Anda di halaman 1dari 18

ORNAMEN NUSANTARA : ORNAMEN GEOMETRIS

Ornamen berasal dari kata Ornare, yang berarti menghias. Ornamen merupakan penerapan hiasan pada suatu produk. Fungsi utamanya
adalah untuk memperindah benda produk atau barang yang dihias.
Benda yang dihiasi dengan ormnamen biasanya adalah produk-produk kerajinan misalnya peralatan rumah tangga, tembikar atau keramik,
busana dan tekstil, perabot, sampai kepada komponen-konponen arsitektur. Penambahan ornamen pada suatu produk diharapkan memberikan nilai
estetis dan lebih menarik baik secara material maupun spiritual. Dalam suatu produk tertentu ada juga yang mengandung nilai simbolik dan
mengandung maksud-maksud tertentu.
Ornamen pada umumya bersifat tradisional dan memiliki kekhasan serta keragaman yang berbeda-beda pada masing-masing daerahnya.
Fungsi Ornamen Nusantara :
1.

Fungsi Murni Estetis


Merupakan fungsi ornamen untuk memperindah penampilan bentuk produk yang dihiasi sehingga menjadi sebuah karya seni. Contohnya, keramik,
batik, tenun, anyaman, perhiasan, senjata tradisional, peralatan rumah tangga,yang dihias dengan ornamen/motif hias tanpa maksud dan simbolsimbol tertentu.

Gambar 1. Ornamen Flora pada Vas Bunga hanya sebagai unsur penghias untuk memperindah bentuk saja tanpa maksud dan fungsi tertentu .
2.

Fungsi Simbolis
Ornamen yang digunakan tidak hanya digunakan untuk memperindah tampialan sebuah produk melainkan mempunnyai makna-makna tertentu
dalam ornaman tersebut. Pada umumnya dapat dijumpai pada produk-produk atau benda-benda yang digunakan untuk upacara, atau benda-benda
pusaka

yang

bersifat

keagamaan

atau

kepercayaan,

atau

ornamen

yang

digunakan

sebagai

sengkalan.

Gambar 2. Ornamen naga dalam salah satu sudut keraton Yogyakarta digunakan sebagai sengkalan/sengkalan memet (simbol penunjuk angka tahun)
dengan arti "dwi nogo roso tunggal" menujukan tahun 1692.
3.

Fungsi Konstruktif
Secara stuktural ada kalanya sebuah ornamen ada kalanya berfungsi teknis untuk menyangga, menopang, menghubungkan, atau memperkokoh
konstruksi. Contoh : tiang bangunan, talang air, dsb.

Gambar 3. Ornamen Kala yang disamarkan menjadi ornamen sulur di Masjid Menara Kudus tidak hanya untuk memperindah tempat Wudhlu saja
melainkan sebagai tempat talang keluarnya air Wudhlu.

Gambar 4. Penggunaan ornaman kala sebagai talang air juga digunakan pada candi Borobudhur.
Motif Ornamen Nusantara
Motif merupakan unsur pokok dalam ornamen, karena dengan motif ornamen tersebut dapat dikenali, karena merupakan bentuk-bentuk dan
representasi dari alam. Tapi ada pula yang hanya khayalan yaitu bersifat imajinatif. Pola merupakan pengulangan motif. Motif hias ada dua, yaitu :
1.

Ornamen Geometris
Yaitu motif ornament yang tersusun atas garis-garis dan raut atau bentuk yang dikenali dalam bidang geometri, seperti bentuk persegi,
lingkaran,segitiga oval dan sebagainya. Motif ini berkembang dari bentuk titik, garis, dan bidang yang berulang.
Ornamen Organis
Motifnya melukiskan obyek-obyek di alam dan dapat dikenali kembali bentuk obyek asalnya.

2.
1.

Motif Geometris
Merupakan motif tertua dalam ornamen karena sudah dikenal sejak zaman prasejarah. Tersusun atas garis-garis dan raut atau bentuk yang
dikenali dalam bidang geometri. Terdiri atas garis-garis lurus atau lengkung dan raut bersegi-segi atau lingkaran. Umumnya bersifat abstrak (tidak
dapat dikenali), berkembang dari bentuk titik, garis, dan bidang yang berulang.
Jenis-jenis Motif Geometris :

a.

Motif Meander
Meander artinya adalah aliran sungai. Merupakan hiasan pinggir yang bentuk dasarnya berupa garis berliku atau berkelok-kelok. Pada zaman

prasejarah motif ini digunakan untuk menghias tembikar dan bejana perunggu.

Gambar 6. Variasi bentuk motif meander

Gambar 8. Berbagai variasi bentuk motif meander.


b.

Motif Pilin dan Lereng

Bentuk dasarnmya merupakan garis lengkung spiral atau lengkung kait. Beberapa motifnya dapat dibedakan menjadi motif tunggal yang
berbentuk ikal, pilin gandayang berbentuk huruf S, dan pilin tegar yaitu pola ikal bersambung dan bergantian arah yang kemudan berkembang
menjadi motif sulur.
Motif lereng memiliki bentuk atau pola dasar garis-garis miring yang sejajar. Contohnya motif batik yang dikenal dengan sebutan parang.

Gambar 9. Bentuk dasar motif pilin

Gambar 10. Motif pilin dalam batik parang


c.

Motif Banji

Motif ini hanya dikenal di Jawa, meskipun kata banji pada awalnya adalah bahasa China wan-ji. Memiliki bentuk dasar mirip bentuk balingbaling seperti motif sawstika, karena itu disebut juga sebagai motif swastika. Sama dengan motif meander, motif banji banyak berfariasi bentukya,
dari sederhana hingga ke rumit.

Gambar 11. Berbagai variasi bentuk motif Banji/Swastika


d.

Motif Kawung
Terjadi dari bentuk-bentuk lingkafran yang saling berpotongan berjajar ke kiri atau kanan dan ke bawah atau atas. Istilah kawung dalam

bahasa Sunda berarti buah aren. Motif kawung banyak dijumpai di Jawa, dan sudah digemari sejak jaman klasik.
Motif lain yang hampir sama dengan motif kawung adalah motif jlamprang, yang juga banyak dijumpai pada batik.

Gambar 12. Bantuk dasar motif Kawung

Gambar 13. Berbagai macam variasi bentuk motif Kawung dalam motif batik.
e.

Motif Tumpal

Memiliki bentuk dasar bidang segitiga, yang biasanya membentuk pola berderet, dan sering digunakan sebagai hiasan tepi. Banyak dijumpai pada
batik, terutama batik pesisir yang banyak mendapat pengaruh dari China. Dalam segitiga banyak diisi dengan motif timbuh-tumbuhan, bahkan ada
yang berisi motif pergayaan dari lidah api. Motif tumpal disebut juga motif pucuk rebung.

Gamba 14. Berbagai macam bentuk variasi motif Tumpal

Gambar 15. Variasi Motif Tumpal dalam kain batik.


Daftar Pustaka :
1. Sunaryo, Aryo. 2007. Ornamen Nusantara. Semarang : Jurusan Seni Rupa UNNES
2. Gambar diolah dari berbagai sumber.

Evaluasi:
1. Membuat tugas merancang perpaduan 5 motif Geometris dalam satu bidang gambar A3 dengan ukuran 30 cm x 20 cm dengan media cat air / cat
poster.

Anda mungkin juga menyukai