Anda di halaman 1dari 8

NAMA: LANTIP HASTUTI

KELAS : X MIPA 3

NO :15

Macam macam contoh


Akulturasi Budaya Islam, Hindu-Buddha, dan Asli :

1. Masuknya suatu kebudayaan asing ke dalam lingkup suatu masyarakat


dapat menimbulkan tiga kemungkinanm, yaitu : kedua kebudayaan itu
akan berakulturasi, berjauhan, atau salah satu hancur. Unsur-unsur yang
dapat mempersatukan tradisi sejarah Indonesia berasal dari unsur lokal,
Hindu-Budha, dan Islam Unsur-unsur tersebut saling berakulturasi dan
membentuk perpaduan budaya di Indonesia

2. Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu


kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan
unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun
diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
Akulturasi

3. Budaya Asli / Tradisi Lokal Bangsa Indonesia sebenarnya mempunyai


unsur-unsur budaya Indonesia asli. Selain itu, juga telah mengenal
kebudayaan Macro & Micro Cosmos, yang merupakan keyakinan adanya
supranatural atas kehidupan bumi. Kepercayaan dan tradisi lokal dalam
masyarakat yang masih terdapat sisa-sisa tradisi meghalithikum (adalah
kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan dari batu besar,
seperti menhir adalah tugu yang melambangkan arwah nenek moyang
sehingga menjadi benda pujaan. Dolmen adalah bentuknya seperti meja
batu berkakikan tiang satu dan merupakan tempat sesaji). Pada
dasarnya tertumpu pada keyakinan tentang adanya aturan tetap yang
mengatasi segala yang terjadi dalam alam dunia. Tradisi kepercayaan
dan sistem sosial budaya adalah produk masyarakat lokal dalam
menciptakan keteraturan. Seperti tradisi lokal itu adalah melakukan
upacara adat, menghadirkan tata cara menanam dan memanen,
melakukan selamatan serta melakukan upacara peralihan hidup.

4. Contoh Tradisi Lokal : • Di Tapanuli, kepercayaan lokal dikenal dengan


nama parmalim atau agama si Raja Batak. Di Kepulauwan Mentawai
disebut Sabulungan, di Dayak disebut Kaharingan, di Toraja disebut Aluk
to dolo. Di Sulawesi Tengah di sebut Parandangan, di Sumbawa disebut
Baramarapu, di Nias disebut Ono niha. Di Sika (Maumere) disebut Ratu
bita bantara. Kepercayaan lokal tersebut memang berbeda di setiap
daerah, hal itu menunjukkan keragaman budaya yang ada di Indonesia. •
Masyarakat Jawa telah mengenal cerita wayang yang merupakan asli
budaya Jawa.

5. Masuknya Budaya Hindhu- Buddha di Indonesia Masuknya budaya


Hindu-Budha di Indonesia menyebabkan munculnya Akulturasi.
Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk di Indonesia tidak diterima begitu
saja melainkan melalui proses pengolahan dan penyesuaian dengan
kondisi kehidupan masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan unsur-
unsur asli.

6. Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk di Indonesia tidak diterima


begitu saja karena : • Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar
kebudayaan yang cukup tinggi sehingga masuknya kebudayaan asing ke
Indonesia menambah perbendaharaan kebudayaan Indonesia. •
Kecakapan istimewa yang dimiliki bangsa Indonesia atau local genius
merupakan kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur
kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia. • Pengaruh kebudayaan Hindu hanya
bersifat melengkapi kebudayaan yang telah ada di Indonesia. Perpaduan
budaya Hindu-Budha melahirkan akulturasi yang masih terpelihara
sampai sekarang. Akulturasi tersebut merupakan hasil dari proses
pengolahan kebudayaan asing sesuai dengan kebudayaan Indonesia.

7. Masuknya pengaruh budaya dan agama Hindu-Budha di Indonesia dapat


dibedakan atas 3 periode, yaitu : Periode Awal (Abad V-XI M) 1 Periode
Tengah (Abad XI-XVI M) 2 3 Periode Akhir (Abad XVI-sekarang)

8. Periode Awal (Abad V-XI M) Pada periode ini, unsur Hindu-Budha lebih
kuat dan lebih terasa serta menonjol sedang unsur/ ciri-ciri kebudayaan
Indonesia terdesak. Terlihat dengan banyak ditemukannya patung-
patung dewa Brahma, Wisnu, Siwa, dan Budha di kerajaan-kerajaan
seperti Kutai, Tarumanegara dan Mataram Kuno.

9. Periode Tengah (Abad XI-XVI M) Pada periode ini unsur Hindu-Budha


dan Indonesia berimbang. Hal tersebut disebabkan karena unsur Hindu-
Budha melemah sedangkan unsur Indonesia kembali menonjol sehingga
keberadaan ini menyebabkan munculnyasinkretisme (perpaduan dua
atau lebih aliran). Hal ini terlihat pada peninggalan zaman kerajaaan
Jawa Timur seperti Singasari, Kediri, dan Majapahit. Di Jawa Timur lahir
aliran Tantrayana yaitu suatu aliran religi yang merupakan sinkretisme
antara kepercayaan Indonesia asli dengan agama Hindu-Budha. Raja
bukan sekedar pemimpin tetapi merupakan keturunan para dewa. Candi
bukan hanya rumah dewa tetapi juga makam leluhur.
10. Periode Akhir (Abad XVI-sekarang) Pada periode ini, unsur Indonesia
lebih kuat dibandingkan dengan periode sebelumnya, sedangkan unsur
Hindu-Budha semakin surut karena perkembangan politik ekonomi di
India. Di Bali kita dapat melihat bahwa Candi yang menjadi pura tidak
hanya untuk memuja dewa. Roh nenek moyang dalam bentuk Meru Sang
Hyang Widhi Wasa dalam agama Hindu sebagai manifestasi Ketuhanan
Yang Maha Esa. Upacara Ngaben sebagai objek pariwisata dan sastra
lebih banyak yang berasal dari Bali bukan lagi dari India.

11. Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Budaya
Bidang Teknologi Sistem Kalender Sistem Pemerintahan

12. Sebelum pengaruh budaya Hindu-Budha masuk, bangsa Indonesia talah


menggunakan bahasa melayu kuno dan Jawa kuno. Setelah masuknya
Hindu- Budha masyarakat menggunakan bahasa sansekerta dan bahasa
podi. Bidan g Sosia l Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni &
Budaya Bidang Teknologi Sistem Kalender Sistem Pemerintahan

13. Bidang Sosial Ekono mi Sistem Pemerintahan Bidang Pendidikan


Kepercayaan Seni & Budaya Bidang Teknologi Sistem Kalender Dalam
ekonomi tidak begitu besar pengaruhnya pada masyarakat Indonesia.
Hal ini disebabkan karena masyarakat telah mengenal pelayaran dan
perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha di
Indonesia.

14. Bidang Sosial Ekonomi Sistem Pemerintah an Bidang Pendidikan


Kepercayaan Seni & Budaya Bidang Teknologi Sistem Kalender Sebelum
masuknya Hindu-Budha di Indonesia dikenal sistem pemerintahan oleh
kepala suku yang dipilih karena memiliki kelebihan tertentu jika
dibandingkan anggota kelompok lainnya. Ketika pengaruh Hindu-Budha
masuk maka berdiri Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang
berkuasa secara turun-temurun. Raja dianggap sebagai keturuanan dari
dewa yang memiliki kekuatan, dihormati, dan dipuja. Sehingga
memperkuat kedudukannya untuk memerintah wilayah kerajaan secara
turun temurun serta meninggalkan sistem pemerintahan kepala suku.

15. Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidik an Kepercayaan Seni & Budaya
Bidang Teknologi Sistem Kalender Masuknya Hindu-Budha juga
mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia dalam bidang
pendidikan. Sebab sebelumnya masyarakat Indonesia belum mengenal
tulisan. Namun dengan masuknya Hindu-Budha, sebagian masyarakat
Indonesia mulai mengenal budaya baca dan tulis. Bukti pengaruh dalam
pendidikan di Indonesia yaitu : – Dengan digunakannya bahasa
Sansekerta dan Huruf Pallawa dalam kehidupan sebagian masyarakat
Indonesia. – Telah dikenal juga sistem pendidikan berasrama (ashram)
dan didirikan sekolah-sekolah khusus untuk mempelajari agama Hindu-
Budha. – Bukti lain tampak dengan lahirnya banyak karya sastra bermutu
tinggi yang merupakan interpretasi kisah-kisah dalam budaya Hindu-
Budha. Contoh :Empu Tantular dengan karyanya Sutasoma. – Pengaruh
Hindu Budha nampak pula pada berkembangnya ajaran budi pekerti
berlandaskan ajaran agama Hindu-Budha. Sistem Pemerintahan

16. Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaa n Seni & Budaya
Bidang Teknologi Sistem Kalender Sebelum masuk pengaruh Hindu-
Budha ke Indonesia, bangsa Indonesia mengenal dan memiliki
kepercayaan yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang (animisme dan
dinamisme). Masuknya agama Hindu- Budha mendorong masyarakat
Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha walaupun tidak
meninggalkan kepercayaan asli seperti pemujaan terhadap arwah nenek
moyang dan dewa-dewa alam. Telah terjadi semacam sinkritisme yaitu
penyatuaan paham-paham lama seperti animisme, dinamisme,
totemisme dalam keagamaan Hindu-Budha. Sistem Pemerintahan

17. Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Buday a
Bidang Teknologi Sistem Kalender 1) Seni Bangunan Seni bangunan
tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara seni
asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan
bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India.
Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan
punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha.
Contohnya candi Borobudur. Sistem Pemerintahan

18. Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Buday a
Bidang Teknologi Sistem Kalender 2) Seni Rupa Seni rupa tampak
berupa patung dan relief. Patung dapat kita lihat pada penemuan patung
Budha berlanggam Gandara di Bangun Kutai. Serta patung Budha
berlanggam Amarawati di Sikending (Sulawesi Selatan). Selain patung
terdapat pula relief-relief pada dinding candi seperti pada Candi
Borobudur ditemukan relief cerita sang Budha serta suasana alam
Indonesia. Sistem Pemerintahan

19. Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Buday a
Bidang Teknologi Sistem Kalender 3) Seni Sastra dan Aksara Periode
awal di Jawa Tengah pengaruh sastra Hindu cukup kuat.Periode tengah
bangsa Indonesia mulai melakukan penyaduran atas karya
India.Contohnya: Kitab Bharatayudha merupakan gubahan Mahabarata
oleh Mpu Sedah dan Panuluh. Sistem Pemerintahan

20. Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Buday a
Bidang Teknologi Sistem Kalender 4) Seni Wayang Seni wayang yang
sudah popular dalam kehidupan masyarakat Indonesia (khususnya
masyarakat Jawa) bersumber dari cerita Ramayana dan mahabrata yang
berasal dari India. Namun, penampilan wujud tokoh dalam wayang
tersebut adalah budaya Indonesia yang antara daerah satu dan lainnya
berbeda. Baik dalam agama Hindu maupun Budha, keduanya
mempercayai adanya hukum karma dan reinkarnasi. Kedua hukum
tersebut mengandung makna filosofis, yaitu bahwa manusia harus
berbuat kebaikan, kebenaran, dan kejujuran agar lepas dari samsara
atau penderitaan. Sedangkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia
sejak dulu telah berkembang suatu konsep berupa petuah-petuah,
nasehat atau pesan yang mengandung makna filosofis tentang
kebenaran, kejujuran dan kebaikan. Sistem Pemerintahan

21. Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Budaya
Bidang Teknologi Sistem Kalender Pengaruh Hindu-Budha terhadap
perkembangan teknologi masyarakat Indonesia terlihat dalam bidang
kemaritiman, bangunan dan pertanian. Perkembangan kemaritiman
terlihat dengan semakin banyaknya kota- kota pelabuhan, ekspedisi
pelayaran dan perdagangan antar negara. Selain itu, bangsa Indonesia
yang awalnya baru dapat membuat sampan sebagai alat transportasi
kemudian mulai dapat membuat perahu bercadik.Perpaduan antara
pengetahuan dan teknologi dari India dengan Indonesia terlihat pula
pada pembuatan dan pendirian bangunan candi baik candi dari agama
Hindu maupun Budha. Sistem Pemerintahan

22. Bidang Sosial Ekonomi Bidang Pendidikan Kepercayaan Seni & Budaya
Bidang Teknologi Sistem Kalende r Diadopsi dari sistem
kalender/penanggalan India. Hal ini terlihat dengan adanya : –
Penggunaan tahun Saka di Indonesia. Tercipta kalender dengan sebutan
tahun Saka yang dimulai tahun 78 M (merupakan tahun Matahari, tahun
Samsiah) pada waktu raja Kanishka I dinobatkan jumlah hari dalam 1
tahun ada 365 hari. – Ditemukan Candrasangkala/ Kronogram ada dalam
rangka memperingati peristiwa dengan tahun/ kalender saka.
Candrasangkala adalah angka huruf berupa susunan kalimat/ gambaran
kata. Bila berupa gambar harus diartikan dalam bentuk kalimat. Sistem
Pemerintahan

23. Masuknya Budaya Islam ke Indonesia Bersamaan dengan masuk dan


berkembangnya agama Islam, berkembang pula kebudayaan Islam di
Indonesia. Unsur kebudayaan Islam itu lambat laun diterima dan diolah
ke dalam kebudayaan Indonesia tanpa menghilangkan kepribadian
Indonesia, sehingga lahirlah kebudayaan baru yang merupakan
akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam. Akulturasi kebudayaan
Indonesia dan Islam itu juga mencakup unsur kebudayaan Hindu-Budha.

24. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia Seni
Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik & Seni Tari
Sistem Kalender Sistem Pemerintahan

25. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia 1) Masjid
Dilihat dari segi arsitektuknya, masjid-masjid kuno di Indonesia yang
menampakan gaya arsitektur asli Indonesia, ciri-ciri sebagai berikut : •
Atapnya bertingkat/tumpang dan ada puncaknya (mustaka). •
Pondasinya kuat dan agak tinggi. • Ada serambi di depan atau di
samping. • Ada kolam/parit di bagian depan atau samping. Contoh :
Masjid Agung Cirebon, Masjid Agung Demak, Masjid Baiturahman di Aceh
Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik & Seni Tari
Sistem Kalender Sistem Pemerintahan

26. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia Sedangkan
gaya arsitektur bangunan masjid yang mendapat pengaruh Islam ialah
sebagai berikut: • Ada hiasan kaligrafi • Memiliki kubah Seni Bangunan
Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik & Seni Tari Sistem Kalender
Sistem Pemerintahan

27. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia 2) Makam
Ciri-ciri dari wujud akulturasi padabangunan makam terlihat dari: a.
makam-makam kuno dibangun di atas bukit atautempat-tempat yang
keramat. b. makamnya terbuat dari bangunan batu yang disebutdengan
Jirat atau Kijing,nisannya juga terbuat dari batu. c. di atas jirat biasanya
didirikan rumah tersendiriyang disebut dengan cungkup atau kubba. d.
dilengkapi dengan tembok atau gapura yangmenghubungkan antara
makam dengan makam atau kelompok-kelompok makam. Bentukgapura
tersebut ada yang berbentuk kori agung (beratap dan berpintu) dan
adayang berbentuk candi bentar (tidak beratap dan tidak berpintu). e. Di
dekat makam biasanya dibangun masjid, makadisebut masjid makam
dan biasanya makam tersebut adalah makam para wali atauraja.
Contohnya masjid makam Sendang Duwur di Tuban. Pengaruh budaya
Islam terlihat pada huruf dan bahasa Arab, misalnya Makam Puteri
Suwari di Leran (Gresik) dan Makam Sendang Dhuwur di atas bukit
(Tuban). Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik &
Seni Tari Sistem Kalender Sistem Pemerintahan

28. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia 3) Istana
Bangunan istana yang berasal dari peninggalan zaman Hindu- Budha
sudah tidak dapat ditamukan lagi pada zaman Islam. Hal ini karena
istana pada zaman itu dibuat dari bahan yang mudah hancur. Berbeda
dengan bangunan istana para Sultan yang umumnya dibuat dari batu
bata dengan semen sebagai perekatnya. Istana raja merupakan benteng
pertahanan terakhir dari suatu Negara ataukerajaan. Seni Bangunan
Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik & Seni Tari Sistem Kalender
Sistem Pemerintahan

29. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia Dalam
perkembangan sejarah Islam dikenal adanya kalifah, artinya seorang
pengganti setelah Nabi wafat yang bertugas mengurus Negara dan
agama, serta melaksanakan hukum Islam dalam kehidupan Negara.
Pengaruh agama Islam di Indonesia juga terjadi dalam bidang
pemerintahan sehingga terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dan
kebudyaan pra-Islam. Sebelum masuknya agama Islam, di Indonesia
telah berkembang sistem pemerintahan dalam bentuk kerajaan. Raja
mempunyai kekuasaan besar dan bersifat turun-temurun. Masuknya
pengaruh Islam mengakibatkan perubahan struktur pemerintahan dalam
penyebutan raja. Raja tidak lagi dipanggil maharaja, tetapi diganti
dengan julukan sultan atau sunan (susuhunan), panembahan, dan
maulana. Pada umumnya nama raja pun disesuaikan dengan nama Islam
(Arab). Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik &
Seni Tari Sistem Kalender Sistem Pemerintahan

30. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia Akulturasi
bidang seni rupa terlihat pada seni kaligrafi atau seni khot, yaitu seni
yang memadukan antara seni lukis dan seni ukir dengan menggunakan
huruf Arab yang indah dan penulisannya bersumber pada ayat-ayat suci
Al Qur'an dan Hadits.Adapun fungsi seni kaligrafi adalah untuk motif
batik, hiasan pada masjid-masjid, keramik, keris, nisan, hiasan pada
mimbar dan sebagainya. Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara
Seni Musik & Seni Tari Sistem Kalender Sistem Pemerintahan

31. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia 1) Seni Sastra
Kesusastraan pada zaman Islam banyak berkembang di daerah sekitar
selat Malaka (daerah Melayu) dan Jawa. Pengaruh yang kuat dalam
karya sastra pada zaman Islam berasal dari Persia. Misalnya, Hikayat
Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman, dn Cerita 1001 Malam. Di
samping itu, pengaruh budaya Hindu- Budha juga terlihat dalam karya
sastra Indonesia. Misalnya, Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Sri Rama,
Hikayat Kuda Semirang, dan Syair Panji Semirang. Seni Bangunan Seni
Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik & Seni Tari Sistem Kalender
Sistem Pemerintahan

32. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia 2) Aksara
Akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam dalam hal aksara
diwujudkan dengan berkembangnya tulisan Arab Melayu di Indonesia,
yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menulis dalam bahasa Melayu.
Tulisan Arab Melayu tidak menggunakan tanda a, i, u seperti lazimnya
tulisan Arab. Tulisan Arab Melayu disebut dengan istilah Arab gundul.
Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni Musik & Seni Tari
Sistem Kalender Sistem Pemerintahan

33. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia Akulturasi
pada seni musik terlihat pada musik qasidah dan gamelan pada saat
upacara Gerebeg Maulud. Di bidang seni tari terlihat pada tari Seudati
yang diiringi sholawat nabi, kesenian Debus yang diawali dengan
membaca Al Qur'an yang berkembang di Banten, Aceh, dan
Minangkabau. Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra & Aksara Seni
Musik & Seni Tari Sistem Kalender Sistem Pemerintahan
34. Hasil Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Asli Indonesia Wujud
akulturasi budaya Indonesia dan Islam dalam sistem kalender dapat
dilihat dengan berkembangnya sistem kalender Jawa atau Tarikh Jawa.
Sistem kalender tersebut diciptakan oleh Sultan Agung dari Mataram
pada tahun 1043 H atau 1643 M. Sebelum masuknya budaya Islam,
masyarakat Jawa telah menggunakan kalender Saka yang dimulai tahun
78 M. Dalam kalender Jawa, nama bulan adalah Sura, Safar, Mulud,
Bakda Mulud, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Ruwah, Pasa, Syawal,
Zulkaidah, dan Besar. Nama harinya adalah Senin, Selasa, Rabu, Kamis,
Jumat, Sabtu, dan Ahad yang dilengkapi hari pasaran, seperti Legi,
Pahing, Pon, Wege, dan Kliwon. Seni Bangunan Seni Rupa Seni Sastra &
Aksara Seni Musik & Seni Tari Sistem Kalender Sistem Pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai