DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
PENDAHULUAN
Benua Afrika sendiri dikenal sebagai benua terluas ketiga setelah Benua Asia dan
Benua Amerika. Benua Afrika juga dikenal sebagai benua terpadat setelah Benua Asia dan
Benua Eropa (Adisukarjo et. al. 2006). Secara kenampakan alam, Afrika sendiri memiliki
potensi yang dapat dilihat dari alamnya. Kawasan Afrika sendiri memang termasuk dalam
kategori kawasan yang tergolong memiliki curah hujan rendah. Namun, walau memiliki
curah hujan rendah, kenampakan alam dari Afrika masih beragam seperti terdapat
pegunungan, danau, cekungan, sungai, dan juga kenampakan alam yang tidak asing di Afrika
yaitu kenampakan alam gurun (Indriyana 2016). Kemudian, potensi Afrika tidak hanya dapat
dilihat dari kenampakan alamnya saja, tetapi potensi dari kawasan Afrika, dapat dilihat dari
sumber daya alam Afrika. Kawasan Afrika memiliki potensi akan bahan tambang seperti
uranium, mangan, minyak, gas alam, bahkan hingga emas dan juga batu permata (Anon
2015). Walau memiliki kekayaan alam yang dapat dikatakan sangat potensial.
1.2 Perumusan Masalah
Agar tidak terjadi kesimpang siuran dalam penyusunan makalah ini, maka kami merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang melatarbelakangi kedatangan bangsa Portugis dan bangsa Spanyol ke Afrika.
2. Bagaimana proses imperialisme bangsa Portugis dan bangsa Spanyol di Afrika.
3. Apa saja dampak imperialisme bagi Afrika dan bagi bangsa Barat.
4. Apa akibat kegiatan bagi kedua belah pihak
Dari ketiga faktor tersebut menjadi alasan dari bangsa Barat untuk menguasai wilayah
Afrika, selain faktor-faktor tersebut didukung pula semangat yanh ditimbulkan dari
semboyan dari 3 G, yaitu Glory, Gold, dan Gospel. Glory memiliki arti kejayaan, Gold
memiliki arti mencari kekayaan, dan Gospel memiliki arti menyebarkan agama, dalam hal ini
adalah agama Nasrani. dari semboyan 3G ini menyebabkan banyak sekali negara-negara
Barat untuk merealisasikannya, khususnya semboyan Glory yang berarti kejayaan. ini
menimbulkan semangat besar yang menyebabkan banyak negara-negara Eropa yang
berlomba-lomba untuk mencari tanah jajahan di berbagai wilayah lain di belahan bumi
seperti di benua Asia, benua Amerika, dan tak terkecuali di benua Afrika sebagai upaya untuk
mendapatkan kejayaan dan harga diri yang lebih tinggi dari negara-negara Eropa lainnya,
oleh karena itu mereka, berusaha mendapatkan wilayah jajahan yang kaya akan sumber daya
alam dan sumber daya manusianya yang ada di wilayah-wilayah tersebut yang nantinya dari
kekayaan alam tersebut dapat dimanfaatkan untuk keperluan di berbagai bidang, terutama
bidang Industri dan ekonomi, dengan kata lain tanah jajahan diwujudkan semata-mata untuk
mengumpulkan dan menyimpan keperluan bahan mentah dari wilayah-wilayah jajahan dan
menjadi pasaran untuk hasil keluaran industri negara. Tak terkecuali sumber daya
manusianya, karena dengan adanya pemanfaatan dari sumber daya manusia ini sudah jelas
membantu negara-negara barat dalam bidang industri terutama dalam hal produksi, karena
mereka mendapatkan suntikan dari tenaga-tenaga manusia yang mereka rekrut dari wilayah
jajahannya yang jelas tenaga-tenaga manusia dari negara jajahan mereka ini sangat murah
sehingga dapat menekan pengeluaran dari proses produksi industri tersebut.
2.2 Proses Imperialisme Bangsa Portugis dan Bangsa Spanyol di Afrika
2.2.1 Afrika dibawah kekuasaan portugis
Portugal merupakan salah satu negara printis eksplorasi benua Afrika, dan yang patut
diketahui bahwa Portugal merupakan negara Eropa yang paling lama menjelajah Eropa.
Koloni-koloni Portugal yang terpenting adalah Angola, Mozambique, dan disebelah barat
ialah Guinea, dan kepulauan-kepulaun kecil seperti cape Verde, Sao Tome dan Principe.
Selama lima abad Portugal berhasil menanamkan pengaruh-pengaruhnya di daerah koloni di
Afrika, pada saat negara-negara Eropa yang memilki wilayah koloni di Afrika melakukan
politik imperialism moderen, politik colonial Portugal tetap menggunakan system lama yang
sangat unik, ketika perang dunia kedua berakhir maka muncul aliran baru di Portugal untuk
memperbaruhi system politik di daerah koloni.
Proses kolonialisasi Portugal terhadap wilayah Afrika khususnya Mozambique dan
Angola bisa disebabkan oleh 2 Faktor utama yaitu :
1. Portugal mendirikan tempat penyimpanan makanan di sepanjang pantai yang
dilalui oleh rute pelayaran. Tempat penyimpanan makanan ini biasanya merupakan benteng
pertahanan yang sangat kokoh, walaupun memiliki benteng di pesisir pantai, tetapi orang-
orang Portugis belum bisa menguasai daratan pedalaman. Bangsa Portugal membutuhkan
waktu 13 tahun, yaitu dari tahun 1906 sampai 1919 untuk menahklukkan Angola.Dengan
kejatuhan Mokombe raja dari Barwe pada tahun 1918, maka perlawanan bersenjata untuk
sementara berhenti . Banyaknya negara eropa yang memperebutkan benua Afrika
memunculkan berbagai macam konflik antara negara Eropa itu sendiri. Portugal tersebuit
mempunyai ambisi untuk memperluas daerah wilayah koloninya di Afrika mulai dari Angola
hingga dapat digabungkan atau disatukan dengan Mozambique .
Dalam ekspedisinya yang kedua ini, David Livingstone harus menelan pil pahit dan
menerima kenyataan bahwa ekspedisi ini tidak berjalan seperti yang diinginkannya. David
Livingstone membuat keputusan yang salah tentang sungai Zambesi dan riam-riam di Cabora
Bassa. Kapal-kapal uap pada masa itu ternyata tidak sanggup mengarungi riam-riam tersebut
dan memaksanya berpaling ke sungai Shire yang mengalir di sebelah utara sungai Zambesi
menuju Danau Malawi. Tapi sebelum sempat terlaksana, pemerintah Inggris memaksa
mereka untuk pulang pada tahun 1863. Ekspedisinya yang kedua dianggap sebagai sebuah
kegagalan dan pemerintah Inggris sudah tidak tertarik untuk kembali membiayai
ekspedisinya.
Setelah melakukan usaha penggalangan dana yang sulit, David Livingstone kembali
lagi ke Afrika pada tahun 1866. Tujuan David Livingstone kali ini untuk mencari muara
sungai Nil. Petualangannya membawa David Livingstone ke sungai Lualaba. Ia mengira telah
menemukan tujuannya, padahal sebenarnya sungai Lualaba adalah hulu sungai Kongo.
KESIMPULAN
Benua Afrika yang merupakan salah satu benua terbesar dengan kekayaan alam yang
melimpah pun, pada kenyataannya juga mengalami penjajahan dari bangsa lain yaitu bangsa
Eropa. Bangsa Eropa yang datang ke Afrika pada awalnya dengan tujuan perdagangan,
namun, lama-kelamaan semakin bergeser untuk lebih memanfaatkan Afrika itu sendiri
bahkan, menjadikan masyarakat Afrika sebagai budak untuk mencapai kepentingan bangsa
Eropa sendiri di Afrika. Bangsa Eropa sendiri mendekati masyarakat Afrika dengan
pendekatan halus seperti lewat pengobatan yang dapat mengatasi wabah penyakit di Afrika.
Bangsa Eropa membuat masyarakat Afrika terus-menerus membutuhkan bangsa Eropa.
Namun, tidak selamanya usaha bangsa Eropa dalam mencapai kepentingannya di
Afrika selalu berhasil. Terbukti dengan permasalahan Mozambik dimana pada akhirnya
bangsa Eropa tidak menempuh jalan yang terlalu mulus untuk pencapaian kepentingan
industrialisasinya di Afrika. Hal ini dikarenakan persaingan antarnegara yang
memperebutkan Mozambik dapat dikatakan ketat.Rivalitas yang terjadi antara Spanyol
dengan Portugal telah berlangsung sangat lama. Persaingan tersebut juga terjadi di benua
Afrika, berdasarkan perjanjian Tordesillas maka seluruh wilayah di benua Afrika hanya
berhak dikuasai oleh Portugal. Sebagai gantinya spanyol bebas menguasai seluruh benua
Amerika. Dengan dominasai yang sangat besar sejak awal abad ke 15 Portugal mampu
menguasai seluruh rute perdagangan di Afrika, dan keadaan ini bertahan hingga lebih dari
250 tahun.
Ketika bangsa-bangsa Eropa lainnya tertarik dengan benua Afrika maka timbullah
suatu konflik antara negara-negara tersebut, tetapi hal tersebut berhasil diatasi dengan
diadaknnya konferensi Berlin, yang mengatur adanya pembagian wilayah-wilayah koloni di
benua Afrika. Sejak saat itu wilayah kekuasaan Portugal didaerah benua Afrika semakin
lemah. Tentu saja hal ini membahayakan kedudukan politik Portugal karena pemerintah
kolonial dapat saja disetir oleh para penanam modal tersebut. Selain itu keadaan wilayah
koloni Spanyol di Afrika sangat kecil sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap kestabilan
daerah kolonial lainnya. Wilayah yang kecil tersebut bagi spanyol digunakan untuk
mengamankan rute perdagangan mereka, selain itu selama mempertahankan wilayah mereka.
SUMBER
http://suciramadhan17.blogspot.com/2014/03/latar-belakang-eropa-portugis-da.html?m=1 , di
akse pada 15 oktober 2020, pukul 09.00 wib
Soeratman Darsiti. Sejarah Afrika Zaman Imperialisme Modern : Jilid 1. Yogyakarta :penerbit OMBAK.
1974