Anda di halaman 1dari 24

Petilasan Nyai Melati

ADAT DAN TRADISI

ADAT TRADISI SPIRITUAL PERTONTONAN


Adat Tradisi yang bersentuhan dengan legitimasi halal-haram ajaran Agama

Ambengan Ageng Kotagede


(Kirab Seni Budaya Ambengan Ageng Kotagede)

Adalah sedekah hasil bumi dan makanan tradisional khas Kotagede


yang ditata bersusun berbentuk kerucut meruncing keatas ala
gunungan Garebeg Kraton. Sedekah ini dipersembahkan oleh
masyarakat Kotagede untuk dinikmati bersama oleh masyarakat
tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati hari besar
Islam terutama Idul Fitri dan Idul Adha serta hajatan desa seperti
nguras Sendang Selirang. Sebelum dinikmati bersama, terlebih
dahulu Ambengan Ageng tersebut dikirabkan dari halaman
Kelurahan Jagalan melewati jalan Mondorakan, mengelilingi
pasar dan berakhir di halaman Masjid. Masyarakat menamakan
sedekah ini dengan ambengan, karena mereka merasa tidak pantas
menamakannya dengan Gunungan, karena istilah ini merupakan
milik Karaton Ngayogyakarta dan Puro Pakualaman.

Ensiklopedi Kotagede 3
ADAT DAN TRADISI

Sedekah Gunungan Ageng maupun Gunungan disampaikan Panitia ke pengageng Kraton yang
Garebeg diselenggarakan oleh keluarga kerajaan bertugas di situs Kotagede (sebagai juru kunci
yang rajanya masih bertahta. Sedangkan makam). Pengageng Karaton Ngayogyakarta yang
Ambengan Ageng merupakan persembahan menerima penyerahan ambengan adalah Kanjeng
masyarakat, dengan kata lain bukan persembahan Raden Tumenggung Hastana Nagoro. Kemudian
raja karena sudah tidak terdapat lagi raja di wilayah oleh Pengageng Karaton Ngayogyakarta, ambengan
ini. Ambengan Ageng dibuat sepasang merupakan ini diberikan kepada Lurah Jagalan selaku tokoh
simbol kehidupan yang berpasang-pasangan masyarakat setempat. Oleh pak Lurah, ambengan
seperti laki-laki dan perempuan, hidup dan mati ini diserahkan pada Rois Penghulu Masjid
dan lain-lainnya. Mataram. Sebelum ambengan ini dinikmati/
dimakan bersama, terlebih dahulu dibacakan
Disamping sebagai sedekah masyarakat, Kirab doa yang dipimpin oleh Rois Penghulu Masjid
Ambengan Ageng ini diselenggarakan sebagai ajang Mataram. (sumber: Mas Penewu Joyo Permono,
festival seni budaya. Kirab ini diselenggarakan lurah Jagalan & berbagai sumber tentang Kotagede
terakhir kalinya pada tanggal 26 April 2009 untuk serta pengamatan penulis/ Nuk).
mengiringi prosesi Nguras Sendang Selirang.
Prosesi ini dibawa oleh petugas berpakaian adat Jawa Nguras Sendang Selirang
dengan dikawal oleh sakbregodo prajurit tiruan Nguras Sendang Selirang adalah nama prosesi
Kraton tempo dulu dari kelompok masyarakat upacara menguras kedua sendang yang terletak
Giri Tamtomo pimpinan Lurah Sigit, diikuti oleh di samping sebelah selatan Masjid Mataram, yang
bregodo abdi dalem Surakarta Hadiningrat dan masing-masing lazim disebut Sendang Lanang dan
Ngayogyakarto Hadiningrat, para alim ulama, Sendang Wedok. Salah satu pengiring/pendukung
pimpinan dan perangkat kelurahan desa Jagalan. prosesi ’Nguras Sendang Selirang’ adalah ’Kirab
Komposisi ini sebagai visualisasi manunggalnya Ambengan Ageng’ (lihat: Kirab Seni Budaya
Kerajaan Kraton dengan masyarakat serta Ambengan Ageng Kotagede).
manunggalnya Ulama dan Umaro.
Kirab Ambengan Ageng tersebut mengawali
Peragaan prajurit kraton tempo dulu adalah sebagai iringan dua buah ’Jodhang’ (rumah kecil) yang
upaya masyarakat dalam menelusuri bentuk asli terdiri dari Jodhang Kraton Sala dan Jodhang
prajurit Kraton Mataram Islam. Upaya pencarian Kraton Ngayogyakarta. Jodhang adalah rumah
jati diri tersebut diungkapkan dengan cara yang kecil, berjumlah dua buah, masing-masing
menarik sesuai dengan persepsi masyarakat merupakan miniatur Masjid Agung Mataram dan
untuk mengobati rasa rindu masyarakat dengan miniatur Masjid Agung Solo, yang menunjukkan
budayanya sendiri yang sudah sekian ratus tahun bahwa keberadaan Kotagede sebagai ibu kota
hilang, serta sebagai penghargaan pada budaya kerajaan Mataram Islam merupakan cikal bakal
Kraton. Proses pencarian jati diri tersebut dari Kasunanan Solo dan Kasultanan Ngayogyakarta.
masa ke masa selalu disempurnakan. Menurut Masing-masing Jodhang diberi logo Kraton
Mas Penewu Joyo Permono, lurah Jagalan, prosesi Solo dan Kraton Yogya. Kedua jodhang tersebut
kirab budaya ini merupakan murni sebagai upaya nantinya digunakan untuk membawa kendi tempat
menggali seni dan budaya, dalam arti tidak ada air kurasan dan siwur pengambil air simbolik, ke
kaitannya dengan pelanggaran larangan ajaran Sendang Selirang.
agama, seperti sirik, musrik, maupun pelanggaran
akidah. Kedua Jodhang tersebut dibawa oleh Pengageng
Kraton Ngayogyakarta dan Sala beriringan masuk
Sesampainya di halaman Masjid Mataram, kedalam halaman Masjid, melalui prosesi upacara
diadakan acara serah terima ambengan yang yang khidmad Jodhang tersebut diberikan oleh

4 Ensiklopedi Kotagede
ADAT DAN TRADISI

Pengageng Kraton kepada Abdi Dalem Yogya dimasukan kedalam jodhang kembali dalam posisi
dan Sala. Penyerahan Jodhang sebagai simbol masih dipikul yang kemudian dibawa kembali ke
adanya perintah pengageng Kraton kepada Abdi Masjid untuk dilaporkan pada masing-masing
Dalemnya. Di serambi Masjid, ke dalam Jodhang Pengageng Kraton. Air yang di dalam kendi
tersebut dimasukkan kendi tempat air kurasan tersebut tidak digunakan sebagai jimat, tetapi
simbolik dan dua buah siwur, sedang siwur yang langsung dibuang.
ketiga untuk Masjid.
Sambil menunggu kurang lebih satu jam tepatnya
Dari pengageng Abdi Dalem, jodhang diserahkan sampai selesai sholat Dzuhur, ratusan masyarakat
kepada Lurah Jagalan selaku tokoh masyarakat (kaum laki-laki sebagian perempuan, kaum muda
saat ini, kemudian dari lurah diserahkan kepada dan anak-anak) menunggu di Sendang Kakung
Pengageng Yayasan Masjid Besar Mataram bersama dan putri. Begitu sholat selesai, lantas dibunyikan
kendi dan siwur sebagai tanda untuk memulai peluit sebagai tanda prosesi pengurasan dimulai.
menguras (nawu) Jagang. Siwur yang satu untuk Dengan serentak masyarakat masuk kedalam
mengambil air jagang Masjid, sedang yang dua kolam untuk membersihkan kolam bersama-sama.
siwur lainnya dan dua buah kendi untuk mengambi
air kedua sendang secara simbolik. Kemudian Malam harinya diadakan syukuran dan
dengan membaca salawat para Abdi Dalem berjalan penyampaian laporan kegiatan dari panitia kepada
memikul jodhang menuju sendang. donatur dan pengageng kedua Kraton dilanjutkan
dengan pementasan wayang kulit semalam suntuk.
Melalui prosesi sederhana diambil air sendang (sumber: Mas Penewu Joyo Permono, lurah
secara simbolik dengan siwur dan dimasukkan Jagalan & berbagai sumber tentang Kotagede serta
ke kendi sebagai tanda dimulainya pengurasan pengamatan penulis/ Nuk).
(nawu) sendang. Kendi berisi air sendang tersebut

Ensiklopedi Kotagede 5
ADAT DAN TRADISI

Adat Tradisi dan Fenomena Supra-


natural yang bersentuhan dengan
legitimasi halal-haram Agama

Balangan Suruh
Upacara balangan suruh dilakukan oleh kedua Nasi gurih dan ingkung ayam jantan dimasak
pengantin secara bergantian. Gantal yang dibawa bumbu lembaran. Semacam opor. Ayam jantan
untuk dilemparkan ke pengantin putra oleh diusahakan yang wiring kuning atau putih mulus.
pengantin putri disebut gondhang kasih, sedang Lauknya sambal pecel (sambal kacang tanah),
gantal yang dipegang pengantin laki-laki disebut sambal pencok (kacang tholo putih), lalaba (kobis
gondhang tutur. Makna dari balangan suruh diiris-iris halus, mentimun, kecambah, kemangi,
adalah berupa harapan semoga segala goda akan petai, jengkol, semuanya mentahan), rambak
hilang dan menjauh akibat dari dilemparkannya goreng sebagai kerupuknya.
gantal tersebut. Gantal dibuat dari daun sirih
yang ditekuk membentuk bulatan (istilah Jawa: Pisang raja satu tangkep sebagai sanggan, jajan pasar
dilinting) yang kemudian diikat dengan benang selengkapnya (tidak boleh dilupakan jambu dan
putih/lawe. Daun sirih merupakan perlambang salak), kembang telon (mawar, melati, kenanga)
bahwa kedua penganten diharapkan bersatu dalam dan kemenyan. Lima macam bubur: merah, putih,
cipta, karsa, dan karya. baro-baro (dari tepung bekatul) sliringan (separo
putih separo merah), dan palang.
Berkat Slametan
Merupakan masakan-masakah sebagai rangkaian Untuk nyurtanah tambah sebuah tumpeng
selamatan bagi orang yang meninggal, adalah pungkur, lauknya urap megana. Tumpeng
sebagai berikut: pungkur dibuat dari tumpeng nasi biasa yang
Ketan, kolak, apem, seperti yang sudah disebutkan dibelah menjadi dua, keduanya diletakkan diatur
di atas; saling membelakangi (Jawa: ungkur-ungkuran).
Tumpeng pungkur itu hanya untuk keperluan
Nasi golong, 7 pasang (=14 buah). Lauknya selamatan nyurtanah saja, tidak untuk keperluan
berupa: entho-entho, telur dadar tipis diiris lain-lain. Kecuali tumpeng pungkur juga disertai
kecil-kecil, gebingan (kelapa muda diiris-iris tipis sayur bening dan gecok mentah, yang dibuat
kecil, digoreng), kacang tanah digoreng, ulam dari air santan mentah, diberi bawang merah,
asren (bagian dalam dari lembu diiris kecil-kecil cabai merah, daun salam dan irisan-irisan daging
digoreng); mentah. Daging itu dapat diganti dengan tempe
yang diiris-iris. Semuanya ini mentah (tidak
Nasi wajar disebut juga sega jawa, lauk-pauknya dimasak) lalu diwadahi di dalam takir.
terdiri dari: pindhang kluwih, yang diberi campuran
bagian dalam lembu diiris kecil-kecil dibungkusi Brokohan
kecil-kecil supaya tidak bercampur dengan kluwih. Upacara selamatan dilaksanakan bersamaan dengan
Sebungkus berisi 1-2 iris kecil. Entho-entho, bayi lahir. Dimulai dengan penanganan ari-ari oleh
kacang tanah goreng, telur dadar tipis satu iris, dukun bayi. Di daerah pedesaan, sajian brokohan
sambal goreng krecek, acar campur, tomis buncis, berupa sego asahan, yang terdiri dari nasi yang
mihun goreng, daging lembu dimasak bistik, atau ditempatkan dalam tampah, iwak kebo siji (terdiri
terik semur campur atau cap jae goreng, rempeyek dari beberapa bagian tubuh seekor kerbau yang
kacang tanah, rempeyek kedelai, rempeyek gereh, hanya diambil sedikit misalnya daging sepotong),
telur pindang, krupuk dan buah pisang raja satu pecel ayam, jangan menir. Untuk dibagikan kepada
sisir. para tetangga dengan maksud memberitahukan

6 Ensiklopedi Kotagede
ADAT DAN TRADISI

bahwa orang yang bersangkutan melahirkan bayi demikian, agar dalam bersenggama mendapat ridla
dengan selamat dan permohonan keselamatan dan Tuhan, kedua mempelai harus memperhatikan
agar bayi menjadi anak yang baik. tujuh aturan, yakni (1) pandai mencari waktu yang
tepat; (2) tepat dalam memilih tempat; (3) teguh
Upacara Bubak Kawah dalam sembah, artinya selalu ingat kepada Tuhan;
Jika mempelai wanita kebetulan mbarep (anak (4) waspada ing sliring, artinya tanggap terhadap
sulung), biasanya dilakukan upacara bubak kawah kondisi psikologis pasangan, jangan sampai ada
di depan gapura. Sebaliknya kalau mempelai wanita yang merasa terpaksa; (5) waspada ing pratiwi;
kebetulan ragil (anak bungsu), biasanya dilakukan selalu kembali kepada Tuhan (6) waspada ing
upacara numplak punjen. Bubak Kawah berasal luluh, mengendalikan hawa nafsu; (7) waspada ing
dari kata bukak membuka dan kawah air dari tuwuh, berusaha mendapatkan keturunan.
dalam kandungan. Jadi bubak kawah merupakan
detik pertama kali seseorang mempunyai hajat Upacara Caos Dhahar Nyai Panggung dan Kiai
mantu. Bubak kawah juga merupakan wejangan Kosa
seksual secara perlambang agar mempelai laki-laki Caos dhahar dalam bahasa daerah berarti
tidak merasa kesulitan dalam menjalankan tugas ‘menyajikan santapan’. Sedangkan Nyai Panggung
luhur. dan Kiai Kosa adalah nama tokoh-tokoh dhanyang
(makhluk halus) yang menurut kepercayaan
Perlengkapan upacara bubak kawah berupa dua masyarakat Yogyakarta menjadi penghuni pohon
buah kendhaga (klenthing) – yakni kendhaga (sing mbahureksa) Wringin (beringin) Sepuh yang
kencana dan kendhaga mulya, kelapa muda, dan terletak di depan kompleks makam Kotagede.
mori putih. Dua kendhaga diisi kelapa muda Menurut legenda, Nyai Panggung dan Kiai
yang telah disisir. Sebelum disisir, kelapa muda Kosa adalah dua orang abdi dalem atau hamba
dibelah menjadi dua, yang merupakan perlambang Panembahan Senapati, raja pertama Kerajaan
hubungan seks pertama, kendhaga ditutup dengan Mataram; sedangkan Wringin Sepuh adalah nama
kain mori putih (lambang selaput dara). Proses sebatang pohon beringin yang ditanam oleh Sunan
pembukaan kain mori harus dilakukan dengan Kalijaga di Hutan Mentaok bumi Mataram,
hati-hati dan diiringi pembacaan doa (mantra). tempat kerajaan Mataram pertama didirikan (lihat
Ketika kendhaga dalam keadaan terbuka akan juga Wringin Sepuh).
tampak dua cahaya (merah dan putih) memancar.
Cahaya merah dan putih yang muncul dari air Upacara caos dhahar Nyai Panggung dan
degan (gegantilaning ati) tersebut merupakan Kiai Kosa dilakukan oleh orang-orang yang
perlambang cahaya kama laki-laki, dinamakan mempunyai hajat (keinginan) tertentu, dengan
cupu adi mandhalika, dan kama wanita, disebut maksud untuk memohon pertolongan kepada
cupu manik astagina. dhanyang-dhanyang (Nyai Panggung dan
Kiai Kosa) agar apa yang diinginkannya dapat
Upacara bubak kawah juga sering ditandai dengan terwujud, serta untuk memuliakan pepundhen
ular-ular (uraian petuah) yang memuat ajaran (leluhur) yang bersemayam di makam Kotagede.
seksual kelas tinggi, misalnya uraian tentang makna Upacara ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama,
sesaji tumpeng kidang soka maharetna yang berupa mempersembahkan sesajen yang berupa bunga
nasi putih dengan puncak ditancapi bendara dan membakar kemenyan dengan diiringi doa
merah putih. Tumpeng kidang soka maharetna permohonan yang dilakukan oleh juru kunci di
mengandung ajaran Sastra Cetha Piningit bagi kaki batang Wringin Sepuh; kemudian mengambil
pengantin. Kidang Soka adalah gambaran kedua dua helai daun Wringin Sepuh yang sudah rontok
mempelai yang sedang karonsih memadu cinta (sehelai daun harus diambil dalam posisi teng-
dan maha retna dengan cahaya Tuhan. Dengan kurap dan sehelai lagi dalam posisi telentang), dan

Ensiklopedi Kotagede 7
ADAT DAN TRADISI

memetik sedikit sulurnya. Kemudian semuanya seekor hewan kurban (ayam atau kambing)
dimasukkan dalam kantong kecil yang terbuat dan perlengkapan sesajen serta pisau untuk
dari kain putih (mori) dan dijadikan sebagai jimat. menyembelih hewan kurban.
Tahap kedua, adalah caos dhahar sekul pethak
ganda arum (menyajikan nasi putih yang berbau Ijab Kabul
harum), yang dilakukan di rumah masing-masing Upacara perjanjian perkawinan kedua pengantin
orang yang mempunyai hajat tersebut. yang dilaksanakan di KUA kecamatan atau di
rumah pengantin wanita, yang disaksikan oleh
Upacara bisa dilakukan kapan saja, baik siang, sore, wali dari kedua belah pihak. Pengantin pria
maupun malam hari, kecuali pada saat-saat adzan menyerahkan sejumlah uang sebagai tanda mas
sholat lima waktu dan pada saat Sholat Jumat. kawin dalam hukum perkawinan Islam. Bertujuan
Sedangkan untuk tahap dhahar sekul pethak mempersatukan dan mengikat kedua pengantin
ganda arum dianjurkan dilakukan pada malam dalam suatu ikatan perkawinan. Perlengkapan
Selasa Kliwon atau malam Jumat Kliwon. Setelah upacara berupa uang sebagai tanda mas kawin.
menentukan waktunya, orang yang mempunyai
hajat kemudian menyediakan bunga pepakan Jalangkung
(berwarna-warni). Pada tahap caos dhahar sekul Atau Jaelangkung merupakan suatu permainan
pethak ganda arum, di rumah orang yang mem- yang berkembang luas di tengah kaum remaja,
punyai hajat itu dipersiapkan sesajen yang akan pada umumnya dahulu dimainkan dengan
dipersembahkan. Kemudian bagi orang yang menggunakan orang-orangan sawah untuk
akan mempersembahkan hewan kurban, harus memanggil arwah, sehingga arwah tersebut
mempersiapkan hewan kurban berupa seekor ayam ”masuk” kedalamnya. Biasanya permainan ini
atau hewan ternak lainnya (kambing) serta sesajen dimainkan secara beramai-ramai pada saat terang
lainnya. Perlengkapan upacara yang dibutuhkan: bulan, dan bila arwah tersebut datang dia akan
memperkenalkan dirinya dan bercerita dengan
a. Untuk tahap pertama yang dilakukan di menggunakan bantuan alat tulis, seperti kapur,
Wringin Sepuh, berupa sesajen bunga pepakan atau lainnya.
(warna-warni) satu bungkus, beberapa potong
kemenyan, dua helai daun Wringin Sepuh dan Pertanyaan pun beraneka ragam yang dilontarkan
sulurnya, serta kantong pembungkus; kepada jalangkung tersebut antara lain nama
arwah, tahun berapa dia meninggal dan
b. Untuk tahap kedua yang dilakukan di rumah, penyebabnya. Bahkan tidak jarang dimanfaatkan
perlengkapan upacara terdiri dari satu piring untuk mengetahui peruntungan masa yang akan
nasi putih, satu piring ketan kuning, satu piring datang. Permainan ini cukup sederhana bahkan
kerak nasi, satu butir telur goreng ditaruh di sering dengan menggunakan Jangka dengan
atas talam/nampi, satu cangkir kopi pahit, satu gambar lingkaran lengkap dengan huruf abjad
cangkir wedang teh pahit, satu piring bubur yang tergambar dalam kertas. Dengan diiringi
kacang hijau, sekeping gula Jawa, sebatang suatu lirik lagu sederhana, dapat memungkinkan
rokok klembak menyan, dua sisir pisang raja, terjadinya jalangkung. Kalimat mantra standar
dua helai daun dhadap srep, beberapa potong yang diucapkan, umumnya menekankan pada
kemenyan, anglo berisi arang untuk mem- panggilan jalangkung: “datang tak dijemput,
bakar kemenyan, jimat Wringin Sepuh, serta pulang tak diantar”. Setelah Jalangkung itu ada,
korek api; maka kita dapat bertanya apa saja dan dia akan
c. Untuk tahap pemberian hewan kurban di menjawab dengan menggunakan alat bantu yang
Wringin Sepuh, perlengkapan upacara berupa disediakan.

8 Ensiklopedi Kotagede
ADAT DAN TRADISI

Pesugihan Jaran Penoleh

Pesugihan Jaran Penoleh

Jenis pesugihan yang berasal dari daerah sampai dalam beberapa hari, tetapi kekayaan akan
pegunungan di perbatasan Jawa Tengah-Jawa datang setelah kejadian itu. Peristiwa demikian
Barat. Pesugihan Jaran Penoleh ini mempunyai akan berlangsung terus hingga suatu saat dia sudah
punden atau petilasan tempat makam kuda yang tidak kuat lagi memerankan sang kuda, maka dia
menguasai wilayah tersebut. Tempat ini memiliki akan kecapaian dan mati.
juru kuncinya, yang berperan dalam proses mencari
sebuah pesugihan apapun namanya. Tanpa juru Hal yang mengherankan, pada saat mati itulah
kunci maka kesepakatan antara si pencari dan setan wajahnya menoleh ke belakang dan sangat sukar
tidak akan tercapai. untuk diluruskan kembali, sehingga hanya pihak
keluarganya yang tahu hal tersebut sajalah yang
Pemelihara jaran penoleh harus memiliki kamar akan memandikan mayatnya jangan sampai
khusus, setiap malam tertentu misalnya malam ketahuan oleh orang lain. Dalam pemakaman
Jumat Kliwon, si pemelihara akan masuk ke dalam pun kalau bisa dilakukan dengan diam-diam
kamar dan kemasukan roh Jaran Penoleh, dia akan jangan sampai aib ini menyebar ke masyarakat.
bertingkah layaknya seekor kuda, kakinya akan Setelah kematian si pemelihara Jaran Penoleh ini
dihentak-hentakkan hingga tegel kamar hancur. kekayaan yang dihasilkan dari persekutuan dengan
Dia mengeluarkan suara meringkik seperti kuda. Jaran Penoleh pelan tapi pasti akan habis sehingga
Demikian sepanjang malam dia akan kerasukan keluarga yang ditinggalkan akan menjadi melarat
roh jaran Penoleh. Pagi harinya akan kelihatan loyo kembali.

Ensiklopedi Kotagede 9
ADAT DAN TRADISI

Jimat
Sesuatu. Benda yang dianggap memiliki kekuatan sumber atau bak air, dan sebagainya. Seseorang
supernatural yang memberi rasa percaya diri bagi yang mempunyai kesaktian dapat menyuruh
pemiliknya, dipercaya dapat memberi keselamatan, makhluk ini untuk tujuan-tujuan tertentu apabila
keberuntungan rejeki, jabatan maupun kekuatan dikehendaki makhluk ini dapat menjadi abdinya.
fisik dan mental tidak kasad mata (tidak tampak Orang yang memelihara dan menyuruh jin atau roh
oleh mata). manusia untuk tujuan tertentu disebut prewangan.
Orang ini dapat memanggil lelembut memasuki
Jin tubuhnya untuk tujuan-tujuan tertentu.
Makhluk ini berasal dari unsur panas dengan
warna bermacam-macam seperti merah, hijau, Kacar Kucur
putih, hitam, dan sebagainya. Lelembut ini terdiri Bagian dari adat istiadat perkawinan, dimana
dari dua jenis, yaitu jin yang telah beriman kepada pengantin pria menuangkan raja kaya dari
Allah dan memeluk agama Islam, dan jin liar yang kantong kain, sedangkan pengantin wanitanya
belum mengenal Tuhan. Jenis terakhir ini sering menerimanya dengan kain sindur yang diletakkan
mengganggu manusia. Ia dapat memba -berubah di pangkuannya. Kantong kain berisi dhuwit
menjadi wujud manusia untuk menyamarkan recehan, beras kuning, kacang kawak, dhele
diri atau mengelabui- menjadi salah satu anggota kawak, kara, dan bunga telon (mawar, melati,
keluarga atau kerabat seorang yang diganggunya. kenanga atau kanthil). Makna dari kacar kucur
Ia dapat juga memasuki tubuh manusia sehingga adalah menandakan bahwa pengantin pria
menimbulkan rasa sakit atau kematian. Orang akan bertanggungjawab mencari nafkah untuk
yang tubuhnya dimasuki jin, disebut ketempelan. keluarganya. Raja kaya yang dituangkan tersebut
Biasanya orang ini akan menjadi panas, kejang- tidak boleh ada yang jatuh sedikitpun, maknanya
kejang, mempunyai kekuatan tenaga yang mempelai laki-laki berhak memberikan nafkah
berlebihan, mengamuk, memakan segala sesuatu lahir batin kepada mempelai putri dan sebaliknya
yang bukan menjadi makanan manusia atau gila. pengantin putri dapat mengatur keuangan dan
Apabila tidak ada yang menolong –ditolong seorang menjaga keseimbangan rumah tangga. Wanita
dukun atau orang yang dianggap sakti- maka orang diharapkan mempunyai sifat gemi, nastiti, surtini,
yang ketempelan ini dapat mati. Selain tinggal dan hati-hati dalam mengatur rejeki yang telah
di tempat-tempat sepi dan angker, makhluk ini diberikan oleh suaminya.
tinggal di dalam desa, seperti masjid, di jembatan,

10 Ensiklopedi Kotagede
ADAT DAN TRADISI

Pesugihan Kandang Bubrah


Jenis pesugihan Kandang Bubrah ini bisa ditengarai dengan
perilaku si empunya, mereka akan selalu membangun rumah-
nya, artinya bagian yang sudah bagus akan dibubrah atau
dibongkar untuk dibuat yag baru, demikian seterusnya tidak
akan berhenti. Digambarkan bagaimana suasana di alam
kematian bila seseorang mencari pesugihan Kandang Bubrah. Di
sini mereka digambarkan menjadi bagian dari sebuah kandang,
ada yang menjadi tiang, blandar, atau kayu penyangga. Mereka
disusun sehingga menjadi sebuah kandang atau rumah kecil
untuk hewan peliharaan. Sedangkan yang perempuan menjadi
umpak atau alas tiang kandang , atau menjadi isen-isen (pengisi)
kandang tersebut.

Konon, si empunya pesugihan Kandang Bubrah ini jika nanti


meninggal akan menjadi bagian dari kandang seperti yang
dilukiskan dalam gambar tersebut. Posisinya pun bisa berganti-
ganti bisa menjadi tiang, usuk, dan lain sebagainya secara
bergiliran.

Pesugihan Kandhang Bubrah

Ensiklopedi Kotagede 11
ADAT DAN TRADISI

Kebo Njerum Upacara Labuhan


Dalam upacara Kalang Obong dibutuhkan seekor Labuhan berasal dari kata labuh yang artinya sama
kerbau. Setelah disembelih dan dikuliti kemudian dengan Larung, yaitu membuang sesuatu ke dalam
diambil daging dan isi perutnya. Selanjutnya sungai atau laut. Labuhan mengandung makna
kulit dan kerangka itu ditempatkan dalam rumah memberi sesatu berupa sesaji kepada roh halus
dengan posisi seolah-olah kerbau itu menderum yang berkuasa di suatu tempat.
(njerum). Di atas punggungnya diberi sehelai
kain putih yang seolah-olah pelana dihiasi dengan Labuhan dilakukan pertama kali oleh Panembahan
untaian bunga-bungaan. Sedang daging dan isi Senapati kepada penguasa laut selatan (Samudera
perut kerbau dimasak untuk keperluan selamatan Indonesia) Kanjeng Ratu Kidul, untuk men-
dan lauk-pauk dalam menjamu tamu. dapatkan dukungan moril atas kedudukan Senapati
sebagai raja.
Kungkum
Salah satu jenis puasa di lingkungan masyarakat Panembahan Senapati membuat perjanjian kerja-
Jawa (Kejawen), dimana kungkum merupakan sama dengan Kanjeng Ratu Kidul yang pada
laku tapa yang sangat unik. Banyak para pelaku intinya, bahwa Kanjeng Ratu Kidul bersedia
spiritual merasakan sensasi yang dahsyat dalam membantu segala kesulitan Panembahan Senapati.
melakukan tapa ini. Tatacara tapa Kungkum adalah Sebagai imbalannya, Senapati harus memberikan
sebagai berikut : persembahan yang diwujudkan dalam bentuk
Masuk kedalam air dengan tanpa pakaian upacara labuhan. Pada periode berikutnya upacara
selembarpun dengan posisi bersila (duduk) didalam labuhan menjadi tradisi di Mataram, karena
air dengan kedalaman air setinggi leher. Kanjeng Ratu Kidul dipercaya hidup sepanjang
Biasanya dilakukan dipertemuan dua buah sungai masa, maka para raja Mataram sebagai pengganti
Menghadap melawan arus air Senapati tetap melestarikan tradisi labuhan sebagai
Memilih tempat yang baik, arus tidak terlalu deras penghormatan atas perjanjian tersebut.
dan tidak terlalu banyak lumpur didasar sungai
Lingkungan harus sepi, usahakan tidak ada seorang Apabila kewajiban itu dilalaikan oleh keturunan
manusiapun disana Senapati, maka Kanjeng Ratu Kidul akan me-
Dilaksanakan mulai jam 12 malam (terkadang ngirim pasukan jin dan wabah penyakit yang akan
boleh dari jam 10 keatas) dan dilakukan lebih dari menyerang seluruh rakyat dan warga Keraton
tiga jam (walau ada juga yang memperbolehkan Mataram. Tetapi apabila tradisi tersebut dilakukan,
pengikutnya kungkum hanya 15 menit). maka Kanjeng Ratu Kidul akan dengan senang
Tidak boleh tertidur selama Kungkum hati, untuk menjaga dan melindungi seluruh rakyat
Tidak boleh banyak bergerak Mataram. Oleh karena itulah, tradisi Labuhan
Sebelum masuk ke sungai disarankan untuk tersebut masih dilestarikan sampai sekarang, oleh
melakukan ritual pembersihan (mandi dulu) raja-raja Mataram keturunan dari Panembahan
Pada saat akan masuk air baca mantra ini: Senapati.

“ Putih-putih mripatku Sayidina Kilir, Ireng-ireng Raja-raja Mataram mempunyai kewajiban


mripatku Sunan Kali Jaga, Telenging mripatku untuk memberikan sesaji kepada roh halus yang
Kanjeng Nabi Muhammad.” menunggui tempat-tempat yang mempunyai
Pada saat masuk air, mata harus tertutup dan peranan penting bagi raja-raja sebelumnya,
tangan disilangkan di dada terutama bagi raja-raja pendiri Mataram
Nafas teratur (Panembahan Senapati), karena roh-roh halus itu
Kungkum dilakukan selama 7 malam biasanya. dianggap telah membantu pendiri dinasti tersebut
dalam menegakkan kerajaan.

12 Ensiklopedi Kotagede
ADAT DAN TRADISI

Dengan demikian, maksud dan tujuan diadakannya rokok yang sama seperti dunia manusia, membayar
upacara labuhan, ialah untuk keselamatan dengan uang yang sama, memakai macam pakaian
pribadi Sri Sultan, Kraton Yogyakarta, dan rakyat yang sama, ada banyak mobil yang jenisnya sama
Yogyakarta secara keseluruhan. di jalan-jalan, ada banyak pabrik-pabrik persis
seperti di dunia manusia. Yang mengherankan
Lamaran adalah, mereka itu memiliki tehnologi yang lebih
Bagian dari upacara perkawinan yang bertujuan canggih dari manusia, kota-kotanya lebih modern
untuk mengetahui apakah seorang gadis sudah ada pencakar langit, pesawat-pesawat terbang yang
terikat kepada seorang pria. Proses yang melibatkan ultra modern dll.
keluarga pria lebih dahulu menanyakan apakah
gadis dari pihak wanita telah dimiliki oleh seorang Ada juga hal-hal yang mistis di dunia Merkayangan
jejaka atau belum. Pertanyaan ini diajukan kepada ini, kadang-kadang bila perlu ada juga manusia
orang tua gadis, jika masih hidup maka proses ini yang diundang oleh mereka antara lain untuk:
disebut legan, tetapi jika orang tua gadis sudah melaksanakan pertunjukkan wayang kulit,
meninggal dan ditujukan kepada wali, maka proses menghadiri upacara perkawinan, bekerja di batik,
ini disebut nakokake. Jika diterima dengan baik, rokok dan manusia-manusia yang telah melakukan
maka keluarga pria memberikan paningset yakni pekerjaan di dunia tersebut, mereka itu dibayar
berupa sejumlah harta kepada orang tua si gadis dengan uang yang syah dan berlaku seperti mata
sebagai tanda pengikat. Harta berupa pakaian uang di dunia ini.
wanita dan sebentuk cincin.
Midhang
Matang Puluh Tradisi yang dahulu dilakukan oleh masyarakat
Tradisi memperingati empat puluh hari saat Kotagede. Apabila seseorang mempunyai sesuatu
meninggal dunia. Bertujuan untuk mohon keinginan tertentu, dan keinginan tersebut berhasil
pengampunan kepada Tuhan Yang Maha Esa. diwujudkan (nadar), maka ia akan melakukan
Prosesi upacara ini diadakan setelah magrib dan Midhang. Biasanya Midhang, berkaitan dengan
diikuti oleh keluarga, ulama, tetangga dan relasi. harapan berupa: naik kelas, berhasil melaksanakan
Perlengkapan yang dipergunakan nasi ambengan, Khitanan, mempunyai anak, dan lain-lainnya.
nasi gurih, ketan kolak, apem, ingkung ayam, nasi Midhang dapat dilakukan dengan dua macam,
golong, dan bunga yang dimasukkan dalam lodong yaitu: midhang ke Sendang Seliran dan makam
serta kemenyan. raja-raja dengan membawa beberapa ubarampe
berupa sajen (sesaji). Hal tersebut dimaksudkan
Merkayangan sebagai suatu rasa bersyukur kepada Yang Maha
Salah satu dari alam kehidupan, di saluran ini Pencipta, bahwa keinginannya telah berhasil, dan
hampir sama seperti kehidupan di dunia manusia, ada pula sebagian masyarakat seputar Kotagede
kecuali tidak adanya sinar terang seperti matahari. melakukan Midhang dengan naik andhong keliling
Dalam dunia merkayangan mereka merokok, kota Yogyakarta.

Ensiklopedi Kotagede 13
ADAT DAN TRADISI

Midodareni (Adat Tradisi yang bersentuhan


dengan legitimasi Agama)
Acara ini dilakukan pada malam hari sesudah akidah terhadap kebudayaan. Sarasehan ini juga
siraman. Midodaren berarti menjadikan sang sebagai wahana sosialisasi gagasan tentang perlunya
pengantin perempuan secantik Dewi Widodari. ‘Revitalisasi Terpadu KCB Kotagede’. Pertemuan
Pengantin perempuan akan tinggal di kamarnya ini dihadiri sekitar 30 orang dari berbagai elemen
mulai dari jam enam sore sampai tengah malam masyarakat dan LSM seperti Pusdok, Kantil dan
dan ditemani oleh kerabat-kerabatnya yang JMBN, maupun organisasi pelestari budaya dan
perempuan. Mereka akan bercakap-cakap dan wakil pemerintah yang mempunyai kompetensi
memberikan nasihat kepada pengantin perempuan. dan perhatian terhadap keterlestarian Kotagede.
Orangtua pengantin perempuan akan memberinya (Mas Penewu Joyo Permono, lurah Jagalan
makan untuk terakhir kalinya, karena mulai besok & berbagai sumber tentang Kotagede serta
ia akan menjadi tanggung jawab suaminya. pengalaman penulis)

Di rumah calon penganten putri mengundang Mitoni


beberapa tamu untuk jagong midodareni. Biasanya Bagian dari upacara kehamilan yang bertujuan
yang diundang adalah teman-teman terdekat dan untuk mohon keselamatan yang disebut juga
tetangga yang dekat dengan rumah calon penganten tingkeban. Tingkep artinya tutup, sehingga
putri. Sedangkan di rumah calon penganten pria tingkeban merupakan upacara penutup selama
tidak diadakan jagongan midodareni, karena kehamilan sampai bayi dilahirkan. Upacara ini
pada siangnya sudah mendatangkan tamu untuk dilaksanakan pada umur kehamilan tujuh bulan
mengiringkan/mengantarkan calon penganten pria di waktu setelah magrib, dan dihadiri oleh si ibu,
yang akan nyantri ke rumah calon mertua. suami, keluarga, dukun, dan ulama. Terdapat
makanan pantangan yaitu ikan gabus/sungsang,
Jagong midodareni tidak boleh berbicara keras- daging yang bersifat panas, belut, kepiting, buah
keras atau ketawa terbahak-bahak, tetapi hanya durian, dan buah maja. Upacara mitoni untuk
diam dan mengheningkan cipta, mohon kepada calon ibu yang akan mempunyai anak pertama,
Tuhan Yang Maha Esa supaya upacara nikah dan dilakukan dengan tambahan siraman. Namun
panggih pada pagi harinya dapat terlaksana dengan bagi ibu untuk anak kedua dan seterusnya hanya
selamat dan tidak kurang suatu apa. Ini adalah dilakukan selamatan kendhuri. Perlengkapan
suatu etika jagong midodareni jaman dahulu. yang digunakan terdiri dari sajen: sego jangan,
jajan pasar, jenang abang putih, jenang baro-
Sarasehan Minggu Legen baro, emping ketan, tumpeng robyong, ketan
Sarasehan Minggu Legen adalah nama pertemuan kolak, apem, pisang raja, sego jajanan, tujuh buah
sarasehan yang diselenggarakan warga masyarakat tumpeng, jenang, kembang boreh dan kemenyan.
pemukim Kawasan Cagar Budaya Kotagede.
Kegiatan ini diselenggarakan 35 hari sekali setiap Mitung Ndina
Minggu Legi bertempat di rumah budaya Rudy Tradisi memperingati tujuh hari dari waktu
Pesik atau di Balai Kelurahan Jagalan. Sarasehan meninggalnya. Bertujuan untuk mohon peng-
rutin ini dimaksudkan untuk menumbuhkan ampunan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Prosesi
pemahaman, kesadaran dan penyamaan persepsi upacara ini diadakan setelah magrib dan diikuti
dari warga masyarakat Kotagede tentang pentingnya oleh kelaurga, ulama, tetangga dan relasi. Per-
pelestarian dan pengembangan KCB Kotagede lengkapan yang dipergunakan nasi ambengan,
secara komprehensif dengan mengakomodasikan nasi gurih, ketan kolak, apem, ingkung ayam, nasi
berbagai aspek. Sarasehan ini dalam rangka upaya golong, dan bunga yang dimasukkan dalam lodong
meredusir stigmanisasi syirik, musrik, pelanggaran serta kemenyan.

14 Ensiklopedi Kotagede
ADAT DAN TRADISI

Montro
Merupakan seni budaya tradisional yang bersifat betul-betul hanya nasi putih dan air putih saja.
Islami berbentuk teater rakyat, dengan mengambil Sebelum melakukan puasa mutih ini, biasanya
setting cerita sejarah atau riwayat nabi Muhammad, seorang pelaku puasa harus mandi keramas dulu
sejak dalam kandungan hingga kelahirannya. sebelumnya dan membaca mantra ini : “niat
Pemain Montro adalah laki-laki dewasa. Pemain ingsun mutih, mutihaken awak kang reged, putih
Montro adalah orang laki-laki dewasa dengan kaya bocah mentas lahirdipun ijabahi gusti allah.”
mengenakan pakaian seragam Jawa berkain dan
memakai mit (ikat kepala). Sebelum pertunjukan Nelung Ndinani (Adat Tradisi yang bersentuhan
dimulai terlebih dahulu dipersiapkan sesaji berupa dengan legitimasi halal-haram Agama)
pisang raja dua sisir abon-abon berupa bunga Tradisi memperingati tiga hari meninggalnya
campuran yang dibeli di pasar disertai uang wajib. almarhum/almarhumah dari waktu meninggalnya.
Kesenian Montro ini dibuka oleh dalang. Dalang Bertujuan untuk mohon pengampunan kepada
ini mengucapkan kalimat pembukaan kemudian Tuhan Yang Maha Esa. Prosesi upacara ini
dijawab bersama oleh pericik (wayang) yang diadakan setelah magrib dan diikuti oleh kelaurga,
jumlahnya 16 orang. Para wayang maupun dalang ulama, tetangga dan relasi. Perlengkapan yang
menggunakan keris. Pembukaan dalang tadi dipergunakan nasi ambengan, nasi gurih, ketan
dijawab oleh para wayang diikuti dengan iringan kolak, apem, ingkung ayam, nasi golong, dan
terbang dan kendhang. Selanjutnya para pericik bunga yang dimasukkan dalam lodong serta
yang duduk berhadap-hadapan itu meliuk-liukkan kemenyan.
badan dengan memegang kepet pada tangannya.
Tarian pericik itu dilakukan dengan duduk Ngalong
bersimpuh di sekitar tikar. Dengan demikian Salah satu jenis puasa di lingkungan masyarakat
jumlah orang yang melakukan Montro itu 12 Jawa (Kejawen), dimana ngalong merupakan laku
orang, 1 sesepuh, dan 16 orang pericik. tapa yang sangat unik. Tapa ini dilakukan dengan
posisi tubuh kepala dibawah dan kaki diatas
Pada kepala para wayang diselipkan jambul yang (sungsang). Pada tahap tertentu tapa ini dilakukan
terbuat dari bulu, sedang pada pinggang terselip dengan kaki yang menggantung di dahan pohon
sampur. Khusus untuk dalang harus menggunakan dan posisi kepala di bawah, seperti kalong atau
pakaian hitam, sedang yang lainnya memakai kelelawar. Pada saat menggantung dilarang banyak
pakaian Jawa secara komplit. Sekarang pakaian bergerak. Secara fisik bagi yang melakoni tapa
untuk dalang tidak harus hitam, tetapi berseragam ini melatih keteraturan nafas. Biasanya puasa ini
asal dapat dibedakan mana dalang dan mana dibarengi dengan puasa Ngrowot.
periciknya.
Upacara Ngandeng-Andengi
Montro biasanya dilaksanakan semalam suntuk Malam sebelum diadakan upacara telah diadakan
mulai jam 20.30 dan selesai jam 6 pagi. Dalam satu selamatan yang disebut Ngandeng-andengi,
malam itu berkumpullah para penonton baik tua semacam midodareni di dalam upacara perkawinan.
maupun muda dan anak-anak kecil. Upacara ini dimaksudkan untuk mengundang
arwah yang akan dibakar, agar supaya masuk ke
Mutih dalam puspa. Pada pagi harinya upacara Kalang
Salah satu jenis puasa di lingkungan masyarakat Obong dimulai. Upacara ini dipimpin oleh seorang
Jawa (Kejawen), saat seseorang tidak boleh makan dukun ia menyiapkan perlengkapan lainnya. Saji-
apa-apa kecuali hanya nasi putih dan air putih sajian yang harus disajikan berupa:
saja. Nasi putihnya pun tidak boleh ditambah apa- seekor kerbau jantan, seekor itik jantan, telur itik
apa lagi (seperti gula, garam dan lain-lain.), jadi 32 butir, pisang raja 34 sisir pisang sweni (pisang

Ensiklopedi Kotagede 15
ADAT DAN TRADISI

mas setangkep), diisi gula dan kelapa, kemudian Ngebleng


direbus, buah-buahan; limau, salak masing-masing Salah satu jenis puasa di lingkungan masyarakat
31 buah. macam-macam jajan pasar: kelak keling, Jawa (Kejawen), dalam melakoni puasa
kucir cina masing-masing 31 buah, ampyang- menghentikan segala aktifitas normal sehari-hari.
ampyangan dibuat dari jagung, kedelai, kacang, Seseorang yang melakoni puasa ini tidak boleh
masing-masing digoreng dengan gula 2 kendhil, makan, minum, keluar dari rumah atau kamar,
buah empluk masing-masing diisi sebutir telur dan atau melakukan aktifitas seksual. Waktu tidur-
beras, ayam jantan 7 ekor yang sedang kemanggang pun harus dikurangi. Biasanya seseorang yang
untuk dibuat ingkung, bakul dari bambu 4 buah, melakukan puasa Ngebleng tidak boleh keluar dari
diisi tumpeng robyong, tikar kecil 1 lembar, sebuah kamarnya selama sehari semalam selama 24 jam.
belanga, berisi bunga rampai dipergunakan waktu Pada saat menjelang malam hari tidak boleh ada
menjual nasi kuku, kasur, bantal dan guling, gagar satu lampu atau cahayapun yang menerangi kamar
mayang 2 pasang, kelapa muda 4 buah, daun pisang tersebut. Kamarnya harus gelap gulita tanpa ada
raja 7 papah, untuk lembar saji-sajian, bermacam- cahaya sedikitpun. Dalam melakoni puasa ini,
macam daun-daunan untuk hiasan puspa: seperti keluar kamar hanya diperbolehkan untuk buang
daun beringin, cemara, dadap serep, kemuning, air saja.
awar-awar girang, apa-apa mata puspa dibuat dari
mata uang logam direkatkan dengan kapur. Bunga Ngelowong
rampai (bunga setaman) 7 bungkus, kapak sebuah, Salah satu jenis puasa di lingkungan masyarakat
tatah sebuah ondong untuk memikul anglo berisi Jawa (Kejawen), yang relatif lebih mudah
dupa, kandi berupa obat sawan, singgul (dlingo dibanding puasa-puasa yang lain. Seseorang yang
bengle) dan nasi kuku (nasi yang dicampur dengan melakoni puasa Ngelowong dilarang makan dan
Abon), sambal 7 macam: sambal kluwak, puyang, minum dalam kurun waktu tertentu. Hanya
jagung, wijen, kedelai, gepeng dan pencok, diperbolehkan tidur 3 jam saja dalam 24 jam.
jenang 3 macam: jenang putih, merah dan baro- Namun ia diperbolehkan keluar rumah.
baro dibuat dari bekatul nasi tumpeng kecil 32,
berwarna 4 macam, merah, putih, dan hitam. Ngeluwang
Klepon, jongkong dan intil, nasi uduk Salah satu jenis puasa di lingkungan masyarakat
Jawa (Kejawen), dimana laku tapa ini dianggap
Nganyep yang paling menakutkan bagi orang-orang awam
Salah satu jenis puasa di lingkungan masyarakat dan membutuhkan keberanian yang sangat
Jawa (Kejawen), yang menjalaninya hanya besar. Tapa ngeluwang disebut-sebut sebagai cara
memperbolehkan memakan makanan yang untuk mendapatkan daya penglihatan gaib dan
tidak ada rasanya. Hampir sama dengan Mutih, menghilangkan sesuatu. Tapa Ngeluwang adalah
perbedaannya makanannya boleh lebih beragam tapa dengan dikubur di suatu pekuburan atau
asal dengan ketentuan sama yang tidak mempunyai tempat yang sangat sepi atau angker. Setelah
rasa. seseorang selesai dari tapa ini, biasanya keluar dari
kubur maka akan melihat hal-hal yang mengerikan,
Ngasrep seperti arwah gentayangan, jin dan lain sebagainya.
Salah satu jenis puasa di lingkungan masyarakat Sebelum masuk ke kubur, disarankan baca mantra
Jawa (Kejawen), yang menjalaninya hanya ini : “Niat ingsun ngeluwang, anutupi badan kang
diperbolehkan makan dan minum yang tidak ada bolong siro mara siro mati, kang ganggu marang
rasanya, minumnya hanya diperbolehkan 3 kali jiwa insun, lebur kaya dene banyu krana Allah
saja sehari. Ta’ala.”

16 Ensiklopedi Kotagede
ADAT DAN TRADISI

Ngepel
Salah satu jenis puasa di lingkungan masyarakat untuk kandungan berumur lima bulan. Saji-sajian
Jawa (Kejawen), yang artinya satu kepal penuh. ini terdiri dari: nasi tumpeng enten-enten, uler-
Puasa ini mengharuskan seseorang untuk memakan uleran, yaitu makanan kecil terbuat dari tepung
dalam sehari satu kepal nasi saja. Terkadang beras dan diberi warna dan dibentuk sedemikian
diperbolehkan sampai dua atau tiga kepal nasi rupa sehingga menyerupai uler. Disediakan pula
sehari. nasi punar, dan nasi putih atau nasi uduk. Kenduri
dilakukan oleh kaum/modin dan dilakukan pada
Ngeruh malam hari.
Salah satu jenis puasa di lingkungan masyarakat
Jawa (Kejawen), dimana dalam melakoni puasa ini Ngrowot
seseorang hanya boleh memakan sayuran / buah- Salah satu jenis puasa di lingkungan masyarakat
buahan saja. Tidak diperbolehkan makan daging, Jawa (Kejawen), yang termasuk jenis puasa yang
ikan, telur dan sebagainya. lengkap dilakukan dari shubuh sampai maghrib.
Saat sahur seseorang yang melakukan puasa
Ngidang Ngrowot ini hanya boleh makan buah-buahan itu
Salah satu jenis puasa di lingkungan masyarakat saja. Diperbolehkan untuk memakan buah lebih
Jawa (Kejawen), dimana yang menjalaninya dari satu tetapi hanya boleh satu jenis yang sama,
hanya diperbolehkan memakan dedaunan mentah misalnya pisang 3 buah saja. Dalam puasa ini
saja, dan air putih saja. Selain dari itu tidak diperbolehkan untuk tidur.
diperbolehkan.
Orang yang melakukan pantang makan selain
Nglimani umbi-umbian (ketela pohon, ketela rambat,
Upacara dan selamatan menjelang saat kelahiran, gembili, ubi, talas, dan sebagainya) dalam jangka
yang dilakukan pada saat usia kehamilan menginjak waktu tertentu dan dengan tujuan tertentu
lima bulan. Diadakan dengan tujuan untuk pula (tujuh hari, 40 hari, 100 hari, setahun dan
menjauhkan wanita hamil dari pengaruh kekuatan sebagainya). Sebelum melakukan ngrowot, orang
gaib, agar ibu dan bayi yang dikandung lahir harus melakukan mandi jamas terlebih dahulu.
dengan selamat tanpa kurang suatu apa. Upacara Selama melakukan ngrowot harus bersih hatinya
ini disertai dengan beberapa sajian yang diperlukan dan tidak melakukan hal-hal tercela.

Ensiklopedi Kotagede 17
ADAT DAN TRADISI

Permainan Nini Thowong

Permainan Nini Thowong


Salah satu permainan tradisional yang hidup pada waktu matahari tenggelam (surup) dengan
dalam masyarakat Kotagede. Perlengkapan yang disertai oleh seorang pawang sambil membawa
diperlukan: Boneka berwujud orang yang terbuat sesaji. Sampai di kuburan dilakukan pembakaran
dari tempurung kelapa dan rangka dari bambu, kemenyan dan pembacaan mantera agar roh “bayi
diberi pakaian (kain, kebaya, selendang sampur, yang meninggal” dapat memasuki boneka dan
ikat pinggang/stagen), bunga hiasan kepala yang diajak bermain di desa. Roh anak tersebut dikenal
berasal dari kuburan. Sesaji: kembang abon-abon, dengan sebutan bocah bajang.
berupa bunga kenanga, mawar, kanthil, kinang,
boreh, minyak wangi, kemenyan, sekeping uang Setelah nini thowong diisi roh, kemudian
logam dan setangkep pisang raja. Diperlukan arena digendong menuju desa dengan iringan “lagu
bermain di tempat terbuka. boyong”. Sesampai di arena permainan disambut
dengan “lagu bageya”, selanjutnya nini thowong
Cara Bermain: Permainan ini dimainkan oleh dibangkitkan dengan “lagu ilir-ilir” dan dilanjutkan
anak perempuan yang berjumlah 4 orang yang dengan lagu gembira sampai selesai.
berperan memegang kaki dan badan boneka. Nama lain : Nini Thowok, Nini Endhok, Nini
Apabila terdapat pemain tambahan, maka pemain Dhiwut, atau Cowongan. Permainan ini berfungsi
lain memegang selendang di sebelah kiri dan sosial magis, dan di desa Grudo, Pundong dipercaya
kanan. Selanjutnya boneka dibawa ke kuburan dapat menyembuhkan penyakit.

18 Ensiklopedi Kotagede
ADAT DAN TRADISI

Nontoni
Pada tahap ini sangat dibutuhkan peranan seorang perantara. Perantara ini
merupakan utusan dari keluarga calon pengantin pria untuk menemui keluarga
calon pengantin wanita. Pertemuan ini dimaksudkan untuk nontoni, atau melihat
calon dari dekat. Biasanya, utusan datang ke rumah keluarga calon pengantin
wanita bersama calon pengantin pria. Di rumah itu, para calon mempelai bisa
bertemu langsung meskipun hanya sekilas. Pertemuan sekilas ini terjadi ketika
calon pengantin wanita mengeluarkan minuman dan makanan ringan sebagai
jamuan. Tamu disambut oleh keluarga calon pengantin wanita yang terdiri dari
orangtua calon pengantin wanita dan keluarganya, biasanya pakdhe atau paklik.

Nyadran
Setelah kenduri, pada hari berikutnya mereka membersihkan makam yang disebut
nyadran. Sambil mengirim para leluhur atau sanak saudara yang dimakamkan.

Pada zaman dulu, bila sudah terlaksana membuat selamatan ketan, kolak,
apem, baru berani berziarah ke makam, tetapi pada masa kini tidak membuat
selamatan ketan, kolak, apem pun tetap juga mengirim leluhur ke makam pada
bulan Ruwah.

Ensiklopedi Kotagede 19
ADAT DAN TRADISI

Pesugihan Nyai Blorong

Pesugihan Nyai Blorong

Adalah suatu suatu makhluk halus, yang tinggal di pengantin perempuan. Kemudian, muncullah dewi
Pantai Selatan yang termasyur. Dari bukti sebuah uang itu sebagai perempuan cantik, tetapi dengan
gambar sehubungan dengan artikel dari Kremer, ekor ular, yang digunakan untuk melilit korban
orang menunjuk pada wujudnya yang berbentuk persembahannya. Selama beberapa jam ia harus
ikan, seperti sejenis putri duyung ekornya ditutupi bersabar dengan cemas, tetapi setelah pengantin
dengan sisik emas. Petunjuk lainnya di semua asingnya pergi lagi, dan dengan keberangkatannya
peristiwa, dia digambarkan berkepala manusia, kembali rumah itu akhirnya penuh dengan uang.
kadang juga ada tambahan kaki. Ia memberikan
kekayaannya untuk waktu tertentu. Setelah itu Menurut cerita yang lain, orang yang memohon
mereka menjadi miliknya, dan ia yang menikmati. dikirim ke rumah dan ia mendapat perintah
Orang bisa menjadi bagian dari tempat tinggalnya, pada malam hari lewat mimpi ke rumah dan ia
yang semua hidup dari hewan korban. Orang-orang mendapat perintah pada malam hari lewat mimpi
membentuk pintu-pintu dan tembok-tembok, ke suatu tempat di sungai untuk mengambil seekor
semua berbaris di dinding dan atap, lainnya lagi ikan dan meletakkan ikan itu pada tempat tidur
sebagai pager atau penyangga genthong air. Orang yang telah tersedia, di sana ada kemenyan yang
yang datang mengunjungi tempat tinggalnya dibakar dan sebagainya. Kemudian harus ditinggal
dengan tiba-tiba dan cara yang tak terduga, dan pergi dan setelah satu jam kembali lagi. Siapa
mendapat perintah pulang kembali ke rumah dan yang melakukan perintah itu, ia akan menemukan
hampir tiap tanggal tertentu harus menyiapkan sejumlah banyak uang di rumahnya di bawah
tempat tidur untuk menerima dia sebagai bantal di tempat tidur.

20 Ensiklopedi Kotagede
ADAT DAN TRADISI

Petilasan Nyai Melati

Petilasan Nyai Melati Nyekar


Terletak di Makam Ndalem, dimana dikuburkan Kegiatan ziarah ke makam dengan menabur
Nyai Melati, yang dikenal sebagai abdi dalem bunga disertai doa. Biasanya dilakukan pada
perempuan dari Panembahan Senapati. bulan Syaban (Ruwah), khususnya pada tanggal
pertengahan sampai akhir bulan. Dapat juga
Nyantri dilakukan pada tanggal 1 Syawal atau pada waktu
Mulai dahulu kala sampai sekarang masih ada dan tertentu sesuai dengan niat seseorang. Misalnya,
lazim dilaksanakan calon mempelai pria datang orang yang berniat akan mempunyai hajat
satu hari sebelum upacara nikah dan panggih (khitanan, perkawinan, dan sebagainya) biasanya
dilaksanakan dan bermalam di rumah calon yang bersangkutan melakukan ziarah nyekar
mertua. terlebih dahulu. Menurut kepercayaan, pada bulan
itu arwah leluhur turun ke bumi sehingga para
Adat tersebut dinamakan nyantri, terutama demi kerabat yang masih hidup dapat berkomunikasi
menjaga keamanan dan keselamatan dan dalam arti lewat doa dengan mereka. Perkembangan masa
luas. Calon penganten pria mengenakan pakaian kini untuk berkomunikasi dengan arwah lewat
Kasatriyan, yaitu meniru pakaian seorang pangeran, doa dengan mereka. Perkembangan masa kini
terdiri atas jarik, jas takwa yang terbuat dari sutra, untuk berkomunikasi dengan arwah leluhur yang
ikat kepala jebehan, tetapi belum memakai bunga, dipentingkan adalah lewat doanya sehingga sering
hanya memakai sumping berlian atau intan. Untuk tanpa disertai tabur bunga.
menggantikan bunga dipakai satu kudhup melati,
kalung ulur-ulur, keris warangka ladrang/branggah Nyewu
belum memakai kolong keris, memakai selop. Memperingati seribu hari lamanya dari saat
Dewasa ini calon mempelai pria kalau nyantri meninggal, kembali ke alam baka. Oleh karena
biasanya hanya memakai pantalon dan jas lengkap nyewu ini peringatan terakhir, maka kadang-
saja. kadang peringatan ini dibuat secara besar-
besaran, tidak sama dengan peringatan-peringatan
Nyatus Dina sebelumnya yang hanya sederhana saja. Umumnya
Tradisi memperingati seratus hari dari meninggal- dengan menyembelih kambing lalu dimasak gulai,
nya. Bertujuan untuk mohon pengampunan sate, dll. Untuk menjamu para hadirin, karena
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Prosesi upacara pada peringatan ini umumnya diselenggarakan
ini diadakan setelah magrib dan diikuti oleh dengan mengundang tamu.
kelaurga, ulama, tetangga dan relasi. Perlengkapan
yang dipergunakan nasi ambengan, nasi gurih, Penyembelihan kambing ini sebagai penebus,
ketan kolak, apem, ingkung ayam, nasi golong, karena pada waktu almarhum/almarhumah masih
dan bunga yang dimasukkan dalam lodong serta bayi tidak dikekahi. Karena pada waktu itu orang
kemenyan. tuanya belum mengetahui aturan tetang kekah
atau akikah. Untuk mengejar kekurangan tadi,

Ensiklopedi Kotagede 21
ADAT DAN TRADISI

pada peringatan Nyewu yang meninggal disusuli sampai bersih, dipotong-potong dengan panjang
tatacara akikah. Kambing yang disembelih harus kira-kira 1 m dan lalu dibelah. Yang bertepatan
jantan dan sudah poel (tua dan tidak bergigi lagi). dengan kepala diberi ceruk untuk menempatkan
Untuk almarhum jumlahnya dua ekor, sedang kepala jenazah. Jumlah belahan batang pisang
almarhumah cukup satu ekor saja. dibuat gasal: 3, 5, dan 7. Alat-alat yang harus
disediakan untuk memandikan jenazah adalah:
Dalam selamatan ini masakannya sama dengan dingklik panjang, balai-balai yang dibujurkan
seperti selamatan tiga hari dan seterusnya. Tetapi ke timur, untuk tempat duduk yang memangku
ada beberapa tambahan yaitu: jenazah, atau untuk mengatur potongan-potongan
Tumpeng megana 1 buah. Gulai atau satai batang pisang yang ditumpangi jenazah pada
kambing tidak berbumbu sambal kecap seperti bila waktu dimandikan, tempayan-tempayan dari
membeli di warung, tetapi cukup dibakar saja. 1 tanah liat, atau kenceng-kenceng dari logam,
jenis makanan misalnya roti (cake atau lapis legit), misalnya tembaga yang jumlahnya gasal, dan
pastil atau lain-lain. Ambeng nasi punar, dengan diatur di sebelah utara dingklik atau balai-balai
lauk pauk; tempe kedelai rajangan yang digoreng, tadi, yang diisi dengan air dan diberi bunga
kedelai hitam goreng, telur dadar tipis yang diiris- setaman (bermacam-macam bunga, 3 macam:
iris halus, ulam asren diiris kecil-kecil digoreng. mawar, melati, kenanga atau bunga dari halaman
Wadah nasi punar dan lauknya itu adalah takir sendiri) dan daun kelor, gayung air yang jumlahnya
ponthang (takir yang dibuat dari daun pisang yag gasal, yang dimaksudkan dalam tempat-tempat
tepinya diberi hiasan janur kuning) seperti waktu air yang berisi air penuh. Tempat air yang sudah
selamatan nelung ndinani. diatur sedemikian rupa sehingga menjadi satu
baris membujur ke timur, landa merang (abu dari
Menjelang selamatan nyewu diadakan pengajian tangkai bulir padi yang sudah diambil buahnya)
atau membaca Kitab Suci Alquran 30 juz. yang ditaruh dalam mangkuk, sabun mandi (pada
Tamatnya atau selesainya dijatuhkan bersamaan zaman dulu, jumlahnya lima iris dan ditaruh di atas
dengan selamatan nyewu. Banyaknya yang diberi lepek) tepung arang dari kayu jati ditaruh di atas
tugas mengaji tergantung yang mempunyai hajat, lepek, juga dengan sepotong kecil kain putih untuk
tidak ada ketentuan pasti.berhubung dengan ada membersihkan gigi. Gagang merang (tangkai padi),
yang mengaji itu dan karena sebelum selamatan yang sudah dipotong-potong pendek disediakan
dibacakan doa, diadakan tahlil oleh para ulama untuk membersihkan kuku, kendi dari tanah liat
dan santri, yang tentu saja jumlahnya tidak sedikit, yang berisi air wuddu (bagi yang beragama Islam).
maka mereka itu harus dijamu dengan minuman, Peralatan no. 4 sampai nomor 8 ditaruh di atas
makanan kecil serta makan nasi. Keluarnya kenap (meja kecil) di antara barisan tempat air
jamuan makan sesudah selesai bertahlil, sebelum dengan dingklik yang akan dipergunakan untuk
memanjatkan doa-doa untuk ambeng selamatan. memandikan jenazah dengan letak agak ke timur.
beberapa lembar kain panjang, yang digunakan
Nyuceni sebagai warana (tirai/tabir) untuk menutupi
Setelah membagi pekerjaan lalu menyiapkan semua pandangan dari luar dengan cara dipegangi, dan
peralatan yang diperlukan untuk memandikan untuk peneduh, supaya memandikannya tidak
jenazah. Menurut tata cara tempo dulu, tempat kelihatan dari atas.
memandikan jenazah itu harus di halaman. Jenazah
harus dipangku oleh ahliwaris sebanyak 3 orang. Paes
Apabila tidak ada ahli warisnya yang sanggup Calon mempelai wanita sesudah mandi terus
memangkunya karena takut atau karena alasan masuk ke kamar penganten yang sudah disediakan.
lain, jenazah tidak dipangku, tetapi dibaringkan di Calon mempelai wanita terus memakai baju
atas batang pisang (gedebog) yang sudah dikelupas sembagi polos yang tidak berkembang. Biasanya

22 Ensiklopedi Kotagede
ADAT DAN TRADISI

warna yang menyala. Rambut yang masih basah Pasar Legi


segera dikeringkan dengan ratus, agar rambut Nama lain dari Pasar Gedhe. Pasar legi adalah nama
berbau wangi.Kemudian oleh juru paes, mulai yang diberikan berdasarkan hari pasar, yang jatuh
dikerik githok penganten putripun dikerik. pada hari legi. Atau setiap lima hari sekali menurut
Sesudah itu baru mengambil baigan muka untuk kalender Jawa. Pada saat jatuh hari pasaran suasana
dipaes, sampai selesai. pasar jauh lebih ramai dibandingkan hari biasa,
dan penduduk menyebut suasana ini dengan istilah
Panggih legen. Hari pasaran di Kotagede yang jatuh setiap
Upacara panggih dimulai dengan pertukaran pasaran Legi, yang berlangsung dari pukul 07.00-
kembar mayang, kalpataru dewadaru yang 12.00wib. dan tidak ada yang serupa itu di Yogya.
merupakan sarana dari rangkaian panggih. Sesudah Pasar yang sehari-hari biasa-biasa saja itu mendadak
itu dilanjutkan dengan balangan suruh, ngidak menjadi special sebagai sebuah peristiwa. Sebagai
endhog, dan mijiki. Pertemuan pengantin yang sebuah arena pertunjukkan.
kemudian biasanya dilanjutkan dengan upacara
keramaian dengan mengundang kerabat dan relasi Pasar Legi membawa kegembiraan tersendiri bagi
dari kedua belah pihak. Upacara untuk menolak masyarakat Kotagede dan sekitarnya, juga sebagian
bala dan mohon keselamatan serta media sosialisasi warga dari kota yang datang untuk cuci mata atau
kedua mempelai kepada masyarakat. Perlengkapan hanya sesekali berbelanja. Kelompok pemuda di
yang dipergunakan sesaji berupa: nasi among, kampung sebelah utara dan barat pasar, misalnya
jenang-jenangan, nasi golong buat, nasi punar, dapat mengelola usaha parkir sepeda dan sepeda
pindhang antep, gecok ayam hidup dan kelapa. motor setiap Legi. Istilah legen menjadi istilah
Kendhuri: nasi gurih, ingkung nasi golong, nasi yang tidak asing lagi, yang artinya pergi ke Pasar
ambengan, dan nasi gudangan. Legi. Yang disebut Pasar Legi di Kotagede adalah
pasar yang berada di luar bangunan pasar, para
Pasang Tarub pedagangnya hanya berjualan di Kotagede setiap
Bila tanggal dan hari pernikahan sudah disetujui, Legi, yang memajang dan menggelar dagangannya
maka dilakukan langkah selanjutnya yaitu meluber memenuhi jalan sekeliling pasar hingga ke
pemasangan tarub menjelang hari pernikahan. lorong-lorong kampung sekitar.
Tarub dibuat dari daun kelapa yang sebelumnya
telah dianyam dan diberi kerangka dari bambu, Pasar Legi adalah pasar yang didominasi oleh kaum
dan ijuk atau welat sebagai talinya. Agar laki-laki, baik pedagang maupun pengunjungnya.
pemasangan tarub ini selamat, dilakukan upacara Sedangkan pasar di bagian dalam yang didominasi
sederhana berupa penyajian nasi tumpeng lengkap. perempuan, tetapah pasar yang seperti biasanya,
Bersamaan dengan pemasangan tarub, dipasang hanya jauh lebih sesak oleh orang yang lalu lalang.
juga tuwuhan. Yang dimaksud dengan tuwuhan Bila legi tiba, segala manusia dari bayi hingga
adalah sepasang pohon pisang raja yang sedang orang dewasa, khususnya laki-laki pergi ke pasar
berbuah, yang dipasang di kanan kiri pintu masuk. untuk rekreasi. Pedagang dari mana-mana datang
Pohon pisang melambangkan keagungan dan menggelar segala macam dagangan: unggas, ikan,
mengandung makna berupa harapan agar keluarga batu akik, pakaian, keris, alat pertanian, jimat,
baru ini nantinya cukup harta dan keturunan. obat kuat, dolanan, kaset bajakan, sandal, sepatu,
Biasanya di kanan kiri pintu masuk juga diberi sepatu sandal, topi, poster, kalender, kunci,
daun kelor yang bermaksud untuk mengusir drei, tanaman hias, bibit tanaman, dompet dan
segala pengaruh jahat yang akan memasuki tempat kacamata, madu, buku, korek api gas, hingga
upacara, begitu pula janur yang merupakan simbol bambu, sangkar burung, dipan, meja, kursi, almari
keagungan. dan lain sebagainya.

Ensiklopedi Kotagede 23
ADAT DAN TRADISI

Pati Geni
Salah satu jenis puasa di lingkungan masyarakat Jawa (Kejawen), dimana dalam
melakoni puasa menghentikan segala aktifitas normal sehari-hari. Hampir sama
dengan puasa Ngebleng, perbedaannya ialah tidak boleh keluar kamar dengan alasan
apapun, tidak boleh tidur sama sekali. Biasanya puasa ini dilakukan sehari semalam,
ada juga yang melakukannya 3 hari, 7 hari dan seterusnya. Jika seseorang yang
melakukan puasa Patigeni ingin buang air maka, harus dilakukan didalam kamar
(dengan memakai pispot atau yang lainnya). Ini adalah mantra puasa patigeni : “niat
ingsun patigeni, amateni hawa panas ing badan ingsun, amateni genine napsu angkara
murka krana Allah taala”.

Peningset
Merupakan suatu simbol bahwa calon pengantin wanita sudah diikat secara tidak
resmi oleh calon pengantin pria. Peningset biasanya berupa kalpika (cincin), sejumlah
uang, dan oleh-oleh berupa makanan khas daerah. Peningset ini bisa dibarengi
dengan acara pasok tukon, yaitu pemberian barang-barang berupa pisang sanggan
(pisang jenis raja setangkep), seperangkat busana bagi calon pengantin wanita, dan
upakarti atau bantuan bila upacara pernikahan akan segera dilangsungkan seperti
beras, gula, sayur-mayur, bumbon, dan sejumlah uang.

Ketika semua sudah berjalan dengan lancar, maka ditentukanlah tanggal dan
hari pernikahan. Biasanya penentuan tanggal dan hari pernikahan disesuaikan
dengan weton (hari lahir berdasarkan perhitungan Jawa) kedua calon pengantin.
Hal ini dimaksudkan agar pernikahan itu kelak mendatangkan kebahagiaan dan
kesejahteraan bagi seluruh anggota keluarga.

Puputan
Merupakan saat tali pusar bayi putus atau puput. Pada saat itu diadakan selamatan
puputan berupa kendhuri, bancakan dan pemberian nama bayi. Upacara ini
diadakan setelah maghrib dan dihadiri oleh bayi, ibu, dukun, pinisepuh, dan sanak
saudara. Upacara bertujuan untuk mohon keselamatan bagi bayi. Perlengkapan yang
dipergunakan nasi jangan, jenang abang putih, jenang baro-baro dan jajan pasar.

Puputan tambahan
Upacara mohon keselamatan bagi si bayi. Puputan merupakan saat tali pusar bayi
putus atau puput. Pada saat ini diadakan slametan puputan berupa kendhuri,
bancakan dan pemberian nama bayi. Upacara ini diadakan setelah maghrib dan
dihadiri oleh bayi, ibu, dukun, pinisepuh, dan sanah saudara. Perlengkapan sesaji
berupa sego tumpeng janganan, jenang abang putih, jenang baro-baro, dan jajan
pasar.

Upacara Rebo Pungkasan


Disebut juga Rebo Wekasan, tradisi mengarak lemper raksasa (terbuat dari beras
ketan yang diisi daging sapi, dan dibungkus dengan daun pisang), berukuran panjang
dua setengah meter dan berdiameter setengah meter, setiap akhir bulan Sapar (tahun
Jawa). Salah satu kebiasaan Sultan Agung suka makan lemper.

24 Ensiklopedi Kotagede

Anda mungkin juga menyukai