Anda di halaman 1dari 27

TUGAS KELOMPOK

“SOSIOLOGI GEREJA”

Dosen Pengampu :

Pdt. Rama Tulus Pilakoannu.

Anggota Kelompok 10 :

Gian Harto Sanggel 712019273

Sukma Yosevin Aritonang 712019274

Wena Dinike Sroyer 712019276

Oktovina Opi Randongkir 712019281

Yudha Waskito 712019289

Chyntia Dewi Saroinsong 712019297

Hulman Sikap Purba 712019300

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2023
- SOSIOGRAFI

Secara Geogarafis Gereja Kristen Indonesia (GKI) Soka terletak di Merdeka Utara
E/6 Kecamatan Sidorejo kelurahan Sidorejo Lor Kota Salatiga Jawa Tengah. Lokasi daerah
GKI Soka berada dalam lingkungan perumahan Lembah Hijau. Perumahan tersebut awalnya
direncanakan untuk perumahan dosen UKSW, akan tetapi beberapa hal sehingga dialihkan
menjadi perumahan untuk masyarakat salatiga secara umum. Jemaat GKI Soka terdiri dari
kurang lebih 80 keluarga dengan simpatisan mahasiswa/i. Jemaat gereja memiliki visi
bahwa wilayah Soka cukup potensial untuk menjadi lahan subur bagi Injil Tuhan Yesus
Kristus. Karena itulah ide pembukaan cabang PKP terkabul pada tahun 1996 dengan
membeli tanah di kawasan tersebut. Pelaksananya adalah panitia injil GKI Salatiga dibantu
beberapa anggota jemaat.1
Pada tanggal 24 Oktober 1999, dimana peletakan batu pertama pembangunan gereja
dilakukan pada tanggal 26 Desember 1999. Gedung ini dibangun tepat satu tahun kemudian
(26 Desember 2000) di Jl. dibuka secara resmi Merdeka Utara I/B-2A, Perumahan Soka,
Salatiga.2 Majelis Gerejawi XX rapat dewan GKI Klasis Magelang Jawa Tengah
mengusulkan mosi untuk pendewasaan gereja masa depan, rencana pematangan gereja masa
depan ini akhirnya terwujud pada tanggal 24 Oktober 2001.
Jemaat GKI Soka memiliki latar belakang dari berbagai etnis, pendidikan dan
pekerjaan. Ada yang tergolong pelajar, pekerja (karyawan swasta, pedagang, pengusaha,
dosen, dan guru), yang belum bekerja, dan kategori pelajar. Jemaat GKI Soka berbagai
macam budaya seperti Jawa, Tionghoa, Manado, Poso, Batak, Ambon, NTT, Papua,
Minahasa, Toraja, Dayak, Bali, Sunda, dan campuran. Lokasi jemaat terdiri daerah
Blotongan, Tuntang, Kemiri, Puri Satya, Jalan Baru, Perumahan Lembah Hijau, Deliko
Indah, Mahasiswa/I Universitas Kristen Satya Wacana, STT Salatiga dan STT Berea. 3

- INSTITUSI
Majelis Jemaat memiliki visi, bahwa daerah Soka cukup potensial untuk menjadi lahan
yang subur bagi Injil Tuhan Yesus Kritus. Itulah sebabnya segera gagasan untuk membuka
POS PKP dilaksanakan pada tahun 1996 dengan membeli sebidang tanah di daerah tersebut.
Adapun pelaksananya adalah Komisi Pekabaran Injil GKI Salatiga, yang dibantu oleh

1
Fanny Tedza, Hasil Penelitian Di GKI Soka. (Skripsi: 2011), Diakses dari https://adoc.pub/bab-iii-
hasil-penelitian-di-gki-soka.html
2
Warta jemaat GKI Soka
3
Fanny Tedza, Hasil Penelitian Di GKI Soka. (Skripsi: 2011), Diakses dari https://adoc.pub/bab-iii-
hasil-penelitian-di-gki-soka.html
beberapa anggota jemaat. Kendati demikian, secara resmi panitia POS PKP ini baru
diteguhkan pada tanggal 16 Agustus 1998, dengan tugas melaksanakan secara rutin
kebaktian hari minggu pukul 07.00, membentuk kelompok pemahaman Alkitab, dan
melayani Sekolah Minggu pada setiap Minggu pukul 07.00. Selanjutnya, tugas panitia ini
pun berkembang dengan persekutuan doa malam, latihan paduan suara dan perkunjungan.
Praktis semua tugas gerejawi juga menjadi panitia PKP ini. Kebaktian hari Minggu perdana
dilaksanakan pada tanggal 6 September 1998 dan bertempat dirumah kosong milik keluarga
Pramudya, kompleks Perumahan Soka Lembah Hijau, Jl. Merdeka Utara I/B-10. Sementara
itu, Sekolah Minggunya di mulai seminggu kemudian dan bertempat dirumah keluarga Agus
Purnomohadi, Jl. Merdeka Utara I/C-11. Kemudian, persekutuan remaja terlaksana pada
tanggal 25 April 1999 di tempat kebaktian umum pukul 09.30.4
GKI Soka merupakan salah satu gereja dengan Teologi Ekumenikal dengan denominasi
Calvinis. Gereja ini juga merupakan anggota dari persekutuan gereja-gereja di Indonesia
(PGI), Dewan Gereja-gereja Asia (CCA), Persekutuan Gereja-gereja Reformasi
Se-dunia/World Communion of Reformed Churches (WCRC) dan Dewan Gereja-gereja Se-
Dunia/World Communion of Churches (WCC). Bentuk pemerintahan GKI merupakan
Presbiterial Sinodal dengan penyatuan dari GKI Jawa Barat, GKI Jawa Tengah dan GKI
Jawa Timur. Wilayah pelayanan untuk GKI saat ini terdiri dari 229 jemaat, 19 klasis dan 3
sinode wilayah. Lembaga kepemimpinan gerajawi terdiri dari tata gereja dan tata laksana
GKI. Sistem presbyterial-sinodal yang terdiri dari empat lingkup kepemimpinan gereja
yaitu; jemaat, kalsis, sinode wilayah dan sinode. 5
Pola pelayanan GKI terdiri tata laksana memuat peraturan yang bersifat operasional dan
terperinci, yang berisi penegrtian/ketentuan gerejawi, persyaratan gerejawi dan prosedur
gerejawi. Dalam tata laksana juga dilengkapi dengan peranti gerejawi GKI agar persyaratan
dan prosedur dalam tata laksana GKI dapat dipenuhi dan diwujudkan. Tata gereja dan Tata
laksana GKI tediri dari tiga bagian, yaitu: Mukadimah, Tata Dasar dan Tata Laksana. Tata
dasar memuat definisi GKI dalam bentuk peraturan dasar yang singkat, padat dan tidak
operasional.6
Pelayanan yang terlaksana dalam GKI Soka lebih kesistem santai yang tidak diiringi
banyak iringan musik. Namun seiring berkembangnya zaman, gereja mengikuti tranformatif
tata ibadah dengan sesekali menggunakan ibadah kontemporer yang bannyak dilakukan oleh
4
Profil GKI Soka, Sejarah Jemaat-jemaat GKI SW JATENG, (Jawa Tengah 2007) 213.
5
Website GKI, diakses dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gereja_Kristen_Indonesia
6
Website GKI, diakses dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gereja_Kristen_Indonesia
pelayan dari pemuda/I gereja dan dibantu simpatisan (mahasiswa/I) yang ikut mengambil
bagian dalam pelayanan gereja7.

- KELOMPOK SOSIAL
GKI Soka merupakan salah satu gereja yang menerima keterbukaan terhadap hal-hal
baru tetapi terikat dalam peraturan. Untuk kelompok jemaat yang terbentuk secara formal
merupakan warga yang mengikuti proses berdirinya gereja dari awal Pos Pelayanan sampai
kepada Bakal Jemaat hingga menjadi Jemaat Dewasa. Kelompok yang terbentuk secara
informal merupakan simpatisan mahasiswa/I yang berasal dari Universitas Kristen Satya
Wacana. Anggota formal terdiri dari8 :
a. Jumlah Komisi Anak (KA) 35 orang
b. Jumlah Komisi Remaja (KR) 25 orang
c. Jumlah Komisi Pemuda (KP) 30 orang
d. Jumlah Ibadah Hati 30 orang
e. Jumlah Pemahaman Alkitab (PA) 25 orang
f. Jumlah Persekutuan Doa (PD) 20 orang

- ETNIK
Jemaat GKI Soka terletak di kota Salatiga yang terkenal dengan Indonesia Mini yang
ditempati beberapa suku/etnis. Konteks tersebut menjadikan keberadaan GKI Soka sering
dijadikan tempat beribadah oleh beberapa suku. Menurut data jurnal terkaiut GKI Soka
maka kurang lebih suku dan jumlah jemaat di GKI Soka sebagai berikut:
a. Jumlah Suku Jawa sejumlah 95 orang
b. Jumlah Suku Pamona sejumlah 80 orang
c. Jumlah Suku Tionghoa sejumlah 37 orang
d. Jumlah Suku Timor/NTT sejumlah 44 orang
e. Jumlah Suku Ambon sejumlah 33 orang
f. Jumlah Suku Minahasa sejumlah 53 orang
g. Jumlah Suku Batak (keseluruhan) sejumlah 44 orang
h. Jumlah Suku Dayak sejumlah 28 orang
i. Jumlah Suku Toraja sejumlah 3 orang
j. Jumlah Suku Bali sejumlah 6 orang

7
Wawancara dengan C, selaku mahasiswi UKSW yang sedang PPL, melalui Via Wa.
8
k. Jumlah Suku Papua (biak, asmat dll) sejumlah 26 orang
l. Jumlah Suku Sunda sejumlah 7 orang

- KEKELUARGAAN
Jemaat GKI Soka terkenal dengan jemaat yang memiliki sosial tinggi, dengan
keberagaman yang terbentuk tidak ada sistem pembeda. 9 Beragam latar belakang yang
berkembang didalamnya tidak menimbulkan perbedaan secara gambaran luar. Kegiatan
jemaat GKI Soka cukup ramah dan bersahaja untuk pengembangan interaksi tanpa
memandang latar belakang pribadi. Setiap anggota jemaat yang baru akan diperkenalkan
diawal kemudian diajak untuk bergabung pada kegiatan berikutnya.
Beberapa kali mengikuti peribadahan kami menyaksikan ada penampilan etnis-etnis lain
sebagai wujud keterbukaan dalam peribadahan.10 Dalam segi pelayanan musik maupun
kategorial lainnya dalam bidang pelayanan yang terbentuk di GKI Soka. GKI Soka juga
menciptakan beberapa kali kegiatan yang mengundang jemaat baru untuk semakin dekat dan
mengenal GKI Soka. Sejauh pengamatan kelompok kesenjangan dari latar belakang
Pendidikan dan ekonomi ada tetapi tidak menjadi suatu hambatan dalam peribadahan.

- INTERAKSI JEMAAT
Jemaat GKI Soka terletak diantara lingkungan perumahan dan mahasiswa yang hidup
dengan interaksi yang baik. Daerah perumahan terdiri dari 80% masyarakat yang pensiun
dan lansia, dengan alasan demikian pemirian matang tidak pernah menghambat
perkembangan gereja. Permasalahan interaksi yang pernah terjadi dilingkungan GKI Soka
terkait pembangunan GPDI Soka Lembah Hijau yang jaraknya 800m dari GKI Soka. Pada
saat awal pembangunan warga tidak menyetujui karena ibadahnya yang memiliki aliran
kharismatik dan mereka dalam pelayanan ibadahnya terlalu meriah sehingga terlalu ribut.
GKI Soka merupakan gereja yang santai karena pelayanan didalam gereja diterima
dengan baik. Jemaat yang mengambil bagian dalam pelayanan merupakan pegawai-pegawai
sehingga tidak pernah dituntut terlalu berlebihan. Jemaat tidak menunjukkan adanya
perbedaan, semua merangkul baik dalam kalangan muda hingga lansia. Kegiatan yang ada
didalam tidak pernah ada perbedaan. Setiap jemaat bahkan simpatisan diberi waktu dan
ruang untuk memberikan inovatsi dan kreatifitas.11

9
Wawancara dengan oma Lisa.
10
Pengalaman beribadah kelompok.
11
Wawancara dengan DC, selaku simpatisan yang beribadah.
Jemaat GKI Soka memiliki bentuk interaksi yang terpisah, seperti dalam lapisan gereja
ada Kaum pemikir yang terdiri pada bapak-bapak gereja yang terdiri dari beberapa majelis
dan jemaat yang sudah lam bergereja. Pada saat acara atau suatu perayaan besar terkait
ulang tahun gereja akan diputuskan nanti Kaum ibu atau lansia tinggal menyetujui. Untuk
Kaum yang aktif tergolong dari kaum Pemuda dan pasutri muda yang terlibat dalam setiap
pelayanan gereja (mulai dari pelayanan sekolah minggu, remaja, pemuda dan juga untuk
aksi-aksi sosial dalam gereja).12
Interaksi yang terdapat dalam gereja juga terdapat dalam mahasiswa yang berbeda etnis.
Pelayanan Sebagian besar diambil oleh mahasiswa/I yang menjadi simpatisan dalam gereja.
Hal ini memiliki pengaruh positif dan negatif. Dalam hal ini dampak positif yang diberikan
memberikan keterbukaan terhadap budaya-budaya diluar jawa untuk berkreatifitas dalam
gereja, memberikan perspektif pemikiran tentang budaya lain. Dampak negatif tersendiri
pengaruh suku yang mendominasi menjadikan ciri khas GKI Soka hampir tidak dilakukan,
seperti perayaan unduh-unduh yang ditiadakan.
Jemaat juga diberikan kesempatan untuk berinteraksi dalam hal membangkitkan
perekonomian dengan menciptakan toko talenta untuk mengupayakan pengembangan
perekonomian jemaat. Toko tersebut jadi tempat untuk usaha dana jemaat dalam membantu
perekonomian. Sehingga memberikan kesempatan untuk memanusiakan manusia dengan
memberi ruang bagi mereka mencari kehidupan dari gereja. Interaksi yang terjadi di wilayah
gereja sangat baik, dengan perumahan sekitar gereja. Warga jemaat tidak ada yang merasa
keberatan akan hadirnya gereja tersebut. Salatiga disebut sebagai kota hati beriman
merupakan wujud dari keterbukaan umat beragama dalam menerima gereja hadir diberbagai
umat beragama disekitarnya.

- KEGIATAN BERSAMA MASYARAKAT


Masyarakat disekitar GKI Soka sangat menerima akan hadirnya gereja tersebut
ditengah-tengah perumahan. Konsep gereja yang tidak terlalu mengganggu menjadi jalinan
hubungan gereja dengan masyarakat sangat baik. Kegiatan yang dilakukan gereja untuk
berinteraksi dengan masyarakat melalui olahraga rutin sabtu pekan dan aksi sosial. Kegiatan
ini dilakukan untuk memperkuat hubungan relasi antara masyarakat dan gereja. Kegiatan
dibuka untuk umum yang memperbolehkan simpatisan dan masyarakat sekitar bergabung
dan saling berinteraksi.13

12
Wawancara dengan C, selaku mahasiswi ppl
13
Wawancara dengan C selaku mahasiswi PPL
- PENGALAMAN BERJEMAAT INDIVIDUAL
GKI Soka merupakan salah satu gereja yang digemari mahasiswa/i dikarenakan proses
peribadahan yang sudah menggunakan ibadah liturgi kontemporer sehingga tidak kaku.
Gereja ini sendiri memiliki kekhasan pada bentuk bangunan yang unik dan menarik. Dalam
penggunaan istilah atau hal yang khas, tetapi hal yang menarik menjadi pedoman dasar
berteologi dalam gereja ini pada pelaksaan perjamuan kasih. Istilah sebutan ini diwujudkan
dalam makan bersama setelah selesai ibadah disamping gereja. Hal ini menunjukkan wujud
bersyukur dan tanda kasih dengan menikmati jamuan yang disediakan setiap minggu. Dalam
ungkapan kasih ini tidak membatasi individunya, dalam artian setiap orang berhak untuk
mengambil dan menikmati. GKI Soka banyak memiliki bentuk pelayanan yang mengandung
unsur teologi didalamnya tanpa meniadakan ajaran kasih dan tanpa mengurangi rasa hormat
terhadap setiap jemaat yang beribadah14.

- PENELITIAN TERSTRUKTUR15
1. Toko talenta
Toko talenta merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan bersama pihak gereja
dan masyarakat guna untuk membantu perekonomian jemaat. Toko ini
diperuntukkan untuk seluruh jemaat dan simpatisan yang ingin bergabung dalam
meningkatkan kebutuhan perekonomian. Hal yang diperjual belikan dalam toko
ini berupa sembako, pakaian dan kebutuhan keluarga dan rumah tangga.
2. Olahraga rutin sabtu pekan
Hubungan masyarakat dan gereja dibentuk melalui olahraga rutin pada hari sabtu
yang diperutukkan untuk warga jemaat dan sekitar perumahan. Kegiatan ini
diikuti oleh pemuda, kaum ibu, kaum bapak, anak-anak, pemuda/I, dan
simpatisan.

3. Ibadah Gereja santai


GKI Soka terkenal dengan konsep gereja yang santai dengan memperhatikan
konteks jemaat. Beberapa pengamatan kelompok terhadap peribadahan dilihat dari
kostum pelayanan dan musik-musik yang digunakan dalam pelayanan. Ibadah

14
Pengalaman beribadah kelompok
15
Hasil dari cakupan poin I-VIII dalam data kelompok.
dalam GKI Soka juga terkenal dengan sistem ibadah yang sangat lembut tidak
terlalu ramai sehingga dikatakan terlalu santai dan dianggap bosan untuk beberapa
pihak.
4. Tata laksanaan pelayanan digereja
GKI Soka yang terkenal santai memiliki aturan yang terkonsep dan kuat tetapi
masih mengikuti perkembangan zaman. Seperti yang kelompok perhatikan pada
saat peribadahan simpatisan diberi ruang yang bebas untuk melakukan kegiatan
kreatif dan inovatif. Dalam segi pakaian yang tidak terlalu baku. Pendeta yang
menggunakan pakaian hanya jas dan white collar saat khotbah, pelayan yang
mengambil tugas untuk melayani menggunakan pakaian yang sangat bebas tidak
aturan yang mengikat.
5. Kertas Simpatisan (Data diri dan Undangan pelayanan)
GKI Soka menerima jemaat baru dengan ibadah setiap minggu memberikan
selebaran kertas yang terdapat data diri dan ajakan untuk dapat melayani di GKI
Soka. Hal ini menunjukkan keterbukaan GKI Soka dalam menerima jemaat baru
tanpa meniadakan keberagaman yang hadir.
6. Jamuan Kasih
Jamuan kasih dilakukan sebagai wujud persaudaraan antara jemaat dan gereja.
Jamuan kasih berupa makanan yang diberi setelah selesai peribadahan dihari
minggu. Jamuan yang disediakan tidak terbatas untuk beberapa orang tetapi untuk
semua jemaat dan simpatisan yang beribadah.
7. Gereja ramah disabilitas
GKI Soka merupakan salah satu gereja yang terbuka dengan hal-hal baru yang
hadir disekitarnya. Pada saat peribadahan sekolah minggu, kelompok mendapati
salah satu anak yang masuk dalam kategori kebutuhan khusus tetapi gereja tidak
membatasi pelayanan yang ada dalam gereja. Keterbukaan tersebut sebagai wujud
ajaran kasih yang diterapkan tanpa memandang fisik dan keterbatasan individual
jemaat.

8. Kegiatan BuKelHut
BuKelHut merupakan singkatan daripada Bulan Keluarga dan Ulang Tahun. Pada
saat bulan ini tiba, GKI Soka menciptkan kegiatan-kegiatan yang menarik dengan
tema-tema untuk jamuan kerumah-rumah, dalam kalangan rumah tangga dan
lansia.
9. Aksi Sosial
Pemuda/I dan pelayan aktif gereja menciptakan bentuk interaksi dengan
masyarakat berupa aksi sosial, berupa jamuan makanan kepada masyarakat sekiat
Kota Salatiga.
10. Nongkringan (Ngobrol Angkringan)
Kegiatan Nongkringan merupakan salah satu wujud mengembangkan kekerabatan
antara pemuda. Pemuda gereja diajak untuk aktif berpelayanan dengan
menciptakan ide kreatif berupa ngobrol angkringan. Dalam suasana nongkrong ala
anak muda tetapi tetap menyebarkan ajaran firman Tuhan. Kegiatan ini juga
pernah mengundang beberapa artis dan pembicara untuk menambah ketertarikan
pemuda untuk kegiatan tersebut.

- ANALISIS SOSIOLOGI GEREJA


A. Berdasarkan Kajian Historis

Histori gereja GKI Soka, Majelis Jemaat memiliki visi, bahwa daerah Soka cukup
potensial untuk dapat menjadi lahan subur bagi Injil Tuhan Yesus Kristus. Itulah sebabnya
segera timbul gagasan untuk membuka Pos PKP dilaksanakan pada tahun 1996 dengan
membeli sebidang tanah di daerah tersebut. Secara historis GKI Soka mempunyai peran yang
cukup baik dengan melihat konteks yang terjadi. Kita bisa mengetahui bahwa sejarah
pendirian perumahan Soka awalnya difokuskan kepada para dosen dan civitas Universitas
Kristen Satya Wacana, oleh sebab itu GKI mempunyai inisiatif untuk membuat peluang.

Max Weber menjadi salah satu tokoh sosiolog yang memperhatikan sejarah dalam
menganalisis keadaan sosial masyarakat dengan melihat ciri khas dari masyarakat tersebut. 16
Weber mengelola kembali kejadian-kejadian yang terjadi menjadi sebuah dokumen baru
terkait struktur dan bentukan sosial. Tindakan masyarakat dapat dinilai dari kejadian tindakan
histori yang mewarnainya, sehingga karakter-karakter dari masyarakat yang ada akan terbawa
akibat proses kejadian historis.

Kelompok akan memaparkan analisis dari semua penelitian yang ada di GKI Soka
melalui metode analisis Historis yang dikemukan oleh Max Weber terkait tipe-tipe tindakan.
16
Pip Jones, Liz Bradbury, dan haun Le Boutillier. “Pengantar teori-teori Sosial” (Jakarta : Yayasan
Pustaka Obor Indonesia). Hlm 118.
Pertama, tindakan tradisional. Perilaku tradisional dapat mempengaruhi tindakan manusia itu
sendiri. Contoh konkrit dalam GKI soka kebanyakan mahasiswa ataupun warga jemaat
datang ke gereja tersebut karena sudah terbiasa dan dilakukan terus-menerus sehingga merasa
nyaman ketika beribadah atau berkegiatan di GKI Soka. Analisis dari hal ini menjelaskan
bahwa secara tindakan tradisional data menjawab kondisi warga jemaat dan mahasiswa yang
ada di GKI Soka.

Kedua, Tindakan afektif. Perilaku ini merujuk pada masyarakat yang mempunyai
inisiatif. Contoh konkritnya ialah rata-rata pelayan ibadah ialah para mahasiswa terkhusunya
mahasiswa GKST yang ada di Salatiga, kebanyakan dari mereka melakukan pelayanan untuk
menjadi kestabilitas pelayanan mereka. Tindakan ini dipengaruhi oleh latarbelakang yang
sama juga bahwa secara historis GKI Soka sangatlah terbuka bagi siapapun yang ingin
berpelayanan di GKI Soka sehinggga hal ini tidak dapat dihindarkan.

Ketiga, Tindakan berorientasi nilai. Perilaku ini didasari atas pengetahuan yang
terbatas, kegiatan hanya sebatas melakukan sebagai rutinitas terkait apa yang sudah
dilakukan terus-menerus sehingga tidak ada tindakan kreatif dan inovatis yang lainnya.
Contoh langsung dari tindakan ini ialah para mahasiswa yang hanya hadir saja menjadi
partisipan dalam jemaat GKI Soka, pandanagn mahasiswa hanya sekedar ibadah saja tanpa
mengikuti kegiatan atau ikut dalam sistem tersebut. Sehingga beroritasi pada sebuah nilai
yang sudah didapat dalam gereja itu saja. Hal ini mengakibatkan mahasiswa tidak bisa
bertumbuh dengan baik dan bahkan mengalami stagnasi bahkan sampai kemunduran.

Keempat, Tindakan berorientasi pada tujuan. Perilaku ini lebih merujuk pada sebuah
tujuan yang ingin dicapai. Contoh konkritnya ialah GKI Soka juga menjadi mitra dari
fakultas Teologi UKSW yang secara tidak langsung pasti ada mahasiswa yang berpraktik di
GKI Soka. Perilaku ini merujuk pada sebuah tujuan yang jelas bahwa tindakan ini paling
efisien bagi mahasiswa teologi yang sedang berpraktik dengan menggunakan wadah GKI
Soka. Adapula bahwa warga jemaat atau pertisipan mengunakan tindakan tujuan sebgai
bentuk bahwa GKI Soka lebih dekat dari gereja-gereja lainnya. Penekanan pada tujuan inilah
yang menjadi titik focus yang penting dari sebuah tindakan.

Kelompok juga akan memaparkan terkait struktur sosial yang terjadi di GKI Soka.
Struktus sosial yang kelompok pakai ialah struktur sosial Emile Durkhaim yang menjelaskan
bahwa kehidupan sosial dilandaskan pada nilai dan norma yang dipandang dari kebudayaan
yang ada dalam masyarakat tersebut.17 Kebanyakan warga jemaat di GKI soka ialah
mahasiswa yang dititipkan maupaun hanya sebatas partisipan. Keadaan inilah yang pada
akhirnya merubah orientasi struktrus sosial yang terjadi. Fakta sosial yang terjadi menjadi
sebuah jawaban struktur sosial yang terjadi. Awal mula didirikan gereja GKI Soka adalah
untuk menjawab kebutuhan warga jemaat yang berada jauh dari GKI Salatiga sehingga
didirikan pos pelayanan terdekat di daerah Soka. Seiringnya waktu akibat proses dinamika
yang terjadi hal itu berubah, strukur sosial yang diangaun awalnya hanya sebatas ingin
membuka pos pelayanan akan tetepai menjadi pesat akibat pertumbuhan dan mahasiswa yang
datang di GKI Soka.

Fakta sosial yang Emile Durkhaim katakan bahwa individu eksternal akan menjadi
pengendali.18 Nampaknya hal ini terjadi di GKI Soka bahwa individu-individu yang
mengelompok menjadi satu bisa merubah orientasi dari sebuah gereja di GKI Soka.
Kelompok menganalisis bahwa adanya terjadi perubahan dalam liturgi gereja contohnya dan
penggunaan lagu yang mulai anak muda dan kekinian. Struktur inilah yang mengakibatkan
bahwa terkadang nilai historis dilupakan dalam tubuh gereja.

B. Berdasarkan Kajian Eklesiologis

Setelah melakukan pengamatan yang ada tentang bagaimana keadaan GKI Soka
secara umum maupun dalam hal sosiologis dan Historis, kelompok kami juga tentunnya tidak
jauh lepas dari tentang bagaimana kajian Eklesiologis. Secara umum kelompok kami
mengamati bahwasanya, Eklesiologi geraja GKI Soka bentuk geraja tersebut sangat tertata
rapi dan juga struktur bagian luar dan dalam sangat tertata gereja GKI Soka berada di
lingkungan perumahan yang di ketahui bawah beribadah di GKI Soka sangat lah tenang jauh
dari keributan . selain itu juga tentu saja di GKI Soka memiliki struktur yang sudah di buat
oleh gereja tersebut itu dilaksanakan dan dijalankan meski ada juga masukan dari berbagai
pihak gereja justru menghargai dan dijadikan sebagai hal untuk dapat membangun keadaan
jemaat agar dapat menjadi lebih baik.

Layaknya gereja mula-mula GKI Soka masih termaksud gereja yang tidak terlalu
berfokus pada bagaimana megahnya Gedung gereja yang ada. Melaikan GKI Soka hanya
tertatah dengan rapi tanpa terlalu berlebihan dan tidak menghilangkan symbol-simbol
gerejawi yang penting da utama. Bagaimana penguatan-pemnguatan untuk pertumbuhan
17
Pip Jones, Liz Bradbury, dan haun Le Boutillier. “Pengantar teori-teori Sosial” Jakarta : Yayasan
Pustaka Obor Indonesia. Hlm 84.
18
Jones, Bradbury, dan Boutillier. “Pengantar teori-teori Sosial” ; Hlm 85.
iman jemaaat untuk semakain bertekun dalam Tuhan tentu bukan hal yang mudah untuk
dilakukan oleh gereja. Karena mayoritas mahasiswa yang ada beribadah di GKI Soka secara
umum gereja belum dapat memperhatikan bagaiumana kebutuhan jemaat dengan jauh lebih
baik. Hanya berfokus pada pelayanan yang dianggap hanya sebagai rutinitas semata tanpa tua
sebenarnya jemaat apakah dapat bertumbu dalam iman atau tidak.

Selain berhubungan dengan kata ekklesia, istilah gereja berasal dari bahasa Yunani:
kuriakos yang berarti “milik Tuhan”.19 peran gereja melalui hal I I tentu nya sangat besar
karena dalam tanda kutip gereja adalah Milik Tuhan yang dimana kita sebagai manusia harus
dapat menjadikan gereja sebagai tempat yang sangat sacral. Berangkat dari pandangan
tersebut inilah GKI Soka seharusnya dapat memperhatikan hal ini dengan sebaik mungkin.
Serta dapat memberikan pemahaman bagi jemaat akan keberadaan gereja dan keberadaan kita
sebagai umat manusia yang adalah milik Tuhan yang sangat mulia.

C. Berdasarkan Kajian Sosiologis

Kelompok mendapatkan analisa bahwa hadirnya GKI Soka merupakan salah satu
bentuk kesadaran dari masyarakat yang merasa adanya ladang injil Tuhan dapat terjadi
ditempat tersebut. Sosiologi merupakan bentuk dari struktur sosial antara manusia dalam
kelompok-kelompok. Menurut Alex Inkeles perhatian utama sosiologis adalah hubungan
sosial, Lembaga dan masyarakat yang menjadi unit analisis sendiri dalam ilmu sosiologis
(Puji Qomariyah, 2008: 9). Kajian sosiologis selalu berkaitan dengan adanya hubungan-
hubungan sosial masyarakat, proses sosial, struktur sosial, Lembaga sosial, perubahan sosial,
konflik sosial yang selalu ada didalam suatu masyrakat.20

Max Weber menyatakan bahwa tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manusia di


dorong melalui adanya suatu motivasi yang berasal dari dalam dirinnya yang memberikan
dampak keterkaitan dengan orang lain.21 Dalam hal ini GKI Soka merupakan salah satu
gereja yang berdiri atas kesadaran sejumlah orang untuk membentuk injil ladang Tuhan
sebagai tempat persekutuan. Masyarakat secara sosiologis merupakan manusia yang hidup
bersama dan bercampur untuk waktu yang cukup lama dan memiliki norma nilai budaya atau
ikatan sosial.22

19
PPT Materi kelas, Sosiologi Gereja. 23 Mei 2023.
20
Sumber jurnal, diakses pada tanggal 9 juli 2023
http://eprints.uny.ac.id/19266/4/09413241039%20Sos%20Ade%20Wenyta%20Teresia%20BAB%20II.pdf
21
Ahmad Putra, “Konsep Agama dalam Perspektif Max Weber,” journal of Religious Studies, Volume
1, No. 1, (Juni 2020), 41
22
PPT Materi kelas, Sosiologi Gereja. 23 Mei 2023.
GKI Soka merupakan salah satu gereja yang berada di daerah salatiga dengan posisi
lingkungan yang sangat individualistik. Keberadaan perumahan dalam kesejajaran dengan
berdirinya gereja meniadakan pertikaian, problematik dan sangat santai. GKI Soka sangat
terbuka terhadap keberadaan anggota jemaat diluar konteksnya. Hadirnya simpatisan didalam
gereja menjadi faktor dari sisi berbeda yang diterima oleh gereja. Strata pendidikan yang
berada dalam GKI Soka tidak menghalangi keberadaan peribadahan. Lokasi yang berada
disekitaran perumahan menjadikan GKI Soka gereja yang tentram jauh dari kebisingan kota.

Kelompok menganalisis keberadaan simpatisan yang mendominasi berupaya


mengubah kedudukan struktur gereja. Beberapa peniadaan kegiatan dan menciptkan inovasi
baru dalam kegiatan gereja menunjukkan perubahan sosial gereja. Disisi lain gereja
menunjukkan keberadaannya sebagai suatu institusional yang bergerak dalam interkasi sosial
membuka kontak dan komunikasi dengan simpatisan lain diluar warga gereja. Hal ini
menjadi satu hal yang dianalisis kelompok sebagai suatu kelemahan dalam memilah sosial
interaksi dalam lingkup gereja.

- KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PEMIKIRAN

Berdasarkan hasil penelitian kelompok, maka dapat disimpulkan bahwa GKI Soka
merupakan salah satu gereja yang memiliki unsur tatanan gereja yang kuat. Keberadaan GKI
di tengah Indonesia sangat kuat sehingga mampu mendirikan sebuah institusi tetapi eklesi.
Penerimaan terhadap inovasi dan hal baru menunjukkan bahwa keberadaan gereja diantara
komunitas simpatisan sangat baik. Komunitas yang terbentuk sangat kuat dan
mengembangkan pelayanan dalam gereja.

GKI Soka yang berada dalam ruang lingkup perumahan yang bersifat individual tidak
memusnahkan persekutuan bahkan menarik lebih banyak simpatisan untuk berinovasi
bersama dalam pelayanan bgereja. GKI Soka dapat dikatakan sebagai institusional yang
bergerak semakin kuat dalam persekutuan komunitas. Relasi yang dibangun menjadikan GKI
Soka berani untuk hal baru diluar tata dan aturan yang terikat.

GKI Soka bukan sekedar bangunan gereja tetapi rumah untuk membangkitkan
perekonomian bagi warga jemaat. Eksistensi ekonomi jemaat terbantu oleh gereja dan sesama
jemaat. Gereja yang terbentuk dengan mempercayai unsur ladang Injil Allah berhasil
mewujudkan persekutuan dengan prioritas kedamaian. GKI Soka dengan aliran yang santai
menunjukkan minim unsur keributan dan yang terbentuk keharmonisasian. Wujud
harmonisasi dengan komplek perumahan, warga jemaat, majelis dan simpatisan yang hadir.
GKI Soka merupakan gereja yang bersifat eksklusif dengan keterbukaannya terhadap hal
baru, yang menjadi kesimpulan kelompok GKI Soka tidak memperhatikan penuh stratum
dalam warga jemaat. Hal ini dikarenakan keterbukaan dan kebebasan dalam beribadah dan
pelayanan. Kelompok tidak menemukan kesenjangan spesifik untuk dapat mengatakan bahwa
strata atau kasta sangat dinilai dalam gereja ini.

Kelompok setuju dengan rencana program yang dijalankan GKI Soka kedepan, akan
tetapi sebaiknya lebih diatur ulang konsepnya, diperkuat pelayanannya agar tidak terjadi
keluhan warga jemaat dan simpatisan terhadap proses pelayanan yang tertundah serta
peniadaan beberapa kegiatan yang didenominasi oleh beberapa etnis yang memasuki
pelayanan di peribadahan GKI Soka. Kelompok setuju apabila GKI Soka menciptakan
gerakan dengan masyarakat sekitar perumahan yang lebih beragam, agar perumahan tidak
terkenal dengan sifat individualistik. Hadirnya GKI Soka menjadi jembatan untuk
menunjukkan komunitas umat beragama baik dalam ruang lingkup perumahan.

- Lampiran23
 Data Verbatin Kelompok
 Narasumber I24 : Ibu N
Usia: 39 Tahun

C: Hallo ibu selamat pagi selamat hari minggu

23
Fb GKI Soka Salatiga.
24
Wawancara pada hari minggu, kebaktian gereja
N: hallo ade selamat hari minggu

C: Bu lagi ngapain adakah waktu untuk ngobrol sebentar?

N: oh iya de ada apa ya ada yang bisa ibu bantu.

C: ibu apa kabar hari ini sehat? Bu mau tanya2 sanai aja seputar gimana perasaan
pengalaman ibu selama beribadah di GKI Soka Salatiga ini.

N: oh iya de baik2 Puji Tuhan. Silahkan de tanyakan.

C: bu gimana sih perasaan ibu selama baribadah di sini. Dan ibu sudah beribadah dari kapan
disini?

N: ya perasaan ibu senang nyaman dan tentunya bersyukur dapat diterima dengan baik di
gereja ini. Ibu sudah beribadah disini sejak tahun 2009 dan untuk sejauh ini masih jadi tempat
tenyaman saya untuk beribadah.

C: berarti tidak ada masalah kah bu selama ini ada di sini atau ada kendala2 yang kadang jadi
hambatan ibu untuk datang beribadah?

N: ya mungkin kadang hanya miss komunikasi saja namun dapat di selesaikan dengan baik
dan dapat melayani dengan baik juga. Di sini juga kita di berikan kesempatan untuk melayani
walaupun memang hampir sebagian bersar yang nampaknya adalah mahasiswa yang
melayani ditempat ini dan beribadah pastinya.

C: apakah keberadaan mahasiswa tersebut tidak menganggu atau menimbulkan hal yang
tidak ibu senangi selama beribadah disini?

N: untuk sejauh ini masi sangat baik ko dan mereka justru membantu pelayanan yang ada
dengan baik di Gki Soka.

C: oalah ternyata seperti itu yah.. baguslah bu kalau seperti itu.

N : iya de. Ngomong2 maaf ya de ibu harus balik dulu soalnya anak saya sudah manggil2
mau pulang.

C: oh iya bu makasih yah buu sudah ada waktu ngobrol.

N: Iya dek makasih yah.

 Narasumber II : Ervina
Usia: 22 Tahun
C: Pinaa selamat sore apa kabar ngana?

E: halo bale baik2 kenapa say ada yang bisa kita bantu?

C: mo ba tanya sesuatu bale.

E: Kiapa tanya lah silakan.

C: Bman pandangan pertamamu dan pengalamanmu selama ini ba ibadah di GkI soka. Apa
yang bikin kau nyaman disna dan apa hal baru yng ko dapat yang tdk ada di tempat lain?

E: Kalo pertemananku bagusnya bisa ketemu teman satu etnis, orang² tua dari poso juga ada
di sana, jadi sa rasa nyaman enak bgitu. Trus mungkin karna gaya ibadahnya yah tdh beda
jauh dari GKST. Cmn dorang agak lebih moderen sja. Jadi itu yg buat sa nyaman no di sna.

C: Bru kau tau tdk knpa banyak anak gkst di sana? Terus kenapa sampe sekarang di sana
belum ada pendetanya?

E: Saa t tau jga ee kalo knpa. Cmn dari pandanganku yah itu karna banyaknya teman² etnis
dengan gaya ibadahnya jga nyaman untuk anak2 gkst. Baru juga mungkin karna so banyak
orang poso ee ibadah di situ, jadi anak2 gkst yg berbakat so ikut ambil bagian dari ibadah,
bgitu jga dengan budayanya orang poso dorang so pake, lagu² rohani jga dorang pake rupa
macam kemarin pas undu2. Bgitu2 dan.

C: oh kau te tau dan te ada pdtnya disana. Oh iaia pina makasi yaa untuk informasinya.

E: iya cia sama-sama.

 Narasumber III
Usia : 30 Tahun

W. Shalom selamat hari Minggu mas

N. Shalom selamat hari Minggu

W. mas apakah mas ada waktu untuk bisa bercerita sebentar mas ?

N. bole mbk silahkan saja mbk

W. mas perkenalkan saya mbk wena


N. mas Hani

W. Mas saya mau tanya tanya sekitar pengalaman mas beribadah di GKI Soka dan apa yang
di rasakan ketika beribadah di GKI Soka

N . Pengalaman yang saya dapat itu kenyamaan dan juga sosialisasi nya sangat baik itu di
sekitar geraja ketika. Saya beribadah di GKI soka banyak menemukan hal yang baru seperti
perjamuan kasih di setiap hari Minggu dan setalah ibadah saya disambut dengan baik pas
keluar geraja dan saya sangat rasa nyaman. Beribadah di GKI Soka

W.mas sangat nyaman ketika beribadah di gki Soka yah mas juga ada ambil bagian dalam
pelayanan apa aja mas

N . Saya sebagai sonsitem dan juga persembahan

W.oh seperti itu yah mas luar biasa bisa ambil bagia. Dalam pelayanan yah mas

N. Apa kah ini saja saya sudah mau pulang masih ada keperluan mbk

W .mas mau pulang udah ini saja yang saya. Mau tanya kan mas makasih waktu nya mas
Tuhan Yesus memberkati mas

N.Amin makasih kemabli mbk semoga bermanfaat mbk wawancara nya

W. Makasih mas

 Narasumber III
Nama : Corry Rumbrapuk
Umur : 23 thn
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Kampung Baru
Suku : Biak

Or : Syalom..selamat sore kak corry, maaf menggangu waktunya. Apakah saya boleh
wawancara kacorry boleh?

Cr : Syalom..tentu saja boleh. Btw apa sih..yang mau di wawancarai?


Or : Oh iya saya mau wawancara tentang seputar GKI Soka.! Skali lagi saya tanya apakah
boleh?

Cr : Boleh-boleh skali opi.

Or : Oh oke baik.. trimakasih ya atas kesediannya kacorry.

Cr : iya pi…..

Or : Langsung saja ada beberapa pertanyaan yang saya mau ajukan : yang pertama, 1.
Bagaimana pengalaman pertama kali ibadah di GKI Soka?, yang kedua, 2. Pertama kali
ibadah pendeta an majelisnya seperti bagaimna?. Yang ketiga,3. Pelayanan apa saja yang di
lakukan waktu di GKI Soka?

Cr : baik trimakasih opi sa jawab satu-satu ya..

Or : iya

Cr : yng pertama, pengalaman saya berpengalaman di gereja GKI Soka sangat menarik yang
awalnya sebagai mahasiswa PPl tetapi merasa nyaman dan betah sehingga tetap bergereja
terus di sana. Kekeluargaan yang kuat sehingga membuat saya lebih terbuka berada di dalam
pelayanan disana mulau dari PA jemaat yang selalu membuat adanya hubungan yang baik
yang terus terjalin, baik yang terus terjalin, baik di gereja atau di luar gereja. Yang kedua, 2.
Pertama kali saya beribadah, pendeta dan majelis sangat terbuka dan menerima saya dengan
baik. Dorongan dan motivasi selalu saya dapatkan disana, baik untuk pelayanan PPl ataupun
perkuliahan saya, pendeta dan juga istrinya sudah seperti orang tua saya dirantauan, selalu
memanggil mengajak saya untuk ikut ibadah, kegiatan yang dilakukan di gereja serta
kedekatan itu selalu terjalin jika bertemu di gereja. Yang ketiga 3. Untuk pelayanan yang
saya lakukan di gereja GKI Soka tidak ada keluhan, saya bertugas sebagai singer dan petugas
sambut tamu hal ini merupakan pengalaman baru bagi saya, untuk bisa lebih banyak
mengetahui lagu-lagu baru yang mungkin di gereja asal saya kurang dinyanyikan pada saat
ibadah minggu. Untuk jemaat asli di Gki Soka selalu memberikan arahan dan petunjuk yang
baik, akan tetapi untuk simpatisan atau mahasiswa yang menjadi bagian dari setiap pelayanan
di GKI Soka sering lupa untuk tetap disiplin terhadap waktu apalagi untuk gladi persiapan
ibadah atau rapat yang diadakan terkait sehat kegiatan, baik dari sekolah minggu dan muda
soka.
Or : Terimakasih untuk jawabanya kacorry, saya pribadi merasa terapresiasi dengan semua
jawabannya. Skali lagi teimakasih.

Cr : apakah masih ada lagi pi?

Or : sudah kak, ini saja yang saya mau tanyakan. Skali lagi terimaksih ya.. kacorry

Cr : Ia sama-sama opi, semoga membantu kamu.

Or : iya kak, sangat membantu sekali. Skali lagi terimakasih banyak kak.

Cr : Ia sama-sama, semangat terus..!!!

 Narasumber IV
Jimmy Bandola

Yudha : Hallooo

Jimmy : Hallo juga

Yudha : Gimana kabarmu bro?

Jimmy : aman mas yud, ko?

Yudha : Aman juga broo, eh ko bergereja di GKI Soka toh?

Jimmy : Iya mas yud.

Yudha : Bagaimana kesan di GKI Soka broo, katanya sih banyak juga anak GKST ya?

Jimmy : Iya banyak sih, Kesan baik atau buruknya nih? Wkwk

Yudha : Baik dan buruk oke sih. wkwk

Jimmy : Kesan baiknya sih nyaman yak kerena liturgi dan nuansa ibadah semi dengan
sinodeku. Liturginya cocok dengan kaum mudalah. Banyak teman-teman etnis etnis juga dan
terbuka sama majelis walaupun tidak termasuk anggota jemaat. Entah dilibatkan dalam
liturgi, main music dan sebagainya. Buruknya ini sih kotbahnya terlalu lama dan lagunya
lama sering diulang-ulang/banyak baitnya.

Yudha : Oh begitu ya? Emng anak GKST udh lama bergereja di situ?

Jimmy : Setauku udh lama sih anak-anak GKST bergereja disitu.


Yudha : Baiklah, kalau interaksi antar anggota jemat membaur tidak atau hanya mengumpul
tiap-tiap etnis?

Jimmy : Setahuku ngga ada sih semua membaur, baik pemuda maupun orang tuanya.

Yudha : Kalau pemuda disitu gimana, banyak kah?

Jimmy : Pemuda lokal anggota sedikit sih yang dikenal pun juga, karna sering etnisku
dilibatkan untuk setiap peribadahan. Kalau pemuda partisipan lumayan banyak.

Yudha : Ko dekat dengan majelis jemaatnya tidak?

Jimmy : Engga sih, Cuma sekedar tahu aja, belum kenal.

Yudha : Okelah terima kasih broo.

Jimmy : Sama-sama bung Yud.

 Narasumber V
Mahasiswi UKSW PPL di GKI Soka

S: Halo cindy. Ini Sukma

C : Halo Kak Sukma

S: Sibuk ga?, boleh minta waktunya mau tanya-tanya kah?

C : Gak kak, Ada Apa kak?

S : Waktu ppl digki soka Disitu diterima baik ga sama jemaat?, Kalau diterima dengan bukti
apa gitu?

C : Selama PPL di GKI Soka, diterima baik kak, jemaat sana banyak yg orgtua, jdi saat kami
mahasiswa PPL gabung disana kayak serasa ada keluarga kak. Klo kita gk hadir di gereja
atau lama gk muncul, nnti mereka nanya aja " kamu kemana aja, kok baru keliatan" gitu sih
kak,

S : Kan itu daerah perumahan, trus ada agama yg lain gimana sekitaran disitu? Gereja pernah
konflik kah? Pernah ada sesuatu. Apa aja yg kamu tau ttg gki soka dek?, Misal ada pembeda"
ga disitu, Kaya kaum atas menengah atau kebawah?, atau antara Majelis disitu?

C : Iya kak, memang itu daerah perumahan... Tapi disitu 80% masyarakat yg tinggal sudah
pensiun dn lansia jadi tdk terlalu ada masalah sih kak .. klo masalah besar sih ada tapi dulu,
pernah sih ada masalah .. terkait pembangunan gereja itu gereja GPdi Soka Lembah Hijau,
jaraknya 800m dari GKI Soka . Nah waktu awal pembangunan tdk disetujui oleh warga
sekitar krna kan itu gereja kharismatik dan mereka klo pelayanan ibadahnya kan meriah jadi
kayak terlalu ribut gitu mkanya saat mau dibangun gedung yg besar sempat tdk disetujui
warga. Yang aku tau ttg GKI Soka, gereja yg santai .. kenapa aku blg santai krna orang yg
berpelayanan disitu semua rata" pegawai, jdi kayak gk pernah dituntut harus gini gitu, santai"
aja orangnya ... Tapi disana juga krna banyak pelayanan fungsional yg vakum semenjak
covid (ibadah rumah tangga, kunjung ke jemaat, ibadah pemuda) jadi sekarang ini baru mau
dimulai lagi pelayanan fungsionalnya salah satunya ibadah pemuda, klo pelayanan ibadah
rumah tangga sejauh ini blm dibuka, trus untuk kunjungannya tidak ada kunjungan rutin hny
klo ada jemaat yg sakit atau ulangtahun pasti nnti majelis akan pergi berkunjung. Kalau
pembeda" siih tdk ada kak... Semua disana itu saling merangkul. Ooh ini juga ibadah PA
( Pendalaman Alkitab) udah dibuka. Ooh klo yg kayak gitu sih ada... Klo kaum pemikir itu
biasanya bapak" gereja itu beberapa majelis dn jemaat yg udh lama di gereja itu ... Itu klo
mau buat suatu perayaan besar terkait ultah gereja, atau perayaan" besar itu biasa mereka yg
putuskan... Nnti yg kaum ikut-ikut ( ibu" lansia) mereka setuju" aja gitu kak... klo kaum aktif
itu biasanya pemuda dn pasutri" muda itu disetiap pelayanan mereka terlibat ( mulai dri
pelayanan sekolah minggu, remaja, pemuda, dn juga untuk aksi" sosial).

S : Trus kan itu banyak mahasiswa yg berbeda etnis dan hampir ikut banyak pelayanan ada
pengaruh ga di gki. Dampak positif dan negatifnya?

C: Ada banyak pengaruh kak .. krna disana itu banyak pemuda dari wilayah Indonesia Timur
jdi konsep ibadah yg dilakukan juga disesuaikan dgn budaya timur kak, nah ini ni yg menjadi
dampak negatif ciri khas dari GKI sendiri itu tdk ada sih. Kalo dampak positifnya kita bisa
tau banyak budaya, bisa bisa merubah prespektif pemikiran kita ttg budaya orglain, tapi itu
kak... Krna org timur disana mendominasi ( mulai dari Sulawesi - Papua) ini nih yg bkin ciri
khas dari Gereja GKI ini gk ada, contohnya kayak perayaan unduh" itu kan perayaan dari
sinode GKI dan GKJ tapi klo kita ikut yg di GKI itu tu kayak gmna yaaa kayak lebih kpda
ibadahnya org timur gitu kak

S : Dekk Kalau toko talenta itu sistemnya kekmna sih?

C : Klo toko talenta itu usaha yg dibuat dari gereja dan semua barang" yg dijual itu dari
jemaat... Nah untuk hasilnya juga nnti dikelola jemaat, sebenarnya toko talenta sebagai sarana
untuk membantu jemaat agar bisa mengerti ttg mengelola suatu usaha. Jadi org yang bekerja
disitu pun jemaat situ dan terbuka juga untuk siapapun yang mau terlibat disitu kak. Misalnya
mau bantu jualan atau mau jual produknya bisa juga. Toko talenta tdk hnya menjual makanan
tapi juga menjual peralatan sekolah, sayur-sayuran, bahkan ada sepatu dll

S : Dekk menurutmu apa kegiatan yang ada digki ga ada ditempat lain, Dan apa yg jadi ciri
khas gki soka?

C : Kegiatan yg gk ada di tempat lain itu olahraga rutin, di GKI Soka itu ada olahraga rutin

tiap sabtu. Ciri khasnya itu gereja yg santuy😭... Kayak gk mau ribet gitu kak.

S : Ohh gitu yah deck. Terimakasih banyak ooo.🫶

Nanti kalau mau tanya" lagi, Boleh yah

C : okeeee kak…. Siaaapp.

 Narasumber VI
Warga daerah gereja GKI Soka (oma Lisa)

Sukma : Selamat sore oma, maaf mengganggu waktunya

Oma : Sore, bagaimana? Ini darimana yah?

Sukma : Maaf sebelumnya oma, saya Sukma mahasiswi UKSW mau meminta kesediaan
waktu oma untuk tanya-tanya.

Oma : iya bagaimana?

Sukma : oma sudah lama tinggal didaerah sini?

Oma : sejak tahun 2000an

Sukma : Bagaimana kesannya tinggal tepat bersebelahan dengan gereja oma, apakah ada
masalah, gangguan, ketidaknyamanan dan lain sebagainya begitu oma?

Oma : kalau saya sendiri tidak pernah keberatan dengan hadirnya gereja, dan kebetulan sekali
rumah ini baru berdiri di tahun 2000-an sementara gereja sendiri dudah berdiri ditahun ’99-an
kalau masalah dengan gereja tidak ada, tetapi waktu ada rencana pembangunan GPDI Soka
menimbulkan konflik, beberapa warga disini tidak suka dengan aliran karismatik karna ada
unsur lebih ribut. Kita yang sudah tua Sukanya yang hening-hening.

Sukma : oma kebetulan beribadah di sini kah?

Oma : ohh sesekali saja, saya warga jemaat GKI Salatiga. Tapi pernah ibadah disini.

Sukma : apakah menurut oma ada perbedaan antara kedua gereja ini?

Oma : GKI itu sama saja, dimana saja punya aturan yang sama dan tidak ada perbedaan.
Gereja inikan awalnya anak dari GKI Salatiga berupa pospel lalu bajem hingga sudah gereja
dewasa. Karena sudah dirasa cukup menjadi gereja dewasa memisahkan diri dari GKI
Salatiga walaupun demikian tata aturan, tata layanan gereja tidak ada yang berbeda

Sukma : ohh begitu yah oma. Maaf mengganggu waktunya yah oma. Terimakasih banyak
oma

Oma : sama-sama. Tuhan Yesus Memberkati

Sukma : terimakasih oma. Tuhan Yesus Memberkati oma juga.

 Foto Pendukung

Anda mungkin juga menyukai