KELOMPOK BERSINAR
USULAN PEMBENTUKAN GEREJA RUMAH MENUJU KEPADA
PEMBENTUKAN SEKOLAH SABAT CABANG KOTALAMA
Pendahluan
Latar belakang
Syalom …..
Antara tahun 1831 dan 1844, William Miller - seorang pengkhotbah awam dari Gereja
Baptis dan mantan kapten angkatan laut dalam Perang tahun 1812 - melontarkan "kebangunan
kedatangan kedua kali yang besar" yang akhirnya tersebar ke hampir seluruh dunia Kristen.
Berdasar pada penyelidikannya tentang nubuat dalam Daniel 8:14, Miller memperhitungkan
bahwa Yesus akan datang kembali ke dunia ini pada tanggal 22 Oktober 1844. Ketika Yesus
tidak tampak di awan-awan pada tanggal tersebut, para pengikut Miller mengalami apa yang
disebut dengan "Kekecewaan Besar."
Kebanyakan dari orang yang telah bergabung dengan pergerakan ini meninggalkanya dengan
kekecewaan yang dalam. Namun, sedikit dari antaranya kembali ke Alkitab mereka untuk
mencari tahu mengapa mereka harus mengalami kekecewaan. Segera mereka menyadari bahwa
tanggal 22 Oktober 1844 sebenarnya adalah tanggal tepat, tetapi ternyata Miller telah
meramalkan peristiwa yang salah untuk tanggal itu. Mereka yakin bahwa nubuatan Alkitab tidak
meramalkan bahwa Yesus akan datang kembali ke dunia pada tahun 1844, tetapi bahwa pada
saat itu, Yesus akan memulai satu pelayanan khusus di surga bagi umat manusia.
Kelompok kecil "orang-orang yang menunggu kedatangan Yesus" ini mulai bertumbuh terutama
di negara bagian New England, Amerika Serikat, dimana pergerakan Miller telah dimulai. Dari
kelompok kecil ini, yang menolak untuk menyerah sesudah "Kekecewaan Besar" muncul
beberapa pemimpin yang mendirikan dasar dari apa yang kemudian dikenal dengan Gereja
Masehi Advent Hari Ketujuh. Ellen G. White, seorang yang masih sangat muda pada waktu
terjadinya "Kekecewaan Besar," bertumbuh menjadi
seorang penulis, pembicara dan administrator yang berbakat, yang menjadi seorang penasihat
rohani bagi Gereja Advent selama tujuh puluh tahun sampai kematiannya pada tahun 1915.
Orang Advent yang mula-mula percaya seperti yang dimiliki orang Advent sekarang ini bahwa
Ellen G. White menerima tuntunan khusus Tuhan sementara dia menulis nasihat-nasihatnya
untuk perkumpulan orang percaya yang sedang bertumbuh itu.
Gereja Advent pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1900. Seorang pendeta Metodis Amerika
bernama R. W. Munson, yang telah bekerja di Birma dan di Singapura, masuk menjadi seorang Adventis
setelah sembuh penyakitnya di sebuah rumah sakit Advent di Amerika. Atas permintaannya ia menjadi
misionaris Advent di Asia Tenggara, lalu pada tahun 1900 ia menetap di Padang. Dari Padang, ajaran
Advent dibawa ke Tanah Batak oleh Immanuel Siregar, putera orang Batak yang pertama masuk Kristen
pada tahun 1861. Karena di Padang Munson mengalami perlawanan sengit, ia pindah ke Sumatera
Utara dan pada tahun 1904 membuka pekerjaan penginjilan di kota Medan.
Di pulau Jawa, Adventisme pertama kali disebarkan di Surabaya tahun 1906 oleh "Sister" Petra
Tunheim, seorang misionaris dari Australia. Pada tahun 1912, Gereja-gereja Advent yang
pertama di Indonesia dibentuk di Sumberwekas, Jawa Timur dan di Kramat Pulo, Jakarta Pusat.
Sister Tunheim menjadi penyelia pengabar penginjil di Jawa Barat. Pada masa itu, pemerintah
Belanda masih melarang pengabar penginjil ganda, sehingga upaya membuka pusat misi
di Sukabumi dan di Bandung gagal. Tahun 1910 diterbitkan sebuah majalah bernama Oetoesan
Kebenaran Melajoe atas usaha Sim Gee Nio, seorang penginjil dari Singapura.[3] Majalah itu
kemudian tahun 1917 berganti nama menjadi Pertandaan Zaman. Gereja Advent masuk
ke Minahasa tahun 1921 dengan dibaptisnya Samuel Rantung dan seorang pemuda Sunda
bemama M.E. Diredja, ke Maluku tahun 1922 dengan dibaptisnya P. Pietersz, seorang mantan
tentara asal Saparua yang telah menjadi guru Injil Advent di Jawa, ke Tapanuli tahun 1921, ke
Lampung tahun 1926, dan Kalimantan.
Pertumbuhan Gereja Advent di Indonesia maju pesat, sehingga pada tahun 1929 wilayah itu dilepaskan
dari Malayan Union (Uni Malaka) dan menjadi "Union" tersendiri. Pada tahun itu juga dibuka Sekolah
Pendidikan di Cimindi, Bandung, guna mendidik penginjil-penginjil. Pada masa itu jumlah pengikut
Advent di Indonesia sudah hampir 3.000 orang. Mereka kebanyakan adalah orang yang sebelumnya
sudah masuk Kristen, dari golongan Tionghoa, Indo-Eropa, dan dari suku-suku yang sudah dikristenkan,
seperti Batak, Minahasa, dan Ambon.
Dalam tahun 1930- an, pemerintah Hindia Belanda tidak menghalangi lagi pekerjaan Adventis.
Pada masa Perang Dunia II, para misionaris dari luar negeri, seperti dari Jerman, Belanda,
dan Amerika Serikat, mengalami kesulitan yang serupa dengan yang dialami gereja-gereja lain;
di antara misionaris luar negeri itu ada yang meninggal dalam kamp tahanan.
Jemaat Pioneer Nabire adalah Ggereja Advent mula-mula di kota Nabire dan kini telah
bertumbuh menjadi jemaat yang besar, memekarkan empat Jemaat di kota Nabire yakni Jemaat
Waroki, Jemaat Memorial, Jemaat Sanoba dan Jemaat Yael. Adapun jemaat-jemaat yang
dimekarkan telah memekaran Perkumpulan , Sekolah Sabat Cabang dan Jemaat baru. Jemaat
memorial memekarkan jemaat Jemaat Waldensia dan Jemaat Waldensia membuka Perkumpulan
Yaro, Jemaat Waroki membuka Sekolasabat Cabang Samuel, Jemaat Sanoba Membuka Sekolah
Sabat cabang Boratei. Ini adalah perkembangan yang signifikann.
GMAHK memiliki program sarana pengembangan jemaat yang telah dijalankan oleh Jemaat
Pioneer Nabire yakni pembentukan kelompok kecil yang telah berjalan ±3 tahun dan ini sangat
membantu gereja dalam hal pemeliharaan umat, pelayanan, perlawatan, maupun penginjilan.
Dengan adanya klocil ini jemaat pioneer telah terbagi dalam lima kelompok kecil (Bersinar,
Mawar Saron, Agape, The Witness dan Bintang Timur). Masing masing kelompok kecil telah
menjalankan program kelompok.
Kondisi jemaat Pioneer saat ini adalah telah menjadi jemaat yang sangat besar dan Jemaat
Pioneer adalah Jemaat yang mampu menopang semua pekerjaan Tuhan di kota Nabire. Seiring
berjalannya waktu jumlah keanggotaan pun semakin bertambah, dari segi keungaan jemaat pun
tidak ada masalah, pelayanan kepada tiapa anggota pun selalu berjalan dengan lancer berkat
kerja sama anggota majelis Jemaat dan campur tangan Tuhan.
Masalah yang siring dihadapai adalah tumpang tidih program jemaat antara setiap depertemen
pelayana, ini semua karena semua depertemen memiliki semangat melayani yang sama, denga
jumlah keanggotaan yang mencapai 182 (Data Jemaat Pioneer Nabire tahun 2017), maka focus
pelayanan kita akan terbagi. Gedung gereja yang suda tidak mampu menampung jumlah umat,
banyak anggota yang sering tidak aktif dalam jemaat atau tidak bagian dalam jam-jam
peribadatan, tidak ada sesaran pelayanan yang terfokus.
Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Kelompok bersinar adalah kelompok Penginjilan yang wilayah pelayananya cukup luas, dan
mengingat jumlah keanggotaan cukup banyak (anggota baptis) sangat memenuhi syarat untuk
mendirikan suatu jemaat, Pemuda dan Pemudi kelompok bersinar memiliki potensi yang baik
dalam pelayanan, perlu diperhatikan guna mengembangkan perluasan pekerjaan Tuhan di
jemaat Nabire, maka kelompok bersinar bersedia membuka wilayah pelayanan baru di area
kotalama.
Diharapkan dengan adanya wilayah pelayanan baru yang dibuka oleh kelompok kecil bersinar
maka akan melibatkan semua anggota Jemaat untuk melayani bersama-sama di wilayah
tersebut, karena masi banyak anggota GMAHK yang tidak aktif namun ingin dilayani, dan ini
akan menjadi tanggungjawab seluruh anggota Jemaat Pioneer Nabire.
b. Tujuan
Tujuan dari Proposal ini adalah upaya pengembangan jemaat maka kelompok BERSINAR
bertujuan melaksanakan beberapa hal :
1. Membuka wilayah pelayanan baru di area kotalama dan sekitarnya ( lihat Program Setelah
Dikukuhkan)
2. Langka-langka menuju pembentukan Sekolah Sabat Cabang. (Menunggu Petunjuk Gereja)
3. Pengesahan Gereja Rumah. (Setelah dikomitekan Majelis)
Kelompok bersinar mengadakan latihan lagu dan ibadah malam rabu yang terjadwal
disesuaikan dengan jadwal jemaat
d. Lokasi
Tanah seluas 40X50 yang dihibakan oleh kel. J.S. Kamiroki untuk lokasi gereja. Bertempat
di Jl. Trikora, Kotalama, Kel. Morgo, Kec. Nabire.
Ruman/Kediaman dari Kel. A.F. Kamiroki yang akan digunakan sebagai Gereja Rumah.
Bertempat di Jl. Trikora, Kotalama, Kel. Morgo, Kec. Nabire.
Ibadah setiapa sabat akan dilakun di rumah Kel. A.F. Kamiroki pada jam Sekolah Sabat
(08:45-11:10). Setelah ibadah seluru anggota akan bergabung dengan Jemaat di Gereja
Masehi Advent Hari Ketujuh Jemaat Pioneer Nabire. Sekolah sabat anak-anak akan
dilaksanakan disesuiakan dengan Program Jemaat. Acara keluarga akan dilaksanakan ebelum
jam diskusi sekolah sabat namun disesuaikan dengan jadwal jemaat, apabila ada keluarga
yang terjadwal maka akan melayani di Gereja Masehi Advend Hari Ketujuh Jemaat Pioneer
Nabire.
f. Dasar-dasar Pengukuhan
g. Kesimpulan
Dengan dikukuhkannya gereja rumah maka aka ada daerah pelayanan baru dalam kota
maka akan terbentuk bakal perkumpulan yang akan terus berkembang hingga menjadi sebuah
Jemaat baru, di tengah-tengah kota Nabire dan pekerjaan Tuhan akan terus berjalan. Kita
dapat menjangkau banyak anggota gereja yang lema imana untuk dapat beribada bersana-
sama. Apabila telah di kukuhkan menjadi Gereja Rumah maka Gereja Rumah Bersinar akan
sangat bergantung sepenuhnya pada pelayana Semua depertemen Jemaat Pioneer Nabire,
Jemaat Jemaat sekitar wilayah Nabire. Agar menjadi perhatian seluruh anggota jemaat
Pioneer Nabire maka kami kelompok BERSINAR mengusulkan kepada jemaat untuk di
terima.TUHAN Memberkati.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
di- Tempat.
Konferensi Jemaat