Anda di halaman 1dari 39

PERANAN GURU PAK DALAM PELAYANANNYA

MENGANTISIPASI DAN MENGAJARKAN ALIRAN-ALIRAN


MODERN TERHADAP PEMUDA GEREJA DAN PESERTA
DIDIKNYA

Disusun oleh :
Nama : Frans seru simanullang
NPM :17160040
Matakuliah : PAK dan Aliran modern
Dosen Pengampuh : Pdt.Nurliani Siregar M.Pd

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN


PEMATANGSIANTAR UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN
MEDAN
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Pada masa sekarang ini kita mengetahui bahwa Kemajuan dan perkembangan dalam Segala
aspek bertumbuh dan berkembang dengan melesat jauh. Hal ini terjadi dikarenakan adanya
tuntutan dari manusia sendiri yang setiap tahun nya secara kuantitas bertambah terus. Hal ini
menimbulkan banyak pengaruh baik positif maupun negatif. Untuk pengaruh positif sendiri
bisa kita rasakan lewat perkembangan saat ini yang bisa kita lihat ada banyak muncul aliran-
aliran Gereja ditengah-tengah masyarakat dan kita bisa lihat bagaimana timbulnya sebuah
persekutuan antara Gereja yang satu dengan yang lain yang menjalin hubungan yang baik
serta saling topang-menopang antara Gereja yang satu dengan Gereja yang lain. Tetapi
terlepas dari itu ada juga yang efek negatif yang sangat-sangat memberikan pengaruh buruk
bagi masyarakat salah satu nya ialah muncul nya aliran-aliran sesat ditengah-tengah
masyarakat yang ajaran nya bertolak belakang dengan isi dari pada Alkitab . Tentu hal ini
menjadi pro dan kontra ditengah masyarakat ada yang menolak keras dikarenakan
bertentangan dengan ajaran Alkitab dan juga ada yang menerimanya karena sudah terlebih
dahulu menerima doktrin dari penggagas aliran sesat tersebut. Tentu efek samping dari
muncul nya berbagai aliran-aliran modern membuat masyarakat kristen juga tidak sedikit
terjebak dan terlibat membuat kualiats Iman semakin menurun dan merosot. Bahkan sampai
mendapatkan gelar Kristen KTP saja. Tentu sebagai guru PAK mempunyai peranan penting
juga untuk mennyikapi permasalahan yang terjadi, Dimana Guru PAK memiliki
tanggungjawab untuk mengajarkan dan mengantisipasi penyebaran aliran-aliran tersebut.
Guru PAK sebagai seorang pendidik yang sebelum nya sudah menerima didikan mengenai
bagaimana sebenarnya aliran yang benar dan sesuai dengan apa yang Tuhan ajarkan lewat
Alkitab. Guru PAK tidak hanya bertugas formal sebagai guru disekolah saja, juga di Gereja
Guru PAK memiliki tugas pelayanan membantu Gereja dalam menjalankan misi sebagai
wadah dan tempat untuk menyampaikan kebenaran akan Firman Allah sendiri.
1.2 Rumusan masalah
1.Apakah hakikat utama seorang Guru PAK?
2. Apa saja Unsur-unsur dalam PAK ?
3.apa saja Aliran-aliran modern gereja ?
4.apa saja Aliran yang ditentang oleh para Gereja ?
5.Apakah tugas pelayanan Guru PAK dalam mengajarkan dan mengantisipasi aliran-aliran
modern disekolah dan diGereja ?
6.Bagai mana tantangan yang akan diterima Guru PAK dalam mengajarakan dan
mengantisipasi aliran-aliran modern ?

1.3 Tujuan Pembahasan

1.Untuk mengetahui apa yang menjadi hakikat utama seorang Guru PAK.
2.Untuk memahami Apa saja Unsur-unsur dalam PAK .
3.memahami berbagai Aliran-aliran modern gereja
4.apa saja Aliran yang ditentang oleh para Gereja ?
5.Memahami Apakah tugas pelayanan Guru PAK dalam mengajarkan dan mengantisipasi
aliran-aliran modern disekolah dan diGereja.
6.Mengerti bagaimana tantangan yang akan diterima Guru PAK dalam mengajarakan dan
mengantisipasi aliran-aliran modern.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat utama seorang Guru PAK.
Dalam dunia pendidikan, guru merupakan faktor penting dan utama, karena guru adalah
orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik,
terutama di sekolah, untuk mencapai kedewasaan peserta didik sehingga ia menjadi manusia
yang paripurna dan mengetahui tugas-tugasnya sebagai manusia. Dalam arti khusus dapat
dikatakan bahwa pada setiap diri guru terletak tanggung jawab untuk membawa siswanya
kearah kedewasaan atau taraf kematangan tertentu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua 1991, guru diartikan sebagai orang yang
pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Dalam Undang-undang Guru dan Dosen No
14 Tahun 2005 Pasal 2, guru dikatakan sebagai tenaga profesional yang mengandung arti
bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi
akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis
dan jenjang pendidikan tertentu. Menurut Noor Jamaluddin Guru ialah pendidik, yakni orang
dewasa yang bertanggung jawab memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik
dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar dapat mencapai kedewasaannya, yaitu
mampu berdiri sendiri dan dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khilafah di
muka bumi, sebagai makhluk sosial dan makhluk individu yang mampu berdiri sendiri.
Hakikat Pendidikan Agama Kristen (PAK) seperti yang tercantum dalam hasil Lokakarya
Strategi PAK di Indonesia tahun 1999 adalah: Usaha yang dilakukan secara terencana dan
kontinu dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan
Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus
yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya.
Dengan demikian, setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran PAK memiliki
keterpanggilan untuk mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah dalam kehidupan pribadi
maupun sebagai bagian dari komunitas. Pada dasarnya PAK dimaksudkan untuk
menyampaikan kabar baik ( euangelion = injil ), yang disajikan dalam dua aspek, aspek
ALLAH TRITUNGGAL (ALLAH BAPA, ANAK, DAN ROH KUDUS) dan KARYANYA,
dan aspek NILAI-NILAI KRISTIANI. Secara holistik, pengembangan Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar PAK pada Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada dogma
Allah Tritunggal dan karya-Nya. Pemahaman terhadap Allah Tritunggal dan karya-Nya harus
tampak dalam nilai-nilai kristiani yang dapat dilihat dalam kehidupan keseharian peserta
didik.
Menurut Tokoh Reformasi Martin Luter (1488-1548) PAK adalah pendidikan yang
melibatkan warga jemaat untuk belajar teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa
mereka serta bersukacita dalam firman Yesus Kristus yang memerdekakan. Di samping itu
PAK memperlengkapi mereka dengan sumber iman, khususnya yang berkaitan dengan
pengalaman berdoa, firman tertulis (Alkitab) dan rupa-rupa kebudayaan sehingga mereka
mampu melayani sesamanya termasuk masyarakat dan negara serta mengambil bagian
dengan bertanggung jawab dalam persekutuan Kristen.
Selain itu menurut John Calvin PAK adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua
putra-putri gereja agar mereka terlibat dalam penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana
dengan bimbingan Roh Kudus; mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan
Gereja, diperlengkapi untuk memilih cara-cara mengejawantahkan pengabdian diri kepada
Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggung jawab di
bawah kedaulatan Allah demi kemuliaan-Nya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang
dipilih dalam Yesus Kristus. Karena sebagai dasar untuk menerima sebuah didikan dalam
Alkitab tertulis didalam Amsal 15:32-33 : “Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya
sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi. Takut akan TUHAN  
adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan”.  

B.Unsur-unsur pendukung dalam PAK


1.      PAK adalah Usaha yang Bersifat Pendidikan dan Pembelajaran
Pendidikan jika ditinjau dari akar kataya berarti “menuntun atau memimpin ke luar“,
pengertian ini didasarkan dari bahasa Latin ducare. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
pendidikan berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang Sisdiknas, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
PAK bukanlah sekedar kegiatan biasa, akan tetapi sebuah bentuk usaha sadar dari lembaga
gereja, sekolah, dan berbagai lembaga lainnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Mengacu pada pegertian pendidikan yang ada di dalam pelaksanaan PAK memerlukan
persiapan dan perencanaan yang matang. Pada saat menyelenggarakan PAK diperlukan
tujuan yang jelas, ada kurikulum, terdapat rencana pokok pembelajaran, memiliki
penjadwalan yang teratur, dan berbagai hal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembelajaran.
Sebagai sebuah usaha kegiatan pendidikan maka di dalamnya perlu terdapat unsur-unsur
utama dalam pembelajaran, yaitu guru, peserta didik, kurikulum, strategi dan metode
pembelajaran, materi, sarana dan prasarana, pembiayaan, serta evaluasi. Selain itu yang perlu
dipikirkan adalah bahwa PAK harus berkelanjutan mulai dari masa anak-anak, remaja,
pemuda, dewasa lanjut usia, dengan pemberian materi yang diatur dan direncanakan secara
baik dan matang.
Thomas H. Groome mendefinisikan pendidikan sebagai sebuah proses yang memiliki tiga
dimensi, yaitu masa lampau, masa sekarang, dan masa mendatang. “… Hakekat kegiatan
pendidikan sebagai kegiatan politis bersama para peziarah dalam waktu, yang dengan sengaja
bersama orang-orang memperhatikan secara sengaja dimensi kehidupan yang transenden
yang melaluinya hubungan yang sadar dengan dasar keberadaan yang paling pokok
dipromosikan dan diekspresikan.” (T.H. Grome, 2010:32). Dari pengertian ini dapat
dikatakan bahwa apa yang sudah diterima sebagai warisan pendidikan pada masa lalu,
dijadikan modal untuk melangsungkan atau meningkatkan pendidikan pada masa kini, sambil
terus belajar untuk mempersiapkan kehidupan dimasa yang akan datang. PAK perlu
diselenggarakan dalam pemikiran pendidikan yang terus berjalan, dan dapat menjawab
berbagai kebutuhan, terutama kebutuhan rohani orang-orang percaya di sepanjang zaman.

2.      Peserta Didik adalah semua Warga Jemaat


PAK adalah kegiatan pembelajaran yang terjadi dalam kehidupan orang percaya,
sehingga dalam pelaksanaannya semua warga jemaat perlu terlibat secara aktif dalam
kegiatan PAK ini. Gereja perlu mengadakan PAK mulai dari kategori anak-anak sampai
dengan dewasa dan lanjut usia. Selain itu pada pendidikan formal di sekolah PAK juga
menjadi salah satu bidang studi wajib yang diajarkan. Seluruh warga jemaat adalah sasaran
kegiatan PAK di gereja, atau sekolah di sepanjang rentang kehidupannya.
Seorang anak yang sedang bertumbuh menjadi dewasa jika tidak dibimbing dalam
memahami dan melakukan iman kristennya akan menjadi generasi yang terhilang dan
tersesat. Atau kekristenannya dangkal karena tidak mempunyai dasar-dasar yang kuat,
dengan demikian akan mudah tergoda oleh tipu daya dunia dan pada akhirnya meninggalkan
iman Kristen. Kenyataan di dalam kehidupan sehari-hari praktek PAK biasaya hanya terjadi
pada masa anak-anak melalui kegiatan sekolah minggu, kemudian dilanjutkan dengan
katekisasi pada usia remaja serta PAK di sekolah, setelah itu banyak gereja yang tidak
memiliki kegiatan PAK terencana dan berjalan dengan baik. dari hasil penelitian studi DGI
PAK hanya ditujukan pada anak-anak sampai kira-kira berusia 15 tahun saja yaitu melalui
Katekisasi dan PAK disekolah-sekolah umum. Hanya sebagian dari gereja-gereja
mencantumkan rencana tujuan-tujuan PAK mereka dan menyusun kurikulum dengan baik,
akan tetapi sebagian besar dari gereja di Indonesia tidak mempunyai kurikulum sama sekali.
(Eli Tanya, 1999:151). Para orang dewasa dan pemuda selepas katekisasi sudah tidak pernah
lagi mendapat PAK khusus, mereka menerima pengajaran Firman Tuhan hanya dalam
kebaktian umum setiap hari minggu. Hal ini adalah suatu kesalahan besar. Bagaimanapun
sulitnya Gereja harus sadar dan melaksanakan PAK kepada setiap tingkatan usia, golongan
orang secara terencana dengan administrasi dan kurikulum yang jelas.
Perlunya menyelenggarakan PAK Pemuda sampai dengan usia lanjut, adalah karena
pada usia ini justru berbagai persoalan dalam kehidupan semakin bertambah besar. Pada usia
ini jemaat juga diperhadapkan pada berbagai tantangan yang dapat merongrong keteguhan
iman percayanya. Kegiatan PAK yang berjalan dengan sebuah perencanaan akan membawa
kehidupan jemaat bukan saja memiliki pengetahuan tentang kebenaran Firman Tuhan, akan
tetapi Firman Tuhan yang diterima dalam PAK dapat menjawab berbagai persoalan hidup
yang sedang dihadapi.

3.      Sumber Utama Materi PAK adalah dari Alkitab


Alkitab adalah sumber pengajaran iman Kristen yang tertulis, diwahyukan oleh Roh
Kudus dan mejadi dasar serta sumber utama materi Pendidikan Agama Kristen. Tidak dapat
dipungkiri bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berdampak terhadap
perkembangan Pendidikan Agama Kristen, permasalahannya adalah apakah Alkitab masih
tetap relevan sebagai sumber materi PAK, dan apakah Alkitab masih dapat menjadi jawaban
bagi berbagai persoalan di zaman modern ini? Sekalipun banyak orang yang meragukannya,
namun Alkitab telah membuktikan dirinya sebagai dasar iman Kristen yang dapat menjawab
berbagai persoalan yang terjadi dalam kehidupan dewasa ini. Jika setiap orang mau jujur dan
berpijak pada kebenaran yang sesunggunya, mereka tanpa ragu-ragu dapat berkata bahwa
Alkitab adalah sumber utama PAK yang relevan pada masa kini, dan akan tetap relevan pada
masa yang akan datang. Alkitab memuat fakta dan kesaksian bahwa keselamatan hanya ada
di dalam Tuhan Yesus Kristus. Peserta didik secara bertahap perlu diajar untuk mengerti dan
mengenal secara pribadi Tuhan Yesus Kristus, melalui Alkitab.
Mengingat perkembangan di berbagai bidang terutama dalam bidang teknologi informasi,
selain Alkitab sebagai sumber utama dan dasar dalam pembelajaran PAK, perlu juga
memberikan wawasan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta didik dengan memakai
berbagai sumber belajar yang relevan. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah, setiap
sumber belajar harus disesuaikan dengan kebenaran Firman Tuhan. Sumber belajar dalam
PAK tidak harus berbentuk teks atau buku, akan tetapi dapat berupa lingkungan keluarga,
lingkungan gereja, tokoh-tokoh dan pelayan dalam gereja, teman setingkat, lingkungan
masyarakat, internet, dan sumber belajar lainnya yang relevan.

4.      PAK Memiliki Hasil yang Jelas


Kegiatan Pendidikan harus megarah pada tujuan yang diharapkan. Tujuan ini
mengarah kepada peserta didik, sebagai sasaran pelaksanaan PAK. Hasil pembelajaran
diarahkan kepada meningkatnya aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang.
Hasil yang diharapkan ini adalah sejumlah fakta perubahan pola pikir dan tingkah laku yang
terukur, terbukti serta dapat diamati. Misalnya setelah melalui serangkaian kegiatan PAK
pada jenjang atau kategori tertentu peserta didik memiliki iman dan kepercayaan kepada
kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan keluarga, gereja dan masyarakat, memiliki
kualitas kehidupan rohani dewasa yang ditunjukkan dengan kesanggupannya untuk
mengatasi dan menyikapi berbagai persoalan yang muncul dalam kehidupan setiap hari. Hasil
belajar yang diharapkan perlu ditulis dan dirumuskan secara jelas dan terukur.
PAK yang Alkitabiah harus mendasarkan diri pada Alkitab sebagai Firman Allah dan
menjadikan Kristus sebagai pusat beritanya dan harus bermuara pada hasilnya, yaitu
mendewasakan jemaat. Salah satu hasil yang perlu dipikirkan dalam praktek PAK di gereja
dan sekolah adalah seperti yang tertulis dalam Efesus 4:13, “Sampai kita semua telah
mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan
penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan
lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh
permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.”
PAK harus dilaksanakan sampai peserta didik memiliki pengetahuan dan pemahaman
kebenaran tentang Anak Allah yang benar dan sehat. Melalui perencanaan dan proses
pembelajaran yang sistematis hal ini akan terwujud. Selain itu mengalami kedewasaan penuh
yang dibuktikan dalam perubahan tingkah laku setiap hari, bersikap dewasa, kuat, dalam
menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupannya, sesuai dengan kasih karunia yang
dianugrahkan oleh Tuhan Yesus.
Proses pengenalan akan Allah ini akan membawa peserta didik menuju kepada
pertumbuhan kerohanian yang dinamis. Hasilnya adalah peserta didik menjadi pribadi yang
kuat dan memiliki keteguhan iman sehingga tidak mudah di ombang-ambingkan oleh rupa-
rupa angin pengajaran. Setiap peserta didik diharapkan memiliki kekuatan sikap dan tidak
mudah terpengaruh oleh situasi dunia dengan berbagai pencobaan dan tantangannya.

C.Berbagai Aliran-aliran modern Gereja


Berbagai aliran gereja sudah berkembang di Indonesia. Kehadiran aliran ini sebuah
cerminan atas gereja-gereja yang ada di seluruh dunia. Bertambahnya aliran gereja maka
denominasi gereja pun ikut mengalami peningkatan. Apakah pertambahan aliran dan
denominasi gereja ini menunjukkan peningkatan jumlah orang Kristen? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut maka terlebih dahulu kita melihat sejumlah aliran gereja yang sudah ada
dan berkembang di Indonesia sampai saat ini.
A. Aliran Lutheran
Cikal bakal agama Kristen Protestan tentu tidak terlepas dari reformasi Marthin Luther yang
puncaknya tanggal 31 Oktober 1517. Kendati dia lahir dari keluarga sederhana tanggal 10
Nopember 1483 di Eisleben, namun semangatnya dalam memperbaharui sistem pelayanan
gereja tidak pernah pudar. Reformasi ini berawal di Wittenberg-Jerman pada saat Yohanes
Tetzel menjual surat pengampunan dosa atas perintah Paus Leo X di Roma. Reformasi yang
dilakukannya tidak bertujuan merusak gereja, melainkan untuk mengingatkan Paus agar
kembali menerapkan praktek-praktek pelayanan gerejawi sesuai dengan Alkitab.
Dalam pergumulan dan perjuangan yang cukup lama membuat Luther akhirnya dikeluarkan
dari jabatannya sebagai imam di GKR. Namun dia terus menyuarakan kebenaran yang
diyakininya berdasarkan Alkitab. Akibat reformasinya sebagian jemaat dari GKR
memisahkan diri kemudian mengikutnya. Kehadiran Luther di tengah-tengah mereka menjadi
sumber inspirasi untuk membangun sebuah paradigma baru. Para pengikut Luther pada
akhirnya disebut aliran Lutheran. Setelah peristiwa reformasi dan teristimewa ketika Luther
meninggal dunia tanggal 18 Februari 1546, maka agama Kristen Protestan terpecah-pecah
dalam berbagai aliran dan denominasi gereja sampai saat ini. Memang sebuah pekerjaan yang
sulit untuk menentukan secara pasti gereja yang beraliran Lutheran secara murni. Walaupun
demikian, setidaknya melalui The Lutheran World Federation (LWF) yang berdiri tahun 1947
dan Rheinische Missions Gesellschaft (RMG) yaitu lembaga pekabaran Injil yang ditangani
oleh aliran Lutheran dan Calvinis dapat memberikan petunjuk ciri khas aliran ini. Beberapa
gereja yang menyebut dirinya beraliran Lutheran sekaligus Calvinis, antara lain: HKBP,
GKPS, GPKB, GKPI, HKI, GKLI, GKPA, GKPM, BNKP, ONKP, AMIN, dan sebagainya.
Beberapa pokok ajaran gereja yang beraliran Lutheran secara umum, yaitu:
a. Berdasarkan pada sola scriptura (hanya oleh Firman Allah), sola gratia (hanya oleh
Anugerah), dan sola fide (hanya oleh Iman).
b. Sakramen terdiri atas dua bagian yaitu Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Baptisan
kudus setara dengan sunat. Baptisan dilakukan secara percik bagi anak-anak atau orang
dewasa yang baru percaya. Perjamuan kudus disebut konsubstansiasi yaitu pada saat makan
roti dan minum anggur maka hakikat tubuh dan darah Kristus hadir dalam diri kita secara
nyata.
c. Jabatan gereja ditetapkan oleh Allah sebagai pelaksana fungsi pelayanan Firman dan
Sakramen. Dalam hal ini pendeta melaksanakan tugas pengajaran dan penggembalaan yang
dibantu oleh penatua, sedangkan diaken untuk pelayanan sosial.
d. Suasana ibadah biasanya dilengkapi dengan lilin dan salib di altar. Khotbah menjadi pusat
ibadah. Nyanyian dan musik pada umumnya memakai musik Gregorian dan Kidung Jemaat.
Namun saat ini puji-pujian dalam gereja ini sudah banyak mengalami perubahan dan
percampuran dengan musik kontemporer lainnya.

B. Aliran Calvinis
Aliran Calvinis dipelopori oleh Johannes Calvin (Jean Cauvin) yang lahir di Noyon-Perancis
Utara tanggal 10 Juli 1509. Gerakan reformasi diawali di Perancis tahun 1534 kendati dia
sendiri sebagai anggota GKR. Pengaruh Calvin terlihat dalam perdebatan konfesional
gerejawi sepanjang abad ke-17, sehingga tradisi ini kemudian dikenal sebagai Calvinisme.
Calvinisme adalah sebuah sistem teologis dengan pendekatan kepada kehidupan orang
Kristen yang menekankan kedaulatan pemerintahan Allah atas segala sesuatu. Aliran Calvinis
mulai berkembang melalui penginjilan para misionaris abad ke-19 dan 20 di Jerman,
Belanda, Amerika, Korea, Negeria, dan termasuk Indonesia yang sering disebut gereja
Reformed. Memang jarang kita menemukan gereja dengan nama Calvinis, tetapi beberapa
gereja yang bercirikan Calvinisme atau dipengaruhi oleh paham Calvin telah berkembang di
seluruh wilayah Indonesia. Untuk mengetahui secara pasti aliran ini harus didasarkan pada
pengakuan pemimpin gereja tersebut. Umumnya gereja ini tidak menggunakan nama Calvin
dan juga tidak menganut paham Calvin secara murni.
Pokok ajaran Calvin tidak jauh berbeda dengan Luther. Kedua tokoh gereja ini saling
melengkapi satu sama lainnya. Mereka memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Sebagian besar Calvin melengkapi dan memperbaharui ajaran Luther yang masih
dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan biarawan di dalam Gereja Katolik Roma pada
waktu itu. Pokok ajarannya dapat ditelusuri dalam buku Institutio, yaitu:
1. Alkitab adalah Firman Allah yang satu-satunya sumber ajaran gereja yang benar (sola
scriptura).
2. Keselamatan diperoleh hanya karena kasih karunia Allah (sola gratia) melalui iman
kepada Yesus Kristus (sola fide).
3. Predestinasi adalah karya pemilihan Allah atas orang-orang berdosa berdasarkan
anugerah-Nya yang tak terbatas.
4. Hukum Taurat memiliki 3 fungsi utama, yaitu: menyatakan kehendak Allah,
menyadarkan manusia atas dosanya, dan pedoman bagi manusia yang sudah dibenarkan
untuk mengatur kehidupannya agar sesuai kehendak Allah.
5. Gereja adalah persekutuan orang yang sudah diselamatkan oleh kasih karunia Allah di
dalam Yesus Kristus, sehingga pemberitaan Firman Allah dan pelayanan sakramen harus
dilakukan dengan benar.
6. Jabatan gereja terdiri atas empat, yaitu: pendeta (gembala), guru, penatua, dan diaken.
7. Sakramen baptisan kudus dilayankan dalam ibadah jemaat secara percik. Baptisan
sebagai simbol keikutsertaan seseorang dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Baptisan
tidak menyelamatkan serta bukan syarat untuk memperoleh keselamatan.
8. Sakramen perjamuan kudus merupakan tanda yang ditetapkan oleh Allah untuk
mengingat karya pengorbanan Kristus di kayu salib. Pada saat perjamuan kudus roti dan
anggur tidak berubah bentuknya, tetapi sebagai simbol dari tubuh dan darah Yesus Kristus.
9. Puji-pujian yang dipakai di gereja Calvinis adalah nyanyian Mazmur. Mazmur dipahami
sebagai nyanyian yang paling layak untuk memuji Allah karena terdapat dalam Alkitab dan
ciptaan Roh Kudus yang ditulis oleh para hamba-hamba-Nya.
Secara singkat pokok ajaran Calvin yang paling populer yaitu doktrin rahmat sebagaimana
diuraikan Baan (2009) dengan singkatan TULIP: Total depravity yaitu kerusakan total,
Unconditional election yaitu pemilihan tanpa syarat, Limited atonement yaitu penebusan
terbatas, Irresistible grace yaitu anugerah yang tidak dapat ditolak, dan Perseverance of the
saints yaitu ketekunan orang-orang kudus.
Dengan melihat sejumlah pokok ajaran di atas maka gereja yang beraliran Calvinis yaitu:
GKPB, GPIB, GMIT, GKI, GPM, dan sebagainya. Kendati belum sepenuhnya menerapkan
paham Calvin dalam setiap aspek pelayanannya. Berdasarkan pengamatan menunjukkan
bahwa sebagian besar gereja Calvinis justru masih mengadopsi ajaran dari gereja lain, yang
sebelumnya sangat bertentangan dengan Calvin itu sendiri.

C. Aliran Anglican
Aliran Anglican atau Church of England merupakan salah satu bukti bahwa orang Inggris
pernah menjajah suatu wilayah tertentu di dunia. Perkembangan aliran ini terasa pada saat
kepemimpinan raja Henry VIII (1509-1547) di Inggris. Dia memisahkan diri dari Gereja
Katolik Roma sekitar tahun 1533 karena konflik dengan Paus Clemens di Roma. Raja Henry
meminta untuk bercerai dengan istrinya Catharina dari Aragon yaitu putri Spanyol dengan
alasan belum memiliki anak laki-laki dari pernikahannya. Kemudian meminta kepada Paus
agar diijinkan untuk menikahi pembantunya yang bernama Anne Boleyn. Tentu permintaan
ini tidak dikabulkan oleh Paus karena bertentangan dengan Alkitab.
Dalam pendangan Aritonang (2000:86) menegaskan ada tiga faktor mendasar yang memicu
pemisahan dari Gereja Katolik Roma ke aliran Anglican, yaitu: pertama, hasrat raja untuk
mendapatkan anak laki-laki untuk mewarisi tahta; kedua, tumbuhnya perasaan nasionalisme
dan anti-klerikalisme; ketiga, meluasnya gagasan-gagasan Luther. Dari penegaskan ini
membuktikan bahwa akibat pengaruh kekuasaan, kepentingan pribadi, dan tujuan popularitas
menjadi pemicu perpecahan gereja.
Aliran Anglican di Indonesia secara resmi berdiri pada tahun 1829 dengan nama British
Protestant Community at Jakarta di Jalan Arif Rahman Hakim sekitar tugu Pak Tani Jakarta
Pusat. Hal ini terwujud melalui London Missionary Society (LMS) yang mengutus Pdt. W.H.
Medhurst pada Januari 1822 yang berlatar belakang gereja Presbyterian. Selanjutnya Pdt. J.R.
Denyes dari Gereja Methodist Episcopal Amerika pada tahun 1905-1907 ikut mengambil
bagian dalam memajukan aliran ini, dan sebagainya.
Selain di Jakarta ternyata aliran ini berkembang di Surabaya yang sebagian besar anggotanya
orang Inggris. Kehadirannya diawali pada sebuah yayasan The Congregation of British
Protestans of East Java pada tahun 1928. Dengan kegigihan dan perjuangan jemaat maka
yayasan ini berhasil membangun gedung gereja pada bulan Mei 1931 yang bernama Christ
Church. Pada dasarnya aliran ini sangat kompromi dengan berbagai aliran dan denominasi
gereja yang ada di Indonesia maupun di luar negeri.
Untuk bisa membedakan aliran ini maka perlu kita melihat beberapa pokok ajaran yang
menjadi ciri khasnya, yaitu:
1. Otoritas di dalam gereja terdiri dari 3 unsur, yakni: Alkitab, tradisi, dan akal budi.
2. Inkarnasi yaitu Allah menjadi manusia di dalam Yesus Kristus. Inkarnasi ini dipahami
dalam 3 pokok penting, yaitu: pertama, sekalipun manusia tidak berdosa, namun Allah tetap
berinkarnasi di dalam Yesus Kristus; kedua, dosa ada karena pemberontakan manusia kepada
Allah; ketiga, gereja harus terbuka terhadap seluruh pengalaman karena yang baik dan jahat
menjadi sumber pemahaman diri kita di hadapan Allah.
3. Sakramen terdiri atas perjamuan kudus dan baptisan kudus. Selain itu upacara gerejawi
yang mengandung nilai sakramental (bukan sakramen) yakni peneguhan sidi, pengakuan
dosa, ucapara penahbisan, upacara pernikahan, dan perminyakan orang sakit. Anak-anak
yang meninggal sebelum dibaptis tidak mendapat hukuman dari Allah. Baptisan dilakukan
secara percik ataupun selam serta menambahkan nama baptis di belakang namanya yang
disaksikan oleh bapa dan ibu seraninya.
D. Aliran Mennonit
Aliran Mennonit dimulai oleh seorang Pastor dari Gereja Katolik Roma yang bernama
Menno Simons. Dia dilahirkan di kota Witmarsum di Friesland Belanda tahun 1496 dan
meninggal pada 31 Januari 1561. Aliran ini dapat digolongkan dalam kelompok gereja
Anabaptis yang menolak baptisan anak-anak dan hanya mengakui baptisan percik dewasa.
Perlu disadari bahwa aliran ini sebagai perpecahan dari aliran gereja Anabaptis yang ada di
Swiss dan Jerman.
Berkembangnya aliran Menonit adalah jawaban atas kekecewaan para pengikutnya terhadap
reformasi yang telah dilakukan oleh Luther di Jerman, Calvin di Perancis, dan Zwingli di
Swiss yang kurang radikal. Ditambah lagi sikap Jan Matthijs dan pengikutnya dari aliran
Anabaptis di Belanda yang memaksa masyarakat untuk menjadi pengikutnya dengan cara
kekerasan serta ancaman senjata pada saat itu. Jemaat yang tidak setuju dengan paham
Anabaptis keluar menjadi pengikut Menonit. Sepintas terlihat aliran ini sebuah gerakan
reformasi yang menuju demokrasi radikal. Mereka menganut garis moderat yang anti
terhadap kekerasan seperti perang, perceraian, poligami, perkelahian, dan sebagainya.
Pemahaman mereka tentang demokrasi radikal yaitu setiap insan manusia tidak
diperkenankan menyakiti, menghakimi, dan menganggap diri lebih baik dari insan yang lain
di dunia. Bisa dikatakan aliran ini lebih menekankan pada persamaan hak di hadapan Tuhan.
Setiap anggota jemaatnya tidak diperbolehkan menjadi pejabat kemiliteran, kepolisian,
hakim, atau bidang-bidang lain yang bernuansa kekerasan dan penindasan. Anggotanya selalu
dianjurkan untuk berbuat baik dengan berpedoman pada khotbah Tuhan Yesus yaitu
“Khotbah di Bukit”. Dalam menjalankan ajarannya selalu menggunakan demokrasi radikal.
Menurut Mouffe (1984:143) sebagai pewaris Althusser serta membandingkannya dengan
teori hegemoni Gramsci menjelaskan bahwa demokrasi radikal bertujuan untuk menciptakan
suatu masyarakat di mana semua orang, apa pun jenis kelaminnya, ras, dan posisi ekonomis,
akan berada pada situasi efektif kesetaraan dan partisipasi di mana tidak ada basis bagi
diskriminasi. Jadi, persamaan derajat dan hak hidup bagi manusia menjadi prioritas utama
dalam aliran Menonit.
Aliran Menonit menolak kekerasan dan diskriminasi, tetapi di sisi lain mereka konflik
dengan Luther, Calvin, dan Anabaptis. Yang paling menonjol yaitu adanya perubahan konsep
dan logika berpikir tentang pelaksanaan baptisan kudus. Baptisan dilayankan bagi orang
dewasa secara percik. Selain dewasa secara jasmani juga harus dewasa secara rohani.
Seseorang yang dewasa secara jasmani belum tentu dewasa secara rohani. Dewasa secara
rohani berarti sungguh-sungguh menerima panggilan pertobatan, hidup baru, dan berperilaku
sesuai kehendak Allah.
Walaupun baptisan percik dewasa dilaksanakan di gereja ini, namun mereka tidak
menggunakan istilah sakramen baptisan melainkan penetapan baptisan. Pemakaian istilah ini
menunjukkan bukan hanya pendeta yang berhak melayankan upacara-upacara gerejawi, tetapi
anggota jemaat pun bisa melaksanakannya. Oleh sebab itu, sifat sakramental dari setiap
upacara gerejawi ditiadakan. Beberapa ketetapan yang patut dilaksanakan oleh aliran ini
menurut Aritonang (2000:121-122) yaitu: Baptisan, komuni (perjamuan kudus), pembasuhan
kaki, kecupan suci, pengurapan (peminyakan), kerudung (bagi wanita) pada kebaktian,
perkawinan, dan penumpangan tangan pada penahbisan.
Akibat doktrin yang berbeda maka mereka dicap sebagai aliran sesat. Pemerintah maupun
masyarakat yang tidak sepaham akan menindas dan mengusir mereka di wilayah tersebut. Di
balik penderitaan yang mereka alami, justru semakin bersemangat untuk memberitakan
ajarannya sambil mengungsi ke beberapa negara selain Belanda yaitu Rusia, Amerika,
Canada, Mexico, Indonesia, dan beberapa negara yang memungkinkan untuk menerimanya.
Gereja ini hampir semuanya tidak memakai nama Mennonit. Awalnya mereka disebut
sebagai kelompok “Taufgesinnt” yang berarti kelompok orang yang melaksanakan
pembaptisan dewasa secara percik. Aliran ini di Belanda memakai nama Doopsgezinden,
Ethiopia dikenal dengan Meserete Kristos yang berarti dasar yang diletakkan Kristus, dan di
Indonesia memakai nama gereja sesuai daerah dan budaya dimana berkembangnya aliran
tersebut. Perkembangannya di Indonesia dimulai dari desa Cumbring Jepara. Pernah ada di
Sumatera Barat dan Utara pada tahun 1830, namun mengalami kemunduran karena berada di
bawah jajahan kolonial Hindia-Belanda pada waktu itu. Pada tanggal 16 Maret 1854
dilaksanakan pembaptisan pertama terhadap 5 orang di desa Cumbring oleh Zendeling Pieter
Jansz. Beberapa tahun kemudian aliran ini berkembang secara signifikan dengan membentuk
tiga sinode besar, yaitu: Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI), Gereja Injili di Tanah Jawa
(GITJ), dan Jemaat Kristen Indonesia (JKI).

E.Aliran Baptis
Aliran Baptis muncul sekitar awal abad ke-16 setelah reformasi Luther. Kehadiran aliran ini
erat hubungannya dengan gerakan Anabaptis yaitu aliran yang membaptis ulang orang
Kristen secara selam kendati sudah pernah dibaptis secara percik pada saat masih bayi
ataupun dewasa. Pada waktu itu Smyth dan rekan-rekannya ditindas oleh pemerintah Inggris
karena dianggap sebagai pembawa aliran sesat dalam gereja dan Negara. Mereka mengungsi
ke Belanda dan bergabung dengan aliran Mennonit pada tahun 1607. Jadi, aliran ini
dipelopori oleh John Smyth yang berasal dari gereja Anglican di Inggris.
Kemudian pada tahun 1609 Smyth dan rekan-rekannya kembali menerima baptisan selam
(baptisan ulang) di Belanda. Peristiwa pembaptisan ulang inilah menjadi cikal bakal
terbentuknya jemaat Baptis Inggris yang pertama di Amsterdam. Awalnya mereka
berkomitmen tinggal di Belanda, tetapi beberapa penduduk di sana menolaknya. Pada
akhirnya mereka kembali ke Inggris mendirikan aliran Baptis pertama pada tahun 1912.
Perkembangan aliran Baptis di luar negeri terjadi tahun 1640 pada masa pemerintahan Oliver
Cromwell. Keberadaannya di Indonesia melalui pelayanan dan penginjilan Jabez Carey di
Maluku pada tahun 1814. Penginjilan Carey hanya sampai tahun 1818 yang kemudian
melanjutkan penginjilan ke India. Kehadirannya di Maluku tidak diterima oleh kalangan
orang yang sudah menjadi Kristen karena berusaha mempraktekan baptisan selam dewasa.
Mereka hanya menerima konsep teologi yang diterapkan oleh Joseph Kam utusan NZG yang
mempraktekkan baptisan anak secara percik sesuai dengan paham Calvinis.
Perkembangan aliran Baptis di Indonesia kembali dimulai melalui penginjil Richard Burton
dan secara khusus Nathaniel Ward yang bertahan di Padang-Sumatera Barat sampai
meninggal pada tahun 1850. Sejak itu beberapa misionaris gereja Baptis dari luar negeri
maupun orang pribumi tetap melanjutkan misinya untuk memberitakan Injil sampai saat ini.
Terbukti sejumlah organisasi gereja Baptis telah berkembang dalam beberapa denominasi,
antara lain: Persekutuan Gereja-gereja Baptis Irian Jaya (PGBIJ), Gabungan Gereja Baptis
Indonesia (GGBI), Gereja Perhimpunan Injili Baptis Indonesia (GPIBI), Kerapatan Gereja
Baptis Indonesia (KGBI), Gereja Baptis Independent di Indonesia (GBII), Sinode Gereja
Kristen Baptist Jakarta (SGKBJ), dan masih banyak lagi denominasi gereja-gereja Baptis
yang masih terus berkembang.
Beberapa pokok ajaran aliran gereja ini sehingga memiliki perbedaan dengan aliran atau
denominasi lain, yaitu:
1. Alkitab adalah Firman Allah yang dijadikan sumber hidup orang Kristen, dasar ajaran,
dan pedoman berperilaku. Mereka memiliki kebebasan menafsirkan Alkitab secara
fundamentalis, liberal, maupun modernis. Perbedaan dalam penafsiran sering menjadi
kontroversial yang berakhir pada pertikaian dan perpecahan dalam denominasi gereja baptis
itu sendiri.
2. Gereja adalah persekutuan orang-orang yang sudah dibersihkan dosanya melalui baptisan
selam dewasa dan diselamatkan oleh pengorbanan Yesus Kristus.
3. Sakramen terdiri atas Perjamuan Kudus dan Baptisan Kudus. Perjamuan kudus adalah
upacara simbolik untuk mengenang pengorbanan dan kematian Yesus Kristus.
Menyelenggarakan baptisan ulang terhadap orang yang sudah dibaptis percik pada usia bayi
atau dewasa.
4. Pemerintahan gereja bersifat otonom dan demokratis. Gereja tidak boleh tunduk di bawah
perintah badan atau organisasi mana pun, tetapi hanya tunduk kepada Yesus Kristus kepala
Gereja.
5. Gereja harus terpisah dari negara dan negara juga menjamin kebebasan dalam beragama.
Pada umumnya aliran Baptis kurang bergaul dengan denominasi gereja lain karena
menganggap doktrin, pokok ajaran, serta perbedaan-perbedaan lainnya akan mengganggu
misi pelayanan mereka. Mereka cenderung membentuk kelompoknya sendiri. Sikap eksklusif
gereja ini terjadi juga di Indonesia. Kondisi inilah yang menunjukkan keberadaan serta
perkembangan gereja yang beraliran Baptis di luar negeri tidak jauh berbeda dengan yang ada
di Indonesia.

F.Aliran Methodist
Aliran Methodist diprakarsai oleh tokoh utamanya yaitu John Wesley dan Charles Wesley di
Inggris pada abad ke-18. Keduanya putra seorang pendeta yang aktif di gereja Anglican.
Pelayanan mereka mengalami pasang surut. Namun John Wesley tetap bersemangat karena
dipengaruhi oleh gerakan Pietis (kesalehan) yang sedang berkembang pada waktu itu.
Awalnya aliran ini terbentuk lewat persekutuan-persekutuan kecil (Camp Meeting) tetapi
bukan dalam bentuk aliran Methodist. Menurut Haskins (1992:72) bahwa aliran Methodist
sudah mulai terasa keberadaannya sejak tahun 1787. Kendati demikian, perkembanganya
secara terbuka baru terjadi setelah John Wesley meninggal dunia pada tahun 1791. Aliran ini
disebut Methodist setelah seluruh pengikut Wesley memisahkan diri dari Gereja Anglican
sekitar tahun 1795. Keberadaannya di Inggris menandai bangkitnya semangat kebangunan
rohani (Revival) di seluruh dunia. Tentunya perkembangan ini bukan saja terjadi di Amerika
tetapi di beberapa negara lainnya seperti Indonesia. Perkembangannya aliran ini di Indonesia
berkat pelayanan misionaris J.R. Denyes dari Singapura datang ke Bogor tahun 1905. Strategi
pelayanannya dimulai dengan membuka kursus bahasa Inggris dan sekolah (Anglo-Chinese
School) sehingga beberapa orang mulai bergabung. Kemudian George F. Pykett seorang
misionaris Metodist dari Malaysia yang mengutus Salomon Pakhianatan ke Sumatera Timur
tahun 1908 khususnya daerah sungai Asahan. Ketika berada di sana sebagian besar annggota
jemaatnya berasal dari Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Selain itu, beberapa orang
Tionghoa dari Malaysia dan Singapura pergi ke Kalimantan sekitar tahun 1906 untuk
menyebarkan aliran ini.

G.Aliran Pentakosta
Aliran Pentakosta pertama sekali berkembang di Eropa dan Amerika Utara pada tahun 1906.
Aliran ini dipelopori oleh Ch. F. Parham pada tahun 1900 yang memaksakan diri keluar dari
aliran Methodis serta ingin membentuk organisasi gereja baru pada saat itu. Dasar
pemahamannya untuk membentuk aliran gereja baru yang bertitik tolak pada eskatologi,
baptisan Roh Kudus, dan karunia berbahasa lidah. Berdasarkan pengakuan mereka bahwa
gereja Pentakosta adalah gereja yang penuh Roh Kudus. Kata Pentakosta berasal dari bahasa
Yunani yang artinya “hari ke lima puluh”. Aliran ini masuk ke Indonesia dengan nama
Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) yang dahulu bernama Vereeniging De
Pinkstergemeente in Nederlandsch Oost Indie. Selain GPdI ada juga Jemaat Pantekosta di
Indonesia (JPI). Aliran ini diawali oleh dua orang misionaris dari Amerika keturunan
Belanda, yaitu Pdt. Van Klaveren dan Pdt. Groesbeek pada tahun 1921. Mereka diutus oleh
Pdt. W.H. Offiler dari Bethel Pentacostal Temple Inc, Washington, Amerika Serikat. Kedua
misionaris di atas pertama sekali tiba di Jakarta pada bulan Maret 1921 dengan menumpang
kapal laut KM Suwa Maru bersama keluarganya. Selanjutnya mereka langsung menuju pulau
Bali untuk misi pemberitaan Injil. Kehadiran mereka di Bali dilarang oleh pemerintah Hindia
Belanda pada waktu itu, sehingga pada bulan Desember 1922 mereka kembali ke pulau Jawa.
Di pulau Jawalah secara khusus Surabaya, Temanggung, dan Cepu aliran ini berkembang
secara luar biasa.

H.Aliran Kharismatik
Pada dasarnya aliran Kharismatik memiliki ciri khas yang hampir sama dengan aliran
Pentakosta. Secara khusus dalam hal karunia Roh seperti bahasa lidah, nubuat, dan lain-lain.
Kharismatik adalah sebuah istilah yang dipakai untuk mendeskripsikan dirinya sebagai gereja
yang percaya pada manifestasi Roh Kudus. Kata karismatik berasal dari sebuah kata Yunani
charis yang berarti kasih karunia. Anggotanya sebagian besar dari denominasi gereja Katolik,
gereja ortodoks, dan gereja Protestan yang telah memisahkan diri dari gereja induknya.
Memang sangat sulit menentukan kapan dan di mana tepatnya aliran ini mulai muncul. Akan
tetapi, Dennis Bennett seorang pendeta dari Gereja Episkopal St. Markus di kota Van Nuys,
Los Angeles Amerika Serikat disebut sebagai pionir dari gerakan ini. Sekitar tahun 1960 dia
mengumumkan kepada jemaatnya telah menerima pencurahan Roh Kudus. Setelah itu dia
dipecat dan pindah melayani di Vancouver dalam lokakarya serta beberapa seminar mengenai
karya Roh Kudus. Dengan semangat yang berkobar-kobar puluhan ribu anggota gereja
Anglikan di seluruh dunia terbius dan terpengaruh pada ajaran Bennett. Secara langsung
maupun tidak langsung banyak orang yang menjadi pengikutnya. Sebagian orang yang tidak
setuju atas ajarannya keluar dengan membentuk aliran gereja baru lagi atau bergabung
kembali ke gerejanya yang lama. Perpecahan dalam gereja pun tak terhindarkan.
Pelayanan Bennet yang berorientasi pada baptisan Roh dan bahasa lidah bagaikan sebuah
“iklan” yang mempromosikan doktrin dan ideologi baru dalam gereja pada saat itu. Pada
tataran konsep berpikir seperti ini baptisan Roh dan bahasa roh menjadi magnet untuk
mengikat para pengikutnya. Mereka harus memiliki karunia-karunia berbahasa roh,
bernubuat, dan sebagainya. Orang yang tidak memiliki salah satu karunia itu dianggap belum
mengalami kuasa Tuhan dan bukan orang Kristen sejati tentunya.

I. Aliran Injili
Gereja yang beraliran Evangelical (Injili) merupakan produk dari negara Amerika dan Eropa
melalui pelayanan dari beberapa misionaris. Sejak tahun 1930-an para pemimpin aliran ini
lebih suka menggunakan istilah Injili daripada Protestan. Penggunaan istilah Injili tentu tidak
terlepas dari pengaruh European Evangelical Alliance yang sudah terbentuk di Inggris sejak
tahun 1842. Memang perkembangannya baru terasa sekitar tahun 1950 yang meliputi
Amerika, Jerman, Belanda, dan kemudian Indonesia.
Keberadaan aliran ini di Indonesia ditandai dengan berdirinya Institut Injili Indonesia (I-3) di
Malang pada tahun 1959 yang didukung oleh gerakan Injili dari Jerman. Kemudian Yayasan
Persekutuan Pekabaran Injil di Indonesia (YPPII) yang didirikan pada tahun 1961 dan
Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) di kota Malang. Lembaga penginjilan lain yang
termasuk dalam gerakan Injili seperti Christian and Missionary Alliance (CMA atau CAMA)
yang menganut gerakan kesucian.
Salah satu tokoh utama CMA atau CAMA yang pernah tinggal di Indonesia yaitu R.A.
Jaffray (1873-1945). Hasil pelayanannya telah mendirikan sekolah teologi dan sejumlah
gereja yang masuk dalam rumpun Injili seperti Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII). Selain
GKII masih banyak lagi gereja yang beraliran Injili dengan memakai nama lain bahkan
memakai istilah Injili Reformed. Sebagian besar gereja Injili ini sudah banyak berinovasi
sesuai konteks jamannya serta mengadopsi paham dari berbagai aliran dan denominasi gereja
lain yang ada di sekitarnya.

J. Aliran Adventis
Aliran Adventis yang mudah kita kenal yaitu Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh
(GMAHK). Ciri khas ibadah gereja ini sangat mudah kita kenal yaitu melaksanakan kegiatan
ibadah raya setiap hari Sabtu. Sistem peribadatan mereka berbeda dengan gereja Kristen pada
umumnya. Hari Sabtu merupakan hari Sabath (perhentian) yang ditetapkan oleh Tuhan sesuai
dengan kebenaran Alkitab. Aliran gereja ini berkembang pesat di bawah kepemimpinan Ellen
Gould Harmon White (Ellen G. White) di Portland sekitar 22 Oktober 1844. Memang ada
beberapa tokoh Advent sebelumnya seperti William Miller (1782-1849), Hiram Edson (1806-
1882), dan Joseph Bates (1792-1872). Kendati mereka sudah ada sebelum Ellen, tetapi
pengaruh mereka sangat kecil terhadap perkembangan aliran ini. Keempat tokoh ini
menegaskan bahwa akhir zaman merupakan kedatangan Yesus Kristus kedua kali. Mereka
berani menentukan tempat dan waktu kedatangan Yesus Kristus berdasarkan perhitungan
yang mereka lakukan. Perlu diketahui bahwa semua ramalan atau penglihatan yang mereka
lakukan selama bertahun-tahun belum pernah terjadi sampai detik ini.
Perkembangan aliran ini di Indonesia mulai terasa sejak 1 Januari 1900 melalui kehadiran
Ralph Waldo Munson di Padang-Sumatera Barat. Munson merupakan seorang misionaris
Metodis dari Singapura. Ketika berobat ke rumah sakit Adventis di Amerika, dia mengalami
kesembuhan sehingga memilih menjadi anggota Adventis. Pengalaman mujizat kesembuhan
itu menjadi sarana dalam pelayanannya.
Kendati mujizat itu sering dijadikan sarana dalam pelayananya, tetapi di Padang kurang
berhasil karena mengalami hambatan dari aliran gereja yang sudah ada. Kemudian pindah ke
Medan, Sumatera Utara bersama misionaris dari Australia. Dia pindah lagi ke pulau Jawa
yang pada akhirnya kembali ke Amerika. Kemudian dilanjutkan oleh beberapa misionaris
dari Australia, Belanda, Amerika, dan Indonesia seperti M.E. Direja Samuel Rantung, J.J.
Merukh, dan sebagainya. Mereka terus berjuang menyebarluaskan ajaran Adventis ke seluruh
wilayah Indonesia sampai sekarang.
Pokok ajaran yang mudah dikenal pada aliran ini ditunjukkan melalui etika kehidupan. Pada
setiap lingkungan masyarakat yang mereka tempati harus menunjukkan sikap integritas
sebagai warga gereja yang baik dan mengusahakan kesejahteraan semua orang. Setiap jemaat
dilarang merusak tubuhnya, seperti membuat tato, melubangi daun telinga pada laki-laki, dan
sebagainya. Peraturan ini didasarkan pada ucapan rasul Paulus terdapat pada 1 Korintus 6:19
yang berkata: “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam
di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik
kamu sendiri

D.apa saja Aliran yang ditentang oleh para Gereja


Diluar dari berbagai aliran-aliran modern Gereja juga muncul beberapa aliran-aliran
yang dianggap sesat dan bertentangan dengan Ajaran-ajaran Gereja sendiri. Aliran-aliran ini
memiliki cara tersendiri dan bentuk tersendiri dalam melaksanakan peraturan Gereja mereka.

1.Aliran Saksi Jehova


Tokoh utama berdirinya aliran Saksi Jehova yaitu Charles Taze Russell yang lahir pada tahun
1852. Awalnya dia merupakan anggota jemaat dari gereja Presbyterian Skotland-Irlandia dan
kemudian bergabung dengan aliran Adventis. Setelah itu, dia menjadi pemimpin tertinggi
(presiden) pertama aliran Saksi Jehova tahun 1879 sampai dia meninggal tahun 1916.
Selanjutnya presiden yang lain seperti Joseph F. Rutherford (1917-1942) berasal dari Gereja
Baptis-Morgan, Nathan R. Knorr (1942-1977) berasal dari Gereja Reformed Belanda,
Frederick W. Franz (1977-1992), dan Milton G. Henschel. Semua pemimpinnya
berpendidikan tinggi yang berasal dari berbagai universitas ternama di negaranya masing-
masing. Aliran ini diorganisir secara internasional yang lebih dikenal di dunia Barat sebagai
Jehovah’s Witnesses atau Jehovas Zeugen. Komunitas mereka juga dikenal dengan sebutan
“Menara Pengawal” atau “Persekutuan Saksi Jehova”. Menurut Aritonang (2000:317) bahwa
kemunculan aliran ini bermula dari aliran Adventis di mana pokok-pokok ajarannya pun
hampir sama dengan ajaran Adventis. Kantor pusat mereka berada di Brooklyn, New York,
Amerika Serikat. Aliran Saksi Jehova tidak menyebut dirinya sebagai gereja tetapi hanya
berupa persekutuan, walaupun misinya sama dengan aliran gereja pada umumnya. Mereka
selalu mengunjungi rumah masyarakat Kristen dan non-Kristen sebagai strategi dalam
menyebarkan ajarannya. Yang paling sering dan mudah mereka jangkau adalah orang yang
sudah beragama Kristen. Mereka suka berdiskusi dan bahkan selalu berdebat seputar
kekristenan. Mereka tidak mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan juru selamat
manusia. Saksi Yehova merupakan aliran yang baru diakui di Indonesia. Semula keberadaan
mereka dilarang oleh pemerintah melalui Surat Keputusan Jaksa Agung Nomor 129 Tahun
1976, karena paham dan kegiatannya melanggar hukum seperti menolak menghormati
bendera merah putih, menolak ikut berpolitik, serta menimbulkan keresahan di masyarakat
karena mengujungi rumah-rumah orang yang sudah beragama untuk direkrut menjadi
anggotanya. Walaupun sudah dilarang berkali-kali untuk menyebarkan ajarannya, namun
mereka tetap semangat untuk menyebarluaskannya. Bahkan beberapa kali diusir ketika
mereka masuk ke rumah masyarakat, tetapi tetap sabar dan terus melanjutkan pelayanannya.
Dengan kegigihan dan relasi kekuasaan yang dimiliki maka pada tanggal 1 Juni 2001 SK di
atas dicabut dengan alasan bertentangan dengan Pasal 29 UUD 1945, Tap MPR Nomor
XVII/1998 tentang HAM, dan Instruksi Presiden No. 26 Tahun 1998. Dengan demikian,
saksi Yehova secara resmi diakui sebagai aliran dalam agama Kristen yang melaksanakan
baptisan dewasa secara selam. Untuk dapat mengetahui perbedaan Saksi Jehova dengan
aliran gereja lain di Indonesia, maka beberapa pokok ajarannya yang kontroversial, antara
lain:
1. Allah (Jehova), yaitu Allah sebagai pencipta, Yesus Kristus diciptakan oleh
Allah dan menjadi pelayan utama untuk menebus dosa manusia, dan Roh Kudus
bukan Allah melainkan kuasa/pengaruh dari Allah.
2. Alkitab versi terbaru banyak mengalami kesalahan, sehingga menerbitkan
Alkitab versi mereka sendiri bernama New World Translation of the Scriptures tahun
1961.
3. Sejarah dunia ini terbagi atas: pertama, dunia masa lalu dimulai sebelum
kejatuhan Adam sampai peristiwa air bah; kedua, dunia masa kini dimulai sejak
pemerintahan Nebukadnezar tahun 607 SM sampai perang Harmagedon; dan ketiga,
dunia masa depan dimulai sejak berdirinya Kerajaan Seribu Tahun sampai dengan
kehidupan kekal di sorga.
4. Penebusan dilakukan oleh Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia. Yesus
Kristus bukan Allah, tetapi pelayan Allah melalui pengurapan Roh Kudus.
5. Kedatangan Kristus kedua kali akan diawali oleh satu peristiwa penting yaitu
perang Harmagedon di bumi dan terpilihnya penghuni sorga sebanyak 144.000 orang.
6. Kebangkitan tidak berlaku bagi manusia yang jahat melainkan penghakiman
untuk selama-lamanya. Kebangkitan hanya terjadi bagi orang-orang yang bersikap
benar selama hidupnya.
7. Baptisan dan Perjamuan bukan sakramen. Baptisan selam dilaksanakan di
sungai, danau, laut, atau kolam pada usia dewasa. Perjamuan bertujuan untuk
mengenang kematian Yesus Kristus dan dilaksanakan sekali setahun setiap hari
Jum’at Agung.
8. Peribadatan dilaksanakan di Balai Pertemuan tetapi tidak disebutkan gereja.
Setiap minggu diselenggarakan empat pertemuan, yaitu: bicara di depan umum
(Publik Talk), Studi The Watchtower, Sekolah Pelayanan Kerajaan, dan Pertemuan
Ibadah.
9. Disiplin organisasi berlaku bagi semua anggota Saksi Jehova. Setiap orang yang
melanggar disiplin akan diberi sanksi dan dikeluarkan dari persekutuan/keanggotaan
Saksi Jehova.
10. Larangan dan pantangan merupakan bentuk disiplin yang melarang umatnya
berjudi, merokok, mabuk-mabukan, dilarang memperingati hari raya tradisional dan
popular seperti Natal dan Paskah, tidak ikut pemilu, tidak boleh menghormati
bendera, tidak boleh menjadi tentara, dan sebagainya

2. Aliran Mormon
Aliran Mormon atau sering disebut The Church of Jesus Christ of the Latter-Day Saints
didirikan oleh Joseph Smith, Jr di Salt Lake City-Utah, New York pada tanggal 6 April 1830.
Selain Smith, tokoh utama lainnya yakni Oliver Cowdery, David Whitmer, dan Martin
Harris. Seiring perjalanan waktu perkembangan aliran ini tidak saja terjadi di Amerika, tetapi
juga berkembang di Indonesia. Aliran ini masuk ke Indonesia sejak 5 Januari 1970 melalui 6
misionarisnya serta melaksanakan baptisan pertama tanggal 29 Maret 1970 di Jakarta.
Strategi penginjilan mereka di Indonesia dengan cara memberikan kursus bahasa Inggris
dengan biaya murah. Ternyata strategi ini cukup ampuh sehingga berhasil membaptis para
petobat baru mulai sejak berdirinya sampai tahun 1977 berjumlah 1200 orang (Aritonang,
2000:344). Pada bulan Agustus 1978 pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Surat
Keputusan Nomor 70 dan 77 untuk membatasi kegiatan mereka. Kemudian pada tanggal 24
Juli 1988 meresmikan kembali markas barunya dan membangun gedung gereja di Jalan
Saharjo, Jakarta Selatan. Kegiatan aliran ini sering mengalami hambatan hingga saat ini.
Beberapa pokok ajarannya yang paling popular hingga saat ini, yaitu:
a. Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus terdiri dari tiga pribadi yang berbeda natur dan
fungsinya. Mereka tidak mengakui keberadaan Allah Tritunggal sebagaimana orang Kristen
pada awalnya.
b. Manusia adalah berdosa dan ditebus oleh Yesus Kristus, tetapi manusia bisa menjadi
Allah.
c. Keselamatan diperoleh melalui penebusan Yesus Kristus dengan dua cara: pertama,
keselamatan umum berlaku bagi setiap orang melalui kematian dan kebangkitan Kristus;
kedua, keselamatan pribadi berlaku bagi setiap orang melalui Kristus tetapi harus ada usaha
manusia melalui etika, ketaatan pada hukum, baptisan, ikut serta pada upacara bait suci, dan
lain-lain.
d. Kitab Suci terdiri atas dua bagian yaitu: Alkitab dan Kitab Suci Mormon.
f. Gereja dipimpin oleh imam berdasarkan kerangka imam Harun dan Melkisedek. Badan
organisasinya disebut General Authorities terdiri atas jabatan presiden, penasehat, dan
dewan-dewan lainnya. Gereja ini juga disebut sebagai Gereja Perjanjian Baru.
g. Upacara di Bait Suci antara lain: (a) Baptisan orang mati sebagai sarana untuk memperoleh
keselamatan; (b) Penganugerahan (Endowment) yaitu pria dan wanita dipisahkan dalam suatu
upacara mandi istimewa, sehingga semua organ-organ tubuh diurapi dan didoakan agar
berfungsi dengan baik, termasuk alat kelamin; dan (c) Perkawinan celestial yaitu seseorang
harus menikah di Bait Suci dalam suatu upacara khusus agar perkawinannya berlangsung
hingga kekekalan. Berdasarkan pokok ajaran ini menunjukkan perbedaannya dengan aliran
atau denominasi gereja lain. Mereka sering menyerang dan mendakwa semua gereja lain
sebagai sesat, murtad, munafik, dan sebagainya sambil mengutip sejumlah ayat Alkitab untuk
membenarkan argumentasinya (Aritonang, 2000:352). Sikap saling mengklaim aliran atau
denominasinya benar sudah berlangsung lama dalam sejarah kekristenan sampai hari ini.
Biarlah Tuhan yang menjadi penilai dan hakim atas semua sikap yang kita lakukan selama di
dunia ini.

3. Aliran Christian Science


Menurut Stephen Gottschalk (1987:442) bahwa Christian Science adalah suatu gerakan
keagamaan dalam komunitas Kristen yang menekankan pada penyembuhan kristiani sebagai
bukti keunggulan atas kekuatan fisik. Biasanya aliran ini dikenal dengan nama Gereja Kristus
Ahli Ilmu Pengetahuan (Church of Christ Scientist) yang berpusat di Boston, Amerika
Serikat. Pendiri awalnya yaitu Mary Morse Baker tahun 1879 bersama 26 orang pengikutnya
di Boston. Mary lahir tanggal 16 Juli 1821 di New Hampshire dan meninggal dunia pada
tanggal 3 Desember 1910. Dia menjadi pendeta pertama di gereja ini, walaupun dia
sebenarnya sebagai anggota gereja Congregasional yang beraliran Calvinis di Tilton.
Selama hidupnya Mary menikah sebanyak tiga kali dengan alasan suaminya meninggal dunia
dan juga masalah perceraian. Adapun nama suaminya berdasarkan urutan pernikahannya,
yaitu: George Washington Glover (meninggal), Daniel Patterson (cerai), dan terakhir pada
usianya ke-55 menikah lagi dengan muridnya bernama Asa Gilbert Eddy yang meninggal
pada tahun 1882. Selain itu masalah krusial yang sering dialami oleh Mary dari kecil sampai
meninggal dunia yaitu sering sakit-sakitan seperti lumpuh, pingsan, histeris, kurang
penglihatan, radang gusi kronis, dan kecelakaan karena terpeleset di jalan berlapis es di kota
Lynn. Dalam penderitaan yang cukup lama itu membuat dia menemukan sebuah pemahaman
bahwa kesembuhan dapat terjadi bagi seseorang karena faktor ilmu pengetahuan. Kendati
Alkitab selalu disebut sebagai pedoman utama ajarannya, namun dalam prakteknya selalu
menekankan asas dan peraturan ilmu pengetahuan rohani dan penyembuhan metafisik
(Science and Health). Pada akhirnya, dia selalu menafsirkan Alkitab berdasarkan pemahaman
yang berorientasi pada ilmu pengetahuan dan penyembuhan metafisik Ilahi yang disebut
sebagai Christian Science sampai saat ini. aliran ini dapat terdeteksi dengan jelas terutama di
Jakarta, Bandung, Bogor, Yogyakarta, Pematang Siantar, dan beberapa kota lainnya.
Memang perkembangannya di wilayah nusantara ini tidak seperti di Amerika, namun dampak
yang ditimbulkan sangat mengganggu tatanan kehidupan orang-orang Kristen di Indonesia.
Sebab, menurut Verkuyl (1966:148) bahwa Christian Science menyesatkan. Selanjutnya,
Hoekema (1969:221) menyatakan aliran ini bukan Kristen dan bukan pula suatu ilmu
pengetahuan. Kemudian Aritonang (2000:398) menegaskan bahwa aliran ini tidak bisa
disebut gereja Kristen; tetapi suatu kelompok pemujaan (cult) non-Kristen, bahkan aliran
sesat. Pertentangan atas aliran Christian Science sudah lama terdengar, baik bagi kalangan
para pemimpin dan anggotanya sendiri maupun masyarakat umum lainnya. Kontroversi atas
keberadaan aliran ini pun telah memasuki era jaman ini, yang secara tidak langsung telah
merusak seluruh sendi kehidupan manusia di dunia ini. Oleh sebab itu, aliran ini bukan saja
sebagai aliran sesat tetapi sebagai malapetaka terjadinya perpecahan gereja pada masa yang
akan datang.

4.Aliran Scientology
Aliran Christian Science dan Scientology sebenarnya sama-sama menekankan
kepercayaannya pada kuasa ilmu pengetahuan serta pikiran (mind). Tokoh utamanya adalah
Lafayette Ronald Hubbard yang lahir tanggal 13 Maret 1911 di Tilden, Amarika Serikat.
Kemudian dia meninggal tanggal 24 Januari 1986 di California. Aliran ini resmi berdiri
sebagai Church of Scientology pada 18 Februari 1954 di Amerika (Aritonang, 2000:414).
Kemudian berkembang di 75 negara di dunia, antara lain Filipina, Australia, India, Taiwan,
Jepang, Indonesia, dan sebagainya.
Setelah Hubbard meninggal maka aliran ini dilanjutkan oleh David Miscavige. Sementara
keberadaannya di Indonesia dibawa oleh beberapa orang pribumi dan orang asing yang sudah
mengenalnya di luar negeri, secara khusus di Los Angeles sebagai kantor pusatnya. Berbagai
strategi dilakukan untuk mencari peminatnya seperti yayasan pelayanan sosial, membentuk
perkumpulan, membuat kursus pengembangan kepribadian, perawatan mental, menjual buku
Hubbard dan pengikutnya. Kegiatan ini menghasilkan uang dan menjadi sarana untuk
menyebarluaskan ajarannya.
Sesungguhnya aliran ini bukanlah gereja, kendati anggotanya kebanyakan berasal dari agama
Kristen Katolik dan agama Kristen Protestan. Keberadaannya di Amerika dikenal karena
memakai nama organisasi gereja. Alasan utama pemakaian nama gereja sebenarnya untuk
menghindari pembayaran pajak kepada pemerintah atas hasil penjualan buku, literatur, dan
beberapa kegiatan lain yang menghasilkan uang. Dengan melihat berbagai kegiatannya maka
dapat dipastikan bahwa pokok ajarannya hanya seputar ilmu pengetahuan. Ilmu psikologi dan
psikoterapi menjadi acuan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia atau pun
menyembuhkan seseorang yang sedang mengalami berbagai jenis penyakit.

5.Children Of God
Children of God (COG) disebut juga sebagai Family of Love atau The Family International
merupakan sebuah gerakan bidat Kristen yang muncul pada tahun 1968 di California,
Amerika Serikat. Gerakan ini muncul di era Jesus Movement atau Gerakan Yesus[1].
Children of God bermula dari gerakan konter budaya pemuda tahun 1960-an, yang
menelurkan kelompok Flower Children.[2] Pelopor Gerakan Children of God adalah seorang
pendeta yang bernama David Brant Berg[3] (1914-1994). Beliau mencampuradukkan ajaran
Kristen dengan kebebasan perilaku Hippies seperti seks bebas dan pemberontakan kepada
masyarakat. Ajaran ini dikenal sebagai “sexual sharing” di mana para anggota komunitas ini
bebas melakukan hubungan seksual dengan sesama anggota, sekalipun hubungan pernikahan
tetap diakui.
Pada tahun 1977, karena nama miring yang melekat dalam diri COG, mereka
mempopulerkan nama baru, yaitu The Family atau The Family of Love. Dalam situs resmi,
mereka mengklaim telah memiliki pengikut yang tersebar di penjuru dunia yakni lebih dari
100 negara; memiliki lebih dari 35 ribu sukarelawan, 850 juta literatur yang sudah
diterjemahkan dalam 61 bahasa, memproduksi sekitar 1,4 juta video dan 8 juta tape yang
sudah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa dan disebarkan ke seluruh dunia. Pada saat David
Brant Berg menemui ajalnya pada tahun 1994, kepemimpinannya diambil alih oleh isteri
mudanya, Maria. Maria kemudian menikah dengan anggota lain.
Sejatinya, pelbagai informasi miring mengenai COG, diperoleh dari para anggota COG yang
kemudian sdar dan melepaskan diri dari komunitas tersebut, termasuk putri David dan isteri
pertamanya, Jane. Sang isteri, Linda Berg (Deborah Davis), kemudian menulis buku yang
membongkar praktek mesum dan otoriter komunitas tersebut. Di Indonesia sendiri, gerakan
COG hadir dengan kemasan baru bertajuk The Family of Love, yang pada tahun 1980-an
pernah beroperasi di Indonesia sebelum akhirnya dilarang oleh Departemen Agama RI.

E. Tugas pelayanan Guru PAK dalam mengajarkan dan mengantisipasi aliran-


aliran modern disekolah dan diGereja.
A.Pelayanan di Sekolah mengenai Aliran-aliran modern
Sebagai Individu yang sudah memiliki kemampuan khusus dibidang Pendidikan
Agama Kristen seorang Guru PAK memiliki tugas tanggungjawab disekolah terhadap
perkembangan iman peserta didik mengenai aliran-aliran modern yang ada saat ini. Pertama
kita harus mengetahui bahwa para peserta didik merupakan kumpulan orang-orang yang
memiliki latar belakang gereja yang mungkin saja berbeda-beda. Hal ini lah yang membuat
kita harus mampu merangkul keseluruhan para peserta didik tanpa terkecuali dan
membedakan perlakuan terhadap peserta didik atas aliran Gereja yang mereka ikuti. Sebagai
guru PAK kita harus memiliki dasar Alkitab sebagai awal mengenai tugas kita untuk
memberikan edukasi tentang aliran-aliran yaitu Amsal 22:6 “Didiklah orang muda menurut
jalan yang patut baginya,  maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada
jalan itu.”. Nats ini jelas memberikan kita tugas bahwa kita harus bisa membimbing para
peserta didik yang berlatar belakang berbeda-beda Gereja. Walaupun berbeda-beda aliran
Gereja yang diikuti yang pertama kita harus memastikan bahwa selama ajaran-ajaran yang
mereka tidak melanggar apa yang Alkitab katakan. Untuk memperluas wawasan tentu kita
menjelaskan terlebih dahulu bagaimana aliran-aliran yang benar yaitu :
1. Aliran-aliran yang benar akan berfokus pada Kristus dan semua karya dari Kristus, karena
semua kegiatan dan kepercayaan (termasuk dalam pengajarannya) akan berpusat pada
Kristus, ini karena karya Kristus sendiri adalah inti dari pemberitaan Injil. (Roma 11 : 36)
2. Aliran-aliran modern yang benar akan menekankan pada kekudusan. Memang, tidak ada
manusia yang tidak pernah berbuat dosa. Tapi, bagi orang percaya yangsudah bertobat, segala
kesalahannya akan diampuni melalui anugerah Tuhan. (Mazmur 24:3-4)
3. Aliran yang benar juga mengajarkan bahwa kita jemaat memiliki kepedulian antara satu
sama lain. Seperti gereja mula-mula di mana jemaatnya saling membagikan harta kepunyaan
mereka. Hidup dalam keharmonisan. Artinya, setiap jemaat gereja bisa hidup damai meski
sejatinya masing-masing memiliki perbedaan. (Lukas 3 : 11)
4. Gereja yang benar tidak akan menghakimi gereja lain yang berbeda dalam metode
penyembahan misalnya antara gereja aliran kharismatik dan lutheran. Harusnya mereka
mengakui bahwa sebagai gereja yang terdiri dari orang-orang bisa juga memiliki kekurangan
dan keterbatasan. Justru, perbedaan antar gereja dimaksudkan untuk saling melengkapi
sebagaimana fungsi organ tubuh yang berlainan. (Yohanes 15 : 12)
Dengan memberikan pengetahuan dasar diatas kepada peserta didik disekolah mengenai
bagaimana sebenarnya aliran-aliran modern yang benar sesuai isi Alkitab, peserta didik
tentu sudah memiliki bekal untuk memilih sendiri dan mengimani aliran Gereja yang di ikuti
nya.
Juga sebagai guru PAK tentu tidak hanya memberikan ajaran mengenai bagaimana Aliran-
aliran Gereja yang benar pada saat mengajar disekolah, karena diluar itu kita mengetahui
bahwa adanya aliran-aliran sesat diluar sana yang mengatas namakan Gereja. Hal ini rentan
menghampiri para orang muda untuk mau mengikuti aliran mereka karena para peserta didik
yang notabene masih berusia belasan belum memiliki mental dan pengetahuan serta dasar
yang kuat. Maka tidak jarang kita melihat banyak orang muda terjerumus dan mengikuti
aliran-aliran sesat tersebut diluar sana.
Hal yang perlu diantisipasi untuk menghalau masuknya aliran-aliran sesat ini mendoktrin
peserta didik yang pertama kita harus memberitahu mengapa mereka disebut aliran sesat
yaitu :
1.Muncul sebagai Reaksi Terhadap Gereja Resmi (Aliran Utama).
Para pencetus dan penganut ajaran-ajaran yang kemudian kita sebut sesat, umumnya
diawali dengan kekecewaan terhadap gereja-gereja resmi (gereja arus utama) yang semakin
melembaga, semakin baku dan kaku, yang biasanya diikuti dengan ajarannya yang cenderung
menekankan intelektualistis. Para penganut aliran ini ingin kembali pada kehangatan
persaudaraan, pengalaman rohani, dan persekutuan langsung dengan Allah, kesederhanaan
pemahaman atas Alkitab, serta penerapan ajaran Alkitab yang langsung aplikatif dalam
kehidupan sehari-hari.
2.Penekanan Terhadap Doktrin Tertentu.
Alkitab sangat kaya dengan berbagai ajaran untuk pedoman iman dan kehidupan ini. Para
penganut aliran biasanya memberi tekanan khusus pada satu atau dua ajaran Alkitab. Lalu
diinterpretasikan sedemikian rupa dan ditambah dengan ajaran-ajaran pemimpinnya sehingga
menjadi satu doktrin utama dalam aliran itu.

3.Pengaruh Ajaran/Pola Pikir di Luar Alkitab.


Bersamaan dengan perkembangan pemikiran (sosial, iptek, komunikasi, dll. yang
sudah diawali pada abad 17 dan 18) berbagai fenomena pemikiran serta pemahaman saling
bersentuhan dan mempengaruhi. Dalam abad ke-20 yang baru lalu ini, misalnya, munculnya
gerakan karismatik (dalam konotasi ekses negatifnya) bertemu dengan ajaran kemakmuran
dan hidup sukses (bukan teologi sukses, sebab ajaran tersebut bukan teologi), serta pola
bisnis "pasar bebas" menghasilkan menjamurnya penyelenggaraan kebaktian- kebaktian di
kota-kota besar. Seperti halnya pola bisnis pasar bebas, mereka tanpa risih membuka
kebaktian di samping gereja yang sudah ada. Bahkan, ada satu gedung dengan dua merek
gereja yang satu sinode. Maka, yang berlaku adalah hukum rimba: yang kuat yang menang
(kuat modal, kuat suara, dan kuat ndablegnya).
Kita juga harus memberitahu dan memberikan ajaran pada peserta didik mengenai apa
yang menjadi pokok ajaran dari pada aliran sesat ini . sebagai contoh kita mengambil dari
pokok ajaran dari aliran sesat Children Of God (COG) yaitu :

Pertama, satu-satunya hukum Allah adalah kasih. Sepuluh perintah Allah tidak lagi bersifat
perintah; satu-satunya prinsip yang mengatur adalah apakah dapat mengasihi dalam segala
sesuatu. Secara sederhana, ajaran ini mengatakan bahwa bila tindakan seseorang
dimotivasikan oleh kasih yang tidak egois dan penuh pengorbanan dan tidak dimaksudkan
untuk menyakiti orang lain, maka tindakan itu sesuai dengan Kitab Suci, dan dengan
demikian sah di mata Allah. Mereka percaya bahwa ajaran ini mengatasi semua hukum
Alkitab lainnya, kecuali hukum yang melarang homoseksualitas, yang mereka yakini sebagai
suatu "kekejian" di mata Allah. Mereka percaya bahwa Allah menciptakan seksualitas
manusia, bahwa seksualitas adalah kebutuhan emosional dan fisik, dan merupakan sesuatu
yang alamiah, dan bahwa hubungan heteroseksual antara orang yang dianggap dewasa
menurut hukum dan sama-sama mau, adalah suatu keajaiban yang murni dan alamiah dari
ciptaan Allah, dan diizinkan menurut Kitab Suci.
Kedua, penipuan secara etis diperbolehkan dalam beberapa hal, terutama untuk membela
gerakan ini. Berg mengemukakan praktek ini dalah Mo Letters-nya pada tahun 1977, In
Deceivers Yet True. Di dalamnya, ia berpendapat bahwa Tuhan memperkenankan umat-Nya
untuk menipu para musuhnya.
Ketiga, Allah Bapa adalah pria berambut putih yang merupakan Allah yang telanjang dan
seksi dalam kegirangan Roh dan seorang mucikari (Mo Letters 286 dan 520).
Keempat, lahirnya Yesus adalah hasil dari persatuan seksual antara Maria dan Malaikat
Gabriel (Mo Letters 1566 dan 2359).
Kelima, Roh Kudus merupakan wanita sensual yang memungkinkan individu mengalami
“orgasme spiritual” (Mo Letters 723 dan 2115).
Keenam, Mereka percaya bahwa Amanat Agung penginjilan dunia adalah tugas dari setiap
orang Kristen, dan bahwa hidup mereka harus dipersembahkan demi pelayanan kepada Allah
dan orang lain. Mereka mempunyai sejumlah tingkat keanggotaan dan para "Murid Keluarga"
yang paling tinggi komitmennya hidup secara komunal (bersama-sama).  Mereka juga sangat
menganjurkan anggotanya untuk mempunyai anak. Meskipun keluarga berencana mulanya
sangat tidak dianjurkan, pilihannya diserahkan kepada setiap individu dan praktiknya ternyata
cukup lazim. Sebuah ajaran sentral dari teologi mereka adalah "Hukum Kasih". Secara
sederhana, ajaran ini mengatakan bahwa bila tindakan seseorang dimotivasikan oleh kasih
yang tidak egois dan penuh pengorbanan dan tidak dimaksudkan untuk menyakiti orang lain,
maka tindakan itu sesuai dengan Kitab Suci, dan dengan demikian sah di mata Allah. Mereka
percaya bahwa ajaran ini mengatasi semua hukum Alkitab lainnya. Bahkan Berg memberikan
kesaksian bahwa dirinya dipilih oleh Tuhan langsung melalui mimpinya untuk menjadi
gembala atas domba-domba dan menuntun domba-domba tersebut kepada terang-Nya.
Setelah itu kita menjelaskan bahwa ajaran mereka sangat bertolak belakang dengan apa yang
Alkitab katakan dan Alkitab ajarkan kepada kita. Tentu itulah penyebab nya aliran-aliran
tersebut dikatakan sesat dan tidak diterima oleh aliran-aliran kristen yang sah dan benar.
Berikut nya contoh kepada para peserta didik mengenai salah satu ajaran yang
dianggap sesat di sekitar kita yang ada saat ini yaitu saksi Yahowa. Ya aliran ini berkembang
pesat di Indonesia khususnya juga mereka melakukan penarikan anggota jemaat secara
langsung turun terjun kelapangan dan mendatangi rumah orang-orang dan memberikan
brosur serta memberikan sedikit doktrin kepada mereka untuk mau bergabung.
Kembali pada eksistensi seorang Guru PAK dalam mengajarkan dan mengantisipasi
mengenai aliran-aliran modern, Guru PAK dianggap sebagai salah satu bagian yang
mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan spritualitas peserta didik.
Apabila Guru PAK mampu mengajarkan dan berhasil mengajarkan mengenai hal-hal yang
benar terhadap peserta didik semasa para peserta didik mengemban pendidikan formal tentu
pada masa berikut nya peserta didik sudah memiliki bekal yang cukup dan maksimal
mengenai ajaran-ajaran Agama Kristen khususnya mengenai aliran-aliran modern saat ini.
Salah satu Nats Alkitab sebagai pendukung untuk terus menyuarakan kebenaran dan
kebenaran mengenai aliran-aliran modern yang bisa saja menyesatkan kita dari 1 Timotius
4:1-2 “Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang
yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan oleh tipu daya
pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.

B.Pelayanan di Gereja mengenai Aliran-aliran modern


Sedikit berbeda dengan hal yang dilakukan guru disekolah dan Gereja mengenai pengajaran
tentang aliran-aliran modern dan mengantisipasi nya. Untuk bentuk pelayanan yang
dilakukan di Gereja sendiri lebih kompleks karena permasalahan yang ditemukan ialah para
remaja dan jemaat Gereja yang mengikuti satu aliran tetapi berbeda latar keluarga masing-
masing. Tentu hal ini lebih sulit dilakukan karena. Ada beberapa tujuan umum PAK yang
dilakukan digereja yaitu :
1.  Menjadikan jemaat percaya dan mengenal Alkitab.
2.   Proses penemuan kebenaran firman Tuhan yang pada gilirannya jemaat mengalami
pembaharuan tingkah laku dan menghidupi kebenaran.
3.  Menjadikan umat Tuhan menjadi pribadi yang bijaksana dengan menghidupi iman
di dalam Kristus.
4.   Dengan pendidikan kepada jemaat diharapkan warga gereja diperlengkapi dan mengalami
perubahan perbuatan menuju kesempurnaan hidup.
Setelah kita memaparkan dan menjalan kan point-point yang memjadi dasar dan tujuan dalam
mengajarkan PAK di Gereja. Kemudian kita memberikan pengetahuan mengenai aliran-aliran
Gereja yang berada diluar dari pada aliran yang di ikuti para jemaat khusus nya para muda-
mudi nya. Karena yang rentan mendapatkan dogma dan pengaruh ialah para pemuda-pemudi
gereja sendiri. Sehingga ia lebih memilih aliran lain dengan alasan utama dia mendapatkan
apa yang dia tidak dapatkan di Gereja yang di ikuti sebelumnya. Tentu sebagai Guru PAK
kita terlebih dahulu harus melihat apa yang menjadi kebutuhan para pemuda-pemudi Gereja
yang dapat memacu dan membangkitkan semangat spritual dan semangat dalam pelayanan
mereka. Sebagai contoh saat ini banyak para pemuda-pemudi jemaat Gereja Lutheran mulai
beribadah kegereja kharismatik. Kita ambil sisi positifnya ialah apapun sebenarnya Gereja
dan aliran yang di ikuti selama itu masih tidak sesat dan berpusatkan pada Yesus tidak lah
menjadi masalah. Yang menjadi persoalan ialah alasan mereka lebih memilih kebaktian
ditempat lain dimana mereka bisa mengekspresikan diri mereka lewat pelayanan artinya
mereka mendapatkan sesuatu yang mereka tidak dapat di Gereja sebelum nya. Secara logika
itu bukan lah alasan yang tepat, karena ketika kita lebih memilih aliran yang sudah kita ikuti
pertama dan menomor duakan nya karena lebih memilih aliran lain. Nah sebagai Guru PAK
kita bisa menyikapi nya dengan mengikuti apa yang menjadi keperluan mereka tak jarang
kita lihat banyak Gereja yang sudah menggunakan Ibadah menggunakan peralatan modern
seperti Drum, gitar, keyboard dan melibatkan para pemuda-pemudi Gereja dalam melayani.
Nah hal ini tentu bisa membantu mendorong sebagai didikan dasar mengenai fungsi dan
manfaat dari aliran-aliran modern yang ada di luar sana. Dasar guru PAK melakukan
pelayanan di Gereja ialah Guru PAK senantiasa mengajarkan firman Allah agar jemaat
memiliki patokan dalam realita kehidupannya yang akhirnya mengalami perubahan dari hari
ke hari, karena firman Allah bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan,
memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang dalam kebenaran 2 Timotius  3:16 mengatakan
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran.
Mengenai berbagai aliran-aliran modern yang ada pada masa kini sama seperti pada
pelayanan mengenai aliran-aliran modern di sekolah, langkah awal nya ialah dengan
membantu Gereja mendorong program yang membangun Iman kepercayaan dan membuat
Jemaat semakin Mantap dan teguh dalam menjalankan serta menjadi seorang Kristen sejati.
Hal berikut nya dengan menjelaskan sebenarnya bagaimana aliran-aliran yang sesuai dengan
apa yang Alkitab katakan sendiri yaitu :
1. Aliran-aliran yang benar akan berfokus pada Kristus dan semua karya dari Kristus, karena
semua kegiatan dan kepercayaan (termasuk dalam pengajarannya) akan berpusat pada
Kristus, ini karena karya Kristus sendiri adalah inti dari pemberitaan Injil. (Roma 11 : 36)
2. Aliran-aliran modern yang benar akan menekankan pada kekudusan. Memang, tidak ada
manusia yang tidak pernah berbuat dosa. Tapi, bagi orang percaya yangsudah bertobat, segala
kesalahannya akan diampuni melalui anugerah Tuhan. (Mazmur 24:3-4)
3. Aliran yang benar juga mengajarkan bahwa kita jemaat memiliki kepedulian antara satu
sama lain. Seperti gereja mula-mula di mana jemaatnya saling membagikan harta kepunyaan
mereka. Hidup dalam keharmonisan. Artinya, setiap jemaat gereja bisa hidup damai meski
sejatinya masing-masing memiliki perbedaan. (Lukas 3 : 11)
4. Gereja yang benar tidak akan menghakimi gereja lain yang berbeda dalam metode
penyembahan misalnya antara gereja aliran kharismatik dan lutheran. Harusnya mereka
mengakui bahwa sebagai gereja yang terdiri dari orang-orang bisa juga memiliki kekurangan
dan keterbatasan. Justru, perbedaan antar gereja dimaksudkan untuk saling melengkapi
sebagaimana fungsi organ tubuh yang berlainan. (Yohanes 15 : 12)
Tentu setelah kita berhasil memberikan ajaran sebagai bekal bagaimana seaharusnya Gereja
yang mengikuti apa yang dikatakan Alkitab sendiri akan membuat jemaat memiliki
keyakinan dan bisa membedakan mana aliran yang benar dan mana aliran yang sesat.

F. Tantangan yang akan diterima Guru PAK dalam mengajarakan dan mengantisipasi
aliran-aliran modern
Untuk menyuarakan sesuatu yang benar dan baik tentu tidak lah hal mudah tentu ada
tantangan yang akan diterima oleh para Guru PAK. Tentu hal-hal ini yang nanti nya bisa
menjadi pembangkit semangat atau bahkan hal yang membuat para Guru PAK dalam
menyuarakan kebenaran mengenai aliran-aliran modern. Berikut hal-hal yang menjadi
tantangan pada masa kini khusu nya yaitu :
1.IPTEK
IPTEK bukan hanya salah satu pendorong untuk menyampaikan ajaran tentang aliran-
aliran modern yang ada tetapi bisa juga menjadi salah satu tantangan juga. Perkembangan
teknologi saat ini yang berkembang begitu pesat dan maju membuat banyak orang-orang
menggunakan pola pikir yang instan dan pendek. Hal tersebut tercipta karena kita melihat
bahwa banyak sekali orang Kristen yang melupakan ajaran-ajaran Kristen karena kemajuan
dari pada Teknologi ini. Kemajuan IPTEK sudah dirasakan hampir semua aspek secara
keseluruhan tanpa kecuali, dan teknologi ini juga bisa dan gampang digapai dan didapat.
Didalam Alkitab sebenarnya penggunaan teknologi sudah ada terjadi akan tetapi untuk hal-
hal yang positif seperti contoh kecil ialah Paulus dalam menuliskan surat-surat nya juga salah
satu menggunakan perkembangan IPTEK pada masa itu .

2.Para penganut aliran sesat


Para penganut aliran sesat juga menjadi tantangan dalam memberitakan kebenaran
akan aliran-aliran modern yang sesuai dengan ajaran Alkitab. Mereka akan berusaha untuk
mengganggu dan menggoyahkan dengan menyebarkan ajaran-ajaran mereka dengan
memberikan janji-janji yang hanya menyenangkan manusia tetapi tidak menyenangkan
Tuhan sendiri sebagai kepala Gereja. Para penganut aliran sesat kerap melakukan dan
memberikan statement pernyataan yang menggoyahkan iman akan tetapi apabila Guru PAK
bisa mengatasi nya dengan baik tentu tidak menjadi masalah.

3.Pluralisme
Pluralisme bisa juga salah satu menjadi tantangan pada guru PAK seperti yang kita
rasakan saat ini bahwa banyaknya agama lain diluar sana juga cukup mempengaruhi dan
memberikan dampak pada jemaat sendiri. Sebenarnya tidak semua menjadi tantangan tetapi
selalu ada oknum-oknum yang dengan sengaja membuat keributan dan kekacauan agar Iman
kita goyah dan kacau. Sehingga kita menjadi susah untuk memberikan ajaran karena suasana
yang tidak kondusif dan juga situasi yang tidak aman karena adanya intervensi dan gangguan
dari luar yang bukan dari ajaran Kristen sendiri .

4.Sikap Apatisme
Sikap Apatisme merupakan sebuah tantangan yang begitu berat dan sangat menantang
khusus nya bagi guru PAK sendiri. Sikap Apatis artinya rasa tidak ingin tau dan tidak perduli
akan suatu hal. Ini banyak kita temukan disekitar kita yang menganggap bahwa ajaran Agama
itu tidak terlalu penting khusus nya mengenai aliran-aliran yang ada. Hal ini timbul karena
tidak ada rasa ingin tau dan ingin mengenal lebih dekat, Karena adanya pola pikir bahwa
yang paling penting mereka masih bisa makan dan hidup itu sudah lebih cukup. Nah untuk
mengubah pola pikir ini kita Guru PAK harus bisa mengubah nya dan memberikan didikan
yang harus spesifik dan intim lagi karena hal ini perlu didikan dan bisa saja hal itu berupa
pengalaman-pengalaman rohani sendiri.
Amsal 9:7 “Siapa mendidik seorang pencemooh, mendatangkan cemooh kepada dirinya
sendiri, dan siapa mengecam orang fasik, mendapat cela.”
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pelayanan Pendidikan Agama Kristen disekolah adalah Proses pengajaran dan pembelajaran
pengenalan akan Allah yang benar berdasarkan Alkitab, berpusat pada Yesus Kristus dengan
tuntunan Roh kudus, menuju kepada kesempurnaan illahi yaitu menjadi seperti Yesus
Kristus. Dalam proses pengajaran melibat kan beberapa bagian salah satunya guru PAK .
PAK bukanlah sekedar kegiatan biasa, akan tetapi sebuah bentuk usaha sadar dari lembaga
gereja, sekolah, dan berbagai lembaga lainnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Mengacu pada pegertian pendidikan yang ada di atas dalam pelaksanaan PAK memerlukan
persiapan dan perencanaan yang matang. Pada saat menyelenggarakan PAK diperlukan
tujuan yang jelas, ada kurikulum, terdapat rencana pokok pembelajaran, memiliki
penjadwalan yang teratur, dan berbagai hal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembelajaran. Untuk bentuk pelayanan yang dilakukan di Gereja sendiri lebih kompleks
karena permasalahan yang ditemukan ialah para remaja dan jemaat Gereja yang mengikuti
satu aliran tetapi berbeda latar keluarga masing-masing. Tentu hal ini lebih sulit dilakukan
karena. Ada beberapa tujuan umum PAK yang dilakukan digereja yaitu :
1.  Menjadikan jemaat percaya dan mengenal Alkitab.
2.   Proses penemuan kebenaran firman Tuhan yang pada gilirannya jemaat mengalami
pembaharuan tingkah laku dan menghidupi kebenaran.
3.  Menjadikan umat Tuhan menjadi pribadi yang bijaksana dengan menghidupi iman
di dalam Kristus.
4.   Dengan pendidikan kepada jemaat diharapkan warga gereja diperlengkapi dan mengalami
perubahan perbuatan menuju kesempurnaan hidup.
Juga PAK dalam mengajarkan dan mengantisipasi penyebaran aliran-aliran modern saat ini
bertugas untuk membimbing dan mengarahkan lewat edukasi bagaimana sebenarnya aliran-
aliran modern yang benar yang sesuai dengan isi dan ajaran Alkitab sendiri. Juga Untuk
mengantisipasi dogma aliran-aliran sesat yang membuat jemaat dan peserta didik kehilangan
arah dan melanggar perintah-perintah Allah karena menjalan kan aturan yang sesat dan salah.
B.Saran
Semoga para Guru PAK yang belum melaksanakan Tugasnya secara maksimal dan
konkret bisa lebih lagi kedepan nya karena Guru PAK bukan hanya melayani disekolah
melainkan Gereja dan juga masyarakat. Seperti pengalaman pribadi saya masih banyak Guru
PAK yang belum melaksanakan tugasnya dengan baik disekolah Gereja dan terutama
masyarakat, Banyak yang belum mengerti apa tugas dan tanggung jawab sebagai salah satu
elemen yang memiliki tugas dan tanggungjawab yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
Homrighausen,E.G dan Enklaar,I.H. 2013.Pendidikan agama Kristen. Jakarta: BPK Gunung
Mulia.

GP Harianto. 2012. Pendidikan Agafma Kristen Dalam Alkitab dan Dunia Pendidikan Masa
Kini. Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Kristianto Paulus Lilik. 2008. Prinsip & Praktik Pendidikan Agama Kristen, Yogyakarta:
ANDI OFSSET. 2008
Muhamara Daniel. Pembimbing PAK. Bandung: Jurnal Info Media, 2007 
Nainggolan John. M. Menjadi Guru Agama Kristen. Bandung: Generasi Info Media, 2007
Sijabat B. S.1994. Strategi Pendidikan Kristen.Yogyakarta: ANDIOFFSET,
Stefanus Daniel. 2009. Sejarah PAK(Tokoh-tokoh Besar PAK), Bandung: Bima Media
Informasi.
Iris V. Cully, 2011. Dinamika Pendidikan Kristen (terj). Jakarta : BPK Gunung mulia
Ismail, Andar, 2009. Selamat Menabur 33 Renungan tentang Didik mendidik. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Robert Boehlke. 2011. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Prakten Pendidikan Agama
Kristen dari Plato Sampai Ig. Loyola. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
Pdt. Dr. Paulus Daun, Th. M. Penerjemah: Timothy Junianto Daun, Spd. 2011, Bidat Kristen
dari Masa ke Masa, Yayasan "Daun Family". Manado,
Wahyuni, Sri. 2014. Profesi Guru adalah Panggilan Ilahi. Jurnal Antusias. vol. 3 No.2
Nasution, M. A. 2011, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Bumi Aksara,
Mulyasa. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda, 2005).
Jan S.Aritonang. 2008. Berbagai aliran didalam dan disekitar Gereja. Jakarta: BPK Gunung
Mulia.
Janwar. 2010. Strategi Belajar Mengajar . Pematangsiantar
Thomas H.Groom.1999. Christian religious education Jakarta: BPK Gunung Mulia.
John Nainggolan.2009. PAK dalam masyarakat majemuk. BMI
Rida Gultom.2011. PAK kepada anak-anak.Medan : Mitra
Elizabeth K.Nottingham.2004.Agama & masyarakat. Jakarta : Bumi Aksara
Hamzah B.UNO & Nina Lamatenggo Tugas Guru Dalam Pembelajaran : Jakarta
Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinva, Jakarta: Eka Cipta,
Totok Santoso,1998. Lavanan Bimbingan Belaiar di Sekolah Menengah, Semarang: Satya
Wacana,
Alkitab terejmahan Baru dari Lembaga Alkitab Indonesia (LAI)

Sumber Internet :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ajaran_sesat/ diakses pada Kamis 30 april, 2020 pukul 11.30
WIB
Weruah,Wordpress. Com/2009/11/30/peran-guru-pak/ diakses pada, Jumat 1 mei 2020.
Pukul 14.39 WIB

https://tuhanyesus.org/aliran-sesat-dalam-agama-kristen/ diakses pada Jumat 1 mei 2020.


Pukul 15.13 WIB
https://reformata.com/news/view/598/kekacauan-ajaran-dalam-iman-kristen/ diakses pada
Sabtu 2 mei 2020. Pukul 09.49 WIB
http://akalbudikristen.blogspot.com/2016/07/studi-kritis-terhadap-gerakan-children.html/
diakses pada sabtu 2 mei 2020 pukul 10.32
https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/kepercayaan-saksi-yehuwa/
diakses pada sabtu 2 mei 2020 pukul 11.15
http://shincerity.blogspot.com/2016/10/aliran-aliran-gereja-dan-kronologis.html diakses pada
selasa 5 mei 2020 pukul 11.23

Anda mungkin juga menyukai