MATA KULIAH
KULIAH KERJA LAPANGAN
DISUSUN OLEH :
Chalista Nesya (081001600002)
Endryan Dwijaya (081001600004)
Imanuel Zidane (081001600005)
Vincensius Chrisna (08100160011)
Olivia Dais Agustin (081001600014)
Putu Nala Viswa (081001600015)
Rice Nurjannah (081001600016)
INTANGIBLE
- Fungsi Kota
- Nama Tempat dan Bahasa
- Event Social / Tradisi
- Sejarah
- Lifestyle
- Makanan / Kuliner
- Kearifan Lokal
LOKASI DAN LUAS
Letak Keraton Yogyakarta di Jl. Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, Kraton, Kota
Yogyakarta, DI Yogyakarta.
Bangunan yang berada pada masing-masing plataran terdiri dari dua tipologi yang dikelompokkan
berdasarkan struktur penyangga atap, yaitu:
Kesembilan gerbang itu adalah: diwujudkan dalam bentuk Bangsal Purbayeksa/ Prabuyasa, yang
2. Gerbang Tarub Hagung tinggal resmi raja. Bangsal ini dikelilingi oleh pelataran
4. Gerbang Srimanganti Kemandungan, Siti Hinggil, dan Alun-Alun pada lingkup terluar.
5. Gerbang Danapratapa
6. Gerbang Kemagangan
7. Gerbang Gadung Mlati
8. Gerbang Kemandungan
9. Gerbang Plengkung Gading
KOMPLEK BELAKANG
KERATON YOGYAKARTA Plengkung Nirbaya
Plengkung nirbaya merupakan ujung paling selatan poros utama
dari Keraton dari tempat inilah Sultan Hamengkubuwono ke-1
masuk ke Keraton Yogyakarta pada saat perpindahan pusat
pemerintahan dari Kedaton ke Ambarketawang.
Alun-alun Kidul dikelilingi oleh tembok persegi yang memiliki 5 gapura, satu buah berada di sisi selatan serta
di sisi timur dan barat masing-masing memiliki dua buah gapura. Di antara gapura utara dan selatan pada sisi
barat terdapat Nggajahan, yaitu sebuah kandang untuk memelihara gajah milik Sultan. Alun-alun Kidul
dikelilingi oleh tanaman pohon mangga, pohon Pakel dan kuini, sedangkan pohon beringin yang terdapat di
alun-alun Kidul hanya terdapat dua pasang. Sepasang berada di tengah alun-alun yang dinamakan dengan
Supit Urang dan sepasang lagi di kanan kiri gapura sisi selatan yang dinamakan dengan Wok. Gapuran sisi
selatan adalah jalan Gading yang menghubungkan dengan Plengkung Nirbaya.
TANGIBLE : Skyline
Makna filosofis yang berlandaskan pada kearifan lokal dan nilai-nilai budaya. Dari aspek
personal hingga kolektif ada maknanya. Misalnya saja soal pakaian. Bagi masyarakat Jawa
Ada makna filosofis kraton yang berdiri di tengah-tengah bentangan dua sungai umumnya, dan Jogja khususunya, pakaian bukan semata soal penutup badan. Bukan hanya soal
melambangkan sifat normatif seorang manusia. Ditarik dari panggung Krapyak bagus. Bukan semata soal fashion, tapi pakaian juga punya makna filosofis. Seperti kata pepatah
di sebelah selatan hingga sampai Tugu di sebelah utara Keraton punya makna itu, "Aji Ning Rogo Soko Busono lan Aji Ning Ati Soko Lathi
yang menggambarkan perjalanan hidup manusia.
Skyline > Konsep Sumbu Konfigurasi ruang di garis sumbu tersebut dilengkapi dengan elemen ruang baik
bangunan Panggung Krapyak – Keraton Yogyakarta – Tugu. Sumbu tersebut
merupakan gambaran konsep mikrosmos, yaitu alam kehidupan nyata yang menjadi
laku peziarahan manusia. Secara paralel dalam konsep makrokosmos ada garis
imajiner Selatan – Utara, yaitu Laut Selatan – Gunung Merapi. Secara filosofis dari
Panggung Krapyak ke Keraton dan Tugu memberikan gambaran konsep sangkan
paraning dumadi (dari mana asal manusia dan arah kemana yang akan dituju).
Gambaran manusia dari embrional, lahir, berproses, berkembang, eksis, dan apda
akhirnya kembali kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Hal ini juga sesuai dengan prinsip kosmologi Jawa, bahwa dunia terdiri
dari 3 lapisan, yaitu dunia atas, tempat bersemayamnya para dewa dan
supreme being; dunia tengah, tempat manusia; dan dunia bawah, tempat
dimana kekuatan-kekuatan jahat bersemayam. Dunia atas dan bawah masing-
masing terdiri dari 3 bagian, sehingga lapisan dunia ini pun menjadi 7
lapisan.
KAWASAN INTI DI
KERATON YOGYAKARTA:
1 Pagelaran dan Sitihinggil Lor
3 Srimanganti
4 Kedhaton
Pada sisi barat dan timur terdapat Panti Pareden yang berfungsi sebagai tempat
pembuatan gunungan untuk upacara Garebeg. Sedangkan Bangsal Pacaosan digunakan
sebagai tempat penjagaan (caos) Abdi Dalem untuk menjaga keamanan. Regol yang
menghubungkan Plataran Kemagangan dengan plataran selanjutnya (Kamandungan
Kidul) bernama Regol Gadhung Mlati
KAWASAN INTI DI
KERATON YOGYAKARTA:
6 Kamandungan Kidul
7 Sitihinggil Kidul
Sitihinggil Kidul dahulu berfungsi sebagai tempat raja menyaksikan latihan para prajurit
sebelum upacara Garebeg. Pada tahun 1956 di lokasi tempat Sitihinggil
Kidul dibangun Gedhong Sasana Hinggil Dwi Abad sebagai monumen peringatan 200 tahun
berdirinya Keraton Yogyakarta.
TANGIBLE : View & Scenery
Berikut merupakan view dan scenery yang dihasilkan dari Keraton Yogyakarta,
antara lain:
TANGIBLE : Ornamen
Berikut merupakan ornament yang ada pada Keraton Yogyakarta, antara lain:
TANGIBLE : Vegetasi
Berikut merupakan vegetasi yang ada pada Keraton Yogyakarta:
KERATON YOGYAKARTA
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Walaupun kesultanan
tersebut secara resmi telah menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun
1950, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal
sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan
hingga saat ini. Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku
Buwono I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti di tahun 1755
Keraton Yogya terletak di sebuah kompleks luas yang terbagi dalam beberapa bagian.
Secara garis besar bangunan Keraton Yogya dapat dibagi menjadi tiga bagian utama
dengan kompleks dan bangunan di dalamnya. Berikut peta garis besar kenampakan
kompleks kraton.
INTANGIBLE
Tradisi dan Lifestyle :
1. Upacara Sekaten 2. Grebeg Muludan 3. Tumplak Wajik