KELOMPOKIV ANGGOTA
PENYELENGGARA :
OFFSHORE TECHNOLOGY INSTITUTE
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berupa kesehatan, kesempatan kepada penulis sehingga mampu
menyelesaikan Laporan Kerja Lapangan ini. Laporan Kerja Lapangan ini berjudul
Observasi Lapangan di “PT. NOV Profab Bidang Instalasi Listrik,
Penanggulangan Kebakaran, Konstruksi Dan Bangunan”. Laporan kerja
lapangan ini merupakan tugas yang harus diselesaikan oleh peserta pelatihan
K3 umum.
Tujuan utama dari kerja lapangan ini adalah untuk memantapkan teori
dan praktek yang telah dipelajari dan dapat diselesaikan serta diaplikasikan di
lapangan. Sesuai dengan judul laporan ini, penulis hanya membahas tentang
Instalasi Listrik, Penanggulangan Kebakaran Dan Konstruksi Dan Bangunan Di Pt
Nov Profab.
Dalam proses pembuatan laporan ini tak lupa kami menghaturkan sujud
kepada orang tua kami yang telah banyak memberikan dorongan semangat dari
awal hingga selesainya laporan ini. Tak lupa juga kami mengucapkan
terimakasih pada teman-teman Pelatihan Ahli K3 Umum yang telah memberikan
dorongan moral dan material serta informasi serta dengan segala hormat kami
ucapkan banyak terimakasih pada Bapak/Ibu Pemateri sehingga kami dapat
menerapkan ilmu yang diberikan pada kami.
Ucapan terimakasih ini juga kami ucapkan kepada :
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dengan
segala kekurangannya. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
dari semua pihak demi kesempurnaan dari laporan kerja praktek ini. Akhir kata
penulis berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-
1
rekan dan pembaca sekaligus demi menambah pengetahuan tentang Praktek
Kerja Lapangan.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
orang lain ditempat kerja dan sumber produksinya selalu dalam keadaan
sehat, selamat, aman dan sejahtera sehingga pada akhirnya tercapai suatu
tingkat produktivitas yang tinggi dengan tetap mengutamakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja. Risiko kecelakaan kerja juga bisa terjadi
akibat ketidaksesuaian konstruksi bangunan, instalasi listrik, dan kebakaran
dengan peraturan perundangan yang telah dibuat.
Kegagalan (Risk off Failures) pada setiap proses atau aktifitas
pekerjaan, dan atau saat terjadi kecelakaan kerja seberapapun kecilnya,
akan mengakibatkan efek
kerugian (Loss). Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah
kondisi pekerja (Unsafe act) atau kelelahan (Fatigue), kondisi kerja
(Unsafe Condition) dan pekerjaan yang tidak aman (Unsafe Working
Condition). Hal –hal tersebut yang mengakibatkan kurangnya penguasaan
pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab awalnya (Pre-Cause)
adalah salah satunya kurangnya training dan karakteristik dari pekerjaan itu
sendiri. Di dunia industri, penggunaan tenaga kerja mencapai puncaknya dan
terkonsentrasi di tempat atau lokasi proyek yang relatif sempit. Ditambah
sifat pekerjaan yang mudah menjadi penyebab kecelakaan kerja (elevasi,
temperatur, arus listrik, mengangkut benda-benda berat dan lain
sebagainya), sudah sewajarnya bila pengelola proyek atau industri
mencantumkan masalah keselamatan dan kesehatan kerja pada prioritas
pertama.
Beberapa komitmen global baik yang berskala b ilateral maupun
multilateral telah mengikat bangsa Indonesia untuk memenuhi standar
tersebut. Standar acuan terhadap berbagai hal terhadap industri seperti
kualitas, manajemen kualitas, manajemen lingkungan, serta keselamatan
dan kesehatan kerja. Apabila saat ini industri pengekspor telah dituntut
untuk menerapkan Manajemen Kualitas (ISO-9001, QS-9000) serta
Manajemen Lingkungan (ISO-14000) maka bukan tidak mungkin tuntutan
terhadap penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja juga
menjadi tuntutan pasar internasional. Untuk menjawab tantangan tersebut
5
Pemerintah yang diwakili oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
telah menetapkan
6
a. pembangkitan listrik;
b. transmisi listrik;
c. distribusi listrik; dan
d. pemanf aatan listrik;
yang beroperasi dengan tegangan lebih dari 50 (lima puluh) volt arus bolak
balik atau 120 (seratus dua puluh) volt arus searah.
7
1.3.3. Kontruksi dan Bangunan
8
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
9
Bejana CNC dan Profiler Pipa, Mesin Rolling Pelat Timah dan Tebal. Bengkel
mesin menampung banyak koleksi mesin bubut, gergaji pita dan gergaji lepas,
serta bor vertikal pelubang hidrolik. Pengalaman pelapisan Profab mencakup
Epoksi, poliuretan, plastit, serpihan kaca aluminium yang disemprotkan secara
termal, lapisan nova, epoksi tar batubara, dan banyak lagi. Peralatan
kelongsong overlay mencakup mesin Euroweld Strip, dan Rig Cladding GTAW
Hot Wire. PT NOV Profab yang telah mengimplementasikan standar ISO
9001:2008, ASME certificate, API certificate, SMK3 certificate, NB certificate, R
certificate, SKT certificate, BS OHSAS certificate, EN 1090 certificate. PT Profab
juga memiliki training center baik tentang Teknologi Mekanik maupun
pendalaman Visi Misi dan Kredo. Agar menghasilkan Sumber Daya Manusia
yang berintegritas, beretos kerja tinggi dan bekerja sama dalam tim. TC juga
menjadi penghubung antara dunia pedidikan dan dunia industri melalui
kegiatan pembelajaran.
10
dan Kesehatan Kerja maka PT NOV Profab dituntut untuk satu komitmen dan
usaha bersama antar semua karyawan, dari seluruh lini jabatan agar suatu
kondisi kerja yang aman, efisien, produktif, sehat dan bebas dari pencemaran
lingkungan selalu tercipta. Salah satu bentuk komitmen itu terlihat dari terbentuk
dan dijalankannya system managemen keselamatan dan kesehatan kerja
perusahaan.
2.1 Kebijakan K3
11
BAB III
ANALISA
Hasil observasi Kelompok I V saat kunjungan industri di PT NOV Profab tanggal 02 Maret 2024 sebagai berikut:
BIDANG INSTALASI LISTRIK, PENANGGULANGAN KEBAKARAN dan KONSTRUKSI DAN BANGUNAN
3.1 Temuan Negatif ( yang tidak sesuai ) dengan peraturan perundang-undangan hasil observasi
No Lokasi Gambar Temuan Analisa Potensi Bahaya Dasar Hukum Pasal
A. BIDANG INSTALASI LISTRIK
► PANEL Ditemukan di bagian atas PER.33/MEN/2015 ► Permenaker No. 33 Tahun 2015 tentang
BOX panel box listrik tegangan Perubahan atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
LISTRIK & tinggi ditemukan botol Nomor 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan
Botol minuman dengan kondisi Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja
minuman masih terisi air, Berpotensi Permenaker no. 12 thn 2015 pasal 15. ► Dan
(Unsafe Electric short dan terbakar jika kep.75/men/2002 tentang pemberlakuan SNI 04-
Condition) air tumpah menggenangi 0225-2000 (PUIL 2000)
panel box bagian dalam. ► Menurut SNI yg termuat dalam PUIL 2000 pada
Selain tidak di design water bagian 9.9.4.1 tentang jarak aman minuman.
proof juga 5S yang sudah
Work Shop 1 dicanangkan tidak berjalan
1
/ WS1 sebagaimana mestinya
12
► Posisi Berpotensi menyebabkan PER.12/MEN/2015 Permen no 12 thn 2015 pasal 3 (b)
kabel tersandung Dan kabel dapat Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana dimaksud
melintang tergores atau terkikis oleh dalam Pasal 2 bertujuan:
Dan dekat material b. menciptakan instalasi listrik yang aman,
dengan handal dan memberikan
material keselamatan bangunan beserta isinya; dan
Work Shop 1 /
2
WS1
Stop kontak Bahaya Tersengat Listrik PER.12/MEN/2015 Permen no 12 thn 2015 pasal 3)
tidak PER.33/MEN/2015 Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana dimaksud
tertutup dalam Pasal 2 bertujuan:
a. melindungi keselmatan dan Kesehatan
tenaga kerja dan orangg lain yang berada
didalam lingkungan dari potensi bahaya listrik.
b. menciptakan instalasi listrik yang aman,
handal dan memberikan
Work Shop 1 keselamatan bangunan beserta isinya; dan
3 N/A c. menciptakan tempat kerja yang selamat dan
/ WS1
sehat untuk mendorong produkvitas
13
Lampu ada beberapa lampu di PER.5/MEN/2018 Mengingat pentingnya penataan pencahayaan
Penerangan bagian area workshop yg yang tepat di lingkungan kerja, pemerintah telah
sudah terlalu kotor, sehingga mengeluarkan berbagai regulasi dan aturan
bisa mempengaruhi yang harus dijalankan perusahaan. Salah
Pencahayaan penerangan satunya, diatur dalam Peraturan Menteri
pada saat shift malam Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 5 tahun
2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja.
14
c. menciptakan tempat kerja yang selamat dan
sehat untuk mendorong produkvitas
15
► Assemblt Saat Observasi Assembly ► No.KEP.186/MEN/1999 ► KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I
Point / Titik Point / Titik Kumpul ditemukan ► PUPR No.14 Tahun No.KEP.186/MEN/1999
Kumpul sangat berdekatan dengan 2017 ► Menurut Permen PUPR No.14 Tahun 2017, titik
area Material, lalu lintas kumpul adalah tempat yang digunakan bagi
transportasi aktifitas alat pengguna bangunan gedung dan pengunjung
berat bangunan gedung untuk berkumpul setelah
proses evakuasi. Pasal 33 ayat (2) pada Permen
tersebut menyatakan perancangan dan
penyediaan titik kumpul harus memperhatikan:
Outside Main Kesesuaian sebagai lokasi akhir yang dituju
2 dalam rute evakuasi
Building
Keamanan dan kemudahan akses pengguna
bangunan gedung dan pengunjung bangunan
gedung
Jarak aman dari bahaya termasuk runtuhan
bangunan gedung
Kemungkinan untuk mampu difungsikan secara
komunal oleh para pengguna bangunan
gedung dan pengunjung bangunan gedung
Kapasitas titik berkumpul.
► APAR Peletakan APAR terhalang PER.04/MEN/1980 Permen no 4 thn 1980 pasal 4 (1) bab 2
oleh rantai Dan material BAB II
lainnya PEMASANGAN
Information Pasal 4
Board,Out (1) Setiap satu atau kelompok alat pemadam api
3 ringan harus ditempatkan pada posisi
side Main
Building yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai
dan diambil serta dilengkapi
dengan pemberian tanda pemasangan
16
► APAR Terdapat kebanyakan APAR PER.04/MEN/1980 Sesuai dengan PER.04/MEN/1980 Pasal 5
dengan kondisi yg kotor, Dilarang memasang dan menggunakan alat
debu tebal pada permukaan pemadam api ringan yang didapati sudah
body APAR, dan beberapa berlubang-lubang atau cacat karena karat.
APAR terdapat karat pada
tabung.
4 All
► APAR ► Adanya apar forklif yang PER.04/MEN/1980 Permenaker No. 04 Tahun 1980
penempatan tidak sesuai ► pasal 6 ayat 1 ( setiap alat pemadam api
dibagian maintanence. ringan harus dipasang menggantung pada
► Terdapatnya apar yang dinding dengan penguatan sengkang atau
5 Construction berada di ketinggian dan dengan kontruksi penguat lainya atau
Yard tidak di tutup mengunakan ditempatkan dalam lemari atau peti(box) yang
box,sehingga bisa terjatuh tidak di kunci
kebawah dan menimpa ► Pasal 10( Setiap pemadam api ringan yang
pekerja yang berada dibtempatkan dialam terbuka harus dilindungi
dibawah. dengan tutup pengaman)
17
►Assembly Tidak ditemukan Map jalur Keputusan Pasal 1 ayat 1
point evakuasi, sehingga membuat Mentri Tenaga Tempat kerja ialah tiap ruangan atau
karyawan susah menuju titik Kerja Kep- lapangan tertutup atau terbuka bergerak
kumpul ketika ada kejadian 186/Men/1999 atau tetap dimana tenaga kerja bekerja
terjadi, misal nya kebakaran atau yang sering dimasuki tenaga kerja
dan gempa, disarankan untuk keperluan suatu usaha dan
Melengkapi Map jalur dimana terdapat sumber atau sumbersumber
evakuasi yang ada, yakni bahaya. Dan sebagaimana
tidak hanya jalur keluar atau dalam pasal 2 ayat 3 menyatakan
exit, melainkan juga jalur pengendalian setiap bentuk energi
evakuasi harus ada map penyediaan saran deteksi alarm
evakuasi route nya yang pemadam kebakaran dan sarana
dapat menunjukkan ke arah evakuasi serta pengendalian
Work shop 3 titik kumpul (master point) penyebaran asap, panas dan gas
6 yang aman darI sebagaimana dimaksud pada ayat 2
/ WS 3
sumber bahaya huruf a,b,c dilaksanakan sesuai
peraturan perundang yang berlaku
18
► Penggunaan Dapat beresiko terpapar UU No. 1 Tahun 1970 UU No. 1 Tahun 1970
Safety Helmet kepada indra Undang-undang ini merupakan landasan hukum
terbalik pendengaran, utama yang mengatur tentang keselamatan
► Ear Plug tidak mengingat noise yang kerja di Indonesia, termasuk di bidang konstruksi.
digunakan saat dihasilkan > 85 db pada Penerapan K3 Konstruksi di Lingkungan Kerja
menggerinda proses Gerinda tersebut Penerapan K3 di lingkungan kerja konstruksi
melibatkan serangkaian langkah-langkah
strategis yang dirancang untuk mengurangi risiko
Work Shop 1
1 dan melindungi kesehatan dan keselamatan
/ WS1
pekerja. Berikut ini adalah beberapa cara
penerapannya:
► Tidak Memakai Pakaian Kerja Dalam Hal Kemenker no 9 thn Kemenker no 9 thn 2016
APD (wearpack) Ini Wearpack Sebagai 2016 Pasal 3
- > Pasal 3 salahsatu alat untuk Bekerja Pada Ketinggian sebagaimana dimaksud
melindungi yang sudah dalam
disetujui Pasal 2 wajibmemenuhi persyaratan K3 yang
meliputi :
a. perencanaan;
Construction b. prosedur kerja;
2
Yard c. teknik bekerja arnan;
d. APD,Perangkat PelindungJatuh, dan Angkur;
dan
e. Tenaga Kerja
19
► Pengoperasian Mengoprasikan alat PER/01/MEN/1980 PER/01/MEN/1980
Alat Berat berat tanpa alas kaki BAB XV
TENTANG PENGGUNAAN PERLENGKAPAN
PENYELAMATAN DAN PERLINDUNGANDIRI
Pasal 99
(1) Alat-alat penyelamat dan pelindung diri
yang jenisnya disesuaikan dengan sifat
pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing
tenaga kerja harus disediakan
dalam jumlah yang cukup.
Construction (2) Alat-alat termaksud pada ayat (1) pasal
3
Yard ini harus selalu memenuhi syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang telah
ditentukan.
(3) Alat-alat tersebut (1) pasa ini harus
digunakan sesuai dengan kegunaanya oleh
setiap tenaga kerja dan orang lain yang
memasuki tempat kerja.
(4) Tenaga kerja dan orang lain yang memasuki
tempat kerja diwajibkan
menggunakan alat-alat termaksud pada ayat (1)
pasal ini.
► Pintu Sand pada area bangunan PER/01/MEN/1980 PER/01/MEN/1980
Blasting Area sandblasting terdapat Pasal 8
pintu yg sudah Semua peralatan sisi-sisi lantai yang terbuka,
rusak/bolong, sehingga lubang-lubang di lantai yang terbuka, atap-
pada saat proses atap atau panggung yang dapat dimasuki,
Blasting
4 sandblasting sisi-sisi tangga yang terbuka, semua galian-
Painting
kemungkinan galian dan lubang-lubang yang dianggap
debu/material yg berbahaya harus diberi pagar atau tutup
dihasilkan dari proses pengaman yang kuat.
tersebut bisa keluar ke
lingkungan sekitar.
20
► Line pada area open yard PER/01/MEN/1980 PER/01/MEN/1980
Segregation khusunya di bagian Pasal 5
jalan, tidak terdapat line 1. Di setiap tempat kerja harus dilengkapi dengan
khusus untuk pedestrian sarana untuk keperluan keluar masuk dengan
dan alat berat. aman.
2. Tempat-tempat kerja, tangga-tangga lorong-
lorong dan gang-gang tempat orang bekerja
atau sering dilalui, harus dilengkapi dengan
Area open penerangan yang cukup sesuai dengan
5 ketentuan yang berlaku.
yard
3. Semua tempat kerja harus mempunyai ventilasi
yang cukup sehingga dapat mengurangi
bahaya debu, uap dan bahaya lainnya
21
► Atap ► Terdapat pada PER/05/MEN/2018 PER/05/MEN/2018
bagian bangunan tentang
dinding atau atap yang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
tidak di cat. Lingkungan Kerja
pada Pasal 28 ayat
1 yang berbunyi, “Penerapan Higiene dan
Sanitasi pada Gedung sebagaimana dimaksud
dalam pasal 26 ayat (2) huruf (b) meliputi:
(a)Dinding dan langit-langit;
(b)Atap;
(c)Lantai.
Yang mana meliputi Pasal 29 yang
berbunyi,“Dinding dan langit-langit
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) huruf (a) harus:
(a)Kering atau tidak lembab;
Work Shop 1 (b)Dicat dan/atau mudah dibersihkan;
6 (c)Dilakukan pengecetan ulang paling sedikit 5
/ WS1
tahun sekali;
(d)Dibersihkan paling sedikit1kali setahun.
22
► Seling belt ► Adanya seling belt PER/01/MEN/2018 PER/01/MEN/2018
yang berlobang Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
sehingga dapat Kontruksi Bangunan
mengakibatkan putus Pasal 36 ayat 1 " Semua tambang,rantai dan
dan terjadi kecelakaan peralatan bantunya yang digunakan untuk
yang menimpa pekerja mengangkat ,menurunkan atau
menggantungkan harus terbuat dari bahan yang
baik dan kuat dan harus diperiksa dan diuji
Work Shop 1 secara berkala untuk menjamin bahwa
7 tambang,rantai dan peralatan bantu tersebut
/ WS1
kuat untuk menahan beban maksimum yang
diijinkan dengan faktor keamanan yang
mencukupi.
Pasal 38 ayat (1) Rantai-rantai harus dibersihkan
dan harus dilakukan pemeriksaan berkala untuk
mengetahui adanya cacat,retak,rengat atau
cacat-cacat lainya.
► Area Kerja Ditemukan Area kerja permenaker no.1 permenaker no.1 tahum 1980 pasal 6
yang penempatan tahum 1980 Kebersihan dan kerapian di tempat kerja harus
peralatan, material dijaga sehingga bahan2, peralatan dan alat2
yang tidak properly kerja tidak merintangi atau menimbulkan
danberpotensi kecelakaan
menyebabkan
kecelakaan
Work Shop 1
8
/ WS1
23
Hasil observasi Kelompok I V saat kunjungan industri di PT NOV Profab tanggal 02 Maret 2024 sebagai berikut:
BIDANG INSTALASI LISTRIK, PENANGGULANGAN KEBAKARAN dan KONSTRUKSI DAN BANGUNAN
3.2 Temuan Positif ( yang sesuai ) dengan peraturan perundang-undangan hasil observasi
No Lokasi Gambar Temuan Dampak dan Manfaat Dasar Hukum Pasal
A. BIDANG INSTALASI LISTRIK
► Adanya Dengan adanya smoke PER/02/MEN/1983 ► Pasal 3 ayat 1: dektetor harus dipasang bagaina
Smoke detector lebih memudahkan bangunan kecuali apabila bagian bangunan
detector dalam pengawasan sekaligus tersebut telah dilindungi dengan system
setiap untuk deteksi awal jika pemadaman kebakaran otomatik
ruangan terjadinya kebakaran.
Work Shop 1
1
/ WS1
24
► Label Dengan adanya checklist PER/12/MEN/2015 ► Pasal 11 ayat 1: pemeriksaan secara berkala
cheklist pada box panel tersebut sebagaimna dimaksud dalam pasal 10 ayat 2 huruf
pada box menandakan bahwa c dilakukan paling sedikit satu sekali
panel listrik pemeriksaan rutin telah Ayat 2 : pengujian secara berkala sebagaimna
Production dilakukan dengan baik dan dimaksud dalam pasal 10 huruf ayat 2 huruf c
Welding akan memudahkan untuk dilakukan paling sedikit 5 tahun sekali
2 pemeriksaan selanjutnya
Area
dengan adanya informasi dari
bulan sebelumnya.
► Bangunan Dengan menggunakan PER/01/MEN/1980 Pasal 13 ayat 1 : perancah harus diberi lantai
cafolding scaffolding yang memiliki papan yang kuat dan rapat sehingga dapat
yang kuat alas dan pagar pengaman menahan dengan aman tenaga kerja, peralatan
dan pagar yang kuat, kita dapat dan bahan yang pergunakan
pengaman mengurangi kecelakaan kerja Ayat 2: lantai perancah harus diberi pagar
pada tenaga kerja, terutama pengaman, apabila tingginya dari 2 meter
yang berkerja pada kontruksi
bangunan.
Area open
3 yard
25
► Setiap Restricted sign berguna PER/01/MEN/1980 ► pasal 10 Orang yang tidak berkpentingan,
area untuk memberikan informasi dilarang memasuki tempat kerja
terdapat ke pada siapa pun bahwa
sign Danger untuk orang yang tidak
berkepentingan dilarang
masuk dan hanya orang yang
berwenang boleh memasuki
area tersebut, di karenakan
4
ada potensi bahaya yang kita
hindari untuk mencegah
kecelakaan kerja, terutama
pada orang yang tidak
paham dengan area tersebut.
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Dari hasil analisa kami menyimpulkan bahwa ada 4 temuan kesesuaian
dan 18 temuan yang tidak sesuai.
4.2 Saran