JAWA
December 10, 2014admin Reply
RAHAYU..!!!
HONG WILAHENG SEKAR BHAWANA LANGGENG!
I.
AKSARA JAWA
Sejarah Aksara
dan
Penanggalan
Kalau
Penanggalan Jawa
menandakan asli bahasa Jawa Kuna atau Kawi. Sedang Nama-nama Pembantu (Punakawan)
Ajisaka adalah :
a. Dura : bacanya tetap pakai vokal a, karena kalau dibaca pakai vocal O artinya akan
berubah jauh dan tidak ada keterkaitan atau tidak relevan(duro=bohong). Sedangkan
dalam berbagai catatan sejarah bahasa dan sastra Jawa mulai banyak
menggunakan vokal O pada masa sesudah abad 14 terpengaruh sastra
Arab. Sedang kalau Dura (ra dibaca dengan vokal A) dalambahasa Jawa Kuna berarti
unsur alam dari anasir air (Hidrogen), tetapi kalau Dura (ra dibaca dengan vokal O)
artinya bohong.
b. Sambadha : badha kalau dibaca dengan vocal A dalam bahasa Jawa Kuna berarti
unsur
alam dari anasir
api (Nitrogen),
tetapi
kalau
dibaca
dengan
vokal
O (sembodho) artinya mampu dan tidak relevan atau tidak ada kaitannya dengan
sangkan paraning dumadi maupun sangkan dumadining bhawana.
c. Duga : ga kalau dibaca dengan vokal A dalam bahasa Jawa Kuna berarti unsur
alam dari anasir tanah (Carbon), tetapi kalau dibaca dengan vokal O berarti pangati-ati
(dugo-kiro) diartikan dalam bahasa Indonesia secara bebas berarti peringatan & arahan dan
alam,
atau
2. Hidrogen
3. Nitrogen
Tanah
atau
atau
antara
Air
Api
disimbolkan
lain
disimbolkan
dengan
Pepet.
disimbolkan
dengan
Wulu.
dengan
Soco
atau
Cecek.
Sedangkan dalam bahasa Jawa Kuna aksara dari kata hak & sara yang berarti
darbeg-ing galih arti bebas dalam bahasa Indonesia berarti miliknya hati atau suara
hati.
Selama ini makna atau filosofi aksara Jawa yang dipahami oleh masyarakat umum
(terutama pada masyarakat pecinta budaya Jawa) banyak sekali dan sangat beragam,
tetapi cenderung terkesan gathuk mathuk & seje silit seje anggit, walau dari sisi ilmu
sastra masih bisa diterima. Tetapi yang menjadi keprihatinan, seolah-olah meng-amin-i atau
menguatkan pandangan minor dari masyarakat umum, terutama generasi muda dan orang-orang
yang selama ini membenci budaya Jawa. Kalau budaya Jawa itu identik dengan gathuk-mathuk,
gugon-tuhon, klenik, mistik dan apapun yang terkesan tidak rasional dan ilmiah. Padahal kalau kita
pelajari budaya Jawa yang benar, ada kata kunci yaitu kasunyatan lan tinemu ing nalar atau
dengan kata lain ilmiah dan rasional.
Contoh 1:
Aksara Jawa
Bahasa Jawa
Bahasa Indonesia
NA
CA
RA
DA
TA
TAnsah hamemayu.
SA
WA
LA
HA
KA
PA
DHA
JA
YA ngayogya tinuntun.
NYA
MA
GA
GAyuh hanyadarum.
Aksara Jawa
Bahasa Jawa
Bahasa Indonesia
HA
NA
Menciptakan,
memelihara,
Menghancurkan.
CA
RA
KA
TA
SA
YA
BA
THA
NGA
Contoh 2 :
DA
dan
WA
LA
Semua
berjalan
dinamis
dinamika atau kodrat alam.
PA
DHA
JA
YA
Yekti, sejati.
Betul-betul
kehidupan.
NYA
NYAwiji, manunggal.
MA
MArmo.
GA
BA
Binuka, kagelar.
THA
THukul, semi.
NGAkasa, Awang-uwung.
NGA
sejatinya
hidup
sesuai
dan
Makna dan filosofi aksara Jawa seperti dua contoh tersebut sangat banyak dan
beragam. Beda orang, beda paham/keyakinan dan beda daerah, beda pula pemahaman
atau penjabaran mereka dengan sistem akronim (singkatan), sehingga kadang
cenderung
terkesan
gathuk-mathuk.
Karena prinsip dasar dalam budaya Jawa adalah kasunyatan dan tinemu ing nalar
(ilmiah dan rasional), bukan sekedar gathuk-mathuk. Sekarang kita coba memahami makna dan
filosofi aksara Jawa dengan metode atau paradigma lain.
Aksara Jawa
Makna Dasar
Makna Bebas
Apapun dan siapapun yang ada di alam
semesta ini (makrokosmos dan
mikrokosmos), semua adalah utusan
Tuhan. Sehingga manusia, hewan,
v Dll.
Hidup ini merupakan misteri dan teka-teki
dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Sehingga
MA,
GA
THA, NGA
BA,
Selain pemahaman tersebut diatas, ada makna lain yang sangat tinggi nilai filosofinya,
yaitu : semua aksara Jawa dipangku mati dan akan berubah atau berganti makna
maupun arti, kecuali aksara JA dan WA. Maksudnya : siapapun kita, apapun agama atau
suku kita, apapun kedudukan kita, seberapa tinggi kekuasaan kita, seberapa tinggi
kepandaian kita, kalau dipangku oleh situasi dan kondisi tersebut masih mati jiwa kita
berarti kita belum JAWA. Dengan kata lain bisa diartikan JAWA adalah sesuatu yang
tidak pernah mati, atau SPIRIT ALWAYS OF LIFE atau Jiwa yang selalu hidup atau jiwa yang
tidak pernah mati. Sehingga kalau kita betul-betul mempelajari Jawa akan kita temukan
pengertian : Spirit Of Java (Jiwa Jawa), Javanese culture (Budaya Jawa), Javanologi (Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Jawa maupun budaya Jawa). Sedangkan aliran/penghayat
kepercayaan adalah Spiritual Culture.
II.
PENANGGALAN JAWA
Pada waktu jaman Kerajaan Mataram Islam dipimpin oleh Sultan Agung Hanyakra
Kusuma, waktu itu ada ancaman pengaruh bangsa asing (VOC) yang sudah menguasai
Sunda Kelapa (Batavia) sangat besar dan terasa mengancam keselamatan rakyat
maupun kedaulatan Negara. Sehingga terpikir bagaimana membuat rakyatnya rukun
dan bersatu yaitu dengan cara meng-Akulturasi-kan tiga ungsur budaya yang ada pada
waktu itu (Jawa, Hindhu, Islam), disimboliskan pada bentuk perubahan Penanggalan
Jawa. Tetapi karena berbeda pedoman dasar peredaran yaitu Matahari (Solar) untuk
Penanggalan
Hindhu,
sedangkan Bulan
(Lunar) untuk
kalender
Hijriah,sehingga walaupun disatukan (khususnya Penanggalan Jawa dan Kalender Hijriah) dengan
cara dihilangkannya satu masa Penanggalan Jawa (4 windu=48=32 tahun), tetapi walau begitu
tetap saja berselisih satu hari. Karena hal ini pula akhirnya muncullah istilah tahun ABOGE (tahun
Alip, tgl 1 Suro jatuh hari Rebo Wage) dan tahun ASAPON (tahun Alip, tgl. 1 Suro jatuh hari Seloso
Pon). Perubahan ini bertepatan tanggal 1 Muharram 1043 H = 29 Besar 1554 Jawa = 8 Juli
1633 M.
Sekarang
masa
Sultan
Agung
sudah
lama
berselang,
banyak
kalangan
yang berpendapat kalau aksara dan Penanggalan Jawa sudah waktunya perlu diadakan
perubahan atau penyesuaian dengan perkembangan jaman, supaya tetap elegan dan
flexibel di segala jaman. Tetapi supaya tetap tidak kehilangan roh atau jatidiri, dalam mengadakan
perubahan tersebut jangan merubah makna dan filosofi aslinya, seperti yang terjadi dalam sejarah
terjadinya perubahan aksara dan Penanggalan Jawa, walau perubahan tersebut berkali-kali, tetapi
tetap tidak merubah makna dan filsafat aslinya. Barangkali karena perubahan yang dilakukan Sultan
Agung Hanyakrakusuma cukup signifikan, sehingga mengakibatkan keterpurukan bangsa
ini semakin
belum pulih karena akibat dari hilangnya Jatidiri bangsa ini. Sementara itu, mulai masa Sultan
Agung sampai sekarang, belum ada yang berani melakukan perubahan atau penyesuaian. Ada yang
berpendapat kalau Penanggalan Jawa seharusnya setiap 75 atau 120 tahun sekali harus
diadakan penyesuaian. Ada yang berpendapat, kalau sekarang dekade perhitungan
tahun ABOGE sudah berakhir dan sudah seharusnya diganti decade perhitungan tahun
ASOPON. Terlepas dari berbagai pendapat tersebut, lebih baik demi kembalinya sebuah
Jati Diri bangsa, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang punya dan kuat JATI DIRInya. lebih baik kita kembali pada Penanggalan Jawa asli yang diciptakan oleh Mpu Hubayun (911
pertimbangan :
1. Penanggalan Jawa Mpu Hubayun adalah Penanggalan Jawa asli dan yang pertama atau
tertua (911 SM).
2. Kalender yang penuh dengan nilai-nilai filosofi tinggi, yang menandakan bangsa kita adalah
bangsa yang besar. Sehingga kalau bisa Penanggalan Jawa diangkat menjadi Kalender Nasional
Negara Indonesia. Karena tidak semua bangsa dan negara di dunia memiliki kalender sendiri.
3. Kalender yang mengarah pada keselarasan atau keharmonian alam semesta,karena
berdasarkan proses awal terjadinya alam semesta (Sangkan Dumadining Bhawana).
4. Penanggalan Jawa yang selaras dengan aksara Jawa, Sangkan Dumadining Bhawana dan
Sangkan paraning Dumadi.
5. Satu-satunya kalender di dunia yang mengakomodasi makrokosmos dan mikrokosmos,
sehingga tidak sekedar kalender yang hanya memakai hitungan angka.
6. Penanggalan Jawa harus berdiri diatas semua golongan (agama,suku). Karena makna kata
JAWA itu sendiri tidak bermakna sukuisme maupun kedaerahan (teritorial). Sedangkan
Penanggalan Jawa Sultan Agung, selain adanya polemik dengan berbagai pendapat yang
berbeda juga terlalu banyak mengadopsi pengaruh Islam. Sehingga orang yang tidak memeluk
agama Islam, muncul perasaan tidak merasa ikut memiliki, sedang pemeluk agama Islam
sendiri juga banyak yang tidak merasa memiliki karena dianggapnya peninggalan agama
Hindhu. Semua itu berakibat hilangnya nilai-nilai kebersamaan, gotong-royong, guyub-rukun,
yang menjadi ciri-khas bangsa kita. Akibatnya sekarang ini banyak orang yang sudah tidak
mengenal lagi atau sudah tidak peduli pada Penanggalan Jawa, aksara Jawa dan Budaya
Jawa.
7. Kalender atau penanggalan adalah simbol kehidupan sehari-hari, sementara kalender yang
ada sekarang ini dan menjadi kalender resmi nasional negara Indonesia, tercetak angka besar
kalender Masehi dan angka kecil kalender Hijriah. Tanpa kita sadari sudah cukup lama ada
kekuatan tertentu yang ingin menghancurkan Nusantara/Indonesia dengan berawal
menghilangkan simbol kehidupan sehari-hari Nusantara/Jawa. Alhasil sekarang ini secara umum
bangsa kita merasa malu, hina dan tidak bangga menggunakan simbol-simbol Nusantara dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga terpuruklah bangsa kita sekarang ini.
A. PENETAPAN HARI DALAM PENANGGALAN JAWA (Makrokosmos).
1. Hari ke-1 berdasarkan Surya disebut Radite atau Rawiwara sekarangMinggu
(Dipengaruhi Planet Matahari), naptunya 5.
2. Hari ke-2 berdasarkan Rembulan disebut Suma atau Sumawara sekarangSenen
(Dipengaruhi Planet Bulan), naptunya 4.
3. Hari ke-3 berdasarkan Kartika-I disebut Anggara atau Manggala sekarangSelasa
(Dipengaruhi Planet Mars), naptunya 3.
4. Hari
ke-4
berdasarkan Pertiwi disebut Buda atau
Pertala sekarang Rebo
(Dipengaruhi Planet Bumi), naptunya 6.
5. Hari ke-5 berdasarkan Kartika-II disebut Respati sekarang Kamis (Dipengaruhi
Planet Jupiter), naptunya 8.
6. Hari ke-6 berdasarkan Kartika-IV disebut Sukra sekarang Jumat (Dipengaruhi
Planet Uranus dan Venus), naptunya 6.
7. Hari ke-7 berdasarkan Kartika-III disebut Tumpak sekarang Sabtu (Dipengaruhi
Planet Saturnus), naptunya 9.
B. SIFAT SIFAT MAKROKOSMOS
1. Matahari adalah bintang induk Tata Surya dan merupakan komponen utama sistem
Tata Surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar ini
menyebabkan kepadatan inti
kesinambungan fusi nuklir dan
Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi eletromagnetik,
termasuk spektrum optik.
2. Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami terbesar
ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan
sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari.
3. Mars (1,5 SA dari matahari, SA : Satuan Astronomi = 150 juta kilo meter) berukuran
lebih kecil dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis
yang kandungan utamanya adalah karbon dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi
gunung berapi raksasa seperti Olympus Monsdan lembah retakan seperti Valles
marineris, menunjukan aktivitas geologis yang terus terjadi sampai baru belakangan ini.
Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi. Mars mempunyai
dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang diduga merupakan asteroid yang
terjebak gravitasi Mars.
4. Bumi (1 SA dari matahari) adalah planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat,
satu-satunya yang diketahui memiliki aktivitas geologi dan satu-satunya planet yang
diketahui memiliki mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair adalah khas di antara planetplanet kebumian dan juga merupakan satu-satunya planet yang diamati memiliki lempeng
tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda dibandingkan planet-planet lainnya, karena
dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen. Bumi
memiliki satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar dari planet kebumian di
dalam Tata Surya.
5. Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, adalah 2,5 kali massa dari gabungan
seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya adalah hidrogen danhelium. Sumber
panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada
atmosfernya, sebagai contoh pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang
diketahui Yupiter memiliki 63 satelit. Empat yang terbesar, Ganymede, Callisto, Io,
dan Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi
dan inti yang panas.[44]Ganymede, yang merupakan satelit terbesar di Tata Surya,
berukuran lebih besar dari Merkurius.
6. Uranus (19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi, adalah planet yang paling ringan
di antara planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari
matahari dengan bujkuran poros 90 derajad pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang
sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi
panas. Uranus memiliki 27 satelit yang diketahui, yang terbesar adalah Titania,
Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda.
7. Venus (0,7 SA dari matahari) berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Dan
seperti bumi, planet ini memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi,
atmosfernya juga tebal dan memiliki aktivitas geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering
dari bumi dan atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus tidak memiliki
satelit. Venus adalah planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 C,
kemungkinan besar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam
atmosfer. Sejauh ini aktivitas geologis Venus belum dideteksi, tetapi karena planet ini
tidak memiliki medan magnet yang bisa mencegah habisnya atmosfer, diduga sumber
atmosfer Venus berasal dari gunung berapi.
8. Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya, memiliki beberapa
kesamaan dengan Yupiter, sebagai contoh komposisi atmosfernya. Meskipun Saturnus
hanya sebesar 60% volume Yupiter, planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga
Yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat planet ini sebuah planet yang paling tidak
padat di Tata Surya. Saturnus memiliki 60 satelit yang diketahui sejauh ini (dan 3 yang
belum dipastikan) dua di antaranya Titan dan Enceladus, menunjukan activitas
geologis, meski hampir terdiri hanya dari es saja. Titan berukuran lebih besar
berasal
bantuan organisme.
b.
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral .
5. Air :
a. air mengalir dari permukaan tinggi ke rendah, karena gaya gravitasi
b. air mengalami kapilaritas, yaitu meresapnya partikel air melalui celah2 kecil
c. permukaan air yang tenang adalah datar
d. air dapat memantulkan maupun membiaskan cahaya
e. bayangan benda yang dilihat di air pasti lebih kecil dari ukuran sebenarnya
E. PENETAPAN BULAN DALAM PENANGGALAN JAWA (CANDRA)
1.
Bulan ke-1 disebut Badra Warna sekarang disebut Sura, Naptunya 7.
2.
Bulan ke-2 disebut Asuji sekarang disebut Sapar, Naptunya 2.
3.
Bulan ke-3 disebut Kartika sekarang disebut Mulud/Rabiulawal, Naptunya
3.
4.
Naptunya 5 .
5.
Bulan ke-5 disebut Manggasri sekarang disebut Jumadilawal, Naptunya 6.
6.
Bulan ke-6 disebut Sitra sekarang disebut Jumadilakir, Naptunya 1.
7.
Bulan ke-7 disebut Manggalaka sekarang disebut Rejeb, Naptunya 2.
8.
Bulan ke-8 disebut Naya sekarang disebut Ruwah/Sadran, Naptunya 4.
9.
Bulan ke-9 disebut Palguna sekarang disebut Puasa, Naptunya 5.
10. Bulan ke-10 disebut Wisaka sekarang disebut Syawal, Naptunya 7.
11. Bulan ke-11 disebut Jita sekarang disebut Apit/Dulkaidah/Selo, Naptunya 1.
12. Bulan ke-12 disebut Srawana sekarang disebut Besar/Dulhijah, Naptunya 3.
F.
Tahun
ke-3
di
sebut
tahun Jimawal,
Naptunya 3.
4. Tahun ke-4 disebut Yama/Duryata sekarang di sebut tahun Je, Naptunya 7.
5. Tahun ke-5 disebut Ludra/Dhamma sekarang di sebut tahun Dal, Naptunya 4.
6. Tahun ke-6 disebut Brahma/Pitaka sekarang di sebut tahun Be, Naptunya 2.
7. Tahun ke-7 disebut Kala/Wahyu sekarang di sebut tahun Wawu, Naptunya 6.
8. Tahun ke-8 disebut Uma/Dirgawarsa sekarang di sebut tahun Jimakir,
Naptunya 3.
G. PAWUKON ATAU SATUAN MINGGU DALAM PENANGGALAN JAWA
1.
Sinta
11.
Kuningan
21.
Wuye
2.
Landep
12.
Langkir
22.
Manail
3.
Kurantil
13.
Mandhasia
23.
Prangbakat
4.
Tolu
24.
Bala
Gumbreg
25.
Wugu
Warigalit
26.
Wayang
Warigagung
27.
Kulawu
Julungwangi
28.
Dhukut
Sangsang
Watugunung
Gunungan
30.
Wukir
5.
6.
7.
8.
9.
29.
10.
14.
Julungpujud
15.
Pahang
16.
Kuruwelut
17.
Maraken
18.
Tambir
19.
Madhangkungan
20.
Maktal
Mangsa adalah nama waktu sebulan (seperdua belas tahun) tetapi lamanya tidak
sama, ada yang kurang dari 30 hari dan ada juga yang lebih dari 40 hari.
Perhitungan mangsa dimulai dan matahari tampak di sebelah utara (bulan Juni).
Mangsa juga merupakan penggambaran indikator birahi alam, sehingga mangsa
banyak digunakan para petani untuk pedoman bercocok tanam. Contoh : 1.
birahinya anjing kawin itu mangsa 9, sehingga tidak akan kita temukan anjing kawin pada
mangsa yang lain. 2. Adanya musim buah buahan.
Nama mangsa pada umurnya sebagai berikut:
1. Kartika
= Kasa
=
2. Pusa
= Karo
=
3. Manggasari
= Katelo
=
4. Sitra
= Kapapat
=
5. Manggakala
= Kalima
=
6. Naya
= Kaenem
=
7. Palguna
= Kapitu
=
8. Wisaka
= Kawolu
=
9. Jita
= Kasongo
=
10. Srawana
= Kasepuluh
=
22 Jun 01 Agt
02 Agt 24 Agt
25 Agt 17 Sep
18 Sep 12 Okt
13 Okt 08 Nop
09 Nop 21 Des
22 Des 02 Peb
03 Peb 28 Pem
01 Mar 25 Mar
26 Mar 18 Apr
= 41
= 23
= 24
= 25
= 27
= 43
= 43
= 26
= 25
= 24
11. Badrawana
12. Asuji
= Kasewelas
= Karolas
= 19 Apr 11 Mei
= 12 Mei 21 Jun
= 23
= 41
Menurut kepercayaan kuno ada dua hari baik untuk punya hajat dan berusaha :
1. Sri tumpuk, baik untuk meminang, menikah, mulai mananam segala macam tananam,
mulai berusaha (berdagang atau mendirikan perusahaan)
2. Bulan atau wuku yang ada harinya Anggara Kasih, baik untuk meminang, menikah,
khitanan, boyongan, dan segala macam usaha.
L. HARI KELAHIRAN
Hari kelahiran biasanya dianggap baik bagi yang orang lahir pada hari itu, oleh
karena banayk orang yang memperingati hari kelahirannya dengan berpuasa,
bersemadi, bersedekah dan lain sebagainya. Bahkan pada hari kelahirannya
dipergunakan
segala
macam
hajat
yang
baik,
misalnya
pindah
rumah,
mendirikan rumah, mulai berusaha dan segala macam perbuatan baik. Biasanya
yang dianggap tantangan bagi seseorang sesuai dengan kelahirannya ialah hari
Puput Puser, ialah pangkal pusatnya sudah mengering lalu lepas dari perutnya.
M. DINA UWAS
Hari yang tidak pernah ditempati tahun baru Jawa disebut Dino Uwas (Dino tanpo tanggal)
tidak baik untuk segala keperluan, hari tersebut antara lain :
1.
Selasa wage
2.
Rabu legi
3.
Kamis pon
4.
Saptu kliwon
5.
Minggu pahing
Radite (minggu)
2.
Soma (senen)
3.
Anggara (selasa)
4.
Buda (rabu)
5.
Respati (kamis)
6.
Sukra (jumat)
7.
Tumpak (saptu)
terkait.
Semoga
bisa
mendatangkan
RAHAYU.!!!