Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEJARAH SENI RUPA TIMUR

Disusun Oleh:
SATRIA PASHA WIRATAMA
18206241054

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas segala
karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Seni Timur.
Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai manusia biasa
sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari kata
sempurna. Karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Besar harapan penulis makalah ini dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dan
pelajaran dari makalah ini.
Rumusan Masalah
 Latar belakang peradaban Timur ditinjau dari proses penciptaan budaya visual?
 Jelaskan indikasi dan karakter perdaban Timur?
 Jelaskan tenteng peninggalan seni rupa India pada era dinasti Asoka dan dinasti Kusana?
 Pengaruh arca Budhistik gaya Gandara India terhadap arca Diyani Buda candi Borobudur
pada abad ke-10?
 Mesir kuno, visualisasi dewa-dewa polytheisme, serta pemusatan pada keluarga raja
Pharao (Firaun) diseluruh kedinastian Mesir?
 Perbandingan seni patung, lukis, relief pada masa kerajaan dinasti awal, kerajaan dinasti
tengah, kerajaan dinasti baru pada Mesir kuno?
 Peadaban Mesopotamia pada masa raja Hamurabi di Babilonia dan raja Assurbanipal di
Assiria berdasaarkan peninggalan seni rupanya?
Latar belakang peradaban timur ditinjau dari budaya visual
Jauh sebelum dimulai perhitungan tahun masehi, dibeberapa tempat di daerah timur sudah
memperlihatkan suatu kebudayaan yang bermutu tinggi. Dan sangat berpengaruh baik di timur
maupun didaerah barat. Kesenian timur pada awal perkembangannya berpusat di Mesir,
Mesopotamia dan India (lembah sungai Indus). Ketiga daerah ini menampilkan bentuk seni yang
memiliki ciri khas masing – masing sesuai dengan kepercayaan, pandangan hidup dan tradisinya
Daerah sekitar aliran sungai Nil merupakan daerah pertanian yang subur yang dapat memberikan
kemakmuran kepada rakyatnya, sehingga Mesir dapat mengembangkan kebudayaanya dengan
baik. Sejak dahulu mereka sudah mengenal ilmu pengetahuan, kesenian dan sudah mengenal jenis
tulisan yang disebutHirogli.
Bangsa Mesir mempunyai kepercayaan dengan berbagai kultus (pemujaan), yaitu kultus kematian,
kultus Raja dan kultus Dewa, merekapun termasuk penganut Polytheisme (banyak Dewa), seperti
Dewa Amon, Dewa Osiris, Dewa Hours, Dewa Isis, Dewi Hather dan
sebaginya, dan dari kegiatan – kegiatan kepercayaan itulah muncul seni Mesir yang bersifat sakral,
penuh magis dan misteri, mulai dari pembuatan mumi, seni lukis, seni patung sampai pada
bangunan – bangunan yang monumental dan raksasa. Terutama seni bangunan dan seni patung
dibuat dari batu kapur dan batu granit. Sehingga peninggalan – peninggalannya masih dapat kita
lihat sampai sekarang. Perkembangan seni rupa murni mancanegara di luar Asia berawal dari seni
rupa Timur purba hingga sejarah seni rupa Eropa modern. Seni rupa Timur purba dapat dilihat
melalui perkembangan seni rupa di Mesir. Kurun waktu perkembangannya dapat diuraikan secara
kronologis, yaitu dimulai dari sejarah seni rupa Mesir, seni rupa Eropa Klasik, seni rupa
Renaissance, seni rupa Barok dan Rokoko, hingga seni rupa zaman modern. Mesir merupakan
bangsa yang mempunyai peninggalan kebudayaan tertua di dunia (sejak 3400 SM). Bentuk karya-
karya seni rupa bangsa Mesir berupa seni bangunan, seni patung, relief, seni lukis, dan seni kriya.
Seni bangunan Mesir terdiri atas bangunan piramida, mastaba, dan candi. Peninggalan lainnya
berupa benda-benda kriya, seperti tembikar, perhiasan, hieroglif dan mahkota.
Sejarah Mesopotamia diawali dengan tumbuhnya sebuah peradaban, yang diyakini sebagai pusat
peradaban tertua di dunia, oleh bangsa Sumer(ia). Bangsa Sumeria membangun beberapa kota
kuno yang terkenal, yaitu Ur, Ereck, Kish, dll. Kehadiran seorang tokoh imperialistik dari bangsa
lain yg juga mendiami kawasan Mesopotamia, bangsa Akkadia, dipimpin Sargon Agung, ternya
melakukan sebuah penaklukan politis, tapi bukan penaklukan kultural. Bahkan dalam berbagai hal
budaya Sumer dan Akkad berakulturasi, sehingga era kepemimpinan ini sering disebut Jilid
Sumer-Akkad. Campur tangan Sumer tidak dapat diremehkan begitu saja, pada saat Akkad
terdesak oleh bangsa Gutti, bangsa Sumer-lah yg mendukung Akkad, sehingga mereka masih
dapat berkuasa di "tanah antara dua sungai" itu.
Ada berbagai karya seni rupa India yang menonjol dan memberi pengaruh terhadap perkembangan
seni rupa Indonesia. Karya seni rupa India yang memberi pengaruh besar itu adalah arsitektur
seperti candi dan bangunan lainnya, lukisan dan ukiran/ relief yang bersumber cerita
mahabrata.Sejarah India kuno memiliki berbagai macam hasil kebudayaan, antara lain seni lukis,
seni patung, seni bangunan (arsitektur), seni kerajinan, seni busana dan lain sebagainya. Disetiap
kebudayaan memiliki perbedaan masing-masing dan juga memiliki pengaruh ke Indonesia.

Indiktor dan karakteristik Seni Rupa Timur


Senirupa yang di dalamnya terdapat senilukis, seni pahat, seni grafis dan senirupa arsitektur. Di
dunia Timur mengekspresikan sejarah panjang peradaban bangsa-bangsa tersebut. Senirupa
mengungkapkan pemikiran, mitologi, kepercayaan, religi dan cita rasa estetika sebuah bangsa.
Secara umum berdasarkan karakteristiknya, senirupa Timur dapat diklasifikasikan ke dalam seni
rupa kuno (ancient). Bahkan masuk senirupa klasik, senirupa tradisional, senirupa modern dan
senirupa kontemporer. Senirupa kuno di antaranya berupa karya senirupa di dinding-dinding gua,
artefak, senjata, batu nisan dan bangunan kuburan. Senirupa klasik merupakan karya senirupa yang
mencapai puncak estetiknya, sehingga tidak lagi mengalami perubahan. Keindahannya dianggap
telah purna. Adapun senirupa tradisional dibuat dengan aturan-aturan baku. Senirupa tradisional,
merupakan produk pengulangan dari karya seni yang dianggap mapan.
Senirupa modern merupakan produk seniman yang hidup dalam masyarakat modern, menghargai
kreativitas individual. Berikutnya senirupa kontemporer merupakan senirupa yang diciptakan
setelah Perang Dunia II (1945). Istilah kontemporer untuk membedakan dengan karya seni yang
diciptakan sebelumnya seperti senirupa modern, klasik, tradisional, dan sebagainya. Di dunia
akademis, senirupa Mesopotamia (Syria dan Irak) menjadi pembahasan. Bangsa tersebut memiliki
kebudayaan tinggi sejak berabad-abad lampau. Senilukis, pahat dan senirupa arsitektur bermutu
tinggi. Sejak 2300 tahun sebelum Masehi bangsa tersebut dikenal memiliki peradaban tinggi.
Bangunan-bangunan indah, tata kota, sistem pengairan dan perdagangan modern cukup
maju. Karya senirupa menghiasi bangunan-bangunan dan kuil-kuil pemujaan. Peradabannya
memberi pengaruh pada kawasan di sekitarnya.
Adapun senirupa Mesir menjadi pembahasan yang tak kalah pentingnya. Bangsa Mesir sejak
berabad-abad lalu, mampu menciptakan bangunan-bangunan besar seperti piramida, spink, dan
kuil-kuil pemujaan yang sangat megah. Hiasannya berupa lukisan, patung, relief, dan berbagai
ornamen indah. Dalam kebudayaan Mesir, pengaruh Islam terhadap senirupa juga menjadi kajian
sangat penting. Paradigma senirupa sebelum dan sesudah kedatangan ajaran Nabi Muhammad
sangat berbeda. Gambar-gambar representasional berupa manusia atau mahluk hidup lainnya
direduksi menjadi dekoratif. Senilukis kaligrafi berkembang pesat. Tempat peribadatan tidak lagi
menggunakan gambar-gambar manusia dan mahluk hidup. Sudah berupa ornament-ornamen
geometris dan gambar dekoratif tumbuh-tumbuhan dan bunga. Perkembangan Islam sejak abad
ke-7 semakin pesat di berbagai penjuru dunia. pengaruhnya terhadap karya senirupa bercorak
Islami sangat luas di Asia, Afrika, dan Eropa. Senirupa India sangat menonjol dan memberi
pengaruh besar pada seni tradisi di kawasan Asia. Agama Hindu dan Buddha menyebar di kawasan
ini dan menjadi keyakinan cukup banyak orang. Demikian juga dengan Islam yang berkembang
di India, memberi dampak cukup signifikan terhadap corak kebudayaan di sekitaranya. Musoleum
Taj Mahal salah satu monumen terindah di dunia.
Senirupa Tiongkok dibahas dalam lingkungan akademis. Bangsa Tiongkok, memiliki kebudayaan
tinggi dalam kurun waktu cukup lama. Kuil-kuil indah, bangunan istana, dan tembok raksasa yang
membatasi negeri tersebut terdapat karya senirupa yang agung. Bangsa Tiongkok memberi
pengaruh di kawasan Asia dan Afrika, juga dunia. Demikian juga dengan senirupa Jepang. Bangsa
yang memiliki kemajuan peradaban, berpengaruh tidak hanya di kawasan Asia, juga dunia. Karya
senirupa tradisional Jepang sangat unik. Karakteristik senirupa Jepang sangat berbeda
dibandingkan karya senirupa bangsa lainnya. Lukisan cat air, mural dan kaligrafi Jepang sangat
bermutu tinggi. Jepang modern telah berhasil menguasai dunia tidak hanya dengan produk
teknologinya, juga senirupanya. Berbagai bangsa di dunia, dari anak-anak hingga dewasa me-
nyukai seni rupa Jepang. Manga atau cerita bergambar (komik), film kartun dan berbagai produk
senirupa Jepang lainnya telah menduia. Naruto, Sincan, Sailormoon, Doraemon, Hello Kity dan
Ninja Turtle. Itu beberapa contoh produk senirupa Jepang yang sangat populer. Senirupa Timur
yang membentang dari Asia hingga Afrika, menunjukkan kekayaan peradaban bangsa-bangsa di
kawasan tersebut. Pemikiran, kepercayaan, mitologi, religi, hingga paradigma estetikanya
terungkap melalui karya senirupa. Belajar senirupa bukan sekedar melihat gambar-gambar,
melainkan memahami kebudayaan dan peradaban bangsa-bangsa.

Peninggalan seni rupa India pada periode dinasti Asoka dan dinasti Kusana
Menurut TSG. Mulya (1952: 15), perpindahan bangsa Arya ke India berlangsung pada satu masa
yang berabad-abad lamanya dapat juga dibuktikan kalau dibandingkan syair-syair Weda yang
tertua dengan yang terkemudian. Penyelidikan ini menyatakan bahwa mula-mulanya sungai Indus
dianggap oleh orang Arya sebagai sungai yang keramat dan menjadi sumber dari sekalian kebaikan
bagi orang Arya. Bangsa Arya adalah bangsa yang berasal dari Asia Barat.
India merupakan salah satu negara dengan perkembangan seni dan arsitektur yang pesat. Setiap
periode peradaban, pemerintahan, kepercayaan, maupun wilayah memiliki perbedaan langgam
arsitektur yang memperkaya karya seni dan arsitektur India.
Perkembangan seni dan arsitektur India dimulai di lembah sungai Indus, yaitu peradaban Harappa
dan Mahenjodaro pada abad 2500 SM. Namun, pada abad 1600 SM semua peninggalan peradaban
Harappa dan Mahenjodaro mengalami kehancuran. Pada abad 150 SM, arsitektur yang
berkembang di India berupa rumah-rumah vernakular, dengan material kayu.
a. Dinasti Ashoka
Masa kejayaan kerajaan maghada adalah pada mas pemerintahan Asoka. Ashoka vardhana
memerintah India (maghada) tahun 272-232 SM. Ashoka mempunyai ketrampilan memimpin
kerajaan yang luar biasa hebatnya. Masa Ashoka yang menjadi titik sentral kekuatan kerajaan
adalah angkatan perang. Dengan kuatnya angkatan perang Maghada maka Maghada menjadi
kerajaan yang disegani kawan maupun lawan. Ashoka juga banyak menakulukan di daerah-daerah
sekitar India, seperti Gandara, Kabul, Jonas, Kamboja, Godavari, Krisna, Mysore, Supara dan
Girnar, dan daerah-daerah lainnya. Luas kerajaan Maghada saat itu melebihi luas negara India
pada saat sekarang.
Agama Buddha mencapai puncak kejayaannya pada zaman kekuasaan Raja Asoka (273-232 SM)
yang menetapkan agama Buddha sebagai agama resmi negara. Tempat-tempat suci umat Buddha
antara lain Bodh-Gaya, tempat bersemedi Sidharta Gautama.
Selain banyak melakukan penaklukan, Ashoka juga banyak meninggalkan jejak sejarah yang
berbentuk tulisan yang kemudian menjadi sumber sejarah yang cukup penting hingga sekarang.
Banyak prasasti yang ditinggalkan pada dinding-dinding dan tiang batu yang berisi tentang
peristiwa, undang-undang, pesan perdamaian, maupun ajaran dan pesan-pesan ashoka.
Pada masa Ashoka terdapat peristiwa besar yang sulit dilupakan oleh para sejarawan.Peristiwa
tersebutlah yang akhirnya merubah haluan jalan hidup Ashoka dari penganut Hindu menjadi
seorang yang memeluk Agama Budha. Peristiwa tersebut adalah perang Kalingga. Menurut
sumber yang ada, Ashoka memipin sendiri perang tersebut. Sebanyak kurang lebih 100.000 nyawa
orang Kalingga melayang dan dijadikan budak. Sedangkan masih banyak lagi yang akhirnya mati
karena kelaparan. Sejak saat ia berubah haluan, dan tidak mau lagi memakai kekerasan dalam
hidupnya. Ia mulai mementingkan Agama Budha seperti yang telah disinggung sebelumnya.
Meskipun hanya sebagi Upasa (pengikiut atau penganut biasa) saja, dia juga sudah menerapkan
larangan berburu hewan, dan tidak boleh menyembelih burung merak dan rusa. Dia juga berusaha
menyiarkan hukum Dharma. Salah satuinya adalah dengan mengangkat pegawai-pegawai tinggi
yang dinamakan
Kepercayaan bangsa Arya didasarkan pada ajaran Veda, yang menjadi awal munculnya agama
Vedic dan dianut kaum Brahmana. Dari agama kuno inilah kemudian agama Hindu muncul.
Agama ini memuja tiga dewa utama yaitu Vishnu, Brahma, dan Shiva. Pada zaman Vedic sendiri,
masyarakat sudah diklasifikasi menjadi empat kelas atau strata, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya,
dan Sudra. Klasifikasi tersebut didasarkan pada mata pencaharian masyarakat saat itu.
Agama Hindu dan Budha berkembang hampir secara bersamaan. Penerapan pada bidang arsitektur
dan seni muncul pada bangunan kuil. Teknologi yang digunakan pertama kali adalah penggunaan
material kayu, namun sayangnya tidak ada peninggalan bangunan jenis tersebut karena sudah
hancur termakan waktu dan cuaca. Teknologi yang berkembang selanjutnya adalah membangun
dengan metode pahat batu (rock cut). Metode ini dilakukan dengan memahat sebongkah besar batu
ataupun mencoak gunung, sehingga hasil karya seni dan arsitekturnya mirip seperti patung.
Metode pahat batu dibagi menjadi dua jenis, yang pertama adalah dengan mencoak ke dalam
sebuah gunung atau bukit sehingga menciptakan ruang ke dalam. Yang kedua adalah dengan cara
memahat sebongkah batu dan tidak membuat ruang di dalamnya. Bentuk yang pertama lebih
meruang daripada yang kedua. Contoh kuil jenis yang pertama adalah kuil di Elaphanta dan Ellora.
Mamallapuram adalah contoh kuil yang dibangun dengan metode pahat batu jenis kedua. Di kuil
tersebut terdapat empat jenis ratha yang memiliki perbedaan pada bentuk dan pahatannya. Kuil
Kailasa di Ellora menggunakan gabungan kedua metode tersebut.
b. Dinasti Kusana
Pada zaman-raja-raja Maurya (322-184 SM), akibat pengaruh kebudayaan Achaemenid, Persia,
tampak pula pengaruh Hellenisme. Seniman-pada saat itu beralih dari bahan teracotta untuk
membuat bangunan dengan menggunakan bahan baru. Karya seni Rupa yang dihasilkan pada
zaman ini berupa stambha, yaitu tanda peringatan yang terbuat dari batu (monolit). Stambha yang
terkenal pada masa ini adalah stambha kepala singa yang ditemukan di Sarnath, menunjukkan
adanya pengaruh Persia. Bangunan lainnya adalah stupa, merupakan tanda peringatan yang sangat
penting dalam kesenian Budhha. Pada mulanya stupa berfungsi untuk menyimpan abu jenazah dan
benda-benda suci. Ada dua macam stupa yang terkenal di India yaitu Stupa Barhut dan Stupa
Sanchi. Disamping tempat pemujaan, seni bangunan India juga mengenal Wihara sebagai tempat
para bhiksu dan tamu dari luar negeri atau sebagai tempat pendidikan, dan Chaitya Graha, yaitu
tempat pemujaan yang berisi stupa. Chatya Graha ini seluruhnya dipahat pada bukit karang dengan
teknik pahatan seperti teknik pahatan kayu.
Seni patung dan seni lukis India berkembang lagi pada zaman Raja-raja Kushana (500SM –
300M). Peninggalan pada zaman ini banyak ditemukan didaerah Ghandara berupa lukisan-lukisan
fresco. Seni patung pada zaman ini mendapat pengaruh Yunani, karena daerah Ghandara
merupakan daerah yang banyak dilalui bangsa-bangsa asing. Patung Budha yang dihasilkan pada
zaman ini sudah berupa patung manusia dan bukan merupakan lambang-lambang seperti pada
masa sebelumnya di India Tengah. Seni rupa pada masa Kushana ini berkembang pula di daerah
Mathura (50-200 M), Amarawati (150-300 M) dan mencapai puncaknya pada masa-raja-raja
Gupta (300-600 SM).

Pengaruh arca Budhistik gaya Gandara India terhadap arca-arca Diyani Buda candi
Borobudur
Ada perbedaan antara seni tari di kalangan atas (bangsawan & orang kaya) dengan tarian di
kalangan rakyat biasa. Tarian bagi kalangan atas mengacu pada kaidah tari klasik Hindu,
sebagaimana dipaparkan dalam kitab Natyasastra. Sikapsikap tungkai, lengan, serta tangan, kaki,
dan kepala mengikuti kaidah-kaidah sebagaimana diajarkan dalam tradisi tari Hindu

Tarian di kalangan bawah umumnya memperlihatkan posisi/gerak yang menyimpang dari


ketentuan dalam kitab Natyasastra Adegan/gerakan dalam tarian menunjukkan simbol,
perlambang/merupakan gambaran cerita atau kisah tertentu relief adegan tarian kalangan atas pada
candi Borobudur Sumber Sebuah relief adegan tarian rakyat biasa. Relief tersebut menunjukkan
kisah yang menggambarkan bagaimana perjalanan hidup Sidharta Gautama sebelum menjadi
Budha. Dalam adegan tersebut sang calon Budha sedang khusuk bersemedi di atas gunung.
Disekelilingnya banyak gadis-gadis cantik datang menggoda untuk menghalangi Gautama
mencapai pencerahan. Arca/Patung Merupakan seni pahat yang biasanya menggunakan media
batu keras yang dibuat atau dipahat sedemikian rupa sehingga membentuk makluk tertentu
(manusia, binatang, atau gabungan keduanya, juga tokoh dewa atau makluk mistis tertentu dalam
kepercayaan Hindu-Budha Arca Siwa: memiliki mata ketiga di dahi, tangannya empat yang
masing-masing membawa aksamala (tasbih), camara (penghalau lalat), kamandala (kendi berisi
air kehidupan), dan trisula (tombak bercabang tiga); upawitanya berbentuk ular, Arca Brahma
memiliki ciri bermuka empat, tangannya empat yang dibelakang memegang aksamala dan camara,
dan berkendaraan angsa, Arca Wisnu memiliki ciri bertangan empat yang masin-gmasing
memegang gada, cakra, syangka (kerang bersayap), dan buah atau kuncup teratai; kendaraannya
adalah garuda, Arca Dwarapala sebagai penjaga pintu gerbang pada Candi Singasari, Arca
Airlangga dalam bentuknya sebagai Dewa Wisnu yang sedang menunggang garuda.

Mesir kuno dan visualisasi dewa-dewa polytheisme


Bangsa Mesir Kuno menyembah banyak Dewa dan belum menemukan paham Ketuhanan Yang
Maha Esa. Menurut kepercayaan Mesir Kuno, para Dewa merupakan makhluk-makhluk yang
lebih berkuasa daripada umat manusia dan mengatur aspek-aspek kehidupan umat manusia.
Mereka memberkati manusia, melindungi manusia, menghukum manusia, dan mencabut ajal
manusia. Dewa-Dewi dalam kepercayaan bangsa Mesir Kuno merupakan penguasa setiap bagian
dan unsur alam. Para Dewa merupakan Tuhan tersendiri sesuai dengan kemahakuasaan yang
dimilikinya. Para Dewa yang menentukan nasib setiap orang.
Bangsa Mesir Kuno sangat memuliakan Dewa mereka.Tempat memuja para Dewa dan sesuatu
yang berkaitan dengan para Dewa (seperti kitab, pusaka, dan kutukan) sangat dikeramatkan.
Konon makam-makam para Raja dan kuil-kuil Mesir dilindungi Dewa dan mengandung suatu
kutukan bagi orang yang berniat jahat. Pada zaman Mesir Kuno, Dewa yang banyak dipuja dan
dianggap sebagai Dewa tertinggi adalah Dewa matahari, Ra (Amon-Ra). Ia merupakan Dewa yang
banyak disembah di daratan Mesir. Kuil Abu Simbel didirikan untuk memujanya. Setelah itu,
Dewa yang banyak dipuja adalah Osiris, Dewa kehidupan alam, penguasa akhirat. Selain itu, juga
ada Anubis, Dewa kegelapan.
TERMINOLOGY: 1). Kita akan menggunakan terminology Egyption Pose 1 & 2 utk menjelaskan
bentuk relief dan patung, serta Egyptian Style utk mengidentifikasi rupa. Mirip dgn terminology
dlm Mesopotamian Art: a). Egyptian Pose 1 yg biasa muncul dalam relief adalah figur manusia
dgn lengan, wajah dan terutama pergelangan kaki menghadap kesamping, yg secara anatomis tdk
mungkin – b). Egyptian Pose 2 adalah bentuk patung raja2 setengah badan atau seluruh
tubuh sedang duduk dgn posisi tangan kedepan atau merapat ke tubuh jika berdiri dgn tatapan
tenang kedepan dan berwibawa (cool, calm, collected). Beda dgn Mesopotamian Art dgn gesture
votive dan tatapan sovereignty ruler (pemimpin dgn kekuasaan besar) – c).Egyptian style adalah
bentuk cambang palsu yg dikenakan para raja, mahkota menyerupai kepala ular mematuk dgn
ujungnya ular kobra, symbol dewa matahari RA
2). HYPOSTYLE HALL: hall berukuran sangat besar di dalam kompleks kuil yg tereltak
sebelum kuil utama (sanctuary)
3). PORTICO: pintu masuk berbentuk post & lintel dgn dekorasi relief pada makam yg didirikan
di lereng pegunungan batu (ROCK CUT TOMB: menggantikan pyramid karena pencuri)
4). PYLON: pintu gerbang raksasa masuk ke kompleks kuil yg biasanya diiukuti dgn hall
berdinding relief ——–terminology lain akan didapat dalam teks
II. EGYPT: Socio-Historical Context
Peradaban Mesir dapat dibagi menjadi 3 Periode utama: Old, Middle & New Kingdoms + 6
Periode yg tdk menonjol + 2 periode yg akan dibahas di bab lain, total 11 periode:
1). Pre Dynasty (4350 – 3150 SM) dgn penguasa “Scorpion King” yg keberadaanya masih mitos
dan Narmer yang menyatukan Mesir Atas (Selatan) & Bawah (Utara). Pada masa akhir periode ini
mulai bergeser kearah unification dibawah satu penguasa dan munculnya dinasti dgn anggota
terdiri dari satu klan (Kronologi: family – clan – tribe – multi etnik). Penguasa memproklamirkan
diri memiliki kuasa supra-natural dan penduduk mempercayainya utk melindungi mereka dari
serangan penduduk luar dan malapetaka kekeringan dan wabah penyakit. Jika penguasa gagal
mengatasi hal tsb akan tersingkir dan muncul penguasa baru yg lebih menjanjikan. Pada tahun ke
13 kekuasaannya, seorang penguasa akan mengadakan festival SED utk memperbarui kekuatan
supra-naturalnya. Narmer sering dimasukkan dalam periode Early Dynasty
2). Early Dynasty (3159 – 2700 SM) yg terdiri Dynasty I dgn 7 raja & Dynasty 2 dgn 8 raja yg
berkuasa
3). Old Kingdom (2700 – 2190 SM): Dynasty 3 – 6, total 28 raja. Tokoh menonjol dalam periode
ini, Imhotep yg merancang Priramid pertama kali di Saqqara dan tabib pembuat ramuan balsam
utk Mummy, Raja Djozer, Snefru, Kafre, Menkaure dan Khufu yg mendirikan piramid paling awal
diSaqqara, Dashur & Giza
4). Periode First Intermediary ( 2190 – 2040 SM): Dynasty 7 – 10, total 6 raja pada dynasty 9 &
10 sedangkan nama raja2 pada dynasty 7 & 8 belum diketahui namanya. Merupakan masa dimana
kekuasaan tuan tanah dan kaum feudal makin besar menandingi kekuasaan raja2
5). Middle Kingdom (2040 – 1674 SM): Dynasty 11 – 14, total 17 raja. Tokoh yg
menonjolMentuhotep II, yg menyatukan kembali Mesir yg sempat terpecah karena ulah para tuan
tanah dan kaum feudal. Inovasi seni memiliki tema lebih beragam: patung bercorak naturalist, seni
gelasFAIENCE, lukisan di makam dan arsitektur ROCK CUT TOMB yg didirikan di lereng
pegunungan batu dgn pintu masuk tunggal berkonstruksi post & lintel, disebut PORTICO dgn
relief & lukisan yg lebih hidup dibandingkan Old Kingdom.
6). Periode Second Intermediary (1674 – 1552 SM): Dynasty 15 – 17, total 9 raja; Dynasty 15 –
16 dibawah kekuasaan bangsa Hyksos dari Mediterranean Timur yg menguasai Mesir Bawah dan
memperkenalkan tehnik metallurgy sehingga peralatan, persenjataan dan seni jauh lebih canggih
7). New Kingdom (1552 – 1069 SM): Dynasty 18 – 20, total 32 raja Tokoh yg menonjolTuthmose
III, Ratu Hatshepsut, Akhenaten, Tutankhamun, Ramesis II. Terkenal dgn Amara Revolution yg
mengubah kepercayaan Mesir Kuno (Polytheism) yg sudah berlangsung ribuan tahun ke
Monotheism, menyembah kepada satu dewa ATEN. Seni arsitektur berkembang lebih grandiose
terutama pembangunan kuil Karnak, Luxor, Abu Simbel dan kompleks makam di Valley of the
Kings
* 8). Periode Third Intermediary (1069 – 715 SM) – 9). Periode Akhir (715 – 332 SM) – 10).Greco
– Roman & Christian Coptic 332 SM – 642 M (Macedonian – Ptolemaic – Roman – Byzantine)
– 11). Islamic Egypt 639 M – 1798 M (Umayyad – Abbasid – Tulunid – Ikhshidid – Fatimid –
Ayyubid – Mameluk – Ottoman – Modern) akan dibicarakan kemudian
Imhotep (Imouthes): Para Kepala Menteri didewakan Djoser, dan arsitek dari Piramida Langkah;
di Periode Akhir dihormati sebagai dewa belajar dan obat-obatan; digambarkan sebagai seorang
pria duduk memegang papirus yang terbuka; disamakan dengan orang-orang Yunani dengan
Asklepios.
Isis: Isis dikenal sebagai ibu ilahi, dan sebagai istri dari Osiris dan ibu dari Horus, Isis adalah
salah satu dari empat besar dewi pelindung (kulit kayu, Nephythes, dan Hathor), menjaga peti mati
dan kanopik stoples. Isis adalah kakak animatedankh.gif (2641 bytes) dari Nephthys dengan siapa
ia bertindak sebagai ilahi berkabung untuk orang mati, dan ilahi yang diwakili oleh Ankh. Dalam
Periode Akhir Philae utamanya adalah kultus-pusat. Dia juga dikenal sebagai Ratu Surga (mirip
dengan Astarte), dan memerintah atas semua hal tentang kehidupan, ibu, dan ilmu sihir. Dalam
mitos asal-usul Re dan dunia, itu tertulis bahwa dia menemukan nama Re oleh menawan ular
berbisa menggigitnya. Bit Re ular, dan Isis hanya bisa menyembuhkan dirinya dengan mengetahui
Re nama benar. Dengan mengetahui nama Re, ia kemudian memiliki kekuatan sama dengan dia
dan kemudian diberikan semua kekuatan magis-nya dan sejak itu dikenal sebagai penyihir ilahi.
Lain dari mitos Isian keprihatinan, baik Isis, Osiris, dan Horus. Dalam mitos ini, Atur membunuh
Osiris dan menceraiberaikan tubuhnya dalam empat belas keping di seluruh dunia. Isis pergi untuk
menemukan potongan-potongan ini. Setelah ia menemukan semua peices, ia reassembles Osiris
dan dia datang kembali ke kehidupan untuk satu malam di mana anak mereka conceives Isis,
Horus. Osiris kemudian menjadi Lord of the Dead. Horus adalah melahirkan dan bertekad untuk
membalas kematian ayahnya dengan membunuh Tetapkan. Isis dari saat itu hidup sebagai
berkabung ilahi di bumi dan di surga.

Khepri: Para kumbang scarab-dewa, yang diidentifikasi dengan Re sebagai pencipta-dewa; sering
direpresentasikan sebagai kumbang dalam matahari .

Khnum: Ram-headed Elephantine dewa, dewa Katarak-daerah; diperkirakan telah dibentuk pria
di atas roda tembikar.

Khons: dewa bulan, digambarkan sebagai seorang laki-laki; dengan Amun dan Mut sebagai ayah
dan ibu, membentuk Theba triad.

Maat: Dewi kebenaran, benar, dan tertib melakukan; digambarkan sebagai seorang wanita dengan
bulu burung unta di kepalanya. Dikatakan bahwa dalam penghakiman orang mati ia memegang
timbangan yang beratnya hati manusia.
Horus adalah salah satu yang paling tua dan paling penting para dewa dalam agama Mesir Kuno
yang dipuja dari setidaknya akhir periode Predinastik melalui Yunani-Romawi kali.
Berbagai bentuk Horuses dicatat dalam sejarah dan ini berbeda diperlakukan sebagai dewa oleh
Mesir Kuno. ini berbagai bentuk yang mungkin akan berbeda persepsi yang sama dewa berlapis-
lapis di mana atribut-atribut tertentu atau hubungan sinkretis ditekankan, tidak harus dalam oposisi
tetapi saling melengkapi satu sama lain, konsisten dengan cara bangsa Mesir Kuno memandang
berbagai aspek dari realitas. bentuk tercatat paling awal adalah Horus Falcon yang merupakan
dewa pelindung Nekhen di Mesir Hulu dan yang pertama yang diketahui dewa nasional, khususnya
berhubungan dengan raja yang pada waktunya menjadi dianggap sebagai manifestasi dari Horus
dalam hidup dan Osiris dalam kematian. yang paling sering dijumpai hubungan keluarga
menggambarkan Horus sebagai putra dari Isis dan Osiris tetapi dalam tradisi lain Hathor dianggap
sebagai ibu dan kadang-kadang sebagai istrinya. Horus melayani berbagai fungsi dalam jajaran
Mesir, terutama karena dewa langit dan dewa perang.
Badan Pharaoh/Fir'aun yang telah menjadi korban, akan diselamatkan sebagai pertanda bagi orang
yang datang kemudian. Piramid-piramid raksasa, kuil-kuil raksasa, tiang-tiang obelisk dan Spinx,
semua itu cuma saksi bisu yang tiada bisa bercerita apapun kepada manusia, apalagi akan
menjumpai dan menyaksikan batang tubuh Pharaoh masa itu.
Dalam abad ke-19 dengan kunci batu-Rosetta, yang pada akhirnya berhasil diterjemahkan huruf-
huruf Demotik dan Hiroglipik pada batu-Rosetta itu oleh Jean Francois Champollion (1790-1832
M), maka coretan-coretan cakar ayam pada dinding-dinding Pyramid, dinding-dinding kuil
dan tiang-tiang obelisk, mulai bercerita tentang masa silam.
Jika menjelang abad ke-19 pengetahuan manusia tentang sejarah cuma sampai abad ke-4 sebelum
Masehi, maka sejak abad ke-19 pengetahuan sejarah telah menjangkau masa tiga puluh abad
sebelum masehi.
Tetapi jasad Pharaoh dari setiap dinasti, yang dikisahkan sedemikian rupa oleh tiang-tiang obelisk
dan dinding-dinding piramid belum juga dijumpai.
Expedisi berbagai bangsa bagaikan kena rangsang untuk mengerahkan
kegiatan dan pembiayaan untuk menemukannya. Pada tanggal 6 Juli 1879
terjadilah apa yang dipandang 'peristiwa terbesar' bagi dunia sejarah.
The Historian's History of The World vol.1 edisi 1926, dalam puluhan
halamannya melukiskan peristiwa terbesar itu dengan sangat indahnya dan
panjang lebar.
Ir. Muhammad Ahmad Abdar-Rasul, seorang Arkeolog Mesir yang mengabdikan hidupnya untuk
melakukan riset tanpa jemu-jemunya, telah berhasil pada akhirnya memberikan petunjuk kepada
ekspedisi ilmiah Jerman - Mesir yang berada dibawah pimpinan Messrs, Emil Brugsch dan
Ahmad Effendi Kamal itu, yaitu sebuah lubang kecil yang terletak tinggi pada dinding batu karang
di 'lembah raja' (Valley of Kings) dalam wilayah Mesir atas.
Dengan peralatan dan tenaga manusia yang dipersiapkan sedemikian rupa pada tanggal 6 Juli
1879 dilakukan penerobosan kedalam relung sempit yang berceruk-ceruk dan berliku-liku itu, dan
pada suatu ruangan besar yang terletak jauh disebelah dalam dijumpailah sekian puluh mummi
dari para Pharaoh, termasuk mummi Rhamses II (Fir'aun) yang hidup pada masa Nabi Musa as,
yaitu Pharaoh terbesar dan teragung dalam sejarah dinasti-dinasti Pharaoh ditanah Mesir.
Buku sejarah terbesar yang puluhan jilid tebalnya terbitan 'Encyclopedia Britannica Inc'
menyimpulkan penemuan terbesar itu pada halaman 155 dengan kalimat :
"Tiada sesuatupun didalam penemuan baru yang lebih menggemparkan dan mendadak yang
membawa dunia kuno kepada dunia sekarang ini daripada penemuan jenasah yang sesungguhnya
dari Pharaoh-pharaoh dalam bentuk daging dan darah, yang dipersiapkan untuk kita secara
menakjubkan sekali oleh kepintaran luar biasa dari ahli rempah-rempah yang membalutnya.
Penemuan itu telah menutup jurang antara masa purba dengan masa baru bagai pancaran kilat
malam hari dari balik mendung keatas
bumi.
Karya seni Mesir pada umumnya conceptual dan stylistic dgn karakteristik consistency,
continuity, conservative & inflexible to change. Terutama bila membuat patung atau relief raja
atau keluarga bangsawan. Tidak banyak variant dan harus stick pada “pakem” nya. Beda halnya
jika membuat patung atau relief orang biasa, mereka lebih bebas mendekati naturalist. Pada Old
Kingdom para pengrajin menggunakan CANON PROPORTION yaitu satuan ukuran (biasanya
telapak tangan yg direntangkan) dan skala perbandingan yg baku, misal dari ujung kepala ke tapak
kaki, tingginya 18 kali rentangan jari tangan. Tidak ada karya seni bercorak khas yg mudah
dikenali sekuat Mesir. Hanya seni China yg dapat menandinginya. Hal itu tdk hanya oleh
penggunaan Canon Proportion pada berbagai seni tapi sikap Conservatism yg dipegang erat oleh
penguasa dan penduduknya, terutama bila menciptakan patung atau relief raja yg adalah dewa.
Salah satu contoh akibat conservatism adalah inovasi Firaun Akhenaton dalam Amarna Revolution
yg berakhir dgn dikembalikan ke bentuk semula oleh Tutankhamon dan seni Amarna banyak
dihancurkan, termasuk ibukotanya yg kini menjadi “The Lost City.” Tidak berarti seni Mesir
kurang inovatif dan wilayahnya tdk pernah diserang oleh bangsa luar, tapi konsistensi dgn canon
dan conservatism yg membuat seni Mesir memiliki bentuk serupa.
EGYPTIAN ARTS: ceramics, sculpture, relief, faience, architecture
Pre Dynasty Arts: Seni yg berkembang pada periode ini mirip dgn peradaban lain, yaitu keramik
berupa patung wanita dan jambangan bermotif serta relief pada batu atau gading.
JAMBANGAN HIERAKONPOLIS: Pra Dinasti 3500 – 3400 SM – Keramik – 17,5 x 20,9 cm
– Abstrak. Bermotif garis zigzag dibagian mulut jambangan yg menggambarkan sungai Nil.
Dibagian tengah laki2 & perempuan sedang berperahu mengarungi sungai kehidupan dan
kematian. Daun palm di pinggir menyiratkan arah angin yg membawa kapal tsb
Fragment Painting Gebilin Dinasti Awal 3200 SM. Kehidupan di sepanjang sungai Nil. Image
mengambang seperti Pre-History painting. Tapi subyek manusia dan kegiatannya berbeda dgn Pre-
History painting
Early Dynasty Arts: NARMER/ Menes (3150 – 3125 SM) dari Mesir Atas pd thn 3150
SM berhasil menyatukan Mesir Atas & Bawah menjadi satu wilayah kekuasaannya.
PALETTE NARMER ditemukan di Hierakonpolis merupakan lempengan batu tulis dipahat dlm
bentuk bas relief. Merupakan image field diatas groundline. Nama Narmer muncul dibagian atas
dalam bentuk Pictograph: ikan (NAR) dan tatah (MER). Dua kepala banteng adalah dewa
pelindung HATHOR. Palete tsb digunakan utk eyeshadow melindungi dari sengatan matahari atau
mencegah infeksi. Banyak palet make up serupa yg ditemukan berukuran lebih besar dgn motif
binatang, burung, manusia.
RELIEF. Relief mesir kuno ada yang dalam dan ada pula yang rendah. Kadang-kadang diberi
warna atau ditambah keterangan atau cerita dalam huruf hieroglif. Relief dipahatkan pada makam
dan kuil.
SENI LUKIS . Sebagai media seni lukis adalah papyrus. Fungsi lukisan terutama adalah untuk
kelengkapan upacara kematian atau upacara agama. Seperti halnya relief, lukisan mesir kuno juga
tidak mengenal perspektif. Bentuk manusianya sebagian tampak dari depan dan sebagian lagi
tampak dari samping, serta tidak memakai bayangan.
Laki-laki dilukis dengan warna merah kecoklatan, sedangkan wanita dilukiskan dengan warna
kuning. Muka kelihatan dari samping sementara badan menghadap ke muka. Gambaran ini
menggambarkan ekspresi hasil pemikiran, bukan gambaran yang sebenarnya.
Perubahan dalam seni lukis mesir kuno terjadi ketika Hellenisme masuk ke mesir. Lukisan yang
telah mendapat pengaruh hellenisme dinamakan lukisan fayum menurut tempat penemuannya.
Lukisan-lukisan yang didominasi oleh profil-profil manusia ini, memiliki ciri yang amat khas
dalam penggambarannya. Kedua tangan memiliki sisi yang sama dengan panjang jari yang sama,
dada menghadap ke depan, namun kedua kaki dan kepala menghadap ke samping, serta profil mata
yang digambar dengan perspektif depan. Gaya seni lukis ini tentu saja tidak menggambarkan
perspektif manusia yang tepat. Seniman Mesir tampaknya berusaha menggambar profil tubuh
manusia sejelas-jelasnya sehingga harus menggabungkan berbagai perspektif fitur tubuh dalam
satu profil lukis. Selama 3000 tahun ke depan, para seniman seni lukis Mesir kuno tetap
mempertahankan gaya seni lukis ini.
Gaya seni lukis bangsa Mesir kuno sepert ini ditemukan pada makam seorang pendeta bernama
Ramose. Adik Ramose adalah seorang kepala seniman bagi Firaun. Sebelum kematian Ramose,
adiknya menghiasi makam dengan berbagai lukisan dan relief yang indah. Sebelum karya itu
berhasil diselesaikan, Firaun meninggal, sehingga Ramose kehilangan pekerjaannya. Lukisan yang
dipersiapkan untuk menghiasi makamnya kelak pun, terhenti dan tidak selesai. Dari sinilah terlihat,
di sepanjang dinding lukis yang belum selesai, terdapat garis-garis halus berwarna merah yang
membentuk sebuah pola kotak-kotak simetris.
Arkeolog pun mencocokkan profil manusia dalam lukisan-lukisan Mesir lainnya, dengan kotak-
kotak simetris yang terdapat pada dinding lukis yang belum selesai. Ternyata setiap profil lukisan
yang ada memiliki ukuran yang sama dari berbagai skala. Ukuran untuk mata, kepala, tungkai
kaki, tinggi tubuh, tangan dan seterusnya. Kotak ukur untuk masing-masing bagian tubuh inilah
yang menyebabkan profil manusia pada lukisan Mesir tidak dapat dibuat dengan perspektif
realistis.
Karya-karya seni lukis ini merupakan salah satu perwujudan obsesi bangsa Mesir akan konsistensi
dan keteraturan. Nilai budaya inilah yang selama berabad-abad membuat lukisan dinding bangsa
Mesir memiliki pola yang sama.
Seni pada periode kerajaan dinasti awal, kerajaan dinasti tengah, dan kerajaan dinasti baru
peradaban Mesir kuno

Anda mungkin juga menyukai