Anda di halaman 1dari 7

Perang Padri ( 1803

1837 )
PERANG YANG BERLANGSUNG DI SUMATERA BARAT

Kelompok Black Copal,


Anggota :

Duta Ardana P.

Hanif Maulana

Muhammad Daffa A.

Muhammad Iqbal Faturrahman

Naufal Lutfian

Riandy

Shafly Dwi A.

Sebab Sebab Terjadinya Perang Padri :

Adanya perselisihan antara kaum adat dan kaum padri sebagai akibat dari usaha yang
dilakukan kaum padri untuk memurnikan ajaran Islam dengan menghapus adat
kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran islam.

Campur tangan belanda dengan membantu kaum adat .Pertempuran pertama terjadi
dikota lawas kemudian meluas ke daerah daerah lain. Sehingga muncul pemimpin
pemimpin yang mendukung gerakan kaum padri seperti Datuk Bandaro, Datuk Malim
Basa (Imam Bonjol), Tuanku pasaman, Tuanku Nan Rencek, Tuanku Nan. cerdik, dan
Tuanku Nan Gapuk.

Latar Belakang Perang Padri :

Perang Padri dilatarbelakangi oleh kepulangan tiga


orangHajidariMekkahsekitar tahun 1803, yaituHaji Miskin,Haji
SumanikdanHaji Piobangyang ingin memperbaiki syariat Islam yang belum
sempurna dijalankan oleh masyarakatMinangkabau. Mengetahui hal
tersebut,Tuanku Nan Rencehsangat tertarik lalu ikut mendukung keinginan
ketiga orang Haji tersebut bersama dengan ulama lain di Minangkabau yang
tergabung dalam Harimau Nan Salapan.

Harimau Nan Salapan kemudian memintaTuanku Lintauuntuk mengajak Yang


Dipertuan Pagaruyung Sultan Arifin Muningsyah beserta Kaum Adat untuk
meninggalkan beberapa kebiasaan yang bertentangan dengan ajaran agama
Islam. Dalam beberapa perundingan tidak ada kata sepakat antara Kaum Padri
dengan Kaum Adat. Seiring itu beberapanagaridalam Kerajaan Pagaruyung
bergejolak, puncaknya pada tahun 1815, Kaum Padri dibawah pimpinanTuanku
Pasamanmenyerang Kerajaan Pagaruyung dan pecahlah peperangan diKoto
Tangah. Serangan ini menyebabkan Sultan Arifin Muningsyah terpaksa menyingkir
dan melarikan diri dari ibu kota kerajaan. Dari catatanRaffles yang pernah
mengunjungiPagaruyungpada tahun 1818, menyebutkan bahwa ia hanya
mendapati sisa-sisaIstana Kerajaan Pagaruyungyang sudah terbakar.

Tokoh Tokoh Dalam Perang Padri :

Tuanku Imam Bonjol

Kolonel Elout

Van den Bosch

Sentot Alibasyah Prawiro Dirjo

Tuanku Imam
Bonjol

Kolonel Elout

van den Bosch

Sentot
Alibasyah P.D.

Jalanannya Perang Padri :

tahap pertama (1821-1825)

Pada tahap ini, peperangan terjadi antara kaum padre dan kaum adat yang
dibantu oleh belanda. Menghadapi belanda yang bersenjata lengkap,kaum padri
menggunakan siasat gerilya.medudukan belanda makin sulit , kemudian membujuk
kaum padri untuk berdamai. Pada tanggal 15 nopember 1825 di padang diadakan
perjanjian perdamaian dan dan tentara belanda ditarik dari Sumatra dan dipusatkan
untuk menumpas perlawanan diponegoro di jawa.

tahap kedua(1830-1837)

Setelah perang di ponerogo selesai , belanda mulai melanggar perjanjian dan


perang padri berkobar kembali. Pada perang ini,kaum padri dan kaum adat
bersatu melawan belanda.Mula-mula kaum padri mendapat banyak kemenangan.
Pada tahun 1834 belanda mengerahkan pasukan untuk menggempur pusat
pertahanan kaum padri di bonjol. Pada tanggal 25 oktober 1837, tuanku imam
bonjol tertangkap ,kemudian diasingkan di minahasa sampai wafatnya. Dengan
menyerahnya imam bonjol bukan berarti perang selesai,perang tetap berlanjut
walaupun tidak lagi mengganggu usaha belanda untuk menguasai minangkabau.

Kesimpulan :

Akhirnya pada tahun 1837 Benteng Bonjol dapat dikuasai Belanda, dan Tuanku
Imam Bonjol berhasil ditangkap, tetapi peperangan ini masih berlanjut
sampai akhirnya benteng terakhir Kaum Padri, di Dalu-Dalu , yang waktu itu
telah dipimpin oleh Tuanku Tambusai jatuh pada 28 Desember
1838.Hancurnya benteng tersebut memaksa Tuanku Tambusai mundur,
bersama sisa-sisa pengikutnya pindah kenegeri sembilan semenanjung malaya
dan akhirnya peperangan ini dianggap selesai karena sudah tidak ada
perlawanan yang berarti

Anda mungkin juga menyukai