ABSTRAK:
Kebudayaan Islam pada kala ini mulai berkembang pesat. Ada begitu banyak budaya-
budaya Islam baru di Indonesia. Hal ini merupakan hasil dari akulturasi antara kebudayaan
asli Indonesia dengan kebudayaan Islam. Salah satu diantaranya adalah pentas seni wayang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan sejarah dari pentas seni wayang
yang awalnya sebagai media ritual, kemudian berubah menjadi media dakwah Islam.
Penelitian yang menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi
pustaka ini dibuat dengan tujuan tersebut karena disebabkan oleh banyaknya ketidaktahuan
anak muda zaman sekarang mengenai akulturasi kebudayaan Islam yang ternyata telah
dilakukan sejak dulu, sekaligus sebagai tugas untuk memenuhi ETS (Evaluasi Tengah
Semester) mata kuliah Agama Islam kami selaku para peneliti.
PENDAHULUAN:
Kebudayaan Islam mulai berakultrasi dengan tradisi-tradisi yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia yang akhirnya bermanfaat untuk sebagai media dakwah Islam. Agama Islam
sendiri mulai masuk ke Indonesia melalui berbagai cara, diantaranya: melalui jalur
perdagangan, pernikahan, dan pendidikan. Dengan masuknya Islam ke Indonesia, itu
menandakan bahwa budaya Islam juga ikut serta masuk ke Indonesia.
Kebudayaan menurut bahasa memiliki arti hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal
budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat (KBBI, 2022b). sedangkan
menurut istilah kebudayaan memiliki arti himpunan dari segala daya upaya dan usaha yang
dilakukan menggunakan hasil dari pendapat, pemikiran, akal, perasaan dalam rangka
memperbaiki sebuah tujuan untuk mencapai kesempurnaan. Dengan begitu, kebudayaan
dapat kita artikan menjadi hasil cipta karya manusia yang dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Masyarakat di Indonesia sebelum Islam masuk telah menganut agama Hindu dan
Buddha. Karena Hindu-Buddha masuk lebih dahulu ke Indonesia, maka dari itu kebudayaan
yang lebih dulu berkembang di masyarakat yaitu budaya Hindu-Buddha (Tanaya, 2022).
Sehingga hal ini menyebabkan perlunya Islam untuk beradaptasi dengan cara
mengakulturasikan antara budaya Islam budaya asli Indonesia.
Akulturasi merupakan sebuah proses sosial yang akan timbul jika suatu kelompok
manusia yang memiliki satu kebudayaan dipertemukan dengan suatu unsur kebudayaan
asing, sehingga harus diolah agar dapat diterima ke dalam kebudayaan sendiri dan tidak akan
menghilangkan kebudayaan aslinya (Muasmara & Ajmain, 2020). Sedangkan menurut
Bahasa, akulturasi adalah proses masuknya pengaruh kebudayaan asing dalam suatu
masyarakat, sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing
itu, dan sebagian berusaha menolak pengaruh itu (KBBI, 2022a). Salah satu hasil dari
akulturasi antara budaya Islam dengan budaya Indonesia adalah pentas seni wayang.
UNESCO yang merupakan sebuah lembaga yang mengurus bidang kebudayaan dari
PBB. Wayang telah ditetapkan sebagai sebuah pertunjukkan bayangan boneka terkenal di
Indonesia pada tanggal 7 November 2003 (Tanaya, 2022). Wayang merupakan salah satu
warisan adikarya dunia yang berharga dalam seni menggunakan lisan (Masterpiece of Oral
and Intangible Heritage of Humanity) (Andryanto, 2021). Pentas seni wayang di Indonesia
mempunyai keunikan dan gaya tutur bahasanya tersendiri, yang merupakan adikarya asli dari
Indonesia. Oleh karena itulah UNESCO mendaftarkannya ke salah satu daftar warisan dunia.
Wayang aslinya memiliki arti bayangan. Seiring berjalannya waktu, artinya mulai
perlahan berubah menjadi seni pertunjukan. Hal ini dipengaruhi oleh penampilan dari wayang
ketika pentas yang tidak hanya ditampilkan dalam bentuk bayangan, tetapi juga dalam bentuk
lainnya seperti: Wayang Cepak, Wayang Golek, Wayang Wong, Wayang Beber, dan lain
sebagainya (Nugroho, 2021).
Wayang dulunya berceritakan tentang kisah-kisah Hindu Buddha seperti mahabarata,
Ramayana, dan lain sebagainya (Nugroho, 2021). Namun seiring berjalannya waktu, wayang
mulai berakultulrasi dengan budaya Islam, sehingga digunakan juga untuk media dakwah
Islam. Dengan memasukan nilai-nilai Islamiyah dan ajaran-ajaran agama Islam di dalam
cerita pentas seni wayang, perlahan dapat membantu dalam menyebarkan agama Islam di
Indonesia (Tanaya, 2022).
METODE PENELITIAN:
Penelitian secara kualitatif deskriptif ini menggunakan pendekatan berupa studi
pustaka, yaitu kami mengumpulkan berbagai data dari sumber-sumber sejarah, seperti dalam
bentuk buku sejarah, artikel sejarah, dan juga jurnal-jurnal terkait yang sekiranya dapat
membantu kami dalam melakukan penelitian. Penelitian ini kami lakukan dengan mencari
sumber-sumber tersebut menggunakan media elektronik dan juga internet agar dapat lebih
mudah dalam menemukan literatur yang dapat membantu dan mempermudah penelitian kami
ini. Literatur-literatur yang telah kami temukan tersebut, selanjutnya kami telaah lebih lanjut
dengan tujuan untuk mempelajari, mendalami, dan menganalisis proses dari akulturasi yang
telah terjadi di antara kebudayaan asli Indonesia dengan kebudayaan Islam, khususnya dalam
pentas seni Wayang.
Studi pustaka ini kami lakukan agar bisa menghasilkan penelitian yang dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para peneliti dan juga pembaca. Kita dapat
mengetahui hal-hal terkait akulturasi yang telah terjadi di antara budaya asli Indonesia
dengan budaya Islam. Salah satunya adalah pentas seni wayang yang berkembang menjadi
media dakwah Islam di Indonesia.
Andryanto, S. D. (2021, November 19). Kisah UNESCO Mengakui Wayang Kulit sebagai
Warisan Dunia Asal Indonesia - Nasional Tempo.co.
https://nasional.tempo.co/read/1530239/kisah-unesco-mengakui-wayang-kulit-sebagai-
warisan-dunia-asal-indonesia
KBBI, D. (2022a). Arti kata akulturasi - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.
https://kbbi.web.id/akulturasi
KBBI, D. (2022b). Arti kata kebudayaan - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.
https://kbbi.web.id/kebudayaan
Merna, & Wahyu, A. (2022, May 29). Kisah Sunan Kalijaga yang Berdakwah Lewat Wayang
| Orami. https://www.orami.co.id/magazine/kisah-sunan-kalijaga