Nama :
Kelompok : 2
Kelas : B
BAB I
PENDAHULUAN
Seni rupa zaman Hindu dan Budha di Indonesia adalah budayah yang
dibawa trus menerus dari budayah asing yang masuk seperti halnya India, Cina ,
Tiong-hoa dan lain-lain. Namun bedanya Indonesia tidak terlalu mengikuti
bagaimana keagamaan itu dilakukan seperti halny di India. Pusat
perkembangannya di Jawa, Bali dan Sumatra yang kemudian bercampur
(akulturasi) dengan kebudayaan asli Indonesia (kebudayaan istana dan feodal).
Proses akulturasi kebudayan India dan Indonesia berlangsung secara bertahap
dalam kurun waktu yang lama, yaitu dengan proses:
-Proses imitasi (peniruan)
- Proses adaptasi (penyesuaian)
- Proses kreasi (penguasaan)
Seni rupa zaman Hindu Budha yang saat ini dapat diliat yaitu, kesenian
membakar mayat di bali disebut ( ngaben ), candi boro budur di daerah Jawa
tengah, dan tari kecak di Bali dan masi banyak lagi peninggalan peninggalan
Kebudayaan Hindu Budha yang dapat dilihat.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan
Majapahit. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya
berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi
ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya
menguasai daerah sejauh Jawa Tengah dan Kamboja. Abad ke-14 juga menjadi
saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih
Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada, berhasil memperoleh
kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta
hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk
kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam
wiracarita Ramayana.
a. Bersifat Peodal, yaitu kesenian berpusat di istana sebagai medi pengabdian Raja
(kultus Raja) .
b. Bersifat Sakral, yaitu kesenian sebagai media upacara agama .
c. Bersifat Konvensional, yaitu kesenian yang bertolak pada suatu pedoman pada
sumber hukum agama (Silfasastra) .
d. Hasil akulturasi kebudayaan India dengan Indonesia .
B.Karya Seni Rupa Indonesia Hindu Budha
a. Seni Bangunan:
1) Bangunan Candi
Candi adalah sebuah bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan
purbakala yang berasal dari peradaban Hindu-Buddha. Bangunan ini digunakan
sebagai tempat pemujaan dewa-dewi Hindhu ataupun Buddha.
2) Bangunan pura
Pura adalah bangunan tempat Dewa atau arwah leluhur yang banyak
didirikan di Bali. Pura merupakan komplek bangunan yang disusun terdiri dari
tiga halaman yang dipengaruhi dari candi penataran yaitu:
- Halaman depan terdapat balai pertemuan .
- Halaman tengah terdapat balai saji .
- Halaman belakang terdapat; meru, padmasana, dan rumah Dewa .
3) Bangunan Puri
Puri adalah bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan
pusat keagamaan. Adapun Bangunan – bangunannya seperti Tempat kepala
keluarga (Semanggen), tempat upacara meratakan gigi (Balain Munde) dsb.
1.Candi
2.Pahatan Batu,
3.patung budha,
4.Prasasti,
5.Wayang ,
6.Seni Tari Kecak
- Aswawarman
Aswawarman adalah raja Kutai kedua. Ia menggantikan Kudungga sebagai raja.
- Mulawarman
Mulawarman menggantikan Aswawarman sebagai raja Kutai. Mulawarman
menganut agama Hindu. Kemungkinan besar pada masa pemerintahan
Mulawarman telah ada orang Indonesia asli yang menjadi pendeta Hindu. Dengan
demikian upacara keagamaan tidak lagi dipimpin oleh Brahmana dari India.
Mulawarman mempunyai hubungan baik dengan kaum Brahmana. Hal ini
dibuktikan karena semua yupa dibuat oleh pendeta Hindu. Mereka membuatnya
sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Raja Mulawarman. Sanga raja telah
melindungi agama Hindu dan memberikan banyak hadiah kepada kaum Brahmana
. Agama Hindu dapat berkembang pesat di seluruh wilayah Kerajaan Kutai.
- Purnawarman
Purnawarman merupakan raja Tarumanegara . Kerajaan Tarumanegara
merupakan kerajaan tertua kedua setelah Kerajaan Kutai. Purnawarman memeluk
agama Hindu yang menyembah Dewa Wisnu. Prasasti-prasasti peninggalan
Kerajaan Tarumanegara banyak menceritakan kebesaran Raja Purnawarman.
- Airlangga
Airlangga adalah Raja Kahuripan. Beliau memerintah pada tahun 1019- 1049.
Airlangga sebenarnya putera raja Bali. Beliau dijadikan menantu oleh Raja
Darmawangsa.
- Jayabaya
Jayabaya adalah raja terbesar dari Kerajaan Panjalu atau Kadiri. Beliau
memerintah tahun 1135-1157 M. Namanya selalu dikaitkan dengan Jangka
Jayabaya yang berisi ramalan-ramalan tentang nasib Pulau Jawa. Keberhasilan
dan kemasyhuran Raja Jayabaya dapat dilihat dari hasil sastra pada masa
pemerintahannya. Atas perintahnya, pujangga-pujangga keraton berhasil
menyusun kitab Bharatayudha. Kitab ini ditulis oleh Empu Sedah dan
diselesaikan oleh Empu Panuluh . Kitab Bharatayudha itu dimaksudkan untuk
mengabadikan kebesaran raja dan memperingati kemenangan- kemenangan Raja
Jayabaya.
Dan masi banyak lagi tokoh-tokoh pembawa dan penyebar seni Hindu Budha
terapan di Indonesia
BAB III
PENUTUP
III.1.Kesimpulan
Dari penjelasan di atas di temukan bahwa adanya seni terapan zaman Hindu
Budha yang berkembang pesat di Indonesaia. Dan masi dapat di temui
peninggalan-peninggalan seni rupa tersebut sampai saat ini, salah satu tempat
yang mengandung unsur seni rupa Hindu Budha yaitu di daerah Bali
Dan ternyata seni rupa zaman Hindu Budha yang berkembang di Indonesia di
bawa oleh kerajaan-kerajaan yang berkuasa juga pedagang-pedagang yang datang
ke Indonesia sambil menyebarkan ajaran Hindu Budha serta Keseniannya.
III.2.Saran
Pada makalah ini penulisan kami masik banyak kekurangan yang terletak di
dalamnya. Untuk itu dengan kecanggihan teknologi saat ini kita kita dapat
mencari lebih banyak seni rupa Hindu Budha yang berkembang di Indonesia saat
ini
Dan pada dasarnya sebagai masyarakat Indonesia kita harus mengerti dan
memahami kesenian yang telah ada di Indonesia untuk menjadi masyarakat yang
berbakti pada negara sendiri dan mencintai kesenian di Negara kita ini.
DAFTAR PUSTAKA
- http://sanggurus.blogspot.com/2012/04/tokoh-sejarah-masa-hindu-budha-
dan.html
- http://theprincessblue.blogspot.com/2012/0
- http://www.google.com
-Buku “Kesenian Budaya” Kelas IX SMP/MTS