Anda di halaman 1dari 15

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

“ANALISIS LINGKUNGAN DAN MANAGEMENT


KEPEMIMPINAN GEREJA"

SOAL
Buatlah sebuat Analisis keadaan Jemaat (atau Klasis;
atau bagian pelayanan) dan Lingkungan Anda menurut
metode “Penilaian Partisipatif Setempat” (Participatory
Rural Appraisal / PRA)

DOSEN:
Pdt. Dr. Uwe Hummel

DIBUAT OLEH:
TRESIA TANAMAL
141086 111210023

PASCA SARJANA MM (S2)


UNIVERSITAS OTTOW GEISSLER PAPUA
2022
Page 1 of 15
ANALISIS JEMAAT GKI ELIM MALANU DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

I. PENDAHULUAN
Analisis perkembangan jemaat GKI ELIM Malanu dengan menggunakan metode
Participatory Rural Appraisal (PRA) sangat penting. Mengapa? Dengan menggunakan
metode ini diharapkan dapat memberikan analisis, evaluasi dan solusi yang tepat dalam
menggali hal-hal yang penting di dalam Jemaat. Dengan demikian semua hal yang akan
dibahas dalam makalah ini akan dapat berorientasi pada analisis yang tepat dalam
membangun Jemaat GKI Elim Malanu.

II. TUJUAN
Tujuan analisis dengan menggunakan metode ini adalah :
1) Menganalisis keadaan konteks den lingkungan jemaat GKI elim Malanu secara
partisipatif.
2) Membangun dinamika untuk mengkaji kapasitas dan Potensi jemaat GKI Elim
Malanu dengan melibatkan semua kalangan jemaat.
3) Memperbaiki Perencanaan, Pelayanan dan Misi Jemaat dengan melibatkan semua
warga gereja.
4) Memperkuat kemampuan jemaat GKI Elim Malanu untuk menilai dan mengevaluasi
Strategi Pelayanan dan Misi Jemaat Elim Malanu secara Partisipatif.
5) Memperbaiki Pelayanan dan Pelaksanaan Misi Jemaat dengan Meningkatkan Program
Tahunan.
Dengan tujuan di atas maka penggaliaannya akan teranalisis dengan baik dan dapat
memberikan sumbangan Pemikiran yang tepat demi Kemajuan dan Peningkatan Pelayanan
Jemaat GKI Elim Malanu.

III. SEJARAH JEMAAT GKI ELIM MALANU


Jemaat GKI Elim Malanu dalam sejarahnya dapat dikatakan bahwa jemaat ini adalah
jemaat mula-mula Pekabaran Injil yang Masuk Di Tanah Moi 27 Oktober 1927 yang dibawa
oleh Belsazar Wolkh Wagunu.Dalam sejarahnya jemaat secara umum memulai dengan
Persekutuan Ibadah yaitu pada hari Sabtu tanggal 29 Oktober 1927 di Rumah Bapak Gonof
Miliwela. Bapak B.W. Wagunu melakukan rapat dengan beberapa Pemuda yang akan

Page 2 of 15
membantu yakni : Gonof Miliwela, Sesa Osok, Balasa Miliwela, Ono Kalami, Deminiko
Miliwela untuk mempersiapkan ibadah pertama di hari Minggu di rumah Bapak Gonof
Miliwela. Tanggal 30 Oktober Bapak Guru Injil B.W. Wagunu menjelaskan tentang
bagaimana tata cara prosesi ibadah dan meminta kesediaan dari Bapak Gonof Miliwela
sebagai Penterjemah dalam ibadah tersebut, serta meminta kesediaan menyiapkan alat
(lonceng) yang akan di bunyikan pertanda ibadah akan dimulai atau dilaksanakan, maka
Bapak Gonof Miliwela meminta kesediaan dari Bapak Deminiko Miliwela untuk
menyerahkan GONG (Kaingkala) untuk dipakai. Asal Gong Itu sendiri dari keluarga Su di
Kampung Kalaili yang diberikan kepada bapak Deminiko Miliwela. Pada Hari Minggu
tanggal 30 Oktober 1927 Gong dibunyikan Oleh Bapak Guru Injil Belzasar Wolkh Wagunu
dan di atas petunjuk yang telah diterima maka beberapa Pemuda-pemuda memberikan
pengumuman dan mengajak Masyarakat Moi untuk beribadah. Ibadah Pertama dipimpin oleh
Bapak Guru Injil Belzasar Wolkh Wagunu tepat jam 09.00 WNB dan Gonof Miliwela
diminta oleh bapak guru Wagunu sebagai penerjemah bahasa Melayu dengan menggunakan
bahasa Moi (bhs Sub-Moi Kelin), sehingga setiap kalimat yang diucapkan oleh bapak Guru
B.W. Wagunu dapat dimengerti oleh jemaat. Semua masyarakat saat itu berbondong-
bondong datang untuk mengikuti ibadah dan juga disebabkan oleh ras penasaran dan ingin
tau prosesi ibadah seperti apa, dan saat prosesi ibadah dimulai semua masayarakt Moi
megikutinya dengan seksama sambil mendengarkan terjemahan dalam bahasa Moi yang
diucapkan oleh Bapak Gonof Miliwella dan juga dalam Doa Syukur (syafaat) yang diucapkan
oleh Guru Injil Belzasar Wolkh Wagunu meminta “Allah Memberkati dan Mencurahkan Roh
Kudus Bagi Orang Moi dan Di Tanah Moi.” Rumah Bapak Gonof Miliwela dijadikan
sebagai tempat ibadah dan tempat sekolah rakyat (sekolah Peradaban), suatu awal peradaban
baru bagi suku Moi dimana rumah tuan guru dijadikan Basis Pekabaran Injil.
Proses ini berlansung sampai akhirnya Pecah Perang tahun 1942 dan seluruh jemaat
dan masyarakat mengungsi ke hutan-hutan sehingga proses ibadah bersama tidak
dilaksanakan lagi. Kemudian pada tahun 1947 setelah perang jemaat dan masyarakat kembali
lagi k kampung dan memulai untuk menata segala sesuatu dari awal lagi. Sehingga dapatlah
dikatakan bahwa Proses Pekabaran Injil dan Berdirinya Jemaat GKI Elim Malanu itu terjadi
pada 27 Oktober 1947 dengan para Pekabar Injilnya yang di sekolahkan selama 6 bulan. Para
Pekabar Injil yang memberitakan Injil juga disekolahkan ikut pendidikan Di Miyei
Manokwari. Para Pekabar Injil Di Jemaat GKI Elim Malanu yaitu :
1. Bapak Guru Injil Bernadus Kwaktolo (melayani di jemaat Elim Malanu 1 tahun yakni
tahun 1947 dan setelah itu tahun 1948 di utus untuk melayani di wilayah Asbaken)
Page 3 of 15
2. Bapak Guru Injil Bertus Kalami ( Melayani Tahun 1948 satu tahun saja melayani dan
pada tahun 1949 diutus untuk melayani di Suatolo yang sekarang ini disebut
Malaumkarta Klasis malamoi)
3. Bapa Guru Injil Karel Kalasuat ( Melayani di Jemaat Elim Malanu pada tahun 1949-
1954 hampir 5 tahun melayani di jemaat Elim Malanu dan kemudian di utus lagi
melayani pada tahun 1954 ke Sayosa)
4. Bapak Guru Injil Derek Ulim (melayani di jemaat Elim Malanu tahun 1954-1966 lalu
kemudian di utus untuk melayani ke malagutuk)
5. Bapak Guru Injil Yosias Kalami (Melayani di jemaat Elim malanu tahun 1966-1967
lalu kemudian di utus ke Mariat Gunung-Seduwo)
6. Bapak Guru Jemaat J.F Laturiu (dari tahun 1967-1968)
7. Bapak Guru Jemaat Faidiban (dari tahun 1968-2000)
8. Pdt. A.K Nanuru (tahun 2000-2010)
9. Pdt. Safisa (tahun 2010-2012)
10. Pdt Ishack Kwaktolo ( tahun 2012-2014)
11. Pdt. Cosmos Mandowen ( Tahun 2014-2018)
12. Pdt Tresia Tanamal S.Th ( Melayani Di Jemaat Elim Malanu terhitung 19 Agustus
2018 hingga sekarang)

Awal perkembangan pelayanan Berdirinya Jemaat Elim Malanu tahun 1947-1948


belum ada Rumah Ibadah atau belum ada Gedung Gereja sebagai Pusat atau tempat umat
untuk beribadah. Agar supaya Pelayanan di tahun 1947-1948 bisa terlaksana dengan baik
oleh kepemimpinan dua orang penginjil yakni bapak Bernadus Kwaktolo dan Bapak Bertus
kalami maka selama itu proses ibadah dilaksanakan di rumah peninggalan orang Jepang yang
terletak di SMP Negeri 6 sekarang. Pada masa tahun 1947-1948 antusias, sukacita dan
semangat jemaat untuk ada dalam pelayanan sangatlah tinggi belum lagi secara psikologis
mereka baru saja menghadapi perang dunia yang membuat jemaat harus mengungsi dan
bersembunyi. Nanti kemudian dengan perkembanngan umat yang banyak, dan memandang
sangatlah diperlukan untuk ada sebuah Tempat Ibadah yang representatif maka pada tahun
1951-1952 dibangunlah sebuah tempat ibadah sederhana yang didirikan di lokasi Gereja
Sekarang ini. Dengan berjalannya waktu perkembangan secara signifikan bagi pertumbuhan
jemaat maka pada tanggal 23 Mei 2003 pada saat kepemimpinan pelayanan Pdt A.K
diresmikan sebuah gedung gereja yang dipergunakan hingga saat ini. Dan dalam

Page 4 of 15
perkembangannya sampai sekarang sedang dibangun gedung Gereja Baru yang rencananya
akan diresmikan pada Desember 2023.
Perkembangan jemaat GKI Elim Malanu secara kelembagaan sangat berkembang
dengan baik mulai tahun 1947 sampai sekarang ini dengan mengikuti struktur kelembagaan
yang telah ditetapkan dalam Tata Gereja. Pelayanan awal tidak seperti sekarang secara
kelembagaan sebab dulu yang menduduki pelayanan hanya orang asli Moi maka di tahun
1967 saat kepemimpinan bapak Guru Jemaat Laturiu secara kelembagaan dipimpin oleh
orang lain yakni seorang Guru Jemaat yang berasal dari Maluku. Hal ini membuktikan bahwa
gereja dan jemaat mula-mula pada saat itu dengan perkembangan pelayanan dan wilayah
yang sudah terbuka untuk orang lain tinggal dan berdomisili diwilayah pelayanan orang-
orang Moi pun ikut membuka diri dan menerima orang dan suku lain untuk bersama-sama
ada di dalam Pelayanan Gereja, diantaranya ada keluarga Hityabessy, Lawalatta, Wenno,
Sihombing, Tobing, Lokolo dan warga jemaat lainnya yang berasal dari suku-suku yang
berbeda-beda dalam Jemaat GKI Elim Malanu dan perkembangan itu berlansung sampai
sekarang. Pada tahun 2000 juga sudah ada kerjasama dengan gereja mitra luar negri dengan
mendirikan Yayasan Asrama Kamma, Tanah untuk mendirikan bangunan ini diberikan oleh
Jemaat GKI Elim Malanu namun pengelolaan Asrama Putri Kamma di atur oleh Badan
Pekerja Klasis melalui Persekutuan ibu-ibu Sara, tapi sayangnya setelah Corona tahun 2020
sampai sekarang Bangunan Asrama ini sudah Kosong dan tidak dikelola lagi. Jemaat elim
Malanu adalah salah satu jemaat yang masing secara lokal mempertahankan budaya Moi dan
menjadikan ini sebagai suatu kekuatan Misi dan pelayanan dalam membangun Manusia yang
Takut Tuhan dan memiliki Ketaatan, Kepekaan dalam melaksanakan dan menunjang Semua
pelayanan Gereja. Semua jemaat dilibatkan secara aktif baik laki-laki dan Perempuan,
mereka memberi diri untuk turut serta membangun jemaat dan dibangun secara kepribadian,
Karakter, sikap dan Perbuatan yang saling menopang, mendoakan, membantu dan Mengasihi
satu sama lainnya dalam hubungan sebagai Keluarga Allah yang tidak dapat dipisahkan.
Sama-sama bekerja untuk membangun jemaat GKI Elim Malanu baik dibidang Misi dan
Pelayanan tetapi juga dalam Bidang Dana. Sejarah adalah bagian penting dalam jemaat
yang menjadi tolak ukur untuk terus membenahi diri dan pelayanan lebih baik. Sejarah tidak
dapat dilupakan begitu saja. Sejarah adalah masa yang penting untuk diingat dan membuat
jemaat dan Gereja semakin Bertumbuh ke arah yang lebih baik. Sejarah Pelayanan Misi dan
Penginjilan sampai hari ini sangatlah dirasakan Perkembangannya yang luar biasa.

Page 5 of 15
IV. KEADAAN UMUM JEMAAT GKI ELIM MALANU
Wilayah Pelayanan Jemaat GKI Elim Malanu berada di wilayah pemerintahan Kota Sorong,
Distrik Sorong Utara, Kelurahan Malanu adalah satu jemaat yang mendiami tanjung/pantai
Manoi sampai dengan tanjung Malanu atau Mlanu Plofuk (Sekarang sepanjang Pantai PT
Usaha Mina/Perikanan Nusantara, Pelabuhan, kantor ASDP Dan Lapangan Hocky). Akibat
Perang Dunia ke II memaksa masyarakat harus mengungsi ke daerah Koadas distrik Makbon
sampai keaadaan kembali aman tahun 1947, mereka kembali tetapi tidak di tanjung malanu
(sekarang kantor ASDP), karena trauma pada kondisi saat itu, sehingga mereka mengambil
keputusan untuk mendirikan kampung Malanu yang bersama pula dengan berdirinya Jemaat
GKI Elim Malanu di daerah Klakudusma yang sekarang sebagai Lokasi Berdirinya Gedung
Gereja GKI Elim Malanu.

V. KEADAAN KHUSUS JEMAAT GKI ELIM MALANU


Batas wilayah Pelayanan Jemaat GKI Elim Malanu :
- Sebelah Timur Berbatasan dengan Jemaat GKI Efata Matalamagi
- Sebelah Barat Berbatasan dengan Jemaat GKI Ottow Geissler Klasesa
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Jemaat GKI Tiberias Malanu
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kawasan Hutan Lindung/Tanah Adat
Jemaat GKI Elim Malanu merupakan salah satu jemaat dari 48 Jemaat Mandiri yang berada
di Wilayah Pelayanan Klasis GKI Sorong dan merupakan Jemaat ke lima (5) dari 12 jemaat
di Wilayah III Klasis GKI Sorong. Jemaat GKI Elim Malanu luas jangkauan pelayanan
membentuk 5 wilayan pelayanan yang terdiri dari 25 kelompok KSP, diantaraya:
- Rayon 1 terdiri dari 6 KSP
- Rayon 2 terdiri dari 5 KSP
- Rayon 3 terdiridari 5 KSP
- Rayon 4 terdiri dari 5 KSP
- Rayon 5 terdiri dari 4 KSP
Pada maasing-masing Wilayah Pelayanan di Rayon dikoordinir oleh seorang Koordinator
Rayon yang dipilh dari Majelis Jemaat Rayon, koordinator Rayon mempunyai tugas
mengawal pelaksanaan progra, dan kegiatan yang berbasis jemaat yang ada di Rayon Juga
mengawal kebijakan Pelaksana Harian Majelis Jemaat GKI Elim Malanu di Rayon masing-
masing..

Page 6 of 15
Jemaat GKI Elim Malanu memiliki 1 (satu) Orang Pegawai Organik Gereja yang
bertanggungjawab sebagai Ketua Majelis Jemaat GKI Elim Malanu dan dibantu oleh
1(satu)orang pegawai Non Organik yang di Skkan oleh Klasis untuk menjadi Pelayan
Pembantu di jemaat dalam menopang pelayanan Gereja. Jumlah Keseluruhan Mejelis Jemaat
terdiri dari:
- Rayon 1 jumlah Majelis Jemaat 11 orang yang terdiri dari 5 orang Penatua dan 6
orang Syamas
- Rayon 2 jumlah Majelis Jemaat 10 orang terdiri dari 5 orang Penatua dan 5 Orang
Syamas
- Rayon 3 jumlah Majelis Jemaat 11 orang terdiri dari 5 orang Penatua dan 5 orang
Syamas
- Rayon 3 jumlah Majelis Jemaat 11 orang terdiri dari 5 0rang Penatua dan 6 Orang
Syamas.
- Rayon 4 jumlah Majelis Jemaat 11 orang terdiri dari 5 orang Penatua dan 6 orang
Syamas
- Rayon 5 jumlah Majelis Jemaat Majelis Jemaat 8 orang terdiri dari 4 Penatua dan 4
Syamas.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa sampai saat ini sarana tempat ibadah masih
digunakan multi fungsi yakni untuk kegiatan-kegiatan Gerejawi yang menyangkut Ibadah
maupun Non Ibadah seperti Rapat-rapat, Pelatihan, Pengobatan dan Perayaan-perayaan
dalam unsur jemaat maupun Rayon Gedung Gereja GKI Elim Malanu. Kami sangat
berharap dengan Pertolongan Tuhan di tahun 2023 Gedung Gereja yang Baru dapat
diresmikan dan digunakan sehingga semua kegiatan gerejawi dan non Gerejawi semua
dapat menggunakan sarana yang memadai .
Jemaat GKI Elim Malanu dalam Pelaksanaan Pelayanan Gereja berpatokan pada VISI
DAN MISI yang dijabarkan dalam program-program dan kegiatan-kegiatan Pelayanan
baik di tingkat jemaat samap pada aras unsur Jemaat. Semua ini bertujuan agar dampak
Pencapaian Indikiator yang maksimal dalam program dan kegiatan tersubut dihaharpkan
dapat menyentuh Jemaat dan Membangun Kesadaran diri serta membentuk pribadi yang
Taat dan Takut Kepada Tuhan dalam tindakan, Perkataan dan Perbuatan. Gereja juga
adalah Mitra dari Pemerintah. Sebab lingkungan dimana Gereja hadir ada beberapa
Sarana Pemerintah yang tersedia diantaranya:
- Ada Kantor Distrik Sorong Utara
Page 7 of 15
- Ada Kantor Kelurahan Malanu
- Ada Puskesmas Malanu
Untuk ivent-ivent dan kegiatan tertentu Gereja GKI Elim Malanu selalu melibatkan
Pemerintah dalam kegiatan tersebut. Salah satu kegiatan yang Rutin dilaksanakan
berkolaboarasi dengan Pemerintah adalah Kegiatan Pengobatan Lansia dan Anak yang
dilaksanakan 1 (satu) Bulan Sekali dengan melibatkan Para Lansia dan Anak-anak juga
Tenaga Medis Dari Puskesman Malanu yang terdiri dari : Dokter dan Perawat sebanyak 2
orang). Program dan Kegiatan yang bermitra dengan Pemerintah ini sangat baik sekali.
Mengapa? Sebab Para Lansia dan anak-anak di dalam Jemaat dapat terlayani dengan baik
dan ada rasa tingkat kepuasan dari pihak gereja tetapi juga pihak kesehatan dalam hal ini
Para petugaas Puskesmas Malanu.
Sesuai dengan Visi dan Misi Gereja
VI. VISI DAN MISI
A. VISI
➢ tanda-tanda Kerajaan Allah adalah segala hal yang baik dan menyenangkan
kehidupan seorang manusia. Kesetian dan Ketaatan kepada Tuhan, kebebasan,
perdamaian, kesejahteraan, kesehatan dan kemampuan dan ketrampilan,
keamanan dan ketertiban yang mendatangkan sukacita kepada Manuasia.
➢ Sumber Daya Gereja adalah Pelayan dan dan Warga Jemaat GKI Elim Malanu
tetapi juga sumber daya gereja lainnnya seperti Potensi Sumber daya Alam dan
infraastruktur yang mendukung Pelayanan sehingga menuju Warga Gereja yang
Maju, Mandiri dan Sejahtera dan Geraja Yang Misioner.
B. MISI
➢ Meningkatkan kualitas kehidupan kualitas rohani para pelayan dan warga
jemaat GKI Elim malanu
➢ Meningkatkan Kemandirian Pelayan dan Warga Jemaat GKI Elim Malanu
➢ Meningkatkan Kesejahteraan Para Pelayan dan Warga GKI Elim Malanu
➢ Membangun Kebersamaan dan Merawat Perdamaian dalam masyarakat

Berdasarkan Visi dan Misi Gereja maka disusunlah Program Dan Kegiatan
dengan Tema PEMBAHARUAN untuk tahun 2023 yang mana Tema ini dituangkan
dalam Bnetuk Program dan Kegiatan masing-masing Urusan di aras Jemaat yang
bertujuan untuk Pembaharuan bagi jemaat. Disadari bahwa dalam Pelaksanaannya masih

Page 8 of 15
banyak kendala yang dihadapi di dalam jemaat yakni Tingkat Kehadiran warga Jemaat
Yang Bervariasi dalam ibadah-ibadah unsur dan ibadah hari Minggu. Jemaat Ini juga
diperhadapkan dengan masalah yang menyangkut kemisikinan, kebodohan, ekonomi,
sosial dan budaya, politik, bahkan masalah-masalah aktual yang sedang mengancam
kehidupan bergereja yakni : Narkoba, Miras, HIV/AIDS, Masalah Kekerasan Dalam
Rumah Tangga, dan masalah-masalah yang mengarah pada Isu Sara yang hendak
mengganggu persekutuan. Ditambah lagi di wiliayah dan Lingkungan Pelayanan Jemaat
Elim malanu ada Tempat Prostitusi yang sudah Berdiri lama dan tetap ada sampai hari
ini, tempatnya Lokalisasi Prostitusi Wanita ini tentu sangat berpengaruh pada
Perkembangan,Pemahaman, kebiasaan jemaat. Bersyukur Kepada Tuhan dengan
Petumbuhan Iman Warga Jemaat Elim Malanu yang baik maka sampai saat ini tidak ada
jemaat yang terlibat dalam kegiaatan prostitusi tersebut.
Lingkungann Jemaat GKI Elim malanu juga terdapat beberapa Fasilitas Pendidikan
diantaranaya : Ada SD YPK Elim Malanu, SMP YPK, SMP Negeri 4 Kota Sorong, SMP
Kesehatan, ada SMA Gabungan dan ada satu Universitas Kristen. Diharapkan dengan
tersedianya fasilitas Pendidikan di lingkungan Pelayanan Jemaat GKI Elim malanu semua
Warga Jemaat akan memberikan Perhatian Serius bagi Perkembangan Pendidikan Anak-
anak yang ada di jemaat. Anak-anak adalah Aset Keluarga, anak-anak adalah aset Gereja,
anak-anak adalah aset bangsa dan Negara oleh sebab itu menamamkan kesadaran tentang
pentingnya Pendidikan bagi anak-anak itu sangatlah penting, sehingga kedepan anak-anak
Jemaat Elim ini jugalah yang melanjutkan Pekerjaan Gereja ini.
Dibidang Ekonomi dapatlah dikatakan Bahwa mata pencaharian Jemaat Elim bervariasi ;
ada yang PNS, Swasta, Wirausaha, Tukang ojek, sopir, penjual di pasar, berjualan di
rumah membuka kios dan berjualan pinang, Pendapatan jemaat itulah yang dapat
meningkatkan ekonomi dalam keluarga tetapi juga menopang Pekerjaaan Pelayana di
bidang dana dengan persembahan yang diberikan Oleh warga jemaat. Lingkungan
Pelayanan Jemaat Elim Malanu juga berdekatan dengan Pasar Malanu dan ini sangat
mempermudah jemaat untuk berbelanja dan menjual hasil Kebun dan hasil lautnya. Untuk
tingkat Pengangguran di jemaat elim malanu hanya 10 persen dari 90 persen warga
jemaat yang sudah bekerja dan yang masih sekolah. Puji Tuhan warga jemaat Elim
malanu adalah rata-rata keluarga yang sudah bekerja da mengurangi angka pengangguran.
Di Lingkungan Pelayanan Jemaat GKI Elim Malanu terdapat juga beberapa fasilitas
ibaadah yakni : ada 2 mesjid, ada ada 6 Gereja aliran pertobatan. Semuanya

Page 9 of 15
Berdampingan dengan baik diwujudkan dengan sikap saling menghormati dan saling
Menghargai.
Diharapkan dengan Kemajuan disegala bidang dapat membangun sumber daya
manusia di Jemaat GKI elim malanu yang berkualitas dan Mandiri.
Dalam tahun-tahun Gerejawi atau Hari Raya Nasional ataupu peristiwa Lokal atau
nasional ataupun hari libur apakah bisa dipakai untuk kegiatan misi? Memang ada
beberapa kegiatan hari besar gerejawi yang kami gunakan untuk kegiatanya misi
misalnya menjelang Perayaan Injil Masuk Di Tanah Papua pada bulan Februari kami
jemaat biasanya melaksanakan Kegiatan Perkunjunngan Kasih dan Misi bagi Jemaat-
jemaat yang ada Bakal Klasis yang pada sidang Waropen telah ditetapkan sebagai KLasis
Defenitif dan salah satu jemaat yang selalu kami kunjungi setiap tahun adalah jemaat
Emaus Baun Klasis Abun. Tujuan dalam kunjungan tersebut yaitu melaksanan Pelayanan
Kasih dan Pelayanan Misi Injil bagi warga jemaat yang ada di sana. Kami tinggal disana
selama 3 hari dan berbaur dengan seluruh warga jemaat yang ada disana, rasa
kekeluargaan yang sangat mendalam yang kami rasakan saat ada bersama-sama dengan
mereka. Khusus hari Raya nasional Misalnya 17 Agustus kami selalu melaksanakan Doa
Bersama dengan Jemaat dan setelah itu dilanjutkan dengan lomba-lomba bagi anak-anak.
Baru sebatas ini kegiatan misi yang kami jemaat lakukan saat hari raya Gereja dan hari
raya Nasional. Kedepan diharapkan dalam kegiatan-kegiatan tersebut kami jemaat dapat
mengisinya dengan kegiatan-kegiatan misi yang membangun dan meningkatkan
Kemajuan dan Kemandirian Jemaat. Memang Rasa Solidaritas dan Nasionalis yang tinggi
harus dapat digerakkan dalam hati warga jemaat agar dapat memberikan rasa Kepedulian
bagi bangsa dan Negara dengan terlibat dalam kegiatan-kegiatan misi yang dapat
membangun Spritualitas Palayan dan Warga Jemaatnya. Sumbangsih pemikiran yang
baik sehingga pada saat hari Besar nasional kami Gereja pun dapat memberikan yang
terbaik dalam kemajuan dan perkembangan Misi.

Page 10 of 15
DIAGRAM VENN JEMAAT GKI ELIM MALANU

Dalam kehidupan bergereja Peran majelis jemaat dibutuhkan untuk memelihara


keutuhan persekutuan dan menciptakan kesejahteraan bagi anggota jemaat dan sesama
manusia. Untuk menciptakan kesejahteraan bagi anggota jemaat dan masyarakat secara luas
banyak upaya yang bisa dilakukan salah satunya adalah melalui pelibatan anggota jemaat
dalam usaha kreatif agar meningkatkan taraf hidup dalam bidang ekonomi. Pemberdayaan
adalah salah satu cara dalam mengembangkan daya dengan memberikan dorongan dan
meningkatkan pemahaman konsep sosial tentang potensi yang ada pada warga jemaat GKI
Elim malanu. Seperti sudah dikatakan diatas sebelumnya bahwa mata pencaharian Jemaat

Page 11 of 15
GKI Elim malanu itu bervariasi diantaranya ada yang PNS dengan bidang dan Profesi Dosen,
Guru, Pengacara, Perawat, Ada Wiraswata, ada Wirausaha, ada sopir, ada Tukang ojek, ada
yang jualan pinang, sayur, ikan. Gereja hadir bukan saja untuk meneguhkan umatNya tetapi
juga berguna bagi masyakakat. Gereja perlu memberdayakan setiap potensi yang dimiliki
agar warga jemaatnya tidak terkukung dengan masalah kemiskinan. Tugas gereja sesuai
panggilannya yaitu : Bersaksi, Bersekutu dan Melayani. Dengan melihat begitu banyak
potensi yang ada didalam jemaat GKI Elim Malanu sehingga perlu diberlakukan
pemberdayaan Ekonomi jemaat. Warga Jemaat memiliki potensi sumber daya alam berupa
lahan produktif dan sumber daya manusia yang berkualitas misalnya : ada lahan pekarangan
3 ha milik jemaat yang masih dapat ditingkatkan produktifitasnya karena sekarang ini belum
dikelola dengan baik; tersedianya pakan ternak yang dapat dipergunakan untuk
mengembangkan usaha peternakan ayam atau babi. Berdasarkan fenomena ini yakni potensi
sumber daya alam dapat diberdayakan dengan melibatkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Jika ini digali dengan baik maka diharapkan dapat memberikan atau
meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar, mengurangi angka pengangguran, berpotensi
mendapatkan pendapatan. Gereja tidak hanya berperan dalam pemberitaan Firman sebab
Pemberitaan Firman yang hidup adalah kesejahteraan UmatNya. Gereja dalam perannya
harus berkelanjutan, serta melibatkan mitra-mitra gereja seperti Pemerintah, mitra luar negri,
sehingga gereja aktif baik dalam pemenuhan kebutuhan rohani maupun jasmani Jemaat GKI
Elim malanu.

Kepemimpinan yang berkualitas adalah kepemimpinan yang menutamakan kemuliaan Tuhan


dalam menerapkan fungsi-fungsi kepemimpiinan yang berkualitas. Kualitas Sumber Daya
manusia Jemaat Elim Malanu dilihati dari indikator-indikator berikut, yakni :
- Tingkat Pendidikan
- Tingkat Pendapatan
- Pekerjaan
- Kehadiran Mengikuti Kebaktian Minggu
- Kehadiran melalui ibadah rayon
- Keterlibatan mengikuti kegiatan gereja ataupun kebaktian kategorial, Paduan Suara
dan Vokaln Group
- Memiliki sikap positif terhadp program dan kegiatan gereja

Page 12 of 15
- Ketaatan melaksanakan kewajiban terhadap gereja
- Mengetahui dan dapat menuntut haknya sebagai warga Gereja
Gereja yang sukses dalam melaksanakan tiga tugas panggila gereja (Koinonia, marturia dan
diakonia) bergerak secara dinamis, berdasarkan perencanaan strategis. Perencanaan strategis
dalam gereja jarang sekali dirumuskan sehingga gereja berdinamika tanpa perencanaan yang
matang. Perencanaan Strategis yang dirumuskan berorientasi pada individu sebagai gereja.
Kualitas pelayan atau kepengurusan dapat dilihat dari indikator :
- Adanya program dan kegiatan setiap seksi yang telah direncanakan?
- Berjalannya pelaksanaan kegiatan dan program dan kegiatan unsur baikk atau tidak?
- Jumlah optimal jemaat yang terlibat dalam program dan kegiatan?
- Komitmen Pelayanan yang tinggi
- Kepuasaan kerja yang tinggi dalam pelayanan.
Sarana dan prasarana yang baik meliputi :
- Gedung Gereja yang nyaman, sejuk sebagai tempat ibadah
- Mudah diakses dengan kendaraan
- Memiliki lahan parkir yang cukup luas
- Memiliki ruang konsistori
- Memiliki sound system yang baik
- Memiliki infokus
- Memiliki komputer/laptop dan printer yang memadai.
Pelayan dan kepengurusan yang baik memiliki iman yang kokoh dalam pelayanannya,
memiliki komitmen dalam melaksanakan tugas panggilannya, memiliki pengertahuan atas
pelayanannya, memiliki kepuasan kerja yang tinggi, memiliki komunikasi yang baik antar
pelayan, saling membantu, memiliki program dan kegiatan bagi pelayan. Satu hal yang harus
diperhitungkan adalah kemampuan pembiayaan secara mandiri untuk program dan kegiatan
jemaat. Pendapatan gereja yang memadai harus ada secara permanen dan dapat diprediksi,
memiliki sumber pendapatan lain yang tidak sulit direalisasikan.

Page 13 of 15
TABEL ANALISIS SWOT

Tabel kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan Jemaat GKI Elim Malanu.
Untuk Dasar Acuan Analisis SWOT
Organisasi: Struktur Organisasi, Kebijakan, Tupoksi
SDM: Kuantitas dan Kualitas (Pemimpin, Majelis dan Jemaat)
SD Keuangan (Sumber Keuangan Permanen yang memadai)
I Kekuatan (S)
Aset dan Vasilitas
Jaringan Kerja

Organisasi: Struktur Organisasi, Kebijakan, Tupoksi


SDM: Kuantitas dan Kualitas (Pemimpin, Majelis dan Jemaat)
Kelemahan SD Keuangan (Sumber Keuangan Permanen yang memadai)
II
(W) Aset dan Vasilitas
Jaringan Kerja

Peluang Pengembangan Kuantitas Jemaat


Peluang Pengembangan Kualitas Jemaat
Peluang Kerjasama yang saling menguntungkan dengan Gereja lain
Peluang bantuan Pemerintah
III Peluang (O)
Peluang bantuan sumber keuangan yang tidak mengikat
Peluang sumber dana baru yang diciptakan
Peluang kemudahan Komunikasi dengan orang di luar Gereja

Perkembangan IPTEKS
Promosi dan Komunikasi
IV Tantangan (T) Kompetitor
Kultur Dunia
Globalisasi

Page 14 of 15
GAMBAR POHON MASALAH JEMAAT ELIM MALANU

Page 15 of 15

Anda mungkin juga menyukai