Anda di halaman 1dari 31

PORTOFOLIO

TPI 505 – KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA


DAN LINGKUNGAN ( K3L )

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


profesi Insinyur

Disusun Oleh
SYAFLENEDI
NIM : 202304070275

PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR


UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

TPI 505 – K3L

Disusun Oleh:

SYAFLENEDI
NIM : 202304070275

Program Studi Program Profesi Insinyur

Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Disetujui pada tanggal: Nopember 2023

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ir. Jimmy Chandra, ST.,M.Eng.,Ph.D, IPM Ir. Dra. Enny Widawati, MT.,IPM
NIP: 820220992 NIP: 120041087
KATA PENGANTAR

Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat, karunia dan ridho-Nya
Laporan Portofolio TPI-505 K3L dapat penulis selesaikan. Laporan ini disusun sebagai
salah satu bentuk evaluasi dan dokumentasi atas perjalanan pembelajaran kami dalam
mata kuliah TPI 505, yang telah memberikan wawasan mendalam mengenai profesi
insinyur dan mengembangkan kompetensi kami di bidang ini.

Laporan ini akan membahas berbagai aspek yang relevan dengan profesi insinyur,
termasuk pemahaman tentang etika insinyur, pengembangan keterampilan teknis,
komunikasi, dan kemampuan berkolaborasi dalam tim. Kami juga akan menguraikan
pengalaman praktikum, proyek-proyek penting, serta pembelajaran tambahan yang kami
dapatkan selama mata kuliah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia ini
penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar besarnya kepada;

1. Ibu Ir. Dra. Enny Widawati, MT., IPM, selaku Kaprodi Program Profesi Insinyur, atas
bimbingan, arahan, dan waktunya,
2. Bapak Ir.Jimmy Chandra, S.T., M.Eng., Ph.D IPM dan Ibu Prof. Dr. M.M. Lanny W.
Pandjaitan, M.T., (IPU), selaku Dosen Pembimbing Program Profesi Insinyur atas
bimbingan, arahan, dan waktu yang telah diluangkan kepada penulis untuk
berdiskusi guna menyelesaikan tugas portofolio ini,
3. Ibu Ajeng, selaku Pelayanan Terpadu atas arahan, dan waktu yang telah
diluangkan kepada mahasiswa,
4. Rekan rekan staf pimpinan dan karyawan Universitas Atma Jaya Jakarta.
5. Keluarga yang sudah memberikan doa yang terbaik,
6. Semua pihak yang telah membantu penulis, sehingga terselesainya penulisan ini.

Laporan Portofolio ini tentu saja masih memiliki kelemahan dan kekurangan. Oleh karena
itu demi kesempurnaan penulisan dan isinya dalam tujuan memberikan manfaat bagi ilmu
pengetahuan terutama dalam hal ke Insinyuran, maka kami mengharapkan kritik dan
saran seluruh pembaca Laporan ini.

Atas perhatian, saran dan kritikannya penulis mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 16/11/2023

Syaflenedi
RINGKASAN

Kecelakaan kerja hampir setiap hari terjadi dilingkungan kerja yang


menimbulkan hal- hal yang tidak kita inginkan, seperti kerusakan peralatan
kerja, cidera, lumpuh, bahkan kematian. Kecelakaan lebih banyak biasanya
juga disebabkan oleh ulah manusia.
Kecelakaan biasanya terjadi disebabkan karena adanya potensi-potensi
bahaya ditempat kerja yang dapat menyebabkan insiden maupun accident
dan ketidakpatuhan terhadap Kesehatan dan keselamatan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja mempunyai pengaruh terhadap
faktor kecelakaan, karyawan harus mematuhi standar Kesehatan dan
keselamatan kerja serta Lingkungan (K3L) agar tidak menjadikan hal-hal
yang merugikan bagi diri karyawan. Kesehatan dan keselamatan kerja perlu
diperhatikan dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan
keadaan atau situasi sehat seseorang baik jasmani maupun rohani
sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja terjamin
keselamatannya saat bekerja juga tempat kerja dan lingkungannya terjamin.
Kegagalan (risk off ailures) pada setiap proses atau aktifitas
pekerjaan, dan saat kecelakaan kerja seberapapun kecilnya, akan
mengakibatkan efek kerugian (loss).
Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagai berikut:
 Kelelahan (fatigue)
 Kondisi kerja dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working condition)
 Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai
penyebab awalnya (pre- cause) adalah kurangnya training
 Karakteristik pekerjaan itu sendiri.

Penyusunan program, membuat prosedur, pencatatan dan


mengawasi serta membuat laporan penerapan di lapangan yang berkaitan
dengan keselamatan kerja bagi para pekerja semuanya merupakan kegiatan
dari manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Tujuan dan sasaran sistem Manajemen K3 (keselamatan dan
kesehatan kerja) adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang
melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien, dan produktif dan tidak menimbulkan dampak bagi
lingkungan,
Seorang insinyur yang berprofesi di bidang keahlian dalam bidang
Konstruksi harus memahami bahaya resiko dan memahami aspek
Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) dalam pekerjaannya
serta bisa menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja,
dan Lingkungan (SMK3L).
Seorang insinyur yang berprofesi di bidang keahlian dalam bidang
Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) adalah HSE (Health,
Safety, and Environment) Engineer yang memiliki tanggung jawab terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja, serta pengelolaan lingkungannya. HSE
bertugas memastikan seluruh pekerja dapat bekerja dengan kondisi yang
terjamin keamanan dan kesehatannya. Selain itu, mereka juga wajib
mengidentifikasi dan meminimalisir risiko bahaya yang mungkin muncul di
lingkungan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
RINGKASAN............................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2. Permasalahan........................................................................................................................1
BAB II. PENGERTIAN K3L......................................................................................................................2
2.1. Prinsip Dasar K3L..................................................................................................................2
BAB III. STUDI KASUS............................................................................................................................3
3.1. Studi Kasus 1...........................................................................................................................3
3.2. Studi Kasus 2...........................................................................................................................3
3.3. Studi Kasus 3...........................................................................................................................3
3.4. Studi Kasus 4...........................................................................................................................3
3.5. Studi Kasus 5...........................................................................................................................3
3.6. Studi Kasus 6...........................................................................................................................3
BAB IV. PENUTUP...................................................................................................................................4
4.1. Umum.......................................................................................................................................4
4.2. Kesimpulan..............................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................5
LAMPIRAN...............................................................................................................................................6

5
DAFTAR GAMBAR

6
DAFTAR TABEL

7
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan


seringkali menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti maupun
korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses kerja industri atau yang berkaitan
dengannya. Kecelakaan mengakibatkan cedera, baik cedera ringan, berat, cacat
atau menimbulkan kematian.
Keselamatan dan kesehatan kerja pada hakikatnya merupakan prioritas
utama dalam kehidupan manusia. Menurut Peraturan Mentri Ketenakerjaan RI
Nomor 5 Tahun 2018 keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
melalu upayah pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit kerja. Bidang jasa
konstruksi merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang
tergolong sangat rentan terhadap kecelakaan akibat kerja. Penyelenggaraan
pekerjaan pada sektor konstruksi bangunan wajib memenuhi syarat dan
ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja yang mencakup keteknikan,
keamanan, keselamatan, kesehatan, perlindungan tenaga kerja serta tata
lingkungan yang bebas dari polusi atau kerusakan akibat pekerjaan konstruksi
tersebut (UU No. 18, 1999:17).
Dalam mencegah kecelakaan di tempat kerja perlu dilakukan cara terbaik
adalah dengan menghilangkan risiko atau mengendalikan sumber bahaya secara
teknis yaitu mewajibkan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja. Alat
Pelindung Diri (APD) merupakan alat yang mampu melindungi dan berfungsi
untuk menjauhkan seluruh tubuh pekerja dari potensi bahaya di tempat kerja.
Perubahan perilaku penggunaan alat pelindung diri dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendidikan, masa kerja, dan
pengetahuan. Pendidikan terakhir yang ditempuh akan berpengaruh dalam
memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Masa kerja sangat
berkaitan erat dengan pengalaman-pengalamannya dimana pekerja yang
berpengalaman dipandang lebih mampu melaksanakan dan memahami
pekerjaannya. Pengetahuan pekerja dapat memberikan landasan yang mendasar
sehingga memerlukan partisipatif secara efektif dalam menentukan sendiri
masalah di tempat kerja. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari fasilitas dan
pengawasan K3. Ketersediaan fasilitas APD yang diberikan perusahaan dapat
menunjang pekerja dalam bekerja dengan aman, dan pengawasan kerja dapat

8
mengarahkan pekerja ke perilaku aman (Heryawan dkk, 2018).
Tingkat penggunaan alat pelindung diri sangat berpengaruh pada tingkat
keselamatan kerja. Semakin rendah frekuensi penggunaan alat pelindung diri
maka semakin besar kesempatan terjadinya kecelakaan kerja. Pada
kenyataannya masih banyak juga pekerja yang tidak menggunakannya,
walaupun telah diketahui besarnya manfaat alat ini dan perusahaan sudah
menyediakan alat pelindung diri. Hal tersebut disebabkan karena banyak faktor
yang mempengaruhi perilaku pekerja sehingga tidak menggunakan alat
pelindung diri tersebut (Rudyarti, 2017).
Berdasarkan hasil studi awal yang dilakukan dengan pengamatan lapangan,
masih sering ditemukan beberapa pekerja yang dengan sengaja maupun tidak
sengaja tidak patuh dalam menggunakan alat pelindung diri yang tepat sesuai
dengan bahaya dan risiko dari pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Mengingat
bahwa lingkungan kerja di lokasi pembangunan pengaman pantai kalianda
memiliki bahaya dan risiko yang dapat dikatakan cukup banyak dan tinggi,
seperti tertimpa benda, tertusuk, terpeleset, tersayat benda tajam, dan terjatuh
dari ketinggian. Dengan pekerja tidak menggunakan APD maka akan
meningkatkan risiko terjadinya cidera ringan hingga berat bahkan berujung pada
kecelakaan kerja

1.2. Identifikasi Masalah

Makalah ini dilakukan pada proyek Pembangunan Pengaman Pantai


Kalianda, dalam pelaksanaan proyek konstruksi ini upaya keselamatan dan
Kesehatan kerja sudah dijalankan dengan baik. Namun masih cukup banyak
pekerja yang tidak mematuhi kewajiban penggunaan Alat Pelindung Diri dengan
alasan bervariasi. Secara umum, semua permasalahan dipengaruhi oleh faktor
individu sendiri maupun dari luar individu.
HSE Engineer sebagai orang yang ahli pada bidangnya berperan penting
pada lingkungan sekitar ataupun masyarakat, maka dari itu orang yang ahli
harus memiliki keahlian professional dengan pengetahuan yang luas dalam
mengerjakan suatu konstruksi agar mendapatkan hasil yang berkualitas dan
tanpa ada resiko.
Oleh karena itu setiap individu seorang insinyur dimasa ini harus memiliki
pengetahuan juga tentang Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja,
dan Lingkungan (SMK3L) yang merupakan hal yang sangat penting dalam sistem
ketenagakerjaan dan sumber daya manusia, tentunya demi mengarah kepada
sistem yang lebih baik dan teratur. Dengan Penerapan SMK3l dengan benar akan

9
dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan para pekerja, SMK3L juga mempunyai
dampak positif atas terjaganya lingkungan dan keberlanjutan produktivitas kerja.
Oleh sebab itu, SMK3L pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus
diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi dalam sebuah
sistem pekerjaan. Dengan penerapan SMK3L maka akan tercipta rasa aman dan
nyaman dari seluruh elemen baik pekerja maupun perusahaan.
Dalam portofolio ini, penulis akan menelaah dan membuat rumusan pada
aspek dalam upaya menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan
Kerja, dan Lingkungan (SMK3L) melalui studi kasus yang telah penulis selesaikan.

1.3. Tujuan Praktik Keinsinyuran dengan Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan (K3L)

Tujuan unit pengelolaan K3L, yang juga merupakan tujuan pendidikan


program, yakni: menjadikan Universitas Atma Jaya sebagai penyelenggara
Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lungkungan, dengan menghasilkan lulusan
yang dapat :
1) Memberikan landasan dan kepastian hukum bagi penyelenggaraan Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lingkungan yang bertanggung jawab.
2) Memberikan pengetahuan tentang SMK3L untuk perlindungan kepada tenaga
kerja konstruksi dari penyimpangan pelaksanan K3L.
3) Menjamin terwujudnya penyelenggaraan kontsruksi yang aman, dengan tata
kelola program pelaksanan K3L yang baik.
4) Mampu melakukan pengembangan dan evaluasi pelaksanan K3L, sesuai
dengan standar yang ada.

1.4. Ruang Lingkup Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L)

Portofolio ini berisi pengalaman pribadi penulis selama berkecimpung di


dunia konstruksi yang sering bersinggungan dengan Keselamatan, Kesehatan
Kerja, dan Lingkungan (K3L).

1.5. Permasalahan Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L)

Permasalahan K3L yang penulis alami selama di bidang jasa konsultansi


yaitu masih sangat banyak ditemukan ketidakpatuhan para pelaku yang bergerak
di proyek kontruksi akan pentingnya dan kepatuhan terhadap Keselamatan,
Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) yang sebenarnya sangat sering berpotensi
menyebabkan resiko terjadinya kecelakaan bahkan resiko terburuk

10
kematian. .Ketidakpatuhan dan pelanggaran terhadap aspek Keselamatan,
Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) juga bisa berakibat sanksi-sanksi terhadap
perusahaan serta bisa merugikan masyarakat dan lingkungan sekitar.
Adapun permasalahan dalam mengimplementasikan Keselamatan,
Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) yang sering terjadi di dunia konstruksi
yaitu :
1.5.1. Masih rendahnya kepatuhan dan kesadaran akan pentingnya pelaku proyek
konstruksi dalam menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan (K3L) dari mulai perencanaan sampai dengan pengawasan
terutama dalam pelaksanaan sistem manajemen dan, sanksi pelanggaran,
hal ini bisa dilihat khususunya tenaga kerja di dunia konstruksi yang masih
sering lalai menggunakan alat pelindung diri (APD) dan alat pelindung kerja
(APK) di lokasi kerja.
1.5.2. Belum tepatnya sistem/metoda mulai dari perencanaan, pelaksanan,
sistem pengawasan, pengendalian serta evaluasi dan sanksi pelanggaran
dalam penerapan K3L pada suatu perusahaan atau instansi untuk
pencegahan atau mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja.
1.5.3. Masih ditemukan para pelaku proyek yang menganggap biaya yang mahal
dalam menerapkan K3L, tanpa mempertimbangkan kelanjutan dalam
melindungi aset perusahaan maupun aset proyek. Sementara hanya
melihat dari sisi kepentingan dan kebutuhan praktis, prioritas dan bukan
jangka panjang.

11
BAB II. PENGERTIAN K3L

2.1. Prinsip Dasar K3L

Praktik Keinsinyuran mempersyaratkan kejujuran, ketidak berpihakan,


kewajaran, dan kesetaraan serta keadilan. Oleh karena itu, Insinyur wajib
berpijak pada prinsip-prinsip perilaku etis dan standar integritas tertinggi, yang
disusun dalam K3L keinsinyuran.

Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L), merupakan suatu


bentuk perlindungan aset perusahaan ataupun proyek terhadap tenaga kerja
khusunya dalam dunia konstruksi atau industri dari resiko terdampak sakit,
kecelakaan kerja, serta lingkungan di area kerja. Begitu pentingnya
permasalahan K3L, hingga dibuat undang-undang untuk melindungi tenaga
kerja dari dampak penyakit di tempat kerja, mengurangi bahaya resiko
kecelakaan, dan menjaga lingkungan area kerja dari akibat aktivitas proyek
tersebut.

2.2. Kerangka Hukum Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L)


Nasional

Indonesia sudah mulai memiliki landasan hukum Kesehatan, Keselamatan


Kerja (K3) sejak tahun 1910 dengan terbitnya Veilegheid Reidsreglement (VR)
Staatsblad 406 tentang Keselamatan Kerja yang bersifat represif polisional dan
disertai dikeluarkannya Undang- Undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonnantie
1930). Kerangka hukum Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3) Nasional yang lebih
lengkap dimulai tahun 1970 ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang
No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang bersifat preventive educative
diikuti dengan diterbitkannya berbagai peraturan pelaksanaan, standar, dan
pedoman K3 yang mencakup aspek keteknikan, kesehatan kerja, dan
lingkungan kerja.
Pada tahun 1996 Indonesia sudah mengembangkan regulasi Kesehatan,
Keselamatan Kerja (K3) yang komprehensif dengan pendekatan kesisteman
melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05 tahun 1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang bersifat“Wajib”
dalam rangka perlindungan tenaga kerja. Pada tahun 2003, perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja dicantumkan dalam Pasal 86 dan pasal 87
Undang- Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bahwa setiap

12
pekerja mempunyai hak memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja. Pasal 87 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 juga mengatur
agar setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan. Selanjutnya Permenaker No 05 Tahun 1996 telah dicabut dan
digantikan dengan PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Kerangka hukum Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3) Nasional


dikeluarkan melalui proses awal di Kementerian Ketenagakerjaan selaku
kementerian pengampu (leading sector) bidang K3 di Indonesia. Beberapa
undang-undang atau regulasi yang sedikit banyak memuat substansi terkait
Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3) secara sektoral dikeluarkan melalui
kementerian/sektor di luar kementerian ketenagakerjaan.
Pelaksanaan Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3) di Indonesia juga didukung
dan/atau berkaitan dengan undang- undang lainnya di antaranya yaitu
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

2. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,

3. Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi,

4. Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi,

5. Undang-Undang No. 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran,

6. Undang-Undang No. 32 Tahun 2014 tentang Kelautan,

7. Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran,

8. Undang-Undang No. 15 Tahun 2016 tentang Pengesahan Maritime Labour


Convention 2006 (Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006),
9. Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Kebijakan K3 Nasional mengacu pada Undang- Undang No. 1 Tahun


1970, sedangkan untuk sistem pelaksanaan kebijakan K3 Nasional diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Dalam peraturan
pemerintah ini dinyatakan bahwa penerapan SMK3 harus menjadi bagian dari
Sistem Manajemen Perusahaan dalam rangka pengendalian risiko di tempat
kerja. PP No. 50 Tahun 2012 ini juga mengamanatkan bahwa Instansi Pembina
Sektor usaha dapat mengembangkan pedoman penerapan SMK3 sebagaimana

13
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Kebijakan Nasional Penerapan SMK3 telah memberikan arah dan ruang
untuk dikembangkannya kebijakan Penerapan SMK3 sesuai karakteristik sektor
oleh instansi Pembina sektor sebagaimana dimuat dalam Pasal 4 ayat (2)
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012. Sampai dengan saat ini beberapa
sektor telah mengembangkan SMK3 sesuai karakteristik sektor masing-masing
di antaranya yaitu:
a. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
b. Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP)
c. Sistem Manajemen Migas (SMM)
d. Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (SMKP)
e. Sistem Manajemen Keselamatan Angkutan Umum
f. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fasilitas Rumah Sakit (K3RS)
g. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran
h. Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO)
i. Clean, Health, Safety and Sustainable Environment (CHSE)
j. Keselamatan Radiasi
k. Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan, dll.

2.3. Contoh Uraian Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L)

Berikut ini adalah contoh yang dapat digunakan dalam penerapan Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L).
Pada pekerjaan pembangunan pengaman pantai kalianda, perlu diberikan
safety sign, berupa red zone area, dan batas-batas area yang dapat dilintasi
orang dan dibuatkan papan peringatan dan informasi sebagai pemberitahuan
agar pengguna jalan mengetahui dan memahami ada kegiatan proyek serta
agar berhati-hati dalam berkendaraan.
Setiap pagi sebelum memulai pekerjaan, diadakan rapat Safety K3L untuk
mengingatkan dan mengedukasikan kepada seluruh personil yang terlibat dalam
proyek dengan membahas kegiatan apa yang akan dilakukan pada hari itu dan
untuk mengingatkan pentingnya penggunaan APD dan APK kepada semua
personil yang terlibat di proyek dan pentingnya melaksanakan standar
kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan kerja yang lebih baik lagi
dengan lebih memperhatikan hal-hal yang lebih detail agar tercapainya tujuan
SMK3L yaitu zero accident.

14
BAB III. STUDI KASUS
Portofolio ini memuat beberapa studi kasus yang berkaitan dengan topik
Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) sesuai pengalaman pribadi
yang bersangkutan terkait di dalam pengalamannya praktik keinsinyuran.
3.1. Studi Kasus 1
Judul Proyek : Pengawasan Teknis Pembangunan Pengaman
Pantai Kalianda (Pantai Rajabasa) di
Kabupaten Lampung Selatan
Perusahaan : PT. Sarana Bhuana Jaya KSO PT. Multi Karadiguna
Jasa KSO PT. Nadiputra Pratama
Jangka Waktu Proyek : 09 Maret 2022 – 30 Desember 2022
Owner : Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung
SNVT PJSA Mesuji Sekampung PPK Kegiatan Sungai
dan Pantai 1 Provinsi Lampung
Nama HSE / K3 : M. RIZKI UTOMO, ST
Atasan/Pengawas/Supervisor SYAFLENEDI, ST.MT
Jabatan Penulis : Team Leader
Kontraktor : PT, SAC Nusantara
Tindakan Penulis dalam upaya menerapkan dan mensosialisakan kesadaran
akan pentingnya K3L dalam Proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Menyampaikan Rencana Keselamatan Kontruksi (RKK) pada proyek ini
kepada semua pihak yang terlibat pada proyek ini di Pre Construction
Meeting (PCM) dan tetap mengupayakan selalu melakukan Rapat safety
setiap hari/bulan dan di saat-saat yang dianggap perlu agar tetap
tercapainya zero accident
b. Mensosialisasikan pentingnya K3L melalui papan informasi dan
peringatan ke semua pihak termasuk pengguna jalan ini.
c. Memastikan semua yang terlibat mendapatkan jaminan dan dilindungi oleh
Jamsostek
d. Membuat papan peringatan dan informasi di awal dan di akhir lokasi
pekerjaan dan di Sta. penanganan.
e. Memastikan semua menggunakan APD dan APK setiap melakukan aktifitas
kegiatan
f. Mengontrol, mengecek dan mengevaluasi setiap harinya tentang
kepatuhan terhadap K3L dan SOP ke semua yang terlibat di proyek
g. Melakukan kerja sama dengan pihak tenaga kesehatan untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama waktu pelaksanaan
proyek ini.
h. Berinisiatif membuat dan memasang papan peringatan sebagai bentuk
kepedulian dan tanggungjawab sebagai HSE engineering

18
3.2. Studi Kasus 2

Judul Proyek : Pengawasan Teknis Pembangunan Pengaman


Pantai Kalianda (Pantai Boom) di Kabupaten
Lampung Selatan
Perusahaan : PT. Sarana Bhuana Jaya KSO PT. Multi Karadiguna
Jasa KSO PT. Nadiputra Pratama
Jangka Waktu Proyek : 09 Maret 2022 – 30 Desember 2022
Owner : Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung
SNVT PJSA Mesuji Sekampung PPK Kegiatan Sungai
dan Pantai 1 Provinsi Lampung
Nama HSE / K3 : M. RIZKI UTOMO, ST
Atasan/Pengawas/Supervisor SYAFLENEDI, ST.MT
Jabatan Penulis : Team Leader
Kontraktor : PT, Surya Citra Wira Adi Kencana
Tindakan Penulis dalam upaya menerapkan dan mensosialisakan kesadaran
akan pentingnya K3L dalam Proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Menyampaikan Rencana Keselamatan Kontruksi (RKK) pada proyek ini
kepada semua pihak yang terlibat pada proyek ini di Pre Construction
Meeting (PCM) dan tetap mengupayakan selalu melakukan Rapat safety
setiap hari/bulan dan di saat-saat yang dianggap perlu agar tetap
tercapainya zero accident
b. Mensosialisasikan pentingnya K3L melalui papan informasi dan
peringatan ke semua pihak termasuk pengguna jalan ini.
c. Memastikan semua yang terlibat mendapatkan jaminan dan dilindungi oleh
Jamsostek
d. Membuat papan peringatan dan informasi di awal dan di akhir lokasi
pekerjaan dan di Sta. penanganan.
e. Memastikan semua menggunakan APD dan APK setiap melakukan aktifitas
kegiatan
f. Mengontrol, mengecek dan mengevaluasi setiap harinya tentang
kepatuhan terhadap K3L dan SOP ke semua yang terlibat di proyek
g. Melakukan kerja sama dengan pihak tenaga kesehatan untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama waktu pelaksanaan
proyek ini.
h. Berinisiatif membuat dan memasang papan peringatan sebagai bentuk
kepedulian dan tanggungjawab sebagai HSE engineering

18
3.3. Studi Kasus 3

Judul Proyek : Supervisi Pembangunan Kantong Lumpur


Bendung Air Manjunto Kabupaten Mukomuko
di Provinsi Bengkulu
Perusahaan : PT. Ika Adya Perkasa
KSO PT. Cipta Wahana Konsultan
Jangka Waktu Proyek : 20 Januari 2022 – 8 Maret 2022
Owner : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air SNVT
Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera VII
Provinsi Bengkulu
Nama HSE / K3 : SYAFLENEDI, ST.MT
Atasan/Pengawas/Supervisor : HENDRET SUSANTO, ST.MT
Jabatan Penulis : HSE / K3
Kontraktor : PT, Cahaya Bintang Makmur
Tindakan Penulis dalam upaya menerapkan dan mensosialisasikan kesadaran
akan pentingnya K3L dalam Proyek ini adalah sebagai berikut:
a). Membangun manajemen perusahaan yang mengacu pada sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) berpedoman pada Permen PU. Nomor: 09/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU.
b). Menetapkan tujuan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sasaran dan program
Manajemen K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja) secara berkala agar selaras, baik dengan
perkembangan kondisi perusahaan, peraturan atau standar yang bedaku.
c). Mematuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan
K3, serta mengintegrasikannya ke dalam semua aspek kegiatan operasi perusahaan kami.
d). Melaksanakan identifikasi bahaya seuai dengan sifar dan skala resiko K3 dalam semua
aktivitas operasi.
e). Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran - sasaran K3.
f). Menyediakan sumberdaya yang cukup untuk mengimplementasikan Sistem manajemen K3,
g). Mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara SMK3.
h). Memelihara program Lindungan Lingkungan terhadap kegiatan disemua area lokasi kerja.
i). Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran akan kebijakan ini kepada semua personil
secara berkala.
j). Mengelola dan menangani semua material, baik yang berbahaya maupun yang tidak
berbahaya, termasuk mengendalikan potensi bahaya terhadap pekerja.
k). Meningkatkan kompetensi pekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
l). Meninjau aspek Manajemen K3 secara periodik agar tetap relevan.
m). Memberikan perlindungan bagi semua personil di tempat kerja sehingga dapat dicegah
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
n). Memberikan pelatihan dan kompetensi yang sesuai dan memadai agar tenaga kerja dapat
bekerja secara aman dan selamat
o). Memperhatikan aspek K3 dalam semua kegiatan operasinya
p). Melakukan peninjauan dan peningkatan kinerja dari pelaksanaan K3 secara teratur

18
3.4. Studi Kasus 4

Judul Proyek : Pengawasan Pembangunan Pengendali Banjir


Air Selagan Desa Lubuk Bangko Kabupaten
Mukomuko di Provinsi Bengkulu
Perusahaan : CV. PROFIL Consultant
Jangka Waktu Proyek : 20 April 2021 – 28 September 2021
Owner : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air SNVT
Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera VII
Provinsi Bengkulu
Pengawas/Supervisor : AIWAN SYAHRONI, ST
: SYAFLENEDI, ST.MT
Jabatan Penulis : Supervision Engineer
Kontraktor : PT, Bima Arjuna Prakasa
Tindakan Penulis dalam upaya menerapkan dan mensosialisakan kesadaran
akan pentingnya K3L dalam Proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Menyampaikan Rencana Keselamatan Kontruksi (RKK) pada proyek ini
kepada semua pihak yang terlibat pada proyek ini di Pre Construction
Meeting (PCM) dan tetap mengupayakan selalu melakukan Rapat safety
setiap hari/bulan dan di saat-saat yang dianggap perlu agar tetap
tercapainya zero accident
b. Mensosialisasikan pentingnya K3L melalui papan informasi dan
peringatan ke semua pihak termasuk pengguna jalan ini.
c. Memastikan semua yang terlibat mendapatkan jaminan dan dilindungi oleh
Jamsostek
d. Membuat papan peringatan dan informasi di awal dan di akhir lokasi
pekerjaan dan di Sta. penanganan.
e. Memastikan semua menggunakan APD dan APK setiap melakukan aktifitas
kegiatan
f. Mengontrol, mengecek dan mengevaluasi setiap harinya tentang
kepatuhan terhadap K3L dan SOP ke semua yang terlibat di proyek
g. Melakukan kerja sama dengan pihak tenaga kesehatan untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama waktu pelaksanaan
proyek ini.
h. Berinisiatif membuat dan memasang papan peringatan sebagai bentuk
kepedulian dan tanggungjawab sebagai HSE engineering

19
3.5. Studi Kasus 5

Judul Proyek : Supervisi Pembangunan Drainase Jalan Sapta


Marga Kabupaten Rejang Lebong di Provinsi
Bengkulu
Perusahaan : CV. Atha Buana Konsultan
Jangka Waktu Proyek : 20 Juni 2020 – 19 Nopember 2020
Owner : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Provinsi Bengkulu
Nama HSE / K3 : HARDI SUSANTO, ST
Atasan/Pengawas/Supervisor : SYAFLENEDI, ST.MT
Jabatan Penulis : Supervisi Engineer
Kontraktor : CV. Putri Gading Cempaka
Tindakan Penulis dalam upaya menerapkan dan mensosialisasikan kesadaran
akan pentingnya K3L dalam Proyek ini adalah sebagai berikut:
a). Membangun manajemen perusahaan yang mengacu pada sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) berpedoman pada Permen PU. Nomor: 09/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
PU.
b). Menetapkan tujuan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sasaran dan program
Manajemen K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja) secara berkala agar selaras, baik dengan
perkembangan kondisi perusahaan, peraturan atau standar yang bedaku.
c). Mematuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan
K3, serta mengintegrasikannya ke dalam semua aspek kegiatan operasi perusahaan kami.
d). Melaksanakan identifikasi bahaya seuai dengan sifar dan skala resiko K3 dalam semua
aktivitas operasi.
e). Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran - sasaran K3.
f). Menyediakan sumberdaya yang cukup untuk mengimplementasikan Sistem manajemen K3,
g). Mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara SMK3.
h). Memelihara program Lindungan Lingkungan terhadap kegiatan disemua area lokasi kerja.
i). Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran akan kebijakan ini kepada semua personil
secara berkala.
j). Mengelola dan menangani semua material, baik yang berbahaya maupun yang tidak
berbahaya, termasuk mengendalikan potensi bahaya terhadap pekerja.
k). Meningkatkan kompetensi pekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
l). Meninjau aspek Manajemen K3 secara periodik agar tetap relevan.
m). Memberikan perlindungan bagi semua personil di tempat kerja sehingga dapat dicegah
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
n). Memberikan pelatihan dan kompetensi yang sesuai dan memadai agar tenaga kerja dapat
bekerja secara aman dan selamat
o). Memperhatikan aspek K3 dalam semua kegiatan operasinya
p). Melakukan peninjauan dan peningkatan kinerja dari pelaksanaan K3 secara teratur

20
3.6. Studi Kasus 6

Judul Proyek : Supervisi Peningkatan Jalan Talang Saling –


Rumah Dinas Bupati Ampar Gading Kabupaten
Seluma di Provinsi Bengkulu
Perusahaan : CV. Atha Buana Konsultan
Jangka Waktu Proyek : 20 Mei 2019 – 18 Nopember 2019
Owner : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu
Nama HSE / K3 : HARDI SUSANTO
Atasan/Pengawas/Supervisor : SYAFLENEDI, ST.MT
Jabatan Penulis : Supervisi Engineer
Kontraktor : CV. Dio Pratama
Tindakan Penulis dalam upaya menerapkan dan mensosialisasikan kesadaran
akan pentingnya K3L dalam Proyek ini adalah sebagai berikut:
a). Membangun manajemen perusahaan yang mengacu pada sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) berpedoman pada Permen PU. Nomor: 09/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
PU.
b). Menetapkan tujuan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sasaran dan program
Manajemen K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja) secara berkala agar selaras, baik dengan
perkembangan kondisi perusahaan, peraturan atau standar yang bedaku.
c). Mematuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan
K3, serta mengintegrasikannya ke dalam semua aspek kegiatan operasi perusahaan kami.
d). Melaksanakan identifikasi bahaya seuai dengan sifar dan skala resiko K3 dalam semua
aktivitas operasi.
e). Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran - sasaran K3.
f). Menyediakan sumberdaya yang cukup untuk mengimplementasikan Sistem manajemen K3,
g). Mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara SMK3.
h). Memelihara program Lindungan Lingkungan terhadap kegiatan disemua area lokasi kerja.
i). Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran akan kebijakan ini kepada semua personil
secara berkala.
j). Mengelola dan menangani semua material, baik yang berbahaya maupun yang tidak
berbahaya, termasuk mengendalikan potensi bahaya terhadap pekerja.
k). Meningkatkan kompetensi pekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
l). Meninjau aspek Manajemen K3 secara periodik agar tetap relevan.
m). Memberikan perlindungan bagi semua personil di tempat kerja sehingga dapat dicegah
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
n). Memberikan pelatihan dan kompetensi yang sesuai dan memadai agar tenaga kerja dapat
bekerja secara aman dan selamat
o). Memperhatikan aspek K3 dalam semua kegiatan operasinya
p). Melakukan peninjauan dan peningkatan kinerja dari pelaksanaan K3 secara teratur

BAB IV

PENUTUP

21
4.1. Umum
Dalam bidang Konstruksi yang sudah Penulis jalani sampai saat ini, Penulis
selalu berusaha dan akan tetap berusaha untuk tetap mensosialisasikan dan
patuh terhadap prinsip Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) yang bertujuan meminimalisir resiko terjadinya kecelakaan kerja
dan tetap menjunjung etika profesi insinyur agar mempunyai manfaat untuk
masyarakat dan lingkungan sosial, serta amanah dan berkelanjutan, sesuai
peraturan perundangan dan konstitusi Indonesia yang berlaku.
Dengan pengalaman yang ada sampai saat ini serta jabatan penulis sebagai
Direktur dan Leader, Penulis harus terus bisa selalu memberikan contoh dan spirit
kepada Teamwork / rekan- rekan kerja, mengoptimalkan semua tim dan resource
yang ada sesuai dengan kompetensinya masing masing untuk memastikan proses
pelaksanaan proyek konstruksi dan penunjangnya, dengan tetap mengutamakan
prinsip Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) serta
selalu menerapkan prinsip kerja sama team lintas kompetensi untuk mencapai
keberhasilan bersama berdasarkan kejujuran, saling percaya, dan menjunjung
tinggi integritas profesi tanpa ada konflik kepentingan sehingga dalam setiap
proyek kontruksi dan kehidupan sehari-hari tetap Keamanan, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) tetap terjaga dari kecelakaan yang
berakibat fatal atau dengan kata lain zero accident.

4.2. Kesimpulan

Untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja diperlukan adanya


manajemen Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) agar
kebijakan-kebijakan yang disusun oleh manajemen K3 dapat terlaksana dengan
baik maka diperlukan sosialisasi secara terus-menerus oleh oknum-oknum yang
bersangkutan dengan bidang tersebut, sosialisasi tersebut dapat berupa Promosi
Keselamatan Kerja pada setiap Dunia Kerja agar semua orang mementingkan
Keselamatan kerja itu sendiri.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Materi KULIAH UMUM PS PPI UNIKA ATMAJAYA,


Ir.H. YAYA ROPANDI, S.T.,M.Si.,CSP.,IPU.,ASEAN.Eng

2. https://tugu.com/artikel/kenali-hse-dan-k3-aspek-keselamatan-dalam-
sebuah- perusahaan

https://journal.unhas.ac.id/index.php/SENSISTEK/article/view/19385/7824

23
LAMPIRAN

24
25
26
27
28
FOTO DOKUMENTASI
SUPERVISI PEMBANGUNAN KANTONG LUMPUR BENDUNG AIR MANJUTO

KABUPATEN MUKOMUKO TAHUN ANGGARAN 2022

29
30
31

Anda mungkin juga menyukai