Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA PASIEN

DENGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

Desterina Agmi 113063C117005


Muhammad Gadafi 113063C117021
Reina Maria Eklesia 113063C117024
Stevany Claudia 113063C117028

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN ANGKATAN XI SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN

2020/2021
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas atau biodata klien
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status perkawinan,
pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, dan diagnosa
keperawatan.
2. Alasan utama pasien masuk
Apakah Ibu masuk dengan keluhan terdapat pengeluaran air pervagina
3. Riwayat keluhan utama
Apakah Pasien masuk dengan riwayat air ketuban yang keluar sedikit demi sedikit dan
bertambah banyak hingga basah, berwarna jernih dan tidak berbau, ibu tidak merasa
mulas atau merasa nyeri, hasilpemeriksaan belum ada his/kontraksi.
4. Riwayat menstruasi
a. Menarche : Usia 13 tahun
b. Siklus : 28-30 hari
c. Lamanya : 5-7 hari
d. Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut per hari
e. Teratur/tidak teratur : teratur atau tidak
f. Sifat darah : encer atau kental
g. Dismenore : apakah pernah merasa dismenore atau tidak ada.
5. Riwayat perkawinan
Berapa kali ibu menikah misalkan 1 kali secara sah dengan Tn. S pada tahun
2009, saat Ny. R berusia 20 tahun dan Tn. S berusia 22 tahun
6. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

No Tahun Jenis Partus Jenis BBL PBL Tempat Penolong Keadaan


kelamin

1 2021 Persalinan Laki-laki 2.600 47 Puskesmas Bidan baik


Pervagina gram Cm

7. Riwayat nifas yang lalu


Apakah ibu tidak mengeluh dalam merawat bayinya dan tidak mengalami depresi
persalinan, tidak ada tanda-tanda infeksi masa nifas, seperti keluar cairan yang
berbau busuk, pengeluaran air susu ibu lancar, dan ibu menyusui anak
pertamanya secara ekslusif selama 6 bulan dan ditambah makanan pendamping asi
sejak usia 6 bulan ke atas.
8. Riwayat kehamilan sekarang
a. Hari pertama haid terakhir tanggal 10 april 2021
b. Hari tafsiran persalinan 28 desember 2021
c. Umur kehamilan 37 minggu 2 hari
d. Menurut ibu kehamilan 9 bulan
e. Apakah ibu merasakan pergerakan janinnya kuat
f. Apakah ibu memeriksakan kehamilan sebanyak 6 kali di puskesmas
Trisemester I : 2x Trisemester II : 2x Trisemester III : 2 x
g. Apakah ibu sudah mendapatkan suntikan imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
sebanyak 2 kali
TT I :
TT II :
h. Keluhan-keluhan : apakah ibu sering mendapat keluhan di setiap
trisemester seperti, mual, muntah di pagi hari, sering kencing dan nyeri
perut bagian bawah.
Trisemester I :
Trisemester II :
Trisemeter III :
i. Penyuluhan :
Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan selama kehamilan
9. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Di riwayat kesehatan dahulu apakah ibu pernah mengalami gangguan haid, pernah
abortus, atau pernah terjadinya Ketuban Pecah Dini (KPD) sebelumnya misalnya
infeksi alat genetalia, perdarahan, pre- eklampsi, riwayat kehamilan ada gameli,
multipara, persalinan ada riwayat persalinan sungsang, placenta previa, kelainan
uteris, pernah melakukan SC, servik inkopeten yang dapat terjadi akibat proses
persalinan yang lalu.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Di riwayat kesehatan sekarang sebelum inpartus apakah ibu pernah didapatkan
cairan ketuban yang keluar pervagina secara spontan kemudian tidak diikuti
dengan tanda-tanda persalinan. HPHT, pemeriksa kehamilan dimana dan
berapa kali, apa sudah mendapat imunisasi TT, keluhan yang berkaitan dengan
kehamilan, berapa kali hamil, bersalin dan abortus, apakah ibu pernah
mendapatkanpenyuluhan selama kehamilan.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Di riwayat kesehatan keluarga adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti
penyakit menurun jantung, DM, HT, TBC, penyakit kelamin, abortus, keturunan
kembar, kelainan kongenital.
d. Riwayat sosial ekonomi, psikososial dan spiritual
1) Yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam keluarga
2) Hubungan ibu dengan suami, keluarga, maupun tetangga baik.
3) Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami
4) Rajin beribadah dan berdoa untuk kelancaran persalinan.
e. Riwayat KB
Apakah ibu menggunakan KB, dan jenis KB yang digunakan.
10. Pola-pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini, dan cara
pencegahan, penanganan, dan perawatan serta kurangnya menjaga
kebersihan tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam perawatan dirinya.
b. Pola nutrisi dan metabolism
Pada klien nifas biasanya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari keinginan
untuk menyusui bayinya.
c. Pola aktifitas
Pada pasien post partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas
pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah, pada klien
nifas didapatkan keterbatasan aktifitas karena mengalami kelemahan dan nyeri.
d. Pola eliminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah kencing
selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema dari trigono, yang
menimbulkan inveksi dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena
penderita takut untuk melakukan BAB.
e. Pola istirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubahan pada pola istirahat dan tidur karena adanya
kehadiran sang bayi dan neyri epis setelah persalinan.
f. Pola hubungan dan peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan
oranglain.
g. Pola penangulangan stress
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas.
h. Pola sensori dan kognitif
Pola sensori klien merasakan nyeri pada perineum akibat luka jahitan dan nyeri
perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas primipara terjadinya
kurangnya pengetahuan merawat bayinya.
i. Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih- lebih
menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi perubahan konsep diri antara
lain dan body image dan ideal diri.
j. Pola reproduksi dan social
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi
dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan
Biasanya pada saat menjelang persalinan dan sesudah persalinan klien akan
terganggu dalam hal ibadahnya karena harus bedres total setelah partus sehingga
aktifitas klien dibantu oleh keluarganya.
11. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok, rambut hitam dan lurus
b. Wajah
Tidak pucat, tidak ada chloasma gravidarum, tidak oedema, tidak ada nyeri tekan.
c. Hidung
Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak pengeluaran secret, tidak oedema,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada polip.
d. Mulut dan gigi
Bersih, bibir merah muda dan tidak pecah-pecah, tidak ada caries, tidak ada
karang gigi, tidak ada stomatitis, gusi tidak berdarah, dan tidak ada gigi yang
tanggal
e. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan vena jugularis.
f. Mata
Simestris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera putih, kelopak
mata tidak bengkak.
g. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran serumen, tidak ada peradangan,
tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
h. Hidung
Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak pengeluaran secret, tidak oedema,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada polip
i. Payudara
payudara simetris kiri dan kanan, puting susu bersih dan menonjol, tampak
hiperpigmentasi pada areola, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, terdapat
pengeluaran kolostrum jika putting susu dipencet
j. Abdomen :
Leopold I : 3 jari dibawah processus xiphoideus (tinggi fundus uteri 32 cm)
teraba bokong.
Leopold II : punggung kiri
Leopold III : teraba keras dan bulat (kepala)
Leopold IV : seberapa besar bagian janin masuk PAP LP : 90
Cm
TBJ : 2.880 gram
Denyut jantung janin : terdengar jelas, kuat, dan teratur pada kuadran kiri bawah
perut ibu dengan frekuensi 126 kali per menit.
k. Genitalia dan anus
Tidak ada varises, nampak pengeluaran lendir dan air ketuban, tidak ada oedema,
tidak ada hemorrhoid.
1. Ekstermitas atas
Jari lengkap, pergerakan aktif, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
2. Ekstremitas bawah
Tidak ada varises, nampak pengeluaran lender dan air ketuban, tidak ada
oedema, tidak ada hemorrhoid
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya ketegangan otot rahim.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini (KPD).
3. Ansietas berhubungan dengan faktor psikologis proses menghadapi persalinan.
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan menemukansumber informasi
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa : Nyeri Akut berhubungan dengan terjadinya ketegangan otot rahim.
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional Implementasi
Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi, 1. Mengetahui kualitas nyeri 1. Mengkaji lokasi,
keperawatan selama … jam karateristik, durasi, yang di rasakan untuk karateristik, durasi,
diharapkan tingkat nyeri dapat frekuensi,kualitas, melakukan tindakan frekuensi,kualitas,
menurun intensitas dan skala nyeri selanjutnya intensitas dan skala nyeri
Dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi respons nyeri 2. Untuk mengetahui skala 2. Melihat raut wajah klien
1. Keluhan nyeri menurun non verbal nyeri pada klien untuk melihat skala nyeri
2. Meringis menurun 3. Identifikasi faktor yang 3. Mngetahui situasi yang 3. mengidentifikasi faktor
3. Gelisah menurun memperberat dan memperberat nyeri klien yang memperberat dan
4. Kesulitan tidur menurun memperingan nyeri 4. Untuk mengalikan klien memperingan nyeri
4. Berikan teknik non pada rasa nyeri 4. Memberikan kompres
farmakologis untuk 5. Agar klien dapat hangan dan posisi yang
mengurangi rasa nyeri memanajemen rasa nyeri nyaman
5. Jelaskan strategi 6. Analgesic dapat 5. Mengajarkan klien teknik
meredakan nyeri merangsang saraf nyeri nafas dalam
6. Kolaborasi pemberian 6. Berkolaborasi dengan
analgetik, jika perlu dokter untuk pemberian
analgesic jika perlu
Diagnosa : Risiko infeksi b.d ketuban pecah dini
Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional Implementasi
Risiko infeksi b.d ketuban 1. Monitor tanda dan 1. Mengetahui tindakan 1. Memonitor tanda
pecah dini gejala infeksi sistemik yang akan dilakukan dan gejala infeksi
Tujuan : dan lokal 2. Mengetahui ada nya sistemik dan lokal
Setelah dilakukan tindakan 2. Monitor hasil peningkatan pada
keperawatan selama 3 x 24 jan laboratorium (leukosit) 3. Mencegah terjadinya 2. Memonitor hasil
diharapkan tidak terjadi 3. Monitor kerentanan penyebaran infeksi laboratorium
penyebaran infeksi terhadap infeksi 4. Mengetahui nutrisi dan leukosit
Kriteria: 4. Monitor masukkan caira yang masuk 3. Memonitor
1. Klien bebas dari tanda nutrisi dan cairan yang 5. Mengurangi infeksi kerentanan
dan gejala infeksi. cukup 6. Keluarga mengetahui terhadapa infeksi
2. Mendeskripsikan proses 5. Instruksikan pasien tanda dan gejala infeksi 4. Memonitorkan
penularan penyakit, untuk minum antibiotik 7. Keluarga mengetahui masuknya nutrisi
factor yang cara mencegah
sesuai resep dan cairan yang
mempengaruhi penyebaran infeksi
6. Ajarkan pasien dan cukup
penularan serta keluarga tanda dan
penatalaksanaannya. gejala infeksi
3. Menunjukkan 7. Ajarkan cara
kemampuan untuk menghindari infeksi
mencegah timbulnya
infeksi.
4. Jumlah leukosit dalam
batas normal.
5. Menunjukkan perilaku
hidup sehat
Diagnosa : Ansietas faktor psikologis proses menghadapi persalinan.

Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional Implementasi


Setelah dilakukan tindakan Penurunan ansietas dan Penurunan ansietas dan 1. Menenangkan klien
keperawatan selama 24 jam peningkatan koping: peningkatan koping 2. Memahami keadaan klien
diharapkan status tingkat 1. Tenangkan klien 1. Membantu merilekskan 3. Memberikan informasi tentang
ansietas menurun 2. Berusaha memahami perasaan klien diagnose, prognosis, dan
Kriteria hasil: keadaan 2. Memberikan rasa nyaman Tindakan
1. Periaku gelisah menurun 3. Berikan informasi tentang kepada klien 4. Mengakaji tingkat ansietas dan
2. Pola tidur membaik diagnose, prognosis dan 3. Menambah pengetahuan reaksi fisik pada tingkat
Tindakan klien ansietas
4. Kaji tingkat ansietas dan 4. Mengetahui tingkat 5. Menemani klien utnuk
reaksi fisik pada tingkat ansietas klien mendukung keamanan dan rasa
ansietas 5. Meningkatkan pengetahuan takut
5. Intruksikan kemampuan klien untuk melakukan 6. Menginstruksikan kemampuan
klien untuk menggunakan intervensi mandiri jika klien untuk menggunakan
Teknik relaksasi ansietas terjadi Teknik relaksasi
6. Melibatkan keluarga 7. Mendukung keterlibatan
6. Dukung keterlibatan membanntu mengurangi keluarga dengan cara yang tepat
keluarga dengan cara yang ansietas
tepat
Diagnosa : Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan menemukan sumber informasi
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional Implementasi
Seteleh dilakukan tindakan NIC :
keperawatan selama 3 x 24 jam Teaching : disease Process
diharapkan pengetahuan pasien (Pengajaran : proses
membaik. penyakit) : 1. Mengetahui tingkat 1. Memberikan penilaian
1. Berikan penilaian tentang pengetahuan pasien dan tentang tingkat
Dengan Kriteria Hasil : tingkat pengetahuan keluarga pengetahuan pasien
1. Pasien dan keluarga pasien tentang proses 2. Agar keluarga tentang proses penyakit
menyatakan pemahaman penyakit yang spesifik. mengetahui jalan yang spesifik.
tentang penyakit, kondisi, 2. Jelaskan patofisiologi dari terjadinya penyakit 2. Menjelaskan patofisiologi
prognosis dan program penyakit dan bagaimana 3. Keluarga mampu dari penyakit dan
pengobatan. hal ini berhubungan mengetahui tanda gejala bagaimana hal ini
2. Pasien dan keluarga mampu dengan anatomi dan penyakitnya berhubungan dengan
melaksanakan prosedur yang fisiologi, dengan cara 4. Keluarga mampu anatomi dan fisiologi,
dijelaskan secara benar. yang tepat. mengetahui proses dengan cara yang tepat.
3. Pasien dan keluarga mampu 3. Gambarkan tanda dan penyakitnya 3. Menggambarkan tanda
menjelaskan kembali apa yang gejala yang biasa muncul 5. Keluarga mengetahui dan gejala yang biasa
dijelaskan perawat/tim pada penyakit, dengan penyebab penyakitnya muncul pada penyakit,
kesehatan lainnya. cara yang tepat. 6. Agar pasien mengetahui dengan cara yang tepat.
4. Gambarkan proses kodisinya saat ini 4. Menggambarkan proses
penyakit, dengan cara 7. Dengan mekanisme penyakit, dengan cara
yang tepat. adaftif dalam penanganan yang tepat.
5. Identifikasi kemungkinan dan terapi yang tepat agar 5. Mengidentifikasi
penyebab, dengan cara dapat mempercepat kemungkinan penyebab,
yang tepat. kesembuhan pasien dengan cara yang tepat.
6. Sediakan informasi pada 6. Menyediakan informasi
pasien tentang kondisi, pada pasien tentang
dengan cara yang tepat. kondisi, dengan cara yang
7. Diskusikan pilihan terapi tepat.
atau penanganan. 7. Mendiskusikan pilihan
terapi atau penanganan.
D. Evaluasi
1. Nyeri klien teratasi
2. Infeksi tidak terjadi
3. Klien tidak mengalami ansietas
4. Klien mengetahu informasi tentang persalinan
DAFTAR PUSTIKA

Angkat L. Y (2017) Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

Aman dan Nyaman: Ansietas di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polinia.

Sumatera Utara

Ani, Y. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Ny. D. B. dengan ketuban pecah dini (KPD) di

ruangan plamboyan . studi kasus.

Nurarif & Kusuma, (2015). Aplikasi Asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan

NANDA Nic-Noc. Yogyakarta

Lazuarti, Selvy. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Partum Dengan Ketuban Pecah

Dini Yang Di Rawat Di Rumah Sakit. KTI. Politeknik Kesehatan Kementrian

Kesehatan Jurusan Keperawatan Prodi D-III Keperawatan Samarinda

Anda mungkin juga menyukai