Anda di halaman 1dari 8

Misionaris

YOGI FITRA FIRDAUS


Amerika di Bogor
(Rohaniwan GKI Anugerah Bandung) 1905-1909
Memasuki abad ke-20 Benua Amerika. penginjilan di wilayah
gairah penginjilan kepada J. R. Denyes menjadi ini sempat menyasar
masyarakat Tionghoa di utusan Methodist pertama masyarakat Sunda yang ada
Hindia-Belanda semakin di Pulau Jawa, awalnya ia di Tjisaroea, terbukti dalam
meningkat. Meskipun memilih Batavia sebagai Minutes of Fifteenth Session
kekristenan telah hadir tempat berkarya karena of The Malaysia Conference
di Nusantara sejak abad dekat dengan pusat of The Methodist Episcopal
ke-15 namun karya misi pemerintahan Hindia Church 1908 dituliskan
kepada etnis yang berasal Belada. Namun, pada bahwa pada tahun 1907
dari Tiongkok ini baru kelanjutannya pusat telah dibangun gereja
dilakukan secara serius misi Methodist tersebut sederhana bagi orang-
oleh Board Foreign Mission dipindahkan ke Buitenzorg orang Sunda di Tjisaroea.
dari Gereja Methodist yang (Bogor) yang tidak jauh dari Jemaat Sunda ini dilayani
sebelumnya telah hadir di Batavia. Pekabaran Injil di oleh Buchanan yang juga
Semenanjung Malaya. Pada kota Bogor ini mendapatkan berasal dari Amerika.
masa ini pewartaan Injil sambutan hangat dari Meskipun berperan
di pulau Jawa tidak hanya masyarakat Tionghoa penting dalam
didominasi oleh para terutama setelah dibukanya menyebarkan kekristenan
zendeling Belanda tetapi sekolah berbahasa Inggris di Bogor dan sekitarnya
juga para misionaris dari pada tahun 1906. Bahkan kisah para misionaris

59
Amerika ini jarang sekali
Gereja Methodist Amerika Methodist Episcopal Church
diulas dalam buku-buku
yang bekerja di Anglo- 1906, sebelum memutuskan
sejarah gereja di Indonesia.
Chinese School Singapura. Batavia sebagai pusat misi
Buku-buku Sejarah gereja
Sejak tahun 1885, Gereja Methodist di Jawa, mereka
di Indonesia mayoritas
Methodist Amerika sempat mengunjungi
masih ditulis oleh orang-
memang telah membuka Surabaya, Lawang,
orang Belanda dan
karya misi di Semananjung Mojowarno, Semarang dan
mengutamakan sejarah
Malaya dan Singapura. Yogyakarta.
misi yang dilakukan
Di kedua wilayah jajahan Di dalam laporan
badan-badan zending
Inggris ini, mereka mereka kepada Konferensi
dari negeri tersebut. Oleh
membuka banyak sekolah Tahunan Gereja Methodist
sebab itu penulis berupaya
untuk penduduk setempat. di Malaysia tahun 1906,
secara singkat mengulas
Masih menurut buku yang Ada beberapa alasan yang
karya misionaris Amerika
sama, di Singapura itu lah membuat mereka memilih
di Buitnezorg tahun 1905-
Denyes berjumpa dengan Batavia sebagai pusat
1909. siswa-siswa yang berasal kegiatan misi diantaranya:
dari Jawa yang memintanya masyarakat Tionghoa di
untuk membuka misi Batavia sudah tidak keukeuh
K E D A T A N G A N Methodist di daerah asal
MISONARIS PERTAMA DI mereka (1911:85). memegang budaya leluhur
BATAVIA mereka, memudahkan
Pada saat pertama kali kontak dengan Gereja
“Di Batavia saya berjumpa
menginjakkan kaki di Methodist di Malaysia,
dengan mantan murid-murid
Batavia pada 16 Maret Batavia menjadi pusat
saya di Singapura, setidaknya
1905 sebetulnya Denyes pemerintah Hindia Belanda
ada sepuluh orang yang
tidak sendirian. Dia datang dan selain itu orang-orang
tinggal di kota ini. Hanya satu
bersama dengan B. F. Tionghoa di sini kebanyakan
yang beragama Kristen tetapi
West seorang Disctrict berbahasa Melayu, bahasa
mereka semua adalah keluarga
Superintendent Gereja yang sudah dikuasai oleh
yang baik.” Demikianlah
Methodist di Singapura, Denyes selama melayani
kesaksian dari John Russel
mereka berdua diutus oleh di Singapura. Maka atas
Denyes seperti yang dikutip
Bishop Oldham untuk pertimbangan tersebut
oleh Elizabeth Harper
meninjau terlebih dahulu maka Denyes mengajukan
Brooks dalam bukunya Java
calon mission station di izin kepada pemerintah
and It’s Challenge (1911:99).
Tanah Jawa. Berdasarkan untuk melakukan
Sebelum diutus ke Jawa, catatan Minutes of penginjilan kepada
J. R. Denyes merupakan Fourteenth Session of The masyarakat Tionghoa di
seorang misionaris dari Malaysia Conference of The Batavia.

60
Sembari menunggu of The London Missionary dengan Pang Ek Poi seorang
keluarnya izin dari Society, 1884:546). peranakan Tionghoa yang
pemerintah, setiap Minggu bersedia menjadi guru
Denyes melayani kebaktian bahasa Belanda baginya.
bagi jemaat berbahasa
DARI BATAVIA KE Sebagai balas budi,
Inggris di Batavia. Di dalam
BUITENZORG Denyes mau mengajarkan
suratnya kepada pimpinan Setelah satu bulan berada bahasa Inggris kepada
distrik Singapura Denyes di Batavia, J. R. Denyes Ek Poi dengan syarat
menyebut jemaat ini sebagai sempat pulang ke Singapura menggunakan Alkitab dan
“has been small, but there has untuk menjemput juga The Methodist Hymnal
been some spiritual advance”. keluarganya. Sekembalinya sebagai bahan ajarnya.
Denyes merasa iba ketika ke Batavia pada Juli
Lagu “Jesus Loves me
menyaksikan bahwa gereja 1905, ternyata cuaca di
this I know” menjadi lagu
ini tidak memiliki pendeta Batavia dirasa tidak begitu
pertama yang dipelajari
dan mengalami kesulitan bersahabat bagi Denyes
oleh sepasang suami istri
dana. beserta keluarganya. Hal
Tionghoa tersebut. Di
ini memaksanya untuk
Menurut Adolf Heukeun dalam ceritanya kepada
pindah ke Buitenzorg yang
dalam Gereja-gereja tua di Elizabeth Harpers Brooks,
memiliki hawa lebih sejuk.
Jakarta (2003:173), gereja Mrs. Denyes mengatakan
berbahasa Inggris di “Pekerjaan di Jawa “Itu adalah musik termanis
Batavia tersebut adalah sesungguhnya baru dimulai yang pernah dia dengarkan
peninggalan Walter Henry pada 23 Juli 1905, ketika selama berbulan-bulan
Medhurst seorang utusan saya kembali dari Singapura di Jawa”. Mary Owens
London Missionary Society. untuk menjemput istri dan Denyes, sang istri juga
Melalui tulisannya William anak-anak. Tetapi kali ini memiliki peran penting
Ellis mengatakan bahwa saya harus berpindah tempat dalam penginjilan kepada
ketika berada di Batavia, dari Batavia ke Buitenzorg kaum perempuan Tionghoa
pada tahun 1822 Medhurst demi alasan kesehatan.” di Bogor. Ternyata strategi
menyelenggarakan Ungkapnya dalam laporan ini membuahkan, Pang
kebaktian bagi orang-orang kepada konferensi Gereja Ek Poi dan istrinya Tan
Inggris dan membangun Methodist di Malaysia Si Cheng memutuskan
panti asuhan. Selain itu tahun 1906. untuk menjadi Kristen.
ia juga gemar melakukan Di Buitenzorg juga “Nampaknya misi Methodist
penginjilan kepada lah Denyes memetik di kota ini membangkitkan
masyarakat Tionghoa baik buah pertama dari harapan.” Tulis Brooks.
di Batavia maupun tempat- penginjilannya. Bermula Setelah pembaptisan
tempat lain (The History dari perjumpaannya Pang Ek Poi dan Tan

61
GEREJA METHODIST
PERTAMA DI JAWA
Mulai 05 November 1905
secara resmi terbentuk
Gereja Methodist pertama
di Jawa dan berada di
bawah distrik Singapura.
Jemaat mula-mula terdiri
atas empat pria dan dua
wanita Tionghoa. Setelah itu
bertambah lagi empat orang
pria Tionghoa sehingga
berjumlah sepuluh orang.
Untuk sementara waktu
kebaktian menggunakan
tempat tinggal Denyes,
tetapi selanjutnya mereka
menyewa sebuah bangunan
di tengah Pecinan Bogor.
Semenjak pindah
ke Pecinan jumlah
pengunjung kebaktian pun
meningkat menjadi tiga
puluh orang Tionghoa,
terdiri dari dua puluh pria
J. R. Denyes, Mary Owen Denyes beserta anak-anak mereka. dan sepuluh perempuan.
Sumber: Elizabeth Harper Brooks
Melalui suratnya kepada
Si Cheng ini, misi bukanlah tempat yang sulit Konferensi Pittsburgh
Methodist di Bogor terus dijangkau dari kota ini, Denyes mengatakan,
mendapatkan sambutan buktinya setiap Minggu ia “Kebaktian
hangat dari kalangan masih bisa pergi ke Batavia dilaksanakan setiap
masyarakat Tionghoa. dengan menggunakan Senin, Rabu, Jumat
Rencana pun berubah kereta api untuk melayani dan Minggu malam.
pusat misi yang awalnya jemaat berbahasa Inggris di Ketika saya dan
akan berada di Batavia sana. Mrs. Denyes tiba di
kini beralih ke Bogor. Lagi gereja pada pukul.
pula bagi Denyes Batavia 19.15, mereka

62
sudah berkumpul menghadiri pertemuan juga Anglo-Chinese School
untuk menyambut ibadah adalah para ahli di Buitenzorg pada 1 Juli
kami. Seperti biasa mekanik atau penjaga 1906. Sebelumnya Mrs.
kami akan saling toko sehingga mereka Denyes telah membuka
berjabat tangan mampu dua hingga tiga “Women Training School”
dan menanyakan bahasa. Selesai pertemuan untuk mempersiapkan
kondisi kesehatan kelompok mereka akan para perempuan sebagai
dan keadaan kembali ke ruangan utama pengabar Injil juga
keluarga.” untuk menyanyikan khususnya bagi sesama
lagu terakhir sekaligus orang Tionghoa atau suku
Ibadah dimulai dengan
menaikan doa penutup. lainnya.
doa dan nyanyian setelah
itu jemaat dipisahkan Anglo-Chinese School
berdasarkan gender. Para KARYA PENDIDIKAN dibuka dengan enam orang
perempuan mendapatkan DAN KEMUNDURAN DI murid dan sekolah ini
pelajaran membaca dan BOGOR diasuh oleh Mrs. Godwin
cerita Alkitab dari Mrs. seorang perempuan Inggris.
Misi Methodist selalu
Denyes sedangkan Mr. Namun penyakit yang
identik dengan pendidikan.
Denyes mengajarkan diderita mengharuskannya
Mereka membuka sekolah-
katekismus kepada kaum untuk kembali ke kampung
sekolah berbahasa
pria. Menurut Denyes halaman. Sepeninggal
Inggris sebagai alat untuk
kebanyakan pria yang Godwin, Unosuki
“menjala manusia”.
Ogawa seorang guru
Seperti halnya di
berkebangsaan Jepang
Singapura atau
diutus ke Buitenzorg
Malaysia, dibuka
setelah sebelumnya bekerja
di Singapura. Berdasarkan
catatan Minutes of Sixteenth
Session of The Malaysia
Conference of The Methodist
Pang Ek Poi dan Tan Si
Episcopal Church 1908,
Cheng buah pertama misi
Methodist di Bogor. Mereka pada masa ini Anglo
menjadi Kristen pada
Chinese School mengalami
November 1905
Sumber: Elizabeth Harper tantangan hebat karena
Brooks
dana di kas misi tidak
cukup untuk membiayai
sekolah.
Tak disangka kabar baik

63
Otto Carlson misionaris Methodist yang dikirim ke Bogor pada 1908. Dia bertugas di Anglo Chinese hingga 1909.
Sumber: Elizabet Harper Brooks.

datang, seorang hartawan membiayai seorang guru puteranya mendapatkan


bernama Tan Guan Huat asal langsung didatangkan pendidikan ala Barat. Maka
memberikan tawaran dari Amerika. Tuan untuk menindaklanjutinya
kepada Denyes. Ia bersedia Tan berkeinginan agar Bishop Oldhan pimpinan

64
Di bawah kepemimpinan Methodist di Buitenzorg
Mr. Carlson, sekolah berjumlah dua puluh
tersebut berkembang orang dengan dua orang
dengan baik. Sekolah guru. Mr. dan Mrs. B. J.
ini juga menerima anak- Baughman dipilih untuk
anak miskin untuk dapat menggantikan posisi yang
belajar. Metode pendidikan ditinggalkan Mr. Carlson.
dirasa cukup ampuh Seperti yang sudah-
untuk menjangkau anak- sudah pasangan suami-
anak Tionghoa, beberapa istri asal Michigan ini
diantara mereka berhasil pun pernah menjadi guru
dibawa ke Sekolah Minggu di Anglo-Chinese School
di Gereja Methodist. Selain Singapura. Pada masa
sebagai pengasuh sekolah, kepemimpinan mereka
ia juga menjadi misionaris terjadi sebuah terobosan
bagi orang-orang Sunda dengan membuka “The
di Cisarua dan Ciampea Boys’ Boarding School of
dimana telah didirikan Buitenzorg”.
juga sekolah-sekolah dalam Meskipun sempat
bahasa Melayu. Sayangnya berkembang, pada
setelah satu tahun berada kelanjutannya Anglo-
di Buitenzorg, Mr. Carlson Chinese School Buitenzorg
harus kembali ke Amerika mengalami kemunduran.
dengan alasan kesehatan. Alasannya perkumpulan
April 1909 ia meninggal politik dan kebudayaan
di Colombo pada saat masyarakat Tionghoa di
perjalanan pulang ke Hindia Belanda yaitu Tiong
Amerika. Penyakit disentri Hoa Hwee Koan (THHK)
membuat misionaris itu telah membuka sekolah
tidak berhasil mencapai di kota yang sama. lebih
negeri asalnya. banyak menarik minat
Berdasarkan data orang-orang Tionghoa
Gereja Methodist Malaysia statistik dari Minutes of karena lebih murah.
mengirim Mr. Otto A. Seventeenth Session of The “Imbasnya murid-murid
Carlson ke Buitenzorg Malaysia Conference of The sekolah Methodist banyak
untuk menjadi kepala Methodist Episcopal Church yang berpindah ke THHK”
Anglo-Chinese School. 1909 jumlah murid sekolah Catat Minutes of Twenty-

65
Third Session of The Malaysia Oleh sebab itu kerjasama itu The Methodist Episcopal
Conference of The Methodist pun disudahi pada tahun Church 1915
Episcopal Church 1915. 1927 seiringg ditutupnya
Ironis memang sebab misi Methodist di Pulau Buku:
tidak lama setelah Jawa
kedatangannya di Batavia, Brooks, Elizabeth Harper.
Mr. Denyes mengikat Java and It’s
kerjasama dengan Tiong Challenge. Pittsburgh Young
Hoa Hwee Koan dalam SUMBER PUSTAKA Conference: Pittsburgh,
bidang pendidikan. Dokumen: 1911.
Misi Methodist bersedia Minutes of Fourteenth Ellis, William. The History of
menyediakan guru bahasa Session of The Malaysia The London
Inggris untuk sekolah- Conference of The Missionary Society. London:
sekolah THHK dan Methodist Episcopal John Snow, 1844.
lembaga pergerakan politik Church 1906
Tionghoa itu menyanggupi Heukeun, Adolf. Gereja-
Minutes of Fifteenth Session gereja tua di
gaji para misionaris
of The Malaysia Conference
Amerika. Dengan cara Jakarta. Jakarta: Yayasan
of The Methodist Episcopal
ini badan misi dapat Cipta Loka Caraka, 2003.
Church 1907
menghemat biaya hidup
misionaris dan para murid Minutes of Sixteenth Session
THHK bisa mengetahui of The Malaysia Conference
keunggulan agama Kristen. of The Methodist Episcopal
Namun dugaannya meleset, Church 1908
setelah sepuluh tahun Minutes of Seventeenth
kehadiran bayak misionaris Session of The Malaysia
di sekolah THHK ternyata Conference of The
tidak menghasilkan apa- Methodist Episcopal
apa. Pada saat itu sedang Church 1909
bangkit Nasionalisme
Minutes of Eighteenth
Tiongkok dan ajaran
Session of The Malaysia
Neo-Konfusianisme yang
Conference of The
dipromosikan oleh THHK.
Methodist Episcopal
Mereka meninginkan guru-
Church 1910
guru Barat yang berkualitas
tetapi tidak ingin generasi Minutes of Twenty-
mudanya menjadi Kristen. Third Session of The
Malaysia Conference of

66

Anda mungkin juga menyukai