1837 )
PERANG YANG BERLANGSUNG DI SUMATERA BARAT
Duta Ardana P.
Hanif Maulana
Muhammad Daffa A.
Naufal Lutfian
Riandy
Shafly Dwi A.
Adanya perselisihan antara kaum adat dan kaum padri sebagai akibat dari usaha yang
dilakukan kaum padri untuk memurnikan ajaran Islam dengan menghapus adat
kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran islam.
Campur tangan belanda dengan membantu kaum adat .Pertempuran pertama terjadi
dikota lawas kemudian meluas ke daerah daerah lain. Sehingga muncul pemimpin
pemimpin yang mendukung gerakan kaum padri seperti Datuk Bandaro, Datuk Malim
Basa (Imam Bonjol), Tuanku pasaman, Tuanku Nan Rencek, Tuanku Nan. cerdik, dan
Tuanku Nan Gapuk.
Kolonel Elout
Tuanku Imam
Bonjol
Kolonel Elout
Sentot
Alibasyah P.D.
Pada tahap ini, peperangan terjadi antara kaum padre dan kaum adat yang
dibantu oleh belanda. Menghadapi belanda yang bersenjata lengkap,kaum padri
menggunakan siasat gerilya.medudukan belanda makin sulit , kemudian membujuk
kaum padri untuk berdamai. Pada tanggal 15 nopember 1825 di padang diadakan
perjanjian perdamaian dan dan tentara belanda ditarik dari Sumatra dan dipusatkan
untuk menumpas perlawanan diponegoro di jawa.
tahap kedua(1830-1837)
Kesimpulan :
Akhirnya pada tahun 1837 Benteng Bonjol dapat dikuasai Belanda, dan Tuanku
Imam Bonjol berhasil ditangkap, tetapi peperangan ini masih berlanjut
sampai akhirnya benteng terakhir Kaum Padri, di Dalu-Dalu , yang waktu itu
telah dipimpin oleh Tuanku Tambusai jatuh pada 28 Desember
1838.Hancurnya benteng tersebut memaksa Tuanku Tambusai mundur,
bersama sisa-sisa pengikutnya pindah kenegeri sembilan semenanjung malaya
dan akhirnya peperangan ini dianggap selesai karena sudah tidak ada
perlawanan yang berarti