk
menjamin pemasok barang memenuhi persyaratan PK
2.2.4 Apakah catatan tinjauan ulang kontrak dipelihara dan
didokumentasikan

3. TAHAP PENGOPERASIAN

Ya Tidak
A B C
3.1 Sistem Kerja
3.1.1 Apakah petugas yang kompeten telah :
- mengidentifikasi bahaya potensi kebakaran
- menilai resiko yang timbul dari suatu proses kerja
3.1.2 Apakah ada prosedur pengendalian resiko melalui
tingkat pengendalian
3.1.3 Apakah ada prosedur kerja yang didokumentasikan
untuk:
- sistem ijin kerja untuk daerah beresiko kebakaran
- house keeping
3.1.4 Apakah ada prosedur kerja mengelola secara aman

KELOMPOK 2 67
Ya Tidak
A B C
seluruh resiko kebakaran dan didokumentasikan
3.1.5 Apakah ada sangsi terhadap pelanggaran :
- standar ketentuan pelaksanaan
- saat melaksanakan modifikasi prosedur / petunjuk
kerja

3.2 Pengawasan
3.2.1 Apakah ada yang diserahi mengawasi untuk
menjamin :
- pekerjaan dilaksanakan dengan aman
- mengikuti prosedur dan petunjuk kerja yang
telah ditentukan
3.2.2 Apakah pengawas ikut serta dalam :
- identifikasi bahaya kebakaran
- membuat upaya pengendalian bahan mudah
terbakar dan pengendalian sumber energi
3.2.3 Apakah pengawas diikutsertakan dalam :
- pelaporan kebakaran
- Penyelidikan kebakaran
- wajib menyerahkan laporan dan saran kepada
pimpinan
3.2.4 Apakah barang atau jasa yang telah dibeli dilakukan
verifikasi potensi kebakaran pada saat penerimaan
3.2.5 Apakah barang atau jasa yang dipasok pelanggan
sebelum digunakan terlebihdahulu :
- diidentifikasi potensi bahaya kebakaran
- dinilai resikonya
- didokumentasikan catatan/prosedur

3.3 Seleksi dan Penempatan Personil Penanggulangan


Kebakaran
3.3.1 Apakah ada persyaratan untuk penempatan petugas
penanggulangan kebakaran:
- khusus
- kesehatan
3.3.2 Apakah ada dasar pemilihan untuk penugasan tenaga
kerja dalam penanggulangan kebakaran di unit kerja
berdasarkan kemampuan dan keterampilan

3.4 Lingkungan Kerja


3.4.1 Apakah perusahaan telah menetapkan area kerja
berpotensi terjadi kebakaran dan ledakan yang
memerlukan pembatasan ijin masuk.

3.4.2 Apakah lingkungan kerja dengan pembatasan ijin


masuk telah memenuhi prosedur pengendalian
3.4.3 Apakah area kerja mudah terbakar dan meledak tersebut
memenuhi standard pedoman teknis yang

KELOMPOK 2 68
Ya Tidak
A B C
sesuai peraturan dan regulasi
3.4.4 Apakah area tersebut memiliki rambu-rambu dan
pedoman yang sesuai peraturan dan regulasi
3.4.5 Apakah fasilitas kerja mempunyai sistem “penandaan”
bagi alat yang dapat memicu timbulnya kebakaran

3.5 Pemeriksaan potensi bahaya kebakaran

3.5.1 Apakah dilakukan inspeksi tempat kerja / cara kerja


secara teratur
3.5.2 Apakah inspeksi dilaksanakan bersama antara petugas
kebakaran dan petugas operasi
3.5.3 Apakah petugas operasi telah memperoleh pelatihan
mengenai identifikasi potensi bahaya
3.5..4 Apakah pada waktu inspeksi ada masukan dari pekerja
terkait
3.5.5 Apakah ada daftar periksa (checklist) digunakan pada
waktu inspeksi
 Daftar periksa pengendalian bahan mudah
terbakar
 Daftar periksa pengendalian sumber energi
3.5.6 Apakah laporan inspeksi ditunjukkan kepada pimpinan

3.5.7 Apakah tindakan korektif dipantau untuk menentukan


efektifitasnya

3.6 Penyebarluasan Informasi Penanggulangan


Kebakaran
3.6.1 Apakah Informasi tentang pencegahan kebakaran
disebarluaskan secara sistematis kepada seluruh tenaga
kerja
3.6.2 Apakah tersedia catatan dan informasi keadaan darurat
untuk pekerja, tamu dan tenaga kerja yang datang ke
perusahaan

4. RENCANA TANGGAP DARURAT

4.1. Prosedur Tanggap Darurat


4.1.1 Apakah telah diidentifikasikan & didokumentasikan
prosedur tanggap darurat kebakaran & darurat lainnya
4.1.2 Apakah prosedur sudah tercantum :
- metoda dengan cepat menentukan dan
menemukan kembali jika ada pekerja yang
hilang dalam keadaan darurat
- Penyelamatan barang berharga
4.1.3 Apakah prosedur juga mensyaratkan peralatan untuk

KELOMPOK 2 69
menghentikan proses produksi dalam keadaan darurat
4.1.4 Apakah prosedur mensyaratkan adanya pos komando
yang disesuikan dgn kebutuhan & tingkat resiko
bahaya
4.1.5. Apakah prosedur Tanggap Darurat juga dilengkapi
dengan berbagai skenario keadaan darurat berdasarkan
potensi bahaya yang ada serta melibatkan pihak
berwenang yang terkait seperti Dinas Pemadam
Kebakaran, Darurat Medis, Kepolisian atau lainnya.
4.1.6. Apakah dalam prosedur tanggap daurat
mencantumkan jadwal atau waktu pelaksanaan
simulasi
4.1.7. Apakah hasil pelaksanaan simulasi beserta
evaluasinya didokumentasikan
4.1.8. Apakah rekomendasi hasil evaluasi selalu ditindak
lanjuti
4.1.9. Apakah prosedur juga dilengkapi dengan
penanggulangan kebakaran dan ledakan untuk
masyarakat sekitar perusahaan , jika kegiatan
operasional perusahaan mempunyai tingkat resiko
kebakaran dan ledakan berdampak luas terhadap
masyarakat sekitar
4.2. Sosialisasi Prosedur
4.2.1 Apakah tenaga kerja mendapat instruksi dan pelatihan
mengenai prosedur keadaan darurat yang sesuai
dengan tingkat resiko yang dihadapi dilapangan
4.2.2 Apakah instruksi dan perihal yang berhubungan
dengan keadaan darurat:
- mendapat perhatian secara jelas dari seluruh
tenaga kerja
- diketahui secara jelas dari seluruh tenaga kerja
4.2.3 Apakah para pimpinan juga mendapat informasi yang
cukup atau penjelasan tentang prosedur tanggap
darurat
4.2.4 Apakah tersedia informasi cepat bagi tamu jika terjadi
keadaan darurat
4.3 Organisasi, Personil dan Pelatihan
Penanggulangan keadaan darurat
4.3.1 Apakah kebutuhan organisasi penanggulangan
keadaan darurat didasarkan atas identifikasi dan
analisa potensi bahaya
4.3.2 Apakah Jumlah dan tingkat kompetensi Petugas
Tanggap Darurat telah memenuhi ketentuan atau
regulasi
4.3.3. Apakah ada persyaratan khusus dalam seleksi dan
penempatan Personil Penanggulangan Keadaan
Darurat
4.3.4 Apakah analisis kebutuhan pelatihan yang mencakup
persyaratan Penanggulangan Keadaan Darurat telah
dilaksanakan

KELOMPOK 2 70
4.3.5 Apakah rencana pelatihan Penanggulangan Keadaan
darurat telah disusun bagi semua tingkat kemampuan
dan keahlian
4.3.6 Apakah petugas penangungjawab keadaan darurat
telah dilatih/dididik secara khusus sehingga
mengetahui tingkat bahaya yang ada
4.3.7 Apakah pelatihan mempertimbangkan perbedaan
tingkat kemampuan, dan keahlian
Apakah pelatihan pemadaman api untuk kebakaran
awal juga mempertimbangkan kondisi dalam dan luar
ruangan
4.3.8 Apakah para supervisor sudah dilatih dalam prosedur
penghentian proses/kegiatan dalam keadaan darurat
(emergency shut down procedures)
4.3.9 Apakah pelatihan dilakukan oleh orang/ badan yang
mempunyai
- Kemampuan/ pengalaman
- Diakreditasi menurut peraturan perundangan yang
berlaku
4.3.10 Apakah perusahaan mendokumentasikan dan
menyimpan catatan seluruh pelatihan
4.3.11 Apakah dilakukan evaluasi pada setiap sesi pelatihan
untuk menjamin peningkatan secara berkelanjutan
4.3.12 Apakah program pelatihan ditinjau ulang secara teratur
untuk menjamin agar tetap relevan dan efektif
4.3.13 Apakah anggota manajemen eksekutif dan pengurus
berperan serta dalam pelatihan yang mencakup
penjelasan tentang kewajiban hukum dan prinsip
penanggulangan kebakaran
4.4. Operasi Pemadaman Kebakaran & Penyelamatan
4.4.1 Apakah tersedia prosedur/pedoman pemadaman
kebakaran yang berisi taktik & strategi pemadaman
didasarkan atas :
- Klasifikasi kebakaran
- Luas Area yang mungkin terbakar
- Klasifikasi bangunan/gedung yang terbakar
atau area terbuka
- Penyelamatan manusia/penghuni
bangunan Dan selalu di perbaharui
4.4.2 Apakah terdapat buku catatan kegiatan/aktifitas
pemadaman dari api timbul sampai api padam
4.4.3 Apakah catatan kejadian dianalisa untuk sebagai bahan
hasil

5. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN (56 item)

Ya Tidak
A B C
5.1 Pedoman Sistem Proteksi Kebakaran
5.1.1 Apakah ada pedoman untuk menilai kebutuhan sistem

KELOMPOK 2 71
Ya Tidak
A B C
proteksi kebakaran yang disesuaikan dengan tingkat
resiko bahaya kebakaran :
- Produk
- Proses
- Gedung/bangunan
- Tempat kerja tertentu
5.1.2 Apakah pedoman ini mudah didapat oleh semua
tenaga kerja
5.1.3 Apakah pedoman mencakup persyaratan khusus atau
pelatihan bagi petugas pemeriksaaan, pengujian dan
perawatan sistem proteksi kebakaran msterhadap
5.1.4 Apakah catatan pelatihan bagi petugas petugas
pemeriksaaan, pengujian dan perawatan sistem
proteksi kebakaran didokumentasikan
5.2 Sistem Deteksi & Alarm:
5.2.1 Apakah Sistem alarm dan deteksi kebakaran dipasang
sesuai dengan ketentuan, persyaratan atau regulasi
5.2.2 Apakah ada prosedur riksa uji & perawatan sistem
alarm kebakaran dan deteksi kebakaran
5.2.3 Apakah dilaksanakan riksa uji berkala
5.2.4 Apakah catatan riksa uji direkam & sarannya
ditindaklanjuti
5.2.5 Apakah prosedur pemeriksaan, pengujian selalu dikaji
ulang dan diperbaiki
5.3 Alat Pemadam Api Ringan (Apar)
5.3.1 Apakah Jenis, jumlah dan penempatan APAR sesuai
dengan ketentuan, persyaratan dan regulasi
5.3.2 Apakah tersedia peta lokasi penempatan APAR dan
selalu di perbaharui sesuai dengan kebutuhan
5.3.3 Apakah ada prosedur pemeriksaan, pengujian tabung
dan pengisian ulang APAR, serta penilaian jumlah
kebutuhan APAR cadangan jika sedang dilaksanakan
pengisian/perawatan dan prosedur selalu diperbaharui
5.3.2 Apakah hasil pemeriksaan, pengujian tabung dan
pengisian didokumentasikan
5.3.3 Apakah ada pelatihan penggunaan APAR untuk
penghuni/pemakai bangunan secara berkala
5.3.4 Apakah pelatihan pemadaman api untuk kebakaran
awal dengan menggunakan APAR juga
mempertimbangkan kondisi di dalam & luar ruangan
5.3.5 Apakah catatan pelatihan didokumentasikan
5.4 Sistem Pemadam Khusus :
5.4.1 Apakah pemilihan sistem pemadam khusus seperti
Foam, CO2, Gas sudah sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan
5.4.2 Apakah ada prosedur pemeriksaan, pengujian &
pemeliharaan dilakukan secara berkala & diperbahurui

KELOMPOK 2 72
Ya Tidak
A B C
5.4.3 Apakah hasilnya dicatat, dinalisa & didokumentasikan
5.4.4 Apakah ada pedoman untuk menilai kebutuhan
cadangan bahan pemadam khusus jika sewaktuwaktu
dibutuhkan
5.5 Persediaan Air & Pompa Kebakaran:
5.5.1 Apakah dilaksanakan estimasi kebutuhan pasokan air
5.5.2 Apakah jumlah dan spesifikasi pompa air pemadam,
tanki air dan jaringan perpipaannya sesuai dengan
ketentuan, persyaratan atau regulasi
5.5.3 Apakah ada prosedur pemeriksaan, pengujian dan
perawatan pompa
5.5.4 Apakah dilaksanakan pemeriksaan, pengujian dan
perawatan berkala
5.5.5 Apakah catatan pemeriksaan dan pengujian
didokumentasikan, dianalisa dan rekomendasinya
ditindak lanjuti
5.5.6 Apakah ada personel khusus yang terlatih untuk
pemeriksaaan, pengujian dan perawatan
5.5.7 Apakah prosedur pemeriksaan, perawatan dan
pemeliharaan selalu dikaji ulang dan diperbaiki
5.6 Hidran dalam & Luar
5.6.1 Apakah penempatan dan jumlah hidran sesuai dengan
ketentuan
5.6.2 Apakah tersedia rak untuk selang dan sambungannya
5.6.3 Apakah penempatan sambungan untuk pemadam
kebakaran sesuai ketentuan
5.6.4 Apakah ada prosedur pemeriksaan, pengujian dan
pemeliharaan hidran dilakukan secara berkala
5.6.5 Apakah hasilnya dicatat dan didokumentasikan
5.7 Sistem Sprinkler Otomatis:
5.7.1 Apakah sistem sprinkler sesuai dengan ketentuan,
persyaratan atau regulasi
5.7.2 Apakah ada prosedur pemeriksaan, perawatan dan
pengujian sistem sprinkler dan selalu diperbahurui
5.7.3 Apakah catatan pemeriksaan & pengujian
didokumentasikan & sarannya ditindak lanjuti
5.7.4 Apakah ada personel khusus yang terlatih untuk
pemeriksaan, pengujian dan perawatan
5.7.5 Apakah ada pedoman untuk penyediaan jumlah
cadangan kepala sprinkler.
5.7.6 Apakah perancangan sistem juga mensyaratkan
tersedianya Seammese Connections
5.7.7 Apakah dilaksanakan analisa rekaman data pengujian
5.8 Sumber Daya Listrik Darurat:
5.8.1 Apakah Jenis & jumlahnya sudah mernenuhi
ketentuan
5.8.2 Apakah dilaksanakan pemeriksaan dan pengujian

KELOMPOK 2 73
Ya Tidak
A B C
5.8.3 Apakah dicatat dan dinalisa
5.9 Sarana Jalan Keluar
5.9.1 Apakah jalan keluar telah memenuhi ketentuan,
persyaratan atau regulasi
5.9.2 Apakah tanda-tanda petunjuk arah jalan keluar sesuai
dengan ketentuan
5.9.3 Apakah Lampu penerangan untuk jalan keluar dan
sumber dayanya telah memnuhi ketentuan
5.9.4 Apakah ada prosedur pemeriksaan sarana jalan keluar
Dicatat dan didokumentasikan
5.10 Sistem Komunikasi Internal
5.10.1 Apakah sistem komunikasi internal yang tersedia
didasrkan atas kebutuhan dan kondisi yang ada
5.10.2 Apakah tersedia prosedur riksa uji berkala
5.10.3 Apakah hasilnya dicatat & dianalisa
5.11. Sistem Proteksi Pasif
5.11.1 Apakah sistem proteksi pasif yang ada sesuai dgn
ketentuan
5.11.2 Apakah tersedia prosedur pemeriksaan sistem proteksi
pasif
5.11.3 Apakah hasilnya dicatat & dianalisa & sarannya
ditindaklanjuti
5.12 Lingkungan Bangunan:
5.12.1 Apakah Lokasi Bangunan Gedung/Industri telah
memenuhi ketetuan untuk akses operasi pemadaman
atau mobil pemadam kebakaran
5.12.2 Apakah keberadan pengahalang/penghambat jalan
seperti polisi tidur, portal atau lainnya yang dapat
menghambat operasi pemadaman atau menghalangi
akses pergerakan mobil pemadam kebakaran telah di
identifikasi & dianalisa sesuai kebutuhan
5.12.3 Apa tersedia prosedur pengaturan parkir & pergerakan
kendaraan jika terjadi keadaan darurat kebakaran

6. PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN (11 item)

Ya Tidak
A B C
6.1 Catatan Kebakaran
6.1.1 Apakah perusahaan mempunyai prosedur untuk
mengidentifikasi, mengumpulkan, mengarsipkan,
memelihara, dan mengumpulkan catatan Kebakaran
6.1.2 Apakah disediakan tempat yang mudah didapat &
dipelihara dengan baik UU, peraturan, standar & pedoman
teknis yang relevan dgn PK
6.1.3 Apakah laporan rutin kinerja PK dibuat dan
disebarluaskan di dalam perusahaan
6.2. Penyelidikan kebakaran
6.2.1 Apakah perusahaan mempunyai prosedur penyelidikan
kebakaran

KELOMPOK 2 74
6.2.2 Apakah penyelidikan kebakaran dilakukan oleh tenaga ahli
yang terlatih
6.2.3 Apakah laporan penyelidikan berisi
- saran perbaikan
- penjadwalan waktu usaha
- pelaksanaan perbaikan
6.2.4 apakah diberikan tanggung jawab kepada petugas yang
ditunjuk untuk melaksanakan tindakan perbaikan
sehubungan dengan laporan penyelidikan
6.2.5 apakah tindakan perbaikan didiskusikan dengan tenaga
kerja ditempat terjadinya kebakaran
6.2.6 Apakah dilakukan efektivitas pemantauan tindakan
perbaikan
6.3 Penanganan Masalah
6.3.1 Apakah terdapat prosedur untuk menangani masalah PK
yang timbul dan sesuai dengan regulasi yang berlaku
6.3.2 Apakah tenaga kerja diberi informasi
 mengenai prosedur penaganan masalah Kebakaran
mengenai kemajuan penyelesaiannya

7. Pengendalian Dokumen (6 item)

Ya Tidak
A B C
7.1. Apakah dokumen PK mempunyai :
- Status
- wewenang
- tanggal pengeluaran
- tanggal modifikasi
7.2 Apakah penerima distribusi dokumen PK tercantum
dalam dokumen tersebut
7.3 Apakah dokumen PK baru disimpan secara sistematis
pada tempat yang ditentukan
7.4 Apakah dokumen usang disingkirkan dari
penggunaannya
- dokumen usang yang disimpan untuk
keperluan tertentu diberikan tanda khusus
7.5 Apakah ada sistem untuk membuat dan menyetujui
perubahan terhadap dokumen PK
7.6 Apakah ada suatu prosedur pengendalian dokumen
dalam upaya mencegah penggunaan dokumen yang
usang

8. Audit Penanggulangan Kebakaran (4 item)

KELOMPOK 2 75
Ya Tidak
A B C
8.1. Apakah audit internal PK yang terjadwal dilaksanakan
untuk memeriksa kesesuaian kegiatan perencanaan dan
untuk menentukan apakah kegiatan tersebut efektif
8.2 Apakah audit internal dilakukan oleh petugas yang
kompeten dan independen di perusahaan
8.3 Apakah laporan hasil audit didistribusikan kepada
manajemen dan petugas lain yang berkepentingan
8.4 Apakah kekurangan yang ditemukan pada hasil audit
diprioritaskan & dipantau untuk menjamin dilakukan
tindakan perbaikan

KELOMPOK 2 76

Anda mungkin juga menyukai