Anda di halaman 1dari 21

LITURGI GEREJA BETHEL INDONESIA (GBI)

GEREJA BETHEL INDONESIA RUMAH PERSEMBAHAN


(ONLINE WORSHIP)

Disusun oleh :

Frans seru simanullang


(17160040)
Hotni lasmaria sinaga
(17160030)
Herni yanti Pasaribu
(17160026)
Lasmaria Rajagukguk
(17160031)
BAB I
Pendahuluan
1.1Latar Belakang Masalah 
• GBI berdiri sebagai hasil pekabaran Injil dari Bethel Pentacostal Temple Inc.Seattle
,Washington  Amerika serikat yang mengutus dua orang misionarisnya, Rev. Van
Klaveren dan Rev. Groesbeek ke Indonesia. Groesbeek memberitakan Injil
di Bali kemudian di Cepu dan bertemu dengan Van Gessel. Beberapa tahun kemudian,
Groesbeek pindah ke Surabaya, dan seterusnya ke Batavia tahun 1926. Dengan semakin
banyaknya jemaat yang dibuka sehingga memperoleh pengakuan dari pemerintah Hindia
Belanda dengan nama De Pinksterkerk in Indonesia. Tahun 1932 didirikanlah satu
gedung gereja di Surabaya, dan mendirikan pelajaran alkitab yang diberi nama Studi
Tabernakel, kemudian pada tahun 1935 menjadi Sekolah Alkitab di Surabaya NIBI.
Pad 6 Oktober 1970, di Sukabumi, Jawa Barat, Pdt. H.L. Senduk (Ho Liong Seng) dan
rekan-rekannya membentuk sebuah organisasi gereja baru bernama Gereja Bethel
Indonesia (GBI) sebelumnya Pdt. H.L. Senduk pernah bergabung di
organisasi GPdI namun memisahkan diri lalu mendirikan (GBI). Gereja ini diakui oleh
pemerintah secara resmi melalui Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 41 tanggal 9 Desember 1972.
.
Gereja Bethel Indonesia (GBI) kini telah berkembang, ditandai dengan keberadaannya yang
telah menyebar di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri. GBI telah memiliki sekitar 5.100
gereja lokal dengan 2,5 juta anggota jemaat. Seiring dengan perkembangan itu, GBI
menyadari kebutuhan akan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sebagai
pemimpin gereja dan tenaga pelayan Tuhan, khususnya dalam menghadapi tantangan global.
Sinode GBI memiliki Seminari Bethel “Petamburan” Jakarta sebagai pusat pendidikan
teologi dan SDM GBI. Selain itu sudah terdapat belasan Sekolah Tinggi Teologi (STT) yang
didirikan oleh Yayasan dan/atau gereja lokal GBI.
Hingga kini masih cukup banyak gereja lokal GBI maupun Badan Pekerja Daerah (BPD)
GBI yang memiliki minat untuk mendirikan STT maupun STPB (Sekolah Teologi Praktika
Bethel), bahkan gereja dan BPD telah mengajukan permohonan untuk mendapatkan
rekomendasi dari Badan Pekerja Harian (BPH) GBI dan Departemen Theologia dan
Pendidikan (DTP) GBI.
 
2.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah berdirinya Gereja Bethel Indonesia (GBI) ?
2. Bagaimana Struktur Jabatan Gereja Bethel Indonesia (GBI)?
3. Bagaimana Struktur tata ibadah Gereja Bethel Indonesia (GBI)?
4. Apa makna symbol-simbol dalam Gereja Bethel Indonesia(GBI)?
 

3.1 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Gereja Bethel Indonesia(GBI)
2. Untuk mengetahui struktur Jabatan Gereja Bethel Indonesia(GBI)
3. Untuk mengetahui tata ibadah Gereja Bethel Indonesia(GBI)
4. Untuk mengetahui makna Symbol dalam Gereja Bethel Indonesia(GBI)
BAB II
PEMBAHASAN
A.SEJARAH BERDIRINYA GEREJA BETHEL INDONESIA (GBI)
  Pada tahun 1922, Pendeta W.H. Offiler dari Bethel Pentecostal Temple Inc., Seattle,
Washington, Amerika Serikat, mengutus dua orang misionarisnya ke Indonesia, yaitu
Pdt. Van Klaveren dan Groesbeek, orang Amerika keturunan Belanda. Pada mulanya
mereka memberitakan Injil di Bali, tetapi kemudian pindah ke Cepu, Jawa Tengah. Di
sini mereka bertemu dengan F.G. Van Gessel, seorang Kristen Injili yang bekerja pada
Perusahaan Minyak Belanda Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM). Van Gessel
pada tahun sebelumnya telah bertobat dan menerima hidup baru dalam kebaktian Vrije
Evangelisatie Bond yang dipimpin oleh Pdt. C.H. Hoekendijk (ayah dari Karel
Hoekendjik). Groosbeek kemudian menetap di Cepu dan mengadakan kebaktian
bersama-sama dengan Van Gessel. Sementara itu, Van Klaveren pindah ke Lawang, Jawa
Timur.
Januari 1923, Nyonya Van Gessel sebagai wanita yang pertama di Indonesia
menerima Baptisan Roh Kudus dan demikian pula dengan suaminya beberapa
bulan setelahnya. Tanggal 30 Maret 1923, pada hari raya Jumat Agung,
Groesbeek mengundang Pdt. J. Thiessen dan Weenink Van Loon dari Bandung
dalam rangka pelayanan baptisan air pertama kalinya di Jemaat Cepu ini. Pada
hari itu, lima belas jiwa baru dibaptiskan. Dalam kebaktian-kebaktian
berikutnya, bertambah-tambah lagi jemaat yang menerima Baptisan Roh Kudus,
banyak orang sakit mengalami kesembuhan secara mujizat. Karunia-karunia
Roh Kudus dinyatakan dengan ajaib di tengah-tengah jemaat itu. Inilah
permulaan dari gerakan Pentakosta di Indonesia. Berempat, Van Klaveren,
Groesbeek, Van Gessel, dan Pdt. J. Thiessen, berempat merupakan pionir dari
"Gerakan Pentakosta" di Indonesia. Kemudian Groesbeek pindah ke Surabaya,
dan Van Gessel telah menjadi Evangelis yang meneruskan memimpin Jemaat
Cepu.
April 1926, Groesbeek dan Van Klaveren berpindah lagi ke Batavia (Jakarta). Sementara
Van Gessel meletakkan jabatannya sebagai Pegawai Tinggi di BPM dan pindah ke
Surabaya untuk memimpin Jemaat Surabaya. Jemaat yang dipimpin Van Gessel itu
bertumbuh dan berkembang pesat dengan membuka cabang-cabang di mana-mana,
sehingga mendapat pengakuan Pemerintah Hindia Belanda dengan nama “De
Pinksterkerk in Indonesia” (sekarang Gereja Pantekosta di Indonesia). Pada 1932,
Jemaat di Surabaya ini membangun gedung Gereja dengan kapasitas 1.000 tempat duduk
(gereja yang terbesar di Surabaya pada waktu itu). Tahun 1935, Van Gessel mulai
meluaskan pelajaran Alkitab yang disebutnya “Studi Tabernakel”. Gereja Bethel
Pentecostal Temple, Seattle, kemudian mengurus beberapa misionaris lagi. Satu di
antaranya yaitu, W.W. Patterson membuka Sekolah Akitab di Surabaya (NIBI:
Netherlands Indies Bible Institute).
Sesudah Perang Dunia II, para misionaris itu membuka Sekolah Alkitab di berbagai
tempat. Sesudah pecah perang, maka pimpinan gereja harus diserahkan kepada orang
Indonesia. H.N. Rungkat terpilih sebagai ketua Gereja Pentakosta di Indonesia untuk
menggantikan Van Gessel.
Jemaat gereja yang seharusnya menjaga jarak dari sikap politik yang terpecah belah terjebak
dalam nasionalisme yang tengah berkobar-kobar pada saat itu. Akibatnya roh nasionalisme
meliputi suasana kebaktian dalam gereja-gereja Pentakosta. Van Gessel menyadari bahwa ia
tidak bisa lagi bertindak sebagai pemimpin. Kondisi rohani Gereja Pentakosta di saat itu
menyebabkan ketidakpuasan di sebagian kalangan pendeta-pendeta Gereja tersebut.
Ketidakpuasan ini juga ditambah lagi dengan kekuasaan otoriter dari Pengurus Pusat Gereja.
Akibatnya, sekelompok pendeta yang terdiri dari 22 orang, memisahkan diri dari Organisasi
Gereja Pentakosta, di antaranya adalah Pdt. H.L. Senduk. pada tanggal 21 Januari 1952, di
kota Surabaya, mereka kemudian membentuk suatu organisasi gereja baru yang bernama
Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS). Van Gessel dipilih menjadi “Pemimpin Rohani” dan H.L
Senduk ditunjuk menjadi “Pemimpin Organisasi” (Ketua Badan Penghubung). Senduk
berperan sebagai Pendeta dari jemaatnya di Jakarta, sedangkan Van Gessel memimpin
jemaatnya di Jakarta dan Surabaya.
Pada tahun 1954, Van Gessel meninggalkan Indonesia dan pindah ke Irian Jaya (waktu itu di
bawah Pemerintahan Belanda). Jemaat Surabaya diserahkannya kepada menantunya, Pdt. C.
Totays.

.
Di Hollandia (sekarang Jayapura), Van Gessel membentuk suatu organisasi baru yang
bernama Bethel Pinkesterkerk (sekarang Bethel Pentakosta). Van Gessel kemudian meninggal
dunia pada tahun 1957 dan kepemimpinan Jemaat Bethel Pinkesterkerk diteruskan oleh Pdt.
C. Totays. Tahun 1962, sesudah Irian Jaya diserahkan kembali kepada Pemerintah Indonesia,
maka semua warga negara Kerajaan Belanda harus kembali ke negerinya. Jemaat berbahasa
Belanda di Hollandia ditutup, tetapi jemaat-jemaat berbahasa Indonesia berjalan terus di
bawah pimpinan Pendeta-pendeta Indonesia.
6 Oktober 1970, H.L. Senduk dan rekan-rekannya membentuk sebuah organisasi Gereja baru
bernama Gereja Bethel Indonesia (GBI) dan diakui pemerintah secara sah pada tahun 1972
sebagai suatu Kerkgenootschap yang berhak hidup dan berkembang di bumi Indonesia.
Pdt H.L. Senduk melayani GBI Jemaat Petamburan dibantu oleh istrinya Pdt Helen Theska
Senduk, Pdt Thio Tjong Koan, dan Pdt Harun Sutanto. Pada tahun 1972, Pdt H.L. Senduk
memanggil anak rohaninya, Pdt S.J. Mesach dan Pdt Olly Mesach untuk membantu
pelayanan di GBI Jemaat Petamburan. Saat itu, Pdt S.J. Mesach telah menjadi Gembala
Sidang GBI Jemaat Sukabumi, yang telah dilayaninya sejak tahun 1963.
Seperti GBI yang merupakan sinode yang lahir dari tubuh Gereja Bethel Injil Sepenuh
(GBIS) dan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), maka dari tubuh Sinode GBI juga lahir
beberapa sinode-sinode baru yang memisahkan diri, di antaranya:
Gereja Bethany Indonesia
Gereja Tiberias Indonesia
Gereja Berita Injil
B.Susunan struktur Organisasi GBI
Secara Organisasi Gereja Bethel Indonesia Memiliki struktur sebagai berikut :
1.Ketua Umum
2.Sekretaris Umum
3.Sekretaris 1 ,2, dan 3
4.Bendahara Umum
5.Bendahara 1
6.Perwakilan Wilayah (perwil 1-4)
7.Ketua-ketua Bidang :
a.Perkabaran Injil dibagi atas 2 :
-Perkabaran injil
-Permuridan
b.Pengembangan misi dibagi atas 3 :
-Bethel world mission
-Misi penamaan gereja dan penjangkauan suku terabaikan
c.Pelmas dan Marketplace terbagi 3 :
-Pelmas
-Advokasi & Hukum
-market place
d.Pembinaan keluarga terbagi 2 :
-WBI
-Pembinaan keluarga
e.Nextgen dan digital media terbagi atas 2 :
-DPA
-Digital media
f.Pembinaan wilayah dan jaringan terbagiatas 2 :
-Aras Nasional & ParaChurch
-Pembinan Wilayah
g.Teologi dan pembinaan kepejabatan terbagi atas 2 :
-Teologia dan Ajaran
-Diklat
8.Gembala atau Pendeta Gereja
9.Pdm(Pendeta muda) atau Pdp(Pendeta pembantu)
C.LITURGI IBADAH GEREJA BETHEL INDONESIA
Perbedaan susunan tata ibadah atau liturgi pada denominasi gereja yang berlainan
memiliki alasannya masing-masing.Sejarah, filosofi, psikologi para pendiri dan
budaya setempat biasanya mengambil peran cukup dominan dalam pembentukan
sebuah liturgi.Mengklaim bahwa liturgi gerejanya adalah yang paling Alkitabiah,
secara pisik tidak bisa, karena Yesus sendiri tidak pernah mengajarkannya.Secara
filosofi bisa dibenarkan yaitu pada penerapan nilai-nilai rohani Alkitab dalam tata
urutan ibadah.Ibadah dalam GBI tidak kaku dan terikat pada liturgi yang telah
dicetak di atas kertas.Sebagai tubuh kristus, dalam tiap ibadah, anggota-anggota
harus dibangunkan dalam imannya.Dimana Roh Kudus ada, di situ ada
kebebasan.Kita harus bebas dalam ibadah kita, termasuk bertepuk tangan dan
pemakaian alat musik lengkap (keyboard tunggal atau grup band).Tetapi
kemerdekaan itu tak boleh disalahgunakan .Dalam semua ibadah, tidak boleh ada
kekacauan, tetapi semua harus berjalan dengan sopan dan teratur. Roh kudus harus
memimpin ibadah kita, agar Kristus selalu dipermuliakan.
Karena secara Garis besar GBI sendiri menurut kelompok kami memiliki konsep
ibadah mengalir saja dikarenakan jenis lagu nya yang bisa dinyanyikan berulang-
ulang dan secara spontan bisa medley kelagu yang lain nya.
Juga ditengah-tengah lagu penyembahan tadi kita sering mendengarkan WL atau
worshipleader nya mengeluarkan bahasa Roh tanda bahwa Mereka merasakan
secara intim kehadiran Rohkudus ditengah-tengah mereka.
Unsur dalam ibadah Gereja Bethel Indonesia pada
prinsipnya harus ada:
1.Menyanyi dengan sukacita memuji Tuhan (1 Tes.
5:16)
2.Berdoa bagi diri sendiri dan bagi orang lain (1 Tes.
5:17)
3.Mengucap syukur kepada Tuhan dalam segala hal (1
Tes. 5:18)
4.Menyembah Tuhan dalam Roh (1 Tes. 5:19)
5.Memperhatikan karunia Roh Kudus (1 Tes. 5:20)
6.Memberitakan Firman Tuhan (2 Tim. 4:2)
7.Memberi persembahan syukur dan perpuluhan (1 Kor.
16:2, Mal. 3:10, Mat.23:23, 2 Kor. 9:6-7)
Sebagai pengamatan kami susunan tataibadah
Gereja Bethel Indonesia umumnya ialah seperti
berikut ini :
Berikut pengakuan Iman Rasuli oleh gereja GBI
Pengakuan Iman GBI
Aku percaya bahwa:
1.Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Firman Allah yang diilhamkan oleh
Roh Kudus.
2.Allah yang Maha Esa itulah Allah Tritunggal yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus, tiga
pribadi di dalam Satu.
3.Yesus Kristus adalah Anak Allah yang Tunggal yang dilahirkan oleh Perawan Maria yang
dinaungi oleh Roh Kudus, bahwa Yesus telah disalibkan, mati, dikuburkan dan
dibangkitkan pada hari yang ketiga dari antara orang mati, bahwa Ia telah naik ke Surga
dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa sebagai Tuhan, Juruselamat, dan pengantara kita.
4.Semua manusia sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah sehingga harus bertobat
dan berpaling kepada Allah untuk menerima pengampunan dosa.
5.Pembenaran dan kelahiran baru terjadi karena iman di dalam darah Yesus Kristus yang
dikerjakan oleh Roh Kudus.
6.Setiap orang yang bertobat harus dibaptis secara selam dalam Nama Bapa, Anak dan Roh
Kudus, yaitu dalam Nama Tuhan Yesus Kristus
7.Penyucian hidup adalah buah kelahiran baru karena percaya dalam darah Yesus Kristus yang
dikerjakan oleh kuasa Firman Allah dan Roh Kudus; karena itu kesucian adalah asas dan
prinsip hidup umat Kristen.
8.Baptisan Roh Kudus adalah karunia Tuhan untuk semua orang yang telah disucikan hatinya;
tanda awal baptisan Roh Kudus adalah berkata-kata dengan bahasa roh sebagaimana
diilhamkan oleh Roh Kudus.
9.Perjamuan Kudus dilakukan setiap kali untuk meneguhkan persekutuan kita dengan Tuhan dan
satu dengan yang lain.
10.Kesembuhan ilahi tersedia dalam korban penebusan Yesus untuk semua orang yang percaya.
11.Tuhan Yesus Kristus akan turun dari sorga untuk membangkitkan semua umat-Nya yang telah
mati dan mengangkat semua umat-Nya yang masih hidup lalu bersama-sama bertemu dengan
Dia di udara, kemudian Ia akan datang kembali bersama orang kudus-Nya untuk mendirikan
Kerajaan Seribu Tahun di bumi ini.
12.Pada akhirnya semua orang mati akan dibangkitkan, orang benar akan bangkit pada
kebangkitan yang pertama dan menerima hidup kekal, tetapi orang jahat akan bangkit pada
kebangkitan yang kedua dan menerima hukuman selama-lamanya.
D.Makna lambang GBI
1.Lingkaran
Melambangkan bola dunia, di mana GBI
terpanggildalamkesatuanuntukmemberitakanInjilkeseluruhdunia.

2.Salib
MelambangkankasihdanpengorbananYesusKristus yang memotivasi GBI
untukmenjadi

3.Pelita
Melambangkandoa, pujian, dan penyembahan yang memancarkan terang
sebagaimana setiaporang percaya dipanggil untuk menjadi terang dunia
Secarakeseluruhan, logo inimemilikiartibahwa Gereja Bethel
Indonesia dipanggil untuk bersekutu dan memberitakan Injil
keseluruh dunia dengan penuh semangat oleh kuasa Roh
Kudus,pengorbanan dan kesetiaan dalam kekudusan dan kebenaran
untuk kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
GBI berdiri sebagai hasil pekabaran Injil dari Bethel Pentacostal Temple Inc.Seattle
,Washington  Amerika serikat yang mengutus dua orang misionarisnya, Rev. Van
Klaveren dan Rev. Groesbeek ke Indonesia.Kemudian dari GBI memisahkan diri dari Gpdi
dan kemudan membentuk badan gereja sendiri.
GBI memiliki susunan liturgi tersendiri berbeda dengan Gereja Lutheran , Calvinis , dan
aliran gereja lain nya. GBI juga terdaftar dalam beberapa organisasi gereja seperti PGI
( Persekutuan Gereja Indonesia) , GBI juga merupakan anggota dari Persekutuan Gereja-
gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII), dan Persekutuan Gereja-gereja
Pentakosta Indonesia (PGPI)
B.Saran
Semoga Gereja Bethel Indonesia mempunyai dan memberi dampak yang besar terhadap
perkembangan Iman orang-orang Kristen di Indonesia dan seluruh dunia.

Anda mungkin juga menyukai