Di susun oleh:
Ninda Sekar Ayu
XII IPA 6 / Absen 28
SMA Negeri 5 Malang
Sejarah Singkat GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan):
GKJW atau Gereja Kristen Jawi Wetan adalah salah satu gereja yang ada di Indonesia
khususnya Jawa Timur. Gereja teritorial yang ada di Jawa Timur dengan anggota bukan hanya orang
suku Jawa melainkan di luar suku jawa pun ada. GKJW lahir tepatnya pada tanggal 11 Desember 1931.
Tepatnya diawali dengan tahun 1880 saat permisian Zending Belanda memasuki daerah Jawa Timur
dan khususnya para pekabar injil yang memulai di daerah Tarikh atau tempatnya Trowulan,Mojokerto
yang diawali di desa Mojowarno. Permisian Kristen menyebar mulai dari daerah Banyuwangi, Jember,
Lumajang, dan Malang. Hampir semua berada di wilayah pesisir karena GKJW bermula dari orang-
orang yang mempunyai kesaktian ilmu kejawaan. Perkembangan gereja juga ditentukan oleh
permisian yang berangkat dari kota besar yakni Surabaya. Kalau Kristen tradisonal yang mengarah ke
daerah pesisir selatan di awali dengan Coolen kalau di kota diawali dengan Yohanes M.D. (seorang
misionaris Belanda berdarah Jerman). Beliau bermisi dimulai dari Surabaya mengarah ke arah Kediri,
Pare, Madiun dan Ngawi. Dikatakan tahun 1931 dinyatakan berdiri itu karena gereja-gereja lokal yang
semula menyebar mengambil kesepakatan untuk menjadi sebuah gereja dari yang semula Pasamuan-
Pasamuan di tanah Jawi menjadi Gereja Kristen Ing Tanah Jawi. Perkembangannya menjadi Gereja
Kristen Jawi Wetan.
1. Majelis Jemaat ada lingkup jemaat lokal bisa kota bisa desa.
Majelis jemaat adalah kepengurusan lokal yang diketuai oleh seorang pendeta dibantu
dengan beberapa warga yang dipilih menjadi majelis. Dan mereka membagi diri menjadi 4
bidang pelayanan.
a. Bidang teologia
Teologi membidangi masalah peribadahan dan dogma atau akidah.
b. Bidang Persekutuan
Persekutuan membidangi pembinaan pelayanan anak remaja, pemuda/mahasiswa, dan
wanita serta para bapak.
c. Bidang Pelayanan
Pelayanan berkaitan dengan hal diakonia yakni cinta kasih, warga-warga yang
terpinggirkan , warga miskin, warga sakit, dan warga terpenjara.
d. Bidang Penata Layanan
Penata layanan melingkupi harta benda atau kepemilikan gereja.
Disamping keempat bidang tersebut ada dua bidang lagi dalam sebuah jemaat yakni lintas
bidang yang disebut KOMPELITBANG (Komisi Penelitian dan Pengembangan). Ini
mengarahkan program-program dan juga mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan gereja.
Lintas bidang yang kedua yakni bidang komisi pemeriksa keuangan jemaat. Karena gereja
merupakan sebuah organisasi ada perputaran uang. Uang juga dari jemaat, maka
transparasi ditempuh denga adanya komisis independen yang memeriksa , mengevaluasi
sekaligus mengendalikan keuangan.
2. Majelis daerah adalah satu klasis satu daerah biasanya beranggotakan antara 10-20
jemaat/gereja.
Majelis daerah terbagi menjadi 13 majelis daerah.
3. Majelis Agung adalah badan yang mengurusi keseluruhan jemaat yang ada di Jawa Timur.
Majelis Agung hingga saat ini beranggotakan 160 jemaat tersebar mulai dari ujung
Banyuwangi sampai dengan ujung Ngawi (perbatasan dengan Jawa Tengah).
GKJW menitikberatkan pada menghormati pluralitas, kultur/ budaya, khususnya Jawa dan budaya
yang ada di wilayah Indonesia. GKJW juga menghormati keanekaragaman khususnya dalam hal
keyakinan.
Tantangan berikutnya adalah sama dengan sejarah bangsa bahwa diantara 1959-1967 GKJW juga
mengalami dinamika yang luar biasa. Karena pergolakan yang ada di tengah bangsa besar tetapi
semuanya dapat teratasi. Banyak permasalahan, ada banyak hal yang dapat terlampaui lebih pada
disebabkan karena kesadaran akan kesatuan sebagai gereja. Walaupun beragam anggota baik lokasi
desa kota atau mungkin juga SDM atau juga tradisi lokal yang menyertainya. Alhasil, semuanya dapat
diatasi dengan baik.
Sejarah Singkat GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan)
Sengkaling:
Riwayat singkat adanya orang kristen di GKJW Sengkaling sebagai berikut :
1. Tahun 1935 adanya orang kristen di kelompok Solorejo, Pelungsewu, dan Gading.
2. Tahun 1950 adanya orang kristen di kelompok Sengkaling.
3. Tahun 1954 adanya orang kristen di kelompok Karangploso.
4. Tahun 1968 baru ada orang kristen di kelompok Kucur.
Dari ke 4 kelompok tersebut tumbuh berkembang menjadi Pepanthaan Sengkaling, yang akhirnya
didewaskan menjadi GKJW Sengkaling pada tanggal 25 Mei 1969. Induk Sengkaling pepanthaannya
Kucur, Solorejo termasuk pos Gading dan Pelungsewu, Pepanthan Karangpoloso termasuk pos
pelayanan di Pusdik. Jumlah KK : 198. Jumlah warga dewasa Lk:207, Pr: 198,anak Lk : 219, Pr: 191.
Jumlah: 815 orang. Tang mendewasakan Sengkaling adalah jemaat Talun Malang.
HKJW pernah mendewasakan jemaat Karangploso tahun 1998. Sekarang baru mempersiapkan Lajem
Kucur untuk jadi dewasa.
Tantangan berikutnya adalah sama dengan sejarah bangsa bahwa diantara 1959-1967 GKJW juga
mengalami dinamika yang luar biasa. Karena pergolakan yang ada di tengah bangsa besar tetapi
semuanya dapat teratasi. Banyak permasalahan, ada banyak hal yang dapat terlampaui lebih pada
disebabkan karena kesadaran akan kesatuan sebagai gereja. Walaupun beragam anggota baik lokasi
desa kota atau mungkin juga SDM atau juga tradisi lokal yang menyertainya. Alhasil, semuanya dapat
diatasi dengan baik.