Anda di halaman 1dari 12

MOTIF RAGAM HIAS

pada kayu
BY. DIVA HAURA MAHARANI
Nur Huda Aisyah Shabirah
Motif Ukiran Jepara
Motif atau ragam hias khas Jepara merupakan expresi daripada

bentuk-bentuk tanaman yang menjalar. Tiap ujung relungnya

menjumbai daun-daun krawing yang sangat dinamis. Biasanya di

tengah jumbai terdapat buah-buah kecil-kecil yang berbentuk

lingkaran. Ciri ragam hias ini dapat dilihat dengan adanya berjenis-

jenis Burung Merak. Tangkai relungnya panjang-panjang melingkari

disana-sini membentuk cabang kecil, berfungsi sebagai mengisi ruang /

pemanis. Pelaksanaan penampang berbentuk segitiga, daun-daun

trubusan keluar bebas pada setiap tangkai relung. Motif atau ragam

hias Jepara terdiri dari:

1. Tangkai Relung

2. Jumbai (Ujung Relung)

3. Trubusan
Motif Ukiran Toraja
Toraja cukup terkenal dengan motif utamanya adalah kayu. Leluhur
Toraja mengartikan ukiran dari Toraja yang mengandung arti bahwa
setiap masyarakat Toraja harus memilki sifat yang saling membantu
sesama baik keluarga atau bukan. Motif Seni ukir Toraja memiliki ciri
khas yaitu:

1. Merupakan hasil pengolahan unsur-unsur estetik dari titik, garis


bidang, tekstur yang diorganisir sebagai kesatuan

2. Warna dasar pada umumnya menggunakan warna merah

3. Hitam yang banyak digunakan sebagai simbol tanah Toraja, serta


pada kain yang biasa digunakan oleh suku Toraja

4. Digunakan sebagai hiasan baju dan sarung


Motif Ukiran Bali
Seni ukir Bali terkenal dikalangan umat Hindu dan Budha karna
pada ukiran seni tersebut terdapat ukiran yang melambangkan dan
mengartikan dewa dewi dari kedua agama tersebut menjadikan
seniman Bali sangat terkenal. Motif Seni ukir Bali memiliki ciri khas
yaitu:

1. Angkup yang berikal pada ujungnya

2. Semua bentuk ukiran daun, buah dan bunga berbentuk cembung


dan cekung

3. Benangnya berbentuk cembung dan miring sebagian tumbuh


melingkar sampai pada ujung ikal

4. Sunggar yang tumbuh dari ujung ikal benangan pada daun pokok
Motif Ukiran Dayak
Motif Burung enggang melambangkan kedekatan masyarakat Dayak
Indonesia dengan alam. Segala bagian tubuh burung enggang
melambangkan kehebatan dan keagungan suku ini, sedangkan burung itu
sendiri melambangkan perdamaian dan persatuan: Sayapnya yang kokoh
melambangkan pemimpin yang selalu melindungi rakyatnya, sedangkan
ekornya yang panjang dianggap sebagai tanda kemakmuran suku Dayak.
Selain itu, burung enggang juga digunakan sebagai teladan kehidupan
berkeluarga dan bermasyarakat. Ia melambangkan kasih tanpa syarat
terhadap pasangan dan pendidikan anak sehingga menjadi manusia yang
matang dan mandiri.
Motif Ukiran Irian

Pada Suku Asmat di Irian menggunakan karya seni ukirannya sebagai


icon atau perwakilan dari hasil seni yang mengalir pada darah suku
tersebut. Ciri khas ukiran suku asmat diantaranya yaitu:

Ukiran yang dibuat besar dan jelas

Gambar yang masih kasar

Ukirannya, umumnya digunakan untuk topeng khas suku asmat, perahu,


barang yang berguna untuk upacara tradisional lainnya

Ukirannya digunakan untuk barang rumah tangga dan pendukung


kehidupan sehari-hari
Motif Ukiran Aceh
 Aceh memiliki seni ukir yang biasa digunakan untuk hiasan dinding dan
kayu pada tiang atau pendukung bangunan di rumah. Bahkan tak jarang
hingga untuk atap dan dinding. Karena umumnya rumah atau rumoh
tradisional ini berbahan utama kayu dan keseluruhan ornamen dalam
rumah adalah kayu. Ciri dari ukir kayu yang digunakan oleh Aceh adalah
motif yang berbau keislaman seperti motif flora dan menghindari motif
fauna. Selain itu ukiran Aceh dibagi menjadi dua yaitu motif tembus dan
tidak tembus. Sehingga motif seni ukir nusantara ini banyak digunakan di
rumah gadang dan rumah panggung ala daerah melayu. Motif paling
favorit masyarakat Aceh adalah motif ‘tunas rebung’ yang banyak
ditemui di Aceh dan bentuk ukirannya yang indah. Untuk arti atau
makna dari ukir Aceh tidak ada karena murni hanya mempercantik dan
memperindah saja.
Motif Ukiran Surakarta

Motif Surakarta ini mempunyai bentuk ukiran daun


yang melengkung dan berirama. Ciri khas ukiran
Surakarta ialah:

Ukirannya yang sangat lembut dan harmonis

Ukiran Surakarta sangat banyak menggunakan


pengaruh atau gambaran alam

Penggunaan motif umumnya yaitu pakis atau tanaman


pakis yang sulurnya dibiarkan mengalir secara alami
Motif Ukiran Minangkabau
Ragam ukiran pada rumah gadang terdiri dari banyak ragam dengan
mengambil isi alam sebagai namanya. Tumbuhan dan hewan menjadi
penamaan dari jenis ukiran rumah gadang. Ukiran ini menjadi simbol
kekayaan alam Minangkabau itu sendiri yang terdiri dari gunung, bukit,
laut, sungai, lembah dan lainnya hanya gurun saja yang tidak ada di
wilayah ini. jenis ukiran di rumah gadang diantaranya adalah: Kaluak
Paku (tumbuhan pakis), Pucuak rabuang (rebung=tunas bambu), Saluak
laka, Jalo, Jarek, Itiak Pulang Patang, Saik Galamai, Si kambang Manih
dan Siriah Gadang (daun sirih) 
Motif Ukiran Palembang
Ukiran kayu palembang biasanya menggunakan jenis kayu  kayu tembesu
yang keras dan kuat. Gaya ukiran Palembang umumnya menggunakan
dekoratif dengan teknik rendah tinggi dan tembus (terawang) sedangkan
motif seni ukiran yang umum digunakan tersebut dikenal dengan nama
pohon kemalo.

Ciri ukiran Palembang sangat khas, perwarnaannya pun di dominasi


warna kuning keemasan, warna dominan dalam ukiran Palembang.
Kemilau warna yang dihasilkan dari cat warna emas inilah yang
membedakannya dengan ukiran daerah lain.
Motif Ukiran Yogjakarta
Motif ukir Yogyakarta berbentuk relung-relung (batang panjang
melingkar) yang memunculkan buah. Daunnya di ukir dengan bentuk
krawingan yang sangat khas dengan adanya bentuk-bentuk lipatan daun
besar dan kecil. Motif Seni ukir Yogyakarta memiliki ciri khas yaitu:

Bentuk daun pokok yang merelung-relung lemah gemulai dengan ukiran


daun cekung dan cembung

Unsur-unsur hiasan pokoknya mirip dengan bentuk daun mahkota yang


terjadi secara alami. Merupakan gubahan dari tumbuh-tumbuhan pada
mahkota yang menjalar sulur-suluran sehingga menyerupai bentuk bunga
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai