PENDAHULUAN
1
Ragam ornament tersebut diangkat dari berbagai macam filosofi. Beragam
ornament khas tradisional Bali tersebut diantaranya keketusan, kekarang, dan
pepatran. Semua jenis ini memiliki filosofi dan maknanya sendiri. Penempatannya
pun tersebar diantara bagian Tri Angga pada bangunan Arsitektur Tradisional Bali
sendiri.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui ragam – ragam dari ornament pada bangunan Arsitektur
Tradisional Bali itu sendiri.
1.3.2 Mengetahui makna dari oranament – ornament tersebut.
1.3.3 Mengetahui penerapan dan perletakan ornament – ornament tersebut
pada bangunan Arsitektur Tradisional Bali.
1.3.4 Mengetahui perbedaan dari penerapan ornament di bangunan Arsitektur
Tradisional Bali daerah Gianyar dengan Badung.
1.4 Sasaran
Nantinya diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan pembaca
dalam hal ragam – ragam ornament tradisional khas Bali baik dar makna
ornament – ornament tersebut, diterapkan pada area mana bangunan ornament
– ornament tersebut, dan juga perbedaan dari penggunaan ornament tersebut di
masing – masing daerah di Bali.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
Gambar 1 : Patra Batun Timun
Sumber : www.google.com
- Patra Punggel
Patra Punggel merupakan pepatran yang mengambil bentuk
tumbuh – tumbuhan. Patra punggel ini terdiri atas batun poh yaitu
gestiliran dari buah mangga, janggar siap, Kepitan merupakan saduran
dari kelopak pada bunga nangka atau timbul, dan util gubahan dari
bentuk flora yaitu pohon pakis yang masih kecil.
- Patra Samblung
Patra Samblung adalah ide atau konsep dari tanaman merambat
seperti pohon samblung, yang mana terdiri dari daun, bunga dan buah,
yang distilir menjadi motif patra samblung. Cirinya adalah banyak pola
daun, pola bunga buah pada ujung sulurnya.
4
- Patra Sari
Patra sari adalah ide atau konsep dari patra punggel yang terdiri
dari punggel yang kecil dan besar dikombinasikan menjadi bentuk
bunga, kemudian distilir menjadi motif patra Sari.
- Patra Cina
Patra Cina adalah ide atau konsep dari tanaman bunga mawar
yang berduri, ornamen ini bentuknya naturalis yang dibawa oleh
bangsa Cina dalam pengembaraannya ke Bali, lukisan dan pahatannya
masih tersimpat di Puri Karangasem, kemudian distilir menjadi bentuk
patra cina.
Ornament Kekarangan
Ornament kekarangan merupakan ornament tradisional khas Bali
dimana ornament ini mengambil bentuk dari fauna atau binatang – binatang.
Binatang – binatang yang di ambil sebagai bentuk ornament tersebut ialah
gajah atau asti, burung goak dan binatang-binatang khayal primitif lainnya
dan dinamai dengan nama-nama binatang yang dijadikan bentuknya.
5
Berikut merupakan beberapa jenis karang – karang yang diterapkan
pada bangunan – bangunan Arsitektur Tradisional Bali :
- Karang Goak
Karang Goak mengambil bentuk menyerupai kepala burung
gagak atau goak. Disebut pula karang manuk karena serupa pula
6
dengan kepala ayam dengan penekanan pada paruhnya. Karang goak
dengan paruh atas bertaring dan gigi-gigi runcing mata bulat.
Sesuai dengan kehidupan manuk atau gagak sebagai binatang
bersayap. Karang manuk yang juga disebut Karang Goak ditempatkan
pada sudut - sudut bebaturan di bagian atas. Karang Goak sebagai
hiasan, bagian pipi dan kepalanya dilengkapi dengan hiasan patra
punggel. Karang Goak umumnya disatukan dengan Karang Simbar
dari jenis flora yang ditempatkan di bagian bawah Karang Goak.
- Karang Boma
Berbentuk kepala raksasa yang dilukiskan dari leher ke atas
lengkap dengan hiasan dan mahkota, diturunkan dari ceritra
Baomantaka. Karang Boma ada yang tanpa tangan ada pula yang
lengkap dengan tang dari pergelangan ke arah jari dengan jari - jari
mekar.
Karang Boma umumnya dilengkapi dengan patra bun - bunan
atau patra punggel. Ditempatkan sebagai hiasan diatas lubang pintu
dari Kori Agung.
7
Gambar 7 : Karang Boma
Sumber : www.google.com
- Karang Sae
Berbentuk kepala kelelawar raksasa seakan bertanduk dengan
gigi-gigi runcing. Karang sae umumnya dilengkapi dengan tangan-
tangan seperti pada karang boma namun jari – jarinya menggenggam.
Penampilannya dilengkapi dengan hiasan flora patra punggel dan
patra bun - bunan. Hiasan karang sae ditempatkan di atas pintu Kori
ataupinti rumah tinggal dan juga pada beberapa tempat lainnya.
8
- Karang Bentulu
Karang Bentulu adalah ide atau konsep dari mahluk raksasa yang
mempunyai mata satu dan besar, kemudian distilir menjadi bentuk
karang bentulu dan dikombinasikan dengan keketusan, pepatran.
- Karang Tapel
Karang Tapel adalah ide atau konsep diambil dari bentuk muka/
tapeng, sebagai penutup muka, dimana bentuk muka distilir atau
digubah menjadi bentuk karang tapel dan dikombinasikan dengan
keketusan dan pepatran, ditempatkan pada sudut dan tengah
bangunan bagian pinggang bangunan.
9
Gambar 10 : Karang Tapel
Sumber : www.google.com
Ornament Keketusan
Ornamen Keketusan adalah sebuah hasil karya seni yang ide/konsep
dasarnya diambil dari benda-benda alam, tumbuh-tumbuhan, dan juga
binatang. Bentuk alam ini kemudian distilir/dideformasi/dirubah dalam bentuk
ornamen.
Tujuan ornamen keketusan diciptakan untuk mengisi bagian-
bagian pepalihan (bagian-bagian yang berbentuk segi-empat panjang,
seperti pundan berundak-undak), dari bangunan Arsitektur Tradisional Bali.
Berikut ini merupakan beberapa jenis keketusan yang sering diterapkan pada
bangunan Arsitektur Tradisional Bali :
- Kakul – Kakulan
Keketusan Kaluk – Kakulan merupakan ornament tradisional
khas Bali yang mengambil bentuk dari rumah siput. Ornament ini buat
sejajar secara horizontal.
10
Gambar 11 : Kakul - Kakulan
Sumber : www.google.com
- Api – Apian
Keketusan Api – apian merupakan ornament tradisional khas
Bali yang mengambil bentuk dari api menyala. Ornament ini buat
sejajar secara horizontal.
- Tali Ilut
Tali Ilut merupakan ornament yang mengambil bentuk dari tali
yang diputar bolak-balik sehingga menghasilkan bentuk yang berirama
dan teratur.
11
Gambar 13 : Tali Ilut
Sumber : www.google.com
- Paku Pipit
Paku Pipit merupakan ornament yang bentuknya sendiri diambil
dari daun palm yang membentuk irama yang teratur.
- Kuping Guling
Kuping Guling merupakan ornament tradisional khas Bali yang
mengambil bentuk dari kuping babi yang dipanggang.
- Mas – Masan
Mas – masan merupakan ornament yang ide atau konsep
diambil dari bunga mawar yang disusun berirama dan distilir menjadi
motif mas-masan.
12
Gambar 16 : Mas - masan
Sumber : www.google.com
Jadi itulah beberapa ornament – ornament tradsional khas Bali dan makna
maupun filosofinya. Ornament diatas sering diterapkan pada bangunan Arsitektur
Tradisional Bali. Ornament – ornament diatas menghiasi dan memperindah
bangunan tradisional Bali dan menambah kesan estetikanya.
- Pepatran
Ornament pepatran biasanya diletakkan pada bagian - bagian
badan dari bangunan tradisional Bali. Pepatran ini dipasang sejajar
secara horizontal.
13
- Kekarangan
Kekarangan merupakan ornament yang biasanya diletakkan
pada sudut – sudut dari bangunan tersebut. Untuk kekarangan bisa
diletakkan pada bagian kaki bangunan maupun badan bangunan.
Namun tidak semua jenis kekarangan dapat diletakkan di bagian
badan maupun bagian kaki bangunan.
Ada beberapa jenis kekarangan yang memang diletakkan pada
tempat tertentu. Hal ini dikarenakan kekarangan ini memiliki banyak
jenis dan dari banyak jenis ini memiliki filosofi dan maknanya tersendiri,
misalkan :
Karang Gajah
Karang Gajah merupakan perwujudan dari hewan
yaitu gajah, gajah merupakan hewan darat dan pada
bangunan karang gajah atau asti ini biasanya diletakkan
pada sudut bangunan dan posisinya selalu diletakkan pada
bagian kaki bangunan.
14
darat. Maka dari itulah karang asti tidak mungki diletakkan
selain pada bagian kaki bangunan.
Karang Goak
Berikutnya yaitu karang goak, ornament ini tidak jauh
berbeda dari karang gajah atau asti dalam perletakkannya.
Karang goak ini diletakkan pada bagian sudut – sudut
bangunan. Namun berbeda sedikit dengan karang gajah
atau asti, karang goak diletakkan pada bagian atas dari
bidang bangunan.
Karang Goak
Karang Gajah
15
Karang Boma dan Karang Sae
Karang boma dan karang sae merupakan ornament
yang sering digunakan pada pemesuan pada bangunan
rumah maupun pura. Karang boma dan karang sae ini juga
dapat difungsikan sebagai vocal point pada bangunan
pemesuan tersebut. Hal ini dikarenakan posisi dari ornament
ini diletakkan pada bagian tengah dari bangunan.
Namun tidak semua bangunan dapat menggunakan
karang boma maupun karang sae misalkan pura dan rumah.
16
Gambar 20 : Karang Tapel
Sumber : www.google.com
- Keketusan
Untuk ornament keketusan sendiri hampir sama dengan
ornament pepatran. Dimana ornament ini biasanya diletakkan pada
bagian - bagian badan dari bangunan tradisional Bali. Keketusan ini
dipasang sejajar secara horizontal pada bidang bangunan.
17
BAB III
PEMBAHASAN
Objek yang digunakan ialah Pura Puseh Desa Adat Batuan yang terletak
di Jalan Raya Batuan, Sukawati, Gianyar.
18
Gambar 23 : Pura Puseh Desa Adat Penarungan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Dan untuk objek yang terdapat di daerah Badung dipilih Pura Puseh Desa
Adat Penarungan yang terletak di Jalan Raya Penarungan, Badung.
19
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pura Puseh Desa Adat Batuan
Patung Dwarapala
Karang Asti
Pada areal masuk Pura Puseh Desa Adat Batuan ini terdapat Patung
Dwarapala dan ornament – ornament lainnya seperti Karang Gajah.
20
Karang Goak
Karang Tapel
Karang Gajah
Gambar 25 : Pelinggih
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Pada salah satu pelinggih pada Pura Puseh Desa Adar Batuan ini terdapat
ornament berupa Karang Gajah, Karang Tapel, dan Karang Goak pada sudut –
sudut bidang bale tersebut.
21
Karang Boma
Patung Dwarapala
Gambar 26 : Kori
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Terdapat Karang Boma pada bagian kori pada pura yang terdapat di Pura
Puseh Desa Adat Batuan ini. Karang Boma biasanya digunakan pada kori – kori
Pura bukan digunakan pada bagian rumah.
Patung Macan
22
Pada areal masuk pura, yaitu pada bagian depan pura terdapat patung
macan yang terletak pada bagian kanan dan kiri candi bentar.
Patung Dwarapala
Gajah / Asti
Sedangkan pada areal masuk yaitu pada bagian Jaba Tengah Pura Puseh
ini terdapat Patung Dwarapala yang bersanding dengan patung Gajah atau Asti.
23
Karang Tapel
Karang Gajah
Gambar 29 : Bale
Sumber : Dokumentasi Pribadi
24
Kakul - Kakulan
Karang Goak
Karang Gajah
Gambar 30 : Pelinggih
Sumber : Dokumentasi Pribadi
25
Karang Goak
Karang Tapel
Karang Tapel
Karang Goak
Karang Gajah
26
BAB IV
ANALISA
4.1 Analisa
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
28
5.2 Saran
Selain itu juga pemerinta harus berperan aktif dalam pelestarian budaya
ini, misalnya saja melakukan pembinaan – pembinaan terhadap seniman ukir dan
mencarikan solusi agar kembali meningkatnya minat masyarakat yang
menggunakan jasa para seniman ukir. Agar nantinya para seniman ini akan terus
ber-regenerasi dan tidak akan hilang dimakan jaman.
29
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.isi-dps.ac.id/agungjayack/ornamen-pepatran
http://gungjayack.blogspot.co.id/2013/10/ornamen-keketusan.html
http://gungjayack.blogspot.co.id/2013/10/ornamen-pepatran-2.html
http://gungjayack.blogspot.co.id/2013/10/ornamen-kekarangan-4.html
https://maniksartpicture.wordpress.com/2014/12/21/ornamen-bali/
http://sejarahharirayahindu.blogspot.co.id/2012/02/karang-hasti.html
30