Anda di halaman 1dari 32

Sejarah Lahirnya Pesantren Berdasarkan Naskah Babad Cirebon Koleksi

PNRI
Bilih manggih galagah arum ambêtipun, punika dipun
dhêkahana, awit panggenan punika badhe dados nagari,
sarta gêmah raharja. Radèn Patah lajêng lumampah
anjog ing wana agêng, amanggih galagah wangi
ambêtipun. Wana punika anama ing Bintara, ing ngriku
Radèn Patah adhêdhêkah, botên antawis lami kathah
têtiyang dhatêng, sami tumut gêgriya ing ngriku, sarta
sami ambabadi wana, angadêgakên masjid, sangsaya
kathah têtiyang dhatêng, sami anggêguru dhatêng Radèn
Abstrak
Patah.
Ada beberapa naskah Babad Cirebon Br 36, Br 75, dan Br 107
(Kembali dalam
yang tersimpan pada cerita Raden Patah:
Perpustakaan Nasionalbeliau masih
RI yang tinggal
berbicara
[berguru] di Ampel Denta, lalu dinikahkan
tentang sejarah pengislaman di Tanah Jawa oleh Wali Songo. dengan cucu
Salah sulung
satu yangSunan Ampelperhatian
menarik bernamadari Nyai Ageng beraksara
teks-teks Maloka.
Raden Patah lalu memohon petunjuk
pegon dan Jawa ini adalah kisah asal mula kemunculan dan arahan dimana
harus bertempat tinggal dan membangun
pesantren di Demak, Jawa Tengah, pada abad XV. Teks ini permukiman
baru (adhêdhêkah)
menjelaskan secara bertahap dengan aman
proses awaldanberdirinya
damai. Sang Sunan
Pesantren
Demak dari praktik membuka hutan untuk pertanian mau
kemudian memberi petunjuk: Kalau Raden Patah dan
diberi baru,
permukiman petunjuk, maka yang
mendirikan harus ia lakukan
desa, membangun masjid adalah
untuk
berjalandan
salat Jumat, lurus ke arah membangun
kemudian barat. Kalaupesantren.
sudah menemukan
Studi ini
pohon gelagah
membandingan yang
teks-teks berbau
serupa dariharum, maka
masa itu itulah
yang tempat
membantu
idealnya. Karena berawal dari tempat itulah
memperkaya keberadaan lembaga perguruan yang sama seperti diharapkan
disebutakan menjadi
dalam Babadkota yang ramai
Cirebon, besertadan sejahtera. dalam
peranannya Radenproses
Patah
kemudian menuruti nasehat gurunya
islamisasi maupun dalam pembentukan peradaban baru itu. Membuka hutan
besarpasca-Majapahit.
Nusantara di sana, di daerah Bintara. Di sanalah Raden Patah
membangun desa. Tidak lama kemudian banyak orang
datang, Babad
Kata kunci: ikut membangun rumah, sama-sama
Cirebon, pesantren, membabad
sejarah Islam, Wali
Songo dan membuka hutan. Mereka lalu mendirikan mesjid
[untuk Shalat Jum’at]. Banyak yang datang bersama-
samaPesantren:
Asal-usul tinggal dan berdiamTekstual
Tinjauan di sana, lalu berguru kepada
Raden Patah).
Tulisan ini memfokuskan diri pada satu bagian dalam naskah
Babad Cirebon yang berkisah tentang awal pembukaan hutan
ilalang Glagah Wangi, lalu menjadi Pesantren Demak sebelum
beralih menjadi Kesultanan Demak. Bagian ini penting diangkat
untuk melihat lebih dekat proses terbentuknya pesantren di Jawa
di masa awal pengislaman oleh Wali Songo dari abad ke-15,

Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018 1


7
Ahmad Baso

sekaligussegerauntuksaja mengoreksi
ia tebangi dan anggapan
bersihkan selama
padanginirumput
yang
mengatakan
ilalangbahwa
itu. pesantren baru muncul di abad ke-
19.1Naskah
Tempat tersebut
itu kemudian
terdapatberubah
dalammenjadi
koleksikegiatan
Perpustakaan
belajar
Nasional agama Islam
Republik nan suci.
Indonesia Banyak orang bermukim untuk
(PNRI).
menjadi
Ada beberapa santrinya. Rumah-rumah
manuskrip banyak berdiri.
yang menggunakan nama
Babad Bahkan
Cerbon di atau Babad
sana telah Cirebon
berpenghuni dalamdua puluhKeberadaan
PNRI. ribu orang
penduduk.
naskah-naskah dariJadi sudahini
Cirebon menjadi
disebutdesa yang ramai.
pertama kali oleh J.L.A.
BrandesShalat
pada Jumat
tahun mulai
1906 didirikan sehinggabarang
dalam notulen jadi seperti atau
inventaris
2
ibaratGenootschap
Bataviaasch negeri yang luas (kinidan besar. Para
Museum Pusatulama dan orang
Jakarta). T.E.
Behrendalim pun berdatangan
mengamati ada 13 macam dari negeri
variasiseberang
teks naskah maupun dari
ini, yang
terbanyakJawa, berkumpul
berada dalam PNRI bersama-sama, bersepakat
yang ditulis mengadakan
dalam aksara pegon,
3
diskusi dan
hanacaraka,dan musyawarah
latin. Setidak-tidaknya
berbagaiada ilmu.
tigaSudah
naskahdisebut
yang
menyebut sama-sama
asal-usulakan dan namanya,
proses banyak yang menyukai
pembentukan pesantren namadi
Demak pengajian
sebelum menjadiatau pesantren
kesultanan, ituyaitu
dengan
naskahnama Br 36Pesantren
dan Br
75 yangDemak.
beraksara Banyak
pegonsantri hijrah ke
dan naskah Br sana,
107 yang mencari ilmu
beraksara
Jawa. Ketiganya
rahasia sejati berbentuk
dalam agama
tembang maupun
macapat.ilmuRinkes
yang sangat
dalam
luas). menyebutkan, satu versi naskah Babad Cerbon
satu tulisannya
(Br 75a-c PNRI) disalin dalam askara pegon oleh K.H. Abdul
4
Kedua
Qahhar kutipan di atas1820
sekitar tahun menggambarkan
selama hidupnya. asal-usul
Beberapakelahiran
versi
Demak Babad
naskah Cerbon
dari sebuah hutan Babad Tanah
dan ilalang hinggaJawimenjadi
ditulismesjid
oleh kiai
dan
pesantren.
penghulu Cirebon
Ini terjadi ini sebelum
dari bahan-bahan
berdirinyamasa-masa
Masjid Agung abadDemak
ke-18,
bahkanmenandai
yang masa sebelumnya. Dengan demikian,
peresmian kesultanan Islam pertamabisa dipastikan
di Jawa
bernama
bahwa asal-usul
Kesultananteks iniDemak.
berasal Dua
dari masa-masa
teks berikut itu.5memperjelas
maksud kedua kutipan di atas. Babad Tanah Jawi menyebut
13
demikian.
1 Lihat pembahasan ide ini dalam Ahmad Baso, Pesantren Studies 2A
(Tangerang Selatan: Pustaka Afid, 2011), Bab 1.
2Notulen van de Algemeene en Directievergaderingen
Amangsuli cariyosipun Radèn Patah, van het Bataviaasch
ingkang kantun
Genootschap deel XLIV – 1906 (Batavia: G. Kolff & Co., 1907), lampiran
wontên ing Ngampèl Dênta, kadhaupakên kalih
III, hlm. xxv.
putranipun Nyai Agêng Maloka ingkang pambayun,
3Timothy Earl Behrend (penyunting), Katalog Naskah-naskah Nusantara
wayahipun Sunan ing Ngampèl Dênta, anuntên Radèn
(Jilid 4: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) (Jakarta: Yayasan
Patah nyuwun pitêdah, ing pundi ênggènipun badhe
Obor & EFEO, 1998), hlm. 224-5.
jêmjêm adhêdhêkah, Sunan ing Ngampèl Dênta inggih
4 D.A. Rinkes, “De Heiligen van Java V: Pangeran Panggoeng, zijn honden
asuka pitêdah, Radèn Patah kapurih lumampah ngilèn
en het wajangspel”. Tijdschrift voor Indische Taal-Land-en Volkenkunde
lêrês.
(TBG), vol. 54, tahun 1912, hlm. 144.
5 Lihat Hoesein Djajadiningrat, Tinjauan Kritis tentang Sajarah Banten

Serat
(terj.
13 Babad
KITLV danTanah Jawi: Wiwit
LIPI) (Jakarta: saking Nabi
Djambatan Adam
& KITLV, dumugi
1983), hlm.ing tahun
3, 221-2,
1647(ed. J.J. Meinsma) (s'Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1874), hlm. 33-4.
224.

22
6 Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018
Sejarah Lahirnya Pesantren Berdasarkan Naskah Babad Cirebon Koleksi
PNRI
Bilih
Ketiga manggih
teks Babad
galagah
Cerbon arumatauambêtipun,
Babad Cirebon punika ini dipun
berisi
sejarahdhêkahana,
kehidupan salahawit panggenan
seorang tokoh punika badheIslam
penyebar dados dan nagari,
salah
seorangsartatokohgêmah
Waliraharja.
Songo, Radèn Patah lajêng
yakni Sunan Gununglumampah
Jati. Itu
dimulaianjog ing wana agêng,
dari keberangkatan ibunya,amanggih
putri Rajagalagah
Pajajaran,wangi naik
haji keambêtipun.
Mekah, yang Wanadilanjutkan
punika anama dengan ing cuplikan
Bintara, kisah
ing ngrikupara
wali diRadèn
Jawa. Patah
Cerita adhêdhêkah,
berlanjut padabotên antawisDemak
berdirinya lami hingga
kathah
têtiyang
kemunculan dhatêng,
Senapati sami Mataram.
pendiri tumut gêgriya Khusus ing naskah
ngriku, Br sarta
75
dimulaisamidariambabadi
pembicaraan wana,
tentangangadêgakên
kedatangan masjid,
Syekhsangsaya
Jumadil
Kubro kathah têtiyangSyekh
dan putranya, dhatêng, sami anggêguru
Ibrahim dhatêng Radèn
Asmoro (ayahanda Sunan
yang menyebarkan Islam dari Champa ke Nusantara. 6
Ampel)Patah.
Kisah ini tidak ditemukan dalam sejumlah varian versi Babad
lainnya.7pada
Cerbon(Kembali Dalam cerita
teks Raden
lainnya,Patah:
seperti Babad
beliau Tanah
masih Jawi
tinggal
dan Sajarah
[berguru] Banten,
di Ampel kisahDenta,
itu disebut
lalu dinikahkan
sekilas, dengan
seperti akancucu
dikutipsulung
di bawah.Sunan Ampel bernama Nyai Ageng Maloka.
8
BerikutRaden
ini kutipan
Patah dari
laluteks Babad petunjuk
memohon Cerbon Brdan 36:arahan dimana
harus bertempat tinggal dan membangun permukiman
baru
[Pupuh (adhêdhêkah)
ke-16: Mijil] dengan aman dan damai. Sang Sunan
Yata kesahmemberi
kemudian Raden Patahpetunjuk:nuli; Kalau
amanggih Radening Patah
gon; kangmau
9
acukul petunjuk,
diberi gelagah wangine;
maka yang caketan
harusdesa ia Bintara
lakukan adi; ing
adalah
kana akardi;
berjalan luruspanggenan
ke arah barat.satuhu.Kalau sudah menemukan
pohon gelagah yang berbau harum, maka itulah tempat
idealnya. Karena berawal dari tempat itulah diharapkan
6Tentangakan menjadi
peranan Syekhkota yangKubro
Jumadil ramaidan danputranya
sejahtera.ini Raden Patah
dalam proses
kemudian menuruti nasehat gurunya itu. Membuka
Islamisasi di Nusantara, lihat buku saya, The Intellectual Origins of Islam hutan
besar
Nusantara di sana, Selatan:
(Tangerang di daerahPustakaBintara. Di sanalah
Afid, 2017), bab 2. Raden Patah
membangun
7 Cek misalnya desa. Tidak lama kemudian
dalam Babad Cirebon: Koleksi Naskah banyak orang
Kuno Kraton
datang, ikut membangun rumah, sama-sama
Kasepuhan Cirebon (Tim Kraton Kasepuhan Cirebon) (Jakarta: PNRI, membabad
2003). dan membuka hutan. Mereka lalu mendirikan mesjid
8Babad [untuk Shalat BrJum’at].
Cerbon naskah 36 PNRI Banyak yang32r-33v.
Jakarta, hlm. datangBisabersama-
diakses
dalam sama website
tinggal dan berdiam
PNRI: di sana, lalu berguru kepada
http://pnri.go.id/collections-
Raden Patah).
detail.php?lang=id&id=Manuskrip&link=623062. Naskah Br 36
kemudian dijadikan bahan oleh Brandes dan Rinkes untuk diterbitkan di
tahun 1911. Terbitan itu ditransliterasi disertai terjemahan rangkuman
untuk setiap pupuh, dengan menjadikan naskah Br 107 sebagai
perbandingan. Lihat J.L.A. Brandes, Babad Tjerbon: Uitvoerige
inhoudsopgave en noten (ed. D.A. Rinkes) (VBG vol. 59) (Batavia:
Albrecht & Co., 1911).

Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018 7


3
Ahmad Baso

Malah
segera ngadek
saja ia Jum’ahe
tebangi danwus bersihkan
dadi; jum’ah hing rumput
padang wong;
masyhur
ilalang itu.Pasantren Demak arane; lami-lami katah
angungsi;
Tempat itu umah-umah
kemudian dadi;
berubaharjamenjadi
kadi datu.
kegiatan belajar
agama Islam nan suci. Banyak orang bermukim untuk
(Cerita
menjadikemudian
santrinya.berganti
Rumah-rumah
dengan kisah banyak
Radenberdiri.
Patah
mengikuti
Bahkan dipetunjuk
sana telahgurunya [Sunandua
berpenghuni Ampel
puluhdi ribu
Surabaya]
orang
untuk menemukan
penduduk. Jadi sudah satumenjadi
tempatdesadi mana tumbuh pohon
yang ramai.
gelagah
Shalat Jumat
yang wangi
mulai dekat
didirikan
Desasehingga
Bintara jadi
yangseperti
agung.atauDi
sanalah sebenarnya
ibarat negeri yang luasRaden Patah
dan besar. Paramengerjakan
ulama dan orang dan
alim pun berdatangan
menggarap dari negeri
(tanah); kemudian seberang maupun
mendirikan dari
salat Jumat
Jawa, berkumpul
bersama para jemaah bersama-sama,
di hari Jumat bersepakat
sehinggamengadakan
daerah itu
diskusi dengan
dikenal dan musyawarah
nama Pesantrenberbagai ilmu. Sudah
Demak. Banyakdisebut
orang
sama-samapindah
kemudian akan namanya, banyak yang
dan mengungsi menyukai
ke sana, nama
mendirikan
pengajian
rumah dan atau pesantren baru.
perkampungan itu dengan nama Pesantren
Lama-kelamaan tempat
Demak. menjadi
tersebut Banyak sejahtera
santri hijrah ke kota
seperti sana,pusat
mencari ilmu
kerajaaan
rahasia
atau sejati dalam agama maupun ilmu yang sangat
kesultanan).
luas).
Dalam Babad Cerbon Br 75b:10
Kedua kutipan di atas menggambarkan asal-usul kelahiran
Demak [Pupuh
dari sebuah
ke-39:hutan ilalang hingga menjadi mesjid dan
Sumekar]
WusIniing
pesantren. lami sebelum
terjadi sabda Sunan AmpelMasjid
berdirinya Gading, sira Demak
Agung Patah,
11
wus paryoga
yang menandai [prayoga]
peresmian dudukuwa,
kesultanan Islam mulanga
pertama ilmu jati,
di Jawa
bernamasunKesultanan
tuduhi, ngulona
Demak.sira Dua
den age[h].
teks berikut memperjelas
maksud kedua kutipan di atas. Babad Tanah Jawi menyebut
demikian.13
9Gelagah wangi: satu jenis pohon ilalang yang harum, dikenal pula
denganAmangsuli
sebutan rumput Radèn spontaneum
bambu (Saccharum
cariyosipun Linn). kantun
Patah, ingkang
10Babad Cerbon naskah Br 75b PNRI Jakarta, hlm. 23-4. Bisa diakses
wontên ing Ngampèl Dênta, kadhaupakên kalih
dalam website PNRI:
putranipun Nyai Agêng Maloka ingkang pambayun,
http://opac.pnri.go.id/uploaded_files/dokumen_isi3/Manuskrip/br%20
wayahipun Sunan ing Ngampèl Dênta, anuntên Radèn
75b_1_001/book.swf. Teks yang sama dengan sedikit perbedaan
Patah nyuwun pitêdah, ing pundi ênggènipun badhe
redaksional terdapat dalam Carub Kandha Carang Seket (editor dan
jêmjêm adhêdhêkah, Sunan ing Ngampèl Dênta inggih
penerjemah: Sudibjo Z.H. & T.D. Sudjana) (Jakarta: Departemen
asuka pitêdah, Radèn Patah kapurih lumampah ngilèn
Pendidikan dan Kebudayaan, 1980). Redaksi yang hampir sama dengan
lêrês.
kutipan di atas terdapat dalam hlm. 282-3.
11Dudukuh, dedekah, dedukuh: membangun atau menempati satu dukuh

Seratperkampungan
atau
13 Babad Tanah Jawi: Wiwit
sebagai saking Nabi
penghuni AdamMaksudnya
pertama. dumugi ingditahun
sini
1647(ed. J.J.membangun
seseorang Meinsma) (s'Gravenhage:
dukuh di sebuah
Martinus
tempat
Nijhoff,
tertentu
1874),
yang
hlm.belum
33-4.

44
6 Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018
Sejarah Lahirnya Pesantren Berdasarkan Naskah Babad Cirebon Koleksi
PNRI
Bilih
Mangkomanggih
yen ana galagah
alas galaga
arum wangi,
ambêtipun,anengpunika
kana, dipun
caket
dhêkahana,
lan desa awit Bintara,
panggenan
angurip-urip
punika badhe
pasantren,
dados nagari,
dening
sarta
dumugi,gêmahmaring raharja.
salunta-luntane.
Radèn Patah lajêng lumampah
Yata Raden
anjog ing wanaPatah lampahe
agêng, ariri, ngulangalagah
amanggih lunta, amenggi
wangi
ambêtipun.
alas galaga, Wana ingkang
punikaambetipun
anama ingwangi,
Bintara,ika ing
nuli,
ngriku
den
babad Patah
Radèn dugi padange.
adhêdhêkah, botên antawis lami kathah
Wus dadi
têtiyang kang pamulangen
dhatêng, sami tumut agama
gêgriyasuci,
ing wus akathah,
ngriku, sarta
kang ambabadi
sami tumut ing kana, wana,omah-omah
angadêgakên atawis, omah
masjid, saking,
sangsaya
kathah têtiyang
rong laksa dadidhatêng,
wus rame. sami anggêguru dhatêng Radèn
Patah.
Ngadeg Jum’ahhe wus kadi, nanagari, jembar wira
agung ulama kang prapta, saking Seberang saking Jawi,
abedami, pada
(Kembali musyawarah kan ilmunne.
cerita Raden Patah: beliau masih tinggal
Wus kasebut
[berguru] ingkang
di Ampel samilalu
Denta, angarane, akehdengan
dinikahkan genah arancucu
12
Pamulangane
sulung Sunan Demak, akeh santri
Ampel bernama Nyaipada ngungsi,
Ageng wisik
Maloka.
jati ning,
Raden Patahilmulalukang sagedene.
memohon petunjuk dan arahan dimana
harus bertempat tinggal dan membangun permukiman
(Tidak
baru lama kemudian
(adhêdhêkah) denganSunan
amanAmpel suatu hari
dan damai. Sangberujar:
Sunan
kemudian
Wahai [Raden] memberi Patah,
petunjuk:
sebaiknya
Kalauengkau
Raden membangun
Patah mau
diberi
desa, petunjuk,
lalu mengajar maka ilmuyang harus
agama iayang lakukansejatiadalah
nan
berjalan
sempurna, lurusmengajar
ke arah dan barat.menjadi
Kalau sudah
guru. menemukan
Karena itu
pohon
pergilahgelagah
engkauyang berbau
ke arah harum,
barat, makatempat
ke satu itulah dimana
tempat
idealnya.
tumbuh Karenagelagahberawal dari tempat
atau ilalang berbauitulah diharapkan
harum yang
akan menjadidengan
berdekatan kota yangDesaramai dan Di
Bintara. sejahtera.
sanalahRaden Patah
kau bangun
kemudian menuruti nasehat
dan menghidupkan gurunya untuk
pesantren itu. Membuka hutan
memberikan
besar di sana, kepada
pengajaran di daerahsantri-santrimu
Bintara. Di sanalah
yangRaden Patah
bergabung
membangun
denganmu nanti. desa. Tidak lama kemudian banyak orang
datang,
Raden ikutPatah membangun rumah, menuju
segera berangkat sama-sama ke membabad
arah barat
dan membuka
seperti hutan. Mereka
yang ditunjukkan laluDalam
gurunya. mendirikan mesjid
perjalanannya
[untuk
ia sangatShalat Jum’at]. Banyak
berhati-hati, yang datang
hingga masuk mendapatibersama-
satu
sama
hutantinggal
gelagah danatau
berdiam
ilalangdi yang
sana, lalu
berbauberguru
harum,kepada
lalu
Raden Patah).
berpenghuni, seperti di hutan, dan ia menempati tempat itu sebagai
penghuni atau pemukim pertama. Lihat J.F.C. Gericke & T.
Roorda,Javaansch-Nederlandsch Handwoordenboek (ed. A.C. Vreede &
J.G.H. Gunning) (Amsterdam: Müller, 1901), vol. 2, hlm. 352.
12Pamulangane semakna pesantren, yaitu tempat mulang atau mengajar

ilmu, tempat seseorang berguru dan menimba ilmu.

Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018 7


5
Ahmad Baso

segera saja ia tebangi dan bersihkan padang rumput


ilalang itu.
Tempat itu kemudian berubah menjadi kegiatan belajar
agama Islam nan suci. Banyak orang bermukim untuk
menjadi santrinya. Rumah-rumah banyak berdiri.
Bahkan di sana telah berpenghuni dua puluh ribu orang
penduduk. Jadi sudah menjadi desa yang ramai.
Shalat Jumat mulai didirikan sehingga jadi seperti atau
ibarat negeri yang luas dan besar. Para ulama dan orang
alim pun berdatangan dari negeri seberang maupun dari
Jawa, berkumpul bersama-sama, bersepakat mengadakan
diskusi dan musyawarah berbagai ilmu. Sudah disebut
sama-sama akan namanya, banyak yang menyukai nama
pengajian atau pesantren itu dengan nama Pesantren
Demak. Banyak santri hijrah ke sana, mencari ilmu
rahasia sejati dalam agama maupun ilmu yang sangat
luas).

Kedua kutipan di atas menggambarkan asal-usul kelahiran


Demak dari sebuah hutan ilalang hingga menjadi mesjid dan
pesantren. Ini terjadi sebelum berdirinya Masjid Agung Demak
yang menandai peresmian kesultanan Islam pertama di Jawa
bernama Kesultanan Demak. Dua teks berikut memperjelas
maksud kedua kutipan di atas. Babad Tanah Jawi menyebut
demikian.13

Amangsuli cariyosipun Radèn Patah, ingkang kantun


wontên ing Ngampèl Dênta, kadhaupakên kalih
putranipun Nyai Agêng Maloka ingkang pambayun,
wayahipun Sunan ing Ngampèl Dênta, anuntên Radèn
Patah nyuwun pitêdah, ing pundi ênggènipun badhe
jêmjêm adhêdhêkah, Sunan ing Ngampèl Dênta inggih
asuka pitêdah, Radèn Patah kapurih lumampah ngilèn
lêrês.

13SeratBabad Tanah Jawi: Wiwit saking Nabi Adam dumugi ing tahun
1647(ed. J.J. Meinsma) (s'Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1874), hlm. 33-4.

66 Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018


Sejarah Lahirnya Pesantren Berdasarkan Naskah Babad Cirebon Koleksi
PNRI
Bilih manggih galagah arum ambêtipun, punika dipun
dhêkahana, awit panggenan punika badhe dados nagari,
sarta gêmah raharja. Radèn Patah lajêng lumampah
anjog ing wana agêng, amanggih galagah wangi
ambêtipun. Wana punika anama ing Bintara, ing ngriku
Radèn Patah adhêdhêkah, botên antawis lami kathah
têtiyang dhatêng, sami tumut gêgriya ing ngriku, sarta
sami ambabadi wana, angadêgakên masjid, sangsaya
kathah têtiyang dhatêng, sami anggêguru dhatêng Radèn
Patah.

(Kembali pada cerita Raden Patah: beliau masih tinggal


[berguru] di Ampel Denta, lalu dinikahkan dengan cucu
sulung Sunan Ampel bernama Nyai Ageng Maloka.
Raden Patah lalu memohon petunjuk dan arahan dimana
harus bertempat tinggal dan membangun permukiman
baru (adhêdhêkah) dengan aman dan damai. Sang Sunan
kemudian memberi petunjuk: Kalau Raden Patah mau
diberi petunjuk, maka yang harus ia lakukan adalah
berjalan lurus ke arah barat. Kalau sudah menemukan
pohon gelagah yang berbau harum, maka itulah tempat
idealnya. Karena berawal dari tempat itulah diharapkan
akan menjadi kota yang ramai dan sejahtera. Raden Patah
kemudian menuruti nasehat gurunya itu. Membuka hutan
besar di sana, di daerah Bintara. Di sanalah Raden Patah
membangun desa. Tidak lama kemudian banyak orang
datang, ikut membangun rumah, sama-sama membabad
dan membuka hutan. Mereka lalu mendirikan mesjid
[untuk Shalat Jum’at]. Banyak yang datang bersama-
sama tinggal dan berdiam di sana, lalu berguru kepada
Raden Patah).

Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018 7


Ahmad Baso

Sementara
segeraitu, saja
dalam ia teks Sajarah
tebangi dan Banten
bersihkan(naskah
padang
LOrrumput
7389)
14
disebut ilalang itu.
Tempat itu kemudian berubah menjadi kegiatan belajar
[Pangkur]
agama Islam nan suci. Banyak orang bermukim untuk
menjadi santrinya. Rumah-rumah banyak berdiri.
Piniyak
Bahkan di punang galagah,
sana telah alang-alang
berpenghuni dua puluh tanribu
kandheg
orang
lampahneki,
penduduk. Jadi nulya siramenjadi
sudah adhadhukuh, sasoring
desa yang pabuluwas,
ramai.
ing Bintara
Shalat Jumat adon angaji
mulai sireku,sehingga
didirikan angaji kitabjadi lan Qur’an,
seperti atau
tan alami
ibarat dadiyang
negeri nagari.luas dan besar. Para ulama dan orang
alim pun berdatangan dari negeri seberang maupun dari
Jawa, berkumpul
([Seusai pamit pada bersama-sama,
gurunya, Radenbersepakat
Patah]mengadakan
pun segera
diskusi dan
berangkat ke musyawarah
satu tempat dimanaberbagai ilmu. pohon
tumbuh Sudah gelagah
disebut
sama-sama
atau rumput akanilalangnamanya, banyak
yang wangi. yang
Lalu menyukai
beliau nama
membangun
pengajian atau pesantren
perkampungan, bersama-sama itu dengan
[dengan nama pendatang
Pesantren
Demak. berdiam
lainnya] Banyak dan santri hijrahhingga
tinggal, ke sana, mencaribanyak
bertambah ilmu
rahasia
dan sejati di
membesar dalam
DesaagamaBintara.maupun
Di sanailmu yang
beliau sangat
mengajar
luas). mengaji kitab dan Kitab Suci al-Quran. Tak
mengaji,
lama kemudian desa itu menjadi sebuah kota).
Kedua kutipan di atas menggambarkan asal-usul kelahiran
DemakPenulis
dari sebuah
teks-teks hutan ilalang
di atas hinggakita
memberi menjadi
wawasanmesjid dan
tentang
pesantren.
sejarah awal Ini terjadi sebelumDemak
terbentuknya berdirinya Masjid
sebagai Agung
sebuah Demak
pesantren
yang
sebelummenandai
menjadiperesmian kesultanan
satu kesultanan. Islam dari
Itu dimulai pertama di Jawa
perintah sang
bernama
guru, Sunan Kesultanan
Ampel, kepadaDemak.sang Dua tokoh,
teks berikut memperjelas
Raden Patah, untuk
maksud
membukakedua kutipan
satu desa atas. Babad Tanah
ataudiperkampungan baru, laluJawimendirikan
menyebut
pesantren.13Kemunculan pesantren dikaitkan dengan keberadaan
demikian.
sebuah desa. Sang tokoh lalu menemukan satu tempat dimana
tanah Amangsuli
atau pepohonannyacariyosipun Radèn
berbau Patah,
harum dan ingkang
wangi. Di kantun
sini
tanah wontên
yang wangi ing Ngampèl Dênta, kadhaupakên
menjadi fondasi lahirnya peradaban kalih
putranipun
Nusantara. Kemudian Nyaiia melakukan
Agêng Maloka babat ingkang
alas ataupambayun,
membuka
wayahipun
hutan untuk Sunan ingdan
lahan pertanian Ngampèl
pengairan.Dênta, anuntên Radèn
Patah
Muncullah nyuwun pitêdah, ing
perkampungan pundi
baru. ênggènipun
Orang-orang badhe
kemudian
jêmjêmkeadhêdhêkah,
mengungsi perkampungan Sunanbaruing Ngampèl
tersebut. Dênta
Setelahinggih
itu,
asuka
didirikan pitêdah,
masjid Radèn
pertama Patah
untuk kapurih salat
keperluan lumampah
Jumat,ngilèn
yang
lêrês.
14Sajarah BantenNaskah LOr 7389 (disunting oleh Titik Pudjiastuti),
Serat
dalam
13 BabadPudjiastuti,
Titik Tanah Jawi:Menyusuri
Wiwit saking
JejakNabi
Kesultanan
Adam dumugi
Bantening tahun
(Jakarta:
1647(ed. J.J.Widyasastra,
Wedatama Meinsma) (s'Gravenhage:
2015), hlm. 244-5
Martinus
– terjemahan
Nijhoff, 1874),
diperbaiki.
hlm. 33-4.

88
6 Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018
Sejarah Lahirnya Pesantren Berdasarkan Naskah Babad Cirebon Koleksi
PNRI
menjadiBilih manggih
pusat peradabangalagah arum ambêtipun,
perkampungan punika dipun
itu, sekaligus pusat
dhêkahana,
kegiatan keislaman. awit Raden
panggenan Patah punika badhe dados
kemudian nagari,
membangun
sarta Namanya
pesantren. gêmah raharja. Pesantren RadènDemak, Patahtempatlajêngparalumampah
santri,
bahkananjog ing wana
para ulama agêng, seberang
dari negeri amanggihJawa galagah
(ulama wangikang
prapta,ambêtipun.
saking Seberang),
Wana punika ikut anama
mengajiingal-Quran
Bintara,dan ing belajar
ngriku
Radèn
kitab-kitab Patah
agama adhêdhêkah,
Islam. Nama Demak botênkonon antawis lamidari
diambil kathah
satu
têtiyang
kata Jawa lama dhatêng,
yang berarti sami“hadiah”
tumut gêgriya ing ngriku,15 sarta
atau “pemberian”. Jadi,
sami
dari sini bisaambabadi
kita lihat nama wana,Demak angadêgakên
pertama-tama masjid, sangsaya
bukan nama
sebuahkathah têtiyang
kerajaan, dhatêng,
tetapi namasami anggêguru
lembaga dhatêng agama
pendidikan Radèn
bernamaPatah.
pesantren!
Perkampungan pesantren itu makin ramai dan sejahtera,
menjadi sebuah nagari
(Kembali pada cerita Raden
atau kota. Patah:
Teks Br 75bbeliau masih tinggal
menyebut jumlah
[berguru]
duapuluh di Ampel
ribu manusia (rong laksa)lalu
Denta, yangdinikahkan
menghunidengannegeri cucu
itu –
sulung yang
tentu jumlah Sunan Ampel
besar. Seratbernama
Centhini Nyai Ageng Maloka.
juga menyebut jumlah
16
Raden
penduduk Patahsaat
Demak laluitumemohon
dalam angka petunjuk
ribuan.dan Sebutan nagari,
arahan dimana
nagaraharus
atau negari
bertempat waktu tinggal
itu dipakai
dan untuk
membangun menunjukkan
permukimanposisi
Demakbarusebagai
(adhêdhêkah)
titik penghubung
dengan laluaman lintas
dan pergerakan
damai. Sang manusia
Sunan
dan juga
kemudian
sebagaimemberi
salah satu petunjuk:
jalur peradaban.
Kalau Raden Ini Patah
konstruksi
mau
diberikosmopolit
kehidupan petunjuk, dan makakebangsaan
yang harusNusantara.ia lakukanIniadalahyang
berjalanmisalnya,
digambarkan, lurus ke oleh arahsalah
barat. Kalaupelaut
seorang sudahdan menemukan
navigator
pohon gelagah
Arab terkenal dari abad yang berbau
9 H/15 M,harum,
Ahmadmaka itulah tempat
bin Majid, dalam
idealnya.
kitabnya, Hawiyatu-l-Ikhtishar
Karena berawal fidariIlmi-l-Bihar,
tempat itulahyang diharapkan
pernah
17
akan menjadi
mengunjungi wilayahkota yangutara
pesisir ramai Jawadansekitar
sejahtera.
tahunRaden
1460.Patah
kemudian menuruti nasehat gurunya itu. Membuka hutan
besar di sana, di daerah Bintara. Di sanalah Raden Patah
membangun
15 Lihat Solichin Salam, desa.Sekitar
TidakWali lama kemudian
Sanga (Kudus: banyak
Menara, orang
1986
datang, ikut
[1960]), cet. 13, hlm. 14.membangun rumah, sama-sama membabad
dan
16 Lihat dalammembuka
The Centhini hutan.
Story:Mereka
The Javaneselalu Journey
mendirikan mesjid
of Life (editor:
[untuk Shalat Jum’at]. Banyak yang datang
Soewito Santoso; foto: Fendi Siregar) (Singapore: Marshall Cavendish, bersama-
sama141.
2006), hlm. tinggal dan berdiam di sana, lalu berguru kepada
Raden
17 Lihat teks Patah).
selengkapnya dalam Gabriel Ferrand (ed.), Instructions
Nautiques et Routiers Arabes et Portugais des XV e et XVIe Siècles:
Reproduits, Traduits et Annotés (Tome 1: Ibn Majid Texte Arabe) (Paris:
Librairie Orientaliste Paul Geuthner, 1921-1923), terutama hal. 105.
Teks yang disalin pada tahun 866 H atau 1462 M itu sudah menyebut
Demak sebagai kesultanan (al-mulk) dengan lalu-lintas perhubungannya
yang ramai.

Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018 7


9
Ahmad Baso

Terakhir,
segera saja baruia kemudian
tebangi dan negeri
bersihkan
Demakpadang datu,
itu jadirumput
kerajaanilalang
atau itu.
kesultanan dengan Raden Patah sebagai raja
pertama.Tempat
Setelahituitu, Wali Songo
kemudian berubahmembangun Masjid belajar
menjadi kegiatan Agung
Demak agama
di kota Islam
itu seperti
nan kita
suci.kenal dalam
Banyak sejarah.
orang bermukim untuk
menjadi santrinya. Rumah-rumah banyak berdiri.
Asal-usul Pesantren:
Bahkan di sanaTinjauan Sejarah dua puluh ribu orang
telah berpenghuni
Dari mana asal-mula
penduduk. Jadikemunculan
sudah menjadi pesantren
desa yangitu?ramai.
Mengapa Wali
Songo Shalat
menggunakan
Jumat mulaisistem didirikankelembagaan
sehingga jadi seperti
ini untukatau
menggerakkan prosesyang
ibarat negeri pengislaman
luas dan di Tanah
besar. ParaJawa
ulamadi masa akhir
dan orang
alimMajapahit?
kekuasaan pun berdatangan dari negeri seberang maupun dari
Jawa, berkumpul
Untuk mengetahui bersama-sama,
konteks bersepakat
asal-usul mengadakan
kemunculan
diskusi
pesantren, saya dan musyawarah
inginmengutip apaberbagai ilmu.Denys
yang ditulis SudahLombard
disebut
tentang sama-sama
perkembangan akan namanya,
strategis banyak
dalam yang menyukai
sejarah Jawa nama
pra-
pengajian atau pesantren itu dengan nama Pesantren
Majapahit.
Demak.
Kalau Banyak
dilihat santri perubahan
dari daftar hijrah ke –yang
sana, mencari
mencakupilmu
rahasia sejati
[pertama] kaumdalamagama agama
yang maupun
menjauhilmu dari yang sangat
raja dan
luas).
melanjutkan politik pembukaan tanah sendiri [atau
babad alas], [kedua] para bhré yang ingin
Keduamemperoleh
kutipan di atas otonomi menggambarkan
kembali seperti asal-usul raka
para kelahiran
Demakzaman
dari sebuah
dahulu,hutan
[ketiga]ilalang hingga
peranan yangmenjadi
semakin mesjid
besar dan
pesantren.
dari Ini terjadi
kaum sebelum
pedagang danberdirinya
lalu lintasMasjid Agung Demak
uang, munculnya
yang menandai
‘klien-klien’peresmian
atau kawula kesultanan Islam pertama
yang merupakan bagian di Jawa
dari
bernama Kesultanan
jaringan Demak. dan,
antarpribadi Dua teks berikut [keempat]
akhirnya, memperjelas
maksudmunculnya
kedua kutipanpemilik tanahBabad
di atas. yang Tanah
lolos Jawi menyebut
dari sistem
13
demikian.
bermasyarakat yang berlaku di wanua – sudah jelas
bahwa perubahan-perubahan itu sangat mendalam.18
Amangsuli cariyosipun Radèn Patah, ingkang kantun
wontên ing dari
Yang relevan Ngampèl
tulisan Dênta,
sejarawankadhaupakên
Perancis ini adalahkalih
perkaraputranipun
“kaum agama Nyaiyang Agêng
menjauhMaloka ingkang
dari raja pambayun,
dan melanjutkan
politikwayahipun
pembukaanSunan ing Ngampèl
tanah sendiri Dênta,
[atau babad anuntên
alas]”. Teks Radèn
Tantu
Patah nyuwun pitêdah, ing pundi ênggènipun badhe
jêmjêm adhêdhêkah, Sunan ing Ngampèl Dênta inggih
18 Denys Lombard, Nusa Jawa: Silang Budaya (jilid 3: Warisan Kerajaan-
asuka pitêdah, Radèn Patah kapurih lumampah ngilèn
kerajaan Konsentris) (terj. Winarsih Partaningrat Arifin, dkk.) (Jakarta:
lêrês.
Gramedia, Forum Jakarta-Paris, & EFEO, 2005), cet. 3, hlm. 35. Bhre
adalah gelar kehormatan yang dipakai para penguasa Jawa di abad 15;
Serat Babad
sedangkan
13 raka
Tanah Jawi:
adalah Wiwit untuk
sebutan sakingpenguasa-penguasa
Nabi Adam dumugi lokal
ing tahun
yang
1647(ed.
sering muncul
J.J. Meinsma)
dalam prasasti.
(s'Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1874), hlm. 33-4.

10
6
10 Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018
Sejarah Lahirnya Pesantren Berdasarkan Naskah Babad Cirebon Koleksi
PNRI
Panggelaran
Bilih manggih
membantu galagah arum ambêtipun,
kita mengaitkan asalmula punika dipun
kehadiran
dhêkahana,
pesantren dengan awit panggenan kaum
perkembangan punikaagama
badhe yang dadosmenjauh
nagari,
sartamelanjutkan
dari raja, gêmah raharja. politikRadèn
pembukaan Patah tanahlajêngsendiri
lumampah lalu
19
anjog mandala-mandala
mendirikan ing wana agêng, di eraamanggih
sebelum Wali galagah
Songo. wangi Ia
ambêtipun. kita
juga membantu Wanamemperjelas
punika anama ing Bintara,
posisi strategisingmandala
ngriku
Radèn
tersebut dalamPatah
konteks adhêdhêkah, botên antawis
geografis kultural lami kathah
masa pra-Islam. Juga
têtiyangalasan
memperjelas dhatêng, sami kalangan
mengapa tumut gêgriya Wali Songoing ngriku, sarta
mengubah
sami ambabadi wana,
atau mentransformasikan angadêgakên
kelembagaan mandalamasjid,itu sangsaya
menjadi
kathah têtiyang dhatêng, sami anggêguru dhatêng Radèn
basis pesantren.
Patah.
Tantu Panggelaran ditulis sekitar tahun 1557 dalam
bahasa Jawa Tengahan dalam bentuk prosa,jadi dari masa-masa
(Kembali
kemunculan dakwahpada Wali
ceritaSongo
RadendiPatah:
pesisirbeliau
Jawa.masih
Akan tinggal
tetapi,
menurut[berguru]
Pigeauddi yang
Ampelmengedit
Denta, lalu teksdinikahkan
ini, bukudengan cucu
ini belum
sulungoleh
dipengaruhi Sunan
dakwahAmpel Islambernama
di pesisir. Nyai Ageng diMaloka.
Ia disusun daerah
RadenJawa.
pedalaman Patah Kemungkinan
lalu memohon ia petunjuk
berasaldandari arahan dimana
masa-masa
20
sebelumharus bertempat
Majapahit. Meskipun
tinggal dari
dan pedalaman,
membangunteks permukiman
ini dikenal
punya baru karakter
(adhêdhêkah)
independendengan dariaman konstruksi
dan damai. Sang pusat-pusat
Sunan
21
kekuasaan
kemudian
masa itu memberi
seperti Majapahit
petunjuk: Kalauatau Pajajaran.
Raden Patah Karakter
mau
diberi teks
independen petunjuk, maka dalam
ini terwujud yang harusisinya. iaIa lakukan adalah
tidak berbicara
berjalan
raja-raja atau lurus ke arahkeraton,
kehidupan barat. Kalautetapi sudahtentangmenemukan
berbagai
pohonbeserta
komunitas gelagahtradisi
yang berbau
lisan dan harum, maka itulah tempat
cerita-ceritanya, yang
idealnya.
digambarkan Karena
sebagai berawal
wilayah dari tempat
merdeka itulah diharapkan
dan berdaulat.
akan menjadi
Ada beberapa kota mengapa
ciri khas yang ramai dan sejahtera.
mandala Radensebagai
ini disebut Patah
wilayahkemudian
merdekamenuruti nasehatseperti
dan berdaulat, gurunya itu. Membuka
dituturkan dalamhutan teks
Tantu besar
Panggelaran.
di sana, di Karakter
daerah Bintara. Di sanalah
ini relevan untukRaden Patah
membaca
membangun desa. Tidak lama kemudian banyak orang
datang, ikut
19Kata mandala bukan membangun rumah, arti
hanya menunjukkan sama-sama membabad
tempat bertapa atau
dan membuka hutan. Mereka lalu mendirikan
perguruan. Ia bisa juga berarti lingkungan cincin kekuasaan sang raja, mesjid
wilayah[untuk Shalat
kraton, atau Jum’at].
negara. Banyak
Lihat P.J. yang& S.O.
Zoetmulder datang
Robson,bersama-
Kamus
sama tinggal dan
Jawa Kuna–Indonesia (terj.berdiam di sana,& lalu
Darusuprapta berguru
Sumarti kepada
Suprayitna)
Raden
(Jakarta: Patah). & Gramedia Pustaka Utama, 2000), cet. 3, Bagian
KITLV-Jakarta
1, hlm. 642, tentang beberapa pengertian kata ini.
20 Lihat Th. Pigeaud, De Tantu Panggelaran: Een Oud-Javaansch

Prozageschrift, uigeven, vertaald en toegelicht (Proefschrift Doktoral di


Universitas Leiden) (‘s-Gravenhage, 1924).
21 Lihat Poerbatjaraka, Kapustakan Djawi (Jakarta & Amsterdam:

Djambatan, 1954), cet. 2, hlm. 56-9.

Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018 11


7
Ahmad Baso

kehadiran
segera
pesantren
saja iadi tebangi
era Wali danSongo,
bersihkan
sekaligus
padangmembantu
rumput
memperjelas
ilalanghakikat
itu. dan karakter kebudayaan yang dibangun
orang-orang
Tempatpesantren
itu kemudian di kemudian hari. Tanpa
berubah menjadi kegiatankarakter
belajar
merdekaagama
dan berdaulat
Islam nan ini, suci.peradaban Nusantara
Banyak orang tidak untuk
bermukim akan
punya arti. Pertama,
menjadi santrinya.
dari segi Rumah-rumah
asal-usulnya, mandala
banyakmuncul
berdiri.
di
pedalaman,
Bahkandi desa-desa.
di sana telah Tantu Panggelaran
berpenghuni dua menuturkan awal
puluh ribu orang
kemunculan mandala.
penduduk. Jadi sudah menjadi desa yang ramai.
Shalat Jumat mulai didirikan sehingga jadi seperti atau
Kahucapa
ibarat tatwaluassih
negeri yang Bhatara
dan besar. Para Parameçwara
ulama dan orang
tumulusakna
alim magawe tantu
pun berdatangan [praçista]
dari negeri ri Yawadwipa.
seberang maupun dari
Makaryya
Jawa, ta sirabersama-sama,
berkumpul mandala, makulambi
bersepakatmagundala
mengadakan
sira, dan
diskusi tumitihi su[ra]ngga
musyawarah berbagaipatarana,
ilmu. Sudahtinher
disebut
manganaknaakan
sama-sama dewaguru
namanya, sira, umisyani
banyak yang sira patapan
menyukai nama
kabeh,
pengajian kadyana:
atau pesantren katyagan,
itu dengan nama pangajaran,
Pesantren
pangubwanan,
Demak. Banyak santri pa[ma]nguywan,
hijrah ke sana, pangabtan,
mencari ilmu
gurudeça;
rahasia hangundagi,
sejati dalam agamaangaremban;
maupun ilmu yang sangat
Siragawe hika kabeh; masamoha ta sira sang watek
luas).
dewata kabeh, mangambuli to sira makaryya humah
Kedua sing kayuditanatas
kutipan wurung, sarwwasidda asal-usul
menggambarkan [mun huwusal],
kelahiran
Demak matangnyan
dari sebuah ring hutansarwwasidda
ilalang hingga ngaraning
menjadi mandala
mesjid dan
mangke.
pesantren. Çighra
Ini terjadi siragawe
sebelum humah,Masjid
berdirinya maluwaran
Agung sang
Demak
dewata sira
yang menandai kabeh, arep
peresmian ta siraIslam
kesultanan magaweha
pertama rereban,
di Jawa
bernamatinher ing gunung
Kesultanan Demak. rereban
Dua teksngaranya mangke,
berikut memperjelas
maksudpangreban
kedua kutipan sangdi atas. Babad nguni
dewata Tanah Jawi kacaritanya
menyebut
13
Mawelawela
demikian. sukaning dewata kabeh; tinhor Mandala
ri Sukawela ngaranya mangke.
Amangsuli
Bhatara sira cariyosipun
mayajnaRadèn suka,Patah, ingkang ring
matangnyan kantun
wontên
Sukayajna ingngaranya
Ngampèlwekasan.Dênta, Bhatara
kadhaupakên
Guru sira kalih
putranipun
mapurwwa Nyai taruka,Agêng Malokatambeyaning
Sukayajna ingkang pambayun,
hana
mandala.22 Sunan ing Ngampèl Dênta, anuntên Radèn
wayahipun
Patah nyuwun pitêdah, ing pundi ênggènipun badhe
jêmjêm adhêdhêkah,
(Tersebutlah tentangSunan ing Ngampèl
hakikat kesejatianDênta inggih
Bathara
asuka pitêdah, Radèn
Parameswara, yakni Patah
membuat kapurih lumampah
tempat tinggal ngilèn
di
lêrês.
Tanah Jawa (Yawadwipa) untuk selama-lamanya.

Serat Babad
13Nurhajarini,
22 Tanah
dkk., Kajian
Jawi: Wiwit
Mitossaking
dan Nabi
Nilai Adam
Budaya
dumugi
dalam
ing Tantu
tahun
1647(ed.
Panggelaran,
J.J. Meinsma)
hlm. 29, 93
(s'Gravenhage:
– dengan perbaikan
Martinus
redaksi
Nijhoff,
terjemahan.
1874), hlm. 33-4.

12
6
12 Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018
Sejarah Lahirnya Pesantren Berdasarkan Naskah Babad Cirebon Koleksi
PNRI
Bilih
Untukmanggih galagah mandala,
itu ia membuat arum ambêtipun,
memakai punika baju khas dipun
dhêkahana,
wiku (pendeta),awit panggenan punika badhe menduduki
memakai anting-anting, dados nagari,
sarta
tempatgêmahdudukraharja.
berlapikRadèn
kain Patah
merah. lajêng
Lalu, lumampah
sebagai
dewa-guru,
anjog ing 23wana agêng,upacara-upacara
memimpin amanggih galagah keagamaan, wangi
ambêtipun. Wana punika
merintis berdirinya anama ing Bintara,
mandala-mandala ing ngriku
dan tempat-
Radèn
tempat Patah
pertapaan adhêdhêkah,
semua, yang botên antawis
berupa: tempatlami kathah
belajar
têtiyang
ilmu-ilmu,dhatêng, sami tumut
pengajaran, gêgriya
biara, ing ngriku,
pertapaan, tempatsarta
sami ambabadi
tinggal para wana, angadêgakên
rohaniwan, dan tempat masjid, belajar
sangsaya
kathah têtiyangseperti
keterampilan, dhatêng, sami anggêguru
membangun rumah. dhatêng Radèn
Patah.
Sang guru-desa atau wiku desa ini membangun
sendiri rumahnya. Dewa-dewa lainnya ikut bersama-
(Kembali
sama membuatpada cerita
rumahRaden
dari Patah:
kayu. beliau
Semuamasih tinggal
pun bisa
[berguru]
rampung di danAmpel Denta,dengan
terlaksana lalu dinikahkan dengan cucu
baik (saruwasidda).
sulung
Mandala Sunanitu Ampel
kemudian bernama Nyai Saruwasidda.
dinamakan Ageng Maloka.
Raden
SesaatPatah lalu memohon membuat
ia menyegerakan petunjuk dan arahan
rumah dimana
hingga
harus bertempat
rampung, lalu tinggal
para dewadan membangun
pun bubar. permukiman
Mereka
baru (adhêdhêkah)
kemudian dengan tempat
akan membuat aman dan damai. Sangatau
perisitirahatan Sunan
rereban. memberi
kemudian Dan tempat petunjuk:
itu Kalau
kemudian Raden Patah mau
dinamakan
Gunung
diberi Rereban.maka
petunjuk, Karenayang harus
dahulu ia lakukan
ceritanya adalah
itu adalah
berjalan lurus ke arahpara
tempat peristirahatan barat.
dewa.Kalau sudah menemukan
pohon
Tampak gelagah
jelaslahyang berbau para
kepuasan harum,dewamaka itulah tempat
(mawelawela
sukaning).Karena
idealnya. Mandalaberawal dari tempat
di gunung itulahkemudian
tersebut diharapkan
akan menjadiMandalari
dinamakan Sukawela.
kota yang ramai dan sejahtera.
KemudianRaden Patah
di satu
kemudian
tempat lagi menuruti
Batharanasehat gurunya
Guru dengan itu. Membuka
senang mengadakan hutan
besar di sana, di(mayajna
pengorbanan suka). Akhirnya
daerah Bintara. Di sanalahdinamakan
Raden Patah
tempat itu Mandala
membangun desa. TidakSukayajna.
lama kemudian
Bathara Guru banyak orang
mulai
datang,
merintisikut membangun rumah,
menempatinya. sama-sama
Di Sukayajna itulahmembabad
awal
dan
mulamembuka hutan. Mereka lalu mendirikan mesjid
adanya mandala.)
[untuk Shalat Jum’at]. Banyak yang datang bersama-
sama
23 Dalam tinggal dan ada
Sumanasantaka berdiam
sebutandi kadewagurwan
sana, lalu berguru untuk kepada
sebuah
Raden Patah).
nama perguruan dan tempat pertapaan. Jadi kata dewa-guru bisa
diartikan pimpinan pondok. Lihat dalam Peter Worsley, dkk., (editor),
KakawinSumanasantaka (Mati karena Bunga Sumanasa) Karya Mpu
Monaguna: Kajian Sebuah Puisi Epik Jawa Kuno (Jakarta: EFEO, KITLV, &
Yayasan Obor, 2014), hal. 180; dan, P.J. Zoetmulder, Kalangwan: Sastra
Jawa Kuno Selayang-Pandang (Jakarta: Djambatan, 1984), cet. 3, hlm.
380.

Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018 13


7
Ahmad Baso

Teks Tantu
segeraPanggelaran
saja ia tebangi ini menggambarkan
dan bersihkan padang satu kehidupan
rumput
komunitas di itu.
ilalang luar pusat keraton. Hidup dengan tradisinya,
komunitas-komunitas
Tempat itu kemudian ini digambarkan sebagaikegiatan
berubah menjadi wilayahbelajar
yang
merdekaagama
dari Islam
segalanan kekuasaan pusat.orang
suci. Banyak Komunitas-komunitas
bermukim untuk
independen
menjadiitu bernama
santrinya.
mandala,Rumah-rumah
asrama atau banyak
sima. Walaupun
berdiri.
sima waktu
Bahkanitudi awalnya
sana telahadalah ciptaandua
berpenghuni raja,
puluhmereka telah
ribu orang
memanfaatkan
penduduk. hak-hak
Jadi sudah istimewa
menjadimereka
desa yang sedemikian
ramai. rupa
sehinggaShalat
merekaJumattidak mulailagi
didirikan
wajib sehingga
mendukung jadi raja.
sepertiKetika
atau
kekuasaan raja
ibarat runtuh,
negeri yangsima
luas tetap bertahan,
dan besar. bahkandan
Para ulama menjadi
orang
makmur. alim pun berdatangan dari negeri seberang maupun dari
Jawa,
Selainberkumpul
itu, ada pula bersama-sama,
mandala yang bersepakat
berdiri dimengadakan
dekat hutan
sehinggadiskusi
disebut dantalun-talun,
musyawarah berbagai
yakni ilmu. Sudah
bidang-bidang tanah disebut
yang
dibabat sama-sama
dari hutan, akankemudian
namanya, diolah
banyak oleh
yang menyukai
manusia untuknama
pengajian
pertanian dan pendirian atau pesantren
perguruan.ituDalam
denganTantunama Panggelaran
Pesantren
disebut Demak.
tanah-tanah Banyak santri hijrah
di pedalaman yang ke sana, oleh
dikuasai mencari ilmu
para rama
“mpu rama-rama”).
(disebutrahasia sejati dalam Dari agama maupun ilmu
tanah-tanah yang
tersebut, sangat
sebidang
tanah di talun (dekat hutan) pun dibuka untuk pendirian
luas).
mandala.24 Praktik membuka tanah di talun ini kemudian
Kedua babat
disebut kutipanalas. di25atas
Pertapa
menggambarkan
atau pandita yang asal-usul
tinggalkelahiran
di hutan
Demak
dan pedalaman
dari sebuah hutan wiku
itu disebut talun
ilalang hingga wiku dusun.
atau menjadi mesjid Dalam
dan
teks TantuIni Panggelaran,
pesantren. terjadi sebelumpanditaberdirinya
desaMasjid
itu Agung guru-
disebut Demak
yang menandai peresmian kesultanan Islam pertama di Jawa
bernama Kesultanan Demak. Dua teks berikut memperjelas
maksud kedua kutipan di atas. Babad Tanah Jawi menyebut
demikian.13 dkk., Kajian Mitos dan Nilai Budaya dalam Tantu
24Nurhajarini,

Panggelaran, hlm. 55.


25 Tentang penyebaran
Amangsuli praktik-praktik
cariyosipun Radènbabad alas ingkang
Patah, di masa itu yang
kantun
mengkondisikan kemunculan mandala dan hakikat berpolitik di luar
wontên ing Ngampèl Dênta, kadhaupakên kalih
kraton, lihat Lombard, Nusa Jawa, jilid 3, hlm. 28-35. Tentang
putranipun Nyai Agêng Maloka ingkang pambayun,
penyebaran mandala-mandala di Jawa abad 14 sebagai proses
wayahipun Sunan ing Ngampèl Dênta, anuntên Radèn
pembukaan lahan-lahan pemukiman baru, lihat Th. G. Th. Pigeaud, Java
Patah nyuwun pitêdah, ing pundi ênggènipun badhe
in the 14th Century: A Study in Cultural History (The Negara-Kertagama
jêmjêm adhêdhêkah, Sunan ing Ngampèl Dênta inggih
by Rakawi Prapanca of Majapahit, 1365 A.D.) (The Hague: Martinus
asuka pitêdah, Radèn Patah kapurih lumampah ngilèn
Nijhoff, 1960-1963), vol. 4, hlm. 484-dst; dan, Jan Wisseman Christie,
lêrês.
“Raja dan Rama: Negara Klasik di Jawa Masa Awal”, dalam Lorraine
Gesick (penyunting), Pusat, Simbol, dan Hirarki Kekuasaan: Esai-esai
tentang Negara
13Serat Babad Klasik
Tanah Indonesia
Jawi: Wiwit saking Nabi
(terj. S. Adam dumugi
Maimoen & Sonnying Keraf)
tahun
1647(ed. Yayasan
(Jakarta: J.J. Meinsma)
Obor(s'Gravenhage:
Indonesia, 1989).
Martinus Nijhoff, 1874), hlm. 33-4.

14
6
14 Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018
Sejarah Lahirnya Pesantren Berdasarkan Naskah Babad Cirebon Koleksi
PNRI
desa,sementara
Bilih manggih panditagalagah arum ambêtipun,
yang tinggal di kraton punika
disebut dipun
wiku
nagaradhêkahana,
atau wiku haji.awit26panggenan punika badhe dados nagari,
Kedua,
sarta gêmah raharja.mandala
kemunculan Radèn di Patah lajêng
wilayah lumampah
pedalaman ini
anjog ing
menunjukkan wana pertama
kualitas agêng, kemandirian,
amanggih galagah merdekawangi dan
ambêtipun.
berdaulat. Wana punikasastra
Dalam karya-karya anama Jawa ingkuno
Bintara, Kakawin,
atauing ngriku
daerahRadèn
pedesaan Patah adhêdhêkah,
di sekitar mandala botên antawis
dikenal lami kathah
makmur. Dalam
Sumanasantaka
têtiyang dhatêng,
gubahansami Mputumut gêgriya dari
Monaguna ing ngriku, sarta
masa Kediri
(sekitarsami
abadambabadi wana, angadêgakên
13), misalnya, disebut sebuahmasjid, kabuyutan
sangsayadan
kathah têtiyang
kadewagurwan dhatêng,
yang berada sami
dekat anggêguru
sungai dhatêng
dan berada Radèn
di sebuah
Patah.sangat ramai dengan aktifitas perdagangan dan
desa yang
pertanian.27 Desa itu memiliki hamparan sawah luas dan
(Kembali untuk
tambak-tambak pada cerita Radengaram.
pembuatan Patah:Memang,
beliau masihdalamtinggal
teks-
[berguru]istilah
teks kakawin di Ampelkabuyutan, kadewagurwan,
Denta, lalu dinikahkan denganwanasrama,cucu
patapan, pajaran,
sulung Sunanpangalusan, parahyangan,
Ampel bernama Nyaikatyagan
Ageng semakna
Maloka.
28
dan identik
Radendengan
Patah mandala.
lalu memohon petunjuk dan arahan dimana
harus bertempat tinggal dan membangun permukiman
baru (adhêdhêkah) dengan aman dan damai. Sang Sunan
kemudian memberi petunjuk: Kalau Raden Patah mau
26 Lihat Zoetmulder, Kalangwan, hlm. 187, 273.

27 Lihatdiberi petunjuk, maka yang harus ia lakukan adalah


Worsley, dkk., (editor), KakawinSumanasantaka, hlm. 178-dst.
berjalan lurus ke arah barat. Kalau sudah menemukan
Jan Wisseman Christie juga menyebut keberadaan sebuah desa-mandala
jaringangelagah
dalam pohon yang Lihat
perdagangan. berbau Janharum,
Wisseman maka itulah “Negara,
Christie, tempat
idealnya. Karena berawal dari tempat itulah diharapkan
Mandala, and Despotic State: Images of Early Java”, dalam David G. Marr
& A.C. akan
Milnermenjadi
(editor),kota yang ramai
Southeast Asia indanthesejahtera. Raden
9th to 14th Patah
Centuries
kemudian menuruti nasehat gurunya itu. Membuka
(Singapore: Institute of Southeas Asian Studies; Canberra: Research hutan
besar
School of di sana,
Pacific StudiesdiAustralian
daerah Bintara.
National Di sanalah1990),
University, Radenhlm.Patah
82.
membangun desa. Tidak lama kemudian banyak
Desa-desa-mandala atau sima ini juga menyebut sejumlah penghuninya orang
sebagaidatang,
pengrajin ikut membangun
keramik rumah,
dan alat-alat rumah sama-sama
tangga. Lihatmembabad
Ibid., hlm.
88. dan membuka hutan. Mereka lalu mendirikan mesjid
[untuk Shalat
28 Zoetmulder, Jum’at]. Banyak yang datang
Kalangwan, hal. 377-85, dan 256-9. Tentang istilah bersama-
sama
kabuyutan, tinggal
lihat dan berdiam
Edi S. Ekadjati, di sana,
“Priangan lalu berguru
Historiography”, dalamkepada
Gerrit
Raden Patah).
Schutte & Heather Sutherland (editor), Papers of the Dutch-Indonesian
Historical Conference (Leiden & Jakarta: Bureau of Indonesian Studies
under the Auspices of the Dutch and Indonesian Steering Committees of
the Indonesian Studies Programme, 1982), hlm. 66-7; dan, “Cultural
Plurality: The Sundanese of West Java”, dalam Ann Kumar & John H.
McGlynn (editor), Illuminations: The Writing Traditions of Indonesia
(Jakarta: Lontar Foundation, 1996), hlm. 121.

Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018 15


7
Ahmad Baso

Kemudian,
segera saja ada
ia tebangi
arti tersendiri
dan bersihkan
mengapa ada padangpenyebutan
rumput
“gurudeça” itu. desa) dalam Tantu Panggelaran. Ini
ilalang(guru
menunjukkan
Tempat itu karakter
kemudian mandala
berubahdan guru-gurunya
menjadi kegiatan belajaryang
independen
agama dariIslam
kekuasaan
nan suci. keraton.
BanyakAdaorang
sejumlah teks kakawin
bermukim untuk
dari masa
menjadi
sebelum santrinya.
Wali Songo Rumah-rumah
yang berceritera banyaktentangberdiri.
para
wiku dan kawidi(ulama
Bahkan sana telahpujangga) istana dua
berpenghuni yang meninggalkan
puluh ribu orang
dunia penduduk.
keraton, melakoni
Jadi sudah hidupmenjadisebagai
desa yang pandita
ramai. desa di
pedalaman.
ShalatDiceritakan
Jumat mulai dalam Sumanasantaka,
didirikan sehingga jadi misalnya,
seperti atauada
seorangibarat
wikunegeriyangyang tinggal di besar.
luas dan keraton Para(sehingga
ulama dandisebutorang
wikuhaji)
alimyangpun berdatangan
dijumpai sang dariraja
negeri seberang
dalam maupun dari
perjalanannya di
pedesaanJawa, berkumpul
pinggir hutan.bersama-sama,
Karena alasan bersepakat mengadakan
tertentu (politis,
diskusi
misalnya), sangdan wikumusyawarah berbagai ilmu.
kemudian menyingkir Sudah disebut
ke pedesaan, lalu
29
sama-sama
mendirikan akan namanya,
mandala. Kepentingannya
banyak yang menyukai
jelas, sepertinama
ditandaskan
pengajian
dalamatau Sumanasantaka,
teks pesantren itu dengan
“singgihnamakottaman
Pesantrening
wanasrama
Demak. sabha sang ataki-taki
Banyak nisparigraha”
santri hijrah ke sana, (sungguh
mencari hebatilmu
sebuah rahasia
pertapaan sejati
seperti
dalam ini agama
yang menjadi
maupuntempatilmu yangorang-orang
sangat
yang ingin
luas).hidup bebas dari keterikatan [kekuasaan keraton,
yakni menjadi mandiri dan berdaulat]).30
Kedua Adakutipan di atas
pula Mpu penulis Negarakartagama
menggambarkan
Prapanca, asal-usul kelahiran yang
Demak dari
terkenal dari sebuah hutan ilalang
era Majapahit itu, yanghingga
kecewa menjadi
denganmesjid
kehidupan dan
pesantren.hingga
keraton Ini terjadi sebelum
akhirnya berdirinya
mundur Masjid Agung
ke pedalaman Demak
mendirikan
31
yang menandai
mandala. Praktikperesmian
berjarak kesultanan
dari kekuasaanIslampolitik
pertama ini didisebut
Jawa
awukiran,
bernama Kesultanan Demak. Duadiri
yakni mengundurkan teksdiberikut memperjelas
pegunungan guna
maksud kedua
melakukan ulahkutipan
kebatinan,di atas. Babad
bertapa, Tanah Jawitenaga
mengumpulkan menyebutatau
demikian.13 perguruan.32
mendirikan
Ketiga, mandala bukan hanya merupakan tempat
Amangsuli
bertapa, tetapi juga cariyosipun
tempatRadèn Patah,pengetahuan
produksi ingkang kantun dan
wontên teknik.
keterampilan ing Ngampèl Dênta, kadhaupakên
Ini menunjukkan kemandirian dalam kalih
putranipun
produksi pengetahuan Nyai Agêng Malokaagama,
dan praktik ingkangketerampilan,
pambayun,
wayahipun
ekonomi, bahkanSunan ilmuingpolitik.
NgampèlKatyagan,
Dênta, anuntên Radèn
pangajaran,
Patah nyuwun
pangubwanan, pitêdah, ing pundi
pa[ma]nguywan, ênggènipun
pangabtan, badhe
gurudeça;
jêmjêmangaremban
hangundagi, adhêdhêkah,adalah Sunanderetanfungsi
ing Ngampèlmandala Dênta inggih
dalam
asuka pitêdah, Radèn Patah kapurih lumampah ngilèn
lêrês.
29 Lihat Worsley, dkk., (editor), Kakawin Sumanasantaka,hlm. 150-1.
30Ibid., hlm. 180.
13Serat
31 Babad Kalangwan,
Zoetmulder, Tanah Jawi:hlm.
Wiwit saking Nabi Adam dumugi ing tahun
187.
1647(ed.
32 Ibid., hlm.
J.J. 201.
Meinsma) (s'Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1874), hlm. 33-4.

16
6
16 Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018
Sejarah Lahirnya Pesantren Berdasarkan Naskah Babad Cirebon Koleksi
PNRI
menyebar Bilihilmu
manggih galagahdan
pengetahuan arum ambêtipun,
berbagai punikateknik.
pengetahuan dipun
dhêkahana, ini
Sebutan-sebutan awitsebetulnya
panggenan hampir
punika badhe
sama dados nagari,
dan identik.
Katyagan sartajuga gêmah
semaknaraharja.
denganRadèn
mandala,Patahwanasrama,
lajêng lumampah
patapan,
33
pajaran, pangalusan,
anjog ing wana atau parahyangan.
agêng, amanggih galagah wangi
ambêtipun.
Selain untuk Wanakepentingan
punika anamatradisiing Bintara,
kesufianing ngriku
(tapa),
mandala RadènjugaPatah adhêdhêkah,
ditujukan untuk botên antawis lami
pengembangan kathah
ilmu-ilmu
têtiyang dan
pengetahuan dhatêng, sami tumut gêgriya
teknologi,seperti ing ngriku, (ilmu
ilmu pangadyan sarta
politik),samiilmu ambabadi
kabhayanwana, angadêgakên
panglayar (ilmumasjid, sangsaya
pelayaran dan
maritim),kathahilmu têtiyang dhatêng, (ilmu
mahawanetha sami anggêguru
transportasi dhatêng
darat),Radèn
ilmu
bahudendaPatah.(ilmu hukum dan peradilan), dan juga ilmu pandai
emas.34
(Kembali
Dalam teks padaSumanasantaka
cerita Raden Patah: beliau13masih
dari abad disebuttinggal
ada
pertapa[berguru]
yang jadidi nelayan,
Ampel Denta, lalu dinikahkan
berdagang, dan mencangkuldengansawahcucu
dengansulung
penuh semangat
Sunan Ampel (mpu tapa ramyaNyai
bernama mamuluku
Agengkatungku-
Maloka.
35
tungkulan).
Raden Patah
Ini lalu
menunjukkan
memohon petunjuk bahwadanmandala
arahan dimana juga
mengajarkan
harus bertempat
ilmu maritim tinggaldandanpertanian,
membangun dari teori
permukiman
hingga
praktiknya.
baru (adhêdhêkah)
Di mandala pula dengan
adaaman
kaderisasi
dan damai.
“penyair
Sangpesisir”
Sunan
pasisi), yakni
(kawi kemudian memberi
calon-calon
petunjuk:pujangga-ulama
Kalau Radenyang Patahpahammau
diberi pesisir,
betul dunia petunjuk, maka
dunia yang dan
nelayan, harusjugaia sekaligus
lakukan adalahdunia
berjalan36 lurus
perdagangan. Darike sanalah
arah barat.kemudian
Kalau sudah muncul menemukan
hakikat
kemandirian
pohon dan gelagah
kedaulatan
yang berbau
mandala:
harum, maka kottaman
“singgih itulah tempat ing
wanasrama sabha
idealnya. sang ataki-taki
Karena nisparigraha”
berawal dari tempat itulah(sungguh
diharapkan
hebat
sebuahakan pertapaan
menjadi seperti
kota yang
ini yang
ramai menjadi
dan sejahtera.
tempat Raden
orang-orang
Patah
yang ingin
kemudianhidupmenuruti
bebas dari
nasehat
keterikatan
gurunya [kekuasaan
itu. Membuka keraton,
hutan
37
yakni menjadi
besar di sana,
mandiridi daerah
dan berdaulat]).
Bintara. Di Perhatikan,
sanalah Raden kata-kata
Patah
ini muncul
membangun
dalam konteks
desa. Tidak
mandalalamayangkemudian
menguasai banyak
tanahorang
dan
sumber-sumber
datang, ikut ekonomi,
membangun aktorrumah,
utama sama-sama
kaderisasi para
membabadsantri
dan membuka
yang menguasai sekianhutan.
ilmu danMereka laluMereka
teknik. mendirikan
bukan mesjid
hanya
[untuk Shalat Jum’at]. Banyak yang datang bersama-
sama tinggal dan berdiam di sana, lalu berguru kepada
Raden
33Ibid., hlm. Patah).
256-9.
34Nurhajarini, dkk., Kajian Mitos dan Nilai Budaya dalam Tantu
Panggelaran, hal. 53, 59.
35 Worsley, dkk., (editor), KakawinSumanasantaka, hal. 180-1.

36Ibid., hal. 178-180.

37Ibid., hal. 180.

Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018 17


7
Ahmad Baso

belajar segera
teori, saja
tetapiia tebangi
bekerja dan atas bersihkan
tanah, berdagang,
padang rumput dan
mengamalkan
ilalang ilmu-ilmu
itu. itu, seperti ditunjukkan di bawah ini.
Keempat,
Tempat itu selain kemudian karena babat
berubah alas, kegiatan
menjadi ada pulabelajar
yang
disebut agama
tanah Islam
sima tempat
nan suci. mandala
Banyakberdiri. Tanah sima
orang bermukim ini
untuk
dihibahkan
menjadi oleh sang
santrinya.
raja kepada
Rumah-rumah
kalangan agamawan
banyak berdiri.
untuk
tujuan-tujuan
Bahkankeagamaan.
di sana telah Karena dihibahkan,
berpenghuni dua puluhmakaributanah itu
orang
bebas pajak,
penduduk.bebasJadipulasudah
dari kewajiban
menjadi desa lainnya
yangyang dibebankan
ramai.
kepada Shalat
tanah-tanah
Jumat tersebut.
mulai didirikan
Tanah simasehingga
ini kemudian
jadi sepertidiubah
atau
oleh WaliibaratSongo menjadi
negeri yang perdikan,
tanahbesar.
luas dan Para ulama seperti status
dan orang
PesantrenalimAmpel
pun berdatangan
Denta yangdari negeri seberang
merupakan maupun atau
tanah perdikan dari
38
pemberianJawa, berkumpul
dari bersama-sama,
Raja Majapahit. Dalam Tantu Panggelaran,
bersepakat mengadakan
ada cerita
diskusipenyerahan
dan musyawarah
tanah sima berbagai
kepadailmu. seorang
Sudahresidisebut
atau
pandita sama-sama
untuk dijadikan akan namanya, banyak yang sima
mandala (pinakasusuk sang nama
menyukai resi).
Itu disertai
pengajian
penetapan ataumandat
pesantrendan misi
itu dengan
ideologisnya:
nama “winkas
Pesantren ta
sira sang resi taruna
Demak. Banyak tapasantri
yowana sambegaha
hijrah ke sana,ring rat kabeh”
mencari ilmu
(dipesankanlah
rahasia sejati
kepada dalam
sangagama
resi yang
maupun taruna ilmu[kader
yang muda],
sangat
tapa-yowana
luas). [santri muda], untuk menyayangi seluruh alam
semesta).39 Dalam konteks ini kita memahami mengapa
Kedua kutipan
Pesantren Demakdimengambil
atas menggambarkan
nama “Demak” asal-usul
dalam artikelahiran
hibah
Demak
atau dari sebuah hutan ilalang hingga menjadi mesjid dan
pemberian.
pesantren.
Hibah Ini tanah
terjadisima
sebelum berdirinya Masjid
ini merupakan Agung Demak
bukti otonomi hukum
menandai para
yang dinikmati peresmian
pemegang kesultanan
sima. IniIslam pertamadalam
berdampak di Jawa
tata
bernamapemerintahan
kelola Kesultanan Demak. dan juga Duadalam
teks berikut memperjelas
keputusan-keputusan
maksud kedua
peradilan kutipan diperkara
yang mengurus atas. Babad Tanah Jawi
hak penguasaan menyebut
tanah. Tanah-
13
demikian.
tanah sima ini tidak bisa diganggu oleh pejabat-pejabat
pemungut pajak; tidak pula bisa dipindahtangankan kepada
Amangsuli
orang lain. cariyosipun
Hasil apapun Radèn peroleh
yang mereka Patah, dalamingkang kantun
pertanian,
wontên
kerajinan ing Ngampèltidak
atau perdagangan, Dênta, kadhaupakên
bisa dipungut pajak kalih
oleh
40
putranipun
pemerintah. Segenap Nyai Agênghukum
tuntutan Malokayangingkang pambayun,
ingin merampas hak
wayahipun Sunan ing Ngampèl Dênta, anuntên Radèn
Patah nyuwun pitêdah, ing pundi ênggènipun badhe
38Lihat Babad Tanah Jawi (edisi Balai Pustaka), jilid 2, hal.12. Tentang
jêmjêm adhêdhêkah, Sunan ing Ngampèl Dênta inggih
perkembangan tanah-tanah perdikan ini, lihat buku saya, Pesantren
asuka pitêdah, Radèn Patah kapurih lumampah ngilèn
Studies 3A (akan terbit).
lêrês.
39 Nurhajarini, dkk., Kajian Mitos dan Nilai Budaya dalam Tantu
Panggelaran, hal. 44, 109.
Serat Babad
13Riboet
40 Tanah Jawi:
Darmosoetopo, Sima
Wiwit
dan saking
Bangunan
NabiKeagamaan
Adam dumugi di Jawa
ing tahun
Abad
1647(ed.
IX-X TU (Yogyakarta:
J.J. Meinsma)Prana
(s'Gravenhage:
Pena, 2003),
Martinus
hal. 61.Nijhoff, 1874), hlm. 33-4.

18
6
18 Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018
Sejarah Lahirnya Pesantren Berdasarkan Naskah Babad Cirebon Koleksi
PNRI
Bilihingin
sima atau manggih
mencabutgalagahstatusarum
tanah ambêtipun,
tersebut, jelas punika dipun
akan gugur
dengandhêkahana,
sendirinya di awit panggenan
depan hukum. punika badhe dados nagari,
sarta
Begitugêmahkuatnya raharja.
posisiRadènsima Patah lajêng lumampah
ini sehingga mandala-
mandala anjogyanging wanadi agêng,
berdiri atasnya amanggih
betul-betul galagah
mandiri dalamwangi
ambêtipun.
mengelola urusan Wana
rumahpunika anama
tangganya. ing Bintara,
Walaupun simaingwaktungriku itu
awalnya Radèn Patah
adalah adhêdhêkah,
ciptaan raja, parabotênpemegang
antawis lami sima kathah
telah
têtiyang dhatêng,
memanfaatkan hak-hak sami tumut mereka
istimewa gêgriya sedemikian
ing ngriku, sarta rupa
sehinggasamimereka
ambabadi tidakwana, angadêgakên
lagi wajib mendukung masjid,raja.sangsaya
Ketika
kathah
kekuasaan têtiyang
raja runtuh,dhatêng, sami bertahan,
sima tetap anggêgurubahkan dhatêngmenjadi
Radèn
makmur. Patah.Teks Tantu Panggelaran memperjelas ideologi
mandala berdasar penguasaannya atas sumber-sumber produksi
ekonomi (Kembali pada cerita
di atas,yaitu “mangke Raden pwaku
Patah:hamahayu
beliau masih rat kabeh”
tinggal
[berguru]
(mengatur kebaikandi Ampel Denta,manusia);
buat seluruh lalu dinikahkan
“sambegahadengan ringcucurat
kabeh”sulung (untukSunanmenyayangi
Ampel bernama seluruh Nyai alamAgeng semesta);
Maloka.
Raden Patah lalu
“pinakaçarananira ngraksa
memohon bhuwana”
petunjuk danuntuk
(alat arahanmenjaga
dimana
buana);harus bertempatswastahaning
“maphala rat kabeh” permukiman
tinggal dan membangun (membawa
baru (adhêdhêkah)
ketenteraman di seluruhdengan dan damai. rat
aman“hamahayu
dunia), Sangkabeh”
Sunan
kemudian
(mengatur kebaikan memberi alam).41 Kalau Raden Patah mau
seluruhpetunjuk:
Kelima,
diberi petunjuk,
fenomenamaka yang agamawan
kalangan harus ia menyingkir
lakukan adalah dari
dunia berjalan lurus ke arah pijakan
keraton mendapatkan barat. Kalau
yang kuatsudahsecara
menemukan
politis
gelagah yang
pohonSingasari.
sejak masa Dalam berbau Pararaton
kitabharum, makadisebut
itulah tempat
“[Ken
Angrok, idealnya.
pendiriKarena
Kerajaanberawal dari tempat
Singasari] angungsi sira ring
itulah diharapkan
mandaleng
akan Bulalak”
menjadi kota (Kenyang Arokramai dan sejahtera.
menyepi dan berguru Raden Patah
di sebuah
42
mandala kemudian menuruti
di Bulalak). Kehadiran
nasehat gurunya
seorangitu.guru-pandita
Membuka hutan bagi
besar di sana, di daerah Bintara. Di sanalah Raden Patah
membangun
41Nurhajarini, desa. Tidak
dkk., Kajian Mitos danlamaNilai
kemudian
Budayabanyak
dalam orang
Tantu
datang, ikut membangun
Panggelaran, hlm. 44, 45, 46, 47, 109. rumah, sama-sama membabad
42 Lihatdan membuka
J. Brandes, hutan.
Pararaton (KenMereka
Arok) of lalu mendirikan
Het Boek mesjid
der Koningen van
[untuk Shalat Jum’at]. Banyak yang
Tumapel en van Majapahit, uitgeven en toegelicht (VBG vol. XLIX)datang bersama-
sama
(Batavia: tinggal
Albrecht dan1897),
& Co., berdiam
hlm. 1,di35.
sana,
Jugalalu berguru
dikutip dalam kepada
J.J. Ras,
Raden Patah).
“Hikayat Banjar and Pararaton: A Structural Comparison of Two
Chronicles”, dalam C.M.S. Hellwig & S.O. Robson (editor), A Man of
Indonesian Letters: Essays in Honour of Professor A. Teeuw (VKI no. 21)
(Dordrecht: Foris, 1986), hlm. 199. Di sini saya berbeda dengan Brandes
dan Ras. Yang pertama menerjemahkan mandaleng dengan “gebied”,
wilayah atau daerah kekuasaan; sedang yang kedua menerjemahkannya
dengan “community”. Sementara dalam Kamus Jawa Kuna–Indonesia

Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018 19


7
Ahmad Baso

Ken Aroksegera
di luar
sajakraton
ia tebangi
menunjukkan
dan bersihkan
bahwa peran
padang agamawan
rumput
di luar ilalang
kraton itu.
mulai diperhitungkan. Guru-pandita ini bernama
Mpu Tapa Wangkeng
Tempat dan meramalkan
itu kemudian Arok akan
berubah menjadi jadi rajabelajar
kegiatan suatu
43
hari nanti.
agamaTeksIslam Sumanasantaka
nan suci. Banyak dari abad
orang13bermukim
juga menyebut
untuk
44
seorangmenjadi
pengasuhsantrinya.
mandala Rumah-rumah
dengan sebutanbanyak “mpu tapa”.
berdiri.
Dalam konteks
Bahkan ini di sana
mandala
telahsudah
berpenghuni
masuk kedua dalam
puluhranah
ribupolitik,
orang
kaderisasi
penduduk.
calon raja
Jadidari
sudah menjadi45desa
pedesaan. Inilah
yang
saatramai.
dimana kaum
agama Shalat
menjauh Jumatdarimulai didirikan
keraton, tetapisehingga jadi seperti
menentukan atau
permainan
politik ibarat
dalamnegeri yang luas
keraton. Jadi,daninibesar. Para ulama
sebuah fenomena dan orang
yang
mendalamalimdanpunstruktural
berdatangan dari lagi
– bukan negeri seberang
sesuatu yang maupun dari
lewat begitu
saja. Jawa, berkumpul bersama-sama, bersepakat mengadakan
diskusi dan musyawarah
Di era Majapahit, fenomena berbagai
serupailmu.
juga Sudah disebut
bermunculan.
sama-sama
Para agamawan akan namanya,
menduduki posisi banyak yang--seperti
independen menyukai nama
terbukti
pengajian
dari teks-teks seperti Negara
atau pesantren
kakawin Kertagama
itu dengan nama dan Tantu
Pesantren
Panggelaran.
Demak. Negarakertagama
Banyak santri hijrah ke sana,
(pupuh mencari
33.1), ilmu
misalnya,
menyebutrahasia sejati dalam
pengembaraan Rajaagama
Hayam maupun
Wuruk ilmu ke yang sangat
pedalaman,
luas). mandala-mandala di Pegunungan Hyang. Di
mengunjungi

Kedua kutipan di atas menggambarkan asal-usul kelahiran


yang
Demak disusun
dari Zoetmulder
sebuah hutanbersama Robson,
ilalang hinggaditemukan mandaleng
katamesjid
menjadi dan
yang dikembalikan
pesantren. kepada
Ini terjadi arti mandala
sebelum sebagai
berdirinya komunitas
Masjid Agungagamawan.
Demak
Lihat
yang Zoetmulder Robson, Kamus
menandai &peresmian Jawa Kuna–Indonesia,
kesultanan bagian
Islam pertama di 1,Jawa
hlm.
642.
bernama Kesultanan Demak. Dua teks berikut memperjelas
Saya
maksud justru
kedualebihkutipan
membuatnya
di atas.eksplisit: mandaleng
Babad Tanah Jawiberasal
menyebutdari
mandala;
demikian. 13 mandaleng berarti berguru di mandala. Ini seperti yang
jadi
kita temukan dalam kata masantren, dan itu berarti berguru di sebuah
pesantren.
Amangsuli cariyosipun Radèn Patah, ingkang kantun
43Lihat Brandes, Pararaton (Ken Arok), hlm. 5-8. Dalam teks ini kerap
wontên ing Ngampèl Dênta, kadhaupakên kalih
dijumpai kata amandala dan buyut atau kabuyutan yang semakna
putranipun Nyai Agêng Maloka ingkang pambayun,
dengan berguru di mandala atau perguruan. Nama Mpu Tapa Wangkeng
wayahipun Sunan ing Ngampèl Dênta, anuntên Radèn
dan kata buyut juga disebut dalam teks Tantu Panggelaran dalam arti
Patah nyuwun pitêdah, ing pundi ênggènipun badhe
guru atau berguru di mandala ini. Lihat Nurhajarini, dkk., Kajian Mitos
jêmjêm adhêdhêkah, Sunan ing Ngampèl Dênta inggih
dan Nilai Budaya dalam Tantu Panggelaran, hal. 55. Cuma saya tidak bisa
asuka pitêdah, Radèn Patah kapurih lumampah ngilèn
memastikan, apakah ini identitas untuk orang yang sama atau orang
lêrês.
yang berbeda.
44 Worsley, dkk., (editor), KakawinSumanasantaka, hlm. 180-1.

13Serat
45 TemaBabad Tanah
kaderisasi Jawi:
calon Wiwit
raja dari saking Nabi
pedesaan iniAdam dumugi ing
juga dilakoni olehtahun
Wali
1647(ed.
Songo danJ.J.murid-muridnya.
Meinsma) (s'Gravenhage: saya, Pesantren
Lihat bukuMartinus Studieshlm.
Nijhoff, 1874), 4A. 33-4.

20
6
20 Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018
Sejarah Lahirnya Pesantren Berdasarkan Naskah Babad Cirebon Koleksi
PNRI
mandala Bilih manggih
Sagara, galagah
misalnya, ringanarumRajaambêtipun,
singgah untuk punika dipun
beberapa
lama dan dhêkahana,
membayar awit panggenan
dengan artha punika
(uang cash)
badhemakanan
dados nagari,yang
46
sarta gêmah
disantapnya. Sebuahraharja.
mandalaRadèn Patahdi lajêng
lagi berdiri atas tanah lumampah
sima di
anjog ing
kaki Gunung wana agêng,
Penanggungan, amanggih
di tepi Kali Porong. galagah wangi
Pemegang
tanah ambêtipun. Wana punika
sima ini berkuasa penuh anama atas tanahing Bintara, ing ngriku
yang dikuasainya,
memungut Radènpajak Patahkerajaan
adhêdhêkah, (drwyabotên haji), antawis
serta lami kathah
memperluas
47
wilayah têtiyang dhatêng,
pertanian. sami tumut
Ini bukti kekuasaan gêgriya ing ngriku,
independen sarta
mandala-
mandala samidalam
ambabadi
politikwana,
sekaligusangadêgakên
ekonomi. masjid, Apalagi,sangsaya
seperti
dicatatkathah têtiyang
Lombard, di dhatêng,
masa itu samiada anggêguru dhatêng Radèn
kecenderungan untuk
Patah. jumlah sima. Selain sebagai manipulasi simbol
memperbanyak
untuk merangkul kalangan agama masuk kembali ke keraton,
(Kembali
juga untuk pada cerita
kepentingan Raden Patah:
legitimasi kekuasaan beliau dan masih tinggal
pendapatan
48
kerajaan.[berguru]
Bahkan,
di Ampel
dalamDenta,keraton laludidirikan
dinikahkan satudengan
unit kerja
cucu
kearsipansulungkhusus
Sunan yang Ampel
ditujukan
bernama untukNyai mendaftarkan
Ageng Maloka. tanah
milik otonom atau sima
Raden Patah lalu swatantra.
memohon Ada petunjuk
sebanyakdan arahan
27 tanah dimana
sima,
dan ituharusbelum bertempat tanah darma
termasuktinggal lepas atau permukiman
dan membangun tanah milik
bebas. baruTanah-tanah
(adhêdhêkah) tersebut
dengan kemudian
aman dan diberi
damai. semacam
Sang Sunan akta
tanah, kemudian
untuk memberi memberi kepastian
petunjuk:secaraKalauhukum RadenyangPatah
mengikat
mau
diberiagar
sang raja, petunjuk, maka yang
“segala-galanya beres,harustanpa ia mungkin
lakukan adalah
timbul
gugatan, berjalan lurusbukti
dan bahwa ke arah barat.diturunkan
itu dapat Kalau sudah untukmenemukan
masa yang
49
pohon(tumuse
akan datang gelagahsatusnira
yang berbauhelem). harum, maka itulah tempat
idealnya.
Coba perhatikan,
Karena berawal
pada satudari sisi,tempat
kecenderungan
itulah diharapkan
sang raja
adalahakan memperbanyak
menjadi kotajumlahyang ramai sima.dan Konsekuensinya,
sejahtera. Radensurplus Patah
hasil ekonomi
kemudian makin
menuruti
menumpuk
nasehatdigurunya
tangan kalangan
itu. Membuka agamawan.
hutan
Seiringbesardengan
di sana,
perluasan
di daerah jaringan
Bintara. sima
Di sanalah
yang kaya Radendengan
Patah
membangun desa. Tidak lama kemudian banyak orang
46 Lihat datang,
Pigeaud, ikut membangun
Java in the Fourteenth rumah,
Century,sama-sama
vol. 1, hlm. 35.membabad
47 Lihatdan membuka
Lombard, hutan.
Nusa Jawa, jilid Mereka
3, hal. 28;lalu
dan, B.mendirikan
Schrieke, “Ietsmesjid
over
[untuk Shalat Jum’at]. Banyak yang
het Perdikan-instituut”. TBG, vol. 58, tahun 1919, hlm. 395. datang bersama-
48 Lihatsama tinggalKartakusuma,
Richadiana dan berdiam di sana,Kembali
“Tinjauan lalu berguru kepada
Isi Prasasti Poh
Raden Patah).
(827 S/907 M): Sedikit Catatan tentang Alasan Pemilihan Suatu Desa
Perdikan”, dalam Proceedings Analisis Hasil Penelitian Arkeologi,
Trowulan, 18-23 Nopember 1991 (Analisis Sumber Tertulis Masa Klasik)
(Jakarta: Proyek Penelitian Purbakala Jakarta Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1994-1995), hlm. 82-90.
49 Pigeaud, Java in the Fourteenth Century, vol. 3, hal. 86-7; Lombard,

Nusa Jawa, jilid 3, hlm. 16, 182.

Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018 21


7
Ahmad Baso

sumber-sumber
segera saja ekonomi.
ia tebangi
Sementara
dan bersihkan
itu, di sisipadang
lain para
rumput
raja
melihatilalang
sudut itu.
pandang pendapatan ekonomi,yakni, mereka
berkepentingan
Tempat itu untuk mengembangkan
kemudian berubah menjadi budidaya padibelajar
kegiatan pada
konteksagamawanua (jaringan
Islam nan suci. desa-desa).
Banyak orang Di sini para petani
bermukim untuk
penggarapmenjadi
didorongsantrinya.
untuk membuka
Rumah-rumah hutan banyak
atau babad berdiri.
alas
50
untuk memperluas
Bahkan di sana areatelah
persawahan.
berpenghuni Dalam
dua puluh
analisisribu
Christie,
orang
perluasanpenduduk.
area sawah Jadiitu
sudah
terjadi
menjadi
sejak desa
awal yang
milenumramai.kedua. Hal
ini jelasShalat Jumat mulai didirikan
menguntungkan kalangan sehingga
agamawan jadidiseperti atau
mandala-
ibarat negeri
mandalakarena yang
terjadi luas dan dan
perluasan besar. Para ulamatanah-tanah
penyebaran dan orang
alim punyang
sima. Soalnya, berdatangan
membukadari hutannegeri
dan seberang
membentuk maupun
sawahdariitu
adalah Jawa,paraberkumpul
agamawan. bersama-sama,
Atau pembukaanbersepakat mengadakan
sawah itu
diskusi dan
menghidupkan musyawarah
semakin berbagai
banyak lagi ilmu. Sudah
tanah-tanah sima.51
disebut
Dari
sama-sama akanini,
kedua perkembangan namanya, banyak yang
perkembangan jaringanmenyukai nama
tanah-tanah
sima dan pengajian
perluasan atautanah
pesantren
sawah itu dengan
jelas nama Pesantren
membutuhkan sistem
pengairanDemak. Banyak santriirigasi
dan pengembangan hijrahyang sana,52Seperti
ke baik. mencaridisebut
ilmu
di atas,rahasia
para sejati
agamawan
dalam agamapun sudah maupun siapilmudengan
yang sangat
bekal
pengetahuan
luas). dan teknik mereka dalam mengelola air.
Lalu, bagaimana Wali Songo memanfaatkan dan
Kedua kutipan“perubahan
menumpangi di atas menggambarkan
yang sangat mendalam” asal-usul itu?kelahiran
Apa
Demak dari
strategi sebuah
mereka hutan ilalang hingga
mentransformasi kekuatan menjadi
mandala mesjid dan
di atas
pesantren.
menjadi Ini terjadi
sebuah sebelum berdirinya Masjid Agung Demak
pesantren?
yang menandai
Perkembangan peresmian
di ataskesultanan
betul-betul Islam pertama
strategis di Jawa
untuk misi
bernama Kesultanan
peradaban Wali Songo. Demak. Dua teks berikut
Perkembangan tanah sima memperjelas
(disebut
maksud“perdikan”
tanah kedua kutipan di era WaliBabad
di atas. Songo),Tanah Jawi menyebut
pergerakan kaum
demikian.13di pedalaman, babat alas, dan perluasan tanah-tanah
agamawan
sima itu ditumpangi oleh Wali Songo untuk melakukan
Amangsuli
perubahan cariyosipun
besar dalam Radèn Patah,
sejarah Nusantara. Dalam ingkang kantun
setiap strategi
wontên ing Ngampèl Dênta, kadhaupakên kalih
putranipun Nyai Agêng Maloka ingkang pambayun,
50 Lombard, Nusa Jawa, jilid 3, hlm. 17.
wayahipun Sunan ing Ngampèl Dênta, anuntên Radèn
Patah nyuwun pitêdah, ing pundi ênggènipun badhe
51 Lihat Jan Wisseman Christie, “States without Cities: Demographic

Trends jêmjêm Java”. Indonesia,


in Earlyadhêdhêkah, No. ing
Sunan 52, Oktober
Ngampèl1991, Dêntahlm.inggih
30-1;
“Negara,asuka
Mandala, and Despotic State”, hlm. 77-9; dan,
pitêdah, Radèn Patah kapurih lumampah ngilèn “Water and Rice
Java and Bali”, dalam Peter Boomgaard (editor), A World of
in Earlylêrês.
Water: Rain, Rivers and Seas in Southeast Asian Histories (Leiden: KITLV
Press, 2007), hlm. 241-2.
13Serat Babad Tanah Jawi: Wiwit saking Nabi Adam dumugi ing tahun

1647(ed.
52 Christie,J.J.
“Negara,
Meinsma)
Mandala,
(s'Gravenhage:
and Despotic
Martinus
State”,Nijhoff,
hlm. 78-9.
1874), hlm. 33-4.

22
6
22 Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018
Sejarah Lahirnya Pesantren Berdasarkan Naskah Babad Cirebon Koleksi
PNRI
Bilih manggih
itu pesantren dihadirkangalagah
sebagai arum ambêtipun,
semacam “pakupunika
bumi” dipun
yang
dhêkahana,
mengakarkan misi awit panggenan
keislaman di bumi punika badhehingga
Nusantara dadosmenjadi
nagari,
sarta gêmah
satu kesatuan geniusraharja.
peradaban Radèn
baru Patah lajêng Sunan
yang disebut lumampah Giri
“Din Arab
sebagaianjog ing Jawi”
wana atau agêng, Nusantara.53galagah wangi
Islam amanggih
ambêtipun. Wana punika
StrategiPertama, para walianama ing Bintara,
menyasar ing ngriku
kalangan ajar,
panditaRadènatau Patah
wiku di adhêdhêkah, botên antawis
jaringan tanah-tanah simalami kathah
(termasuk
têtiyang dhatêng,
mandala-mandala sami tumutsubur)
di tanah-tanah gêgriyauntuk ing ngriku, sarta
diislamkan.
Meskipunsami tidak
ambabadi
sedikitwana,
terjadiangadêgakên
bentrokan,daerah masjid, yangsangsaya
sudah
dibukakathahitu têtiyang
kemudiandhatêng,menjadisamipesantren.
anggêguru dhatêng
Teks SajarahRadèn
Patah.
Banten,misalnya, menggambarkan proses pengislaman tanah-
tanah mandala di wilayah Banten. Teksitu menceritakan
Maulana (Kembali pada (Sultan
Hasanuddin cerita Raden
BantenPatah:
pertama,beliau
wafat masih
pada tinggal
1570),
[berguru]
putra Sunan di Ampel
Gunung Denta, ke
Jati, datang laluGunung
dinikahkan dengan
Pulosari. Di cucu
sana
terdapatsulung
800 ajarSunan
yangAmpel
semuanya bernama Nyai Tinggal
diislamkan. Ageng gurunya,
Maloka.
Pucuk Raden
Unum Patah lalu memohon
atau Pucuk Umun, yang petunjuk dan arahan
menghilang. dimana
Tempat ini
dulunya harus bertempat
dimiliki tinggal danKandali.
oleh Brahmana membangun Mandalapermukiman
Gunung
Pulosaribaru (adhêdhêkah)
kemudian berubahdengan amanpesantren,
menjadi dan damai.ketikaSang Sunan
Gunung kemudian memberi
Jati sendiri yang petunjuk: Kalau Radenputranya
pertama mengajarkan Patah mau itu
diberi
ilmu-ilmu petunjuk,Mulai
keislaman. maka ilmuyang harus (tauhid),
keimanan ia lakukan fiqih,adalah
ilmu
54
berjalan
usul, ilmu sharaflurus ke arahserta
dan nahwu, barat.
ilmuKalau
tafsir sudah menemukan
dan hadis.
Setelahpohon gelagah yang
itu, Maulana Hasanuddin
berbau pada
harum, gilirannya
maka itulah mengkader
tempat
ajar ini.55Karena
ke-800idealnya. Ia dibantu
berawalolehdari
pengawalnya
tempat itulah yangdiharapkan
kemudian
menjadi akan
“lurah pondok”,
menjadi kota seorang
yang ramai jin Muslim
dan sejahtera.
bernama Raden
Santri.
Patah
kemudian
Di berbagai menuruti
tempat nasehat
pertapaan gurunya
atau mandala
itu. Membuka
ini, parahutan
ajar
dikaderbesar
untuk di melanjutkan
sana, di daerah Bintara.
tradisi Di sanalah
keagamaan dan Raden Patah
pengetahuan
Wali membangun
Songo (lampahing
desa. Tidak lama wali). kemudian
Merekabanyak membantu
orang
mengislamkan
datang, ikutpenduduk
membangunsekitar,rumah,
mengajarkan
sama-sama syariat
membabad
agama
dan membuka
(pranataning syarengat), hutan. Mereka
mencetak lalu mendirikan
kader-kader mesjid
penulisan-ulang
[untuk
teks-teks Shalat Jum’at].
Hindu-Budha hingga Banyak yang datang
menguasai bersama-
sumber-sumber
sama tinggal dan berdiam di sana, lalu berguru kepada
Raden Patah).
53Lihat penjelasannya dalam buku saya, Islam Nusantara, jilid 1; dan The
Intellectual Origins of Islam Nusantara.
54Lihat Titik Pudjiastuti, “Sajarah Banten: Edisi Kritik Teks” (Tesis MA,

tidak diterbitkan) (Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana Universitas


Indonesia, 1991), hlm. 193.
55 Ibid., hal. 193-4.

Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018 23


7
Ahmad Baso

ekonomi.segera
Dari saja
sana ia
mereka
tebangikemudian
dan bersihkan
diajarkanpadang
untuk menjadi
rumput
56
aktor kaderisasi
ilalang itu.ilmu ekonomi Nusantara.
Contoh lain itu
Tempat adalah
kemudianapa berubah
yang diceritakan
menjadi kegiatan Babad
oleh belajar
57
Pacitan.agama
Kegiatan
Islambabat
nan suci.
dan pembukaan
Banyak orang pesantren
bermukim
oleh Batara
untuk
Katong,menjadi
murid Sunansantrinya.Kalijaga,
Rumah-rumah
di daerahbanyak subur Pacitan
berdiri.
Bahkan
(Ponorogo) di sanatantangan
mendapat telah berpenghuni dua agama
dari pengikut puluh ribu orang
Majapahit
ini. Daerah
penduduk.
subur Jadi
Pacitan
sudahdengan
menjadisumber
desa yangair dan
ramai.
hutan yang
58
Shalat
melimpah, Jumatmenjadi
akhirnya mulai didirikan sehingga
daerah santri. jadi seperti atau
ibarat
Dalamnegeri
konteks yang
ini luas
mandala
dan besar.
ditransformasikan
Para ulama dan olehorang
Wali
alim punsebuah
Songo menjadi berdatangan
kekuatandaribaru.
negeri
Paraseberang maupun
penghuninya dari
bukan
Jawa, berkumpul
hanya menjadi muslim, bersama-sama, bersepakat
tetapi juga diarahkan mengadakan
untuk berbuat
sesuatu diskusi dan musyawarah
untuk bangsa berbagai mandala-mandala
ini. Posisi strategis ilmu. Sudah disebut ini
sama-sama
sudah dipahami akan
betul namanya,
oleh banyak
para wali yang menyukai nama
dan murid-muridnya,yakni
pengajian
bagaimana atau pesantren
dikembangkan itu dengan
menjadi nama Pesantren
kekuatan ekonomi
Demak.
independen yangBanyak santri hijrah
akan membawa misike Wali
sana, Songo.
mencariKetika
ilmu
rahasia sejati
mandala-mandala itu dalam
berubah agama maupun
menjadi ilmu yang
pesantren, lalu sangat
tanah-
luas). menjadi tanah-tanah perdikan atau pamutihan,
tanah sima
kekuatan ekonomi itu kemudian digerakkan oleh orang-orang
Kedua kutipan di atas menggambarkan asal-usul kelahiran
pesantren.
Demak Strategi
dari sebuahkedua:hutan
Waliilalang
Songo hingga
membangun menjadi mesjid
basis dan
di sekitar
pesantren.
Majapahit, Inidi terjadi
sekitarsebelum
wilayahberdirinya
subur Kali Masjid Agung
Brantas, Demak
dari hulu
yang
hinggamenandai
ke Surabaya. peresmian kesultanan
Dari hulu, sumber Islam
mata air pertama di Jawa
dan pengairan
bernama
terdapat diKesultanan Demak. Dua teks
Gunung Penanggungan, yang berikut
juga basismemperjelas
para ajar
maksud kedua kutipan di atas. Babad Tanah Jawi menyebut
demikian.13

Amangsuli cariyosipun Radèn Patah, ingkang kantun


56 Tentang posisi strategis ketiga mandala ini di Banten Girang (di
wontên ing Ngampèl Dênta, kadhaupakên kalih
antaranya sebagai pusat penanaman lada di abad 16) sehingga menjadi
putranipun Nyai Agêng Maloka ingkang pambayun,
target islamisasi Sunan Gunung Jati dan Maulana Hasanuddin, lihat
wayahipun Sunan ing Ngampèl Dênta, anuntên Radèn
dalam terutama Claude Guillot, dkk., Banten sebelum Zaman Islam: kajian
Patah nyuwun pitêdah, ing pundi ênggènipun badhe
Arkeologi di Banten Girang, 932?-1526 (Jakarta: Pusat Penelitian
jêmjêm adhêdhêkah, Sunan ing Ngampèl Dênta inggih
Arkeologi Nasional, EFEO, Bentang, 1996), bagian kedua.
asuka pitêdah, Radèn Patah kapurih lumampah ngilèn
57Teks ini bersama teks-teks lainnya dari Ponorogo dibahas oleh
lêrês.
Onghokham dalam “The Residency of Madiun: Priyayi and Peasant in the
Nineteenth Century” (Disertasi PhD., tidak diterbitkan) (New Haven:
Serat
Yale
13 Babad Tanah
University, 1975),Jawi: Wiwit saking Nabi Adam dumugi ing tahun
bab pertama.
1647(ed.
58 Onghokham,
J.J. Meinsma)
“The Residency
(s'Gravenhage:
of Madiun”,
Martinus
hlm. 30-1.
Nijhoff, 1874), hlm. 33-4.

24
6
24 Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018
Sejarah Lahirnya Pesantren Berdasarkan Naskah Babad Cirebon Koleksi
PNRI
Bilih manggih galagah
dan mandala-mandala sehinggaarum ambêtipun,
dianggap kramat.punika
Daerah dipun
ini
kemudiandhêkahana,
dikuasai awit
oleh panggenan
Demak padapunika1543.59badhe dados nagari,
sarta gêmahcerita
Kita tahu raharja.
SyekhRadènJumadilPatah lajêng
Kubro dan lumampah
putranya,
Syekh anjogMakdum ing Ibrahim
wana agêng, Asmara. amanggih
Syekh galagah
Jumadil Kubrowangi
ambêtipun.
dikabarkan WanaMajapahit
mendatangi punika anama ing Bintara,
dan diberikan ing ngriku
sebidang tanah
sima diRadèn
sekitarPatah adhêdhêkah,
Trowulan, botên antawis
ibukota Majapahit. Makam lamibeliau
kathahdi
Troloyo têtiyang dhatêng,
(pinggiran kotasami tumut gêgriya
Trowulan) bersamaing ngriku,makam
belasan sarta
muslimsami ambabadi
lainnya wana,diziarahi
masih sering angadêgakên kini.60 Sementara
hingga masjid, sangsaya
kathah
itu, Syekh têtiyang
Makdum dhatêng,
Asmara sami anggêguru
menikah dengan putri dhatêng
Campa, Radèn
lalu
Patah. Raden Rahmat dan Raden Santri. Raden Rahmat
menurunkan
kemudian dikenal dengan nama Sunan Ampel. Keduanya
kemudian(Kembali
datangpada cerita Raden
ke Majapahit. DiPatah:
sana adabeliau masih(dikenal
bibinya tinggal
[berguru]putri
pula dengan di Ampel Denta,yang
Campa) lalu dinikahkan
menikah dengan dengan cucuRaja
sulung
Brawijaya. Sunan
Dalam Babad
AmpelTanah Jawi disebut,
bernama Nyai Ageng Raden Maloka.
Rahmat
kemudianRadenmenikah
Patah laludengan
memohon petunjuk
putri dan arahanWilatikta
Tumenggung dimana
(bernamaharus Ki bertempat
Gede Manila), tinggallaludan membangun
diberi tanah sima permukiman
di Ampel
61
Denta.baru (adhêdhêkah) dengan aman dan damai. Sang Sunan
kemudian
Pemberianmemberitanah di petunjuk:
Troloyo dan KalauAmpel
Raden untuk
Patah
dakwahmau
wali itudiberi petunjuk,
adalah bukti maka
praktikyangkebebasan
harus ia beragama
lakukan adalahyang
berjalan
diberikan lurus ke arah
Raja Majapahit kepadabarat.
SunanKalau sudah
Ampel. menemukan
Kebijakan raja
pohondengan
ini selaras gelagahpolitik
yang berbau harum, maka
penganugerahan itulah tempat
tanah-tanah sima
untuk idealnya.
kalanganKarena berawal dari
agamawan. tempat raja
Seorang itulahyang
diharapkan
ingin
akan menjadi
menjalankan darma,kota inginyang ramaidan
selamat danmenyatu
sejahtera.dengan
Raden dunia
Patah
kemudian
ketuhanan, menuruti
mencapai nasehat
tujuan gurunya
hakiki dalamitu.beragama,
Membuka hutan harus
besar diatau
memberikan di daerah Bintara. darma
sana,menganugerahkan Di sanalahlepas:
Raden Patah
memberi
membangun desa. Tidak lama kemudian banyak orang
59 Lihatdatang, ikut membangun
H.J. de Graaf rumah, Kerajaan-kerajaan
&Th. G. Th. Pigeaud, sama-sama membabad Islam di
dan membuka hutan. Mereka lalu mendirikan
Jawa: Peralihan dari Majapahit ke Mataram (Seri Terjemahan Javanologi mesjid
[untuk Shalat Jum’at]. Banyak yang datang
Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara & KITLV No. 2) bersama-
sama
(Jakarta: tinggal1986),
Grafitipers, dan cet.
berdiam di sana,
2, hlm. 60, 66. lalu berguru kepada
Raden Patah).
60 Foto makamnya terdapat dalam van Bruinessen, “Najmuddin al-Kubra,
Jumadil Kubra and Jamaluddin al-Akbar”, hlm. 322. Satu versi menyebut
ada di Yogyakarta. Versi lain, yang didukung oleh almarhum Gus Dur
yang sempat ziarah ke sana, terdapat di Tosora, Wajo, Sulawesi Selatan.
61 Lihat Babad Tanah Jawi (edisi Meinsma), hlm. 27-8; Sjamsudduha,

Sejarah Sunan Ampel: Guru Para Wali di Jawa dan Perintis Pembangunan
Kota Surabaya (Surabaya: Jawa Pos Press, 2004), terutama bagian 1.

Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018 25


7
Ahmad Baso

kemerdekaan
segera kepada
saja ia tebangi
kalangandanagamawan.
bersihkan Komponen
padang rumput inti
dalam pemerdekaan
ilalang itu. itu adalah pemberian tanah atau pengakuan
atas tanah yang itu
Tempat ditempati
kemudian kalangan
berubahagamawan
menjadi itu sebagaibelajar
kegiatan tanah
yang berdaulat,
agama Islam dalamnan artisuci.
bebasBanyak
pajak dan tidak
orang terikat dengan
bermukim untuk
aturan kerja
menjadibaktisantrinya.
untuk raja. Rumah-rumah
Di sini arti pemerdekaan
banyak berdiri.
berarti
kedaulatan penuh
Bahkan di atas
sana tanah. Ini adalah sumber
telah berpenghuni dua puluh legitimasi raja,
ribu orang
sekaligus juga sumber
penduduk. Jadi kekuatan sang desa
sudah menjadi agamawan. Dengan status
yang ramai.
ini, tanah
Shalatdarma
Jumat lepas
mulai didirikan
memberisehingga
pendasaran jadi seperti
baru bagiatau
kemunculan
ibaratpesantren
negeri yang sebagai kekuatan
luas dan besar.ekonomi
Para ulama barudan–dengan
orang
alim pun
tanah sebagai berdatangan
basisnya. dari negeri
Di sinilah seberang
sebetulnya hakikatmaupun dari
berbicara
tentang Jawa, berkumpul
pesantren, tidakbersama-sama,
bisa dilepaskanbersepakat
dari mengadakan
pendasaran
ekonomidiskusi
ini. Ya,dan musyawarah
karena berbagai
soal kedaulatan ini.62
ilmu.
tanah Sudah disebut
Strategi ketiga:
sama-sama akanmenguasai
namanya, daerah-daerah
banyak yang menyukai nama
kaya di pesisir
pengajiansekaligus.
dan pedalaman atau pesantren
Kekuatan itu pesisir
denganada nama Pesantren
di Tuban dan
Demak.
Giri (wilayah Banyak
Gresik); santri hijrah
pedalaman Pengging ke sana,
(dekatmencari ilmu
Salatiga kini)
dan Tembayat
rahasia sejati
(wilayahdalam Klaten
agama kini).
maupunMertuailmuSunan
yang Ampel
sangat
berasal luas).
dari Tuban. Ibu angkat Sunan Giri, Nyai Gede Pinatih,
adalah seorang pedagang kaya raya. Giri adalah wilayah yang
63
Kedua kutipan
dijinakkan oleh di atas menggambarkan
Majapahit, asal-usul
tetapi tidak berhasil. Juga
kelahiran
mau
ditaklukkan
Demak dari oleh sebuahMataram
hutan ilalang
sejak hingga
tahun 1613menjadi di mesjid
era Sultan dan
Agung.
pesantren. Ini terjadi sebelum berdirinya Masjid Agung Demak
Sementaraperesmian
yang menandai itu, Tembayat adalah
kesultanan Islamwilayah
pertama subur
di Jawadan
bernama
merupakanKesultanan
titik-temu Demak.
perlintasanDualalu teks
lintas
berikut
daratmemperjelas
dan sungai
maksud
yang menghubungkan di atas. Babad
kedua kutipanpedalaman TanahRaja-raja
dan pesisir. Jawi menyebut
berebut
menguasai13 daerah ini karena potensi pajak dan cukai
demikian.
perdagangan dan transportasi yang menggiurkan. Desa Taji
(dekat Amangsuli
Tembayat), cariyosipun
misalnya, beradaRadèn Patah,
di tepi Kali ingkang
Bengawan kantun
Solo
dan wontên
merupakan ing daerah
Ngampèl perlintasan
Dênta, kadhaupakên strategis kalih
yang
putranipun jalur
menghubungkan NyaidaratAgêng Maloka
antara Mataram ingkang pambayun,
dan Pajang, dan
wayahipun
juga jalur sungai Sunan ing Ngampèl Dênta,
yang menghubungkan kota-kotaanuntên Radèn
strategis di
64
Patah
sepanjang nyuwun
sungai hinggapitêdah,
ke Tuban ingdanpundi
Gresik,ênggènipun
di pesisir. badheDesa
jêmjêm adhêdhêkah, Sunan ing Ngampèl Dênta inggih
asuka pitêdah, Radèn Patah kapurih lumampah ngilèn
62 Lihat buku saya, Pesantren Studies 3A (akan terbit).
lêrês.
63 Lihat dalam Babad Tanah Jawi (edisi Balai Pustaka), jilid 3; juga dalam
Serat Centhini Latin, jilid 1.
13Serat
64 Babad
Tentang Tanah
jalur Jawi: Wiwit
pelayaran sungai saking Nabi Kali
menyusuri AdamBengawan
dumugi ingSolotahun
dan
1647(ed. J.J. Meinsma)
tempat-tempat strategis(s'Gravenhage:
penyeberanganMartinus
dan persinggahan
Nijhoff, 1874),
di sepanjang
hlm. 33-4.

26
6
26 Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018
Sejarah Lahirnya Pesantren Berdasarkan Naskah Babad Cirebon Koleksi
PNRI
Bilih manggih
Taji muncul sebagai bandargalagah cukaiarum ambêtipun,
yang punika dipun
bernilai ekonomis bagi
Mataramdhêkahana,
sejak awal awitabad
panggenan
ke-17. Di punika badhe
sekitar desadados nagari,
strategis ini
sarta gêmah
pula muncul raharja.
basis-basis Radèn Patah
pesantren lajêng lumampah
dan jaringan ekonomi-
anjog ing–yang
perdagangannya wanakemudian
agêng, berhimpun
amanggih menjadigalagahjaringan.
wangi
Sepertiambêtipun.
Desa Wedi,Wana Tasikpunika anama ingDaerah
dan Tembayat. Bintara, ini ing ngriku
kemudian
Radèn
dikuasai oleh Patah
Ki Ageng adhêdhêkah,
Pandanaran botênyangantawis
kemudianlami dikenal
kathah
dengantêtiyang
nama Sunan dhatêng, sami tumut
Tembayat, murid gêgriya
Sunaning ngriku,Beliau
Kalijaga. sarta
sami pesantren
mendirikan ambabadidan wana, angadêgakên
melakukan kaderisasimasjid, sangsaya
di wilayah itu,
65
sepertikathah
disebuttêtiyang
dalam teks dhatêng,
Babadsami anggêguru
Tembayat. dhatêng Radèn
Patah.
Strategi keempat: babat alas di tanah-tanah subur di
daerah pesisir utara Jawa. Pembukaan tanah Bintara adalah
contohnya,
(Kembaliseperti pada
disebut
ceritadalam
Radenteks Babad
Patah: beliauCirebon
masih di tinggal
atas.
Putra [berguru]
Raja Brawijaya di Ampel dariDenta,
seorang laluistri
dinikahkan
asal Cina, denganbernama
cucu
Raden sulung
Patah, Sunan
datang Ampelke Ampel bernama
DentaNyai berguru,
Agengdinikahkan
Maloka.
denganRaden
cucu Patah
Sunanlalu Ampel,
memohon lalu diminta
petunjukuntuk babat dimana
dan arahan alas di
daerahharus
hutanbertempat
Glagah Wangi tinggal yangdan membangun
kemudian menjadi permukiman Desa
Bintara.
baruPenunjukan
(adhêdhêkah) daerah dengan
Bintara aman
ini punya
dan damai.
nilai Sang
strategisnya
Sunan
sendiri.kemudian
Dalam catatanmemberiChristie,
petunjuk: berdasarkan
Kalau Raden temuan-temuan
Patah mau
diberidi petunjuk,
arkeologis sekitar Demak makahinggayang Rembang,
harus ia lakukan
di masa Hindu-adalah
Budhaberjalan
daerah ini lurus ke arah
sudah dikenal barat.
kayaKalau
dengan sudah menemukan
pertanian subur,
pohon gelagah
berkembangnya yang berbau
tanah-tanah sima, harum, maka itulah
perdagangan tempat
dan industri
66
idealnya.
kerajinan keramik. Karena berawalberbasis
Semuanya dari tempat itulah diharapkan
di mandala-mandala.
Sebuahakan penelitan
menjadi arkeologis
kota yang ramai menemukan
dan sejahtera.
adanya Raden 92 Patah
koin
kemudian menuruti nasehat gurunya itu. Membuka hutan
besar di sana, di daerah Bintara. Di sanalah Raden Patah
sungai itu hingga ke muaranya
membangun desa. Tidak di Surabaya
lama di era Majapahit,
kemudian banyaklihat orang
dalam
J. Noorduyn,
datang,“Further Topographical rumah,
ikut membangun Notes on the Ferry Charter
sama-sama of 1358,
membabad
with Appendices on Djipang and Bodjanegara”.
dan membuka hutan. Mereka lalu mendirikan mesjid BKI, vol. 124, no. 4,
tahun 1968, hal. 460-481. Di sini disebut Desa
[untuk Shalat Jum’at]. Banyak yang datang bersama- Taji yang memegang
peran penting,
sama tinggalkarenadan setiap pengembara
berdiam di sana, atau
lalupelaku
bergurubisnis yang
kepada
memanfaatkan jalur
Raden Patah). pelayaran sungai ini harus melewati Desa Taji. Ibid.,
hlm. 471.

65SeratBabad Tembayad (Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan, 1986), jilid 2, hlm. 135, 144.

66Lihat Christie, “States without Cities”, hal. 30; dan, “Negara, Mandala,
and Despotic State”, hlm. 81.

Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018 27


7
Ahmad Baso

tembagasegera picisiaCina
mirip saja tebangi
dalamdan bentuk gobog padang
bersihkan di Demak rumput
dari
67
sekitar abad 13-14.
ilalang itu.
Sebagai itu
Tempat penutup, kemunculan
kemudian pesantrenkegiatan
berubah menjadi adalah belajar
bagian
dari desain
agama besar
Islam Wali
nanSongo
suci. dalam
Banyakmenumpangi
orang bermukim perubahan-
untuk
perubahanmenjadi
besar yang
santrinya.
terjadi diRumah-rumah
era akhir kekuasaan
banyakMajapahit,
berdiri.
tetapi asal-usul
Bahkan di perubahan
sana telahituberpenghuni
sudah muncul duadipuluh
era sebelumnya.
ribu orang
Dimulaipenduduk.
dari pergerakan
Jadi sudah para
menjadi agamawan
desa yang ke ramai.
pedalaman,
munculnyaShalatmandala-mandala
Jumat mulai didirikan sehingga di
yang mandiri jadidaerah
sepertisubur
atau
ibarat negeri
dekat proyek irigasi, yang
sertaluas dan besar.
penyebaran Para ulama
tanah-tanah simadanhingga
orang
menjadialim pun berdatangan
kekuatan ekonomi besar.dari negeri seberang
Itu semua maupun dari
ditransformasikan
oleh WaliJawa,Songo
berkumpul bersama-sama,
menjadi bersepakat
basis komunitas mengadakan
pesantren yang
diskusi
independen. dan musyawarah
Sumber-sumber berbagai ilmu.
kemandirian Sudahekonomi,
itu, dalam disebut
politik, sama-sama akan namanya,
hingga kultural banyak yang
dan keagamaan, menyukaimodal
merupakan nama
pengajian
utama para atau pesantren
Wali Songo itu dengan proses
dalam menggerakkan nama islamisasi
Pesantren
Demak.
Nusantara. Banyak dari
Itu dimulai santrimembuka
hijrah ketanah,
sana, menggerakkan
mencari ilmu
ekonomi, rahasia sejati dalam pertanian
menghidupkan agama maupun ilmu yang sangat
dan perdagangan, lalu
bangun luas).
masjid jami, terus mendirikan pesantren, baru kemudian
membangun satu tatanan sosial dan politik baru sehingga
Kedua kutipan contoh
Demak menjadi di atasparipurna.***
menggambarkan asal-usul kelahiran
Demak dari sebuah hutan ilalang hingga menjadi mesjid dan
Daftar Pustaka
pesantren. Ini terjadi sebelum berdirinya Masjid Agung Demak
yang menandai peresmian kesultanan Islam pertama di Jawa
Manuskrip
Babad
bernama Cirebon
Kesultanan
Br 36/PNRI
Demak. (aksara
Dua pegon).
teks berikut memperjelas
Babad
maksudCirebon
kedua Br kutipan
75/PNRI
di atas. Babad
(aksara JawaTanah Jawi menyebut
dan pegon).
13
Babad Cirebon
demikian. Br 107/PNRI (aksara Jawa).

Amangsuli cariyosipun Radèn Patah, ingkang kantun


wontên ing Ngampèl Dênta, kadhaupakên kalih
putranipun
Buku dan Artikel Nyai Agêng Maloka ingkang pambayun,
Baso, wayahipun
Ahmad, The Sunan
Intellectual
ing Ngampèl
OriginsDênta,
of Islam
anuntên
Nusantara
Radèn
PatahSelatan:
(Tangerang nyuwunPustaka
pitêdah,
Afid,ing pundi ênggènipun badhe
2017).
jêmjêm adhêdhêkah, Sunan ing Ngampèl Dênta inggih
asuka pitêdah, Radèn Patah kapurih lumampah ngilèn
lêrês.
67 Lihat dalam Robert S. Wicks, “Monetary Developments in Java
between the Ninth and Sixteenth Centuries: A Numismatic Perspective”.
13Serat Babad Tanah Jawi: Wiwit saking Nabi Adam dumugi ing tahun
Indonesia, No. 42, Oktober 1986, hlm. 75.
1647(ed. J.J. Meinsma) (s'Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1874), hlm. 33-4.

28
6
28 Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018
Sejarah Lahirnya Pesantren Berdasarkan Naskah Babad Cirebon Koleksi
PNRI
________
Bilih, Islam
manggihNusantara
galagah(Tangerang
arum ambêtipun, punika dipun
Selatan: Pustaka Afid,
2017), dhêkahana, awit panggenan punika badhe dados nagari,
jilid 1, cet. 2.
________
sarta, gêmah
Pesantrenraharja.
StudiesRadèn
2A(Tangerang
Patah lajêng
Selatan:lumampah
Pustaka
anjog ing wana agêng, amanggih galagah wangi
Afid, 2011).
________
ambêtipun.
, Pesantren
WanaStudies
punika3Aanama ing Bintara, ing ngriku
(akan terbit).
RadènKasepuhan
Tim Kraton Patah adhêdhêkah,
Cirebon. 2003.botênBabad Cirebon:
antawis lami Koleksi
kathah
Naskah dhatêng,
têtiyang Kuno Kraton Kasepuhan
sami tumut gêgriya Cirebon.
ing ngriku, sarta
Jakarta:
sami ambabadi
Perpustakaan wana, RI.
Nasional angadêgakên masjid, sangsaya
kathah
Behrend, têtiyang
Timothy dhatêng,
Earl sami anggêguru
(penyunting).1998. dhatêngNaskah-
Katalog Radèn
Patah.
naskah Nusantara (Jilid 4: Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia), Jakarta: Yayasan Obor & EFEO.
(Kembali
Brandes, pada cerita
J.L.A., Raden Patah:
1911.Babad Tjerbon:
beliau masihUitvoerige
tinggal
inhoudsopgave
[berguru] di Ampel en noten
Denta,(ed.
laluD.A.
dinikahkan
Rinkes)dengan
(VBG cucu
vol.
sulung SunanAlbrecht
59) Batavia: Ampel &bernama
Co. Nyai Ageng Maloka.
SudibjoRadenZ.H.Patah& lalu
T.D.memohon petunjuk dan arahan
Sudjana(editor dimana
penerjemah).
harus bertempat Kandha
1980.Carub tinggal danCarangmembangun Seket.permukiman
Jakarta:
baru (adhêdhêkah)
Departemen dengandan
Pendidikan aman dan damai. Sang Sunan
Kebudayaan.
kemudian
Christie, memberi1989.
Jan Wisseman. petunjuk:
“Raja danKalau Raden
Rama: PatahKlasik
Negara mau
diberi
di Jawapetunjuk,
Masamaka yang dalam
Awal”, harus iaLorraine
lakukan Gesick
adalah
berjalan lurus ke
(penyunting), Pusat,
arah Simbol, dan Hirarki
barat. Kalau Kekuasaan:
sudah menemukan
pohon gelagah
Esai-esai tentang
yangNegara
berbau Klasik
harum, Indonesia.
maka itulah(Terj.
tempat
S.
idealnya.
Maimoen Karena
& Sonnyberawal dari tempat
Keraf). Jakarta:itulah diharapkan
Yayasan Obor
akan menjadi kota yang ramai dan sejahtera. Raden Patah
Indonesia.
________ .1990. menuruti
kemudian “Negara, nasehat
Mandala, gurunya itu. Membuka
and Despotic hutan
State: Images
besar di sana,
of Early di daerah
Java”, dalam Bintara.
David G. DiMarr
sanalah& Raden Patah
A.C. Milner
(editor), Southeast
membangun desa. TidakAsia lama
in thekemudian
9th to 14th Centuries.
banyak orang
datang, ikut membangun
Singapore: Institute of rumah, sama-sama
Southeas Asianmembabad
Studies;
dan membukaResearch
Canberra: hutan. Mereka
Schoollaluof mendirikan mesjid
Pacific Studies
[untuk Shalat
Australian Jum’at].
National Banyak yang datang bersama-
University.
sama
Ki Hajar tinggal dan
Dewantara. berdiam
1982. di sana,
“Systeem lalu berguru
Pondok kepada
itulah Systeem
Raden Patah).
Nasional”, dalam Karja Ki Hadjar Dewantara: Bagian
Pendidikan. Jogjakarta: Madjelis Luhur Taman Siswa.
Ekadjati, Edi. S. 1978. Babad Cirebon edisi Brandes: Tinjauan
Sastra dan Sejarah. Bandung: Fakultas Sastra Universitas
Padjadjaran,.
________. 1982.“Priangan Historiography”, dalam Gerrit
Schutte & Heather Sutherland (editor), Papers of the

Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018 29


7
Ahmad Baso

Dutch-Indonesian
segera saja ia tebangi Historical Conference.Leiden
dan bersihkan padang rumput &
Jakarta:
ilalangBureau
itu. of Indonesian Studies under the Auspices
ofTempat
the Dutch and Indonesian
itu kemudian berubahSteering
menjadi Committees of the
kegiatan belajar
Indonesian
agama Islam Studies
nanProgramme.
suci. Banyak orang bermukim untuk
Ferrand,menjadi
Gabriel santrinya.
(ed.). 1921-1923. Instructions
Rumah-rumah Nautiques
banyak et
berdiri.
e e
Routiers
Bahkan Arabes
di sana et Portugais
telah des XV
berpenghuni et XVIribuSiècles:
dua puluh orang
Reproduits,
penduduk.Traduits
Jadi sudah et menjadi
Annotés desa
(Tomeyang1: Ibn Majid Texte
ramai.
Arabe)
Shalat(Paris:
JumatLibrairie
mulai didirikan sehingga
Orientaliste jadi seperti atau
Paul Geuthner.
Gericke,ibarat negeri
J.F.C., yang
& T. Roorda.
luas dan1901.Javaansch-Nederlandsch
besar. Para ulama dan orang
Handwoordenboek
alim pun berdatangan dari negeri
(ed. A.C. Vreedeseberang
& J.G.H. maupun
Gunning).dari
Jawa, berkumpul
Amsterdam: Müller,bersama-sama,
2 vol. bersepakat mengadakan
diskusi dan
Djajadiningrat, 1983. Tinjauan
musyawarah
Hoesein. berbagaiKritis
ilmu.tentang
Sudah Sajarah
disebut
Banten
sama-sama(terj. akan
KITLV namanya, banyakJakarta:
dan LIPI). yang menyukai
Djambatan nama&
pengajian atau pesantren itu dengan nama Pesantren
KITLV.
Lombard, Demak.
Denys.Banyak Nusa Jawa:
2005. santri hijrah Silang
ke sana, Budaya
mencari ilmu
(Jilid 3:
rahasia sejati
Warisan dalam agama maupun
Kerajaan-kerajaan Konsentris.ilmu (Terjemahan
yang sangat
luas). Partaningrat Arifin dkk.).Cetakan ke-3. Jakarta:
Winarsih
Gramedia dan Forum Jakarta-Paris, & EFEO.
Notulen kutipan
Kedua van de di Algemeene en Directievergaderingen
atas menggambarkan van het
asal-usul kelahiran
Demak Bataviaasch
dari sebuahGenootschap
hutan ilalangdeel hingga XLIV
menjadi – mesjid
1906.1907.dan
pesantren. Ini G.
Batavia: terjadi
Kolffsebelum
& Co. berdirinya Masjid Agung Demak
yang menandai
Noorduyn, J. 1968.peresmian
“Furtherkesultanan IslamNotes
Topographical pertama di Ferry
on the Jawa
bernama Kesultanan
Charter of 1358, Demak.
with Dua teks berikut
Appendices memperjelas
on Djipang and
maksud kedua kutipan
Bodjanegara”. BKI,divol.
atas. Babad
124, no. 4.Tanah Jawi menyebut
13
demikian.
Nurhajarini, Dwi Ratna, dkk. 1999. Kajian Mitos dan Nilai
Budaya dalam Tantu Panggelaran (Jakarta: Departemen
Amangsuli dan
Pendidikan cariyosipun
Kebudayaan. Radèn Patah, ingkang kantun
Pigeaud,wontên
Th. G. ing Ngampèl ofDênta,
Th., Literature Java, 3kadhaupakên
jilid (Leiden, 1967-kalih
1980). putranipun Nyai Agêng Maloka ingkang pambayun,
________wayahipun Sunan ing
. 1960—1963. JavaNgampèl
in the 14thDênta, anuntên
Century: Radèn
A Study in
Patah nyuwun
Cultural History pitêdah, ing pundi ênggènipun
(The Negara-Kertagama badhe
by Rakawi
jêmjêm adhêdhêkah,
Prapanca of Majapahit, Sunan
1365 ing Ngampèl
A.D.).The Dênta
Hague: inggih
Martinus
asuka pitêdah, Radèn Patah kapurih lumampah ngilèn
Nijhoff.
lêrês.
________.1924.De Tantu Panggelaran: Een Oud-Javaansch
Prozageschrift, uigeven, vertaald en toegelicht
13Serat(Proefschrift Doktoral di Universitas Leiden) ‘s-
Babad Tanah Jawi: Wiwit saking Nabi Adam dumugi ing tahun
Gravenhage.
1647(ed. J.J. Meinsma) (s'Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1874), hlm. 33-4.

30
6
30 Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018
Sejarah Lahirnya Pesantren Berdasarkan Naskah Babad Cirebon Koleksi
PNRI
Bilih manggih
Poerbatjaraka. 1954. Kapustakan
galagah arum Djawi.Cetakan
ambêtipun,ke-2. punika dipun
Jakarta &
dhêkahana,
Amsterdam: awit panggenan punika badhe dados nagari,
Djambatan.
sarta1938.
Prijono, gêmahSriraharja.
Tanjung:
RadènEen PatahJavaansch
lajêng lumampah
Verhaal
anjog ing
‘sGravenhage: H.L.wana
Smits. agêng, amanggih galagah wangi
ambêtipun.
Pudjiastuti, Titik. Wana
2015. punika
Menyusuri
anama Jejak
ing Kesultanan
Bintara, ingBanten.
ngriku
Radèn Wedatama
Jakarta: Patah adhêdhêkah,
Widyasastra. botên antawis lami kathah
________ . 1991.“Sajarah
têtiyang dhatêng, sami tumut Edisi
Banten: gêgriya ing ngriku,
Kritik sarta
Teks” (Tesis
sami tidak
MA, ambabadi wana, angadêgakên
diterbitkan). Jakarta: Fakultas masjid, sangsaya
Pascasarjana
kathah têtiyang
Universitas dhatêng, sami anggêguru dhatêng Radèn
Indonesia.
Rinkes,Patah.
D.A. 1912. “De Heiligen van Java V: Pangeran
Panggoeng, zijn honden en het wajangspel”. Tijdschrift
voor Indische
(Kembali padaTaal-Land-en
cerita Raden Volkenkunde
Patah: beliau masih
(TBG), tinggal
vol. 54.
[berguru]
Santoso, Soewito, di Ampel
& Fendi Denta,
Siregarlalu(ed.
dinikahkan
& foto).dengan The
2006. cucu
Centhini Story: The
sulung Sunan Javanese
Ampel bernama Journey
Nyaiof Ageng
Life. Singapore:
Maloka.
Raden Patah
Marshall lalu memohon petunjuk dan arahan dimana
Cavendish.
harus bertempat
J.J. Meinsma. Babad Tanah
1874.Serattinggal Jawi: Wiwitpermukiman
dan membangun saking Nabi
Adam dumugi ing tahun
baru (adhêdhêkah) dengan1647.
aman s'Gravenhage:
dan damai. Sang Sunan
Martinus
kemudian memberi petunjuk: Kalau Raden Patah mau
Nijhoff.
2004. Sejarah
diberi petunjuk,
Sjamsudduha. makaSunanyang Ampel:
harus Guru Para Wali
ia lakukan di
adalah
Jawa
berjalandan lurusPerintis
ke arah Pembangunan
barat. Kalau sudah Kota menemukan
Surabaya.
pohon gelagah
Surabaya: Jawa Posyang berbau harum, maka itulah tempat
Press.
idealnya. Karena
van Bruinessen, Martin.berawal dari tempat al-Kubra,
1994."Najmuddin itulah diharapkan
Jumadil
akan menjadi
Kubra kota yangal-Akbar:
and Jamaluddin ramai dan Traces
sejahtera.
of Raden Patah
Kubrawiyya
kemudian in
influence menuruti nasehat gurunya
early Indonesian itu. Membukatot
Islam".Bijdragen de
hutan
Taal-,
besar diLand-
sana,endi Volkenkunde,vol.
daerah Bintara. Di sanalah
150, Raden
no. 2, hlm. Patah
305-
membangun desa. Tidak lama kemudian banyak orang
329.
Wicks,datang,
Robertikut S. membangun rumah, Developments
1986. “Monetary sama-sama membabadin Java
dan membuka
between the Ninthhutan. Mereka Centuries:
and Sixteenth lalu mendirikan mesjid
A Numismatic
[untuk Shalat
Perspective”. Indonesia,
Jum’at].No. Banyak yang datang bersama-
42, Oktober.
sama
Worsley, Peter, dkk.,
tinggal dan(editor).
berdiam2014. KakawinSumanasantaka
di sana, lalu berguru kepada
(Mati
Radenkarena
Patah).Bunga Sumanasa) Karya Mpu Monaguna:
Kajian Sebuah Puisi Epik Jawa Kuno. Jakarta: EFEO,
KITLV, & Yayasan Obor.
Zoetmulder, P.J. 1984. Kalangwan: Sastra Jawa Kuno
Selayang-Pandang. Cetakan ke-3. Jakarta: Djambatan.

Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018 31


7
Ahmad Baso

________ , & S.O.


segera saja Robson.
ia tebangi
2000. Kamus
dan Jawa Kuna–Indonesia
bersihkan padang rumput
(terj. Darusuprapta
ilalang itu. & Sumarti Suprayitna). Cetakan ke-3.
Jakarta:
TempatKITLV-Jakarta
itu kemudian & Gramedia
berubah Pustaka
menjadi Utama.belajar
kegiatan
agama Islam nan suci. Banyak orang bermukim untuk
menjadi santrinya. Rumah-rumah banyak berdiri.
Bahkan di sana telah berpenghuni dua puluh ribu orang
penduduk. Jadi sudah menjadi desa yang ramai.
Shalat Jumat mulai didirikan sehingga jadi seperti atau
ibarat negeri yang luas dan besar. Para ulama dan orang
alim pun berdatangan dari negeri seberang maupun dari
Jawa, berkumpul bersama-sama, bersepakat mengadakan
diskusi dan musyawarah berbagai ilmu. Sudah disebut
sama-sama akan namanya, banyak yang menyukai nama
pengajian atau pesantren itu dengan nama Pesantren
Demak. Banyak santri hijrah ke sana, mencari ilmu
rahasia sejati dalam agama maupun ilmu yang sangat
luas).

Kedua kutipan di atas menggambarkan asal-usul kelahiran


Demak dari sebuah hutan ilalang hingga menjadi mesjid dan
pesantren. Ini terjadi sebelum berdirinya Masjid Agung Demak
yang menandai peresmian kesultanan Islam pertama di Jawa
bernama Kesultanan Demak. Dua teks berikut memperjelas
maksud kedua kutipan di atas. Babad Tanah Jawi menyebut
demikian.13

Amangsuli cariyosipun Radèn Patah, ingkang kantun


wontên ing Ngampèl Dênta, kadhaupakên kalih
putranipun Nyai Agêng Maloka ingkang pambayun,
wayahipun Sunan ing Ngampèl Dênta, anuntên Radèn
Patah nyuwun pitêdah, ing pundi ênggènipun badhe
jêmjêm adhêdhêkah, Sunan ing Ngampèl Dênta inggih
asuka pitêdah, Radèn Patah kapurih lumampah ngilèn
lêrês.

13SeratBabad Tanah Jawi: Wiwit saking Nabi Adam dumugi ing tahun
1647(ed. J.J. Meinsma) (s'Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1874), hlm. 33-4.

32
6
32 Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai