Anda di halaman 1dari 8

Akulturasi Tradisi Lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia

A. Tradisi Lokal Indonesia

Keragaman suku bangsa yang tersebar di Nusanrtara merupakan kondisi objektif


yang penting dan sangat berpengaruh dalam keseluruhan proses penyebaran
dan pembentukan tradisi Islam di Indonesia. Perbedaan suku bangsa itu tidak
hanya menyangkut perbedaan bahasa, adat istiadat, dan system sosiokultural
pada umumnya, tetapi juga perbedaan orientasi nilai yang menyangkut
kepercayaan masyarakat.

Setiap suku bangsa, selain memiliki kepercayaan lokal masing-masing, juga


memiliki sistem penghetahuan dan cara pandang yang berbeda satu dengan
yang lainnya. Masuknya unsur baru dalam kehidupan tentu saja mendapat reaksi
yang berbeda-beda.Adanya hukum adat yang terbentuk dari tradisi sosial
buadaya masyarakat setempat merupakan bentuk paing jelas dari institusi lokal
yang mengatur tatanan masyarakat.Berdasarkan pengelompokan yang
diperkenalkan oleh pelopor studi hukum adat, Van Vollenhoven, terdapat
sembilan belas wilayah hukum adat yang mengisyaratkan agama Islam
tersosialisasikan dalam masyarakat yang memiliki ciri adat tertentu.Interaksi
antara hukum Islam dan hukum adat yang telah ada sebelum Islam menjadi
pedebatan di berbagai daerah. Daerah yang memiliki adat sangat tinggi dan
paling terpengaruh oleh proses Islamisasi antaralain Aceh, Sumatera Barat, dan
Sulawesi Selatan.

Kepercayaan atau tradisi lokal dalam masyarakat yang masih terdapat sisa-sisa
tradisi megalithikum pada dasarnya berkaitan pada keyakinan tentang adanya
aturan tetap yang mengatasi segala yang terjadi pada alam. Tradisi kepercayaan
dan sistem sosial budaya adalah hasil dari masyarakat lokal untuk
menciptakan keteraturan dengan cara membagi beberapa hal seperti benda,
binatang, manusia dan roh. Oleh karena itu, mereka melakukan berbagai cara
dalam menjaga tatanan keteraturan tersebut menceritakan kembali mitos,
melakukan serangkaian upacara adat, kemudian mempraktekan bagaimana cara
bercocok tanam, serta melakukan korban dan selamatan. Setelah masuknya
pengaruh asing, tradisi dan kepercayaan lokal tidak hilang begitu saja.Agama
Islam yang masuk ke Nusantara berhadapan dengan tradisi dan kepercayaan
Hindu-Buddha dan lokal.

B. Perpaduan Tradisi lokal dengan tradisi Hindu-Buddha

Sebelum masuknya kepercayaan dan kebudayaan Hindu-Buddha, Indonesia telah


memiliki kebudayaan yang telah tumbuh dan berkembang cukup maju.Masuknya
budaya Hndu-Buddha ke Indonesia membawa pengaruh yang cukup
besar.Seperti yang telah dijelaskan tadi bahwa masyarakat Indonesia telah
memiliki kebudayaan yang cukup maju, jadi masuknya budaya Hindu-Buddha ke
Indonesia lambat laun diterima dan diolah tanpa menghilangkan kebudayaan asli
Indonesia.Dengan demikian, lahirlah kebudayaan baru yaitu merupakan
akulturasi kebudayaan Indonesia dengan Hindu Buddha. Akulturasi kebudayaan
tersebut antara lain adalah:

1. Sistem Kepercayaan

Sebelum masuknya budaya Hindu-Buddha ke Indonesia, kita


ketahui bahwa dejak zaman prasejarah bangsa Indonesi telah memiliki sistem
kepercayaan yaitu memuja arwah roh nenek moyang (animisme), kepercayaan
terhadap binatang yang memiliki kekuatan magis (totenisme), dan kepercayaan
terhadap benda-benda yang memiliki kekuatan magis (dinamisme). Dengan
masuknya kebudayaan Hindu Buddha ke Indonesia terjadilah akulturasi. Sebagai
contoh apabila dalam upacara keagamaan atau pemujaan terhadap dewa di
candi , terlihat pula adanya unsur pemujaan terhadap roh nenek moyang. Begitu
pun dengan sesajen-sesajen yang dipersembahkan untuk dewa, hal itu
menyerupai sistem kepercayaan pada zaman prasejarah.

2. Filsafat

Wujud akulturasi Indonesia dan Hindu-Buddha di bidang


filsafat dapat ditemukan dalam cerita wayang. Isi cerita tersebut mengandung
nilai filosofis, yaitu bahwa kebenaran dan kejujuran akan berakhir dengan
kebahagiaan dan kemenangan. Sebaliknya, keserakahan dan kecurangan akan
berakhir dengan kehancuran.

Seni wayang yang sudah populer dalam kehidupan masyarakat


Indonesia bersumber dari cerita Ramayana danMahabarata yang berasal dari
India.Namun, penampilan wujud tokoh dalamwayang tersebut adalah budaya
Indonesia yang antara daerah satu dan lainnya berbeda.Baik dalam agama
Hindu maupun Buddha, keduanya mempercayai hukum karma dan reinkarnasi.
3. Pemerintahan

Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha, pemerintahan di


Nusantara berlangsung secara demokratis, yaitu untuk menentukan seorang
pemimpinatau kepala suku dilakukan melalui pemilihan.Setelah masuknya
Hindu-Buddha dikenal sistem pemerintahan kerajaan yang tidak lagi dipilih
secara demokratis, tetapi secara turun-temurun. Namun dalam seiring
berjalannya sistem kerajaan, sifat pemerintahan demokratis pun masih tetap
ada. Pemerintah kerajaan tetap melakukan musyawarah dalam mengambil
keputusan.

4. Seni Bangunan

Masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia membawa


pengaruh terhadap seni bangunan, terutama bangunan candi.Bentuk bangunan
candi dibagi menjadi tiga bagian yaitu kaki candi, tubuh candi, dan kepala candi.
Pada candi Hindu ditemukan pripih yang berisikan lambing jasmaniah raja (yang
membuat candi), kemudian di atasnya terdapat patung dewa ( Syiwa jika
menganut agama Hindu Syiwa atau Wisnu bila menganut Hindu Wisnu), dan
pada puncaknya terdapat lambing para dewa (teratai). Dengan demikian, jika
dilihat dari bentuk bangunan candi ada kemiripan dengan bangunan punden
berundak.Oleh karena itu, pada candi ditemukan unsure Hindu-Buddha dan
unsur Indonesia.

5. Seni Rupa

Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha berpengaruh terhadap


perkembangan seni rupa di Indonesia. Contoh, seni hias yang berbentuk relief
pada dinding candi di Indonesia menunjukan adanya akulturasi antara budaya
Indonesia dan Hindu-Buddha.Hiasan relief pada candi biasanya merupakan suatu
cerita yang berhubungan dengan agama.

Relief pada dinding Candi Borobudur seharusnya adalah cerita


tentang riwayat Sang Buddha Gautama. Namun, yang digambarkan adalah
suasana kehidupan masyarakat Indonesia, karena ditemukannya gambar perahu
bercadik, rumah panggung, dan burung merpati.

6. Seni Sastra

Pengaruh seni sastra di India juga turut membericorak dalam seni


sastra Indonesia.Bahasa Sansekerta berpengaruh besar terhadap sastra
Indonesia.Beberapa prasasti di Indonesia umumnya ditulis dalam bahasa
Sansekerta dan huruf Pallawa.Dalam perkembangan bahasa Indonesia saat ini,
bahasa sansekerta cukup dominan, terutama dalam pemerintahan. Selain itu
juga, bahasa sansekerta digunakanm dalam kitab-kitab kuno di Indonesia
seperti Baratayudha dan Mahabarata.

7. Sistem Kalender

Sistem penanggalan (kalender) Hindu-Buddha turut berpengaruh


dalam kebudayaan Indonesia, yaitu digunakannya kalender Saka di
Indonesia.Kemudian ditemukannya candrasangkala dalam usaha memperingati
suatu peristiwa dengan kalender Saka.

Tahun Saka dimulai tahun 78M.Kalender saka merupakan


kalender dari India yang digunakan di Indonesia.Penggunaan kalender Saka
ditemukan di dalam Prasasti Talang Tuo yang berangka tahun 606 Saka (684
M).Contoh prasasti tersebut adalah wujud dari akulturasi kebudayaan Hindu-
Buddha dan Indonesia.

C. Perpaduan Tradisi Lokal, Hindu-Budddha, dan Islam di Indonesia

Ketika Islam masuk dan berkembang di Indonesia, dengan seiringnya waktu


kebudayaan Islam pun ikut berkembang.Unsur kebudayaan tersebut lambat laun
diterima dan diolah ke dalam budaya Indonesia tanpa menghilangkan
kebudayaan yang sebelumnya sudah ada.Kemudian lahirlah kebudayaaan baru,
yaitu akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam dan mencangkup pula
kebudayaan Hindu-Budhha. Perpaduan budaya Islam dengan Indonesia antara
lain sebagai berikut.

1. Seni Bangunan

a. Bangunan Makam

Makam adalah salah satu bentuk kebudayaan Islam, namun di Indonesia sendiri
mempunyai ciri-ciri perpaduan antara unsur lokal sendiri dengan unsur
Islam.Seperti berikut ini.

1) Fisik Bangunan

Makam yang sering dijumpai di Indonesia adalah makam yang menggunakan


tambahan batu-bata seperti bangunan rumah.Namun, sebenarnya dalam ajaran
Islam tidak ada aturan seperti itu. Dari hal tersebutlah dapat terlihat bahwa
kebudayaan Islam yang ada di Indonesia berkembang tidak terlepas dengan
kebudayaan sebelumnya. Karena, bentuk yang menyerupai bangunan rumah
tersebut adalah menyerupai candi dan punden berundak.

2) Tata Upacara Pemakaman

Pada tata upacara pemakaman terlihat ada akulturasi antara Islam dengan
tradisi lokal.Biasanya setelah penguburan diadakan selamatan tiga hari, tujuh
hari, sampai empat puluh hari, tradisi tersebut merupakan akulturasi dengan
Hindu-Buddha.Selain itu, ada juga tradisi memasukkan jenazah ke dalam peti hal
tersebut merupakan tradisi pada masa Megalithikum di mana mayat dimasukan
ke dalam sarkofagus.

b. Bangunan Masjid
Masjid merupakan bangunan hasil kebudayaan Islam yang digunakan
umatnya untuk beribadah.Bangunan masjid ini biasanya berkembang seiring
dengan kebudayaan yang ada.

Seperti halnya di Indonesia, bentuk bangunannya tentu akan sedidkit


berbeda dengan masjid di Negara lain. Perpaduan budaya pada bangunan masjid
terlihat dlam hal-hal sebagai berikut.Bentuk masjid di Indonesia terutama di
Pulau Jawa berbentuk persegi empat atau bujur sangkar dengan bagian kaki
yang tinggi serta pejal. Atapnya bertumpang dua, tiga, lima atau lebih. Bagan-
bagan lain, seperti mihrab dengan lengkung pola kalamakara, mimbar yang
mengingatkan akan ukiran-ukiran pola teratai, mastaka atau memolo. Hal
tersebut menunjukan adanya seni-seni bangunan tradisional yag telah dikenal di
Indonesia sebelum kedatangan Islam.

2. Seni Rupa

Wujud akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam pada seni rupa dapat
dilihat dalam ukiran bangunan makam.Hiasan pada hijrat yang berupa susunan
bingkai meniru bingkai candi.Salah satu cabang seni rupa yang berkembang
pada awal penyebaran Islam di Indonesia adalah seni kaligrafi.Kaligrafi tersebut
biasanya digunakan untuk menghias bangunan makam atau masjid.
3. Aksara

Akulturasi kebudayaan Indonesia dan islam dalam hal aksaradiwujudkan


dengan berkembangnya tulisan Arab Melayu di Indonesia, yaitu tulisan Arab
yang dipakai untuk menulis dalam bahasa Melayu. Tulisan Melayu tidak
menggunakan tanda a, i, u, seperti lazimnya tulisan Arab.Tulisan Arab Melayu
biasa disebut dengan Arab gundul.

4. Seni Sastra

Kesusastraan pada zaman Islam banyak berkembang di daerah sekitar Selat


Malaka dan Jawa.Pengaruh yang kuat dalam karya sastra pada zaman Islam
berasal dari Persia. Seperti Hikayat Amir Hamzah, dan Hikayat Bayan Budiman.
Disamping itu pengaruh Hindu-Buddha juga terlihat dalam karya sastra
Indonesia.Misalnta, Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Kuda Semirang, dan Syair
Panji Semirang.

5. Sistem Pemerintahan

Pengaruh agama Islam di Indonesia juga terjadi dalam bidang pemerintahan,


sehingga terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dengan pra-Islam.Sebelum
datang Islam, di Indonesia telah dikenal sistem pemerintahan berbentuk
kerajaan.Raja mempunyai kekuasaan besar yang bersifat turun-
temurun.Masuknya pengaruh Islam mengakibatkan perubahan struktur
peerintahan dalam penyebutan raja.Raja tidak lagi dipanggil dengan maharaja,
tetapi diganti menjadi julukan sultan.
6. Sistem Kalender

Wujud akulturasi budaya Indonesia dan Islam dalam sistem kalender dapat
dilihat dengan berkembangnya sistem kalender Jawa atau tarikh Jawa. Sebelum
masuknya Islam, masyarakat Jawa telah menggunakan kalender Saka yang
dimulai tahun 78 M. Dalam kalender jawa, nama bulannya adalah Sura, Safar,
Mulud, Bakda mulud dan seterusnya. Sedangkan nama harinya Senin, Selasa,
Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Ahad.

7. Sistem Filsafat

Dalam Fislsafatnya umat islam menggunakan pendekatan tasawuf. Tsawuf


adalah ilmu yang mempelajari tentang orng-orang yang langsung mencari Tuhan
karena terdorong oleh cinta dan rindu terhadap Tuhan.Para pencari Tuhan itu
mengembara kemana-mana. Mereka dinamakan sufi dan alirannya dinamakan
tasawuf. Bersamaan dengan berkembangnya tasawuf, muncul tarekat di
Indonesia, seperti tarekat qadariyah.Bentuk akulturasi ilmu tasawuf dengan
budaya pra-Islam tampak dalam aliran kebatinan seperti ajaran manunggaling
kawulo gusti dan filsafat Jawa sangat erat sekali dengan dunia pewayangan.

Sumber:

Kreatif, T. (2010). Sejarah SMA/MA Kelas XI Program IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Mayeli, Y. S. (2012, Mei 17). Akulturasi antara Tradisi Lokal, Hindu-Buddha, dan
Islam di Indonesia. Retrieved November 15, 2014, from
http://youchenkymayeli.blogspot.com/2012/05/akulturasi-antara-tradisi-lokal-
hindu.html?: http://youchenkymayeli.blogspot.com

Yatim, B. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai