Anda di halaman 1dari 13

ETIKA POLITIK

DISUSUN OLEH :

Frans Seru Simanullang 17160040


Patricia Sihite 171600
Susi susanti Sihombing 171600

Mata Kuliah : ETIKA KRISTEN


Dosen Pengasuh : Pdt. Jojor Silalahi, M.Th.

UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN MEDAN


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN (FKIP)
PEMATANGSIANTAR
BAB I
Pendahuluan

A.Latar Belakang
Dalam kehidupan bernegara, pasti sudah tidak asing dengan istilah politik. Bahkan
politik bisa jadi merupakan salah satu aspek dalam kehidupan bernegara. Politik merupakan
“legal policy atau garis (kebijakan) resmi tentang hukum yang akan diberlakukan baik
dengan pembuatan hukum baru maupun dengan penggatian hukum lama, dalam rangka
mencapai tujuan negara. Menurut patmo Wahjono dalam politik hukum Moh. Mahfud MD
(2009:1) mengatakan bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar yang menentukan arah,
bentuk maupun isi hukum yang akan dibentuk.

Etika Politik di Indonesia ada yang bersifat permanen atau jangka panjang dan ada yang
bersifat pemberlakuan prinsip perjanjian yudisial, ekonomi, kerakyatan, kemanfaatan,
penggantian hukum-hukum kolonial dengan hukum-hukum nasional, penguasaan sumber
daya alam oleh negara. Kemerdekaan kekuasaan kehakiman dan sebagainya. Disini terlihat
bahwa beberapa prinsip yang dianut dalam UUD 1945 sekaligus berlaku sebagai acuan
berjalan nya politik. Politik Juga merupakan hal yang tidak terlepas dari kekuasaan sehingga
dalam berpolitik dibutuhkan penguasa yang dipercaya oleh rakyat dan untuk rakyat. Politik
memiliki sistem politik yang di dalamnya yang memiliki unsur-unsur yang saling berkaitan
(interrelated) dan saling bergantung (interdependent). Sedangkan politik berarti berbagai
macam kegiatan yang terjadi di dalam suatu Negara yang berkaitan dengan proses
menetapkan tujuan dan bagaimana mencapai tujuan 1 tersebut . Setiap politik terdiri dari dua
unsur, yaitu penguasa dan masyarakat beserta organisasi yang dibentuknya. Proses menuju
panggung politik bisa ditempuh atau dilakukan oleh siapa saja selama memiliki kapasitas.
Oleh karena itu kita perlu mengetahui dan memahami ilmu politik mulai dari lingkup kecil
hinggal ingkup yang lebih luas agar kita mampu berkontribusi dalam setiap kegiatan politik
yang mampu memajukan Negara tercinta ini.

B.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Politik secara etimologi dan terminologi?


2. Apa pengertian etika politik ?
3. Bagaimana Hubungan etika Kristen dan Politik ?
4. Apa Pandangan Alkitab tentang Politik?
5. Bagaimana persoalan Etis tentang politik ?
6. Bagaimana solusi atas persoalan Etis tersebut ?

C.Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Politik secara Etimologi dan Terminologi.


2. Memahami arti dari Etika Politik.
3. Memahami Hubungan Etika Kristen dalam Politik.
4. Untuk mengetahui pandangan Alkitab tentang politik.
5. Mengerti Bagaimana persoalan Etis tentang politik.
6. Mendapatkan solusi atas persoalan Etis politik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Politik Secara Etimologi Dan Terminologi

A.Secara etimologis

politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang berarti kota atau negara kota.
Turunan dari kata tersebut yaitu: polites berarti warga negara politikos berarti
kewarganegaraan politike tehne berarti kemahiran politik politike episteme berarti ilmu
politik Kata ini berpengaruh ke wilayah Romawi sehingga bangsa Romawi memiliki istilah
ars politica yang berarti kemahiran tentang masalah-masalah kenegaraan.

B.Secara Terminologi :

1. Menunjuk kepada satu segi kehidupan manusia bersama dengan masyarakat. Lebih
mengarah pada politik sebaga usaha untuk memperoleh kekuasaan, memperbesar atau
memperluas serta mempertahankan kekuasaan (politics)

Misal: kejahatan politik, kegiatan politik, hak-hak politik.

2. Menujuk kepada “satu rangkaian tujuan yang hendak dicapai” atau “cara-cara atau
arah kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu”. Lebih mengarah pada kebijakan
(policy)

Misal: politik luar negeri, politik dalam negeri, politik keuangan.

3.Menunjuk pada pengaturan urusan masyarakat dalam segala aspek kehidupan.


Pemerintah mengatur urusan masyarakat masyarakat melakukan koreksi terhadap
pemerintah dalam melaksanakan tugasnya (siyasah)

C.Menurut KBBI :

Pengertian Politik Menurut KBBI ialah (pengetahuan) mengenai ketatanegaraan atau


kenegaraan (seperti tentang sistem pemerintahan, dasar pemerintahan).
D.Pengertian Politik Menurut Para Ahli

1. menurut Aristoteles, bahwa arti pengertian politik adalah upaya atau cara untuk
memperoleh sesuatu yang dikehendaki dan digunakan masyarakat untuk mencapai suatu
kebaikan bersama yang dianggap memiliki nilai moral yang lebih tinggi daripada
kepentingan individu. Kepentingan umum sering diartikan sebagai tujuan-tujuan moral
atau nilai-nilai ideal yang bersifat abstrak seperti keadilan, kebenaran dan kebahagiaan.
Pandangan klasik dianggap kabur seiring banyaknya penafsiran tentang kepentingan
umum itu sendiri. kepentingan umum dapat diartikan pula sebagai general will, will of all
atau kepentingan mayoritas.
2. Sudut pandang politik dalam kelembagaan menurut Max Weber adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara. Max Weber melihat negara dari sudut
pandang yuridis formal yang statis. Negara dianggap memiliki hak memonopoli
kekuasaan fisik yang utama. Namun konsep ini hanya berlaku bagi negara modern yaitu
negara yang sudah ada differensiasi dan spesialisasi peranan, negara yang memiliki batas
wilayah yang pasti dan penduduknya tidak nomaden.
3. Dari sudut pandang kekuasaan, Robson mengemukakan politik adalah kegiatan mencari
dan mempertahankan kekuasaan ataupun menentang pelaksanaan kekuasaan. Kekuasaan
sendiri adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, baik pikiran
maupun perbuatan agar orang tersebut berpikir dan bertindak sesuai dengan orang yang
mempengaruhi. Kelemahan dari konsep ini adalah tidak dapat dibedakannya konsep
beraspek politik dan yang non politik dan juga kekuasaan hanya salah satu konsep dalam
ilmu politik, masih ada konsep ideologi, legitimasi dan konflik.
4. Dari sisi fungsionalisme, David Easton berpendapat bahwa politik adalah alokasi nilai-
nilai secara otoritatif berdasarkan kewenangan dan mengikat suatu masyarakat.
Sedangkan menurut Harold Lasswell, politik merupakan who gets, what gets, when gets
dan how gets nilai. Dapat diketahui bahwa politik sebagai perumusan dan pelaksanaan
kebijakan umum. Kelemahan dari konsep ini adalah ditempatkannya pemerintah sebagai
sarana dan wasit terhadap persaingan diantara berbagai kekuatan politik untuk
mendapatkan nilai-nilai terbanyak dari kebijakan umum tanpa memperhatikan
kepentingan pemerintah itu sendiri.
B. Pengertian Etika Politik

Etika politik adalah suatu praktik moral dalam tindakan atau proses politik. Praktik moral
ini dapat dimaknai sebagai pertimbangan terhadap yang bernilai, berguna, bermanfaat dan
bermartabat bagi publik. Pertimbangan moral seringkali disandingkan dengan norma yang
mengedepankan martabat kemanusiaan. Praktik politik yang bermoral akhirnya berkaitan
dengan pengambilan keputusan, baik dalam proses ataupun outputnya yang manusiawi.
Istilah manusiawi artinya menekankan titik penting nilai kemanusiaan diatas regulasi teknis.
Bahkan hukum positif yang tertulis kadang bisa dikesampingkan apabila bertentangan dengan
nilai kemanusiaan. Disini kita mengetahui pengertian etika ini yang merefleksikan penyatuan
antara moral dan kebijakan publik. Atua Singkatnya, etika ini dapat dipahami dalam dua
dimensi. Pertama sebagai proses. Kedua sebagai kebijakan. Etika sebagai proses berkaitan
dengan pengambilan keputusan, baik metode maupun prosedurnya. Sedangkan etika sebagai
kebijakan berkaitan dengan produk kebijakan itu sendiri yang biasanya dalam bentuk hukum.
Di luar kedua dimensi di atas, etika politik juga bisa dipahami sebagai kebijakan publik yang
dibuat sebagai ‘balas budi’ atas kebijakan sebelumnya yang dianggap immoral.

C. Hubungan Etika Kristen dalam Politik

Hubungan dari Etika Kristen terhadap politik adalah segala upaya dan suatu proses untuk
memahami dan cara memaknai relitas politik dari cara pandang dan cara berpikir yang telah
diajarkan dalam Alkitab. Mengupayakan suatu kesejahteraan kota dalam hal ini dimaksud
dengan politik merupakan suatu amanat yang dituliskan Alkitab untuk seluruh umat Tuhan

A.Etika Kristen sebagai acuan berperilaku positif dalam politik

Tugas utama dari gereja adalah menegakkan ajaran etika atau moral (termasuk etika
berpolitik) menyuarakan kebenaran dan mengoreksi yang salah. Karena itu gereja harus
membina tabiat anggota-angggotanya serta menjadi persekutuan yang mendukung moralitas
mereka 19 Inilah yang biasanya disebut sebagai suara kenabian gereja. Hidup berbangsa dan
bernegara merupakan hal penting untuk berpartisipasi dan menjunjung tinggi program dan
kegiatan pemerintah negara. Dalam hal ini diperlukan kesadaran untuk menunjukan integrasi
antara masyarakat dengan pemerintah. Orang Kristen pun ambil bagian karena orang Kristen
merupakan bagian dari negara yang disahkan secara hukum dan undang-undang negara
Republik Indonsia.Sebagai warga negara yang baik, kita harus mampu menerapkan sikap
positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bukan malah membuat atau berperilaku yang
merugikan negara atau orang. sikap positif terhadap Pancasila dalam lingkungan berbangsa
dan bernegara misalnya melaksanakan kewajiban sebagai warga negara, membayar pajak,
ikut menjaga keharmonisan hidup, tidak melakukan tindakan kriminal, mentaati peraturan
yang berlaku. Dengan demikian gereja bukanlah untuk berjuang agar tatanan sosial menjadi
sepadan dengan visinya sendiri melainkan menyajikan visi pengharapan yang benar kepada
masyarakat 20 Yesus Kristus bukan hanya menjadi pembebas dan pendamai bagi mereka
yang mengikuti-Nya tetapi Ia pun menjadi teladan bagi mereka 21

b.Etika Kristen memunculkan Sikap yang Kreatif

Sikap yang kreatif adalah suatu kemampuan yang mencerminkan kelancaran,


keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu
gagasan. Kreatif yang ada pada individu digunakan untuk menghadapi berbagai
permasalahan yang ada ketika berinteraksi dengan lingkungannya dan mencari berbagai
alternatif pemecahannya sehingga dapat tercapai penyesuaian diri yang baik. Seiring dengan
perkembangan zaman, kita harus mampu menciptakan dan mengembangkan sikap kreatif
dan inovatif, karena dengan sikap kreatif dan inovatif tersebut kita dapat memajukan
kesejahteraan dan kemakmuran bangsa pada umumnya. Sebagai umat kristen hendaknya
juga menjadi agen-agen perubahan yang kreatif untuk itu dibutuhkan keteladanan sikap
perilaku yang baik. Setiap umat kristen yang terlibat dalam politik harus berani mengatakan
“Tidak” atas semua tawaran, bujukan, atau strategistrategi yang dapat membuat jatuh pada
tindak korupsi, kolusi ataupun nepotisme serta menjauhi segala bentuk premanisme. Oleh
karena itu yang harus dikembangkan adalah solidaritas kritis dalam proses emansipasi
sosial-politik di mana semua pihak bisa menciptakan suatu suasana terbuka dan memberi
sumbangan dialogis terhadap masalah-masalah dasar masyarakat. Sebagai orang beriman
percaya bahwa pemerintah suatu negara dipakai Allah sebagai wakil-Nya di dunia untuk
menata kehidupan masyarakat. Hal ini sesuai dengan apa yang telah dijelaskan dan
diterangkan oleh penulis surat Roma 13:1-7. oleh sebab itu dikatakan bahwa Kepedulian
terhadap kehidupan bersama negarawi merupakan tanggung jawab yang tidak dapat
diabaikan oleh orang Kristen.
C.Memiliki Sikap Realistis

Perlu diingat kembali bahwa Indonesia memiliki lebih dari 1000 suku dan banyak ras.
Begitupun dalam masyarakat, tentunya terdapat beraneka ragam suku, ras, agama, dan
lainnya.

Keberagaman ini seharusnya bukanlah sesuatu yang dapat mengkotakkan masyarakat.


Seperti semboyan negeri Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”, berbeda-beda namun tetap satu
jua. Pesan dari semboyan ini adalah kita harus lebih mengutamakan persamaan kita sebagai
sesama masyarakat. Fungsi toleransi dalam kehidupan adalah hal yang sangat kental dalam
negara demokrasi. Dengannya, persatuan dalam masyarakat tidak mudah tercerai berai.
Sebagai manusia biasa, tentunya kita ingin dihormati oleh orang lain. Namun, semua
manusia pun mengharapkan hal yang sama, sehingga berlaku sebuah hukum, yaitu siapa
yang hendak dihormati haruslah menghormati orang lain terlebih dahulu. Dasar dari
demokrasi adalah rakyat punya hak setara, maka sudah menjadi kewajiban bagi masyarakat
penganut paham demokrasi bahwa ia harus menghormati antar anggota masyarakat,
toleransi juga harus ditegakkan. Sebagai orang Kristen harus mengingat bahwa tujuan gereja
bukan mengasingkan orang dari dunia. Gereja harus memperlengkapi anggotanya agar dapat
melayani dalam dunia. Kekuatan moral dan nilai-nilai yang diterima dalam gereja dapat
menjadi bekal bagi kehidupan sehari-hari. Tanggungjawab Kristen tidak terbatas pada
saudara-saudara seiman melainkan semua orang yang ada dalam dunia ini. Seorang umat
Kristen tidak hidup dalam dirinya sendiri, tetapi ia hidup di dalam Kristus dan sesamanya
manusia.

D. Pandangan Alkitab Tentang Politik.

Istilah politik tidak dijumpai secara tersurat dalam Alkitab. Alkitab tidak menulis secara
sistematis mengenai masalah politik. Namun perlu disadari bahwa di dalam Alkitab tersirat
bagianbagian tentang bagaimana Umat Allah atau Gereja hadir di tengah-tengah masyarakat
dan menata kehidupan bersama. Alkitab dapat membantu kita memahami kehendak Allah
dalam pengelolaan kehidupan politik tetapi tidak menyangkut detail keterlibatan dalam
politik praktis. Dalam Alkitab ditemui berbagai hal yang didalamnya mengajak umat untuk
turut serta dalam pembangunan bahkan dalam pemerintah. Melalui nabi yeremia,
mengajarkan agar setiap orang turut bertanggungjawab untuk membangun kesejahteraan
kota di mana ia ditempatkan oleh Tuhan (Yer. 29:4-7 ; Rm. 13:17). Bila hal seperti ini
berlaku dalam masa dan terhadap pemerintah yang sedang menjajah apalagi terhadap
pemerintah bangsa Indonesia. Pemerintah Publik Indonesia adalah pemerintah kita sendiri
dan kehadiran kita pada saat seperti ini di tengah Republik ini adalah ketetapan Tuhan,
bukan atas pilihan kita sendiri karena itu harus kita terima dan syukuri dengan demikian
dapat di garis bawahi pemerintah itu adalah Ketetapan Tuhan, bukan atas pilihan kita. Sama
seperti bagian komponen bangsa yang lain, umat kristiani baik secara individu maupun
kelompok ikut bertanggung jawab untuk menjaga kelangsungan kemerdekaan bangsa ini
dalam arrti bebas dari pengaruh dan kekuatan luar manapun dan memaksanya untuk
melakukan apa yang sesungguhnya tidak di inginkan. Maka umat yang mengemban tugas
bersama untuk turut serta mewujudkan cita-cita yang terkandung dalam Pancasila. Yesus
sendiri adalah seorang aktivitis dan pembaharu politik. Walaupun Yesus tidak pernah
membentuk Gereja atau partai politik, tetapi Yesus aktif melakukan gerakan moral untuk
membaharui, memperbaiki, bahkan dengan cara-cara damai Dia pernah menggoyangkan
kemapanan dan status quo pada samannya. Selama hidup dan pelayanan di dunia ini, tiga
setengah tahun, Dia berjuang tanpa rasa takut menentang penjajahan Romawi dan
pemerintahan “Boneka” Romawi yakni Sanhedrin dan Imam Kepala yang diberikan
wewenang terbatas memerintah Yahudi di Palestina Dan demikian halnya dalam masalah
pajak, ketika Yesus ditanya tentang pajak kepada Kaisar (negara), Dia mengatakan prinsip
pemisahan Gereja dengan Negara. Berikanlah kepada Allah yang wajib kamu berikan
kepada Allah (Mat.22:21). Pengajaran ini juga dijadikan untuk menjerat Yesus. Dalam
prinsip etika politik Alkitabiah, suatu pemerintahan yang baik memang terfokus dalam
ketiga urusan ini: penegakan hukum yang tidak berat sebelah, keadilan bagi orang miskin,
dan pembebasan warga dari penindasan dan kekerasan. Syair mazmur-mazmur yang terkait
dengan peran kekuasaan berulang-ulang mengungkapkan pemerintahan ideal adalah yang
menyahuti seruan orang berkekurangan, yang peduli orang miskin, dan yang menentang
kekerasan melainkan mengupayakan damai. Di balik etika itu terdapat pengakuan bahwa
para penguasa yang memihak pada pemulihan kaum yang lemah, miskin dan tertindas
adalah “wakil” Allah. Jadi dapat dikatakan bahwa dalam Perjanjian Lama yang menetukan
sistem perpolitikan, khususnya di kalangan bangsa Israel dalam menata kehidupan bersama
adalah ketaatan kepada Allah yang ditandai dengan berlakunya hukum Taurat dan keadilan.
Ada beberapa aspek dari kehidupan yang menonjol dalam pengajaran dan kehidupan Yesus
Kristus yakni hubungan dan perhatian-Nya terhadap rakyat jelata atau miskin dan
termarginalkan. Jika kita menelusuri latar belakang kehidupan Yesus maka Dia sebenarnya
berasal dari kalangan rakyat kecil dan melakukan pemberitaan dan pelayanannya terutama di
wilayah pedalaman Galilea di antara rakyat kecil. Laporan Injil-injil mengenai pekerjaan dan
pengajaran Yesus memperlihatkan perhatian terhadap dan keakrabanya dengan dunia orang
kebanyakan. Ia berbelas kasihan terhadap orang banyak (Mat. 9:36). Orang-orang yang
dilayani Yesus secara langsung adalah rakyat miskin dan mereka yang dikucilkan dari
masyarakat. Penyembuhanpenyembuhan-Nya adalah atas rakyat kecil yang sakit seperti
orang buta dan orang timpang. Ia memberi makan kepada orang banyak, yaitu rakyat yang
datang berkumpul mendengar pengajarannya tanpa bekal yang cukup. Pengajaran Yesus
Kristus sendiri memihak kaum jelata. Sabda bahagia dalam khotbah di bukit (Luk. 6:20-21)
tertuju kepada mereka: “Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang
empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu
akan dipuaskan. Berbahagialah hai kamu yang sekarang ini menangis karena kamu akan
tertawa (Luk. 6:20-21; Mat. 5:1-2). Pengajaran Yesus Kristus bertolak dari pemahaman akan
misinya selaku Mesias pembawa kabar sukacita bagi kaum miskin dan menderita. Dalam
khotbah-Nya di Nazaret, Yesus merujuk kepada nubuatan nabi Yesaya (Yes. 61:1-2): “Roh
Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab ia mengurapi aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada
orangorang miskin; dan Ia telah mengutus Aku dan memberitakan pembebasan kepada
orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-
orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang” (Luk. 4:18-19).
Mesias dikaruniakan dan diperlengkapi Tuhan dengan kemampuan untuk mengatasi krisis
yang melanda masyarakat, tugas mesias adalah menegakkan keadilan bagi rakyat yang
tertindas, dan memulihkan damai sejahtera di tengah-tengah masyarakat, serta membawa
umat pada pertobatan, mesias bekerja tidak terutama dengan mengandalkan kekuatan
kekuasaan, melainkan dengan kerelaan untuk menderita.

E. Persoalan Etis Tentang Politik

Fokus kami terhadap persoalan Etis dari politik ialah Sejauh Mana Orang Kristen di
Indonesia Melaksanakan Politik sesuai dengan Ajaran Alkitab. Peranan umat Kristen dalam
kancah politik adalah menjadi garam dan terang dunia (Matius 5:13-14). Di samping itu,
gereja berperan sebagai salah satu institusi keagamaan yang mengawali dan melestarikan
sikap kritis jika suatu gereja itu hendak eksis sebagai pelayan yang menggarami dan
menerangi dunia ini. Sehingga tidak ada alasan bagi gereja untuk membiarkan situasi bangsa
dan negara menjadi kacau tanpa memandang masa depan yang berarti dan menjanjikan.
Berdasar dari jawaban Petrus dan para rasul di hadapan Mahkamah Agama (Kisah Para Rasul
5 : 29), maka gereja harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia. Selanjutnya,
berpegang kepada jiwa dan semangat juang Rasul Paulus dalam memberitakan Injil
Kebenaran, seperti Injil Kristus yang menyebutkan : “Sebab kepada kamu dikaruniakan
bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia” (Filipi
1 : 29).

Orang kristen sebagai orang yang percaya yang terpanggil dan telah menerima tugas dari
Yesus Kristus harus menunjukkan ketaatan kepada Tuhan di segala bidang kehidupan. Orang
Kristen harus mempunyai kebiasaan untuk melihat seluruh masyarakat yang berpolitik dan
peraturan-peraturan politik dibawah penghukuman dan anugerah Allah. Itu dapat diartikan
bahwa orang Kristen berpartisipasi dibidang politik ialah karena segi politik itu tetap di
bawah kuasa dan anugerah Allah (bnd. Rom.13:4). Orang kristen atau Pendeta sebagai warga
negara harus aktif dalam politik dengan cara tetap hidup sebagai garam dan terang. Orang
Kristen tidak hanya sebagai warga negara yang baik tetapi dia harus mampu menggambarkan
atau memperlihatkan kehendak Allah di dalam kehidupannya yaitu di dalam kehidupan
berpolitik. Orang Kristen bertanggung jawab untuk memelihara dan menumbuhkan kesatuan
dan persatuan antara umat yang berbeda agama (bnd. Mat. 5:13-16; I Ptr. 2:12).

Suara nyaring gereja sangat dirindukan oleh warga dan masyarakat pada saat ini, dimana
gereja diyakini wajib menyerukan suara kenabiannya untuk menyatakan kebenaran Allah di
tengah-tengah dunia. Sejak era Reformasi di tahun 1998, masih banyak kenyataan pahit yang
dialami oleh bangsa dan rakyat Indonesia hingga detik ini, seperti masih merajalelanya kasus-
kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), penegakan hukum yang (sepertinya)
dikendalikan oleh elit politik dan penguasa yang terkesan tidak tersentuh oleh hukum.
Pengangguran makin bertambah, keamanan kian terusik, pembobolan bank dimana-mana,
maraknya sindikat penjualan obat-obat terlarang dari luar negeri, pencemaran lingkungan
oleh pabrik-pabrik raksasa, pranata pemerintah yang sangat rawan konflik, dan lain
sebagainya. Ketika semua masalah itu terjadi, bukankah seharusnya gereja peka dan bersuara
melalui doa, saluran media dan melalui warganya guna memberi penghiburan, penguatan dan
pembelaan kepada mereka yang teraniaya, yang tertindas dan yang diberlakukan secara tidak
adil. Dalam hal inilah bahwa gereja diutus oleh Tuhan dan ditempatkan di dunia ini untuk
menggarami dan menerangi politik dan kekuasaan dunia agar mereka (para politisi dan
pemerintah) menjadi pelayan, bukan hanya yang gemar dilayani oleh masyarakat.
Sebagai contoh lain dari persoalan Etis Politik saat ini bisa kita lihat adanya terjadi
perpecahan antar kelompok yang satu dengan kelompok yang lain yang memiliki paham ,
pilihan politik yang berbeda. Di Indonesia sendiri kita bisa melihat bagaimana keributan dan
kekacauan terjadi diakibatkan oleh perbedaan politik tadi oleh masyarakat. Hal tersebut
seharusnya tidak terjadi apabila kita memiliki pola pikir yang matang mengenai etika dalam
berpolitik.

F. Solusi Atas Persoalan Etis Tersebut

Pada dasarnya kita harus memiliki prinsip bahwasanya kehidupan politik sama dengan
kehidupan lainnya. Kita sebagai Mahluk Ciptaan Allah yang paling mulia ditugaskan untuk
melakukan tugas penatalayanan alam semesta beserta isinya, termasuk mengambil bagian
dalam dunia politik demi terciptanya masyarakat yang damai dan sejahtera. Dalam Alkitab
diajarkan bahwa agar umat Allah turut serta dalam pembangunan kota dan pemerintahan.
Nabi Yeremia (yer. 29:4-7) meminta agar umat Allah bertanggungjawab untuk membangun
kesejahteraan kota.

Mari kita tanamkan dan aplikasikan Nilai-nilai atau prinsip-prinsip kristiani yang dapat di
pakai sebagai acuan dalam menjalankan peran dan tanggung jawab orang Kristen dalam
dunia politik yaitu : “ kasih, kebangsaan, kemerdekaan, keadilan, kebenaran, kesetiakawanan,
tulus, jujur, rendah hati, kepeloporan, kesamaan dan kesetiaan”

Apabila kita mampu melakukan semua kegiatan termasuk Politik dalam kehidupan kita maka
tidak akan terjadi berbagai bentuk penyimpangan yang merugikan banyak pihak termasuk
melukai hati Tuhan atas perbuatan yang tidak sesuai dengan perintah-Nya.
BAB III

PENUTUP

1.Kesimpulan

Politik merupaka

Anda mungkin juga menyukai