Anda di halaman 1dari 6

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI

GEREJA KALIMANTAN EVANGIS


Nama : Ferry Grawidianata Ade Saputra
Nim : 17.21.77
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Kristen 1
Dosen Pembimbing : Pdt. Happy Seviana Undas M.Th
Ujian Akhir Semester (UAS)

I. PEMETAAN KONTEKS
A. Konteks Wilayah
Tampa merupakan desa yang berada di Kecamatan Paku, Kabupaten Barito Timur,
Provinsi Kalimantan Tengah dengan keadaan masyarakat yang jumlahnya terbilang cukup
banyak yakni ada sekitar 4.345 jiwa.1 Desa Tampa juga merupakan desa yang bersebelahan
dengan desa Dayu yang berada di Kecamatan Karusen Janang. Desa ini juga memiliki
fasilitas yang mudah dijangkau karena memiliki jalan yang sudah beraspal dengan baik dan
merupakan jalur menuju daerah-daerah lain. Dalam wilayah ini, Tampa merupakan ibu kota
dari Kecamatan Paku, karena di desa Tampa letak kecamatan.
Di dalam kecamatan atau resort Paku ada 16 jemaat di antaranya :
Jemaat GKE Tampa Jemaat GKE Kalamus
Jemaat GKE Kupang Baru Jemaat GKE Pangkan
Jemaat GKE Simpang Bangkuang Jemaat GKE Paku Beto
Jemaat GKE Patung Jemaat GKE Gandrung
Jemaat GKE Ipu Mea Jemaat GKE Batang Karuat
Jemaat GKE Tarinsing Jemaat GKE Luaw Jawuk
Jemaat GKE Bantai Napu Jemaat GKE Runggu Raya
Jemaat GKE Mampahe Jemaat GKE Rantau Pusi

1
Wawancara dengan Bapak Dubinata (Kepala Desa Tampa) pada Sabtu, 21 November 2018 pukul
20:47 WITA

1
Di dalam jemaat ini di layani oleh beberapa Pendeta dan Vikaris :
no Tempat bekerja / nama Jenis pendidikan Mulai bertugas keterangan
bekerja Kelamin di resort
RESORT GKE PAKU
1 Pdt. Yosef Roddy E.R L D3 01/10/2010 Ketua MR
2 Pdt. Arista L S1 01/04/2009
3 Pdt. Anne Yolanda, S.Th L S1 01/11/2012
4 Pdt. Herlina, S.Th L S1 01/08/2013
5 Vik. Ritka Andani S.Th P S1 01/08/2018
6 Vik. Rika S.Th P S1 01/08/2018

B. Konteks Jemaat
Pada umumnya, masyarakat di desa Tampa memiliki keadaan ekonomi yang tidak
terlalu tinggi karena kebanyakan masyarakat hidup dari hasil bertani atau berladang yang
berpindah-pindah. Penduduk di tempat ini juga memperoleh penghasilan dari hasil menyadap
karet yang harga karetnya tidak pernah menetap hasilnya, sehingga ada beberapa dari
masyarakat yang juga memilih untuk bekerja di perusahaan sawit. Sedangkan, dari sisi
keagamaan masyarakat di desa Tampa bermayoritas agama Kristen yang salah satunya
termasuk jemaat Kristen Protestan Gereja Kalimantan Evangelis (GKE).2

C. Situasi Problematis Jema’at GKE Beto Wa’o Tampa


Situasi real (nyata) yang ada dalam konteks Jemaat GKE Tampa, memiliki program
gereja bagi setiap kategorialnya. Di dalam situasi problematis ini, penulis mengambil
konteks SP lansia. Di mana dalam GKE Tampa di gereja Beto Wa’o tidak memiliki
program gereja untuk lansia sehingga gereja kurang dalam memberikan perhatian dan
memperdulikan kebutuhan lansia. Lansia perlu mendapatkan peranan gereja dalam banyak
hal dimasa tua mereka, baik itu dalam kegiatan dan persekutuan lansia. Namun

2
Wawancara dengan Bapak Jiperson T.Talai (Jemaat GKE Tampa) pada Sabtu, 25 November 2018
pukul 15:55 WITA.

2
kenyataannya yang ada sampai saat ini hanya dari pihak PKK desa yang telah mengadakan
natal bagi lansia walaupun mereka tidak pernah melaksanakan persekutuan dan lain-lain.
Gereja hanya berperan dalam ikut berpatisipasi dan mendukung program PKK desa dalam
melaksanakan kegiatan maupun acara-acara yang berkaitan, seperti natal lansia.
Gereja GKE Beto Wa’o memiliki jemaat lansia yang tingkat pemahamannya masih
pada tahap dasar atau pemula, karena dalam gereja sendiri tidak ada memberikan program
khusus bagi lansia dan hal ini tidak memberikan lansia untuk lebih mendalami dan
memahami spiritual mereka untuk selalu setia dalam melayani, tidak untuk terus menerus
dilayani. Jemaat lansia dimasa akhir mereka, gereja seharusnya menunjukkan betapa
penting keikutsertaan lansia dalam bergereja tidak hanya untuk ikut dan duduk melihat saja.
Oleh sebab itu, pengetahuan dalam mengenal serta memperkuat iman mereka kepada
Tuhan menjadi sedikit karena kurang adanya sikap peduli gereja untuk memberikan
kesempatan lansia menunjukkan harkat dan martabat mereka. Karena gereja merupakan
utusan dari misi Allah.3

II. TEORI PAK


Melihat masalah yang ada di dalam Jemaat GKE Beto’Wao Tampa, penulis
mengambil serta mengaitkan kasus di atas dengan buku Robert R. Boehlke. Dalam buku
tersebut mempunyai ajaran tokoh reformasi gereja terbesar yaitu ajaran tentang
“Pendidikan Agama Kristen pada Zaman Reformasi Protestan” yang dikemukakan oleh
Yohanes Calvin. Ajaran tokoh mengutamakan betapa pentingnya Gereja dalam perannya
mengembangkan persekutuan Kristen. Diantara teori-teori yang ada penulis mengambil
teori tentang ‘Para Pengajar’ di situ dijelaskan bahwa peran Gereja dan para Pendeta serta
orang yang berpendidikan sangatlah di perlukan.
Kita tidak mengetahui bagaimana selengkapnya dalam pikiran Calvin identitas
para pengajar, sebelum mencatat bahwa segala sesuatu yang dibahas dibawah
pokok ajaran tentang manusia berlaku bagi setiap pengajar juga. Oleh karena itu,
mesti ada kesempatan belajar untuk warganya sebanyak mungkin dan dari semua
golongan umur.4

3
Wawancara dengan Pnt. Sari Sosila pada Jumat, 24 November 2018 pukul 19:29 WITA.
4
Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan dan Praktek Pendidikan Agama Kristen: dari Plato
sampai Ignatius Loyola (Jakarta: Gunung Mulia, 2009), 417.

3
Dalam buku Boehlke ini, Calvin juga menekankan tentang “Ajaran Gereja” yaitu
para pendidik Gereja. Warga dapat mendengar firman Allah sama seperti dia sendiri hadir.
Sesuatu yang mustahil terjadi terlepas dari pengalaman belajar dalam persekutuan Kristen.
Tetapi siapa saja yang angkuh, dalam arti menganggap dirinya mampu mempelajari Alkitab
sendiri, hanya menipu diri dan akhirnya menerima hukuman berat karena bermaksud
memisahkan diri dari satu-satunya tempat mendengar suara yang menyelamatkan dalam
Yesus Kristus.5

III. ANALISIS KRITIS

A. Menganalisis Sumber masalah


Menurut penulis yang menjadi sumber masalah dalam SP lansia yaitu karena
kurangnya perhatian Gereja dan para pengajar dalam mendidik serta mengajar mereka.
Persekutuan Kristen mendasarkan jaminan bagi pengajaran untuk mengingat bagaimana
Allah telah memimpin dan mengajar umatnya disepanjang sejarah.6 Ada banyak kaum
lansia yang ingin belajar untuk bisa melayani dengan semestinya melalui ajaran gereja dan
para pengajar, supaya di dalam masa tua mereka, iman dan spiritual yang dimiliki untuk
mengenal Allah dapat dipahami dan dimengerti dengan semestinya (baik).

B. Bagaimana Teori melihat konteks Masalah


Jadi dalam ajaran Yohanes Calvin tentang para pengajar, ia menegaskan bahwa
tidak hanya anak-anak, pemuda, dan dewasa yang dapat dilayani oleh Gereja, Pendeta dan
orang yang berpendidikan lainnya. Kaum lansia perlu untuk dibina dan diajarkan oleh
Pengajar, karena dalam masa tua mereka juga perlu untuk diajarkan bagaimana cara
mendalami iman spritualitas yang ada dalam diri mereka. Oleh sebab itu, hal yang
diinginkan oleh Allah, bahwa setia manusia bukan saja terus-menerus dilayani tetapi juga
harus bisa melayani seperti halnya dengan lansia. Perlu kah PAK untuk Lansia? Kalau
Gereja terpanggil dan bertanggung jawab untuk melaksanakan Amanat Agung Yesus
Kristus, yang antara lain berbunyi: “…jadikanlah semua bangsa murid-Ku…, dan ajarlah

5
Ibid., 403
6
Iris V. Cully, Dinamika Pendidikan Kristen (Jakarta: BPK.Gunung Mulia, 2009), 95.

4
mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu…” (Mat. 28:18-20),
berarti gereja juga terpanggil dan bertanggung jawab untuk mengajar setiap orang dari
setiap golonngan umur, tidak hanya golongan tertentu saja. Bukan hanya golongan umur
balita sampai dengan dewasa saja, tetapi juga golongan umur seperti halnya lansia.7

C. Bagaimana cara menawarkan solusi yang dapat membangun.


Program kerja jemaat belum memberikan pelaksanaan dalam kegiatan untuk lansia,
namun di sini penulis akan merekomendasikan bagi gereja untuk memberikan perhatian
kepada lansia sebagai dasar sikap kepedulian gereja bagi jemaatnya terkhusus lansia.
Adapun yang telah ada dalam kitab Mat. 28:18-20, gereja terpanggil untuk mengajarkan
setiap orang tanpa terkecuali sehingga PAK yang perlu itu tidak hanya diberikan untuk
anak-anak, remaja, pemuda dan dewasa melainkan lansia juga membutuhkannya. Sehingga
ajaran-ajaran yang sudah dipaparkan itu bisa dimengerti dan berhasil dimaknai dengan
baik.8
Sejak dalam Alkitab sendiri Allah memberikan perhatian yang besar kepada lansia
dan peran lansia sendiri juga berperan banyak dalam Alkitab. Kejadian 15:15 firman Allah
kepada Abram yang menyatakan usia tua merupakan sebuah karunia yang berasal dari-Nya.
Oleh sebab itu, karunia Allah merupakan tanggungjawab untuk mempergunakannya untuk
melayani Allah hingga ia mati. Sebagai contoh yaitu dalam menjalankan masa tua dengan
tetap bersekutu dan memperkuat iman percayanya kepada Allah.

7
Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan, (Jakarta:BPK.Gunung Mulia, 2009), 216,217.
8
Samuila Kure, Mengajar Dengan Berhasil, (Bandung: Kelam Hidup, 1987) 13.

5
IV. DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Boehlke, Robert R. Sejarah Perkembangan dan Praktek Pendidikan Agama Kristen: dari
Plato sampai Ignatius Loyola. Jakarta: Gunung Mulia, 2009.

Cully, Iris V. Dinamika Pendidikan Kristen. Jakarta: BPK.Gunung Mulia, 2009.

Ismail, Andar. Ajarlah Mereka Melakukan. Jakarta:BPK.Gunung Mulia, 2009.

Kure, Samuila. Mengajar Dengan Berhasil. Bandung: Kelam Hidup, 1987

Wawancara:

Wawancara dengan Bapak Dubinata (Kepala Desa Tampa) pada 21 November 2018

Wawancara dengan Bapak Jiperson T.Talai (Jemaat GKE Tampa) pada 25 November 2018.

Wawancara dengan Pnt. Sari Sosila pada 24 November 2018.

Anda mungkin juga menyukai