Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

Reformasi adalah perubahan secara drastis untu perbaikan pada bidang


sosial, bidang politik, dan juga bidang bidang. Perubahan ini dilakukan
dalam suatu kelompok masyarakat atau juga terhadap suatu negara. Dan
secara umum reformasi berarti peruahan terhadap satu system yang telah
ada pada suata masa.

Gerakan reformasi harus dilakukan dengan suatu cita-cita dan tujuan


yang jelas, harus dilakukan dengan tujuan untuk mengadakan perubahan
demi mengembalikan tatanan structural yang ada dan juga untuk perubahan
yang lebih baik ke arah depan, dan dilakukan dengan suatu dasar moral dan
etik sebagai manusia yang berkeTuhanan Yang Maha Esa.

Dalam sejarah perkembangan di dunia ini, gerakan peruabahan atau


reformasi bukan hanya berlaku di lingkungan negara saja. Reformasi juga
ternyata terjadi di dalam lingkungan gereja. Agama Kristen Protestan tidak
muncul dengan begitu saja. Lahirnya agama Kristen Protestanpun adalah
hasil dari gerakan reformasi. Reformasi itulah yang membentuk satu aliran
Kristen yang baru yaitu Kristen Protestan. Gereakan reformasi itu dilakukan
dan dikerjakan oleh para tokoh reformator.Selain daripada itu, adanya
reformasi gereja berdampak pada munculnya aliran yang lebih dinamis dan
mengarah pada kebebasan.

1
Reformasi gereja dilakukan bukan tanpa alasan. Reformasi dilakukan
oleh para tokoh reformator salah satunya Yohanes Calvin karena adanya
penyimpangan keagamaan yang terjadi pada saat itu. Penyimpangan yang
terjadi pada saat itu adalah sikap amoral yang ditunjukkan oleh Paus.
Kekuasaan yang dimiliki oleh Paus sebagai pemimpin agama tertinggi di
salahgunakan. Tindakan amoral yang dilakukan diantaranya adalah
menerima uang suap dari mereka yang ingin mendapat jabatan di gereja,
memiliki anak haram. Adanya penjualan surat pengampunan dosa oleh Paus
untuk menarik banyak keuntungan bagi dirinya sendiri. Korupsi atas nama
negara, pajak-pajak yang memberatkan dan juga adanya perkembangan
kapitalisme dan krisis-krisis ekonomi

Para tokoh reformator seperti Mathin Lutter, dan juga Yohanes Calvin
sebagai salah satu tokoh yang akan menjadi pembahasan di saat ini, yang
menyaksikan penyimpangan keagamaan itu tidak tinggal diam, dan
merekapun mengambil tindakan untuk merombak perlakuan-perlakuan
yang tidak benar tersebut

Penulis memilih untuk menulis tentang Yohanes Calvin karena bagi


penulis, Yohanes Calvin adalah salah satu tokoh yang hebat dan mau
berjuang demi kebebasan dan kesejahtraan banyak orang. Yohanes Calvin
tidak menyia-nyiakan kehidupannya, termasuk di dalamnya yaitu
pendidikannya dan hubungannya dengan Allah. Ia memiliki pemikiran-

2
pemikiran yang luar biasa sehingga diapun mampu menjadi seorang tokoh
yang merombak penyimpangan keagamaan yang terjadi.

Penulis juga ingin menggali lebih dalam lagi siapa sebenarnya Yohanes
Calvin, bagaimana latar belakang kehidupannya. Bukan hanya itu saja,
tetapi penulispun ingin menggali dan melihat awal mula Yohanes Calvin
menjadi seorang tokoh reformator, bagaimana perjuangan dari Yohanes
Calvin, usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh Yohanes Calvin sebagai
gerakan reformasi, dan apa saja ajaran-ajaran baru yang diberikan oleh
Yohanes Calvin serta perubahan-perubahan apa yang terjadi

Penulisan ini bertujuan agar supaya para pembaca dapat mengetahui


dengan jelas tokoh Yohanes Calvin, bagaimana Yohanes Calvin memulai
perjalanan kehidupannya sebagai seorang tokoh reformasi, pandangan-
pandangan dari Yohanes Calvin, usaha-usaha dalam memperjuangkan
reformasi serta ajaran baru dan perubahan-perubahan yang terjadi saat
zaman reformasi dipimpin oleh Yohanes Calvin. Sehingga tulisan ini dapat
bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan dari para pembaca.

3
BAB II

POKOK BAHASAN

2.1. Gambaran Umum situasi


Kita telah memahami bahwa reformasi di Swiss adalah salah satu
gerakan pembaharuan yang dilakukan oleh Johanes Calvin, yang dilatar
belakangi oleh berbagai hal.Yang salah satunya adalah menentang Gereja
Katolik Roma dan juga dipicu oleh Humanisme yang ingin menggali
kepercayaan pada gereja kuno. Zaman ini bisa disebut zaman jaya karena
manusia hidup sesuai dengan Allah. Oleh karena itu, dipelajari bahasa dan
literatur kuno termasuk Alkitab dan tulisan para Teolog gereja untuk
melihat kehidupan gereja yang asli yang hidup sesuai dengan kebenaran
iman. Calvin ingin memurnikan kehidupan Gereja Katolik Roma sesuai
dengan kebenaran injil yang tidak terlepas dari gagasan Luther dan
keinginan Calvin sendiri untuk memperbaharui gereja yang merupakan
sebuah panggilan dalam dirinya.1

Jenewa adalah sebuah kota yang di perintah oleh seorang uskup, tetapi
sudah lama Hertog Savoya, yang berkuasa di daerah sebelah selatan
Jenewa, ingin memasukan kota Jenewa itu ke dalam kerajaanya.Ketika

1
http://googleweblight.com/i?u=http://welianusgea.blogspot.com/2017/04/nor
mal-0-false-false-false-in-x-none-x.html&hl=id-ID

4
bahaya itu meningkat, maka Jenewa mencari bantuan pada perserikatan
kanton-kanton yang berbahasa Jerman dibagian utara tanah swis yang telah
masuk Injil. Bantuan politik itu di berikan kepada Jenewa oleh kanton-
kanton Injil dan atas desakan kanton Bern dan karena pertentangan politik
antara Jenewa dengan Savoya yang beragama Katolik Roma, maka Jenewa
menerima pembaharuan pada tahun 1535.

Jenewa adalah kota yang membebaskan diri, karena menolak kuasa


uskup dan pembesar daerah atas kota. Setelah Jenewa membebaskan diri
dari uskupnya, pemerintah kota mulai mereformasikan gereja. Misa katolik
di tiadakan dan di gantikan dengan ibadah sederhana untuk pelayanan
firman Tuhan. Pendidikan dan pemeliharaan orang miskin dan sakit diambil
oleh pemerintah. Dicari orang-orang yang cocok menggembalakan gereja,
dan dengan demikian Calvin menjadi pelayan gereja Jenewa, pertama-tama
sebagai orang yang di tugaskan untuk menjelaskan Alkitab, juga sebagai
pendeta.

Untuk melakasanakan Reformasi di Jenewa, Bern telah mengutus


pendeta Willem Farel ke sana. Ia seorang yang gembira tetapi tugasnya
terlampau berat, karena di Jenewajumblah orang Injili yang bersunguh-
sunguh masih kecil dan kebanyakan penduduk belum insaf akan arti
Reformasi. Mereka membuang dengan senang hati segala kewajiban,
peraturan dan upacara K.R. yang sudah lama dirasakan sebagai belenggu
yang merintangi kebebasan hidupnya, supaya sekarang mereka tidak boleh

5
menuruti hawa nafsunya saja. Jadi kota Jenewa yang terkenal karena
semangat duniawinya itu telah masuk masuk protestansecara lahriiah tetapi
belum dibaharui secara batiniah. 2 Farel mengerti bahwa ia seorang diri tak
sanggup memikul sendiri beban pekerjaan yang sukar itu. Sungguh pun ia
telah berusaha sekuat tenaga, untuk membina hidup rohani dan masyarakat
Kristen dengan sepertinya ia memerlukan seseorang yang mempunyai
karunia istimewa bagi tugas itu, itulah sebabnya ia memilih Calvin menjadi
pembantunya.

2
https://terbangun366.blogspot.co.id/?m=1

6
2.2. Tokoh dan Pelayanannya

Yohanes Calvin

Yohanes Calvin adalah seorang tokoh reformator. Ia lahir pada tanggal


10 Juli 1509 di Noyon, sebuah kota kecil sekitar 50 mil dari Paris di Picardy,
Prancis. Ia adalah anak tengah dalam sebuah keluarga dengan lima anak.
Ayahnya Gerard adalah seorang asisten administrasi di kompleks katedral
terdekat. Ibunya Jeane la France dari Cambrai. Ibu Calvin meninggal ketika
Calvin berusia 5 tahun dan ayah calvinlah yang merupakan seorang yang
domnan pada awal kehidupan dan pendidikannya.

Ayah calvin mendaftarkan Calvin di College de Montaigu di Paris tahun


1521, agar ia menjadi imam, di sana ia belajar retorika, logika, dan seni, dan
ia menerima pendidikan klasik. Ia juga dipengaruhi oleh karya John Mayor
seorang katolik Roma. Asumsi-asumsi theologis utama selama
pendidikannya di Paris mencakup persetujuan yang sungguh dengan
Augustinus mengenai natur manusia, pandangan yang pesimistik tentag
manusia karena kejatuhan dan dosa asal, dan penolakan akan keselamatan.

Pelajarannya mencakup pendidikan dalam tiga bagasa klasik: Latin,


Yunani, dan Ibrani. Pendidikan pelajarannya mencakup pendidikan dalam
tiga bagasa klasik: Latin, Yunani, dan Ibrani. Pendidikan humanis calvin
mencakup pendaftaran pada lembaga-lembaga pendidikan penting dekat
paris dan pengenalan dengan pusat-pusat pembelajaran launnya pada zaman

7
itu. Kemudian, di Paris calvin menyelesaikan gelar yang serara dengan
orang-orang ternama dalam dunia pendidikan Eropa Barat pada zamannya.
Kemudian di Paris, Calvin menyelesaikan gelar yang setara dengan master
dalam suatu pendudukan yang setingkat dengan atau bahkan melampaui
tingkatan Cambridge atau Oxford pada waktu itu.

Kemudian ayah calvin meyakinkannya untuk mengambil studi profess


hukum yang ia pandang suatu jalan yang lebih pasti menuju kekayaan
daripada menjadi imam. Calvin belajar hukum di Bouges dan Orleans, suau
persiapan yang akan membantu dia dalam usaha-usahanya di kemudian
hari, termasuk meletakkan dasar bagi gagasan-gagasan politik. Ia kemudian
mendapat izin praktik hukuum dan pada kahirnya pendidikan legalnya
membantunya ketika ia memimpin republik Jenewa yang sedang
bekembang. 3

Pada tahun tahun 1539, Yohanes Calvin menikah dengan Idelette de


Bure seorang janda yang dulunya anggota anabaptis di Strasbourg. Pada
tahun 1542, Calvin dan Idelette mempunyai seorang anak laki-laki yang dua
minggu kemudian meninggal dunia.

3
David W. Hall. Calvin di ranah public:demokrasi liberal, hak asasi, dan
kebebasan sipil. Surabaya : momentum 2011 , hal 53-54

8
Calvin menjadi pendeta di Strasbourg pada tahun 1538-1541, lalu
Calvin kembali lagi ke Jenewa dan ia tetap tinggal di Jenewa sampai
kematiannya pada tahun 15644

4
wikipedia

9
Pelayanan Yohanes Calvin

Ketika Calvin menjadi tokoh reformator di Jenewa, itu bukan karena


sudah direncanakannya dari jauh-jauh hari. Awal mula pelayanan Calvin di
Jenewa adalah saat Calvin hendak ke Basel atau Strasburg, dan dalam
perjalanannya ia menginap semalam di Jenewa di Swis pada bulan juli
1536. Ketika pendeta Willem Farel mendengar bahwa Calvin berada di kota
itu, ia dengan segera mencarinya sebab nama dan kecakapan sarjana
perancis yang muda itu sudah terkenal di kota tersebut.

Farel mendesak Calvin supaya tinggal di Janewa untuk membantu dia


dalam pekerjaan reformasi, tetapi Calvin menolak permintaanya itu. Akan
tetapi Farel terus mendesaknya supaya ia tinggal di Jenewa, tetapi Calvin
tetap bersikap keras menolak permintaan Farel dan Farel berseru: dengan
nama Allah yang Maha Kuasa, akan aku katakan kepadamu jikalau engkau
tidak mau menyerahkan dirimu kepada pekerjaan Tuhan ini, Allah akan
mengutuki engkau, karena engkau lebih mencari kehormatan dirimu sendiri
daripada kemuliaan Krisrus! Di dalam perkataan Farel itu Calvin
mendengar suara panggilan Allah lalu ia tinggal di Jenewa.

10
Usaha-usaha Calvin melakukan reformasi dimulai sejak tahun 1541
sampai akhir hidupnya.Calvin terus berusaha melakukan reformasi di
Jenewa dan ia pun sampai akhir hidupnya tetap tinggal di Jenewa. Di situ ia
melanjutkan usaha-usahanya untuk mengatur kehidupan jemaat antara lain:

a) Ia menyusun tata gereja yang baru


b) Ia berjuang terus menentang segala sesuatu yang tidak sopan dalam
jemaat, supaya Allah dihormati dalam seluruh kehidupan kota.
c) Pada tahun 1541 Calvin menyusun karangannnya: undang-undang
Gerejawi. Asasnya sama seperti dalam hal tata kebaktian
d) Memberlakukan kembali jabatan-jabatan penatua dan diaken (syamas).
e) Memberlakukan kembali pelaksanaan disiplin di Jenewa sama seperti
sebelum tahun 1538, juga sesudah tahun 1541. Bagi Calvin
melaksanakan hukum disiplin itu berarti mempertahankan kemuliaan
Allah5

5
Th. Van den End, Harta dalam bejana (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2001) hal 149

11
Ajaran-ajaran termuat dalam bukunya yang berjudul “institution” atau
pengajaran ajaran dan keyakinannya dalam Alkitab. Ada pun pokok-pokok
ajaran dari Calvin sendiri ialah:

a) Predestinasi atau penebusan yang tak terbatas (pembenaran)

Predestinasi adalah jumlah dan jati diridari orang-orang yang terpilih


yakni mereka yang diselamatkan karena percaya kepada Yesus Kristus.
Dalam predestinasi, Calvin menekankan keyakinan bahwa keselamatan
diperoleh manusia hanya karena anugerah Allah (sola gratia) dan hanya
karena iman(sola fide) seperti halnya yang ditekankan oleh Luther.
Keyakinan danpengajaran ini bersumber dari Alkitab(sola sicriptura)
sebagai satu-satunya sumber ajaran yang benar sekaligus memberi
pengetahuan akan Allah yang berpusat didalam Yesus Kristus.

b) Hukum Taurat

Sesuai dengan buah pemikiran Luther dalam hukum taurat yakni


bertujuan untuk menyatakan kehendak Allah dan menyadarkan manusia
akan dosanya, Calvin juga menekankan hal yang sama dan
menambahkan bahwa taurat itu juga sebagai pedoman bagi manusia
yang sudah diampuni dan dibenarkan demi mengatur kehidupannya
yang baru agar sesuai kehendak Allah.

12
c) Disiplin Gereja

Kedisplinan yang diberlakukan Calvin dalam sebuah gereja jika


menyimpang dari ajaran kitab suci adalah memiliki 3 tingkatan yakni:

Ø Memberi teguran oleh majelis jemaat

Ø Memberi larangan perjamuan kudus

Ø Mengucilkan dari dalam jemaat didepan semua jemaat lainya.

Akan tetapi, tujuan dari kedisplinan gereja ialahuntuk mendorong


orang-orang yang berdosa itu bertobat dan menyesali dosanya, bahkan
memelihara pengudusan diri dan kembali kejalan yang benar.

d) Ibadah dan Tata Ibadah

Ibadah menurut Calvin berfungsi untuk mengutarakan dan


mengungkapkan iman dan kepercayaan gereja baik melalui doa,
nyanyian dalam bentuk mazmur, khotbah yang bercorak pengajaran
perjamuan sebagai kesatuan didalam Kristus.

e) Hubungan Gereja dan Negara

Dalam hubungan gereja dan negara, Calvin menegaskan bahwa harus


adanya pemisahan. Artinya negara tidak boleh mencampuri urusan
dalam gereja termasuk organisasi, peribadahan, upacara dan penetapan
jabatan gerejawi. Calvin menuntut kebebasan gereja dari negara untuk

13
bisa mengatur kehidupan persekutuan, memajukan dan
mengembangkan kehidupannya.Sedangkan negara harus menjalankan
tugasnya dilapangannya sendiri yakni menjaga ketertiban dan
keamanan didalam kehidupan manusia.Masing-masing menjalankan
tugasnya sesuai yang ditugaskan.6

Selain ajarannya yang terdapat dalam bukunya yang berjudul “institution”


ada juga ajarannya yang lainnya yakni:

a) Ajaran tentang pembenaran oleh iman

Calvin menyatakan bahwa baik pembenaran maupun kelahiran kembali


merupakan hasil dari persatuan orang percaya dengan Kristus melalui
iman.

b) Ajaran tentang sakramen-sakramen

Calvin menawarkan dua devenisi tentang sakramen, sebagai “simbol


eksternal yaitu bahwa Tuhan memateraikan pada hati nurani kita janji-
janjinya akan kehendak yang baik kepada kita demi menopang
kelemahan iman kita.Dan sebagai “tanda yang kelihatan dari perkara
yang suci atau bentuk yang dapat kelihatan dari anugerah yang tidak
kelihatan.Jadi bagi Calvin, sakramen adalah akomodasi (bantuan) yang
penuh anugerah bagi kelemahan kita.Allah, yang mengetahui

6
http://googleweblight.com/i?=http://walianiusgea.blogspot.com

14
kelemahan iman kita, menyesuaikan diri terhadap keterbatasan-
keterbatasan kita.Sakramen dibedakan atas dua yakni:

- Baptisan
Bagi Calvin babtisan tanda insiasi yang memungkinkan kita diterima ke
dalam persekutuan masyarakat gereja .

- Perjamuan kudus (ekaristi)


Menurut Calvin adalah tanda yang diberikan Kristus untuk menunjuk
pada penyelamatan manusia, yang memateraikan keselamatan dalam
diri orang percaya.Mengenai perjamuan kudus Calvin mengambil jalan
tengah antara Luther dan Zwingli.Ia menolak bahwa kristus hadir secara
jasmani dengan cara yang diajarkan Luther, yaitu kehadiran Kristus
terikat pada roti dan anggur dan terlepas dari iman orang yang menerima
perjamuan kudus. Jadi bagi Calvin perjamuan kudus itu bersifat rohani,
tubuh Kristus ada disurga(roti dan anggur tidak langsung berubah
menjadi tubuh dan darah Kristus).

- Ajaran tentang Gereja


Bagi Calvin, tanda-tanda dari gereja yang benar adalah bahwa firman
Allah itu harus dikhotbahkan dan sakramen-sakramen dilayankan
secara benar. Devenisi yang minimal dari Calvin tentang gereja
sekarang menerima makna yang baru.Gereja yang benar ditemukan

15
ketika injil secara benar diberitakan dan sakramen-sakramen secara
benar dilayankani; dan dianggap dimasukkan kedalam devenisi ini
adalah suatu bentuk khusus dari lembaga dan administrasi gereja.Selain
itu Calvin menekankan bahwa gereja merupakan persekutuan orang-
orang yang telah di selamatkan berkat kasih karunia Allah di dalam
Yesus Kristus dan diterima melalui iman.Gereja juga sebagai sarana
yang diberikan Allah kepada orang-orang percaya yang untuk membina,
memelihara iman dan mendengarkan firman

Pelayanan Calvin tidak hanya berkisar di kota Jenewa. Tetapi Ia juga


melayani di kota Strasbourg. Pada saat Calvin kembali ke Basel untuk
menerima kembali pekerjaan seorang sarjana, ia merasa tenang dan merasa
ketentramannya tidak terganggu. Tetapi dari Strasbourg datanglah
undangan dari Bucer untuk Calvin agar Calvin mau melayani jemaat kaum
pengungsi Prancis yang ada di Strasbourg.
Calvin tidak langsung menerima panggilan itu karena karena
pengalamannya dengan apa yang terjadi di Jenewa masih terlampau dekat,
dan membuatnya belum rela untuk turun ke palangan urusan jemaat lagi.
Begitulah alasannya mengapa undangan dari Buccer ditolak oleh Calvin.
Buccerpun kemudian meminta Calvin tetapi dengan sebuah ancaman
“Tuhan akan mengetahui sarana yang cocok untuk mendapatkan pelayan

16
yang permberontak seperti Nabi Yuns ditugaskan-Nya kembali pada masa
lampau”. Hal itu membuat Calvin menerima panggilan dari Buccer
Calvin memulai panggilannya menjadi pendeta bagi jemaat kaum
pengungsi di Perancis. Di samping itu dia mengarang dan memberi kuliah
umum. Di luar semua dugaannya, ia menjalani ketiga tahun di sana dengan
amat berbahagia. Pengajarannya disambut baik oleh para warga jemaat.
Berbeda dengan keadaan di Jenewa, di Srtasbourg penglihatannya
mengenai gaya hidup yang cocok bagi warga Kristen segera diwujudkan
dalam kehidupan mereka. Sejajar dengan pelayanan pedagogis di sana, dia
juga membua diri terhadap peranan belajar. Dari Yohanes Strum, rector
gymnasium (semacam SMA) di Strasbourg, Calvin mempelajari segi
praktis tentang pengelolaan lembaga persekolahan.7

7
Robert R. Boehlke, sejarah perkembangan pikiran dan praktek PAK (Jakarta :BPK
Gunung Mulia 1997), hal 378

17
2.3. Praktek Ibadah

Liturgi

Johannes Calvin memberi sumbangan besar dalam perkembangan


liturgi. Di Strassburg, ia dan teman-temannya berhasil menyusun tata liturgi
dan nyanyian jemaat yang kini menjadi warisan bagi Gereja Reformasi.
Ketika Calvin diangkat sebagai pendeta di kota Jenewa (1536) jemaat
memakai tata ibadah yang disusun oleh Ulrich Zwingli. Liturgi tersebut
tidak memakai pola dasar tata ibadah ekaristi abad pertengahan
(sebagaimana liturgi Luther), tetapi berdasarkan semacam ibadah pelayanan
firman yang bertujuan mengajarkan unsur-unsur pokok iman Kristen. Di
Strassburg, Calvin meneruskan karya menciptakan tata ibadah yang baru
berdasarkan liturgi tradisional dan selesai ditulis tahun 1540. Terbitan
pertama tidak tersimpan dan edisi kedua yang terbit di Strassburg tahun
1542. Pada tahun 1545 di kota itu juga terbit edisi yang menggabungkan
tata ibadah terbitan Jenewa dan liturgi yang disusun Calvin. Kedua liturgi
tersebut sepola namun saling berbeda dalam beberapa ritus. Dengan
demikian ketika Calvin menyusun liturgi telah ada beberapa liturgi
reformasi yang dibuat orang lain.

18
Mengenai nyanyian dalam ibadah Calvin sangat hormat dan dia
berkata:

”saya telah menganggap baik mencetak sejumlah kecil


Mazmur yang telah dapat saya temukan, bersama lagunya,
dengan maksud agar saudara memiliki nyanyian-nyanyian yang
sopan, yang mengajarkan kasih dan takut akan Allah kepadamu,
sebagai ganti lagu-lagu yang biasanya orang nyanyikan, yang
tiada lain ialah kemesuman dan kebusukan… Dalam Mazmur-
mazmur ini, saudara akan menemukan ajaran suci, puji syukur
kepada Allah, anjuran untuk mengharapkan kebaikan dan
kemurahan ilahi, dan hal-hal yang serupa….”. 8

a. Unsur Liturgi Votum

Hal yang perlu dicatat sehubungan dengan sumbangan Calvin bagi


liturgi gereja-gereja Reformasi di Indonesia ialah unsur yang kemudian
disebut “votum”. Calvin menyebutnya sebagai adjutorium. Formula
votum adalah salah satu yang telah mencirikan warisan atau kebiasaan
Calvin bagi gereja-gereja Calvinis di Indonesia yang berasal dari
Belanda.

8
https://haumanarata.wordpress.com/2009/03/24/awal-pembaruan-liturgi/

19
b. Mazmur Jenewa

Mazmur Jenewa sebagai nyanyian jemaat merupakan prakarsa Calvin


bersama teman-temannya. Bersama Bucer di Stassburg, Calvin
menganti corak nyanyian gregorian.

c. Pernikahan Gereja

Calvin memandang perniikahan gereja secara pastoral dan teologis.


Sekalipun tidak berkepentingan dalam hal pernikahan seorang umat
yang menikah dilibatkan dalam iturgi. Liturgi menurut Calvin adalah
sebagai berikut:

 Pengajaran Alkitabiah.
 Persetujuan Mempelai.
 Dilanjutkan dengan pertanyaan kepada mempelai laki-laki dan
perempuan.
 Pendeta bertanya kepada mempelai laki-laki.
 Pendeta bertanya kepada mempelai Perempuan.
 Masing-masing mempelai menjawab “Ya”, pendeta memberkati
mempelai.
 Untuk memberitahukan kepada mempelai bahwa Allah
mempersatukan mereka dan pernikahan Kristen adalah tidak
terceraikan.
 Doa bagi suami dan istri yang kemudian disusul dengan berkat

20
 Lalu bagaimana dengan Luther, Calvin pun menyyatukan tangan
mempelai dan tidak memberkati cincin9

Berikut ini adalah contoh tata cara ibadah karangan John Calvin

TATA CARA IBADAH DOA DALAM GEREJA

Pada hari kerja, Pelayan mengajak orang berdoa, dengan cara yang
dianggapnya baik, yang sesuai dengan waktunya dan dengan bahan
yang ia bahas dalam khotbah.

Pada hari Minggu pagi, orang biasanya memakai tata cara ini:

Pertolongan kita adalah dalam nama Allah, yang telah menjadikan langit
dan bumi. Amin.

Pengakuan dosa

Saudara-saudaraku, hendaklah kamu sekalian menghadap hadirat Tuhan


dengan mengaku segala kesalahan dan dosamu :

Tuhan Allah, Bapa kekal dan mahakuasa, kami mengakui dengan tulus
ikhlas, di hadapan keagungan-Mu yang kudus, bahwa kami ini orang
berdosa yang malang, Dengan perbuatan itu, kami mendatangkan, oleh
hukumanMu yang adil, keruntuhan dan kebinasaan atas diri kami.

9
Rasid Rachman, Pembimbing ke dalam sejarah liturgy,(Jakarta : Gunung Mulia) hal
150-157

21
Namun, ya Tuhan, kami berdukacita dalam batin karena telah menyakiti
hati-Mu, dan kami dengan rasa menyesal yang tulus menyatakan diri kami
dan kesalahan kami layak dihukum, sambil mengharapkan rahmat-Mu
datang menolong kesengsaraan kami. Maka sudilah Engkau mengasihani
kami, ya Allah dan Bapa yang penyayang dan berlimpah kemurahan-Nya,
dalam Nama Anak-Mu Yesus Kristus, Tuhan kita. Hapuskanlah kesalahan
dan noda kami; curahkanlah di atas kami karunia-karunia Roh Kudus-Mu

Di sini Pelayan mengucapkan beberapa perkataan dari Alkitab, dengan


maksud menghibur hati nurani, dan menyatakan pengampunan dosa,
dengan cara ini:

Hendaklah tiap-tiap orang di antara kamu sekalian sungguh-sungguh


mengaku bahwa ia seorang berdosa, merendahkan diri di hadapan Allah,
dan percaya bahwa Bapa surgawi itu mau bersikap baik terhadapnya
dalam Yesus Kristus. Kepada semua orang yang menyesal dengan cara ini
dan yang mencari Yesus Kristus untuk keselamatan mereka, aku
memberitahukan pengampunan, dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus,
Amin.

Di sini jemaat menyanyi, lalu Pelayan berkata:

Tuhan menyertai kamu sekalian. Marilah kita berdoa kepada Tuhan.Bapa


surgawi, yang mahabaik dan berlimpah anugerah-Nya, Engkau telah
22
berkenan menyatakan kehendak-Mu yang kudus kepada hamba-hamba-
Mu yang malang, dan mengajarkan kebenaran hukum-Mu kepada mereka.
Karena itu, sudilah Engkau juga menulis dan menerakannya dalam hati
kami, sehingga sepanjang hidup kami hanya berupaya melayani dan
menaati-Mu. Janganlah Engkau memperhitungkan kepada kami semua
pelanggaran yang telah kami lakukan terhadapnya, agar kami mempunyai
alasan untuk memuji dan memuliakan Engkau, sebab kami merasa
anugerah-Mu diperbanyak atas diri kami dengan kelimpahan yang begitu
besar, oleh Yesus Kristus, Anak-Mu, Tuhan kita.

Di sini, sementara jemaat menyanyi, Pelayan naik mimbar.


Selanjutnya ia memanjatkan doa pada permulaan khotbah
Sesudah itu, kumpulan menyanyikan salah satu mazmur. Lalu Pelayan
mulai lagi berdoa, untuk memohon dari Allah agar Dia
menganugerahkan Roh Kudus-Nya, supaya Firman-Nya dijelaskan
dengan setia, demi kehormatan nama-Nya dan pembangunan Gereja,
dan supaya Firman itu diterima dengan kerendahan hati serta
ketaatan yang patut. Bentuknya boleh ditentukan oleh Pelayan.

Pada akhir khotbah, Pelayan mengajak orang berdoa dan mulai


berdoa dengan cara ini:

Allah yang mahakuasa, Bapa surgawi, Engkau telah berjanji


mengabulkan segala permohonan yang kami ajukan kepada-Mu dalam

23
Nama Anak-Mu Yesus Kristus, yang dikasihi, Tuhan kami.' Kami diajar
juga, oleh ajaran-Nya dan ajaran para Rasul-Nya, agar kami berkumpul
dalam nama-Nya, disertai janji bahwa Dia akan berada di tengah-tengah
kami,2 dan akan menjadi Jurusyafaat kami di hadapan-Mu, untuk
mendapatkan dan memperoleh semua hal yang kami di bumi ini sepakat
memintanya.

Pertama, kami Kauperintahkan mendoakan mereka yang telah


Kautetapkan di atas kami, para pembesar dan raja-raja,4 dan sesudah itu
mendoakan semua kebutuhan umat-Mu, dan juga kebutuhan semua
orang.' Karena itu, dengan penuh kepercayaan pada ajaran-Mu yang
kudus dan pada janji janji-Mu, sebab kami telah berkumpul di sini di
hadirat-Mu dan dalam nama Anak-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus, kami
menaikkan permohonan kepada-Mu, dengan penuh kemesraan, ya Allah
dan Bapa kami yang baik, dalam nama Juruselamat dan Pengantara kami
yang satu-satunya, sudilah kiranya Engkau, karena kemurahan-Mu yang
tak terhingga, mengampuni semua pelanggaran kami dengan cuma-cuma,
dan menarik serta mengangkat kepada-Mu semua pikiran dan keinginan
kami, sehingga kami sanggup mencari-Mu dan berseru kepada-Mu
dengan segenap hati, yaitu seturut perkenan dan kehendak-Mu, satu-
satunya yang berhikmat dan baik. Maka kepada-Mu, ya Bapa surgawi,
kami menaikkan doa permohonan bagi semua raja dan pembesar, hamba-
hamba-Mu, yang olehMu diberi tugas menyelenggarakan pemerintahan-

24
Mu yang adil. Khususnya kami mendoakan pemerintah kota ini. Kiranya
Engkau makin lama makin berlimpah-limpah menganugerahkan Roh-Mu,
satu-satunya Pemimpin yang baik dan benar, kepada mereka. Dengan
demikian, dengan iman yang sejati mereka akan mengakui Yesus Kristus,
Anak-Mu. Tuhan Kita, sebagai Raja di atas segala raja dan Tuan di atas
segala tuan,' sebab kepada-Nya telah Kauberikan segala kuasa di surga
dan di bumi.' Dan mereka akan mencoba melayani Dia serta membuat
Kerajaan-Nya semakin maju di daerah kekuasaan mereka, dengan
membimbing dan memerintah rakyatnya, yang adalah makhluk tanganMu
dan kawanan domba gembalaan-Mu, menurut perkenan-Mu. Maka di sini
dan di seluruh muka bumi kami akan tetap hidup tenang dan tenteram
sertamengabdi kepada-Mu dalam segala kesalehan dan kehormatan,' dan
memuji Engkau sepanjang hidup kami sebab kami telah terlepas dan
aman dari tangan musuh kami, sehingga tidak perlu lagi takut kepada
mereka.
Akhirnya, ya Allah dan Bapa, sudilah Engkau berikan agar kami juga,
yang berkumpul di sini dalam nama Anak-Mu Yesus Kristus, karena
Firman-Nya (dan karena Perjamuan Kudus-Nya) '2 benar-benar
mengenal, tanpa menipu diri, kebinasaan yang telah melanda kodrat
kami, dan hukuman yang! layak kami terima, yang tiap-tiap hari kami
timbun ke atas diri kami karena tingkah langkah kami yang sengsara dan
tidak tertib. Berilah hal itu, supaya kami melihat dan memahami bahwa

25
dalam diri kami tidak ada yang baik, dan bahwa daging dan darah kami
tidak dapat mewarisi Kerajaan-Mu, sehingga dengan segenap perasaan
kami serta dengan penuh kepercayaan kami sama sekali berserah kepada
Anak-Mu yang kekasih Yesus Kristus, Tuhan kami, satu-satunya
Juruselamat dan Penebus, agar Dia diam dalam kami, mematikan
manusia lama kami, dan membarui kami sehingga kami menempuh
kehidupan yang lebih baik, yang olehnya nama-Mu dikuduskan, dan
seterusnya.
Di sini Pelayan memberi penjelasan singkat mengenai Doa Bapa Kami.
Sesudah itu orang menyanyikan mazmur. Selanjutnya, Pelayan
mengutus jemaat sambil mengatakan:

Allah memberkati kamu dan melindungi kamu; Tuhan menyinari kami


dengan wajah-Nya dan memberi kami kasih karunia; Tuhan
menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi kamu damai sejahtera.
Amin.10

10
Th. Can den end. 16 dokumen dasar calvinisme.. Jakarta : gunung mulia 2014,
hal 416-418

26
Musik

Music dan kesenian sekuler secara umum mencapai kualitas tak terkira.
Hal ini menjadikan music gereja terlalu megah untuk dinyanyikan oleh
anggota jemaat sederhana. Hal ini diatasi dengan cara adanya tindakan
untuk tetap memelihara tradisi bernyanyi di dalam gereja dan mengajak
umat untuk bernyanyi bersama.

Setelah Mathin Luther abad ke-16 menumbuhkan kembali nyanyian


rohani untuk umat, Johanees Calvin mengembangkan Mazmur. Dengan
nyanyian itu umat diajak dan diajarkan menyanyikan lagu yang bernilai

Dengan mazmur bersajak metris, calvinis bersama kawan-kawan


mengembangkan music berdasrkan Alkitabiah, terutama kitab mazmur.
Nyanyian mazmur jenewa juga merupakan akar pengaruh music gereja-
gereja reformasi hingga kini. Ada seratus lima puluh nyanyian mazmur
jenewa yang telah digubah kembali dalam bahasa Indonesia oleh Yayasan
Musik Gereja.11

11
Pembimbing ke dalam sejarah liturgy, hal 171

27
Paduan Suara

Mazmur Jenewa sebagai nyanian jemaat merupakan prakarsa Calvin


bersama teman0temannya. Bersama Bucer di Strassburg, Calvin mengganti
corak nyanyian Gregorian. Mazmur harus dinyanyikan dalam ibadah oleh
umat. Dalam Ordonance Ecclesiastique, yakni artikel-artikel peraturan
gerejawi yang dikeluarkan tahun 1537, ia meminta dewan untuk
mengadopsi seratus lima puluh nyanyian Mazmur untuk dinyanyikan oleh
umat.12

Motivasi calvin dengan menerbitkan nyanyian jemaat mazmur-mazmur


adalah untuk menutup pengaruh dan keukaan umat menyanyikan lagu-lagu
yang tidak sesuai dengan iman Kristen. Mazmur adalah doa-doa yang
dinyanyikan. Calvin mengatakan bahwa orang harus selalu menjaga agar
nyanyian itu tidak lengah dan teledor. Sebaliknya nyanyian itu harus
mengalum kuat dan agung.

Tapi dalam penyusunan buku nyanyian mazmur, terjadi banyak


ketegangan dan banyak hal yang perlu dilakukan untuk memperkaya buku
mazmur tersebut. Dan pengerjaan mazmur tersebut dilakukan oleh beberapa
tokoh. Dan akhirnya setelah penggubahan mazmur jenewa selesai, Claude
Goudimel membantu dalam memberikan aransemen dengan susunan empat

12
Pembimbing ke dalam sejarah liturgy, hal 151

28
suara di kota Paris. Pengerjaan ini selesai dengan penerbitan seratus lima
puluh mazmur pada tahun 1565 dengan nama kitab mazmur jenewa.

Sama seperti tokoh reformator lainnya, Calvinpun menyadari bahwa di


dalam nyanyian jemaat terdapat pujian dan pemberitaan. Allah meneruskan
firman-Nya kepada mansia dan menetapkannya untuk tinggal hidup di
dalam hati.

Pada abad ke 15, paduan suara gencar meningkat di panggung-


panggung umum. Music dan kesenian sekuler secara umum mencapai
kualitas tak terkira. Hal ini menjadikan music gereja terlalu megah untuk
dinyanyikan oleh anggota jemaat sederhana. Para pemusik lupa membantu
gereja dalam melayankan nyanyian jemaat. Hal ini membuat para
reformator memelihara tradisi bernyanyi dalam ibadah. Diharapkan agar
nyanyian dinyanyikan oleh umat menurut bahasa umat. Tujuannya ialah
agar umat dapat menyanyikannya dan mengerti.

Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan


mengikutsertakan umat dalam bernyanyi. Paduan suara meyiapkan lagu
untuk dinyanyikan secara responsoris oleh umat13

13
Pembimbing ke dalam sejarah liturgy 171

29
Symbol liturgy

Para Reformator mengakui seni bangunan gerejawi namun menolak


bentuk-bentuk lahiriah dari pengungkapan kepercyaan Kristen melaui seni
membangun Gedung Gereja. Menurut tradisi Reformasi, bentuk yang
pertama yang diperoleh kepercayaan adalah kebaktian dan pemuliaan
TUHAN. Yang kedua adalah hidup kesesuaian yang dipenuhi oleh perasaan
syukur, dan yang ketiga adalah dalam bidang seni. Menurut Reformator,
yang diutamakan dalam seni bangunan Gereja adalah factor keindahan
tanpa pemborosan. Yang dipentingkan dalam seni bangunan dan penataan
ruang ibadah adalah kebaktian dan pelayanan dengan berusaha menghindari
pemborosan, dan bentuk materialisme secara lahiriah14

Di zaman Reformasi, Calvin dan kaum Calvinis serta penganut


Calvinisme dibayang-bayangi oleh sikap anti-Katolik. Namun kaum
Calvinis kemudian mengikuti sikap Calvin ini secara membabi buta,
ekstrem, dan keliru dengan membuang semua simbol sebab dianggap
berbau Katolik. Kebetulan, Gereja Roma Katolik – sekalipun bukan satu-
satunya denominasi Kristen – banyak menggunakan simbol dalam liturgi.
Namun kaum Calvinis secara ekstrem membuang semua hal tersebut,

14
https://googleweblight.com/i?u=https://yonasmuanley.wordpress.com/2011/06/03/p
endidikan-agama-kristen-liturgi-ibadah/&hl=id-ID

30
sehingga simbol-simbol yang lazim (padahal bukan dogma!) digunakan di
Gereja Roma Katolik juga ikut ditolak. Itulah akibatnya, Gereja-gereja
Protestan miskin simbol. 15

15
http://rasidrachman-liturgika.blogspot.co.id/2008_04_20_archive.html

31
Pemberitaan Firman

Menurut Calvin, liturgy adalah sarana pendidikan bagi umat dan khitbah
adalah wadah untuk mendidik orang-orang dewasa. Tiada ibadah dan
sakramen tanpa pemberitaan firman Allah. Walaupun firman Allah tidak
terbatas hanya pada Alkitab, firman yang tertulis itu adalah dari firman yang
diberitakan. Alkitab mempunyai wibawa dan peran kuat, baik sebagai acuan
dogma maupun sebagai smber pengajaran dan pedoman hidup.

Dalam praktiknya di Jenewa, Calvin menguraikan isi Alkitab perikop


per perikop melalui khotbah. Perikop atau ayat-ayat yang akan dibahas hari
ini dibaca secara lisan dalam bahasa aslinya dan diterjemahkan langsung ke
dalam bahasa pribumi. Ia berkhotbah dan menafsirkan alkitab seperti
seorang guru besar memberikan kuliah di seminari

Metode khotbah mengikuti metode homiletika seperti itu mngkin tidak


lazim dilakukan kebanyakan pendeta Indonesia dewasa ini dari mimbar,
tetapi Calvin melakukannya secara konsisten.16

Penelitian alkitab bukan tujuan khotbah Calvin. Bagi Calvin, tujuan


khotbah ialah mendidik umat. Dengan demikian, isi khotbah bersifat
edukatif. Isi khotbah ialah menyadarkan orang percaya bahwa mereka
berdosa, namun telah disela;p. matkan, dan gereja memberikan bimbingan

16
Pembimbing ke dalam Sejarah Liturgi, hal 167

32
pada hidup baru. Dan juga pendidikan umat berlangsung di segenap
kebaktian di gereja. Anggota jemaat mengambil bagian dalam doa,
nyanyian jemaat, mazmur-mazmur, pengakuan iman rasuli, sakramen-
sakramen, dan pembacaan alkitab. 17

17
Pembimbing ke dalam sejarah liturgy, hal 168

33
BAB III

REFLEKSI TEOLOGIS

Menjadi seorang tokoh reformasi bukanlah satu hal yang mudah.


Menjadi tokoh reformasi berarti harus berani untuk maju dan berjuang
dengan sekuat tenaga untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Sebagai seorang tokoh Reformator, Calvin telah melakukan semuanya itu

Ia berani mengambil tindakan yan benar agar umat memang benar-


benar memahami tentang kedaulatan Allah. Ia tidak takut walaupun
ditentang oleh kaum-kaum yang tidak sepandangan dengannya. Semua
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Calvin, dilakukannya dengan sebaik
mungkin seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kol 3:23)

Berangkat dari kisah perjuangan Yohanes Calvin sebagai tokoh


reformator yang melakukan gerakan reformasi khususnya di kota Jenewa,
maka dapat dilihat dengan jelas bahwa sejak dahulu di lingkungan
gerejapun ternyata telah terjadi penyelewengan keagamaan yang
berdampak tidak baik akan kelangsungan hidup umat.

Di zaman sekarang inipun penyelewengan-penyelewengan ditemui


dimana-mana, termasuk di lingkungan gereja. Tak dapat dipungkiri bahwa
seringkali dalam lingkungan gereja ada-ada saja hal yang dilakukan oleh
para pemegang jabatan, ataupun orang-orang yang berpendidikan tinggi
dengan kekayaan yang melimpah, yang akhirnya merugikan anggota jemaat
34
atau anggota gereja yang berkekurangan. Sehingga yang terjadi adalah
orang-orang dengan jabatan yang tinggi semakin dikenal sedangkan orang-
orang yang tidak mempunyai jabatan semakin terpuruk

Sebagai anggota gereja harus mampu untuk melihat dengan baik dan
teliti keadaan yang ada di gereja. Apakah semua tugas pelayanan yang ada
di lingkungan gereja telah berjalan sesai dengan apa yang dikehendaki
Tuhan sebagai kepala gereja atau belum. Jika ada kepincangan yang terjadi,
maka tugas sebagai seorang anggota gereja untuk bertindak dan
memperbaiki serta memperbaharui kepincangan yang ada. Harus ada
tindakan yang penuh keberanian agar pelayanan di gereja dapat kembali
berjalan dengan baik dan memang benar-benar hanya untuk kemuliaan
Tuhan

Jangan takut untuk menyatakan apa yang benar dengan penuh


keberanian demi pelayanan Tuhan. Seperti juga dalam kis 19:8 “selama
tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan
berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang
kerajaan Allah.

35
BAB IV

KESUMPULAN

Yohanes Calvin adalah seorang tokoh reformasi. Dalam kehidupannya


ia tidak sepenuhnya mendapatkan pengajaran dan pendidikan yang utuh
dari kedua orangtuanya karena ibunya meninggal ketika Calvin masih
berumur 5 tahun. Dalam pertmbhannya ia mengikuti pendidikan dengan
begitu baik sehingga ia menjadi seorang yang pandai dan akhirnya bisa
menjadi seorang tokoh reformator

Gerakan reformasi yang dilakukan oleh para tokoh reformator


khususnya dalam pembahasan ini Yohanes Calvin, bukanlah suatu gerakan
untuk memberontak terhadap para tokoh-tokoh gerejawi pada zaman itu.
Tindakan yang dilakukan oleh Calvin ini merupakan tindakan untuk
merubah kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan oleh para pemegang
jabatan di gereja dan memberikan pandangan-pandangan serta ajaran-ajaran
yang baru untuk memulihkan kembali keadaan gereja yang telah ternodai
karena tindakan-tindakan yang tidak benar. Dan melalui reformasi yang
dilakukan oleh Yohanes Calvin maka munculah aliran Kristen baru yang
berkembang sampai saat ini yaitu Kristen Protestan

36
DAFTAR PUSTAKA

David W. Hall. Calvin di ranah public:demokrasi liberal, hak asasi, dan


kebebasan sipil. (Surabaya : momentum 2011)

Rasid Rachman, Pembimbing ke dalam sejarah liturgy (Jakarta : Gunung


Mulia)

Th. Van den End, Harta dalam bejana (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2001)

Th. Can den end. 16 dokumen dasar calvinisme. (Jakarta : gunung mulia
2014)

Robert R. Boehlke, sejarah perkembangan pikiran dan praktek PAK


(Jakarta :BPK Gunung Mulia 1997)

Wikipedia

http://googleweblight.com/i?u=http://welianusgea.blogspot.com/2017/04/n
ormal-0-false-false-false-in-x-none-x.html&hl=id-ID

https://terbangun366.blogspot.co.id/?m=1

http://googleweblight.com/i?=http://walianiusgea.blogspot.com

https://haumanarata.wordpress.com/2009/03/24/awal-pembaruan-liturgi/

http://rasidrachman-liturgika.blogspot.co.id/2008_04_20_archive.html

37
38

Anda mungkin juga menyukai